• Tidak ada hasil yang ditemukan

B u k u 7 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B u k u 7 D i s t r i c t C o o r d i n a t o r 1"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

TEMA : 7. PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN PELAKU PROGRAM

SUB TEMA : 7.1 Pendampingan dan Peningkatan Kapasitas bagi Dinas Pengelola Program TUJUAN :

 Peserta mampu menjelaskan Peran masing-masing Dinas terkait pengelolaan Program Pamsimas dan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi

 Peserta dapat menyusun strategi untuk melakukan advokasi terkait peningkatan peran dan anggaran kegiatan kepada Dinas terkait. WAKTU : 2 x 45 menit

(4)

Dalam rangka mewujudkan capaian target Akses Universal Air Minum dan Sanitasi 2019, dibutuhkan komitmen dan upaya dan koordinasi terpadu antar pemerintahan dan masyarakat, dan disertai dengan terobosan/inovasi dalam perencanaan dan pengelolaan program. Peran dan keterlibatan aktif pemerintah daerah, desa dan masyarakat menjadi penentu utama keberhasilan Program Pamsimas.

Tata kelola Program Pamsimas melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari semua unsur dan pihak pemerintah termasuk pemerintah pusat, daerah dan pemerintah desa, masyarakat dan non-pemerintahan termasuk pihak swasta, dan perbankan. Peran masing-masing Pelaku diharapkan dapat bersinergi dalam percepatan pencapaian target Akses Universal Air Minum dan Sanitasi 2019.

Wadah Pengorganisasian Program yang ada seperti Pokja AMPL Kabupaten dan District Project Management Unit (DPMU) bertanggung jawab dalam pengelolaan pelaksanaan Program Pamsimas lingkup kabupaten. Peran masing masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di kabupaten dalam Pengelolaan Program Pamsimas terlihat dalam pendampingan OPD untuk pencapaian 5 (lima) komponen Program yaitu:

NO KOMPONEN PROGRAM OPD PENANGGUNG JAWAB

1 Pemberdayaan masyarakat, pengembangan kelembagaan daerah dan desa.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat

2 Peningkatan perilaku dan layanan hidup bersih dan sehat melalui sanitasi total berbasis masyarakat.

Dinas Kesehatan

3 Penyediaan sarana air minum dan sanitasi. Dinas PU CK / Perkim

4 Hibah insentif Dinas PU CK / Perkim

(5)

Kasus 1

Cermati data modul 7.3 yang ada di bawah ini:

Berdasarkan data modul 7.3 di atas, diskusikan dalam kelompok dan apa yang dapat disimpulkan terhadap:

1. Persentase Jumlah penduduk yang akses SAM di 2 Kabupaten (Kab. A dan Kab. B), mengapa hal ini bisa terjadi? Tuangkan hasil pengamatan anda dalam tabel berikut:

Hasil Pengamatan Faktor Penyebab Peran OPD yang di harapkan

Tindak lanjut DC untuk mendorong peran OPD KAB. A

(6)

2. Data keberfungsian sarana? Mengapa hal ini bisa terjadi ? Tuangkan hasil pengamatan anda dalam tabel berikut:

Hasil Pengamatan Faktor Penyebab Peran OPD yang di harapkan

Tindak lanjut DC untuk mendorong peran OPD

Kasus 2

Cermati data Modul 7.3 berikut ini dan kemudian diskusikan dalam Kelompok :

Kondisi Kelembagaan yang ada di 2 Kabupaten (Kab.A dan Kab.B),Mengapa hal ini bisa terjadi? Tuangkan hasil pengamatan anda dalam tabel berikut :

Hasil Pengamatan Faktor Penyebab Peran OPD yang di harapkan

Tindak lanjut DC untuk mendorong peran OPD

(7)

Kasus 3

Cermati data Quick Status Pemilihan Desa 2017 berikut dan kemudian diskusikan dalam Kelompo :

Kondisi Pelaksanaan Pemicuan di beberapa kabupaten,Mengapa hal ini bisa terjadi? Tuangkan hasil pengamatan anda dalam tabel berikut :

Hasil Pengamatan Faktor Penyebab Peran OPD yang di harapkan

Tindak lanjut DC untuk mendorong peran OPD

(8)

Kabupaten Kelayang adalah kabupaten penerima program PAMSIMAS dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2017, dari 225 desa yang ada di kabupaten tersebut 24 Desa telah dianggarkan melalui dana APBN dan 6 desa dana APBD.Komitmen Pemerintah Daerah diawal pelaksanaan program tahun 2013 Sangat Bagus ini terlihat dari sosialisasi kabupaten yang dilaksanakan dihadiri oleh 180 desa dan di buka langsung oleh Bupati. Di tahun 2016 Kabupaten Kelayang mempunyai target desa sasaran 20 Desa,Pada saat sosialisasi Kabupaten Pokja mengundang sebanyak 80 desa, pada saat sosialisasi desa yang hadir hanya 69 desa, setelah sosialisasi kabupaten hanya 23 desa yang menyampaikan minat dan proposal desa.Dua minggu setelah pelaksanaan sosialisasi Panitia Kemitraan (PAKEM) menetapkan 20 Calon Desa sasaran tanpa melakukan verifikasi proposal karena Pakem menganggap proposal yang diajukan telah di dampingi dengan baik oleh Fasilitator Masyarakat. Mengingat waktu yang mendesak untuk usulan penetapan desa oleh bupati Pakem meminta kepada tim FM untuk dapat melakukan IMAS II dan Penyusunan RKM selama satu bulan. Pada Usulan calon Desa sasaran di ketahui 16 Desa diusulkan untuk pendanaan APBN dan 4 Desa diusulkan untuk pendanaan APBD dari 23 Desa Yang menyusun RKM. dengan nilai RKM semua desa sama sebesar Rp 350.000.000,- dan target penerima manfaat rata-rata perdesa 380 Jiwa.

