• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA. Oleh HAMDANI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KOTA SAMARINDA. Oleh HAMDANI NIM"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL)

DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

KOTA SAMARINDA

Oleh

HAMDANI

NIM. 080 500 148

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2011

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangyang dilaksanakan di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda dari tanggal 1 Maret sampai 1 Mei 2011.

Menyetujui, Mengesahkan, Dosen Penguji, Rusmini, SP, MP NIP. 19711130 200812 2 002 Dosen Pembimbing,

F. Silvi Dwi Mentari, SP, MP NIP. 19770723 200312 2 002

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Syarifuddin,MP NIP. 19650706 200112 1 001

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syuk ur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan hasilPraktek Kerja Lapang ini. Laporan Praktek Kerja Lapang ini di susun karena adanya bantuan dari berbagai pihak dan kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Keluarga tercinta yang telah banyak memberikan motifasi baik secara moril maupun materil dan do’a kepada penulis selama ini.

2. Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. 3. Ir. Syariffudin,MP selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan. 4. F. Silvi Dwi Mentari, S. Hut, MP selaku Dosen Pembimbing.

5. Rusmini, SP, MP selaku Dosen Penguji.

6. Ir. Marwansyah,M.S i selaku Kepala Dinas Pertanian, perkebunan dan Kehutanan yang telah bersedia menerima penulis untuk melakukan kegiatan PKL di Dinas yang di pimpinnya

7. Rekan-rekan mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan PKL. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap kiranya laporan ini dapat berguna bagi semua pihak.

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR LAMPIRAN ... iv

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Hasil yang diharapkan ... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum O rganisasi Pemerintah ... 3

B. Struktur Organisasi Pemerintah... 3

C. Tinjauan Tentang Desa Berambai ... 4

D. Tempat dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang ... 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Pemeliharaan ... 6

B. Pemupukan ... 15

C. Pengendalian hama dan penyakit ... 17

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(5)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Gambar Struktur Organisasi Dians Pertanian Perkebunan

Dan Kehutanan ... 34

2. Gambar Peta Lokasi Perkebunan Kakao Di Berambai ... 35

3. Gambar Sambung Samping ... 36

4. Gambar Pembuatan Sarang Semut ... 37

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan di berbagai perusahaan dan perkebunan kakao merupakan rangkaian kegiatan kurikulum yang telah ditentukan pada semester akhir.

Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dimana mahasiswa yang menerapkan aset pembangunan nasional hendaknya tidak berkecukupan di perguruan tinggi dengan tetapi mampu menerapkan keterampilan sehingga mampu beradaptasi di dunia kerja sehubungan dengan itu maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai penerapan Praktek Kerja Lapang (PKL).

Praktek Kerja Lapang memiliki subtansi yakni menambah pengetahuan keterampilan dan sikap wawasan, mental mahasiswa dibidang budidaya perkebunan, khususnya komoditi kakao.

Oleh karena itu mahasiswa perlu melaksanakan PKL di komoditi Budidaya Tanaman Perkebunan karena mempunyai nilai strategis. Komoditi ini dapat dilihat dari produk si tanaman kakao di setiap Daerah dan Kabupaten khusunya di Kalimantan Timur.

(7)

Produksi tanaman kakao yang terdapat di setiap Daerah dan Kabupaten khususnya di Kalimantan Timur yaitu di tunjukan pada tabel :

Tabel. Produksi Tanaman Kakao Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2009.

No Kabupatan/Kota Produksi kakao (ton)

1. Pasir 65,00 2. Kutai Barat 7,50 3. Kutai Kartanegara 300,00 4. Kutai Timur 3.318,00 5. Berau 1.594,00 6. Malinau 692,00 7. Bulungan 219,00 8. Nunukan 17.452,00 9. Panajam P.U 144,00 10. Balikpapan 9,00 11. Samarinda 91,000 12. Tarakan - 13. Bontang 2,00

(8)

B. Tujuan

Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) bertujuan antara lain : 1. Untuk mengetahui berbagai permasalahan di perkebunan kakao

2. Mendidik mahasiswa agar tanggap terhadap perbedaan yang dijumpai dilapangan dengan membandingkan apa yang didapat di bangku kuliah. 3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat memantapkan

keterampilan serta pengetahua n dalam budidaya tanaman kakao.

C. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL ini adalah :

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjalankan apa yang diperoleh selama praktek diperkebunan kakao.

2. Mahasiswa diharapkan dapat mamadukan antara kegiatan dibangku kuliah dengan kenyataan dilapangan.

3. Mahasiswa mampu mengambil pengalaman sesuai dengan teori tanaman kakao yang didapat atau yang dip raktekkan sewaktu me laksanakan kegiatan di lapangan.

