• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN PENALARAN DENGAN HASIL BELAJAR RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMAMPUAN PENALARAN DENGAN HASIL BELAJAR RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

ANGGARAN BIAYA (RAB) PADA KELAS XI

PROGRAM KEAHLIAN MENGGAMBAR

BANGUNAN SMK NEGERI 1 BALIGE

TAHUN AJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidik

Oleh:

Anju Namura Napitupulu 071255310044

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)

PERSETUJUAN

Skripsiinidiajukanoleh:

Anju Namura Napitupulu

NIM. 071255310044

JurusanPendidikanTeknikBangunan Program S-1

FakultasTeknik

UniversitasNegeri Medan

DisetujuiUntukDiajukanDalam

UjianMempertahankanSkripsi

Medan, 12 Agustus 2013

(4)
(5)

i

Konsep Diri dan Kemampuan Penalaran dengan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi, Fakultas Teknik UNIMED, Medan 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara Konsep Diri dan Kemampuan Penalaran dengan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah responden 30 orang.

Data penelitian variabel Konsep Diri (X1) dan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (Y) dijaring dengan angket, sedangkan Konsep Diri (X2) dijaring dengan Test.

Berdasarkan uji coba instrumen didapat hasil : (1) variabel Konsep Diri (X1) 28 soal valid, reliabilitas sangat tinggi sebesar 0,844 pada taraf signifikansi 5%. (2) variabel kemampuan Penalaran (X2) 19 soal yang valid, reliabilitas yang sangat tinggi sebesar 0,797 pada taraf signifikansi 5%. (3) variabel hasil belajar rencana anggaran biaya (Y) 28 soal yang valid, reliabilitas sangat tinggi sebesar 0,928 pada taraf signifikansi 5%.

Uji normalitas dengan chi-kuadrat masing-masing variabel penelitian didapat hasil sebagai berikut : (1) variabel Konsep Diri (X1) yaitu χ²hitung = 3,221 < χ²tabel = 11,1 berdistribusi normal pada taraf signifikan 5%. (2) (X2) yaitu χ²hitung = 1,669 < χ²tabel = 11,1 berdistribusi normal pada taraf signifikan 5%. (3) variabel hasil belajar rencana anggaran biaya (Y) yaitu χ²hitung = 6,543 < χ²tabel = 11,1 berdistribusi normal pada taraf signifikan 5%.

Hasil uji masing-masing variabel penelitian didapat hasil : (1) persamaan regresi sederhana Y atas X1 yaitu Ŷ = 3,660 + 0,1X1, uji kelinieran persamaan regresi Y atas X1 yaitu Fhitung = 0,565 < Ftabel = 2,97 mempunyai hubungan yang linier dan berarti pada taraf signifikansi 5%. (2) persamaan regresi sederhana Y atas X2 yaitu Ŷ = 9,389 + 0,297X2, uji kelinieran persamaan regresi Y atas X2 yaitu Fhitung = 2,62 < Ftabel = 4,62 mempunyai hubungan yang linier dan berarti pada taraf signifikansi 5%.

Hasil analisis korelasi antar variabel didapat hasil : (1) variabel Konsep Diri (X1) dengan hasil belajar rencana anggaran biaya (Y) yaitu rhitung = 1,832 > rtabel = 1,645 menunjukkan korelasi positif dan berarti. (2) Kemampuan Penalaran (X2) dengan hasil rencana anggaran biaya (Y) yaitu rhitung = 1,579 < rtabel 3,634 menunjukkan korelasi positif dan berarti pada taraf signifikansi 5%.

(6)

ii

Napitupulu, Anju Namura (NIM. 0712 5531 0044). Relationship between Self-Concept and Reasoning Ability with Learning Outcome Budget Plan (RAB) in Class XI Architecture Engineering Expertise Program SMK Negeri 1 Balige Academic Year 2012/2013. Thesis, Faculty of Engineering UNIMED, Medan 2013.

This study aims to determine the relationship between Self-Concept and Reasoning Ability with Learning Outcome Budget Plan (RAB) in Class XI Architecture Engineering Expertise Program SMK Negeri 1 Balige Academic Year 2012/2013 the number of those 30 people.

Self-concept research data variables (X1) and Learning Outcomes Budget Plan (Y) captured by questionnaire, while the Self-Concept (X2) captured by Test.

Based on test results obtained instruments: (1) Self-concept variables (X1) about 28 valid, very high reliability of 0.844 at a significance level of 5%. (2) Reasoning ability variable (X2) 19 questions are valid, very high reliability of 0.797 at a significance level of 5%. (3) the variable cost budget plan learning outcomes (Y) 28 questions were valid, very high reliability of 0.928 at a significance level of 5%.

Normality test with chi-squared variables each study showed the following results: (1) Self-concept variables (X1) is χ ² = 3.221 <χ ² = 11.1 normal distribution table at the 5% significance level. (2) (X2) is χ ² = 1.669 <χ ² = 11.1 normal distribution table at the 5% significance level. (3) the variable cost budget plan learning outcomes (Y) is χ ² = 6.543 <χ ² = 11.1 normal distribution table at the 5% significance level.

The test results of each study variable results obtained: (1) simple regression equation Y on X1 is Y = 3.660 + 0.1 X1, test the linearity regression equation Y = 0.565 X1 is Fcal <Ftab = 2.97 and has a linear relationship means at a significance level of 5%. (2) a simple regression equation Y on X2 is Y = 9.389 + 0.297 X2, test the linearity regression equation Y = X2 is Fcal 2.62 <Ftab = 4.62 has a linear relationship and significant at significance level of 5%.

Results of correlation analysis between variables obtained results: (1) Self-concept variables (X ¬ 1) by studying the results of the budget plan (Y) is the count r = 01,832 > = 1,645 rtabel showed positive and significant correlation. (2) self-concept (X2) with the results of the budget plan (Y) is rcal = 1,579<3,634 0.423 rtab showed positive and significant correlation at the 5% significance level.

Based on the results of this study showed that there is a positive and significant relationship between self concept (X1) by studying the results of the budget plan (Y). There is a positive and significant relationship between self-concept (X2) by studying the results of the budget plan (Y). There is a positive and significant relationship jointly between Self-concept (X1) and self-concept (X2) by studying the results of the budget plan (Y).

(7)

iii

senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya dan yang melimpahkan pengetahuan serta memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan sikripsi ini dengan baik, walaupun dengan perjuangan yang tidak mudah.

Adapun Judul dari Sikripsi adalah “Hubungan antar Konsep Diri dan Kemampuan Penalaran dengan Hasil Belajar Rencana anggaran Biaya (RAB) Pada Siswa Kelas XI Progran Keahlian Menggambar Bangunan SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2012/2013”.

Penulis menyadari bahwa sikripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala bentuk kritikan maupun saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan demi kesempurnaan sikripsi ini.

Sikripsi ini disusun dengan arahan dan masukan dari dosen pembimbing serta berbagai materi kepustakaan. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Parlaungan Hutagaol M.PD, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama dalam penulisan sikripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, K., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Asri Lubis, S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

(8)

iv

selaku Dosen Penguji.

8. Seluruh dosen dan staf pegawai pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

9. Bapak dan Ibu pegawai administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

10. Kepala Sekolah SMK Negeri yaitu Drs. Pitua Siahaan yang telah mengijinkan saya untuk mengadakan penelitian di sekolah yang bapak pimpin.