Dalam perjalanan pelaksanaan program di tahun 2017 ternyata anggaran APBD terjadi rasionalisasi Anggaran sehingga harus melakukan pemotongan Anggaran sehingga berimbas kepada Anggaran kegiatan PAMSIMAS yang di alokasikan melalui dana APBD sehingga Pemerintah daerah tidak dapat merealisasikan dana sharingnya di tahun 2017. Koordinator Kabupaten telah mengadvokasi Pokja secara maksimal agar anggaran tersebut dapat direalisasikan pada anggaran APBD Perubahan namun mengingat APBD-P baru dapat digunakan di Bulan November tidak memungkinkan untuk waktu pelaksanaan nantinya. Selain Anggaran 4 Desa yang tidak dapat dicairkan di tahun 2017 ternyata kabupaten Kelayang juga mempunyai kewajiban 6 desa APBD tahun-tahun sebelumnya yang juga belum di realisasikan oleh pemerintah Kabupaten tersebut.

Selain itu Untuk 30 desa lama ternyata terdapat 5 Desa Berfungsi Baik,7 Desa berfungsi sebahagian dan sisanya tidak berfungsi dimana untuk sarana yang tidak berfungsi diketahui Sumber air bakunya adalah Sumur Bor dimana sumber air baku mengalami penurunan debit,penurunan kualitas air,kerusakan pompa dan tersumbatnya sumur bor yang ada, Rendahnya dukungan pemerintah desa dan Kesadaran masyarakat dalam memelihara

(9)

keberfungsian sarana juga menjadi kendala badan pengelola dalam pengembangan sarana, sedangkan Fasilitator masyarakat bersama dengan Badan Pengelola telah menyelesaikan penyusunan RKM 100% untuk desa lama sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di masing-masing desa.

Pertanyaan :

1. Identifikasi permasalahan yang terjadi dan bagaimana peran masing-masing OPD pada kasus di atas?

Identifikasi Masalah Alternatif Penanganan OPD Yg Bertanggung Jawab

Tindak lanjut DC untuk mendorong peran OPD

2. Bagaimana seorang DC mampu mendorong peran OPD utuk Action Plan (Anggaran dan Kegiatan) terhadap kondisi Kabupaten Kelayang dilihat dari 5 Komponen Program.

(10)

TEMA : Pendampingan dan Pembinaan Pelaku Program SUB TEMA : Pembinaan dan Peningkatan Kapasitas Asosiasi TUJUAN :

 Peserta mampu menjelaskan pembentukan/revitalisasi dan penyusunan  Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan

 Peserta mampu mengidentifikasi bentuk-bentuk dukungan kepada Asosiasi

 Peserta mampu menyusun strategi fasilitasi Dinas PMD untuk membina Asosiasi dalam pembangunan AMPL Kabupaten

(11)

“Program Pamsimas menjadi bagian penting dalam pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan untuk mewujudkan Universal Akses 2019 dengan target 100% akses air minum dan sanitasi yang berkelanjutan bagi seluruh penduduk Indonesia. Salah satu strateginya berupa “Penguatan Kelembagaan di tingkat kabupaten kepada Pokja AMPL dan Asosiasi Pengelola SPAMS perdesaan”. Kedua lembaga ini membantu/mitra Pemerintah Kabupaten dalam pengelolaan program air minum dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat, memastikan keberlanjutan program, dan memfasilitasi kemitraan pembangunan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

Pemerintah Daerah diharapkan memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kinerja kelembagaan, teknis dan keuangan dalam sistem pengelolaan pelayanan air minum dan sanitasi perdesaan secara berkelanjutan.

Salah satu tugas BPSPAMS adalah mengelola sarana prasarana air minum dan sanitasi yang sudah terbangun. Banyak permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh BPSPAMS baik yang terkait dengan teknis operasional pemeliharaan, pembiayaan, dan juga pengelolaan administrasi.

Keberadaan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan cukup strategis dalam mendukung keberlanjutan pengelolaan dan keberfungsian sarana air minum dan sanitasi terbangun. Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan adalah wadah/forum bagi kelompok pengelola SPAM di perdesaan (melalui Program Pamsimas maupun non Pamsimas) yang berada di dalam satu wilayah administrasi kabupaten. Salah satu peran Asosiasi adalah sebagai mitra pemerintah dan pihak peduli lainnya terkait dengan penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat di kabupaten. Pembentukan Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan merupakan serangkaian proses yang dilakukan oleh pengelola-pengelola SPAMS Perdesaan mulai dari persiapan sampai terbentuknya Asosiasi yang difasilitasi oleh pengelola program Pamsimas di tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi. Dari Pamsimas I & II sudah terbentuk 233 Asosiasi SPAMS Peredesaan Kabupaten.

Tugas Pokok Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan, adalah : 1) Memetakan kondisi kinerja BPSPAMS

2) Memberikan masukan bagi pembinaan dan peningkatan kinerja BPSPAMS 3) Menetapkan standard kualitas pelayanan SPAMS

4) Memantau peningkatan kinerja SPAMS dan kualitas pelayanan BPSPAMS 5) Memfasilitasi kemitraan bagi peningkatan kinerja BPSPAMS

6) Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan Asosiasi dengan anggotanya dan Pemerintah Daerah setempat

(12)

8) Sebagai anggota Pakem

Asosiasi harus memiliki kelengkapan Organisasi berupa Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta Program dan Rencana Kerja Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan. Substansi Rencana Kerja Asosiasi harus mengacu kepada tugas dan fungsi Asosiasi itu sendiri seperti : Evaluasi kinerja anggota/BPSPAMS, Mengumpulkan “Best Practice”, Melaksanakan “belajar bersama”, Pendampingan/penguatan, Promosi untuk kemitraan/kerjasama, dan lainnya yang disepakati/ ditetapkan bersama.

