• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM :"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN KESADARAN AKAN NILAI-NILAI IBADAH DALAM FILM PENDEK CINTA SUBUH

DI YOUTUBE

(

Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440H / 2019M

(2)

i

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM : 1113051000142

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Intensitas Menonton Film Dengan Kesadaran Akan Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Pendek Cinta Subuh di Youtube (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Ciputat, 26 Januari 2019

Putri Dwi Pangestiningtiyas 1113051000142

(3)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON FILM DENGAN KESADARAN AKAN NILAI-NILAI IBADAH DALAM

FILM PENDEK CINTA SUBUH DI YOUTUBE (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Putri Dwi Pangestiningtiyas NIM: 1113051000142

Pembimbing,

Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd.

NIP: 196903221996032001

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440H / 2019M

(4)

iii

(5)

iv ABSTRAK Putri Dwi Pangestiningtiyas

NIM : 1113051000142

Hubungan Intensitas Menonton Film Dengan Kesadaran Akan Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Pendek Cinta Subuh Di Youtube (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

YouTube aktif menyiarkan konten Islami berupa dakwah, lewat film-film pendek yang mengangkat kisah yang mayoritas dialami oleh masyarakat. Salah satu yang aktif menyiarkan film pendek Islami yaitu Film Maker Muslim, dalam film pendek CINTA SUBUH ingin menunjukan fenomena sosial yang dialami anak muda sekarang dengan bentuk perbaikan kesadaran akan nilai-nilai ibadah yang dialami seorang pemuda.

Merujuk dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, apakah terdapat hubungan intensitas menonton film dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube pada anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

Teori yang digunakan adalah teori Stimulus Organisme Respon (S-O-R). Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian antara isi pesan dan reaksi komunikan.

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif korelasional yaitu analisis korelasi Rank Spearman. Dengan nilai korelasinya r =0,214, (>0,05) pada rentang 0,20 – 0,399. Sedangkan nilai variabel X (Intensitas Menonton Film) meningkat maka nilai variabel Y (Kesadaran akan nilai-nilai Ibadah) juga mengalami peningkatan. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan tidak signifikan. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan jumlah responden 52 orang.

Landasan konseptual yang digunakan adalah kesadaran akan nilai-nilai ibadah. Hasil dari penelitian ini pada anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata Kunci : Film Pendek, Sholat, Kesadaran, Ibadah, dan Youtube.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada- Nya Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita pada derajat kemanusiaan yang lebih baik.

Alhamdulillah atas hidayah-Nya, peneliti berhasil menyelesaikan tugas akhir di perkuliahan, yaitu skripsi. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi peneliti untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini telah mendapat bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sehingga peneliti dapat menyelesaikan dengan baik. Rintangan dan cobaan yang telah peneliti hadapi menjadi hal yang berharga.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah peneliti mengungkapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif

(7)

vi

Hidayatullah Jakarta. Terimakasih juga kepada Dr. H.

Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

2. Dr. Roudhonah, M.Ag, sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, yang telah membantu saya dalam penyusunan proposal skripsi.

3. Drs. Masran, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fitta Faturokhmah SS, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Nurul Hidayati S.Ag., M.Pd., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya guna memberikan bimbingan, arahan serta inspirasi yang amat berharga bagi peneliti.

5. Kepada seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu kepada peneliti.

6. Seluruh karyawan serta Staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan juga Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Orang tua saya, Almarhum Bapak Hasan Rusbiantoro skripsi ini kupersembahkan untuknya yang telah berdedikasi penuh semasa hidupnya, dan Ibu Rodjanah yang terus memberikan semangat, tidak

(8)

vii

pernah bosan memberikan perhatian, sehingga berkat kelimpahan doa darinya skripsi ini telah selesai.

8. Crew Film Maker Muslim, yang telah membantu saya dalam pemenuhan atau kelengkapan atas penelitian yang ditujukan terhadap karya-karya mereka.

9. Anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2018-2019 yang sudah meluangkan waktunya untuk memberikan jawaban-jawabannya lewat survei yang saya berikan, sekaligus memberikan data yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini.

10. Teman-teman KPI kelas C angkatan 2013, telah membantu pada saat proses skripsi ini berlangsung.

11. Sahabat-sahabat seperjuangan peneliti terima kasih kepada Nia Nadia, Rizka Fitriana Sari, dan Reny Nur Aini yang telah memotivasi, memberikan bantuan, serta masukan dalam penyelesaian skripsi ini.,

12. Keluarga Radio Dakwah Komunikasi (RDK FM) yang telah memberikan wadah dan inspirasi bahkan dukungan positif kepada saya.

13. Keluarga di Komunitas Rumah Penyuluhan Kreatif, yang turut andil memberikan dukungan serta doa terhadap peneliti sehingga hari-hari dalam proses penyusunan tugas penuh dengan warna. Terimakasih untuk para relawan di dalamnya, khusus pada Kak Ipang, Kak Arum, Kak Faisal, Kak Angga, Ritha dan Widyatama.

(9)

viii

14. Teman-teman KKN D‟MOST (Dedication as Meaningful Ordinary Satisfy Things) 2016, terutama sahabat peneliti, Isty Puspita Sari, yang tidak pernah lelah selalu mengingatkan dan memberi semangat kepada saya.

15. Untuk semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak.

Jakarta, 26 Desember 2018

Putri Dwi Pangestiningtiyas

(10)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... .i

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... .iii

ABSTRAK………..iv

KATA PENGANTAR……….………v

DAFTAR ISI………..……….………ix

DAFTAR TABEL………...………..xii

DAFTAR GAMBAR………..……….xiii

DAFTAR DIAGRAM………..xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Tinjauan Pustaka ... 8

E. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….12

A. Media Massa ... 12

1. Pengertian Media Massa ... 12

2. Karakteristik Media Massa ... 13

3. Efek Media Massa ... 14

4. Konteks Media Baru ... 15

5. Media Sosial ... 16

6. YouTube ... 16

(11)

x

B. Teori S-O-R ... 18

C. Film Pendek ... 21

1. Pengertian Film Pendek ... 21

2. Macam-macam Film Pendek ... 23

3. Unsur-unsur Film ... 23

4. Film Sebagai Media Dakwah ... 26

5. Kesadaran Ibadah ... 27

D. Kerangka Pemikiran ... 32

F. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN………..34

A. Paradigma Penelitian ... 34

B. Pendekatan Penelitian ... 34

C. Jenis Penelitian ... 35

D. Metode Penelitian ... 35

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 36

F. Variabel Penelitian ... 37

G. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian ... 38

H. Populasi dan Sampel ... 40

I. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

J. Sumber Data ... 42

K. Uji Instrumen ... 44

L. Teknis Analisis Data ... 48

1. Statistik Deskriptif... 48

2. Uji Normalitas ... 52

3. Uji Korelasi Rank Spearman ... 52

(12)

xi

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………..55

A. Temuan Hasil Penelitian ... 55

1. Deskripsi Data Responden Penelitian ... 55

2. Pengolahan Uji Instrumen ... 58

3. Deskripsi Kuesioner Penelitian ... 61

4. Analisis Data Penelitian ... 66

B. Pembahasan ... 70

BAB V PENUTUP………...75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA………77

LAMPIRAN………...81

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube ... 72

Tabel 3. 1 Definisi Operasional dan Indikator Penelitian…...………..39

Tabel 3. 2 Blue Print (sebelum validasi instrumen) ... 39

Tabel 3. 3 Blue Print (setelah validasi instrumen) ... 40

Tabel 3. 4 Skala likert ... 45

Tabel 3. 5 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa ... 47

Tabel 3. 6 Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 4. 1 Usia Responden…...……….56

Tabel 4. 2 Jenis Kelamin ... 56

Tabel 4. 3 Tingkat Keseringan Menonton Film Pendek ... 57

Tabel 4. 4 Tingkat Keseriusan Menonton Film Pendek ... 57

Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas ... 58

Tabel 4. 6 Rekapitulasi Butir Pernyataan Valid dan Invalid ... 60

Tabel 4. 7 Hasil Uji Reliabilitas ... 60

Tabel 4. 8 Kesadaran akan Nilai-nilai Ibadah………..67

Tabel 4. 9 Hasil Uji Deskriptif ... 662

Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas Menggunakan SPSS 24.0 ... 73

Tabel 4. 11 Hasil Uji Korelasi ... 69

Tabel 4. 12 Jumlah Penonton Film Pendek Religi di Youtube... 74

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Skema S-O-R ... 19

Gambar 2. 2 Unsur-unsur Film ... 24

Gambar 2. 3 Kerangka Berpikir ... 32

Gambar 4. 1 Pemberitaan Tentang CINTA SUBUH ... 73

(15)

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4. 1 Jumlah Responden dalam Penelitian ... 67 Diagram 4. 2 Analisis Kurva Q-Q Plot Kesadaran Ibadah ... 68

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Menggunakan SPSS 24.0 ... 82

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 93

Lampiran 3 Komentar pada Film Cinta Subuh di Youtube Channel Film Maker Muslim ... 98

Lampiran 4 Data Mentah Jawaban Responden ... 99

Lampiran 5 r Tabel ... 102

Lampiran 6 Konstruksi Penelitian... 103

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Di era modern saat ini, film tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena pada umumnya film dapat mencerminkan pesan-pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada penonton lewat adegan dan tutur kata, sehingga menjadi sebuah alur cerita. Seolah penonton juga ikut merasakan hal yang sama dalam cerita, maka pesan pada isi film dapat menimbulkan aspek kritik sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, norma kehidupan serta hiburan bagi khalayak.

Film merupakan sesuatu yang unik, sebab dalam penyajian gambarnya yang bergerak dan disajikan dengan kemampuan daya visualnya yang didukung audio, sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan serta penyuluhan.1

Seperti halnya siaran sinetron ataupun drama di televisi, tujuan khalayak menonton film adalah memperoleh hiburan.

Namun, dalam film dapat mengandung fungsi informatif, edukatif, bahkan persuasif.2

Dewasa ini, muncul medium-medium untuk menyampaikan informasi lewat internet, seperti jejaring sosial facebook, twitter, instagram, blog, dan website pencarian data, yang mampu menghadirkan sebuah sajian informatif kepada khalayak. Tetapi, di balik munculnya berbagai media, ada salah satu media yang

1 Cangara, Hafid, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Press, 2008), h.137.

2 Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala Ardijaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.134.

(18)

sekarang mampu menolehkan sudut pandang dan perhatian baru bagi masyarakat juga pengguna internet, yakni YouTube.

Kemajuan teknologi informasi saat ini memungkinkan khalayak untuk melakukan semua hal tanpa keterbatasan. Semua orang mudah mengaksesnya melalui media online yang terbaur hampir seluruh media di sekeliling kita.

Penggunaan ini, dimanfaatkan dengan berbagai kepentingan, mulai dari pekerjaan, pembelajaran, usaha, hiburan, bahkan sampai kejahatan (cyber crime). Situs berbagi YouTube ini termasuk ke dalam media sharing, merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen, video, audio, gambar dan lainnya.3

Selain itu, YouTube juga aktif dan banyak menyiarkan konten Islami berupa dakwah, atau lewat film-film pendek yang mengangkat kisah yang mayoritas dialami oleh masyarakat.

Demonstrasi audio visual yang diberikan YouTube memberikan cara baru untuk dunia eksistensi dan juga pendidikan, sekaligus memberikan kesempatan untuk saling berkomunikasi.

Sebagian besar elemen masyarakat maupun komunitas, banyak menggunakan YouTube sebagai media dakwah. Salah satunya Film Maker Muslim (FMM) milik Daarul Qur‟an Movie.

FMM adalah salah satu channel YouTube asal Indonesia yang memproduksi film dan video-video lainnya dengan tujuan mensyiarkan Islam.4

3 Nasrullah, Rulli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h.44.

4 https://www.youtube.com/user/WANTProductionTV/about diakses pada 22 Januari 2017 pukul 17.05 WIB.

(19)

Tujuan utamanya adalah untuk berdakwah lewat tayangan- tayangan yang bermanfaat. Namun dikemas dengan sisi humoris, santai dan mudah diterima oleh penonton, tetapi tidak melupakan konten Islami. Film pendek pertama karya FMM yang menarik perhatian khalayak adalah “Cinta Subuh”. Film ini berhasil membawa lebih dari dua juta penonton yang sukses menyampaikan pesan dakwah tentang ibadah. Fenomena yang sering terjadi di kalangan anak muda, persoalan jodoh dan pasangan hidup serta perilaku ibadah sholatnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam al-qur‟an Surat Al-ankabut ayat 45:

ِءاَشْحَفْلا ِهَع ٰىَهْنَت َة َلََّصلا َّنِإ ۖ َة َلََّصلا ِمِقَأَو ِباَتِكْلا َهِم َكْيَلِإ َيِحوُأ اَم ُلْتا نىُعَن ْصَت اَم ُمَلْعَي ُ َّاللََّو ۗ ُرَبْكَأ ِ َّاللَّ ُرْكِذَلَو ۗ ِرَكْنُمْلاَو Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat.