11. Kedua orang tua saya (Olden Napitupulu & Regina Tampubolon) dan saudara saya (Eirene Napitupulu, Josua Napitupulu, Wundung Hermina Napitupulu dan Gopas Radot Napitupulu) yang telah memberikan kasih sayang, doa serta dukungan penuh kepada penulis.

12. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan stambuk 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan sikripsi ini.

Akhir kata penulis berharap kiranya sikripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat memenuhi fungsi yang semestinya.

Medan, Juni 2013

Penulis,

Anju Namura Napitupulu

(9)

iii

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya dan yang melimpahkan pengetahuan serta memberikan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan sikripsi ini dengan baik, walaupun dengan perjuangan yang tidak mudah.

Adapun Judul dari Sikripsi adalah “Hubungan antar Konsep Diri dan Kemampuan Penalaran dengan Hasil Belajar Rencana anggaran Biaya (RAB) Pada Siswa Kelas XIProgran Keahlian Menggambar Bangunan SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2012/2013”.

Penulis menyadari bahwa sikripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala bentuk kritikan maupun saran yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan demi kesempurnaan sikripsi ini.

Sikripsi ini disusun dengan arahan dan masukan dari dosen pembimbing serta berbagai materi kepustakaan. Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Parlaungan Hutagaol M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama dalam penulisan sikripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, K., M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Asri Lubis, S.T., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

5. Bapak Drs. Nono Sebayang, S.T.,M.Pd selaku Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

(10)

iv

untuk penyempurnaan sikripsi ini.

8. Seluruh dosen dan staf pegawai pada Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

9. Bapak dan Ibu pegawai administrasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

10. Drs.Pitua Siahaan selaku Kepala sekolas SMK Neg. 1 Balige yang telah mengijinkan saya untuk mengadakan penelitian di sekolah yang bapak pinpin.

11. Kedua orang tua saya (Olden Napitupulu & Regina Tampubolon) dan saudara saya (Eirene Napitupulu, Josua Napitupulu, Wundung Hermina Napitupulu dan Gopas Radot Napitupulu) yang telah memberikan kasih sayang, doa serta dukungan penuh kepada penulis. 12. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan

stambuk 2007 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan sikripsi ini.

Akhir kata penulis berharap kiranya sikripsi ini dapat memberikan manfaat dan dapat memenuhi fungsi yang semestinya.

Medan, 12 Agustus 2013

Penulis,

Anju Namura Napitupulu

(11)

v DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

Daftar Gambar ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN ... 9

PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Hakekat Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 9

a. Pengertian Hasil Belajar ... 9

b. Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 10

2. Hakekat Konsep Diri ... 10

a. Ciri-Ciri Konsep Diri ... 18

b. Tiga Dimensi Utama Konsep Diri ... 21

3. Hakekat Kemampuan Penalaran ... 22

a. Pengertian Penalaran ... 22

b. Pengertian Kemamuan Penalaran ... 23

B. Kerangka Konseptual ... 24

1. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Hasil Belajar Rencana

(12)

vi

2. Hubungan Antara Kemampuan Penalaran dengan Hasil Belajar

Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 26

3. Hubungan Antara Kemampuan Penalaran dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB) ... 28

C. Pengajuan Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Metode Penelitian ... 32

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 32

E. Teknik pengumpulan Data ... 34

F. Uji Coba Instrumen ... 36

G. Analisis Data ... 47

H. Pengujian Hipotesis ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 53

A. Deskripsi Data Penelitian ... 53

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 57

C. Uji Persyaratan Analisis ... 59

D. Pengujian Hipotesis ... 62

E. Temuan Penelitian ... 65

F. Pembahasan Penelitian ... 67

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan Peneliti ... …69

B. Implikasi Penelitian ... 70

C. Saran Penelitian ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(13)

pelajaran rencana anggaran biaya ... 4

Tabel 2 Kompetensi / Sub Kompetensi Program Pendidikan dan . . . . Pelatihan Diklat Menyusun Anggaran Biaya ... 22

Tabel 3Jumlah siswa kelas XI Prograh Keahlian Teknik Gambar . . Bangunan di SMK Negeri 1 Balige ... 31

Tabel 4 Angket Konsep Diri ... 35

Tabel 5 Kisi-kisi Tes Penalaran ... 35

Tabel 6 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya . . Bangunan ... .36

Table 7 Distribusi Frekuensi Variabel Konsep Diri (X1) ... 53

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Varabel Kemampuan Penalaran (X2) ... 55

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Rencana . Anggaran Biaya (Y) ... 56

Tabel 10Tingkat Kecenderungan Konsep Diri (X1) ... 57

Tabel 11Tingkat Kecenderungan Kemampuan Penalaran (X2) ... 58

Tabel 12Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Rencana Anggaran . Biaya (Y) ... 59

Tabel 13 Ringkasan Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 60

Tabel 14 Ringkasan Anava Untuk Persamn Regresi Y atas X1 ... 61

Tabel 15 Ringkasan Anava Untuk Persamaan Regresi Y atas X2 ... 62

Tabel 16 Ringkasan Hasil Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 63

(14)

Gambar 2 Histogram Konsep Diri (X1) ... 54

Gambar 3Histrogram Kemampuan Penalaran (X2) ... 55

Gambar 4 Histogram Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (Y) ... 56

(15)

Lampiran 2 Perhitungan Validitas Angket Konsep Diri (X1) ... 69

Lamoiran 3 Perhitungan Realibilitas Angket Konsep Diri (X1) ... 70

Lampiran 4 Data Hasil Uji coba Tes Kemampuan Penalaran (X2) ... 73

Lampiran 5 Perhitungan Validitas Kemampuan Penalaran (X2) ... 74

Lampiran 6 Perhitungan Reabilitas Tes Kemampuan Penalaran (X2) ... 76

Lampiran 7 Perhitungan indeks Kesokaran Kemampuan Penalaran (X2) ... 78

Lampiran 8 Perhitungan Indeks Deskriminasi (Daya Beda) Butir . . Kemampuan Penalaran (X2) ... 80

Lampiran 9 Data Hasil Uji Coba Rencana Anggaran Biaya (Y) ... 83

Lampiran 10 Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Rencana . . Anggaran Biaya (Y) ... 84

Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Tes Hasil Belajar Rencana . . Anggaran Biaya (Y) ... 86

Lampiran 12 Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Hasil Belajar Rencana . Anggaran Biaya (Y) ... 88

Lampiran 13 Perhitungan Indeks Diskriminasi (Daya Beda) Butir Tes . . Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (Y) ... 90

Lampiran 14Perhitungan Nilai Setiap Subyek ... 93

Lampiran 15 Perhitungan Harga Rata-rata (M), Standar Deviasi (SD) dan . Distribusi Frekuensi Dari Skor Hasil Penelitian ... 94

Lampiran 16 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 98

Lampiran 17 Uji Normalitas Sebaran Data Masing-masing Data ... 101

Lampiran 18 Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinearan . dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil Belajar Rencana . . Anggaran Biaya (Y) Atas Konsep Diri (X1) ... 104

... 104

Lampiran 19 Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana, Uji Kelinearan . dan Keberartian Persamaan Regresi Hasil Belajar Rencana . Anggaran Biaya (Y) Atas Kemampuan Penalaran (X2) . ... 109

Lampiran 20 Perhitungan Persamaan Regresi Ganda, Uji Kelinearan . dan Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 114

(16)

