• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Pendahuluan. drama seri ini bahkan membuat sebagian orang yang menontonnya dapat tertawa,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1. Pendahuluan. drama seri ini bahkan membuat sebagian orang yang menontonnya dapat tertawa,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1 Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Sebagian besar orang pasti gemar menonton drama. Menariknya jalan cerita dari drama seri ini bahkan membuat sebagian orang yang menontonnya dapat tertawa, menangis, dan takut dalam waktu yang bersamaan. Topik yang disuguhkan mempunyai nilai-nilai moril yang berbeda. Dikatakan berbeda karena penyampaian pesan yang sederhana dan ringan namun tetap tersirat dengan nilai-nilai morilnya.

Drama Jepang (テレビドラマ terebi dorama) secara harafiah disebut drama televisi

merupakan pokok dari televisi Jepang dan disiarkan setiap hari. Semua jaringan utama televisi di Jepang menghasilkan berbagai jenis drama termasuk percintaan, komedi, cerita detektif, horor, dan masih banyak lagi. Seperti di banyak negara lainnya, televisi Jepang tidak dapat disangkal merupakan jenis media yang paling penting. Survei membuktikan pada tahun 2000 oleh NHK, jaringan umum siaran Jepang, menunjukkan bahwa 95 persen orang Jepang menonton televisi setiap hari, 86 persen mengatakan mereka menganggap televisi sangat diperlukan, dan 68 persen mengatakan hal yang sama di koran.

Drama Jepang tidak hanya digemari di Jepang saja, masyarakat di Indonesia juga menyukainya, terbukti makin banyaknya tayangan film drama Jepang yang disiarkan oleh stasiun televisi swasta di Indonesia. Dari topik cerita yang beragam inilah tercipta satu film drama berjudul Ichi Rittoru no Namida yang menginspirasikan saya

(2)

Film atau drama Jepang memiliki tema yang variatif, sederhana, detail, dan menyentuh, menyajikan relitas kehidupan, tidak selalu happy ending, dan ada pesan yang dapat diambil dari drama atau film Jepang seperti belajar mensyukuri segala hal. Drama Jepang yang akan saya teliti adalah drama yang berkisah tentang seorang perempuan yang berumur 15 tahun yang memiliki semangat dan perjuangan hidup atas penyakit yang didapatinya yang membuatnya menjadi cacat dan akhirnya meninggal. Dalam skripsi ini saya ingin meneliti makna gambare pada tokoh-tokoh dalam film drama Ichi Rittoru no Namida, dalam terjemahan inggrisnya One Litre of Tears. Dalam film ini menampilkan adegan-adegan yang banyak menyentuh hati. Keteguhan hati, semangat dan perjuangan hidup dari tokoh utama ini merupakan alasan saya memilih drama Jepang Ichi Rittoru no Namida. Pesan yang disampaikan dalam film drama ini selalu memberi kekuatan dan keyakinan untuk terus menjalani hidup walau rintangan berat yang datang dalam hidup.

Dalam Keys to the Japanese Heart and Soul ( 1996: 110 ), gambaru diartikan :

対人関係 たいじんかんけい で 重 要じゅうような言葉こ と ば。たぶん『「我がを張は る』」から出でた言葉こ と ばで、 集 団しゅうだん の決定けっていや規範き は んに反対はんたいするという、不定的意味ふ じ ょ う て き い みを含ふくんでいた。しかし、 1930年代ねんだいから後あと、『、 「頑張が ん ばる』」は肯的こうまとを達成たっせいするための意気込い き ごみと 努力 どりょく を説とく意味い みに用もちいられた。たとえば、村むらの青年せいねんは、都会と か いでの 新あたらし い仕事し ご とに出でかけるときに、友人ゆうじんや 両 親りょうしんや、せんせいに、『、 「頑張が ん ばります 』」と約束やくそくした。その意味い みするところは、その人ひとたちをがっかりさせな さい、ということであった。また、この語ごは、 集 団しゅうだんの中なかで、お互たがいを 励 はげ ますときに、しばしば『「頑張が ん ばれ』」という命令形めいれいけいで用もちいられる。

(3)

Terjemahan :

