• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I LATAR BELAKANG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan sub-sektor industri fesyen memiliki peningkatan sebesar 7% setiap tahunnya. Di dalam sub-sektor industri fesyen terdapat denim yang memiliki nilai tersendiri bagi para penggunanya. Dengan dikombinasikan bersama unsur etnik dan budaya Indonesia yang beragam, maka denim diharapkan mampu memperkenalkan budaya Indonesia ke seluruh penjuruh dunia dengan cara yang unik dan menarik

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Industri Kreatif di Indonesia

Industri kreatif termasuk ke dalam 5 besar jenis industri yang berhasil menyumbangkan devisa tertertinggi bagi Indonesia. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2014), meningkatkan kontribusi industri kreatif (ekonomi kreatif) merupakan upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreatifitas dengan iklim perekonomian yang memiliki daya saing tinggi serta berkelanjutan. Lebih lanjut lagi diterangkan bahwa, Industri kreatif merupakan tindakan pemanfaatan kreatifitas, keterampilan, serta bakat individu demi menciptakan karya-karya yang memiliki nilai jual tinggi. Tidak seperti mesin, karya hasil tangan manusia memiliki nilai jual tinggi yang di sebabkan oleh kreatifitas yang terkandung pada saat proses pembuatannya.

(2)

Portal berita news.indonesiakreatif.net (2014) menyatakan bahwa industri kreatif di Indonesia merupakan penyumbang nomor 4 terbesar dari devisa negara. Persentase kontribusi perekonomian Indonesia yang terbesar di berikan oleh sektor industri Pertanian (35,10%); lalu menyusul setelahnya adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (15%); Jasa-jasa (14,71%); Ekonomi Kreatif (11%); Pengolahan (9,22%); Konstruksi (6,10); dan lain sebagainya. Hal ini menandakan bahwa sektor Industri Kreatif merupakan salah satu sektor Industri yang memiliki kontribusi cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Bahkan persentase kontribusi Industri Kreatif ini lebih tinggi di bandingkan sektor industri lain seperti konstruksi, pengangkutan, komunikasi, listrik, gas, serta air bersih yang merupakan komoditi penting dan menjadi kebutuhan pokok sehari-hari bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, Sektor Industri Kreatif memiliki potensi besar untuk berkembang dan memberikan kekuatan bagi perekonomian di Indonesia.

(3)

Gambar 1.1 Presentase Perekonomian Indonesia

Sumber: http://www.tempokini.com/2014/11/5078/

Agar mampu mengembangkan potensi dari Industri Kreatif di Indonesia, maka harus memiliki pemahaman yang baik mengenai unsur yang terkandung dalam Industri Kreatif tersebut. Unsur penting di dalam Industri Kreatif adalah Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Teknologi Informasi (IT), dan lain sebagainya. Sumber Daya Manusia sangat penting dalam perkembangan Industri Kreatif karena ide, gagasan, serta kreativitas dari manusia tersebut merupakan modal utama dari roda penggerak Industri Kreatif. Pusat (Core) dari Industri Kreatif adalah manusia di dalamnya, sehingga pemberdayaan manusia sangat

(4)

penting untuk di lakukan agar Industri ini dapat terus berkembang. Selain itu, Sumber Daya Alam yang dipergunakan sebagai media dari kreatifitas juga mendukung dari kualitas serta kuantitas produk yang dihasilkan. Dengan tersedianya Sumber Daya Alam yang cukup, maka manusia kreatif dapat menciptakan komoditi (barang/ jasa) yang berkualitas dan memiliki jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Teknologi Informasi (IT) juga tidak kalah penting, karena dapat berperan sebagai alat bantu mengoptimalisasi arus penyediaan barang dari supplier-manufacture-outlet-konsumen. Dengan demikian IT membantu produsen untuk dapat menyediakan komoditi secara tepat waktu dan effektif. Perubahan manusia, lingkungan, teknologi informasi di Indonesia membuat Industri ini berkembang dengan pesat, sehingga berhasil menyalurkan potensi pada beberapa sub-sektor Industri Kreatif lain-nya seperti: Periklanan (1%); Arsitektur (2%); Pasar dan Barang Seni (0.01%); Kerajinan (15%); Desain (4%); Film, Video dan Fotografi (1%); Permainan Interaktif (1%); Musik (1%); Seni Pertunjukan (0.0%); Penerbitan dan Percetakan (9%); Layanan Komputer dan Piranti Lunak (1%); Radio dan Televisi (3%); Riset dan Pengembangan (2%); Kuliner (33%); dan Fesyen (27%).

