• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DOLANAN BOCAH TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS IV SD N KLECO 1 PADA Pengaruh Dolanan Bocah Terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas IV SD N Kleco 1 Pada Pembelajaran Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH DOLANAN BOCAH TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS IV SD N KLECO 1 PADA Pengaruh Dolanan Bocah Terhadap Kecerdasan Interpersonal Siswa Kelas IV SD N Kleco 1 Pada Pembelajaran Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DOLANAN BOCAH TERHADAP KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS IV SD N KLECO 1 PADA

PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 TAHUN AJARAN 2013/2014

Aisyah Senja Mustika A 510 100 116

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecerdasan interpersonal yang signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah penerapan dolanan bocah, dan mengetahui apakah ada perbedaan kecerdasan interpersonal yang signifkan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah penerapan dolanan bocah pada siswa kelas IV SD pelaksana kurikulum 2013. Jenis penelitian ini eksperimen, desain yang digunakan jenis Pretest-posttest Control Group Design. Subjek dan sampel penelitian difokuskan pada siswa kelas 4.1 dan kelas 4.2. Teknik pengumpulan data berupa selft-report dengan instrumen pengumpulan data berupa skala kecerdasan interpersonal, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan uji t. Hasil penelitian menggunakan uji t diperoleh tobs sebesar -0,1961 yang tidak berada pada DK = {t | t < -2,576 atau t > 2,576}. Menunjukkan dolanan bocah tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada kecerdasan interpersonal siswa yang diberi perlakuan. Hasil analisis data menggunakan uji t pada kelompok eksperimen dan kontrol menunjukkan dolanan bocah tidak memberikan perbedaan kecerdasan interpersonal yang siginifikan antara kedua kelompok. Ditujukkan dengan tobs yaitu 0,656 yang tidak berada pada DK = {t | t < -2,576 atau t > 2,576}. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan eksperimentasi dolanan bocah tidak memberikan perbedaan kecerdasan interpersonal yang signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan sesudah penerapan dolanan bocah, dan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah penerapan dolanan bocah pada siswa kelas IV SD pelaksana kurikulum 2013

(2)

PENDAHULUAN

Sistem pendidikan di Indonesia, mengadaptasi cukup banyak sistem

pendidikan di luar negeri khususnya model dan strategi pembelajaran yang

digunakan. Tidak seluruh strategi ini dapat digunakan langsung, dikarenakan

iklim pembelajaran yang berbeda, maka beberapa strategi harus dimodifikasi.

Sejak zaman dahulu, anak-anak Indonesia kaya akan permainan

tradisional. Hampir disetiap pulau di Indonesia memiliki ciri khas permainan

daerahnya masing-masing. Lulu china buta, dakon, gobak sodor, jeg-jegan, gatheng, engklek, pencokan, jamuran, cublak-cublak suweng, kucing dan tikus, delikan dan masih banyak lagi. Jumlahnya sekitar ratusan dan tersebar diseluruh Indonesia dengan nama yang beragam. Dari penelitian yang dilakukan oleh

Ferdiansyah, 2009 dalam permainan betengan terdapat 12 dari 20 softskill yang terdapat didalam dunia kerja diantaranya kemampuan berkomunikasi, kerjasama,

integritas, motivasi, etika, kemampuan daya analitik, inisiatif, berorientasi pada

detail, kepemimpinan, kepercayaan diri, kreativitas, kemampuan beradaptasi dan

ketrampilan interpersonal. Sedangkan menurut Wahyuni, 2009 permainan Gobak

Sodor mampu meningkatkan kualitas penyesuaian anak di SD Cakraningkratan

Surakarta(Fitria Susanti, dkk, vol 8, no 2, 2010). Penelitian-penelitian lain yang

serupa semakin menguatkan posisi permainan tradisional sebagai warisan budaya

bangsa yang menyampaikan berbagai nilai kharakter dan pantas dilestarikan.

Sekarang ini permainan tradisional mulai jarang dimainkan. Di

Yogyakarta misalnya, pada tahun 1997 saja dari 30 jenis permainan tradisional

hanya 13 jenis yang masih dikenal dan dimainkan anak-anak. Sisanya sudah tidak

diketahui lagi bahkan oleh guru sekalipun(Ariani dalam Dharmamulya, 2005:

207). Sekarang ini komputer dan video game membatasi anak-anak berinteraksi

dengan orang lain. Permainan di dalamnya bersifat agresif seperti

tembak-tembakan dan kejar-kejaran, imajinasinyapun tidak berkembang karena tidak

diciptakan sendiri serta tidak mengeksplor kreativitas saat bermain (Tedjasaputra,

2001: 113). Bila kondisi semacam ini tidak diimbangi dengan aktivitas yang

(3)

anak, tentu akan melahirkan generasi dengan ego dan sifat individualistik yang

tinggi(Dharmamulya, 2005: 207-208).

