• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN HOBI TERHADAP RISIKO PENYAKIT

KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BERDASARKAN PERBEDAAN

JUMLAH UANG SAKU BULANAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Eluis Dwi Irga Ayuni NIM : 168114050

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

HUBUNGAN HOBI TERHADAP RISIKO PENYAKIT

KARDIOVASKULAR PADA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BERDASARKAN PERBEDAAN

JUMLAH UANG SAKU BULANAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Eluis Dwi Irga Ayuni NIM : 168114050

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

(6)
(7)
(8)

viii PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasihNya yang luar biasa sehingga naskah skripsi yang berjudul “Hubungan Hobi terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Perbedaan Jumlah Uang Saku Bulanan” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini dibuat sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini merupakan bagian dari penelitian payung Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. yang berjudul “Pengaruh Perilaku Hidup Sehat terhadap Parameter Kardiovaskular”. Penyusunan skripsi ini memperoleh dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas kasih karunia dan penyertaanNya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.

2. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dan arahan kepada peneliti.

3. Almh. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam memberikan ilmu, pengetahuan, wawasan, serta bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan masukan, pengetahuan, wawasan, serta bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis.

5. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc, Apt. dan Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc, Apt. selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran, masukan dan dukungan yang membangun, serta kesediaannya meluangkan waktu dalam menguji.

6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama proses perkuliahan.

7. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Seluruh mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang

(9)

ix

9. Bapak Karmuji, ibu Kristiani dan mbak Ika Puji Rahayu serta keluarga besar tercinta yang selalu memberikan doa, dukungan, motivasi, perhatian dan semangat dalam penulisan skripsi ini dari awal hingga akhir.

10. Teman-teman seperjuangan skripsi: Lia, Poet, Dhea, Santi, Fara, Putri, Fena, San dan Ari yang selalu berjuang bersama dan saling memberikan semangat dan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku tersayang: Maria Precilia, Agnesia Putri, Dhea Afrinety, Eugenia Sekar, Agustina Santi, Ayu Handani, Valentina Gracia, Skolastika Jane dan Joshwa Dwiki, atas doa dan semangat yang diberikan untuk penulis selama ini.

12. Keluarga bclasspharm2016 serta angkatan 2016 yang telah berdinamika serta berproses bersama di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

13. Irene, Jojo, Hendry, Ci Jane, Christo, Duni, Rama, Kak Grace, Sw, Pute, Melin, Elen, Adi, Cia, Barlinda, Philips, Mba Feby dan Eugene yang telah memberikan bantuan mencari subjek penelitian dalam penelitian ini.

14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dalam bidang ilmu pengetahuan serta memberikan informasi bagi pembaca. Terimakasih.

Yogyakarta, 22 September 2019

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL……….. i

HALAMAN JUDUL……….. ii

HALAM PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. iii

HALAMAN PENGESAHAN……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………. vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……….. vii

PRAKATA………. viii

DAFTAR ISI……….. x

DAFTAR TABEL……….. xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….. xiii

ABSTRAK………. xiv

ABSTRACT………... xv

PENDAHULUAN………. 1

METODE PENELITIAN………... 3

Desain dan Subjek Penelitian………... 3

Alat dan Bahan Penelitian………... 4

Validasi dan Reliabilitas Alat………... 5

Pengambilan Data……… 6

Analisis Data……… 6

Interpretasi Hasil………... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 8

KESIMPULAN……….. 21

SARAN………... 22

DAFTAR PUSTAKA……… 23

LAMPIRAN……….. 28

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I. Karakteristik Subjek Penelitian Secara Umum……… 9 Tabel II. Karakteristik Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan ≤

1.500.000)……….…… 10

Tabel III. Karakteristik Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)……….……

11

Tabel IV. Profil TDS, TDD, GDS, DJ dan LP Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan ≤ 1.500.000)……….….

12

Tabel V. Profil IMT Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan ≤ 1.500.000)……….………

12

Tabel VI. Profil TDS, TDD, GDS, DJ dan LP Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)……….…….

12

Tabel VII. Profil IMT Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)………...……

13

Tabel VIII. Nilai Odds Ratio IMT Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)………...

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Jumlah Subjek Penelitian (n = 605) ... 4

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Definisi Operasional Variabel………....…………... 28

Lampiran 2. Perhitungan Jumlah Minimal Sampel Penelitian…... 31

Lampiran 3. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian……... 32

Lampiran 4. Informed Consent………... 33

Lampiran 5. Case Report Form………. 34

Lampiran 6. Sertifikat Ethical Clearance………... 38

Lampiran 7. Surat Keterangan Hasil Analisis CE&BU………. 39

Lampiran 8. Data Reliabilitas Alat Penelitian………... 40

Lampiran 9. Sertifikat Kalibrasi Tensimeter………. 43

Lampiran 10. Sertifikat Kalibrasi Meteran Tinggi Badan………... 47

Lampiran 11. Sertifikat Kalibrasi Timbangan Berat Badan……… 49

Lampiran 12. Sertifikat Kalibrasi Meteran Lingkar Pinggang……… 51

Lampiran 13. Standar Operasional Prosedur Pengukuran Tekanan Darah dan Denyut Jantung……….. 55

Lampiran 14. Standar Operasional Prosedur Pengukuran Gula Darah Sewaktu………. 56

Lampiran 15. Standar Operasional Prosedur Pengukuran Tinggi Badan………. 57

Lampiran 16. Standar Operasional Prosedur Pengukuran Berat Badan…... 58 Lampiran 17. Standar Operasional Prosedur Pengukuran Lingkar Pinggang……… 59

(14)

xiv ABSTRAK

Aktivitas fisik mempengaruhi nilai tekanan darah, gula darah, denyut jantung, indeks massa tubuh dan lingkar pinggang sebagai parameter faktor risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian bertujuan mengevaluasi hubungan hobi terhadap risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi. Jenis penelitian yaitu observasional analitik cross sectional. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner dan pengukuran langsung meliputi hobi, jumlah uang saku bulanan, tekanan darah, gula darah, denyut jantung, indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Subjek penelitian sebanyak 605 mahasiswa dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data dengan uji Kolmogorov Smirnov dilanjutkan uji t tidak berpasangan, uji Mann Whitney, dan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna hobi terhadap tekanan darah sistolik dan denyut jantung (p=0.003 dan p=0.014) pada uang saku bulanan rendah dan terdapat hubungan bermakna antara hobi terhadap tekanan darah sistolik dan indeks massa tubuh (p=0.050 dan p=0.021) pada uang saku bulanan tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan hobi terhadap tekanan darah sistolik dan denyut jantung pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan terdapat hubungan hobi terhadap tekanan darah sistolik dan indeks massa tubuh pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi.

(15)

xv ABSTRACT

Physical activity affects blood pressure, blood glucose, pulse, body mass index and waist circumference as a parameter of cardiovascular disease. The study aimed to evaluate the relation of hobbies with cardiovascular disease risk on college students in Special Region of Yogyakarta with low and high allowance per month. The type of this study was analytic observational with cross sectional method. Data collected through questionnaire and direct measurement includes hobbies, allowance per month, blood pressure, blood glucose, pulse, body mass index and waist circumference. Research subjects were 605 college students selected using purposive sampling technique. Research data were analyzed using Kolmogorov Smirnov test followed by Independent Samples test, Mann Whitney test, and Chi-Square test. Result showed that there are significant relation of hobbies and systolic blood pressure and pulse (p=0.003 and p=0.014) in low allowance per month group and there are significant relation of hobbies and systolic blood pressure and body mass index (p=0.050 and p=0.021) in high allowance per month group. In conclusion there are relation of hobbies with systolic blood pressure and pulse on college students with low allowance per month and there are relation of hobbies with systolic blood pressure and body mass index on college students with high allowance per month.

Keywords: hobbies; college students; risk of cardiovascular disease; allowance per month

(16)

1 PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian 222,9 per 100000 orang di Amerika pada tahun 2013. Angka kematian karena penyakit kardiovaskular menurun 28,8% dari tahun 2003 hingga 2013 namun penyakit ini masih saja menyumbang 30,8% dari semua kematian atau 1 dari 3 kematian di Amerika Serikat. Sekitar 155000 orang Amerika dengan usia < 65 tahun pada tahun 2013 meninggal dunia karena penyakit kardiovaskular (Mozaffarian et al., 2016).