(5)

Gambar 1.2 Sub-Sektor Industri Kreatif

Sumber: http://www.bglconline.com/2014/03/ekonomi-kreatif-bagian-i/

Pada Gambar 1.2 di jelaskan bahwa di tahun 2014 terdapat beberapa sub-sektor Industri Kreatif yang memiliki persentase kontribusi yang cukup berpotensi untuk meningkatkan perekonomian Negara, diantaranya adalah Kuliner (33%), Fesyen (27%) dan Kerajinan (15%). Menurut Kompas.com (2014), Industri Kreatif Indonesia telah menyumbangkan Rp 578 triliun kepada perekonomian Negara, yang telah menempatkan sub-sektor industri fesyen pada urutan kedua, dengan jumlah kontribusi sebesar Rp 164 triliun. Selain itu, pada tahun 2013, tercatat bahwa Industri Kreatif berhasil menyerap 11,8 juta tenaga kerja, dengan komposisi 3,8 juta terserap pada sub-sektor fesyen; 3,1 juta tenaga

(6)

kerja terserap pada sektor kerajinan; 167.000 tenaga kera terserap pada sub-sektor desain; dan 43.000 tenaga kerja terserap pada sub-sub-sektor arsitektur; serta sisanya pada sektor Industri Kreatif lainnya. Dengan demikian, dapat di katakana bahwa sektor Industri Kreatif tidak hanya berpotensi untuk meningkatkan perekonomian Negara dari komoditi (barang/ jasa) yang di perjual belikan, tetapi juga berpotensi untuk mengurangi tingkat pengangguran sehingga dapat meningkatkan perekonomian Negara dari sudut pandang pemberdayaan sumber daya manusia secara arif dan bijaksana. Dengan demikian, apabila sub-sektor industri fesyen lebih di optimalisasi lagi, maka besar kemungkinan hal ini akan menjadi sumber pendapatan Negara baru yang sangat menjanjikan..

1.1.2 Perkembangan Sub-Sektor Industri Fesyen di Indonesia

Sub-sektor industri fesyen merupakan salah satu dari sektor Industri Kreatif yang paling berpotensi, dilihat dari kontribusi jumlah uang yang di hasilkan dan penyerapan tenaga kerja pada sub-sektor industri ini. Menurut Mari Elka Pangestu (2014), pertumbuhan sub-sektor industri fesyen memiliki peningkatan sebesar 6,4% dari tahun sebelumnya, atau lebih tinggi dari pertumbuhan (GDP) ekonomi Indonesia itu sendiri, yaitu 5,7%. Dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan meningkatkan potensi sub-sektor industri fesyen, maka hal ini akan mampu memberikan kekuatan finansial bagi Indonesia.

Indonesia yang memiliki nilai budaya serta etnik yang beragam juga sangat berpotensi untuk memperkuat sub-sektor industri ini. Fesyen sangat terpengaruh oleh nilai budaya, etnik, dan sumber daya alam penghasil komoditi

(7)

yang unik. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa Negara Indonesai sangat cocok untuk pengembangan sub-sektor industri fesyen dilihat dari banyaknya ragam etnik dan budaya, serta Sumber Daya Alam yang cukup lengkap.

Sejauh ini, dampak dari perkembangan sub-sektor industri fesyen sudah terasa di sekitar kita. Perkembangan fesyen berdampak pada gaya hidup dan munculnya komunitas-komunitas pencinta fesyen (mode pakaian tertentu). Dalam beberapa tahun terakhir, di daerah Jakarta sudah terdapat 3 pameran fesyen besar, berskala nasional maupun internasional yang secara konsisten di adakan setiap tahunnya, diantaranya:

Jakarta Fashion Week : Acara fesyen yang bersifat universal dengan tujuan untuk meng-“update” trend fesyen yang sedang berkembang bagi para desainer lokal di Indonesia. Jakarta Fashion Week juga berdampak pada insustri yang lain, seperti fotografi, jurnalis, model, serta pariwisata. Menurut Veri, selaku penyelenggarah Jakarta Fashion Week, pada 2014 pengunjung yang datang meningkat sebanyak 40% hingga 45% di tahun ini. Selain designer lokal yang berpartisipasi, banyak pula pengunjung manca Negara yang ikut serta dalam acara ini, seperti wisatawan Jepang, Singapura, dan Malaysia.

Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF): Kehadiran JFFF untuk 12 tahun terakhir sejak 2014 merupakan wadah bagi Industri Kreatif, khususnya untuk sub-sektor industri fesyen dan kuliner di DKI Jakarta. Kerjasama antara Pemprov. DKI dan PT Summarecon Agung Tbk., serta

(8)

dukungan dari Kementrian Priwisata dan Ekonomi Kreatif RI membuat JFFF menjadi bagian dari program “Enjoy Jakarta” setiap tahunnya. Secara konsisten, sejak tahun 2004 JFFF-pun sudah terdaftar dalam rangkaian event pembuka HUT DKI Jakarta.

“Wall of Fades” by Darahkubiru: Pameran fesyen yang di khususkan untuk mode fesyen dengan unsur denim. “Wall of Fades” merupakan pameran denim terbesar se-Asia Tenggara yang telah di adakan sejak tahun 2010 di Indonesia, DKI Jakarta. Pameran “Wall of Fades” terbesar terjadi pada tahun 2013 yang berlokasi di Kota Kasablanca, dimana pameran tersebut memamerkan berbagai Brand denim ternama dunia. Nudie Jeans pun menjadi primadona Brand Internasional pada pameran tersebut.

Perkembangan sub-sektor Industri fesyen menjadi salah satu penyebab bermunculannya komunitas-komunitas berbasis mode fesyen tertentu yang mengadakan pameran fesyen di Indonesia, khusunya DKI Jakarta. Adapun event yang khusus di tunjukan bagi para pencinta Denim yaitu “Wall of Fades”. Berbeda dengan event fesyen lainnya yang memamerkan busana dengan mode fesyen secara universal, “Wall of Fades” sangat di khususkan bagi pengguna Denim. Hal ini membuktikan bahwa denim sudah sangat deikenal di masyarakat dan memiliki arti khusus yang tidak bisa di samakan dengan mode fesyen lainnya.

Wall of Fades juga merupakan ajang bagi para pencinta Denim untuk

(9)

sedang berkembang di dunia. Selain itu, munculnya komunitas atau acara (event) seperti Wall of Fades ini juga membuka kesempatan bagi para pelaku bisnis yang fokus pada mode fesyen Denim untuk memperkenalkan produk buatannya, serta menjualnya kepada market yang lebih segmented serta targeted. Dengan adanya event khusus bagi para pencinta denim ini, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi perkembangan yang cukup baik pada mode fesyen denim di Indonesia.

Sub-sektor Industri fesyen yang terus berkembang tentunya akan

menjadi hal yang menarik untuk diperhatikan. Di tahun-tahun berikutnya, berbagai festival fesyen di prediksi akan lebih ramai diadakan. Tidak hanya di DKI Jakarta, namun juga pada beberapa daerah di Indonesia, seperti di kota Jember dengan “Jember Fashion Week”. Lebih menarik lagi apabila dikaitkan dengan Denim yang memiliki festival/ event sendiri, maka hal ini bisa di jadikan dasar bahwa pengaruh denim akan sangat mungkin menyebar ke seluruh kota-kota besar lain di Indonesia, sehingga akan berdampak kepada perkembangan pasar denim di Indonesia.

1.1.3 Denim dan Eksistensinya di Indonesia

Tabloid online TechInAsia (2014) menjelaskan bahwa denim merupakan salah satu barang fesyen yang tidak pernah ketinggalan zaman. Secara umum, denim adalah jenis bahan yang digunakan dalam membuat celana jeans. Denim di sukai oleh banyak orang karena memiliki karakteristik bahan dengan daya tahan yang lebih kuat dibandingkan celana-celana lainnya. Bahan denim merupakan salah satu dari sekian banyak bahan pakaian yang tahan lama dan

(10)

cukup nyaman untuk di gunakan sehari-hari, sehingga semua orang pasti memiliki dan pernah menggunakan celana jeans yang berbahan dasar kain Denim.