Lampiran 23 Hasil Uji Linieritas ... 120

Lampiran 24 Angket Penelitian Konsep Diri... 121

Lampiran 25 Tes Penelitian Kemampuan Penalaran ... 123

Lampiran 26 Tes Penelitian Rencana Anggaran Biaya ... 127

Lampiran 27 Kunci Jawaban Tes ... 128

Lampiran Foto Pelaksanaan Uji Instrmen dan Penelitian

Lampiran Surat Permohonan Judul

Lampiran Surat Revisi Judul

Lampiran Surat Penugasan Dosen

Lampiran Surat Permohonan Ijin Observasi

Lampiran Surat Telah Melaksanakan Observasi

Lampiran Surat Permohonan Uji Instrumen

Lampiran Surat Telah Melaksanakan Uji Instrumen

Lampiran Surat Permohonan Ijin Penelitian

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan Warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu serta proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Kurikulum telah banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, tujuannya untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaaan proses belajar mengajar dalam sekolah yang pada akhirnya diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Anak didik memandang sekolah sebagai tempat mencari sumber bekal yang akan membuka dunia bagi mereka, orang tua memandang sekolah sebagai tempat dimana anaknya akan mengembangkan kemampuannya, dan pemerintah berharap agar sekolah akan mempersiapkan anak-anak menjadi warga negara yang cakap.

(18)

Suatu pengajaran akan bisa disebut berjalan dan berhasil dengan baik, apabila pendidik mampu mengubah siswa dalam arti yang luas serta mampu menumbuh kembangkan kesadaran siswa untuk belajar, sehingga pengalaman siswa yang diterima selama ia terlibat dalam proses pengajaran itu, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya.

Menteri Pendidikan Nasional (dalam Mulyasa, 2008:98) menyebutkan: “Salah satu Standart Kelulusan Kejuruan (SKL) untuk SMK adalah mengusai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya”. Jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai berikut:

1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhalak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikut pendidikan lebih lanjut.

3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut sesuai dengan kejuruan.

(19)

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Rancangan Anggaran Biaya adalah 70. Namun daftar kumpulan nilai tersebut memperlihatkan bahwa ada 3 siswa yang dikategorikan tidak kompeten.

Tabel 1. Daftar nilai rata-rata siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige mata pelajaran rencana anggaran biaya

no Formatif ke Nilai KKM Rata-rata hasil

belajar

1 I 70 70,8

2 II 70 67,9

3 III 70 67,9

4 IV 70 64,5

Ada beberapa faktor yang diduga memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan pada dua jenis, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi siswa dalam melaksanakan proses belajar yang berasal dari luar individu, faktor eksternal meliputi: faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang budaya), faktor sekolah (metode pengajaran yang dipakai, kurikulum, relasi guru dengan siaswa dan disiplin sekolah), faktor dari masyarakat (teman bergaul, mass media, kegiatan siswa dalam masyarakat).

(20)

perhatian ditujukan pada siswa yang sedang belajar (faktor internal). Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain kemampuan penalaran dan konsep diri. Wechsler (dalam Uno:2008) mendefenisikan intelegensi sebagai totalitas kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu, berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif.

Rendahnya prestasi dan motivasi belajar siswa serta terjadinya penyimpangan-penyimpangan perilaku siswa di kelas banyak disebabkan oleh persepsi dan sikap negatif siswa terhadap diri sendiri. Demikian juga dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar disebabkan oleh sikap siswa yang memandang dirinya tidak mampu melaksanakan tugas-tugas di sekolah.

Konsep diri juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam proses pendidikan. Desmita (2010:164) menyebutkan:“semakin baik atau positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah dia mencapai keberhasilan. Sebab dengan konsep diri yang baik/positif, seseorang akan bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula gagal, penuh percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menentukan tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir secara positif”.

(21)

menimgkatkan daya ingat. Kemampuan penalaran siswa merupakan aspek penting dalam penyelesaian masalah – masalah yang dalam kehidpan sehari-hari. Terutama dalam penyelesaian rancangan anggara biaya yang disusun. Ini memerlukan penalaran matematis karna akan menarik kesimpulan dari fakta-fakta yang telah didapat menuju kepada suatu kesimpulan.

Memperhatikan pentingnya konsep diri dan kemampuan penalaran khususnya pada mata pelajaran rencana anggaran biaya maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: “Hubungan antara Konsep Diri dan Kemampuan Penalaran dengan hasil belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada siswa kelas XI program keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012/2013.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah dalam penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar Rencana Anggaran Biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013?

2. Bagaimanakah konsep diri pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013?

(22)

4. Bagaimanakah tingkat kecenderungan mempengaruhi hasil belajar Rencana Anggaran Biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013?

5. Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan hasil belajar Rencana Anggaran Biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012/2013?

6. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan penalaran dengan hasil belajar Rencana Anggaran Biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012/2013?

7. Apakah terdapat hubungan konsep diri dan Kemampuan penalaran dengan hasil belajar Rencana Anggaran Biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012/2013?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat kemampuan dan biaya serta luasnya cakupan masalah tersebut diatas, maka dilakukan pembatasan masalah dengan ruang lingkup penelitian ini hanya menyangkut kepada keterkaitan variabel yaitu:

1. Penalaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah yaitu penarikan dari kesimpulan dari sesuatu hal dan penentuan pola.

(23)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatsan masalah tersebut diatas, maka dirumuskan maslah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara konsep diri dengan hasil melajar rencana anggaran biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013?

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kemampuan penalaran dengan hasil belajar rencana anggaran biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013?

3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Kemampuan Penalaran dan konsep diri secara bersama-sama terhadap hasil belajar Rencana Anggaran Biaya biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara

(24)

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kemampuan penalaran dengan hasil belajar rencana anggaran biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Konsep diri dan Kemampuan Penalaran terhadap hasil belajar angggaran biaya dengan hasil belajar pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun ajaran 2012-2013.

F. Manfaat Penelitiaan

Adapun mamfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa:

a. Bahan masukan agar dapat merubah konsep dirinya menjadi lebih positif.

2. Bagi Guru:

a. Sebagai bahar referensi untuk meningkatkan hasil belajar rencana anggaran biaya

3. Bagi sekolah:

(25)

9

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoritis

1. Hakekat Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB) a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil adalah suatu bentuk akhir dari suatu kejadian atau kegiatan yang telah dilaksanankan atau yang sedang berlangsung. Belajar merupakan proses hubungan timbal balik antara guru dan anak didik yang bertujuan merubah tingkah laku pada diri individual. Hasil belajar merupakan gambaran bentuk tingkat penguasaan terhadap sesuatu yang diperolehnya dalam suatu proses belajar setelah melalui evaluasi.

Menurut Sudjana (1998:29) menyatakan bahwa “Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada subjek yang melingkupi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Hasil belajar inilah yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Menurut Sukardi (1988:15) bahwa “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam proses belajar”. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang dilakukan setelah selesai suatu program pengajaran.

(26)

dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf yang mencerminkan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu”.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah hasil usaha yang dicapai pada proses belajar tentang pelajaran yang dipelajari, melahirkan suatu perubahan baru dan hal ini ditinjaukan dalam bentuk huruf dan angka.

b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Menurut Mukomoko (1985:1) bahwa yang dimaksud dengan rencana anggaran biaya ialah “merencanaka sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedahdalam penggunaannya’ beserta besar biaya yang diperlukan dan susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun dalam pelaksanaan kerja dalam bentuk bidang teknik”.