Peningkatan prevalensi hipertensi terjadi di Indonesia berdasarkan diagnosis dari tenaga kesehatan yaitu dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% tahun 2013. Hal yang sama untuk stroke berdasarkan diagnosis dari tenaga kesehatan mengalami peningkatan dari 8,3 per 1000 tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 tahun 2013 (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Prevalensi diabetes di Yogyakarta pada tahun 2013 berdasarkan diagnosis dokter menunjukkan angka 2,6% menempati posisi tertinggi di Indonesia. Provinsi Yogyakarta juga berada pada posisi kedua di Indonesia dengan prevalensi stroke berdasarkan diagnosis dari tenaga kesehatan sebesar 10,3% (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta yang aktif melakukan aktivitas fisik sebesar 79,2% sedangkan yang kurang aktif melakukan aktivitas fisik sebesar 20,8%. Proporsi penduduk dengan usia ≥ 10 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta yang melakukan aktivitas sedentari selama 3-5,9 jam yaitu 40,7% dan ≥ 6 jam yaitu sebanyak 17,1%. Proporsi perilaku sedentari lebih banyak pada perempuan, penduduk dengan pendidikan rendah, tidak bekerja, tinggal di perkotaan dan penduduk dengan status ekonomi yang lebih tinggi (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Aktivitas fisik yang biasa dilakukan oleh mahasiswa yaitu kuliah, praktikum, olahraga ringan, kegiatan rumah tangga dan kegiatan organisasi seperti rapat dan kepanitiaan. Secara umum, aktivitas yang banyak dilakukan pada hari

(17)

2

kuliah maupun hari libur adalah aktivitas ringan termasuk kuliah dan berorganisasi yaitu sekitar 15,7 jam atau 14 jam sehari. Aktivitas ringan lainnya yaitu membaca, mengetik, mengobrol, menonton televisi, diskusi atau rapat. Aktivitas berat dan sedang rata-rata hanya dilakukan 2,1 dan 0,4 jam dalam sehari (Nurohmi dan Amalia, 2012).

Menurut hasil penelitian, uang saku menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi mahasiswa. Mayoritas mahasiswa memiliki uang saku sebesar lebih dari Rp 500.000 per bulan karena mayoritas uang tersebut digunakan untuk membeli makanan juga membayar kos, keperluan kuliah serta keperluan lain. Mahasiswa dengan uang saku kurang dari Rp 500.000 sampai Rp 500.000 biasanya tinggal bersama keluarganya baik dengan orangtua maupun saudaranya yang lain sehingga uang saku yang diterimanya hanya untuk membeli makan dan keperluan sehari-hari (Kurniawan dan Widyaningsih, 2017).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara aktivitas fisik yang dilakukan saat waktu senggang dan hipertensi. Individu dengan tidak melakukan aktivitas fisik saat waktu senggang berisiko dua kali lipat mengalami hipertensi dibandingkan dengan yang melakukan aktivitas fisik pada waktu senggang (Sagare et al., 2011). Tingkat aktivitas fisik juga berhubungan dengan kejadian obesitas pada remaja. Obesitas ini disebabkan oleh rendahnya pengeluaran energi melalui aktivitas fisik (Pramono dan Sulchan, 2014). Meningkatnya jumlah pendapatan dan perubahan status sosial ekonomi serta gaya hidup modern akan berisiko menimbulkan terjadinya obesitas menjadi lebih tinggi (Nurcahyo, 2011).

Beberapa penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik terhadap berbagai risiko penyakit kardiovaskular telah banyak dilakukan, namun belum secara spesifik membahas hubungan antara hobi dengan profil kardiovaskular pada mahasiswa di perguruan tinggi berdasarkan perbedaan jumlah uang saku bulanan. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi perbedaan jumlah uang saku bulanan mahasiswa terhadap hobi yang nantinya mempengaruhi profil kardiovaskular.

(18)

3 METODE PENELITIAN

Desain dan Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan judul “Pengaruh Perilaku Hidup Sehat terhadap Parameter Kardiovaskular”. Peneliti termasuk ke dalam kelompok penelitian dengan judul “Hubungan Hobi terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Perbedaan Jumlah Uang Saku Bulanan”. Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian observasional dengan rancangan penelitian analitik secara kuantitatif yang dilakukan secara cross sectional. Penelitian observasional ini berarti peneliti tidak melakukan intervensi apapun pada subjek uji saat penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana metode ini mempelajari hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dengan pengumpulan data dilakukan bersamaan dalam satu waktu (Masturoh dan Anggita, 2018).

Subjek penelitian yaitu mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria inklusi meliputi mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat berkomunikasi secara verbal, bersedia untuk mengisi kuesioner dan menandatangani informed consent. Kriteria eksklusi meliputi mahasiswa dengan usia ≥ 30 tahun, mahasiswa yang memiliki riwayat penyakit terkait kardiovaskular yang sudah diketahui, mahasiswa yang sedang hamil dan sedang mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah dan gula darah.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana pemilihan sampel dilakukan dengan memilih subjek berdasarkan dengan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah ditentukan sebelumnya (Masturoh dan Anggita, 2018). Purposive sampling dilakukan pada pemilihan mahasiswa.

Besar sampel minimal dalam penelitian dihitung menggunakan aplikasi Power and Sample Size Calculation. Pada aplikasi digunakan jenis t-test. Perhitungan dilakukan dengan taraf kepercayaan 95%, digunakan uji t-test tidak

(19)

4

berpasangan karena data independen, diukur secara prospektif, dengan power 0,8, nilai sigma sama dengan 7,4, nilai M sama dengan 2 dan nilai delta sama dengan 2. Hasil menunjukkan bahwa jumlah sampel adalah 162 orang untuk 1 kelompok. Jumlah subjek ditambah 5% untuk menghindari adanya kekurangan subjek akibat kriteria eksklusi sehingga jumlah subjek penelitian untuk 1 kelompok menjadi 171 orang. Perhitungan besar sampel minimal dengan nilai M sama dengan 2 untuk 2 kelompok yaitu 513 orang (Mccrum-gardner, 2010; Lita, 2018).

Gambar 1. Jumlah Subjek Penelitian (n = 605)

Berdasarkan Gambar 1 diatas, penelitian diikuti oleh 606 subjek penelitian dan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 605 orang mahasiswa. Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta nomor KE/FK/0752/EC/2019.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan adalah pena, tensimeter digital OMRON, glucometer Accu-Chek®, timbangan CAMRY, meteran tinggi badan Stature Meter 2M, dan alat meteran lingkar pinggang You Zhi Feng Ren Chi. Bahan yang digunakan adalah kuesioner (case report form), informed consent, strip test, alkohol swab dan lancet.

606 subjek penelitian

605 subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi meliputi mahasiswa perguruan tinggi di

Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat berkomunikasi secara verbal, bersedia untuk mengisi kuesioner dan menandatangani

informed consent

1 subjek penelitian dieksklusi karena berumur ≥ 30 tahun

(20)

5 Validasi dan Reliabilitas Alat

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji pemahaman bahasa yang bertujuan untuk menyamakan persepsi antara peneliti dan subjek penelitian sehingga subjek penelitian dapat memahami isi kuesioner dan menjawabnya dengan tepat sesuai dengan yang dimaksud oleh peneliti. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 mahasiswa pelayanan Kids Impact Gereja Keluarga Allah di Yogyakarta (Notoatmodjo, 2010). Validasi alat tensimeter, timbangan berat badan, meteran tinggi badan dan meteran lingkar pinggang dilakukan dengan kalibrasi sehingga diperoleh sertifikat yang menyatakan bahwa alat yang digunakan valid. Selain itu, dilakukan perbandingan nilai hasil pengukuran antar alat menggunakan uji t berpasangan dan uji Wilcoxon dengan p value > 0,05 (berbeda tidak bermakna hasil pengukuran antar alat).

Reliabilitas tensimeter dilakukan dengan mengukur tekanan darah dari tiga orang probandus yang bersedia untuk diukur tekanan darahnya. Probandus yang ikut serta diharapkan memiliki tekanan darah yang berbeda yaitu rendah, normal dan tinggi. Pengukuran dilakukan dengan tensimeter sebanyak tiga kali. Reliabilitas glucometer, timbangan berat badan, meteran tinggi badan dan meteran lingkar pinggang dilakukan dengan cara mengukur kadar gula darah sewaktu, berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang dengan pengukuran masing-masing pada 3 probandus berbeda sebanyak tiga kali dari setiap alat (Notoatmodjo, 2010). Hasil dari setiap pengukuran dihitung nilai coefficient variation (CV) dengan nilai tidak boleh lebih dari 10% (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001).

