• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. Oleh: Agustinus Uropka NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR. Oleh: Agustinus Uropka NIM :"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI ANAK TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM

MEMOTIVASI ANAK BELAJAR DAN DALAM MENYEDIAKAN

FASILITAS BELAJAR DI RUMAH

Studi Kasus: Siswa Kelas XI SMA Gama Yogyakarta

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Agustinus Uropka NIM : 091324002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

(2)

i

PERSEPSI ANAK TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK BELAJAR DAN DALAM MENYEDIAKAN

FASILITAS BELAJAR DI RUMAH

Studi Kasus: Siswa Kelas XI SMA Gama Yogyakarta

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Agustinus Uropka NIM : 091324002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

TUGAS AKHIR INI DIPERSEMBAHAN BUAT:

Ayah dan Ibu ku tercinta di Sabin Bapak Theodorus Sitokdana

Bunda Maria dan Tuhan Yesus Yang selalu mendampingi setiap langkah

Elisabeth Yulianti Uropka

Keluarga besar Kalaka dan Uropka Tobias, Barnabas, Yonas, Yosep, Annanias,Yosepina, Martina, Isak Kalka, Pius Singpanki Keluarga besar Uropka-Kalaka

Pemerintah Kabupaten Pegunugan Bintang-Papua yang telah mendorong saya secara materi maupun moril dan juga memberikan sumbangsih, kesempatan yang pemerintah berikan kepada saya untuk menyelesaikan studi jenjang pendidikan S1.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma

(6)
(7)
(8)

vi

ABSTRAK

PERSEPSI ANAK TERHADAP PERAN ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI ANAK BELAJAR DAN DALAM MENYEDIAKAN

FASILITAS BELAJAR DI RUMAH

Studi Kasus: Siswa Kelas XI SMA Gama Yogyakarta Agustinus Uropka

Universitas Sanata Dharma 2016

Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana persepsi anak terhadap peran orang tua dalam memotivasi anak belajar dan dalam menyediakan fasilitas belajar anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas XI SMA Gama Yogyakarta, dengan subyek 30 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan pedoman kuesioner. Teknik analisis data menggunakan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) 80% siswa mempersepsikan bahwa orang tua telah berperan aktif memotivasi anak belajar, dan (2) 80% siswa mempersepsikan bahwa orang tua telah menyediakan fasilitas belajar untuk mendukung anak belajar di rumah.

(9)

vii

ABSTRACT

STUDEND PERCEPTION ON THE ROLE OF PARENTS IN MOTIVATING CHILDREN TO LEARN AND PROVIDING LEARNING

FACILITIES AT HOME

Case Study: The Grade Students of Gama Senior High School inYogyakarta

Agustinus Uropka Sanata Dharma University

2016

This study aims to find out how student perception on the role of parents in motivating children to learn and providing learning facilities at home. This research is descriptive quantitative. This research was conducted in Grade of Gama Senior High School Yogyakarta. The respondents were 30 students. The data collection method was questionnaire. The data were analyzed using percentages.

The results showed that: (1) 80% of students perceived that their parents have an active role to motivate children to learn, and (2) 80% of students perceived that parents have provided learning facilities to support student learning at home.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas akhir dengan judul “Persepsi Anak Terhadap Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Belajar dan Dalam Menyediakan Fasilitas Belajar di Rumah. Studi Kasus: Siswa Kelas XI SMA Gama Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Makalah tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama ini proses penyusunan makalah tugas akhir ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti, M.Si., M.Ed., selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan yang sangat bermanfaat sehingga makalah tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

(11)

ix

4. Bapak Dr.Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan segala dukungan dan masukan.

5. Seluruh Dosen dan segenap staf Program Studi Pendidikan Ekonomi atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan.

6. Bapak FX. Ouda Teda Ena, M.Pd., Ed.D. Selaku Wakil Rektor IV dan seluru staf Wakil Rektor IV Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang menangani bantuan kepada saya berupa biaya kuliah, maupun biaya hidup selama masih menjadi mahasiswa aktif kuliah.

7. Ibu Dra. Sun Lestari, selaku Kepalah Sekolah SMA Gama Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan kerja samanya.

8. Pemerintah Daerah Kabupaten Pegunungan Bintang yang membantu saya berupa biaya kuliah maupun biaya hidup selama masih menjadi mahasiswa aktif kuliah.

9. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed; Ph.D selaku wakil Rektor I yang mendorong, memotivasi dalam kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10. Bapak Ibu Guru serta karyawan SAM Gama Yogyakarta yang ramah dan bersediah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.

11. Bapak Petrus Uropka, selaku orang tua saya yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat kepada penulis. Dengan kesabaran Bapak Tercinta memberikan motivasi, saran, dan dukungan lainnya yang berguna untuk menyelesaikan pendidikan.

(12)

x

12. Ibu Almarum Elena Kalaka tercinta, selaku orang tua saya yang telah terpanggil oleh yang Maha Esa di surga.

13. Saudara-saudaraku keluarga besar Uropka-Kalaka: Tobias, Barnabas, Yonas, Yosepina, Yosep, Antonia, Martina, Novilus, Isak, Pius dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan, yang selalu memberikan bantuan dan dukungan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas akhir ini.

14. Teman- teman Mahasiswa KOMAPO: Melkior. N.N. Sitokdana, Piteng Uopdana, Salmon Wasini, Zakeus Isak Kalaka, Martinus A. Kalakmabin, Maksimus Asiki, Andir Meku, Anglipky D. Tepmul, Noveminus Singpanki, Romeo Uropdana, Paskalis Kasipmabin, Alpret Onong, Eta Uropka, Eling Urwan dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan, yang selalu memberikan bantuan dan dukungan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas akhir ini.

15. Teman-temanku Seluruh Anggota KOMAPO Komunitas Pelajar dan Mahasiswa Aplim Apom KOMAPO Se-Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi Papua. Yang selalu mendoakan dan memberikan semangat sehinga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas akhir ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah memberikan bantuan, dan dukungannya. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

(13)

xi

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah tugas akhir ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan semoga makalah tugas akhir ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan wacana bagi semua pihak yang membutukan.

