• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202010071 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202010071 BAB IV"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga. Objek penelitian adalah siswa kelas VIIB dan VIID. Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 25 dan kelas VIID sebagai kelas kontrol dengan siswa sebanyak 25. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op, sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional.

B. KONDISI SEBELUM DIBERI PERLAKUAN

1. Deskripsi hasil belajar matematika (Pretest)

Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran mengenai keadaan kedua kelas. Hasil belajar matematika sebelum diberi perlakuan menggunakan nilai dari guru pada ulangan harian 1 semester 2. Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel11

Deskripsi Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan Group Statistics

B N

Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean KELAS VIIIB

(eksperimen) 25 45 90 65.20 14.754 2.951

KELAS VIIID

(kontrol) 25 45 90 65.40 13.687 2.737

Group Statistics Gabungan

B N

Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean KELAS VIIIB dan KELAS VIIID

50 45 90 65.30 14.085 1.992

Berdasarkan Tabel 11, didapatkan nilai minimum 45 dan nilai maksimum 90 dengan nilai rata-rata 66,50, Serta Standar Deviasi 14,085.

(2)

Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan menjadi tiga bagian, yaitu tinggi, sedang dan rendah, maka batas interval ditentukan dengan cara mean + 0,5SD dan mean – 0,5SD. batas sebagai berikut.

Batas 1 = mean + 0,5SD = 65,30 + 0,5 x 14,085 = 65,30 + 7,0425

= 72,3425 dibulatkan menjadi 72 Batas 2 = mean – 0,5SD

= 65,30 - 0,5 x 14,085 = 65,30 - 7,0425

= 58,2575 dibulatkan menjadi 58

Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas di atas dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12 Kategori Hasil Belajar

Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval

Tinggi 72 90 72 < x

Sedang 58 72 58 ≤ x≤ 2

Rendah 45 58 x < 58

Tabel 12. menjelaskan bahwa hasil pretest dengan kategori tinggi diperoleh nilai 73 sampai 90, untuk kategori sedang 58 sampai 72 dan untuk kategori rendah 45 sampai 57. Frekuensi dan persentase hasil pengukuran variabel nilai pretest matematika berdasarkan kategori menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 13

Tabel 13

Kategori Hasil Belajar Matematika Sebelum Perlakuan

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 72 < x≤ 90 7 28% 7 28%

Sedang 58 ≤ x≤ 72 9 36% 10 40%

Rendah 45 ≤ x < 58 9 36% 8 32%

(3)

belajar sedang dan 8 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar sedang yaitu 36%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar sedang yaitu 40%.

2. Uji normalitas hasil belajar matematika (Pretest)

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji independent sample t-tes. yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil olah data uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for Windows dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14

Uji Normalitas Data Awal (Pretest) Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen .129 25 .200 .926 25 .071

Kontrol .112 25 .200 .946 25 .202

a. Lilliefors Significance

Berdasarkan Tabel 14. diperoleh nilai signifikansi pada uji Shapiro-Wilk untuk kelas eksperimen 0,071 dan kelas kontrol 0,202, signifikan kedua kelas > 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest)

Uji homogenitias dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16.00 for windows dengan uji Levene Statistic. Uji homogenitas dapat dilihat di tabel 15.

(4)

Hasil uji homogenitas di atas didapatkan nilai signifikan 0,507 > 0,05 yang berarti bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen.

C. KONDISI SETELAH DIBERI PERLAKUAN 1. Hasil Waktu Observasi

Lembar observasi dalam bentuk format pengamatan instrumen yang terdapat pada lampiran 9. Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yang terdiri dari tiga pertemuan setiap pertemuan dengan satu penilaian, penilaian lembar observasi dilakukan oleh guru kelas. Model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yaitu metode yang menempatkan kelompok dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk mempelajari sebuah topik di kelas. Prosedur co-op co-op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka. Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya. Aktivitas siswa yang diamati mulai dari yang pertama siswa memperhatikan penjelasan guru dilakukan oleh siswa sampai tidak ada yang berbicara sendiri. Guru memaparkan power point dan siswa membaca dengan cepat untuk menemukan ide pokok pada materi statistika dilakukan dengan baik, setelah siswa menemukan ide pokok kemudian siswa membentuk kelompok. Siswa mendiskusikan berbagai macam topik di antara mereka sendiri dengan materi pengolahan data dengan ide pokok mereka masing-masing kemudian siswa memilih topik kecil yang mencakup satu aspek dari topik kelompok. Siswa belajar dan bertanggung jawab dengan topik kecil yang dipilihnya dalam masing-masing kelompok kemudian setiap siswa mempresentasikan dan diskusi pengetahuan topik kecil dalam kelompoknya sendiri. Terakhir siswa bekerjasama dalam presentasi kelompok didepan kelas. Kegiatan tersebut dilakuan dengan baik dan siswa

Tabel 15

Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar

Nilai

Levene Statistic df1 df2 Sig.

