• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan harga ternak sapi kurban yang dijual pada masa sebelum pandemi dengan saat Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan harga ternak sapi kurban yang dijual pada masa sebelum pandemi dengan saat Pandemi Covid-19"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

JUMLAH DAN HARGA TERNAK SAPI YANG DI JUAL DAN STRUKTUR PASAR TERNAK SAPI KURBAN DI KOTA

JAMBI PERIODE SEBELUM DAN MASA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

OLEH : AQIL NAJMI

E10019043

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI

2023

(2)

JUMLAH DAN HARGA TERNAK SAPI YANG DI JUAL DAN STRUKTUR PASAR TERNAK SAPI KURBAN DI KOTA

JAMBI PERIODE SEBELUM DAN MASA PANDEMI COVID-19

Aqil Najmi (E10019043) dibawah bimbingan

Afriani S.Pt., M.P 1 dan Ir. Farizal., M.P. 2,

Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Jambi Jln. Jambi-Ma Bulian KM 15 Mendalo Darat Jambi 36361

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji tentang dampak Pandemi Covid-19 terhadap penjualan, jumlah dan harga ternak sapi kurban di Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah dan harga ternak sapi kurban yang dijual pada masa sebelum pandemi dengan saat Pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan data diperoleh dari sampel para pedagang sapi kurban yang diambil secara purposive sampling. Data yang dihimpun berupa data primer yang meliputi jumlah ternak sapi kurban yang dibeli, asal ternak sapi kurban, jumlah ternak sapi kurban yang dijual dan harga jual ternak sapi kurban, serta data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik Kota Jambi. Data dianalisis dengan menggunakan uji normalitas, distribusi data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov dan Uji Shapiro-Wilk. Uji perbedaan menggunakan Uji Non Parametrik menggunakan Uji Kruskal Wallis dilanjutkan dengan Uji Post Hoc menggunakan Uji Mann Whitney, hasil yang diperoleh dari Uji Normalitas Distribusi Data menunjukkan bahwa terdapat data signifikan (P<0,05) pada diperubahan harga jual ternak sapi dengan bobot 60kg dan 70kg, dan sebagian data tidak berdistribusi normal (P>0,05) pada perubahan harga jual ternak sapi dengan bobot 80, 90, dan 100kg. Hasil Uji Kruskal Wallis menunjukkan terdapat perbedaan signifikan (P<0,05) pada jumlah dan harga dengan kondisi yang terjadi. Hasil uji lanjutan mengggunakan Uji Mann Whitney menunjukkan beberapa kondisi pada data tidak terdapat perbedaan (P>0,05) pada jumlah ternak yang dijual pada saat sebelum pandemi, saat pandemi, dan saat terjadinya PMK, dan sebagian besar menunjukkan adanya perbedaan signifikan (P<0,05) dikarenakan jumlah sapi yang terjual pada saat kondisi tersebut berbeda. Dapat disimpulkan bahwa kondisi yang terjadi pada Kota Jambi berpengaruh terhadap jumlah dan harga ternak sapi kurban yang dijual oleh pedagang ternak sapi kurban.

Kata Kunci : Harga, Struktur pasar, Konsentrasi penjual, Sapi kurban, Pandemi Covid-19, PMK Keterangan : 1). Pembimbing Utama

2). Pembimbing Pendamping

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

JUMLAH DAN HARGA TERNAK SAPI YANG DI JUAL DAN STRUKTUR PASAR TERNAK SAPI KURBAN DI KOTA

JAMBI PERIODE SEBELUM DAN MASA PANDEMI COVID-19

OLEH AQIL NAJMI

E10019043

Telah Diuji di Hadapan Tim Penguji

Pada Hari, Tanggal Bulan Tahun dan dinyatakan Lulus Ketua :Afriani H, S.Pt., M.P.

Sekretaris : Ir. Farizal, M.P.

Anggota : 1. Dr. Firmansyah, S.Pt., M.P.

2. Dr. Bagus Pramusintho, S.Pt., M.Sc.

3. Muhammad Farhan, S.Pt, MP

Menyetujui, Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Afriani H, S.Pt., M.P. Ir. Farizal, M.P.

NIP. 197004041995122002 NIP. 196112251987101001

Mengetahui, Mengetahui,

Wakil Dekan BAKSI Ketua Jurusan Peternakan

Fakultas Peternakan

Dr. Ir. H. Syafwan., M.Sc Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si.

NIP.196902071993031003 NIP. 197212101999031003

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Kota Jambi pada tanggal 08 Juli 2001.

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Ayahanda Ir. Sepriadi Erman M.Si., dan Ibu Ir.

Almaida. Penulis memulai pendidikan dari sekolah dasar SDN 108/II Muara Bungo, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 3 Muara Bungo, dan penulis juga melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Muara Bungo dan tamat pada tahun 2019.

Pada tahun 2019 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Jambi melalui jalur masuk SBMPTN dan memilih jurusan ilmu peternakan. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) pada tahun 2021 di Desa kota baru kecamatan Geragai. Penulis juga mengikuti Program Inovasi Desa (PRO-IDE) pada tahun 2021 di Desa Kota Baru Kecamatan Geragai.

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Jumlah Dan Harga Ternak Sapi Yang Di Jual Dan Struktur Pasar Ternak Sapi Kurban Di Kota Jambi Periode Sebelum Dan Masa Pandemi Covid-19” Adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah di sebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.

Jambi, Februari 2023

Aqil Najmi

(6)

i PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Jumlah Harga Dan Struktur Pasar Ternak Sapi Kurban Di Kota Jambi Periode Sebelum Dan Masa Pandemi Covid-19.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada Afriani H, S.Pt., M.P. sebagai dosen pembimbing utama dan Ir. Farizal, M.P. sebagai pembimbing pendamping yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis selama pembuatan Skripsi sehingga usulan penelitian ini dapat diselesaikan. penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya karena itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga Penelitian ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Afriani H, S.Pt., M.P. dan Bapak Ir. Farizal, M.P. selaku pembimbing yang selalu sabar membimbing penulis dan selalu memberikan motivasi, serta saran kepada penulis dalam menyusun skripsi ini, terimakasih telah banyak mengajarkan penulis menjadi seorang yang lebih berani dan menghargai orang lain tanpa membedakan.

2. Tim penguji skripsi saya Bapak Dr. Firmansyah, S.Pt., M.P. Bapak Dr. Bagus Pramusintho, S.Pt., M.Sc. dan Bapak Muhammad Farhan, S.Pt, M.P., yang telah bersedia memberikan waktunya sebagai penguji saya.

3. Kedua orang tua saya Ayahanda Ir. Sepriadi Erman, M.Si. dan Ibu Ir. Almaida yang selalu mendoakan, menasehati, memberikan kasih sayang, pengertian dan segalanya untuk mendukung penulis selama ini. Kakak saya Anisa Ermaida S.Pd, M.Pd.

(7)

ii 4. Pembimbing Akademik saya Ibu Prof. Dr. Ir. Ucop Haroen, M.S. yang telah

membimbing saya selama kuliah di Fakultas Peternakan.

5. Terimakasih penulis ucapkan kepada Muhammad Iqbal, Ridho Dwi Setiawan, Bondan Pratama, dan M.Hafidz Fajri.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dikemudian hari.

