• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Dinamika Reaksi Molekul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Dinamika Reaksi Molekul"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA REAKSI MOLEKUL

DINAMIKA REAKSI MOLEKUL

Ilham

Ilham Fatkhulhimam Fatkhulhimam 09066380800906638080 Lauditta

Lauditta Indahdewi Indahdewi 10067039761006703976 Muhammad

Muhammad Rizaldi Rizaldi Hadzami Hadzami 10067041011006704101 Nur

Nur Andriyani Andriyani Permatasari Permatasari 10067041331006704133 Paulus

Paulus Andryanto Andryanto Pane Pane 10067041521006704152 Sri

Sri Nurwulan Nurwulan 10067042851006704285

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia Universitas Indonesia

2012 2012

(2)

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis masih diberi kesehatan dan kesempatan untuk menyusun makalah tentang dinamika reaksi molekul ini. Makalah ini dibuat untuk memahami secara lebih mendalam tentang dinamika reaksi molekul dan pengaruhnya, sehingga penulis dan juga pembaca dapat memahami apa yang terjadi pada molekul saat klimaks reaksi berlangsung. Makalah dinamika reaksi molekul ini disusun dari berbagai sumber, baik dari buku maupun dari artikel – artikel guna memperjelas lagi materi yang bersangkutan. Makalah ini berisi tentang uraian – uraian yang berhubungan dengan dinamika reaksi molekul serta hal-hal yang mempengaruhinya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang semua pihak.

Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik ide-ide maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Helmiyati M.Si, selaku dosen mata kuliah Kinetika dan Mekanisme Reaksi yang telah memberikan berbagai informasi terkait pembuatan makalah.

2. Teman-teman penulis yang telah mendukung baik mental maupun materi sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.

Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.

Penulis merasa makalah yang dibuat ini jauh dari kesempurnaan karena didalamnya masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena penulis masih dalam tahap pembelajaran, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca demi kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis, Mei 2012

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar i Daftar Isi ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Perumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan 1.5 Metode Penelitian 1.6 Sistematika Penulisan Bab II Isi 2.1 Teori tumbukan 3

2.2 Reaksi terkontrol oleh difusi 4

2.3 Persamaan keseimbangan material 7 2.4 Koordinat reaksi dan keadaam transisi 8

2.5 Persamaan Eyring 9

2.6 Aspek termodinamika 12

2.7 Permukaan energi potensial Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan 3.2 Referensi Lampiran

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai dinamika molekul. Sebagaimana kita ketahui bahwa molekul merupakan jantung dalam ilmu kimia yaitu bahan utama yang di pelajari dalam ilmu kimia. Molekul merupakan suatu benda yang merupakan konsep dasar yang di pelajari dalam kimia. Sehingga pada makalah ini akan dijelaskan secara rinci tentang apa yang dapat terjadi pada molekul pada saat klimaks reaksi (keadaan yang mana akan mulai membentuk produk dalam suatu reaksi). Ketika terjadi suatu reaksi molekul akan mengalami perubahan struktur secara besar-besaran dan perubahan energi yang besar sebesar energi disosiasi distribusi ulang di antara ikatan-ikatan molekul tersebut. Ikatan molekul lama akan terbuka dan terbentuk ikatan molekul yang baru dengan struktur yang berbeda.

Dinamika reaksi molekul akan membahas dua pendekatan dasar untuk menghitung laju reaksi. Keduanya berdasarkan pandangan bahwa molekul reaktan harus saling bertumbukan, dan reaksi hanya akan terjadi jika reaktan mempunyai energi minimum tertentu. Dalam teori tumbukan, produk hanya terbentuk jika tumbukan cukup berenegi. Jika tumbukan tidak cukup berenergi, maka molekul-molekul reaktan yang bertumbukan akan memisah kembali.