Di Indonesia, jeans bukanlah sesuatu mode fesyen baru. Para pengguna dan pencinta jeans di Indonesia membentuk sebuah komunitas online dengan alamat situs www.darahkubiru.com. Komunitas ini berdiri sejak tahun 2009 yang diprakarsai oleh Respati Hafidz, atau yang dikenal dengan nama Direz Zander telah membuktikan bahwa Teknologi Informasi sangat berperan penting dalam perkembangan pasar Denim di Indonesia. Situs komunitas pencinta jeans ini berkembang dengan sangat baik di Indonesia. Salah satu faktor nya adalah dengan masuknya Brand Denim Internasional ke Indonesia. Pada tahun 2012, ketika diwawancarai oleh detik.com, jumlah member yang terdaftar dalam www.darahkubiru.com sebanyak 3.000 member. Jumlah ini sangat cepat meningkat, hingga pada akhirnya mencapai 21.000 anggota pada tahun 2015. Peningkatan member www.darahkubiru.com sangat menakjubkan yaitu sebesar 700% dari total member pada 3 tahun sebelumnya. Ini yang membuat kami menganggap bahwa mode fesyen Denim sudah sangat diminati oleh masyarakan Indonesia dan berpotensi untuk di kembangkan.

Member dari www.darakubiru.com mempunyai rentan usia dari 20 hingga 40 tahun. Isi dari forum ini adalah pembahasan seputar informasi jeans serta brand lokal yang cukup menarik. Komunitas ini sangat mendukung perkembangan jeans yang berasal dari lokal dan di tandai dengan mengadakan event “Wall of Fades”. Dengan adanya acara ini, Jeans dengan brand lokal

(11)

memiliki tempat khusus untuk menjual produk-produk jeans mereka. “Wall of Fades” sudah berlangsung sejak tahun 2010 hingga tahun ini. Acara ini selalu diadakan di pusat perbelanjaan yang ramai pengunjung. Beberapa brand lokal yang mengikuti acara tersebut adalah Potmeetspop denim, Oldblue Co., Mischief Denim Division, Elhaus Jeans, Aye Denim, LEA Jeans, dan Peter Says Denim. Tidak sedikit dari Brand lokal yang telah di sebutkan sudah mengekspor produk mereka ke Amerika, Australia, Kanada serta Malaysia. Hal ini menandakan, melalui mode fesyen denim maka Indonesia memiliki potensi menembus pasar penjualan dunia/ Internasional. Masuknya brand lokal Indonesia ke Negara lain juga menjadi pertanda bahwa kita mampu menyampaikan pesan tersirat mengenai Indonesia melalui produk ke berbagai Negara di seluruh dunia.

Namun, sayangnya hanya sedikit dari Brand Lokal tersebut yang bisa bersaing di pasar lokal Indonesia. Dari 7 Brand Lokal yang telah di sebutkan di atas, hanya LEA jeans yang mampu membuka outlet di Mall dan bersaing dengan Brand Internasional lainnya, sedangkan sisanya hanya berhenti di

Distribution Store (Distro) saja. Itu pun melalui identitas negara Amerika yang

terkandung dalam logo dan marketing communication dari LEA jeans, bukan identitas Negara penghasil jeans tersebut, yaitu Indonesia.

(12)

1.1.4 Middle Class Consuming Class yang meningkat

Menurut survei yang dilakukan oleh McKensey & Company (2013), Indonesia mempunyai perkembangan kelas menengah yang cukup pesat. Hal ini ditandai oleh beberapa faktor seperti :

Indonesia menjadi negara di peringkat ke-16 dalam hal pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia.

Indonesia memiliki kontribusi sebesar 33% dalam pertumbuhan GDP kawasan ASEAN.

10 kota besar Indonesia berkontibusi 55% dari rata-rada GDP Indonesia. Tingkat konsumsi middle class di Indonesia terus meningkat, yaitu

sebersar 7.7% pertahunnya.