Jambi, Februari 2023

Aqil Najmi

(8)

iii DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Hipotesis ... 4

1.4. Tujuan Penelitian ... 5

1.5. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Ternak Sapi ... 7

2.2. Pedagang Ternak Sapi ... 8

2.3. Struktur Pasar (Market Strueture) ... 8

2.4. Dampsk Pandemi ... 9

2.5. Sapi Kurban ... 10

BAB III METODE PENELITIAN... 11

3.1. Tempat dan Waktu ... 11

3.2. Objek Penelitian ... 11

3.3. Jenis Penelitian ... 11

3.3.1. Sumber Data ... 12

3.4. Teknik Pengambilan Data ... 13

3.5. Metode Analisis ... 13

3.5.1. Pangsa Pasar (Market Share) ... 13

3.5.2. Konsentrasi Penjual ... 13

3.5.3. Uji Normalitas Distribusi Data ... 14

3.5.4. Uji Perbedaan ... 15

3.6. Operasional Variable ... 16

(9)

iv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian ... 17

4.2. Karakteristik Pedagang Sapi di Kota Jambi ... 18

4.2.1. Umur Pedagang Ternak Sapi di Kota Jambi ... 18

4.2.2. Pendidikan Peternak ... 18

4.2.3. Lama Berdagang Ternak Sapi Kurban ... 20

4.3. Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi ... 20

4.4. Harga Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi. ... 22

4.4.1. Harga Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 60 kg ... 22

4.4.2. Harga Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 70 kg ... 23

4.4.3. Harga Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 80 kg ... 24

4.4.4. Harga Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 90 kg ... 25

4.4.5. Harga Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 100 kg ... 26

4.5. Struktur Pasar Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi .... 28

4.5.1. Pangsa Pasar ... 28

4.5.2. Konsentrasi Penjual ... 29

4.6. Analisis Data ... 31

4.6.1. Uji Normalitas Distribusi Data ... 31

4.6.2. Uji Perbedaan ... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

5.1. Kesimpulan ... 36

5.1. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA ... 37

LAMPIRAN ... 42

(10)

v DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Kota Jambi ... 1

2. Populasi Ternak Sapid an Produksi Daging Sapi di Kota Jambi 2021 ... 2

3.Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Kurbandi Kota Jambi ... 19

4. Lama Berdagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi ... 20

5. Struktur Pasar Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi... 28

6. Konsentrasi Penjual Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi ... 30

7. Kriteria Konsentrasi Ratio... 31

8. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi ... 32

9. Hasil Uji Perbedaan Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi ... 33

10. Hasil Uji Pada Perubahan Harga Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Taksiran Bobot Daging ... 34

(11)

vi DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi pada tahun

2018-2022 ... 21 2. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Tafsiran Bobot Daging

60 kg di Kota Jambi 2018-2022 ... 23 3. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging

70 kg di Kota Jambi 2018-2022 ... 24 4. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging

80 Kg di Kota Jambi 2018-2022 ... 25 5. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Tafsiran Bobot Daging

90 kg di Kota Jambi 2018-2022 ... 26 6. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Tafsiran Bobot Daging

100 kg di Kota Jambi 2018-2022 ... 27

(12)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Kota Jambi... 17

(13)

viii

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jambi merupakan salah satu Kota dari 11 Kabupaten/Kota di provinsi Jambi dengan jumlah penduduk yang relatif banyak. Sebagai salah satu dari 2 kota yang ada dalam Provinsi Jambi.Kota Jambi merupakan ibu kota Provinsi Jambi sehingga menjadi kota terbesar (Ulfa & Fazriyas, 2020). Menurut BPS Provinsi Jambi (2020) penduduk Kota Jambi yang terdata dari 2017 hingga 2021 tercatat sebagaimana tabel berikut ini.

Tabel. 1 Jumlah Penduduk Kota Jambi

Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Pertambahan (%)

2017 591.134 0

2018 598.103 0,117

2019 604.734 0,110

2020 611.353 0,109

2021 612.365 0,001

Sumber: BPS Kota Jambi, 2022

Dari tabel 1 Dapat diketahui bahwa terjadi pertambahan jumlah penduduk yang cukup signifikan dari tahun 2017 – 2021. Jika dilihat dari persentasenya pertambahan penduduk meningkat sebesar 0,001% – 0,117% disetiap tahunnya.

Pada tahun 2017 menuju 2018 terjadi peningkatan sebesar 0,117%, Kemudian pada tahun 2018 menuju 2019 terjadi peningkatan 0,110%, selanjutnya pada tahun 2019 menuju 2020 terjadi peningkatan 0,109%, dan pada tahun 2020 menuju 2021 terjadi peningkatan 0,001%. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun, mengakibatkan meningkat pula kebutuhan pangan bagi masyarakat Kota Jambi.

Pangan merupakan kebutuhan yang harus

(15)

2 terpenuhi bagi setiap manusia. Kecukupan konsumsi pangan hewani merupakan sesuatu yang sangat penting untuk mewujudkan konsumsi pangan hewani yang berkualitas gizi seimbang (Farhan, 2008). Protein hewani terbagi atas 3 yaitu susu, daging dan telur.

Menurut Sirat, (2021) Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai yang sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan pula produksi ternak sapi yang baik guna memenuhi kebutuhan daging masyarakat Kota Jambi.

Berdasarkan data dari BPS Provinsi Jambi (2020) Ternak sapi di Kota Jambi berjumlah 1.526 ekor. Jumlah sapi ini sangat tidak seimbang dengan pertambahan penduduk di Kota Jambi. Dengan meningkatnya penduduk akan menyebabkan kebutuhan (demand) daging sapi selalu lebih tinggi dibandingkan dengan produksi/populasi (supply) yang tersedia (Nursholeh, dkk. 2020). Selengkapnya data populasi dan produksi daging sapi di Kota Jambi tahun 2021 disajikan pada tabel 2.

Tabel .2 Populasi Ternak Sapi dan Produksi Daging Sapi di Kota Jambi 2021 Tahun Populasi Ternak (Ekor) Pertumbuhan (%)

2017 2,957 0

2018 2,314 -21,7

2019 1,922 -16,9

2020 1,526 -20,6

2021 1,901 24,5

Rata – rata pertumbuhan populasi sapi per tahun -8,8%

Sumber: BPS Kota Jambi, 2022

Berdasarkan tabel di atas populasi sapi mengalami fluktasi yang cukup signifikan. Selama periode tahun (2017-2021) cenderung mengalami penurunan.

Terlihat pada tahun 2017 jumlah populasi sapi di kota Jambi 2,975 sedangkan pada tahun 2021 sapi di Kota Jambi berjumlah 1,901. Jika diakumulasikan maka penurunan populasi ternak sapi periode 2017 – 2021 adalah sebesar -9%. Penurunan awal terjadi pada tahun 2017 – 2018 yaitu sebesar -21,7%, kemudian pada tahun

(16)

3 2018 – 2019 terjadi penurunan juga yaitu sebesar -16,9%, selanjutnya penurunan terjadi pada tahun 2019 – 2020 yaitu sebesar -20.6%, dan pada tahun 2020 – 2021 terjadi kenaikain yaitu sebesar 24,5%.

Pandemi dengan kurun waktu yang relatif lama cukup mempengaruhi struktur pasar ternak sapi di Kota Jambi. Berdasarkan struktur pasarnya, penjualan ternak di Kota Jambi menganut struktur pasa oligopoli. Struktur pasar dapat mempengaruhi kemampuan produsen atau pedagang dalam pembentukan harga.

Pedagang/produsen tidak memiliki kekuatan untuk mengatur harga pada pasar persaingan sempurna (kompetitif). Harga dapat dipengaruhi oleh struktur pasar yang tidak sempurna, sehingga pedagang/produsen dapat bertindak sebagai pembentuk harga apabila sturktur pasarnya monopoli. Beberapa struktur komoditas pertanian tidak sempurna sehingga pedagang dapat mengatur harga pasar (Tjahjono .dkk, 2008).

Terjadinya Pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengeluarkan regulasi atau aturan untuk mengurangi penyebaran virus tersebut. Wajibnya penggunaan masker bagi masyrakat guna mencegah penularan virus covid-19 tertera pada KEPPRES Nomor 11 Tahun 2020 dan Pada PP Nomor 21 Tahun 2020 dibuat kebijakan untuk melakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) disetiap daerah, Himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk melakukan pekerjaan dari rumah (working for home) dan menjaga jarak secara fisik ( social/ physicaldistanc ing) serta kebijakan beberapa pemerintah daerah yang mengimplementasikan karantina wilayah secara parsial dan melakukan pembatasan kegiatan dikeramaian, telah membuat perubahan situasi yang baru di hampir semua aspek kehidupan, termasuk perubahan pola rantai pasok pangan. Masa pandemi Covid-19 terjadi banyak sekali perubahan harga terkait dengan pemasaran ternak harga yang dijual oleh peternak ke pedagang mengalami penurunan dari harga sebelum masa pandemi Covid-19 (Djailani, dkk. 2021). Pandemi Covid-19 membuat harga beberapa bahan pangan menjadi tidak menentu pada bahan pangan yang sifatnya fluktuatif seperti daging sapi. Akibat dari pandemi Covid-19 pasokan pangan tertentu terganggu karena dibatasinya aktivitas produksi dan distribusi (Firdaus, 2021).

