i
PENGARUH MEDIA LAGU
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1PEJAGOAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Triyo Adi 132110170
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2017
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”(QS Ali Imran [3]: 103)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Almamaterku Universitas Muhammadiyah Purworejo, yang sudah membantu dan memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan.
2. SMA Negeri 1 Pejagoan yang telah memberikan izin mengadakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
vi
terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa Kelas X SMA” dapat penulis selesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiya Purworejo.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menghadapi kesulitan. Namun, atas bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat mengatasi kesulitan ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak di bawah ini.
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo yang telah memberi izin kepada penulis untuk belajar di Universitas Muhammadiyah Purworejo dari awal sampai akhir studi.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah merekomendasikan usulan penelitian ini.
3. Drs. Bagiya, M.Hum. selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Dr. H. Khabib Sholeh, M. Pd. selaku dosen pembimbing I dan Suci Rizkiana, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, memotivasi, dan mengarahkan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
viii
Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. FKIP. Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruhmedia lagu terhadap aktivitas belajar siswa dalam menulis puisi, (2) pengaruh penerapan media lagu terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan, (3) perbandingan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan yang diajar dengan media lagu dengan siswa yang tidak diajar menggunakan media lagu.
Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA1 dan X IPS 2 SMA Negeri 1 Pejagoan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 64 peserta didik, dengan kelas X MIPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X IPS 2 sebagai kelompok kontrol. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner dan tes.Kuesioner, berupa skala sikap digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar.Tes berupa soal esai berjumlah 1 butir. Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar menulis puisi. KKM mata pelajaran bahasa indonesia di SMA Negeri 1 Pejagoan yaitu 75.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kuesioner aktivitas siswa meningkat setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan media lagu. Siswa lebih aktif dalam belajar yang ditunjukkan dengan aktivitas visual meningkat yaitu 72.32% menjadi 87.95% dengan selisih sebesar 15,63%, oral meningkat dari 74.11% menjadi 87.72 dengan selisih sebesar 13,61%, mendengar meningkat dari 79.46% menjadi 90.18% dengan selisih sebesar 10,72%, menulis meningkat dari 75.89% menjadi 93.75 dengan selisih sebesar 17,86%, mental meningkat dari 74.11% menjadi 88.99% dengan selisih sebesar 14,88%, dan emosional meningkat yaitu dari 71.43 menjadi 81.70 dengan selisih sebesar 10,27%. Selain itu, hasil uji hipotesis dengan uji t dua pihak pada signifikansi  = 0,05 diperoleh nilai thitung = -7.290, nilai ttabel = 1,70dan Sig. (0,000) < (0,05). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh media lagu pada kelas eksperimen. Kemudian, perhitungan uji statistik menggunakan Independet Samples Test diperoleh thitung = - 2.082dan ttabel = 1,70. Nilai thitung jauh pada penerimaan ttabel, yakni thitung (2.082) >
ttabel (1.70) atau thitung (-2.082) < -ttabel (-1.70) sehingga thitung berada pada daerah penolakan Ho. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa kemampuan menulis puisi yang diajar dengan menggunakan media lagu lebih tinggi daripada yang diajar menggunakan media berbasis cetakan.
.
Kata kunci: Media lagu, aktivitas belajar siswa, dan kemampuan menulis puisi.
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN... v
PRAKATA ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Batasan Masalah ... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
G. Penegasan Istilah ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka ... 11
B. Kajian Teoretis ... 13
1. Hakikat Menulis ... 13
a. Pengertian Menulis ... 13
b. Tujuan Menulis ... 15
c. Manfaat Menulis ... 18
2. Hakikat Puisi ... 19
a. Pengertian Puisi ... 19
b. Unsur PembangunPuisi ... 20
1) Struktur FisikPuisi ... 20
2) Struktur Batin Puisi ... 25
3) Pembelajaran Menulis puisi ... 29
3. Hakikat Media Lagu ... 31
a. Pengertian Media Lagu ... 31
b. Kelebihan dan Kekurangan Media Lagu ... 33
c. Langkah-langkah Menulis Puisi dengan Media Lagu ... 34
C. Hipotesis Penelitian ... 35
x
2. Variabel Terikat ... 41
D. Tekmik Pengumpulan Data ... 41
1. Teknik Tes ... 42
2. Teknik Nontes ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 43
1. Instrumen Tes ... 44
2. Instrumen Notes ... 46
F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 49
1. Uji Validitas Instrumen ... 49
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 50
G. Teknik Analisi Data ... 51
H. Uji Prasyarat Analisis ... 52
1. Uji Normalitas ... 52
2. Uji Homogenitas ... 53
3. Uji Hipotesis ... 54
BAB IVPENYAJIAN DATADAN PEMBAHASAN ... 55
A. Penyajian Data ... 55
1. Aktivitas Belajar Siswa ... 56
2. Penilaian Kemampuan Menulis Puisi ... 60
a. Nilai Prates Kemampuan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 60
1) Nilai Prates Kemampuan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen ... 60
2) Nilai Prates Kemampuan Menulis Puisi Kelompok Kontrol ... 67
b. Nilai Pascates Kemampuan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 67
1) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen ... 67
2) Nilai Pascates Kemampuan Menulis Puisi Kelompok Kontrol ... 70
c. Uji Prasyarat Analisis Data ... 74
1) Uji Normalitas ... 74
2) Uji Homogenitas ... 76
a) Uji Homogenitas Nilai Pates ... 76
b) Uji Homogenitas Nilai Pascates... 77
3. Perbandingan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa yang Diajar dengan menggunakan Media Lagu dengan Kemampuan Menulis Puisi yang diajar dengan Media Berbsis Cetakan ... 78
xi
a. Pengujian Hipotesis ... 79
1) Uji Hipotesis 1 ... 79
2) Uji Hipotesis 2 ... 79
3) Uji Hipotesis 3 ... 82
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84
1. Media Lagu Berpengaruh terhadap Aktivitas Belajar Siswa Kelompok Eksperimen ... 84
2. Media Lagu Berpengaruh terhadap Kemampuan Menulis Puisi Kelompok Eksperimen ... 87
3. Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang Diajar Menggunakan Media Lagu Lebih Tinggi daripada Kemampuan Menulis Puisi Siswa yang tidak Diajar Menggunakan Media Lagu ... 89
