• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal. Rencana Kerja dan Anggaran. Realisasi Anggaran. Optimalisasi Penganggaran. Capaian Kinerja Organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal. Rencana Kerja dan Anggaran. Realisasi Anggaran. Optimalisasi Penganggaran. Capaian Kinerja Organisasi"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

2020

Sekretariat Jenderal

Laporan

Kinerja

(2)

Sekretariat Jenderal

Laporan Kinerja

2020

(3)

Sekretariat Jenderal

Laporan Kinerja

2020

(4)

Kata Pengantar

Sekretaris Jenderal, Kementerian Keuangan

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala. Tuhan yang Maha Esa, yang telah menganugerahkan waktu dan kesehatan, dimana sepanjang tahun 2020 kita menghadapi tantangan berat, yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, namun seluruh keluarga besar Sekretariat Jenderal masih diberikan kesempatan memberikan karya terbaik sekaligus masih diberikan kepercayaan meraih berbagai penghargaan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan adalah organisasi yang didukung oleh Unit Eselon II sebanyak 8 (delapan) Biro, 3 (tiga) Pusat, 3 (tiga) Sekretariat, 1 (satu) Badan Layanan Umum (BLU) dan 1 (satu) unit Transformation Office, ditambah pada tahun 2020 Setjen diamanatkan unit baru – Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (SetKNEKS).

Saat Pandemi COVID-19 melanda Indonesia di awal tahun 2020, Organisasi di seluruh dunia (profit-non profi) tmulai menyadari pentingnya organisasi yang

“agile” beradaptasi dengan tantangan baru yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Organisasi besar dengan banyak pegawai dan sebaran geografis, seperti Kementerian Keuangan, mulai “dipaksa melek” digital literasi dan merubah cara bekerja, dimana unit kerja harus menjalankan kegiatan dari jarak jauh termasuk dari rumah (Work From Home).

Alhamdulillah, bersama-sama dengan seluruh Unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan - melalui program reformasi birokrasi yang sebelumnya telah di inisiasi ke arah digital transformasi, Kemenkeu mendorong program- program yang sebelumnya direncanakan berjalan perlahan dengan cara piloting, menjadi “harus” implementasi menyeluruh pada unit Eselon I - HRIS Kemenkeu, Nadine dan modul lainnya dalam Office Automation - yang kemudian menjadi backbone pelaksanaan tugas keseharian di lingkungan Kementerian Keuangan.

Kita mulai menyadari bahwa tantangan ke depan tidak akan lagi dapat diprediksi dengan grafik penghitungan yang linier; sehingga perlu dilakukan berbagai inovasi dan perencanaan Kegiatan Strategis serta langkah mitigasi atas risiko yang

(5)

mungkin muncul, setelah mengevaluasi perjalanan selama 5 (lima) tahun (2015- 2019). Hal-hal tersebut kemudian dituangkan menjadi dokumen rencana strategis (rencana jangka menengah) Sekretariat Jenderal tahun 2020-2024 dalam Keputusan Sekretariat Jenderal Nomor KEP-195/SJ/2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024.

Tahun 2020 juga merupakan tahun istimewa dimana dalam rangka menyelaraskan Kinerja-Anggaran, Kementerian Keuangan mengupayakan suatu perubahan desain anggaran-kinerja secara mendasar, yang dituangkan dalam Program “Redesign Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP), dimana hasilnya diharapkan perencanaan dan penganggaran menjadi sebuah dokumen yang lebih menggambarkan output dan outcome Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya (K/L/D/I). Program lebih dimaknai sebagai satu kesatuan utuh anggaran suatu K/L/D/I dibandingkan sebagai anggaran silo masing- masing unit kerja di bawahnya.

Sebagai simpulan atas semua hal tersebut, kami yakin meski tantangan ke depan semakin beragam dan sulit terprediksi, namun dengan semangat, sinergi, dan disiplin tinggi, Kementerian Keuangan akan mampu untuk lebih baik lagi dari apa yang telah dicapai sebelumnya.

Keseluruhan pencapain tentu saja tidak lepas dari peran seluruh pegawai dan pemangku kepentingan, dimana kata syukur dan terimakasih tidak dapat mewakili andil tersebut, semoga Allah Subhanallahu Wa Ta’ala dapat memberikan balasan yang lebih baik dan keberkahan atas segala jerih payah yang telah tercurah selama ini.

Salam PRiME

Hadiyanto

(6)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Gambar ... viii

Daftar Tabel ... ix

Ringkasan Eksekutif ... xi

Pendahuluan ... xv

A. Visi-Misi, Tugas dan Fungsi ... 16

B. Sumber Daya Manusia ... 24

C. Mandat dan Peran Strategis ... 24

D. Isu-isu / Peristiwa Utama (Strategic Issues) ...26

1. Penanganan Pandemi COVID-19 ...26

2. Implementasi Delayering Organisasi ... 27

3. Pembangunan Data Center (DC) Kementerian Keuangan ... 28

4. Implementasi Re-Design Sistem Perencanaan dan Penganggaran ... 28

5. Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan (IS-RBTK) ... 29

E. Sistematika Laporan Kinerja ... 32

Perencanaan Kinerja ... 34

A. Rencana Strategis Setjen 2020-2024 ... 35

1. Tujuan dan Sasaran Strategis Setjen ... 35

2. Restrukturisasi Program dan Kegiatan ...36

B. Rencana Kerja 2020... 38

1. Evaluasi Renstra Setjen 2015-2019 dan Penyusunan Renstra Setjen 2020-2024 ... 38

2. Keselarasan Renstra 2020 – 2024 dengan Renja 2020 ... 39

3. Refinement Kontrak Kinerja Sekretariat Tahun 2020 ... 43

4. Penyelarasan Renstra – Renja – Kontrak Kinerja tahun 2020 ... 44

5. Penerjemahan Indikator Output Progran pada Renja ke dalam IKU pada Kontrak Kinerja 2020 ...45

(7)

C. Penetapan Perjanjian Kinerja ... 46

1. Peta Strategi ... 46

2. Inisiatif Strategis ...54

D. Pengukuran Kinerja ...56

1. Kualitas IKU ... 58

2. Polarisasi IKU ... 59

3. Pengukuran Kualitas Pelaksanaan Anggaran ... 60

E. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Organisasi ... 61

Akuntabilitas Kinerja ... 63

A. Realisasi Agenda Prioritas ... 64

1. Penanganan Pandemi COVID-19 ... 64

2. Implementasi Delayering Organisasi ...65

3. Pembangunan Data Center (DC) Kementerian Keuangan ... 66

4. Implementasi Re-Design Sistem Perencanaan dan Penganggaran ... 67

5. Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan (IS-RBTK) ... 68

B. Capaian Kinerja Organisasi ... 73

C. Analisis Kinerja ... 78

SS 1 Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien ... 79

SS 2 Tata kelola dan sumber daya kementerian yang optimal ... 81

SS 3 Hasil pengelolaan tugas khusus (Special Mission) yang optimal ... 98

SS 4 Organisasi dan sumber daya manusia yang optimal ... 108

SS 5 Pengelolaan keuangan, barang milik negara, dan umum yang kredibel dan akuntabel ... 118

SS 6 Komunikasi publik yang efektif dan sistem informasi yang andal ... 127

SS 7 Legislasi dan advokasi yang optimal ... 139

SS 8 Dukungan pengambilan keputusan yang optimal ... 148

SS 9 Indeks efektifitas pelaksanaan tugas khusus ... 155

SS 10 Organisasi dan sumber daya manusia yang optimal ... 166

SS 11 Organisasi yang Fit for Purpose ... 174

SS 12 Sistem informasi yang andal ... 177

SS 13 Pengendalian risiko, pengendalian dan pengawasan internal yang bernilai tambah ... 179

(8)

