• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT dan TAI pada Siswa Kelas X SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TIPE NHT dan TAI pada Siswa Kelas X SMA Kristen Satya Wacana Salatiga T1 Full text"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA

KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Oleh:

NOVITA WIJAYANTI 202013030

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TAI PADA SISWA

KELAS X SMA KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Team Assisted Individualization (TAI) pada siswa kelas X SMA Kristen Satya Wacana. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu X IPS 1 menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) dengan jumlah siswa 23 orang, dan kelas X IPS 2 menggunakan model TAI (Team Assisted Individualization) dengan jumlah siswa 24 siswa. Hasil analisis data menunjukkan rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) = 87,80 dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,95 lebih tinggi daripada nilai rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model TAI (Team Assisted Individualization) = 84,97 dengan nilai standar deviasi (SD) = 10,45. Hasil hipotesis dengan menggunakan uji Mann Whitney U dengan taraf kesukaran α = 0,05 diperoleh nilai signifikan < 0,05 diperoleh hasil 0,032 < 0,05, sehingga dalam penelitian ini hipotesis nihil di tolak dan hipotesis diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dan TAI (Team Assisted Individualization) pada siswa kelas X Sma Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) , Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization).

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang diracang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa ( Winataputra, 2007: 119). Kegiatan belajar merupakan inti dalam proses pembelajaran. Segala sesuatu yang telah direncanakan akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Dalam

kegiatan pembelajaran akan melibatkan semua komponen pembelajaran dan kegiatan pembelajaran akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan berhasil ( Djamarah dan Aswan, 1997:51).

(7)

2 belajar siswa. Hamalik (2002) menyatakan hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Proses pembelajaran di sekolah pada umumnya menggunakan model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Diantara model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk mencapai harapan tersebutmodel pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan yang dapat dipergunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari beberapa tipe, dua diantaranya adalah tipe Number Head Together (NHT) dan tipe Team Assisted Individualization (TAI). Model pembelajaran NHT dan TAI dipilih karena model pembelajaran ini memungkinkan siswa lebih aktif dan bertanggung jawab dalam memahami materi pelajaran matematika baik secara kelompok maupun individu.

Number heads together (NHT) atau penomoran berpikir bersama atau lebih dikenal dengan kepala bernomor yang dikembangkan Spencer Kagan (dalam Ibrahim, 2000:28) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik.Tipe ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Metode NHT memilki ciri khas guru memberi nomor dan hanya menunjuk seseorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok. Cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Team Assisted Individualization

(TAI) merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa yang lain yang membutuhkan bantuan (Suyitno dalam Mufadilah, 2011). Model ini menerapkan bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI para siswa belajar pada tingkat kemampuan mereka sendiri-sendiri, jadi apabila mereka tidak memenuhi syarat kemampuan tertentu mereka dapat membangun dasar yang kuat sebelum melangkah ketahap berikutnya. Jadi dapat dikatakan pembelajaran TAI adalah gabungan dari model pembelajaran kooperatif dan individu, karena menekankan pada kemampuan individual.

(8)

3 Martyana (2014) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe NHT dan TAI. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan didapatkan hasil Model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dari model pembelajaran kooperatif tipe TAI.Penelitian lain juga dilakukan oleh Bhusry, Megahati dan Vivi(2014) melakukan penelitian mengenai model kooperatif tipe NHT dan TAI. Hasil analisis yang telah dilakukan Bhusry, Megahati dan Vivi yang menyimpulkan bahwa penggunaan kedua model pembelajaran menghasilkan hasil pembelajaran yang sama, dimana tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan TAI.

Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa diperlukan penelitian mengenai perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran NHT dan TAI pada siswa kelas X SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu jenis quasi experimental design. Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Kristen Satya Wacana Salatiga semester 1 Tahun Ajaran 2016/2017. Sampel yang terpilih adalah siswa kelas X IPS 1 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan metode NHT dan kelas X IPS 2 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan metode TAI. Pengambilan sampel dilakukan secara

cluster random sampling. Terdapat dua

variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran NHT dan TAI, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar.

Design penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah randomaized control group pretest-posttest design

(Budiyono, 2003:93).Desain penelitian

digambarkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

pembanding diambil secara random

T1: Kondisi awal kelas eksperimen dan

kelas pembanding sebelum diberi

perlakuan

T2: Kondisi akhir kelas eksperimen dan

kelas pembanding sesudah diberi

perlakuan

X1 : Perlakuan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif

tipe Number Heads Together

(9)

4 X2 : Perlakuan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted

Individualitation (TAI).

