• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III Sekolah Dasar tahun pelajaran 2016 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III Sekolah Dasar tahun pelajaran 2016 2017"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA

MATERI OPERASI HITUNG CAMPUR DAN UANG UNTUK

SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Ramdan Nur Aminudin NIM: 131134160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk:

1. Orang tua penulis, Bapak Sartam S.Pd. dan Ibu Tumiyati S.Pd.

2. Kakak penulis, Agus Ansoru Awaludin S.Kep.

3. Seseorang yang selalu mendapat tempat spesial dalam diri penulis, Chendy

Putriana Devi

4. Almamater Universitas Sanata Dharma dan seluruh pendidik dalam Program

(5)

v MOTTO

“Menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, dan selalu membuat orang

disamping kita tersenyum”

(Ramdan Nur Aminudin)

“Harta yang paling berharga adalah keluarga”

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya

sebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 03 Mei 2017

Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ramdan Nur Aminudin

Nomor Mahasiswa : 131134160

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HITUNG CAMPUR DAN UANG UNTUK SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada Tanggal : 03 Mei 2017

Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG CAMPUR DAN UANG UNTUK SISWA KELAS III

SEKOLAH DASAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ramdan Nur Aminudin

Universitas Sanata Dharma 2017

Awal dari dilakukannya penelitian ini adalah adanya potensi serta masalah yang muncul terkait dengan pengembangan tes hasil belajar. Analisis kebutuhan dalam penelitian ini adalah guru membutuhkan contoh soal tes hasil belajar yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Developement (R&D) yang bertujuan untuk (1) mengembangkan tes hasil belajar dan (2) mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.

Prosedur pengembangan produk menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Peneliti dalam melakukan analisis hanya menggunakan 7 langkah dari 10 langkah yang ada. Langkah-langkah yang digunakan oleh peneliti meliputi (1) Potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) revisi produk. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Caturtunggal 1 dan siswa kelas III SD N Caturtunggal 3 yang secara keseluruhan berjumlah 60 siswa.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa (1) langkah-langkah penelitian pengembangan yaitu (a) potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi desain, (e) revisi desain, (f) uji coba produk, serta (g) revisi produk. (2) dari 60 soal yang telah peneliti buat, terdapat 31 soal yang dinyatakan valid atau sekitar 52%, (3) mempunyai tingkat reliabilitas dengan kategori tinggi, (4) dari 31 butir soal tersebut, 1 soal atau sebesar 3,2% mempunyai daya pembeda dengan kategori jelek, 8 soal atau sebesar 25 % mempunyai daya pembeda dengan kategori cukup, 21 soal atau sebesar 67 % mempunyai daya pembeda dengan kategori baik, serta 1 soal atau 3,2 % mempunyai daya pembeda dengan kategori sangat baik, (5) tingkat kesukaran dari 31 soal adalah 10 soal dengan kriteria mudah, 12 soal dengan kriteria sedang, dan 9 soal dengan kriteria sukar. Apabila dikonversikan kedalam bentuk prosentasi hasilnya menjadi 32 % mudah, 38 % sedang, 30 % sukar, (6) kemudian ditinjau dari analisis pengecoh, sebanyak 17 pengecoh tidak berfungsi. Soal-soal dengan kualitas baik ini kemudian dijadikan produk akhir berupa prototipe tes hasil belajar matematika materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III Sekolah Dasar.

(9)

ix ABSTRACT

THE DEVLOPEMENT OF MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT TEST BASIC COMPETENCE’S MIXED OPERATION AND MONEY FOR

THIRD GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL

Ramdan Nur Aminudin Universitas Sanata Dharma

2017

This research begin with potentials and problems related with the making of learnig test result. The analysis is teachers needs an example of good learning test result. This type of research is (R&D) Research and Developement and the aim of this research are (1) to develop test result and (2) describe the quality of the test result product competence mixed operation and money for third grade of elementary school.

Procedure of product developement use stpes from Borg and Gall. Researcher just use 7 of 10 stpes, there are (1) potential and problems, (2) collecting data, (3) product design, (4) design validation, (5) design revision, (6) product testing, (7) product revision. Subject of this research are 60 student of Caturtunggal 1 elementary school and Caturtunggal 3 elemntary school.

Result of this research shows that (1) steps of developement research are (a) potential and problems, (b) collecting data, (c) product design, (d) design validation, (e) design revision, (f) product testing, (g) product revision. (2) there are 31 from 60 questions that is valid or about 52%, (3) reliability grade is high, (4) on distinguish ability of effort, from those 31 questions, 1 question or about 3,2% is categoried low grade, 8 questions or about 25% categoried enough, 21 questions or about 67% categoried good, and i question or about 3,2% categoried very good. (5) analysis of difficult shows that 10 questions categoried easy, 12 questions categoried medium, and 9 questions categoried hard.(6) on distraction analyisis, there are 17 distractions that did not work. These good questions will be the final product of test result prototype of mathematics competence mixed operation and money for third grade of elementary school.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim , dengan mengucap puji syukur kehadirat

ALLAH SWT Tuhan yang maha Agung, karena berkat kehendak-Nya lah penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini, serta solawat serta salam kepada Nabi

MUHAMMAD SAW utusan ALLAH SWT.

Maksud dan tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Menyadari bahwasanya laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.Si., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si selaku dosen pembimbing I

5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. selaku dosen pembimbing II

6. Guru SD N Caturtunggal 1, Guru SD N Caturtunggal 3, Guru SD N Gejayan,

Guru SD N 2 Sinduadi Timur selaku narasumber dan validator

7. Alm. Tumiyati S.Pd. selaku Ibu dari penulis dan Sartam S.Pd. yang telah

membimbing dan memberikan segalanya kepada peneliti

(11)

xi

9. Agus Ansoru Awaludin S. Kep. selaku Kakak dari peneliti yang telah

membimbing dan mengajarkan banyak hal

10. Wastiti Adiningrum dan Waskita selaku saudara dari peneliti yang telah

memberikan semangat kepada peneliti

11. Dewantara Wahyu Pratama, Husni Faisal dan Nurul Fadhilah Asmara selaku

sahabat dari penulis yang selalu mendukung penulis dalam pembuatan

skripsi.

12. Sahabat-sahabat kontrakan holic yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

yang selalu menghibur penulis disela-sela peenyususnan skripsi

13. Chendy Putriana Devi yang selalu memberi semangat, motivasi dan

dukungan selama pembuatan skripsi ini

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 6

G. Spesifikasi Produk ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

a. Definisi Belajar ... 15

b. Ciri-ciri Perilaku Belajar ... 16

3. Tes Hasil Belajar ... 18

4. Daya Pembeda ... 19

5.Tingkat Kesukaran ... 22

6. Analisis Pengecoh ... 23

7. Pengembangan Tes Hasil Belajar ... 24

8. Matematika ... 27

9. Program TAP ... 28

10. Taksonomi Bloom ... 29

B. Penelitian yang Relevan ... 32

C. Kerangka Berpikir ... 35

D. Pertanyaan Penelitian ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

(13)

xiii

B. Setting Penelitian ... 42

C. Prosedur Pengembangan ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

E. Instrumen Penelitian ... 49

F. Tenik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Hasil penelitian ... 67

B. Pembahasan ... 81

BAB V PENUTUP ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Keterbatasan Pengembangan ... 107

C. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan ... 50

Tabel 3.2 Kuesioner produk tes hasil belajar ... 51

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal tes hasil belajar matematika ... 52