BAB V PENUTUP ... 92
A. Simpulan ... 92
B. saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
Tabel 2 Pedoman Penilaian Puisi ... 45
Tabel 3 Pedoman Observasi ... 46
Tabel 4 Lembar Kuesioner Siswa ... 47
Tabel 5 Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa ... 56
Tabel 6 Nilai Prates Kelompok Eksperimen ... 61
Tabel 7 Frekuensi Hasil Prates Kelompok Eksperimen ... 62
Tabel 8 Hasil Prates Kelompok Eksperimen ... 62
Tabel 9 Nilai Prates Kelompok Kontrol ... 64
Tabel 10 Frekuensi Hasil Prates Kelompok Kontrol ... 65
Tabel 11 Hasil Prates Kelompok Kontrol ... 66
Tabel 12 Nilai Pascates Kelompok Eksperimen ... 67
Tabel 13 Frekuensi Pascates Kelompok Eksperimen ... 68
Tabel 14 Hasil Pascates Kelompok Eksperimen ... 70
Tabel 15 Nilai Pascates Kelompok Kontrol ... 71
Tabel 16 Frekuensi Pascates Kelompok Kontrol ... 72
Tabel 17 Hasil Pascates Kelompok Kontrol ... 73
Tabel 18 Uji Normalitas Nilai Menulis Puisi ... 75
Tabel 19 Homogenitas Nilai Prates ... 76
Tabel 20 Homogenitas Nilai Pascates ... 77
Tabel 21 Perbandingan Hasil Pascates Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol ... 78
Tabel 22 Hasil Uji Hipotesis 2 ... 80
Tabel 23 Hasil Uji Hipotesis 3 ... 82
Tabel 24 Selisih Nilai Rata-rata Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Siswa Kelompok Eksperimen ... 88
Tabel 25 Selisih Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan Menulis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 90
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Desain Penelitian ... 39
Gambar 2 Desain Perlakuan ... 39
Gambar 3 Histogram Frekuensi Kelompok Eksperimen ... 63
Gambar 4 Histogram Hasil Prates Kelompok Kontrol ... 66
Gambar 5 Histogram Hasil Pascates Kelompok Eksperimen ... 69
Gambar 6 Histogram Hasil Pascates Kelompok Kontrol ... 73
Gambar 7 Kurva Hasil Uji Hipotesis Kedua ... 81
Gambar 8 Kurva Hasil Uji Hipotesis Ketiga... 84
xiv
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 4 Kartu Bimbingan
Lampiran 5 Silabus
Lampiran 6 RPP Kelompok Eksperimen Lampiran 7 RPP Kelompok Kontrol Lampiran 8 Jadwal Penelitian
Lampiran 9 Lembar Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Lagu
Lampiran 10 Lembar Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Berbasis Cetakan
Lampiran 11 Lembar Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Lagu Siswa
Lampiran 12 Lembar Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Berbasis Cetakan Siswa
Lampiran 13 Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Lagu
Lampiran 14 Hasil Kuesioner Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Media Berbasis Cetakan
Lampiran 15 Daftar Hadir Siswa
Lampiran 16 Hasil Nilai Prates kelompok Eksperimen Lampiran 17 Hasil Nilai Prates kelompok Kontrol Lampiran 18 Hasil Nilai Pascates kelompok Eksperimen Lampiran 19 Hasil Nilai Pascates kelompok Kontrol Lampiran 20 Perhitungan Validitas Soal Menulis Lampiran 21 Perhitungan Reliabilitas Soal Menulis Lampiran 22 Perhitungan Validitas Kuesioner Aktivitas Lampiran 23 Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Aktivitas Lampiran 24 Pengujian Hipotesis 2
Lampiran 25 Pengujian Hipotesis 3
Lampiran 26 Lembar Teks Menulis Siswa Pascates Kelompok Eksperimen Lampiran 27 Lembar Teks Menulis Siswa Pascates Kelompok Kontrol Lampiran 28 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Hal itu dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang satu dengan orang yang lain berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa juga digunakan sebagai alat untuk berpikir. Seperti yang kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep beserta simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut angan-angan atau berkhayal hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya.
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa juga dikatakan sebagai satuan ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia sebagai lambang bunyi yang bersifat arbiter dan memiliki satuan arti yang lengkap. Dengan bahasa itulah manusia dapat saling berinteraksi satu sama lainnya. Interaksi itu sendiri adalah komunikasi.
Komunikasi dapat dilakukan dengan cara lisan dan tulisan.
Komunikasi yang dilakukan secara lisan berarti seseorang itu dapat langsung menyampaikan pesan kepada lawan bicaranya sehingga pesan langsung
sampai kepada yang dituju, sedangkan secara tulisan lebih cenderung terstruktur dan teratur, karena pesan yang akan disamapaikan kepada penerima pesanndapat dipertanggungjawabkan kpada masyarakat luas.
Dalam pembelajaran bahasa memuat empat keterampilan berbahasa yaitu, keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan bahasa tersebut adalah satu kesatuan dan harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap satu keterampilan berbahasa erat sekali hubungannya dengan keterampian berbahasa yang lainnya, misalnya seseorang belajar menyimak kemudia berbicara, setelah itu membaca, dan dilanjutkan dengan menulis. Secara umum, keterampilan-keterampilan berbahasa di atas dibagi menjadi dua macam, yakni keterampilan produktif dan keterampilan reseptif.
Menulis dan berbicara merupakan keterampilan produktif, sedangkan membaca dan mendengar adalah keterampilan.
Salah satu keterampilan berbahasa yang mempunyai fungsi sebagai sarana untuk berkomunikasi adalah menulis. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang melambangkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut (Tarigan, 2008: 22). Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan sesuatu yang tidak terucapkan, dapat dibaca berulang-ulang, daya serap tinggi, dan tahan lama.
Tidak dipungkiri bahwa seseorang dapat mempunyai keahlian menulis karena banyak membaca dan menyimak. Melalui membaca seseorang lebih
3
mudah memperoleh ide dan informasi, menemukan, memecahkan masalah, juga dapat mempelajari bagaimana pengarang lain menyajikan tulisannya.
Kualitas pengalaman membaca ini akan sangat mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam menulis. Sewaktu menulis, seseorang membutuhkan ide atau informasi untuk tulisannya. Hal itu dapat diperolehnya dari berbagai sumber tidak tercetak misalnya radio, televisi, ceramah, pidato, dan lain sebagainya. Sumber tidak tercetak tersebut dapat dapat diperoleh melalui menyimak.
Pembelajaran keterampilan menulis memliliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah menulis puisi. Menulis puisi merupakan suatu keterampilan menulis sastra yang kegiatannya memaparkan isi jiwa, pengalaman, dan penghayatan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya. Tingkahlaku termasuk dalam keterampilan menulis puisi, antara lain memilih ide, keterampilan menggunakan bahasa menurut kaidah yang benar, dan keterampilan memilih dan menggunakan kosakata, ungkapan, dan gaya bahasa yang tepat dan menarik.
