• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KAIN SCRUNCHIE PADA PRADSHOP.ACCESSORIES OLEH: OLLA CLAUDIA SEMBIRING BRAHMANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KAIN SCRUNCHIE PADA PRADSHOP.ACCESSORIES OLEH: OLLA CLAUDIA SEMBIRING BRAHMANA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KAIN SCRUNCHIE

PADA PRADSHOP.ACCESSORIES

OLEH:

OLLA CLAUDIA SEMBIRING BRAHMANA 182102062

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2021

(2)
(3)
(4)

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus atas Kasih dan berkat Nya yang telah memberikan pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “ ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI KAIN SCRUNCHIE PADA PRADSHOP.ACCESSORIES”. Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Fadli, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Mutia Ismail, SE., MM., Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si. Ak, selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra M.M., Ak. CA, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran-saran serta petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

i

(5)

kasih sayang, doa dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya dengan baik

7. Kakak-kakakku Lani Regina Brahmana, Yolanda Brahmana, Sandra Pradipta Brahmana. Terima kasih atas dukungannya yang merupakan pedorong semangat bagi penulis.

8. Michael Aldrin Silaban sebagai pacar yang saya kasihi, terima kasih telah membantu dan mendukung selama proses pengerjaan Tugas Akhir ini.

9. Sahabat-sahabatku Mulani Arta, Jesica Aurelia, Dina Adelita, Laura Siagian, Dwivera Marbun, Ida Fransiska, Lisa Priliana, Marisa Natalia.

Terimakasih buat dukungan dan motivasi yang kalian berikan.

10. Teman-temanku di Program Studi Diploma III Akuntansi Stambuk 2018.

Indah Safira, Dwi Risky, Adinda Meutia, Daniel Pernando, Gilberth Ludwig, serta seluruh teman-teman DIII Akuntansi lainnya. Terimakasih buat dukungan dan motivasi yang kalian berikan.

Akhir kata, harapan penulis semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Medan,. ... 2021 Penulis

Olla Claudia Sembiring Brahmana 182102062

ii

(6)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Metode Penelitian ... 6

1.7 Jadwal Kegiatan ... 7

1.8 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 10

2.2 Struktur Organisasi... 11

2.3 Aktivitas Umum Perusahaan ... 14

2.4 Proses Produksi Perusahaan ... 14

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Harga Pokok Produksi ... 16

3.2 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi ... 16

3.3 Cara Menentukan Harga Pokok Produksi ... 22

3.4 Full Costing ... 22

iii

(7)

4.2 Saran ... 32 DAFTAR PUSTAKA ... 34

iv

(8)

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Kegiatan ... 7

3.1 Formula Perhitungan HPP... 22

3.2 Data Bahan Baku... 23

3.3 Biaya Tenaga Kerja ... 25

3.4 Biaya Depresiasi Produksi Pertahun ... 26

3.5 Biaya Depresiasi Produksi Perbulan ... 26

3.6 Biaya Packing... 27

3.7 Perhitungan HPP dengan Metode Full Costing ... 28

3.8 Perhitungan HPP Menurut Perusahaan ... 29

3.9 Selisih ... 30

v

(9)

No. Gambar Judul Halaman

3.1 Pencatatan Transaksi Desember 2020 ... 18

3.2 Pencatatan Transaksi Desember 2020 ... 19

3.3 Pencatatan Transaksi Desember 2020 ... 20

3.4 Pencatatan Transaksi Desember 2020 ... 21

3.5 Produk UMKM Pradshop.Accessories ... 31

vi

(10)

1.1 Latar Belakang

Perekonomian suatu negara sangat berpegang dengan usaha yang dilakukan oleh warganya. Beberapa pengusaha mulai dengan modal kecil atau menengah.

Dengan bantuan Pemerintah, UMKM dapat berkembang pesat. Namun, masih banyak pihak Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang masih salah menghitung Harga Pokok Produksi sehingga membuat rugi dan mengekang perusahaan untuk berkembang.

UMKM harus dapat memilih jenis usaha dan strategi sehingga dapat berkembang dan mempunyai keunggulan tersendiri. Keunggulan tersebut didapat dari kualitas bahan yang dipakai dan harga yang dipasarkan. Kegiatan produksi memerlukan pengorbanan sumber ekonomi berupa berbagai biaya-biaya untuk menghasilkan produk yang akan dipasarkan. Biaya-biaya ini akan menjadi dasar dalam penentuan Harga Pokok Produksi (HPP) (Kasita, 2011).

