• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TEKS NOVEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TEKS NOVEL"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

TEKS NOVEL

Sa’bani, S.Pd.

SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN KABUPATEN SEMARANG

2022

(2)

2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : XII/1

Subtema : Teks Novel

Pembelajaran ke- : 1

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit A. Tujuan Pembelajaran

1) Setelah berdiskusi peserta didik mampu mengidentifikasi minimal 3 unsur intrinsik dan 2 ekstrinsik dalam sebuah novel.

2) Setelah mencermati paparan dengan salindia (PPT) dan melihat contoh dari guru, peserta didik mampu mengidentifikasi minimal 3 unsur kebahasaan (ungkapan, majas, dan peribahasa) novel.

3) Setelah mengamati beberapa contoh kutipan novel dan mendiskusikannya, peserta didik mampu mengaitkan minimal satu unsur novel dengan kehidupan sehari-hari.

4) Melalui pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning (PjBL) peserta didik mampu menyusun satu draf novel (berisi judul dan subjudul) dengan memperhatikan isi dan unsur kebahasaan.

5) Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu mempresentasikan draf novel yang telah dibuat dengan tutur kata yang baik.

B. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan (20 Menit) Orientasi

Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada Tuhan YME, dan berdoa

 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Aperpepsi

 Mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya saat diskusi virtual.

 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik.

Motivasi

 Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

 Memberikan kuis sederhana untuk merangsang motivasi belajar peserta didik.

Pemberian Acuan

 Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu.

Kegiatan Inti (60 Menit) Sintak Model

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Pertanyaan

Mendasar KEGIATAN LITERASI

1) Melalui kegiatan diskusi peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi: 1) unsur intrinsik dan ekstrinsik, 2) unsur kebahasaan (ungkapan, majas, dan peribahasa), dan 3) nilai-nilai novel dalam kehidupan sehari-hari dengan

(3)

3 cara:

 melihat dan mengamati tayangan salindia (ppt) yang diprersentasikan

 membaca kutipan teks novel dan materi unsur kebahasaan novel.

menulis resume dari hasil pengamatan dan bacaan terkait unsur intrinsik dan ekstrinsik, unsur kebahasaan, dan nilai-nilai novel dalam kehidupan sehari-hari.

menyimak penjelasan pengantar kegiatan yang disampaikan guru secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi untuk melatih rasa syukur, kesungguhan, kedisiplinan, ketelitian dalam mencari informasi.

2) Peserta didik beserta guru melakukan tanya jawab berkaitan materi yang telah disampaikan dengan disiplin.

Mendesain Perencanaan Produk

BERPIKIR KRITIS

3) Peserta didik bersama dengan guru mendesain pembuatan draf novel sebagai tugas akhir dalam pembelajaran.

4) Peserta didik membuka dan menyimak tautan youtube yang telah dibuat oleh guru berkaitan dengan kiat menulis novel untuk pemula (https://www.youtube.com/watch?v=Zch7MES3TJc)

5) Peserta didik menanyakan hal-hal yang belum dipahami berkaitan materi yang telah disimak.

Menyusun Jadwal Pembuatan

KERJA SAMA

6) Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek bersama-sama dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan.

7) Peserta didik membuat kesepakatan dengan guru tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan) sampai ke tahap presentasi.

Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek

KERJA SAMA DAN KREATIVITAS

8) Peserta didik melakukan pembuatan proyek draf novel sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru.

9) Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.

Menguji Hasil BERPIKIR KRITIS

10) Membahas kelayakan draf novel yang telah dibuat untuk dipresentasikan di hadapan peserta didik lainnya.

11) Mendiskusikan tugas yang diberikan, memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.

Evaluasi Pengalaman Belajar

BERKOMUNIKASI

12) Peserta didik mempresentasikan draf novel yang telah disusun.

13) Peserta didik lain menanggapi paparan dengan bahasa yang santun setelah diberikan kesempatan berbicara.

14) Menyelesaikan uji kompetensi atau LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik).

Catatan : Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap peserta didik dalam

(4)

4

pembelajaran yang meliputi sikap: tanggung jawab, kedisiplinan, kesopanan, dan antusiasme dalam mengikuti pembelajaran.

Kegiatan Penutup (10 Menit)

 Tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari.

 Peserta didik menyimpulkan pelajaran yang telah dilakukan.

 Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran yang baru diselesaikan.

 Mengagendakan kegiatan pembelajaran remedial untuk peserta didik yang belum tuntas KKM dan pengayaan untuk peserta didik yang telah melampaui KKM.

C. Penilaian Hasil Pembelajaran 1. Teknik Penilaian

a. Sikap

Penilaian ini dilakukan dengan mengamati sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru melalui aktivitas pembelajaran.

b. Pengetahuan

- tertulis pilihan ganda.

- tes lisan/observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan.

c. Keterampilan

- Penilaian Proyek (Peserta didik menulis draf novel)

- Penilaian Unjuk Kerja (Peserta didik mempresentasikan draf novel) 2. Instrumen Penilaian (terlampir)

Mengetahui, Kab. Semarang, 2 Januari 2022

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Wisnu Handoko, S.T. Sa’bani, S.Pd.

(5)

5 Lampiran 1

MATERI AJAR

A. UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL

Banyak sastrawan yang memberikan yang memberikan batasan atau definisi novel.

Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda-beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda-beda. Definisi-definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :

1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).

2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd, Dra. Abdul Roni, M. Pd).

3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus priantoro, S.Pd).

4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd).

Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu karya serius dan karya hiburan. Pendapat demikian memang benar tapi juga ada kelanjutannya. Yakni bahwa tidak semua yang mampu memberikan hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius.

Sebuah novel serius bukan saja dituntut agar dia merupakan karya yang indah, menarik dan dengan demikian juga memberikan hiburan pada kita. Tetapi ia juga dituntut lebih dari itu.

Novel adalah novel syarat utamanya adalah bawa ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya.

Novel merupakan karya sastra berbentuk prosa panjang, yang mengandung rangkaian cerita tentang kehidupan seseorang. Dalam novel juga menonjolkan tentang watak tokoh tersebut.

Dalam pembuatan novel, tentunya ada unsur-unsur instrinsi dan ekstrinsik di dalamnya, agar novel menarik untuk dibaca.