Reliabilitas alat dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai CV. Semua hasil pengukuran dari masing-masing alat baik nilai CV maupun p value dari uji t berpasangan dan uji Wilcoxon terlampir (Lampiran 8). Berdasarkan perhitungan CV dan p value dari masing-masing alat, didapatkan alat penelitian reliabel dengan nilai CV < 10% dan valid karena p value > 0,05.

(21)

6

Pengambilan Data (Jumlah Uang Saku Bulanan, Hobi, Tekanan Darah Sistolik, Diastolik, Gula Darah Sewaktu, Denyut Jantung, Berat Badan, Tinggi Badan, dan Lingkar Pinggang)

Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner dan pengukuran secara langsung menggunakan instrumen tensimeter, glucometer, timbangan berat badan, meteran tinggi badan dan meteran lingkar pinggang. Ketentuan dalam pengambilan data dan pengukuran harus menggunakan alat yang telah tervalidasi dan harus sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) (Lampiran 13).

Analisis Data dengan Program Statistik Bantuan Komputer

Data kuesioner serta hasil pengukuran langsung dianalisis dengan program statistik bantuan komputer. Distribusi normalitas data diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Data kemudian diolah menggunakan uji t tidak berpasangan (denyut jantung), uji Mann Whitney (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah sewaktu dan lingkar pinggang) dan uji Chi-Square (indeks massa tubuh) untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung yang ditunjukkan dengan p value (Dahlan, 2014). P value > 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan tidak bermakna antara variabel bebas dengan variabel tergantung sedangkan apabila p value ≤ 0,05 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara variabel bebas dan variabel tergantung (Dahlan, 2014). Interpretasi Hasil

Kekuatan dari bukti untuk menerima atau menolak H0 dapat ditunjukkan dengan p value. Hipotesis yang dirancang dalam penelitian ini yaitu H0: tidak terdapat hubungan hobi terhadap nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah sewaktu, denyut jantung, indeks massa tubuh dan lingkar pinggang sebagai risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi. H1: terdapat hubungan hobi terhadap nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah sewaktu, denyut jantung, indeks massa tubuh dan lingkar pinggang sebagai risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi.

(22)

7

Dalam penelitian ini, apabila p value ≤ 0,05 (H1 diterima) maka terdapat hubungan hobi terhadap nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah sewaktu, denyut jantung, indeks massa tubuh dan lingkar pinggang sebagai risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi. Sementara itu, apabila p value > 0,05 maka tidak terdapat hubungan hobi terhadap nilai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah sewaktu, denyut jantung, indeks massa tubuh dan lingkar pinggang sebagai risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi.

(23)

8 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul “Hubungan Hobi terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa Perguruan Tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Perbedaan Jumlah Uang Saku Bulanan”. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi hubungan hobi terhadap risiko penyakit kardiovaskular pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi. Penelitian ini diikuti sebanyak 605 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Karakteristik profil subjek penelitian yaitu mahasiswa yang menempuh pendidikan di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data karakteristik profil subjek penelitian ditampilkan dalam bentuk frekuensi (n) dan persentase (%) seperti pada tabel I, II, dan III.

Pada penelitian ini diperoleh 605 subjek penelitian. Karakteristik subjek penelitian secara umum tersaji pada Tabel I. Jumlah uang saku bulanan kategori rendah (≤ 1.500.000) sebanyak 393 subjek penelitian (sebesar 65,0%) sedangkan kategori tinggi (> 1.500.000) sebanyak 212 subjek penelitian (sebesar 35,0%) dari total 605 subjek penelitian. Proporsi subjek penelitian dengan hobi baik dan buruk berbeda jauh, dimana persentase hobi baik sebesar 33,4% sedangkan hobi buruk sebesar 66,6%. Profil TDS dan TDD < 120/80 mmHg pada subjek penelitian lebih banyak dibandingkan ≥ 120/80 mmHg. Profil gula darah sewaktu ≥ 140 mg/dL diperoleh 12 dari 605 subjek penelitian dengan nilai gula darah sewaktunya ≥ 140 mg/dL. Profil denyut jantung > 100 kali/menit mencapai 11,2%. Profil indeks massa tubuh subjek penelitian dengan IMT kategori overweight dan obesity secara umum lebih sedikit dibandingkan dengan yang dikategorikan normal dengan persentase masing-masing 10,4% dan 12,7%. Persentase subjek penelitian laki-laki dengan lingkar pinggang > 90 cm lebih sedikit dibandingkan lingkar pinggang ≤ 90 cm (20,3% vs 79,7%). Hal yang sama juga terlihat pada subjek penelitian perempuan dimana lingkar pinggang > 80 cm lebih sedikit dibandingkan lingkar pinggang ≤ 80 cm (24,1% vs 75,9%).

(24)

9

Tabel I. Karakteristik Subjek Penelitian Secara Umum

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Jumlah Uang Saku Bulanan:

Rendah (≤ 1.500.000) 393 65,0 Tinggi (> 1.500.000) 212 35,0 Hobi: Baik 202 33,4 Buruk 403 66,6 TDS: < 120 mmHg 388 64,1 ≥ 120 mmHg 217 35,9 TDD: < 80 mmHg 401 66,3 ≥ 80 mmHg 204 33,7 GDS: < 140 mg/dL 593 98,0 ≥ 140 mg/dL 12 2,0 DJ: ≤ 100 kali/menit 537 88,8 > 100 kali/menit 68 11,2 IMT: Underweight (kg/m2) 77 12,7 Normal (kg/m2) 387 64,0 Overweight (kg/m2) 64 10,6 Obesity (kg/m2) 77 12,7 LP: ≤ 90 cm (laki-laki) 208 79,7 > 90 cm (laki-laki) 53 20,3 ≤ 80 cm (perempuan) 261 75,9 > 80 cm (perempuan) 83 24,1

TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik, GDS = Gula Darah Sewaktu, DJ = Denyut Jantung, IMT = Indeks Massa Tubuh, LP = Lingkar Pinggang

Jumlah subjek penelitian dengan uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) sebanyak 393 subjek penelitian (Tabel II). Jumlah subjek penelitian dengan hobi buruk lebih banyak dibandingkan hobi baik yaitu sebesar 65,1% vs 34,9%. Profil TDS dan TDD < 120/80 mmHg pada subjek penelitian ini lebih banyak dibandingkan dengan ≥ 120/80 mmHg. Profil gula darah sewaktu ≥ 140 mg/dL yaitu sebesar 1,5%. Jumlah subjek penelitian dengan denyut jantung > 100 kali/menit sebanyak 9,9%. Profil indeks massa tubuh kategori overweight dan obesity tergolong lebih sedikit (9,4% dan 12,0%) dibandingkan dengan yang dikategorikan normal (65,9%). Persentase subjek penelitian dengan lingkar

(25)

10

pinggang laki-laki > 90 cm lebih sedikit dibandingkan lingkar pinggang ≤ 90 cm (9,4% vs 35,6%). Hal yang sama juga terlihat pada subjek penelitian perempuan dimana lingkar pinggang > 80 cm lebih sedikit dibandingkan lingkar pinggang ≤ 80 cm (14,2% vs 40,7%).