Prediksi jumlah warga yang termasuk ke dalam golongan Middle Class di Indonesia akan naik menjadi 5 juta warga setiap tahunnya.

Konsumen Middle Class merupakan klasifikasi konsumen yang sedang bertumbuh di Indonesia. Pertumbuhan konsumen middle class di Indonesia di dukung oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi Negara, peningkatan pendapatan, yang menyebabkan meningkatkan daya beli konusmen middle class. Jumalh konsumen middle class pun di prediksi akan semakin bertambah dari tahun ke tahun, sehingga hal ini menjadi peluang untuk menjual komoditi Denim di pasar.

(13)

1.1.5 E-Commerce dan Potensi Pertumbuhan Belanja Online

Pertumbuhan konsumen middle class juga berpengaruh kepada transaksi pembelian melalui online. Menurut Majalah Marketing Edisi ke-08 (2013), transaksi belanja online (e-commerce) se-Asia Pacific akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar 1.3 Sub-Sektor Industri Kreatif

(14)

Data di atas merupakan potensi pasar e-commerce di kawasan Asia Pacific dengan fokus utama kepada jumlah transaksi dari tahun 2013 hingga prediksi di tahun 2017. Me-refer ke gambar 1.1, Matthew Driver (Presiden Master Card) menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu Negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce terbesar se-Asia Pacific.

Gambar 1.4 Market Size E-Commerce di Indonesia

Sumber: International Monetary Fund, eMarketer, eCommerceMILO, DigitalFilipino, Frost & Sulivan, hybris, VECITA, A.t. Kearney Analysis.

(15)

Pada Gambar 1.4, dapat di lihat bahwa Indonesia memiliki sekitar 39 juta pengguna internet pada tahun 2013, namun jumlah pembeli online di Indonesia masih sedikit jika dibandingkan negara lain. Hanya sekitar 12% dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang melakukan pembelian secara online. Singapura memiliki jumlah pembeli online yang lebih sedikit (3,2 juta), namun tidak bisa di bandingkan dnegan Indonesia karena jumlah penduduk Singapura yang sangat sedikit, sehingga persentasi konversi pelaku belanja online dengan penduduk lebih besar dari Indonesia. Walaupun jumlah pembeli online di Indonesia masih sangat sedikit apabila di bandingkan dengan Negara Asia Pacific lainnya, tetapi nilai pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia termasuk yang paling tinggi yakni USD 1,3 miliar (Rp 16,7 tiliun), selain itu jumlah penduduk Indonesia sangat besar yaitu 248 juta jiwa (di tahun 2013). Maka tidak bisa di bayangkan apabila seluruh penduduk di Indonesia sudah terkoneksi dengan Internet dan konversi belanja online dapat di optimalkan, maka bukan tidak mungkin Indonesia menjadi raja e-commerce se-Asia Pacific.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi (2015) mengatakan bahwa “Pasar e-commerce Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai 10 billion USD (untuk perdagangan) dan pertumbuhannya dalam 3-4 tahun ke depan diperkirakan akan mendekati 40%.” Dengan demikian, mengembangkan bisnis ke arah e-commerce menjadi pertimbangan yang perlu di perhatikan. Pertumbuhan e-commerce yang semakin menjanjikan, dan market besar yang masih bisa di eksplorasi lagi membuat bisnis yang lengkap dengan servis

(16)

e-commerce semakin berpotensi untuk memaksimalkan profit, melalui sumber pendapatan multi-kanal (online dan offline).

1.2 Identifikasi Definisi Masalah

Jeans sudah sangat populer di Indonesia. Hampir setiap orang mempunyai celana jeans di dalam lemarinya. Jeans yang dikenal dengan sebagai celana dengan bahan yang tangguh dan kuat sangat populer di kalangan anak muda. Dari hasil survey dengan jumlah responden sebanyak 48 orang yang telah kami sebarkan dalam berbagai forum komunitas Denim, yang sebagian besar berusia 19-25 tahun (72,3%) memilih celana jeans untuk menemani aktivitas mereka. Bahkan bagi beberapa orang, celana jeans sudah menjadi sebuah “teman” yang menemani kegiatan mereka sehari-hari. Menurut survei yang kami lakukan, 76,6% orang menggunakan jeans 5 sampai 6 kali dalam 1 minggu yang sebagian besar berprofesi sebagai mahasiswa.