“ Tuhan Memberkati’

Yogyakarta, 20 Juli 2016

Penulis

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAM JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumus Masalah... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Peran Bimbingan Orang Tua ... 5

1. Pengertian Peran Orang Tua ... 5

2. Fungsi Bimbingan dan Tujuan Bimbingan Orang Tua Bagi Anak ... 6

3. Pengertian Orang Tua ... 8

4. Peran Orang Tua ... 10

5. Hal-Hal yang Perlu diperhatikan Orang Tua dalam Membimbing Anak ... 15

(15)

xiii

7. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak ... 21

B. Motivasi Belajar ... 22

1. Pengertian Belajar ... 22

2. Pengertian Motivasi Belajar ... 26

3. Jenis-jenis Motivasi ... 28

4. Macam-macam Motivasi ... 33

5. Fungsi Motivasi ... 35

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 37

7. Motivasi Dalam Belajar ... 43

8. Indikator Motivasi Belajar ... 44

9. Peran Motivasi Dalam Belajar ... 46

C. Fasilitas Belajar ... 49

D. Kerangka Berpikir ... 54

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 57

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 59

1. Tempat Penelitian ... 59

2. Waktu Penelitian ... 59

C. Populasi dan Sampel ... 59

1. Populasi... 59

2. Sampel ... 60

D. Teknik Pengumpulan Data... 60

E. Teknik Pengelolaan Data ... 61

F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 62

G. Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Gama Yogyakarta ... 66

B. Tujuan Pendidikan, Visi dan Misi SMA Gama Yogyakarta ... 69

1. Tujuan Pendidikan SMA GAMA Yogyakarta`... 69

(16)

xiv

3. Misi Pendidikan SMA GAMA Yogyakarta ... 72

C. Sistem Pendidikan SMA Gama Yogyakarta ... 72

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Gama Yogyakarta ... 73

E. Organisasi Sekolah ... 76

F. Sumber Daya Manusia SMA Gama Yogyakarta ... 79

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Gama Yogyakarta ... 79

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Kondisi serta Lingkungan Sekolah SMA Gama Yogyakarta ... 79

I. Proses Belajar Mengajar SMA Gama Yogyakarta ... 82

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 83

K. Komite Sekolah ... 87

L. Hubungan Kerja sama SMA Gama dan Instansi Lain ... 88

M. Usaha-Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan SMA Gama Yogyakarta ... 89

BAB V ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN A. Karastristik Responden ... 90

B. Deskripsi Data... 91

C. Pembahasan ... 94

1. Peran orang tua dalam memotivasi anak ... 94

2. Peran orang tua mendukung fasilitas belajar anak... 95

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 96 B. Saran ... 97 C. Keterbatasan Penelitian... 99 DAFTAR PUSTAKA ... 100 LAMPIRA

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi, Instrumen Kuesioner peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa di SMA GAMA

Yogyakarta ... 62 Tabel 2. Kelasifikasi Nilai Rentang Interval ... 65 Tabel 3. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X ... 74 Tabel 4. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII

Program IPA ... 75 Tabel 5. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII

Program IPS ... 76 Tabel 6. Jumlah Siswa berdasarkan Kelas ... 79 Tabel 7. Ada pun ruang-ruang lain yang ada di SMA GAMA,

antara lain ... 81 Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 91 Tabel 9. Bagimana Peran Orang tua dalam Memotivasi Anak

belajar ... 92 Tabel 10. Bagimana Peran Orang Tua dalam mendukung

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Dokumentasi Kondisi Fisik Sekolah dan Siswa

SMA Gama Yogyakarta ... 74 Gambar 2. Dokumentasi Gedung sekolah SMA Gama

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 101 Lampiran 2. Nilai Peresepsi anaknya Terhadap Peran Orang Tua Dalam

Memotivasi Belajar menurut peresepsi anak ... 102 Lampiran 3. Nama siswa SMA Gama Yogyakarta ... 103 Lampiran 4. Surat Ijin penelitian ... 104

(20)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses mendidik dan menuntun anak didik untuk mencapai tujuan tertentu dalam wujud perubahan-perubahan positif dalam diri anak. Perubahan yang dimaksud merupakan bagian proses pendewasaan yang berlangsung secara terus menerus, yang pada akhirnya berwujud kedewasaan pada anak. Menurut Akbar (2008: 23), dalam mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan (formal) mempunyai misi dan tugas yang cukup berat. Selanjutnya dikatakan bahwa sekolah berperan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam arti menumbuhkan, memotivasi dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang mencakup etika, logika, estetika, dan praktika, sehingga tercipta manusia yang utuh dan berakar pada budaya.

Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh Pemerintah dalam bentuk undang-undang. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Selain itu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

(21)

2

Selain itu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi secara bertanggung jawab. Dari latar belakang di atas, maka studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan utama untuk menghimpun berbagai masalah yang dialami oleh siswa pada saat belajar di rumah maupun di sekolah. Dari masalah-masalah yang diperolah saat wawancara pada siswa, penulis menemukan permasalahan yang dialami siswa. Namun hasil belajar siswa kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Studi pendahuluan tersebut dilakukan pada 6 siswa kelas XI di SMA Gama Yogyakarta. Setelah diadakan wawancara kepada beberapa siswa peneliti menemukan permasalahan yang dialami oleh siswa yaitu 50% siswa menyatakan kurangnya pendampingan orang tua pada saat siswa sedang mengerjakan PR di rumah, 10% siswa tidak memperoleh motivasi dari orang tua, 30% siswa kurang mendapatkan pengawasan dari orang tua pada saat belajar di rumah, 10% siswa kurang mendapatkan fasilitas belajar di rumah. Berdasarkan data yang didapat di atas, maka diduga peran orang tua dalam memotivasi siswa masih menjadi hal yang sulit dilakukan oleh orang tua.

(22)

3

Karena sebagian orang tua memiliki kesibukannya masing-masing, maka orang tua merasa tidak ada waktu untuk menemani anaknya ketika belajar, kurang adanya perhatian dari orang tua dalam membimbing belajar anak, tidak ada disiplin yang diajarkan orang tua kepada anak, dan kurangnya dukungan yang diberikan orang tua pada anak ketika sedang belajar. Hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas maka penulis bermaksud melakukan penelitian terhadap masalah tersebut yang kemudian diberi judul “Persepsi Anak terhadap Peran Orang Tua dalam Memotivasi Anak Belajar dan dalam Menyediakan Fasilitas Belajar di Rumah. Studi Kasus: Siswa Kelas XI SMA Gama Yogyakarta.”

B. Rumusan Masalah

Beberapa rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana persepsi anak terhadap peran orang tua dalam memotivasi anak belajar di rumah?