Tabel II. Karakteristik Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan ≤ 1.500.000)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Hobi: Baik 137 34,9 Buruk 256 65,1 TDS: < 120 mmHg 255 64,9 ≥ 120 mmHg 138 35,1 TDD: < 80 mmHg 261 66,4 ≥ 80 mmHg 132 33,6 GDS: < 140 mg/dL 387 98,5 ≥ 140 mg/dL 6 1,5 DJ: ≤ 100 kali/menit 354 90,1 > 100 kali/menit 39 9,9 IMT: Underweight (kg/m2) 50 12,7 Normal (kg/m2) 259 65,9 Overweight (kg/m2) 37 9,4 Obesity (kg/m2) 47 12,0 LP: ≤ 90 cm (laki-laki) 140 35,6 > 90 cm (laki-laki) 37 9,4 ≤ 80 cm (perempuan) 160 40,7 > 80 cm (perempuan) 56 14,2

TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik, GDS = Gula Darah Sewaktu, DJ = Denyut Jantung, IMT = Indeks Massa Tubuh, LP = Lingkar Pinggang

Jumlah subjek penelitian dengan uang saku bulanan tinggi (> 1.500.000) sebanyak 212 subjek penelitian (Tabel III). Jumlah subjek penelitian dengan hobi buruk lebih banyak dibandingkan hobi baik yaitu sebesar 69,3% vs 30,7%. Profil TDS dan TDD < 120/80 mmHg pada subjek penelitian ini lebih banyak dibandingkan dengan ≥ 120/80 mmHg. Profil gula darah sewaktu ≥ 140 mg/dL yaitu sebesar 2,3%. Jumlah subjek penelitian dengan denyut jantung > 100

(26)

11

kali/menit sebanyak 13,7%. Profil indeks massa tubuh kategori overweight dan obesity tergolong lebih sedikit (12,3% dan 14,2%) dibandingkan dengan yang dikategorikan normal (60,8%). Persentase subjek penelitian dengan lingkar pinggang laki-laki > 90 cm lebih sedikit dibandingkan lingkar pinggang ≤ 90 cm (7,5% vs 32,1%). Hal yang sama juga terlihat pada subjek penelitian perempuan dimana lingkar pinggang > 80 cm lebih sedikit dibandingkan lingkar pinggang ≤ 80 cm (12,7% vs 47,6%).

Tabel III. Karakteristik Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%) Hobi: Baik 65 30,7 Buruk 147 69,3 TDS: < 120 mmHg 133 62,7 ≥ 120 mmHg 79 37,3 TDD: < 80 mmHg 146 68,9 ≥ 80 mmHg 66 31,1 GDS: < 140 mg/dL 207 97,6 ≥ 140 mg/dL 5 2,3 DJ: ≤ 100 kali/menit 183 86,3 > 100 kali/menit 29 13,7 IMT: Underweight (kg/m2) 27 12,7 Normal (kg/m2) 129 60,8 Overweight (kg/m2) 26 12,3 Obesity (kg/m2) 30 14,2 LP: ≤ 90 cm (laki-laki) 68 32,1 > 90 cm (laki-laki) 16 7,5 ≤ 80 cm (perempuan) 101 47,6 > 80 cm (perempuan) 27 12,7

TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik, GDS = Gula Darah Sewaktu, DJ = Denyut Jantung, IMT = Indeks Massa Tubuh, LP = Lingkar Pinggang

Distribusi normalitas data diuji dengan uji Kolmogorov Smirnov. Data yang terdistribusi normal hanyalah DJ (Denyut Jantung) dimana p value > 0,05 sedangkan data TDS, TDD, GDS dan LP tidak terdistribusi normal (p value < 0,05).

(27)

12

Tabel IV. Profil TDS, TDD, GDS, DJ dan LP Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan ≤ 1.500.000)

Karakteristik

Hobi Buruk Hobi Baik p value**

Mean±SD Median (Min-Max) Mean±SD Median (Min-Max)

TDS (mmHg) 113,6 ± 14,0 112,0 (75,0-161,0) 117,6 ± 14,0 117,0 (75,0-167,0) 0,003

TDD (mmHg) 76,1 ± 9,5 75,3 (48,0-109,0) 75,5 ± 10,0 75,0 (51,0-105,5) 0,780

GDS (mg/dL) 94,3 ± 20,5 92,0 (31,0-165,0) 93,0 ± 18,0 91,0 (48,0-139,0) 0,560

DJ (kali/menit) 86,0 ± 11,8* 86,0 (45,0-136,0) 82,9 ± 12,5* 82,0 (47,0-125,5) 0,014

LP (cm) 76,8 ± 10,1 75,0 (59,0-115,0) 78,7 ± 11,1 77,0 (59,0-126,0) 0,134 TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik, GDS = Gula Darah Sewaktu, DJ = Denyut Jantung, LP = Lingkar Pinggang

*Data terdistribusi normal (Kolmogorov Smirnov)

**p value uji t tidak berpasangan (distribusi data normal) dan Mann Whitney (distribusi data tidak normal) Tabel V. Profil IMT Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan ≤ 1.500.000)

IMT Underweight n (%) Normal n (%) Overweight n (%) Obesity n (%) Total n (%) p value ** Hobi Buruk 36 (14,1) 162 (63,3) 29 (11,3) 29 (11,3) 256 (100,0) 0,179 Baik 14 (10,2) 97 (70,8) 8 (5,8) 18 (13,1) 137 (100,0) Total 50 (12,7) 259 (65,9) 37 (9,4) 47 (12,0) 393 (100,0) IMT = Indeks Massa Tubuh

** p value uji Chi-Square

Berdasarkan Tabel IV dan V, hasil analisis hubungan hobi terhadap parameter kardiovaskular (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah sewaktu, denyut jantung, lingkar pinggang dan indeks massa tubuh) pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) menunjukkan adanya perbedaan bermakna nilai TDS (tekanan darah sistolik) dan DJ (denyut jantung) pada kategori hobi baik dan hobi buruk dengan p value masing-masing 0,003 dan 0,014 (p ≤ 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan antara hobi dengan parameter kardiovaskular tekanan darah sistolik dan denyut jantung pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah.

Tabel VI. Profil TDS, TDD, GDS, DJ dan LP Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)

Karakteristik

Hobi Buruk Hobi Baik p value**

Mean±SD Median (Min-Max) Mean±SD Median (Min-Max)

TDS (mmHg) 113,7 ± 14,3 112,0 (89,5-157,0) 117,6 ± 14,4 116,0 (87,0-153,0) 0,050

TDD (mmHg) 74,9 ± 9,8 73,0 (53,0-123,0) 76,6 ± 11,1 77,0 (46,0-100,0) 0,072

GDS (mg/dL) 94,6 ± 19,1 93,0 (23,0-188,0) 90,7 ± 21,5 90,0 (41,0-162,0) 0,226

DJ (kali/menit) 85,8 ± 12,9* 87,0 (53,0-125,0) 84,8 ± 13,7* 85,0 (53,0-120,0) 0,615

LP (cm) 78,1 ± 10,7 76,0 (56,0-113,0) 79,5 ± 10,7 79,0 (61,0-112,0) 0,287 TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik, GDS = Gula Darah Sewaktu, DJ = Denyut Jantung, LP = Lingkar Pinggang

*Data terdistribusi normal (Kolmogorov Smirnov)

(28)

13

Tabel VII. Profil IMT Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)

IMT Underweight n (%) Normal n (%) Overweight n (%) Obesity n (%) Total n (%) p value ** Hobi Buruk 24 (16,3) 88 (59,9) 13 (8,8) 22 (15,0) 147 (100,0) 0,021 Baik 3 (4,6) 41 (63,1) 13 (20,0) 8 (12,3) 65 (100,0) Total 27 (12,7) 129 (60,8) 26 (12,3) 30 (14,2) 212 (100,0) IMT = Indeks Massa Tubuh

** p value uji Chi-Square

Tabel VIII. Nilai Odds Ratio IMT Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan > 1.500.000)

IMT

Normal n (%) Lebih dari Normal n (%) Total n (%) OR* IK Hobi Buruk 112 (76,2) 35 (23,8) 147 (100,0) 1,53 0,802 - 2,907

Baik 44 (67,7) 21 (32,3) 65 (100,0)

Total 156 (73,6) 56 (26,4) 212 (100,0)

IMT

Lebih dari Normal n (%) Normal n (%) Total n (%) OR* IK Hobi Buruk 35 (23,8) 112 (76,2) 147 (100,0) 0,65 0,344 - 1,246

Baik 21 (32,3) 44 (67,7) 65 (100,0)

Total 56 (26,4) 156 (73,6) 212 (100,0) IMT = Indeks Massa Tubuh

* OR (Odds Ratio)

Berdasarkan Tabel VI dan VII, hasil analisis hubungan hobi terhadap parameter kardiovaskular (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, gula darah sewaktu, denyut jantung, lingkar pinggang dan indeks massa tubuh) pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi (>1.500.000) menunjukkan adanya perbedaan bermakna nilai TDS (tekanan darah sistolik) dan DJ (denyut jantung) pada kategori hobi baik dan hobi buruk dengan p value masing-masing 0,050 dan 0,021 (p ≤ 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan antara hobi dengan parameter kardiovaskular tekanan darah sistolik dan indeks massa tubuh pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi.