(17)

4 Adanya pembatasan dan kebijakan pemerintah saat pandemi berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi masyrakat. Terbatasnya pergerakan konsumen antar daerah membuat dampak penurunan penjualan. Konsumen atau pembeli dari ternak sapi kurban di daerah Kota Jambi tidak hanya berasal dari dalam kota tetapi juga dari luar kota yang membeli ternak sapi pada pedagang yang ada. Adanya PSBB dan lock down daerah membuat pedagang ternak sulit untuk melakukan pengantaran ternak kepada pembeli.

Persentase naik turunnya permintaan ternak sapi kurban di Kota Jambi di sebakan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah hari Raya Idhul Adha. Hari besar keagamaan seperti Idul Adha cukup mempengaruhi struktur pasar. Struktur pasar juga dapat dianalisis berdasarkan hambatan masuk pasarnya. Sejumlah produsen yang keluar masuk pasar, akan mempengaruhi produsen lain yang telah ada sebelumnya, selain itu juga akan mempengaruhi perilaku pasarnya (Arum, dkk.

2019). Kenaikan permintaan daging sapi ini berbanding lurus dengan populasi ternak sapi yang ada di Kota Jambi. Untuk saat ini Kota Jambi belum mampu memenuhi permintaan daging sapi dikarenakan produksi ternak sapi yang relatif kecil. Hal ini disebabkan karena sumber daya terbatas atau adanya komoditas alternatif yang lebih menguntungkan (Muthalib, dkk. 2010).

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Jumlah dan Harga Ternak Sapi Kurban yang di Jual dan Struktur Pasar Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi Periode Sebelum dan Masa Pandemi Covid-19”

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perbedaan jumlah ternak sapi kurban yang terjual oleh pedagang sapi di Kota Jambi periode sebelum covid (2018-2019) dengan periode masa pandemi (2020-2022).

2. Bagaimana perbedaan harga ternak sapi kurban yang terjual oleh pedagang sapi di Kota Jambi periode sebelum covid (2018-2019) dengan periode masa pandemi (2020-2022).

3. Bagaimana struktur pasar ternak sapi di Kota Jambi berdasarkan konsentrasi penjual.

(18)

5 1.3. Hipotesis

1. Terdapat perbedaan jumlah ternak sapi kurban yang terjual oleh pedagang sapi di Kota Jambi periode sebelum covid (2018-2019) dengan periode masa pandemi (2020-2022).

2. Terdapat perbedaan harga ternak sapi kurban yang terjual oleh pedagang sapi di Kota Jambi periode sebelum covid (2018-2019) dengan periode masa pandemi (2020-2022).

3. Stuktur pasar ternak sapi di Kota Jambi berdasarkan konsentrasi penjual adalah oligopoli.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan jumlah ternak sapi Kurban yang terjual oleh pedagang sapi di Kota Jambi periode sebelum covid (2018-2019) dengan periode masa pandemi (2020-2022).

2. Untuk mengetahui perbedaan harga ternak sapi Kurban yang terjual oleh pedagang sapi di Kota Jambi periode sebelum covid (2018-2019) dengan periode masa pandemi (2020-2022).

3. Untuk mengetahui struktur pasar ternak sapi kurban di Kota Jambi berdasarkan konsentrasi penjual.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu sosial ekonomi peternakan khususnya peternakan sapi berupa struktur pasar ternak sapi di Kota Jambi.

2. Penelitian ini juga bermanfaat dalam aplikasi pengembangan peternakan sapi berupa :

a. Pemerintah daerah Kota Jambi sebagai bahan informasi untuk penyusunan kebijakan pembangunan peternakan khususnya mengenai pasar ternak untuk menghadapi panen raya Idul Adha yang berada di Kota Jambi.

b. Pedagang sapi sebagai bahan informasi mengenai penjualan dan harga ternak sapi hari raya Idul Adha ke depan.

c. Peneliti lain sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

(19)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ternak Sapi

Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai kontribusi terbesar sebagai penghasil daging, serta untuk pemenuhan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Berdasarkan Rencana Strategis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 (Ditjen PKH 2011), daging sapi merupakan 1 dari 5 komoditas bahan pangan yang ditetapkan dalam RPJ (Yuliana, dkk 2014).

Ternak sapi merupakan salah satu komoditi peternakan yang dapat menghasi lkan protein hewani, berdirinya perusahaan-perusahaan peternakan sapi merupakan salah satu kondisi yang dapat membantu pemerintah dalam pembangunan peternakan sapi terutama dalam menyediakan daging sapi yang bermutu, yang sesuai dengan kemampuan atau daya beli konsumen (Yusdja dkk 2003).

Sapi dapat memberikan manfaat yang lebih luas dan ekonomis dibandingkan ternak lainnya. Beberapa manfaat sapi dapat diuraikan di bawah ini karena nilai ekonominya yang tinggi, yaitu sebagai berikut : 1) Sapi adalah salah satu hewan ternak yang terkait dengan budaya masyarakat, misalnya sapi untuk keperluan sesajen, sebagai sapi karapan di Madura dan sebagai ukuran harkat dan martabat manusia dalam masyarakat (kedudukan sosial). 2) Sapi sebagai simpanan bagi para petani di desa-desa pada umumnya sudah terbiasa dengan hasil panen yang mereka jual, kemudian membeli beberapa ekor sapi. Sapi-sapi pada saat kelaparan atau untuk berbagai keperluan dapat dilepaskan atau dijual kembali. 3) Kualitas dan harga daging atau kulit berada pada urutan teratas jika dibandingkan dengan daging atau kulit kerbau. 4) Memberikan kesempatan kerja, banyak usaha peternakan sapi di Indonesia yang mampu dan mampu menampung tenaga kerja yang banyak sehingga dapat menghidupi banyak keluarga juga. 5) Hasil sampingnya masih sangat bermanfaat seperti pupuk kandang untuk pertanian, tulang dapat digiling untuk tepung tulang sebagai bahan baku mineral atau dibuat lem, darah dapat direbus, dikeringkan dan digiling menjadi tepung darah yang sangat bermanfaat

(20)

7 bagi unggas dan hewan lainnya. Utara dan sebagainya, dan kulit dapat digunakan untuk berbagai keperluan dibidang seni, pabrik dan lain-lain (Sugeng, 2000).

Seekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebanyak 8-10 kg/hari yang apabila diproses akan menjadi 4-5 kg pupuk organik. Potensi pupuk organik ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mempertahankan kesuburan lahan, melalui siklus unsur hara secara sempurna. Peternakan sapi merupakan suatu industri dibidang agribisnis dengan rantai kegiatannya tidak hanya terbatas pada kegiatan on farm tetapi juga meluas hingga kegiatan di hulu dan hilir sebagai unit bisnis pendukungnya. Di hulu, produksi bibit, pakan, sapronak merupakan kegiatan besar yang sangat mendukung tercapainya produktivitas sapi yang hebat sementara di hilir penanganan pascapanen memegang peranan yang sangat kuat untuk meningkatkan kualitas dan nilai tambah (value added) bagi daging sapi. Kegiatan kegiatan tersebut perlu dilakukan secara integritas agar terbentuk sistem industri peternakan sapi yang kuat (Rianto dan Purbowati 2009).

Pengembangan sapi memerlukan pengelompokan basis wilayah yang disesuaikan dengan daya dukung (carrying capacity) sebagai model pengembangan ke depan. Potensi pakan terintegrasi dengan tanaman pangan, perkebunan dan kehutanan dan sudah mengarah pada usaha semikomersial. Selain itu, area penggembalaan, sumber daya manusia, teknologi tepat guna, sarana pendukung dan potensi pasar merupakan aspek yang menjadi pertimbangan (Priyanto, 2011).