Pada kurikulum terbaru 2013 muatan materi pada kelas IV yang tersaji

dalam satu buku tematik memunculkan beberapa permainan tradisional

diantaranya gobak sodor, engklek, dan beteng-betengan(Kemdiknas, 2013: 28-29,

69). Tercantumnya dolanan bocah dalam buku pelajaran tersebut adalah salah satu

upaya pemerintah untuk memperkenalkan permainan tradisional pada siswa.

Untuk mempermudah implementasi, penulis bermaksud menerapkan dolanan

bocah tersebut pada pembelajaran Kurikulum 2013. Tujuannya guru bisa setiap

saat memperkenalkan permainan tradisional tanpa meninggalkan materi pokok

yang harus disampaikan.

Langkah-langkah dalam penerapan donalan bocah syarat akan interaksi

sosial, oleh karenanya melalui penelitian ini mencoba melihat apakah terdapat

pengaruh yang signifikan penerapan donalan bocah dengan kecerdasan

interpersonal siswa kelas IV SD. Kecerdasan interpsersonal adalah kemampuan

untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain, kecerdasan ini melibatkan

beberapa kecakapan diantaranya kemampuan berempati, berorganisasi dengan

sekelompok orang dengan tujuan yang senada, kemampuan mengenali dan

membaca pikiran orang lain, menjalin kontak dan berteman(Amstrong 1993: 11).

Pada penelitian ini hipotesis pertama yaitu terdapatnya perbedaan

kecerdasan interpersonal pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah

penerapan donalan bocah. Hipotesis kedua yaitu terdapatnya perbedaan

kecerdasan interpersonal pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini eksperimen. Di dalamnya terdapat perlakuan

(treatment), yaitu sesuatu yang mungkin menjadi penyebab(variabel bebas) sedangkan efek dari perlakuan itu adalah hasil(variabel terikat) (Dantes, 2013:

(4)

eksperimen dan kelompok kontrol. Tes dilakukan sebelum (pretest) dan setelah

pemberian perlakuan (posttest) kepada kedua kelompok subjek.

Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar pelaksana kurikulum 2013 yaitu

SD N 1 Kleco, Laweyan, Surakarta. Subjek dan sampel penelitian difokuskan

pada siswa kelas 4.1 dan kelas 4.2. Waktu pelaksanaan adalah pada bulan

November 2013 dan uji lanjut pada Januari 2014.

Teknik pengumpulan data yang digunakan selft-report. Merupakan teknik pengumpulan data sejenis survey, questioner, atau skala dimana responden

akan membaca pertanyaan dan memilih jawaban sendiri tanpa campur tangan dari

peneliti. Instrumen yang digunakan berupa skala psikologi trait kecerdasan

interpersonal metode lima pilihan TMAS dengan jumlah soal 45 butir.

Teknik uji validitasn penelitian ini validasi Multitrait-Multimethode,

digunakan bilamana terdapat dua trait atau lebih yang diukur oleh dua macam

metode atau lebih. Hasil pengenaan skala pada sekelompok subjek kemudian

dikorelasikan dan koefisien korelasinya dimasukkan dalam suatu matriks validasi.

Sedangkan untuk menguji realibilitas pada penelitian ini digunakan teknik

keofesien realibilitas alpha dengan rumus α = ].

Untuk menguji hipotesis yang pertama yaitu terdapatnya perbedaan

kecerdasan interpersonal pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah

penerapan donalan bocah digunakan uji t = . Sedangkan untuk menguji

hipotesis kedua yaitu terdapatnya perbedaan kecerdasan interpersonal pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesudah penerapan donalan bocah

digunakan uji t = –

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data menggunkan uji t menunjukkan donalan bocah tidak

memberikan perbedaan yang signifikan pada kecerdasan interpersonal siswa yang

diberi perlakuan. Hal ini ditunjukkan dengan tobs yaitu -0,1961 yang tidak berada

(5)

sebesar 5% dengan N = 35. Hasil analisis data menggunakan uji t pada kelompok

eksperimen dan kontrol menunjukkan donalan bocah tidak memberikan perbedaan

kecerdasan interpersonal yang siginifikan antara kedua kelompok. Hal ini

ditujukkan dengan tobs yaitu 0,656 yang tidak berada pada DK = {t | t < -2,576

atau t > 2,576}. Taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan N = 35.

