1
2
3
SEKAPUR SIRIH
Assamua’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kita sampaikan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala semoga kita dalam menjalankan amanah masing-masing senantiasa mendapat rahmat dan ridhonya, sholawat dan salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Solallahualaihi wassalam.
Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur memiliki Fakultas Ilmu Kesehatan dan Farmasi, Fakultas Sains Tekhnologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora serta Fakultas Pendidikan. Dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran UMKT mempunyai Laboratorium Terpadu untuk menunjang pelaksanaan tridama perguruan tinggi, yang khususnya memfasilitasi pembelajaran keahlian mahasiswa melalui praktikum, penelitian dan pengabdian masyarakat. Laboratorium terpadu Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur senantiasa mengikuti perkembangan issue terkini/up date tentang ilmu pengetahuan yang dipelajari dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran praktikum sebaik mungkin melalui upaya menyiapkan laboran, alat-alat dan bahan serta panduan praktikum sesuai dengan kebutuhan pada setiap kelompok keilmuan.
Pembelajaran praktikum membutuhkan Panduan Praktikum / modul agar praktikum dapat dilakukan dengan tepat, efektif dan efisien. Modul ini secara prinsip berisi tentang acuan baku bagi Dosen dan Mahasiswa dalam melaksanakan praktikum di laboratorium Univeristas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Dengan adanya Panduan Praktikum di Laboratorium Univeristas Muhammadiyah Kalimantan Timur ini diharapkan mahasiswa dapat melakukan kegiatan praktikum dengan baik dan benar.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Panduan Praktikum / modul di Laboratorium Univeristas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kepala Laboratorium UMKT
Rini Ernawati .,S.Pd M.Kes NIDN. 1102096902
4
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat diselesaikan Buku Modul Keperawatan Jiwa ini. Penyusunan dilakukan oleh Program Studi Diploma III Keperawatan khususnya departemen keperawatan jiwa guna menunjang kualitas pembelajaran agar terarah dan lebih mudah dipahami mahasiswa yang meningkatkan kemampuan self directed learining.
Adanya modul keperawatan jiwa ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang komunikatif, disiplin, kerjasama, memiliki empati, percaya diri dan kreatifitas dengan menerapkan pembelajaran berpusat pada mahasiswa dalam rangka mengimplementasikan kurikulum berbasis KKNI.
Modul Keperawatan jiwa ini disusun untuk membantu mahasiswa mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam keperawatan jiwa yang beriisikan tentang tinjauan materi kasus, rencana tindakan dan format poengkajian.
Akhir kata, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penyempurnaan modul ini.
Wassalamu`alaikum, wr. Wb.
Samarinda, Mei 2019
5
6
DAFTAR ISI
Halaman
COVER MODUL 1
SEKAPUR SIRIH 3
KATA PENGANTAR 4
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI 5
DAFTAR ISI 6
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER 7
TATA TERTIB PRAKTIKUM LABORATORIUM 26
ALUR PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIK LABORATORIUM 28 RINCIAN PELAKSANAAN PRAKTIK LABORATORIUM 29 Topik 1 Aplikasi asuhan keperawatan pasien gangguan Citra Tubuh 30 Topik 2 Aplikasi asuhan keperawatan pasien harga diri rendah 36 Topik 3 Aplikasi asuhan keperawatan pasien Halusinasi 44 Topik 4 Aplikasi asuahan keperawatan pasien Resiko Perilaku Kekerasan 56 Topik 5 Aplikasi asuhan keperawatan pasien Isolasi Sosial 68 Topik 6 Aplikasi asuhan keperawatan pasien DPD 75 Topik 7 Aplikasi asuhan keperawatan pasien Penyalahgunaan zat 82 Topik 8 Aplikasi asuhan keperawatan pasien ansietas 91
Topik 9 Konsep dan Pembuatan Laporan TAK 98
Topik 10 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Pasien Harga Diri Rendah Kronik +TAK
98 Topik 11 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Pada Pasien Halusinasi + TAK
104 Topik 12 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Pada Pasien RPK + TAK
114 Topik 13 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Pada Pasien Isolasi Soisal + TAK
124 Topik 14 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)
Pada Pasien DPD + TAK
130 DAFTAR PUSTAKA
7
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMSETER (RPS) MK KEPERAWATAN JIWA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI JURUSAN / PRODI DIII KEPERAWATAN
RENCANA PEMBELAJARAN
MATAKULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Tgl Penyusunan
Keperawatan Jiwa WAT 2110 Mata Kuliah Inti 3 (2T, 1P) 3 13/02/1018
Otorisasi Pengembang RPS Koordinator RPS Ka PRODI
Ns. Arief Budiman, M.Kep Ns. Arief Budiman, M.Kep Ns. Ramdhany Ismahmudi, S.Kep., MPH Capaian Pembelajaran (CP) CPL PRODI
Capaian Pembelajaran Program Studi Diploma III Keperawatan yang terkait mata kuliah:
A. CP-ST (Capaian Pembelajaran Sikap dan Tata Nilai)
S1 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religious S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika
S3 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
S12 Mampu malaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia
B. CP-KU (Capaian Pembelajaran Keterampilan Umum)
KU1 Menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas dengan menganalisis data serta metode yang sesuai dan dipilih dari beragam metode yang sudah maupun belum baku dan dengan menganalisi data KU2 Menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur
8 KU3 Memecahkan masalah pekerjaan dengan sifat dan konteks yang sesuai dengan bidang keahlian
terapannya, didasarkan pada pemikiran logis dan inovatif, dilaksanakan dan bertanggung jawab atas hasilnya secara mandiri
C. CP-KK (Capaian Pembelajaran Keterampilan Khusus)
KK1 Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu,keluarga, dan kelompok baik sehat maupun sakit dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural dan spiritual yang menjamin keselamatan klien sesuai standar asuhan keperawatan
KK5 Mampu mengumpulkan data, menganalisa dan merumuskan maslah, merencanakan mendokumentasikan, dan menyajikan informasi asuhan keperawatan
KK6 Mampu melakukan komuniksi terapeutik dengan klien D. CP-PP (Capaian Pembelajaran Penguasaaan Pengetahuan)
PP4 Menguasai konsep dasar psikologi dan perilaku manusia
PP5 Menguasai konsep dasar antropologi kesehatan dan transkultural dalam keperawatan PP7 Menguasi konsep dan prinsip “Patient Safety”
PP12 Menguasai konsep, prinsip dan teknik komunikasi terapeutik CP MK
1. Mampu memberikan askep kepada individu, keluarga, dan kelompok baik sehat, sakit dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosialkultural, dan spiritual yang menjamin keselamatan klien (patient safety), sesuai standar askep dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah tersedia
2. Mampu memilih dan mengunakan peralatan dalam memberikan askep sesuai dengan standar askep 3. Mampu mengumpulkan data, menyusun,mendokumentasikan dan menyajikan informasi Askep
Deskripsi Singkat MK Mata kuliah ini membahas tentang konsep, teknik dan asuhan keperawatan jiwa pada klien sebagai individu dan keluarga.