Menurut Nugroho (2011) seorang sosiolog di Universitas Udayana, mengemukakan adanya pergeseran makna jeans. Saat ini, celana jeans sebagai sebuah

lifestyle di masyarakat global. Akibatnya berbagai brand jeans mulai bermunculan.

Mulai dari brand internasional dengan harga mahal, hingga harga yang sangat murah. Terlebih lagi banyak brand-brand lokal yang bermunculan dengan berbagai konsep, seperti PSD yang mengusung tema musik, Old Blue Co. yang mengusung tema vintage dan sebagainya. Hal ini menunjukkan, bahwa anak muda yang ingin memperlihatkan eksistensinya dengan mencari jeans-jeans yang sesuai dengan karakternya.

(17)

Berdasarkan hasil survey, sebanyak 91.5% dari 48 responden menunjukan para pengguna jeans mempertimbangkan model, ukuran, dan jenis bahan yang digunakan pada jeans menjadi hal yang sangat penting sebelum melakukan pembelian. Agar nyaman untuk di pakai, jeans harus sesuai dengan ukuran penggunanya, namun hanya beberapa brand jeans yang melayani kustomisasi atau penyesuaian celana jeans setelah konsumen melakukan pembelian (after sales service). Seperti pada brand Uniqlo yang memberikan layanan pemotongan jeans yang di beli konsumen jika tidak sesuai dengan tinggi bandanya. Konsumen yang tidak mendapatkan layanan penyesuaian jeans lebih memilih melakukan penyesuaian lewat pihak lain seperti vermak jeans yang beresiko mengurangi kualitas dan merusak jahitan jeans. Hal ini menyebabkan mulai bermunculan tempat-tempat yang menangani kustom jeans, dimana konsumen dapat membuat jeans sesuai dengan ukuran dan keinginan mereka.

Hal ini menjadi peluang yang baik dalam industri fashion khususnya Jeans. Dengan memanfaatkan teknologi internet yang sudah mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia agar dapat mengatasi masalah jarak. Konsumen hanya tinggal mengukur ukuran tubuhnya sendiri di manapun mereka berada dan hasilnya pun akan dikirim ke tempat yang ditunjuk oleh konsumen sesuai jadwal.

(18)

1.3. Tujuan dan Keuntungan

1.3.1 Tujuan Bisnis

Memberikan akses kepada konsumen sehingga dapat memaksimalkan penjualan Denim Lokal yang bisa menjangkau pasar secara luas dengan e-commerce

Menghadirkan sistem pengukuran secara online yang dapat meminimalisir resiko kesalahan ukuran

Memberikan “New Customer Shopping Experience” untuk konsumen Indonesia khususnya pada Industri Kreatif dan sub-industri fesyen yang diwakilkan melalui pasar Denim.

Menciptakan bisnis yang feasible dan profitable 1.3.2 Keuntungan untuk Pelaku Bisnis

Pelaku Bisnis dapat menjangkau pasar secara luas baik domestik maupun internasional melalui e-commerce.

Pelaku Bisnis dapat melakukan proses produksi secara lebih effisien karena semua sistem produksi terkoneksi melalui sistem IT.

Pelaku Bisnis dapat memiliki databased mengenai pembeli Denim yang telah terekam setiap transaksinya.

Pelaku Bisnis dapat mendukung perkembangan sub-industri fesyen melalui “New Customer Shoping Experience”.

(19)

Penggunaan sistem pengukuran secara online yang dapat memeberikan peluang baru terutama dalam bisnis fashion.

1.3.3 Keuntungan untuk Konsumen

Konsumen dapat membuat Denim/ Jeans sesuai dengan cutting, jenis kain Denim yang disukai, serta attribute pada celana Jeans seperti yang di inginkan. (Customization)

Konsumen tidak perlu khawatir adanya kesalahan ukuran saat pemesanan, karena ukuran di submit langsung oleh pembeli. (Risk Reduction)

Konsumen tidak perlu mengunjugi retail store yang berlokasi jauh dari tempat tinggal, cukup melakuan pembelian melalui e-commerce. (Accessibility)

Konsumen akan mendapatkan pengalaman baru dalam melakukan pembelian, “New Shopping Experience”. (Newness)

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian dibatasi dari fesyen Denim/ Celana Jeans hingga tipe pengguna Celana Jeans.