Dalam perhitungan kostanta laju reaksi pada reaksi yang terjadi pada molekul sangat sulit dilakukan. Namun segi umum untuk kostanta laju reaksi dapat di tentukan dengan cukup mudah dan kerumitan dapat timbul jika kita memepelajari lebih dalam lagi tentang dinamika molekul saat bereaksi. Dalam penentuan kostanta laju molekul dapat dilakukan dengan 3 tahap prosesnya yaitu pertemuan reaktif, teori kompleks kereaktifkan, dan dinamika tabrakan molekul. Dengan menggunakan tiga proses tersebut dapat di tentukan kostanta laju reaksi bimolekuler dasar.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apa yang terjadi pada molekul saat klimaks reaksi? 2. Bagaimana cara perhitungan konstanta laju?

(5)

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mempelajari keadaan molekul pada saat klimaks reaksi

2. Mengetahui perhitungan konstanta laju dengan menggunakan pendekatan 1.4 Manfaat Penulisan

Laporan akhir ini adalah awal langkah penulis untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Melalui laporan akhir penulis mengharapkan adanya perkembangan ilmu agar masyarakat lebih memahami materi yang disampaikan.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini mengenai dinamika reaksi molekul membutuhkan suatu kajian yang mendalam mengenai informasi yang diperoleh. Untuk itu, penulis menggunakan metode yang diperoleh melalui studi pustaka. Mencari berbagai data di internet dan beberapa sumber buku referensi.

1.6 Sistematika Penulisan

Makalah ini terdiri dari tiga bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah yang akan dibahas, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat, metode penelitian yang digunakan, dan sistematika penulisan. Bab II adalah bagian isi yang berisi pembahasan mengenai teori tumbukan, reaksi terkontrol oleh difusi, persamaan keseimbangan material, koordinat reaksi dan keadaan transisi, persamaan Eyring, aspek termodinamika, dan permuakaan energi potensial. Terakhir, Bab III adalah bagian kesimpulan dan referensi.

(6)

BAB II

ISI

2.1 Teori Tumbukan

Reaksi bimolekul sederhana

A + B → P v = k [A][B]

Bertujuan untuk menghitung konstanta laju orde kedua (k). Berdasarkan teori tumbukan, laju perubahan jumlah molekul A per satuan volume per satuan waktu adalah hasil kali rapatan tumbukan dengan peluang terjadinya tumbukan.



  



 

   







 









Rapatan tumbukan dapat dituliskan,



 (

 )





penampang lintang tumbukan adalah,





sedangkan massa tereduksi ditulis sebagai berikut,

  





   (



 )







sehingga, konstanta laju orde kedua adalah,

(7)

Syarat Ruang

Terkadang terdapat ketidaksesuaian antara eksperimen dengan teori, oleh karena itu menggantikan σ dengan penampang lintang reaktif σ*, dimana σ* adalah penampang lintang dikali dengan faktor ruang. σ* = σ P. Maka, kontanta laju menjadi:

   (

 )





   (

 )





2.2 Reaksi Terkontrol oleh Difusi

Pertemuan antara reaktan dalam larutan:

1. Frekuensi pertemuannya lebih banyak, karena partikel harus berdesak-desakan melalui pelarut.

2. Karena partikel bergerak lambat, maka pertemuan dua molekul akan berdekatan lebih lama. Sehingga dapat mengumpulkan cukup energi untuk bereaksi

3. Energi pengaktifan reaksi, merupakan kuantitas yang jauh lebih rumit, karena pasangan yang bertemu itu dikelilingi oleh pelarut.

Penggolongan reaksi

Jika pasangan pertemuan AB merupakan orde kedua terhadap reaktan A dan B:

 



ditentukan oleh sifat khas difusi. Jika mengandaikan bahwa ini merupakan orde pseudo-pertama, maka:

 





 



Sehingga dapat mencari konsentrasi keadaan tunak AB



  





}



  

  



(8)



  

 

 

 





Karena



 

sehingga koefisien laju efektif adalah:

 

 

Laju reaksi ditentukan oleh laju difusi partikel reaktan melalui medium. Karena penggabungan radikal berkaitan dengan energi pengaktifan yang sangat kecil, maka reaksi penggabungan ulang radikal dan atom sering kali terkontrol oleh difusi. Reaksi terkontrol oleh pengaktifan akan timbul jika energi pengaktifan cukup besar. Maka

 



dan

 



 

K adalah konstanta keseimbangan.