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah- ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa keutamaan shalat lebih besar dibanding ibadah-ibadah lainnya. Materi yang dibawa pada film ini sangat ringan dan kekinian, mengangkat seputar kegelisahan anak muda dengan dibarengi lawakan yang renyah.

Pada film pendek Cinta Subuh, yang peneliti fokuskan pada episode satu dan dua mengisahkan tokoh utama yang bernama Angga dengan proses perjuangan yang panjang, akhirnya Angga berhasil istiqomah menunaikan Shalat Subuh berjamaah secara rutin di Masjid.

(20)

Hal ini juga dialami oleh salah satu teman dekat saya di kegiatan KKN, Fikri Amarullah. Kebiasaan ia yang suka menonton tayangan dakwah di YouTube membuat ia juga suka menonton film pendek, salah satunya film trilogi Cinta Subuh ini.

Menurutnya, film Cinta Subuh memberikan warna percintaan yang baru dan juga melahirkan bentuk kesadaran beragama dalam Islam yang baik dan patut ditiru.

Tanpa disadari, peneliti pun melihat perubahan yang dialami teman yang satu ini, Fikri mengalami masa hijrah yang cukup signifikan. Ia berusaha untuk memperbaiki pola aktivitas yang ia jalani sehari-harinya. Mulai dari mengatur waktu bangun pagi untuk bisa shalat berjamaah di Masjid ataupun di Mushalla.

Sampai pada usaha ia dalam mencari rejeki, karena ia yakin bahwa dengan memanfaatkan waktu ibadah shalat dengan baik, maka Allah Subhanahu Waa Ta‟ala akan memudahkan segalanya.5

Dilihat dari sisi dakwah, media YouTube sudah mulai efektif dalam proses komunikasi keagamaan yang juga mulai berkembang. Diantaranya teknik dan metode dakwah yang disampaikan sangat variatif dan menarik perhatian masyarakat.

Penggunaan media-media komunikasi modern inilah yang harus dimanfaatkan keberadaannya, untuk mencapai kepentingan ajaran-ajaran Islam atau dakwah Islam.6

5 Hasil wawancara tatap muka pada tanggal 21 Desember 2017 bertempat di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6 Munir Amin, Samsul, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2013), h. 113.

(21)

Inovasi baru dalam berdakwah dengan pemanfaatan media YouTube merupakan sarana bagi masyarakat saat ini. Karena menjangkau pemirsa yang saat ini dekat dengan dunia internet, memposisikan diri sebagai penonton (mad‟u) nya terhadap kegiatan yang dikemas terutama lewat film pendek ini.

Dengan adanya film pendek Cinta Subuh di channel YouTube FMM, peneliti sangat tertarik dalam mengambil penelitian tentang film ini. Meninjau kembali pada pengalaman pribadi teman dekat peneliti bahwa ia turut merasakan betapa berpengaruhnya pesan ibadah shalat yang disampaikan pada film pendek Cinta Subuh.

Saat ini YouTube tidak hanya menyampaikan pesan-pesan yang bersifat hiburan semata, namun juga menayangkan video- video yang mendidik. Alasan peneliti ingin mengukur sejauh mana dampak film pendek Cinta Subuh, karena begitu banyak orang-orang yang membagikan film pendek tersebut di halaman Facebook dan twitter mereka.

Selain itu, peneliti juga melihat banyaknya komentar positif dari video yang ditayangkan di Youtube (terlampir). Film pendek di YouTube menarik peneliti untuk mencari tahu bagaimana penonton terutama anak muda yang telah menonton film pendek Cinta Subuh 1 dan 2 terhadap kesadaran akan nilai-nilai ibadah yang terkandung di dalamnya. Nantinya, responden akan dinilai dan dikelompokan berdasarkan berapa kali (intensitas) menonton berpengaruh signifikan atau tidak terhadap kesadaran akan nilai- nilai ibadah.

(22)

Maka dalam penelitian ini, organisasi kampus yang aktif melakukan kegiatan Islami yaitu Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (selanjutnya disebut LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Anggota dari LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah khalayak yang telah menonton film pendek Cinta Subuh lebih dari dua kali. Dengan demikian, peneliti ingin mengetahui hubungan intensitas menonton film pendek Cinta Subuh terhadap kandungan pesan-pesan tentang kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film tersebut. Dengan melihat kuat atau tidaknya hubungan menonton dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah pada film, nantinya peneliti dapat menyimpulkan adanya hubungan tergantung pada berapa banyak responden mengulang kembali untuk menonton film pendek tersebut di Youtube. Berpijak dari latar belakang di atas, maka menarik peneliti untuk meneliti dan menulis dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “Hubungan Intensitas Menonton Film dengan Kesadaran Akan Nilai-nilai Ibadah dalam Film Pendek Cinta Subuh di Youtube (Studi pada Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Peneliti membatasi penelitian ini hanya pada anggota dari LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hubungan intensitas menonton yang diukur adalah tingkat keseringan menonton film dari responden dengan kesadaran akan nilai- nilai ibadah seluruh anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak dibedakan jenis kelamin ataupun

(23)

kelas. Namun, sampel yang dituju adalah anggota aktif LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan meneliti kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh, dan peneliti akan fokuskan pada episode pertama dan kedua. Karena, pada episode ketiga alur cerita dan pesan yang disampaikan berbeda, sedangkan episode satu dan dua berkesinambungan.

2. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat hubungan intensitas menonton film dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube pada anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjabaran latar belakang dan rumusan masalah di atas, adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah:

Mengetahui apakah terdapat hubungan intensitas menonton film dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube pada anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

(24)

Manfaat penelitian ini secara akademis akan memberikan kontribusi wawasan keilmuan tentang efek komunikasi massa terhadap penggunaan YouTube sebagai media dakwah. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam kajian ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, khususnya pada kajian efek komunikasi massa.

b. Manfaat Praktis

Manfaat hasil penelitian ini secara praktis akan dijadikan sebagai bahan masukan bagi remaja Indonesia secara umum dan remaja muslim Indonesia secara khusus, bahwa media massa dapat memberikan efek yang nyata terhadap respon penonton, khususnya para pecinta tayangan film-film pendek di channel YouTube Film Maker Muslim. Dengan adanya efek menonton dapat terlihat adanya hubungan intensitas menonton dengan pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah film.

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut, yang kemudian menjadi satu karya ilmiah. Maka, langkah awal yang peneliti tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi sebelumnya yang mempunyai judul dan pembahasan yang hampir sama dengan yang peneliti akan teliti.

Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahi dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penelitian skripsi ini. Adapun tinjauan pustaka dalam skripsi ini yaitu :

(25)

1. “Pengaruh Program Mamah dan Aa Beraksi Episode

„Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟ Terhadap Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey Pada Siswa-siswi SMAN 87 Jakarta) disusun oleh Atha Zhafira, NIM 1112051000164, pada tahun 2017. Pada penelitian ini terdapat hasil pengaruh menonton program Mamah dan Aa Beraksi dengan mengambil konsep pada kesadaran siswa-siswi akan bahaya zina dan ditemukan pengaruh yang positif dan signifikan. Kesamaan objek tentang kesadaran, namun pada penelitian ini fokus pada kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di YouTube.

2. “Pengaruh Online Shop Pada Media Sosial Instagram Terhadap Perilaku Konsumtif Siswa-Siswi SMP Islam Cikal Harapan I Bumi Serpong Damai: BSD Kota Tangerang Selatan” disusun oleh Daniella Putri Islamy, NIM 1110051000176 pada tahun 2015. Skripsi ini mengukur perilaku konsumtif siswa-siswi yang menggunakan media sosial instagram untuk belanja online. Penelitian ini menggunakan metode survey, dengan responden 109 orang. Peneliti menunjukan adanya pengaruh yang signifikan. Dalam hal ini, perbedaan penelitian yang peneliti lakukan adalah dalam objek dan subjek penelitian.

3. “Terpaan Film Pendek Cinta Subuh 1 Film Maker Muslim Terhadap Kognitif dan Afektif Khalayak” disusun oleh Luthfi Rahman, NIM 44112110013, Fakultas Ilmu

(26)

Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta pada tahun 2017. Penelitian ini tentu berbeda dengan penelitian sebelumnya, mulai dari subjek penelitian hingga metode yang digunakan. Pada skripsi terdahulu yang disebutkan judulnya diatas, meneliti dampak kognitif dan afektik khalayak secara garis besar dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan penelitian ini mengukur kesadaran penonton akan nilai-nilai ibadah yang terkandung pada film. Selain itu objek penelitian ini pada dua episode film Cinta Subuh, sedangkan penelitian sebelumnya hanya terbatas pada episode pertama.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan skripsi ini berdasarkan SK-Rektor No. 507 Tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, yang terdiri dari:

BAB I. PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bagian ini menjelaskan secara rinci terkait teori yang bersangkutan dengan variable penelitian. Teori yang dipakai yakni teori S-O-R dan konsep Kesadaran akan nilai-nilai ibadah. Selain teori yang akan dikupas juga ada kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Terdiri dari populasi dan sampel, tempat dan waktu

(27)

penelitian, sumber data, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik pengumpulan dan pengolahan data.

BAB IV. TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat tentang profil LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta gambaran umum dari film pendek Cinta Subuh di channel YouTube Film Maker Muslim. Selain membahas pada gambaran umum, pada bagian ini peneliti akan menjabarkan deskripsi data responden penelitian, uji instrumen, uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji linieritas, dan uji korelasi Spearman. Selain itu, bab ini juga berisikan stentang pembahasan yaitu dengan mengaitkan latar belakang, teori dan rumusan masalah dari hasil data dan temuan penelitian.

BAB V. PENUTUP

Bagian ini berisi tentang kesimpulan dari hasil pengolahan data, baik dalam bentuk penjelasan hipotesis, hasil korelasi dan lainnya sebagai penutup pada penelitian ini.

Ditambah dengan saran-saran yang dilukiskan untuk pemenuhan penelitian yang akan datang.

(28)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Media massa merupakan salah satu sarana penting dan berpengaruh untuk mengungkapkan fakta juga sebagai pemberi kabar. Menurut Kurniawan Junaedhi, media massa merupakan saluran yang memanfaatkan kemampuan teknik jurnalistik untuk menyampaikan pesan kepada khalayak dalam jumlah yang tak terhingga, sehingga terjadilah komunikasi massa.1

Sedangkan menurut Cangara, media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis, seperti surat kabar, radio, televisi dan film.2

Menurut Bittner, komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada komunikan pada jumlah yang besar. Namun, komunikator dalam komunikasi massa harus tahu apa yang ia ingin komunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan.3

Berdasarkan definisi media massa diatas, peneliti

1 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h.134.

2 Nawiroh Vera, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Renata Pratama Media, 2010), h. 8.

3 Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung:

PT Citra Aditya Bakti, 2003), h. 80.

(29)

menyimpulkan bahwa media massa berfungsi untuk memberikan pesan yang dapat memiliki pengaruh bagi penerimanya. Pengaruh media massa yang dimaksud yaitu pengaruh internal ataupun pengaruh eksternal. Hal ini sangat erat kaitannya dengan respon dari khalayak, yang dimana respon ini adalah efek komunikasi yang terjadi pada diri khalayak setelah menerima pesan komunikasi yang ada pada sebuah media televisi.4

2. Karakteristik Media Massa

Media massa yang digunakan seseorang sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasi mempunyai karakteristik sebagai berikut :5

1. Bersifat umum, karena pesan yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang dan terdiri dari banyak orang sehingga sampai pada penyajian informasi.

2. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.

3. Komunikan bersifat heterogen, karena sejumlah orang yang disatukan dengan suatu minat yang sama dengan tujuan yang sama terhadap media massa seperti halnya pengertian kebudayaan dan nilai-nilai.

4. Menimbulkan keserempakan, keseragaman dalam

4 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), h.224.

5 Ibid., h. 81-83.

(30)

seleksi dan interpretasi pesan-pesan.

3. Efek Media Massa

Dalam proses komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut K. Robert “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya pada pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa.

Menurut Steven M. Chaffe, efek media massa dapat dilihat melalui dua pendekatan, antara lain :6

1. Efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri.

2. Perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa berupa sikap (kognitif), perasaan (afektif), dan perilaku (behavioral).

Dampak pesan media massa, yaitu :7 1. Efek Kognitif

Efek ini akan muncul dari diri komunikan itu sendiri yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek ini membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.

6 Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 49.

7 Ibid., h. 50-58.

(31)

2. Efek Afektif

Efek ini tujuan komunikasi massanya bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan. Pada tahap ini, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya. Hal ini serupa dengan teori belajar sosial.

4. Konteks Media Baru

New media atau media baru adalah istilah yang dimaksud untuk mencangkup hal terkait kemuncul digital, atau jaringan teknologi informasi. Menurut Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (2011:43), ciri utama media baru adalah adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada di mana-mana.