Berdasarkan hasil analisis tersebut dikaitkan dengan teori mengenai

kecerdasan interpersonal dan permainan tradisional serta pengalaman lapangan

selama penelitian, maka analisa beberapa faktor penyebab tidak adanya perbedaan

yang signifikan pada penelitian antara lain adalah sebagai berikut: pertama, Ketidakseimbangan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sejak awal

kecerdasan interpersonal kedua kelas terpaut cukup jauh. Hal ini dapat diamati

dari hasil pretest kelompok kontrol yang mencapai 6.587 sedangkan kelompok

eksperimen hanya 6.094.

Kedua, informasi yang diperoleh dari wawancara guru kelas menyatakan bahwa sejak kelas 1, kelas 4.1 yang merupakan kelas eksperimen sering terjadi

pertengkaran antar siswa. Hampir siswa disana kurang bersahabat antar satu

dengan yang lain. Kondisi kurang harmonis bisa diamati pula saat melakukan

pengajaran. Ego siswa masih tinggi, kegiatan berbagi makanan dan minuman

setelah kegiatan bermain masih menjadi hal yang kurang umum. Kondisi ini

berbeda dengan kelas kontrol yang cenderung lebih humanis. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Prayitno(2010: 31) bahwa seorang anak yang perkembangan

kecerdasan interpersonalnya kurang cenderung menyendiri, tidak suka berkumpul,

menarik diri dari orang lain. Amstrong (2002: 161-162) juga menjelaskan untuk

mengetahui apakah orang tersebut mengalami kesulitan pada kecerdasan

interpersonalnya dapat dilihat dari sikap sering bertengkar atau mengalami

kesalahpahaman dengan orang lain, sering bermusuhan atau membela diri di

depan orang lain dan memiliki kesulitan besar dalam berempati dengan orang lain.

Ketiga, setelah empat kali perlakuan menggunakan donalan bocah dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit dianggap kurang proporsional.

Huizinga(dalam Dharmamulya, dkk, 2005: 19) mengungkapkan salah satu ciri

(6)

atau dilakukan pada waktu yang relatif longgar. Sebab di dalam permainan

cenderung dibawakan dengan bebas, Schwartzman, 1976 menjelaskan bahwa

dalam permainan anak terdapat nilai perwujudan dari rasa cemas dan marah, atau

improvisasi emosi. Sehingga bila waktu yang digunakan terlalu sedikit, maka inti

dari permainan tidak optimal. Keempat, terlalu banyak dolanan bocah yang digunakan selama perlakuan. Saat dilaksanakan siswa harus paham setiap

peraturan yang diberikan kepada kelompok yang kemudian memiliki tanggung

jawab untuk mengetahui seluk beluknya, menafsirkan dan menerapkan

(Amstrong, 2013:122). Dalam empat kali perlakuan peneliti telah menerapkan

empat dolanan bocah, artinya siswa dikenalkan empat dolanan berturut-turut.

Padahal untuk memahami dan mempraktikkan satu macam strategi dibutuhkan

waktu penyesuaian, jika terlalu banyak dolanan yang dikenalkan maka waktu

yang dibutuhkan siswa untuk memahami aturan permainan akan semakin banyak.

Kelima, jumlah murid yang terlibat dalam permainan terlalu banyak. Jumlah pemain yang dideal dalam dolanan Benteng Pohon Berbuah misalnya,

strategi ini diadaptasi dari permainan Bentengan yang ideal dimainkan 6 sampai

10 orang(Dharmamulya, 2005: 179). Namun pada permainan ini sampai 35 siswa

sehingga kurang proporsional.

Dapat pula dianalisa beberapa hal yang bisa dilakukan untuk

mengefektifkan pelaksanaan donalan bocah antara lain: pertama, kecerdasan interpersonal dibangun sepanjang waktu, (Wheeler: 2005,20,1) dan tidak dapat

diperoleh secara instant karena dibentuk oleh beberapa kecakapan seperti

kemampuan berempati, berorganisasi, kemampuan mengenali dan membaca

pikiran orang lain, menjalin kontak dan berteman (Amstrong: 1993: 11 (dalam

Musfiroh 2010: 6)). Namun beberapa langkah sangat mungkin ditempuh agar

berkembang lebih cepat dan effektif. Salah satu caranya adalah dengan

pembimbingan, pembimbing dalam hal ini guru membantu siswa untuk

mengindentifikasi dolanan bocah yang sesuai untuk mengembangkan,

mengimplementasikan dan mengevaluasi kemajuan interpersonal siswa. Semakin

lama maka hasilnya semakin baik, sebaiknya dilaksanakan secara bertahap dan

(7)