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan : 1) Observasi

digunakan untuk mendapatkan data

tentang pencapaian guru dalam

memberikan perlakuan didalam kelas,

sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran

benar-benar sesuai dengan kondisi proses

yang diharapkan, 2) Tes digunakan untuk

mengetahui hasil belajar siswa yang

digunakan untuk mengukur pencapaian

siswa sebelum diberi perlakuan dengan

pretest dan juga setelah diberi perlakuan dengan posttest. 3) Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

kemampuan awal siswa.

Instrumen pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

lembar observasi dan tes (Pretest dan

Posttes). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua macam lembar

observasi, yaitu lembar observasi aktivitas

guru dan siswa untuk kelas eksperimen

dan kelas kontol. Sedangkan Data Pretest

dan Posttest yang akan diuji terdiri dari 15 soal pilihan ganda.

Uji instrumen dalam penelitian ini

adalah validitas soal. Instumen tes hasil

belajar berupa tes pilihan ganda yang

terdiri dari 15 butir soal. Sebelum

digunakan sebagai instrumen dalam

pengambilan data, instrumen pretest dan

posttest terlebih dahulu dilakukan validasi isi melalui experts judgement yaitu penilaian yang dilakukan oleh para ahli.

Validasi isi instrumen tes hasil belajar

pada penelitian ini dilakukan oleh dua ahli,

yaitu Prof. Drs. Sutriyono, M.Sc, Ph.D

selaku dosen matematika serta suwidya

yakub, S.Pd selaku guru matematika SMA

Kristen Satya Wacana.

Teknik analisis data dalam penelitian

ini menggunakan analisis deskritif dan

analisis inferensial. Pengujian deskriptif

dalam penelitian ini untuk mengetahui

nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai

minimum, standart deviasi, serta untuk

mendeskripsikan selama proses

pembelajaran. Sedangkan pengujian

inferensial dalam penelitian ini dengan

menggunakan uji normalitas, uji

homogenitas, uji Independent Sample T-Test dan uji Mann-Whitneydengan bantuan SPSS 22.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa

yaitu nilai pretest yang di ujikan sebelum dilakukan proses pembelajaran pada kedua

kelompok sampel ( X IPS 1 sebagai kelas

eksperimen dan X IPS 2 sebagai kelas

kontrol) dan posttes yang diujikan setelah dilakukan proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran

(10)

5 (NHT) pada kelas eksperimen dan model

Team Assisted Individualization (TAI) pada kelas kontrol pada materi Fungsi

invers kelas X SMA Kristen Satya

Wacana, Tahun ajaran 2016/2017.Pretes

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa dari

masing-masing sampel sebelum materi diajarkan,

dan postes dilakukan dengan tujuan untuk melihat hasil belajar masing-masing

sampel setelah diberiperlakuan.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

hasil belajar pretest siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang

akan digunakan sebagai kelas eksperimen

dapat dilihat bahwa dari 23 subjek

penelitian nilai terendah 20 dan nilai

tertinggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa

40,63 yang berada dalam kategori rendah

dengan standart deviasi 13,41. Sedangkan

Hasil belajar pretes siswa SMA Kristen

Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 2 yang

akan digunakan sebagai kelas kontrol

dapat dilihat bahwa dari 24 subjek

penelitian, nilai terendah 20 dan nilai

tertitnggi 67. Rata-rata hasil belajar siswa

43,58 yang berada dalam kategori rendah

dengan standart deviasi 14,43.

Uji analisis data tahap awal data

pretest dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil

analisis uji normalitas data pretestdapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Analisis Uji Normalitas kelas X IPS 1 dan X IPS 2

Berdasarkan Tabel 4.5 perhitungan

uji normalitas kemampuan awal siswa

maka diperoleh bahwa kelas

eksperimen memilki nilai signifikansi

0,057 dan kelas kontrol memiliki nilai

signifikansi 0,099 sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua kelas

masing-masing berasal dari populasi

berdistribusi normal sehingga dapat

dilakukan uji selanjutnya, yaitu uji

homogenitas dan uji perbedaan.

Uji homogenitas dalam penelitian

ini menggunakan uji Independent Sampel T-test, Hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa taraf signifikan antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebesar

0,471 (lebih dari 0,05), sehingga dapat

disimpulkan bahwa kedua kelompok Tests of Normality

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Kelas

Eksperimen ,917 23 ,057

Kelas

Kontrol ,930 24 ,099

(11)

6 tersebut berasal dari populasi dengan

varians yang sama (homogen).

Berdasarkan hasil uji homogen

tersebut, maka uji beda rerata yang

digunakan adalah tipe Equal variances

assumed. Hasil dari uji ini menghasilkan

nilai signifikan 0,578 (lebih dari 0,05) oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok sampel memiliki kemampuan

awal yang sama atau seimbang.