Eksperimen lebih lanjut dilakukan melalui pendekatan Teknologi Informatika (IT) untuk merancang website dan “Online Sizing System”.

Bisnis Model akan membahas mengenai Initial Investemt, Business Workflow,

IT Implementation, Revenue Analysis, dan Future Business Opportunity

(20)

1.5 Ide Bisnis

Konsep awal bisnis ini adalah produk Denim yang memiliki “Core Value”

Personalized. Untuk mnyampaikan Core Value ini, kami menyediakan berbagai

benefit seperti Customization, Accessibility, Risk Avoidance dan Newness untuk

konsumen kami. Dengan denimkian, Value Preposition bisnis kami adalah perusahaan customization produk celana jeans yang di produksi secara lokal dengan kualitas premium sebagai indentitas produk dan dipasarkan melalui online (e-commerce) dan offline yang menekankan kepada Teknologi Informatika (IT) untuk menghasilkan experential value for customers atau new customer shopping

experience pada pembelian produk fesyen.

Denim merupakan mode fesyen yang paling banyak di minati oleh masyarakat Indonesia, ditandai dengan jumlah pengguna Denim yang sangat banyak serta adanya komunitas pencinta denim dan pameran fesyen khusus Denim terbesar se-Asia Tenggara yang diadakan di DKI Jakarta, yaitu “Wall Of Fades”. Populatritas Denim di Indonesia sangat tinggi sehingga pasar Denim lokal menjadi sangat menjanjikan. Namun sayangnya dari sekian banyak produsen Denim lokal, hanya ada 7 produsen yang berhasil menembus pasar global. Tetapi, dari 7 Denim lokal yang berhasil menembus pasar global, sangat sedikit produsen Denim lokal yang mampu bersaing dengan Brand Internasional yang masuk ke Indonesia.

Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki karakteristik pulau-pulau membuat pendistribusian komoditi semakin sulit. Apabila sebuah produsen hanya memiliki outlet pada satu kota saja, maka akan sulit untuk memenuhi

(21)

demand secara menyeluruh di semua wilayah Indonesia. Dengan demikian, perkembangan Teknologi Informasi (IT) akan memberikan solusi mengenai hal ini, melalui pembelian online.

Namun pembelian online tidak sepenuhnya memecahkan masalah. Ada beberapa kendala yang di temui ketika belanja produk fesyen secara online, diantaranya adalah transaksi pembayaran secara online, koneksi jaringan internet, keamanan dan yang paling penting adalah kesalahan ukuran pada barang yang dipesan. Kesalahan ukuran merupakan resiko paling dasar ketika melakukan belanja produk fesyen secara online. Untuk mengisi GAP yang di timbulkan dari Denim/ celana jeans lokal yang mendunia, pendistribusian ke seluruh wilayah Indonesia, aktiftas belanja online dan ketepatan ukuran celana jeans, kami muncul dengan konsep bisnis Denim/ celan jeans dengan value added servis “Online Sizing System” yang bisa di akses melalui website resmi produk Denim kami.

Personalized adalah “Core Value” yang dipertahankan pada bisnis kami. Melalui servis “Online Sizing System”, hal ini dapat menjadi solusi dimana kami mampu membuat Denim/ Jeans dengan berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan konsumen. E-Commerce juga menjadi platform kami dalam menjual produk ini (selain retail), dimana hal ini dapat membuat kami mampu menjangkau pasar Denim Indonesia secara menyeluruh. Pertumbuhan e-commerce yang di prediksi semakin meningkat serta teknologi yang terus berkembang membuat kami yakin bahwa bisnis ini akan menghasilkan profit yang menguntungkan. Basis teknologi pun membuat kami bisa melakukan inovasi secara terus menerus, setelah bisnis ini di luncurkan.