D. Realisasi Anggaran ... 180

E. Inisiatif Strategis ... 182

F. Evaluasi Kinerja 2020 ... 187

1. Tindak Lanjut atas Evaluasi SAKIP Setjen tahun 2019 ... 187

2. Penelaahan Renja 2020 – usulan/penetapan Renja 2021 ... 190

3. Reviu Kualitas Kontrak Kinerja (K3) Pegawai ... 192

4. Diklat mandatori e-Learning bagi seluruh pegawai di lingkungan Setjen... 194

5. Inovasi dalam pengelolaan Kinerja ... 194

6. Refinement Kontrak Kinerja tahun 2020 – usulan KK 2021 ... 201

Kinerja Lain-lain ... 204

A. Kinerja Lain-lain ... 205

1. Kompetisi Ide Inovasi Sekretariat Jenderal ... 205

2. Kemenkeu Mengajar #2020 ... 206

3. Program Inklusi Pengelolaan Keuangan Negara ... 209

4. Pemugaran Gedung A.A Maramis ... 210

B. Penghargaan/Achievement Tahun 2020 ... 213

Penutup ... 217

Lampiran ... 220

A. Matriks Kinerja dalam Renstra 2020-2024 (Kinerja 2020) ... 221

B. Matriks Renstra - Renja – Kontrak Kinerja tahun 2020 ... 221

C. Formulir Pengukuran Kinerja ... 223

D. Perjanjian Kinerja 2021 ... 228

(9)

Daftar Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat jenderal ... 19

Gambar 2. Demografi Pegawai Setjen ... 24

Gambar 3. Redesign Sistem Perencanaan dan Penganggaran ... 29

Gambar 4. Peta Insitaif Strategis Program RBTK ... 31

Gambar 5. Ilustrasi Penataan ADIK ... 40

Gambar 6. Visi, Misi dan Peta Strategi Setjen Tahun 2019 ... 47

Gambar 7. Visi, Misi dan Peta Strategi Setjen Tahun 2020 ... 48

Gambar 8. Proses Perhitungan NKO Unit yang Memiliki Peta Strategi ... 56

Gambar 9. Hubungan IKU dengan Pencapaian SS ... 58

Gambar 10. Kendali atas pencapaian target IKU ... 58

Gambar 11. Mapping Restrukturisasi Program ... 67

Gambar 12. Laman LDK ... 71

Gambar 13. Ikhtisar Capaian Kinerja sampai dengan Tahun 2020 ... 73

Gambar 14. Ikhtisar Capaian Kinerja per triwulan tahun 2020 ... 74

Gambar 15. Survei integritas organisasi (internal) dan penilaian evaluasi RB ... 80

Gambar 16. Hasil survei kepuasan publik per jenis tahapan layanan. ... 103

Gambar 17. Grafik capaian coverage pejabat yang telah memenuhi SKJ pada setiap unit eselon I ... 109

Gambar 18. Capaian Pejabat Eselon II, III, IV Kementerian Keuangan yang Telah Memenuhi SKJ ... 110

Gambar 19. Grafik capaian coverage unit yang blum 100% pejabat memenuhi target SKJ pada Unit Setjen ...168

Gambar 20. Alur reviu KK dan K3 ... 193

Gambar 21. Contoh Form Pengisian Online oleh UE 2 ... 195

Gambar 22. Monitoring ISRBTK Setjen 2020 ...196

Gambar 23. Landing Page Office Automation Kemenkeu ...198

Gambar 24. Landing Page Layanan Digital Kemenkeu ...199

Gambar 25. Pembangunan Infrastruktur dan Online Assessment ... 200

(10)

Gambar 26. Pelaksanaan Online Group Coaching (OGC) ... 201

Gambar 27. Kemenkeu Mengajar #2020 ... 206

Gambar 28. Sekretaris Jenderal dalam Kemenkeu Mengajar #2020 ... 207

Daftar Tabel

Tabel 1. Matriks Renstra – Renja – Kontrak Kinerja tahun 2020 ... 44

Tabel 2. Matriks Renja – Kontrak Kinerja ... 45

Tabel 3. Penghitungan Capaian IKU Sekretariat Jenderal Tahun 2020 ... 75

Tabel 4. Rekap Target dan Realisasi Hasil Penilaian Tim Penilai Kementerian (TPK) Tahun 2016 – 2020. ... 84

Tabel 5. Rincian Nilai SAKIP Kemenkeu ... 86

Tabel 6. Perbandingan Nilai Evaluasi SAKIP Kemenkeu 5 tahun terakhir ... 87

Tabel 7. Realisasi Indikator IKU Persentase kualitas pelaksanaan anggaran Kementerian Keuangan ... 93

Tabel 8. Realisasi Persentase kualitas pelaksanaan anggaran per Eselon I ... 93

Tabel 9. Pemberitaan pada media Cetak dan Online ... 97

Tabel 10. Pemberitaan pada media Cetak dan Online ... 97

Tabel 11. Rincian nilai layanan Setkomwasjak ...104

Tabel 12. Penyampaian Rancangan PermenPAN-RB per Jabatan Fungsional ... 114

Tabel 13. Rincian Capaian IKU Indeks Pemenuhan Jabatan yang Memiliki Standar Kompetensi Teknis Jabatan ... 117

Tabel 14. Realisasi IKU Indeks Kualitas Pelaporan Keuangan BA 015 per Unit Eselon I ... 121

Tabel 15. Perubahan ruang lingkup penghitungan IKU Downtime Sistem TIK ... 131

Tabel 16. Daftar dan Capaian Downtime Sistem TIK Hosting Tahun 2020 ... 132

Tabel 17. Daftar dan Capaian Downtime Sistem TIK Colocation dan Jaringan Kantor Pengguna Tahun 2020 ... 133

(11)

Tabel 18. Riwayat IKU Mengenai Downtime Sistem TIK tahun 2016 s.d.

2019 ... 134

Tabel 19. Daftar Proyek TIK Strategis Setjen dan capaian tahun 2020 ... 135

Tabel 20. Hasil perhitungan nilai efektivitas komunikasi publik ... 138

Tabel 21. Detail Capaian Indeks Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materiil UU yang dimenangkan ... 142

Tabel 22. Detail Realisasi PNBP LPDP ... 156

Tabel 23. Riset Tahun 2020 yang Dapat/Tidak Dapat Melanjutkan ke Tahun Berikutnya... 159

Tabel 24. Rincian capaian komponen IKU ... 175

Tabel 25. Realisasi Anggaran atas belanja birokrasi ... 176

Tabel 26. Realisasi Anggaran per Satuan Kerja (Setjen) ... 181

Tabel 27. Inisiatif Strategis Setjen tahun 2020 ... 182

(12)

Ringkasan Eksekutif

Sesuai dengan Keputusan Sekretariat Jenderal Nomor KEP-195/SJ/2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 visi Sekretariat Jenderal tahun 2020-2024 berubah dari semula:

“Menjadi Penggerak Utama (Prime mover) Penyempurnaan Berkelanjutan menuju Terwujudnya Visi Kementerian Keuangan”

Menjadi:

“Menjadi Penggerak Utama dan Katalisator Tata Kelola yang Baik menuju Terwujudnya Visi Kementerian Keuangan", yakni:

Visi Kementerian Keuangan: Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif, Kompetitif, Inkiusif, dan Berkeadilan"

Perubahan yang termaktub dalam Rencana Strategis (Renstra) tersebut merupakan Langkah awal mengawali perubahan atas fokus yang akan dilaksanakan dalam rencana jangka menengah (2020-2024).

Dokumen Renstra kemudian menjadi acuan dalam penyusunan Kontrak Kinerja, meskipun dalam praktiknya penyusunan dan pembahasan Renstra 2020-2024 dan Kontrak Kinerja tahun 2020 dilaksanakan secara paralel dengan kebijakan rencana jangka menengah pada level Nasional (oleh Bappenas) dan Kementerian Keuangan.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya penetapan Kontrak Kinerja kemudian ditetapkan dalam empat perspective berdasarkan prinsip manajemen/pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC) yaitu stakeholder, customer, internal process dan learning and growth.

Berpedoman kepada

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan, pada masing-masing

perspektif tersebut di tempatkan Sasaran Strategis (SS) yang kemudian diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU). Adapun kualitas IKU dan target ditingkatkan dengan berpedoman kepada KMK Nomor 327/KMK.01/2018 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Berdasarkan Kualitas Kontrak Kinerja (K3) di Lingkungan Kementerian Keuangan; selanjutnya atas IKU yang telah ditetapkan secara berkala dilakukan monitor dan evaluasi.

Dari sebanyak 13 SS dan 24 IKU untuk mengukur ketercapaian SS yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal, terdapat 1 (satu) SS – dimana diukur dengan 1 IKU “13a-CP. Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah ditindaklanjuti “ – yang tidak dapat dihitung capaiannya; hal ini dikarenakan tidak adanya rekomendasi BPK atas LKPP dan

(13)

LKBUN yang menjadi tanggungjawab Sekretariat Jenderal; sehingga secara umum pencapaian Niai Kinerja Organisasi (NKO) diperhitungkan dari total 12 SS (dengan total 23 IKU).