Pokok Bahasan / Bahan Kajian 1. Perspektif keperawatan jiwa 2. Trend dan isu keperawatan jiwa
3. Konsep dasar kesehatan/ keperawatan jiwa 4. Model konseptual keperawatan jiwa
5. Konsep penatalaksanaan terapi modalitas keperawatan jiwa
9 6. Penggolongan gangguan jiwa (PedomanPenggolongan Diagnosis GangguanJiwa/ PPDGJ dan
Diagnostik and statistic manual disoders IV/ DSM IV) 7. Aplikasi Asuhan Keperawatan pasien dengan :
a. Kecemasan
b. Kehilangan dan berduka c. Gangguan konsep diri d. HDR (Hargadiri rendah) e. Isolasi sosial
f. Halusinasi
g. ResikoPerilaku kekerasan h. Defisit perawatan diri i. Regimen terapetik
8. Tindakan Terapi modalitas (TAK dan psikofarmaka) 9. Evaluasi asuhan keperawatan pada gangguan jiwa
Pustaka Utama
Daftar Pustaka
1. Berry, Patricia D (1996)Psyshosocial Nursing Care of Physically lllPatiens and their familles 3 Ed, Philadelphia, Lippincot Raven
2. Carpenito, Linda Juali (1995 0, BukuSakuDiagnosaKeperawatan (ed. Indonesia). Jakarta EGC 3. Kelliat B.A, dkk (1998), KeperawatanKesehatanJiwa, Jakarta EGC
4. Kelliat B.A, (1997) Gangguankoping, Citra tubuhdanseksualpadaklienkanker (ed. Indonesia), Jakarta EGC
5. Mc. Ferland, G. Thomasa M.D. (1991) Psychiatric Mental Health : Nursing Aplication Of Nursing Process, philadelphia, JB Lippincot
6. Rawlins, R.P. Williams. S.R. Beck, C.K (1993), Mental Health psychiatric Nursing; a holistic life cycle approach, 3 ed., St. Louis, Mosby Year Book
7. Stuard G. W. Dan U sundeen (1991), Principles and Practice of Psychiatric Nursing, St. Louis Mosby Year Book.
8. Fotinash, C.M., &Holloday, P.A. (1991). Psychiatric Nursing Care Plan. St. Lolus : Mosby Year Book 9. Keliat, BA.,dkk. (2000), Proses KeperawatanpadaKeperawatanJiwa. Jakarta : EGC
10. Keliat, BA. &Akemat, (2004), TerapiAktifitasKelompok. Jakarta : EGC
11. Maramis WF., (1991). CatatanIlmuKedokteranJiwa, Surabaya :Airlangga University Press.
12. Pasquali, E.A., & Arnold, H.N., & De Basio, N. (1998). Mental HelathNursing : A Holistic Approach.
10 St. : Louis : The C.V Mosby Company
13. Rawlin, R.P., &Heacock, P.E., (1993). Clinical Manual Of Psychiatric Nursing. St. Louis : Mosby Year Book.
14. Stuart, G.W. &Sundeen, S.J., (1995). BukuSakuKeperawatanJiwa. (Edisi Indonesia) Jakarta :EGC 15. Stuart, G.W, &Laraia, M.T., (1998). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. St. Louis :
Mosby Year Book
16. Towsend, M.C. (1995). BukuSaku :DiagnosaKeperawatanPsikiatri :
PedomanuntukPembuatanRencanaKeperawatan. (Edisi Indonesia). Jakarta : EGC 17. Kaplan &Sadock, (1997), SinopsisPsikiatri, Jakarta : BinarupaAksara
18. Deborah AntalOtong, (1995), Pshyciatricnursing ; Biological &behaviour concept, WB. Saunders Company.
19. Fortinash& Warrant, (1995), Psychiatric Nursing Care Plan, Mosby Pendukung
-
Media Pembelajaran Perangkat lunak : Perangkat keras :
1. Pschology 2. Youtube 3. VCD Player
1. Komputer 2. LCD 3. WhiteBoard Team Teaching Ns. Ramdahany Ismahmudi, S.Kep., M.Kep
Penilaian a. Ujian tengah semester( 20%) b. Ujian akhir semester (30%) c. Diskusi dan Presentasi (20%) d. Aktivitas dan kedisplinan (10%) e. Tugas (20%)
Rentang Penilaian A : ≥ 80 AB : 75-79 B : 70-74 BC : 65-69 C : 60-64 D : 50-59 E : < 50
11
Mata kuliah syarat -
Mg Ke- (1)
Sub-CP-MK (2)
Indikator &
Pengalaman Belajar (3)
Kriteria &
Bentuk Penilaian
(4)
Metode Pembelajaran
[ Estimasi Waktu]
(5)
Materi Pembelajaran
[Pustaka]
(6)
Bobot Penilaian (%) (7)
Mahasiswa mampu menjelaskan latar belakang perlunya pendidikan serta mengerti garis besar dan dan ruang lingkup perkuliahan .