Menulis puisi merupakan salah satu proses pengungkapan isi jiwa yang berlangsung pada diri siswa sehingga membutuhkan proses belajar dan pembentukan yang terus-menerus. Dalam hubungan ini, pengajaran menulis membina siswa agar mereka memiliki keterampilan menulis yang baik.
Keberhasilan pengajaran menulis ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa sendiri, seperti minat, perhatian, dan kematangan jiwa, dan faktor dari luar siswa, seperti lingkungan sekitarnya, metode dan media
yang digunakan oleh pendidik. Kedua faktor tersebut perlu dibina dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar dapat memanfaatkan dengan tepat untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu keterampilan menulis puisi bagi siswa.
Pembinaan dan pengembangan keterampilan menulis puisi memerlukan guru yang kreatif dalam menggunakan media. Media pembelajaran merupakan semua bentuk perantara yang dipakai untuk mengintegrasikan tujuan dan isi pembelajaran sehingga memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Dalam menentukan media pembelajaran, hal yang perlu diperhatiakn tidak hanya mengenai penggunaan alat sebagai perantara, tetapi juga kesesuaian jenis media tersebut dengan kondisi perkembangan siswa. Maka, seharusnya pemebelajaran menulis puisi dimulai dengan cara dan media yang dapat menarik perhatian siswa. Seorang guru harus cermat dalam memilih apa yang harus diajarkan dan bagaimana cara menyampaikan materi pada jenjang usia tertentu siswa, karena berbeda usia akan berbeda pula kebutuhan, kompetensi dan kemampuan kognitifnya.
Salah satu syarat efektif penggunaan media pembelajaran pada siswa kelas X SMA yang termasuk ke dalam kategori usia remaja, yaitu dengan menggunakan media yang mengandung unsur seni dan musik.
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran
5
harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar- benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Saat ini masih banyak dijumpai proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Peserta didik kurang diberi kesempatan mengembangkan potensi dirinya, mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya, menerapkan pengetahuannya, memecahkan masalah, dan menyampaikan ide-idenya.
Dengan model pembelajaran yang hanya mentransfer pengetahuan dari pendidik dalam hal ini guru kepada peserta didik, maka pembelajaran akan membosankan, peserta didik kurang termotivasi dalam belajar.
Apabila hal ini dibiarkan terus menerus, peserta didik tidak termotivasi dalam belajar, maka mau tidak mau hasil belajar akan menurun.
Apabila hasil belajar menurun sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai.
Untuk mengatasi hal itu, perlu diupayakan alternatif pembelajaran yang bisa mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif pembelajaran yang dipandang sangat efektif dalam mempengaruhi motivasi dan hasil belajar peserta didik adalah pembelajaran dengan menggunakan media lagu.
Terkait permasalahan tersebut, dibahas tentang keterampilan menulis puisi menggunakan media lagu. Menulis puisi tentu sangat membutuhkan
ide-ide pokok untuk menulis sebuah puisi. Dengan adanya media lagu diharapkan dapat membantu siswa untuk menemukan ide-ide pokok dalam menulis sebuah puisi. Selain itu, dengan adanya media lagu dapat membangkitkan minat siswa dalam menulis puisi. Dengan demikian, pengembangan keterampilan menulis puisi akan melatih kecerdasan dan daya pikir siswa.
Salah satu cara yang tepat untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengenal dan memahami puisi, yaitu dengan memanfaatkan media lagu. Melalui lagu diharapkan siswa dapat stimulus positif untuk lebih komunikatif, kreatif dan secara tidak langsung dapat menghafal lirik puisi. Namun, lagu yang disajikan pun harus mempunyai kriteria yang sesuai untuk tujuan pembelajaran, yang terpenting, yaitu mempengaruhi minat siswa dan meningkatkan kemampuan serta hasil belajar siswa dalam menciptakan puisi.
Dengan media lagu diharapkan mampu memberikan pengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa dalam menulis sebuah puisi. Atas dasar pemikiran seperti tersebut diatas, penulis mengemukakan judul
“Pengaruh Media Lagu terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA (Eksperimen Pembelajaran Memulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA).”
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diuraikan identifikasi masalah yang terjadi, yaitu rendahnya kemampuan menulis puisi pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan, kurangnya variasi metode pembelajaran menulis puisi pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan, dan kegiatan pembelajaran menulis puisi pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan masih menggunakan media berbasis cetakan dan belum diterapkannya pendekatan pembelajaran informatif khususnya media lagu.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul perlu dibatasi. Pembatasan masalah ini bertujuan agar pembahasan masalah tidak terlalu luas. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan media lagu terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. apakah media lagu mempengaruhi aktivitas belajar siswa dalam menulis puisi?
2. apakah ada pengaruh media lagu terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan?
3. apakah kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan yang diajar dengan media lagu lebih baik daripada kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan yang tidak diajar dengan media lagu?
E. Tujuan Penelitin
Berdasarkan tujuan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini, yakni untuk mengetahui.
1. pengaruh media lagu terhadap aktivitas belajar siswa dalam menulis puisi,
2. pengaruh penerapan media lagu terhadap kemampuan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan, dan
3. perbandingan kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan yang diajar dengan media lagu dengan siswa yang tidak diajar menggunakan media lagu.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat diambil dari dua segi yaitu, manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat dari masing-masing komponen antara lain sebagai berikut. Manfaat dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagi berikut.
9
a. Manfaat teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat digunakan dalam rangka penambahan pengetahuan dan wawasan mengenai peningkatan penulisan puisi, khususnya menggunakan media lagu. Penelitian ini juga dapat menambah khazanah penelitian pengajaran bahasa.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
Kegunaan penelitian ini bagi siswa antara lain memberikan motivasi dan menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran menulis; membantu siswa dalam menemukan ide tulisan; memberi variasi belajar siswa. Dengan variasi belajar yang ada, siswa lebih banyak termotivasi sehingga dapat meningkatkan keterampilannya dalam pembelajaran menulis.
2. Bagi guru
penelitian ini juga berguna bagi guru, yaitu membantu guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar, mengatasi kesulitan pembelajaran menulis puisi oleh guru dan memberi solusi baru dalam hal menerapkan pembelajaran menulis.
3. Bagi sekolah
Bagi sekolah, kegunaan penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia dan memberikan sumbangan ide mengenai pnerapan dalam pembelajaran yang digunakan.
4. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain, untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan penelitian selanjutnya atau penelitian serupa di masa yang akan datang, dan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi menggunakan media lagu pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan.
G. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami isi proposal ini penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan judul.
Adapun istilah-istilah yang penulis maksud adalah sebagi berikut.