Dari hasil penelitian (Tabel VII), menunjukkan bahwa mahasiswa pada kelompok jumlah uang saku bulanan tinggi yang melakukan hobi buruk cenderung 1,53 kali memiliki indeks massa tubuh (IMT) normal dibandingkan mahasiswa yang memiliki hobi baik. Kemudian dari Tabel VIII dapat dilihat bahwa mahasiswa yang memiliki hobi buruk cenderung 0,65 kali memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari normal dibandingkan mahasiswa yang memiliki hobi baik.

Tekanan darah arteri adalah tekanan di pembuluh darah khususnya di dinding arteri. Tekanan ini diukur dengan satuan milimeter air raksa (mmHg).

(29)

14

Tekanan darah dibagi menjadi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan sistolik yaitu tekanan puncak tertinggi yang didapatkan ketika jantung berkontraksi (Bell et al., 2015). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa peningkatan tekanan darah sistolik selama olahraga seiring dengan meningkatnya beban kerja, sementara tekanan darah diastolik tetap mendekati level istirahat dan bahkan mungkin sedikit mengalami penurunan. Tekanan darah sistolik dapat mencapai sekitar 200 mmHg namun beberapa orang meningkat jauh lebih tinggi dari 200 mmHg. Hal seperti ini disebut dengan respon tekanan darah yang berlebihan. Meskipun ambang kenaikan abnormal yang pasti belum ditetapkan, tekanan darah sistolik > 200 mmHg dikaitkan dengan hipertensi, penyakit jantung dan kematian di masa mendatang (Kokkinos et al., 2009).

Menurut penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, latihan aerobik dapat menyebabkan terjadinya perubahan nilai tekanan darah sistolik berupa penurunan sebesar 5,39 mmHg. Perubahan ini setara dengan pengurangan nilai tekanan darah sistolik sebanyak 3,9% (Huang et al., 2013). Latihan aerobik seperti berlari, jogging, berjalan, bersepeda, atau kombinasi dari semuanya dapat mengurangi nilai tekanan darah sistolik. Pengurangan secara signifikan terjadi pada subjek yang melakukan latihan jogging dibandingkan dengan latihan sirkuit. Durasi latihan dan intensitas yang semakin meningkat juga mengurangi nilai tekanan darah sistolik (Carpio-rivera et al., 2015). Penelitian yang dilakukan di Malaysia pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, menunjukkan bahwa tingkat aktivitas fisik berhubungan dengan nilai tekanan darah sistolik (p value < 0,05) (Teh et al., 2015). Berdasarkan nilai median antara variabel hobi terhadap tekanan darah sistolik pada subjek penelitian dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) dan tinggi (> 1.500.000) (Tabel IV dan Tabel VI), menggambarkan hobi yang baik memiliki nilai tekanan darah sistolik yang lebih tinggi dibandingkan hobi buruk. Namun, nilai tekanan darah sistolik yang lebih tinggi di hobi baik tetap masuk dalam kategori normal sehingga makna klinis (tekanan darah tinggi) tidak ada.

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingginya nilai tekanan darah sistolik pada mahasiswa yaitu jenis kelamin. Penelitian sebelumnya yang dilakukan

(30)

15

pada mahasiswa berumur 18-26 tahun di Yordania, menunjukkan bahwa nilai tekanan darah sistolik lebih tinggi pada subjek penelitian laki-laki dibandingkan dengan perempuan (Alhawari et al., 2018). Hal yang sama juga terjadi pada mahasiswa di Korea, menunjukkan bahwa nilai tekanan darah sistolik lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan dengan mahasiswa perempuan (Shin et al., 2012). Hal ini dikarenakan pada laki-laki terdapat androgen yang memicu sintesis angiotensinogen sehinga menyebabkan peningkatan angiotensin 2 dan terjadi vasokontriksi. Hal inilah yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu, pada perempuan pra-menopause terdapat hormon estrogen yang merupakan vasodilator (estrogen dapat mengurangi sintesis angiotensin 1 dan ekspresi angiotensin converting enzyme sehingga pembentukan angiotensin 2 berkurang). Hal ini menyebabkan tingginya tekanan darah lebih banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan (Maranon and Reckelhoff 2015, Reckelhoff 2019).

Berdasarkan Tabel IV dan Tabel VI, hasil pengujian dengan statistika menunjukkan terdapat perbedaan bermakna nilai tekanan darah sistolik antar kategori hobi baik dan hobi buruk pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi (p value 0,003 dan p value 0,050). Hal ini berarti hobi secara kardiovaskular mempengaruhi nilai tekanan darah sistolik pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan tinggi.

Tekanan darah diastolik yaitu tekanan yang dicapai saat jantung dalam keadaan diam (tekanan terendah) (Bell et al., 2015). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Cornelissen and Smart (2013) pada subjek usia ≥ 18 tahun, tekanan darah diastolik secara signifikan dapat berkurang sebanyak 2,5 mmHg setelah melakukan latihan ketahanan tubuh (Cornelissen and Smart, 2013). Olahraga teratur yang dilakukan bermanfaat pada profil vaskular termasuk kejadian pre-resistensi dan pre-resistensi pembuluh darah yang semakin mengecil (Mcdonnell et al., 2013). Penelitian yang dilakukan di Malaysia pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, menunjukkan bahwa level aktivitas fisik tidak berhubungan dengan nilai tekanan darah diastolik (p value < 0,05) (Teh et al., 2015).

Menurut Tabel IV dan Tabel VI, nilai tekanan darah diastolik pada subjek penelitian mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah kategori hobi baik

(31)

16

lebih rendah dibandingkan yang melakukan hobi buruk. Namun, hasil pengujian dengan statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna nilai tekanan darah diastolik antar kelompok hobi baik dan hobi buruk (p value 0,780). Sementara itu, pada subjek penelitian mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi, nilai tekanan darah diastolik pada kelompok hobi baik lebih tinggi dibandingkan dengan yang melakukan hobi buruk. Hasil pengujian dengan statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna nilai tekanan darah diastolik antar kelompok hobi baik dan hobi buruk (p value 0,072). Penelitian ini menunjukkan bahwa hobi tidak berpengaruh pada tekanan darah diastolik baik pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) dan tinggi (> 1.500.000).

Gula darah merupakan gula yang dibuat oleh tubuh dari makanan yang dimakan. Gula darah tersebut dibawa melalui aliran darah untuk menyediakan energi bagi semua sel tubuh (Shiel, 2018). Risiko mengalami diabetes tipe 2 meningkat dengan bertambahnya usia, mengalami obesitas dan rendahnya aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan selama 150 menit per minggu seperti jalan cepat menunjukkan efek yang bermanfaat pada orang yang mengalami pra-diabetes. Selain itu, aktivitas dengan intensitas sedang ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi lemak perut pada anak-anak dan dewasa muda (American Diabetes Association, 2018). Menurut penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada gula darah yang abnormal dilihat dari tingkat aktivitas fisik (Mainous et al., 2017).

Dilihat dari Tabel IV dan Tabel VI, nilai gula darah sewaktu pada subjek penelitian mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) maupun tinggi (> 1.500.000) yang memiliki hobi buruk memiliki nilai yang semakin tinggi dilihat dari nilai median. Namun, hasil pengujian dengan statistika pada kedua subjek penelitian uang saku bulanan rendah dan tinggi terdapat perbedaan yang tidak bermakna nilai gula darah sewaktu pada hobi baik maupun buruk (p value 0,560 dan p value 0,226). Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa hobi tidak berpengaruh pada gula darah sewaktu baik pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) dan tinggi (> 1.500.000).

(32)

17

Denyut jantung adalah angka yang menunjukkan berapa kali jantung berdenyut dalam waktu satu menit. Nilai normal denyut jantung adalah 60-100 kali per menit (American Heart Association, 2019a). Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, denyut jantung saat keadaan istirahat menurun lebih banyak pada subjek yang melakukan olahraga dibanding kelompok kontrol. Olahraga yang dilakukan yaitu terkait latihan ketahanan, yoga, latihan kekuatan dan gabungan latihan daya tahan dan kekuatan tubuh (Reimers et al., 2018).

