PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI OPERASI HITUNG CAMPUR DAN UANG UNTUK
SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ramdan Nur Aminudin NIM: 131134160
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk:
1. Orang tua penulis, Bapak Sartam S.Pd. dan Ibu Tumiyati S.Pd.
2. Kakak penulis, Agus Ansoru Awaludin S.Kep.
3. Seseorang yang selalu mendapat tempat spesial dalam diri penulis, Chendy
Putriana Devi
4. Almamater Universitas Sanata Dharma dan seluruh pendidik dalam Program
v MOTTO
“Menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, dan selalu membuat orang
disamping kita tersenyum”
(Ramdan Nur Aminudin)
“Harta yang paling berharga adalah keluarga”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya
sebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 03 Mei 2017
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ramdan Nur Aminudin
Nomor Mahasiswa : 131134160
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HITUNG CAMPUR DAN UANG UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada Tanggal : 03 Mei 2017
Yang menyatakan
viii ABSTRAK
PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPUR DAN UANG UNTUK SISWA KELAS III
SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ramdan Nur Aminudin
Universitas Sanata Dharma 2017
Awal dari dilakukannya penelitian ini adalah adanya potensi serta masalah yang muncul terkait dengan pengembangan tes hasil belajar. Analisis kebutuhan dalam penelitian ini adalah guru membutuhkan contoh soal tes hasil belajar yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Developement (R&D) yang bertujuan untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.
Prosedur pengembangan produk menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Peneliti dalam melakukan analisis hanya menggunakan 7 langkah dari 10 langkah yang ada. Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti meliputi (1) Potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Caturtunggal 1 dan siswa kelas III SD N Caturtunggal 3 yang secara keseluruhan berjumlah 60 siswa.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, serta (g) revisi produk. (2) dari 60 soal yang telah peneliti buat, terdapat 31 soal yang dinyatakan valid atau sekitar 52%, (3) mempunyai tingkat reliabilitas dengan kategori tinggi, (4) dari 31 butir soal tersebut, 1 soal atau sebesar 3,2% mempunyai daya pembeda dengan kategori jelek, 8 soal atau sebesar 25 % mempunyai daya pembeda dengan kategori cukup, 21 soal atau sebesar 67 % mempunyai daya pembeda dengan kategori baik, serta 1 soal atau 3,2 % mempunyai daya pembeda dengan kategori sangat baik, (5) tingkat kesukaran dari 31 soal adalah 10 soal dengan kriteria mudah, 12 soal dengan kriteria sedang, dan 9 soal dengan kriteria sukar. Apabila dikonversikan kedalam bentuk prosentasi hasilnya menjadi 32 % mudah, 38 % sedang, 30 % sukar, (6) kemudian ditinjau dari analisis pengecoh, sebanyak 17 pengecoh tidak berfungsi. Soal-soal dengan kualitas baik ini kemudian dijadikan produk akhir berupa prototipe tes hasil belajar matematika materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.
ix ABSTRACT
THE DEVLOPEMENT OF MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT TEST BASIC COMPETENCE’S MIXED OPERATION AND MONEY FOR
THIRD GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL
Ramdan Nur Aminudin Universitas Sanata Dharma
2017
This research begin with potentials and problems related with the making of learnig test result. The analysis is teachers needs an example of good learning test result. This type of research is (R&D) Research and Developement and the aim of this research are (1) to develop test result and (2) describe the quality of the test result product competence mixed operation and money for third grade of elementary school.
Procedure of product developement use stpes from Borg and Gall. Researcher just use 7 of 10 stpes, there are (1) potential and problems, (2) collecting data, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision, (6) product testing, (7) product revision. Subject of this research are 60 student of Caturtunggal 1 elementary school and Caturtunggal 3 elemntary school.
Result of this research shows that (1) steps of developement research are (a) potential and problems, (b) collecting data, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) product testing, (g) product revision. (2) there are 31 from 60 questions that is valid or about 52%, (3) reliability grade is high, (4) on distinguish ability of effort, from those 31 questions, 1 question or about 3,2% is categoried low grade, 8 questions or about 25% categoried enough, 21 questions or about 67% categoried good, and i question or about 3,2% categoried very good. (5) analysis of difficult shows that 10 questions categoried easy, 12 questions categoried medium, and 9 questions categoried hard.(6) on distraction analyisis, there are 17 distractions that did not work. These good questions will be the final product of test result prototype of mathematics competence mixed operation and money for third grade of elementary school.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim , dengan mengucap puji syukur kehadirat
ALLAH SWT Tuhan yang maha Agung, karena berkat kehendak-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini, serta solawat serta salam kepada Nabi
MUHAMMAD SAW utusan ALLAH SWT.
Maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Menyadari bahwasanya laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
setulus-tulusnya kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.Si., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku dosen pembimbing I
5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing II
6. Guru SD N Caturtunggal 1, Guru SD N Caturtunggal 3, Guru SD N Gejayan,
Guru SD N 2 Sinduadi Timur selaku narasumber dan validator
7. Alm. Tumiyati S.Pd. selaku Ibu dari penulis dan Sartam S.Pd. yang telah
membimbing dan memberikan segalanya kepada peneliti
xi
9. Agus Ansoru Awaludin S. Kep. selaku Kakak dari peneliti yang telah
membimbing dan mengajarkan banyak hal
10. Wastiti Adiningrum dan Waskita selaku saudara dari peneliti yang telah
memberikan semangat kepada peneliti
11. Dewantara Wahyu Pratama, Husni Faisal dan Nurul Fadhilah Asmara selaku
sahabat dari penulis yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan
skripsi.
