PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DI SEKOLAH DASAR
Apa perkembangan individu itu?
Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan
yang sistematis, progresif dan berkesinambungan
dalam diri individu sejak lahir hingga akhir
hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai
perubahan – perubahan yang dialami individu
menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.
baik
mengenai
fisik
(jasmaniah)
maupun
(rohaniah)-nya
.
Apa yang dimaksud dengan sistematis ?
Sistematis adalah bahwa perubahan dalam perkembangan itu
bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi
antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun
psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
Contoh : kemampuan berbicara seseorang akan sejalan
dengan kematangan dalam perkembangan intelektual atau
kognitifnya. Kemampuan berjalan seseorang akan seiring
dengan kesiapan otot-otot kaki. Begitu juga ketertarikan
seorang remaja terhadap jenis kelamin lain akan seiring
dengan kematangan organ-organ seksualnya
.Apa yang dimaksud dengan progresif ?
Progresif berarti perubahan yang terjadi bersifat
maju, meningkat dan meluas, baik secara
kuantitatif (fisik) mapun kualitatif (psikis).
Contoh : perubahan proporsi dan ukuran fisik
(dari pendek menjadi tinggi dan dari kecil menjadi
besar); perubahan pengetahuan dan keterampilan
dari sederhana sampai kepada yang kompleks
(mulai dari mengenal huruf sampai dengan
kemampuan membaca buku).
Apa yang dimaksud dengan berkesinambungan ?
Berkesinambungan artinya bahwa perubahan pada
bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara
beraturan atau berurutan.
Contoh : untuk dapat berdiri, seorang anak terlebih
dahulu harus menguasai tahapan perkembangan
Apa ciri-ciri perkembangan individu?
Perkembangan individu mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut : 1. Terjadinya perubahan dalam aspek :
•Fisik; seperti : berat dan tinggi badan. •Psikis; seperti : berbicara dan berfikir.
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi.
•Fisik; seperti : proporsi tubuh anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya. • Psikis; seperti : perubahan imajinasi dari fantasi ke realistis.
3. Lenyapnya tanda-tanda yang lama.
•Fisik; seperti: rambut-rambut halus dan gigi susu, kelenjar thymus dan kelenjar pineal. •Psikis; seperti : lenyapnya masa mengoceh, perilaku impulsif.
4. Diperolehnya tanda-tanda baru.
Fisik; seperti : pergantian gigi dan karakteristik sex pada usia remaja, seperti kumis dan jakun
pada laki dan tumbuh payudara dan menstruasi pada wanita, tumbuh uban pada masa tua.
Psikis; seperti berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan sex, ilmu
Pengertian Pertumbuhan
Perubahan secara fisuiologis sebagai hasil dari proses
kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu
tertentu.
Proses perubahan progresif yang bersifat kuantitatif dan
yang terjadi pada aspek fisik.
Perubahan struktural dan fisiologis yang terjadi dalam
konstitusi fisik (susunan keseluhan tubuh).
Contoh pertumbuhan
: munculnya gigi-gigi baru,
bertambahnya tinggi badan, bertambahnya panjang rambut,
dst.
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atu organisme menuju tingkat kedewasaaanya
(maturity) yang berlangsung secara sistematik, progresif, dan
berkesinambungan, baik mengenai fisik (jasmaniah) maupun (rohaniah)-nya.
Pertumbuhan atau Growth merupakan suatu perubahan yang dialami oleh
individu yang berbentuk fisik dan
biasanya dikatagorikan dalam kuantitas. Perubahan ini menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Persamaan pertumbuhan dan perkembangan : keduanya
merupakan proses perubahan progresif.
Perbedaannya :
Sifat perubahan : pada pertumbuhan perubahan bersifat
kuantitatif sedangkan pada perkembangan perubahan bersifat
kualitatif fungsional.
Aspek yang berubah : pada pertumbuhan yang berubah adalah
aspek fisik saja, sedangkan pada perkembangan aspek yang
berubah adalah aspek fisik dan psikis.
Proses : Perkembangan berjalan terus menerus sampai akhir
hayat, pertumbuhan berhenti setelah mencapai maturasi
(kedewasaan).
