TEKNIK VOKAL DAN MAKNA LAGU MAENA DALAM
ACARA PERNIKAHAN ADAT NIAS DI DESA
HILIMBOSI KECAMATAN SITOLU ORI
KABUPATEN NIAS UTARA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
NARITA PRANATA P.ZENDRATO
NIM 2103140031
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
▸ Baca selengkapnya: syair maena fangowai
(2)(3)(4)(5)(6)i
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknik vokal yang digunakan pada lagu
maena pada pernikahan adat Nias, makna yang terkandung dalam syair teks lagu maena dan tanggapan masyarakat dan pemerintah setempat dalam melestarikan
lagu maena pada masyarakat Nias di Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara .
Penelitian ini berdasarkan pada landasan teoritis yang menjelaskan pengertian teknik vokal, pengertian makna lagu dan pengertian maena yang dikaitkan dengan pernikahan adat Nias.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yang meliputi beberapa aspek : Pengamatan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilaksanakan di pulau Nias, tepatnya di Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015. Populasi dalam penelitian ini ialah masyarakat pelaksana upacara adat pernikahan di desa Hilimbosi dan kepala desa Hilimbosi. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ialah 8 warga yang diantaranya adalah : 1 orang penyanyi solo
maena (Sanutuõ Maena), 1 orang Kepala Desa, 1 orang pengamat musik Maena,
dan 5 warga Nias di desa Hilimbosi.
Teknik vokal yang digunakan dalam menyanyikan lagu maena ialah teknik vokal bernyanyi pada umumnya, sikap badan saat bernyanyi sambil menari dan pernafasan yang digunakan ialah pernafasan diafragma. Makna yang terkandung ialah ungkapan sukacita dan sebagai pengiring berlangsungnya acara pernikahan sekaligus penyambutan kepada pihak undangan mempelai laki-laki. Tanggapan masyarakat ialah agar maena tetap dilestarikan dengan mengadakan pertunjukan dan perlombaan maena juga turut serta dan ambil bagian dalam pelaksanaan
maena supaya generasi muda tetap mengenal dan memperkenalkan kebudayaan
suku Nias dimana pun mereka berada.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih,
karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penelitian hingga
dalam bentuk Skripsi. Dalam kesempatan ini penulis memilih judul, “Teknik
Vokal dan Makna Lagu Maena Dalam Acara Pernikahan Adat Nias di Desa
Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara”.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis telah berupaya semaksimal dan
sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Medan.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd. Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.
4. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik.
5. Dra. Theodora Sinaga, M.Pd. Dosen pembimbing I.
6. Herna Hirza S.Pd,M.Sn. Dosen pembimbing II.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Sendratasik Program Pendidikan Musik FBS
UNIMED..
8. Teristimewa buat kedua orang tua tercinta Bapak P.Ch Zendrato, S.Pd beserta
Ibu Y. Zega yang selalu memberikan dukungan dalam segala hal. Baik doa,
iii
9. Kakak dan abg penulis F. Zendrato dan D. Marbun, A.md, M. Zendrato, S.Th
dan Y.Prayitno, S.Th, T. Zendrato, E. Zendrato dan R. Novera, Melur Dewi
Zendrato, S.Th, Baya Monis Zega, A.md, Tante Nove Zega, S.Pd serta
keluarga besar lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
10. Buat PSM Solfeggio Choir yang telah memberikan banyak kesan dan
memberikan pengalaman yang berharga buat penulis, kepada Pembina I dan
II yang memberikan arahan dan pelatihan mental melalui paduan suara.
11. Teman stambuk 2010 Wesly, Dina, Agnes, Febri, Frans, Putri, Yose, Patar,
buat Octa Maria Sihombing yang selalu memberikan arahan dan dukungan
supaya penulis tidak malas dalam mengerjakan Skripsi, buat doa-doanya
selama penulis fokus melakukan penelitian hingga proses mengerjakan
Skripsi sampai selesai serta semua pihak yang telah membantu penulis.
Akhir kata, penulis berharap semoga Skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis dan pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan,
khususnya di bidang pendidikan musik.