Aspek legal (hukum) juga menjadi penting seperti tercatat di Akta Notaris, juga harus terdaftar pada instansi/lembaga Pemerintah Kabupaten.

Pembentukan Asosiasi dilandasi prinsip kepentingan bersama, demokratis dan keterbukaan, dimana proses pembentukan Asosiasi SPAMS Perdesaan ada tiga (tahapan), pertama tahap Pra Pembentukan, yang kedua Tahap Pembentukan, dan yang ketiga Tahap Pasca Pembentukan

(13)

KASUS 1

Kabupaten Tirta Kencana adalah salah satu pelaksana Program Pamsimas II sejak tahun 2014, sampai dengan sekarang tahun 2017 sudah terbentuk 11 BPSPAMS dari desa Pamsimas tahun 2014 dan tahun 2015. Sementara itu informasi yang diperoleh DC dari Dinas PU sudah ada organisasi SPAMS Perdesaan yang terbentuk di Kabupaten Tirta Kencana sejak tahun 2009 dengan nama “Paguyuban KPSPAM Tirta Kencana” yang beranggotakan dari Kelompok Pengguna Sarana Air Minum (KPSPAM) dari Program XXX, dimana jumlah anggotanya saat pembentukan 18 KPSPAM/desa. Dalam perjalanannya “Paguyuban KPSPAM Tirta Kencana” belum bisa memberikan kontribusi sesuai harapan anggotannya dalam hal ini kepada 18 KPSPAM/desa seperti kebutuhan bantuan teknis untuk peningkatan operasional dan pemeliharaan sarana air minum, dan bagaimana strategi peningkatan iuran air minum di desa. Ada beberapa KPSPAMS yang cukup bagus dalam pengelolaannya, tetapi kesulitan ketika mau menjalin kemitraan dengan pihak luar untuk bisa mengakses bantuan kegiatan, teknis maupun pendanaan. Ketika hal ini disampaikan oleh KPSPAM kepada Ketua dan Pengurus “Paguyuban KPSPAM Tirta Kencana”, mereka juga kebingungan bagaimana caranya dan harus kemana. Kondisi sekarang kepengurusan “Paguyuban KPSPAM Tirta Kencana” juga tidak aktif, yang bisa dihubungi cuma ketuanya saja, sedangkan yang lainnya sulit dihubungi dan diajak untuk diskusi oleh DC. Ketika hal ini dikonfirmasi DC ke Dinas PU bahwa untuk pembinaan kelembagaan “Ormas” seperti “Paguyuban KPSPAM Tirta Kencana” berada di Dinas PMD Kabupaten.

DC Kabupaten Tirta Kencana pernah beberapa kali di kantor DC mengumpulkan 11 BPSPAMS dari desa Pamsimas tahun 2014 dan tahun 2015 untuk mengusulkan dan fasilitasi “Pembentukan Asosiasi SPAMS Perdesaan”. Dari 11 BPSPAMS dari desa Pamsimas tahun 2014 dan tahun 2015 sepakat untuk membentuk “Asosiasi SPAMS Perdesaan”, dan

(14)

selanjutnya hal ini disampaikan oleh DC dan perwakilan 11 BPSPAMS kepada Dinas PMD selaku pembina untuk kelembagaan “Ormas”, tetapi Dinas PMD beralasan 11 BPSPAMS bergabung saja dengan “Paguyuban KPSPAM Tirta Kencana”.

Dari Kasus di atas Diskusikan :

Jika saudara sebagai DC Tirta Kencana atau dimintakan masukannya bagaimana strategi dan langkah-langkahnya dengan target akhir di Kabupaten Tirta Kencana pada tahun 2017 ini ada “wadah atau organisasi” SPAMS perdesaan Kabupaten yang akan menjalankan fungsi dan peranya dalam pengelolaan air minum dan sanitasi perdesaan berbasis masyarakat. Diskusikan dalam kelompok pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Apa langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembentukan/revitalisasi “Asosiasi SPAMS Perdesaan” ?

2. Dari kasus di atas apakah harus membentuk Aosiasi Baru atau merevitalisasi “Paguyuban KPSPAM” yang sudah ada, Jelaskan.

Bagi kelompok berdasarkan kabupaten yang sudah membentuk Asosiasi dan Kabupaten yang belum membentuk Asosiasi.

Bagaimana dengan kondisi Kabupaten saudara terkait “Asosiasi SPAMS Perdesaan”!  Jika belum ada apa yang saudara sudah lakukan dan akan saudara lakukan agar Asosiasi SPAMS Perdesaan di tempat saudara terbentuk?

(15)

 Jika sudah ada Asosiasi SPAMS Perdesaan yang terbentuk bagimana kondisinya, apakah aktif/berjalan dengan baik, atau kurang/tidak aktif. Petakan kondisinya dan susun strategi dan langkah-langkahnya agar Asosiasi SPAMS Perdesaan di tempat saudara bisa berjalan maksimal sesuai yang diharapkan. (Gunakan form isian hasil pemetaan Kondisi Asosiasi SPAMS di Kabupaten saudara).

Kasus 2

Lihat tabel dan data-data yang diambil dari Modul 7.3. Kinerja Badan Pengelola SPAMS Perdesaan (Data Keberlanjutan desa 2008-2015) periode bulan September 2017.

Cermati data-data tersebut dengan jeli (ada 4 Kabupaten Tirta Satu s/d Tirta Empat), selanjutnya diskusikan dalam kelompok, strategi dan langkah-langkah yang saudara susun untuk Peningkatan Kapasitas atau bentuk Dukungan Teknis dan sejenisnya kepada Asosiasi. Agar sejumlah permasalahan yang ada data Modul 7.3. tersebut di tingkat desa ada upaya perbaikan atau peningkatan misalnya: yang belum ada iuran menjadi ada iuran, dan seterusnya. Dan selanjutnya hasil kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan akan terlihat secara signifikan pada periode 3 bulanan berikutnya (Modul 7.3. Kinerja Badan Pengelola SPAMS Perdesaan (Data Keberlanjutan desa 2008-2015) periode bulan Desember 2017.