Harga Pokok Produksi merupakan jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk proses produksi sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual dan mendapatkan laba. Menghindari terjadinya kesalahan dalam penentuan harga pokok produksi diperlukan suatu metode yang tepat. Metode yang sebaiknya di gunakan adalah mengunkan metode biaya penuh (full costing) (Srikalimah, 2017:33). Menurut Cahyani (2015), Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

1

(11)

langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

Sedangkan variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang bersifat variabel (Cahyani, 2015). Menurut Siregar (2014:28) biaya- biaya produksi dibedakan berdasarkan elemen-elemen, yang terbagi menjadi tiga yaitu:

1. Biaya Bahan Baku Langsung (Raw Material Cost) adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukan ke dalam proses produksi untuk diubah menjadi barang jadi.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost) adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi.

3. Biaya Overhead Pabrik (Manufacturer Overhead Cost) adalah biaya-biaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung.

Harga Pokok Produksi dalam industri merupakan bagian terpenting dari biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Jika informasi biaya untuk pekerjaan atau proses berjalan dengan cepat, maka manajemen mempunyai dasar yang kokoh untuk merencanakan kegiatannya. Informasi harga pokok produksi dapat dijadikan standar dalam menentukan harga jual yang tepat kepada konsumen yang dapat menguntungkan perusahaan dan menjamin kelangsungan berjalanya usaha tersebut.

Dalam UU Pasal 20 Tahun 2008 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

(12)

Mikro sebagaimana diatur dalam UU. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah berasaskan berwawasan lingkungan dan Pemerintah memfasilitasi pengembangan usaha dengan cara memberikan insentif bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mengembangkan teknologi dan kelestarian lingkungan hidup. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

UMKM Pradshop.Accessories yang beralamat di Jalan Saudara Nomor 36G ini berdiri sejak Oktober 2018, yang menjual berbagai aksesoris seperti: anting, kalung, gelang, cincin, tempat parfum, kuku palsu, dan scrunchie. Namun pada Tugas Akhir ini, saya hanya membahas tentang Kain Scrunchie saja, karena hanya itu yang diproduksi oleh pemilik usaha tersebut. Pemilik mengeluarkan produk scrunchie ini pada akhir Bulan November 2020.

Scrunchie adalah ikat rambut elastis berbahan kain yang digunakan untuk mengikat jenis rambut sedang hingga panjang. crunchie sendiri sering dikenal dengan nama cepol rambut. Aksesoris jilbab ini awalnya didesain agar saat rambut tertutup hijab terlihat lebih rapi dan tidak keluar. Belakangan scrunchie hijab juga dikenakan untuk memberi volume pada bagian belakang tatanan jilbab. Nah, pemilik UMKM yang bernama Sandra Pradipta Brahmana mempunyai ide untuk mengeluarkan produk Scrunchie yang lagi hits pada saat ini. Untuk memenuhi fashion seseorang atau pun dijadikan sebagai ikat rambut yang nyaman. Pemilik ini mempunyai 2 karyawan sebagai Penjahit dan Pegawai Toko.

(13)

Ada banyak jenis scrunchie yang dijual oleh Pradshop.Accessories, yaitu:

bando polos, bando tutu, bando polos mini, scrunchie polos, scrunchie tutu, scrunchie polos mini. Dari banyaknya ragam yang diproduksi oleh Pradshop.Accessories, memiliki harga pokok produksi yang berbeda-beda. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penentuan harga pokok produksi pada UMKM Pradshop.Accessories dengan menggunakan metode perhitungan biaya full costing.

Berdasarkan wawancara dengan pemilik usaha ini, bahwa pemilik sudah melakukan pencatatan transaksi namun belum detail, sehingga dalam menghitung harga pokok produksi belum spesifik. Hal tersebut dikarenakan kurangnya ketelitian pemilik dalam pencatatan bahan baku dalam menggunakan bahan baku sesuai dengan kebutuhan pembuatan scrunchie tersebut. Setiap scrunchie memiliki perbedaan kebutuhan bahan baku. Pemilik mengatakan bahwa setiap harinya dalam memproduksi scrunchie selalu mendapatkan keuntungan meskipun sedikit dan belum pernah mengalami kerugian walaupun belum ada pencatatan.

UMKM Pradshop.Accessories menyampaikan bahwa dalam menghitung harga pokok produksi dihitung dari biaya rangka, kain, jahit, karet, lem dan pita.

Adapun hambatan yang dialami oleh pemilik yaitu ketika salah satu customer ingin mengcustom (membuat dengan ukuran tertentu) pesanannya dan pemilik selalu berusaha untuk memenuhi pesanan mereka.

(14)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Pradshop.accessories”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka perumusan masalah dari tulisan ini adalah :

1. Bagaimana Perhitungan Harga Pokok Produksi scrunchie yang dilakukan oleh Pradshop.accessories dan dengan metode full costing?