Perubahan : Perkembangan, perubahan terletak pada
penyempurnaan fungsi, pertumbuhan lebih menekankan
kepada struktur organ tubuh.
Aspek Perkembangan Biologis
A. Perkembangan Motorik
Pada usia SD perkembangan motorik tampak pada kegiatan bermain yaitu permainan yang sifatnya fantasi berkembang kepada permainan yang
sifatnya realistik dan melibatkan gerakan-gerakan yang lebih kompleks disertai aturan-aturan yang ketat.
B. Perkembangan Seks
1. Mulai menyadari akan peranan seksnya sebagai laki-laki atau perempuan 2. Melakukan aktivitas sesuai dengan peranan seksnya
3. Menciptakan kesan akan kesesuaian dengan peranan seksnya
Aspek Perkembangan Psikologis
A. Perkembangan Kognitif
bahwa pengetahuan di pelajari dan menyebabkan prilaku yang melibatkan pikiran, perasaan dan bahasa. Teori Perkembangan Kognitif menurut PIAGET yaitu :
1. Periode Sensori Motor (Usia 0 – 2 tahun)
Berfikir mula-mula terjadi melalui perbuatan-perbuatan , mulai mengenal dan membedakan benda, orang, termasuk dirinya dengan orang lain.
2. Pertiode Preoperasional (2 – 7 tahun)
Peningkatan kemampuan berfikir dan penggunaan bahasa, dapat berfikir sesuatu hal tetapi tidak dapat jika dibalik, jadi hanya satu arah, dapat mengamati objek yang hampir sama , nama-nama dihubungkan dengan benda atau klasifikasi benda.
3. Periode Concrete Operasional (7 – 11 tahun)
Berfikir logis terhadap obyek yang konkrit, berkurang rasa egonya dan mulai
bersikap sosial. Mengerti perubahan-perubahan dan proses dari kejadian-kejadian yang loebih kompleks serta hubungannya, mengelompokan benda-benda yang sama ke dalam atau lebih kelompok yang berbeda.
4. Periode Formal Operasional (11tahun – dewasa)
Terbentunya ide-ide menghubungkan diantara simbol-simbol untuk membentuk konsep yang tidak dialami secara langsung dan mengerti. Berfikir secara abstrak.
B. Perkembangan Emosi
Ketidakisenangan berdifresiensi di dalam rasa malu, cemas, kecewa, sedangkan kesenangan diperlihatkan ke dalam harapan dan kasih sayang. C. Perkembangan Persepsi
Persepsi adalah proses yang sifatnya kompleks dalam menerima dan menginterpretasikan informasi yang datangnya dari berbagai indera penerima seperti rasa, raba/sakit, pembauan, pendengaran, penglihatan. D. Perkembangan Kepribadian
1. Sosialisasi mulai pesat, sudah mulai berhubungan dengan kawan-kawan baru di lingkungannya.
2. Mulai banyak berhubungan dengan teman sebayanya. 3. Mudah terpengaruh alih sikapnya.
Aspek Perkembangan Sosial
A. Perkembangan Keagamaan
1. Bersifat reseptif tetapi disertai pengertian-pengertian
2. Pandangan dan paham ke Tuhanan diterangkan secara nasional
3. penghayatan secara rohaniah makin mendalam, melangsungkan kegaitan ritual diterimanya sebagai keharusan moral.
B. Perkembangan Moral Anak Usia SD
1. Mempertimbangkan tingkah laku baik buruk dipandang dari akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu bukan niat atau maksud sipelaku.
2. Kesalahan tingkah laku dilihat dari maksud orang bertingkah laku bukan dari akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku.
Faktor Kematangan, Kontinuitas
dan Diskontinuitas
A. Faktor Kematangan
Proses kematangan ditandai oleh kematangan potensi-potensi dari
organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk terus maju menuju perkembangan secara maksimal. Kematangan merupakan kesiapan fungsi-fungsi organ pada individu untuk melakukan potensinya.
B. Kontinuitas
Perkembangan berlangsung terus menerus sejak masa konsepsi sampai akhir hayat
C. Diskontinuitas
Pertumbuhan tidak terus menerus dan pertumbuhan akan berakhir atau berhenti setelah individu itu mencapai kedewasaan (maturasi).