Ervianto (2007:1) menyebutkan “Kegiatan estimasi merupakan dasar untuk membuat sistem pembiayaan dan jadwal pelaksanaan konstruksi serta merupakan peramalan kejadian pada proses pelaksanaan dan memberi nilai pada masing-masing kejadian tersebut”. Estimasi dilakukan dengan terlebih dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Berdasarkan gambar rencana dapat diketahui kebutuhan material, baik jenis maupun kuantitas yang nantinya akan digunakan. Perhitungan kebutuhan jenis dan kuantitas material harus dilakukan secara teliti dan tiap jenis material harus ditentukan harganya.

(27)

volume serta penetapan harga satuan pekerjaan selesai dilaksanakan maka akan dilanjutkan dengan penyusunan semua jenis pekerjaan dalam sebuah format RAB. Penyusunan semua jenis pekerjaan itu sebaiknya menggunakan sistematika yang terstruktur agar mudah dievaluasi dan dikendalikan.

Pengetahuan yang dibutuhkan dalam menghitung kuantitas pekerjaan adalah ilmu matematika sederhana, misalnya menghitung luas, menghitung isi/volume dari berbagai bentuk benda, menghitung tembereng. Selain matematika, estimator yang akan menghitung kuantitas pekerjaan juga berbekal “kemampuan membayangkan”, utamanya dalam melihat gambar dua dimensi dan harus mampu mengubahnya menjadi bayangan bentuk yang sesungguhnya dalam nuansa tiga dimensi.

Menghitung volume pekerjaan bangunan sederhana adalah khusus menghitung volume pekerjaan bangunan rumah sederhana yang terdiri dari:

1) Bouwplank

Satuan untuk menghitung volume bouwplank adalah setiap meter panjang (m’), yang terdiri dari papan ukuran 2/20 dan kaso 4/6 cm serta paku. Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari bangunan atau diletakkan pada posisi yang dirasa aman terutama akibat galian pondasi.

2) Galian tanah pondasi

(28)

luas tampang dikalikan dengan panjang galian. Perlu diperhatikan bahwa di dalam menghitung volume galian tanah, khususnya pada bangunan yang mempergunakan pondasi plat dan menerus, pada pertemuan antara galian arah horizontal dengan arah yang tegak lurusnya, perhitungan galian tanah harus menghindari duplikasi perhitungan pada pertemuan keduanya. 3) Pasir urug bawah pondasi

Sebelum pasangan batu kali untuk pondasi dilaksanakan maka harus didahului dengan menebarkan pasir urug setebal kurang lebih 10 cm sepanjang galian pondasi itu. Volume pasir urug bawah pondasi adalah lebar galian pondasi bagian bawah x tebal pasir urug x panjang pondasi. 4) Pasangan batu kali pondasi

Cara menghitung volume pondasi adalah luas tampang pondasi dikalikan dengan panjang pondasi. Jika pondasi berbentuk trapesium maka

luasannya adalah . Untuk

pondasi yang berbatasan dengan lahan lain atau lahan tidak bebas maka digunakan pondasi yang salah satu sisinya tegak, sedangkan pondasi yang terletak di tengah-tengah atau lahan bebas maka digunakan pondasi yang kedua sisinya miring.

5) Pasangan dinding bata

(29)

menghitung luasan plesteran adalah dua kali luasan dinding (kedua sisi dinding di plester).

6) Kolom

Kolom dalam bangunan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kolom praktis dan kolom struktural. Kolom praktis selalu dipasang setiap pertemuan dua dinding atau lebih, selain juga dipasang pada setiap 9 m2 – 12 m2 luasan dinding. Umumnya dimensi dari kolom praktis adalah 10/10 cm, sedangkan kolom struktural ditentukan berdasarkan hasil hitungan struktur. Cara menghitung volume kolom adalah luas tampang dikalikan tinggi kolom.

7) Ring balok

Ring balok dipasang pada ujung atas dinding pasangan bata. Ring balok terbuat dari material beton bertulang sehingga cara menghitung volumenya sama dengan cara perhitungan sloof, kolom dan plat lantai/atap.

8) Kuda-kuda dan penutup atap

(30)

9) Plafon

Bila menggunakan eternit maka rangka plafon dibuat dengan ukuran 1 x 1 m, bila menggunakan triplek atau gypsum maka menggunakan rangka dengan kelipatan 60 cm.

10) Lantai dan dinding

Volume penutup lantai dihitung berdasarkan luas ruangan, termasuk juga luasan yang akan dipasang plin. Pada umumnya plin dipasang setinggi 10 cm yang terletak di sekeliling ruang.

11) Drainase

Lingkup pekerjaan drainase adalah saluran air kotor dan air bersih. Cara perhitungan volumenya cukup sederhana, yaitu dengan menghitung panjang saluran yang dibutuhkan. Untuk mengitung besarnya volume satu unit septictank bergantung pada desainnya. Pada umumnya septictank dibentuk dari pasangan bata, plesteran dan beton sebagai penutup atas. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar rencana anggaran biaya adalah kemampuan siswa dalam menghitung volume pekerjaan suatu konstruksi bangunan sederhana yang terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur dan non struktur serta pekerjaan sanitasi dan hasil belajar tersebut dinyatakan dalam skor atau angka.

(31)
[image:31.612.69.547.104.708.2]

Tabel 2. Kompetensi / Sub Kompetensi Program Pendidikan dan Pelatihan Diklat Menyusun Anggaran Biaya

No. KOMPETENSI DASAR Pembelajaran

Pengetahuan Ketrampilan 1 Mengidentifiksi jenis

bahan-bahan konstruksi

Membedakan kualitas bahan bangunan Memilih bahan

bangunan yang memenuhi Mengelompokkan macam/jenis bahan bangunan  Menjelaskan perbedaaan kualitas bahan bahan bangunan  Menjelaskan persyratan bahan bangunan Menjelaskan macam-macam bahan bangunan (agregat kasar, halus, bahan pengisi, dan bahan tambahan)

2  Menjelaskan cara menyusun analisa satuan bahan dan upah

 Membuat analisa satuan bahan dan upah

 Memahami dan menyusun analisasa satuan bahan dan upah  Membuat analisa

satuan bahan dan upah pekerja Konstruksi gedung , bangunan air, jalan dan jembatan

Menjelaskan caramembuat analisa satuan bahan dan upah Melakukan

pembuatan analisa satuan bahan dan upah

Pekerjaaan kons. Gedung, bangunan air, jalan dan jembatan

Mengadakan evaluasi tertulis

3  Menjelaskan cara menyusun harga satuan pekerjaan kons. Gedung, bangunan air, jalan dan jembatan

 Cara menyusun harga satuan pekerjaan konstreuksi gedung, bangunan air, jalan dan jembatan Membuat harga satuan pekerjaaan

Menjelaskan cara menyusun harga satuan pekerjaan kons. Gedung, bangunan air, jalan dan jembatan Latihan menyusun

satuan pekerjaan konstruksi

(32)

kons. Gedung, bangunan air, jalan dan jembatan

tertulis

4 Menghitung volume

pekerjaan konstroksi gedung, bangunan air, jalan dan jembatan

 Menjelaskan cara menghitung pekerjaan- pekerjaan konstruksi gedung, bangunan air, jalan dan jembatan