Tabel 3.4 Kualifikasi skor validator ahli ... 54

Tabel 3.5 Kriteria Validitas ... 56

Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas ... 59

Tabel 3.7 Kriteria Daya Pembeda ... 61

Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 64

Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Validator Ahli ... 69

Tabel 4.2 Komentar Validator dan Revisi Desain ... 70

Tabel 4.3 Daftar Pengecoh yang Tidak Berfungsi ... 71

Tabel 4.4 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe A ... 72

Tabel 4.5 Hasil Analisis Validitas Soal Tipe B ... 73

Tabel 4.6 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe A ... 75

Tabel 4.7 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Tipe B ... 76

Tabel 4.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 77

Tabel 4.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 78

Tabel 4.10 Hasil Analisis Pengecoh Soal Tipe A ... 79

Tabel 4.11 Hasil Analisis Pengecoh Soal Tipe B ... 80

Tabel 4.12 Analisis Hasil Validator Ahli ... 83

Tabel 4.13 Revisi Pengecoh ... 86

Tabel 4.14 Pembahasan Validitas Soal Tipe A ... 87

Tabel 4.15 Pembahasan Validitas Soal Tipe B ... 88

Tabel 4.16 Pembahasan Daya Pembeda Soal Tipe A ... 90

Tabel 4.17 Pembahasan Daya Pembeda Soal Tipe B ... 91

Tabel 4.18 Pembahasan Tingkat Kesukaran Soal Tipe A ... 93

Tabel 4.19 Pembahasan Tingkat Kesukaran Soal Tipe B ... 94

Tabel 4.20 Pembahasan Analisis Pengecoh Soal Tipe A... 95

Tabel 4.21 Pembahasan Analisis Pengecoh Soal Tipe B ... 99

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 34

Gambar 3.1 Bagan langkah-langkah penelitian dan pengembangan ... 39

Gambar 3.2 Bagan modifikasi pengembangan tes hasil belajar menurut Borg dan Gall ... 44

Gambar 3.3 Hasil uji validitas pada program TAP ... 57

Gambar 3.4 Hasil uji reliabilitas pada program TAP ... 59

Gambar 3.5 Hasil uji daya pembeda pada program TAP ... 62

Gambar 3.6 Hasil uji tingkat kesukaran pada program TAP ... 64

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 113

Lampiran 2 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 114

Lampiran 3 Desain Produk ... 116

Lampiran 4 Validator Ahli ... 117

Lampiran 5 Soal Uji Coba Terbatas Paket A... 122

Lampiran 6 Soal Uji Coba Terbatas Paket B ... 129

Lampiran 7 Rangkuman Jawaban Siswa ... 136

Lampiran 8 Hasil Analisis Soal ... 138

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifik produk, dan batasan istilah.

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian diri kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara yang dituliskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003. Pendidikan

merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

dapat berlangsung melalui kegiatan belajar mengajar dan salah satunya kegiatan

belajar mengajar di sekolah. Sekolah Dasar merupakan salah satu sarana yang

membantu manusia dalam mengetahui pengetahuan dasar diantaranya membaca,

menulis, berhitung dan berinteraksi sebagai makhluk sosial.

Salah satu cara melihat peningkatan kualitas pendidikan dapat diperoleh

dengan melihat peningkatan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman,1999). Belajar

sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

(18)

memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak

lanjut atau cara mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar

siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap

dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencangkup segala

hal yang dipelajari sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Hasil belajar yang diperoleh melalui sebuah sistem penilaian yang baik.

Suprananto (2012: 8) memaparkan bahwa penilaian adalah suatu prosedur sistematis

dan mencakup kegiatan mengumpul, menganalisis, serta menginterpretasikan

informasi yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang karakteristik

seseorang atau obyek. Penilaian yang baik juga harus terdapat beberapa hal yang

harus dipenuhi antara lain validitas, reliabilitas. Arikunto (2013: 67) mengemukakan

bahwa tes yang baik, yaitu tes yang mencakup validitas, reliabilitas objektivitas,

praktibilitas dan ekonomis. Syarat-syarat yang terdapat dalam pembuatan soal yang

baik pada praktiknya tidak dilaksanakan dengan baik dan kurang diperhatikan oleh

pendidik. Guru dalam pembuatan soal cenderung menilai hanya pada kemampuan

dasar siswa dalam ranah kognitif yaitu mengingat. Pendidik dalam hal ini guru

cenderung lebih memilih untuk secara cepat mengambil soal dari berbagai sumber

yang belum terbukti validitasnya seperti dari LKS dan juga internet dan tidak

melakukan pengujian soal tersebut sebelum benar-benar diujikan kepada siswa untuk

(19)

Peneliti melakukan observasi di SD N Caturtunggal 1 pada tanggal 22

Oktober 2016 dan menemukan bahwa guru mengalami kesulitan dalam penilaian, hal

ini peneliti peroleh melalui kegiatan wawancara dengan guru kelas III. Dari hasil

wawancara yang dilakukan diperoleh beberapa informasi. Pertama dalam hal validitas

dan reliabilitas, guru mengetahui bahwa validitas dan reliabilitas dalam soal sangatlah

penting namun sangat jarang dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan alasan

tidak ada waktu untuk melakukannya. Guru hanya melakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk penilaian akhir semester. Selanjutnya penerapan ranah kognitif

dalam setiap pembuatan soal, guru mengatakan bahwa mengetahui mengenai ranah

kognitif dalam pembuatan soal, namun sangat jarang diterapkan semuanya ke dalam

soal karena guru tidak mmemiliki banyak waktu untuk dengan matang

memikirkannya dan lebih memilih untuk mengambil dari sumber seperti LKS dan

internet dan memilih soal mana yang menurut guru masuk dalam ranah kognitif yang

diinginkan. Kemudian peneliti mendapat informasi juga bahwa guru masih kesulitan

dalam pembuatan soal matematika, kebanyakan soal yang guru buat hanya menguji

pengetahuan dasar siswa dan belum mencapai taraf pemecahan masalah dan belum

menuntut siswa untuk menganalisis soal terlebih dahulu sebelum mengerjakan.

Beliau juga mengatakan bahwa dalam melakukan tes kemampuan siswa seperti

ulangan harian, sebagian mengambil dari LKS dan sebagian lagi mengambil dari soal

lama yang dulu pernah diujikan. Pada kompetensi dasar operasi hitung campur, guru

(20)

mengambil nilai kemampuan siswa hanya mengambil soal dari LKS atau siswa

mengerjakan soal yang sudah ada dalam LKS.

Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, peneliti terdorong utntuk

membuat penelitian dan pengembangan (Research ad Development) dengan membuat

alaut ukur dimensi kognitif dan menghasilkan instrumen hasil belajar kognitif dengan

bentuk pilihan ganda dengan 4 (empat) pilihan jawaban. Peneliti melakukan

penelitian dengan judul : Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi

Operasi Hitung Campur dan Uang Siswa Sekolah Dasar Kelas III.

Hasil dari penelitian ini nantinya dapat dignakan oleh guru sebagai alat ukur

dalam ranah kognitif pengetahuan serta juga sebagai pedoman pembuatan soal

evaluasi yang baik dan sudah dilakukan uji analisis butir soal di dalamnya.

B.Pembatasan Masalah

Peneitian ini memiliki batasan masalah yaitu :

1. Alat ukur digunakan untuk mata pelajaran matematika pada kompetensi 1.4

melakukan operasi hitung campur 1.5 memecahkan masalah perhitungan

termasuk yang berkaitan dengan uang siswa kelas III SD.

2. Tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.

3. Pembuatan tes berpedoman pada taksonomi Bloom yang direvisi dan

memiliki tingkatan mulai dari level mengingat (C1) hingga mencipta (C6),

(21)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur mengembangkan tes hasil belajar matematika materi

operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD.

2. Bagaimana kualitas produk tes hasil belajar matematika materi operasi hitung

campur dan uang untuk siswa kelas III SD.

D. Tujuan Penelitian

1. Mengembangkan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung campur

dan uang untuk siswa kelas III SD.

2. Mendeskripsikan kualitas produk tes hasil belajar matematika materi operasi

hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini mencakup 2 hal yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis :

Menambah pengetahuan dan dapat menggali kemampuan siswa berdasarkan

kompetensi dasar operasi hitung campur dan uang.

2. Manfaat Praktis :

(22)

Mendapatkan pengalaman dan wawasan dalam mengembangkan tes

hasil belajar matematika materi operasi hitung campur dan uang untuk

siswa kelas III SD.

b. Bagi Guru

Dapat memberikan contoh soal tes hasil belajar pada matematika

materi operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat menggunakan contoh soal tes hasil belajar belajar pada

matematika materi operasi hitung campur dan uang sebagai bahan ujian

sekolah.

F. Batasan Istilah

1. Tes hasil belajar adalah alat ntuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa

terutama pada ranah kognitif.

2. Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi,

atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yang dites

3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

(23)

4. Kompetensi Dasar adalah kompetensi minimal yang harus dicapai oleh siswa

untuk menunjukkan bahwa siswa telah memahami standar kompetensi yang

telah ditetapkan, kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar

komptensi.

5. Matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkembang yang dapat

meningkatkan daya pikir seseorang dalam memecahkan masalah.

6. Operasi hitung campuran adalah operasi hitung suatu bilangan yang

melibatkan lebih dari satu operasi hitung.

7. Validitas adalah ketepatan alat penilaian dalam menilai apa yang harus dinilai

8. Reliabilitas adalah ketetapan alat penilaian dalam menilai.

9. Daya pembeda adalah kesanggupan soal untuk membedakan siswa yang

berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

10.Tingkat kesukaran adalah proposi peserta tes yang menjawab soal dengan

benar.

(24)

G. Spesifikasi Produk

1. Instrumen soal tes hasil belajar hanya berfokus pada ranah kognitif menurut

taksonomi Bloom, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi/menerapkan,

menganalisis, menilai, dan mencipta.

2. Instrumen soal pilihan ganda dilengkapi dengan Standar Kompetensi,

Kompetensi Dasar, Indikator, soal, pilihan jawaban yang di dalamnya terdapat

kunci jawaban dan pengecoh, ranah kognitif.

3. Instrumen soal tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dengan empat option

jawaban.

4. Instrumen pilihan ganda sudah valid jika nilai item mencapai minimal 0,361

sesuai dengan kriteria r hitung

5. Instrumen soal pilihan ganda sudah diuji reliabilitas. Reliablilitas yang

digunakan dengan menggunakan metode Split-Half (Odd/Even) Reliability

atau belah dua ganjil dan genap dan pada kategori tinggi lebih dari 0,6.

6. Instrumen pilihan ganda sudah diuji daya pembeda. Daya pembeda yang

digunakan adalah kategori “jelek”, “cukup”, “baik”, “baik sekali”.

7. Instrumen pilihan ganda sudah diuji analisis penegcoh. Pengecoh-pengecoh

(25)

8. Instrumen soal pilihan ganda menggunakan tingkat kesukaran mudah (25%),

sedang (50%), dan sulit (25%).

9. Instrumen soal pilihan ganda disusun dengan menggunakan Bahasa Indonesia

dan dengan memperhatikan aturan sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan

(26)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berfikir dan

daftar pertanyaan penelitian.

A. Kajian Teori

Kajian teori pada penelitian ini akan membahas teori-teori yang mendukng

penelitian.

1. Tes

a. Definisi Tes

Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat

untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek (Widoyoko. 2009:

45). Menurut Djemari (2008:67) tes merupakan salah satu cara untuk

menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui

respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Sudijono (2011: 66)

mengungkapkan bahwa tes merupakan alat bantu atau prosedur yang

digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Dari pendapat beberapa

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat bantu yang berbentuk

sebuah pertanyaan yang disusun secara sistematis yang bertujuan untuk

(27)

b. Jenis-jenis tes

Bentuk tes yang digunakan di lembaga pendidikan dilihat dari segi

penskorannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu tes objektif dan tes subjektif.

a) Tes Objektif

Menurut Widoyoko (2009: 46), tes objektif memberi pengertian bahwa

siapa saja yang memberikan lembar jawaban tes akan menghasilkan skor

yang sama. Secara umum terdapat tiga tipe tes objektif, yaitu Benar salah

(True false), Menjodohkan (Matching), dan Pilihan ganda (Multiple

choice).

1) Benar Salah (True-False)

Tes tipe benar-salah (true-false) adalah tes yang butir soalnya

terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban yaitu

jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah (Widoyoko. 2014:

119)

2) Menjodohkan (Matching)

Butir tes tipe menjodohkan ditulis dalam dua kolom atau

kelompok. Kelompok pertama di sebelah kiri adalah

pernyataan/pertanyaan atau yang biasa disebut dengan premis.

(28)

peserta tes adalah mencari dan menjodohkan jawaban-jawaban,

sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan/pernyataan.

3) Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya

memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu pilihan. Jumlah

alternatif jawaban tidak oleh terlalu banyak, maksimal 5 alternatif

jawaban. Apabila alternatif lebih dari lima maka akan sangat

membingungkan bagi peserta tes, dan juga akan sangat menyulitkan

penyusunan butir soal.

b) Tes Subjektif

Tes subjektif adalah tes yang penskorannya dipengaruhi oleh pemberi

skor. Jawaban yang sama dapat memiliki skor yang berbeda oleh pemberi

skor yang berlainan (Widoyoko. 2009: 46)

c. Tes pilihan ganda

Tes pilihan ganda adalah tes dimana setiap butir soalnya memiliki

jumlah alternatif jawaban lebih dari satu dan pada umumnya jumlah alternatif

jawaban berkisar antara 2 (dua) atau 5 (lima) (Widoyoko. 2009: 59). Tes

pilihan ganda dapat dibedakan menjadi lima model, yaitu : pilihan ganda

(29)

kasus, pilihan ganda asosiasi, dan pilihan ganda dengan diagram, grafik, tabel,

dan seagainya. Kelima ragam tes pilhan ganda tersebut pada dasarnya

memiliki format atau struktur yang sama, yaitu memiliki soal atau stem dan

memiliki pilihan jawaban atau option. Di antara pilihan jawaban tersebut,

hanya memiliki satu kunci jawaban atau key yang merupakan jawaban yang

benar dari soal yang di ajukan. Pilihan jawaban dalam multiple choice juga

berfungsi sebagai pengecoh atau distractors. Suprananto (2012: 107)

menjelaskan bahwa tes bentuk pilihan ganda merupakan soal yang

jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah

disediakan. Secara umum setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan

pilihan jaabn, pilihan jawaban terseut terdiri dari kunci jawaban dan

pengecoh. Mardapi (2008: 71) memaparkan bahwa tes bentuk pilihan ganda

adalah tes yang jawabannya dapat diperoleh dengan memilih alternatif

jawaban yang disediakan. Dalam tes pilihan ganda, bentuk tes terdiri dari

pernayaan (pokok soal), alternatif jawaban yang mencakup kunci jawaban dan

pengecoh. Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tes

pilihan ganda (multiple choice) merupakan salah satu jenis tes objektif dimana

jawaban harus dipilih dari beberapa pilihan jawaban yang terdiri dari kunci

(30)

a) Kelebihan Tes Pilihan Ganda

1) Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur semua level

pengetahuan, mulai dari pengetahuan yang sederhana sampai

pengetahuan yang cukup kompleks seperti analisis kasus.