Medan, Maret 2015
Penulis,
iv
A. Latar Belakang Masalah ... ....1
B. Identifikasi Masalah ... ....5
C. Pembatasan Masalah ... ....6
D. Rumusan masalah ... ....6
E. Tujuan Penelitian ... ....7
F. Manfaat Penelitian ... ....8
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ..9
A. Landasan Teoritis... ... ....9
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... ....28
C. Populasi dan Sampel...29
1. Populasi ... ....29
2. Sampel... ....29
v
1. Observasi... ....31
2. Wawancara ... ....32
3. Dokumentasi ... ....33
4. Studi Kepustakaan ... ....33
E. Teknik Analisis Data... ....35
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN...36
A. Maena ... ....36
B. Tata Cara Pernikahan Adat Nias ... ....38
C. Teknik Vokal Lagu Maena ... ....51
D. Arti dan Makna Teks Pantun dan Syair Maena...70
E. Tanggapan Pemerintah dan Masyarakat Setempat...78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...80
A. Kesimpulan ... ....80
B. Saran ... ....81
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.Sikap Berdiri Pada Saat Bernyanyi...………...11
Gambar 2.2.Sikap Duduk Pada Saat Bernyanyi...…..………....12
Gambar 2.3.Bentuk Vokal a...………....…16
Gambar 2.4.Bentuk Vokal i...……….….16
Gambar 2.5.Bentuk Vokal o...……….…17
Gambar 2.6.Bentuk Vokal e...……….…18
Gambar 2.7.Bentuk Vokal u...……….…18
Gambar 2.8.Organ-organ Pernafasan...………...19
Gambar 2.9. Alur Pernafasan Diafragma...………...21
Gambar 4.1. Peserta Maena...………...38
Gambar 4.2. Kedua Mempelai Pengantin...………40
Gambar 4.3. Tabel Teks, Arti Dan Makna Lagu Maena...71
Gambar 4.4. Empat Arah Mata Angin...76
Gambar 4.5.Gerak Tari Maena Menghadap ke Arah Barat...………76
Gambar 4.6.Gerak Tari Maena Menghadap ke Arah Utara...………...77
Gambar 4.7.Gerak Tari Maena Menghadap ke Arah Timur...………...77
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki
aneka corak budaya yang beranekaragam. Indonesia memiliki lima pulau besar
yaitu, Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau
Papua. Setiap pulau terdiri dari beberapa Provinsi yang masing-masing memiliki
kebudayaan.
Kebudayaan merupakan warisan leluhur yang dimiliki masyarakat
setempat, kebudayaan merupakan pengetahuan, ide dan hasil cipta masyarakatnya.
Salah satu bagian dari kebudayaan yang sangat berperan adalah musik tradisional
dan lagu daerahnya masing-masing, karena musik merupakan simponi kehidupan,
juga menjadi bagian yang mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. Musik tidak
sekedar memberikan hiburan, tetapi mampu memberikan makna untuk
membangkitkan gairah dan semangat hidup untuk memaknai kehidupan.
Mendengarkan musik, menghayati dan menikmatinya merupakan aktivitas yang
menyenangkan dan dapat membuat kenyaman bagi pendengarnya.
Sebagai suatu karya seni, musik pada hakikatnya merupakan bagian dari
kebudayaan yang tidak terpisahkan dari peradaban manusia, masyarakat atau
bangsa. Pada dasarnya karya musik merupakan refleksi perasaan, pikiran atau
cerminan realitas sosial dari nilai-nilai kehidupan yang ada dalam masyarakat
tersebut. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya,
2
Menurut Kuntjaraningrat (2004:9) menyatakan bahwa “Kebudayaan
merupakan keseluruhan gagasan dari kerja manusia yang harus dibiasakannya
dengan belajar beserta keseluruhan dari budi dan karyanya itu. Sejak manusia
dilahirkan ke dunia manusia itu sudah berada dalam suatu lingkup budaya yang di
dalamnya terdapat kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan melekat dalam diri
manusia itu sendiri”.
Pulau Sumatera terletak di sebelah Barat Indonesia yang memiliki suku
serta bahasa yang beragam. Pulau Sumatera terdiri dari beberapa Provinsi yaitu,
Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.
Pada masyarakat Sumatera Utara kebudayaan yang hidup dan melekat di
dalam lingkungan masyarakatnya sangat beraneka karena terdiri dari beberapa
suku, seperti suku Batak Toba, Karo, Simalungun, Angkola, Mandailling, Nias,
Pak-pak, Melayu (Bangun 1993:94), dan sebagian lagi penduduknya adalah
masyarakat pendatang yang di dominasi oleh suku Jawa.