Berdasarkan Tabel IV dan Tabel VI, denyut jantung pada subjek penelitian mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) maupun tinggi (> 1.500.000) dilihat dari nilai mean±SD menunjukkan hobi baik memiliki nilai denyut jantung yang lebih rendah dibandingkan dengan subjek penelitian yang memiliki hobi buruk. Hasil pengujian dengan statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai denyut jantung pada kategori hobi baik dan hobi buruk mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) (p value 0,014) tetapi tidak pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi (> 1.500.000) (p value 0,615).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa anak dari kuintil pendapatan paling rendah mempunyai aktivitas fisik paling tinggi dibanding kuintil pendapatan lainnya. Hal ini karena di negara-negara berkembang, anak-anak dari status sosial ekonomi rendah membantu orang tua untuk mencari tambahan penghasilan atau membantu orang tua dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga (Harahap dkk., 2013).

Olahraga berkaitan dengan penurunan nilai denyut jantung karena dengan berolahraga menyebabkan beban kerja jantung yang semakin meningkat (jantung memompa darah dengan lebih kuat untuk mengedarkan lebih banyak oksigen) sehingga dapat merangsang peningkatan dimensi ventrikel kiri dan ketebalan dinding jantung yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan stroke volume (banyaknya darah yang dipompa oleh jantung dalam sekali berdenyut). Peningkatan stroke volume ini mengakibatkan penurunan denyut jantung untuk mempertahankan curah jantung (Bellenger et al., 2016).

(33)

18

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa hobi berpengaruh pada nilai denyut jantung pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) dan tidak berpengaruh pada nilai denyut jantung mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi (> 1.500.000).

Lingkar pinggang adalah jarak di sekeliling pinggang alami (tepat di atas pusar) (American Heart Association, 2019b). Cut off points lingkar pinggang untuk ras Asia Selatan, China dan Jepang yaitu > 90 cm (laki-laki) dan > 80 cm (perempuan) (World Health Organization, 2011). Berdasarkan studi penelitian yang telah dilakukan di Kanada, orang dewasa dengan lingkar pinggang kecil yang tidak aktif melakukan aktivitas fisik memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan orang dewasa yang aktif melakukan aktivitas fisik paling tidak satu minggu sekali (Staiano et al., 2014).

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa lingkar pinggang berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes mellitus atau diabetes mellitus ditambah dengan dislipidemia. Nilai lingkar pinggang dapat digunakan sebagai indikator lemak visceral dan berkaitan dengan diabetes (Hou et al., 2013). Menurut Candrawati (2011), aktivitas fisik tidak berhubungan dengan lingkar pinggang (p value 1,000). Menurut Tabel IV dan Tabel VI, nilai lingkar pinggang pada subjek penelitian dengan uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) menunjukkan bahwa pada kategori hobi baik lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki hobi buruk dilihat dari hasil nilai median, namun hasil pengujian secara statistika terdapat perbedaan yang tidak bermakna nilai lingkar pinggang pada hobi baik dan buruk (p value 0,134). Hal yang sama pada subjek penelitian dengan uang saku bulanan tinggi (> 1.500.000) menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak bermakna nilai lingkar pinggang pada hobi baik dan buruk (p value 0,287). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hobi tidak berpengaruh pada lingkar pinggang baik pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) dan tinggi (> 1.500.000).

Indeks massa tubuh (IMT) adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur obesitas dimana IMT sama dengan berat badan dibagi dengan tinggi badan2 (kg/m2). Indeks massa tubuh dikategorikan menjadi underweight,

(34)

19

normal, overweight dan obesity. IMT ini untuk mengklasifikasikan status berat badan dan hubungannya terhadap risiko suatu penyakit (Jameson et al., 2018).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada mahasiswa umur 18-35 tahun menyatakan bahwa terdapat hubungan kuat antara olahraga dengan kelebihan berat badan/obesitas. Semakin seseorang jarang berolahraga maka semakin tinggi kemungkinan memiliki indeks massa tubuh diatas 30. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang dewasa muda gagal memenuhi nilai rekomendasi olahraga yaitu minimal 150 menit per minggu aktivitas fisik sedang hingga berat (Grasdalsmoen et al., 2019).

Meningkatnya jumlah pendapatan dan perubahan status sosial ekonomi serta gaya hidup modern berisiko menimbulkan terjadinya obesitas lebih tinggi (Nurcahyo, 2011). Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tingkat kejadian obesitas lebih tinggi pada kelompok berpenghasilan rendah di negara maju dan pada kelompok berpenghasilan tinggi di negara berkembang (Al-hazzaa et al., 2012).

Hasil pengujian dengan statistika pada Tabel V dan VII menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara hobi dengan indeks massa tubuh (p value 0,179) pada kelompok mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah. Sebaliknya, pada kelompok mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi (> 1.500.000), hasil pengujian dengan statistika menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara hobi dengan indeks massa tubuh (p value 0,021).

Dari hasil penelitian (Tabel VIII), menunjukkan bahwa mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi yang memiliki hobi buruk cenderung 1,53 kali memiliki indeks massa tubuh normal dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki hobi baik. Dari Tabel VIII juga dapat dilihat bahwa mahasiswa yang memiliki hobi buruk cenderung 0,65 kali memiliki indeks massa tubuh lebih dari normal dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki hobi baik.

Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa remaja dengan keluarga yang status sosial ekonomi menengah ke atas cenderung mengalami kegemukan dua kali dibandingkan dengan remaja dengan keluarga yang memiliki status sosial ekonomi menengah ke bawah. Hal ini dikarenakan dengan status sosial ekonomi tinggi maka terjadi peningkatan daya konsumsi, pengurangan aktivitas fisik serta perilaku

(35)

20

sedentari yang semakin meningkat (Bhaswara dan Saraswati, 2018). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena dapat dipengaruhi oleh faktor banyaknya mahasiswa yang memiliki hobi buruk dibandingkan dengan yang memiliki hobi baik. Pada kelompok mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi, persentase hobi buruk yaitu 69,3% sedangkan hobi baik hanya 30,7%. Selain itu, persentase mahasiswa yang memiliki indeks massa tubuh kategori normal sebanyak 73,5% sedangkan persentase mahasiswa yang memiliki indeks massa tubuh lebih dari normal 26,5%.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan pada mahasiswa program studi pendidikan dokter Universitas Brawijaya tahun kedua, ketiga dan keempat menunjukkan bahwa 60% subjek penelitian memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah (Riskawati dkk., 2018). Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor menunjukkan pada umumnya subjek penelitian melakukan aktivitas fisik ringan termasuk kuliah dan berorganisasi baik pada hari kuliah maupun pada hari libur. Kegiatan organisasi yang dilakukan mayoritas merupakan aktivitas rapat koordinasi ataupun penyelenggaraan kegiatan yang dilakukan dengan cara duduk dan berdiri saja (Nurohmi dan Amalia, 2012). Hasil yang sama ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran Universitas Lampung yaitu sebanyak 57,6% mahasiswa melakukan aktivitas fisik kurang (Kis dkk., 2013).

Menurut hasil penelitian sebelumnya, sebanyak 64,0% mahasiswa memiliki status gizi normal dengan nilai indeks massa tubuh 21,7 ± 2,9 kg/m2 sedangkan mahasiswa yang mengalami kegemukan yaitu sebanyak 18,6% (Nurohmi dan Amalia, 2012). Hasil yang sama dijumpai pada mahasiswa kedokteran Universitas Indonesia dimana 75% subjek penelitian termasuk dalam kategori indeks massa tubuh normal (Candrawati, 2011).

Salah satu faktor yang dapat berpengaruh pada kejadian obesitas dan kelebihan berat badan adalah usia. Semakin usia bertambah maka semakin seseorang itu mengalami obesitas dan kelebihan berat badan (Rahman et al., 2018). Laju metabolisme akan menurun seiring dengan meningkatnya usia. Tingkat aktivitas fisik juga akan semakin menurun sehingga dapat menurunkan tingkat

(36)

21

pengeluaran energi (Johannsen and Ravussin, 2011). Penurunan laju metabolisme pada seseorang terjadi pada usia sekitar 30 tahun (Clifford, 2012). Hal inilah yang berpengaruh pada nilai indeks massa tubuh mahasiswa dimana persentase paling banyak yaitu normal dengan usia subjek penelitian 14-29 tahun.

Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa hobi tidak berpengaruh pada indeks massa tubuh pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (≤ 1.500.000) dan berpengaruh pada indeks massa tubuh mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi (> 1.500.000).