Dalam pembuatan novel, biasanya memerlukan waktu yang lumayan lama, karena novel yang bagus harus dibuat dengan cermat, teliti dan proses yang panjang.

Membuat novel harus dimulai dengan membuat kerangka terlebih dahulu, hingga proses penulisan naskah untuk para tokoh. Unsur intrinsik dan ekstrinsik di dalam novel sangat penting dalam pembuatan kerangka novel.

Berikut unsur-unusr instrinsik dan ekstrinsik yang ada di dalam novel:

1. Unsur Intrinsik a) Tema

Unsur intrinsik dalam novel yang paling utama adalah tema. Tema merupakan sebuah nyawa yang ada di dalam kerangka novel. Dengan adanya tema, cerita yang ada di dalam novel akan lebih terstruktur, dan pembacanya lebih memahami isi cerita tersebut.

Tema juga bisa disebut dengan gagasan atau ide utama dalam membuat novel.

Tema dalam novel, bisa menentukan latar belakang kehidupan seseorang, atau latar belakang cerita yang diambil untuk membuat novel.

Tema bisa terinspirasi dari imajinasi penulis, kisah hidup penulis, kisah romantis, kisah horor dan lain sebagainya.

b) Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan merupakan hal yang berbeda, namun menjadi unsur kesatuan dalam pembuatan novel. Jika tidak ada tokoh dan penokohan di dalam novel, maka cerita tersebut tidak bisa disebut novel.

(6)

6

Tokoh adalah seseorang atau pelaku yang diceritakan di dalam novel. Sedangkan penokohan adalah penentuan watak, sikap atau karakter dari tokoh tersebut. Penokohan terdiri dari protagonis yaitu pemeran yang baik, antagonis adalah pemeran yang jahat, tritagonis adalah pemeran penengah, dan adanya tokoh pembantu untuk memperindah cerita novel.

c) Alur

Unsur intrinsik novel yang selanjutnya adalah unsur alur. Alur ini akan membangun swebuah cerita yang indah di dalam novel, karena alur adalah perjalan sebuah cerita yang dirancang oleh penulis,

Di dalam novel terdapat 3 alur cerita, yaitu alur maju yang menceritakan tentang jalan cerita yang bergerak ke depan, dari perkenalan hingga akhir cerita.

Kedua, alur yang kedua adalah alur undur, yang menceritakan permasalahan terlebih dahulu, kemudia menceritakan jalan cerita yang mundur kebelakang, sperti awal mula konflik.

Sedangkan ketiga adalah alur campuran disebut juga dengan Alur Maju-Mundur merupakan gabungan dari Alur Maju dengan Alur Mundur. Sama seperti novel dengan Alur Mundur, Alur Campuran dibuat tidak rapi dan acak. Umumnya cerita dengan Alur Campuran digunakan untuk pembuatan novel bergenre fantasi dan misteri.

d) Latar

Di dalam novel juga terdapat unsur latar, yang merupakan gambaran tentang suatu peristiwa yang ada di dalam novel. Latar terbagi menjadi latar waktu yang menjelaskan tentang waktu kejadian, latar tempat yang menjelaskan tentang lokasi cerita, latar sosial budaya yang menceritakan tentang tokoh, latar keadaan lingkungan yng menceritakan tentang keadaan lingkungan tokoh, dan latar suasana yang menggambarkan tentang perasaan.

e) Sudut Pandang

Di dalam pembuatan novel, ada unsur sudut pandang. Sudut pandang merupakan cara pandang seorang penulis novel, ketika menceritakan tentang kisah yang ada di dalam novel.

Ada sudut pandang orang ketiga yang memiliki sifat serba tahu atau sebagai pengamat, ada sudut pandang orang pertama yang merupakan pelaku utama, dan sudut pandang orang pertama yang merupakan pelaku sampingan.

f) Amanat

Sama seperti karya sastra yang lainnya, karya sastra berbentuk novel ini memiliki unsur intrinsik amanat, yang merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis, kepada orang-orang yang membaca novel tersebut.

Di dalam novel, biasanya terdapat sebuah amanat yang tersurat, yang artinya amanat tersebut diberitahukan dengan jelas. Dan juga ada amanat yang tersirat, yang artinya amanat tersebut disampaikan secara tersembunyi, tetapi bisa dipahami oleh pembaca.

2. Unsur Ekstrinsik

Selain ada unsur intrinsik, di dalam penulisan juga terdapat unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun novel dari luar. Unsur ekstrinsik ini bisa berupa latar pribadi penulis, atau nilai-nilai yang diambil dari luar.

Unsur ekstrinsik ini bisa berupa biografi dan latar belakang penulis, kisah dibalik penulisan novel seperti pengalaman pembaca, kesan serta pesan, dan juga cita-cita serta harapan dalam novel.

(7)

7

Unsur ekstrinstik juga mengangkat tentang nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat, yang diangkat oleh penulis dalam menulis novel, seperti nilai ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.

3. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Novel Sejarah

Karya sastra yang baik, termasuk novel sejarah, sellu mengandung nilai (value). Nilai tersebut di kemas secara implicit dalam alur, latar, tokoh, dan tema. Nilai yang terkandng dalam antara lain nilai nilai budaya, nilai moral, nilai agama, nilai social, dan nilai estetis.

1) Nilai budaya adalah nilai yang dapat memberikan suatu arti yang sangat mendalam dalam khidupan bermasyakat, peradaban, atau kebudayayaan

Contoh,

“Dan bila orang mendarat dari pelayaran, entah dari jauh entahlah dekat, ia akan berhenti di satu tempat beberapa puluh langkah dari dermaga. Ia akan mengangkat sembah dihadapannya berdiri sela baginda, sebuah tugu batu berpahatdengan prasasti peninggalan sri airlangga. Bila ia meneruskan langkah nya, semua saja jalanan yang

dilaluinya, jalanan ekonomi sekaligus militer. Ia akan selalu berpapasan dengan pribumi yang berjalan tenang tanpa gegas, sekalipun dibawah matahari terik.”

Nilai budaya dalam kutipan diatas adalah nilai budaya timur yang mengajarkan hidup tenang tidak tergesa gesa segala sesuatu selalu di hubungkan dengan kejadian alam dunia.