1. Media Lagu adalah suatu yang melibatkan pengisian/pemuatan bank-bank memori-memori atau ingatan-ingatan yang diinginkan dan yang memberi kemudahan (Tarigan dalam Trimantara, 2005: 33).
2. Kemampuan menulis adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri dengan melakukan kegiatan yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. (Sumarno, 2009: 5)
3. Puisi merupakan hasil cipta kreasi manusia yang memiliki nilai kepuitisan, berasal dari pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair (Sukirno, 2013:
304).
Berdasarkan penjelasan istilah-istilah tersebut penelitian ini adalah penelitian yang membahas pengaruh suatu model pembelajarn yang menggunakan lagu dalam menulis puisi pada siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pejagoan.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS
Bab ini terbagi menjadi tiga subbab, yaitu tinjauan pustaka, kajian teoretis, dan hipotesis.
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu.
Tinjauan pustaka dilakukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan terhadap tinjauan terdahulu yang dilakukan oleh peneliti lain. Peneliti mengambil beberapa penelitian yang dilakukan oleh Astriani (2014), dan Supeni (2015).
Penelitian yang berjudul “Keefektifan Penggunaan Teknik Asosiogra dalam Pembelajaran Menulis Puisi” yang dilakukan oleh Anis Ela Astriani.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara kelas yang diajar menulis puisi menggunakan teknik asosiogram dengan yang tidak. Hasil uji-t skor pretest dan posttest kelas eksperimen menghasilkan thitung sebesar 18,429 dengan df 33. Nilai thitung dalam penghitungan tersebut lebih besar dari nilai ttabel pada signifikansi 5% (18,429 > 2,042). Gain skor kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 3,79. Hasil tersebut menunjukkan bahwa teknik asosiogram terbukti efektif dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Persamaan penelitian Astriani (2014) dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pembelajaran menulis puisi. Perbedaannya pada media
yang digunakan, media yang digunakan Astriani (2014) yakni menggunakan teknik asosiogra, sedangkan penelitian ini menggunakan media lagu. Selain itu, objek penelitian, objek penelitian Astriani (2014) yakni siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta, sedangkan penelitian ini siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan.
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Metode Reciprocal Teaching terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 17 Bintan Tahun Pelajaran 2014/2015” yang dilakukan oleh Supeni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai rata-rata siswa. Pada siswa kelas kontrol tanpa menggunakan metode reciprocal teaching memperoleh nilai rata-rata 57,11 masih jauh dari standar KKM yang sudah ditentukan. Pada siswa kelas eksperimen dengan menggunakan metode reciprocal teaching memperoleh nilai rata-rata 92,76 berarti sudah memenuhi standar KKM. Diketahui bahwa pada nilai = 7.651 dengan Sig (2-tailed) = 0.000 dan nilai = 2.005 maka, = 7.651 = 2,005 berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Persamaan penelitian yang dilakukan Supeni (2015) dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Perbedaanya dengan penelitian ini adalah tentang media ataupun metode yang digunakan dalam pembelajaran, penelitian Supeni (2015) yakni menggunakan metode reciprocal teaching, sedangkan peneliti menggunakan media lagu.
Selain itu, objek penelitian, objek penelitian Supeni (2015) yakni siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Batan.
13
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian mengenai keterampilan menulis puisi pada siswa yang pernah dilakukan bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan menulis puisi. Pada umumnya keterampilan menulis puisi pada siswa masih kurang dan belum memuaskan. Dilihat dari hal tersebut peneliti masih perlu mencari metode yang tepat dan efektif untuk pembelajran menulis puisi paa siswa.
Berdasarkan kenyataan di atas, peneliti akan melakukan penelitian “Pengaruh Media Lagu terhadap Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan”.
B. Kajian Teoretis
Kajian teoretis merupakan penjabaran kerangka teoretis yang memuat beberapa kumpulan materi terpilih dari berbagai sumber untuk dijadikan sebagai acuan pokok dalam membahas masalah yang diteliti. Pada bagian ini, beberapa tinjauan yang berkaitan dengan judul penelitian akan dibahas.
Tinjauan-tinjauan tersebut adalah hakikat menulis, puisi, dan media lagu.
1. Hakikat Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat komponen keterampilan berbahasa. Pada bagian ini dibahas tentang pengertian menulis, tujuan menulis, dan manfaat menulis.
a. Pengertian Menulis
Dalam dunia pendidikan menulis merupakan hal yang penting.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembelajaran yang mengarahkan
siswa untuk menulis. Menulis merupakan salah satu media untuk menyampaikan informasi atau gagasan lain. Keterampilan menulis harus anyak dilakukan melalui latiham dan praktik secara teratur.
Menurut Tarigan (2008: 3-4) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafalogi, struktur bahasa, dan kosa kata. selain itu, keterampilan menulis tidak akan didapat secara otomatis, melainkan harus melalui latihan yang cukup dan teratur. Menulis merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh setiap orang di masyarakat, khususnya pelajar dalam kegiatan pembelajaran. Guru sering melatih siswa melalui kegiatan menulis yang dilakukan secara rutin dan cukup agar kemampuan menulis siswa semakin meningkat.
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secaratertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur, yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pembaca (Dalman, 2015: 3). Senada dengan pendapat dalman, Suparno dan Yunus (2008: 1.3 dalam Dalman 2015) menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Jadi, menulis bisa digunakan sebagai sarana untuk
15
berkomunilasi dalam bentuk tulisan yang dapat dipahamai oleh seorang pembaca.
Menurut Sukirno (2016: 7) menulis kreatif adalah aktivitas menuangkan gagasan secara tertulis atau melahirkan daya cipta berdasarkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau karangan dalam teks nonsastra dan karya sastra. Dengan menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan perasaannya secara tidak langsung dalam bentuk tulisan dengan jelas. Oleh karena itu, tulisan tulisan yang dihasilkan oleh seseorang dapat menggambarkan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan penulis. Dengan menulis, seseorang yang biasanya susah untuk mengungkapkan gagasannya lewat lisan dapat digunakan sebagai salah satu sarana yang tepat untuk menyalurkan bakat atau karyanya yang berupa tulisan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dengan menggunakan ide atau gagasan dan perasaan kedalam bentuk tulisan sebagai alat komunikasi tidak langsung dengan memperhatikan berbagai kaidah penggunaan bahasa tulis tersebut. Oleh karena itu, keterampilan menulis sangat penting bagi kalangan peserta didik.
b. Tujuan Menulis
Setiap kegiatan tidak lepas dari maksud dan tujuan yang ingin dicapai, keterampilan menulis ini merupakan keterampilan berbahsa.