Hobi baik maupun buruk tidak dapat dipastikan mutlak mempengaruhi atau tidak mempengaruhi risiko penyakit kardiovaskular pada setiap mahasiswa. Begitu pula dengan jumlah uang saku bulanan mahasiswa yang tidak dapat dipastikan apakah mempengaruhi setiap aktivitas fisik mahasiswa. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk memastikan pengaruh hobi terhadap risiko penyakit kardiovaskular. Kelemahan dari penelitian ini yaitu kuesioner yang diisi oleh subjek penelitian kurang lengkap, cara pengisian kuesioner oleh subjek penelitian yang tidak seragam.

KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara hobi dengan parameter kardiovaskular tekanan darah sistolik dan denyut jantung pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan rendah (p = 0,003 dan p = 0,014) dan terdapat hubungan antara hobi dengan parameter kardiovaskular tekanan darah sistolik dan indeks massa tubuh pada mahasiswa dengan jumlah uang saku bulanan tinggi (p = 0,050 dan p = 0,021). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan hobi terhadap tekanan darah sistolik dan denyut jantung pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan rendah dan terdapat hubungan hobi terhadap tekanan darah sistolik dan indeks massa tubuh pada mahasiswa perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah uang saku bulanan tinggi.

(37)

22 SARAN

Saran yang dapat peneliti berikan untuk penelitian selanjutnya: 1. Verifikasi kelengkapan kuesioner yang diisi oleh subjek penelitian.

2. Menentukan standar operasional prosedur pengisian kuesioner oleh subjek penelitian.

(38)

23

DAFTAR PUSTAKA

Al-hazzaa, H.M., Abahussain, N.A., Al-sobayel, H.I., Qahwaji, D.M., and Musaiger, A.O., 2012. Lifestyle Factors Associated with Overweight and Obesity Among Saudi Adolescents. BMC Public Health, 12 (354), 1–11. Alhawari, H.H., shelleh, S., Alhawari, H.H., saudi, A., majali, D.A.,

Al-faris, L., and Alryalat, S.A., 2018. Blood Pressure and Its Association with Gender , Body Mass Index , Smoking , and Family History among University Students. Hindawi, 2018, 1–5.

Alldredge, B.K., Affairs, A., Francisco, S., Francisco, S., Corelli, R.L., Francisco, S., Francisco, S., Ernst, M.E., City, I., Guglielmo, B.J., Francisco, S., Francisco, S., Jacobson, P.A., Pharmacology, C., Kradjan, W.A., Emeritus, D., Health, O., Williams, B.R., Gerontology, C., and Economics, P., 2013. Koda-Kimble and Young’s Applied Therapeutics : The Clinical Use of Drugs. American Diabetes Association, 2018. Standards of Medical Care in

Diabetes-2018. The Journal of Clinical and Applied Research and Education, 41 (1), 1– 150.

American Heart Association, 2019a. All About Heart Rate (Pulse) [online]. Available from: https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/the-facts-about-high-blood-pressure/all-about-heart-rate-pulse.

Accessed on May 12, 2019.

American Heart Association, 2019b. What are Body Composition Tests ? American

Heart Association.

http://www.heart.org/HEARTORG/HealthyLiving/HealthyEating/Nutrition/ Body-Composition-Tests_UCM_305883_Article.jsp#.XNjCNvZFzIU.

Accessed on May 12, 2019.

American Heart Association, 2019c. American Heart Association Recommendations for Physical Activity in Adults and Kids [online]. Available from: https://www.heart.org/en/healthy-living/fitness/fitness-basics/aha-recs-for-physical-activity-in-adults. Accessed on May 12, 2019.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Proceedings, Annual Meeting - Air Pollution Control Association.

Bell, K., Twiggs, J., and Olin, B.R., 2015. Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmacy Association, 1–8. Bellenger, C.R., Fuller, J.T., Thomson, R.L., Davison, K., Robertson, E.Y., and

Buckley, J.D., 2016. Monitoring Athletic Training Status Through Autonomic Heart Rate Regulation : A Systematic Review and Meta-Analysis. Sports Medicine, 1–26.

(39)

24

Ekonomi Keluarga Dengan Kegemukan Pada Remaja SMA di Denpasar. E-Jurnal Medika Udayana, 7 (3), 99–106.

Candrawati, S., 2011. Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Lingkar Pinggang Mahasiswa. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), 6 (2), 112–118.

Carpio-rivera, E., Moncada-jiménez, J., Salazar-rojas, W., Solera-herrera, A., Rica, C., and Rica, C., 2015. Review Article Acute Effects of Exercise on Blood Pressure : A Meta-Analytic Investigation. Arq Bras Cardiol, 106 (5), 422–433. Clifford, D.C., 2012. Changing You: Your Guide to A Slimmer, Stronger Body. Cornelissen, V.A. and Smart, N.A., 2013. Exercise Training for Blood Pressure: A

Systematic Review and Metaanalysis. Journal of the American Heart Association, 1–9.

Dahlan, M.S., 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat dan Multivariat.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2001. Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan.

Dohrn, I., Sjöström, M., and Hagströmer, M., 2018. Replacing Sedentary Time with Physical Activity : A 15-year Follow-Up of Mortality in A National Cohort. Clinical Epidemiology, 10, 179–186.

Grasdalsmoen, M., Eriksen, H.R., Lønning, K.J., and Sivertsen, B., 2019. Physical Exercise and Body-Mass Index in Young Adults : A National Survey of Norwegian University Students. BMC Public Health, 19 (1354), 1–9.

Harahap, H., Sandjaja, and Cahyo, K.N., 2013. Pola Aktivitas Fisik Anak Usia 6,0-12,9 Tahun di Indonesia. Gizi Indonesia, 36 (2), 99–108.

Hou, X., Lu, J., Weng, J., Ji, L., Shan, Z., Liu, J., and Tian, H., 2013. Impact of Waist Circumference and Body Mass Index on Risk of Cardiometabolic Disorder and Cardiovascular Disease in Chinese Adults : A National Diabetes and Metabolic Disorders Survey. PLOS ONE, 8 (3), 1–10.

Huang, G., Shi, X., Gibson, C.A., Huang, S.C., Coudret, N.A., and Ehlman, M.C., 2013. Controlled Aerobic Exercise Training Reduces Resting Blood Pressure in Sedentary Older Adults. Blood Pressure, 22 (October 2012), 386–394. Jameson, J.L., Kasper, D.L., Longo, D.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L., and Localzo,

J., 2018. Harrison’s Principles of Internal Medicine.

Johannsen, D.L. and Ravussin, E., 2011. Obesity in The Elderly: Is Faulty Metabolism to Blame? Aging Health, 6 (2), 159–167.

Kis, W., Zuraida, R., and Wahyuni, A., 2013. The Relation of Fast Food Eating Habits , Physical Activity And Nutrition Knowledge With The Nutritional Status of First Year Medical Student of University of Lampung 2013. Medical Journal of Lampung Univeristy, 3, 77–85.

(40)

25

Activity in the Prevention and Management of High Blood Pressure. Hellenic J Cardiol, 50, 52–59.

Kurniawan, M.W.W. and Widyaningsih, T.D., 2017. Hubungan Pola Konsumsi Pangan dan Besar Uang Saku Mahasiswa Manajemen Bisnis dengan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya terhadap Status Gizi. Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ips Fis Uny, 5 (1), 1–12.

Lita, Y., 2018. Hubungan Hobi Terhadap Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Siswi SMA di Indonesia.

Mainous, A.G., Tanner, R.J., Anton, S.D., Jo, A., and Luetke, M.C., 2017. Physical Activity and Abnormal Blood Glucose Among Healthy Weight Adults. American Journal of Preventive Medicine, 53 (1), 42–47.

Maranon, R. and Reckelhoff, J.F., 2015. Sex and Gender Differences in Control of Blood Pressure. Clin Sci (Lond), 125 (7), 311–318.

Masturoh, I. and Anggita, N., 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.

Mccrum-gardner, E., 2010. Calculations Made Simple. International Journal of Theraphy and Rehabilitation, 17 (1), 10–14.

Mcdonnell, B.J., Maki-petaja, K.M., Munnery, M., Wilkinson, I.B., Cockcroft, J.R., and Mceniery, C.M., 2013. Habitual Exercise and Blood Pressure : Age Dependency and Underlying Mechanisms. American Journal of Hypertension, 26 (March), 334–341.

Miles, L., 2007. Physical Activity and Health. British Nutrition Foundation, 32, 314–363.