diharapkan siswa dapat mengambil nilai-nilai yang terdapat dalam permainan

tersebut untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

Kedua, setiap satu kali pelaksanaan dolanan bocah dibutuhkan setidaknya 3-4 x 35 menit. Ini disebabkan dalam permainan tradisional kepuasan bermain

mempengaruhi tingkat interaksi antarsiswa, semakin seru permainan semakin

interaktif permainan, dan ini bisa dicapai dengan pemberian waktu yang

proporsional. Ketiga, sebaiknya tidak mengenalkan strategi(permainan) yang terlalu banyak dalam kurun waktu singkat. Satu strategi bisa diterapkan untuk

beberapa kali pertemuan.

Keempat, pembatasan jumlah siswa atau memilih permainan yang tepat untuk jumlah pemain banyak. Jika jumlah murid melebihi 30 siswa sebaiknya

kelas dibagi dua gelombang. Bisa dilakukan dengan memberikan lembar kerja

siswa pada saat menunggu giliran bermain, atau pilih dolanan anak yang akan

diterapkan dengan pertimbangan dapat dimainkan oleh banyak siswa namun tetap

efektif. Kelima, berikan kegiatan tambahan untuk menunjang keberhasilan dolanan bocah, membuka pembicaraan dengan kelompok akan membantu

seseorang mengembangkan kemampuan interpersonalnya(Wheeler:2005)

Keenam, pilihlah materi yang paling sesuai untuk penerapan dolanan bocah. Dari pengalaman peneliti dolanan bocah cukup sesuai untuk materi eksak

dan non-eksak yang dapat dibuat kuis, tebak-tabakan atau sandi. Namun jenis

materi seperti kerajinan tangan tidak cocok disampaikan dengan dolanan bocah.

Ketujuh, penerapan donalan bocah memerlukan tempat yang luas dan memungkinkan mobilisasi siswa yang bebas. Seperti yang diungkapkan oleh

Amstrong (2013:111) sarana yang mendukung untuk pengajaran antara lain meja

bundar untuk diskusi kelompok, bangku/meja berpasangan dan area sosial seperti

papan permainan atau lapangan.

(8)

SIMPULAN

Hasil penelitian menggunakan uji t menunjukkan tidak adanya

perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen antara sebelum dan

sesudah perlakuan. Dengan tobs yaitu 0,1961 tidak berada pada DK = {t | t <

-2,576 atau t > -2,576}. Setelah perlakuan juga tidak ditemukan adanya

perbedaan kecerdasan interpersonal yang signifikan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, ditunjukkan dengan tobs yaitu 0,656 yang

tidak berada pada DK = {t | t < -2,576 atau t > 2,576}.

Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi hasil penelitian

tersebut antara lain: 1) dibutuhkan waktu yang relatif lama dan bertahap

untuk meningkatkan beberapa kecakapan yang membentuk kecerdasan

interpersonal secara signifikan, 2) ketidakseimbangan kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen, 3) Kelompok eksperimen yang sejak awal memiliki

masalah dengan hubungan antar teman, 4) Alokasi waktu kurang proporsional

dibandingkan dengan kebutuhan, 5) dolanan bocah yang disampaikan dalam

waktu yang relatif singkat terlalu bervariasi, dan 6) Jumlah siswa yang

terlibat dalam permainan terlalu banyak sehingga mengurangi keintensifan

masing-masing siswa.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hipotesis

adanya perbedaan yang signifikan pada kelompok eksperimen setelah

perlakuan, dan hipotesis adanya perbedaan kecerdasan interpersonal yang

signifikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen antara sebelum

(9)

dengan materi ajar kurikulum 2013 sangat mungkin dimodifikasi lebih lanjut

dan dibuat suatu model pembelajaran yang diilhami oleh dolanan bocah.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Tanzeh. 2011. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.

Alwisol. 2010. Psikologi Kepribadian: Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Budiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Sebelas Maret University Press: Surakarta.

Candraawati P. dan Fuad Nashori.2008. “Hubungan Ketrampilan Komunikasi

dengan Resolusi Konflik pada Remaja”. Naskah Publikasi UII.

( http://psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi-04320004.pdf). Diakses 28 Oktober 2013 pukul 15.02 WIB.