12. Sahabat-sahabat kontrakan holic yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
yang selalu menghibur penulis disela-sela peenyususnan skripsi
13. Chendy Putriana Devi yang selalu memberi semangat, motivasi dan
dukungan selama pembuatan skripsi ini
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Batasan Istilah ... 6
G. Spesifikasi Produk ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
a. Definisi Belajar ... 15
b. Ciri-ciri Perilaku Belajar ... 16
3. Tes Hasil Belajar ... 18
4. Daya Pembeda ... 19
5.Tingkat Kesukaran ... 22
6. Analisis Pengecoh ... 23
7. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 24
8. Matematika ... 27
9. Program TAP ... 28
10. Taksonomi Bloom ... 29
B. Penelitian yang Relevan ... 32
C. Kerangka Berpikir ... 35
D. Pertanyaan Penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
xiii
B. Setting Penelitian ... 42
C. Prosedur Pengembangan ... 43
D. Teknik Pengumpulan Data ... 47
E. Instrumen Penelitian ... 49
F. Tenik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Hasil penelitian ... 67
B. Pembahasan ... 81
BAB V PENUTUP ... 106
A. Kesimpulan ... 106
B. Keterbatasan Pengembangan ... 107
C. Saran ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 110
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan ... 50
Tabel 3.2 Kuesioner produk tes hasil belajar ... 51
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal tes hasil belajar matematika ... 52
Tabel 3.4 Kualifikasi skor validator ahli ... 54
Tabel 3.5 Kriteria Validitas ... 56
Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ... 59
Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 61
Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 64
Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Validator Ahli ... 69
Tabel 4.2 Komentar Validator dan Revisi Desain ... 70
Tabel 4.3 Daftar Pengecoh yang Tidak Berfungsi ... 71
Tabel 4.4 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A ... 72
Tabel 4.5 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B ... 73
Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 75
Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 76
Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 77
Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 78
Tabel 4.10 Hasil Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 79
Tabel 4.11 Hasil Analisis Pengecoh Soal Tipe B ... 80
Tabel 4.12 Analisis Hasil Validator Ahli ... 83
Tabel 4.13 Revisi Pengecoh ... 86
Tabel 4.14 Pembahasan Validitas Soal Tipe A ... 87
Tabel 4.15 Pembahasan Validitas Soal Tipe B ... 88
Tabel 4.16 Pembahasan Daya Pembeda Soal Tipe A ... 90
Tabel 4.17 Pembahasan Daya Pembeda Soal Tipe B ... 91
Tabel 4.18 Pembahasan Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 93
Tabel 4.19 Pembahasan Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 94
Tabel 4.20 Pembahasan Analisis Pengecoh Soal Tipe A... 95
Tabel 4.21 Pembahasan Analisis Pengecoh Soal Tipe B ... 99
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 34
Gambar 3.1 Bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan ... 39
Gambar 3.2 Bagan modifikasi pengembangan tes hasil belajar menurut Borg dan Gall ... 44
Gambar 3.3 Hasil uji validitas pada program TAP ... 57
Gambar 3.4 Hasil uji reliabilitas pada program TAP ... 59
Gambar 3.5 Hasil uji daya pembeda pada program TAP ... 62
Gambar 3.6 Hasil uji tingkat kesukaran pada program TAP ... 64
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 113
Lampiran 2 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 114
Lampiran 3 Desain Produk ... 116
Lampiran 4 Validator Ahli ... 117
Lampiran 5 Soal Uji Coba Terbatas Paket A... 122
Lampiran 6 Soal Uji Coba Terbatas Paket B ... 129
Lampiran 7 Rangkuman Jawaban Siswa ... 136
Lampiran 8 Hasil Analisis Soal ... 138
1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifik produk, dan batasan istilah.
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara yang dituliskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Pendidikan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan
dapat berlangsung melalui kegiatan belajar mengajar dan salah satunya kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Sekolah Dasar merupakan salah satu sarana yang
membantu manusia dalam mengetahui pengetahuan dasar diantaranya membaca,
menulis, berhitung dan berinteraksi sebagai makhluk sosial.
Salah satu cara melihat peningkatan kualitas pendidikan dapat diperoleh
dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman,1999). Belajar
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak
lanjut atau cara mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar
siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap
dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencangkup segala
hal yang dipelajari sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Hasil belajar yang diperoleh melalui sebuah sistem penilaian yang baik.
Suprananto (2012: 8) memaparkan bahwa penilaian adalah suatu prosedur sistematis
dan mencakup kegiatan mengumpul, menganalisis, serta menginterpretasikan
informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik
seseorang atau obyek. Penilaian yang baik juga harus terdapat beberapa hal yang
harus dipenuhi antara lain validitas, reliabilitas. Arikunto (2013: 67) mengemukakan
bahwa tes yang baik, yaitu tes yang mencakup validitas, reliabilitas objektivitas,
praktibilitas dan ekonomis. Syarat-syarat yang terdapat dalam pembuatan soal yang
baik pada praktiknya tidak dilaksanakan dengan baik dan kurang diperhatikan oleh
pendidik. Guru dalam pembuatan soal cenderung menilai hanya pada kemampuan
dasar siswa dalam ranah kognitif yaitu mengingat. Pendidik dalam hal ini guru
cenderung lebih memilih untuk secara cepat mengambil soal dari berbagai sumber
yang belum terbukti validitasnya seperti dari LKS dan juga internet dan tidak
melakukan pengujian soal tersebut sebelum benar-benar diujikan kepada siswa untuk
Peneliti melakukan observasi di SD N Caturtunggal 1 pada tanggal 22
Oktober 2016 dan menemukan bahwa guru mengalami kesulitan dalam penilaian, hal
ini peneliti peroleh melalui kegiatan wawancara dengan guru kelas III. Dari hasil
wawancara yang dilakukan diperoleh beberapa informasi. Pertama dalam hal validitas
dan reliabilitas, guru mengetahui bahwa validitas dan reliabilitas dalam soal sangatlah
penting namun sangat jarang dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan alasan
tidak ada waktu untuk melakukannya. Guru hanya melakukan uji validitas dan
reliabilitas untuk penilaian akhir semester. Selanjutnya penerapan ranah kognitif
dalam setiap pembuatan soal, guru mengatakan bahwa mengetahui mengenai ranah
kognitif dalam pembuatan soal, namun sangat jarang diterapkan semuanya ke dalam
soal karena guru tidak mmemiliki banyak waktu untuk dengan matang
memikirkannya dan lebih memilih untuk mengambil dari sumber seperti LKS dan
internet dan memilih soal mana yang menurut guru masuk dalam ranah kognitif yang
diinginkan. Kemudian peneliti mendapat informasi juga bahwa guru masih kesulitan
dalam pembuatan soal matematika, kebanyakan soal yang guru buat hanya menguji
pengetahuan dasar siswa dan belum mencapai taraf pemecahan masalah dan belum
menuntut siswa untuk menganalisis soal terlebih dahulu sebelum mengerjakan.
Beliau juga mengatakan bahwa dalam melakukan tes kemampuan siswa seperti
ulangan harian, sebagian mengambil dari LKS dan sebagian lagi mengambil dari soal
lama yang dulu pernah diujikan. Pada kompetensi dasar operasi hitung campur, guru
mengambil nilai kemampuan siswa hanya mengambil soal dari LKS atau siswa
mengerjakan soal yang sudah ada dalam LKS.
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, peneliti terdorong utntuk
membuat penelitian dan pengembangan (Research ad Development) dengan membuat
alaut ukur dimensi kognitif dan menghasilkan instrumen hasil belajar kognitif dengan
bentuk pilihan ganda dengan 4 (empat) pilihan jawaban. Peneliti melakukan
penelitian dengan judul : Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi
Operasi Hitung Campur dan Uang Siswa Sekolah Dasar Kelas III.
Hasil dari penelitian ini nantinya dapat dignakan oleh guru sebagai alat ukur
dalam ranah kognitif pengetahuan serta juga sebagai pedoman pembuatan soal
evaluasi yang baik dan sudah dilakukan uji analisis butir soal di dalamnya.