Pengembangan usaha ternak ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan peningkatan daya beli masyarakat melalui perbaikan pendapatan. Agar dapat mencapai tujuan tersebut strategi yang dipakai adalah meningkatkan partisipasi masyarakat secara aktif, mendorong investasi usaha ternak di pedesaan serta pemberdayaan masyarakat petani-ternak (Sudaryanto dan Jamal, 2000).

2.2. Pedagang Ternak Sapi

Perdagangan hewan termasuk perdagangan yang dilakukan di pasar tradisional. Para pelakunya sebagian besar terdiri dari masyarakat pedesaan, baik itu pedagang maupun pembeli. Hal ini disebabkan, masyarakat pedesan menjadikan hewan ternak khususnya sapi sebagai bentuk penyimpanan kekayaan

(21)

8 atau investasi terutama bagi masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani (Farid dan Zahroh, 2015).

Rahmanto (2005) ketergantungan peternak terhadap jasa pedagang pengumpul dalam pemasaran ternaknya cukup tinggi, meskipun tersedia fasilitas pasar yang memadai. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: tingkat skala usaha peternak relatif kecil, sehingga pengeluaran biaya angkutan ke pasar tidak efisien; peternak tidak menguasai cukup pengetahuan mengenai kondisi pasar, transaksi didasarkan pada taksiran pembeli, tidak ada patokan tertentu yang jelas dalam penentuan harga, seperti berat ternak dan indikator-indikator yang terukur lainnya sehingga melemahkan posisi tawar peternak.

2.3 Struktur Pasar (Market Structure)

Struktur pasar dianggap mempengaruhi perilaku melalui tingkah laku perusahaan-perusahaan yang beroperasi dalam industri dan pada akhirnya akan mempengaruhi kinerjanya dalam hubungan satu arah atau satu jalur. Struktur suatu pasar di dalam industri dapat digambarkan dengan rasio konsentrasi (concentration ratio). Tinggi rendahnya tingkat konsentrasi pada suatu industri memberikan arti yang berbeda pada struktur pasar industri. Tingkat konsentrasi juga dapat menimbulkan market power bagi industri. Dari market power yang dimiliki, perusahaan dalam industri tersebut dapat menguasai pasar (Lusiana, 2011)

Struktur pasar menunjukkan karakteristik pasar, seperti elemen jumlah pembeli dan penjual, keadaan produk, keadaan pengetahuan penjual dan pembeli, serta keadaan rintangan masuk pasar. Perbedaan pada elemen-elemen tersebut membedakan cara masing-masing pelaku pasar dalam industri berperilaku, yang pada akhirnya akan menentukan perbedaan kinerja pasar yang terjadi (Teguh, 2010).

Setiap perusahaan memiliki pangsa pasarnya sendiri yang besarnya berkisar antara 0 persen hingga 100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar telah menjadi pusat perhatian perusahaan dalam menilai kekuatan pasar. Pangsa pasar yang besar menandakan kekuatan pasar yang besar, sebaliknya pangsa pasar perusahaan yang kecil berarti perusahaan tidak mampu bersaing dalam tekanan

(22)

9 persaingan (Jaya, 2001).

Hubungan yang positif antara profit usaha dan struktur pasar dikaitkan dengan keuntungan yang dibuat oleh pangsa pasar karena usahanya semakin efisien. Pada saatnya, keuntungan ini akan mendorong peningkatan konsentrasi pasar. Peningkatan profit diasumsikan akan semakin bertambah maka semakin efisien usahanya karena makin efisien dan bukan karena aktivitas kolusi sebagaimana pada paradigma SCP yang pertama (tradisional) (Agustin, dkk. 2013).

2.4 Dampak Pendemi

Menurut Sembada dkk (2021) menyatakan pandemi ini menyebabkan ketidakstabilan dan terganggunya sisi penawaran dan permintaan pada setiap aktivitas ekonomi. Dampaknya juga terjadi pada rantai tataniaga produk pertanian secara luas termasuk peternakan. Akibat Covid – 19 terhadap sektor peternakan yakni menimbulkan dampak ekonomi dan menurunnya pendapatan keluarga dalam mengakses bahan pangan terutama asal ternak dengan harga yang terjangkau serta menurunnya serapan pasar terhadap produk ternak terutama karkas dan daging sapi yang disebabkan rendahnya daya beli (A’Yuni, 2021).

Dibidang peternakan, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberikan dampak terutama terhadap peternakan komersial. Perlu kajian dan teknologi peternakan dan kesehatan hewan yang harus diciptakan menghadapi era normal setelah pandemi COVID-19. Pandemi ini telah memberi dampak yang besar termasuk di bidang peternakan terutama ketika ada aturan PSBB. Dampak ini dapat dilihat pada mobilitas manusia secara umum termasuk kebutuhan pokok peternakan. Di samping itu, PSBB juga akan berpengaruh terhadap distribusi atau transportasi bahan pakan, pakan, harga dan lain-lain. Secara tidak langsung, diduga terdapat dampak akibat adanya aturan tentang PSBB dan aturan lain yang membatasi aktifitas manusia terhadap ketersediaan pakan ternak. Untuk itu perlu diamati dampak pandami COVID-19 terhadap ketersediaan pakan ternak, produk peternakan dan daya beli masyarakat di lapangan (Tiesnamurti, 2020).

Produk pangan hewani merupakan barang normal dengan nilai elastisitas pendapatan umumnya lebih tinggi dari produk pangan nabati. Perubahan

(23)

10 permintaan terhadap produk pangan hewani lebih sensitif terhadap perubahan pendapatan masyarakat. Kebijakan PSBB untuk menekan penularan Covid-19 menyebabkan kegiatan distribusi bahan baku industri terhambat dan kegiatan berproduksi terhenti (Ilham dan Haryanto, 2020).

2.5 Sapi Kurban

Pelaksanaan ibadah kurban adalah pelaksanaan penyembelihan hewan kurban harus dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat dan adab penyembelihan (Auliyah, 2021). Peternak yang mampu menangkap peluang kebutuhan hewan kurban dimungkinkan akan mendapat keuntungan yang lebih dibanding penjualan pada hari biasa, momentum Idul Adha seringkali membawa pengaruh terhadap harga hewan kurban yang sudah memenuhi kriteria karena konsumen akan membeli dengan dasar suka dan harga sudah jarang diperhitungkan, selain peternak yang sering mengambil peluang adalah pedagang pengempul/penyedia hewan kurban juga menyiapkan berbagai jenis hewan yang diprediksi akan disukai oleh konsumen, variasi jenis hewan ruminansia dan ukuran sudah disiapkan agar konsumen memiliki pilihan dalam menentukan sesuai anggaran yang tersedia (Solikin.dkk, 2021).

Penyembelihan hewan kurban adalah aktivitas atau ritual ibadah pemotongan ternak ruminansia yang dilaksanakan pada hari Raya Idul Adha dan dilaksanakan di masjid atau di luar Rumah Potong Hewan (RPH). Keterbatasan fasilitas di luar RPH juga berpengaruh terhadap kesejahteraan hewan sehingga mempengaruhi kualitas daging kurban (Winarso dkk, 2018).

(24)

11 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian tentang struktur ternak sapi kurban berdasarkan konsenstrasi pembeli di Kota Jambi pada periode sebelum dan masa pandemi Covid-19 akan dilaksanakan di Kota Jambi. Selanjutnya penelitian ini akan dimulai pada tanggal 19 Juni 2022 hingga 19 Juli 2022.

3.2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Objek yang diteliti berupa orang, benda, transaksi atau kejadian. Objek pada penelitian ini adalah peternak sapi kurban di daerah kota jambi.

3.3. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu suatu penelitian dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi yang bertujuan memperoleh generalisasi sejauh populasi dari mana sampel tersebut diambil. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini dilakukan sampai taraf inferensial (penelitian inferensial). Penelitiaan ini dilaksanakan di Kota Jambi.