Analisis data tahap akhir pada

penelitian ini sama dengan analisis yang

dilakukan pada tahap awal. Analisis data

tahap akhir ini dilakukan untuk

menganalisis data hasil posttest. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

hasil belajar posttest siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga kelas X IPS 1 yang

digunakan sebagai kelas eksperimen dapat

dilihat bahwa dari 23 subjek penelitian

nilai terendah 73,3 dan nilai tertinggi 100.

Rata-rata hasil belajar siswa 87,80 dengan

standart deviasi 10,95.

Sedangkan Hasil belajar posttest

siswa SMA Kristen Satya Wacana Salatiga

kelas X IPS 2 yang digunakan sebagai

kelas kontrol dapat dilihat bahwa dari 24

subjek penelitian, nilai terendah 73,3 dan

nilai tertinggi 100. Rata-rata hasil belajar

siswa 84,97 dengan standart deviasi 10,45.

Uji prasyarat tahap akhir data

posttest dalam penelitian ini meliputi uji normalitas danuji banding dua sampel

dilakukan terhadap data akhir dengan

menggunakan statistik non parametrik

yaitu uji perbedaan Mann-Whitney U. Hasil analisis uji normalitas data posttest

dapat dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4.10

Hasil Analisis Uji Normalitas kelas X IPS 1 dan X IPS 2

Berdasarkan Tabel 4.10

perhitungan uji normalitas kemampuan

akhir siswa maka diperoleh bahwa kelas

eksperimen memiliki nilai signifikansi

0,001 dan kelas kontrol memilki nilai

signifikansi 0,000 karena nilai signifikan

dari kedua kelas tersebut < 0,005 maka

data tersebut berdistribusi tidak normal.

Hal tersebut menunjukkan bahwa data

nilai posttes dari kedua kelas masing – masing berdistribusi tidak normal. Jika

populasi tidak berdistribusi normal ,

dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U

dan tidak perlu melakukan uji

homogenitas. Uji Mann-Whitney Tests of Normality

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

Hasil

Belajar

Kelas

Eksperi

men

,829 23 ,001

Kelas

Kontrol ,758 24 ,000

(12)

7 mensyaratkan bahwa data harus berbentuk

ordinal. Bila data berbentuk interval, maka

perlu diubah dulu ke dalam data ordinal

(Sugiyono, 2012:153). Oleh karena itu

data hasil belajar ditransformasikan ke

dalam data ordinal dengan menentukan

peringkat (rangking). Data rangking

tersebutlah yang digunakan dalam uji

Mann-Whitney. Penentuan peringkat

diurutkan dari data terkecil (skor hasil

belajar terkecil mendapat peringkat

pertama) analisis data peringkat dapat

dilihat pada Tabel 4.11 sedangkan hasil uji

Mann-Whitney U kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.11

Analisis Peringkat Kondisi Akhir

Tabel 4.12

Hasil Uji Mann-Whitney U Test Statisticsa

Hasil Belajar

Mann-Whitney U 179,000

Wilcoxon W 479,000

Z -2,145

Asymp. Sig. (2-tailed) ,032

a. Grouping Variable: kelas Ranks

Kelas N

Mean

Rank

Sum of

Ranks

Hasil

Belajar

Kelas

eksperimen 23 28,22 649,00

Kelas

kontrol 24 19,96 479,00

(13)

8 Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa pada kolom Asymp.Sig

(2-tailed) menghasilkan nilai

signifikansi 0,032 (kurang dari 0,05),

dapat diartikan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol dan karena rata-rata nilai

hasil belajar siswa pada kelas

eksperimen (87,80) lebih tinggi

daripada siswa kelas kontrol (84,97)

maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar

matematika antara hasil belajar yang

dikenakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) dan TAI (Teams Assisted

Individualization) dimana hasil belajar

siswa yang dikenai model

pembelajaran kooperatif tipe ) NHT

(Numbered Head Together) lebih baik

dibanding dengan siswa yang dikenai

model pembelajaran kooperatif tipe

TAI (Teams Assisted

Individualization bagi siswa kelas X

IPS SMA Kristen Satya Wacana

Salatiga.

Proses pembelajaran pada

kelompok eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together). yaitu dengan membagi

siswa dalam kelompok kecil yang

beranggotakan 5 orang dengan

memberi penomoran dan pemanfaatan

buku paket atau rangkuman materi.