B.Pembatasan Masalah
Peneitian ini memiliki batasan masalah yaitu :
1. Alat ukur digunakan untuk mata pelajaran matematika pada kompetensi 1.4
melakukan operasi hitung campur 1.5 memecahkan masalah perhitungan
termasuk yang berkaitan dengan uang siswa kelas III SD.
2. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.
3. Pembuatan tes berpedoman pada taksonomi Bloom yang direvisi dan
memiliki tingkatan mulai dari level mengingat (C1) hingga mencipta (C6),
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur mengembangkan tes hasil belajar matematika materi
operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD.
2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika materi operasi hitung
campur dan uang untuk siswa kelas III SD.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengembangkan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung campur
dan uang untuk siswa kelas III SD.
2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi operasi
hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD.
E.Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini mencakup 2 hal yaitu manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis :
Menambah pengetahuan dan dapat menggali kemampuan siswa berdasarkan
kompetensi dasar operasi hitung campur dan uang.
2. Manfaat Praktis :
Mendapatkan pengalaman dan wawasan dalam mengembangkan tes
hasil belajar matematika materi operasi hitung campur dan uang untuk
siswa kelas III SD.
b. Bagi Guru
Dapat memberikan contoh soal tes hasil belajar pada matematika
materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD.
c. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menggunakan contoh soal tes hasil belajar belajar pada
matematika materi operasi hitung campur dan uang sebagai bahan ujian
sekolah.
F. Batasan Istilah
1. Tes hasil belajar adalah alat ntuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa
terutama pada ranah kognitif.
2. Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi,
atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites
3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
4. Kompetensi Dasar adalah kompetensi minimal yang harus dicapai oleh siswa
untuk menunjukkan bahwa siswa telah memahami standar kompetensi yang
telah ditetapkan, kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar
komptensi.
5. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkembang yang dapat
meningkatkan daya pikir seseorang dalam memecahkan masalah.
6. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung suatu bilangan yang
melibatkan lebih dari satu operasi hitung.
7. Validitas adalah ketepatan alat penilaian dalam menilai apa yang harus dinilai
8. Reliabilitas adalah ketetapan alat penilaian dalam menilai.
9. Daya pembeda adalah kesanggupan soal untuk membedakan siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
10.Tingkat kesukaran adalah proposi peserta tes yang menjawab soal dengan
benar.
G. Spesifikasi Produk
1. Instrumen soal tes hasil belajar hanya berfokus pada ranah kognitif menurut
taksonomi Bloom, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi/menerapkan,
menganalisis, menilai, dan mencipta.
2. Instrumen soal pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator, soal, pilihan jawaban yang di dalamnya terdapat
kunci jawaban dan pengecoh, ranah kognitif.
3. Instrumen soal tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dengan empat option
jawaban.
4. Instrumen pilihan ganda sudah valid jika nilai item mencapai minimal 0,361
sesuai dengan kriteria r hitung
5. Instrumen soal pilihan ganda sudah diuji reliabilitas. Reliablilitas yang
digunakan dengan menggunakan metode Split-Half (Odd/Even) Reliability
atau belah dua ganjil dan genap dan pada kategori tinggi lebih dari 0,6.
6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda. Daya pembeda yang
digunakan adalah kategori “jelek”, “cukup”, “baik”, “baik sekali”.
7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis penegcoh. Pengecoh-pengecoh
8. Instrumen soal pilihan ganda menggunakan tingkat kesukaran mudah (25%),
sedang (50%), dan sulit (25%).
9. Instrumen soal pilihan ganda disusun dengan menggunakan Bahasa Indonesia
dan dengan memperhatikan aturan sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan
10 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan
daftar pertanyaan penelitian.
A. Kajian Teori
Kajian teori pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang mendukng
penelitian.
1. Tes
a. Definisi Tes
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek (Widoyoko. 2009:
45). Menurut Djemari (2008:67) tes merupakan salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui
respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Sudijono (2011: 66)
mengungkapkan bahwa tes merupakan alat bantu atau prosedur yang
digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Dari pendapat beberapa
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat bantu yang berbentuk
sebuah pertanyaan yang disusun secara sistematis yang bertujuan untuk
b. Jenis-jenis tes
Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi
penskorannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes subjektif.
a) Tes Objektif
Menurut Widoyoko (2009: 46), tes objektif memberi pengertian bahwa
siapa saja yang memberikan lembar jawaban tes akan menghasilkan skor
yang sama. Secara umum terdapat tiga tipe tes objektif, yaitu Benar salah
(True false), Menjodohkan (Matching), dan Pilihan ganda (Multiple
choice).
1) Benar Salah (True-False)
Tes tipe benar-salah (true-false) adalah tes yang butir soalnya
terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban yaitu
jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah (Widoyoko. 2014:
119)
2) Menjodohkan (Matching)
Butir tes tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom atau
kelompok. Kelompok pertama di sebelah kiri adalah
pernyataan/pertanyaan atau yang biasa disebut dengan premis.
peserta tes adalah mencari dan menjodohkan jawaban-jawaban,
sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan/pernyataan.
3) Pilihan Ganda (Multiple Choice)
Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya
memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu pilihan. Jumlah
alternatif jawaban tidak oleh terlalu banyak, maksimal 5 alternatif
jawaban. Apabila alternatif lebih dari lima maka akan sangat
membingungkan bagi peserta tes, dan juga akan sangat menyulitkan
penyusunan butir soal.
b) Tes Subjektif
Tes subjektif adalah tes yang penskorannya dipengaruhi oleh pemberi
skor. Jawaban yang sama dapat memiliki skor yang berbeda oleh pemberi
skor yang berlainan (Widoyoko. 2009: 46)
c. Tes pilihan ganda
Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki
jumlah alternatif jawaban lebih dari satu dan pada umumnya jumlah alternatif
jawaban berkisar antara 2 (dua) atau 5 (lima) (Widoyoko. 2009: 59). Tes
pilihan ganda dapat dibedakan menjadi lima model, yaitu : pilihan ganda
kasus, pilihan ganda asosiasi, dan pilihan ganda dengan diagram, grafik, tabel,
dan seagainya. Kelima ragam tes pilhan ganda tersebut pada dasarnya
memiliki format atau struktur yang sama, yaitu memiliki soal atau stem dan
memiliki pilihan jawaban atau option. Di antara pilihan jawaban tersebut,
hanya memiliki satu kunci jawaban atau key yang merupakan jawaban yang
benar dari soal yang di ajukan. Pilihan jawaban dalam multiple choice juga
berfungsi sebagai pengecoh atau distractors. Suprananto (2012: 107)
menjelaskan bahwa tes bentuk pilihan ganda merupakan soal yang
jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah
disediakan. Secara umum setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan
pilihan jaabn, pilihan jawaban terseut terdiri dari kunci jawaban dan
pengecoh. Mardapi (2008: 71) memaparkan bahwa tes bentuk pilihan ganda
adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif
jawaban yang disediakan. Dalam tes pilihan ganda, bentuk tes terdiri dari
pernayaan (pokok soal), alternatif jawaban yang mencakup kunci jawaban dan
pengecoh. Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tes
pilihan ganda (multiple choice) merupakan salah satu jenis tes objektif dimana
jawaban harus dipilih dari beberapa pilihan jawaban yang terdiri dari kunci
a) Kelebihan Tes Pilihan Ganda
1) Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur semua level
pengetahuan, mulai dari pengetahuan yang sederhana sampai
pengetahuan yang cukup kompleks seperti analisis kasus.