Saat ini, adanya saluran media dicirikan dengan banyak pilihan hingga membingungkan. Karenanya, terdapat ratusan saluran televisi kabel dan program siaran yang sesuai permintaan pihak tertentu dapat ditemui setiap hari. Ditambah dengan internet yang isinya beraneka ragam dan tanpa batas.

(32)

Teknologi media baru kedepannya akan menjadi penting serta memberi peluang bagi masyarakat yang suka berkreasi di dalam media. Misalnya seperti blog, halaman Facebook, portal, dan catatan harian video di YouTube atau akrab disebut Vlog.8

5. Media Sosial

Mandibergh mendefinisikan media sosial sebagai

"media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten (user generated content)".9 Ciri-ciri media sosial, yaitu:

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa terhadap siapa saja atau banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.

c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.

d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.

6. YouTube

YouTube merupakan salah satu bentuk aplikasi dari media sosial yang tergolong ke dalam new media.

Diluncurkan pada bulan Mei 2005, YouTube telah

8 Diambil dari https://ejournal.unsrat.ac.id/, Jurnal tentang Pengaruh Konten Vlog dalam Youtube terhadap Pembentukan Sikap Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi, Eribka Ruthellia David, dkk. Volume VI. No. 1. Tahun 2017, pada 18 Oktober 2017 pukul 17.51 WIB.

9 Nasrullah, Rulli, Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2015), h.11.

(33)

memudahkan miliaran orang untuk menemukan, menonton, dan membagikan beragam video. YouTube menyediakan forum bagi orang-orang untuk saling berhubungan, memberikan informasi, dan menginspirasi orang lain di seluruh dunia, serta bertindak sebagai platform distribusi bagi pembuat konten asli dan pengiklan, baik yang besar maupun kecil. YouTube merupakan salah satu perusahaan milik Google.

YouTube diciptakan oleh 3 orang mantan karyawan PayPal (website online komersial), Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim pada Februari 2005. Sejak awal diluncurkan, YouTube langsung mendapat sambutan baik di masyarakat. Youtube adalah video online dan yang utama dari kegunaan situs ini ialah sebagai media untuk mencari, melihat dan berbagi video yang asli ke dan dari segala penjuru dunia melalui suatu web (Budiargo, 2015; 47).

Kehadiran YouTube membawa pengaruh luar biasa kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang memiliki gairah di bidang pembuatan video, mulai dari film pendek, dokumenter, hingga video blog, tetapi tidak memiliki „lahan

“untuk mempublikasikan karyanya”. YouTube mudah dipergunakan, tidak memerlukan biaya tinggi, dan dapat diakses dimanapun, tentunya dengan gadget yang kompatibel.

Hal itu membuat pembuat video amatir dapat dengan bebas mengunggah konten-konten video mereka untuk dipublikasikan. Jika video mereka mendapat sambutan baik,

(34)

jumlah viewers akan bertambah. Viewers banyak akan mengundang pengiklan untuk memasang iklan dalam video- video mereka selanjutnya. Senada dengan televisi, konten program televisi yang disukai masyarakat, dalam hal ini ratingnya tinggi, akan menarik pengiklan secara otomatis.

B. Teori S-O-R

Teori S-O-R kepanjangan dari Stimulus – Organisme – Respon ditemukan oleh Hovland (1953) yang awalnya dari ilmu psikologi. Awal terbentuknya teori S-O-R ketika ditemukannya salah satu prinsip utama teori pembelajaran menurut E. L.

Thorndike (1874-1949). Namun dalam perkembangannya juga digunakan dalam ilmu komunikasi. Objek material dari Psikologi dan Ilmu Komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan behavioral.10 (Onong Uchjana Effendy, 2003: 225)

Prinsip teori ini yaitu respon merupakan reaksi balik dari individu, ketika menerima stimulus dari media. Seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan efek antara pesan-pesan media dan reaksi audiens. Hal ini dapat juga dikatakan efek yang ditimbulkan adalah reaksi khhusus terhadap stimulus respon. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah : (a) pesan (stimulus); (b) seorang penerima (receiver); dan (c) efek (respons).11

Menurut Burhan Bungin, dasarnya teori stimulus-respons

10 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2003), h.225.

11 Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), Cet. Ke-8, h.5.14.

(35)

atau stimulus-organisme-respons merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana. Dalam masyarakat, prinsip stimulus- respons mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media dan didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas. Dengan demikian, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media dan reaksi audience.12

Gambar 2. 1 Skema S-O-R

Sumber : Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, 2003.

Pada Gambar 2.1. menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Stimulus adalah segala sesuatu yang merangsang terjadinya kegiatan belajar, seperti pikiran, perasaan, atau aspek lain yang dapat ditangkap melalui alat indera.13

Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari

12 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2006), h. 281.

13 Nina W. Syam, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011), h.83.

Stimulus

Organisme:

 Perhatian

 Pengertia

 Penerimaan

Respon

(Perubaha n Sikap)

(36)

komunikan. Ketika komunikan sampai pada tahap paham dan mengerti, kemampuan ini yang melanjutkan ke proses selanjutnya. Setelah diterima pesan apa yang tersampaikan, komunikan mengolah dan menerimanya dengan bentuk kesediaan dan terjadilah perubahan sikap. Dengan demikian, perubahan sikap karena reaksi atau tanggapan yang dimunculkan seseorang terhadap stimulus.

Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Respons atau perubahan sikap bergantung pada proses penyampaian pesan terhadap individu. Stimulus (pesan) yang disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Hal ini akan terjadi apabila komunikan (khalayak) memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan.

Ketika khalayak memikirkan rangsangan yang didapat, maka akan timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin kesalahpahaman dan penolakan. Perubahan sikap inilah dapat terjadi berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik (behavioral).

Kelemahan teori stimulus respon adalah penyamaran individu. Bagaimanapun, pesan yang sama akan dipersepsi secara berbeda oleh individu dalam kondisi kejiwaan yang berbeda. Karenanya, pada tahun 1970, Melvin De Fleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus respon dengan teorinya yang dikenal sebagai individual different theory.

De Fleur mengatakan bahwa pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi berbeda-beda sesuai dengan

(37)

karakteristik pribadi individu.14 Dengan demikian, dalam teori S- O-R sebuah pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan yang kemudian mampu menimbulkan efek tertentu.