2. Apakah UMKM ini sudah mendapat target keuntungan 50% dari yang diinginkan oleh pemilik?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan ini batasan masalah yang diambil adalah perhitungan harga pokok produksi Kain Scruchie dengan menggunakan metode full costing dan target keuntungan 50%. Data yang diambil yaitu selama bulan Desember pada tahun 2020.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk dapat membandingkan Harga Pokok Produksi scrunchie menurut perusahaan dengan menurut metode full costing.

2. Untuk dapat mengetahui keuntungan pihak UMKM sehingga dapat menaikkan harga jual atau menekankan biaya produksi serendah mungkin.

(15)

1.5 Manfaat Penelitian a. Bagi UMKM

Penelitian ini berguna untuk menambah masukan bagi pihak UMKM untuk menghitung harga pokok produksi menggunakan metode full costing, sehingga pihak UMKM dapat menentukan harga jual sesuai kualitasnya masing-masing, serta mendapatkan laba yang diingankan dan tidak rugi.

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana menganalisis perhitungan harga pokok produksi pada UMKM, dan juga berguna untuk peneliti selanjutnya.

1.6 Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan penulis di Jalan Saudara Nomor 36G.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah data skunder.

Data skunder adalah data yang diperoleh dari pihak perusahaan dan sudah disajikan oleh perusahaan dalam bentuk jadi, seperti kegiatan usaha perusahaan, serta data yang berhubungan dengan harga pokok produksi.

3. Sumber Penelitian

Sumber data untuk penelitian ini diambil langsung dari pemilik.

(16)

4. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mewawancarai pemilik UMKM mengenai data yang diperlukan dalam penulisan Tugas Akhir.

b. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan dokumentasi terhadap UMKM secara langsung.

1.7 Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan oleh penulis pada UMKM Pradshop.accessories Jalan Saudara Nomor 36G, Medan. Penelitian berlangsung mulai 15 April 2021 sampai 16 Mei 2021, dapat dilihat dari Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Maret April Mei

IV I II III IV I II III

1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir 2. Pengajuan

Judul Tugas Akhir

(17)

3. Penunjukkan Dosen Pembimbing 4. Pengumpulan

Data 5. Penyusunan

Tugas Akhir 6. Bimbingan

Tugas Akhir 7. Penyelesaian Tugas Akhir

Sumber: Penulis, 2021

1.8 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Profil UMKM

Bab ini membahas sejarah ringkas, struktur organisasi, Aktivitas Umum Perusahaan, Proses Produksi Perusahaan pada Pradshop.accessories.

(18)

Bab III : Pembahasan

Bab ini membahas Harga Pokok Produksi, Perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dan dengan metode full costing.

Bab IV : Kesimpulan dan Saran

Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh penulis dan saran penulis untuk UMKM ini.

(19)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah singkat perusahaan

Usaha mikro kecil dan menengah Pradshop.accessories ini merupakan Home Industry. Usaha ini bermula sejak tahun 2018 yang didirikan oleh Saudari Sandra Pradipta Brahmana. UMKM ini memproduksi scrunchie sejak November 2020. Dimana usaha ini termotivasi dari hobi pemilik memakai aksesoris dan sampai sekarang sudah memiliki reseller. Home Industy scrunchie ini didasari pada Ibu dari pemilik adalah tamatan dari SMK Tata Busana. Pemilik pun mengeluarkan ide untuk memproduksi scrunchie dengan menjahit sendiri. Namun karena Ibu pemilik matanya sudah tidak bagus, jadi digantikan oleh Adik dari Pemilik UMKM ini, yaitu saya sendiri penulis Tugas Akhir ini.

UMKM ini menggunakan stategi pemasaran world of mouth. Menurut pendapat dari Kotler dan Keller pada bukunya (2009:174) adalah suatu komunikasi yang dilakukan baik secara lisan maupun tulisan secara langsung atau melalui media elektronik antar masyarakat. Usaha ini bersifat mengadakan stok untuk masing masing scrunchie, dikarenakan adanya kegiatan atau pekerjaan lain dari pemilik dan adik pemilik.

Pradshop.accessories juga melakukan endorse, paid promote dalam meningkatkan strategi pemasarannya agar dikenal banyak orang. Nah, sayangnya pemilik belum memasukkan biaya-biaya tersebut kedalam perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan.

10

(20)

Pegawai Toko Penjahit

Pemilik UMKM 2.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi umumnya berbentuk bagan yang menggambarkan pola hubungan kerja antara dua orang atau lebih dalam susunan yang sah dan pertanggungjawaban masing-masing anggota untuk mencapai tujuan tertentu.

Struktur organisasi menunjukkan hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi.