2. Bagaimana persepsi anak terhadap peran orang tua dalam menyediakan fasilitas belajar di rumah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui persepsi anak terhadap peran orang tua dalam memotivasi anak pada saat belajar di rumah

2. Mengetahui persepsi anak terhadap peran orang tua dalam menyediakan fasilitas belajar bagi anak di rumah

(23)

4 D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi orang tua

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua tentang peran orang tua dalam memotivasi anak.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya menyediakan fasilitas belajaranak. 2. Bagi Guru

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru untuk mendorong orang tua dalam memotivasi belajar anak dan menyediakan fasilitas belajar di Rumah.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi Belajar adalah suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang diwujudkan dalam tindakan atau sikap untuk melakukan kegiatan belajar agar mencapai tujuan yang diharapkan Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan cita-cita peserta didik, ketekunan belajar, senang mengerjakan soal-soal, dan kepuasan dalam belajar.

2. Fasilitas belajar adalah segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk membantu dan mempermudah penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

(24)

5 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Peran Bimbingan Orang Tua

1. Pengertian Peran Bimbingan Orang Tua

Bimbingan merupakan sesuatu yang harus diberikan oleh orang tua (keluarga), karena dari mereka yang mendapatkan pengalaman untuk menjalani kehidupannya kedepan. Bimbingan secara umum dapat diartikan sebagai bantuan. Bimbingan adalah terjemahan dari bahasa Inggris yaitu guidance. Kata guidance berasal dari kata kerja to guidance artinya menunjukkan, membimbing, menuntut kejalan yang benar. Jadi dapat disimpulkan bahwa guidance adalah memberikan petunjuk pada orang lain yang membutuhkan untuk menjadikannya lebih baik.

Bimbingan adalah salah suatu proses pemberian bantuayang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dari perwujudan diri, dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya. Dengan demikian yang dimaksud bimbingan orang tua adalah suatu bantuan yang diberikan ayah atau ibu terhadap anak, agar anak dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan kemepuan dan potensi yang dimilikinya, sehingga dapat berkembang sesuai dengan harapan.

(25)

6

Menurut Prayitno (2007:62), memberikan pengertian bimbingan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang berbagai sia yang ditangano oleh orang-orang yang ahli dan diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi, maupun bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Bimbingan ini banyak macam tergantu pada beberapa hal antara lain. pertama atas dasar insentitasnya, bimbingan ada yang intensif dan tidak intensif. Intensif ialah melibatkan kesadaran yang menyertai suatu aktifitas atau pengalaman bathin. Dalam hal ini, bila ada dua aktivitas tidak mungkin keduanya dilakukan secara intensif secara bersamaan. Kedua atas timbulnya, ada bimbingan spontanatau tidak sengaja, timbul begitu saja, tanpa usaha dan perhatian sekehendak atau disengaja. Ketiga atas dasar luasnya objek yang dikenai bimbingan. Bimbingan berdasarkan pasal 27 peraturan pemerintah nomor 29/90 bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.

2. Fungsi Bimbingan dan Tujuan Bimbingan Orang Tua Bagi Anak

Sasaran dari bimbingan adalah mengembangkan potensi yang ada pada setiap individu secara optimal, dengan harapan agar ia menjadi orang yang berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan. Dengan demikian, pada masyarakat pada umumnya.

(26)

7

Jadi tujuannya adalah supaya yang dibimbing itu mampu menjadi dirinya berguna baik bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakat pada umumnya. Menurut Prayitno (2007:82), ada tiga fungsi bimbingan Orang tua, yaitu :

1) Pemahaman

Salah satu sebab mengapa anak mengalami kesulitan atau terlambat perkembangannya, kurang pemahaman tentang dirinya. Bukan hanya anak, orang dewasapun tidak cukup pemahaman tentang dirinya. Orang dewasa sering kali, menghadapi berbagai kesulitan dan hambatan karena kurang pemahaman diri. Sebelum anak mempunyai pemahaman dirinya terlebih dahulu, guru dan orang tua hendaknya mempunyai pemahaman tentang anak.

2) Pencegahan.

Anak dalam hal perkembangan mempunyai dorongan yang mengarahkan untuk bergerak atau berbuat. Dorongan-dorongan itu bersumber dari faktor yang ada dalam diri anak dan factor yang ada di luar diri anak yaitu:

1) Faktor yang ada dalam diri anak antara lain : a) Kecerdasan

b) Bakat khusus

(27)

8

2) Faktor yang ada di luar diri anak antara lain : a) Keluarga

b) Sekolah

c) Masyarakat sekitar dan sebagainya

Dari semua faktor tersebut bisa mengarahkan kepada perbuatan yang positif membangun (konstruktif). Sehingga disini bimbingan mempunyai fungsi pencegahan atau preventif terhadap dorongan-dorongan yang mengarah kepada perbuatan yang negatif. Serta, mendorong dan mengarahkan pada perbuatan yang destruktif ke arah konstruktif, dengan menyalurkan bakat, sifat, kegiatan-kegiatan olah raga, kesenian dan sebagainya.

3) Pengembangan

Pengembangan ini berupa pemeliharaan dan peningkatan. Sebab fungsi pencegahan sangat erat hubungannya dengan pengembangan. Baik dorongan konstruktif maupun dorongan destruktif yang mudah tersalurkan perlu mendapatkan peningkatan. Pengembangan ini berupa pemeliharaan dan peningkatan, pengembangan di sini bukan hanya pengembangan hobby namun juga pengembangan semua aspek di dalam diri anak, dalam perkembangan baik di rumah.

3. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.

(28)

9

Orang tua memiliki tanggungjawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluaga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari orang tua adalah “ayah dan ibu kandung atau orang yang dianggap tua atau dituakan (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya) atau orang yang dihormati. Sedangkan keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat. Orang tua adalah seorang yang melahirkan kita serta bertugas membimbing anaknya untuk menjalani kehidupan terutama pendidik.

Orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan terpenting terutama dalam hal pendidikan. Sehingga baik buruknya prestasi anak ditentukan oleh bimbingan orang tua. Dengan prestasi tersebut maka dapat mengangkat Nama baik orang tua yang telah menyayangi serta membimbingnya. Dalam dunia pendidikan, peranan orang tua sangatlah dibutuhkan sebagai penunjang prestasi akademik anak di sekolah. Seperti diketahui banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi akademik seseorang anak. Dengan demikian salah satu masalah adalah dukungan oarang tua, yaitu suatu bentuk perlakuan orang tua dalam memberikan perhatian serta bantuan dalam masalah-masalah dibidang pendidikan guna mencapai prestasi akademik yang dihadapi anaknya.