2) Tes pilihan ganda memerlukan waktu pengerjaan yang cukup singkat
sehingga memungkinkan untuk membuat banyak butir soal dan dapat
mencakup materi yang lebih luas dan mendalam
3) Penghitungan skor hasil tes dapat dilakukan secara objektif dan tidak
ada unsur subjektif yang dapat mempengaruhi hasil tes.
4) Tipe butir soal pilihan ganda dapat disusun sedemikian rupa sehingga
menuntut kemampuan peserta tes untuk menentukan jawaban yang
paling benar.
5) Tes pilihan ganda dapat di uji terlebih dahulu untuk mencari
kelemahan atau kekurangan dari butir soal kemudian dilakukan
perbaikan atau analisis sebelumm diujikan kembali.
6) Tingkat kesulitan butir soal dapat disesuaikan dengan cara mengatur
alternatif pilihan jawaban. Semakin mirip atau homogen alternatif
tingkat kesamaan atau homogen dari alternatif jawaban menurun,
maka tingkat kesulitan dari butir soal juga akan menurun.
b) Kekurangan Tes Pilihan Ganda
1) Dalam penyusunan butir soal cukup sulit, terutama dalam
menentuukan pengecoh. Penguji cenderung hanya memiliki satu
alternatif jawaban yaitu kunci jawaban, sedangkan untuk pengecoh
penguji mencari sendiri dan cenderung tidak homogen sehingga butir
soal memiliki nilai yang kurang dalam menguji kemampuan peserta
tes.
2) Ada kecenderungan bahwa penguji menyusun butir soal dengan hanya
mengukur aspek ingatan atau pengetahuan paling sederhana yaitu
mengingat yang merupakan aspek paling rendah dalam ranah kognitif.
3) Kemungkinan siswa menentukan pilihan jawaban dengan cara
menebak masih cukup besar.
2. Hasil Belajar
a. Definisi belajar
Menurut Jihad dan Abdul (2008: 1), belajar adalah kegiatan berproses
dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis
pendidikan sangat bergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di
sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sudjana (Jihad, Abdul. 2008: 2)
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,
serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Slameto
(Jihad, Abdul. 2008: 2) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakuakan oleh seseorang untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah kegiatan yang menyebabkan
perubahan pengetahuan, keterampilan, pemahaman, sikap dan aspek-aspek
lain.
b. Ciri-ciri perilaku belajar
Menurut Muhibbin dalam Jihad dan Abdul (2008: 6), adapun
perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang penting
a) Perubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan
kebetulan;
b) Perubahan positif dan aktif dalam arti baik, bermanfaat, serta sesuai
dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan
sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu
sendiri;
c) Perubahan efektif dan fungsional dalam arti perubahan tersebut membawa
pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan proses
belajar fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat
apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan
dimanfaatkan.
Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri perubahan dalam belajar meliputi
perubahan yang bersifat: (1) Intensional (disengaja); (2) Positif dan aktif
(bermanfaat dan atas hasil usaha sendiri); (3) Efektif dan fungsional
3. Tes Hasil Belajar
a. Definisi tes hasil belajar
Tes hasil belajar adalah slah satu jenis tes yang digunakan untuk
mengukur perkemangan atau kemajuan belajar peserta didik (Sudijono.
2011: 99). Haris (2012: 15) mengatakan bahwa tes hasil belajar merupakan
cara mengukur tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Purwanto (2009: 33) menyatakan bahwa tes hasil belajar merupakan tes
yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan
dalam jangka waktu tertentu. Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa pengertian tes hasil belajar adalah tes yang
digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa berupa kemajuan dan
perkembangan dari materi yang telah peserta didik pelajari dalam jangka
waktu yang ditentukan.
b. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar
Jihad dan Abdul (2008: 179) menyatakan bahwa sebuah tes dapat
dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu
a) Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya (Azwar 2009: 5). Supranata (2004:50) menjelaskan bahwa
validitas adalah suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah
mengukur apa yang seharusnya diukur. Masidjo (1995: 242)
menyatakan bahwa validitas adalah taraf kemampuan tes mangukur
yang seharusnya diukur.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yag
seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila alat tersebut
menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang harus diukur.
Menurut jihad dan Abdul ( 2008: 179) sebuah tes dikatakan valid
apabila tes tersebt dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.
Sebelum soal bisa diujikan, harus dilakukan uji coba validitas yang
terdiri dari :
1) Validitas isi dan konstruk, validitas ini dilakukan dengan tujuan
untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan
tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang kita buat.
(pakar) dalam bidang evaluasi atau ashli dalam bidang yang sedang
diuji.
2) Validitas prediksi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu
memprediksi keberhasilan peserta didik di kemudian hari, misalny
untuk ujian akhir atau lainnya.
3) Validitas empiris (kriterium), validitas ini bertujuan untuk
menentukan tingkat kehandalan soal. Dalam penentuan tingkat
validitas butir butir soal digunakan korelasi product moment
Pearson dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa
pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat.
b) Reliabilitas
Azwar (2009: 4) mengemukakan bahwa reliabilitas berasal dari
kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut
sebagai pengukuran yang reliable. Hasil pengukuran dapat dipercaya
apabila memberikan hasil tes yang tetap apabila diujikan secara
berulang-ulang. Purwanto (2009: 154) menjelaskan bahwa reliabilitas
merupakan akuransi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan
pengukuran. Alat ukur yang reliabel akan menghasilkan ukuran yang
sebenarnya. Masidjo (1995: 208) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian
hasil.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa reliabilitas merupakan keajegan atau ketetapan pada suatu alat
ukur dalam menilai.
4. Daya Pembeda
Arikunto (2015: 167) menjelaskan bahwa daya pembeda soal adalah
kemampuuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Daya beda digunakan untuk menentukan apakah butir soal tersebut memiliki
kemampuan membedakan kelompok dari aspek yang diukur, sesuai dengan
perbedaan yang ada pada kelompok tersebut (Widoyoko. 2014: 136).