Pandemi COVID-19

memberikan dampak bagi seluruh target yang telah direncanakan dalam dokumen perencanaan, termasuk dalam Kontrak Kinerja Setjen tahun 2020. Terdapat total 7 (tujuh) IKU yang dilakukan addendum akibat dampak pananganan Pandemi COVID-19 pada pertengahan tahun 2020, namun hampir sebagian besar relaksasi target dilakukan pada target triwulanan tanpa mengubah target tahunan; bahkan 1 (satu) IKU naik

target tahunannya. Hal ini berakibat pada nilai NKO Setjen pada triwulan 1 hingga triwulan 3 (atas KK pre addendum yang lebih rendah) dibandingkan NKO setelah dilakukan addendum; namun berbanding terbalik pada saat triwulan 4 (NKO setelah addendum/relaksasi lebih rendah daripada sebelum dilakukan relaksasi target).

Secara umum hal tersebut mencerminkan bukti komitmen Sekretariat Jenderal atas target tahunan yang ditetapkan di awal tahun; nilai NKO diatas 100 mencerminkan bahwa Sekretariat Jenderal tetap mampu memenuhi ekspetasi kinerja yang diharapkan.

(14)

Dalam grafik tahunan, NKO Setjen mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (2019). Namun, NKO adalah gambaran kinerja tahun berjalan atas SS dan target IKU yang ditetapkan; tidak dapat diperbandingkan secara langsung antara NKO tahun berjalan dengan tahun sebelumnya atau tahun yang akan datang, kecuali hanya sebatas apakah tahun berjalan telah sesuai/melebihi berapa poin dari

ekspektasi yang diharapkan diperbandingkan dengan ekspektasi tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan Sasaran Strategis dan IKU yang ditetapkan setiap tahun berbeda, dengan tantangan dan perubahan yang dihadapi, hampir bisa dipastikan terdapat perubahan IKU dan peningkatan target yang ingin dicapai sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi pada masing-masing perspektif.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, selain menjalankan tugas dan fungsi rutin, Sekretariat Jenderal juga melaksanakan beberapa kegiatan strategik yang diantaranya adalah implementasi Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan (IS-RBTK) yang meliputi:

1. The New Thinking of Working;

2. Optimalisasi Sistem Layanan Data Kementerian Keuangan untuk mewujudkan single source of truth data Kemenkeu;

3. Layanan Digital Kemenkeu;

4. Implementasi Office Automation dalam Rangka membangun Digital Workplace;

5. Pengembangan Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Keuangan; dan

6. Dukungan atas IS Modern e-learning sebagai alat utama dalam pengembangan SDM.

Berbagai penghargaan yang diperoleh sepanjang tahun 2020 menggambarkan keberhasilan dan kinerja di berbagai bidang tugas dan fungsi tergambarkan pada akhir bab pada LAKIN Setjen 2020.

(15)

sengaja

dikosongkan

(16)

5

1

Pendahuluan

Penjelasan umum organisasi, dengan penekanan pada aspek strategis organisasi serta isu/kegiatan utama (strategic issues) yang dihadapi organisasi sepanjang tahun 2020

A. Visi-Misi, Tugas dan Fungsi B. Sumber Daya Manusia

C. Mandat dan Peran Strategis

D. Isu-isu/Peristiwa Utama (Strategic Issues)

E. Sistematika Laporan Kinerja

(17)

5

1

Pendahuluan

Penjelasan umum organisasi, dengan penekanan pada aspek strategis organisasi serta isu/kegiatan utama (strategic issues) yang dihadapi organisasi sepanjang tahun 2020

A. Visi-Misi, Tugas dan Fungsi B. Sumber Daya Manusia

C. Mandat dan Peran Strategis

D. Isu-isu/Peristiwa Utama (Strategic Issues)

E. Sistematika Laporan Kinerja

(18)

A. Visi-Misi, Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Keputusan Sekretariat Jenderal Nomor KEP-195/SJ/2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 dirumuskan visi misi 5 (lima) tahun sebagai berikut:

Visi

“Menjadi Penggerak Utama dan Katalisator Tata Kelola yang Baik menujuTerwujudnya Visi Kementerian Keuangan”, yakni:

Visi Kementerian Keuangan:

“Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan”

Misi

Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan mendukung keseluruhan Misi Kementerian Keuangan, secara tidak langsung atas 4 misi pertama dan secara langsung pada misi ke-5 yakni:

misi 1 Menerapkan kebijakan fiskal yang responsif dan berkelanjutan;

misi 2 Mencapai tingkat pendapatan negara yang tinggi melalui pelayanan prima serta pengawasan dan penegakan hukum yang efektif;

misi 3 Memastikan belanja negara yang berkeadilan, efektif, efisien, dan produktif;

misi 4 Mengelola neraca keuangan pusat yang inovatif dengan risiko minimum;

dan

misi 5. Mengembangkan proses bisnis inti berbasis digital dan pengelolaan Sumber Daya Manusia yang adaptif sesuai kemajuan teknologi,

melalui:

(19)

1. Menyediakan saran-saran strategis untuk pengambilan kebijakan yang berwawasan ke depan;

2. Membangun budaya kerja berbasis nilai Kementerian Keuangan yang kohesif;

3. Membangun organisasi dan tata kelola Kementerian Keuangan yang modern;

4. Menyediakan sumber daya manusia yang terbaik di kelasnya;

5. Mengelola keuangan Kementerian Keuangan secara akuntabel berdasarkan prinsip value for money;

6. Menyediakan sistem informasi yang menjadi katalisator integrasi layanan TIK Kemenkeu;

7. Menyediakan layanan sentra korporat yang efisien;

8. Mengelola BMN Kementerian Keuangan secara optimal dan akuntabel.

Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 229/PMK.01/2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

a. Pengoordinasian kegiatan Kementerian Keuangan;

b. Pengoordinasian dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Keuangan;

c. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan;

d. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

e. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;

f. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.

Untuk mewujudkan pelaksanaan tugas dan fungsinya, Sekretariat Jenderal memiliki semangat budaya “PRiME” - Profesional, Responsif, Inovatif, Modern, dan

(20)

Enthusiastic. Semangat unggul (spirit) Sekretariat Jenderal sebagai PRiME ini ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor KEP-66.1/SJ/2016 yang merupakan turunan dari nilai-nilai serta program budaya Kementerian Keuangan.

Berikut adalah makna dari semangat tersebut:

Professional. Menjadi ahli di bidangnya dengan keunikan masing-masing pribadi, kerja tuntas dan akurat penuh tanggung jawab dan komitmen, asah kemampuan dan pengetahuan, serta manajemen waktu dan bekerja dengan hati.

Responsive. Memberikan layanan tepat waktu dan transparan, Inisiatif menggali kebutuhan layanan. Cekatan dalam menyelesaikan masalah, serta proaktif untuk meningkatkan kualitas layanan.

Innovative. Menciptakan terobosan baru, berpendapat positif dan bernilai tambah, berpartisipasi aktif serta mengenali perubahan kebutuhan pemangku kepentingan.

Modern. Menggunakan metode dan alat terkini agar meningkatkan kualitas kerja.

Cepat dan tanggap dalam penguasaa teknologi terkini yang bermanfaat untuk memberikan layanan kepada pemangku kepentingan.

Enthusiastic. Antusiasme dan semangat kerja yang tinggi, penuh tanggung jawab, serta inisiatif menggali kebutuhan layanan.