Menurut Hugo Harting (dalam Tarigan, 2008: 25-26) menyatakan bahwa ada tujuan-tujuan menulis yaitu sebagai berikut: (a) tujuan penugasan yaitu penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkum buku, sekretaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat); (b) tujuan altruistik bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedudukan para pembaca, inginnmenolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu; (c) tujuan persuasif yaitu bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan; (d) tujuan informasional atau tujuan penerangan yaitu bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca; (e) tujuan pernyataan diri yaitu bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca; (f) tujuan kreatif yaitu bertujuan untuk mencapai nilai-nilai kesenian; (g) tujuan pemecahan masalah yaitu bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi. setiap kegiatan yang kita lakukan mempunyai suatu tujuan tertentu yang ingin diperoleh atau disampaikan kepada orang lain, begitu juga dengan kegiatan menulis. Pada dasarnya apa yang ditunagkan dalam tulisan mempunyai maksud yang ingin dicapai oleh seorang penulis.
Ditinjau dari sudut kepentingan pengarang, menulis memiliki beberapa tujuan, yakni: a) tujuan penegasan yaitu menulis untuk
17
memenuhi tugas yang diberikan oleh guru atau sebuah lembaga; b) tujuanj estetis yaitu menulis dengan tujuan untuk menciptakan sebuah keindahan (estetis) dalam sebuah puisi, cerpen, maupun novel; c) tujuan penerangan yaitu tujuan penulis membuat tulisan untuk memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan pembaca; d) tujuan pernyataan diri yaitu menulis dengan tujuan untuk menegaskan tentang apa yang diperbuat; e) tujuan kreatif, yaitu tujuan menulis yang berhubungan dengan proses kreatif, terutama dalam menulis karya sastra, baik itu berbentuk puisi maupun prosa; f) tujuan konsumtif yaitu sebuah tulisan diselesaikan untuk dijual dan dikonsumsi oleh pembaca (Dalman, 2015:
13-14). Dengan demikian, seorang penulis harus sadar mengenai apa yang ditulisnya, dan untuk siapa tulisan tersebut dibuat sebelum dia memulai menulis. Dengan adanya kejelasan serta tujuan yang jelas terhadap tulisannya, penulis akan dapat menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan dapat dinikmati orang lain.
Berdasarkan pendapat ide di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk meningkatkan pengetahuan, meyakinkan pembaca, menyenangkan, menghibur, memberikan informasi, memecahkan suatu masalah, dan untuk mengutarakan pikiran dan mengekspresikan perasaan menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati dan dipahami oleh pembaca.
c. Manfaat Menulis
Keterampilan menulis kreatif sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Antara lain meningkatkan keterampilan mengungkapkan sesuatu dengan bahasa yang tepat, meningkatkan kebiasaan pemakaian diksi atau pilihan kata yang tepat, meningkatkan ketajaman keruntutan pikir, menghidupkan imaji atau citraanyang tepat. Selain itu, juga bermanfaat sebagai pemberi informasi, hiburan, untuk dokumentasi, laporan, pengungkapan tokoh dan penokohan, pengungkapan keruntutan pikir, penceritaan latar (tempat, waktu, situasi, dan budaya), penyaluran hobi, dan masih banyak lagi mandaat lainnya (Sukirno, 2016: 5-6). Jadi, menulis dapat memberikan manfaat bagi penulis agar semakin meningkatkan kemampuan menulisnya dari sisi kebahasaan dan juga dapat menghibur ataupun memberikan informasi bagi pembaca.
Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini, diantaranya yaitu (1) Peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi (Dalman, 2015: 6). Oleh karena itu menulis dapat membantu seseorang menjadi lebih kreatif dan meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Manfaat menulis juga akan memberikan dampak positif terhadap sisiwa karena menulis akan melatih siswa untuk mengembangkan pola pikir dan mengembangkan bakat yang mereka miliki.
19
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimplkan bahwa manfaat menulis adalah sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman diri, pengungkapan pikiran, memperluas pengetahuan, dan meningkatkan daya tanggap seseorang sehingga dapat memecahkan masalah.
2. Hakikat Puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling tua menurut sejarahnya. Bahasa digunakan sebagai media untuk menyampaikan gagasan yang disusun sedemikian rupa menjadi puisi. Pada bagian ini dibahas tentang pengertian puisi, dan unsur-unsur pembangun puisi.
a. Pengertian Puisi
Sukirno (2013: 304) menjelaskan bahwa puisi merupakan hasil cipta kreasi manusia yang memiliki nilai kepuitisan, berasal dari pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair. Penyair dapat menulis menulis dan mengkombinasikan sarana-sarana kepuitisan yang disukainya dengan memilih diksi atau pilihan kata secara tepat, pilihan kata dapat memberikan makna sintesitas. Sara yang dipilih tersebut dapat mengekspresikan pengalam jiwa penyair. Puisi sebagai karya sastra, maka fungsi estetiknya dominan dan didalamnya terdapat unsur-unsur estetiknya.
Pradopo (2010: 7) menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan sesuatu
yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan dapat memberi kesan.
Waluyo (2010: 25) menjelaskan puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk kata-kata yang indah dan memiliki arti. selain itu puisi adalah wujud dari ekspresi jiwa yang dituangkan dalam bentuk tulisan hasil dari pengimajinasian pikiran dan perasaan. Puisi itu juga merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah dalam wujud yang paling berkesan.
b. Unsur-unsur Pembangun Puisi
Pada bagian ini, penulis menyajikan struktur puisi dan struktur batin puisi 1. Struktur Fisik Puisi
Waluyo (2010: 27) menjelaskan struktur fisik puisi adalah sebuah unsur yang terdapat di luar puisi. Unsur fisik puisi meliputi pilihan kata (diksi), pengimajinasian, bahasa figuratif (majas), verifikasi (ritma atau rima), dan tipografi.
a. Pilihan Kata/Diksi
Pilihan kata dalam sejak disebut diksi. Seorang penyair hendaknya mencurahkan perasaan dan pikirannya dengan setepat- tepatnya seperti yang dialaminya. Selain itu penyair
21
mengekspresikan dengan ekspresi yang dapat menjelmakan pengalaman tersebut, oleh karena itu harus memilih kata-kata yang tepat (Pradopo, 2010: 54)
Diksi adalah bentuk serapan dari kata diction yang oleh Hornby diartikan sebagai choise and use of world (Jabrohim, 2009:
35). Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai keefektifan dalam penulisan karya sastra. Untuk mencapai diksi yang baik, seorang penulis harus memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya harus tau memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus memilih kata yang tepat, kata yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan (Jabrohim, 2009: 35)
Dari uraian di atas, dapat dikemukakan bahwa diksi merupakan kata pilihan penyair yang mempertimbangkan bentuk dari aspek dan efek penggunaannya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan kata (diksi) dalam menulis puisi diantaranya adalah makna kias, lambnag, persamaan bunyi, atau rima.