 Menyusun uraian pekerjaan

konstruksi jalan dan jembatan

Menjelaskan cara menghitung pekerjaan-pekerjaan kons. Gedung, bangunan air, jalan dan jembatan Menyusun uraian

pekerjaaan kons. Gedung, bangunan air, jalan dan jembatan Latihan menyusun

uraian pekerjaan Mengadakan evaluasi tertulis

5  Menyusun RAB pekerjaan konstruksi gedung , bangunan air, jalan dan jembatan

Cara menyusun RAB pekerjaan konstruksi gedung, bangunan air, jalan dan jembatan

Menjelaskan cara menyusun RAB pekerjaan-pekerjaan

konstruksi gedung, bangunan air, jalan dan jembatan Membuat RAB

pekerjaan kons. Gedung, bangunan air, jalan dan jembatan Latihan menyusun

RAB

Mengadakan evaluasi tertulis

(33)

2. Hakekat Konsep Diri

Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri (karakteristik fisik, psikologis, sosial dan emosional, aspirasi dan prestasi. Semua Konsep diri mencakup citra fisik dan psikologis diri. Citra fisik diri biasanya terbentuk pertama-tama dan berkaitan dengan penampilan fisik anak, daya tariknya dan kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan jenis kelaminnya dan pentingnya berbagai bagian tubuh untuk perilaku dan harga diri anak itu di mata yang lain.

Menurut Burns (dalam Desmita 2010:164), Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri, dan Cawagas (dalam Desmita (2010:164) menjelaskan bahwa Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.

Sedangkan, Menurut Atwater (dalam Desmita 2010:163) menyebutkan “Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya”.

Tiga bentuk konsep diri antara lain :

a) Pertama, body image, kesadaran tentang tubuhnya, yaitu

bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri.

b) Kedua, ideal self, yaitu bagaimana cita-cita dan harapan-harapan

seseorang mengenai dirinya.

(34)

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Konsep diri adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri.

a. CIRI-CIRI KONSEP DIRI

Menurut Hurlock (1990:42) Ciri-ciri Konsep diri anak adalah sebagai berikut:

1) Konsep diri bersifat individual

Karena tidak terdapat dua anak yang mempunyai kemampuan kecerdasan yang sama atau pengalaman belajar yang sama, maka tidak akan ada anak yang mempunyai Konsep diri yang identik. Namun latihan dan nilai-nilai yang serupa akan membimbing ke arah Konsep diri yang serupa.

2) Perkembangan Konsep diri mengikuti sebuah pola

Karena arti baru dikaitkan dengan yang lama, Konsep diri berubah dari yang sederhana menjadi kompleks dan dari konkret menjadi abstrak. Waktu yang dibutuhkan untuk perubahan perkembangan ini bergantung pada inteligensi anak dan kesempatan belajar.

3) Konsep diri bersifat hierarkis

Dengan bertambah kompleksnya sebuah Konsep diri , anak mulai menghubungkan nama dengan benda dan golongan benda, yang menunjukkan adanya kesadaran bahwa benda-benda mempunyai persamaan maupun perbedaan. 4) Konsep diri berkembang dari tidak tertentu menjadi spesifik

(35)

5) Konsep diri berkembang dari spesifik menjadi umum

Dengan pengalaman, anak mampu membedakan unsur-unsur suatu objek dan pengelompokan objek-objek berdasarkan persamaan ciri.

6) Konsep diri mempunyai bobot emosional

Semua Konsep diri mempunyai bobot emosional, yaitu aspek “afektif” dari Konsep diri . Bobot ini bertambah saat arti baru dan lama digabungkan. Umumnya Konsep diri yang subjektif yang berkenaan dengan dirinya atau benda, orang dan situasi yang berkaitan dengan dirinya lebih berbobot emosional daripada Konsep diri yang lebih objektif.

7) Konsep diri sering bertahan terhadap perubahan

Makin besar bobot emosional sebuah Konsep diri , makin kuat daya tahannya terhadap perubahan. Alasannya ialah bahwa Konsep diri yang berbobot emosional memuaskan anak, dan akibatnya mereka memeluknya sampai mereka mengembangkan Konsep diri lain yang member mereka kepuasan yang sama atau lebih besar.

8) Konsep diri mempengaruhi perilaku

Semua Konsep diri mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial dengan mempengaruhi kualitas perilaku. Konsep diri yang positif mendorong ke arah perilaku yang positif, sedangkan Konsep diri yang negatif mendorong ke arah perilaku yang negatif.

(36)

yakin bahwa orang-orang yang penting baginya menyenangi mereka, maka mereka akan berpikir secara positif tentang diri mereka, dan sebaliknya.

Konsep diri sifatnya hierarkis, yang paling dasar yaitu Konsep diri primer, yang terbentuk pertama-tama. Konsep diri primer ini didasarkan atas pengalaman anak di rumah dan dibentuk dari berbagai Konsep diri terpisah, yang masing-masing merupakan hasil dari pengalaman dengan berbagai anggota keluarga. Dengan meningkatnya pergaulan dengan orang di luar rumah, anak memperoleh Konsep diri yang lain tentang diri mereka. Ini membentuk Konsep diri sekunder. Konsep diri sekunder ini berhubungan denga bagaimana anak melihat dirinya melalui mata orang lain. Konsep diri primer seringkali menentukan pilihan situasi di mana Konsep diri sekunder akan dibentuk. Konsep diri sekunder seperti halnya yang primer, mencakup citra fisik maupun psikologis diri. Anak-anak berpikir tentang struktur fisik mereka seperti halnya orang di luar rumah, dan mereka menilai citra psikologis diri mereka yang dibentuk di rumah, dengan membandingkan citra ini dengan apa yang mereka kira dipikir guru, teman sebaya, dan orang lain mengenai diri mereka. Pada umumnya, Konsep diri primer lebih bagus daripada yang sekunder.

Konsep diri dapat digambarkan sebagai sistem operasi yang menjalankan komputer mental yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Setelah

ter-install, Konsep diri akan masuk ke pikiran bawah sadar dan akan berpengaruh

(37)

diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir secara positif. Sebaliknya, semakin jelek atau negatif Konsep diri, maka semakin sulit seseorang untuk berhasil. Sebab dengan Konsep diri yang negatif akan mengakibatkan tumbuh rasa tidak percaya diri, takut gagal sehingga tidak berani mencoba hal-hal yang baru dan menantang, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berguna dan pesimis.

b. TIGA DIMENSI UTAMA KONSEP DIRI

Calhoun dan Acocella (dalam Desmita 2010:166) menyebutkan tiga dimensi utama Konsep diri, yaitu :

a) Dimensi pengetahuan (kognitif) dari Konsep diri mencakup segala sesuatu yang dipikirkan tentang diri sendiri sebagai pribadi. Dimensi kedua dari Konsep diri adalah harapan atau diri yang dicita-citakan di masa depan. b) Dimensi Pengharapan ini merupakan diri ideal (self-ideal) atau diri yang

dicita-citakan. Dimensi ketiga dari Konsep diri adalah penilaian terhadap diri sendiri. Penilain diri sendiri merupakan pandangan tentang harga atau kewajaran sebagai pribadi.

c) Dimensi Penilaian akan membentuk penerimaan terhadap diri sendiri (

self-acceptance), serta harga diri (self-esteem) seseorang. Ketiga dimensi

(38)

3. Hakekat Kemampuan Penalaran a.Pengertian Penalaran

Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk yang berfikir, merasa, bersikap dan bertindak. Sikap dan tindakannya bersumber pada pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan merasa atau berfikir. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan dengan kegiatan berfikir dan bukan dengan perasaan, meskipun seperti dikatakan pascal hati mempunyai logika sendiri.