Indikator:
1. Interaksi akrab dosen dengan mahasiswa 2. Motivasi
mahasiswa untuk belajar mandiri 3. Mahasiswa
dapat Mengikuti perkuliahan sesuai jadwal perkuliahan Pengalaman
Belajar: Diskusi &
Tanya Jawab
Kriteria:
- Test:
-
Non Test:
-
Kuliah& Diskusi (TM: 2x 50”)
1. Kontrak Perkuliahan 2. Visi Misi UMKT dan
Prodi Diploma III Keperawatan
3. RPS Keperawatan Jiwa
-
12 1 Perspektif
keperawatan jiwa
a. Falsafah
Keperawatan Jiwa b. Model- Model
Keperawatan jiwa
- Model Psikoanalisa - Model Interpersonal - Model eksistensial - Model komunikasi - Model teori
keperawatan
Kriteria:
- Test:
-
Non Test:
-
Kuliah &
Diskusi (TM: 2x 50”)
a. Falsafah Keperawatan Jiwa b. Model- Model
Keperawatan jiwa - Model Psikoanalisa - Model Interpersonal - Model eksistensial - Model komunikasi - Model teori keperawatan Buku [1]. [2]
5%
2 Memahami trend dan isu
keperawatan jiwa
a. Menjelaskan ruang lingkup keperawatan jiwa
- Pencegahan primer - Pencegahan sekunder - Pencegahan tersier b. Menjelaskan trend dan
isu keperawatan jiwa c. Menjelaskan Trend
dan isu
- Penggunaan narkoba - Pemasungan
pada penderita gangguan jiwa
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
-
Kuliah &
Diskusi (TM: 1 x 100 menit”)
a. Ruang lingkup keperawatan jiwa - Pencegahan primer - Pencegahan sekunder - Pencegahan tersier b. Trend dan isu
keperawatan jiwa c. Definisi Trend dan isu
- Penggunaan narkoba - Pemasungan pada
penderita gangguan jiwa Buku [4]. [7]
5%
13 3 Mejelaskan konsep
dasar kesehatan /keperawatan jiwa
a. Menyebutkan
pengertian kesehatan jiwa
b. Menyebutkan kriteria sehat mental menurut Yahoda
c. Menjelaskan rentang sehat jiwa d. Menyebutkan
pengertian Keperawatan Kesehatan jiwa e. Menjelaskan
prinsip
keperawatan jiwa f. Menjelaskan
prinsip- prinsip keperawatan kesehatan jiwa g. Menjelaskan
Perkembangan keperawatan kesehatan jiwa
h. Menjelaskan konseptual
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
-
Kuliah &
Diskusi (TM: 1 x 100 menit”)
a. Pengertian kesehatan jiwa b. Kriteria sehat mental
menurut Yahoda c. Rentang sehat jiwa d. Pengertian
Keperawatan Kesehatan jiwa
e. Prinsip keperawatan jiwa f. Prinsip-prinsip
keperawatan kesehatan jiwa
g. Perkembangan
keperawatan kesehatan jiwa
h. Konseptual model keperawatan kesehatan jiwa
- Psikonalasis - Sosial - Eksistensial - terapi suportif
5%
model keperawatan kesehatan jiwa - Psikonalasis - Sosial - Eksistensial - terapi suportif
14 4 Menjelaskan model
konseptual keperawatan jiwa
a. Menjelaskan pengertian konseptual model - Psikonalasis - Sosial - Eksistensial - terapi suportif b. Menjelaskan cara
peningkatan dan pencegahan penyakit kesehatan jiwa c. Menjelaskan cara
prevensi primer, sekunder dan tersier
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan - Nilai
Kelompok
Kooperatif Learning Tipe STAD
(TM: 1 x 100 menit”)
a. Pengertian konseptual model - Psikonalasis
- Sosial - Eksistensial - terapi suportif b. Peningkatan dan
pencegahan penyakit kesehatan jiwa
c. Prevensi primer, sekunder dan tersier
5%
5 Memahami
penggolongan gangguan jiwa (pedoman penggolongan Diagnosis
Gangguan Jiwa / PPDGJ dan Diagnostik and statistic manual of mental disorders IV /DSM IV)
a. Menyebutkan pengertian PPDGJ b. Menyebutkan macam
penggolongan gangguan jiwa c. Menjelaskan
gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat d. Menjelaskan delirium e. Menjelaskan
gangguan mental organik dan simtomatik f. Menjelaskan
skizofrenia, Gangguan skizotipal dan waham g. Menjelaskan gangguan
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
-
Kuliah &
Diskusi (TM: 1 x 100 menit”)
a. Pengertian PPDGJ b. Macam
penggolongan gangguan jiwa
c. Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan zat d. Delirium
e. Gangguan mental organik dan simtomatik
f. Skizofrenia, Gangguan skizotipal dan waham
g. Gangguan afektif h. Gangguan neurotik,
somatoform dan
5%
15 Afektif
h. Menjelaskan gangguan neurotik, somatoform dan stress
i. Menjelaskan sindrom Perilaku j. Menjelaskan
gangguan kepribadian dan perilaku
k. Menjelaskan retardasi mental
stress
i. Sindrom Perilaku
j. Gangguan kepribadian dan perilaku
k. Retardasi mental
6 Memahami konsep pentalaksanaan terapi modalitas keperawatan jiwa
a. Menjelasksn pentingnya terapi modalitas gangguan jiwa
b. Menjelaskan
pelaksanaan health assessment
keperawatan jiwa c. Menjelaskan
pengertian terapi modalitas pada keperawatan jiwa d. Menjelaskan
prinsip pelaksanaan terapi modalitas e. Menjelaskan tiap
jenis Terapi modalitas
- Terapi individual - Terapi lingkungan - Terapi biologi - Terapi kognitif -Terapi Keluarga - Terapi Kelompok
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktif an - Nilai