b. Citraan atau Pengimajian
Pengimajian (citraan) dalam puisi, untuk memberikan gambaran yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, memberikan gambaran agar lebih hidup, dan menciotakan imajinasi
baru dalam pikiran dan pengindraan. Gambaran angan-angan dalam sajak disebut citraan (Pradopo, 2010: 79)
Waluyo (2010: 91) menyatakan bahwa pengimajian merupakan susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Baris puisi itu seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang nampak (imaji visula), atau sesuatu yang dapat dirasakan, diraba atau disentuh (imaji taktil). Ungkapan perasaan penyair dijelmakan kedalam gambaran konkret mirip musik atau gambaran atau cita rasa tertentu. Jika penyair menginginkan imaji pendengaran (auditif), maka jika pembaca menghayati puisi itu, seolah-olah mendengarkan sesuatu, jika penulis ingin melukiskan imaji penglihatan (visual), maka puisi itu seolah-olah melukiskan sesuatu yang bergerak-gerak, jika imaji taktil yang ingin digambarkan, maka pembaca seolah-olah merasakan suatu perasan.
Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa pengimajian atau citraan adalah kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkongkrit apa yang dinyatakan penyair. Selain itu, dengan pengimajian pembaca dapat merasakan langsung apa yang dirasakan oleh penyair pada waktu penyair menulis puisi.
c. Bahasa Figuratif
Pradopo (2010: 61-62) menyatakan bahwa untuk memperoleh kepuitisan puisi dengan bahasa kiasan akan
23
menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan angan.
Bahasa kiasan ini meniaskan sesuatu dengan hal lain menimbulkan makna kias dan perlambangan yang mneimbulkan makna lambang.
Pengiasan disebut juga simile atau persamaan, karena membandingkan atau menyamakan sesuatu hal dengan hal lain.
Untuk memahami bahasa figuratif ini, pembaca harus menafsirkan kiasan dan lambang yang dibuat penyair baik lambang konfensional maupun yang nonkonfensional.
Waluyo (2010: 96-97) menyatakan bahwa bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara langsung mengungkapkan makna. Kata atau bahasanya kias atau makna lambang. Bahasa figuratif terdisi atas pengiasan yang menimbulkan makna lambang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukanakan bahwa pada umumnya bahasa figuratif dipakai untuk menghidupkan lukisan, untuk lebih mengkonkretkan dan lebih mengekspresikan perasaan yang diungkapkan. Dengan demikian, penggunaan bahasa figuratif menyebabkan konsep-konsep abstrak terasa dekat dengan pembaca karena dalam bahasa figuratif oleh penyair diciptakan kekonkretan, kedekatan, keakraban, dan kesegaran. Di samping itu,
adanya bahasa figuratif memudahkan dalam menikamti sesuatu yang disampaikan oleh penyair.
d. Verifikasi (Rima dan Ritma)
Jabrohim (2009: 53) mengemukakan bahwa rima adalah pengulanagn bunyi dalam baris puisi atau larik dalam puisi, pada akhir puisi bahkan juga pada keseluruhan baris dan bait puisi. Rima meliputi anomotape (tiruan bunyi) bentuk intern pola bunyi, intonasi, repetisi bunyi atau kata dan persamaan bunyi.
Waluyo (2010: 105) mengemukakan rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi dengan tujuan agar puisi menjadi merdu jika dibaca.
Pemilihan bunyi-bunyi akan mendukung perasaan dalam suasana puisi. Selanjutnya, Waluyo (2010) mengemukakan ritma berhubungan dengan bunyi dan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Irama berupa pemotongan baris-baris pusi secara berulang-ulang setiap 4 suku kata yang menimbulkan gelombnag yang teratur. Setiap penyair, aliran, periode, dan angkatan mempunyai perbedaan cara mengulang hal-hal yang dipandang membentuk ritma.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa verifikasi dalam sebuah puisi sangatlah penting yaitu menentukan
25
keberhasilan puisi sebagai sebuah karya sastra seni keindahan rima dalam sebuah pusi akan terasa setelah puisi itu dibacakan.
e. Tipografi
Jabrohim (2009: 54) mengemukakan bahwa tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Karena itu ia merupakan pembeda yang sangat penting. Dalam prosa baris-baris kata atau kalimat membentuk suatu periodisitet. Namun dalam puisi tidak. Baris-baris dalam puisi disebut dengan bait.
Waluyo (2010:113) mengemukakan bahwa tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Laril-larik puisi tidak membangun periodistet yang disebut paragraf. Namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan berakhir ke tepi kanan baris.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tipografi adalah perwajahan puisi yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
2. Struktur Batin Puisi
Waluyo (2010: 124) menyatakan bahwa batin puisi adalah medium untuk mengungkapkan makna yang hendak disampaikan
penyair. Struktur batin puisi ada empat, yakni: (1) tema, (2) perasaan penyair, (3) nada, atau sikap penyair terhadap pembaca, (4) amanat.
a. Tema
Waluyo (2010: 124) menyatakan bahwa tema merupakan gagasan pokok atau subjek-master yang dikemukakan penyair.
Pokok pikiran yang begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, maka puisimya bertema ketuhanan, jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau kemanusiaan, maka puisi bertema kemanusiaan.
Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, maka tema puisinya adalah protes atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat melahirkan tema cinta atau tema kedaulatan. Tema puisi harus dihubungkan dengan penyairnya, dengan konsep-konsepnya yang terimajinasikan, Oleh sebab itu, tema bersifat khusus (penyair), tetapi obyektif (bagi semua penafsir), dan lugas (tidak dibuat-buat).
Janrohim (2009: 65) menyatakan bahwa tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang yang menjadi pikiran tersebut menjadi dasar bagi puisi yang diciptakan penyair. Sesuatu yang dipikirkan dapat bermacam-macam, meliputi berbagai macam permasalahan hidup.
27
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa tema merupakan sebuah acuan sebelum membuat puisi. Tema sangatlah penting untuk membantu pengarang dalam menentukan puisi yang akan dibuat. Biasanya puisi dibuat berdasarkan pengalaman pribadi maupun orang lain.
b. Perasaan
Waluyo (2010: 140) menyatakan bahwa dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk dapat mengungkapkan tema yang sama, penyair yang satu dengan perasaan penyair yang lainnya, sehingga hasil puisi yang dihasilkan berbeda pula.
Jabrohim (2009: 66) menyatakan bahwa perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi. oleh karena itu, sebuah tema yang sama akan menghasilkan puisi yang berbeda, jika suasana perasaan penyair yang menciptakan puisi itu berbeda.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa perasaan adalah suasana hati penyair saat menulis puisi.