Suatu kata penting yang menggambarkan hubungan interpersonal masyarakat Jepang. Kata ini mungkin berasal dari ga o haru ( memaksakan ide-nya sendiri ), kata ini berasal dari hubungan negatif diri sendiri dengan keputusan kelompok atau norma yang berlaku. Bagaimanapun, semenjak tahun 1930-an gambaru telah menjadi kata yang positif yang biasanya digunakan untuk mendorong keinginan dan kerja keras, biasanya juga digunakan untuk tujuan-tujuan kelompok, sebagai contoh ketika para pemuda desa mendapatkan pekerjaan baru di kota, sebagai akibatnya para pemuda tersebut mencoba untuk tidak mengecewakan mereka. Kata-kata ini juga di antara anggota dalam sebuah kelompok untuk mendorong satu sama lain agar bekerja sama dalam melaksanakan aktifitas, kadang-kadang dipergunakan dalam bentuk perintah menjadi gambare. Ungkapan ini berhubungan dengan pencapaian motivasi yang tinggi dan orientasi untuk mengharmoniskan kelompok.

1.1.1. Latar Belakang Timbulnya gambare 1. Keadaan geografis dan alam Jepang

Jepang sebagai negara kepulauan memiliki empat pulau utama yaitu Pulau Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu, di samping itu banyak terdapat pulau-pulau kecil lainnya. Luas kepulau-pulauan Jepang kurang lebih 370.000 km2 dengan kepadatan penduduk kira-kira 280 jiwa setiap 1 km2. Di Jepang banyak terdapat gunung berapi yang beberapa di antaranya termasuk gunung berapi yang masih aktif.

Menurut Amanuma dalam Davies dan Ikeno ( 2002 : 87 ), peningkatan akan kebutuhan utama meninggalkan jejak pada karakter orang Jepang. Merupakan jenis yang paling tradisional dan intensif dari pertanian Jepang, sejak diperkenalkan dari Cina di zaman Jomon. Dalam masa pertanian ini, terutama sekali membutuhkan tenaga kerja yang intensif dalam musim tertentu, khususnya saat menanam padi dan musim panen. Jadi, pada pertanian dulu, kebiasaan untuk bekerja dalam jangka pendek dengan satu kekuatan seperti ini, dikatakan telah membantu orang Jepang

(4)

Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh Jepang yaitu mulai dengan tanah yang sempit tetapi memiliki penduduk yang padat, faktor alam yang tidak mendukung seperti seringnya terjadi gempa dan angin taifun yang bertiup pada musim panas telah merusak banyak bangunan dan banyak memakan korban harta benda juga manusia.

Dengan kerajinan dan ketekunan orang-orang Jepang, hal tersebut dapat dicari jalan keluarnya setidaknya cara mengatasinya apabila bencana alam tersebut datang. Jepang berusaha bangkit dari beban yang cukup berat dan keterbatasan yang begitu besar. Sekarang, dengan modal semangat gambare tersebut, Jepang telah menunjukkan kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang. Tantangan dari gambare untuk pertahanan fisik telah berlalu dan kini Jepang telah menjadi sebuah negara makmur yang memiliki tingkat perkonomian yang tinggi.

2. Sejarah Jepang

Menurut Suryo ( 1987 : 203 ), untuk memperoleh teknologi modern, Jepang harus berjuang yang tidak ringan, sebab dunia Barat tidak mau memberikan kemampuannya begitu saja secara cuma-cuma. Jepang harus membelinya dengan mahal, atau harus mengeluarkan tenaga pikiran dan waktu yang tidak sedikit untuk memperoleh kemampuan tersebut.

Keberhasilan Jepang tersebut tidak terlepas dari usaha keras bangsa Jepang. Tidak hanya dalam bidang pembangunan dan teknologi, namun dalam kehancuran dalam berbagai sektor, bangsa Jepang tidak pernah berhenti untuk berusaha keras mencari jalan keluar dan memperbaikinya. Bagi orang Jepang berusaha dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras adalah bagian dari hidup. Dalam melakukan

(5)

suatu kegiatan, mereka pasti berusaha keras untuk mencapai keberhasilan. Hal ini yang mendasari kesuksesan Jepang menjadi salah satu negara industri di dunia.