(29)

10

Menurut Zikri (2008:03), mengemukakan bahwa orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, merupakan hasil dari sebuah perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memilki tanggungjawab untuk mendidik mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang mengantarkan anak untuk siap dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan baagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

4. Peran Orang Tua

Orang tua adalah pendidikan utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anak, disebut pendidikan utama karena besar sekali pengaruhnya. Disebut-sebut pendidikan pertama karena merekalah yang pertama yang mendidik anaknya. Di sekolah, pesantren, dan guru agama yang diundang adalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar membantu orang tua. Pendidikan berawal dari rumah, dimana seorang anak tumbuh dari didikan orang tuanya. Di dalam rumah yang ditambakan setiap anak adalah rumah layakyaitu suasana yang penuh kasih sayang sehingga memberikan rasa aman kepada anak untuk bertumbuh kembang. Sebagai tugas dan kewajiban orang tua adalah untuk membahagiakan anak di dunia sampai akhirat. Menurut Purwanto (2004:102), tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak ialah merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.

(30)

11

Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Ada banyak untuk memberikanpendidikan kepada anak baik formal maupun non formal. Adapun pendidikan formal tidak sebatas dengan memberikan pengetahuan dan keahlian kepada anak-anak mereka di sekolah. Selain itu pendidikan non formal menanamkan tata nilai yang serba luhur atau ahlak mulia, norma-norma, cita-cita, tingkah laku dan aspirasi dengan bimbingan orang tua di rumah. Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan formal memerlukan banyak hal yang mendukung yaitu antara lain kepentingan dan kualitas yang baik dari kepala sekolah dan guru, peran aktif kepala Dinas pendidikan atau pengawas sekolah, peran aktif orangtua dan peran aktif masyarakat sekitar sekolah. Pendidikan anak dimulai dari pendidikan orang tua di rumah dan orang tua yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap masa depan anak-anak mereka.

Dengan demikian sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses tersebut. Sehingga peran aktif dari orang tua sangat diperlukan bagi keberhasilan anak-anak di sekolah. Agar proses bimbingan dapat berjalan dengan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh orang tua maka bimbingan tidak terlepas dari peranaan kedua orang tua yaitu peranaan ibu dan peranaan ayah dalam memotivasi anaknya. Ada beberapa peranayah dan ibu dalam membimbing anak.

(31)

12

a. Peran Ibu

Pada kebanyakan keluarga yang memegang peranaan yang terpenting terhadap anak adalah ibunya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang selalu disampingnya, ibulah yang memberikan makan dan minum, memelihara, dan selalu bercampurgaul dengan anak-anak lain. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih kepada ibunya dari pada anggota keluarga lainnya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan samasekali. Maka dari itu, seorang ibu hendaklah yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya. Menurut Purwanto (2004:102), sesuai dengan funsi serta tanggung jawabsebagai anggota keluarga dapat disimpulkan bahwa peran ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai beriku:

1) Sumber dan pemberi rasa kasih saying 2) Pengasuh dan pemelihara

3) Tempat mencurakan isi hati

4) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga 5) Pembimbing hubungan pribadi

6) Pendidik dalam segi-segi emosional b. Peran ayah

Disamping ibu, seorang ayah pun memegang peranaan yang penting pula, anak memandang ayah sebagai orang yang tertinggi gengsinya.

(32)

13

Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaan sehari-hari sungguh besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar. Meskipun demikian, dibeberapa keluarga masih dapat kita lihat kesalahan-kesalahan pendidikan yang diakibatkan oleh tindakan bseorang ayah, karena sibuk bekerja mencari nafkah, ayah tidak ada waktu untuk bergaul mendekati anak-anaknya. Segala kekurangan dan kesalahan terdapat didalam rumah tangga mengenai pendidikan anak-anaknya dibebankan kepada istrinya untuk menyalankan semuatugas dan tanggung jawab pendidikan anak-anaknya. Tanpa bermaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu di dalam keluarga ditinjau dari fungsi dan tugasnya. Sedangkan ayah dapat dikemukakan di sini bahwa peran ayah dalam pendidikan akan-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai berikut:

1) Sumber kekuasaan di dalam keluarga

2) Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar 3) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga

4) Pelindung terhadap ancaman dari luar

5) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan 6) Pendidikan dalam segi-segi rasional

Perlakukan yang diberikan oleh orang tua terhadap anak sangat besar pengarunya terhadap mereka karena itu ajaran agama pun memberikan tuntutan yang baik kepada para pendidik khususnya orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam mendidik anak. Adapun tuntutan dalam hal ini yang terpenting diantaranya adalah:

(33)

14

1) Kasih sayang 2) Lemah lembut

3) Memberikan kemerdekaan 4) Memberikan Penghargaan

5) Mendidik sesuai dengan perkembangannya 6) Mengarahkan kemasa depan

7) Berbicara kepada mereka dengan benar, baik lemah lembut mudah dimengerti

8) Disiplin

Anak yang sudah berumur enam tahun diangap sudah matang untuk belajar disekolah, maka orang tua diharapkan mampu untuk menyiapkan anak-anaknya agar siap untuk bersekolah dengan menerapkan tuntutan mendidik yang di antaranya telah disebut diatas sehinga anak telah matang dan memenuhi syarat untuk masuk sekolah. Diantaranya syarat-syarat untuk masuk sekolah adalah:

1) Anak sudah mulai matang untuk belajar menulis 2) Matang untuk mulai belajar membaca

3) Matang untuk mulai belajar berhitung

Ada beberapa hal dalam meningkatkan peran orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka. Pertama, dengan mengontrol waktu belajar anak. Anak-anak diajarkan untuk belajar secara rutin, tidak hanya belajar saat mendapat pekerjaan rumah dari sekolah yang menghadapi ulangan.