(9)

II. KEADAAN UMUM (DISTANBUNHUT)

DINAS PERTANIAN PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN

A. Tinjauan Umum Organisasi Pemerintahan

Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT) merupakan unsur pelaksana pemerintah yang berada di wilayah kota Samarinda. Organisasi ini dibentuk berdasarkan Peratura n Daerah (PERDA) Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Organisasi Tata Kerja Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda. Serta memiliki tugas pokok membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan sebagian unsur pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah berdasarkan asas otonomi dan pembantu di bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan serta Kehutanan.

B. Struktur Organisasi Pemerintahan

Dalam rangka Penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat, Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda ditunjang dengan Struktur Organisasi berdasarkan Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 62, sebagai berikut:

1. Kepala Dinas

Merupakan tampuk pimpinan / jabatan tertinggi dalam organisasi pemerintahan di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Kepala dinas menjadi pusat pengambil keputusan dan kebijakan serta penanggung jawab

(10)

penuh dalam segala kegiatan/program di lingkungan organisasi Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda.

2. Sekretaris memiliki tugas pokok di Sub Bagian Umum, Keuangan, dan Perencanaan Program.

3. Bidang Konservasi dan Rehabilitasi SDM, bertanggung jawab atas Seksi Konservasi Sumber Daya Alam dan Rehabilitasi Sumber Daya Alam.

4. Bidang Produksi, Sarana dan Prasarana, bertanggung jawab atas Seksi Pengembangan Teknologi, Perlindungan Tanaman dan Prasarana.

5. Bidang Bimbingan Usaha dan Perlindungan, bertanggung jawab atas Seksi Pelayanan Usaha dan Pengembangan Mutu/Pengelolahan Hasil dan Pemasaran.

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Merupakan unsur pelaksana operasional yang menyelenggarakan sebagian tugas, fungsi dan kewenangan Dinas dalam wilayah kerjanya dapat meliputi lebih dari satu Kecamatan.

(Untuk lebih lengkap struktur organisasi DISTANBUNHUT dapat dilihat pada Lampiran 1)

(11)

C. Tinjauan Tentang Desa Berambai

1. Iklim sempaja utara

Pada tahun 2010 termasuk bulan basah dengan curah hujan 4.433 mm/tahun,jumlahhari hujan 194 hari dengan suhu udara 26 – 30? C

2. Tofographi

Keadaan lahan Desa Berambai bergelombang, untuk lahan tempat praktek agak datar mempunyai kemiringan 0 – 1 %.

3. Keadaan tanah

Merah kuning (podsolik) bagian atasnya topsoil sekitar 1 – 2 cm, bagian bawahsupsoil merah kuning. Dengan pH 5- 6 kedalaman efektif 80 – 120 cm.

D. Tempat Dan Waktu Kegiatan PKL

Tempat Praktek Kerja Lapang di Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (DISTANBUNHUT)Kota Samarinda.Kel Tani : Karya Usaha. Desa : Berambai

Kecamatan : Sempaja Kota : Samarinda

Provinsi : Kalimantan Timur

Kegiatan PKL dilakukan sejak tanggal 01 Maret sampai dengan 01Mei 2011. (Lokasi tempat penelitian pada Lampiran 2)

(12)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pemupukan

1. Tujuan

a. Meningkatkan produksi atau me mpertahankan jumlah produksi. b. Mengurangi terserangnya penyakit.

c. Menyuburkan tanah. 2. Dasar teori

Pemupukan tanaman kakao juga perlu disesuaikan dengan tujuan dari pemupukan itu sendiri, yaitu menambah unsur hara dan mencukupi kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. Oleh karena itu pemberian pupuk sebaiknya berdasarkan atas keseimbangan, pemberian pupuk yang mengandung unsur tertentu secara berlebihan akan mengganggu penyerapan unsur hara lainnya. Untuk mendapatkan produksi maksimal pemupukan harus dilakukan dengan tepat, cara, waktu, dosis, jenis, maupun cara pemberiannya (Syamsulbahri, 1985).

3. Alat dan bahan

Alat : Ember, gelas takar dan sekop.

(13)

4. Prosedur kerja

Pemupukan yang dilaksanakan di lapangan dengan 2 cara yaitu pemupukan secara kimia dan pemupukan secara alami.

a. Pemupukan secara kimia 1) Menyiapkan pupuk NPK

2) Dosis pupuk 250 kg/ha (222 gr/pohon) 3) Pemupukan dilakukan dengan cara piringan

4) Waktu pemupukan pada bulan 4 (sebelum musim buah).

5) Membersihkan piringan kakao, yaitu 1 m dari tanaman yang akan di pupuk

b. Pemupukan secara biologi

1) Mengumpulkan seresah daun yang gugur menggunakan skop. 2) Mengumpulkan seresah dibawah pohon kakao.