Menurut Duke ( 1986 : 122), kehancuran yang dialami Jepang seperti yang terjadi pada kota Hiroshima dan Nagasaki saat dijatuhi bom atom oleh sekutu. Kemudian dari bekas reruntuhan akibat bom atom tersebut mulai dibangun kembali dengan mendirikan gedung-gedung tinggi. Salah satu motivasi utama bagi masyarakat Jepang untuk bangkit kembali dari kerusakan hebat yang dialami

tersebut diungkapkan dengan aklamasi, ”Gambare!” ”Ketekunan!” ”Ketahanan!” ”Jangan Menyerah!”. Melalui

perjuangan hidup Jepang, mereka dikelilingi, didorong, dimotivasi oleh semangat gambare.

Untuk bertahan, orang Jepang harus selalu gambare (tekun, bertahan) karena hidup tidak pernah , dan yang pasti bukan sekarang, mudah ataupun santai bagi sebagian besar orang Jepang. Banyak masyarakat yang berkorban selama bertahun-tahun untuk bangsanya hanya untuk mentransformasi diri mereka pertama pada tahun 1800-an dari feodal menjadi masyarakat industri, dan tahun 1900-an dari keruntuhan ekonomi total menjadi industri yang besar. Banyak yang berkorban hari ini untuk Jepang untuk mempertahankan posisi barunya sebagai kekuatan ekonomi terbaik di seluruh dunia.

3. Budaya Jepang

Sikap gambare lahir dan berawal dari rumah. Para orang tua Jepang sering memberikan dorongan untuk mengajar anak mereka belajar berjalan, untuk makan dengan sumpit, untuk naik sepeda, untuk belajar kana saat membacakan cerita anak.

(6)

malam. Seorang anak juga sering mendengarkan pemakaian semangat gambare dari kedua orang tua mereka antar yang digunakan oleh sesama teman orang tuanya, sehingga pada saat anak-anak mulai memasuki lingkungan sekolah, mereka telah mengenal baik dan benar-benar memahami arti dan kegunaan semangat gambare ( Benjamin Duke, 1986 : 125 ).

Sekolah menerapkan semangat gambare dimulai saat hari pertama anak-anak masuk sekolah dan itu berlangsung sampai mereka lulus dari sekolah. Hal ini terus berlangsung saat mereka memasuki dunia kerja. Pada perusahaan-perusahaan Jepang, semangat gambare sering digunakan oleh para pekerjanya. Dengan demikian semangat gambare telah mengilhami dan membudaya di seluruh kehidupan orang-orang Jepang.

Peran dari gambare seharusnya dikenal oleh rakyat biasa dalam struktur organisasi sosial Jepang. Sebagai contoh, Departemen Pendidikan tidak menetapkan bahwa seorang guru harus mendorong muridnya untuk terus bertekun baik secara manual ataupun perintah. Itu tidaklah perlu. Itu tidak perlu dipaksakan dari semula. Kenyataannya, hal tersebut berasal dari dasar awal masyarakat Jepang.

Duke ( 1986 : 123 ) menjelaskan bahwa gambare adalah tempat dasar tangisan bagi setiap kelompok di masyarakat Jepang mulai dari kelompok ibu rumah tangga, kelompok politikus, dunia penjahat, kelompok pabrik dan kalangan pabrik, sampai ke kelas-kelas itu sendiri. Ini mempunyai arti yang sama bagi semuanya : kegiatan apapun yang kamu lakukan, lakukanlah yang terbaik sampai terakhir.

Menurut Sawa, gambaru, untuk satu hal, adalah sebuah proses penyesuaian diri yang menekankan arti moral dari sebuah usaha. Yang penting adalah seseorang

(7)

membuat usaha yang sungguh-sungguh berhasil, maka hasil dari usaha tersebut adalah yang terbaik.