Pengungkapan rasa juga erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial dan pengetahuan.
c. Nada dan suasana
Waluyo (2010: 144) mengemukakan bahwa dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah
dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pemba.
Seringkali puisi bernada santai karena penyair bersikap santai kepada pembaca. Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, maka suasana adalah keaaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Jika kita berbicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada, jika kita berbicara tentang suasana jiwa pembaca yang timbul setelah membaca puisi, maka kita berbicara tentang suasana. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana iba hati pembaca.
Jabrohim (2009: 66) berpendapat bahwa dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca.
Suasana adalah kedadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa nada adalah sikap penyair kepada pembaca sedangkan suasana merupakan suasana yang muncul setelah pembaca membaca karya sastra yang bersangkutan. Nada dan suasana bukan semata-mata
29
disebabkan oleh makna kata yang dipakai penyairnya, melainkan juga oleh dukungan pilihan bunyi kata-katanya.
d. Amanat
Jabrohim (2009: 68) mengemukakan bahwa amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat yang ingin disampaikan penyair tersebut mungkin secara sadar dituangkan dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair yang tidak sadar akan amanat yang diberikan dalam puisinya.
Waluyo (2010: 151) mengemukakan bahwa amanat adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Jadi, amanat adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh penyair serta mendorong penyair untuk membuat sebuah karya satra,
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa amanat merupakan makna tersirat yang disampaikan oleh penyair dalam puisinya. Amanat tersebut yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.
3. Pembelajaran Menulis Puisi
Menurut Sukirno (2013: 322) menulis adalah menciptakan mencipta, dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan, daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa danh nafas hidupnya.
Tarigan (2008: 3-4) merinci lebih jauh tentang menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafoligi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Langkah pertama yang harus dilakukan ketka akan menulis puisi yaitu memunculkan tema puisi dengan memilih tema yang tepat dan sesuai dengan apa yang diinginkan dan bisa menggunakan tema dengan bentuk kalimat atau kata-kata kunci. Hal yang perlu dihindari ketika menetapkan tema adalah memikirkan apa yang akan ditulis. Kecenderungan ini yang membuat seseorang menjadi sulit memulai tulisannya, karena tema untuk menulis puisi cukup tuliskan atau ungkapkan sesuai dengan perasaan yang sedang dialami.
Selanjutnya, langkah kedua yaitu menggambarkan tema sesuai kata-kata kunci atau kalimat topik yang telah ditentukan untuk dikembangkan menjadi sebuah puisi dengan memperhatikan unsur pembangun puisi. Langkah ketiga merangkai kata secara sederhana mencipta puisi hanya merangkai kata.
Adapun unsur yang harus diperhatikan, yaitu masalah estetika.
Estetika adalah kecermatan dan kelihaian mencari, memilih, dan menyusun kata-kata agar menjadi lebih indah.
31
4. Lagu sebagai Media Pembelajaran
Pada bagian ini disajikan pengertian, dan langkah-langkah menulis puisi dengan menggunakan media lagu.
a. Pengertian Media Lagu
Tarigan mengatakan penggunaan media lagu adalah suatu yang melibatkan pengisian/pemuatan bank-bank memori-memori atau ingatan-ingatan yang diinginkan dan memberi kemudahan (Trimantara, 2005: 33).
Suharto mengungkapkan bahwa lagu adalah sarana informasi dan edukasi bagi negara dan bagi masyarakat. Sebagai sarana informasi, lagu sebagai sarana penyampaian ngkapan hati atau ungkapan perasaan seorang penyair kepada pendengar. Sebagai sarana edukasi lagu dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran di sekolah karena lagu merupakan salah satu bentuk karya seni. Lagu merupakan karya yang estetis yang bermakna dan mempunyai arti bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna (Handayati, dkk., 2013: 228).
Gustiani mendefinisikan lagu sebagai ragam sastra yang berirama dalam bercakap, bernyanyi, membaca, dan sebagainya. Lagu termasuk ke dalam media audio karena lagu merupakan hal atau sesuatu yang berkaitan dengan indra pendengaran (Handayati, dkk., 2013: 228).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dikemukakan bahwa lagu adalah sebuah karya sastra yang merupakan gubahan nada-nada yang
timbul dari perasaan atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi diri yang mengandung nada dan irama yang enak didengar.
Penggunaan lagu dalam media pembelajaran tentunya akan memberikan dampak positif untuk proses pembelajaran. Hal itu dikarenakan iringan lagu merupakan salah satu cara untuk merangsang pikiran sehingga siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik.
Selain merangsang pikiran, iringan lagu juga dapat memperbaiki konsentrasi, ingatan, meningkatkan aspek kognitif, dan juga kecerdasan emosional. Lagu mempengaruhi perasaan siswa yang akan berpengaruh pada proses belajar mengajar. Iringan lagu tidak mesti selalu ada supaya proses pembelajaran dapat berlangsung, akan tetapi lagu dapat menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Lagu berasal dari sebuah karya tulis yang diperdengarkan dengan iringan musik. Mereka yang mendengarkan lagu bisa merasa sedih, senang, bersemangat, dan perasaan emosi lain karena efek dari lagu yang begitu menyentuh. Selain itu, lagu mampu menyediakan sarana ucapan yang secara tidak sadar dapat disimpan dalam memori otak. Keadaan ini yang justru menjadikan proses pembelajaran menjadi tidak kaku, dan terkesan dikondisikan, yang kadang dalam beberapa hal tidak disenangi oleh siswa. melihat keuntungan tersebut tersendiri bagi pengajaran pengucapan, sehingga hasilnya lebih efektif.
33
Pemanfaatan lagu sebagai media pembelajaran sebenarnya merupakan hal yang biasa jika dibandingkan dengan media yang lainnya. Namun, menjadi hal yang luar biasa ketika pendengar menangkap pesan yang disampaikan oleh penyanyi secara mudah. Jadi, penyanyi tidak sekedar menyanyi dengan suara indah, tetapi juga dapat menyampaikan pesan pada lagu tersebut.
b. Kelebihan dan Kekurangan Media Lagu
Suatu media pembelajaran terdapat kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Sama halnya dengan media pembelajaran lain, media lagu mmiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya dalam pembelajaran.
1. Kelebihan Media Lagu
Menurut Gustiani (dalam Handayati, dkk, 2013: 229) kelebihan media lagu adalah: (1) dapat diputar berulang-ulang sesuai kebutuhan siswa, (2) lagu dapat dihapus dan digunakan kembali, (3) mampu mengembangkan imajinasi siswa, (4) sangat efektif untuk pembelajaran bahasa, (5) penggandaan programnya sangat mudah sehingga bisa diberikan kepada setiap anak didik.