2) Tes pilihan ganda memerlukan waktu pengerjaan yang cukup singkat

sehingga memungkinkan untuk membuat banyak butir soal dan dapat

mencakup materi yang lebih luas dan mendalam

3) Penghitungan skor hasil tes dapat dilakukan secara objektif dan tidak

ada unsur subjektif yang dapat mempengaruhi hasil tes.

4) Tipe butir soal pilihan ganda dapat disusun sedemikian rupa sehingga

menuntut kemampuan peserta tes untuk menentukan jawaban yang

paling benar.

5) Tes pilihan ganda dapat di uji terlebih dahulu untuk mencari

kelemahan atau kekurangan dari butir soal kemudian dilakukan

perbaikan atau analisis sebelumm diujikan kembali.

6) Tingkat kesulitan butir soal dapat disesuaikan dengan cara mengatur

alternatif pilihan jawaban. Semakin mirip atau homogen alternatif

(31)

tingkat kesamaan atau homogen dari alternatif jawaban menurun,

maka tingkat kesulitan dari butir soal juga akan menurun.

b) Kekurangan Tes Pilihan Ganda

1) Dalam penyusunan butir soal cukup sulit, terutama dalam

menentuukan pengecoh. Penguji cenderung hanya memiliki satu

alternatif jawaban yaitu kunci jawaban, sedangkan untuk pengecoh

penguji mencari sendiri dan cenderung tidak homogen sehingga butir

soal memiliki nilai yang kurang dalam menguji kemampuan peserta

tes.

2) Ada kecenderungan bahwa penguji menyusun butir soal dengan hanya

mengukur aspek ingatan atau pengetahuan paling sederhana yaitu

mengingat yang merupakan aspek paling rendah dalam ranah kognitif.

3) Kemungkinan siswa menentukan pilihan jawaban dengan cara

menebak masih cukup besar.

2. Hasil Belajar

a. Definisi belajar

Menurut Jihad dan Abdul (2008: 1), belajar adalah kegiatan berproses

dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis

(32)

pendidikan sangat bergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di

sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sudjana (Jihad, Abdul. 2008: 2)

berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,

pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan,

serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar. Slameto

(Jihad, Abdul. 2008: 2) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang

dilakuakan oleh seseorang untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pendapat para ahli dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah kegiatan yang menyebabkan

perubahan pengetahuan, keterampilan, pemahaman, sikap dan aspek-aspek

lain.

b. Ciri-ciri perilaku belajar

Menurut Muhibbin dalam Jihad dan Abdul (2008: 6), adapun

perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang penting

(33)

a) Perubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang

dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan

kebetulan;

b) Perubahan positif dan aktif dalam arti baik, bermanfaat, serta sesuai

dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan

sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu

sendiri;

c) Perubahan efektif dan fungsional dalam arti perubahan tersebut membawa

pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan proses

belajar fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat

apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan

dimanfaatkan.

Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri perubahan dalam belajar meliputi

perubahan yang bersifat: (1) Intensional (disengaja); (2) Positif dan aktif

(bermanfaat dan atas hasil usaha sendiri); (3) Efektif dan fungsional

(34)

3. Tes Hasil Belajar

a. Definisi tes hasil belajar

Tes hasil belajar adalah slah satu jenis tes yang digunakan untuk

mengukur perkemangan atau kemajuan belajar peserta didik (Sudijono.

2011: 99). Haris (2012: 15) mengatakan bahwa tes hasil belajar merupakan

cara mengukur tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Purwanto (2009: 33) menyatakan bahwa tes hasil belajar merupakan tes

yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan

dalam jangka waktu tertentu. Dari pendapat beberapa ahli diatas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa pengertian tes hasil belajar adalah tes yang

digunakan untuk mengukur pengetahuan siswa berupa kemajuan dan

perkembangan dari materi yang telah peserta didik pelajari dalam jangka

waktu yang ditentukan.

b. Ciri-ciri Tes Hasil Belajar

Jihad dan Abdul (2008: 179) menyatakan bahwa sebuah tes dapat

dikatakan baik sebagai alat ukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu

(35)

a) Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya (Azwar 2009: 5). Supranata (2004:50) menjelaskan bahwa

validitas adalah suatu konsep berkaitan dengan sejauh mana tes telah

mengukur apa yang seharusnya diukur. Masidjo (1995: 242)

menyatakan bahwa validitas adalah taraf kemampuan tes mangukur

yang seharusnya diukur.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

validitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yag

seharusnya diukur. Suatu tes dapat dikatakan valid apabila alat tersebut

menjalankan fungsinya sesuai dengan apa yang harus diukur.

Menurut jihad dan Abdul ( 2008: 179) sebuah tes dikatakan valid

apabila tes tersebt dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur.

Sebelum soal bisa diujikan, harus dilakukan uji coba validitas yang

terdiri dari :

1) Validitas isi dan konstruk, validitas ini dilakukan dengan tujuan

untuk menentukan kesesuaian antara soal dengan materi ajar dengan

tujuan yang ingin diukur atau dengan kisi-kisi yang kita buat.

(36)

(pakar) dalam bidang evaluasi atau ashli dalam bidang yang sedang

diuji.

2) Validitas prediksi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu

memprediksi keberhasilan peserta didik di kemudian hari, misalny

untuk ujian akhir atau lainnya.

3) Validitas empiris (kriterium), validitas ini bertujuan untuk

menentukan tingkat kehandalan soal. Dalam penentuan tingkat

validitas butir butir soal digunakan korelasi product moment

Pearson dengan mengkorelasikan antara skor yang didapat siswa

pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat.

b) Reliabilitas

Azwar (2009: 4) mengemukakan bahwa reliabilitas berasal dari

kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut

sebagai pengukuran yang reliable. Hasil pengukuran dapat dipercaya

apabila memberikan hasil tes yang tetap apabila diujikan secara

berulang-ulang. Purwanto (2009: 154) menjelaskan bahwa reliabilitas

merupakan akuransi yang dihasilkan oleh alat ukur dalam melakukan

pengukuran. Alat ukur yang reliabel akan menghasilkan ukuran yang

sebenarnya. Masidjo (1995: 208) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah

(37)

pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian

hasil.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan

bahwa reliabilitas merupakan keajegan atau ketetapan pada suatu alat

ukur dalam menilai.

4. Daya Pembeda

Arikunto (2015: 167) menjelaskan bahwa daya pembeda soal adalah

kemampuuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).

Daya beda digunakan untuk menentukan apakah butir soal tersebut memiliki

kemampuan membedakan kelompok dari aspek yang diukur, sesuai dengan

perbedaan yang ada pada kelompok tersebut (Widoyoko. 2014: 136).

Dijelaskan juga oleh Sudjana (2009: 141) bahwa tes dikatakan tidak

memiliki daya pembeda apabila tes tersebut jika diujikan kepada anak

berprestasi tinggi, hasil rendah, dan diberikan ke anak prestasi rendah

hasilnya tinggi, atau diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut hasilnya

sama.