Penalaran atau sering juga disebut jalan pikiran. Ada beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian penalaran, yaitu :

Menurut Keraf (dalam Siahaan,Betty, 2011:17) bahwa : “Penalaran adalah suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta yang diketahui menuju pada suatu kesimpulan” dan, Menurut Setyono (2008:22) bahwa: “Penalaran adalah suatu proses atau aktifitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan yang telah dibuktikan kebenarannya” sedangkan, Menurut Herdian, SPd (http://herdy.wordpress.com/2010/05/27/ kemam puan-penalaran-matematis.html) bahwa : ”Penalaran merupakan terjemahan dari reasoning. Penalaran

merupakan salah satu kompetensi dasar matematik disamping pemahaman, komunikasi, dan pemecahan masalah. Penalaran juga merupakan proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip”.

(39)

dari hal yang bersifat individual menjadi kasus yang bersifat umum. Bernalar adalah melakukan percobaan didalam pikiran dengan hasil pada setiap langkah dalam untaian percobaan itu telah diketahui oleh penalar dari pengalaman tersebut.

b.Pengertian Kemampuan Penalaran

Kemampuan penalaran siswa merupakan aspek penting karena dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan menurut KBBI merupakan kata benda dari kata mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup, mampu) melakukan sesuatu, sehingga kemampuan dapat diartikan kesanggupan atau kecakapan yang dimiliki seseorang untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki. Kemampuan setiap orang berbeda beda dan perlu dilatih agar kemampuan yang dimiliki semakin baik.

Menurut Chaniago (dalam Siahaaan,Betty 2011:1) penalaran adalah: “Cara (hal) menggunakan nalar, cara berberfikir logis: jangkauan pemikiran yang berguna untuk mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan sehingga dapat digunakan dalam proses mental untuk mengembangkan pikiran dari beberapa fakta dan prinsip” dan,

Menurut Keraf (dalam Siahaaan,Betty, 2011:17) bahwa “penalaran adalah suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta-fakta yang diketahui menuju suatu kesimpulan”.

Kemampuan penalaran yang diharapkan meliputi hal yaitu:

(40)

2. Kemampuan Kuantitatif yaitu kemampuan berhitung serta menganalisa suatu permasalahan (biasanya bentuknya matematika).

3. Kemampuan Spatial yaitu kemampuan untuk memahami sebuah gambar atau dengan kata lain mengedintifikasi bentuk serupa atau tidak serupa.

Sedangkan menurut Krilik dan Rudnick (dalam Siahaaan,Betty, 2011:17) bahwa “Kemampuan penalaran merupakan aspek kunci dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dari siswa”. Betapa pentingnya aspek penalaran ini, untuk itu perlunya diketahui penalaran siswa dalam belajar, terutama pelajaran rancanaan anggaran biaya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran merupakan aspek dalam mengembangkan berpikir logis dalam belajar untuk memperoleh hasil belajar yang baik, bahwa seseorang tidak dapat memperoleh hasil belajar maksimal apabila memiliki kemampuan penalaran yang rendah.

B. KERANGKA KONSEPTUAL

1. Hubungan antara Konsep diri dengan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB)

(41)

seseorang akan bersikap optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani sukses dan berani pula gagal, penuh percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup, serta bersikap dan berpikir secara positif. Sebaliknya, semakin jelek atau negatif Konsep diri diri, maka semakin sulit seseorang untuk berhasil. Sebab dengan Konsep diri yang negatif akan mengakibatkan tumbuh rasa tidak percaya diri, takut gagal sehingga tidak berani mencoba hal-hal yang baru dan menantang, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berguna dan pesimis. Siswa yang memiliki Konsep diri positif memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi. Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada kegiatan akademis. Mereka juga memperlihatkan kemandirian dalam belajar, sehingga tidak tergantung kepada guru.

Dengan memahami tiga komponen Konsep diri yang saling berhubungan, yaitu diri ideal, citra dirim harga diri dan memahami fungsi masing-masing komponen tersebut maka dalam diri seseorang akan terbentuk rasa percaya diri yang tinggi. Dalam mengerjakan suatu tugas orang tersebut akan mengerjakan tugasnya dengan menggunakan potensi yang dimilikinya secara maksimal. Karena potensi yang digunakan maksimal, dengan demikian tindakan yang dilakukan juga maksimal sehingga akan memberikan hasil yang maksimal.

(42)

dapat menyusun rencana anggaran biaya diperlukan usaha yang maksimal dari siswa dan menunjukkan sikap yang antusias dari siswa tersebut.

Dengan demikian diduga terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan hasil belajar rencana anggaran biaya.

2. Hubungan antara Kemampuan Penalaran dengan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Kemampuan penalaran adalah kemampuan berpikir logis, kemampuan nelakukan perhitungan matematis, mampu memecahkan masalah dan pola pikir deduksi dan induksi. Anak-anak yang memiliki kemampuan penalaran mampu berpikir abstrak dan mampu menangkap ide-ide ilmiah. Sehingga anak-anak yang memiliki kemampuan penalaran yang tinggi tidak akan memiliki kesulitan dalam menyelesaikan masalah matematika yang bersifat abstrak. Ini berarti, dengan memiliki kemampuan penalaran yang baik siswa akan lebih mudah memahami pelajaran rencana anggaran biaya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai atau dengan kata lain hasil belajar rencana anggaran bianya siswa menjadi baik.

Kemampuan penalaran melibatkan keterampilan mengelola angka dan akal sehat, kemampuan penalaran mempunyai beberapa aspek yaitu melakukan perhitungan matematis, kemampuan melakukan perhitungan matematis, kemampuan memecahkan masalah, pola pikir deduksi dan induksi, dan kemampuan mengenal pola dan hubungan.

(43)

dapat memcahkan permasalahan angka yang ada. Lebih lanjut diperlukan kemampuan mengelompokan jenis-jenis pekerjaan atau item pekerjaan sehingga perhitungan dapat lebih mudah dikerjakan.

Anak-anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan pola dari usia muda. Mereka menikmati berhitung dan dengan cepat belajar menambah, mengurangi, mengalikan dan membagi. Selain itu anak-anak yang terampil dalam matematika cepat memahami pelajaran dan kemampuan penalaran yang tinggi. Anak-anak yang mampu menggunakan penalaran senang melihat pola dalam informasi, dan mereka dapat mengigat bilangan dalam pikiran mereka dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diduga bahwa kemampuan penalaran memberikan hubungan yang nyata dan signifikan terhadap pencapaian hasil belajar rencana anggaran biaya.

3. Hubungan antara Konsep diri dan Kemampuan Penalaran terhadap Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya(RAB)

(44)

biaya sehingga tujuan belajar dapat tercapai atau dengan kata lain hasil belajar rencana anggaran biaya siswa menjadi lebih baik.

Konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya. Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.

Siswa yang memiliki Konsep diri positif memperlihatkan perstasi yang baik di sekolah maupun dalam bermasyarakat. Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar keras dan tekun, serta ativitas-aktivitas mereka selalu diarahkan kepada kegiatan akadesmis.