(22)

Pada bisnis ini, kami menggunakan nama Modjo sebagai brand. Nama Modjo berasal dari kata “Majapahit” yang menurut sejarah sebagai awal muanya sejarah batik. Modjo menggunakan jeans sebagai produk awal karena jeans adalah salah satu jenis fashion yang sangat populer di Indonesia. Modjo Denim juga merupakan e-commerce di bidang produk fesyen jeans, sehingga konsumen bisa meng-akses www.modenim.com (yaitu singkatan dari Modjo Denim), maka konsumen di seluruh Indonesia dapat membeli produk kami dan mendapatkan manfaat dari “Online Sizing System” yang kami kembangkan.

1.6 Sistematika Penulisan

Bisnis Model ini akan disusun kedalam 5 kerangka pembahasan yang diantaranya tersusun dari Bab 1 hingga Bab 5. Masing-masing Bab memiliki pembahasan tersendiri yang bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai bagaimana bisnis Modjo Denim di jalankan. Dengan demikian, kami berharap pembaca mampu mengentahui bagamana kami ingin menjalankan bisnis ini, serta bagaimana projeksi bisnis ini di masa depan, sesuai dengan apa yang telah kami rencanakan. Susunan Bab dalam bisnis model ini adalah:

Bab 1 : Latar Belakang

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang ada dalam industri fesyen di Indonesia khususnya Denim, serta perkembangan mode fesyen Denim yang berkaitan dengan SDM, SDM dan IT. Dalan bab ini juga di bahas secara singkat mengenai ide bisnsi Modjo Denim.

(23)

Bab 2 : Value Proposition

Bab ini berisi tentang teori fesyen serta teori inovasi sebagai landasan perancangan model bisnis ini.

Bab 3 : Bisnis Model Desain

Dalam Bab ini di jelaskan mengenai Busines Model Canvas serta detil penjelasan pada setiap “9 Building Blocks”.

Bab 4 : Business Plan (Rencana Bisnis)

Bab ini akan membahas secara detil mengenai rencana bisnis untuk proyek Modjo Denim. Pembahasan akan di mulai dari penyempurnaan ide, pembuatan hingga produk di sampaikan kepada konsumen.

Bab 5 : Kesimpulan dan Rekomendasi

Pada bab terakhir ini, kami akan memberikan kesimpulan mengenai proyek Modjo Denim, serta informasi tambahan melalui rekomendasi terhadap rencana di masa depan untuk pengembangan bisnis kami.

Gambar

Gambar 1.1 Presentase Perekonomian Indonesia  Sumber: http://www.tempokini.com/2014/11/5078/
Gambar 1.2 Sub-Sektor Industri Kreatif
Gambar 1.4 Market Size E-Commerce di Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Pendirian Dharma Wanita disusul oleh pendirian PKK (Pembina Kesejahteraan Keluarga), organisasi lain yang disponsori oleh pemerintah yang, tidak seperti Dharma Wanita yang

Dalam tabel 13 berikut dapat dilihat kepada siapa (anak laki-laki atau anak perempuan) orang tua pertama-tama meminta bantuan bila mereka

Runggun Gereja ras kerina ngawan ni perpulungen ngataken Selamat Ulang Tahun man anggota perpulungen si berulang tahun ketubuhen ras ulang tahun perjabun ibas tanggal 11

Analisis regresi merupakan salah satu teknik analisis data dalam statistika yang seringkali digunakan untuk mengkaji hubungan antara beberapa variabel dan meramal suatu

Jenis energi sistem berubah menjadi energi bentuk lain dapat sekaligus beberapa jenis energi; sebagai sistem berubah menjadi energi bentuk lain dapat sekaligus beberapa jenis

from hich master data can information default into a purchase order  (dari mana master data dapat informasi standar menjadi pesanan pembelian choose the correct anser .. you

digambarkan sebagai sisa pengurangan nilai- nilai penerimaan usahatani dengan biaya yang dikeluarkan, yang mana penerimaan adalah hasil perkalian dari jumlah total

a. Hal ini disebabkan bahwa metode ini adalah salah satu metode yang sangat bagus dan paling sederhana, serta merupakan metode yang paling baik untuk permulaan bagi para