3) Memberikan EM4 dan gula pada seresah tersebut, guna untuk membantu proses terdekomposisinya daun-daun tersebut.

5. Hasil yang dicapai

Pemupukan yang dilaksanakan diDesa Berambai dengan jumlah tenaga kerja 7 orang dapat menyelesaikan 1 ha/hari. Dari hasil pemupukan ini dapat dihitung jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam luasan hektarnya.

- Pemupukan secara kimia

(14)

Hasil kerja mahasiswa : - - Pemupukan secara biologi

Norma kerja petani : 5 pokok/jam x 12 jam = 60 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : -

B. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman kakao perlu dilakukan dengan baik untuk menjaga kesinambungan produksi (Siregar dkk, 2010).

1. Pemangkasan kakao

Pemangkasan tanaman kakao adalah tindakan pembuangan/pengurangan sebagian dari organ tanaman, yang berupa cabang,ranting dan daun. Pemangkasan yang di lakukan di perkebunan kakao di antaranya:

a. Pemangkasan Pemeliharaan 1) Tujuan

a) Untuk menjaga keseimbangan cabang primer

b) Meningkatkan kemampuan Tanaman Menghasilkan (TM) c) Mencegah resiko terjadinya serangan hama dan penyakit

d) Membuang bagian-bagian tanaman yang tidak di kehendaki seperti tunas air, wiwilan, cabang yang membalik, dan cabang yang menggantung.

(15)

2) Dasar Teori

Selama masa tanaman belum menghasilkan pemeliharaan ditujukan kepada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Bagi tanaman kakao, pemangkasan berarti usaha meningkatkan produksi dan mempertahankan ekonomis tanaman kakao (Widya, 2008).

3) Alat dan bahan

Alat : Gunting pangkas, parang dan gergaji pangkas Bahan : Tanaman kakao

4) Prosedur Kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan.

b) Mengidentifikasi tanaman yang akan dipangkas. c) Menyiapkan tenaga kerja.

d) Menentukan waktu pelaksanaan. 5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 6 pokok/jam x 12 jam = 72 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 2 pokok/jam x 10 jam = 20 pokok/HK b. Pemangkasan Produksi

1) Tujuan

a) Memacu pertumbuhan buah dan bunga

b) Memotong cabang yang tumbuh tinggi lebih dari 3 m. c) Memangkas ranting cabang dan daun 25 - 50 %

(16)

c. Pemangkasan Tunas Air (wiwilan) 1) Tujuan

Tujuan dari pemangkasan tunas air adalah untuk memotong tunas air yang tumbuh pada tanaman kakao agar mengurangi kelembaban serta memungkinkan masuknya sinar matahari sampai ke tajuk tanaman.

2) Dasar teori

Pada praktikum pemangkasan wiwilan, tanaman kakao yang dipilih merupakan tanaman kakao menghasilkan (TM). Tanaman kakao yang telah dewasa memiliki pertumbuhan batang yang arah pertumbuhannya keatas yang disebut tunas air. Tunas air tersebut apabila dibiarkan akan tumbuh banyak dan dapat menyebabkan tanaman kakao menjadi rimbun dan meningkatkan kelembaban.

Tanaman kakao yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi dapat menimbulkan tumbuhnya jamur dan dapat mengakibatkan serangan penyakit. Untuk itu harus dilakukan pemangkasan agar kerimbunan pada tanaman kakao berkurang.

Pembuangan tunas air atau wiwilan masuk ke dalam pemangkasan pemeliharaan. Setelah dilakukan pemangkasan, kelembaban disekitar tanaman berkurang. Selain itu pemangkasan juga dapat memudahkan masuknya sinar matahari, sehingga proses fotosintesis tidak terganggu (Prabowo, 2007).

(17)

3) Alat dan bahan

Alat : Gunting pangkas Bahan : Tanaman kakao 4) Prosudur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan

b) Mengidentifikasikan tanaman yang akan dipangkas c) Menyiapkan tenaga kerja

d) Menentukan waktu pelaksanaan 5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 6 pokok/jam x 12 jam = 72 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 2 pokok/jam x 10 jam = 20 pokok/HK

2. Sambung Samping

a. Tujuan

Untuk meremajakan tanaman kakao yang sudah tidak produktif menjadi produktif dan untuk meningkatkan produksi dan mempercepat pembuahan.

b. Dasar teori

Tanaman kakao yang sudah cukup tua terkadang susah untukberproduksi, oleh sebab itulah perlu direjuvinasi. Salah satu cara yaitu melalui teknik sambung samping. Sambung samping adalah teknik perbaikan tanaman tua tanpa harus membongkar tanaman.Pada prinsipnya sambung samping menggabungkan atau menyambung batang