Untuk memudahkan berdiskusi baca kembali pada Tahukah Kamu pada uraian Tugas Pokok Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan.

(16)

Tuangkan hasil diskusi kelompok dalam tabel berikut ini:

Kabupaten Kondisi/Permasalahan Target Strategi & Langkah-langkah oleh DC untuk memampukan Asosiasi Pengelolaan/Pnyelesaian

masalah desa Keberlanjutan

OPD Pendukung dan atau mitra pendukung lainnya (swasta/CSR dll) Dan Bentuk Dukungannya 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5.

Keterangan Kolom isian :

1. Adalah kabupaten yang menjadi bahasan diskusi kelompok

2. Diisi dari sejumlah permasalahan yang diambil datanya dari “kasus 2”, misalnya kondisi atau permasalahan “Iuran” desa-desa keberlanjutan di kabupaten Tirta Satu seperti apa dstnya.

3. Diisi target penyelesaiannya masing-masing kondisi/permasalahannya dalam “kasus 2” tersebut,

4. Diisi uraian strategi dan langkah-langkah operasional (gunakan kata kerja) oleh DC untuk memberikan bangtuan teknis dan sejenisnya dan peran mitra lainnya seperti kepada OPD, swasta/CSR dll

5. OPD pendukung, atau swasta/CSR dan pihak peduli lainnya dan uraiakan bentuk dukungan riilnya seperti apa, apakah bantuan teknis dan kegiatan/program dan atau pendanaan.

(17)
(18)

TEMA : PENDAMPINGAN DAN PEMBINAAN PELAKU PROGRAM

SUB TEMA : 7.3. PENGELOLAAN PENINGKATAN KAPASITAS TIM FASILITATOR DAN FASKAB STBM.

TUJUAN :

Peserta dapat menjelaskan :  Pengelolaan MIS Day  Pengelolaan CB Day WAKTU : 2 x 45 Menit

(19)

ROMS adalah Tim Pelaksana Pamsimas Tingkat Propinsi dan Kabupaten. Tim ROMS mempunyai tugas utama memberikan dukungan kepada Unit Pengelola Program Pamsimas Tingkat Provinsi (PPMU) dan Pengelola Program Pamsimas Tingkat Kabupaten (DPMU) Terkait fungsi memastikan kualitas pendampingan dan hasil di tingkat masyarakat maka Tim ROMS Kabupaten, DC khususnya, mempunyai peran untuk memastikan kapasitas Tim Fasilitator sebagai tenaga pendamping masyarakat agar kegiatan tingkat masyarakat dapat terlaksana dengan baik dan optimal. Peningkatan kapasitas yang dimaksud adalah memastikan Tim Fasilitator mempunyai kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai tenaga pendamping masyarakat termasuk pengelolaan data-data tingkat masyarakat.

Terkait tugas memastikan kualitas Tim Fasiitator Masyarakat agar dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, pada uraian tugas District Coordinator/DC yang tercantum pada TOR ROMS disebutkan bahwa DC mempunyai tugas bekerja sama dengan TA CD/CB Provinsi dalam hal : (i) memberikan masukan terhadap bahan atau materi pelatihan, diskusi dan learning serta (ii) mengembangkan bahan atau materi pelatihan, diskusi dan e-learning, mengidentifikasi narasumber, coaching untuk peningkatan kapasitas Tim Fasilitator Masyarakat. Termasuk dalam penugasan ini adalah mengelola kegiatan pengembangan MIS Day secara rutin, maka DC memiliki kesempatan bersama Tim Kabupaten dan TFM untuk memastikan akurasi dan kelengkapan data SIM, sekaligus kesempatan untuk menyamakan pemahaman terhadap data.

Pada pelaksanaannya OJT/Coaching dilakukan dalam bentuk CB Day setiap bulannya. CB Day bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan/atau keterampilan untuk mendapat solusi penanganannya dalam penanganan fakta/masalah yang terjadi di lapangan serta untuk meningkatkan motivasi bersama dalam meningkatkan integritas dan kualitas pendampingan, disandingkan dengan fakta yang terjadi dari pelaksanaan CB day Bulan Sept 2017, tidak semua DC mengetahui, memahami dan dapat melaksanakan secara mandiri proses pelaksanaan CB day.

(20)

Data yang akurat diharapkan akan menghasilkan perencanaan ataupun pengambilan keputusan yang tepat. Demikian pula dalam hal pengelolaan program, apabila terdapat hal-hal yang kurang sesuai dengan rencana, diharapkan dapat dilakukan evaluasi dan tindakan perbaikan yang tepat dengan menggunakan data yang akurat. Suatu desa dapat saja menjadi tidak lolos dalam tahap pemilihan desa sasaran, hanya karena data RKM-nya tidak terisi lengkap dan benar di SIM Pamsimas. Kinerja tim kabupaten dapat dinilai kurang, misalnya karena data terkait pencairan dana dan progres realisasi kegiatan belum dimasukkan ke dalam SIM Pamsimas. Sebagai contoh kelengkapan pengisian data modul 3 SIM untuk desa APBN tahun 2017 secara nasional sudah mencapai 97,38%. Namun untuk desa APBD baru mencapai 62,93%.