2) Nilai moral/ etik adalah nilai yang memberikan nasehat atau ajaran yang berkaitan dengan akhlak budi pekerti

Contoh,

“juga sang adipati Tuban Arya Tumenggung Wilwatika tidak bebas dari ketentuan Maha Dewa. Sang Hyang Windi merstui barang siapa yang memiliki kebenaran dalam hatinya.

Jangan kuatir, kepala desa! Kurang tepat jawabanku, kiranya? Ketakutan selalu menjadi bagian dari mereka yang tidak mau menegakqn keadilan. Kejahatan selalu jadi bagian dari mereka yang mengingkari kebenaran maka melanggar keadilan. Dua duanya busuk dua duanya sumber keonaran di bumi ini....”, dan ia teruskan nasehatnya tentang kebenaran dan keadilan dari kedudukanya ditengah tengah masyarakat dan para dewa”

Nilai moral dalam teks di atas adalah ketakutan membela kebenaran dan sama saja mereka melakukan kejahatan trsebut karna sama sama melanggar keadilan.

3) 3) Nilai agama yaitu nilai nilai yang berkaitan dengan kehidupan beragama Contoh,

Kala itu tahun 1309, segenap rakyat berjkumpul di alun alun. Semua berdoa apa pun warna agamanya, apakah siwa, budhha maupun Hindu. Semua rah perhatian di tunjukan dalam satu pandang, ke Purwakarta yang tak dijaga dengan ketat. Segenap prajurit bersikap sangat ramah kepada siapapun karena memang demikian sikap keseharian mereka. Lebih dari itu segenap panitia rajurit merasakan gejolak yan sama oleh duka yang mendalam atas sakit yang diderita kertarajasa Jawawardana.”

Nilai agama dalam kutipan teks diatas adalah aktifitas rakyat dai semua kalangan untuk mendoakan kertarajasa wardana yang sedang sakit.

4) Nilai sosial yaitu nilai yang berkaitan dengan tata pergaulan antar individu di masyarakat Contoh,

Sebagian terbesar pengantar sumbangan pria, wanita, tua, dan muda menolak disuruh pulang. Merek bermaksud mengantarkan sumbangan juga. Maka jadilah dapur raksasa malam itu juga.”

Dalam kutipan teks ditas nilai social tampak akan adanya pesta perkawinan yaitu dengan menyumbangkan tenaga dan kesediaan untuk membantu apa saja yang di perlukan.

(8)

8

5) Nilai estetis adalah nilai yang berkaitan dngan keindahan teknik yang digunakan pengarang untuk menyajikan suatu karangan.

B. UNSUR KEBAHASAAN NOVEL

Unsur kebahasaan yang paling menonjol untuk memperindah karya sastra berupa novel diantaranya adalah penggunaan peribahasa, ungkapan, dan majas.

1. Peribahasa

Peribahasa adalah ayat atau kelompok kata yang mempunyai susunan yang tetap dan mengandung pengertian tertentu, bidal, pepatah. Beberapa peribahasa merupakan perumpamaan yaitu perbandingan makna yang sangat jelas karena ia didahului oleh perkataan seolah-olah, ibarat, bak, seperti, laksana, macam, bagai dan umpama.

Sedangkan definisi peribahasa menurut arti kata adalah :

1) Kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan) ;

2) Ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Bentuk-bentuk peribahasa antara lain :

1) Pepatah, adalah jenis peribahasa yang berisi nasihat atau ujaran dari orang tua.

Contoh : Air tenang menghanyutkan . Berarti orang pendiam, tetpi banyak ilmu.

2) Perumpamaan, adalah jenis peribahasa yang berisi perbandingan.

Contoh : Bagai makan buah simalakama, dimakan ibu mati, tak dimakan bapak mati. Berarti serba sulit dalam menentukan sikap.

3) Pemeo, adalah jenis peribahasa yang dijadikan semboyan.

Contoh : Patah Sayap, bertongkat paruh. Berarti tidak putus asa.

Berikut adalah contoh peribahasa yang lain beserta artinya

Besar pasak daripada tiang.

Artinya : Lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. bisa dibilang orang yang tidak bisa mengatur keuangan.

Ada uang abang di sayang, tak ada uang abang ditendang.

Artinya : Hanya mau bersama disaat senang saja tetapi tidak mau tahu disaat sedang susah.

 Air beriak tanda tak dalam.

Artinya : Orang yang banyak bicara biasanya tidak banyak ilmunya.

Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.

Artinya : Setiap orang yang sudah meninggal pasti akan dikenang sesuai dengan perbuatannya di dunia.

Bagai pungguk merindukan bulan.

Artinya : Seseorang yang membayangkan atau menghayalkan sesuatu yang tidak mungkin.

Bagai Makan Buah Simalakama.

Artinya : Bagai seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk dipilih.

Menang jadi arang, kalah jadi abu.

Artinya : Kalah ataupun menang sama-sama menderita.

Bagaikan abu di atas tanggul.

Artinya : Orang yang sedang berada pada kedudukan yang sulit dan mudah jatuh.

 Ada Padang ada belalang, ada air ada pula ikan.

Artinya : Di mana pun berada pasti akan tersedia rezeki buat kita.

Adat pasang turun naik.

Artinya : Kehidupan di dunia ini tak ada yang abadi, semua senantiasa silih berganti.

(9)

9 2. Ungkapan

Ungkapan adalah sebuah kalimat atau kata yang digunakan untuk menerangkan makna kiasan dari sesuatu. Istilah ungkapan sering disebut juga dengan idiom. Makna lain dari ungkapan hampir sama dengan peribahasa atau perumpamaan, hanya saja ada beberapa macam jenis kalimat yang membedakannya, terutama dalam penggunaannya.

Contoh Ungkapan

Kambing Hitam . Artinya orang yang disalahkan.

Kuda Hitam . Artinya pemenang yang tidak diunggulkan.

Sebatang Kara . Artinya hidup seorang diri.

Naik Daun . Artinya mendapat nasib baik/naik pangkat.

Perang Dingin . Artinya perang tanpa senjata, hanya saling menggertak.

Uang Panas . Artinya uang yang tidak halal.

Melihat Dengan Mata Kepala. Artinya melihat secara langsung.