Dijelaskan juga oleh Sudjana (2009: 141) bahwa tes dikatakan tidak
memiliki daya pembeda apabila tes tersebut jika diujikan kepada anak
berprestasi tinggi, hasil rendah, dan diberikan ke anak prestasi rendah
hasilnya tinggi, atau diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut hasilnya
sama.
Berdasarkan penjelasan beberapa ahli di atas , dapat disimpulkan
bahwa daya pembeda merupakan kemampuan sebuah butir soal untuk
mana yang memiliki kemampuan rendah dilihat dari berapa skor yang siswa
peroleh.
5. Tingkat Kesukaran
Menurut Sudjana (2009: 135) tingkat kesukaran soal dilidhat dari
kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, dan bukan dilihat
dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Hal ini dijelaskan pula oleh
Arikunto (2012: 222) yang mengatakan bahwa soal yang baik adalah soal
yang tingkat kesukarannya tidak terlalu mudah namun juga tidak terlalu
sukar. Dalam hal ini pembuatan soal harus seimbang antar soal yang
dikategorikan mudah, sedang dan soal yang dikategorikan sukar atau sulit.
Menurut Sulistiyoini ( 2009: 174), salah satu dasar perbandingan jumlah soal
setiap kategori yaitu dengan menggunakan pola 3-4-3, yaitu 30%
dikategorikan dalam soal mudah, 40% dikategorikan soal sedang dan 30%
dikategorikan dalam soal sukar atau sulit. Perbandingan lain yang bisa juga
digunakan adalah 25-50-25 dimana 25% merupakan soal dengan kategori
mudah, 50% soal dengan kategori sedang dan 25% soal dengan kategori
sukar.
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dengan benar. Tingkat kesukaran yang baik adalah apabila soal tidak terlalu
mudah dan juga tidak terlalu sulit untuk dikerjakan oleh siswa.
6. Analisis Pengecoh
Suprananta (2009:43) mengatakan bahwa pengecoh berfungsi
sebagai pengidentifikasi peserta tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh
terdapat dalam pilihan jawaban yang disediakan , dimana dalam pilihan
jawaban terdapat 1 (satu) kunci jawaban dan sisanya merupakan pengecoh
bagi peserta tes. Pengecoh (disctractor) dikenal juga sebagai penyesat atau
penggoda adalah plilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban
(Purwanto. 2009:108). Tujan utama dari pengecoh pada suatu tes pilihan
ganda yaitu supaya dari sekian banyak responden yang mengikuti tes hasil
belajar ada yang tertarik uuntuk memilihnya, sebab responden akan
menyangka bahwa pengecoh yang dipilihnya merupakan kunci jawaban
(Sudjiono. 2011: 410).
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pengecoh merupakan salah satu dari dua komponen yang terdapat dalam
opsi atau pilihan jawaban yang bertujuan untuk mengecoh dan menggoda
7. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Purwanto (2009: 82) menyatakan bahwa prosedur pengembangan tea
hasil belajar ada 7 (tujuh) langkah, yaitu:
a. Identifikasi hasil belajar
Hasil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang hendak
diukur hasil belajarnya.
b. Deskripsi materi
Dalam pengumpulan data atas gejala alam, obyek kajian adalah
obyek-obyek alam, sedangkan hasil belajr dalam pendidikan
obyek-obyek kajiannya adalah perilaku siswa dalam suatu hasil belajar.
c. Pengembangan spesifikasi
Spesifikasi yan dikembangkan menyangkut penentuan jenis tes
hasil belajar, banyak butir tes hasil belajar, waktu uji coba, peserta uji
coba, aturan skoring, kriteria uji coba, tujuan instruksional umum,
tujuan instruksional khusu dan menyusun kisi-kisi tes.
d. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban
Butir-butir tes ditulis untuk mengukur variabel dengan
e. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar
Pengumpulan data uji coba dilakukan dengan mengujikan
instrumen uji coba tes hasil belajar yang ditulis berdasarkan kisi-kisi.
f. Uji kualitas tes hasil belajar
Butir tes hasil belajar yang ditulis berdasarka kisi-kisi adalah
butir soal yang secara teori bai. Kegiatan uji coba kualitas dilakukan
untuk menjamin bahwa tes hasil belajar layak sebagai sebuah alat
ukur.
g. Kompilasi tes
Kompilasi tes adalah menyusun kembali butir setelah uji
coba dengan membuang butir yang jelek dan menata butir yang
baik.
Mardapi (2008: 88) menyatakan bahwa langkah pengembangan tes
ada sembilan, yaitu:
a. Menyusun spesifikasi tes
Menyusun spesifikasi tes mencakup kegiatan menentukkan tujuan tes,
b. Menulis soal tes
Penulisan soal merupakan lanhkah menjabarkan indikator menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang karakterisitiknya sesuai dengan perincian
pada kisi-kisi yang telah dibuat.
c. Menelaah soal tes
Menelaah soal tes dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata
dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan.
d. Melakukan uji coba tes
Uji coba digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik tentang
tingkat kebaikan soal yang telah disusun.
e. Menganalisis butir soal
Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir
soal, daya pembeda, dan juga efektivitas pengecoh.
f. Memperbaiki tes
Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki masing-masing soal yang
g. Merakit tes
Dalam hal merakit soal, hal-hal yang dapat dipengarui validitas soal,
seperti nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, lay out, dan
sebagainya.
h. Melaksanakan tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif berupa skor. Skor ditafsirkan
menjadi nilai dengan kriteria rendah, tengah, atau tinggi.
Berdasarkan dua teori di atas dapat peneliti simulkan bahwa prosedur
pengembangan tes hasil belajar ada 9 (sembilan), yaitu; (1) identifikasi hasil
belajar; (2) menulis soal tes; (3) menelaah soal tes; (4) melakukan uji coba tes;
(5) menganalisi kualitas soal; (6) memperbaiki tes; (7) menyusun tes yang
baik; (8) melakukan uji coba tes kembali; dan (9) menafsirka hasil tes.
8. Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 888), matematika
adlah ilmu yang mempelajari tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan
prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan. Susanto (2013: 185) menjelaskan bahwa matematika merupakan
salah satu disiplin ilmr yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
masalah sehari-hari. Menurut Ruseffendi dalam Heruman (2007: 1)
menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan, struktur
yang terorgasisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang
didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.
Dari definisi beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan
pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan
hubungan-hubungan antar struktur tersebut.