(18)

bawah dengan klon yang dikehendaki.Secara ekonomis teknik sambung samping cukup menguntungkan.Pelaksanaan sambung tidak perlu menunggu terlalu lama untuk melakukan pemanenan pada tanaman baru(Badan Litbang Pertanian, 2003).

c. Alat dan bahan

Alat : Gunting pa ngkas, pisau stek, tali, plastik bening, root-up, Bahan : Tanaman kakao/stek

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan 2) Mencari mata entres yang staknasi 3) Mencari tanaman yang kurang produktif

4) Mengerat batang kakao dengan bentuk irisan segita dengan ujung tumpul.

5) Membuka sayatan dengan hati-hati supaya tidak merusak kambium, kemudian entres dimasukkan dengan hati-hati kedalam lubang sayatan, sampai ke dasar sayatan.

6) Sambungan diikat dengan menggunakan plastik gula dari bagian bawah keatas.

7) Dilakukan pengamatan tanpa membuka plastik 2 – 3 minggu setelah penyambungan.

8) Dilakukan pembukaan plastik bila panjang tunas sudah mencapai 2 cm.

(19)

e. Hasil yang dicapai

Dengan mempersiapkan alat dan bahan dan menentukan hari yang baik dapat mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dengan tujuan dapat menyambung samping lebih banyak.

Norma kerja petani : 2 pokok/jam x 12 jam = 24 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 2 pokok/jam x 10 jam = 20 pokok/HK (Gambar sambung samping pada Lampiran 3)

3. Sarungisasi/kondomisasi

a. Tujuan

1) Menjaga kelembaban buah kakao.

2) Menjaga agar tidak mudah terserang penyakit. 3) Meningkatkan produksi buah kakao.

b. Dasar teori

Sarungisasi yaitu, pemasangan kantong plastik dengan bagian bawah terbuka untuk ruang udara pada pentil buah yang masih muda (panjangnya 7 cm atau lebih kecil) sangat efektif untuk menghindari serangan hama penggerek buah kakao (PBK) dan hama penghisap buah dan pucuk kakao (PBPK)(Badan Litbang Pertanian, 2003).

Dengan mempersiapkan alat dan tenaga kerja yang terampil dapat membungkus buah kakao guna untuk menghindari serangan hama danpenyakit.

(20)

c. Alat dan bahan

Alat : Kantong plastik gula, karet gelang, bambu kecil, gergaji, dan tongkat pendorong.

Bahan :Buah kakao. d. Prosedur kerja

1) Menyediakan alat yang akan digunakan.

2) Menentukan besar buah kakao yang akan dibungkus .

3) Memasukkan plastik tersebut pada buah kakao yang umurnya sekitar 3-4 minggu dan mengikat atau menstaples plastik tersebut dipangkal buah kakao.

e. Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 2 pokok/jam x 12 jam = 24 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 1 pokok/jam x 10 jam = 10 pokok/HK

4. PembuatanSarang Semut (Dolichoderus thoracicus)

a. Tujuan

Sebagai predator pada hama Penghisap Buah Pucuk Kakao PBPK(Helopeltis antoni)dan hama Penggerek Buah Kakao PBK (Conopomorpha cramerella).

b. Dasar teori

Semut hitam (Dolichoderus thoracicus) bisa dimanfaatkan sebagai pengendalian perkembangbiakan Helopeltis, adanya kutu putih (Pseudoccus sp) pada buah maupun pucuk kakao mengundang

(21)

kerumunnya semut hitam pada tanaman kakao karena kandungan gula sekresi kutu putih. Teknik ini sudah diketahui sejak tahun 40-an, dan bila dilakukan secara berkala akan dapat mengendalikan perkembangbiakan serangga, terutama pada hama Penggerek Buah Pucuk Kakao (Helopeltis) dan Penggerek Buah Kakao(Chonopomorpha

cramerella)(Siregar dkk, 2010).

c. Alat dan bahan Alat :Tali,palstik . Bahan : Seresah dan gula d. Prosedur kerja

1) Penyediaanplastik

2) Masukan seresah, gula lalu diikat di pohon/cabang kakao

3) Membuatkan lubang di atas kantong plastik untuk masuknya semut hitam.

e. Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 5 pokok/jam x 12 jam = 60 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 3 pokok/jam x 10 jam = 36 pokok/HK (Gambar pembuatan sarang semut pada Lampiran 4)

C. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Ada beberapa jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kakao, serta kerusakan tanaman yang ditimbulkannya, cara hidupnya, cara pengendaliannya, dan pemberantasannya (Sunanto, 1992).