Proses penelitian survey merupakan suatu fenomena sosial dalam bidang pendidikan yang menarik perhatian peneliti. Penelitian survery menggambarkan proses transformasi komponen informasi ilmiah (Iskandar, 2010). Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei, yaitu melakukan pengumpulan data atau informasi dengan memberikan daftar pertanyaan berupa kuisioner kepada responden individu. Menurut Hardani dkk (2020) penelitian survei adalah penelitian yang bertujuan untuk (1) mencari informasi faktual yang mendetail yang mencandra gejala yang ada; (2) mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan; (3)

(25)

12 untuk mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan masalah, sebagai bahan penyusunan rencana dan pengambilan keputusan dimasa mendatang.

3.3.1. Sumber Data

Data yang disimpulkan dalam penelitian ini terbagi dalam 2 sumber yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer dalam suatu penelitian diperoleh langsung dari sumbernya dengan melakukan pengukuran, menghitung sendiri dalam bentuk angket, observasi, wawancara dan lain-lain. Data primer pada penelitian ini meliputi : karakteristik pedagang ternak sapi, harga ternak sapi, jumlah ternak sapi, jumlah ternak sapi yang terjual, jumlah ternak sapi yang dibeli, jenis ternak sapi dan asal ternak sapi.

2. Data Sekunder

Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer. Sudijono, (2006) menyatakan data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung atau bersumber dari tangan kedua. Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, laporan historis yang telah tersusum dalam arsip, baik yang dipublikasikan di mana data sekunder yang terdapat dalam penelitian ini meliputi : profil Kota Jambi, populasi ternak sapi lima tahun terakhir dan kebijakan- kebijakan pembangunan peternakan dan lain-lain.

3.4. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Penentuan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan sebuah metode sampling non random sampling dimana metode menentukan identitas spesial yang cocok dengann tujuan riset sehinggaa diharapkan bisa menanggapi kasus riset (Lenaini, 2021). Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 11 orang dengan kriteria pedagang

(26)

13 berjualan ternak sapi setiap hari, dan menjual sapi kurban.

3.5. Motode Analisis

3.5.1. Pangsa Pasar (Market Share)

Analisis Pangsa Pasar dimana seluruh perusahaan mempunyai pangsa pasar yang berbeda dari perusahaan lain, yang berkisar antara 0 - 100 % dari keseluruhan total penjualan yang berada di pasar. Market Share atau Pangsa Pasar memberi gambaran tentang keuntungan yang diperoleh perusahaan dari total hasil penjualannya. Adapun beberapa kriteria Pangsa Pasar yang harus diketahui adalah sebagai berikut (Aminursita dan Abdullah. 2018):

a) Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki hasil 100 % dari pangsa pasar.

b) Perusahaan Dominan, bila memiliki 80 – 100 % dari pangsa pasar dan tanpa pesaing kuat.

c) Oligopoli ketat, jika empat perusahaan terkemuka memiliki 60 – 100% dari pangsa pasar.

d) Oligopoli longgar, jika empat perusahaan terkemuka memiliki 40 - < 60%

pangsa pasar.

e) Persaingan monopolistik, jika banyak pesaingg yang efektif tidak satupun yang memiliki lebih dari 10% pangsa pasar.

f) Persaingan murni, jika lebih dari 50 pesaing, tidak satupun yang memiliki pangsa pasar berarti.

3.5.2. Konsentrasi Penjual

Konsentrasi ratio dalam penelitian ini adalah jumlah komoditas daging sapi yang dibeli oleh pedagang tertentu dibandingkan dengan jumlah yang diperdagangkan. Konsentrasi ratio (Kr) dapat diketahui dengan menggunakan rumus berikut.

Jumlah yang diperdagangkan

Kr = X 100 % Jumlah yang dibeli

(27)

14 Kriteria :

1. Apabila terdapat satu pedagang yang mempunyai Kr minimal 95% maka pasar cenderung ke pasar persaingan monopoli.

2. Apabila terdapat empat pedagang yang mempunyai Kr minimal 80% maka pasar tersebut mempunyai tendensi ke persaingan oligopoli dengan konsentrasi tinggi.

3. Apabila terdapat delapan pedagang dengan Kr minimal 80% maka tendensi pasar tersebut mengarah ke struktur pasar oligopoli dengan konsentrasi sedang.

Konsentrasi pasar dapat ditentukan dengan nilai konsentrasi rasio (Kr) sebagai berikut:

1) Jika terdapat satu pedagang (Kr1) memiliki nilai Kr 95%, maka pasar cenderung ke pasar persaingan monopoli.

2) Jika terdapat empat pedagang (Kr4) memiliki nilai Kr < 80%, dinamakan oligopoli konsentrasi sedang.

3) Jika terdapat empat pedagang (Kr4) memiliki nilai Kr ≥ 80%, dinamakan oligopoli konsentrasi tinggi.

4) Jika terdapat delapan pedagang (Kr8) memiliki nilai Kr < 80%, dinamakan oligopoli konsentrasi rendah.

5) Jika terdapat delapan pedagang (Kr8) memiliki nilai Kr ≥ 80%, dinamakan oligopoli konsentrasi sedang.

3.5.3. Uji Normalitas Distribusi Data

Pengujian normalitas distribusi data perlu dilakukan sebelum melakukan uji lebih lanjut untuk menentukan uji yang digunakan. Uji Normalitas Data menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dan Uji Shapiro Wilk dengan program SPSS

Kriteria keputusan Uji Normalitas Distribusi Data :

- Jika probabilitas (Sig) ≥ 0.05, maka data berdistribusi normal.

- Jika probabilitas (Sig) < 0.05, maka data berdistribusi tidak normal.

(28)

15 3.5.4. Uji Perbedaan

Apabila data yang diuji memiliki hasil sig P > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Jika data memiliki distribusi normal maka dilanjukan dengan menggunakan uji paramaterik dengan menggunakan Uji Beda Independent Sample T Test dan sebaliknya jika data dari hasil uji menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka menggunakan Uji Non Parametrik dengan menggunakan Uji Kruskal Wallis dan Uji Post Hoc dengan Uji Mann Whitney.

Apabila terdapat perbedaan signifikan pada Uji Kruskal Wallis maka dapat dilakukan uji lanjut dengan menggunakan Uji Mann Whitney untuk mencari perbedaan antar kondisi.

Kriteria keputusan pada Uji Kruskal Wallis

- Jika probabilitas (Asymp. Sig) ≥ 0.05, maka tidak terdapat perbedaan signifikan pada data yang diuji dengan kondisi.

- Jika probabilitas (Asymp. Sig) < 0.05, maka terdapat perbedaan signifikan pada data yang diuji dengan kondisi.

3.6. Operasional Variable

Operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel- variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini operasional variablenya adalah sebagai berikut :

1. Sapi kurban adalah sapi yang diperjual belikan yang memenuhi syarat untuk tujuan ibadah kurban pada Idul Adha yang memiliki puncak penjualan tertinggi setiap tahun dengan satuan ekor.

2. Pedagang sapi kurban adalah pedagang yang menjual ternak sapi setiap hari dan ikut menjual ternak sapi yang memenuhi syarat untuk dijadikan sapi kurban dengan satuan orang.

3. Harga beli adalah harga ternak yang dibeli oleh konsumen pada pedagang ternak dengan satuan rupiah per ekor.

(29)

16 4. Asal ternak adalah dari mana ternak itu berasal dan dibeli oleh pedagang sapi

kurban tersebut.

(30)

17 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian

Provinsi Jambi merupakan salah satu Provinsi yang berada di pulau sumatera, Kota Jambi memiliki jumlah penduduk terbanyak diantara kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi dengan jumlah penduduk 612.365 jiwa pada tahun 2021, dengan luas wilayah 205,38 ribu kilometer persegi (km²) yang memiliki batas wilayah dari sebelah utara yakni daerah Maro Sebo dan Taman Rajo, batas Selatan : Mestong dan Sungai Gelam, Batas Timur : Kumpeh Ulu dan Sungai Gelam, batas Barat : Jambi Luar Kota. Secara administratif Kota Jambi terbagi atas 11 kecamatan dan 62 Keluran/Desa.