9. Program TAP (Test Analysis Program)
TAP dirancang sebagai paket yang kuat dan mudah digunakan. Sebagai
analisis tes, pengguna dapat memasukkan data nilai ujian dalam format
teks atau memasukkan data tes langsung ke dalam program. Pengguna
dapat mengatur berbagai parameter data sampel, termasuk kesulitan tes,
jumlah skor, jumlah item tes, dan jumlah kemungkinan jawaban per item
(Lewis dalam Wirastri, 2014: 36). Lawis (dalam Wirastri, 2014:43)
menyatkan bahwa program TAP dapat digunakan untuk menganalisis:
a. Total nilai yang didapat siswa untuk mengetahui rata-rata atau
maen, maksimum nilai yang didapatkan, minimal nilai yang
b. Tingkat kesukaran item untuk mengetahui tingkat kesulitan soal,
apakah termasuk soal yang mudah, sedang ataukan soal yang sulit
c. Daya pembeda soal untuk mengetahui apakah soal tersebut dapat
membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah dilihat dari skor yang didapatkan siswa
d. Tingkat validitas soal yang digunakan untuk melihat apakah soal
tersebut valid atau tidak
e. Kualitas pengecoh pada pilihan jawaban soal untuk mengetahui
apakah pengecoh berfungsi dengan baik.
Berdasarkan pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa program
TAP dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran, daya
beda, pengecoh, validitas, dan reliabilitas.
10.Taksonomi Bloom yang Direvisi
Anderson dan Krathwohl (2010: 6) menyatakan bahwa Taksonomi
adalah sebuah kerangka. Taksonomi tes hasil belajar ini akan membahas
teksonomi bloom yang telah direvisi. Taksonomi bloom hanya mempunyai
satu dimensi, sedangkan taksonomi resvisi ini memiliki dua dimensi.
Sebagaimana telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya, dua dimensi itu
adalah proses kognitif dan pengembangan.
Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan
terdapat dalam tujuan-tujuan pendidikan yang meliputi mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta
(Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Kategori tersebut adalah:
a. Mengingat
Proses kognitif dalam kategori mengingat meliputi mengenali
dan mengingat kembali (Anderson & Krathwohl, 2010: 104)
b. Memahami
Memahami adalah suatu proses mengkonstruksikan makna dari
pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan atapun
grafis (Anderson & Krathwohl, 2010: 105).
c. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan merupakan salah satu proses kognitif yang
melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk
mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah (Anderson &
Krathwohl, 2010: 106).
d. Menganalisis
Menganalisis merupakan salah satu proses kognitif yang
melibatkan kegiatan memecah-mecahkan materi menjadi
bagian-bagian kecil. Bagian-bagian kecil tersebut dapat
menentukan bagaimana hubungan antar bagian, antara setiap
bagian, dan struktur keseluruhan yang membentuk materi tersebut
e. Mengevaluasi
Mengevaluasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan membuat
keputusan berdasarkan kriteri dan standar-standar tertentu. Proses
kognitif mengevaluasi ini mencakup dua kategori yakni memeriksa
dan mengkritik (Anderson & Krathwohl, 2010: 125).
f. Mencipta
Mencipta adalah kegiatan yang melibatkan proses menyusun
elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang utuh dan koheren
atau fungsional (Anderson & Krathwohl, 2010: 128). Tujuan
kegiatan mencipta ini adalah menuntut siswa untuk dapat membuat
produk baru dengan menyusun kembali sejumlah elemen atau
bagian menjadi suatu pola ayau struktur yang belum pernah ada
sebelumnya. Proses mencipta ini memiliki kategori, yaitu:
merumuskan, merencanakan dan memproduksi (Anderson &
Krathwohl, 2010: 130).
Berdasarkan penjelasan tokoh diatas, terdapat enam tingkatan proses
kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Keenam proses
kognitif tersebut adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan,
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian di bawah ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti tentang pengembangan tes belajar.
Pertama, penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Vita
Kurniawati (2016) melakukan penelitian yang bejudul “Pengembangan Tes
Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung, Pembulatan dan
Penaksiran untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini untuk
mengembangkan tes hasil belajar matematika dan menganalisis butir soal.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Langkah-langkah pengembangan tes hasil
belajar matematika materi operasi hitung, pembulatan dan penaksiran meliputi
tujuh langkah 1) Potensi dan Masalah; 2) Pengumpulan Data; 3) Desain
produk; 4) Uji Validasi produk; 5) Revisi desain; 6) Uji coba produk dan 7)
Revisi produk, (2) Analisis kualitas butir soal dengan hasil analisis validitas,
reliabilitas dan kualitas butir soal bahwa dari 40 soal yang telah diujicobakan
terdapat 20 soal yang layak untuk dipergunakan. Soal yang dianalisis dan
layak digunakan akan disusun menjadi suatu buku kumpulan soal.
Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Soal
Pemecahan Masalah Berbasis Argumen untuk Siswa Kelas V di SD Negeri 79
Palembang” oleh Darmawijoyo dkk (2011). Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan soal pemecahan maslah berbasis argumen yang valid dan
siswa kelas V SD serta untuk mengetahui efek potensial soal yang
dikembangkan terhadap hasil belajar siswa kels V di SD Negeri 79
Palembang, hasil analisis data menyimpulkan bahwa penelitian ini telah
menghasilkan produk soal pemecahan masalah berbasis argumen pada pokok
bahsan pecahan, bangun datar dan bangun ruang utnuk siswa kelas V SD yang
valid dan praktis.
Ketiga, penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil
Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD” oleh Suryanto dkk. (2014).
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan prosedur pengembangan
tes diagnostik yang dikembangkan (2) mengetahui kualitas butir tes
diagnostik yang dikembangkan, dan (3) mengetahui informasi yang dapat
dimunculkan dari hasil analisis tes diagnostik. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa : (1) pengembangan tes belajar diagnostik kesulitan belajar matematika
di SD ini meliputi : studi pendahuluan, studi literatur dan hasil-hasil
penelitian, analisis masalah, merumuskan learning continum, uji coba
terbatas, dan uji yang diperluas, (2) indeks daya beda butir tes antara 0,391
sampai dengan 2,317, indeks kesukaran butir tes antara -2,158 sampai dengan
2,58, kecocockan uji tes dengan kemampuan peserta antara -2,00 sampai
dengan 2,60, dan ungsi inormasi tes antara 0,111 sampai dengan 3,879, dan
klasikal dan individual, grafik ketuntasan belajar, profil individual, analisis
salah konsepsi dan saran remidial.
Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
Berdasarkan ketiga penelitian yang sudah ada menganai
pengembangan tes di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang
dilakukan oleh peneliti masih relevan untuk diteliti. Vita Kurniawati (2016)
melakukan penelitian yang bejudul “Pengembangan
Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi
Hitung, Pembulatan dan Penaksiran untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”
Suryanto, dkk (2014)
Pengembanagan Tes Hasil Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD Darmawijoyo, dkk (2011)
Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen untuk Siswa Kelas V di SD Negeri
Ramdan Nur A (2017)
Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campur dan Uang untuk
C. Kerangka Berpikir
Penilaian hasil belajar merupakan sarana atau alat yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana kemampuan seseorang dalam hal ini siswa
Sekolah Dasar dalam menerima pengetahuan dan pengalaman yang diberikan.