(34)

15

Setiap hari anak-anak di ajarkan untuk mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru pada hari itu, dan diberi pengertian kapan anak-anak mempunyai waktu untuk bermain. Kedua, memantau perkembangan kemampuan akademik anak. Orang tua diminta untuk memeriksa nilai-nilai ulangan dan tugas anak mereka. Ketiga, memantau perkembangan kepribadian yang mencakup sikap, moral dan tingkah laku anak-anak. Hal ini dapat dilakukan orang tua dengan berkomunikasi dengan wali kelas untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. Keempat, memantau efektifitas jam belajar di sekolah. Orang tua dapat menanyakan aktifitas yang dilakukan anak mereka selama berada di sekolah. Dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru mereka. Kebanyakan siswa tingkat SMP dan SMA tidak melaporkan adanyakelas-kelas kosong dimana guru mereka berhalangan hadir.Sehingga belajar yang ideal di sekolah tidak menjadi efektif, selain itu semua hal tersebut di atas ada beberapa hal lain perlu diperhatikan yaitu membantu anak mengenali dirinya (kekuatan dan kelemahannya).

5. Hal-Hal yang Perlu diPerhatikan Orang Tua dalam Membimbing Anak

Orangtua harus menjadari bahawa anak selalu membutuhkan peratian dan bimbingan orang tuanya, oleh karena itu orang tua juga harus mengerti betul cirri-ciri pertumbuhan yang dilalui oleh anak. Maka hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anak.

(35)

16

Menurut purwanto (2000:82), ada hal penting dalam membimbing anak antara lain:

a) Pendidikan Disiplin Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu.

Di dalam keluarga pendidikan disiplin dapat di artikan sebagai metode bimbingan orang tua agar anaknya mematui bimbingan tersebut. Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. Mendidik anak tidak boleh sembarangan karena berdampak pada kepribadian dan pola pikir anak. Ada 5 hal yang perlu diperharikan dalam mendidik anak yaitu:

1) Dapat menjadi teladan, orang tua dapat memberikan contoh teladan yang baik kepada anak-anaknya, jangan diharapkan agar dapat membimbing putra putrinya kearah kebaikan yang diinginkannya, semua perbuatan orang tua pasti ditiru oleh anak-anaknya.

2) Pembentukan tingkah laku pembiasaan sejak anak masih kecil, membiasakan sesuatu amal dan tingkah laku perbuatan itulah yang menjadi perhatian para pendidik termasuk orang tua.

3) Wibawa orang tua, orang tua yang tidak mempunyai kewibawaan dihapadan anak-anaknya, nasehatnya tidak anak didengarkan, kata-katanya yang tidak didengarkan, dan perintahnya tidak dikerjakan. Bilamana seorang ibu tidak

(36)

17

memiliki wibawa lagi terhadap sang anak, maka kemungkinan besar nasehatnya diabaikan. Dengan demikian sangat besat pengaruh wibawa orang tua dihadapan anaknya.

4) Bijaksana dan pandai mendidik, mendidik adalah suatu seni juga, sehingga perlu adanya sifatb kebijaksanaan didalamnya.

Dalam mendidik dan membimbing janganlah orang tua bersifat kaku dan keras kepala meskipun berprinsip.Banyak metode atau yang dapat ditempuh untuk mendidik anak agar menjadi baik. Tidak pilih kasih, sikap orang tua yang jelas berat sebelah karena mengakibatkan perasaan sedih dan dendam atau mengundang permusuhan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Sehingga antara sesama saudara mungkin cekcok dan tidak rukun, sebagai orang tua hendaknya selalu berusaha berbuat adil, sesuai dengan kebutuhan anakmasing-masing.

b) Menerima anak ada apanya

Untuk mempersiapkan anak menjadi pelajar yang baik orang tua harus menerima anak mereka. Anak yang tidak diterima oleh orang tua tidak dapat bimbingan menjadi seorang dewasa yang bahagia. Namun diterima bukan sembarangan penerimaan, anak perlu diterima ada apanya. Entah pandai, entah biasa, entah lemah, terbuka atau tertutup, anak lasak, atau pendiam, alim atau nakal, dan anak itu pun diterima kemudian dibentuk menjadi manusia dewasa. Kenyataan dan tujuan ini yang menentukan dengan bentuk bimbingan anak, menghadapi pengajaran dan pendidikan di sekolah.

(37)

18

Kemudian anak dibantu kalau bisa ibu sendiri, supaya anak tetap merasa keras disekolah. Jangan menuntut yang tidak-tidak tapi orang tua harus memberikan semangat kepada mereka. Dan anak yang pandai tidak lebih dipuji dan dihargai dari pada adiknya atau kakanya yang tidak begitu pandai. Bimbingan juga atas dasar kepercayaan pada anak bukan atas kemauan orang tua agar naka tersebut bias mengikuti bimbingan belajar dari orang tua dengan baik. Bimbingan orang tua harus sesuaikan dengan keadaan dan kemampuan pada anak, agar anak tersebut bisa mengikuti dengan baik untuk mencapai tujuan yang ingin di pikirkan oleh orang tua. c) Pendidikan Jasmani dan Akal

Orang tuaharus memperhatikan perkembangan jasmani anaknya. yang dilakukan orang tua adalah menanamkan dan membiasakan hidup sehat. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan contoh hidup sehat kepada anaknya, dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergisi dan berkalori cukup, keteraturan makanan, minuman dan istirahat yang cukup. Keteraturan jadwal tidur dan bangun harus ditegakkan dan dibiasakan serta dicontohkan oleh orang tua. Dapat dilakukan dengan antara lain berdiskusi kecil-kecilan, menyelesaikan masalah dirumah bersama anggota keluargga dengan menggunakan analisis akal. Membantu anak mengerjakan pekerjaan rumah yang biasanya merupakan tugas dari sekolah adalah salah satu membantu atau membimbing pendidikan akal anak-anak kita.

(38)

19

Pekerjaan rumah (PR) anak-anak SD biasanya masih di pahami oleh orang tuamembimbing anaknya dirumah. Memenuhi peralatan sekolah anaknya jelas merupakan mendidik anak dirumah terutama pendidikan akal. Yang terpenting dalam pendidikan akal ialah mendisiplinkan anak kita agar selalu mengerjakan pekerjaan rumah secara sungguh-sungguh. Orang tua juga harus menanamkan pada anaknya betapa pentingnya orang yang memiliki akal cerdas serta pandai, pujilah mereka tak kala berprestasi, sabarkan mereka takkala gagal mencapai prestasi yang layak. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa orang tua perlu menghargai pribadi seorang anak. Anakpun memiliki hak-hak asasi dalam keluarga, disekolah dan di masyarakat. Peranaan orang tua dalam membimbing adalah sebagai pendidik utama, termasuk membimbing anak menghadapi dunia persekolahan.

6. Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Tugas penting orang tua sangat terdukung jika mampu menciptakan suasana rumah menjadi tempat tinggal sekaligus sebagai basis pendidikan. Tugas orang tua memang berat, tapi ada bannya untuk memberikan motivasi dalam segi pendidikan merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari mereka anak-anak-anak-anak mula-mula menerima. Pendidikan dalam rumah tangga secara umum tidak berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situsi atau iklim pendidikan.

(39)

20

Pengaruh ayah terhadap anak juga sangat besar, di mata anakayah seorang yang terpandai di antara orang-orang yang dikenalnya. Cara ayah melakukan pekerjaan sehari-hari berpengaruh kepada kerja anaknya. Peranan orang tua selaku pendidik dalam keluarga adalah pangkal ketentraman dan kedamaian hidup, bahkan dalam perspektif agama Kristen juga keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan sampai pada lingkungan yang lebih besar dalam arti masyarakat secara luas, yang darinya memberi peluang untuk hidup bahagia atau celaka. Tanggung jawab yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua kepadaanak adalah sebagai berikut:

1) Memelihara dan membesarkannya.

2) Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan, penyakit, atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.

3) Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi hidupnya.

4) Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberikan pendidikan agama sesuai dengan kepercayaanya sebagai tujuan akhir hidup manusia. Dengan demikian, orang tua sebagai pendidik utama pertama dan terakhir pada hakikatnya memiliki tanggung jawab yang komprehensip dan sangat kompleks, menyangkut semua aspek kehidupan baik pendidikan jasmani maupun pendidikan rohani dan tanggung jawab.

(40)

21 7. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Orang tua mempunyai kewajiban anak-anaknya yangharus dipenuhi, karenaitu merupakan hak seorang anak. Anak adalah titipan dari Allah yang harus dipelihara dan dijaga dengan baik oleh para orang tua. Oleh sebab itu orang tua berperan besar dalam pembentukan keperibadian dan masa depan anak. Merawat, menjaga dan mendidik anak inilah yang merupakan kewajiban orang tua bukan hanya merupakan titipan dan amanat dari Tuhan Allah yang harus dilaksanakan dengan baik. Diantara kewajiban peran orang tua terhadap hal-hal yang harus di penuhi dalam anak adalah:

1) Memberikan nama yang baik 2) Membina agama

3) Berlaku adil kepada anak-anaknya 4) Memberikan pendidikan dan pengajaran 5) Memberikan contoh dan teladan yang baik

Selain beberapa hal diatas orang tua juga harus memahami perasaan dan keinginan anak-anaknya, untuk itu orang tua diharapkan dapat mendorong anaknya dalam mengunakan perasaan. Perasaan merupakan bagian dari diri kita yang tidak boleh ditekan, diabaikan atau di sampingkan, jika orang tua sudah dapat melakukan.

(41)

22 B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Menurut Neni (2008:53), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai, sikap, perubahan itu bersipat secara relative. Belajar adalahditunjukkan oleh perubahan yang relatif tetap dalam perilaku yang terjadi karena adanya latihan dan pengalaman-pengalaman.

(42)

23

Kemudian Menurut Arikunto (2007:46), “Learning is a cognitive process”. Dalam pengertian ini, tidak berarti semua perubahan berarti belajar, tetapi dapat dimasukan dalam pengertian belajar yaitu, perubahan yang mengandung suatu usaha secara sadar, untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian belajar yaitu:

a) Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku. Perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang buruk.

b) Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman.

c) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama

d) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun phisikis. Teori manapun pada prinsipnya, belajar meliputi segala perubahan baik berpikir, pengetahuan, informasi, kebiasaan, sikap apresiasi maupun pengertian. Ini berarti kegiatan belajar ditunjukan oleh adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman. Perubahan akibat proses belajar adalah karena adanya usaha dari individu dan perubahan tersebut berlangsung lama.

(43)

24

Belajar merupakan kegiatan yang aktif, karena kegiatan belajar dilakukan dengan sengaja, sadar dan bertujuan. Agar kegiatan belajar mencapai hasil yang optimal, maka diusahakan faktor penunjang seperti kondisi peserta didik yang baik, fasilitas dan lingkungan yang mendukung serta proses belajar mengajar yang tepat. Menurut Arikunto (2007:64), ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak.

a) Teori belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku yang semakin kuat bila diberikan penguatan dan menghilang bila dikenai hukuman.

(44)

25

b) Teori Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada.

c) Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan yang benar. Siswa yang lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka yang lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka yang ingat lebih lama semua konsep.

(45)

26

Definisi Prestasi Belajar menurut para Ahli terdapat beberapa bagian yaitu:

a) Menurut Drost. SJ, (1999:23) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi belajar adalah: Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

b) Menurut Djalal (1986:4), prestasi belajar siswa adalah gambaran kemampuan siswa yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran.

c) Menurut Hamalik (1994: 45), berpendapat bahwa prestasi belajar adalah perubahan sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari sesuatu.

d) Menurut Bloom (2006:36), prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yangmeliputi tiga ranah kognitif terdiri atas pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Pengertian Motivasi Belajar

Secara etimologis kata motivasi berasal dari kata “motif’ yang diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sebelum sampaipada motivasi, maka penulis terlebih dahulu akan menjelaskan kata “motiv” terlebih dahulu, karena kata “motiv” muncul terlebih dahulu sebelum kata “motivasi’. Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapan, dan kesiagaan).

(46)

27

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Dalam dunia pendidikan, terutama dalam kegiatan belajar, bahwa kelangsungan dan keberhasilan proses belajar mengajar. Mengutip pendapat Daniel (2004: 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati. Motivasi sangat penting artinya dalam kegiatan belajar, sebab adanya motivasi mendorong semangat belajar dan sebaliknya kurang adanya motivasi melemahkan semangat belajar. Dalam implikasinya pada dunia belajar, siswa atau pelajar yang lapar tidak termotivasi secara penuh dalam belajar.

Setelah kebutuhan yang bersifat fisik terpenuhi, maka meningkat pada kebutuhan tingkat berikutnya adalah rasa aman. Sebagai contoh adalah seorang siswa yang merasa terancam atau dikucilkan baik oleh siswa lain mapun gurunya, maka anak tidak termotivasi dengan baik dalam belajar. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas balajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya.