Teori S-O-R yang digunakan dalam penelitian ini adalah respon yang sesungguhnya dimodifikasi organisme agar aktif mengolah stimulus yang datang. Teori ini beranggapan bahwa setiap respon dan efek dapat berubah karena adanya rangsangan atau daya tarik yang disebut stimulus dari subjek yang diterima oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan yang akan menentukan mutu kualitas responden, berupa: reaksi, tanggapan dan balasan dari objek penerima stimulus.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, film pendek Cinta Subuh adalah stimulus (S) yang mendapat respon (R) dari organisme (penerima) yaitu anggota LDK Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (O) yang aktif mengolah pesan dari stimulus. Sehingga, menyebabkan adanya hubungan yang kuat dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah dalam film pendek Cinta Subuh di Youtube.

C. Film Pendek

1. Pengertian Film Pendek

Film pendek adalah sebuah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi audio visual dengan sifat yang simple dan kompleks. Karakter dari film pendek adalah mengandung pesan yang kompleks namun dikemas dalam

14 Mufid, Komunikasi dan Regulasi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet. Ke-1, h.22-23.

(38)

waktu yang singkat. Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi kurang dari 50 menit.

Film lebih condong dianggap sebagai media hiburan ketimbang media pembujuk. Namun, film sebenarnya punya kekuatan bujukan atau persuasi yang besar. Kritik publik dan adanya lembaga sensor juga menunjukkan bahwa film sangat berpengaruh.15

Dalam buku “Ketika Film Pendek Bersosialisasi”, karangan Gotot Prakosa banyak memberikan gambaran sejarah dan perkembangan film independen di Indonesia.

Bagi Gotot, film pendek merupakan film yang durasinya pendek, terkait dengan durasinya para pembuat film pendek semestinya bisa lebih selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan.

Film pendek juga memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih luas kepada para sineas dalam bereksperimen secara idealis. Maka, karakteristik dari film pendek itu independen atau bebas dari tekanan. Sehingga film-film pendek hana akan diproduksi oleh sineas yang memiliki semangat yang tinggi untuk terus berkarya.16

Film hadir dalam bentuk audio visual, melalui audio visual inilah film dapat memberikan pengalaman- pengalaman baru kepada para penontonnya, pengalaman itu menyampaikan berbagai bentuk seperti pengetahuan

15 William L. Rivers dkk., Media Massa dan Masyarakat Modern, (Jakarta: Prenada Media, 2003), h.252.

16 Trianton, Teguh, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 40-42.

(39)

(kognitif), perasaan (afektif), dan perilaku (behavioral) kepada penontonnya. Maka dari itu, film bisa dijalankan sebagai media komunikasi yang berfungsi sebagai media tabligh, yaitu media untuk mengajak kepada kebenaran dan menjauhkan pada larangan-Nya.

2. Macam-macam Film Pendek

Film pendek dibagi beberapa macam jenisnya, yaitu :17 1) Film pendek eksperimental

Film pendek yang digunakan sebagai bahan

eksperimen atau uji coba, di Indonesia jenis film ini sering dikategorikan sebagai film indie.

2) Film pendek komersial

Film pendek yang diproduksi untuk tujuan komersil atau memperoleh keuntungan

3) Film pendek Layanan masyarakat (public service) Film pendek yang bertujuan untuk layanan masyarakat, dan biasanya ditayangkan di media massa (televisi).

4) Film pendek Entertainment / hiburan

Film pendek yang bertujuan komersil untuk hiburan.

Film ini banyak kita jumpai di Televisi dengan berbagai ragamnya.

3. Unsur-unsur Film

Agar dapat memahami fim secara keseluruhan, peru pengetahuan mengenai unsur-unsur pembentukan film.

17 https://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-dan-film- pendek-2/ diakses pada 31 Januari 2017 pukul 09.39 WIB.

(40)

Gambar 2. 2 Unsur-unsur Film

Sumber : Himawan Pratista, Memahami Film, 2008

Pada Gambar 2.2 Dalam film memiliki unsure naratif dan semantic, yang dimana unsur naratif adalah perlakuan terhadap cerita filmnya. Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Sedangkan semantic yang menyangkut hal seputar tatanan bahasa yang digunakan dalam cerita. Karena setiap film pasti memiliki unsur-unsur seperti : 18

a) Tema

Sesuatu hal yang diangkat ke dalam sebuah cerita dan membahas suatu permasalahannya. Tema itu mengangkat suatu persoalan utama yang diungkapkan dalam sebuah film.

b) Tokoh

Tokoh adalah orang yang berperan dalam sebuah cerita, baik sebagai tokoh utama (protagonis) ataupun tokoh pendukung. Dalam film pendek Cinta Subuh yang

18 Pratista, Himawan, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, Cet.I, 2008), h.2.

(41)

menjadi tokoh utama adalah Angga dan Ratih, sedangkan tokoh pendukung yaitu Ustadz Sapta dan istri, kemudian ada juga temannya Angga yaitu Mas Dodi.

c) Masalah atau konflik

Masalah di dalam konflik dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi tokoh protagonis dalam meraih tujuannya. Permasalahan ini yang kemudian memicu konflik (konfrontasi) fisik atau batin dari luar diri tokoh utama ataupun dari dalam diri tokoh protagonis.

Masalah atau konflik biasa muncul ketika sudah di pertengahan cerita yang membuat alur semakin terasa lebih menarik dan penasaran dalam penyampaian pesannya. Dalam film ini, konfliknya adalah ketika pembuktian Angga untuk melaksanakan shalat subuh di masjid, kesadaran ini muncul karena Angga mendapat teguran dan umpatan dari mantan kekasihnya, Ratih bahwa ia masih sering meninggalkan shalat Subuh.

d) Lokasi

Tempat atau lokasi di dalam film biasanya berfungsi sebagai pendukung narasi di dalam skenario. Pemilihan lokasi dapat membangun cerita menjadi lebih realistis.

Lokasi yang dipakai dalam pembuatan film ini masjid, rumah Ratih, restoran dan kost-an Angga.

e) Waktu

Waktu dalam narasi film merupakan salah satu aspek penting dalam membangun cerita pagi, siang, sore, dan malam. Dalam film memiliki makna sendiri sebagai

(42)

pembangun suasana narasi. Waktu yang dipakai dalam film pendek ini saat fajar, pagi hari dan siang.

Seluruh elemen ini akan membentuk unsur naratif secara keseluruhan dan saling berinteraksi untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Namun, selain unsur naratif, dalam film terdapat unsur semantik yaitu bahasa film yang berguna untuk menganalisis tekstual dari beberapa rangkain pendek film, video, atau televisi.