(22)

1. Hama Pada Tanaman Kakao

Serangga yang merupakan hama tanaman kakao di Indonesia sangat banyak jumlahnya. Tetapi hanya ada beberapa serangga yang benar-benar sebagai musuh utama yang menyerang tanaman kakao, yaitu penggerek buah, kepik penghisap buah, penggerek batang atau cabang, dan beberapa jenis ulat. Hama pengganggu tanaman kakao lainnya adalah tikus, tupai dan lain sebagainya (Widya, 2008).

a. Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella )

1) Tujuan

a) Untuk menghindari serangan hama PBK b) Meningkatkan produksi tanaman kakao 2) Dasar teori

Hama penggerek buah kakao (PBK) dengan nama ilmiah

Conopomorpha cramerella , merupakan hama yang berbahaya dan

merugikan pada budidaya tanaman kakao. Serangga C. cramerella merupakan spesies asli Asia Tenggara. Serangga hama PBK termasuk golongan ngengat (moth), yang memiliki ukuran paling mikro di antara anggota ordo Lepidoptera. Serangga dewasa betina meletakkan telur pada permukaan buah kakao. Buah yang paling disukai untuk peletakkan telur adalah yang memiliki alur paling banyak pada permukaannya serta ukuran panjangnya lebih dari 5 cm

(23)

a) Gejala serangan :

(1) Masak awal yaitu belang, kuning hijau, terdapat lub ang gerekan bekas keluar larva.

(2) Buah dibelah bijinya saling melekat. (3) Buah digoyang tidak berbunyi.

(4) Buah yang terserang, bila dipotong, akan menunjukkan gerekan dan goresan yang spesifik bekas d imakan oleh larva. b) Cara pengedaliannya :

(1) Karantina : mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK

(2) Dilakukan pemupukan (3) Dilakukan pemangkasan (4) Mengatur cara panen

(5) Penyelubung buah (sarungisasi)

(6) Cara kimiawi: Dengan deltamatrin (Dets 2,5 EC), sihalotrin (matador 25 EC), Bulotok 25 EC dengan volume semprot 250/ha.

3) Alat dan Bahan

Alat : Gunting pangkas, parang Bahan: Tanaman kakao

4) Prosedur kerja

(24)

(2) Menyiapkan tenaga kerja

(3) Mengidentifikasi tanaman yang akan dikendalikan (4) Menentukan waktu pelaksanaan

5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 10 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : -

b. Hama Kepik Penghisap Buah Kakao (Helopeltis antoni sign) 1) Tujuan

a) Untuk menghindari serangan hama (Helopeltis) b) Meningkatkan produksi tanaman kakao

2) Dasar teori

Serangan hama Helopeltis bersifat menusuk dan menghisap, terutama pada buah pentil (cherelle) dan pucuk -pucuk muda. Faktor kehidupan yang menentukan serangan Helopeltis yaitu matahari, kelembaban, dan arus angin dibawah tajuk. Hama Helopeltis menyenangi lingkungan lembap, tetapi hama ini tidak tahan angin yang kuat. Cahaya matahari langsung selalu dihindarinya dan serangga ini menyenangi tempat-tempat yang terlindung pada areal kakao (Siregar dkk, 2010).

a) Gejala serangan :

(1) Buah tampak bercak-bercak berwarna cokelat kehitaman (2) Buah muda menyebabkan buah kering dan mati

(25)

(3) Permukaan kulit buah retak dan terjadi perubahan bentuk (4) Pucuk/ranting menyebabkan daun layu dan gugur. b) Cara pengendaliannya :

(1) Insektisida pada areal yang terbatas (2) Pemangkasan

(3) Hama Helopeltis juga dapat dikendalikan secara biologis dengan menggunakan semut hitam (Dolichoderus

thoracicus).Sarang semut hitam d itempatkan dengan cara

mengikatnya pada cabang tanaman kakao yang agak terlindung dari sinar matahari.Semut hitam ini dapat mengusir hamaHelopeltis beserta serangga lain dari pohon kakao.

(4) Pengendalian dengan jamurBeauveria bassianadapat

melindungi buah yang terserang di PBPK sekitar 45 - 60 %. Serangga yang terserang Beauveria bassiana akan mati dalam waktu 1 – 2 minggu, dengan cara jamur tumbuh pada serangga kemudian membuat spora (semacam biji ). Spora lepas dari jamur dan dibawa angin atau air ketempat lain. Jika spora terkena serangga lain, bisa tumbuh menjadi jamur lagi.