(47)

28

Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Seseorang yang melakukan aktivitas balajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

3. Jenis-jenis Motivasi

Dalam kegiatan belajar apabila seorang siswa yang tidak mengerjakan tugas perlu diselidiki sebab-sebabnya. Upaya ini dilakukan untuk memberikan rangsangan supaya murid mau melaksanakan kegiatan belajar. Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar timbul motivasi yang timbul dalam diri anak didik. Motivasi dapat dikatakan sebagai motor pengerak kegiatan didalam siswa. Sehingga menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar supaya tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, orang tua harus mampu menguasi keadaan tertentu masih dalam konteks pendidikan dalam arti bahwa menguasi tersebut sebagai teknik menimbulkan minat dan gairah belajar siswa sebagai peserta didilak dalam mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan. Tentu saja keinginan untuk motivasi siswa agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

(48)

29

Oleh sebab itu orang tua perlu mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan motivasi yang dapat mendorong atau menggerakkan untuk melakukan suatu perubahan dan tindakan. Mengutip pendapat Daniel (2004: 46), motivasi dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu:

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi untuk belajar yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Motivasi intrinsik diantaranya ditimbulkan oleh faktor-faktor yang muncul dari pribadi siswa itu sendiri terutama kesadaran dan manfaat materi pelajaran bagi siswa itu sendiri. Mengutip pendapat Daniel (2004: 48), motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Tetapi individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar. Menurut Daniel (2004: 50), berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri sendiri. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam individu, dimana dorongan tersebut menggerakkan individu atau subyek untuk memenuhi kebutuhan, tanpa perlu dorongan dari luar. Kesadaran manfaat tersebut bisa berupa:

1) Kesadaran yang pentingnya kompetensi bidang yang sedang dipelajari dalam pekerjaan atau kehidupannya kelak.

(49)

30

2) Kesadaran yang pentingnya pengetahuan yang diperoleh dari pembelajaran dalam memperluas wawasannya sehingga memberikan kemampuan dalam mempelajari materi lain.

3) Memperoleh rasa puas karena keberhasilan mengetahui tentang sesuatu yang selama ini menjadi obsesi atau dambaannya.

4) Munculnya kebanggaan karena adanya pengakuan oleh lingkungan sosial terhadap kompetensi prestasinya dalam belajar.

Ada dua sifat-sifat dari motivasi intrinsik yaitu:

1) Walaupun motivasi ini sangat penting, namun motivasi ini kadang tidak timbul dalam diri siswa.

2) Karena munculnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi ini yang bertahan lebih lama dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik.

b. Motivasi Ekstrinsik

Menurut Daniel (2004: 50), memberikan definisi motivasi ekstrisik sebagai motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan lebih banyak dikarenakan pengaruh dari luar yang relativ berubah-ubah. Motivasi ekstrinsik dapat juga di katakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidaksecara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

(50)

31

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang bermotivasi ekstrinsik melakukan sesuatu kegiatan bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan pujian, hadiah dan sebagainya. Adapun sifat-sifat dari motivasi intrinsik yaitu:

1) Walaupun motivasi ini sangat penting, namun motivasi ini kadang tidak timbul dalam diri siswa.

2) Karena munculnya atas kesadaran sendiri, maka motivasi ini bertahan lebih lama dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik.

3) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi belajar yang berasal dari luar diri siswa itu sendiri.

4) Contoh dari motivasi ekstrinsik yang negatif adalah rasa takut siswa terhadap hukuman yang diberikan oleh guru mendorong siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan motivasi ekstrinsik yamg positif adalah dorongan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena ingin mendapatkan pujian dari guru. Cara membangkitkan motivasi belajar. Mengutip Daniel (2004: 458), cara membangkitkan motivasi belajar antara lain:

a) Memberi Angka

Banyak siswa belajar yang utama justru untuk mencapai angka yang baik, sehingga biasanya yang dikejar ituadalah angka atau nilai. Oleh karena itu langkah yang dapat ditempuh guru adalah bagaimana

(51)

32

memberi angka-angka dapat dikaitkan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap pengetahuan.

b) Meberi Hadiah

Hadiah dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang jika dia memiliki harapan untuk memperolehnya. Misalnya: seorang siswa tersebut mendapat beasiswa, maka kemungkinan siswa tersebut.

c) Hasrat Untuk Belajar

Hasil belajar yang lebih baik apabila pada siswa tersebut ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu.

d) Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil belajar yang selama ini dikerjakan, maka bisa menunjukan motivasi siswa untuk belajar lebih giat, kerana hasil belajar merupakan feedback (umpan balik) bagi siswa untuk mengetahui kemampuan dalam belajar.

e) Memberikan Pujian

Pujian sebagai akibat dari pekerjaan yang diselesaikan denga baik, merupakan motivasi yang baik pula.

(52)

33

f) Menumbuhkan Minat Belajar

Siswa yang merasa senang dan aman dalam belajar apabila disertai dengan minat belajar apabila disertai dengan minat belajar. Dan hai ini tak lepas dari minat siswa itu dalam bidang studi yang ditempuhnya. g) Suasana yang Menyenangkan

Siswa yang merasa aman dan senag dalam belajar apabila disertai denga suasana yang menyenangkan baik proses belajar maupun situasi yang dapat menumbuhkan motivasi belajar. Kekuatan motivasi itu sendiri bisa berubah-rubah perubahan ini biasanya dikarenakan untuk membangkitkan motivasi pada siswa dapat di tempu dengan jalan sebagai berikut:

1) Terpuaskannya kebutuhan

2) Adanya pengetahuan

3) Adanya hambatan.

Motivasi tumbuh karena didorong oleh kebutuhan (need) seseorangyang merupakan kecenderungan dalam diri bersifat relative permanen bagi orang-orang yang termotivasi dan dia merupakan perubahan.

4. Macam-macam Motivasi

Bila dilihat dari kegunaannya motivasi sangat penting dalam kehidupan kita karena motivasi dapat menjadi penggerak yang dapat mengarahkan kepada sesuatu hasil atau tujuan. Menurut Alisuf (2001: 130), motivasi dapat dibagi dalam dua yaitu:

(53)

34

a) Motivasi Bawaan adalah motivasi yang dibawa sejak lahir, jadi mativasi itu ada yang tanpa dipelajari. Sebagai contoh misalnya dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dan dorongan untuk beristirahat.

b) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbul karena dipelajari, misalnya dorongan untuk belajar di suatu cabang ilmu pengetahuan atau dorongan mengejar sesuatu di dalam masyarakat. Sedangkan menurut Alisuf (2001: 130) mengolongkan motivasi menjadi 3 macam yaitu: 1) Kebutuhan-kebutuhan organis yaitu motivasi yang berhubungan

atau yang berhubungan dengan kebutuhan tubuh bagian dalam, seperti lapar, haus, kebutuhan bergerak, kebutuhan beristirahat atau tidur, dan sebagainya.