1) Menurut Teori Empirisme
Tokoh Teori Empirisme : John Locke
Teori Empirisme disebut juga Teori Tabula rasa
perkembangan individu ditentukan oleh
pengalamannya.
Pada saat dilahirkan jiwa manusia dalam
keadaan kosong, ibarat tabularasa yang belum
tertulisi, dan akan berkembang bagaimana,
pengalamanlah yang menentukan
2) Menurut Teori Nativisme
Tokoh Teori Nativisme : Arthur Schopenhauer
Perkembangan individu ditentukan oleh
pembawaannya.
Bila individu dilahirkan dengan pembawaan yang
baik, maka otomatis dia berkembang menjadi baik,
dan sebaliknya.
Lingkungan tidak dapat merubah apa yang sudah
dimiliki oleh individu sebagai pembawaan.
3)
Menurut Teori Konvergensi
Tokoh Teori Konvergensi : William Stern
Teori Konvergensi disebut juga Teori
Interaksionisme.
Perkembangan individu merupakan
perpaduan antara faktor pembawaan dengan
faktor pengalaman
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan dan Pertumbuhan
1. Faktor Pembawaan (
heredity
)
Pembawaan adalah seluruh kemungkinan-kemungkinan ataukesanggupan-kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu yang dapat diwujudkan atau
direalisasikan
.
aspek yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik,diantaranya:
a. Kecerdasan b. Temperamen
2. Faktor Lingkungan
(environment)
Lingkungan tersebut dibagi kedalam 3 bagian, sebagai berikut:
Lingkungan alam atau luar (external or phsycal
environment) yaitu segala sesuatu yang ada didunia diluar diri manusia.
Lingkungan dalam (internal environment) yaitu diri manusia.
Lingkungan social masyarakat (social environment)
3. Faktor waktu (
time
)
Saat-saat tibanya masa peka atau kematangan
(maturation), yang dipadukan dengan kemungkinan-kemungkinan dan pengaruh lingkungan yang tepat akan mewujudkan kemampuan (actual ability).
4. Faktor-Faktor Lainnya
Gizi Pengaruh status sosial ekonomi Aktivitas Pengaruh Himpitan Psikososial Pengaruh Urbanisasi Kecenderung an sekular Suku KesehatanLINGKUNGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DEFINISI LINGKUNGAN
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di
sekitar kita, yang mampu kita rasakan dan berpengaruh
terhadap tingkah laku atau perilaku manusia.
Lingkungan menurut Sartain (seorang psikolog dari
America) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
lingkungan (environment ) meliputi semua kondisi dan
dalam
dunia
ini
yang
dengan
cara-cara
tertentu
mempengaruhi
tingkah
laku
kita,
pertumbuhan,
perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen.
Bahkan,
gen-gen
dapat
pula
dipandang
sebagai
menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi
gen yang lain.
Macam- macam Lingkungan Perkembangan
Peserta Didik
1. Lingkungan Keluarga
2. Lingkungan Sekolah
1. Lingkungan Keluarga (Lingkungan Pertama)
Merupakan lingkungan dimana anak
dididik untuk
pertama kalinya. Dimana orang tua sangat berperan
dalam mendidik anaknya agar mempunyai bekal untuk
hidup yaitu taqwa kepada Tuhan dan berperilaku baik
sesuai
nilai
dan
norma
yang
berlaku.
Kesatuan
kekeluargaan yang besar disebut FAMILI.
Menurut
Comenius
(seorang
ahli
didaktik)
beliau
mengemukakan bahwa tingkat permulaan pendidikan
anak-anak dilakukan di dalam keluarga yang disebut
scola-materna (sekolah ibu).
Jadi, orang tua sangat berperan penting untuk selalu
menekankan
pada
aspek
moral
dan
kepribadian.
Contohnya, dalam hal sopan santun atau tata krama.
2. Lingkungan Sekolah (Lingkungan Kedua)
Sekolah
merupakan
lembaga
pendidikan
yang
dibuat oleh pemerintah, dimana terdapat Kepala
Sekolah
sebagai
orang
yang
mempunyai
kekuasaan tertinggi dan Guru sebagai pendidik.