Nias merupakan salah satu suku yang berada terpisah dari pulau Sumatera.
Masyarakat Nias memiliki tiga jenis tari folkflor yang cukup terkenal, yaitu tari
perang (baluse), tari moyo, dan maena. Tari perang (baluse) merupakan tari yang
dilakukan oleh orang-orang nias dahulu sebelum berperang , tari moyo merupakan
tarian seorang wanita tertua (ibu) menyambut kedatangan lelaki (suami atau
anaknya) setelah berperang , dan maena yang merupakan tarian yang dilakukan
oleh semua kalangan dan umur yang gerakannya dilakukan bersama-sama dengan
serempak untuk menyambut kedatangan tamu atau undangan dalam acara
3
Dalam penyajiannya, baik tari perang (baluse), tari (moyo) maupun maena
menampilkan representasi struktur, fungsi, dan nilai-nilai budaya yang sebagian
masih berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Nias sampai sekarang.
Maena memiliki berbagai macam fungsi seperti, sosial-kemasyarakatan,
pendidikan, komunikasi dan informasi, serta hiburan. Sedangkan nilai-nilai
budaya yang terkandung di dalamnya mencakup nilai religius, filsafat dan estetika
Nias.
Maena merupakan salah satu seni pertunjukan tradisional Nias, yang di
dalamnya mengandung seni tari dan nyanyian (musik vokal)/ tariannya dipolakan
dengan gerakan yang membentuk segi empat dan dalam pertunjukannya
bermakna kegembiraan dan kemeriahan suatu acara yang dilangsungkan. Daya
tarik utama dari tari Maena yakni lantunan beberapa rangkaian pantun Maena.
Pantun Maena disampaikan oleh satu atau dua orang pemain yang dalam bahasa
Nias disebut Sanutunö Maena. Tidak semua orang dapat menjadi Sanutunö
Maena. Seorang Sanutunö Maena harus fasih berbahasa Nias.
Biasanya, yang menjadi Sanutunö Maena yakni tetua adat atau sesepuh
suku Nias. Musik vokal atau nyanyian (sinunö) adalah musik yang dihasilkan oleh
suara manuasia (Sanutunö Maena) dimana musik tersebut diiringi alat musik atau
tidak dan penyajiannya dapat dinyanyikan oleh satu orang (solo), maupun dengan
banyak orang (kelompok), pada umumnya mengunakan rangkaian pantun-pantun
maena (fanutunõ maena), yang menggunakan kosa kata bahasa Nias. Isi pantun
disesuaikan dengan waktu pertunjukan tari Maena dipertunjukkan. Ketika tari
4
kegembiraan dan doa untuk kedua mempelai. Namun ketika tari Maena dijadikan
tari penyambutan tamu kehormatan, makna pantun Maena menggambarkan rasa
hormat warga Nias kepada tamu.
Tata cara pelaksanaan maena pada pernikahan ialah Sanutuõ Maena
menyampaikan beberapa bait pantun berbahasa nias dengan vokal (sinunõ), dan
dijawab dengaan syair oleh sanehe maena. Disini Sanutuõ Maena dan sanehe
maena saling berbalas pantun. Mulai dari awal penyampaian, lirik syair lagu
dalam pertunjukan tari Maena tetaplah sama dan disampaikan secara berulang.
Syair lagu itulah yang mengiringi gerakan para penari Maena hingga pertunjukan
tari Maena usai.
Disini peneliti tidak hanya meneliti teknik vokal apa yang dipakai oleh
penyanyi maena dan mencari arti dari syair yang dinyanyikan, namun mencari
makna yang terkandung dalam syair maena.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menjadikan sebagai topik
penelitian. Maka penulis mengambil judul “Teknik Vokal dan Makna Lagu
Maena Dalam Acara Pernikahan Adat Nias di Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu
5
B. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian perlu dilakukan identifikasi masalah. Hal ini dilakukan
agar penelitian menjadi terarah serta dapat mencakup masalah yang dibahas tidak
terlalu luas. Hal ini sesuai pendapat Hadeli (2006 : 23)
“ Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat
dari interaksi dua atau lebih faktor ( seperti kebiasaan-kebiasaan keadaan, dan alin sebagainya yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan)”.
Hasil identifikasi dapat diangkat beberapa permasalahan yang saling berkaitan
satu sama lain. Sesuai dengan pendapat di atas maka permasalahan penelitian ini
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik vokal yang digunakan untuk vokal lagu maena
dalam acara pernikahan adat Nias?