Berdasarkan penjelasan beberapa ahli di atas , dapat disimpulkan

bahwa daya pembeda merupakan kemampuan sebuah butir soal untuk

(38)

mana yang memiliki kemampuan rendah dilihat dari berapa skor yang siswa

peroleh.

5. Tingkat Kesukaran

Menurut Sudjana (2009: 135) tingkat kesukaran soal dilidhat dari

kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya, dan bukan dilihat

dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal. Hal ini dijelaskan pula oleh

Arikunto (2012: 222) yang mengatakan bahwa soal yang baik adalah soal

yang tingkat kesukarannya tidak terlalu mudah namun juga tidak terlalu

sukar. Dalam hal ini pembuatan soal harus seimbang antar soal yang

dikategorikan mudah, sedang dan soal yang dikategorikan sukar atau sulit.

Menurut Sulistiyoini ( 2009: 174), salah satu dasar perbandingan jumlah soal

setiap kategori yaitu dengan menggunakan pola 3-4-3, yaitu 30%

dikategorikan dalam soal mudah, 40% dikategorikan soal sedang dan 30%

dikategorikan dalam soal sukar atau sulit. Perbandingan lain yang bisa juga

digunakan adalah 25-50-25 dimana 25% merupakan soal dengan kategori

mudah, 50% soal dengan kategori sedang dan 25% soal dengan kategori

sukar.

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

(39)

dengan benar. Tingkat kesukaran yang baik adalah apabila soal tidak terlalu

mudah dan juga tidak terlalu sulit untuk dikerjakan oleh siswa.

6. Analisis Pengecoh

Suprananta (2009:43) mengatakan bahwa pengecoh berfungsi

sebagai pengidentifikasi peserta tes yang berkemampuan tinggi. Pengecoh

terdapat dalam pilihan jawaban yang disediakan , dimana dalam pilihan

jawaban terdapat 1 (satu) kunci jawaban dan sisanya merupakan pengecoh

bagi peserta tes. Pengecoh (disctractor) dikenal juga sebagai penyesat atau

penggoda adalah plilihan jawaban yang bukan merupakan kunci jawaban

(Purwanto. 2009:108). Tujan utama dari pengecoh pada suatu tes pilihan

ganda yaitu supaya dari sekian banyak responden yang mengikuti tes hasil

belajar ada yang tertarik uuntuk memilihnya, sebab responden akan

menyangka bahwa pengecoh yang dipilihnya merupakan kunci jawaban

(Sudjiono. 2011: 410).

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

pengecoh merupakan salah satu dari dua komponen yang terdapat dalam

opsi atau pilihan jawaban yang bertujuan untuk mengecoh dan menggoda

(40)

7. Pengembangan Tes Hasil Belajar

Purwanto (2009: 82) menyatakan bahwa prosedur pengembangan tea

hasil belajar ada 7 (tujuh) langkah, yaitu:

a. Identifikasi hasil belajar

Hasil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang hendak

diukur hasil belajarnya.

b. Deskripsi materi

Dalam pengumpulan data atas gejala alam, obyek kajian adalah

obyek-obyek alam, sedangkan hasil belajr dalam pendidikan

obyek-obyek kajiannya adalah perilaku siswa dalam suatu hasil belajar.

c. Pengembangan spesifikasi

Spesifikasi yan dikembangkan menyangkut penentuan jenis tes

hasil belajar, banyak butir tes hasil belajar, waktu uji coba, peserta uji

coba, aturan skoring, kriteria uji coba, tujuan instruksional umum,

tujuan instruksional khusu dan menyusun kisi-kisi tes.

d. Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban

Butir-butir tes ditulis untuk mengukur variabel dengan

(41)

e. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar

Pengumpulan data uji coba dilakukan dengan mengujikan

instrumen uji coba tes hasil belajar yang ditulis berdasarkan kisi-kisi.

f. Uji kualitas tes hasil belajar

Butir tes hasil belajar yang ditulis berdasarka kisi-kisi adalah

butir soal yang secara teori bai. Kegiatan uji coba kualitas dilakukan

untuk menjamin bahwa tes hasil belajar layak sebagai sebuah alat

ukur.

g. Kompilasi tes

Kompilasi tes adalah menyusun kembali butir setelah uji

coba dengan membuang butir yang jelek dan menata butir yang

baik.

Mardapi (2008: 88) menyatakan bahwa langkah pengembangan tes

ada sembilan, yaitu:

a. Menyusun spesifikasi tes

Menyusun spesifikasi tes mencakup kegiatan menentukkan tujuan tes,

(42)

b. Menulis soal tes

Penulisan soal merupakan lanhkah menjabarkan indikator menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang karakterisitiknya sesuai dengan perincian

pada kisi-kisi yang telah dibuat.

c. Menelaah soal tes

Menelaah soal tes dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata

dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan.

d. Melakukan uji coba tes

Uji coba digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik tentang

tingkat kebaikan soal yang telah disusun.

e. Menganalisis butir soal

Analisis butir soal dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaran butir

soal, daya pembeda, dan juga efektivitas pengecoh.

f. Memperbaiki tes

Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki masing-masing soal yang

(43)

g. Merakit tes

Dalam hal merakit soal, hal-hal yang dapat dipengarui validitas soal,

seperti nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, lay out, dan

sebagainya.

h. Melaksanakan tes

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif berupa skor. Skor ditafsirkan

menjadi nilai dengan kriteria rendah, tengah, atau tinggi.

Berdasarkan dua teori di atas dapat peneliti simulkan bahwa prosedur

pengembangan tes hasil belajar ada 9 (sembilan), yaitu; (1) identifikasi hasil

belajar; (2) menulis soal tes; (3) menelaah soal tes; (4) melakukan uji coba tes;

(5) menganalisi kualitas soal; (6) memperbaiki tes; (7) menyusun tes yang

baik; (8) melakukan uji coba tes kembali; dan (9) menafsirka hasil tes.

8. Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 888), matematika

adlah ilmu yang mempelajari tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan

prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai

bilangan. Susanto (2013: 185) menjelaskan bahwa matematika merupakan

salah satu disiplin ilmr yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

(44)

masalah sehari-hari. Menurut Ruseffendi dalam Heruman (2007: 1)

menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang pola keteraturan, struktur

yang terorgasisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

Dari definisi beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan

pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan

hubungan-hubungan antar struktur tersebut.

9. Program TAP (Test Analysis Program)

TAP dirancang sebagai paket yang kuat dan mudah digunakan. Sebagai

analisis tes, pengguna dapat memasukkan data nilai ujian dalam format

teks atau memasukkan data tes langsung ke dalam program. Pengguna

dapat mengatur berbagai parameter data sampel, termasuk kesulitan tes,

jumlah skor, jumlah item tes, dan jumlah kemungkinan jawaban per item

(Lewis dalam Wirastri, 2014: 36). Lawis (dalam Wirastri, 2014:43)

menyatkan bahwa program TAP dapat digunakan untuk menganalisis:

a. Total nilai yang didapat siswa untuk mengetahui rata-rata atau

maen, maksimum nilai yang didapatkan, minimal nilai yang

(45)

b. Tingkat kesukaran item untuk mengetahui tingkat kesulitan soal,

apakah termasuk soal yang mudah, sedang ataukan soal yang sulit

c. Daya pembeda soal untuk mengetahui apakah soal tersebut dapat

membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah dilihat dari skor yang didapatkan siswa

d. Tingkat validitas soal yang digunakan untuk melihat apakah soal

tersebut valid atau tidak

e. Kualitas pengecoh pada pilihan jawaban soal untuk mengetahui

apakah pengecoh berfungsi dengan baik.