Guru akan memanggil satu nomor

secara acak untuk menjawab

pertanyaan yang sudah diberikan,

dalam hal ini dapat dilihat bahwa

setiap anggota kelompok bertanggung

jawab pada nilainya sendiri. Cara ini

dapat menjamin keterlibatan total

seluruh siswa dan upaya yang sangat

baik untuk meningkatkan tanggung

jawab individual dalam diskusi

kelompok. Sedangkan Proses

pembelajaran pada kelompok kontrol

yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization)

yang pada pelaksanaannya siswa

dibagi ke dalam kelompok-kelompok

kecil yang heterogen. Salah satu poin

penting yang harus diperhatikan dalam

membentuk kelompok yang heterogen

disini adalah kemampuan akademik

siswa. Masing-masing kelompok

beranggotakan 5 orang siswa dengan

kemampuan yang berbeda-beda baik

tingkat kemampuan (tinggi,sedang,dan

rendah). Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization)

lebih menekankan pada penghargaan

(14)

9 individu dan memperoleh kesempatan

yang sama untuk berbagi hasil pada

setiap anggota kelompok.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar matematika

yang signifikan antara siswa yang

diajar menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT

(Numbered Head Together) dan TAI

(Teams Assisted Individualization)

pada materi fungsi invers kelas X

SMA Kristen Satya Wacana Salatiga.

Kelas yang diajar menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe

NHT (Numbered Head Together)

memilki rata-rata hasil belajar 87,80

lebih tinggi dari pada model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization)

yang hanya 84,97. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT (Numbered Head

Together) lebih baik dari pada hasil

belajar siswa dengan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI

(Teams Assisted Individualization).

DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Mardiyana, dan Tri Atmojo .2014.

Eksperimentasi model pembelajaran Numbered Head Together dengan pendekatan ilmiah (NHT-PI) dan Team Assisted Individualization (TAI) pada materi pokok barisan dan deret ditinjau dari gaya belajar siswa kelas XI SMK Negeri se- Kabupaten KLATEN. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Bhusry, Megahati dan Vivi. 2014.

Perbandingan hasil belajar biologi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Number Head Together (NHT) dengan tipe Team Assisted Individualization (TAI) kelas VIII SMP Negeri 2 Batang Kapas.

Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dwi, Iswahyudi , dan Martyana . 2014.

Perbandingan Pembelajaran Number Head Together Dengan Team Assisted Individualization Berpendekatan Konstruktivisme Terhadap Prestasi Belajar. Skripsi. Universitas M Djamarah, S.B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

(15)

10

Permatasari, i. y. (2016). Pengaruh

Pembelajaran Kimia Menggunakan Metode Kooperatif Number Head Together (NHT) Disertai Tutor Sebaya dan Team Assisted Individualization (TAI) Ditinjau dari Kemampuan Memori Terhada Prestasi Belajar Siswa. Pendidikan Kimia, 22-31.

Silalahi, R. R. (2016). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan STAD terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Pencernaan Manusia. Pelita Pendidikan vol. 4 no 2, 053-060.

Hamalik, O. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sanjaya, W. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Munadi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning

(Mempraktikan Cooperative Learning di ruang-ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Muslim, Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif Pusat Sains dan

Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana UNESA. Surabaya: University Press.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Leraning: Teori Dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno, dkk. 2016. Matematika Mata Pelajaran Wajib

SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Semester 1. Klaten: Intan Pariwara

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Sudjana , Nana. 2008. Dasar Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SINAR BARU

ALGENSINDO.

Nugraheni Wulan .2012. Studi komparasi penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Team Assisted Individialization (TAI) dan Numbered Heads Together (NHT) dilengkapi lembar kerja siswa (LKS) terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok kesetimbangan kimia kelas IX SMA Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2012/2013. Skripsi.

Gambar

(NHT) pada kelas eksperimen  dan model Team Assisted Individualization (TAI) Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Normalitas
Tabel 4.10
Tabel 4.12

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa data diperoleh nilai t Sig sebesar 0,039 (p &lt; 0,05) yang berarti ada perbedaan signifikan kemandirian emosional ditinjau dari jenis kelamin

Dari hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi (r) 0,804 dengan nilai signifikansi 0,000 (p &lt; 0,05) yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara

lima langkah model ADDIE valid, praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran SPLDV. Hasil validasi media menunjukkan suatu kesimpulan yang ditarik berdasarkan

Hasil penelitian ini menggunakan uji t independent yang menghasilkan temuan bahwa nilai t sebesar 4.153 dengan signifikansi sebesar 0,000 (P&lt;0,05) yang berarti dapat

Berdasarkan keterangan tabel 4 diperoleh hasil signifikasi (2-tailed) 0,000 (p&lt;0,05) sedangkan nilai T -5.181, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

Berdasarkan uji Mann Whitney sebagaimana disajikan pada tabel 4.9 diperoleh nilai U hitung = -2,611 dengan p-value = 0,009, oleh karena p-value (0,009) &lt; α

mengenai sikap subjek selama di sekolah. Subjek dikenal sebagai anak yang sedikit. nakal .Belum ada prestasi yang

Hasil analisis data yang diperoleh sebesar sig 0,001 &lt; α= 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara kemandirian belajar