• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kanker payudara merupakan penyakit kompleks yang ditandai dengan adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian di dunia. Menurut WHO (2012), kanker menyebabkan kematian lebih dari 8,2 juta kematian per tahun akibat kanker dan 521.000 diantaranya disebabkan oleh kanker payudara. WHO memperkirakan pada tahun 2030, kanker akan menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Data di Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki peringkat pertama dari lima besar kanker di Indonesia yaitu 48.998 kasus dengan mortalitas sebesar 19.750.

Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) (2010), kanker menjadi penyebab kematian nomor 3 di Indonesia dengan angka kejadian 7,7%

dari seluruh penyebab kematian penyakit tidak menular setelah stroke dan penyakit jantung. Sementara itu, kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan diseluruh rumah sakit di Indonesia dengan proporsi sebesar 28,7% untuk kanker payudara.

Tingkat prevalensi tumor dan kanker tertinggi di Indonesia berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yaitu mencapai 4,1% (Riskesdas, 2013). Di Yogyakarta, kanker payudara masih merupakan penyakit kanker kedua terbanyak, namun khusus di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, penyakit kanker payudara

(2)

menduduki tempat pertama keganasan pada wanita. Penelitian di RSUP Dr.

Sardjito, RS Panti Rapih, dan RS Patmasuri pada 566 penderita kanker payudara ternyata 369 penderita (65,20%) berasal dari DIY sedang yang lain tersebar dari daerah Jawa Tengah (Aryandono, 2006).

Saat ini, lebih dari beberapa ratus mikro RNA (miRNA) telah ditemukan dan terjadinya penyimpangan ekspresi miRNA telah banyak dikaitkan dengan beberapa kanker sehingga penggunaan profil miRNA diarahkan untuk diagnosis atau prognosis kanker tertentu dan untuk membedakan jenis kanker tertentu (Yan et al., 2008). MikroRNA berperan sebagai modulator ekspresi gen sehingga dapat

dijadikan sebagai kandidat diagnostik dan indikator prognostik serta target terapi yang potensial (Heneghan et al., 2010). Oleh karena itu, miRNA menjadi salah satu alternatif biomarker kanker yang sangat menjanjikan dimasa mendatang (Mo et al., 2012) .

Beberapa studi melaporkan bahwa telah terjadi perubahan ekspresi miRNA pada jaringan kanker dibandingkan jaringan normal. Hal ini menunjukkan bahwa miRNA berpotensi merepresentasikan kondisi klinis dan penanda prognostik. Pengenalan prognostik penyakit untuk individu yang telah didiagnosa kanker payudara dapat ditinjau dari tumor size, histological grade, dan keberadaan lymph node atau metastasisnya, sehingga identifikasi karakteristik molekuler memungkinkan untuk memprediksi secara akurat peningkatan resiko kematian atau kelangsungan hidup pasien kanker payudara dalam tata laksana malignansi saat ini (Yan et al., 2008).

(3)

Lawrie et al. (2010) merupakan grup peneliti yang pertama menunjukan keberadaan circulating miRNA dalam cell-free body fluid seperti plasma dan serum. Keuntungan yang sangat penting dengan keberadaan circulating miRNA meliputi kemungkinan pengukuran yang berulang-ulang dengan cara non-invasif serta stabilitas yang luar biasa dalam plasma/serum, dimana mereka dapat beredar bahkan di luar eksosom dan stabil karena mengikat protein Argonaute (Mitchell et al., 2008; Turchinovich et al., 2011; Arroyo et al., 2011).

MiR-21 merupakan satu-satunya miRNA yang mengalami peningkatan ekspresi dalam semua kanker manusia termasuk kanker payudara (Negrini &

Calin, 2008). Pada patogenesis tumor, miR-21 menunjukkan keterlibatannya dalam proses tumorigenesis, progresi, dan metastasis. Selain itu, level ekspresi miR-21 berhubungan dengan faktor patologi klinis dan prognosis pasien kanker sehingga miR-21 dapat berfungsi sebagai penanda prognostik untuk kanker manusia (Pan et al., 2010).

PTEN (Phosphatase Tensin and Homolog) merupakan gen tumor supresor yang mengalami delesi atau mutasi dalam berbagai kanker manusia.

Ekspresi PTEN menurun pada sebagian besar tumor padat termasuk kanker payudara. Beberapa studi telah membuktikan bahwa ekspresi PTEN menurun terkait faktor metastasis lymph node, status reseptor estrogen, grade tumor, tumor node metastasis (TNM), sehingga profil ekspresi PTEN memungkinkan untuk menjadi penanda prognosis yang sangat berharga pada kanker payudara (Huang et al., 2009).

(4)

PTEN memiliki aktivitas phosphatase protein dan phophatase lipid yang bertolak belakang dengan aktivitas PI3K (Phosphatidyl Inositol 3-Kinase) sehingga berperan untuk menghambat aktivitas PIP3 (phosphatidylinositol 3,4,5- triphosphate) (Song et al., 2012). PTEN diketahui menjadi salah satu mRNA

target dari miR-21. Dalam salah satu studinya, Schwarzenbach et al. (2012) menyatakan bahwa aktivasi PTEN dapat menghambat perkembangan proliferasi dan pertumbuhan sel kanker payudara melalui jalur apoptosis yaitu jalur PI3K/Akt.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini mencoba untuk mengetahui tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma pasien kanker payudara ditinjau dari status klinikopatologis dan molekuler.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan tinjauan latar belakang maka dapat diidentifikasi suatu masalah sebagai berikut :

1. Apakah tingkat ekspresi miR-21 pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari stadium lanjut lebih tinggi daripada stadium awal, dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari stadium lanjut lebih rendah daripada stadium awal ?