Dengan adanya struktur organisasi dalam sebuah perusahaan maka dapat diketahui tugas dan wewenang masing-masing untuk mencapai tujuan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Job descripton atau penjelasan mengenai tugas masing-masing dari struktur organisasi Pradshop.accessories sesuai dengan gambar struktur organisasinya yaitu sebagai berikut:

1. Pemilik UMKM

a. Memimpin perusahaan

b. Membuat peraturan perusahaan

c. Bertanggung jawab atas kerugian

(21)

d. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan perusahaan

e. Mengembangkan strategi bisnis.

Selain itu, pemilik UMKM harus mampu bertanggung jawab atas kegiatan perusahaan, dimana seperti memberhentikan pegawai, menetapkan kebijakan yang ada dalam perusahaan tersebut, mengontrol kegiatan perusahaan, mulai dari pemotongan kain sampai kain siap dijual.

Pemilik UMKM juga harus tetap mempertahankan kualitas scrunchie, serta mengembangkan strategi bisnis sehingga dapat dikenal banyak orang dan UMKM ini terus berjalan lancar. Pemilik jugas bertanggung jawab penuh atas mengirimkan pesanan ke jasa pengiriman barang atau sistem cod.

2. Penjahit

a. Memiliki skill menjahit

b. Dapat mengatur mesin jahit sewaktu rusak seperti jarum patah

c. Bisa mempertahankan kualitas kain

d. Teliti dan cepat dalam bekerja

Selain itu, penjahit harus mampu mengerjakan dengan efisien dan efektif. UMKM ini bersifat membuat stock karena memiliki toko. Jadi, penjahit harus melaksanakan semua pekerjaannya dengan cepat tanpa mengurangi kualitas scrunchie tersebut. Skill menjahit dalam membuat

(22)

scrunchie ini bukanlah sesuatu yang harus mendalam, mempunyai sertifikat, ataupun yang lain. Tapi disini lebih ditekankan untuk keseriusan dan kesabaran. Karena penjahit scrunchie tersebut harus tekun, mulai dari mengukur, menggunting kain, membalikkan kain yang sudah dijahit, memasang karet, sampai menjahit menutup karet agar tidak terlihat.

3. Pegawai Toko

a. Menjaga Toko selama 9 jam

b. Membersihkan toko dan mampu menjaga kebersihan toko

c. Rajin dan disiplin

d. Mampu melakukan pencatatan penjualan setiap harinya

Selain itu, pegawai toko juga diwajibkan mampu berkomunikasi dengan pelanggan. Pada dasanya toko ini berawal dari online. Tetapi tak banyak juga yang ingin melihat barangnya langsung, jadi pemilik membuka toko. Maka dari itu pegawai toko harus mampu berkomuniksi dengan baik. Menata toko dan memiliki kreatifitas untuk keindahan toko adalah sesuatu yang menarik dari pegawai toko. Pegawai toko juga melakukan kegiatan mempacking barang, mulai dari memasukkan barang ke plastik hingga barang siap dikirim melalui jasa pengiriman barang.

(23)

2.3 Aktivitas Umum Perusahaan

Banyak biaya-biaya yang dikorbankan untuk mendapatkan laba dalam menjalankan UMKM ini. Tetapi, dalam perhitungan harga pokok produksi yang dihitungkan oleh perusahaan, belum memasukkan semua biaya-biaya. Contohnya biaya iklan, biaya packing, biaya listrik, pegawai toko, dll.

Kegiatan utama UMKM ini berlangsung jam 12.00 – 20.00 setiap harinya (offline). Adapun kegiatan menjahit lakukan setiap hari sabtu dan minggu jam 10.00 – 15.00.

2.4 Proses Produksi Perusahaan

Menurut Gitosudarmo (2002:23) proses produksi merupakan interaksi antara bahan dasar, bahan-bahan pembantu, tenaga kerja, dan mesin-mesin, serta alat-alat perlengkapan yang digunakan.

a. Tahap Pemotongan kain

Tahap ini dilakukan oleh penjahit, penjahit harus memotong kain berdasarkan ukuran scrunchie dan bando masing-masing. Terlebih dahulu harus mengukurnya, menggunting dengan lawan arah untuk mengurangi benang-benang yang keluar.

b. Tahap Menjahit

Setelah digunting, kain disambungkan dengan menggunakan mesin jahit.