Memasang Mata . Artinya melihat baik-baik.

Terbuka Matanya . Artinya mulai tahu/mengerti.

Mata Hati . Artinya perasaan dalam hati.

Telah Dua Kepalanya . Artinya mabuk.

Mendua Hati . Artinya ragu-ragu.

Setengah Hati . Artinya tidak dengan bersungguh-sungguh.

Bekerja Setengah-Setengah . Artinya tanggung.

Jalan Tengah . Artinya keputusan yang diambil dari dua pendapat secara adil.

Setengah Tiang . Artinya pengibaran bendera tanda berduka cita.

Masuk Tiga , Keluar Empat . Artinya membelanjakan uang lebih besar dari penghasilannya.

Pertemuan Empat Mata . Artinya pertemuan hanya dua orang.

Kaki Lima . Artimya lantai di muka pinti atau di tepi jalan.

Tujuh Keliling . Artinya nama penyakit kepala yang sangat keras.

Berbadan Dua . Artinya sedang mengandung.

Diam Seribu Bahasa =. Artinya tidak berkata sepatah kata pun.

Bersatu Padu . Artinya bersatu benar-benar.

Bersatu Hati . Artinya seiya sekata.

Tiada Duanya . Artinya tidak ada bandingannya.

3. Majas

Majas adalah bahasa indah yang digunakan untuk mempercantik susunan kalimat yang tujuan akhirnya ialah untuk memperoleh efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya, baik secara lisan maupun tertulis. Perihal istilah majas dalam pelajaran Bahasa Indonesia memang cukup banyak, seperti yang terdapat dalam puisi, pantun, dan karya sastra atau karya tulis lainnya.

Selain itu, ada pengertian atau definisi lain yang menggambarkan tentang majas, yakni pemanfaatan gaya bahasa untuk memperoleh nuansa tertentu sehingga menciptakan kesan kata kata yang lebih imajinatif. Berbicara tentang contoh macam-macam majas seperti, Metafora, Personifikasi, Hiperbola, Alegori dan lain-lain adalah hal penting bagi kita yang ingin mempelajari lebih jauh salah satu materi dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah kita. Gaya bahasa yang baik dan menarik tentunya akan membuat setiap pembacanya merasa tertarik.

Penggunaan majas yang baik dalam membuat sebuah puisi ataupun cerita menjadi syarat mutlak apakah tulisan tersebut menarik atau tidak. Oleh karena itu juga, kemampuan yang baik dalam berbahasa mutlak diperlukan bagi kita yang ingin mendalami dunia penulisan, entah itu novel, puisi, ataupun pantun.

(10)

10 Macam Macam Majas

Secara garis besar, majas dapat dibedakan menjadi empat golongan atau kelompok. Dan dari empat macam-macam majas tersebut, masing-masing mempunyai turunan dan jenis kategori yang akan Espilen Blog bahas dibawah ini.

Majas terdiri atas :

1. Majas Perbandingan 2. Majas Pertentangan 3. Majas Sindiran 4. Majas Penegasan

Di bawah ini akan di dijelaskan turunan-turunan majas beserta contohnya masing-masing.

1) Majas Perbandingan

Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan juga pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Ditinjau atau dilihat dari cara pengambilan perbandingannya, Majas Perbandingan terbagi atas :

a) Asosiasi atau Perumpamaan

Majas asosiasi atau perumpamaan adalah perbandingan terhadap dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.

Contoh majas asosiasi :

- Semangatnya keras bagaikan baja.

- Mukanya pucat bagai mayat.

- Wajahnya kuning bersinar bagai bulan purnama b) Metafora

Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan analogis. Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan, misalnya tulang punggung dalam kalimat pemuda adalah tulang punggung negara. Contoh majas metafora seperti berikut ini.

- Engkau belahan jantung hatiku sayangku. (sangat penting).

- Raja siang keluar dari ufuk timur.

- Jonathan adalah bintang kelas dunia.

- Harta karunku (sangat berharga) - Dia dianggap anak emas majikannya.

- Perpustakaan adalah gudang ilmu.

c) Personifikasi

Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah- olah mempunyai sifat seperti manusia.

Contoh:

- Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk.

- Ombak berkejar-kejaran ke tepi pantai.

- Peluit wasit menjerit panjang menandai akhir dari pertandingan tersebut.

d) Alegori

Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran.

Alegori merupakan majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh.

Contoh:

- Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi

Alegori biasanya berbentuk cerita yang penuh dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Contoh:

- Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.

(11)

11 e) Simbolik

Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang.

Contoh:

- Ia terkenal sebagai buaya darat.

- Rumah itu hangus dilalap si jago merah.

- Bunglon, lambang orang yang tak berpendirian - Melati, lambang kesucian

- Teratai, lambang pengabdian f) Metonimia

Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:

- Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam) - Setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api) - Ayah pulang dari luar negeri naik garuda (maksudnya pesawat)

g) Sinekdok

Sinekdok adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut.

a. Pars pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.

Contoh:

- Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.

- Per kepala mendapat Rp. 300.000.

b. Totem pro parte, yaitu menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.

Contoh:

- Dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07.

- Indonesia akan memilih idolanya malam nanti.

h) Simile

Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, " umpama", "ibarat","bak", bagai".

Contoh:

- Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.

2) Majas Pertentangan

Majas Pertentangan adalah “Kata-kata berkias yang menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar”.

Macam-macam Majas Pertentangan dibedakan menjadi berikut.

a) Antitesis

Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.

Contoh:

- Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.

- Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.

b) Paradoks

Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.

Contoh;

- Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.

- Hatiku merintih di tengah hingar bingar pesta yang sedang berlangsung ini.

c) Hiperbola

(12)

12

Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.

Contoh:

- Suaranya menggelegar membelah angkasa.

- Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.

d) Litotes

Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya untuk merendahkan diri.

Contoh:

- Makanlah seadanya hanya dengan nasi dan air putih saja.

- Mengapa kamu bertanya pada orang yang bodoh seperti saya ini?

3) Majas Penegasan

Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”.Majas penegasan terdiri atas tujuh bentuk berikut.

a) Pleonasme

Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.

Contoh:

- Semua siswa yang di atas agar segera turun ke bawah.