Berdasarkan pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa program

TAP dapat digunakan untuk menganalisis tingkat kesukaran, daya

beda, pengecoh, validitas, dan reliabilitas.

10.Taksonomi Bloom yang Direvisi

Anderson dan Krathwohl (2010: 6) menyatakan bahwa Taksonomi

adalah sebuah kerangka. Taksonomi tes hasil belajar ini akan membahas

teksonomi bloom yang telah direvisi. Taksonomi bloom hanya mempunyai

satu dimensi, sedangkan taksonomi resvisi ini memiliki dua dimensi.

Sebagaimana telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya, dua dimensi itu

adalah proses kognitif dan pengembangan.

Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan

(46)

terdapat dalam tujuan-tujuan pendidikan yang meliputi mengingat,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta

(Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Kategori tersebut adalah:

a. Mengingat

Proses kognitif dalam kategori mengingat meliputi mengenali

dan mengingat kembali (Anderson & Krathwohl, 2010: 104)

b. Memahami

Memahami adalah suatu proses mengkonstruksikan makna dari

pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan atapun

grafis (Anderson & Krathwohl, 2010: 105).

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan merupakan salah satu proses kognitif yang

melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk

mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah (Anderson &

Krathwohl, 2010: 106).

d. Menganalisis

Menganalisis merupakan salah satu proses kognitif yang

melibatkan kegiatan memecah-mecahkan materi menjadi

bagian-bagian kecil. Bagian-bagian kecil tersebut dapat

menentukan bagaimana hubungan antar bagian, antara setiap

bagian, dan struktur keseluruhan yang membentuk materi tersebut

(47)

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi adalah kegiatan yang berkaitan dengan membuat

keputusan berdasarkan kriteri dan standar-standar tertentu. Proses

kognitif mengevaluasi ini mencakup dua kategori yakni memeriksa

dan mengkritik (Anderson & Krathwohl, 2010: 125).

f. Mencipta

Mencipta adalah kegiatan yang melibatkan proses menyusun

elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang utuh dan koheren

atau fungsional (Anderson & Krathwohl, 2010: 128). Tujuan

kegiatan mencipta ini adalah menuntut siswa untuk dapat membuat

produk baru dengan menyusun kembali sejumlah elemen atau

bagian menjadi suatu pola ayau struktur yang belum pernah ada

sebelumnya. Proses mencipta ini memiliki kategori, yaitu:

merumuskan, merencanakan dan memproduksi (Anderson &

Krathwohl, 2010: 130).

Berdasarkan penjelasan tokoh diatas, terdapat enam tingkatan proses

kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Keenam proses

kognitif tersebut adalah mengingat, memahami, mengaplikasikan,

(48)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian di bawah ini relevan dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti tentang pengembangan tes belajar.

Pertama, penelitian pengembangan yang dilakukan oleh Vita

Kurniawati (2016) melakukan penelitian yang bejudul “Pengembangan Tes

Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung, Pembulatan dan

Penaksiran untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan penelitian ini untuk

mengembangkan tes hasil belajar matematika dan menganalisis butir soal.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Langkah-langkah pengembangan tes hasil

belajar matematika materi operasi hitung, pembulatan dan penaksiran meliputi

tujuh langkah 1) Potensi dan Masalah; 2) Pengumpulan Data; 3) Desain

produk; 4) Uji Validasi produk; 5) Revisi desain; 6) Uji coba produk dan 7)

Revisi produk, (2) Analisis kualitas butir soal dengan hasil analisis validitas,

reliabilitas dan kualitas butir soal bahwa dari 40 soal yang telah diujicobakan

terdapat 20 soal yang layak untuk dipergunakan. Soal yang dianalisis dan

layak digunakan akan disusun menjadi suatu buku kumpulan soal.

Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Soal

Pemecahan Masalah Berbasis Argumen untuk Siswa Kelas V di SD Negeri 79

Palembang” oleh Darmawijoyo dkk (2011). Penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan soal pemecahan maslah berbasis argumen yang valid dan

(49)

siswa kelas V SD serta untuk mengetahui efek potensial soal yang

dikembangkan terhadap hasil belajar siswa kels V di SD Negeri 79

Palembang, hasil analisis data menyimpulkan bahwa penelitian ini telah

menghasilkan produk soal pemecahan masalah berbasis argumen pada pokok

bahsan pecahan, bangun datar dan bangun ruang utnuk siswa kelas V SD yang

valid dan praktis.

Ketiga, penelitian yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil

Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD” oleh Suryanto dkk. (2014).

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan prosedur pengembangan

tes diagnostik yang dikembangkan (2) mengetahui kualitas butir tes

diagnostik yang dikembangkan, dan (3) mengetahui informasi yang dapat

dimunculkan dari hasil analisis tes diagnostik. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa : (1) pengembangan tes belajar diagnostik kesulitan belajar matematika

di SD ini meliputi : studi pendahuluan, studi literatur dan hasil-hasil

penelitian, analisis masalah, merumuskan learning continum, uji coba

terbatas, dan uji yang diperluas, (2) indeks daya beda butir tes antara 0,391

sampai dengan 2,317, indeks kesukaran butir tes antara -2,158 sampai dengan

2,58, kecocockan uji tes dengan kemampuan peserta antara -2,00 sampai

dengan 2,60, dan ungsi inormasi tes antara 0,111 sampai dengan 3,879, dan

(50)

klasikal dan individual, grafik ketuntasan belajar, profil individual, analisis

salah konsepsi dan saran remidial.

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan

Berdasarkan ketiga penelitian yang sudah ada menganai

pengembangan tes di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang

dilakukan oleh peneliti masih relevan untuk diteliti. Vita Kurniawati (2016)

melakukan penelitian yang bejudul “Pengembangan

Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi

Hitung, Pembulatan dan Penaksiran untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”

Suryanto, dkk (2014)

Pengembanagan Tes Hasil Diagnostik Kesulitan Belajar Matematika di SD Darmawijoyo, dkk (2011)

Pengembangan Soal Pemecahan Masalah Berbasis Argumen untuk Siswa Kelas V di SD Negeri

Ramdan Nur A (2017)

Pengembangan Tes Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campur dan Uang untuk

(51)

C. Kerangka Berpikir

Penilaian hasil belajar merupakan sarana atau alat yang digunakan

untuk mengukur sejauh mana kemampuan seseorang dalam hal ini siswa

Sekolah Dasar dalam menerima pengetahuan dan pengalaman yang diberikan.

Untuk memperoleh penilaian hasil belajar dilakukan dengan melakukan tes

hasil belajar dimana terdapat tes hasil belajar obyektif dan tes hasil belajar

uraian. Tes hasil belajar yang baik dibuat berdasarkan aturan-aturan yang

berlaku dengan melihat Standar Kompetensi, Kompetensi dasar kemudian

Indikator dan setelah itu diturunkan menjadi soal. Dalam membuat soal juga

hendaknya memperhatikan aspek kognitif agar menjadi sebuah sarana ukur

atau alat ukur yang efektif. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan

dengan guru , diketahui bahwa guru terbiasa membuat soal secara instan yaitu

dengan mengambil soal-soal yang sudah terdapat pada buku paket atau

membuat sendiri tanpa memperhatikan aspek-aspek yang diperlukan.