Posisi kain dijahit dengan keadaan terbalik, serta diujungnya dilipat sedikit

(24)

ke arah yang bagus. Penjahit memakai jarum yang berukuran khusus, memakai benang yang senada dengan kain. Terkhusus diujungnya harus 2x dijahit sehingga benang tidak lepas.

c. Tahap membalikkan kain

Setelah dijahit, kain dibalikkan ke arah kain yang bagus, sehingga butuh untuk menjahit dengan menyatukan kedua ujung kain sehingga, ada sedikit ruangan yang belum dijahit untuk memasukkan karet.

d. Tahap memasukkan karet

Karet dimasukkan melalui ruangan kecil yang belum dijahit, seukuran pergelangan tangan. Karet juga akan dijahit supaya mengurangi kelebihan karet.

e. Tahap finishing

Setelah karet dijahit, lalu ruangan sedikit yang belum dijahit itu akan dijahit.

f. Tahap packing

Setelah scrunchie sudah siap, akan dimasukkan kedalam plastik bening agar terlihat lebih menarik.

(25)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Harga Pokok Produksi

Pengertian harga pokok produksi menurut susilawati (2009) adalah akumulasi biaya yang dibebankan ke produk atau jasa. Sedangkan Menurut Kuswadi (2008) harga pokok produksi adalah (HPP) merupakan semua biaya yang dikeluarkan utuk memproduksi suatu barang (jasa) jualan selama periode yang bersangkutan). Perusahaan mengorbankan semua biaya demi proses produksi scrunchie. Nilai pengorbanan inilah yang akan dihitung dalam harga pokok produksi. Biaya biaya yang akan dihitung harus biaya rill sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual dan memperoleh keuntungan yang diinginkan pemilik.

3. 2 Unsur-unsur Harga Pokok Produksi

Pengertian biaya (cost) menurut Mulyadi (2009 : 8-10) sebagai berikut : Biaya (cost) dalam arti luas dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan satuan uang yang telah terjadi atau yang mungkin akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit biaya dapat diartikan sebagai beban (expense) adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.

Pengklasifikasian biaya menurut Siregar, Suripto, dkk (2016:25) terdiri atas hal-hal berikut ini:

16

(26)

Biaya produksi adalah biaya yang terjadi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi terdiri atas tiga jenis, yaitu:

a. Biaya bahan baku (raw material cost), adalah besarnya nilai bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produsi untuk diubah menjadi barang jadi.

b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost), adalah besarnya biaya yang terjadi untuk menggunakan tenaga karyawan dalam mengerjakan proses produksi.

c. Biaya overhead pabrik (manufacture overhead cost), adalah biayabiaya yang terjadi di pabrik selain biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung.

Contohnya adalah biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

UMKM pradshop.accessories ini ingin memperoleh keuntungan 50%, satu produk tercapai tetapi yang lain tidak, berdasarkan perhitungan menurut perusahaan. Pemilik mengalami kesusahan dalam menghitung harga pokok produksi. Omset penjualan (dicatat) yang diperoleh UMKM ini sebesar Rp.

9.450.000. Ini adalah belum omset sepenuhnya, karena ada transaksi offline, online, maupun shopee yang tidak dicatat oleh pemilik dikarenakan adanya kegiatan lain dari pemilik. Berikut penjabaran dalam pencatatan transaksi:

(27)

Sumber: UMKM Pradshop.Accessories, 2020

Gambar 3.1

Pencatatan Transaksi Desember 2020

(28)

Sumber: UMKM Pradshop.Accessories, 2020

Gambar 3.2

Pencatatan Transaksi Desember 2020

(29)

Sumber: UMKM Pradshop.Accessories, 2020

Gambar 3.3

Pencatatan Transaksi Desember 2020

(30)

Sumber: UMKM Pradshop.Accessories, 2020

Gambar 3.4

Pencatatan Transaksi Desember 2020

(31)

3.3 Cara Menentukan Harga Pokok Produksi

Pemilik UMKM ini juga belum memasukkan semua biaya yang dikorbankan. Maka dari itu tujuan penulis untuk menganalisis dan memberikan gambaran perhitungan harga pokok produksi mengguakan metode full costing.

Menurut Daljono (2011) terdapat dua metode dalam menentukan harga pokok yaitu metode full costing dan metode variabel costing. Tetapi penulis hanya memakai metode full costing.

3.4 Full Costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan semua biaya yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap terhadap produk. Metode full costing digambarkan sebagai berikut:

Tabel3.1

Formula Perhitungan HPP

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variable xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

Harga pokok produksi xxx

Sumber: Rumus Perhitungan Harga Pokok Produksi

Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing berbeda dengan metode yang digunakan perusahaan. Dengan metode full costing semua biaya yang digunakan dalam proses produksi akan diklasifikasikan

(32)

sebagai biaya produksi, baik yang besifat variabel maupun yang bersifat tetap.