- Mereka mendongak ke atas menyaksikan pertunjukan pesawat tempur.

b) Repetisi

Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan.

Contoh:

- Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.

- Marilah kita sambut pahlawan kita, marilah kita sambut idola kita, marilah kita sambut putra bangsa.

c) Paralelisme

Paralelisme adalah majas perulangan yang biasanya ada di dalam puisi.

Contoh:

- Cinta adalah kesetiaan - Cinta adalah rela berkorban d) Tautologi

Tautologi adalah majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan. Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:

- Bukan, bukan, bukan itu maksudku. Aku hanya ingin bertukar pikiran saja.

- Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

e) Klimaks

Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:

- Semua pihak mulai dari anak-anak, remaja, sampai orang tua pun mengikuti lomba Agustusan.

- Ketua RT, RW, Kepala Desa, Gubernur, bahkan Presiden sekalipun tidak mempunyai berhak untuk mengurusi hal pribadi seseorang.

f) Antiklimaks

Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal secara berturut-turut yang makin lama semakin menurun.

(13)

13 Contoh:

- Kepala sekolah, guru, staff sekolah, dan siswa juga hadir dalam pesta perayaan kelulusan itu.

- Di kota dan desa hingga pelosok kampung semua orang merayakan HUT RI ke -62.

g) Retorik

Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan jawaban.

Tujuannya memberikan penegasan, sindiran, atau menggugah.

Contoh:

- Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekolah formal saja?

- Apakah ini orang yang selama ini kamu bangga-banggakan ? 4) Majas Sindiran

Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang menyatakan sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca”. Majas sindirian dibagi menjadi:

a) Ironi

Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir seseorang.

Contoh:

- Ini baru namana siswa teladan, setiap hari selalu pulang malam.

- Bagus sekali tulisanmu, saking bagusnya sampai tidak dapat Aku baca.

b) Sinisme

Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung kepada orang lain Contoh :

- Perkataanmu tadi sangat menyebalkan, tidak pantas diucapkan oleh orang terpelajar seperti dirimu.

- Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu yang tidak wajar itu.

c) Sarkasme

Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.

Contoh:

- Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!

- Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

C. TIPS DAN TRIK MENYUSUN DRAF NOVEL

Untuk membuat karangan novel memang tidak mudah. Jumlah halaman novel tidak sesedikit cerpen. Oleh sebab itu, diperlukan alur yang lebih panjang dan konflik yang beragam. Di sinilah penulis dituntut memiliki kreativitas untuk mencipta alur yang menarik, impresif, dan tidak monoton. Selain banyak latihan, penulis juga harus membaca banyak buku novel sebagai bentuk study banding terhadap karya orang lain.

Lalu, bagaimana cara merancang novel? Apa yang harus dipersiapkan terlebih dahulu?

Tentunya pertama kali yang harus Anda lakukan ketika akan menulis novel adalah mencari ide.

Tema apa yang akan Anda tulis. Carilah ide yang Anda kenal dan Anda kuasai dengan baik.

Mulailah dengan hal-hal kecil di sekitar Anda. Menulis sesuatu yang Anda tahu akan lebih mudah karena Anda sudah tahu seluk beluknya. Misalnya, Anda mencintai dunia seni lukis. Jadikan seni lukis sebagai ide penulisan novel dengan menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan seni lukis tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam merancang novel adalah sebagai berikut:

1) Tema. Pilih dan kembangkan tema yang Anda pilih dan kembangkan hingga bisa menjadi cerita yang menarik.

2) Karakter. Menciptakan karakter yang kompleks dan membuat masala-masalah yang muncul.

(14)

14

3) Setting. Novel tentu dimulai dari pemilihan settingnya, misalnya dengan membuat cerita mengenai suatu tempat dengan melakukan riset lebih banyak mengenai budaya dan apa yang dilakukan orang-orang pada zaman itu.

4) Daur ulang ide. Karena tidak ada cerita yang benar-benar asli atau autentik, buatlah ide yang sudah ada menjadi lebih fresh.

5) Favorite things. Segala hal yang menarik menurutmu bisa menjadi dasar sebuah ide. Misalnya kamu menyukai musik gitar. Buatlah karakter khas novelmu yang benar-benar terobsesi dengan novel.

6) Permainan kata. Sebuah kata bisa dikembangkan menjadi sebuah inspirasi dari cerita yang akan ditulis sehingga menjadi menarik bagi pembaca.

7) Cerita yang dimulai dari impianmu sendiri dan tampak tidak masuk akal bisa menjadi masuk akal dalam cerita fiksi.

8) Kisah nyata. Biasanya kisah nyata bisa menginspirasi salah satu adegan dalam cerita novel.

9) Pengalama pribadi dan teman-teman. Sebagian besar penulis diam-diam curhat terselubung dalam novelnya.

D. KUTIPAN NOVEL Kutipan Teks Novel 1

“Lisa San No Machigatta Koi, Cinta yang Salah”

karya Ira Diana

(15)

15

(16)

16 Kutipan Novel 2

“Harimau! Harimau!”

karya Mochtar Lubis

(17)

17 Lampiran 2

MEDIA PEMBELAJARAN

1. Youtube (Video) : https://www.youtube.com/watch?v=Zch7MES3TJc

2. Google Drive : (PPT)

https://drive.google.com/file/d/1E0MDVw6vK8yAfU6Jo5s ObtqZFYO25qtE/view?usp=sharing

(LKPD)

https://drive.google.com/file/d/1h9XDqXj8FQIPWVK9o1y ZjnBJUtjiV5t6/view?usp=sharing

3. Quizizz (Soal) : https://quizizz.com/join?gc=26828088 4. Internet (Materi) : 1)

http://dimasriskynagg.blogspot.com/2015/11/pengertian- majas-ungkapan-peribahasa.html

2) https://www.studiobelajar.com/majas-pengertian-jenis- contoh/

(18)

18 Lampiran 3

INSTRUMEN PENILAIAN a. Penilaian Sikap

Lembar Observasi

Nama Satuan pendidikan : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Tahun pelajaran : 2021/2022

Kelas/Semester : XII/1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

No Waktu Nama Kejadian/

Perilaku Butir

sikap Pos/

Neg Tindak lanjut 1

2 3 4 5 dst.