Berdasarkan penjelasan tersebut terdapat kelebihan media lagu. Kelebihan tersebut mendorong siswa untuk memotivasi siswa dan untuk fokus dalam pembelajaran agar dapat mengikuti pembelajaran dengan efektif.
2. Kekurangan Media Lagu
Menurut Gustiani (dalam Handayati, dkk, 2013: 299) kekurangan media lagu adalah: (1) daya jangkauan terbatas dan penggandaan alatnya relatif lebih mahal. Karena itu jika ada anak yang membutuhkannya, maka harus mengeluarkan biaya untu membeli kaset atau CD tersebut.
3. Solusi
Soluisi dari kekurangan media lagu di atas adalah pihak sekolah menyediakan sarana yang mendukung penggunaan media lagu. Dengan demikian siswa yang membutuhkan dapat meminjam pada pihak sekolah sehingga siswa tidak terbebani dalam masalah biaya.
c. Langkah-langkah Menulis Puisi dengan Media Lagu
Media lgu merupakan media yang menggunakan kata kunci dalam pembelajarannya. Pemberian kata kunci tersebut dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa untuk menuangkan ide atau gagasan mereka kedalam bentuk tulisan. Langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan media lagu adalah siswa:
1. mendengarkan lagu yang diputarkan oleh guru untuk memunculkan daya imajinasi objek penulisan puisi;
2. menentukan kata kunci (Tema, diksi, majas, kata konkret, imaji, dan rima), dan;
35
3. berlatih menulis puisi berdasarkan lagu dengan menggunakan kata kunci.
Setelah siswa menulis puisi, guru menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat dan senang terhadap hasil pekerjaannya dan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
5. Media Berbasis Cetakan
Menurut Arsyad (2013: 85) Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dikemukakan bahawa media berbasis cetakan adalah sebuah media yang mengacu pada buku yang digunakan sebagai media pembelajaran siswa.
C. Hipotesis
Berdasarkan anggapan dasar yang dilandasi oleh kajian teori tersebut di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
Ho1 : media pembelajaran Lagu berpengaruh terhadap motivasi belajar menulis puisi pada peserta didik kelas X SMA.
Ho₂ : media pembelajaran Lagu berpengaruh terhadap hasil belajar menulis puisi pada peserta didik kelas X SMA.
Ho3 : kemampuan peserta didik dalam menulis puisi yang diajar dengan media lagu lebih tinggi daripada yang tidak diajar dengan media lagu.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunanan tertentu. Cara ilmiah dimaksudnya sebagai kegiatan penelitian yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2012: 3).
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Maksudnya penelitian ini diarahkan dalam bentuk mencari data-data kuantitatif melalui hasil uji coba eksperimen. Penentuan jenis penelitian kuantitatif ini dengan alasan semua gejala yang diamati dapat diukur dan diubah dalam bentuk angka serta dapat dianalisis dengan analisis statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu teori, yaitu media pembelajaran dengan lagu terhadap aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam menulis puisi.
Alasan penelitian ini menggunakan eksperimen adalah untuk mengetahui adakah pengaruh variabel X yaitu pembelajaran dengan media lagu terhadap variabel Y yaitu motivasi dan hasil belajar dalam menulis
puisi. Pengaruh ini dapat diuji dengan memberi perlakuan (men-treatmen- kan) variabel X terhadap kelompok eksperimen.
Bentuk eksperimen yang dipilih dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment), yang hampir mirip dengan eksperimen murni.
Perbedaannya terletak pada subjek penelitian, yaitu pada eksperimen semu tidak dilakukan secara random, melainkan menggunakan kelompok yang telah ada. Sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Group Pretest Posttest Design, dari namanya saja sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap baik karena sudah memenuhi persyaratan yaitu kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan Suharsimi Arikunto (2013:78).
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai pembanding. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas terlebih dahulu diberi prates (tes awal) untuk mengetahui kondisi awal. Langkah berikutnya kelas eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan media lagu, sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode konvensional/ceramah. Setelah selesai perlakuan, maka dilakukan pengukuran/pengetesan kembali pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pascates (tes akhir), kemudian hasil pengukuran dibandingkan.
Rancangan eksperimen dalam penelitian ini ditunjukkan dalam gambar dibawah ini:
39
Gambar 1.
Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design Keterangan:
X : pemberian perlakuan
O₁ dan O₃ : sebelum ada perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol
O₂ : kelompok eksperimen setelah mendapat perlakuan O₄ : kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan
(Sugiono, 2014: 116) Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pengaruh perlakuan dapat ditunjukkan oleh selisih antara O₁ dan O₂ pada kelompok eksperimen dan O₃ dan O₄ pada kelompok kontrol.
Sebagai gambaran prosedur penelitian ini, maka dapat dijabarkan desain perlakuan sebagai berikut.
Gambar 2. Desain Perlakuan O1 X O2
O3 O4
Kelas Kontrol
Tes Awal Tes Awal
Perlakuan -
Tes Akhir Tes Akhir
Uji Hipotesis Kelas eksperimen
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah sejumlah populasi dan sampel yang akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Pejagoan.
Subjek penelitian terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pejagoan. Adapun pelaksanaannya dilakukan pada semester genap yaitu pada bulan April sampai Mei 2017.
Subjek tersebut diambil dengan menggunakan sample. Sugiyono (2010:
63) menyatakan bahwa probability sampling yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, sedangkan purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Sumber pertimbangan yang dipilih penulis adalah rekomendasi dari guru bahasa Indonesia yang produktif disekolah tersebut karena kelas tersebut dianggap memiliki kemampuan yang sama dalam keterampilan menulis.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 2). Pada dasranya variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tetang suatu hal, kemudian ditarik kesimpulan.
41
1. Variabel Independen (Bebas)
Sugiyono (2010: 4) variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predikator, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah media lagu.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Sugiyono (2010: 4) variabel dependen sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi siswa.
Jadi, penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu pengaruh variabel X yaitu pembelajaran dengan media lagu terhadap variabel Y yaitu.
kemampuan menulis puisi siswa. Pengaruh ini dapat diuji dengan memberi perlakuan (men-treatmen-kan) variabel X terhadap kelompok eksperimen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Widoyoko (2012: 32) menyatakan bahwa pengumpulan data merupakan strategi atau cara yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan menurut Burhan Bungin dalam Jakni (2016:89) Teknik atau metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data merupakan suatu cara atau prosedur yang sistematis untuk mengumpulkan data yang diperlukan dan dapat menentukan berhasil atau