Validitas, kelengkapan dan ketepatan waktu pengisian data SIM Pamsimas secara umum bergantung kepada pencatatan data di logbook oleh Tim Fasilitator Masyarakat dan berjalannya mekanisme verifikasi data dan input data ke SIM di tingkat kabupaten. Hal ini menjadi tanggung jawab District Coordinator untuk memastikannya, termasuk juga upaya meningkatkan kapasitas TFM terkait dengan pemahaman akan data SIM. Untuk tujuan tersebut terdapat kegiatan rutin yang harus dilakukan, yaitu MIS Day.Dengan melaksanakan MIS Day secara rutin, maka DC memiliki kesempatan bersama Tim Kabupaten dan TFM untuk memastikan akurasi dan kelengkapan data SIM, sekaligus kesempatan untuk menyamakan pemahaman terhadap data.

MIS Day adalah kegiatan terkait Data SIM untuk melengkapi kekurangan, memperbaiki kualitas pengisian serta melakukan verifikasi dan validasi data SIM, sehingga validitas data dapat lebih terjamin dan kelengkapan data 100% dapat dicapai. Dengan demikian data SIM dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai satu-satunya sumber data resmi PAMSIMAS yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan, dibandingkan dengan fakta yang terjadi, dari pelaksanaan MIS day Bulan September 2017, pelaksanaan MIS day belum memiliki Tema khusus yang disesuaikan dengan kelengkapan Aplikasi Data SIM masing-masing kabupaten. MIS Day dan CB Day, adalah kegiatan penting yang dilaksanakan setiap bulannya di setiap kabupaten. Dan DC sebagai koordinator tingkat kabupaten lah yang harus melakukan pengelolaan dua kegiatan tersebut agar terlaksana secara teratur dan mendapatkan hasil yang maksimal.

(21)

Perhatikan Potongan Surat Kepala Satuan Kerja PAM BM, Ditjen Cipta Karya Nomor UM. 01.01/PAM BM/XI/971 tanggal 4 September 2017 berikut:

(22)

Diskusikan pertanyaan berikut dalam kelompok : CB day :

Menurut anda, apa kaitan surat Kasatker PAM BM di atas dengan kewajiban DC dalam melakukan peningkatan kapasitas bagi Tim Fasilitator ?

Bagaimana anda menggunakan CB Day sebagai strategi untuk peningkatan kapasitas Tim Fasilitator dengan melibatkan Faskab STBM di wilayah anda masing-masing ?

Langkah-langkah apa yang anda lakukan dalam pengelolaan CB Day dan hal-hal apa yang dipersiapkan untuk pelaporan kegiatan tersebut ?

(23)

Baca kasus dibawah ini, lalu diskusikan jawabannya dengan kelompok anda :

Tim Fasilitator pada Kabupaten XY per akhir bulan September 2017 mempunyai komposisi 80% adalah Fasilitator baru, dah hanya 20% yang merupakan Fasilitator Lama. Fasilitator-fasilitator yang baru tsb direkrut awal September 2017 untuk mengisi kekosongan tenaga fasilitator yang banyak di tinggalkan karena pindah ke program yang lain. Kondisi Fasilitator yang baru direkrut tsb adalah tenaga-tenaga muda yang minim pengalaman dalam kegiatan program pemberdayaaan dan belum mempunyai pemahaman serta ketrampilan yang cukup terkait pendampingan masyarakat. Metode MPA PHAST belum kenal sama sekali, Penyusunan PJM ProAksi sampai RKM juga masih minim. Sementara sampai akhir tahun 2017 kegiatan Program Pamsimas cukup padat berupa pengawalan kegiatan dan pendampingan penyusunan RKM

1. Bila anda adalah DC kabupaten XY, topik-topik belajar apa yang akan disampaikan pada CB day ?

2. Bagaimana anda memanfaatkan CB Day yang dilaksanakan setiap bulan sebagai strategi untuk peningkatan kapasitas bagi Tim Fasiitator khususnya fasilitator yang baru?

(24)

MIS day :

Bagaimana anda menggunakan MIS Day sebagai strategi untuk peningkatan kapasitas Tim Fasilitator dengan melibatkan Faskab STBM di wilayah anda masing-masing ?

Langkah-langkah apa yang anda lakukan dalam pengelolaan MIS Day dan hal-hal apa yang dipersiapkan untuk pelaporan kegiatan tersebut ?

Bagaimana anda Memastikan kesesuaian tema yang telah ditetapkan oleh DMA Provinsi dengan kelengkapan data SIM pada kabupaten anda ?

(25)

Kasus 1

Progres pelaksanaan Program Pamsimas di suatu desa ditunjukkan pada beberapa penyajian data SIM berikut ini:

(26)

Laporan Kelengkapan Foto dan Koordinat Desa Baru APBN 2017 (status: 10 Oktober 2017)

(27)

Kasus 2

Kasus Data SIM Modul 2

Gambar 4. Laporan SIM Modul 2.1.2.1 Pemetaan Sosial

(28)

Kasus 3

Gambar 6. Laporan SIM Modul 2.1.1.2 Pemetaan Sosial - Jumlah Penduduk vs Akses SAM Dari ketiga kasus di atas, diskusikanlah jawabannya dengan kelompok anda:

 Bagaimana strategi DC untuk menganalisis dan melengkapi data diatas melalui MIS day?  Bagaimana DC memanfaatkan MIS day untuk memastikan tidak terjadinya anomali,

(29)

TEMA : 7. Pendampingan dan Pembinaan Pelaku Program

SUB TEMA : 7.3.2. Pengelolaan Peningkatan Kapasitas Tim Fasilitator dan Faskab STBM TUJUAN :

Peserta dapat menjelaskan tentang:  Penyusunan Target Kinerja TFM  Penyusunan Rencana Kerja TFM  Penilaian Kinerja FS dan FM

(30)

Data QS Pemilihan Desa Baru untuk Penetapan Desa Tahun 2018 status 9 Oktober 2017 menunjukkan bahwa secara nasional jumlah RKM selesai sebanyak sebanyak 1.116 dan yang sudah evaluasi sebanyak 995. Jumlah tersebut masih jauh dari target tahunan RKM tersusun untuk desa baru sebanyak 5.247 desa. Begitu juga halnya dengan jumlah RKM desa lama yang telah disusun berdasarkan data QS pada tanggal yang sama menunjukkan jumlah RKM selesai sebanyak 4.178 dan yang sudah evaluasi 2.557 RKM, jumlah tersebut juga menunjukkan masih jauh dari target tahunan yang sudah ditetapkan sebanyak 6.660 desa. AWP telah menetapkan bahwa Penetapan Desa Sasaran 2018 Oleh Bupati adalah di akhir Oktober 2017.