Hasil belajar rencana anggaran biaya merupakan hasil usaha yang diperoleh siswa melalui proses belajar pada mata pelajaran rencana anggaran biaya. Untuk dapat menyusun anggaran biaya diperlukan usaha yang maksimal dari siswa dan menunjukkan sikap yang antusias dari siswa tersebut. Selain itu dituntut kemampuan penalaran untuk dapat memcahkan permasalahan matematis yang ada.

(45)

4. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, kerangka teoritis dan kerangka Konsep diri tual di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kemampuan penalaran dengan hasil belajar rencana anggaran biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Konsep diri dengan hasil belajar rencana anggaran biaya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Balige Tahun Ajaran 2012/2013.

(46)

Hal ini ditunjukkan dengan paradigma penelitian berikut ini:

[image:46.612.100.527.111.547.2]

Gambar I. Paradigma Penelitian

Keterangan : X1 : Kemampuan Penalaran X2 : Konsep diri

Y : hasil belajar rencana anggaran biaya : arah hubungan

Y X1

(47)

31 A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Konstruksi di SMK Negeri 1 Balige pada tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2012 – selesai.

B. Populasi dan Sampel a. Populasi

[image:47.612.81.540.79.667.2]

Arikunto (2001:106) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek enelitian. Populasi adalah totalisme semua nilai yang mungkin hasil dari menghitung apapun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang berjumlah 30 siswa dan terdiri dari 2 kelas seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:

tabel 3. Jumlah siswa kelas XI Program keahlian Teknik gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Balige T.A. 2012/2013

No Kelas Jumlah siswa (orang) 1

2

XI TGB A XI TGB B

14 16

Jumlah 30

b. Sampel

(48)

sebanyak 30 orang siswa karena jumlah populasi kurang dari 100 orang siswa dan penelitian ini merupakan penelitian populasi.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Jenis-jenis penelitian deskriptif menurut Sudjana (2001), antara lain: studi kasus, studi pengembangan, studi tindak lanjut, studi kecenderungan, survey pendidikan dan studi korelasi. Maka metode penelitian yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif jenis studi korelasi. Metode deskriptif studi korelasi merupakan penelaahan hubungan antara dua variabel atau lebih pada satu studi atau pada suatu subjek. Tujuan diadakan metode deskriptif korelasional adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara konsep diri dan kemampuan penalaran dengan hasil belajar rencana anggaran biaya (RAB) pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK N 1 Balige Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

(49)

Variabel bebas adalah kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi untuk merangkum hubungan dengan gejala yang diobservasikan. Atau dengan kata lain variabel bebas itu disebut juga gejala yang mempengaruhi suatu gejala. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang tidak dimanipulasi yang diperkirakan dapat terjadi akibat hubungan atau pengaruh variabel bebas yang dimanipulasi.

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Konsep diri (X1) adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Konsep diri terdiri atas bagaimana cara melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana yang diharapkan. Konsep diri siswa diperoleh melalui angket.

2. Kemampuan penalaran (X2) adalah kemampuan untuk mengaplikasikan bilangan, kemahiran dalam menggunakan logika dan pemikiran ilmiah serta kemampuan untuk mengenali pola dan hubungan. Kemampuan penalaran diperoleh melalui tes karena yang ingin dilihat merupakan kemampuan siswa.

(50)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah dan tujuan dalam proses pengujian hipotesis. Oleh karena itu, pengumpulan data dilakukan dengan teliti dan seksama agar kesalahan yang terjadi dapat dihindari.

a. Instrumen Konsep Diri (X1) dijaring dengan menggunakan angket. Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis (Arikunto, 2006:126). Dalam hal ini digunakan angket tertutup model skala likert, yang terdiri dari empat option jawaban dengan skor sebagai berikut:

Pertanyaan positif :

a. BSD : benar-benar saya demikian dengan skor 4 b. KSD : kecenderungan saya demikian dengan skor 3 c. SSD : sedikit sekali saya demikian dengan skor 2 d. BTD : benar-benar tidak demikian dengan skor 1

Pertanyaan negatif :

a. BSD : benar-benar saya demikian dengan skor 1 b. KSD : kecenderungan saya demikian dengan skor 2 c. SSD : sedikit sekali saya demikian dengan skor 3 d. BTD : benar-benar tidak demikian dengan skor 4

(51)
[image:51.612.99.524.81.408.2]

Tabel 4. Kisi-kisi Angket Konsep Diri

No Indikator Nomor Butir Jlh

Item Angket Positif (+) Angket Negatif (-) 1 Pemahaman tentang

diri sendiri

2,19,29 3,7,9,12,25 7

2 Penilaian diri sendiri 1,4,13,20,23,24,27 6,14,18,22 11 3 Harapan diri sendiri 8,16,21,26,28,30 10,11,15,17 9

Jumlah 30

Kisi-kisi Konsep Diri yang Dapat Mengambil Data

No Indikator Nomor Butir Jlh

Item Angket Positif (+) Angket Negatif (-) 1 Pemahaman tentang

diri sendiri

2,19, ,7,9,12,25 7

2 Penilaian diri sendiri 1,4,13,20,23,24,27 6,14,18,22 11 3 Harapan diri sendiri 8,16,21,26,28 10,11,15,17 9

Jumlah 28

b. Instrumen Kemampuan penalaran (X2)

(52)
[image:52.612.87.533.100.619.2]

Adapun kisi-kisi tes adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran

No Aspek yang ditanya

Indikator No Item Jumlah

1 Kemampuan penalaran

 Mampu berfikir secara induktif

 Mampu berfikir secara deduktif

 Kemampuan Spatial

4, 5, 7, 8,12, 13, 14, 17

6, 9,11. 15, 16, 18,19, 20 1,2,3,10

8

8

4

jumlah 20

Kisi-kisi Tes Kemampuan Penalaran Yang dapat mengambil data

No Aspek yang ditanya

Indikator No Item Jumlah

1 Kemampuan penalaran

 Mampu berfikir secara induktif

 Mampu berfikir secara deduktif

 Kemampuan Spatial

3,4,6,7,11,12, 5,8,10, 13, 14,15,16 1,2,9, 6 7 3

jumlah 16

c. Instrumen Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (Y)

(53)

dengan bobot nilai untuk jawaban yang benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban salah diberi nilai 0 (nol).

Adapun indikator-indikator dari instrumen hasil belajar Rencana Anggaran Biaya Bangunan dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 6. Kisi- kisi Instrumen Hasil Belajar Rencana Anggaran biaya Biaya Bangunan

Mo. Indikator Ranah kognitif Menurut Menurut Taksonimi Blom

Jumlah

C1 C2 C3

1 Pekerjaan persiapan 2,6,22 8,11,16 3,5,12 9

2 Pekerjaan struktur & non struktur

15,17 1,9,18,29 4,7,10,13, 14,19,20,23,26,

30

16

3 Pekerjaan sanitasi 24,27 25,28 21 5

Jumlah 8 9 13 30

Kisi kisi Istrumen Rencana Anggaran Biaya yang Dapat Mengambil Data Mo. Indikator Ranah kognitif Menurut Menurut Taksonimi

Blom

Jumlah

C1 C2 C3

1 Pekerjaan persiapan 1,4 8,13 2,3,9 7

2 Pekerjaan struktur & non struktur

12,14 6,15, 24

5,7,10,11,16,17, 18,21,25

14

3 Pekerjaan sanitasi 19,22 20,23 - 4

Jumlah 6 7 12 25

Keterangan:

C1 : Pengetahuan C2 : Pemahaman C3 : Aplikasi F. Uji Coba Instrumen Penelitian

[image:53.612.68.557.186.640.2]
(54)

instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik yang berarti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah.