2. Apakah makna lagu syair pada lagu maena dalam acara pernikahan
adat Nias?
3. Apa fungsi lagu maena pada masyarakat Nias di Desa Hilimbosi
Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara?
4. Apa upaya masyarakat maupun pengamat musik tradisional Nias
setempat dalam melestarikan maena pada masyarakat di Desa
Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara?
5. Bagaimana tanggapan masyarakat setempat dalam melestarikan lagu
maena pada masyarakat di Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori
6
C. Pembatasan Masalah
Sukardi (2003:30) mengatakan bahwa: “dalam merumuskan atau
membatasi permasalahan dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan
tergantung kepada kesenangan peneliti. Oleh karena itu, perlu hati-hati dan jeli
dan mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam
beberapa pertanyaan yang jelas”.
Luasnya permasalahan yang diambil, perlu dilakukan pembatasan masalah
untuk mempermudah masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Adapun
pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana teknik vokal yang digunakan untuk vokal lagu maena
dalam acara pernikahan adat Nias?
2. Apakah makna lagu syair pada lagu maena dalam acara pernikahan
adat Nias?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat dan pemerintah setempat dalam
melestarikan lagu maena pada masyarakat Nias di Desa Hilimbosi
Kecamatan Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara?
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang
hendak dilakukan. Juliansyah (2010:247) mengatakan perumusan masalah
merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pernyataan yang hendak
dicarikan jawabannya. Rumusan masalah hendaknya disusun secara singkat,
7
Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar
belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana Teknik vokal dan makna
lagu maena dalam acara pernikahan adat Nias di Desa Hilimbosi Kecamatan
Sitolu Ori Kabupaten Nias Utara?”.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak
dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang diusahakan
pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan permasalahannya. Hal ini
disesuaikan dengan pendapat Sugiyono (2009:397) yang mengatakan bahwa
“secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan, dan
membuktikan pengetahuan”
Sesuai dengan pendapat tersebut dan berpijak pada rumusan masalah yang
telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan :
1. Untuk mengetahui teknik vokal yang digunakan dalam lagu maena
tersebut Pada Masyarakat Nias di Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu
Ori Kabupaten Nias Utara.
2. Untuk mengetahui makna lagu syair vokal pada lagu maena tersebut
Pada Masyarakat Nias di Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori
Kabupaten Nias Utara.
3. Untuk mengetahui usaha masyarakat dan pemerintah setempat dalam
merlestarikan maena tersebut Pada Masyarakat Nias di Desa Hilimbosi
8
F. Manfaat Penelitian
Selain tujuan penelitian, setiap penelitian juga harus memiliki manfaat,
sehingga penelitian tersebut tidak hanya teori semata tetapi dapat dipakai oleh
pihak-pihak yang membutuhkan. Menurut Hariwijaya (2008:50) yang mengatakan
bahwa “ manfaat penelitian adalah apa yang diharapkan dari hasil penelitian
tersebut, dalam hal ini mencakup dua hal yakni kegunaan dalam pengembangan
ilmu dan manfaat di bidang praktik”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka manfaat penelitian merupakan hal-hal
yang diharapkan dari hasil penelitian dalam hal pengembangan ilmu dan praktik.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Sebagai wawasan bagi peneliti atau penulis sendiri.
2. Memperkenalkan kesenian tradisional nias dan dokumentasi kepada
masyarakat dan pembaca.
3. Dapat memberikan informasi mengenai teknik vokal tradisional yang
terdapat di Nias.
4. Sebagai upaya dalam melestarikan salah satu kebudayaan Nias guna
mencegah kepunahan.
5. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
6. Menambah perbendaharaan perpustakaan UNIMED khususnya Fakultas
80
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melihat hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Maena merupakan sebuah tari daerah nias yang diiringi oleh instrumen
vokal (sinuno) dimana berisikan pantun (fanutuno) yang dinyanyikan
atau disuarakan oleh sanutuno maena dan dijawab melalui syair
(fanehe) oleh sanehe maena.
b. Pada awal terbentuknya maena, tidak ada alat musik yang mengiringi
namun hanya dengan vokal saja (a capella) namun seiring dengan
perkembangan zaman, maena diiringi dengan alat musik yang modern
berupa alat musik elektronik yang sekarang disebut sebagai keyboard.