Data di atas menunjukkan bahwa gambaran nasional tersebut tidak akan jauh berbeda dengan fakta yang ada di tingkat Provinsi dan Kabupaten. Faktanya adalah pelaksanaan program Pamsimas belum memenuhi target maupun jadwal yang telah ditetapkan. Rendahnya pencapaian target kegiatan seharusnya tidak terjadi jika fungsi kordinator kabupaten dilakukan dengan baik dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan baik dari sisi jadwal maupun target.

Koordinator kabupaten berkewajiban untuk mengawal pelaksanaan Pamsimas agar sesuai dengan Pedoman dan Juknis; memastikan kualitas pendampingan dan hasil di tingkat masyarakat maupun pemda; memastikan pencapaian jumlah target pemanfaat tingkat kabupaten; dan peningkatan kapasitas Pemda dalam pengelolaan program air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

Salah satu tugas Kordinator Kabupaten adalah memberikan dukungan kepada DPMU dan Satker/PPK Kabupaten untuk mengendalikan bantuan teknis tingkat kabupaten (termasuk fasilitator STBM dan TFM), termasuk rencana kerja bersama, target atau output pekerjaan, pemantauan kualitas hasil, pelaksanaan kegiatan secara tepat waktu dan sasaran, pelaporan, penilaian kinerja dan lain sebagainya.

Untuk memastikan bahwa seluruh proses implementasi program di tingkat masyarakat dapat berjalan dengan kualitas yang baik serta mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk mendukung keberlanjutan program, maka ditugaskan tenaga fasilitator di masing-masing kabupaten. Tenaga pendamping masyarakat Program Pamsimas terdiri dari Tim Fasilitator Masyarakat (TFM), yang dipimpin oleh 1 (satu) Fasilitator Senior (SF) dan beranggotakan maksimum 9 (sembilan) orang Fasilitator Masyarakat (FM). Khusus untuk bidang kesehatan, masyarakat dan pemerintah desa didampingi oleh Fasilitator STBM dan Sanitarian. Dalam penugasannya Fasilitator diberi target tertentu dalam batasan waktu tertentu.

(31)

Secara umum, target yang harus dipenuhi oleh Tim Fasilitator adalah sebagai berikut:  Jumlah dan lokasi desa yang didampingi oleh masing-masing sub-tim akan

ditentukan oleh DPMU, DC dan FS dengan mempertimbangkan: (a) total jumlah desa baru dan desa lama di kabupaten; (b) rasio yang memadai antara jumlah sub tim dengan jumlah desa dampingan; serta (c) jarak antar desa yang akan didampingi. Secara umum satu sub-tim Fasilitator mendampingi minimal 15 desa per tahun (desa baru, desa perbaikan kinerja dan dan pengembangan)

 hasil kerja yang harus dicapai tim fasilitator setiap tahun adalah sebagai berikut: a. Berhasil mendampingi masyarakat dan pemerintah desa (tingkat partisipasi tinggi,

transparan dan akuntabel, partisipasi perempuan tinggi, disain SPAM yang ramah masyarakat rentan)

b. Tersedianya dokumen PJM ProAKSI dan RKM (untuk desa baru dan desa pasca); c. Terbangunnya SPAM desa secara tepat waktu dengan kualitas teknis yang baik

dan dapat dipertanggungjawabkan;

d. Terdapatnya jumlah pengguna aktual sesuai dengan target dalam RKM;

e. Terdapatnya sejumlah desa yang dapat melaksanakan RKM dengan menggunakan sumber dana selain Pamsimas (misalnya DAK Air Minum, APBDesa, APBD, Hibah Air Minum Perdesaan, CSR, Kredit Mikro);

f. Keberlanjutan SPAM desa (Kelembagaan, sistem, iuran).

Untuk memastikan fasilitator telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik sesuai dengan lingkup penugasan, maka diperlukan suatu alat yang dapat digunakan oleh para pihak terkait untuk mengukur kinerja dan pencapaian dari yang bersangkutan. Kinerja yang dimaksud adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seorang fasilitator dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan lingkup tugas yang diberikan kepadanya serta output dan laporan yang harus dihasilkan.

Tolok ukur (benchmark) yang digunakan dalam melakukan evaluasi kinerja adalah standar kinerja yang telah disusun berdasarkan lingkup kerja serta output dan pelaporan yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan kerja fasilitator. Standar kinerja pada dasarnya adalah tingkat yang diharapkan suatu pekerjaan tertentu untuk dapat diselesaikan yang merupakan pembanding atas tujuan dan target yang ingin dicapai.

Evaluasi kinerja Fasilitator (Fasilitator Senior dan Fasilitator Masyarakat) merupakan suatu sistem yang dilakukan secara berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu Fasilitator dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses organisasi yang bertujuan melakukan evaluasi atas pekerjaan yang dilaksanakan dan output yang dihasilkan oleh Fasilitator. Hasil penilaian menjadi umpan balik atas kinerja pelaku, dan menjadi acuan bagi penguatan dan perbaikan kinerja pelaku di masa yang akan datang. Evaluasi kinerja mengukur dan menilai bagaimana proses bekerja, perilaku kerja serta hasil kerja dari para pelaku program.