Sekolah dapat membantu orang tua yang merasa
sudah tidak mampu lagi dalam memberikan bekal
kepada anak untuk hidup.
Lingkungan Sekolah mempunyai peranan sebagai
media untuk mempengaruhi kehidupan Intelektual,
sosial, dan moral anak/siswa. Suasana dilingkungan
sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan
proses dan pola penyesuaian diri yangg dapat
dijadikan sbg bekal bagi proses penyesuaian diri di
masyarakat.
3. Lingkungan Masyarakat ( Lingkungan Ketiga)
Manusia
merupakan mahluk sosial yang tidak dapat
hidup sendiri tanpa orang lain. Oleh karena itu,
anak/siswa
dari awal sudah harus mengenal apa itu
lingkungan
masyarakat.
Lingkungan
masyarakat
merupakan lingkungan sosial yang manusianya saling
berinteraksi sehingga terjalin sebuah komunikasi.
Keadaan lingkungaan masyarakat dimana siswa berada
merupakan kondisi yang menentukan proses dan
pola-pola penyesuaian diri. Pergaulan anak yang slah akan
mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya. Misalnya,
anak yang masih polos berteman dengan anak yang
suka merokok atau suka mecuri. Anak polos tersebut
akan mudah dipengaruhi, dan akhirnya terjadi tindakan
yang menyimpang dari nilai dan norma yang ada di
masyarakat.
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
a. Bahwa tahap-tahap perkembangan awal
merupakan dasar untuk tahap-tahap
perkembangan selanjutnya.
b. Bahwa perkembangan membutuhkan stimuli.
c. Bahwa tempo perkembangan bersifat
individual.
d. Bahwa perkembangan berlangsung dengan
mengikuti pola tertentu.
e. Bahwa perkembangan berlangsung secara
bertahap.
Tugas perkembangan adalah tugas-tugas
yang muncul pada periode tertentu dalam
hidup.
Jika kita berhasil menyelesaikannya maka akan
membawa kebahagiaan dan membantu
penyelesaian tugas perkembangan
selanjutnya.
Sedangkan jika gagal diselesaikan akan
mengakibatkan ketidakbahagiaan, penolakan
dari lingkungan, dan kesulitan dalam
Tugas perkembangan terdiri dari tiga jenis
tugas:
Pertama
adalah
tugas
yang
berasal
dari
pertumbuhan fisik.
Kedua,
ada
tugas-tugas
yang
berasal
dari
kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan
pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi.
ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan
masyarakat.
A. Hukum Cephalocoudal
Pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki B. Hukum Proximodistal
Pertumbuhan fisik berpusat di pusat, seperti jantung , hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi.aan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di tepi C. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Anak akan mampu lebih dahulu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa mempergunakan kedua tangkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan berjalan.
D. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-Tahapan Perkembangan
Masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu-1 tahun), masa anak pra sekolah (1 – 5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), masa
remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21-65 tahun), dan masa tua (65 tahun ke atas).
E. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
1. Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas fisiknya yang terganggu.
2. Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat lambat di bandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun misalnya masih mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan sesuatu dan terbatas perbendaharaan kata, mudah diramalkan anak itu akan mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangannya.
Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan manusia tidak terjadi begitu saja, akan tetapi terjadi dengan hukum-hukum tertentu. Adapun hukum-hukum-hukum-hukum dalam perkembangan antara lain :
1. Perkembangan adalah kualitatif. Perkembangan tidak mengenai materi melainkan fungsi dan perubahan fungsi bersifat kualitatif.
2. Perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil belajar. Dengan belajar, seseorang akan memperoleh pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang menentukan tingkat kedewasaan seseorang. Tingkat-tingkat kedewasaan seseorang merupakan indicator perkembangan orang itu.
3. Usia ikut mempengaruhi perkembangan. Bertambahnya usia, membuat seseorang tumbuh menuju kematangan-kematangan tertentu pada fungsi-fungsi jasmaniahnya. Kematangan fungsi jasmaniah dapat mempercepat proses perkembangan.