3) Alat dan Bahan

(26)

Bahan : Tanaman kakao, daun-daun kering, dan gula 4) Prosedur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan b) Menyiapkan tenaga kerja

c) Mengidentifikasi tanaman yang akan dikendalikan d) Menentukan waktu pelaksanaan

5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 10 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : -

c. Hama Penggerek Batang/Cabang (Zeuzera coffeae) 1) Tujuan

a) Untuk menghindari serangan hama penggerek batang/cabang. b) Meningkatkan produksi tanaman kakao

2) Dasar teori

Serangan hama Zeuzera coffeae, daun megalami nekrosis dan pucuk pada tanaman dewasa akan mati. Penyebaran dibantu oleh parasut yang dibuat sendiri. Pada waktu menyebar, siklus hidupnya 4 – 5 minggu. Serangan terutama pada cabang-cabang muda yang lunak, misalnya di sudut tangkai daun. Ulat Zeuzera coffeae akan menyelubungi kulit kayu kemudian merusak xylem phloem (Siregar

(27)

a) Gejala

(1) Cabang yang terserang mengalami kekeringan (2) Kulit kayu retak dan pecah

(3) Mengeluarkan sisa gerekan pada cabang yang terserang yang berupa serbuk kayu bercampur lendir.

b) Cara pengendalian :

(1) Memotong cabang yang terserang sepanjang 30 cm dari lubang tempat masuknya ulat.

(2) Cabang dikumpulkan kemudian dibakar.

(3) Penggunaan insektisida organoklorin atau organofosfat sistemik pada lubang yang digerek dapat membunuh ulat. 3) Alat dan bahan

Alat : Pisau, korek api dan minyak tanah Bahan : Tanaman kakao

4) Prosedur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan b) Menyiapkan tenaga kerja

c) Mengidentifikasi tanaman yang akan dikendalikan d) Menentukan waktu pelaksanaan

5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 10 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 1 pokok/HK

(28)

2. Penyakit Pada Tanaman Kakao

Penyakit-penyakit penting pada tanaman kakao di Indonesia pada umunya hampir menyerang semua bagian tanaman, antara lain penyakit yang menyerang akar, batang, dan daun. Tidak satu pun dapat luput dari serangan penyakit (Widya,2008 ).

a. Penyakit VSD ( Vascular Streak Dieback ) 1) Tujuan

a) Untuk membebaskan tanaman kakao dari me nyebarnya serangan penyakit VSD

b) meningkatkan produksi tanaman kakao c) Mengoptimalkan pertumbuhan kakao kembali. 2) Dasar Teori

Penyakit VSD disebabkan oleh Oncobasidium theobromae, yang dapat menyerang dipembibitan sampai tana man dewasa.Penyebaran penyakit ini melalui spora yang dibantu oleh angin yang berlangsung pada malam hari (Siregar dkk, 2010). a) Gejala serangan :

(1) Daun-daun menguning lebih awal dari waktu yang sebenarnya dengan bercakberwarna hijau, dan gugur sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong).

(29)

(2) Bila permukaan bekas menempelnya daun diiris tipis, akan terlihat gejala bintik tiga kecoklatan. Permukaan kulit ranting kasar dan belang.

(3) Bila diiris memanjang tampak jaringan pembuluh kayu yang rusak berupa garis kecil. (streak) berwarna kecoklatan. b) Cara Pengendaliannya :

(1) Memotong ranting/cabang yang terserang 30 – 150cm. (2) Pemangkasan dengan selang waktu 2 minggu sekali (3) Penggunaan fungisida triasole dan biterland. (4) Eradikasi : pembongkaran tanaman.

(5) Penanaman hibrida yang tahan misalnya DR 1xSca6. 3) Alat dan Bahan

Alat :Gunting, pisau

Bahan : Cabang atau tangkai kakao 4) Prosedur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan

b) Mengidentifikasi tanaman yang akan dipangkas c) Menyiapkan tenaga kerja

d) Menentukan waktu pelaksanaan. 5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 10 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : -

(30)

b. Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytophthora palmivora) 1) Tujuan :

a) Membebaskan tanaman kakao dari tersebarnya penyakit busuk buah kakao

b) Meningkatkan produksi tanaman kakao

c) Memberantas penyakit yang menyerang untuk mengoptimalkan pertumbuhan kakao kembali.

2) Dasar Teori

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora yang dapat menyerang buah muda sampai masak.Penyebaran penyakit ini dibantu oleh keadaan lingkungan yang lembab terutama pada musim hujan.Patogen ini disebarkan oleh angin dan air hujan melalui spora.Pada saat tidak ada buah, jamur dapat bertahan di dalam tanah(Siregar dkk, 2010).

a) Gejala serangan

(1) Buah yang terserang nampak bercak-bercak cokelat kehitaman,dimulai dari pangkal, tengah atau ujung buah. (2) Apabila buah ditekan dengan jari terasa lembek dan basah. b) Cara pengendaliannya :

(1) Dilakukansanitasi kebun : memetik semua buah yang busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30cm.