2) Motivasi darurat (emergency motives) yang mencakup dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk mengejar dan sebagainya.

Motivasi ini timbul jika situasi menuntut timbulnya kegiatan yang cepat dan akurat dari diri kita. Dalam hal ini motivasi timbul atas keinginan kita tetapi karena perangsang dari luar.

3) Motivasi Objektif yaitu motivasi yang diarahkan atau ditunjukan kepada suatu objek atau tujuan-tujuan tertentu di sekitar kita, motivasi ini mencakup; kebutuhan untuk eksplorasi, kebutuhan untuk melaksanakan manipulasi, kebutuhan untuk menaruh minat.

(54)

35 5. Fungsi Motivasi

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak mungkin melaksanakan aktivitas belajar. Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar yaitu:

a) Fungsi Membangkitkan

Fungsi ini menyangkut tanggung jawab yang terus menerus untuk mengatur tingkat yang membagkitkan guna menghindari siswa dari tidur dan juga luapan emosional. Untuk itu maka pengajaran harus menentukan derajat kebebasan tertentu dalam mengaajar agar bisa menjalani diri satu aspek pelajaran lainnya.

b) Fungsi Harapan

Fungsi ini menghendaki agar guru memelihara atau mengubah harapan keberhasilan atau kegagalan siswa dalam mencapai tujuan intruksional. Dia mengendakai agar mengurangi secara kongkirit kepada siswa yang dia lakukan setelah berkhirnya pelajaran.

c) Fungsi Insentif

Fungsi menghendaki agar guru memberikan hadia pada siswa berprestasi dengan seperti mendorong usaha lebih lanjut dalam mengajar tujuan istruksional. Jadi insentip merupakan objek atau symbol tujuan yang digunakan untuk menambah kegiatan.

(55)

36

d) Fungsi Disiplin

Fungsi ini mengendaki agar guru mengontrol tingka laku yang menjimpang dengan menggunakan hukuman dan adiah. Hukuman merupakan suatu perangsang yang ingin siswa hindari. Ada beberapa pandang tentang fungsi motivasi dari para ahli yaitu:

1) Menurut Djamarah (2002 : 123), ada tiga fungsi motivasi:

a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan fisik.

c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

2) Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi :

a) Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya motivasi maka tidak ada timbul perbuatan seperti belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.

(56)

37

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi yang menentukan cepat lambatnya suatu pekerjaan.

3) Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.

b) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai.

c) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dal diri orang yang belajar dan ada pula dari luar dirinya. Dibawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar

a) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

1) Kesehatan.

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.

(57)

38

Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa karena konflik dengan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya, ini dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar.

2) Intelegensi (kecerdasan)

Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cendrung baik sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah. Prabu, pernah mengatakan dalam mottonyan bahwa: “didiklah anak sesuai taraf umurnya. Pendidikan yang berhasil karena menyelami jiwa anak didiknya”. Yang menarik dari ungkapan ini adalah tentang umur dan menyelami jiwa anak didik. Beliau berkeyakinan bahwa perkembangan taraf intelegensi sangat pesat pada masa umur balita dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Taraf intelegensi tidak mengalami penurunan, yang menurun hanya penerapannya saja, terutama setelah berumur 65 tahun ke atas bagi mereka yang alat inderanya mengalami kerusakan.

3) Bakat

Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Bakat memang diakui sebagai kemamapuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu

(58)

39

dikembangkan atau latihan. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik yang lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu. Banyak sebenarnya bakat bawaan atau terpendamyang dapat ditumbuhkan asalkan diberikan kesempatan dengan sebaik-baiknya. Dalam kehidupan di sekolah sering tampak bahwa seseorang yang mempunya bakat dalam bidang olahraga, umumnya prestasi mata pelajaran lainnya juga baik. Keunggulan dalam salah satu bidang, apakah bidang sastra, matematika atau seni, merupakan hasil interaksi merupakan hasil dari bakat yang dibawa sejak lahir dan faktor lingkungan yangmenunjang termasuk minat dandorongan pribadi.

4) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan yang suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin beser minat. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan datang dari hati sanubari.

5) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendororng seseorang untuk melakukan sesuuatu. Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi merupakan daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan.

(59)

40

Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik), yaitu dorongan yang datang dari sanubari umumnya karena kesadaraan yang pentingnya sesuatu. Motivasi yangberasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru, teman-teman, dan anggota masyarakat. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.

6) Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan tekhnik dan faktor psiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan mempengaruhi hasil yang kurang memuaskan. Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa istirahat yang cukup dengan demikian maka belajar seperti ini yang lebih baik.

7) Kemampuan Kognitif (Konsep Diri)

Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apayang dia ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Disini konsep diri yang dimaksud adalah bayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah

Gambar

Tabel 1.  Kisi-kisi, Instrumen Kuesioner peran orang tua  dalam memotivasi belajar siswa di SMA GAMA
Gambar 1.  Dokumentasi  Kondisi Fisik Sekolah dan Siswa
Tabel III.1
Tabel  IV.1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perta ma, Kebutuhan manusia atau kebutuhan ektsitensial adalah keterhubungan (relatedness), dorongan untuk bersatu dengan satu orang atau lebih yang dilakukan

Muatan-muatan sadis yang tergambar dalam narasi perkosaan dan pembunuhan oleh wartawan ditulis dalam berbagai berita lainnya dengan judul, “ Enno Dibunuh Karena

Beberapa perusahaan yang peka terhadap nilai suatu merek, akan sepenuhnya menyadari bahwa merek menjadi identitas diri dari perusahaan dan menjadi added value

Oksep Adhayanto dalam tulisannya mengemukakan bahwa pergeseran tersebut antara lain meliputi: (a) presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif Pasal 4 ayat 1 tidak lagi

Penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Guest Relations Officer dalam Menangani Komplain Tamu Di Hotel Garuda Plaza” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyebabkan pada tegakan dengan diameter yang lebih besar akan memiliki. kandungan karbon yang lebih tinggi pula (Widyasari, 2010 dalam

Model perilaku pencarian informasi informan dalam hal kehamilan dan pengasuhan bayi pada penelitian ini diinterpretasikan menurut model praktik informasi dua dimensi yang