Aliran total , adalah kuantitas molekul B er satuan waktu yang melawati suatu permukaan dengan luas



adalah:



 

Berdasarkan persamaan Fick:

   







adalah konsentrasi molar molekul B dan

adalah konstanta difusi dalam medium. Maka:



   





∫ 





 

∫ 





Pada suatu jarak kritis R*, terjadi reaksi, dan B musnah. Maka jarak kritis pendekatan menunjukkan jika r=R*,



 

. Maka akan diperoleh:

(9)

Laju reaksi terkontrol oleh difusi sama dengan aliran rata-rata molekul B pada semua molekul A dalam sampel. Jika jumlah molekul A dalam sampel dengan volume

adalah



, sehingga aliran total adalah





. Dengan mengganti DB dengan jumlah

koefisien difusi maka

  



. laju perubahan konstrasi AB adalah:



 



Maka akan didapat konstanta laju terkontrol oleh difusi:



Hubungan konstanta difusi dengan radius hidrodinamik masing-masing molekul RA dan RB

dalam medium dengan viskositas

 



 



Apabila dituliskan RA = RB =

, menghasilkan:

 



Konstanta laju tidak bergantung pada identitas reaktam, dan hanya bergantung pada temperatur dan viskositas pelarut.

2.3 Persamaan Keseimbangan Material

Keseimbangan material merupakan suatu kesetimbangan di dalam suatu reaktor kimia atau suatu sel biologis, Di mana material-material kimia akan mengalami difusi dan konveksi sehingga komponen tersebut akan mencapai suatu keadaan setimbang di dalam reacktor atau tempatnya berada. Kesetimbangan kimia ini biasanya keseimbangan konsentrasi dari komponen-komponennya.

Perumusan Persamaan

Didalam keseimbangan material dalam suatu reactor kimia sangat di pengaruhi jika material atau komponen berdifusi, berkonfeksi dan juga komponen akan bertumbukan sehingga mengalami reaksi kimia. Maka perubahan total molekul suatu zat dalam reaktor kimia (J) adalah

(10)

Perubahan jumlah molekul J dalam volume = Jumlah molekul yang masuk - Jumlah molekul yang keluar + Jumlah molekul yang terbentuk dari hasil reaksi - Jumlah molekul yang di pakai untuk bereaksi.

Laju perubahan kosentrasi merupakan ungkapan dari volume (jumlah molekul) per waktu di berikan kepada molekul. Sehinnga laju perubahan konsentrasi dari molekul akan memiliki persamaan dengan menggabungkan laju difusi, konveksi dan laju perubahan jumlah molekul karena reaksi kimia. Maka persamaan keseimbangan material untuk orde pertama adalah :



  



 

  

  

Dimana D adalah kecepatan difusi, ⱴ merupakan kecepatan konveksi dan K adalah kostanta laju reaksi yang terjadi. Persamaan ini jika material atau komponen mengalami difusi, konveksi dan reaksi kimia antar molekul yang di sebabkan oleh adanya tunbukan molekul yang terjadi dalam suatu reactor kimia contoh molekul gas O2 pada sel biologis

manusia yang mengalami difusi, konveksi serta reaksi kimia.

Namun jika molekul atau material dalam reactor kimia tersebut tidak mengalami gerak  konveksi maka persamaanya akan berubah. Persamaan keseimbangan material sendiri merupakan persamaan turunan parsia orde kedua. Persamaanya tandapa tidak ada gerak  konveksi oleh molekul :



  



 

 

Maka laju perubahan konsentrasi kimia tersebut tidak di pengaruhi oleh gerak konveksi dari material tersebut.