4. Masing-masing individu mempunyai tempo perkembangan yang berbeda-beda. Tempo perkembangan pada setiap individu cenderung menunjukkan kelangsungan perkembangan secara tetap dari bayi sampai dewasa, demikian pula pada orang lain.
5. Dalam keseluruhan periode perkembangan, setiap spesies perkembangan individu mengikuti pola umum yang sama. Setiap individu berkembang dengan mengikuti pola umum yang sama, karena masing-masing individu memiliki materiil serta
fungsi-fungsi yang sama untuk bertumbuh. Secara umum, masing-masing anak yang sebaya mempunyai minat dan kebutuhan yang bersamaan.
6. Perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan. Hereditas
menumbuhkan fungsi-fungsi dan kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi-fungsi dan kapasitas itu.
7. Perkembangan yang lambat dapat dipercepat. Perkembangan seseorang dikatan terlambat apabila pribadinya tidak berkembang sesuai dengan pola
perkembangannya sendiri yang normal.
8. Perkembangan meliputi proses individuasi dan integrasi. Perkembangan pribadi seseorang terjadi dari sederhana menuju kompleks. Kecakapan-kecakapan yang bersifat kompleks berkembang melalui koordinasi dan integrasi dari fungsi-fungsi yang sederhana dan kecil-kecil.
Periodisasi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Masa Tua : 60 – meninggal dunia Masa Setengah Baya : 40 – 60 tahun
Masa Dewasa Awal : 21 – 40 Tahun Masa Remaja Akhir : 17 – 21 tahun Masa Remaja Awal : 13/14 – 17 tahun
Pubertas : 10/12 sampai 13/14 tahun Masa kanak-kanak akhir : 6 sampai 10/11 tahun Masa kanak-kanak awal : 2 tahun sampai 6 tahun Masa Bayi : Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua Masa Neonatus : lahir sampai akhir minggu kedua setelah lahir
Tahap-Tahap Tugas Perkembangan
a.
Balita (0-5 Tahun)
Belajar merangkak Belajar berjalan
Belajar makan makanan halus dan padat Belajar bicara
Belajar mengontrol buang air
Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
Belajar menjalin hubungan dengan orang tua, saudara kandung, dan orang lain
Membentuk konsep sederhana mengenai dunia sekitar Menyiapkan diri untuk membaca
b. Masa Kanak-Kanak (6-12 Tahun)
Bisa bermain dengan teman sebaya
Membentuk sikap positif terhadap diri sendiri
Mempelajari peran gender yang sesuai
Mengembangkan kemampuan dasar dalam
membaca, menghitung, dan menulis
Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan
sistem nilai
Memiliki kemandirian dasar dalam kegiatan
c. Remaja(13-18 Tahun)
Memiliki hubungan yang lebih dewasa
dengan teman sebaya dari kedua jenis
kelamin
Memiliki peran maskulin atau feminin
Menerima keadaan fisik yang dimiliki dan
menggunakannya secara efektif
Memiliki kemandirian emosi dari orang tua
dan orang dewasa lain
Mengembangkan pemahaman tentang
pernikahan dan kehidupan berkeluarga
Mulai berusaha mandiri secara ekonomik
dan memiliki aktivitas menghasilkan
Memiliki sistem nilai dan etika sebagai
d. Dewasa Muda (19-29 Tahun)
Mencari dan memilih pasangan hidup
Belajar hidup bersama pasangan
Memulai sebuah keluarga
Merawat anak
Mengatur rumah tangga
Memulai jenjang karier
e. Paruh Baya (30-60 Tahun)
Membantu anak yang sudah remaja untuk
menjadi bertanggung jawab dan bahagia
Menjadi warga negara dan masyarakat
sosial yang bertanggung jawab
Mencapai dan mempertahankan performa
karier yang memuaskan
Mengembangkan aktivitas waktu luang
Menjalin hubungan yang lebih intim
dengan pasangan hidup
Menerima dan beradaptasi dengan
f. Lanjut Usia (61 Tahun Keatas)
Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan
fisik
Menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi
karena pensiun dan berkurangnya penghasilan
Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
hidup
Menerima fakta bahwa dirinya termasuk golongan
lanjut usia dan mencari kelompok seusia
Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara
fleksibel
Merasa puas terhadap lingkungan hidup yang
Moh. Surya (1997) : “suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk
memperoleh
perubahan perilaku
baru
secara keseluruhan
, sebagai hasil dari
pengalaman individu
itu sendiri dalam
berinteraksi dengan lingkungannya”.