Salah satu bentuk tes hasil belajar adalah tes pilihan ganda. Tes pilihan

ganda termasuk dalam tes hasil belajar obyektif dimana peserta tes dalam hal

ini siswa diwajibkan memilih satu dari beberapa pilihan jawaban yang

disediakn yang terdiri dari kunci jawaban dan beberapa pengecoh. Kelebihan

dari tes pilihan ganda ini salah satunya adalah jawaban dari siswa dapat

dikoreksi dengan mudah dan cepat, penilaian bersifat obyektif atau tidak

(52)

adalah proses pembuatan soalnya memakan waktu yang cukup lama karena

selain harus membuat soal yang sesuai dengan aspek-aspek yang dibutuhkan,

juga harus mempertimbangkan pilihan jawaban yang disediakan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti dari wawancara

bersama guru, peneliti terpacu untuk mengembangkan tes hasil belajar jenis

pilihan ganda yang dapat mengukur ranah kognitif siswa secara keseluruhan

dari mengingat sampai mencipta. Matematika dalam pembelajaran di Sekolah

Dasar memiliki beberapa Kompetensi Dasar, dan peneliti mengambil

kompetensi dasar operasi hitung campur dan uang.

Pengembangan penelitian ini berdasrkan pada seluruh ranah kognitif

siswa yang terdiri dari mengingat, memahami, menerapkan, menganalsis,

menilai dan mencipta. Pengembangan tes hasil belajar ini juga

mendeskripsikan produk tes hasil belajar dilihat dari validitas, reliabilitas,

daya beda, tingkat kesukaran serta analsisis pengecoh. Hasil dari penelitian

pengembangan ini diharapkan mampu menjadi alat ukur yang efektif untuk

mengetahui kemampuan belajar siswa.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana megembangkan tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi

(53)

2. Bagaimana kualitas tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi hitung

campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasrkan hasil penilaian para

ahli?

3. Bagaiman validitas tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi hitung

campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba

empiris?

4. Bagaimana reliabilitas tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi hitung

campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji coba

empiris?

5. Bagaimana daya pembeda tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi

hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasarkan hasil uji

coba empiris?

6. Bagaimana tingkat kesulitan tes hasil belajar Komptensi Dasar operasi

hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasrkan hasil uji

coba empiris?

7. Bagaimana hasil analisis pengecoh tes hasil belajar Komptensi Dasar

operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III SD berdasrkan hasil

(54)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, seting penelitian, prosedur

pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik analisis

data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitiian yang digunakan oleh peneliti adalah metode

penelitian dan pengembangan (Research and Development). R&D adalah

bentuk metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono. 2014: 297).

Sugitono (2014: 298) menambahkan bahwa menurut Borg and Gall ada 10

langkah yaitu: (1) potensi masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk;

(4) validasi desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8)

(55)

Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan

Berikut adalah penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian

menurut Sugiyono (2011:298-311)

1. Potensi dan Masalah

Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan

memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan

dengan apa yang terjadi. Potensi dan masalah yang ditemukan dalam

penelitian ditunjukkan dengan data empirik. Masalah ini dapat diatasi melalui

R&D dengan cara meneliti dan menggali setiap permasalahan sehingga dapat

ditentukan suatu model, pola untuk menyelesaikan masalah sehingga dapat

dijalankan dan dilaksanakan secara efektif. Masalah bisa didapat dari berbagai

(56)

sumber seperti dari laporan kegiatan, dan juga dari orang lain yang

bersangkutan.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang

berkaitan dan dapat digunakan untuk perencanaan produk. Informasi ini

diharapkan bisa mengatasi masalah-masalah yang ditemukan. Metode

pengumpulan data dan informasi tergantung pada permasalahan yang akan

diangkat.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan ini harus

berupa gambar dan bagan sehingga dapat menjadi pegangan dan acuan dalam

menilai dan membuatnya.

4. Validasi Desain

Validasi desain adalah langkah yang dilakukan untuk membuktikan

atau menilai rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru apakah lebih

baik dari yang sebelumnya atau tidak secara rasional. Validasi desain ini dapat

dilakukan dengan mendatangkan ahli dalam hal tertentu untuk menilai

(57)

5. Revisi Desain

Kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada produk didapat dari

para ahli dan pakar yang sudah melakukan validasi, kemudian kelemahan

dan kekurangan yang ada dikurangi dengan memperbaiki desain.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan untuk mengetahui kualitas desain produk

yang telah peneliti buat. Dalam pelaksanaannya produk tetap harus diteliti

lebih dalam untuk mencari apakah masih ada kekurangan. Uji coba produk

dilakukan di lapangan pada subjek penelitian.

7. Revisi Produk

Setelah dilakukannya uji coba, akan muncul kelemahan dan

kekurangan-kekurangan baru ketika di ujikan di lapangan. Kelemahan ini

diperbaiki dengan penyempurnaan untuk selanjutnya kembali diujikan.

8. Uji Coba Pemakaian

Setelah dilakukan revisi, produk yang baru diterapkan pada obyek

yang nyata dan lebih luas lingkupnya namun dalam praktiknya harus tetap

ada penilaian tentang hambatan dan masalah yang ditemukan dalam

(58)

9. Revisi Produk

Revisi produk dalam tahap ini merupakan revisi produk yang terakhir

dilakukan oleh peneliti. Hal yang diperbaiki dan disempurnakan didapat dari

masalah yang muncul ketika melakukan uji coba pemakaian.

10.Produk Masal

Hasil dari revisi yang terakhir dilakukan mmerupakan produk jadi

yang telah disempurnakan. Produksi masal dilakukan apabila produk yang

telah diuji dinyatakan telah layak untuk diproduksi masal.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian mencakup tempat penelitian, waktu penelitian,

subjek penelitian dan objek penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N Caturtunggal 1 yang beralamat di

Jalan Pandega Marga 1, Manggung, Caturtunggal, Depok, Sleman,

Yogyakarta dan di SD N Caturtunggal 3 yang beralamat di Jalan Kaliurang

(59)

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian pengembangan ini dilakukan mulai dari

Bulan Juni 2016 sampai dengan bulan Januari 2017. Penelitian dimulai dari

permohonan izin terhadap pihak sekolah hingga pengujian.

3. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas III SD N Caturtunggal 1

tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah sebanyak 30 siswa dan siswa

kelas III SD N Caturtunggal 3 tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 30

siswa.

4. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah pengembangan tes hasil belajar

kompetensi dasar operasi hitung campur dan uang untuk siswa kelas III

Sekolah Dasar.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini berisi tentang langkah-langkah yang

digunakan oleh peneliti hingga menghasilkan produk akhir. Peneliti

menggunakan langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg and

Gall (dalam Sugiyono, 2012: 298). Langkah-langkah tersebut dimodifikasi

(60)

(2) pengumpulan data, (3) desain produ, (4) validasi desain, (5) revisi desai,

(6) uji coba produk, (7) revisi akhir produk.

Gambar 3.2 Bagan modifikasi Pengembangan Tes Hasil Belajar menurut Borg dan

Gall

1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah merupakan tahapan awal dalam penelitian

pengembangan. Potensi merupakan sesuatu yang apabila didayagunakan akan

memiliki nilai lebih (Sugiyono, 2012: 298) sedangkan masalah merupakan

penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi (Sugiyono,

2012: 299). Dalam penelitian ini, potensi dan masalah bersumber dari

observasi kelas III SD N Caturtunggal 1 dan SD N Caturtunggal III.