Rubrik Penilaian

No. Nama Siswa

Aspek Perilaku yang

Dinilai Jumlah

Skor Skor

Sikap Kode Nilai AS SP TJ DS

1 Ade Lina Yusifa 75 75 50 75 275 68,75 C

2 Annisa Handayani ... ... ... ... ... ... ...

3 4 5 dst.

Keterangan :

o AS : Bekerja Sama o SP : Sopan

o TJ : Tanggun Jawab o DS : Disiplin Catatan :

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:

100 = Sangat Baik 75 = Baik

50 = Cukup 25 = Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400 3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75

4. Kode nilai / predikat :

75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB) 50,01 – 75,00 = Baik (B)

25,01 – 50,00 = Cukup (C) 00,00 – 25,00 = Kurang (K)

(19)

19 b. Penilaian Pengetahuan

Pedoman Penskoran Soal Pilihan Ganda

No. KD No. Soal Skor

1 Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel.

1, 2, 3, dan 4 40

2 Mengidentifikasi unsur kebahasaan (ungkapan, majas, dan peribahasa) novel.

5, 6, 7, dan 8 40

3 Mengaitkan unsur novel dengan kehidupan sehari- hari.

9 dan 10 20

Total 100

Kriteria penilaian (Skor):

Bobot soal masing-masing adalah 10 Menjawab salah nilai 0

Menjawab benar nilai 10

Nilai = Skor Perolehan/Skor Maksimal x 100

c. Penilaian Keterampilan

1. Pedoman Penskoran Menulis Draf Novel

No Aspek yang Dinilai 1 2 3 4 5

1 Isi

2 Wacana

3 Organisasi 4 Kosakata 5 Mekanik 6 Sintaksis

Jumlah Skor Nilai Kriteria penilaian (skor):

5 = Sangat Baik 4 = Baik

3 = Kurang Baik 2 = Tidak Baik

1 = Sangat Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh peserta didik dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100).

(20)

20 2. Pedoman Penskoran Presentasi Draf Novel

No. Nama Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor

1 2 3 4 5

1 Ade Lina Yusifa 2 Anisa Handayani 3

4 5 6 dst.

Keterangan:

1 = Persiapan (kesiapan materi, pembuka, perkenalan) 2 = Kejelasan Presentasi (sistematika, bahasa, intonasi)

3 = Pengetahuan Materi (penguasaan, contoh-contoh, tanya jawab) 4 = Penampila (kerapian, kesopanan)

5 = Media (penggunaan media virtual) Kriteria Penilaian:

5 = Sangat Baik 4 = Baik

3 = Kurang Baik 2 = Tidak Baik

1 = Sangat Tidak Baik

Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh peserta didik dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100).

(21)

21 Lampiran 4

LKPD

(LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK)

LKPD 1 (Pengetahuan)

MENGANALISIS ISI DAN KEBAHASAAN NOVEL

A. Identitas

Nama Siswa : ...

Sekolah : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kelas/Semester : XII/1

Materi Ajar : Teks Novel B. Kompetensi Dasar

Menganalisis isi dan kebahasaan novel C. Indikator Pencapaian Kompetensi

 Mengidentifikasi unsur intrinsik dan ekstrinsik sebuah novel.

 Mengidentifikasi unsur kebahasaan (ungkapan, majas, dan peribahasa) novel.

 Mengaitkan unsur novel dengan kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran

 Setelah berdiskusi daring dengan google meeting peserta didik mampu mengidentifikasi minimal 3 unsur intrinsik dan 2 ekstrinsik dalam sebuah novel.

 Setelah mencermati paparan dengan salindia (PPT) dan melihat contoh dari guru, peserta didik mampu mengidentifikasi minimal 3 unsur kebahasaan (ungkapan, majas, dan peribahasa) novel.

 Setelah mengamati beberapa contoh kutipan novel dan mendiskusikannya, peserta didik mampu mengaitkan minimal satu unsur novel dengan kehidupan sehari-hari.

E. Petunjuk Penggunaan

1. Siapkan gawai/ponsel yang terkoneksi dengan jaringan internet!

2. Berdoalah sebelum mengerjakan tugas ini!

3. Bukalah aplikasi quizizz dengan memasukkan kode kuis yang telah ditentukan!

4. Selamat mengerjakan!

F. Langkah-Langkah Kegiatan/Soal

Kerjakan soal-soal di bawah dengan memilih salah satu jawaban yang benar!

1. Cermati kutipan novel berikut!

“Ingin makan apa, Las? Ayam goreng, rendang Padang, apa masakan Cina?”

tanya Handarbeni setelah mobil meluncur di Jalan Cikini.

Lasi tetap membeku.

“Las, kamu ingin makan apa?”

“Anu. Terserah. Saya ikut saja.”

“Aku lebih senang kamu ada permintaan.”

“Saya tak punya permintaan apa-apa, kok.”

“Atau ayam kalasan di Arya Duta?”

“Terserah saja.”

“Ah, aku lupa. Setengah darahmu adalah Jepang. Sudah pernah menikmati sukiyaki atau tempura?”

“Apa itu?”

“Hidangan dari negeri ayahmu, Jepang.”

(22)

22

Latar yang tergambar dalam kutipan novel tersebut adalah….

A. sebuah rumah makan B. Jalan Cikini

C. rumah makan Arya Duta D. rumah makan Jepang E. dalam mobil

2. Cermati kutipan novel berikut!

Seorang gadis gemuk yang duduk paling belakang menggerakkan kepalanya. Namanya Sally. Semua temannya memutar kepala untuk melihatnya. Dia menunduk karena didengarnya bisik-bisik, ”Oh, si raksasa itu.” Wajah Sally terasa merah dan panas. Ia ingin menangis. Semua kawannya menjuluki dia si gemuk, si raksasa, bola, ah .... Ia baru mengangkat wajahnya ketika anak-anak sudah tidak memandangnya lagi, kini mereka memandangnya dengan takut.

Sally memandang Nona Lily yang ramping manis itu. Ia ingin menjadi Nona Lily. Selalu jadi pusat perhatian anak-anak. Kalau dia itu Nona Lily, tak seorang pun anak yang akan mengejeknya.