c. Maena adalah jenis tari rakyat yang disertai vokal. Pada mulanya tari
maena hanya ditarikan oleh kaum wanita saja. Tetapi karena
perkembangan zaman, tari maena sekarang bisa ditarikan oleh kaum
pria, hingga pada saat ini tari maena sering dijadikan sebagai media
81
c. Gerakan tari maena didominasi dengan perpaduan gerak tangan dan
kaki. Gerakannya terlihat sederhana namun tetap penuh semangat dan
dinamis.
d. Untuk menjaga dan melestarikan tari maena ini, masyarakat Nias terus
berupaya agar generasi muda tetap mengenal dan melaksanakan maena
dalam setiap kegiatannya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka ada beberapa saran yang peneliti ajukan
yaitu :
a. Menggali kembali tradisi yang telah tertinggal khususnya maena yang
pada zaman sekarang ini telah banyak kehilangan bahasa aslinya dan
tergantikan oleh bahasa indonesia.
b. Kepada para seniman dan aktifis nias agar tetap menjaga dan
melestarikan kebudayaan nias agar kebudayaan nias tidak hilang
ditelan zaman.
c. Kepada generasi muda masyarakat nias untuk tetap mempertahankan
nilai-nilai budaya dan warisan leluhur yang patut kita bina dan kita
lestarikan juga agar tetap mempeljari dan mempraktekkan maena
82
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Dhesy E. 2014. Seni Vokal Rengget Pada Masyarakat Karo, Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Busroh, H Jamalus. 1992. Pendidikan Kesenian I (Musik), Jakarta :Depdikbud
Christy, Van A. 1967. EXPRESSIVE SINGING, United State of America :WM. C. Brown Company Publisher
Djajasudarma, Fatimah. 2013. SEMANTIK 2 Relasi Makna Paradigmatik,
Sintagmatik, dan Derivasional, Bandung : PT Refika Aditama
Hadeli. 2006. Metode Penelitian Kependidikan. Padang : Quantum Teaching
Harefa, Man. 2101. Karya Seni Budaya Nias “Musik Daerah Nias”, Nias :Tim Penata Karya Seni Budaya Nias
Jordan, James M. 1992. Group, Vocal, Tecnique, The Vocalise Cards, New Jersey :Princenton Company
Ndruru, Mudilia. 2012. Peranan Musik Dalam Tari Maena Pada Upacara Adat
Perkawinan Masyarakat Nias Di Desa Tundrumbaho Kecamatan Lolomatua Kabupaten Nias Selatan, Medan : Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan.
Poetra, A.Esa. 2006. 1001 Jurus Mudah Menyanyi, Bandung. Mizan Media Utama (MMU)
Pra Budidharma. 2001. Seri Pustaka Musik Farabi Metode Vokal Profesional, Jakarta. PT Elex Media Komputindo.
Randegger, Alberto. Method of Singing, New York. G. Schirmer
Rudy MY. 2008. Panduan Olah Vokal, Jakarta. Media Pressindo
Sihotang, Rocky Reyapruma. 2014. Tinjauan Penerapan Teknik Vokal Dan
Komposisi Aransemen Lagu Pada Grup Nasyid Maidany, Medan : Skripsi
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Soeharto, M. (1992). Kamus Musik. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
83
Telaumbanua, Chical T. 2011. Analisis Sinuno Pada Pertunjukan Fanari Ya’ahowu Dalam Kebudayaan Nias Di Kabupaten Gunung Sitoli, Medan :
Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
Telaumbanua, Eben Hezer. 2010. Keberadaan Musik Tradisional Maena
Terhadap Perkembangan Musik Moderen, Medan : Skripsi Fakultas Bahasa
dan Seni Universitas Negeri Medan.
Zebua F. 1992. Kota Gunung Sitoli Sejarah Lahirnya Dan Perkembangannya, GunungSitoli :Dr.Martinus Telaumbanua
Zebua, Victor. 2006. Ho Jendela Nias Kuno “Sebuah Kajian Kritis Mitologis”, Yogyakarta :Pustaka Pelajar
http://ammarhamzah9.wordpress.com/2013/05/01/kearifan-budaya-lokal-di-nias/
http://niasselatanku.com/2013/12/13/10-fakta-menarik-tentang-suku-nias/
http://id.wikipedia.org/wiki/Nias. Diakses tanggal 15 agustus 2014 jam 18:07)