4. Film Sebagai Media Dakwah

Media dakwah merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk penyampaian informasi mengenai pesan- pesan dakwah.19 Ada berbagai cara yang dapat dilakukan agar kemasan materi-materi dakwah yang disampaikan menjadi menarik dan aktual, salah satunya adalah dengan memanfaatkan jalur kesenian. Selain itu juga menampilkan sebuah karya di bidang penyiaran, yaitu film.

Penyajian film berupa gambar, bahasa, potongan kejadian dan adegan yang menarik mampu menjadi tontonan yang memberikan pencerahan bagi penonton. Ditambah dengan dukungan materi-materi dakwah yang ringan dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar.

19 Ali Aziz, Mohamad, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2009), h. 404.

(43)

Dengan demikian maka esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran. Film mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media dakwah lainnya, dimana pesan-pesannya dapat disampaikan kepada penonton secara halus dan menyentuh ke lubuk hati tanpa merasa digurui. Alur atau jalan cerita sebuah film dengan pasti mengangkat beberapa pesan moral yang diambil maknanya lewat adegan-adegan serta kutipan kalimat yang memberikan peluang kepada penonton. Peluang untuk terjadinya peniruan apakah itu positif ataupun negatif.

Oleh karena itu, efek yang ditimbulkan lewat film pasti akan muncul pada diri seseorang yang telah menontonnya, tetapi berbeda kadar efek yang diterimanya. Dalam hal ini, efek akan tepat jika proses dakwah pun dilakukan melalui film-film yang mengangkat pesan-pesan dakwah.

5. Kesadaran akan nilai-nilai Ibadah a. Kesadaran

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kesadaran berasal dari kata „sadar‟ yang berarti insaf, tahu dan mengerti, sedangkan kesadaran mempunyai arti keinsyafan, keadaan mengerti.20 Sedangkan arti kesadaran menurut Oxford English Dictionary (OED), ada enam arti kesadaran yakni (a) pengetahuan

20 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.975.

(44)

bersama, (b) pengetahuan dan keyakinan internal, (c) keadaan mental yang sedang menyadari sesuatu (awareness), (d) mengenali tindakan dan perasaan sendiri (direct awareness), (e) kesatuan pribadi (kesan, pikiran, dan perasaan yang membentuk perasaan sadar, (f) keadaan bangun atau terjaga secara normal.21

(Pierson dan Trout: 2005) menyatakan “kesadaran memungkinkan kita melakukan pergerakan yang dibuat oleh kemauan sendiri yang berdasarkan keputusan bukan insting atau refleks, untuk menimbulkan hasil akhir yang baik.”22

Kesadaran diri ini juga terkait dengan kemampuan manusia untuk tahan menghadapi cobaan, kemampuan untuk tetap tenang dan berkonsentrasi, tahan menghadapi kejadian apapun. Kesadaran merupakan situasi atau hasil dari kegiatan menyadari, sedangkan penyadaran merupakan proses untuk menciptakan suasana sadar.

Tahapan-tahapan kesadaran diri yang dimiliki setiap orang dapat mempengaruhi diri sendiri maupun perkembangan sesamanya. Karena manusia tampil di luar diri dan berefleksi atas keberadaannya. Menurut

21 Diambil dari www.portalgaruda.com Jurnal tentang Sekilas Tentang Kesadaran, Dicky Hastjarjo, (Buletin Psikologi, Volume 13, No.2, Desember 2005) pada 21 September 2017 pukul 21.13 WIB.

22 Robert L. Solso, dkk, Psikologi Kognitif, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.

250.

(45)

Sastrowardoyo untuk mencapai kesadaran diri, seseorang harus melalui empat tahapan yaitu: 23

1. Tahap ketidaktahuan. Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran diri (tahap kepolosan).

2. Tahap berontak. Tahap ini identik memperlihatkan permusuhan dan pemberontakan untuk memperoleh kebebasan dalam usaha membangun “inner strength”.

Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa transisi yang perlu dialami dalam pertumbuhan, menghentikan ikatan-ikatan lama untuk masuk ke situasi yang baru dengan keterikatan yang baru pula.

3. Tahap kesadaran normal akan diri. Dalam tahap ini, seseorang dapat melihat kesalahan- kesalahannya untuk kemudian membuat dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab.

Kesadaran diri ini memperluas pengendalian manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana harus mengambil keputusan dalam hidupnya.

4. Tahap kesadaran diri yang kreatif. Tahapan ini bisa diperoleh antara lain melalui aktivitas religius, ilmiah, atau kegiatan lain di luar kegiatan-kegiatan yang rutin. Melalui tahapan

23 Satrowardoyo, Ina, Teori Kepribadian Rollo May, (Jakarta : Balai Pustaka, 1991), h. 83-84.

(46)

ini, seseorang mampu melihat hidupnya dari perspektif yang lebih luas. Selain itu bisa memperoleh inspirasi-inspirasi dan membuat peta mental yang menunjukan langkah dan tindakan yang akan diambilnya.

Sedangkan kesadaran dalam Islam merupakan hal penting yang semestinya diciptakan. Hal ini disebabkan karena kesadaran itu diperlukan untuk mencapai situasi kehidupan yang lebih baik. Karena kesadaran diri itu datangnya dari diri sendiri, maka setiap diri perlu menyadari akan eksistensinya sebagai manusia sekaligus hamba Allah Subhanahu Wata‟ala dan khalifah di muka bumi. Setiap diri juga semestinya memiliki kesadaran yang tinggi dalam hal mencapai tujuan, tugas, tantangan serta teman hidup.

Menurut Soekanto terdapat empat indikator kesadaran yang masing-masing menunjukan pada tingkat kesadaran tertentu, dimulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Keempat indikator tersebut yaitu: pengetahuan, pemahaman, sikap dan pola perilaku (tindakan).24

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kesadaran adalah keadaan mengerti, paham dan

24 Diambil dari Skripsi dengan Judul “Pengaruh Program Mamah dan Aa Beraksi Episode „Nistanya Zina dan Penyimpangan Seksual‟ Terhadap Tingkat Kesadaran Remaja Akan Bahaya Zina (Survey Pada Siswa-siswi SMAN 87 Jakarta) disusun oleh Atha Zhafira, NIM 1112051000164, UIN Jakarta pada 12 Desember 2017, pukul 17.19 WIB.