Dalam perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing, ada beberapa biaya yang tidak diperhitungkan oleh perusahaan namun akan diperhitungkan oleh penulis. Biaya tersebut terdiri atas biaya packing, biaya iklan, biaya listrik, dan biaya lain-lain yang diperoleh dari hasil wawancara oleh penulis. Adapun rincian perbedaan harga pokok produksi menurut perusahaan dan dengan metode full costing:

1. Biaya Bahan Baku

Bahan baku adalah segala sesuatu yang merupakan bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses produksi menjadi produk jadi.

Perusahaan menggunakan beberapa bahan baku dalam proses produksi scriunchie. Bahan baku tersebut antara lain kain dan karet. Sedangkan biaya bahan baku adalah pengorbanan sumber ekonomi yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan atau mendapatkan bahan baku tersebut. Data bahan baku yang digunakan oleh perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data Bahan Baku Nama bahan

Harga per satuan (Rp)

Kuantitas Biaya (Rp)

Kain 715 800 572.000

(33)

Karet 100 800 80.000

Total 652.000

Sumber: Perhitungan, 2021

Sesuai dengan data biaya bahan baku yang disajikan dalam tabel 3.2, maka biaya bahan baku yang tertinggi yaitu kain sebagai bahan baku utama dalam proses produksi yaitu sebesar Rp 572.000.

2. Biaya Tenaga kerja

Biaya tenaga kerja menurut Salman (2013: 26) adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pekerja yang terkait langsung dengan proses produksi untuk menghasilkan produk jadi. . Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tidak membagi proses produksinya kedalam beberapa depertemen tertentu, dimana semua proses produksi dari awal hingga akhir dikerjakan bersama-sama oleh karyawan. Proses produksi baru akan dimulai ketika seluruh bahan baku produksi sudah tersediah seluruhnya.

Perusahaan mengeluarkan biaya tenaga 2 kerja setiap bulannya yaitu sebesar Rp 1.300.000. baiya tersebut dikeluarkan berdasarkan perhitungan perusahaan, dimana pegawai toko berlangsung jam 12.00 – 20.00 setiap harinya (offline) dan kegiatan menjahit dilakukan setiap hari sabtu dan minggu jam 10.00 – 15.00.

(34)

Tabel 3.3 Biaya Tenaga Kerja

Keterangan Upah/bulan (Rp)

Penjahit 1.200.000

Pegawai Toko 100.000

Total 1.300.000

Sumber: Perhitungan, 2021

3. Biaya Overhad Pabrik

a. Biaya listrik

Dalam proses produksi biaya listrik yang digunakan perusahaan hanya menyisihkan sebagian biaya untuk pembayaran listriknya. Hal ini disebabkan karena penggunaan listrik untuk proses produksi dan pemakaian rumah tangga milik perusahaan menyatuh. Karena itu perusahaan hanya memperkirakan biaya setiap bulannya yang dikeluarkan untuk biaya listrik perusahaan. Adapun biaya listrik yang dikeluarkan perusahaan setiap bualannya dihitung tetap yaitu sebesar Rp 20.000.

4. Biaya depresiasi alat produksi

Selama menjalankan bisnisnya perusahaan tidak menghitung biaya depresiasi alat produksi kedalam harga pokok produksi. Hal ini disebabkan karena perusahaan mengklasifikasikan alat produksi sebagai modal awal perusahaan. Alat yang digunakan perusahaan

(35)

dalam proses produksi yaitu Mesin Jahit. Biaya depresiasi tahun 2020 digunakan untuk menghitung harga pokok produksi taksiran menurut metode full costing.

Berikut ini rumus perhitungan biaya depresiasi alat produksi.

biaya depresiasi per tahun = ℎ arga perolehan – nilai residu umur ekonomis

Berdasarkan rumus perhitungan di atas, maka dapat diketahui bahwa biaya depresiasi untuk alat produksi setiap tahunnya. Perhitungan biaya depresiasi alatalat produksi dapat dilihat dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4

Biaya Depresiasi Produksi Pertahun Alat Tahun

Perolehan

Harga per Unit (Rp)

Jumlah Unit

Harga Perolehan

(Rp)

Usia Ekonomis

Biaya Depresiasi

(Rp) Mesin

Jahit

2020 1.200.000 1 1.200.000 8 150.000

Sumber: Perhitungan, 2021

Jadi untuk menghitung biaya depresiasi per bulan dari setiap jenis alat produksi yang digunakan perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan rumus:

biaya depresiasi per bulan = biaya depresiasi per tahun

12 bulan

Tabel 3.5

Biaya Depresiasi Produksi Perbulan

Alat Penyusutan per tahun (Rp) Penyusutan per bulan (Rp)

Mesin Jahit 150.000 12.500

Sumber: Perhitungan, 2021

(36)

Dari hasil perhitungan tabel 3.5 dapat kita lihat total biaya depresiasi Mesin Jahit perbulan yaitu sebesar Rp 12.500.