(21)

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat jenderal

(22)

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi yang luas dan kompleks tersebut, Sekretaris Jenderal di dukung oleh 8 (delapan) Unit Eselon II yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dan spesifik sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229/PMK.01/2019 sebagai berikut:

1. Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan rencana strategis atau jangka menengah, rencana kerja tahunan atau jangka pendek, menelaah, dan mengoordinasikan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan Kementerian Keuangan, pengelolaan dan analisis kinerja dan risiko Kementerian Keuangan, penyusunan anggaran Kementerian Keuangan, pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan Kementerian Keuangan, serta melaksanakan sistem akuntansi dan menyusun laporan keuangan Kementerian Keuangan;

2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (Organta) mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan penataan organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional pada semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian;

3. Biro Hukum mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan perundang-undangan dan memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian masalah hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian Keuangan;

4. Biro Advokasi mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan advokasi hukum meliputi penelaahaan kasus hukum, pemberian bantuan hukum, pendapat hukum, pertimbangan hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian, eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional, eks Bank Dalam Likuidasi, hak uji materiil, sengketa kepegawaian, sengketa internasional, sengketa persaingan usaha, arbitrase, pemulihan aset negara dan menganalisis peraturan perundang-undangan terkait tugas dan fungsi Kementerian Keuangan;

5. Biro Sumber Daya Manusia yang selanjutnya disebut Biro SDM mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan penyiapan pembinaan dan pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Keuangan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

6. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri ini disebut Biro KLI mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan dan manajemen kehumasan di lingkungan Kementerian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

7. Biro Manajemen Barang Milik Negara (BMN) dan Pengadaan mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan administrasi barang milik negara dan pengadaan barang/jasa, pengelolaan barang milik negara, dan layanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian Keuangan;

8. Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan pelaksanaan ketatausahaan tingkat Kementerian Keuangan dan pemberian

(23)

pelayanan pelaksanaan tugas kantor pusat Kementerian Keuangan, serta melaksanakan dan mengoordinasikan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit di lingkungan Sekretariat Jenderal.

Sekretaris Jenderal selain membawahi biro-biro juga membawahi unit pusat-pusat yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal, adalah sebagai berikut:

1. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan rencana strategis dan kebijakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), pengembangan sistem informasi, manajemen layanan TIK, operasional TIK, keamanan informasi dan kelangsungan TIK, manaJemen layanan data, dan pengelolaan Jabatan Fungsional Pranata Komputer.

Sekretariat Jenderal juga terdapat 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis yang bertanggung jawab kepada Pusintek, yakni:

1.1. Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Miliki Negara; yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi dan barang milik negara.

1.2. Kantor Pengelolaan Pemulihan Data; yang bertugas untuk melaksanakan pengelolaan Disaster Recovery Center (DRC) Kementerian Keuangan.

2. Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK) mempunyai tugas mengoordinasikan dan melaksanakan penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan dan pelayanan informasi atas profesi keuangan yaitu Akuntan, Akuntan Publik, Teknisi Akuntansi, Penilai, Penilai Publik, Aktuaris, dan profesi keuangan lainnya.

3. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan; yang bertugas untuk melaksanakan analisis, harmonisasi dan sinergi kebijakan atas pelaksanaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, pengelolaan program dan kegiatan Menteri Keuangan, dan pengelolaan indikator kinerja utama Kementerian.

Selain itu, Sekretariat Jenderal juga mengkoordinasikan organisasi yang diamanatkan oleh Peraturan Perundang-undangan, antara lain:

1. Sekretariat Pengadilan Pajak; merupakan amanat UU Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, yang bertugas memberikan dukungan kepada Pengadilan Pajak dalam rangka mewujudkan administrasi peradilan pajak yang tertib, efektif, dan efisien dengan memberikan pelayanan administrasi sengketa pajak secara cepat, murah, dan sederhana;

2. Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan; merupakan amanat UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) untuk mendukung dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Pengawas Perpajakan;

3. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan; merupakan amanat Undang-Undang APBN Tahun 2010 s.d. 2013 dan dalam Perpres 28 Tahun 2015, LPDP merupakan

(24)

unit khusus Kementerian Keuangan yang bertanggung jawab langsung kepada Menteri Keuangan.

4. Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (SetKSSK) adalah organisasi baru yang kemudian bergabung dengan Sekretariat Jenderal melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Stabilitas Sistem Keuangan. SetKSSK merupakan implementasi atas ketentuan Pasal 7 ayat 4 Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan.

Dalam Pasal 1 PMK 92/2017 kemudian dijelaskan bahwa: Sekretariat KSSK merupakan unit organisasi non-eselon di lingkungan Kementerian Keuangan yang bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan selaku Koordinator Komite Stabilitas Sistem Keuangan dan secara administratif berada di bawah Sekretaris Jenderal.

5. Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (unit baru di tahun 2020), yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah merupakan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2020 tentang Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah

Di lingkungan Sekretariat Jenderal terdapat 3 (tiga) Tenaga Pengkaji yang bertugas untuk Tenaga Pengkaji mempunyai tugas menelaah dan mengkaji hal-hal yang menyangkut sumber daya aparatur, perencanaan strategik, dan pengelolaan kekayaan negara Departemen Keuangan dan menyusun rekomendasi tentang strategi pengembangan dan penanganannya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.01/2009 tentang Tenaga Pengkaji di Lingkungan Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan susunan Tenaga Pengkaji adalah sebagai berikut:

1. Tenaga Pengkaji Bidang Sumber Daya Aparatur;

2. Tenaga Pengkaji Bidang Perencanaan Strategik; dan 3. Tenaga Pengkaji Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara.

Adapun beberapa unit/satuan kerja yang secara tugas dan fungsi diamanatkan dikelola oleh Sekretariat Jenderal adalah:

1. Pelaksanaan kegiatan Program Public Financial Management-Multi Donor Trust Fund (PFM-MDTF) tahap III.

Hal ini sesuai dengan rapat Policy Advisory Committee (PAC) yang dilaksanakan pada tanggal 17 September 2019 yang dipimpin oleh Menteri Keuangan dan dihadiri oleh Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dan juga beberapa Kementerian/Lembaga serta Para Donors dan Bank Dunia.

(25)

Adapun Tujuan dari PFM-MDTF Tahap III ini adalah untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan perbaikan kualitas Penerimaan dan Pengeluaran Negara, baik di Tingkat Pusat maupun di Tingkat Daerah, dengan cara meningkatkan Orientasi Performa dalam Manajemen Penerimaan dan Pengeluaran Negara dari segala sisi termasuk melalui Sistem Teknologi Digital.

2. Atase Keuangan dan/atau Staf Teknis Keuangan (amanat baru 2020)

Sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 802/KMK.01/2019 tentang Pembinaan Atase Keuangan dan/atau Staf Teknis Keuangan pada Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri, bahwa Sekretariat Jenderal diamanatkan untuk melakukan pembinaan administratif selain yang telah diatur dalam Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Luar Negeri.

Pembinaan teknis pada Unit Eselon I yang terkait di lingkungan Kementerian Keuangan dan sinkronisasi dan harmonisasi pembinaan secara teknis dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Unit Eselon I yang mempunyai fungsi memberikan rekomendasi kebijakan dalam bidang fiskal, sektor keuangan, serta Kerjasama ekonomi dan keuangan internasional; sedangkan pembebanan anggaran selain belanja pegawai berada pada Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan.

(26)

B. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah aset utama organisasi dalam rangka mewujudkan visi dan misi berubah setiap tahun, dimana pada tahun 2018 total pegawai adalah sebanyak 2682 orang dan pada tahun 2019 menjadi 2672 orang pegawai (turun sebesar 0.37%), sedangkan pada tahun 2020 total pegawai Sekretariat Jenderal mengalami sedikit kenaikan menjadi sebanyak 2690 pegawai dengan perbandingan komposisi pegawai sebagai berikut:

Gambar 2. Demografi Pegawai Setjen

C. Mandat dan Peran Strategis

Sesuai dengan KEP-195/SJ/2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024 dalam rangka mewujudkan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden, Kementerian Keuangan menetapkan 5 (lima) Tujuan di tahun 2020- 2024, yaitu:

1. Pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan;

2. Penerimaan negara yang optimal;

3. Pengelolaan belanja negara yang berkualitas;

4. Pengelolaan perbendaharaan, kekayaan negara, dan pembiayaan yang akuntabel dan produktif dengan risiko yang terkendali; dan

(27)

5. Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien.

Sekretariat Jenderal diamanatkan untuk mendukung tujuan ke-5 (lima), yakni “Birokrasi dan Layanan Pubik yang Agile, Efektif, dan Efisien”, dengan destination statement yang ingin dicapai dari tujuan ini adalah:

“Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, efisien, dan berintegritas, serta Kemenkeu sebagai learning organization.”