Observasi dilakukan untuk mengetahui masalah yang ada terkait dengan

pembelajaran. Potensi dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang akan

dikembangkan oleh peneliti. Langkah 1

Analisis masalah

Langkah 2

Pengumpulan data

Langkah 3

Desain produk

Langkah 6

Uji coba produk

Langkah 7

Revisi produk

Langkah 4

Validasi desain

Langkah 5

(61)

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan melakukan

wawancara dengan guru kelas III SD N Caturtunggal I dan SD N

Caturtunggal III. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan

belajar siswa mengenai operasi hitung campur dan uang.

3. Desain Produk

Penyusunan tes hasil belajar diawali dengan menentukan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran matematika kelas

III. Selanjutnya peneliti menyusun indikator-indikator berdasarkan SK dan

KD yang telah dipilih kemudian membuat butir soal sebanyak 60 soal dengan

memperhatikan aspek kognitif (mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, menilai, mencipta). Dalam pembuatan butir soal peneliti

memperhatikan karakteristik butir soal diantaranya tingkat kesulitan, daya

beda, dan pengecoh.

4. Validasi Desain

Validasi desain dilakukan untuk mengetahui apakah rancangan produk

sudah cukup efektif untuk diujikan atau masih memiliki kekurangan. Validasi

pada tahap ini hanya sebatas pendapat para ahli yang berprofesi sebagai guru

dan belum melalui uji coba lapangan. Uji coba rancangan produk dilakukan

(62)

5. Revisi Desain

Revisi atau perbaikan desain rancangan produk dilakukan setelah ahli

melakukan validasi dan menemukan kekurangan-kekurangan yang

selanjutnya dikurangi dan diperbaiki oleh peneliti. Kekurangan-kekurangan

yang ditemukan diperbaiki sesuai dengan kritik dan saran yang diberikan oleh

para ahli.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah peneliti melakukan perbaikan

desain produk sesuai dengan masukan dan saran yang diterima oleh ahli. Uji

coba produk ini dilakukan untuk mmengetahui kualitas desain produk yang

dibuat. Produk yang sudah direvisi kemudian dibagi menjadi 2 tipe soal yaitu

soal tope A dan soal tipe B.pembagian soal menjadi dua dilakukan oleh

peneliti dengan tujuan agar siswa tidak mengerjakan soal terlalu banyak dan

dapat selalu fokus dalam setiap pengerjaan soal. Pembagian soal dilakukan

dengan membagi rata sesuai dengan indikator dan jumlah butir soal. Setelah

produk selesai disusun, tahap selanjutnya adalah uji coba produk lapangan

pada siswa kelas III SD N Caturtunggal 1 dan siswa kelas III SD N

Caturtunggal 3. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari produk

(63)

7. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan dengan melakukan analisis validitas,

reliabilitas, serta karakteristik butir soal meliputi pengecoh, daya beda, tingkat

kesukaran. Revisi produk tes hasil belajar ini dilakukan dengan mengambil

soal-soal terbaik dari 60 soal yang peneliti buat yang telah diujikan. Soal-soal

terbaik diambil berdasarkan validitas, reliabilitas dan karakteristik butir soal

yang sesuai dengan kriteria yang benar. Tahap revisi produk ini merupakan

revisi terakhir sebelum menghasilkan produk asli yang diakui keefektifannya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan adalah salah satu hal utama yang mempengaruhi kualitas

data hasil penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan

melalui wawancara, pengisian kuisioner, dan tes (Sugiyono, 2013: 137).

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data non tes

yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahi informasi-informasi berkaitan dengan segala sesuatu yang

berkaitan dengan tes hasil belajar serta masalah-masalah apa saja yang

ditemui dalam pembuatan soal tes hasil belajar. Menurut Sugiyono (2011:

231), wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

(64)

topik tertentu. Wawancara merupakan cara menghimpun bahan-bahan

keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab secara

sepihak, berhadapan muka dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan

(Sudijono, 2011: 82).

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

wawancara merupakan cara pengumpulan data dengan cara tanya jawab

dengan tujuan untuk mengetahui sebuah topik yang sudah ditentukan.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru

kelas III SD N Caturtunggal 1. Wawancara dilakukan bertujuan untuk

mengetahui kebutuhan guru terkait pembuatan soal tes hasil belajar.

2. Kuesioner

Sugiyono (2013: 142) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memmberi seperangkat

pertanyaan atau peertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Selanjutnya Arikunto (2013: 42) menjelaskan bahwa kuesioner adalah sebuah

daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang diukur (responden).

Dengan kuesioner orang dapat diketahui tentang keadaan/data diri,

pengalaman, pengetahuan sikap dan pendapatnya. Dalam penelitian ini

(65)

ahli. Peneliti memberikan instrumen validasi kepada empat guru ahli

matematika.

3. Tes

Azwar (2016: 1) menyatakan bahwa tes merupakan instrumen atau alat

pengukuran. Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk

tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai

dan prestasi siswa tersebut serta dapat dibandingkan dengan siswa yang lain

atau nilai standar yang ditetapkan ( Nurkancana dalam Suwandi, 2009: 39).

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes obyektif

pilihan ganda. Tes hasil belajar mengacu pada kompetensi dasar yang sudah

ditentukan yaitu uang dan operasi hitung campur untuk siswa kelas III

Sekolah Dasar.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Peneliti

membagi dua data dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data

kualitatif dalam penelitian ini berupa wawancara dan data kuantitatif dalam penelitian

(66)

1. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa pedoman wawancara dengan guru. Wawancara

dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai kebutuhan serta

kesulitan guru dalam pembuatan soal matematika yang baik.

Tabel 3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan

No Kisi-kisi Pertannyaan

1. Karakteristik soal yang baik

2. Prosedur atau langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil

belajar matematika

3. Pengalaman guru dalam menyusun tes hasil belajar matematika

4. Kesulitan atau kendala dalam pengembangan tes hasil belajar

matematika

5. Cara penyusunan tes hasil belajar matematika

6. Kebutuhan tes hasil belajar matematika

2. Data Kuantitatif

a. Kuesioner

Kuesioner dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui kualitas

produk yang dikembangkan. Kuesioner berisi. Kuesioner ini berisi 15

butir pernataan dan memilii empat skala yaitu 1,2,3,4. Berikut adalah

Gambar

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Bagan Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Gambar 3.2 Bagan modifikasi Pengembangan Tes Hasil Belajar menurut Borg dan
Tabel 3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan tujuan mengembangkan tes hasil belajar dan mendeskripsikan kualitas tes hasil belajar kompetensi dasar 1.4

Menganalisis 39.. Sebuah bilangan ditambah 14.000, kemudian hasilnya dikurangi 10.000.. Hasil akhirnya menjadi 9.000. Catur memiliki sekeranjang buah apel yang berisi 60 buah apel,

Penelitian ini dilakukan dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Guru kesulitan dalam pembuatan tes hasil belajar yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pengembangan tes hasil belajar matematika materi hitung campur dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III

Penelitian ini dilakukan dari adanya potensi dan masalah yang terkait dengan pembuatan tes hasil belajar. Guru kesulitan dalam pembuatan tes hasil belajar yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) pengembangan tes hasil belajar matematika materi hitung campur dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan uang untuk siswa kelas III

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas butir soal ulangan semester ganjil yang ditinjau dari validitas, reliabilitas, tingkat

Guru meminta siswa memeragakan cerita di atas, setelah selesai memeragakan dan menemukan hasilnya, guru bersama siswa menuliskan kalimat matematika dari soal