Secara garis besar ada dua aspek utama kinerja yang akan dievaluasi, yaitu: 1) Output/keluaran pekerjaan

Aspek output/keluaran meliputi aspek kinerja langsung yang dihasilkan dari pekerjaan yang dilakukan oleh Fasilitator, seperti: (1) Keberadaan rencana kerja bulanan, (2) Laporan bulanan, (3) Logbook, (4) Kelengkapan dan keakuratan data SIM, dan lain lain.

(32)

2) Hasil pendampingan

Aspek hasil pendampingan adalah hasil kerja yang berkaitan kontribusi personil terhadap pemenuhan target-target program yang telah ditetapkan, seperti: (1) Jumlah desa yang menjadi tanggung jawab lokasi pada kegiatan sosialisasi desa, (2) Jumlah desa yang menjadi tanggung jawab lokasi pada kegiatan IMAS tahap I. (3) Jumlah desa yang menjadi tanggung jawab lokasi pada kegiatan penyusunan proposal desa, (3) Jumlah desa yang menjadi tanggung jawab lokasi pada kegiatan penyusunan RKM, desa dan seterusnya.

Terkait evaluasi target kinerja yang berhubungan dengan hasil pendampingan menggunakan ukuran yang jelas, misalnya jumlah target RKM tersusun yang menjadi tanggung jawab lokasi dari FM yang bersangkutan misalnya 5 RKM, jika target tersebut dapat dipenuhi maka kinerjanya dinyatakan cukup, jika lebih dari target maka kinerjanya dinyatakan baik dan sebaliknya jika kurang maka kinerjanya dinyatakan kurang.

(33)

Berdasarkan kasus di atas, diskusikan dalam kelompok yang terdiri dari 5-6 orang pertanyaan di bawah ini:

Kasus

Pamsimas III di Kabupaten “Ujung Jalan”

Kabupaten “Ujung Jalan” merupakan salah satu kabupaten sasaran Program Pamsimas sejak Program Pamsimas II dan berlanjut pada program Pamsimas III. Jumlah desa pasca yang ada di kabupaten tersebut sebanyak 20 desa. Jumlah Fasilitator yang ditugaskan di kabupaten ini sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1 orang Fasilitator Senior, 6 Orang Fasilitator CD dan 3 Orang Fasilitator WSS.

Data QS pemilihan desa baru untuk penetapan desa baru tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah RKM yang telah dievaluasi oleh PAKEM sebanyak 10 RKM, sedangkan desa lama sebanyak 1 RKM. Pada tahun 2017 ini jumlah desa pelaksanaan di Kabupaten ini sebanyak 8 desa yang terdiri dari 6 desa yang dibiayai dari BLM APBN dan 2 desa BLM APBD.

Sampai dengan minggu kedua bulan Oktober 2017, QS pemilihan desa baru untuk penetapan desa baru tahun 2018 menunjukkan bahwa baru 3 RKM yang sudah dievaluasi, sedangkan untuk desa lama telah selesai 15 RKM akan tetapi sama sekali belum ada yang dievaluasi oleh PAKEM. Berdasarkan jadwal yang tertuang dalam rencana kerja Program Pamsimas tahun 2017 bahwa Penetapan Desa Sasaran Baru 2018 Oleh Bupati paling lambat sudah harus dilakukan di akhir Oktober.

(34)

1. Berapa jumlah target RKM tersusun yang seharusnya dihasilkan oleh Kabupaten “Ujung Jalan”untuk desa baru dan desa lama setiap tahunnya? Apa dasarnya?

2. Jelaskan permasalahan apa yang anda hadapi sebagai seorang koordinator kabupaten sehingga target RKM tersusun baik dari sisi jumlah maupun jadwal tidak tercapai? No Permasalahan Penyebab 1 2 3 4

3. Apa yang harus dilakukan oleh seorang kordinator kabupaten agar dapat memenuhi target Program terkait dengan RKM tersusun baik dari sisi jumlah maupun jadwal?

(35)

Salah satu fungsi Kordinator Kabupaten/DC adalah mengawal pelaksanaan Pamsimas agar sesuai dengan Pedoman dan Juknis; memastikan kualitas pendampingan dan hasil di tingkat masyarakat maupun pemda; memastikan pencapaian jumlah target pemanfaat tingkat dan kabupaten; dan peningkatan kapasitas Pemda dalam pengelolaan program air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Sejalan dengan fungsi tersebut maka kordinator kabupaten salah satu tugasnya adalah memberikan dukungan kepada DPMU dan Satker/PPK Kabupaten untuk mengendalikan bantuan teknis tingkat kabupaten (termasuk fasilitator STBM dan TFM), termasuk rencana kerja bersama, target atau output pekerjaan, pemantauan kualitas hasil, pelaksanaan kegiatan secara tepat waktu dan sasaran, pelaporan, penilaian kinerja.

Terkait dengan tugas dan fungsi Kordinator kabupaten yang berkewajiban untuk menyusun jumlah dan lokasi desa yang didampingi oleh masing-masing sub-tim Fasilitator yang akan ditentukan bersama dengan DPMU dan FS, maka tentukan target jumlah desa yang akan didampingi di kabupaten anda dengan menggunakan format sebagai berikut:

Provinsi : Kabupaten : Jumlah FS : Jumlah Tim : Jumlah Subtim : Jumlah FM WSS : Jumlah FM CD : Target Tahunan RKM Tersusun untuk Desa Baru

:

Target Tahunan RKM Tersusun untuk Desa Lama

:

Selanjutnya susunlah rincian target dan realisasi RKM Tersusun untuk Penetapan Desa tahun 2017 dan rencana untuk penetapan desa tahun 2018 dengan menggunakan format sebagai berikut:

(36)