(47)

mengetahui apa yang direfleksikan dan dialami oleh seseorang terhadap peristiwa-peristiwa yang meliputi pikiran, perasaan, memori serta sensasi fisik dalam hidupnya. Dalam hal tersebut akan menimbulkan hasrat untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan pikiran dan yang diketahuinya.

b. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Ibadah dalam istilah bahasa Arab diartikan dengan berbakti, berkhidmat, tunduk, patuh, mengesakan dan merendahkan diri. Dalam istilah Indonesia diartikan: perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan- Nya. Juga diartikan: segala usaha lahir dan bathin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keselarasan hidup, baik terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat maupun terhadap alam semesta.25

Ibadah dilakukan dengan penuh ketaatan terhadap Allah SWT, mengharapkan keridhaan dan perlindungan dari Allah dan sebagai penyampaian rasa syukur atas segala nikmat hidup yang diterima dari Allah SWT. Ibadah dilakukan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Allah

25 Syarifudin, Amir. “Garis-garis Besar Fiqh”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 17.

(48)

SWT, meskipun dalan keadaan tertentu apa yang dikehendaki Allah untuk dilakukan itu berada diluar jangkauan akal dan nalarnya.26

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2. 3 Kerangka Berpikir

E.

Gambar 2.3 adalah kerangka berpikir pada penelitian ini, bahwa media massa, termasuk internet menjadi agen sosialisasi yang mudah digunakan dalam masyarakat saat ini. Karena, kebutuhan khalayak akan

26 Ibid., h.17-18

Fenomena yang diteliti:

Menonton Film Pendek Cinta Subuh 1 dan 2 terhadap kesadaran akan nilai- nilai ibadah

Media dan karakteristik isi pesan pada film pendek Cinta Subuh 1 dan 2 membuat khalayak memutuskan untuk menggunakan media dan isi dari film pendek tersebut

Penggunaan media yang besar terhadap tayangan film akan didapatkan adanya hubungan menonton terhadap isi pesan

Hubungan yang didapat antara intensitas menonton film pendek Cinta Subuh di Youtube terhadap kesadaran akan nilai-nilai ibadah di dalamnya.

(49)

informasi menjadikan media massa semakin berkembang.

Hasil dari intensitas menonton yang mempengaruhi perubahan kognitif, afektif dan behavioral khalayaknya.

Dalam Film Pendek Cinta Subuh, akan didapatkan besarnya hubungan antara intensitas menonton film dengan kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

F.

Hipotesis

Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, dan perlu diuji terlebih dahulu karena sifatnya yang sementara atau dugaan awal. Dalam melakukan uji hipotesis, terdapat beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan, yaitu rumus hipotesi nol H0 dan harus disertai pula hipotesis alternatifH .a 27 Hipotesis yang dirumuskan sebagai berikut:

H0= Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel intensitas menonton film pendek Cinta Subuh di Youtube dengan variabel kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

Ha= Ada hubungan yang signifikan antara variabel intensitas menonton film pendek Cinta Subuh di Youtube dengan variabel kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

27 Santosa, Singgih, “SPSS: Mengola Data Statistik Secara Profesional”, (Jakarta: PT. Elex Multi Komputindo, 1999), h. 52.

(50)

34 BAB III

METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma post-positivisme. Paradigma ialah cara pandang seorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri.1 Paradigma post-positivisme yaitu suatu pandangan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh melalui fenomena yang empiris, dapat diamati dan diukur serta diuji dengan metode ilmiah.

Pendekatan ini percaya bahwa penelitian berasal dari penggunaan data-data yang terukur secara tepat, yang diperoleh melalui kuisioner atau survei dan dikombinasikan dengan statistik dan pengujian hipotesis yang bebas nilai atau objektif.

Dengan paradigma post-positivisme, peneliti dapat melihat bagaimana hubungan intensitas menonton film pendek Cinta Subuh anggota LDK SYAHID UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap kesadaran akan nilai-nilai ibadah.

B. Pendekatan Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini peneliti memilih menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan untuk menghasilkan hasil kuantitatif yang tepat.2

1 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.24.

2 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009) hal 37

(51)

penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau tampilan lainnya.

Pendekatan kuantitatif yang dimaksud adalah korelasional, artinya uji statistik yang digunakan untuk mengetahui derajat korelasi antara dua variabel atau lebih, ditandai dengan besaran koefisien korelasi. Penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan keeratan hubungan dua variabel atau lebih.

C. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan suatu variabel yang lain untuk menguji suatu hipotesis.3

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei. Survei adalah metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Dengan tujuan memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Pada proses pengumpulan dan analisis datanya bersifat sangat terstruktur dan jelas. Sehingga melalui kuesioner yang utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik.4

3 Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.29.

4 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:

Kencana, 2009), h.59.

(52)

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan dan mengontrol fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerik terhadap variasi angka-angka.5 Penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan deskriptif meliputi pengumpulan data, analisis data, serta diakhiri dengan kesimpulan yang didasarkan pada penganalisaan data tersebut.6

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah film pendek Cinta Subuh. Menurut Sugiyono definisi objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.7

Adapun subjek penelitiannya adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini dikarenakan pada film pendek mengutamakan pesan kesadaran akan nilai-nilai ibadah. Maka peneliti akan mengumpulkan data yang berasal dari subjeknya, yaitu Anggota dari Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Syahid UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berupa jawaban dari beberapa pernyataan yang akan diajukan dalam bentuk kuesioner

5`Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2002), cet. Ke-23, h.31

6 Subana M. dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004), h.25.

7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 38.

Gambar

Diagram 4. 1 Jumlah Responden dalam Penelitian .............................. 67  Diagram 4
Gambar 2. 1  Skema S-O-R
Gambar 2. 2  Unsur-unsur Film
Gambar 2. 3  Kerangka Berpikir
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

MANAJEMEN KINERJA KARYAWAN DALAM MEWUJUDKAN VISI DAN MISI PERUSAHAAN PADA PT MADANI PRABU JAYA JAKARTA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S Sos)

Penerapan dalam penelitian ini yaitu mengenai pengaruh menonton film Dua Garis Biru (Efek Kognitif, Afektif, dan Behavioral) terhadap kesadaran remaja akan

Untuk petani kecil yang tidak memiliki potensi pertanian yang menguntungkan, dalam jangka pendek memerlukan jaring pengaman sosial dan dalam jangka panjang

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa proses pemberdayaan ekonomi melalui branding “Desa Jambu Kristal Nasional” yang dilakukan oleh pemerintah Desa Bantarsari dapat

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan yang dilakukan lembaga pmberdayaan perempuan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui budidaya dan pengelolahan tanaman

UNSUR PESAN DAKWAH DALAM FILM CINTA SUBUH (Analisis Isi Film Pendek “Cinta Subuh 1” Karya Amrul

KOMUNIKASI PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN AGAMA LANSIA DI PSTW BUDI MULIA 1 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian di akhir pendidikan S-1 pada Program Studi