Kelomp ok
Kooperatif Learning Tipe Jigsaw/ STAD (TM: 1 x 100 menit”)
a. Pentingnya terapi modalitas gangguan jiwa
b. Pelaksanaan health assessment keperawatan jiwa
c. Pengertian terapi modalitas pada keperawatan jiwa d. Prinsip pelaksanaan
terapi modalitas e. Jenis Terapi modalitas
- Terapi individual - Terapi lingkungan - Terapi biologi - Terapi kognitif -Terapi Keluarga - Terapi Kelompok - Terapi prilaku - Terapi bermain
15%
16 - Terapi prilaku
- Terapi bermain 7 Menjelaskan aplikasi
asuahan keperawatan pasien gangguan
a. Kecemasan - Menjelaskan
pengertian
Kriteria:
Test:
Kuliah, Diskusi dan Presentasi
a. Kecemasan
- PengertianKecemasan - Perbedaan kecemasan dan
5%
17 kecemasan ,
kehilangan dan berduka
Kecemasan - Menjelaskan
Perbedaan kecemasan dan rasa takut - Menjelaskan
Pendekatan teori
kecemasan - Menyebutkan
jenis- jenis kecemasan - Menjelaskan
klasifikasi tingkat kecemasan - Menjelaskan efek
fisiologis kecemasan - Menjelaskan
respon Perilaku - Menjelaskan cara
mengatasi kecemasan
- Menjelaskan Askep pasien dengan gangguan kecemasan b. Berduka dan kehilangan
- Menjelaskan pengertian berduka dan kehilangan - Menyebutkan
bentuk- bentuk kehilangan - Menjelaskan
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktif an - Nilai
Kelomp ok
(TM: 1 x 100
menit”) rasa takut
- Pendekatan teori kecemasan
- Jenis-jenis kecemasan - Klasifikasi
tingkat kecemasan
- Efek fisiologis kecemasan - Respon Perilaku
- Cara mengatasi kecemasan
- Askep pasien dengan gangguan kecemasan b. Berduka dan kehilangan
- Pengertian berduka dan kehilangan
- Bentuk-bentuk kehilangan - Sifat Kehilangan
- Tipe Kehilangan - Kategori kehilangan - Proses kehilangan - Fase kehilangan
menurut Engel - Fase kehilangan
menurut Kubler Ross - Fase berduka menurut
Rando - Faktor yang
mempengaruhi respon kehilangan
18 sifat Kehilangan
- Menjelaskan tipe Kehilangan - Menjelaskan
kategori kehilangan - Menjelaskan
proses kehilangan
Menjelaskan fase kehilangan menurut Engel
- Menjelaskan fase kehilangan menurut Kubler Ross
- Menjelaskan fase berduka menurut Rando
- Menjelaskan faktor - yang
mempengaruhi respon
kehilangan
19 8 Menjelaskan aplikasi
asuhan keperawatan pasien gangguan konsep diri
Gangguan konsep diri - a. Menjelaskan - pengertian
gangguan - konsep diri
- b. Menjelaskan rentang - respon konsep diri - c. Menyebutkan
- komponen konsep diri - d. Menjelaskan Askep - pada pasien
gangguan - konsep diri
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan - Nilai
Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
Gangguan konsep diri - Pengertian
gangguan konsep diri
- Rentang respon konsep diri - Komponen konsep diri - Askep pada pasien gangguan konsep diri
15%
9 Menjelaskan aplikasi asuhan keperawatan harga diri rendah Kronik
HDR (Harga dirirendah) a. Menjelaskan
pengertian HDR b. Menyebutkan etiologi HDR c. Menjelaskan proses terjadinya HDR
d. Menyebutkan tanda dan gejala HDR e. Menyebutkan
komplikasi
f. Menjelaskan Askep pada pasien HDR
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan - Nilai
Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
HDR (Harga diri rendah) - Pengertian HDR - Etiologi HDR
- Proses terjadinya HDR - Tanda dan gejala HDR - Komplikasi
- Askep pada pasien HDR
15%
20 10 Menjelaskan aplikasi
asuhan keperawatan pasien Halusinasi
Halusianasi a. Menjelaskan
penmgertian halusinasi
b. Menyebutkan jenis Halusinasi
c. Menjelaskan faktor predisposisi dan presipitasi
d. Menjelaskan stadium Halusinasi
e. Menjelaskan Tanda dan Gejala Halusinasi f. Menjelaskan Komplikasi
Halusinasi
g. Askep Pada Pasien Halusinasi
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan - Nilai
Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
Halusianasi
a. Penmgertian halusinasi b. -Jenis Halusinasi c. -Faktor predisposisi
dan presipitasi d. Stadium Halusinasi
e. Tanda dan gejala halusinasi f. Komplikasi Halusinasi g. Askep pada pasien
halusinasi
15%
11 Menjelaskan aplikasi asuahan
keperawatan pasien Resik perilaku kekerasan
Resiko Perilaku kekerasan a. Menjelaskan
pengertian RPK b. Menyebutkan tanda
dan gejala PK c. Menjelaskan rentang
respon marah d. Menjelaskan faktor
predisposisi dan presipitasi e. Menjelaskan
mekanisme koping f. Menjelaskan Askep
pada pasien PK
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan - Nilai
Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
Resiko Perilaku kekerasan a. Pengertian RPK
b. Tanda dan gejala PK c. Rentang respon marah d. Faktor predisposisi dan
presipitasi
e. Mekanisme koping f. Askep pada pasien PK
15%
21 12 Menjelaskan aplikasi
asuhan keperawatan pasien Isolasi Sosial
Isolasi social