Untuk memperoleh penilaian hasil belajar dilakukan dengan melakukan tes
hasil belajar dimana terdapat tes hasil belajar obyektif dan tes hasil belajar
uraian. Tes hasil belajar yang baik dibuat berdasarkan aturan-aturan yang
berlaku dengan melihat Standar Kompetensi, Kompetensi dasar kemudian
Indikator dan setelah itu diturunkan menjadi soal. Dalam membuat soal juga
hendaknya memperhatikan aspek kognitif agar menjadi sebuah sarana ukur
atau alat ukur yang efektif. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan
dengan guru , diketahui bahwa guru terbiasa membuat soal secara instan yaitu
dengan mengambil soal-soal yang sudah terdapat pada buku paket atau
membuat sendiri tanpa memperhatikan aspek-aspek yang diperlukan.
Salah satu bentuk tes hasil belajar adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan
ganda termasuk dalam tes hasil belajar obyektif dimana peserta tes dalam hal
ini siswa diwajibkan memilih satu dari beberapa pilihan jawaban yang
disediakn yang terdiri dari kunci jawaban dan beberapa pengecoh. Kelebihan
dari tes pilihan ganda ini salah satunya adalah jawaban dari siswa dapat
dikoreksi dengan mudah dan cepat, penilaian bersifat obyektif atau tidak
adalah proses pembuatan soalnya memakan waktu yang cukup lama karena
selain harus membuat soal yang sesuai dengan aspek-aspek yang dibutuhkan,
juga harus mempertimbangkan pilihan jawaban yang disediakan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari wawancara
bersama guru, peneliti terpacu untuk mengembangkan tes hasil belajar jenis
pilihan ganda yang dapat mengukur ranah kognitif siswa secara keseluruhan
dari mengingat sampai mencipta. Matematika dalam pembelajaran di Sekolah
Dasar memiliki beberapa Kompetensi Dasar, dan peneliti mengambil
kompetensi dasar operasi hitung campur dan uang.
Pengembangan penelitian ini berdasrkan pada seluruh ranah kognitif
siswa yang terdiri dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalsis,
menilai dan mencipta. Pengembangan tes hasil belajar ini juga
mendeskripsikan produk tes hasil belajar dilihat dari validitas, reliabilitas,
daya beda, tingkat kesukaran serta analsisis pengecoh. Hasil dari penelitian
pengembangan ini diharapkan mampu menjadi alat ukur yang efektif untuk
mengetahui kemampuan belajar siswa.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana megembangkan tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi
2. Bagaimana kualitas tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi hitung
campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasrkan hasil penilaian para
ahli?
3. Bagaiman validitas tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi hitung
campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba
empiris?
4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi hitung
campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba
empiris?
5. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi
hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji
coba empiris?
6. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi
hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasrkan hasil uji
coba empiris?
7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar Komptensi Dasar
operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasrkan hasil
38 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, seting penelitian, prosedur
pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis
data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitiian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development). R&D adalah
bentuk metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono. 2014: 297).
Sugitono (2014: 298) menambahkan bahwa menurut Borg and Gall ada 10
langkah yaitu: (1) potensi masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk;
(4) validasi desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8)
Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Berikut adalah penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian
menurut Sugiyono (2011:298-311)
1. Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan apa yang terjadi. Potensi dan masalah yang ditemukan dalam
penelitian ditunjukkan dengan data empirik. Masalah ini dapat diatasi melalui
R&D dengan cara meneliti dan menggali setiap permasalahan sehingga dapat
ditentukan suatu model, pola untuk menyelesaikan masalah sehingga dapat
dijalankan dan dilaksanakan secara efektif. Masalah bisa didapat dari berbagai
sumber seperti dari laporan kegiatan, dan juga dari orang lain yang
bersangkutan.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang
berkaitan dan dapat digunakan untuk perencanaan produk. Informasi ini
diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah yang ditemukan. Metode
pengumpulan data dan informasi tergantung pada permasalahan yang akan
diangkat.
3. Desain Produk
Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini harus
berupa gambar dan bagan sehingga dapat menjadi pegangan dan acuan dalam
menilai dan membuatnya.
4. Validasi Desain
Validasi desain adalah langkah yang dilakukan untuk membuktikan
atau menilai rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru apakah lebih
baik dari yang sebelumnya atau tidak secara rasional. Validasi desain ini dapat
dilakukan dengan mendatangkan ahli dalam hal tertentu untuk menilai
5. Revisi Desain
Kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada produk didapat dari
para ahli dan pakar yang sudah melakukan validasi, kemudian kelemahan
dan kekurangan yang ada dikurangi dengan memperbaiki desain.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kualitas desain produk
yang telah peneliti buat. Dalam pelaksanaannya produk tetap harus diteliti
lebih dalam untuk mencari apakah masih ada kekurangan. Uji coba produk
dilakukan di lapangan pada subjek penelitian.
7. Revisi Produk
Setelah dilakukannya uji coba, akan muncul kelemahan dan
kekurangan-kekurangan baru ketika di ujikan di lapangan. Kelemahan ini
diperbaiki dengan penyempurnaan untuk selanjutnya kembali diujikan.
8. Uji Coba Pemakaian
Setelah dilakukan revisi, produk yang baru diterapkan pada obyek
yang nyata dan lebih luas lingkupnya namun dalam praktiknya harus tetap
ada penilaian tentang hambatan dan masalah yang ditemukan dalam
9. Revisi Produk
Revisi produk dalam tahap ini merupakan revisi produk yang terakhir
dilakukan oleh peneliti. Hal yang diperbaiki dan disempurnakan didapat dari
masalah yang muncul ketika melakukan uji coba pemakaian.
10.Produk Masal
Hasil dari revisi yang terakhir dilakukan mmerupakan produk jadi
yang telah disempurnakan. Produksi masal dilakukan apabila produk yang
telah diuji dinyatakan telah layak untuk diproduksi masal.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian mencakup tempat penelitian, waktu penelitian,
subjek penelitian dan objek penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N Caturtunggal 1 yang beralamat di
Jalan Pandega Marga 1, Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman,
Yogyakarta dan di SD N Caturtunggal 3 yang beralamat di Jalan Kaliurang
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian pengembangan ini dilakukan mulai dari
Bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Penelitian dimulai dari
permohonan izin terhadap pihak sekolah hingga pengujian.
3. Subjek Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Caturtunggal 1
tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah sebanyak 30 siswa dan siswa
kelas III SD N Caturtunggal 3 tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 30
siswa.
4. Objek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar
kompetensi dasar operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III
Sekolah Dasar.
C. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan ini berisi tentang langkah-langkah yang
digunakan oleh peneliti hingga menghasilkan produk akhir. Peneliti
menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg and
Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298). Langkah-langkah tersebut dimodifikasi
(2) pengumpulan data, (3) desain produ, (4) validasi desain, (5) revisi desai,
(6) uji coba produk, (7) revisi akhir produk.
Gambar 3.2 Bagan modifikasi Pengembangan Tes Hasil Belajar menurut Borg dan
Gall
1. Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah merupakan tahapan awal dalam penelitian
pengembangan. Potensi merupakan sesuatu yang apabila didayagunakan akan
memiliki nilai lebih (Sugiyono, 2012: 298) sedangkan masalah merupakan
penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi (Sugiyono,
2012: 299). Dalam penelitian ini, potensi dan masalah bersumber dari
observasi kelas III SD N Caturtunggal 1 dan SD N Caturtunggal III.
Observasi dilakukan untuk mengetahui masalah yang ada terkait dengan
pembelajaran. Potensi dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang akan
dikembangkan oleh peneliti. Langkah 1
Analisis masalah
Langkah 2
Pengumpulan data
Langkah 3
Desain produk
Langkah 6
Uji coba produk
Langkah 7
Revisi produk
Langkah 4
Validasi desain
Langkah 5
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan melakukan
wawancara dengan guru kelas III SD N Caturtunggal I dan SD N
Caturtunggal III. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan
belajar siswa mengenai operasi hitung campur dan uang.
3. Desain Produk
Penyusunan tes hasil belajar diawali dengan menentukan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran matematika kelas
III. Selanjutnya peneliti menyusun indikator-indikator berdasarkan SK dan
KD yang telah dipilih kemudian membuat butir soal sebanyak 60 soal dengan
memperhatikan aspek kognitif (mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, menilai, mencipta). Dalam pembuatan butir soal peneliti
memperhatikan karakteristik butir soal diantaranya tingkat kesulitan, daya
beda, dan pengecoh.
4. Validasi Desain
Validasi desain dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan produk
sudah cukup efektif untuk diujikan atau masih memiliki kekurangan. Validasi
pada tahap ini hanya sebatas pendapat para ahli yang berprofesi sebagai guru
dan belum melalui uji coba lapangan. Uji coba rancangan produk dilakukan
5. Revisi Desain
Revisi atau perbaikan desain rancangan produk dilakukan setelah ahli
melakukan validasi dan menemukan kekurangan-kekurangan yang
selanjutnya dikurangi dan diperbaiki oleh peneliti. Kekurangan-kekurangan
yang ditemukan diperbaiki sesuai dengan kritik dan saran yang diberikan oleh
para ahli.
6. Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah peneliti melakukan perbaikan
desain produk sesuai dengan masukan dan saran yang diterima oleh ahli. Uji
coba produk ini dilakukan untuk mmengetahui kualitas desain produk yang
dibuat. Produk yang sudah direvisi kemudian dibagi menjadi 2 tipe soal yaitu
soal tope A dan soal tipe B.pembagian soal menjadi dua dilakukan oleh
peneliti dengan tujuan agar siswa tidak mengerjakan soal terlalu banyak dan
dapat selalu fokus dalam setiap pengerjaan soal. Pembagian soal dilakukan
dengan membagi rata sesuai dengan indikator dan jumlah butir soal. Setelah
produk selesai disusun, tahap selanjutnya adalah uji coba produk lapangan
pada siswa kelas III SD N Caturtunggal 1 dan siswa kelas III SD N
Caturtunggal 3. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari produk
7. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan dengan melakukan analisis validitas,
reliabilitas, serta karakteristik butir soal meliputi pengecoh, daya beda, tingkat
kesukaran. Revisi produk tes hasil belajar ini dilakukan dengan mengambil
soal-soal terbaik dari 60 soal yang peneliti buat yang telah diujikan. Soal-soal
terbaik diambil berdasarkan validitas, reliabilitas dan karakteristik butir soal
yang sesuai dengan kriteria yang benar. Tahap revisi produk ini merupakan
revisi terakhir sebelum menghasilkan produk asli yang diakui keefektifannya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan adalah salah satu hal utama yang mempengaruhi kualitas
data hasil penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara, pengisian kuisioner, dan tes (Sugiyono, 2013: 137).
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data non tes
yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahi informasi-informasi berkaitan dengan segala sesuatu yang
berkaitan dengan tes hasil belajar serta masalah-masalah apa saja yang
ditemui dalam pembuatan soal tes hasil belajar. Menurut Sugiyono (2011:
231), wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
topik tertentu. Wawancara merupakan cara menghimpun bahan-bahan
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara
sepihak, berhadapan muka dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan
(Sudijono, 2011: 82).
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab
dengan tujuan untuk mengetahui sebuah topik yang sudah ditentukan.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru
kelas III SD N Caturtunggal 1. Wawancara dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kebutuhan guru terkait pembuatan soal tes hasil belajar.
2. Kuesioner
Sugiyono (2013: 142) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memmberi seperangkat
pertanyaan atau peertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Selanjutnya Arikunto (2013: 42) menjelaskan bahwa kuesioner adalah sebuah
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang diukur (responden).
Dengan kuesioner orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri,
pengalaman, pengetahuan sikap dan pendapatnya. Dalam penelitian ini
ahli. Peneliti memberikan instrumen validasi kepada empat guru ahli
matematika.
3. Tes
Azwar (2016: 1) menyatakan bahwa tes merupakan instrumen atau alat
pengukuran. Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai
dan prestasi siswa tersebut serta dapat dibandingkan dengan siswa yang lain
atau nilai standar yang ditetapkan ( Nurkancana dalam Suwandi, 2009: 39).
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes obyektif
pilihan ganda. Tes hasil belajar mengacu pada kompetensi dasar yang sudah
ditentukan yaitu uang dan operasi hitung campur untuk siswa kelas III
Sekolah Dasar.
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013: 102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Peneliti
membagi dua data dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif dalam penelitian ini berupa wawancara dan data kuantitatif dalam penelitian
1. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa pedoman wawancara dengan guru. Wawancara
dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai kebutuhan serta
kesulitan guru dalam pembuatan soal matematika yang baik.
Tabel 3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan
No Kisi-kisi Pertannyaan
1. Karakteristik soal yang baik
2. Prosedur atau langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil
belajar matematika
3. Pengalaman guru dalam menyusun tes hasil belajar matematika
4. Kesulitan atau kendala dalam pengembangan tes hasil belajar
matematika
5. Cara penyusunan tes hasil belajar matematika
6. Kebutuhan tes hasil belajar matematika
2. Data Kuantitatif
a. Kuesioner
Kuesioner dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui kualitas
produk yang dikembangkan. Kuesioner berisi. Kuesioner ini berisi 15
butir pernataan dan memilii empat skala yaitu 1,2,3,4. Berikut adalah