1.1.1.1. Ringkasan cerita

Dalam skripsi ini saya akan meneliti sikap gambare pada tokoh-tokoh drama Ichi Rittoru no Namida. Drama ini diangkat berdasarkan kisah nyata seorang wanita bernama Aya Kitou di Jepang, Ichi Rittoru no Namida adalah judul sebuah buku harian milik beliau yang dipublikasikan di Jepang. Meskipun berdasarkan kisah nyata, versi dramanya adalah fiksi yang diangkat dari kisah nyata beliau. Nama tokoh utamanya sendiri dibuat berbeda (Aya Ikeuchi, bukan Aya Kitou), walaupun keadaan di sekitarnya mirip. Misalnya, tokoh Aya yang digambarkan memiliki tiga orang adik yang bernama Ako, Hiroki, dan Rika, sama seperti keadaan sebenarnya. Selain itu dalam kisah nyata Aya Kitou, ternyata Haruto tidaklah nyata dalam kehidupannya, tetapi dalam drama diceritakan Haruto menjadi teman dekat Aya. Hal ini sengaja ditambahkan untuk mendapatkan kesan yang lebih dramatik sehingga ada unsur percintaan sedikit dalam drama ini supaya para penonton tidak bosan. Pengembangan ceritanya pun sangat baik. Walaupun akhir cerita dapat ditebak, tapi plot dan skenarionya dibuat sedemikian rupa.

Dikisahkan Aya adalah seorang gadis biasa, anak dari keluarga yang bekerja di toko tahu, dan dia adalah seorang murid SMA. Meskipun demikian, kehidupannya yang seharusnya bahagia tersebut dirusak oleh sebuah penyakit bernama Spinocerebellar Degeneration Disease yang sedikit demi sedikit mengurangi fungsi motoriknya. Penyakit ini menyerang otak kecil, dan mengakibatkan penderitanya sedikit-demi sedikit menjadi tidak bisa mengendalikan gerakan dan sering jatuh,

(8)

kelumpuhan seluruh tubuh. Aya yang seharusnya sedang menghadapi masa-masa SMU yang paling bahagia dalam hidupnya, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan yang kejam dengan penyakit yang tidak bisa disembuhkan ini

Aya adalah seorang perempuan yang sangat optimis dan menjadi lambang matahari bagi banyak orang. Aya menunjukkan keharuan dan keberanian saat menghadapi penyakitnya ini. Walaupun banyak orang di sekitarnya yang mendukung dan menolong, namun ada batas berapa banyak pertolongan yang dapat diberikan. Aya tersentuh oleh cinta dan kesabaran yang Ia dapatkan dari keluarganya, dan Haruto, teman prianya, yang berada di sampingnya sampai terakhir. Hal yang paling mengagumkan dari seorang Aya adalah Ia dapat mengatasi untuk menghadapi kenyataan yang kejam ini dengan pandangan yang positif, dan melakukan sebaiknya untuk melakukan sesuatu dengan tangannya sendiri. Cerita ini berisi cinta dan kesedihan, dan mengajar kekuatan ketekunan dan kekerasan hati. Aya terus menulis buku hariannya untuk mengingat pengalamannya sampai Ia tidak dapat lagi memegang pen. Ia berharap untuk hidup sampai akhir hidupnya, dan tujuan dari menulis buku harian adalah untuk mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak pernah menyerah. Erika Sawajiri dapat memerankan dengan baik sebagai Aya dalam drama tersebut. Dan perannya di Ichi Rittoru no Namida merupakan penerobosan yang terbaik dan banyak menarik fans serta sukses. Sejauh ini buku harian Aya terjual lebih dari delapan belas juta kopi. Buku harian Aya One Litre of Tears dipublikasikan setelah kematiannya, karena terdapat inspirasi dan pesan keberaniannya.

(9)

1.2. Rumusan Permasalahan

Dalam penelitian ini saya akan meneliti makna gambare pada tokoh-tokoh dalam film drama Ichi Rittoru no Namida.

1.3. Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam penelitian ini saya hanya akan meneliti analisis makna gambare yakni pantang menyerah, bertahan, dan melakukan yang terbaik, yang tercermin dalam tokoh Aya, Shioka ( ibu Aya ), dan Mizuo ( ayah Aya ) dalam film drama Ichi Rittoru no Namida episode 6-11 melalui analisis metode verbal dan non verbal. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis makna gambare dilihat dari ucapan, tindakan atau ekspresi wajah ketiga tokoh yakni Aya, Shioka, dan Mizuo dalam film drama Ichi Rittoru no Namida

Manfaat yang ingin dicapai adalah agar semua pembaca, khususnya mahasiswa jurusan bahasa Jepang Universitas Bina Nusantara dapat mengetahui lebih jelas makna yang terkandung dalam gambare. Khususnya pentingnya gambare dalam menghadapi rintangan dalam hidup. Untuk saya sendiri, saya ingin dapat menerapkan gambare pada kehidupan dan kemajuan masa depan saya sendiri.