a. Menjelaskan definisi Isos
b. Menjelaskan rentang respon sosial
c. Menyebutkan tanda dan gejala isos d. Menjelaskan faktor
predisposisi dan presipitasi e. Menjelaskan
komplikasi f. Menyebutkan
mekanisme koping g. Menyebutkan
penatalaksanaan h. Menjelaskan Askep
pada pasien Isos
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan - Nilai
Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
Isolasi social a. Definisi Isos
b. Rentang respon sosial c. Tanda dan gejala isos d. Faktor predisposisi
dan presipitasi e. Komplikasi
f. Mekanisme koping g. Penatalaksanaan h. Askep pada pasien Isos
13 Menjelaskan aplikasi asuahan
keperawatan pasien Defisit Perawatan diri
Defisit perawatan diri a. Menjelaskan
pengertian DPD b. Menyebutkan jenis
perawatan diri c. Menyebutkan
etiologi
d. Menjelaskan faktor predisposisi dan b. Presipitasi
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan - Nilai
Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
Defisit perawatan diri a. Pengertian DPD b. Jenis perawatan diri c. Etiologi
d. Faktor predisposisi dan presipitasi
e. Tanda dan gejala
f. Askep pada pasien DPD
15%
22 14 Menjelaskan aplikasi
asuahan
keperawatan pasien Waham
Defisit perawatan diri a. Menjelaskan
pengertian Waham b. Menyebutkan jenis
waham c. Menyebutkan
etiologi waham d. Menjelaskan faktor
predisposisi dan Presipitasi dari waham
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan Nilai Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
Waham
a. Pengertian DPD b. Jenis perawatan diri c. Etiologi
d. Faktor predisposisi dan presipitasi
e. Tanda dan gejala f. Askep pada pasien DPD
15 Menjelaskan aplikasi asuahan
keperawatan pasien Resiko Bunuh Diri
Defisit perawatan diri a. Menjelaskan
pengertian RBD b. Menyebutkan jenis
RBD
c. Menyebutkan etiologi RBD d. Menjelaskan faktor
predisposisi dan Presipitasi dari RBD
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan Nilai Kelompok
Simulasi, Case Study (TM: 3 x 50 menit”)
Waham
a. Pengertian RBD b. Tingkatan RBD c. Etiologi RBD
d. Faktor predisposisi dan presipitasi
e. Tanda dan gejala f. Askep pada pasien RBD
16 Mengaplikasikan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(SPTK) Pada Pasien Harga Diri Rendah Kronik
SPTK HDR Kronik Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan Nilai Kelompok
Simulasi, Demonstrasi (TM: 3 x 50 menit”)
SPTK HDR Kronik
23 17 Mengaplikasikan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(SPTK) Pada Pasien Halusinasi
SPTK Halusinasi Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan Nilai Kelompok
Simulasi, Demonstrasi (TM: 3 x 50 menit”)
SPTK Halusinasi
18 Mengaplikasikan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(SPTK) Pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan
SPTK RPK Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan Nilai Kelompok
Simulasi, Demonstrasi (TM: 3 x 50 menit”)
SPTK RPK
19 Mengaplikasikan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(SPTK) Pada Pasien Isolasi Sosial
SPTK Isolasi Sosial Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan Nilai Kelompok
Simulasi, Demonstrasi (TM: 3 x 50 menit”)
SPTK Isolasi Sosial
24 20 Mengaplikasikan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
(SPTK) Pada Pasien DPD
SPTK DPD Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
- Nilai Keaktifan Nilai Kelompok
Simulasi, Demonstrasi (TM: 3 x 50 menit”)
SPTK DPD
21 Memahami aplikasi asuhan
keperawatan pasien
Regimen terapetik pada pasien gangguan jiwa a. Menjelaskan definisi
regimen terapeutik b. Menyebutkan etiologi
regimen terapeutik c. Menyebutkan jenis-jenis
regimen terapeutik d. Menjelaskan
rentang respon regimen terapeutik e. Menjelaskan
proses terjadinya regimen
terapeutik
f. Menyebutkan tanda dan gejala regimen terapeutik
g. Menyebutkan akibat regimen terapeutik h. Menjelaskan
mekanisme koping regimen terapeutik i. Menjelaskan
Kriteria:
Test:
- MCQ Non Test:
-
Kuliah dan Diskusi (TM: 1 x 100 menit”)
Regimen terapetik pada pasien gangguan jiwa
a. Definisi regimen terapeutik b. Etiologi regimen terapeutik c. Jenis-jenis
regimen terapeutik d. Rentang respon
regimen terapeutik e. Proses terjadinya
regimen terapeutik f. Tanda dan gejala
regimen terapeutik g. akibat regimen terapeutik h. mekanisme koping
regimen terapeutik i. Penatalaksanaan
regimen terapeutik j. Askep pada pasien
regimen terapeutik
10%
25 Penatalaksanaan
regimen terapeutik j. Menjelaskan Askep
pada pasien regimen Terapeutik
UAS
26
TATA TERTIB
PRAKTIKUM LABORATORIUM
A. KEWAJIBAN
1. Mahasiswa wajib mengontrak laboratorium dan mengisi silarium untuk peminjaman alat yang akan digunakan ketika praktikum