Dian Aprani. 2010 “Penerapan Permainan tradisional Engklek untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B RA

Al-Hidayah 2 Tarik Sidoarjo”. Jurnal PG PAUD FIP UNESA

(http://ejournal.unesa.ac.id). Diakses 9 November 2013 pukul 08.31 WIB.

Fitria Susanti, Siswati, Prasetyo Budi Widodo. 2010, “Pengaruh Permainan Tradisonal Terhadap Kompetensi Interpersonal Dengan Teman Sebaya Pada Siswa Sd (Studi Eksperimental pada Siswa Kelas 3 SDN Srondol Wetan 04-09 dan SDN Srondol Wetan 05-08 )”, Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2. (http://ejournal.undip.ac.id). Diakses 18 Oktober 2013 pukul 14.00 WIB.

Howard Gardner. 2013. Mutiple Intelligences : Kecerdasan Majemuk Teori dalam Praktik. Tangerang: INTERAKSARA.

Ibrahim dan Nana Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta: Jakarta.

_____________. 2006. Changing Minds. Jakarta Selatan: PT Trans Media.

Imam Gozali. 2008. Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis Data dengan SPSS 16.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

(10)

dan Pertindaksamaan Kuadrat Ditinjau dari Kemampuan Awal SMA di Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.” Thesis Universitas Sebelas Maret. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013 pukul 1430 WIB.

Isjanto dan Arif. 2008. Model-model Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismatul Khasanah, Agung Prasetyo, ellya Rakhmawati. 2011. “Permainan tradisional sebagai Media Stimulasi Aspek Perkembangan Dasar

Anak Usia Dini”, Jurnal Penelitian PAUDIA, vo. 1 no. 1

(http://ortalgaruda.org). Diakses 9 November 2013 pukul 08.00 WIB.

Kemdiknas. 2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas 4: Berbagi Pekerjaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

__________. 2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas 4: Indahnya Kebersamaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

__________. 2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas 4: Tema Selalu Berhemat Energi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

__________.2013. Buku Siswa Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas 4: Peduli Terhadap Makhluk Hidup. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mayke S. Tedjasaputra. 2001. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: Grasindo.

Nana Sudjana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Nana Syaodih S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya.

Nyoman Dantes. 2013. Metode Penelitian. ANDI: Yogyakarta.

(11)

Ria Sartika, Daviq Chairitsyah, Devi Risma. 2013. “Pengaruh Komunikasi Orang Tua Terhadap Kecerdasan Interpersonal Anak Usia 4-5 Tahun di TK

Education 21 Kulim Pekanbaru”. (http://repository.unry.ac.id).

Diakses 9 November 2013 pukul 08.50 WIB.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel penelitian. Bandung : ALFABETA.

Samino dan Saring. 2012. Layanan Bimbingan Belajar: Pedoman bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Fairuz Media:Kartasura.

Saifuidin Azwar. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____________. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugeng A. Prayitno.2010. Perpustakaan Atraktif. Jakarta: Grasindo.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Sukirman Dharmamulya. 2005. Permainan tradisional Jawa. Yogyakarta: KEPEL PRESS.

Sutrisno Hadi. 2007. Metodologi Research. ANDI: Yogyakarta.

Thomas Amstrong. 2013. Kecerdasan Multipel di dalam Kelas Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Indeks.

_____________. 2002. 7 Kinds of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Teori Multiple Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Team. 2012. Solusi Praktis dan Mudah Menguasai SPPS 20 untuk Pengelolaan Data. Semarang: ANDI

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA dan Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

metode enam tahapan berpikir di kelas eksperimen?.. 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis biografi.. sebelum dan sesudah menggunakan

Hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan dari sebelum diadakan penelitian tindakan kelas, dengan demikian hipotesis yang berbunyi metode simulasi dapat

Sedangkan hipotesis alternatif (H a ) yang berbunyi ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen diterima. Jadi dapat

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman siswa antara sebelum diberikan metode audiovisual dan sesudah diberikan metode audiovisual pada

Sedangkan hipotesis alternatif (H a ) yang berbunyi ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen diterima. Jadi dapat

Hasil belajar IPA murid apabila dibandingkan dari kedua hasil belajar yang diperoleh sebelum dan sesudah penerapan metode eksperimen, ternyata terdapat perbedaan yang

Hasil Penelitian: Terdapat perbedaan perilaku makan yang signifikan pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan pedoman umum gizi

Data tersebut menunjukkan bahwa hipotesis statistik yang digunakan ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum menerima pembelajaran dengan sesudah menerima pembelajaran Bahasa Indonesia