Witherington (1952) : “
perubahan
dalam kepribadian
yang dimanifestasikan
sebagai pola-pola respons yang baru
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan”.
Crow & Crow (1958) : “ belajar adalah
diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru
”.
Hilgard (1962) : “belajar adalah proses
dimana suatu perilaku muncul atau
berubah
karena adanya respons
terhadap sesuatu
situasi”
Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar
adalah perubahan perilaku yang
relatif
menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
Gage & Berliner : “belajar adalah suatu
proses perubahan perilaku yang yang muncul
Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari
perubahan perilaku, yaitu :
1.
Perubahan yang disadari dan disengaja
(intensional).
Perubahan perilaku yang terjadi merupakan
usaha sadar dan disengaja
dari individu yang
bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,
individu yang bersangkutan
menyadari bahwa
dalam dirinya telah terjadi perubahan
, misalnya
pengetahuannya semakin bertambah atau
keterampilannya semakin meningkat,
dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu
proses belajar.
2.
Perubahan yang berkesinambungan
(kontinyu).
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan
yang dimiliki pada dasarnya merupakan
kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan
yang telah diperoleh sebelumnya.
Begitu juga,
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah
diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi
pengembangan pengetahuan, sikap dan
keterampilan berikutnya.
3. Perubahan yang fungsional.
Setiap perubahan perilaku yang terjadi
dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup
individu
yang bersangkutan, baik untuk
kepentingan masa sekarang maupun masa
mendatang.
4. Perubahan yang bersifat positif.
Perubahan perilaku yang terjadi bersifat
normatif dan
menujukkan ke arah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif.
Untuk memperoleh perilaku baru, individu
yang bersangkutan
aktif berupaya melakukan
perubahan
.
6. Perubahan yang bersifat pemanen.
Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses
belajar
cenderung menetap dan menjadi bagian
yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang bertujuan dan
terarah.
Individu melakukan kegiatan belajar
pasti ada
tujuan yang ingin dicapai,
baik tujuan jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang.
8. Perubahan perilaku secara
keseluruhan.
Perubahan perilaku belajar
bukan hanya
sekedar memperoleh
pengetahuan
semata,
tetapi termasuk memperoleh pula
Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil
belajar dapat berbentuk :
Informasi verbal; penguasaan informasi dalam
bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan,
misalnya
pemberian nama-nama terhadap suatu
benda, definisi
Kecakapan intelektual; keterampilan individu
dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya
dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya:
penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam
keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam
membedakan (discrimination),
memahami
konsep
konkrit
, konsep
abstrak, aturan dan hukum
.
Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam
menghadapi
pemecahan masalah
.
Strategi kognitif; kecakapan individu
untuk melakukan
pengendalian dan
pengelolaan keseluruhan aktivitasnya
.
Misal; kemampuan mengendalikan ingatan
dan cara – cara berfikir agar terjadi
aktivitas yang efektif. Kecakapan
intelektual menitikberatkan pada
hasil
pembelajaran
, sedangkan strategi kognitif
lebih menekankan pada pada
proses
Sikap; berupa kecakapan individu untuk
memilih macam tindakan yang akan
dilakukan. Sikap adalah keadaan dalam diri
individu yang akan memberikan
kecenderungan bertindak dalam
menghadapi suatu obyek atau peristiwa,
didalamnya terdapat unsur
pemikiran
,
perasaan
yang
menyertai pemikiran
dan
Kecakapan motorik; ialah hasil belajar
yang berupa kecakapan pergerakan yang
dikontrol oleh otot dan fisik.
Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar
meliputi perubahan dalam kawasan (domain)
kognitif, afektif dan
psikomotor
A.
Kawasan Kognitif, kawasan yang berkaitan
aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar
terdiri dari :
1.
Pengetahuan (knowledge)
2.
Pemahaman (comprehension)
3.
Penerapan (application)
4.