2. Mengisi Silarium dilakukan maksimal 3 hari sebelum kegiatan praktikum dimulai
3. Setiap mahasiswa yang akan praktik harus memasuki laboratorium 15 menit sebelum praktik.
4. Mahasiswa selama praktik harus menggunakan APD sesuai dengan per- Laboratorium yang berlaku.
5. Mahasiswa wajib mengisi absensi ( daftar hadir )
6. Mahasiswa memperhatikan materi simulasi / praktek yang diberikan oleh dosen pembimbing
7. Mahasiswa wajib mengisi log book pada saat sebelum dan sesudah menggunakan alat ketika praktikum
8. Menjaga keamanan, kebersihan dan ketenangan selama dan sesudah praktik di laboratorium
9. Wajib membersihkan dan merapikan alat kembali saat selesai praktikum.
B. HAK
1. Mahasiswa melakukan praktik laboratorium sesuai jadwal yang ditentukan
2. Jika diluar jadwal mahasiswa harus melapor kepada petugas laboratorium 1 hari sebelum praktik dan mengisi peminjaman lab serta alat.
3. Mahasiswa berhak mendapatkan materi dari dosen pembimbing
4. Mahasiswa berhak meminjam dan memakai alat laboratorium untuk kepentingan praktek belajar lapangan / magang sesuai ketentuan yang ada.
C. LARANGAN
1. Menggunakan sepatu didalam ruangan laboratorium
2. Makan, minum dan merokok selama kegiatan praktikum berlangsung 3. Duduk / berbaring di laboratorium
4. Membuat keributan dan membuang sampah sembarangan 5. Melanggar tata tertib laboratorium yang ada
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id TATA TERTIB PRAKTIK LABORATORIUM
27 6. Menggunakan Handphone saat praktik berlangsung
D. SANKSI
1. Mahasiswa/i yang melanggar kewajiban dan larangan diatas berhak dikeluarkan dari laboratorium oleh dosen pembimbing
2. Apabila alat yang digunakan /dipinjam rusak, pecah, hilang maka mahasiswa/i yang bersangkutan harus mengganti dengan jenis alat dan jumlah yang sama sesuai batas waktu yang ditentukan
3. Keterlambatan dalam pengembalian alat yang dipinjam akan kena denda SBB:
Instrument alat Rp.10.000/ alat/hari Baju/tenun Rp.5000/baju/tenun/hari
28
ALUR PROSEDUR
PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR Jl. Ir. H. Juanda No.15 Samarinda, Kampus 1 UMKT
Telp. (0541) 748511, Kode Wilayah 75124 Website : www.umkt.ac.id
Kode :
LU/PM/LAB.01 PROSEDUR
PENCAPAIAN STANDAR PENGGUNAAN LABORATORIUM
Revisi : 00 Tgl Berlaku:
26 Desember 2017
Halaman :
29
RINCIAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM LABORATORIUM
Topik Pertemuan Ke
Topik Praktikum Tempat
Pelaksanaan 1 8 Aplikasi asuhan keperawatan pasien
gangguan Citra Tubuh
Lab. Keperawatan Jiwa
2 9 Aplikasi asuhan keperawatan pasien harga diri rendah
Lab. Keperawatan Jiwa
3 10 Aplikasi asuhan keperawatan pasien Halusinasi
Lab. Keperawatan Jiwa
4 11 Aplikasi asuahan keperawatan pasien Resiko Perilaku Kekerasan
Lab. Keperawatan Jiwa
5 12 Aplikasi asuhan keperawatan pasien Isolasi Sosial
Lab. Keperawatan Jiwa
6 13 Aplikasi asuhan keperawatan pasien DPD Lab. Keperawatan Jiwa
7 14 Aplikasi asuhan keperawatan pasien Penyalahgunaan zat
Lab. Keperawatan Jiwa
8 15 Aplikasi asuhan keperawatan pasien ansietas
Lab. Keperawatan Jiwa
9 16 Konsep dan Pembuatan Laporan TAK Lab. Keperawatan Jiwa
10 17 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Pasien Harga Diri Rendah Kronik +TAK
Lab. Keperawatan Jiwa
11 18 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Pasien Halusinasi + TAK
Lab. Keperawatan Jiwa
12 19 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Pasien RPK + TAK
Lab. Keperawatan Jiwa
13 20 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Pasien Isolasi Soisal + TAK
Lab. Keperawatan Jiwa
14 21 Aplikasi Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Pada Pasien DPD + TAK
Lab. Keperawatan Jiwa
30
Topik 1 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Citra Tubuh
Pada pasien yang sedang sakit, sedang dirawat baik dalam jangka waktu yang singkat maupun dalam waktu yang lama atau pasien mengalami kehilangan ukuran, fungsi, penampilan dari anggota tubuh pada sebahagian orang dapat mengakibatkan perasaan malu dan tidak berharga yang pada akhirnya akan mempengaruhi hubungan dengan orang lain. Pada kondisi demikian, intervensi keperawatan harus segera dilakukan apabila tidak, pasien akan mengalami harga diri rendah situasional maupun kronik. Selanjutnya tentu Anda berfikir intervensi apa yang harus saya lakukan agar pasien dapat menerima kondisinya saat ini dan tidak menjadi pasien dengan harga diri rendah. Untuk menjawab pertanyaan Anda pelajarilah kegiatan Topik 1 ini dengan sebaik-baiknya. Karena dengan mempelajari bab ini Anda akan mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan mgangguan citra tubuh.