”Rupanya kalian sudah tahu siapa dia. Sally Harifa. Seorang anak yang akan selalu saya ingat. Lihat dia, patuh, cerdas, pendiam.... Tidak seperti kalian. Ribut, ribut, pikiran ke mana-mana.”

Sampai jam pelajaran selesai, Nona Lily terus memuji Sally. Ia ingin mencambuk anak-anak lain agar terdorong untuk serius dan pandai seperti Sally.

Anak-anak diam, mereka serba salah. Iri, sebenarnya mereka pun mengagumi kecerdasan Sally. (Jendela Kecil, Souzan Kresida)

Amanat kutipan novel tersebut adalah ...

A. Hargailah semua teman sekelas, karena mereka bisa diajak bekerja sama.

B. Hormatilah guru yang telah memberi bekal ilmu kepada para siswa.

C. Pujilah semua orang yang telah berprestasi dengan baik.

D. Berbahagialah orang-orang yang telah diberi kelebihan daripada yang lain.

E. Hargailah setiap orang karena kepandaiaannya, bukan karena keadaan fisiknya.

3. Bacalah teks novel berikut!

(1) Teman teman fajar bersorak gembira, (2) Daffa terkulai lemas karena layang-layang putus. (3) Senja pun tiba. (4) Ketika terdengar suara azan, anak-anak mulai membubarkan diri untuk pergi ke masjid. (5) Berita kemenangan Fajar atas daffa makin menambah keyakinan anak-anak desa itu bahwa layang-layang milik fajarmemang sakti. (6) Fajar menjadi makin tinggi hati.

Bukti nilai agama terdapat pada kalimat bertanda nomor ….

A. (1) B. (2) C. (3) D. (4) E. (5)

4. Bacalah kutipan teks novel berikut!

Astaga, siapa orang-orang ini? Tampang mereka seperti orang-orang kriminal. Namun, hak mereka sama dengan semua penumpang yang masuk taksiku. Aku tak perlu tahu urusan mereka. Barangkali juga tidak berhak tahu. Meskipun banyak juga yang aku tahu sebagai supir taksi.

(23)

23

Nilai moral yang terdapat dalam kutipan novel tersebut adalah ….

A. Kehati-hatian seseorang terhadap keadaan sekelilingnya.

B. Ketakutan yang timbul akibat pengalaman masa lalu.

C. Jangan berprasangka buruk hanya karena melihat penampilannya D. Ketidakpercayaan terhadap orang-orang di sekitarnya

E. Ketakutan melihat orang jahat 5. Bacalah kutipan teks novel berikut!

Semuanya seperti musim kering; kemarau datang dan angin gersang menusuk-nusuk.

Semuanya seperti musim basah; hujan dan badai adalah nyanyian dalam sedih dan ngilu.

Semuanya seperti perih, ketika langit tak menyisakan cerita apa-apa.

Semuanya menjadi sepi...

(Nyanyi Sunyi dari Indragiri , Hary B Kori’un)

Gaya bahasa dalam kutipan novel di atas adalah gaya bahasa ... . A. antithesis

B. metafora C. personifikasi D. hiperbola E. metonimia

6. Cermati kutipan teks berikut!

Urat kaki Akang Gambang tampak membendul seperti usus ayam membelit-belit betisnya. Napasnya sesak dan mendengus-dengus seperti desus lokomotif sedang langsir. Bola matanya membelalak seperti mata kerbau yang baru disembelih: tulang rusuknya bergerak-gerak seperti turun naik menurut irama nafasnya yang hampir habis itu. Sekujur badannya basah kuyup oleh keringat.

Majas yang paling dominan dalam kutipan teksn tersebut adalah ....

A. asosiasi B. repetisi C. pleonasme D. litotes E. repetisi

7. Cermati kutipan teks berikut!

Memang tidak tahu diri anak itu. Sudah disoraki penonton masih tertawa juga. Bahkan, ia tampak sangat percaya diri. Padahal penampilannya jauh dari kata menarik. Ah, benar-benar tidak punya rasa malu anak itu.

Ungkapan yang tepat menggambarkan isi paragraf tersebut adalah ....

A. bermuka licin B. bermuka dua C. tebal muka D. berminyak muka E. bermuka keruh 8. Cermati kutipan teks berikut!

Peter seorang pelajar yang pandai, bahkan ia pernah meraih medali emas tingkat internasional di Bali dalam lomba fisika. Namun, ia tidak sombong dengan kepandaiannya itu. Ia selalu sopan dan baik kepada siapa saja.

Peribahasa yang tepat untuk menggambarkan kehidupan di atas adalah ...

A. Seperti ilmu padi kian berisi kian runduk.

B. Bagai air di atas daun talas.

(24)

24 C. Tak ada gading yang tak retak.

D. Bagai bumi dengan langit.

E. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul.

9. Cermati penggalan novel berikut ini!

Ibu semakin jarang berada di rumah. Tinggal aku dan ayah yang mengurus sawah. Terkadang ibu baru pulang setelah beberapa hari. Tetapi kami tidak rindu lagi, apalagi dengan adiku yang terkecil. Kami sudah biasa. Kami pun jarang bertanya di mana ibu dan kapan ibu pulang. Setiap hari ibu pergi, dari rumah dibawanya segulungan goni-goni dan siangnya goni itu sudah penuh berisi beras yang dicegatnya dari orang kampung yang lewat. Besoknya barang tersebut dibawanya ke pasar dan jika tidak laku dibawanya ke luar kampung. Orang-orang kampung memang lebih suka pakaian-pakaian yang sudah jadi, yang tebal-tebal. Ibu memang tahu kesukaan orang sekampung.

Isi tersirat dalam kutipan cerpen tersebut jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari adalah ....

A. Pakaian dibeli dengan beras

B. Ibu rajin ke pasar dan ayah rajin ke sawah

C. Ibu berjualan dari kampung satu ke kampung yang lain D. Keuletan sorang ibu dalam mencari nafkah untuk keluarganya

E. Dari pasar ibu membawa buntalan berisi berbagai pakaian atau barang lain 10. Cermati kutipan berikut!

Tiap-tiap pemuda yang bersekolah di Betawi dalam bertamasyadi Danau Singkarak atau Sawahlunto dan singgah ke Solok, belum pernah mereka melampaui sebuah rumah kecil yang amat bersih rupanya. Rumah itu dibeli oleh Ibu Hanafi dan disanalah ia tinggal bersama Rapiah karena perlu menyekolahkan Syafei. Rapiah tidak suka bercerai lagi dengan mertuanya yang sudah dipandangnya sebagai ibu kandungnya, sedangkan Ibu Hanafipun berkata hendak menurutkan orang kedua itu ke mana perginya.