5. Biaya Packing

UMKM menggunakan plastik bening dan plastik aksesoris dalam proses produksi tahap akhir yaitu mengemas scrunchie yang sudah siap dipasarkan kepada konsumen. Biaya kemasan atau packing merupakan biaya variabel karena jumlah besarnya akan mengikuti jumlah unit produksi. Harga plastik bening 1 pack (100 pcs) yaitu Rp 10.000, sementara untuk plastik aksesoris 1 pack (100 pcs) yaitu Rp 18.000.

Perhitungan biaya kemasan lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6 Biaya Packing Keterangan Unit

Produksi

Harga Satuan (Rp)

Tarif Kemasan per

Produk (Rp)

Kuantitas Biaya (Rp)

Plastik bening

1 10.000 100 800 80.000

Plastik aksesoris

1 14.000 140 800 112.000

Total 2 192.000

Sumber: Perhitungan, 2021

Dari tabel 3.6 dapat diketahui bahwa total biaya packing yang sesungguhnya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengemas scrunchie yaitu sebesar Rp 192.000.

(37)

Tabel 3.7

Perhitungan HPP dengan Metode Full Costing

BIAYA PRODUKSI Biaya (Rp) Total (Rp)

Biaya Bahan Baku

Kain 572.000

Karet 80.000 652.000

Biaya Tenaga Kerja

Penjahit 1.200.000

Pegawai Toko 100.000 1.300.000

Biaya Overhead Variabel

Listrik 20.000

Packing 192.000

Biaya Overhead Tetap

Depresiasi mesin jahit 12.500

Biaya overhead pabrik 224.500

Total biaya produksi 2.176.500

Jumlah produksi 800

Harga pokok produksi per pcs

dibulatkan

2.720,625

2.721

Sumber: Perhitungan, 2021

Dari tabel 3.7, perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing memiliki angka yang lebih tinggi

(38)

dibandingkan dengan metode yang digunakan perusahaan. Dari data yang diolah diperoleh total biaya produksi sebesar Rp 2.176.500 hasil tersebut merupakan penjumlahan antara total biaya bahan baku sebesar Rp 652.000, biaya tenaga kerja yaitu sebesar Rp 1.300.000, dan total biaya overhead pabrik sebesar Rp 224.500, serta dibagi dengan jumlah unit produksi sebanyak 800 pcs sehingga diperoleh harga pokok produksi per unitnya yaitu sebesar Rp 2.721.

Tabel 3.8

Perhitungan HPP Menurut Perusahaan

BIAYA PRODUKSI Biaya (Rp) Total (Rp)

Biaya Bahan Baku

Kain 572.000

Karet 80.000 652.000

Biaya Tenaga Kerja

Penjahit 1.200.000 1.200.000

Total biaya produksi 1.852.000

Jumlah produksi 800

Harga pokok produksi per pcs

2.315

Sumber: Perhitungan, 2021

Perbedaan perhitungan harga pokok produksi antara metode yang digunakan perusahaan dengan menggunakan metode full costing dapat dilihat pada tabel 3.9

(39)

Tabel 3.9 Selisih Keterangan Perusahaan

(Rp)

Full costing (Rp) Selisih (Rp)

Scrunchie 2.315 2.721 406

Sumber: Perhitungan, 2021

Perbandingan dari tabel 3.9 di atas diketahui bahwa selisih harga pokok produksi scrunchie adalah sebesar Rp 406 per pcs. Perhitungan harga pokok produksi dengan metode yang digunakan perusahaan dan metode full costing memiliki perbedaan. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing harga pokok produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan metode yang digunakan perusahaan. Hal ini karena dengan menggunakan metode full costing semua biaya dirinci secara jelas, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Sedangkan pada perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan, harga pokok produksi yang dihasilkan lebih kecil karena perusahaan tidak memasukkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik secara rinci ke dalam biaya produksinya. Perusahaan hanya merinci biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik yang tidak semuanya dimasukkan. Karena itu, perhitungan biaya produksi perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode full costing. Berikut adalah gambar dari produk yang diproduksi UMKM Pradshop.accessories :

(40)

Sumber: UMKM Pradshop.Accessories, 2020

Gambar 3.5

Produk UMKM Pradshop.Accessories

(41)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan masalah, berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan perhitungan harga pokok produksi menurut metode perusahaan dengan metode full costing, hal ini terjadi karena adanya perbedaan pembebanan biaya sejak awal. Metode perusahaan tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik sebagai biaya produksi.