A. DEFINISI
Banyak ahli mendefinisikan mengenai citra tubuh diantaranya menurutStuart &Laraia (2005) bahwa citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk dalam hal ini adalah persepsi tentang masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi diri.Citra tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri dimana konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Pendapat lain mengenai cita tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar termasuk persepsi dan perasaan tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
Sedangkan Keliat. BA (1999), mendefinisikan citra tubuh sebagai sikap, persepi, keyakinan, pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek yang kontak secara terus menerus (anting, make-up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) baik masa lalu maupun sekarang. Anda telah mempelajari berbagai definisi dari para ahli mengenai citra tubuh. Nah sekarang coba Anda Jelaskan kembali pengertian dari citra tubuh dengan menggunakan bahasa Anda sendiri.
B. MANIFESTASI KLINIS CITRA TUBUH
Pasien dengan gangguan citra tubuh dapat diketahui bila menunjukkan tAnda dan gejala sebagai berikut:
a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah b. Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi c. Menolak penjelasan perubahan tubuh
31 d. Persepsi negatif pada tubuh
e. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang f. Mengungkapkan keputusasaan
g. Mengungkapkan ketakutan
C. PENGKAJIAN
Untuk mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra tubuh, langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengkajian. Apa yang harus Anda ketahui dan lakukan pada saat melakukan pengkajian pada pasien dengan gangguan citra tubuh?. Pengkajian pada pasien gangguan citra tubuh dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Berikut ini adalah observasi pada saat pengkajian yang harus Anda lakukan.
1. Tanda dan Gejala:
Data obyektif yang dapat diobservasi:
a. Perubahan dan hilangnya anggota tubuh, baik struktur, bentuk dan fungsi b. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu
c. Menolak melihat bagian tubuh
d. Menolak menyentuh bagian tubuh e. Aktifitas social menurun Data Subyektif :
Data subyektif didapat dari hasil wawancara,pasien dengan gangguan citra tubuh biasanya mengungkapkan
a. Penolakkan terhadap :
1) Perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi
2) Anggota tubuhnya yang tidak berfungsi
3) Interaksi dengan orang lain b. Perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan
c. Keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu d. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi e. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setelah melakukan pengkajian adalah melakukan pengelompokkan data dan melakukan analisa data. Tabel 4.1 dibawah ini merupakan contoh analisa data
32 D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah Anda melakukan analisa data dan merumuskan masalah langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnose keperawatan yaitu Gangguan Citra Tubuh Setelah menetapkan diagnose keperawatan apa langkah selanjutnya? Membuat pohon masalah. Gambar dibawah ini merupakan contoh pohon masalah pada gangguan citra tubuh. Diskusikanlah dengan teman Anda cara membuat pohon masalah pada kasus gangguan citra tubuh
33 E. TINDAKAN KEPERAWATAN
Apa langkah selanjutnya setelah membuat pohon masalah dan menetapkan masalah utama pada kasus gangguan citra tubuh? Langkah selanjutnya setelah Anda menegakkan diagnose keperawatan adalah melakukan tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan untuk pasien dengan gangguan citra tubuh bertujuan agar pasien mampu
1. Mengidentifikasi citra tubuhnya
2. Meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya 3. Mengidentifikasi aspek positif diri
4. Mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh 5. Melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh 6. Berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu
Agar tujuan pemberian asuhan keperawatan pasien gangguan citra tubuh berhasil, maka tindakan keperawatan yang dilakukan adalah
1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini., perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini
2. Motivasi Pasien untuk melihat/meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap
3. Diskusikan aspek positif diri
4. Bantu Pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu (misalnya menggunakan anus buatan dari hasil kolostomi)
5. Ajarkan Pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara:
a. Motivasi Pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukkan tubuh yang ideal
b. Gunakan protese, wig (rambut palsu),kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin,gunakan pakaian yang baru.
c. Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap.
d. Bantu pasien menyentuh bagian tersebut.
6. Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara:
a. Susun jadual kegiatan sehari-hari
b. Motivasi untuk melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam aktivitas keluarga dan social
c. Motivasi untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti atau mempunyai peran penting baginya
d. Berikan pujian terhadap keberhasilan Pasien melakukan interaksi 1. Tindakan terhadap keluarga
Tujuan umum :Kluarga dapat membantu dalam meningkatkan kepercayaan diri klien
34 Tujuan khusus :
a. Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh
b. Keluarga dapat mengenal masalah gangguancitra tubuhcitra tubuh.
c. Keluarga mengetahui cara mengatasi.masalah gangguan citra tubuh d. Keluarga mampu merawat pasien gangguancitra tubuhcitra tubuh.
e. Keluarga mampu mengevaluasi kemampuanpasien dan memberikan pujian ataskeberhasilannya..
2. Tindakan Keperawatan
a. Jelaskan dengan keluarga tentanggangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien.
b. Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi gangguan citra tubuh.
c. Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien.
d. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien dirumah.
e. Menfasilitasi interaksi dirumah.
f. Melaksanakan kegiatan dirumah dan sosial.
g. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien.
F. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah melakukan tindakan keperawatan. Langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi keperawatan. Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra tubuh tampak dari kemampuan pasien untuk a. Mengungkapkan persepsi tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini. b. Mengungkapkan perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini c. Meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap d. Mendiskusikan aspek positif diri e. Pasien meminta untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu (misalnya menggunakan anus buatan dari hasil kolostomi)
G. PENDOKUMENTASIAN
Langkah terakhir dari asuhan keperawatan adalah melakukan dokumentasi asuhan keperawatan. Dokumentasi dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.