Teori Kompleks Teraktifan

Kompleks teraktifan meruapakan keadaan dimana energy potensial dari 2 reaktan yang mengalami reaksi naik sampai tingkat maksimum dan kumpulan atom tersebut berada dalam keadaan maksimum tersebut. Teori kompleks kereaktifan (ACT) merupakan suatu metode untuk menunjukan hal utama yang menentukan ukuran kostanta laju reaksi yang sesuai dengan model kejadian yang berlangsung selama reaksi. Metode ini mempunyai keuntungan yaitu kuantitas yang bersamgkutan dengan factor ruang , muncul secara otomatis. 2.4 Koordinat Reaksi dan Keadaan Transisi

Reaksi antara reaktan A dan reaktan B akan memiliki energy potensial yang harus di penuhi agar reakan A dan reaktan B dapat bertumbukan dan mengalami reaksi kimia.

(11)

E = Energi potensial / energy aktivasi Kp = Bentuk transisi

Pada kurva sumbu horizontal menggambarkan jalanya peristiwa reaksi individual (tumbukan biomolekul dalam reaksi gas) ini merupakan yang di sebut dengan koordinat reaksi.

Pada mulanya hanya terdapat reaktan A dan B. Saat peristiwa reaksi di mulai terjadilah tumbukan antara A dan B. Bersentuhan mengalami distorsi molekul dan mempertukarkan electron atau atom. Energi potensial pun naik mendekati nilai maksimum dalam reaksi tersebut. Sampai pada titik maksimum dari naik naiknya energy potensial tersebut merupakan klimaks dari reaksi. Karena kedua molekul reaktan telah mencapai suatau derajat kedeketan dan distorsi yang apabila di lanjutkan lagi terbentuk produk hasil reakasi. Keadaan kritis inilah yang di sebut dengan k eadaan transisi. Untuk memahami lebih lanjut tentang keadaan transisi dari suatu reaksi maka dapat di ilustrasika sebagai berikut ini:

Pada reaksi di atas terjadi pemutusan ikatan A-A dan B-B dan pembentukan ikatan baru pada A-B dengan penggambaran reaksi dan keadaan transisi sebagai berikut:

2.5 Persamaan Eyring

        

    

(12)

  

  



Laju Pengurangan Kompleks Teraktifkan

   

dengan K merupakan koefisien transisi. Pada banyak kasus

  

Konsentrasi Kompleks Teraktifkan

    

  







 

 

 

menyatakan tekanan parsial

dalam konsentrasi, dengan menggunakan

  

, menghasilkan :

 



  

 

Untuk menghitung konstanta kesetimbangan Kp :

 

  

 





dengan



merupakan pemisahan energi (molar) antara tingkat titik nol C* dengan A + B :



 

 

  



Fungsi partisi untuk vibrasi yaitu :

 

 



 

  

 

   ̅

̅

adalah fungsi partisi untuk semua vibrasi lain dalam kompleks itu. Maka koefisien K* adalah :

(13)



 

  

̅

 





dengan



adalah konstanta kesetimbangan, tetapi dengan membuang satu vibrasi C*. Konstanta Laju

         

kemudian diperoleh persamaan Eyring :

     

Tumbukan Partikel Tak Berstruktur

Dua partikel fasa gas tak berstruktur A dan B yang bertumbukan menghasilkan kompleks teraktifkan menyerupai molekul diatom, karena reaktan itu merupakan ‘atom’ tak  berstruktur, maka satu-satunya kontribusi pada fungsi partisinya adalah keadaan translasi

   

 

  

dengan :

  







  

Kompleks teraktifkan merupakan kumpulan diatom dengan masaa mC = mA + mB dan

momen inersia I. Kompleks mempunyai cara vibrasi, tetapi sesuai dengan gerakan sepanjang garis koordinat reaksi sehingga tidak muncul dalam

̅

. Fungsi molar kompleks teraktifkan itu adalah :

̅



  

 

     

 

 

  

 



 





     (

)  (

)  





karena momen inersia molekul diatom dengan panjang ikatan R adalah μR 2, dengan m merupakan massa tereduksi, maka setelah perhitungan didapat :

(14)

Dan menyatakan penampang lintang reaktif :



2.6 Aspek Termodinamika

2.7 Permukaan Energi Potensial

Permukaan energi potensial yaitu energi potensial sebagai fungsi dari posisi relatif  semua atom yang ikut serta dalam reaksi. Perhitungan terinci menunjukan bahwa pendekatan atom di sepanjang sumbu H-H memerlukan energi untuk reaksi yang lebih kecil daripada pendekatan lain. Untuk menentukan pemisahan inti, diperlukan dua parameter: pemisahan HA-HBadalah RABdan pemisahan HB-HC adalah RBC.