Adapun kodisi yang ingin dicapai dan menjadi rumusan sasaran strategis pada tujuanh ke-5 (lima) tersebut adalah:

a. Organisasi dan SDM yang optimal.

b. Sistem informasi yang andal dan terintegrasi.

c. Pengendalian dan pengawasan internal yang bernilai tambah.

d. Pelaksanaan tugas khusus yang optimal

Selain hal tersebut, dari ke-7 (tujuh) Agenda Pembangunan dan arah kebijakan pembangunan nasional dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2020-2024:

1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas dan Berkeadilan;

2. Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan;

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Berdaya Saing;

4. Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan;

5. Memperkuat Infrastruktur untuk Mendukung Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan Dasar;

6. Membangun Lingkungan Hidup, Meningkatkan Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim; dan

7. Memperkuat Stabilitas Polhukhankam dan Transformasi Pelayanan Publik.

terdapat 2 (dua) kontribusi Sekretariat Jenderal , yakni:

1) Agenda Pembangunan 3. “Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing.”

Arah kebijakan pembangunan nasional ke-3 (tiga)

“Meningkatkan Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas.”

Strategi:

“Peningkatan efektifitas pemanfaatan Anggaran Pendidikan untuk peningkatan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan, dan pemenuhan ketentuan Anggaran Pendidikan.”

2) Agenda Pembangunan 4. “Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan.”

(28)

Arah kebijakan:

“Revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila untuk memperkukuh ketahanan budaya bangsa dan membentuk mentalitas bangsa yang maju, modern, dan berkarakter.”

Strategi:

1. Revolusi mental dalam tata kelola pemerintahan, mencakup:

a. Peningkatan budaya kerja pelayanan publik yang ramah, cepat, efektif, efisien, dan terpercaya. (Central Transformation Office – CTO);

b. Penerapan disiplin, penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) dalam birokrasi. (Biro SDM).

2. Pemantapan pelaksanaan lima program Gerakan Nasional Revolusi Mental untuk mewujudkan Indonesia Melayani, Indonesia Bersih, Indonesia Tertib, Indonesia Mandiri, dan Indonesia Bersatu (Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (Organta))

D. Isu-isu / Peristiwa Utama (Strategic Issues)

Di tahun 2020 Sekretariat Jenderal menghadapi beberapa isu-isu/peristiwa utama, antara lain:

1. Penanganan Pandemi COVID-19

Merebaknya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia pada awal tahun 2020 yang berimbas pada perlambatan pertumbuhan ekonomi global termasuk Indonesia. Salah satu bentuk respons Pemerintah (dan dukungan Sekretariat Jenderal) dalam menangani permasalahan ini adalah penerbitan (Setjen c.q. Biro Hukum kemudian mengawal hingga terbit) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan. Perppu ini secara umum mengatur dua hal, yaitu kebijakan keuangan negara dan kebijakan stabilitas sistem keuangan.

Adapun tujuan dibentuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang dimaksud adalah:

a) Peningkatan belanja untuk mitigasi risiko kesehatan, melindungi masyarakat dan menjaga aktivitas usaha;

(29)

b) Menjaga stabilitas sektor keuangan melalui tindakan antisipasi (forward looking); dan

c) Mengatasi kondisi mendesak dalam rangka penyelamatan kesehatan, perekonomian nasional dengan fokus pada belanja kesehatan, jarring pengaman sosial (social safety net) serta pemulihan dunia usaha yang terdampak.

Selanjutnya merespon dampak penanganan pandemi COVID-19 tersebut, Sekretariat Jenderal menginisiasi berbagai kebijakan dan kembali memperkuat/mengakselerasi program-program yang mendukung penyelesaian target kerja di tengah pandemi, misalnya akselerasi implementasi ISRBTK sistem HRIS sebagai backbone TIK Kemenkeu, Office Automation, pengembangan satu data Kemenkeu melalui Sistem Layanan Data Kementerian Keuangan (SLDK), Portal Layanan Data Kemenkeu, Pembangunan Satellite Office, Fleksible Working Space (FWS) dan lain sebagainya.

Hal lain sebagai dampak dari penanganan pandemi COVID-19 adalah perubahan trajektori target (dengan target akhir tahun tetap) pada beberapa IKU yang telah ditetapkan pada Januari 2020, bahkan salah satu target IKU Sekretariat Jenderal ditetapkan dalam addendum Kontrak Kinerja menjadi naik.

2. Implementasi Delayering Organisasi

Delayering atau penyederhanaan birokrasi merupakan salah satu bagian dari lima prioritas kerja pemerintahan di tahun 2019-2024 yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 20 Oktober 2019. Dalam arahannya, Presiden menyampaikan penyederhanaan birokrasi (delayering) meliputi: a) simplifikasi proses; b) eselonisasi 2 level; dan c) optimalisasi jabatan fungsional.

Arahan Presiden selanjutnya direspon oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui serangkaian program dan kebijakan, antara lain:

1. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor SE-384/2019 tentang Langkah Strategis dan Konkret Penyederhanaan Birokrasi tanggal 13 November 2019;

2. Peraturan Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 28 Tahun 2019 tentang Penyetaraan Jabatan Administrasi ke dalam Jabatan Fungsional yang ditetapkan tanggal 6 Desember 2019;

3. Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor B/45/M.TU.02/2020 tanggal 8 Januari 2020 hal Penyampaian Konsep Kebijakan Penyederhanaan Birokrasi.

(30)

3. Pembangunan Data Center (DC) Kementerian Keuangan

Pembangunan DC Permanen Kemenkeu adalah proyek yang diinisiasi sejak beberapa tahun sebelumnya, persiapan pembangunannya membutuhjan persiapan yang matang, mulai dari ketersediaan tempat dan fasilitas yang mendukung ketersediaan dan operabilitas kebutuhan fasilitas TIK Kementerian Keuangan akibat semakin tingginya ketergantungan proses bisnis pada sistem TIK, dengan waktu layanan 24/7 dan tingginya jumlah stakeholder.

Lokasi pengembangan DC telah ditetapkan yakni dengan merenovasi Gd.

Puskurbuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dimana lokasi berada pada area strategis dengan dukungan sumber listrik terbaik, keamanan, kedekatan lokasi dengan pemilik proses bisnis. Pusintek mengusulkan pembangunan DC Kemenkeu dengan standardisasi kategori DC Tier 4 (kategori tertinggi).

Diperkirakan DC akan siap menjadi bagian dari DC Nasional yang merupakan kebijakan Nasional sebagaimana diatur dalam Perpres No 95 Tahun 2018 (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik). Tahun 2020 direncanakan tahapan pembangunan sebagai berikut:

a. Persiapan dan pelaksanaan tender Konsultan Perencana DC (Oktober – Desember); dan

b. Persiapan dan pelaksanaann tender Konsultan Manajemen Konstruksi DC (Oktober –Desember).

4. Implementasi Re-Design Sistem Perencanaan dan Penganggaran

Pemerintah berkomitmen melakukan reformasi belanja negara dalam rangka penguatan efisiensi untuk belanja kebutuhan dasar, efektivitas belanja prioritas dengan penekanan pada pelaksanaan anggaran berbasis pada hasil (result based) serta penguatan kapasitas kebijakan countercyclical baik melalui penguatan automatic stabilizer maupun pencadangan belanja anticipatory.

Upaya tersebut salah satunya dilakukan dengan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran yang akan berlaku efektif untuk TA 2021.

Restrukturisasi Program dalam Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran akan mengurangi tumpang tindih kegiatan antar K/L, meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L), dan mengurangi cost of bureaucracy karena satu program dapat digunakan oleh beberapa Unit Eselon I.

Peran “program” sebagai instrumen pembangunan nasional, dimana Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/Lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Lebih lanjut, dijelaskan konsep

(31)

produk pemerintah dan penerjemahan intervensi pemerintah dalam output kegiatan K/L (KRO & RO).

Dalam Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor S-376/MK.02/2020 dan B.310/M.PPN/D.8/PP.04.05/05/2020 tanggal 8 Mei 2020 Hal Pagu Indikatif Belanja K/L TA 2021, pagu indikatif telah disajikan berdasarkan program hasil Redesain Sistem Penganggaran. Redesain Sistem Penganggaran memangkas program existing yang berjumlah 428 program menjadi 102 program yang terdiri dari 84 program Spesifik/Teknis K/L dan 18 Program Lintas K/L. Beberapa program Lintas K/L tersebut antara lain Program Dukungan Manajemen pada 86 K/L, Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, Program Riset, Inovasi, dan IPTEK, dan Program Infrastruktur Konektivitas.