Penggunaan instrumen yang sahih dan terandal dimaksudkan untuk mendapatkan data – data dari mengukur masing – masing variabel penelitian yang hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Untuk uji coba intrumen dilakukan penulis pada kelas XI Program leahlian teknik gambar bangunan di SMK Negeri 2 medan dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Untuk hasil uji coba penelitian dapat dilihat dalam lampiran 1-13.

1. Instrumen Konsep Diri a. Validitas Angket

Menurut Arikunto (2006:88) uji validitas angket adalah keaslian suatu angket yang hasilnya memiliki kesejajaran antara hasil angket dan kriteria. Untuk mengetahui validitas butir angket dapat diuji dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment.

rxy =

 

 

 

2 2

2 2

. .

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

(55)

besar rxy hitung dikonsultasikan pada r tabel dengan batas signifikansi 5 %. Apabila didapat r hitung > r tabel maka butir soal tergolong valid, dan demikian sebaliknya.

Dari uji instrument yang telah dilaksanakan didapat 28 angket yang valid dari 30 angket yang di ujikan (lihat lampiran 1dan 2).Nomor butir angket yang tidak valid yaitu nomor 3 dan 5. Dengan demikian jumlah butir soal yang valid untuk menjaring data penelitian adalah 28 butir.

b. Reliabilitas Angket

Menurut Arikunto (1993:88) reliabilitas angket adalah ketepatan hasil angket yang mantap dan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi dan apabila hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan berarti. Untuk menguji reliabilitas angket digunakan rumus Alpha.

r11 =             

2

2 1 1 i i n n

Dengan : r11 = Reliabilitas instrumen n = banyak buti pertanyaan

2

i

= jumlah varians butir

2

i

= varians total

Besar r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan indeks korelasi yang dikemukakan Arikunto (2006:65) :

(56)

Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah

Dari hasil uji instrument didapat dengan nilai 0,844 harga indeks reliabilitas tes kemampuan Penalaran dikonsultasikan dengan indeks korelasi termasuk dalam kategori sangat tinggi (lihat lampiran 3).

2. Intrumen Kemampuan Penalaran

a. Validitas Butir Test

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah.

Menurut Arikunto (2006) uji validitas test adalah kesahihan suatu test yang hasilnya memiliki kesejajaran antara hasil test dan kriteria. Untuk mengetahui validitas butir-butir test dapat di uji dengan menggunakan Korelasi Biserial seperti yang yang dikemukakan Arikunto (2006) sebagai berikut:

γ ρbi =

q p S

M M

t t p

Dimana :

γρbi = Koefisien korelasi biserial

Mp = Mean skor dari subjekyang menjawab benar Mt = Mean skor total

St = Standart deviasi dari skor total

(57)



  

 

siswa seluruh jumlah

benar menjawab yang

siswa banyaknya

p

q = Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1- p)

Kemudian harga γρbi hitung dikonsultasikan dengan harga γρbi tabel. Apabila γρbi hitung > γρbi tabel maka butir soal tes tersebut dinyatakan valid dan juga sebaliknya.

Dari 20 soal yang di ujikan kepada siswa SMK Neg. 2 Medan, tedapat 1 soal yang tidak valid. Nomor butir soal yang tidak valid iti adalah nomor18. Jadi 19 soal yang valid.

b. Uji taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Untuk mengetahui indeks kesukaran soal dipakai rumus taraf kesukaran seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) sebagai berikut :

JS B

P

Keterangan :

P = indeks kesukaran soal

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun ketentuan indeks kesukaran soal yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Soal dengan P : 0,00 sampai 0,30 adalah butir soal sukar

(58)

Dari hasil uji instrumen yang telah dilaksanakan bahwa dari 20 soal yang di ujikan terdapat satu soal yang sukar untuk dijawab, yaitu nomor 12.

c. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2006) daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda soal dihitung dengan rumus daya pembeda sebagai berikut :

JB BB JA BA

D 

Keterangan :

D = daya beda soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar JA = banyaknya kelompok atas

JB = banyaknya kelompok bawah

Adapun klasifikasi indeks daya pembeda soal menurut Arikunto (2006) adalah : D = 0,00 sampai 0,20 butir soal jelek (poor)

D = 0,21 sampai 0,40 butir soal cukup (satisfactory) D = 0,41 sampai 0,70 butir soal baik (good)

D = 0,71 sampai 1,00 butir soal baik sekali (excellent) D = negatif, butir soal tidak baik (diperbaiki soalnya)

(59)

Dari seluruh penjaringan butir tes yang di lakukan maka didapat 16 butir soal yang layak dipakai dalam penelitian.

d. Reabilitas Tes

Sedangkan untuk menguji reliabilitas butir test adalah ketetapan hasil test yang dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi apabila tes tersebut memberikan hasil yang tetap . Reliabilitas tes ditentukan melalui rumus KR-20 sebagai berikut (Arikunto 2006) :

               

2

2 11 1 S pq S n n r dimana :

) 1 ( 2 2 2   

N N X X N S Keterangan : 11

r = Reliabilitas tes secara keseluruhan n = Banyaknya item (butir tes)

S = Standar deviasi dari tes

Σpq = Jumlah hasil perkalian dari p dan q

Kemudian harga r11 dikonsultasikan dengan ketentuan yang dikemukakan Arikunto (2006) sebagai berikut :

(60)

Dari hasil iji instrument yang dilakukan didapat harga koefisien reliabilitas tes kemampuan penalaran dikonsultasikan dengan indeks korelasi termasuk dalam kategori tinggi yaitu 0,797 (lihat lampiran 8).

3. Instrumen Hasil Belajar Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

a. Validitas Butir Test

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti mempunyai validitas rendah.

Menurut Arikunto (2006) uji validitas tes

Gambar

Gambar 1 Paradigma Penelitian  .......................................................................
Tabel 1.  Daftar nilai rata-rata siswa kelas XI SMK Negeri 1 Balige mata
Tabel 2. Kompetensi / Sub Kompetensi Program Pendidikan dan Pelatihan Diklat                               Menyusun Anggaran Biaya
Gambar I. Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui hubungan antara status glassgow coma scale dengan angka leukosit pada pasien trauma kepala yang dirawat inap di RSUD Moewardi Surakarta. Mengetahui isidensi

[r]

Hasil penelitian adalah dengan melakukan uji Fisher’s Exact Test ada pengaruh yang bermakna antara pengaruh supervisi kepala ruang rawat inap terhadap kinerja perawat pelaksana di

Terdapat hubungan antara pemberian pendidikan higiene perorangan dengan kesembuhan 9x lebih besar (OR= 9,37, p &lt; 0,001). Nagelkerke Square = 44,2 % mengandung arti bahwa

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah peneliti lakukan, pe- nelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitriananim (2010) yang men- yimpulkan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, (1) Terdapat pengaruh positif sertifikasi guru terhadap kinerja guru SMA Nageri 5 Surakarta Tahun 2013,

YOGO DWI NUGROHO, D1210084, POLA KOMUNIKASI DI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (Studi Deskriptif Kualitatif Pola Komunikasi di Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dengan Masyarakat

Setelah dibandingkan rataan isi puru antara lokasi satu dengan yang lain menunjukkan adanya kesamaan rata-rata isi puru setiap lokasi yaitu ± 2 individu, hanya di Cagar Alam