Gerakan melalui Permukaan

Hubungan antara permukaan dan konstanta laju adalah setiap tumbukan individual dapat dibayangkan sebagai sebuah lintasan pada permukaan energi potensial. Berdasarkan eksperimen, yang mempengaruhi adalah:

 Arah penyerangan dan pemisahan  Permukaan menarik dan menolak   Lintasan klasik 

(15)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dinamika reaksi molekul mempelajari perubahan yang terjadi pada molekul pada klimaks reaksi. Terjadi perubahan struktur besar-besaran dan energi sebesar energi disosiasi didistribusi ulang di antara ikatan. Ada dua pendekatan dasar untuk menghitung laju reaksi, teori tumbukan dan kompleks teraktifkan.

3.2 Referensi

Atkins. 1999. Kimia Fisika Ed. 4. Jakarta: Erlangga

(16)

LAMPIRAN

27.7 (a) Hitung konstanta laju terkontrol oleh difusi pada 298 K untuk rekombinasi dari 2 atom dalam air, dimana η = 0,89 cP. Asumsikan bahwa konsentrasi reaksinya adalah 10-3 mol/L. Berapa waktu yang dibutuhkan agar konsentrasinya menjadi setengahnya?

Dik : [A] = [B] v = k [A]2 T = 298 K η = 0,89 cP = 0,89 x 10-3kg/ m s [A] = 10-3 mol/L Dit: k d dan t1/2 ? Jawab:

  

η

   

   

   

= 7,4 x 106 m3 /mol s = 7,4 x 109 L/mol s

 

 

  

     

= 1,35 x 10-7 s

27.7 (b) Hitunglah besar laju difusi terkontrol konstan pada 298K untuk kombinasi 2 atom di benzena, dimana η= 0,601 cP. Asumsikan konsentrasi spesi yang bereaksi adalah 1,8 x 10-3mol/L. Mula-mula berapa lama untuk konsentrasi berubah menjadi

setengahnya? Asumsikan reaksi adalah reaksi dasar. Dik : [A] = [B] v = k [A]2

T = 298 K

η = 0,601 cP = 0,601 x 10-3kg/ m s [A] = 1,8 x 10-3 mol/L

(17)

Dit: k d dan t1/2 ?

Jawab:

  

  

       

    

= 1,10 x 107 m3 /mol S = 1,10 x 1010 dm3 /mol S

V = Kd [A] [B] dengan [A] = [B]

   

  

        

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dalam makalah ini telah dijelaskan lebih rinci tentang penggunaan rumus sinus dan cosinus jumlah dua sudut, selisih dua sudut,dan sudut ganda,penggunaan rumus sinus,

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi reaksi eterifikasi terhadap δ-guaien membentuk senyawa eter meski memiliki konversi produk yang rendah.. Dari hasil produk eter yang diperoleh,

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari makalah ini adalah reaksi kimia yang terjadi pada reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah

Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya

Pada makalah ini akan dijelaskan penggunaan algoritma eliminasi Gauss di dalam menyelesaikan masalah klasik di dalam ilmu kimia, yaitu masalah penyetaraan persamaan

Reaksi fisi adalah reaksi yang terjadi pada inti berat yang ditumbuk oleh sebuah partikel (umumnya neutron) kemudian membelah menjadi dua inti baru yang lebih ringan. Neutron

supaya terjadi reaksi, molekul reaktan harus bertumbukan dengan orientasi yang benar dan dengan energi yang mencukupi untuk membentuk produk. Contoh : Cl + NOCl NO + Cl

Pada penelitian ini metode dinamika molekul yang direalisasikan dalam bentuk perangkat lunak LAMMPS digunakan untuk dapat menggambarkan proses transisi fase yang