35
LATIHAN SOAL
1. Berikut ini adalah data subyektif yang Anda temukan pada pasien dengan gangguan citra tubuh kecuali….
A. Mengungkapkan penolakkan terhadap perubahan anggota tubuh saat ini.
B. Tidak mau berinteraksi dengan orang lain
C. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga dan keputusasaan D. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang
terganggu
E. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi
2. Tujuan tindakkan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra tubuh adalah….
A. Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya
B. Pasien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya C. Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif diri
D. Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh E. Pasien tidak dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh
3. Data obyektif yang dapat diobservasi pada pasien dengan gangguan citra tubuh adalah….
A. Perubahan dan hilangnya anggota tubuh, baik struktur, bentuk dan fungsi B. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu C. Menolak melihat bagian tubuh
D. Menolak menyentuh bagian tubuh
E. Pasien mengatakan malu dengan dirinya
4. Tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra tubuh kecuali….
A. Diskusikan persepsi Pasien tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini., perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini
B. Motivasi Pasien untuk melihat/meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh yang mengalami cancer secara bertahap C. Diskusikan aspek positif diri
D. Bantu Pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu (misalnya menggunakan anus buatan dari hasil kolostomi)
E. Anjurkan pasien untuk berkenalan dengan orang lain dilingkungan sekitarnya
5. Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien dengan gangguan citra tubuh ditAndai dengan: Kecuali….
A. Mengungkapkan persepsi tentang citra tubuhnya, dulu dan saat ini.
B. Mengungkapkan perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan tentang citra tubuhnya saat ini
C. Meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian tubuh secara bertahap
D. Mendiskusikan aspek positif diri
E. Tidak mau menggunakan alat bantu yang disediakan untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh (misalnya menggunakan anus buatan dari hasil kolostomi)
36
Topik 2 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah
Tentu Anda sering mendengarkan keluhan pasien yang mengatakan saya:“orang bodoh suster, tidak ada sesuatupun dalam diri saya yang bisa saya banggakan suster, saya orang paling menderita didunia ini suster”. Bagi Anda yang bekerja di rumah sakit jiwa tentu Anda telah mengetahui diagnosis pasien Anda. Tetapi bagaimana dengan Anda yang tidak bekerja dirumah sakit jiwa? Tentu Anda bingung apa diagnosis pasien saya?Tindakan keperawatan apa yang harus saya lakukan? Untuk membantu Anda memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah pelajarilah Topik ini dengan baik.
A. KONSEP HARGA DIRI RENDAH
1. Pengertian
Tahukah Anda apakah definisi harga diri rendah? Benar sekali!! Untuk menambah pengetahuan Anda marilah kita mempelajari mengenai pengertian harga diri rendah. Banyak ahli mendefinisikan mengenai harga diri rendah.
Menurut NAnda (2005),harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkam menurut CMHN (2006), harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya atau kemampuan dirinya negatif atau suatu perasaan menganggap dirinya sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Herdman (2012), mengatakan bahwa, harga diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan/ perasaan tentang diri atau kemampuan diri Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa: harga diri rendah dikarenakan penilaian internal maupun penilaian eksternal yang negatif. Penilaian internal merupakan penilaian dari individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian dari luar diri individu (seperti orang tua, teman saudara dan lingkungan) yang sangat mempengaruhi penilaian individu terhadap dirinya.
2. Proses Terjadinya Masalah
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuarat dan Laraia (2008) dalam konsep stress adapatasi yang teridiri dari faktor predisposisi dan
37 presipitasi.
a. Faktor Predisposisi yang menyebabkan timbulnya harga diri rendah meliputi:
1) Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa Selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau trauma kepala merupakan merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa,
2) Psikologis Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang tidak realistis.
Kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggungjawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain itu pasiendengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang terganggu, ideal diri yang tidak realistis.
3) Faktor Sosial Budaya Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak.
b. FaktorPresipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain:
1) Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari perilaku kekerasan.
2) Ketegangan peran: Ketegangan peran dapat disebabkan karena
a) Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke remaja.
b) Transisi peran situasi: terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat-sakit: merupakan akibat pergeseran dari kondisi sehat kesakit. Transisi ini dapat dicetuskan antara lain karena kehilangansebahagian anggota tuhuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.Atau perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.
B. PROSES KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH 1. Pengkajian Harga Diri Rendah
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasiendan
38 keluarga(pelaku rawat).Tanda dan gejala harga diri rendah dapat ditemukan melalui wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana penilaian Anda tentang diri sendiri?
b. Coba ceritakan apakah penilaian Anda terhadap diri sendiri mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?
c. Apa yang menjadi harapan Anda?
d. Apa saja harapan yang telah Anda capai?
e. Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
f. Apa upaya yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?
2. Tanda dan Gejala
Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu tanda dan gejala harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah didapatkan dari data subyektif dan obyektif, seperti tertera dibawah ini
Data Subjektif:Pasienmengungkapkan tentang:
a. Hal negatif diri sendiri atau orang lain b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis d. Penolakan terhadap kemampuan diri
e. Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi Data Objektif:
a. Penurunan produktivitas
b. Tidak berani menatap lawan bicara
c. Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi d. Bicara lambat dengan nada suara lemah
e. Bimbang, perilaku yang non asertif
f. Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna
Menurut CMHN (2006), tanda dan gejala harga diri yang rendah adalah:
a. Mengkritik diri sendiri b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
f. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.
Townsend (1998), menambahkan karakteristik pasiendengan harga diri rendah adalah:
a. Ekspresi rasa malu atau bersalah
b. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru c. Hipersensitifitas terhadap kritik