2. Sedangkan metode full costing akan membebankan semua biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik baik yang bersifat tetap maupun yang bersifat variabel. Karena itu, metode full costing lebih menguntungkan bagi pihak perusahaan karena akan membebankan semua biaya-biaya yang mempengaruhi proses produksi, sehingga menghasilkan harga pokok produksi yang lebih akurat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan serta data yang diperoleh dari UMKM Pradshop.Accessories, maka dapat disimpulkanan sebagai berikut :

32

(42)

1. Hasil perhitungan harga pokok produksi scrunchie dengan menggunakan perhitungan perusahaan dan metode full costing yaitu dengan menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi di bagi dengan jumlah produksi atau pesanan yang terjadi dan sesuai dengan aturan akuntansi maka didapat harga pokok produksi scrunchie sebesar Rp 2.315 dan Rp 2.721.

2. Hasil perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan menurut perusahaan dan menurut metode full costing terjadi perbedaan. Untuk target laba sebesar 50% adalah Rp 2.500 dari harga jual sedangkan menurut metode full costing adalah Rp 2.279. Hal ini dikarenakan perusahaan belum memasukkan seluruh biaya kedalam harga pokok produksinya seperti biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, sehingga belum bisa memperoleh laba 50% dari harga jual.

3. Jika perusahaan ingin mencapai laba 50%, perusahaan bisa menaikkan harga jual atau perusahaan bisa mengurangi target laba yang diinginkan. Apabila perusahaan tidak ingin menurunkan target laba perusahaan harus menekankan biaya produksi serendah mungkin untuk pembuatan scrunchie.

33

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Helmina. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Full Costing pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumunium di UD. Istana Alumunium Manado. Jurnal EMBA, Vol.1, No.3, ISSN 2303-1174, (2013):

h. 217-224.

Cahyani, Galuh. 2014. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Pabrik Tahu Sari Langgeng Kutoarjo Dengan Metode Full Costing. Skripsi.

Yogyakarta: Universitas PGRI.

Carter, William K, dan Militon F. Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Edisi Ketigabelas.

Jakarta: Salemba Empat.

Daljono. 2011. Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian. Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Dunia, Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah. Akuntansi Biaya. 2011. Jakarta:

Salemba Empat.

Hansen, Dor R dan Maryanne M Mowen. Akuntansi Manajerial. 2013. Jakarta:

Salemba Empat.

Indriyono, Gitosudarmo. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Pertama.

Yogyakarta: BPFE.

Koetler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi Ketigabelas.

Jakarta: Erlangga.

Kuswadi. 2008. Meningkatkan Laba Melalui Pendekatan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Lasena, Sitti Rahmi. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Jurnal EMBA, Vol. 1, No. 3, ISSN: 2303-1174, (2013): h.

585-592.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Yogyakarta: STIE YKPN.

Rachmayanti, Dewi Kasita. 2011. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Sepatu dengan Metode Full Costing (studi kasus: UKM Galaksi Kampung Kabandungan Ciapus, Bogor) Pada UKM yang Memproduksi Sepatu.

Institut Pertanian Bogor.

Siregar, dkk. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi Kedua. Yogyakarta: Salemba Empat.

Srikalimah. 2017. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage Dalam Memprediksi Financial Distress (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013). Jurnal Akuntansi

& Ekonomi FE UN PGRI Kediri. ISSN: 2541-0180. Vol.2. no.1, pp.43-66.

34

(44)

Susilawati, Clara, dan FX Anton. 2009. Akuntansi Biaya, Penentuan dan Pengendalian Biaya Produk. Jakarta: Grasindo.

Setiyaningsih, Endra. “Analisis Penerapan Metode Full Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi untuk Penetapan Harga Jual (Studi Kasus pada Pabrik Tahu Lestari)”. Dokumen Karya Ilmiah Universitas Dian Nuswantoro Semarang, (2014): h. 1-16.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

35

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Penelitian ini perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing , yang memisahkan biaya overhead pabrik variabel yang terdiri dari biaya bahan

Karena penelitian ini ditujukan untuk menghitung harga pokok produk, maka PT Panca Mitra Sandang Indah menggunakan metode biaya penuh (Full costing), dimana

Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok, yang meliputi biaya bahan baku,

Harga pokok produksi pakan ikan lele dihitung dengan menggunakan metode full costing dimana pada metode ini perhitungan harga pokok produksi dilakukan

4.2.3 Perbandingan Hasil Perhitungan Biaya Produksi dengan Menggunakan Metode Perusahaan dan Full Costing.. Perhitungan Penetapan Harga Jual

Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode activity base costing menelusuri biaya kepada obyek biaya (cost obyek) dengan menggunakan pemicu biaya (cost driver) dan

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA INDUSTRI PENGOLAHAN KOPRA Studi Kasus Usaha Kopra Akmal di Desa Pesisir Timur, Kecamatan

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Full Costing Dalam Menentukan Harga Jual Pada CV.. Sumber Mas