Gambar 3. Redesign Sistem Perencanaan dan Penganggaran

5. Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan (IS-RBTK) Transformasi Digital

Seiring dengan berkembang pesatnya teknologi informasi dan komunikasi, Kemenkeu mulai mengintegrasikan inisiatif transformasi ke dalam konteks yang lebih modern dengan menerapkan aspek digitalisasi yang menjadi periode V dari program reformasi Kemenkeu.

(32)

Gambar 3. Perjalanan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan

Dalam transformasi digital, Kemenkeu menggunakan Enterprise Architecture (EA) sebagai tool utama menuju Kemenkeu modern yang berbasis digital. EA merupakan alat untuk membantu perencanaan strategis organisasi untuk mencapai visi dan misinya dengan memberikan kemampuan untuk melihat dan melakukan perbaikan pada bisnis, informasi, dan teknologi yang digunakan.

Transformasi digital Kemenkeu merupakan suatu peluang untuk penyempurnaan proses bisnis guna peningkatan value layanan dan mendorong efisiensi proses bisnis Kemenkeu. Selain melakukan implementasi atas sebelas inisiatif tersebut, melalui framework EA Kemenkeu melakukan analisis gap atas kesebelas inisiatif RBTK pada tahun 2019. Dari hasil analisis tersebut, serta berdasarkan hasil diskusi pada high level pada kegiatan Leaders’ Offsite Meeting yang dilaksanakan pada akhir tahun 2019, yang ditindaklanjuti dengan rangkaian rapat teknis melalui beberapa forum, seperti minilab, forum ketua PMO, dan rapat one-on-one, maka disepakati 15 inisiatif strategis yang akan dilaksanakan pada tahun 2020-2024 dengan kerangka sebagai berikut.

Implementasi 15 IS RBTK tahun 2020-2024 ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan nomor KMK 125/KMK.01/2020 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program RBTK, selanjutnya KEP-120/SJ/2020 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Sekretaris Jenderal Kemenkeu No KEP-438/SJ/2019 tentang Tata Kelola Implementasi Inisiatif Strategis Program RBTK Kemenkeu.

(33)

Gambar 4. Peta Insitaif Strategis Program RBTK

Adapun monitoring pelaksanaan Inisiatif Strategis RBTK yang menjadi tanggungjawab Sekretariat Jenderal tahun 2020 dilaksanakan oleh Project Manajement Office (PMO) Setjen yang ditetapkan melalui Keputusan Sekretariat Jenderal Nomor KEP-196/SJ/2020 tentang Perubahan atas Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Nomor KEP-128/SJ/2020 tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Unit (Project Manajement Office) Sekretariat Jenderal tahun 2020.

(34)

E. Sistematika Laporan Kinerja

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Setjen adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

2. Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

3. Akuntabilitas Kinerja

A. Realisasi Agenda Prioritas

Pada Sub bab ini di uraikan khusus kegiatan atas agenda prioritas Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan yang tertuang pada Inisiatif Strategis Reformasi Birokrasi Transformasi Kelembagaan (IS RBTK) yang menjadi tanggungjawab Sekretarariat Jenderal Kementerian Keuangan dan yang menjadi prioritas Setjen.

B. Capaian Kinerja Organisasi

Pada sub bab ini secara ringkas diuraikan capaian kinerja organisasi.

C. Analisis Kinerja

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap sasaran strategis Organisasi sesuai dengan pengukuran kinerja organisasi dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014.

D. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

E. Inisiatif Strategis

Pada sub bab ini diuraikan realisasi Insiatif Strategis Setjen sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

F. Evaluasi Kinerja

Pada sub bab ini diuraikan mengenai evaluasi atas audit Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeritah atas Kinerja Sekretariat Jenderal dan proses refinement Kontrak Kinerja

4. Kinerja Lainnya, menjelaskan kinerja yang dicapai oleh Sekretariat Jenderal dan penghargaan-penghargaan sepanjang tahun

(35)

5. Penutup

Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

6. Lampiran-lampiran.

(36)

5

2

Perencanaan Kinerja

Ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2020

A. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal 2015-2020

B. Rencana Kerja 2019 C. Pengukuran Kinerja

D. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Organisasi

(37)

5

2

Perencanaan Kinerja

Ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2020

A. Rencana Strategis Sekretariat Jenderal 2015-2020

B. Rencana Kerja 2019 C. Pengukuran Kinerja

D. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Organisasi

(38)

A. Rencana Strategis Setjen 2020-2024

Perencanaan jangka menengah 5 tahun Sekretariat Jenderal (2020-2024) tertuang dalam Keputusan Sekretariat Jenderal Nomor KEP-195/SJ/2020 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2020-2024. Dokumen ini menjadi pedoman bagi Sekretariat Jenderal dalam mewujudkan visi Sekretariat Jenderal, yakni:

“Menjadi Penggerak Utama dan Katalisator Tata Kelola yang Baik menuju Terwujudnya Visi Kementerian Keuangan”, yakni:

(Visi Kementerian Keuangan) “Menjadi Pengelola Keuangan Negara untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang Produktif, Kompetitif, Inklusif, dan Berkeadilan”

1. Tujuan dan Sasaran Strategis Setjen

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan, ditetapkan 2 (dua) tujuan Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024 yang merupakan penjabaran dari Tujuan 5 Kementerian Keuangan “Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien” yaitu:

1. Tata kelola dan sumber daya yang optimal;

2. Penguatan fungsi decision support dan special mission.

Sasaran Srategis Sekretariat Jenderal kemudian ditetapkan sebanyak 7 (tujuh) Sasaran Strategis yang merupakan mandat dari Tujuan dan Sasaran Strategis yang ada pada level Kementerian Keuangan, yakni pada tujuan ke 5 (lima) “Birokrasi dan layanan publik yang agile, efektif, dan efisien”, dan dikelompokkan ke dalam 2 (dua) tujuan sebagaimana poin di atas yakni:

1. Sasaran Strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Tata kelola dan sumber daya kementerian yang optimal adalah:

a. Organisasi dan SDM yang optimal

b. Pengelolaan keuangan dan BMN yang kredibel dan akuntabel;

c. Sistem informasi yang andal terintegrasi, dan Komunikasi publik yang efektif;

d. Legislasi dan advokasi yang optimal; dan

e. Tata kelola dan sumber daya Sekretariat Jenderal yang optimal.

(39)

2. Sasaran Strategis yang ingin dicapai dalam tujuan Penguatan fungsi decision support dan special mission adalah:

a. Dukungan pengambilan kebijakan (decision support) yang optimal; dan b. Pelaksanaan tugas khusus (special mission) yang optimal.

2. Restrukturisasi Program dan Kegiatan

Dalam rangka menjalankan 5 (lima) tujuan dan strategi yang ada di renstra Kementerian Keuangan tahun 2020-2024, Kementerian Keuangan menetapkan 12 (dua belas) program pada tahun 2020 menjadi 5 (lima) program pada tahun 2021-2024; Sekretariat Jenderal mendapatkan amanat pada program:

Tahun 2020: Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan;

UIC: Sekretariat Jenderal;

Tahun 2021-2024: Program Dukungan Manajemen,

UIC: SETJEN, ITJEN, BPPK, LNSW,Sekretariat UE I, BLU & SMV Terkait).

Secara umum restrukturisasi program menjadi salah satu bentuk sinergi, dimana satu program tidak lagi diampu hanya oleh satu Unit Eselon I, namun merupakan satu tema program besar yang sama dalam rangka efektivitas/efisiensi pencapaian target output suatu Kementerian/Lembaga.

Adapun Kegiatan di bawah program dirincikan sebagai berikut:

a. 2020 (sebelum dilakukan restrukturisasi program)

Program: Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan

Sasaran Program (Outcome): Tata kelola Kementerian Keuangan yang baik Output Strategis 01: Layanan Manajemen Organisasi yang Prima

Output Strategis 02: Output Internal Unit Eselon I

Output Strategis 03: Layanan Tugas Khusus yang Optimal Kegiatan

1625: Pembinaan dan Koordinasi Pemberian Advokasi Hukum.

1626: Peningkatan Kepercayaan dan Dukungan Publik terhadap Kebijakan Bidang Keuangan Negara.

1627: Pembinaan dan Koordinasi Perumusan Peraturan Perundang- Undangan.