Tim 1

Sub Tim RKM Tersusun untuk Desa Baru Penetapan 2017

RKM Tersusun untuk Desa Lama tahun 2017

Jumlah RKM Target RKM Tersusun 2018 Target RKM Tersusun 2019

Target Realisasi Deviasi Target Realisasi Deviasi Realisasi Deviasi Desa Baru Desa Lama Jumlah Desa Baru Desa Lama Jumlah Sub Tim 1 Sub Tim 2 Sub Tim 3 Total Tim 2:

Sub Tim RKM Tersusun untuk Desa Baru Penetapan 2017

RKM Tersusun untuk Desa Lama tahun 2017

Jumlah RKM Target RKM Tersusun 2018 Target RKM Tersusun 2019

Target Realisasi Deviasi Target Realisasi Deviasi Realisasi Deviasi Desa Baru Desa Lama Jumlah Desa Baru Desa Lama Jumlah Sub Tim 1 Sub Tim 2 Sub Tim 3 Total

(37)

Sebagai bagian dari pengendalian pelaksanaan Program Pamsimas maka Kordinator kabupaten harus mempersiapkan rencana kerja pelaksanaan di tingkat desa yang akan menjadi rujukan bagi Tim Fasilitator dan pihak terkait lainnya. Terkait dengan target RKM tersusun yang telah anda susun diatas, sebutkan tahapan langkah yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut:

(38)

TIM PENYUSUN

1. Ketua CPMU Pamsimas, up Tanozisochi Lase 2. Kepala Staff CPMU Pamsimas, up Riche Noviasari 3. Wakil Ketua CPMU Pamsimas, up Essy Aslah

4. Koordinator Bidang Infrastruktur CPMU Pamsimas, up Suryanto 5. Kepala Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Fitri Peranginangin

6. PPK Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Novi Rindani 7. PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah I Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Henny Wardhani

Simarmata

8. PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah II Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Diah Prameshwari 9. PPK Pembinaan Pelaksanaan Wilayah III Satker PAMBM Kementerian PUPR, up Diah Suryaningtyas

KONSULTAN PAMSIMAS (CMAC)

10. Program Sustainability Advisor, up Danny Sutjiono 11. Co Team Leader CMAC, up Ari Alam

12. Capacity Building Specialist CMAC, up Herry Septiadi

13. Local Institutional Strengthening Specialist CMAC, up Simon Djuangga 14. Water Supply and Sanitation Specialist CMAC, up Poppy Harsutiani

15. Regional Monitoring and Evaluation Specialist 2 CMAC, up Kukuh Pranandana 16. Regional Monitoring and Evaluation Specialist 1 CMAC, up Agus Danar Dono 17. Regional Monitoring and Evaluation Specialist 3 CMAC, up Aan Juansah 18. Human Resources Management CMAC, up Irfan Rais

19. Management Information System CMAC, up Agustinus 20. Grafik Designer CMAC, up Akhmad Taufik Pulungan

21. Assistant Community Building Specialist CMAC, up Johan Khadafi

22. Assistant Community Development and Gender Specialist, up Nur Nanda Budiani

TASK TEAM BANK DUNIA TIM ROMS PAMSIMAS

23. Provincial Coordinator Provinsi Jawa Barat, up Esfrizal 24. Provincial Coordinator Provinsi Sulawesi Utara, up Sudirman

25. Co. Provincial Coordinator Provinsi Nusa Tenggara Timur, up Herman Umbu R. Zogara 26. Local Government Specialist Provinsi Sumatera Utara, up Febri Fauza

27. Local Government Specialist Provinsi Bengkulu, up Wiharnastyono 28. Local Government Specialist Provinsi Bangka Belitung, up Ruliansyah 29. Local Government Specialist Provinsi Riau, up Agus Suprianto

30. Community Development Capacity Building Specialist Provinsi Sulawesi Selatan, up Jasman Kurnia 31. Community Development Capacity Building Specialist Provinsi Kalimantan Selatan, up Zulkifli,SE 32. Water Supply and Sanitation Specialist Provinsi Yogyakarta, up Tatang Uba L

Gambar

Gambar 5. Laporan SIM Modul 2.4.2 Target Penerima Manfaat
Gambar 6. Laporan SIM Modul 2.1.1.2 Pemetaan Sosial - Jumlah Penduduk vs Akses SAM   Dari ketiga kasus di atas, diskusikanlah jawabannya dengan kelompok anda:

Referensi

Dokumen terkait

Graedorf (1976) menyatakan bahwa “PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing

bank syari’ah, 2) lembaga keuangan mikro syari’ah, 3) asuransi syari’ah, 4) reasuransi syari’ah, 5) reksadanasyari’ah, 6) obligasi syari’ah dan surat ber- harga berjangka

Hasil penelitian huungan antara sosiodemografi dan kondisi lingkungan terhadap keberadaan jentik di Desa Mangunjiwan Kecamatan Demak menunjukkan bahwa variabel yang

Banyak diantara kita mengira bahwa penyebab dari bencana ini timbul akibat dari ketidakseimbangan diantara ekosistem yang ada (Rahim dalam Suja’i, 2004). Batang

2.5 Pengaruh Pajanan Debu Kayu Terhadap Kerja Mukosiliar Hidung Bekerja dalam lingkungan yang dipenuhi oleh debu kayu menyebabkan terhirupnya debu ke saluran nafas

Untuk melindungi perbatasan dengan lebih ketat, Direktorat Jenderal Imigrasi juga telah memasang daftar pantauan ECS (Enhanced Cekal System) atau yang dikenal

1. Allah SWT, karena Nikmat. Perlindungan, Pertolongan, dan Ridho-Nya saya mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini serta hambanya yang termulia Nabi Besar Muhammad

Pada kedua teori yakni teori prinsip penataan (ordering principle) Salura (2010) dan teori fenomenologi Schulz (1980) yang telah dielaborasi sebagai kerangka baca dan