Penguraian (analysis)
5.
Memadukan (synthesis)
6.
Penilaian (evaluation)
B. Kawasan Afektif, kawasan afektif yaitu
kawasan yang berkaitan aspek-aspek
emosional, seperti perasaan, minat, sikap,
kepatuhan terhadap moral dan sebagainya,
terdiri dari :
1.
Penerimaan (receiving/attending)
2.
Sambutan (responding)
3.
Penilaian (valuing)
4.
Pengorganisasian (organization)
5.
Karakterisasi (characterization)
C. Kawasan Psikomotor, Kawasan
psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan
dengan aspek-aspek keterampilan yang
melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot
(neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
Kawasan ini terdiri dari :
(a)
kesiapan;
(b)
peniruan (imitation);
(c)
membiasakan (habitual);
(d)
menyesuaikan (adaptation) dan
(e)
menciptakan (origination).
Motivasi dan Motivasi
Belajar
-
Dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
bertingkah laku
- Suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat
tingkah laku (Thomas L. Good dan Jere B. Braphy)
motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar
yang dapat menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
Jenis Motivasi
1.
Motivasi Intrinsik
2.
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Intrinsik
Strategi
dalam
mengajar
agar
siswa
termotivasi :
Mengaitkan tujuan belajar dengan tujuan siswa
Memberikan kebebasan kepada siswa memperluas materi
pelajaran sebatas yang pokok
Memberi banyak
waktu
ekstra bagi
siswa
untuk
mengerjakan tugas dan memanfaatkan sumber belajar di
sekolah
Sesekali memberikan penghargaan pada siswa atas
pekerjaannya
Motivasi Ekstrinsik
Strategi untuk membimbing siswa agar
termotivasi :
Memperkenalkan
tujuan
pengajaran
sehingga
siswa
mengetahui dengan jelas apa yang harus ia capai dalam
proses belajar itu
Memonitor kemajuan dan memberikan penguatan pada
siswa lebih dari pada siswa yang memiliki motivasi intrinsik
Menilai setiap tugas siswa dan memberikan komentar
Fungsi Motivasi
1.
Mendorong timbulnya kelakukan atau suatu
perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk
belajar,
2.
Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan
yang diinginkan,
3.
Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya
besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
atau lambatnya suatu perbuatan.
Unsur Motivasi Belajar
Enam Motif yang menggerakkan anak mau
belajar, menurut Atto Wilman antara lain :
1.
Motif psikologik
2.Motif praktis
3.
Motif pembentukan kepribadian
4.Motif kesusilaan
5.
Motif sosial
Ciri-Ciri Motivasi Belajar
Menurut Hidayat R (2005 : 23) ada beberapa ciri motivasi belajar, antara lain :
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang tekah dicapainya).
Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi,
keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap tindak kriminal amoral, dan sebagainya).
Lebih senang bekerja mandiri.
Cepat bosan dengan tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau yakin akan sesuatu). Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Usaha Meningkatkan Motivasi
Belajar
Sardiman (1986 : 91-94) mengemukakan bahwa ada beberapa bentuk dan cara yang dapat dilakukan guru dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa di sekolah, antara lain :
1. Memberi Angka 2. Hadiah 3. Saingan/Kompetisi 4. Memberi Ulangan 5. Mengetahui Hasil 6. Pujian 7. Hukuman
8. Hasrat untuk belajar 9. Minat
Usaha guru untuk membangkitkan
perhatian siswa secara sepontan
1.
Mengajar
yang
menarik
sesuai
dengan
tingkat
perkembangan anak
2.
Mengadakan selingan dalam mengajar yang sehat
3.Menggunakan media yang sesuai dengan bahan ajar
4.
Menjauhkan pengaruh yang mengganggu konsentrasi
Usaha guru untuk membangkitkan
perhatian siswa secara disengaja
1.
Memberikan pengertian manfaat bahan pelajaran yang
akan diajarkan pada siswa
2.
Menghubungkan antara hal-hal yang sudah diketahui siswa
dengan hal-hal yang akan diketahui siswa
3.
Mengadakan kompetisi dalam belajar
1.Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas
manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari
kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah
diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan
lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan
potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.