(40)

1628: Pembinaan dan Penataan Organisasi, Tata Laksana dan Jabatan Fungsional.

1629: Pengelolaan Keuangan, Kinerja dan Risiko.

1630: Pembinaan Administrasi Pengelolaan BMN dan Pengadaan Barang/Jasa.

1631: Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan SDM.

1632: Pembinaan Administrasi dan Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor Pusat Kementerian.

1633: Koordinasi dan Harmonisasi Pelaksanaan Kebijakan Menteri Keuangan.

1634: Koordinasi dan Pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan.

1637: Pembinaan dan Pengawasan Profesi Keuangan.

1638: Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor-Kantor Vertikal di Daerah yang Berkantor di GKN.

1639 Dukungan Administrasi Penyelesaian Sengketa Pajak.

1642: Dukungan Pelaksanaan Tugas Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

5170: Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Pelaksanaan Tugas Komite Pengawas Perpajakan.

5171: Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional.

b. 2021-2024 (setelah dilakukan restrukturisasi program) Program: Dukungan Manajemen

Sasaran Program (Outcome)

01: Organisasi dan SDM yang Optimal.

02: Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi.

03: Pengendalian dan Pengawasan Internal yang Bernilai Tambah.

04: Pelaksanaan Tugas Khusus yang Optimal.

Output Strategis 01: Tata kelola dan Sumber Daya Kementerian

Output Strategis 02: Hasil Pengelolaan Tugas Khusus (Special Mission) Kegiatan:

01. Pengelolaan Organisasi dan SDM

02. Pengelolaan Keuangan, BMN dan Umum 03. Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi 04. Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik 05. Legislasi dan Litigasi

06. Pengelolaan Risiko, Pengendalian dan Pengawasan Internal 07. Pelaksanaan Tugas Khusus (Special Mission)

(41)

B. Rencana Kerja 2020

Penyusunan Rencana Kerja (Renja) dimulai dari mereviu ulang hal-hal yang telah dilakukan sebelumnya di tahun 2019 termasuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2015 – 2019 dan Renstra Setjen 2015 – 2019 serta memperhatikan apa yang akan di lakukan dan direncanakan dalam dokumen Renstra Kemenkeu dan Setjen tahun 2020-2024 yang tengah disusun, rencana kerja tahun sebelumnya dan arahan pimpinan/kebijakan yang ditetapkan pada tahun sebelumnya.

Dokumen Renja kemudian digunakan sebagai dokumen panduan kegiatan yang merefleksikan target, volume dan anggaran yang digunakan dan menjadi target pelaksanaan kerja di tahun berjalan.

Adapun fungsi lain dari dokumen renja adalah sebagai revisi atas dokumen rencana yang telah dituangkan dalam Renstra; hal ini dikarenakan adanya kebutuhan, kebijakan, atau kondisi eksternal dan internal yang mungkin berubah atau berbeda dengan kondisi pada saat penetapan Renstra.

Dokumen Renja selanjutnya disusun ke dalam Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) yang penerapannya di Kementerian Keuangan dituangkan ke dalam format Anggaran dan Informasi Kinerja (ADIK).

1. Evaluasi Renstra Setjen 2015-2019 dan Penyusunan Renstra Setjen 2020-2024 Proses evaluasi Renstra Setjen tahun 2015-2019 adalah salah satu proses penting dalam menyusun Renja 2020 sekaligus dalam proses penyusunan dokumen Renstra Setjen 2020-2024. Adapun hasil reviu atas Renstra Setjen sebelumnya tertuang dalam Bab I Dokumen Renstra Setjen tahun 2020-2024 yakni pencapaian tujuan-tujuan dalam Renstra Setjen 2015-2019 sekaligus pemaparan secara komprehensif aspirasi stakeholders dan potensi permasalahan yang mungkin dihadapi dalam kurun jangka menengah (5 tahun) mendatang.

Penyusunan Renstra Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan juga mempertimbangkan berbagai isu penting dan strategis sebagai berikut:

a. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi pengelolaan organisasi dan SDM, meliputi isu terkait dampak pandemi COVID-19 terhadap proses bisnis organisasi, penyederhanaan birokrasi (delayering), implementasi Activity Based Workplace (ABW) dan Flexible Working Space (FWS), modernisasi proses bisnis, pembangunan Enterprise Architecture, dan dampak penataan organisasi, proses bisnis, pemanfaatan IT dalam implementasi New Thinking of Working (NTOW) terhadap pengelolaan SDM.

b. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi pengelolaan keuangan dan Barang Milik Negara (BMN), meliputi isu terkait redesign sistem penganggaran,

(42)

akselerasi penyesuaian kebijakan penganggaran dampak new normal, mitigasi temuan pemeriksaan atas LK BA 015 yang berulang, masih adanya BMN Kementerian Keuangan yang terindikasi idle, dan penggunaan aset secara bersama.

c. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi pengelolaan komunikasi publik, meliputi isu terkait perkembangan tren komunikasi yang cepat berubah dan viralitas isu negatif pada medsos, tata kelola kehumasan Kementerian Keuangan (struktur/fungsi) yang belum standar, dan strategi komunikasi antar Unit Eselon I yang belum optimal.

d. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), meliputi isu terkait keamanan TIK, integrasi TIK, pembangunan Data Center permanen, dan pembangunan portal layanan digital Kementerian Keuangan.

e. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi legislasi dan advokasi, meliputi isu terkait policy innovation, simplifikasi regulasi, perlindungan hukum bagi institusi dan ASN Kementerian Keuangan, dan pembentukan Pusat Ahli Hukum Keuangan Negara.

f. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi tata kelola dan sumber daya ke- Sekretariat Jenderal-an, meliputi isu terkait penyediaan dukungan sarana

& prasarana kantor yang sesuai dengan protokol kesehatan, penguatan tata kelola Sekretariat Jenderal, dan penguatan Unit Kepatuhan Internal Sekretariat Jenderal.

g. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi dukungan pengambilan kebijakan (decision support), meliputi isu terkait pemanfaatan big data dalam penyusunan rekomendasi kebijakan, kerahasiaan informasi, dan pengembangan dashboard pimpinan.

h. Isu strategis terkait pelaksanaan fungsi tugas khusus (special mission), meliputi isu terkait penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan profesi keuangan melalui pemanfaatan teknologi informasi, pengukuhan pengelolaan Dana Abadi Pendidikan (DAP) melalui mekanisme Endowmen Fund guna menjaga likuiditas penyaluran dana pendidikan, dan simplifikasi proses bisnis Sekretariat Pengadilan Pajak.

2. Keselarasan Renstra 2020 – 2024 dengan Renja 2020

Penyusunan rencana kerja (Renja) dan Pagu Indikatif tahun Y disusun pada awal tahun Y-1 (dimulai sekitar bulan Februari – Maret setahun sebelumnya) dengan memperhatikan penyerapan anggaran pada tahun Y-2 dan alokasi anggaran yang diberikan pada tahun Y-1.

(43)

Proses penyusunan Rencana Kerja Sekretariat Jenderal tahun 2020 masih menggunakan struktur program sebagaimana tahun sebelumnya, meskipun pembahasan struktur program baru telah dilaksanakan secara maraton sejak pertengahan tahun 2019. Banyak hal yang masih perlu disiapkan dalam rangka implementasi Redesign Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP); butuh perubahan dari tatanan aturan, dukungan aplikasi hingga perubahan mindset. Itu sebabnya implementasi belum dapat diterapkan untuk penganggaran pada dokumen kerja tahun 2020. Kemudian Renja yang telah disusun menerapkan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) yang telah sebelumnya diinisiasi sejak tahun 2016 lalu.