Gambar_ Peta Kota Jambi

Gambar 1. Peta Kota Jambi

Dengan jumlah penduduk yang terbanyak di Provinsi Jambi tentu saja mempengaruhi keberagaman agama yang ada di Provinsi Jambi, berdasarkan BPS Provinsi Jambi (2021) persentase penganut agama Islam di Kota Jambi 99,10%, Protestan 0,61%, Katolik 0,18%, dan Budha 0,10%, maka berdasarkan data tersebut agama islam merupakan mayoritas agama yang paling banyak dianut di Kota Jambi.

Jenis mata pencaharian masyarakat Kota Jambi tentu saja beragam, ada yang bertani, pedagang, Pegawai Negeri Sipil (PNS), swasta dan Nelayan

(31)

18 4.2. Karakteristik Pedagang Sapi di Kota Jambi

4.2.1. Umur Pedagang Ternak Sapi di Kota Jambi

Umur pedagang dapat dijadikan sebagai suatu aspek yang dapat menentukan produktivitas seseorang serta kemampuan fisiknya. Umur dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam melihat aktifitas seseorang dalam bekerja, dimana kondisi umur yang masih produktif, maka kemungkinan besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

Berdasarkan data penelitian ini dari semua pedagang yang ada di Kota Jambi, semuanya termasuk umur produktif. Karena dari sebelas pedagang tesebut memiliki umur berkisar 34-63 tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (2020) bahwa umur produktif berkisar 15-64 tahun, pada umur produktif seorang pedagang biasanya memiliki kemampuan fisik yang masih baik sehingga dapat bekerja dengat cepat dan lebih produktif. Hasanah dan Widowati (2011) mengemukakan adanya pengaruh usia tenaga kerja terhadap produktivitas tenaga kerja. Usia muda mencerminkan fisik yang kuat sehingga mampu bekerja cepat sehingga output yang dihasilkan juga meningkat, dan sebaliknya. Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik tenaga kerja. Usia muda, produksi yang dihasilkan besar, usia tua produktivitasnya menurun.

Kemampuan fisik seseorang saat umur produktif cenderung lebih kuat dan dapat menyerap berbagai informasi dalam proses belajar dan pedagang dalam usia produktif biasanya cenderung memiliki pengetahuan yang besar terhadap perkembangan teknologi dan lebih mempunyai keberanian dalam mengambil resiko demi kemajuan usaha ternak yang diperjualbelikan dan juga biasanya lebih kuat dalam segi tenaga guna melakukan perdagangan ternak.

4.2.2. Pendidikan Peternak

Pendidikan peternak merupakan salah satu aspek yang berperan penting dalam meningkatkan karakter dan kualitas diri seorang peternak serta dapat mempengaruhi tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM). Selengkapnya data mengenai Pendidikan peternak sapi kurban di Kota Jambi dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

(32)

19 Tabel 3. Tingkat Pendidikan Peternak Sapi Kurban di Kota Jambi

No Tingkat Pendidikan Peternak (Orang) Persentase (%)

1 SD 3 27,28

2 SMP 2 18,18

3 SMA 4 36,36

4 Perguruan Tinggi 2 18,18

Jumlah 11 100,00

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pedagang sapi kurban di Kota Jambi paling banyak berpendidikan SMA dengan persentase 36,36%. Berdasarkan data tersebut maka dapat diasumsikan bahwa semakin tinggin tingkat ilmu pengetahuan atau pendidikan seorang peternak, maka kualitas diri seorang peternak juga akan semakin meningkat dan sebaliknya jika ilmu pengetahuan atau pendidikan seorang peternak rendah maka kualitas dari segi pengetahuan, wawasan, dan keterampilan juga akan semakin rendah hal itu dapat berdampak kepada produktivitas kerja dari seorang peternak. Hal ini selaras dengan pendapat Makatita dan Isbandi (2014) yang menyatakan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka kualitas mereka akan semakin meningkat dan sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan maka kualitas mereka baik dari segi pengetahuan, keterampilan, sikap dan wawasan, pengembangan daya nalar, dan analisis semakin rendah pula.

Suyono dan Hermawan (2013) juga berpendapat bahwa pendidikan tidak hanya akan menambah wawasan dan pengetahuan tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja. Tingkat pendidikan secara formal yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dalam penelitian ini merupakan tingkat pendidikan formal terakhir yang diikuti oleh pedagang.

4.2.3. Lama Berdagang Ternak Sapi Kurban

Lama berdagang merupakan salah satu parameter yang penting bagi seorang peternak, semakin lama peternak menghadapi permasalahan dan menyelesaikan masalah tersebut maka peternak dapat pengalaman tersendiri bagi pelaku usaha tersebut menyelesaikan sebuah permsalahan. Selengkapnya data lama berdagang

(33)

20 ternak sapi kurban di Kota Jambi dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Lama Berdagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi

No Lama Berdagang (Tahun) Pedagang (Orang) Persentase (%)

1 <10 2 18,18

2 10-20 6 54,54

3 20-30 1 9,10

4 >30 2 18,18

Jumlah 11 100,00

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar pedagang sapi tersebut sudah berpengalaman 10-20 tahun dengan persentase (54,54%), artinya peternak yang ada di Kota Jambi dikategorikan sudah cukup lama berdagang.

Semakin lama berdagang maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki pedagang tersebut yang dapat dijadikan dasar dalam mengatasi permasalahan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar dan Arfa’i (2007), umur dan pengalaman beternak akan mempengaruhi kemampuan peternak dalam menjalankan usaha ternaknya. Peternak yang memiliki pengalaman yang lebih tinggi, akan selalu berhati-hati dalam bertindak dan menjadikan pengalaman buruk masa lalu sebagai penyemangat untuk berubah. Soekartawi (2002) menambahkan, peternak yang lebih berpengalaman akan lebih cepat menyerap inovasi teknologi dibanding dengan peternak yang belum atau kurang berpengalaman.

4.3. Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi

Usaha peternakan dibidang apapun, hasil akhir yang diinginkan adalah dimana produsen (peternak) bertemu dengan konsumen (masyarakat) sehingga terjadilah proses transaksi penjualan ternak. Hal tersebut terbilang sederhana tetapi prosesnya sangat rumit, mengingat kepentingan akan mata uang memuat beragam kepentingan lain di dalamnya. Akibat adanya pandemi Covid-19 yang menyerang sektor kesehatan dan terjadinya wabah PMK sehingga pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berdampak kepada kegiatan sektor peternakan, dimana pada sektor peternakan pada bagian penjualan ternak mengalami penurunan pada proses jual beli ternak sapi.

(34)

21 Grafik 1. Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi pada tahun

2018-2022

Berdasarkan grafik 2 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2018 ke 2019 penjualan ternak sapi di Kota Jambi mengalami peningkatan, sementara pada tahun 2020 penjualan ternak kurban mengalami penurunan hal ini di sebabkan karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan perekonomian masyarakat menurun, banyak orang yang di PHK sehingga pendapatan masyarakat juga mengalami penurunan, dan juga pemerintah melakukan PSBB yang menjadikan penjualan ternak mengalami penurunan. Hal ini selaras dengan pendapat Rosmaiti dkk (2020) yang berpendapat bahwa adanya Pandemi Covid-19 menyebabkan kesulitan untuk menggembalakan ternak, mencari pakan ternak, dan melakukan transaksi jual beli.