(31)

(2) Kultur teknis : mengatur pohon pelindung, pemangkasan pada tanaman sehingga kelembaban akan turun.

(3) Cara kimiawi : penyemprotan dengan fungisida (gondoz, cuprarit, lobox). Penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali 3) Alat dan Bahan :

Alat : Handsplayer

Bahan : Batang yang terserang penyakit 4) Prosudur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan b) Menyiapkan tenaga kerja

c) Menyemprotkan Fungisida (gondoz, cuprarit, lobox)pada

tanaman yang terserang. Penyemprotan dilakukan 2 minggu sekali.

d) Menentukan waktu pelaksanaan 5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 10 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 2 pokok/HK c. Penyakit Antraknose

1) Tujuan

a) Membebaskan tanaman kakao dari penyebaran penyakit

Antraknose

(32)

c) Memberantas penyakit yang menyerang untuk mengoptimalkan pertumbuhan kakao kembali.

2) Dasar teori

Penyakit Antraknose disebabkan olehjamur Colletotric

humgloeosporioodes yang menyerang buah, pucuk/daun muda dan

ranting muda.Pada daun muda nampak bintik -bintik cokelat tidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun.Ranting gundul berbentuk seperti sapu dan mati(Siregar dkk, 2010).

a) Gejala serangan

(1) Pada buah muda nampak bintik-bintik cokelat yang berkembang menjadi bercak coklat berlekuk (Antraknose). (2) Buah muda yang terserang menjadi layu, kering, dan

mengeriput.

(3) Serangan pada buah tua akan menyebabkan gejala busuk kering pada ujungnya keriput.

b) Cara pengendaliannya

(1) Memangkas cabang dan ranting yang terinfeksi (2) Buah sakit dikumpulkan dan dibakar

(3) Pengaturan naungan kakao 3) Alat dan Bahan :

Alat : Gunting pangkas Baha n :Batang yang terserang

(33)

4) Prosudur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan b) Menyiapkan tenaga kerja

c) Melakukan pemupukan (N,P,K) 1,5 dosis anjuran d) Menentukan waktu pelaksanaan

5) Hasil yang dicapai

Norma kerja petani : 10 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : -

d. Penyakit Kanker Batang ( Phytophthora palmivora ) 1) Tujuan

a) Untuk membebaskan tanaman kakao dari me nyebarnya serangan penyakit kanker batang ( Phytophthora palmivora ).

b) Meningkatkan produksi tanaman kakao. c) Mengoptimalkan pertumbuhan kakao kembali. 2) Dasar teori

Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang sama dengan penyebab penyakit busuk buah. Penyakit ini dapat terjadi karena patogen yang menginfeksi buah menjalar melalui tangkai buah atau bantalan bunga dan mencapai batang atau cabang(Siregar dkk,

(34)

a) Gejala serangan

(1) Bagian batang/cabang menggembung berwarna lebih gelap/kehitam- hitaman dan permukaan kulit retak.

(2) Batang/cabang tersebut membusuk dan basah serta terdapat cairan kemerahan yang kemudian tampak seperti lapisan karat.

(3) Penyakit berkembang dengan kelembaban dan curah hujan yang tinggi.

b) Cara pengendaliannya

(1) Mengelupas kulit batang yang busuk

(2) Luka kupasan dioles dengan fungisidacalisine

(3) Apabila tanaman sudah melingkar tanaman sebaiknya dipotong.

3) Alat dan Bahan : Alat: Pisau

Bahan: Batang tanaman kakao 4) Prosedur kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan b) Menyiapkan tenaga kerja

c) Menyemprotkan fungisida calisine pada tanaman yang terserang 2 minggu sekali.

(35)

5) Hasil Yang dicapai

Norma kerja petani : 10 pokok/HK Hasil kerja mahasiswa : 2 pokok/HK (Gambar. Kanker batang pada Lampiran 5)

(36)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan disalah satu Dinas PertanianPerkebunan dan kehutanan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah kami lakukan selama 2

bulan di Perkebunan Kakao Desa Berambai yaitu terdiri dari : a. Pemupukan

b. Pemeliharaan meliputi : (pemangkasan kakao, sambung samping, sarungisasi/kondomisasi dan pembuatan sarang semut).

c. Pengendalian hama dan penyakit

2. Permasalahan yang terdapat di perkebunan kakao Desa Berambai dapat

disimpulkan sebagai berikut : a. Kurangnya tenaga kerja

b. Perlu perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja

c. Perawatan tanaman kakao sebaiknya disesuaikan dengan ketentuan yang sudah di tetapkan.