(5)

yang belum mengerti berani bertanya untuk memahami materi. Materi yang telah dipahami kemudian diungkapkan kembali dan di tulis agar siswa benar-benar yakin dengan apa yang telah dipahami. Kegiatan yang berlangsung telah diamati oleh guru kelas dari guru masuk dan siswa memperhatikan penjelasan sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Dari pengamatan didapatkan siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan maksimal, seperti mengikuti mata pelajaran dengan baik tanpa ada yang keluar masuk kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi terlampir pada lampiran 9, pada pertemuan pertama didapatkan hasil 80% siswa mengikuti pelajaran dengan baik, kemudian pertemuan kedua 82,5%, dan pertemuan terahir 87,5%. Hasil observasi didapatkan kriteria yang sangat baik setiap pertemuan pada kelas VIIIB yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.

2. Hasil Belajar Matematika (Posttest) a. Deskripsi Posttest Hasil Belajar

Hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dilihat dari nilai posttest, yang kemudian dikategorikan menjadi tiga (Sudijono, 2009) yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan data tersebut diperoleh statistik deskriptif kelas kontrol dan kelas eksperimen pada Tabel 16.

Tabel16

Deskripsi Hasil Belajar Matematika Setelah Perlakuan Group Statistics

B N

Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean KELAS VIIIB

(eksperimen) 25 70 100 86.60 5.902 2.951

KELAS VIIID

(kontrol) 25 70 90 78.80 6.171 2.737

Group StatisticsGabungan

B N

Nilai Minimum Nilai Maksimum Nilai Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean

KELAS VIIIB dan

(6)

Berdasarkan Tabel 16, didapatkan nilai minimum 70 dan nilai maksimum 100 dengan nilai rata-rata 82,70, Serta standar deviasi 7.158. Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan batas sebagai berikut.

Batas 1 = mean + 0,5SD = 82,70 + 0,5 x 7,158 = 82,70 + 3,579

= 86,27 dibulatkan menjadi 86 Batas 2 = mean – 0,5SD

= 82,70 - 0,5 x 7,158 = 82,70 - 3,579

= 79,12 dibulatkan menjadi 79

Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas diatas dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17 Kategori Hasil Belajar

Kategori Batas Bawah Batas Atas Interval

Tinggi 86 100 86 < x

Sedang 79 86 79 ≤ x≤ 86

Rendah 70 79 x < 79

Tabel 27. menjelaskan bahwa hasil belajar dengan kategori tinggi diperoleh nilai 87 sampai 100, untuk kategori sedang 79 sampai 86 dan untuk kategori rendah 70 sampai 78. Frekuensi dan persentase hasil pengukuran variabel hasil belajar matematika berdasarkan kategori menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 18:

Tabel 18

Kategori Hasil Belajar Matematika (Posttest)

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 86 < x≤ 12 48% 3 12%

Sedang 79 ≤ x≤ 6 12 48% 9 36%

Rendah 70 ≤ x < 79 1 4% 13 52%

(7)

belajar sedang dan 13 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar tinggi dan sedang yaitu 48%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar rendah yaitu 52%. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 86,6 dan kelas kontrol 78,8.

b. Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar

Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji independent sample t-tes yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for Windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar matematika (posttest) dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19

Normalitas Data Akhir (Posttest)

Tests of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol .202 25 .010 .898 25 .016

eksperimen .251 25 .000 .888 25 .010

a. Lilliefors Significance

Berdasarkan Tabel 19 di atas diperoleh nilai signifikan untuk kelas eksperimen adalah 0,016 < 0,05 dan kelas kontrol 0,010 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji non-parametrik.

c. Uji Banding Dua Sampel

(8)

Tabel 20

Uji Banding Dua Sampel Posttest Test Statisticsa

NILAI

Mann-Whitney U 116.500

Wilcoxon W 441.500

Z -3.892

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000 a. Grouping Variable: B

.