Gambar 5. Ilustrasi Penataan ADIK

2.1. Indikator Kinerja dalam Renstra 2020 - 2024

Program: Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan

Sasaran Program:

Tata kelola Kementerian Keuangan yang baik

Indikator Target Alokasi (juta

rupiah) 1 Indeks capaian tata kelola Kementerian Keuangan 100

19.996.005,15 2 Indeks opini BPK atas LK BA 015 4 (WTP)

Output Strategis 01: Layanan Manajemen Organisasi yang Prima Output Strategis 02: Output Internal Unit Eselon I

Output Strategis 03: Layanan Tugas Khusus yang Optimal

(44)

2.2. Renja 2020

Kode: 015.01.01 (Sekretariat Jenderal)

Program: Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan

Sasaran Program (Outcome):

Tata kelola Kementerian Keuangan yang baik

Indikator Target Alokasi (juta

rupiah) 1 Indeks capaian tata kelola Kementerian

Keuangan 100

20.013.952,60 2 Indeks opini BPK atas LK BA 015 4 (WTP)

*) data sesuai aplikasi krisna bappenas

Output:

Output Program Indikator Output Target

01 Layanan Manajemen Organisasi yang Prima

Indeks Putusan Perkara Perdata yang Berkekuatan Hukum Tetap dan Hak Uji Materiil UU yang Dimenangkan

82 (skala

100) Persentase Opini Negatif

Pemberitaan Kementerian Keuangan pada Media Massa dan Media Sosial

25%

Persentase implementasi delayering 100%

Persentase Pejabat Kemenkeu yang telah Memenuhi Standar Kompetensi Jabatan

90,74%

Tingkat downtime sistem TIK 0,1%

(45)

Output Program Indikator Output Target Indeks efektivitas penanganan/

penyelesaian peraturan perundang- undangan

80 (skala

100) 02 Output Internal

Unit Eselon I Persentase Kualitas Pelaksanaan

Anggaran 95%

03 Layanan Tugas Khusus yang Optimal

Indeks Capaian pelaksanaan tugas

khusus 95

(skala 100) Persentase pencapaian target

layanan pengelolaan dana

pengembangan pendidikan nasional

100%

Indeks capaian kualitas usulan saran/ rekomendasi/ kajian kepada pimpinan

100 (skala

100)

Kegiatan:

Kegiatan Pendanaan (ribu)

1625 Pembinaan dan Koordinasi Pemberian Bantuan

Hukum 8.170.247,0

1626 Membangun Kepercayaan dan Meningkatkan Dukungan Publik Terhadap Kebijakan di Bidang Keuangan Negara

22.215.552,0

1627 Pembinaan dan Koordinasi Perumusan Peraturan

Perundang-Undangan 2.511.138,0

1628 Pembinaan dan Penataan Organisasi, Tata

Laksana dan Jabatan Fungsional 7.075.841,0 1629 Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja,

Pembinaan dan Pengelolaan Anggaran 23.608.360,0 1630 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan

Perlengkapan 8.458.086,0

1631 Pembinaan dan Koordinasi Pengelolaan SDM 14.046.588,0 1632 Pembinaan Administrasi dan Dukungan

Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor Pusat Kementerian

16.721.247.851,0

(46)

Kegiatan Pendanaan (ribu)

1633 Koordinasi dan Harmonisasi Pelaksanaan

Kebijakan Menteri Keuangan 9.853.069,0

1634 Koordinasi dan Pengembangan Sistem Informasi

dan Teknologi Keuangan 520.287.258,0

1637 Pembinaan dan Pengawasan Profesi Keuangan 24.615.093,0 1638 Dukungan Pelayanan Pelaksanaan Tugas Kantor-

Kantor Vertikal di Daerah yang Berkantor di GKN 278.078.903,0 1639 Penyelesaian Sengketa Pajak 102.182.547,0 1642 Dukungan Pelaksanaan Tugas Komite Stabilitas

Sistem Keuangan 4.674.106,0

1722 Dukungan Pelaksanaan Tugas Komite Nasional

Ekonomi dan Keuangan Syariah 17.947.450,0 5170 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis

Pelaksanaan Tugas Komite Pengawas Perpajakan 10.200.511,0 5171 Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan

Nasional 2.238.780.000,0

*) data sesuai aplikasi krisna bappenas

3. Refinement Kontrak Kinerja Sekretariat Tahun 2020

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, proses Refinement Kontrak Kinerja dilakukan pada awal triwulan 4 (empat) Y-1, hal ini dilakukan mengingat pada awal triwulan terakhir sudah dapat diperkirakan capaian kinerja hinggak akhir tahun, sehingga dapat dijadikan acuan dalam proses perbaikan atas Kontrak Kinerja tahun berikutnya.

Pembahasan perubahan Sasaran Strategis (SS), Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai ukuran kesuksesan SS dan penetapan target dibahas dan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan para SubManajer Kinerja Organisasi (SMKO) unit Eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal, diselaraskan dengan Indikator yang cascade dari Kontrak Kinerja Kemenkeu-Wide (Menteri Keuangan) dan diselaraskan (align) dengan Kontrak Kinerja Kemenkeu-One Unit Eselon I lain di lingkungan Kementerian Keuangan.

Renstra Kemenkeu, Renstra Setjen tahun 2020-2024, Renja tahun 2020, KMK Nomor 36/KMK.01/2014 tentang Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014-2025, Hasil Rapat Pimpinan dalam Leaders Offsite Meeting, dan Arahan pimpinan lainnya kemudian menjadi

(47)

acuan utama dalam penetapan konsep Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2020.

Proses penyusunan Kontrak Kinerja Sekretariat Jenderal dilakukan melalui mekanisme bottom-up (menjaring masukan dari masing-masing unit eselon II) dan top-down (berasal dari arahan-arahan/instruksi langsung dari Menteri Keuangan atau Sekretaris Jenderal terhadap arah organisasi Sekretariat Jenderal di tahun 2020). Berikut proses pembahasan:

1. One-on-one Refinement K-Two 2020 (UND-7/SJ.8/2020 - 9 Januari 2020);

2. Refinement KK K-One 2020 (UND-20.8/SJ.8/2020 - 21 Januari 2020);

3. Penandatanganan KK K-Two 2020 (UND-36/SJ.8/2020 - 28 Januari 2020).

4. Penyelarasan Renstra – Renja – Kontrak Kinerja tahun 2020

Keselarasan Rencana Strategis, Rencana Kerja dan Kontrak Kinerja tahun 2020 ditampilkan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

Tabel 1. Matriks Renstra – Renja – Kontrak Kinerja tahun 2020 Indikator

Renstra/Renja 2020 Target Indikator KK Target 1 Indeks capaian tata

kelola Kementerian Keuangan

100 2a-N. Indeks rata-rata capaian Tata Kelola Kemenkeu

100

SS 2, Tata kelola Kemenkeu yang baik merupakan sasaran yang ingin dicapai Sekretariat Jenderal dalam mengemban fungsinya sebagai pengelola dan pembina sumber daya di lingkungan Kementerian Keuangan.

Sub IKU sebagai dasar penghitungan pada tahun 2020 adalah:

a. Tingkat pemenuhan unit kerja terhadap kriteria Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi – target: 100

b. Nilai Evaluasi SAKIP – target: 87.07

c. Jumlah sertifikasi standardisasi internasional bidang TIK – target: 3 sertifikat ISO

d. Persentase kualitas pelaksanaan anggaran Kemenkeu – target: 95%

e. Persentase opini negative pemberitaan Kementerian Keuangan pada media massa dan media social – target: 17.5%

2 Indeks opini BPK

atas LK BA 015 4 (WTP) 5a-CP. Indeks pelaporan

keuangan BA15 85

(skala 100)

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Sekretariat jenderal
Gambar 2. Demografi Pegawai Setjen
Gambar 3. Redesign Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Gambar 3. Perjalanan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian data, merumuskan diagnosa/masalah kebidanan, perencanaan

Nilai perusahaan setelah diukur dengan 2 (dua) variabel yang berbeda, kesimpulannya tetap sama, bahwa perusahaan yang melakukan strategi diversifikasi berdampak terhadap penurunan

Alkena merupakan senyawa yang relatif stabil, tetapi lebih reaktif jika dibandingkan dengan alkana karena pada alkena terdapat ikatan rangkap antar karbon-karbon (C=C). Ikatan

Peserta pelatihan dapat menjadi tenaga asesor siap pakai dari KIKAI untuk pelaksanaan akreditasi program studi Ilmu Kesehatan Anak.. Peserta pelatihan memahami tanggung

Berdasarkan perbedaan nilai amplitude maksimum medan magnet kereta dan nilai amplitude maksimum kendaraan umum, serta rata-rata nilai amplitude maksimum medan magnet kereta dan rata

Media pembelajaran menurut Arsyad (2014) adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan anak yang dapat

Dari Perbandingan antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun 2019 dengan beberapa Tahun Terakhir terdapat peningkatan Persentase laporan keuangan sesuai

KEGIATAN ANGGARAN TARGET REALISASI KINERJA PADA TRIWULAN REALISASI CAPAIAN..