Pada tahun 2021 penjualan ternak sapi di Kota Jambi mengalami penurunan hal ini dikarenakan terjadinya puncak pandemi Covid-19. Hal ini sesuai dengan pendapat Tiesnamurti (2020) yang menyatakan bahwa pandemi ini telah memberi dampak yang besar termasuk di bidang peternakan terutama ketika ada aturan PSBB. Dampak ini dapat dilihat pada mobilitas manusia secara umum termasuk kebutuhan pokok peternakan. Di samping itu, PSBB juga akan berpengaruh terhadap distribusi atau transportasi bahan pakan, pakan, harga dan lain-lain

Pada tahun 2022 penjualan ternak kurban di Kota Jambi mengalami kenaikan namun tidak signifikan, penjualan ternak sapi kurban sebanyak 871 ekor, Hal

0 13,52

-39,00

-10,20

20,78

-80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80

0 200 400 600 800 1000 1200 1400

2018 2019 2020 2021 2022

Presentase perubahan %

Jumlah Penjualan Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi Pada Tahun 2018-2022

Jumlah (ekor) perubahan (%)

Sebelum Pandemi Awal Pandemi Saat Pandemi Saat Pandemi dan PMK 1161

1318

804 722

872

(35)

22 tersebut dikarenakan masyarakat sudah mulai terbiasa dengan kondisi pandemi, banyak masyaarakat yang sudah mulai beraktivitas seperti biasanya sehingga mayoritas penduduk di Kota Jambi yang beragama islam banyak membeli sapi untuk berkurban meskipun terjadi PMK (penyakit mulut dan kuku).

4.4. Harga Ternak Sapi Kurban Di Kota Jambi

Berdasarkan harga ternak sapi kurban di Kota Jambi memiliki penentuan harga jual. Penentuan harga ternak sapi ditentukan dari kualitas yang baik dan bagus, dimana ternak sapi yang bagus terlihat dari umur, ukuran badan, dan berat daging atau bobot daging. Penjualan sapi kurban di Kota Jambi berdasarkan tafsiran bobot daging yang di mana terbagi atas 60 kg, 70 kg, 80 kg, 90 kg dan 100 kg.

4.4.1. Harga Ternak Sapi Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 60 Kg

Berdasarkan grafik 3 di bawah dapat dilihat bahwa harga jual ternak sapi berdasarkan tafsiran bobot daging 60 kg pada tahun 2018 ke 2019 pada saat sebelum pandemi mengalami kenaikan yakni dari rata-rata Rp14.718.182 menjadi rata-rata Rp.15.213.636 atau naik 3,44%, kemudian pada tahun 2020 pada saat awal pandemi mengalami sedikit kenaikan persentase harga jual yang lebih rendah menjadi 2,91%, dengan harga rata-rata Rp.15.636.364.

Grafik 2. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Tafsiran Bobot Daging 60 kg di Kota Jambi 2018-2022

14.718.182

15.213.636 15.636.364

16.300.000

17.209.091

0

3,44 2,91

4,24

5,59

0 1 2 3 4 5 6 7

13.000.000 13.500.000 14.000.000 14.500.000 15.000.000 15.500.000 16.000.000 16.500.000 17.000.000 17.500.000

2018 2019 2020 2021 2022

perubahan (%)

Harga (rupiah)

HARGA JUAL TERNAK SAPI KURBAN DENGAN TAFSIRAN BOBOT DAGING 60 KG PADA TAHUN 2018-2022

Harga bobot 60 kg Perubahan (%)

Sebelum Pandemi Awal Pandemi Saat Pandemi Saat Pandemi dan PMK

(36)

23 Selanjutnya Pada tahun 2021 harga jual ternak sapi kurban meningkat menjadi Rp.16.300.000 per ekor, pada saat kondisi pandemi mengalami kenaikan perubahan sebanyak 4,24%. Pada tahun 2022 saat pandemi dan PMK harga jual ternak sapi berdasarkan bobot 60 kg mengalami kenaikan yakni pada rata-rata harga Rp.16.300.000 menjadi rata-rata harga Rp.17.209.091. Dari tahun 2018 sampai 2022 puncak harga penjualan tertinggi yakni pada tahun 2022, Kenaikan harga jual ternak sapi kurban ini disebabkan ternak sapi dari luar Kota Jambi tidak boleh masuk ke Kota Jambi, menyebabkan jumlah sapi sedikit tetapi permintaan tinggi.

4.4.2. Harga Jual Ternak Sapi Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 70 Kg Pada tahun 2018 ke 2019 di Kota Jambi mengalami kenaikan tertinggi dengan rata-rata harga Rp15.531.818 menjadi rata-rata Rp.16.200.000 Selanjutnya pada tahun 2020 harga jual ternak sapi kurban meningkat menjadi Rp.17.027.273.

Grafik 3. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 70 kg di Kota Jambi 2018-2022

Kemudian pada tahun 2021 persentase harga jual relatif sama yakni dengan kenaikan 3,74%, tetapi harga jual berbeda yakni dari rata-rata harga rata-rata Rp.17.672.727, dimana setiap tahun mengalami perubahan yang segnifikan setiap tahunnya.Tafsiran bobot daging 70 Kg tercatat di Kota Jambi tahun 2022 pada masa pandemi dan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dengan rata-rata harga jual Rp.18.486.364. adalah harga tertinggi, tingginya harga dikarenakan permintaan sapi kurban tinggi sedangkan jumlah sapi yang ada sedikit.

15.531.818 16.200.000

17.027.273

17.672.727

18.486.364

0

4,31 3,74 3,74

4,61

0 1 2 3 4 5 6 7

14.000.000 14.500.000 15.000.000 15.500.000 16.000.000 16.500.000 17.000.000 17.500.000 18.000.000 18.500.000 19.000.000

2018 2019 2020 2021 2022

perubahan (%)

Harga (rupiah)

HARGA JUAL TERNAK SAPI KURBAN DENGAN TAFSIRAN BOBOT DAGING 70 KG PADA TAHUN 2018-2022

Harga bobot 70 kg Perubahan (%)

Sebelum Pandemi Awal Pandemi Saat Pandemi Saat pandemi dan PMK

(37)

24 4.4.3. Harga Jual Ternak Sapi Berdaarkan Tafsiran Bobot Daging 80 Kg

Dapat dilihat dari grafik berikut hasil dari data yang diperoleh pada saat sebelum pandemi 2018 ke 2019 harga jual ternak sapi mengalami kenaikan sebesar 5,58%, terlihat dari grafik di bawah di tahun ini adalah kenaikan tertinggi di bandingkan dengan tahun lainnya, kenaikan ini selisih harganya sebesar Rp.918.182 yakni dari rata-rata harga Rp.16.459.091 menjadi rata-rata Rp17.377.273.

Grafik 4. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 80 Kg di Kota Jambi 2018-2022

Pada saat awal pandemi tahun 2020 harga jual ternak sapi kurban naik sebesar Rp.636.362 dengan persentase kenaikan harga yaitu sebanyak 3,64% dari rata-rata harga jual Rp.17.377.273 menjadi rata-rata Rp.18.013.636, berikutnya pada tahun 2021 terjadi pandemi terjadi penurunan penjualan tetapi kenaikan harga jual sapi ternak kurban sebesar 3,38%, dari rata-rata harga Rp.18.013.636 menjadi rata-rata Rp.18.713.636 dari tahun sebelumnya kenaikan ini sebesar Rp.700.000. Saat pandemi tahun 2022 di mana tahun ini juga terjadi wabah penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) dilihat dari kenaikan harga jual sapi kurban sebessar 3,38% harga jual sapi kurban meningkat sebesar Rp.631.819 dari rata-rata Rp.18.713.636 menjadi rata-rata Rp.19.345.455 ini adalah puncak tertinggi harga jual sapi kurban tafsiran bobot 80 kg di Kota Jambi

16.459.091

17.377.273

18.013.636

18.713.636

19.345.455

0

5,58

3,64 3,89

3,38

0 1 2 3 4 5 6 7

15.000.000 15.500.000 16.000.000 16.500.000 17.000.000 17.500.000 18.000.000 18.500.000 19.000.000 19.500.000 20.000.000

2018 2019 2020 2021 2022

perubahan (%)

Harga (rupiah)

HARGA JUAL TERNAK SAPI KURBAN DENGAN TAFSIRAN BOBOT DAGING 80 KG PADA TAHUN 2018-2022

harga bobot 80 kg Perubahan (%)

Sebulum Pandemi AwalPandemi SaatPandemi Saat Pandemi dan PMK

(38)

25 4.4.4. Harga Jual Ternak Sapi Berdaarkan Tafsiran Bobot Daging 90 Kg

Berdasarkan tafsiran bobot 90 kg daging ditunjuk pada Grafik 5 di bawah ini.

terlihat pada tahun 2019 saat sebelum pandemi harga jual ternak sapi meningkat dari rata-rata harga Rp.17.422.727 menjadi Rp.18.131.818 di mana kenaikan ini sebesar Rp.709.091 mengalami kenaikan sebesar 4,07%. Kemudian pada tahun 2020 saat pandemi persentase harga jual sebanyak 4,09%, tetapi harga jual sapi meningkat dari rata-rata Rp.18.131.818 naik Rp.418.182 menjadi rata-rata Rp.18.550.000 kemudian di tahun 2021 naik lagi Rp.759.009 kenaikan sebesar 4,09% dari rata-rata Rp.18.550.000 menjadi rata-rata Rp.19.309.091.