2. Apakah terdapat perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status reseptor ER negatif dengan ER positif ?

(5)

3. Apakah terdapat perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status reseptor PR negatif dengan PR positif ?

4. Apakah terdapat perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status reseptor HER2 positif dengan HER2 negatif ?

5. Apakah terdapat perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status subtipe kanker payudara ?

I.3. Tujuan Penelitian I.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status klinikopatologi dan molekuler di RSUP Dr. Sardjito.

I.3.2 Tujuan Khusus

Secara Khusus, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui tingkat ekspresi miR-21 pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari stadium lanjut lebih tinggi daripada stadium awal, dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari stadium lanjut lebih rendah daripada stadium awal ?

(6)

2. Mengetahui adanya perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status reseptor ER negatif dengan ER positif ?

3. Mengetahui adanya perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status reseptor PR negatif dengan PR positif ?

4. Mengetahui adanya perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status reseptor HER2 positif dengan HER2 negatif ?

5. Mengetahui adanya perbedaan tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara ditinjau dari status subtipe kanker payudara ?

I.4. Keaslian Penelitian

Berikut ini beberapa penelitian serupa yang berhasil dikumpukan oleh peneliti sebagai perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan:

Tabel 1. Beberapa penelitian sejenis yang telah dipublikasi

Peneliti Judul Penelitian Perbedaan

(Meng et al., 2007)

MicroRNA-21 Regulates Expression of the PTEN Tumor Suppressor Gene in Human Hepatocellular Cancer

Pada penelitian ini menggunakan sampel sel line dan jaringan dari tumor hepatocellular cancer (HCC). Inhibisi miR-21 dalam sel HCC meningkatkan ekspresi PTEN dan menurunkan proliferasi, migrasi, invasi sel tumor.

(Yan et al., 2008)

MicroRNA-21 overexpression in human breast cancer is associated with advanced clinical stage, lymph node metastasis and patient poor prognosis.

Pada penelitian ini menggunakan sampel jaringan dari tumor payudara. Peneliti mengamati profil ekspresi miR-21 dan korelasinya terhadap status biopatologi seperti: stage tumor, lymph node metastasis.

(7)

Tabel 1. Beberapa penelitian sejenis yang telah dipublikasi (Lanjutan) (Zhang et

al., 2012)

MicroRNA-21 Promotes Tumor Proliferation and Invasion in Gastric Cancer by Targeting PTEN

Pada penelitian ini menggunakan sampel sel line, kultur sel dan jaringan dari tumor gastric cancer. Peneliti mengamati ekspresi miR-21 dan korelasi dengan ekspresi PTEN sebagai gen targetnya.

(Xiong et al., 2013)

MiR-21 Regulates Biological Behavior Through the PTEN/PI-3K/Akt Signaling Pathway in Human Colorectal Cancer Cells

Pada penelitian ini menggunakan sampel jaringan dari tumor colorectal cancer.

Peneliti mengamati regulasi MicroRNA- 21 yang mentarget PTEN melalui jalur PI3K.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada jenis kanker yang digunakan berupa kanker payudara dan jenis sampelnya berupa plasma darah sedangkan penelitian diatas menggunakan sampel jaringan, sel line pada jenis kanker yang berbeda.

I.5. Manfaat Penelitian 1. Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, dan peningkatan keahlian dalam isolasi miRNA, sintesis cDNA, dan analisa quantitative Real Time PCR (qRT-PCR).

2. Masyarakat

Memberikan informasi ilmiah mengenai tingkat ekspresi miR-21 dan mRNA PTEN pada plasma darah pasien kanker payudara RSUP Dr. Sardjito.

3. Bidang kesehatan :

Mengembangkan miRNA sebagai biomarker untuk kanker payudara dimasa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi baku mutu air limbah berbasis daya tampung beban pencemaran kegiatan pertambangan batubara dan

Penyakit kusta jarang ditemukan pada bayi, angka kejadian (Insidence Rate ) meningkat sesuai umur dengan puncak pada umur 10-20 tahun dan kemudian menurun Prevalensinya

Tekanan darah sistolik lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Wreda Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul setelah pemberian rebusan daun alpukat masuk kategori pre

Misalnya, bila dalam suatu biram a terdapat nada f (pada spasi pertam a) dan terdapat pula nada f tinggi (pada garis ke lim a).

Pada tahap proses ini antagonisme antar mikroorganisme terjadi, dan reaksi kimia komplekpun terjadi antara residu lignin, limbah yang terdegradasi serta protein mikroba yang

Subyek penelitian ini adalah 3 (tiga) siswa kelas VIII yang tercatat sebagai siswa yang kurang dalamberdisiplin disekolah. Teknik pengumpuian data yang digunakan adalah:

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di paparkan di atas maka merasa perlu dilakukan sebuah penelitian dan pembahasan mengenai pertanggungjawaban

Berkaitan dengan hal tersebut, maka dibuatlah alat berupa robot cerdas pemotong rumput berbasis raspberry Pi B+ merupakan penerapan sistem robotik yang bertujuan