B. Saran

1. Semua kegiatan pemeliharaan TM yang dilakukan sudah cukup baik hanya

saja perlu perbaikan dalam sistem pelaksanaan kerja yaitu, untuk pelaksanaan kegiatan perawatan tanaman kakao (TM) sebaiknya

(37)

disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan untuk budidaya tanaman kakao.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2003. Perlindungan Perkebunan Kakao. Direktorat

Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Jakarta

Siregar, T.H.S, Riyadi, S, Nuraeni L. 2010. Budidaya Cokelat. Penebar Swadaya.

Jakarta

Sunanto.1992. Bududaya Pengolahan Hasil Dan Aspek Ekonomi. Kasinus.

Yogyakarta

Susanto.1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil.Kanisius.

Yogyakarta

Syamsulbahri, M.S. 1996. Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan. Gajah

Mada Universitas Press. Yogyakarta

Widya, Y. 2008. Pedoman Bertanam Cokelat. CV. Tina Bina Karya Tani. Bandung Wiryadiputra, S.1993. Metode Pengendalian Hama Penggerak Buah Kakao.Pusat

(39)
(40)

KEPALA DINAS Ir. Marwansyah, M.Si NIP. 19591221 198903 1 006

SUB BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM

Dwi Rahmi Adiaty, SP NIP. 19720329 199803 2 007 SEKRETARIAT

Dra. Hj. Mardiana, M.Si NIP. 19580612 198503 2 010 SUB BAGIAN KEUANGAN Asmara Hadi, B.Sc NIP. 19590226 198012 1 002 SUB BAGIAN UMUM Yosef Sampe Mallisa NIP. 19561226 198012 1 002

KEPALA UPTD Hermansyah NIP. 19661126 199403 2 006

SEKSI

PENGEMBANGAN MUTU/ PENGOLAHAN HASIL DAN PEMASARAN

Drs. Amir Husein NIP. 19570402 199003 1 004 SEKSI

PERLINDUNGAN TANAMAN DAN PRASARANA

Ir. Nuryanti, BS NIP. 19661126 199403 2 006 SEKSI

REHABILITASI SUMBER DAYA ALAM Ir. H. M. Syahril NIP. 19640417 198803 1 018 SEKSI PELAYANAN USAHA Chairuddin, S.Hut NIP. 19690507 200003 1 009 SEKSI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI Diah Hurisdiana, SP NIP. 19680619 199503 2 004 SEKSI

KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM Ir. Yahya Dahlan, M.Si

NIP. 19641231 199803 1 042

BIDANG

BIMBINGAN USAHA DAN PERLINDUNGAN Yusuf Patadung, SP

NIP. 19560728 197803 1 007 BIDANG

PRODUKSI, PRASARANA DAN SARANA Ir. Hazairin, M.Si

NIP. 19610308 198811 1 002 BIDANG

KONSERVSI DAN REHABILITASI SDA Umar Shodiq, SE

NIP. 19650406 198903 1 015 KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(41)

Lampiran 2.

Samarinda Utara

(42)

Lampiran 3.

Gambar. Sambung samping pada tanaman kakao

(43)

Lampiran 4.

Gambar. Pembuatan sarang semut pada pohon/cabang

(44)

Lampiran 5.

Gambar. Penyakit busuk buah kakao

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang dicapai dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), yaitu dapat mengetahui beberapa jenis tanaman Sumber Daya Genetik (SDG) asli khas Kalimantan Timur yang ada di

Kini para petani diarahkan untuk membudidayakan tanaman tembakau sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten

Masuknya sinar matahari sampai ke lapisan tajuk yang lebih dalam akan dapat meningkatkan makanan dari daun untuk perkembangan buah kakao (Sunanto, 1992). Dengan menentukan waktu

Laporan ini disusun berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapang ( PKL ) yang telah di laksanakan PPIRT ( Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu ) berlokasi di jalan trans

Dari kegiatan praktek kerja lapang yang dilakukan disalah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Dari kegiatan PKL ini Mahasiswa dapat belajar banyak dan secara

Adapun kegiatan utama dari Praktek Kerja Lapang ini adalah pada budidaya tanaman kelapa sawit, untuk itu mahasiswa dituntut untuk membuat laporan hasil kegiatan yang telah

1) Lokasi yang akan dipupuk ditentukan, dan ditentukan ditentukan berdasarkan rotasi pemupukan per semester. 2) Alat dan bahan disiapkan. b) Kardus berisi pupuk diecer ke pohon,

Kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit selama PKL yang dilakukan adalah penanaman pohon utama kelapa sawit, perawatan sampai dengan panen dan pengangkutan tandan buah segar