Mozaffarian, D., Benjamin, E.J., Go, A.S., Arnett, D.K., Blaha, M.J., Cushman, M., Das, S.R., Ferranti, S. De, Després, J., Fullerton, H.J., Howard, V.J., Huffman, M.D., Isasi, C.R., Jiménez, M.C., Judd, S.E., Kissela, B.M., Lichtman, J.H., Lisabeth, L.D., Liu, S., Mackey, R.H., Magid, D.J., Mcguire, D.K., Iii, E.R.M., Moy, C.S., Muntner, P., Mussolino, M.E., Nasir, K., Neumar, R.W., Nichol, G., Palaniappan, L., Pandey, D.K., Reeves, M.J., Rodriguez, C.J., Rosamond, W., Sorlie, P.D., Stein, J., Towfighi, A., Turan, T.N., Virani, S.S., Woo, D., Yeh, R.W., and Turner, M.B., 2016. AHA Statistical Update Executive Summary : Heart Disease and Stroke Statistics — 2016 Update A Report From the American Heart Association WRITING GROUP MEMBERS. Ciculation, 447–454.

Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.

Nurcahyo, F., 2011. Kaitan antara Obesitas dan Aktivitas Fisik. Medikora.

Nurohmi, S. and Amalia, L., 2012. Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik, Dan Tingkat Kecukupan Gizi Aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IPB. Jurnal Gizi dan Pangan, 7 (November), 151–156.

(41)

26

Terhadap Kejadian Obesitas Pada Remaja Di Kota Semarang. Gizi Indonesia, 37 (2), 129–136.

Rahman, M.S., Karmaker, H., Basar, M.A., Karim, M.R., Rana, M.M., Mamun, A., Hasan, F., Hossain, M.I., Kamruzzaman, M., Wadood, M.A., and Hossain, M.G., 2018. Body Mass Index of University Students and Gender Differential : A Survey in Body Mass Index of University Students and Gender Differential : Survey in Rajshahi University , Bangladesh. South Asian Anthropologist, 16 (March), 27–33.

Reckelhoff, J.F., 2019. Androgens and Blood Pressure Control. Mayo Clinic Proceedings, 94 (3), 536–543.

Reimers, A.K., Knapp, G., and Reimers, C., 2018. Effects of Exercise on the Resting Heart Rate : A Systematic Review and Meta-Analysis of Interventional Studies. Journal of Clinical Medicine, 7 (503), 1–30.

Riskawati, Y.K., Prabowo, E.D., and Rasyid, H. Al, 2018. Tingkat Aktivitas Fisik Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Tahun Kedua, Ketiga, Keempat. Majalah Kesehatan, 5 (March), 26–32.

Sagare, S.M., Rajderkar, S.S., and Girigosavi, B.S., 2011. Certain Modifiable Risk Factors in Essential Hypertension: a Case- Control Study. National Journal of Community Medicine, 2 (1), 9–13.

Shiel, W.C., 2018. Definition of Blood Glucose [online]. Available from: https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=32858https://w ww.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=32858. Accessed on May 12, 2019.

Shin, N., Hyun, W., Lee, H., Ro, M., and Song, K., 2012. A Study on Dietary Habits , Health Related Lifestyle , Blood Cadmium and Lead Levels of College Students. Nutrition Research and Practice, 6 (4), 340–348.

Staiano, A.E., Reeder, B.A., Elliott, S., and Ha, Q.C., 2014. Physical Activity Level, Waist Circumference, and Mortality. Appl Physiol Nutr Metab, 37 (5), 1008– 1013.

Teh, C.H., Chan, Y.Y., Lim, K.H., Kee, C.C., Lim, K.K., Yeo, P.S., Azahadi, O., Fadhli, Y., Tahir, A., Lee, H.L., and Nazni, W.A., 2015. Association of physical Activity with Blood Pressure and Blood Glucose Among Malaysian Adults : A Population-Based Study. BMC Public Health, 15 (1205), 1–7. Umaiyah, S., 2018. UMP dan UMK Yogyakarta 2019, Mulai Kota Jogja,

Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo dan Sleman [online]. Available from: https://jogja.tribunnews.com/2018/10/30/ump-dan-umk-yogyakarta-2019-mulai-kota-jogja-gunungkidul-bantul-kulon-progo-dan-sleman. Accessed on May 5, 2019.

Whelton, P.K., Carey, R.M., Aronow, W.S., Donald E. Casey, J., Collins, K.J., Himmelfarb, C.D., and DePalma, S.M., 2017. 2017 Guideline for the

(42)

27

Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. Journal of the American College of Cardiology.

World Health Organization, 2011. Waist Circumference and Waist-Hip Ratio. Report of a WHO Expert Consultation, (December), 8–11.

(43)

28

Lampiran 1. Keterangan Definisi Operasional Variabel Bebas Utama, Bebas Turunan dan Variabel Tergantung

A. Hobi (Variabel Bebas)

Hobi Baik 1. Minimal 1 hobi olahraga atau non olahraga dengan aktivitas fisik yang memenuhi frekuensi dan durasi sesuai intensitas

Keterangan:

Frekuensi (per minggu)

 3 kali per minggu untuk aktivitas fisik berat  5 kali per minggu untuk aktivitas fisik sedang  7 kali per minggu untuk aktivitas fisik ringan

(Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Durasi (per minggu):

 75 menit per minggu untuk aktivitas fisik yang berat  150 menit per minggu untuk aktivitas fisik yang sedang  210 menit per minggu untuk aktivitas fisik ringan

(American Heart Association, 2019c). 2. Apabila hanya memenuhi salah satu (frekuensi atau durasi) maka dilakukan perhitungan nilai METs. Nilai METs standar yang ditetapkan = 8,125. Hobi dinilai baik apabila nilai METs minimal 8,125.

3. Apabila terdapat > 1 hobi olahraga dengan intensitas yang berbeda (berat, sedang, ringan) maka dilakukan perhitungan nilai METs. Nilai METs standar yang ditetapkan = 8,125. Hobi dinilai baik apabila nilai METs minimal 8,125.

4. Apabila > 1 hobi non olahraga dengan melibatkan aktivitas fisik maka dilakukan perhitungan nilai METs. Nilai METs standar yang ditetapkan = 8,125. Hobi dinilai baik apabila nilai METs minimal 8,125.

Hobi Buruk 1. Hobi tanpa aktivitas fisik

2. Hobi dengan aktivitas fisik yang tidak memenuhi frekuensi dan durasi yang sudah ditetapkan.

3. Perhitungan nilai METs hobi < 8,125. Keterangan Perhitungan nilai standar METs

1. Aktivitas fisik ringan (durasi 30 menit/hari selama 7 hari sehingga dalam seminggu durasi minimal aktivitas fisik ringan yaitu 210 menit atau 3,5 jam per minggu) (Dohrn et al., 2018).

2,5 METs x 3,5 jam = 8,75 METs jam.

2. Aktivitas fisik sedang (durasi 150 menit per minggu atau 2,5 jam per minggu)

Gambar

Gambar 1. Jumlah Subjek Penelitian (n = 605)
Tabel I. Karakteristik Subjek Penelitian Secara Umum
Tabel II. Karakteristik Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan ≤ 1.500.000)
Tabel III. Karakteristik Subjek Penelitian (Uang Saku Bulanan &gt; 1.500.000)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dibutuhkan karena persaingan pasar saat ini sangatlah ketat, sehingga suatu perusahaan hams mampu mengembangkan suatu strategi yang dapat membuat pemsahaannya tetap

Ruang lingkup dalam pengelolaan arsip dinamis aktif dan inaktif Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Pesisir Selatan mencakup ketentuan umum,

2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beban jantung yang meningkat. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan udem sekunder: volume

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN TENTANG PENGGUNAAN INTERNET DAN MEDIA SOSIAL UNTUK PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK INDIVIDU (NON JEJARING) DI

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Kepala Daerah atau Pejabat/Kepala SKPD atau Pejabat yang ditunjuk atas Surat Keterangan Retribusi Pemakaian Kekayaan

Peresepan obat generik dan peresepan antibiotika tidak dapat dipastikan telah rasional atau belum karena adanya faktor bias yang mempengaruhi dan analisis kesesuaian

Selain itu, cemaran bakteri dapat terjadi karena adanya pencemaran dari air, udara, faktor kelembaban saat penyimpanan, penyimpanan serbuk jamu jahe merah pada etalase toko obat

Instrumen penelitian yang digunakan adalah alat tulis dan form yang digunakan pada saat pengambilan data dari rekam medis pasien yang memuat umur, jenis kelamin,