Berdasarkan Tabel 20. diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya H1 diterima yang berarti ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga. Penelitian ini menggunakan kelas VII B sebagai kelas yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dan kelas VII D sebagai kelas yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil pembelajaran dipengaruhi oleh pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dibutuhkan analisis pelaksanaan proses pembelajaran.

(9)

Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel untuk data akhir (posttest) diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya rataan kedua kelas berbeda dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika

kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, yang berarti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VIIB. Hasil analisis uji banding dua sampel menggunakan uji Mann Whitney karena kedua data tidak normal. Uji normalitas kedua kelas didapatkan nilai signifikan 0,016 dan 0,010 yang keduanya < 0,05, itu berarti data tidak normal.

Berdasarkan Tabel 18 perolehan nilai posttest kategori tinggi pada kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe op co-op terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional terdapat 3 siswa atau 12%. Hal ini berarti bahwa kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki posttest yang lebih tinggi dari kelas yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Nilai kategori sedang pada kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas menggunakan pembelajaran konvensional teradapat 9 siswa atau 36%. Nilai kategori rendah pada kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terdapat 1 siswa atau 4%, sedangkan pada kelas menggunakan pembelajaran konvensional teradapat 13 siswa atau 52%. Hal ini berarti bahwa nilai posttest kelas konvensional pada kategori rendah. Hal ini berarti nilai posttest menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari kelas pembelajaran konvensional. Jumlah persentase pada antara kategori tinggi dan sedang pada kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op sebesar 96% sedangkan pada kelas pembelajaran konvensional 48%. Jumlah ini juga memperlihatkan bahwa kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki nilai posttest yang lebih tinggi dari kelas menggunakan pembelajaran konvensional.

(10)

Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya, Darsim (2011). Hal ini didukung dengan penelitian Ikhwani (2012) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan hasil belajar, dan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Hasil belajar pada kelas eksperimen (VIIIB) lebih baik dan siswa lebih memperhatikan, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op. Proses pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok – kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman – teman sekelasnya. model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan Mampu membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dengan mengkonstruk pengetahuan sendiri, berfikir kompleks ketika menganaisis materinya, memberikan kesempatan berdiskusi dan bekerjasama dengan teman sekelas. Hal tersebut sependapat dengan Ulfah (2011) yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode konvensional.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika siswa sejalan dengan penelitian yang dilakukan Thaher dkk (2012) dengan hasil penelitiannya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-co-op mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Siswa. Dengan demikia , hipotesis ya g e yataka terdapat pe garuh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga diteri a. Hal i i dapat dilihat dari besarnya signifikan 0,000 < 0,05.

(11)

siswa yang dimaksud adalah seluruh siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, semua siswa terlihat aktif bertanya jawab dan tidak malu atau takut untuk saling bertanya jawab dengan siswa lain dalam kelompoknya sendiri ataupun kelompok lain, siswa dalam kelompok saling berkompetisi dan bekerjasama untuk menyalurkan ide / topik kecil untuk menyusun presentasi kelompok.

(12)

Gambar

Tabel 12 Kategori Hasil Belajar
 Tabel 15 Uji Homogenitas Pretest
Tabel 17 Kategori Hasil Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Banyubiru yang beralamat di Desa Wirogomo, Banyubiru Kabupaten Semarang. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA dan VIIB. Kelas

  Berdasarkan analisis hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa rata‐ rata  nilai  hasil  belajar  kelas  eksperimen  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan 

[r]

Tingkat Kemandirian Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Stella Matutina Salatiga Ditinjau dari Tanggung Jawab dalam Belajar... Tingkat Kemandirian Belajar Matematika Siswa

Hasil hipotesis dengan menggunakan uji Mann Whitney U dengan taraf kesukaran α = 0,05 diperoleh nilai signifikan &lt; 0,05 diperoleh hasil 0,0 03 &lt; 0,05 sehingga

Hasil hipotesis dengan menggunakan uji Mann Whitney U dengan taraf kesukaran α = 0,05 diperoleh nilai signifikan &lt; 0,05 diperoleh hasil 0,032 &lt; 0,05, sehingga

Berdasarkan uji t , diperoleh nilai sig (2- tailed) &lt; ½ α (0,000 &lt; 0,025) yang menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap

Gambaran uji normalitas sebaran disiplin belajar dengan prestasi belajar diperoleh hasil sebagai berikut :.