Rapiah tetap menolak hendak dipersuamikan. Ia berkata tak sampai hati akan memberi ayah tiri pada Syafei.

Ibu Hanafi memerlukan benar menyembelih ayam, tiap-tiap kedatangan anak- anak sekolah dari betawi. Pemuda-pemuda itu senang sekali datang berkunjung ke rumah orang yang peramah dan bijaksana itu.

(Salah Asuhan, Abdul Muis)

Hal dalam kutipan yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat sekarang ini adalah…

A. Jika bertamasya ke Danau Singkarak atau Sawahlunto singgah ke rumah sanak saudara di sana.

B. Hendaklah kita mengunjungi keluarga kita yang ada di daerah.

C. Suatu Keluarga menyiapkan hidangan yang baik untuk menjamu tamu.

D. Ibu mertua dan anak menantu perempuan selalu bersama dalam melakukan sesuatu.

E. Tidak menikah lagi sesudah suami meninggal demi masa depan anak yang dicintai.

G. Rambu-Rambu Kunci Jawaban (Untuk Guru) 1. E 4. A 7. C 10. E

2. E 5. B 8. A 3. D 6. A 9. D

(25)

25 LKPD 2 (Keterampilan Menulis)

MENYUSUN DRAF NOVEL

DENGAN MEMPERHATIKAN ISI DAN UNSUR KEBAHASAAN

A. Identitas

Nama Siswa : ...

Sekolah : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kelas/Semester : XII/1

Materi Ajar : Teks Novel B. Kompetensi Dasar

Merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Menyusun draf novel dengan memperhatikan isi dan unsur kebahasaan D. Tujuan Pembelajaran

Melalui pembelajaran dengan pendekatan Project Based Learning (PjBL) peserta didik mampu menyusun satu draf novel (berisi judul dan subjudul) dengan memperhatikan isi dan unsur kebahasaan.

E. Petunjuk Penggunaan

5. Berdoalah sebelum mengerjakan tugas ini!

6. Bacalah petunjuk dengan cermat sebelum mengerjakan tugas!

7. Siapkan kertas dan pena dengan tinta warna hitam! (Jika menggunakan laptop silakan gunakan aplikasi ms word)!

8. Selamat mengerjakan!

F. Langkah-Langkah Kegiatan/Soal

1. Carilah tema yang paling menarik (bisa dari pengalaman pribadi atau orang lain)!

2. Buatlah judul novel dari tema tersebut!

3. Tulislah subjudul yang sesuai berdasarkan tema tersebut (5 sampai 10 subjudul)!

4. Kumpulkan tugas kalian dalam bentuk file pdf ke email atau whatsapp gurumu!

G. Rambu-Rambu Kunci Jawaban (Untuk Guru) Ciri tulisan yang baik:

1. bermakna;

2. menarik;

3. bulat dan utuh;

4. memenuhi kaidah-kaidah kebahasaan.

(26)

26 LKPD 3 (Keterampilan Berbicara)

MEMPRESENTASIKAN DRAF NOVEL YANG TELAH DIBUAT

A. Identitas

Nama Siswa : ...

Sekolah : SMK Telekomunikasi Tunas Harapan Kelas/Semester : XII/1

Materi Ajar : Teks Novel B. Kompetensi Dasar

Merancang novel atau novelet dengan memerhatikan isi dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Mempresentasikan draf novel yang telah dibuat.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan diskusi secara virtual, peserta didik mampu mempresentasikan draf novel yang telah dibuat dengan tutur kata yang baik.

E. Petunjuk Penggunaan

1. Berdoalah sebelum prsentasi!

2. Lakukan presentasi sebaik mungkin!

3. Selamat presentasi!

F. Langkah-Langkah Kegiatan/Soal

1. Siapkan draf novel yang sudah dibuat!

2. Bukalah file yang telah dibuat pada jendela presentasi!

3. Presentasikan menggunakan google meeting (pilih share presentation)!

4. Lakukan presentasi sesuai panduan guru!

G. Rambu-Rambu Kunci Jawaban (Untuk Guru) Presentasi yang baik mengacu pada kriteria berikut:

Persiapan (kesiapan materi, pembuka, perkenalan) Kejelasan Presentasi (sistematika, bahasa, intonasi)

Pengetahuan Materi (penguasaan, contoh-contoh, tanya jawab) Penampila (kerapian, kesopanan)

Media (penggunaan media virtual)

Mengetahui, Kab. Semarang, 2 Januari 2022

Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

Wisnu Handoko, S.T. Sa’bani, S.Pd.

Referensi

Dokumen terkait

yang kecil yang kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Diantara genre utama karya sastra, yaitu puisi, prosa dan drama, genre. prosalah, khususnya novel,

Dengan demikian, yang dimaksud dengan apresiasi sastra adalah penghargaan, penilaian, dan pengertian terhadap karya sastra, baik yang berbentuk puisi maupun prosa atau suatu

- mengidentifikasi kata yang bermakna simbolik/majas/kias dalam karya sastra - mengidentifikasi unsur karya sastra - memaknai isi tersurat dalam karya sastra.

karya sastra dari aspek unsur intrinsik - Mengonversi. karya sastra dari segi unsur

Novel merupakan jenis dari gendre prosa dalam karya sastra.Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut sebagai fiksi.Karya fiksi menyaran pada suatu karya sastra yang

Terkait dengan hal tersebut dalam teks Bhagawan Dhomya sebagai bagian dari Kitab Ādi Parwa merupakan karya sastra berbentuk prosa berbahasa Jawa Kuno yang banyak

Novel adalah salah satu jenis karya sastra prosa yang memiliki jalinan cerita yang kompleks dalam novel sering ditunjukkan dengan adanya konflik yang tidak hanya sekali

Novel termasuk fiksi (fiction) karena novel merupakan hasil khayalan atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada. novel merupakan sebuah karya sastra prosa fiksi yang