1.5. Metode Penelitian

Dalam pembuatan skripsi ini, saya menggunakan metode kepustakaan dimana saya melakukan pencarian dan pengumpulan data atau teori-teori dari berbagai sumber yaitu film drama Ichi Rittoru no Namida sebagai sumber utama. Sedangkan pada saat mengkaji data, saya menggunakan metode deskriptif analitis yaitu cara kerja membahas suatu masalah dengan cara menata dan mengklasifikasikan data

(10)

serta memberikan penjelasan tentang keterangan yang terdapat pada data, kemudian menganalisis data-data tersebut.

Buku-buku yang dijadikan bahan dalam penulisan skripsi ini didapat dari Japan Foundation, perpustakaan Universitas Bina Nusantara, dan Perpustakaan Universitas Indonesia. Selain itu penulis juga menggunakan internet untuk menambah informasi dan data yang diperlukan yang mendukung dalam penulisan skripsi ini.

1.6. Sistematika Penelitian

Dalam skripsi ini, saya akan memaparkan sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab dan secara garis besar dapat diringkas di bawah ini.

Bab 1 pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penelitian. Alasan pendahuluan ditulis pada Bab 1 adalah agar pembaca dapat mengerti secara umum hal apa yang akan dibahas dalam skripsi ini.

Bab 2 landasan teori, dalam bab ini akan dibahas teori penokohan, makna gambare yang tercermin dalam masyarakat Jepang. Alasan landasan teori ditulis dalam bab 2 adalah agar pembaca sebelum melihat analisis dari penulis sudah mengetahui teori apa yang diambil penulis untuk menganalisis skripsi ini.

Bab 3 analisis data, dalam bab ini terdapat analisis makna gambare yakni pantang menyerah, bertahan, dan melakukan yang terbaik yang tercermin pada tiga tokoh secara verbal dan non verbal dalam film drama Ichi Rittoru no Namida.

Bab 4 simpulan dan saran, dalam bab ini diuraikan hasil analisis sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.

Bab 5 ringkasan. Dalam bab ini penulis merangkum secara singkat semua isi dari skripsi, mulai dari pendahuluan sampai hasil dari penelitian secara singkat dan padat.

Referensi

Dokumen terkait

Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur tidak berkayu pada saat masih muda, tetapi pada saat tua pada bagian batang yang dekat dengan tanah akan mempunyai

Kus (41 tahun) dengan keluhan tinnitus tanpa vertigo dan pendengaran menurun sejak empat hari sebelumnya, didiagnosis SNHL telinga kiri dengan PTA 93,75 dB

Didalam program Nawacita sebagai program prioritas Pemerintah selaras dengan tujuan reformasi birokrasi yang fokus pada perbaikan tata kelola pemerintah dengan melakukan

pertanyaan awal kepada siswa secara lisan yang diarahkan pada anak tema: Healthy Foods dengan gambar; Guru menyampaikan tujuan pembelajaran; Guru menyajikan

2.1.3 Untuk mengedit tanggal dimulainya course dapat diedit dengan mengklik tombol ’ ’, seperti pada Gambar 2.4.. 2.1.4 Untuk mengedit tanggal berakhirnya course dapat

Menurut Suyatno (2007: 15-17) ada 4 kompetensi yang harus dimiliki guru diantaranya: 1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan seorang guru yang terdiri dari memahami

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi wilayah kantong penyakit DBD di Jawa Timur dengan Flexibly Shaped Spatial Scan Statistic dan untuk mengetahui faktor-faktor yang

Gambaran mengenai kondisi transportasi khususnya berjalan kaki di kawasan Pendidikan Yogyakarta sebagaimana yang telah dijelaskan di atas menjadi dasar perlunya dilakukan