Grafik 5. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Tafsiran Bobot Daging 90 kg di Kota Jambi 2018-2022

Harga jual ternak sapi kurban dengan tafsiaran bobot daging 90 kg pada tahun 2018 ke 2022 di Kota Jambi mengalami puncak tertinggi kenaikan harga yakni pada saat pandemi dan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku), dikarenakan ternak sapi tidak bisa didatangkan dari luar kota sehingga menyebabkan jumlah sapi sedikit sedangkan permintaan sapi kurban meningkat dan harga jual ternak sapi mencapai rata-rata harga Rp.19.927.273, dengan persentase kenaikanya sebesar 3,20%,

17.422.727

18.131.818 18.550.000 19.309.091

19.927.273

0

4,07 4,09 4,09

3,20

0 1 2 3 4 5 6 7

16.000.000 16.500.000 17.000.000 17.500.000 18.000.000 18.500.000 19.000.000 19.500.000 20.000.000 20.500.000

2018 2019 2020 2021 2022

perubahan (%)

Harga (rupiah)

HARGA JUAL TERNAK SAPI KURBAN DENGAN TAFSIRAN BOBOT DAGING 90 KG PADA TAHUN 2018-2022

harga 90 kg Perubahan (%)

Sebelum Pandemi Awal Pandemi Saat Pandemi Saat Pandemi dan PMK

(39)

26 4.4.5. Harga Jual Ternak Sapi Berdasarkan Tafsiran Bobot Daging 100 Kg

Ternak sapi kurban mengalami perubahan dalam setiap tahun dilihat dari grafik 6 diatas penjualan ternak sapi dengan tafsiran bobot 100 kg di Kota Jambi dari tahun 2018-2022 mengalami kenaikan setiap tahunnya. untuk tafsiran bobot daging dengan berat 100 kg pada tahun 2019 rata-rata harga Rp.18.695.455.

Grafik 6. Harga Jual Ternak Sapi Kurban Dengan Tafsiran Bobot Daging 100 kg di Kota Jambi 2018-2022

Di tahun berikutnya mengalami peningkatan yaitu sebanyak 4,21%. Pada tahun 2020 rata-rata harga jual ternak sapi kurban yaitu Rp.19.281.818 pada tahun ini adalah awal masa pandemi dengan perubahan harga yaitu sebanyak 3,14%.

Berikutnya tahun 2021 juga mengalami perubahan di mana pada tahun ini kanikannya sebesar 2,23%, dengan rata-rata harga yaitu Rp.19.904.545. Di tahun yang paling tertinggi pada tahun 2022 di mana dengan harga rata-rata Rp.

20.358.182 perbuhan ini disebabkan karena adanya penyakit mulut dan kuku yang menyebakan perubahan sebesar 2,28%.

Dari hasil pengamatan pada harga jual ternak sapi kurban di Kota Jambi tiap tahun terus mengalami peningkatan di setiap kelompok berdasarkan tafsiran bobot daging. Terjadinya perubahan harga disebabkan oleh faktor diantaranya, kesehatan hewan kurban, bobot badan, dan harga yang kompetiti. Perubahan harga juga terjadi pada saat kondisi pandemi Covid-19 banyak peternak yang mengalami

17.940.909

18.695.455 19.281.818

19.904.545 20.358.182

0

4,21

3,14 3,23

2,28

0 1 2 3 4 5 6 7

16.500.000 17.000.000 17.500.000 18.000.000 18.500.000 19.000.000 19.500.000 20.000.000 20.500.000 21.000.000

2018 2019 2020 2021 2022

perubahan (%)

Harga (rupiah)

HARGA JUAL TERNAK SAPI KURBAN DENGAN TAFSIRAN BOBOT DAGING 100 KG PADA TAHUN 2018-2022

harga 100 kg Perubahan (%)

Sebelum Pandemi Awal Pandemi Saat Pandemi Saat Pandemi dan PMK

(40)

27 kerugian akibat terganggunya kegiatan produksi dan distribusi produk. Virus Corona (Covid-19) menjadi bukti bahwa virus yang mengganggu kesehatan tersebut dapat menimbulkan ketidak stabilan ekonomi pada suatu negara bahkan dalam skala global (Burhanuddin dan Abdi, 2020).

Kenaikan harga jual ternak juga terjadi akibat peternak mengalami kesulitan penyediaan stok ternak sapi kurban di Kota Jambi akibat dari Pandemi Covid-19 dan pembatasan lalu lintas ternak akibat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menjangkit ternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Tawaf (2016) yang menyatakan Persoalan PMK pada akhirnya berdampak pada aspek ekonomi.

Kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh penurunan produksi ternak (susu, daging) serta penurunan produktivitas tenaga kerja

.

Sembada dkk (2021) yang menyatakan bahwa Idul Adha di masa pandemi memiliki perbedaan dibandingkan dengan masa sebelum pandemi yang memengaruhi sisi permintaan dan suplai hewan kurban.

4.5. Struktur Pasar Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi 4.5.1. Pangsa Pasar

Pangsa pasar (market share) adalah persentase dari total penjualan pada suatu target pasar yang diperoleh dari suatu pedagang (potensi pasar dibagi jumlah penjualan). sebelum melakukan analisis konsentrasi penjual maka dilakukan perhitungan pangsa pasar terlebih dahulu. Analisis struktur pasang pasar memiliki perbedaan terhadap setiap pedagang yang berkisaran 0-100% dari keseluruhan penjual. Dapat dilihat dari pangsa pasar memberikan gambaran tentang keuntungan yang diperoleh pedagang. Berikut disajikan tabel.struktur pasar ternak sapi kurban di Kota Jambi.

(41)

28 Tabel 5. Struktur Pasar Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi

Hasil analisis market share pada Tabel 6 sesuai dengan kondisi di lapangan menjelaskan bahwa pangsa pasar yang diperoleh pedagang ternak sapi kurban di Kota Jambi dapat dilihat pedagang A merupakan pedagang pasar yang memiliki pangsa pasar terbesar, yaitu sebesar 27,52%. selanjutnya yang memiliki pangsa pasar yang terkecil yaitu pedagang G yang memiliki pangsa pasar sebesar kurang lebih 1.61 %.

Menurut Jaya (2001) pasar oligopoli dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu oligopoli longgar dan oligopoli ketat.Pembedaan ini didasarkan pada besarnya nilai konsentrasi pasar. Jika konsentrasi pasar berkisar 40-60 persen maka dikelompokkan menjadi oligopoli longgar, sedangkan konsentrasi pasar yang berkisar 60-100 persen digolongkan ke dalam oligopoli ketat. Berdasarkan hasil perhitungan pangsa pasar atau market share dari empat pedagang dengan penjualan terbesar di Kota Jambi diperoleh market share sebesar 80,26 %. Sehingga struktur pasar mengarah pada oligopoli ketat, karena terdapat empat pedagang yang mengusai pangsa pasar antara 60-100 % dari pangsa pasar. Artinya pedagang mempunyai tingkat kekuasaan yang tinggi untuk mempengaruhi pasar sapi kurban di Kota Jambi.

No Pedagang

Pangsa Pasar Pedagang Ternak Sapi Kurban di Kota Jambi (%) Sebelum

Pandemi (2018) (2019)

Awal Pandemi

(2020)

Saat Pandemi (2021)

Saat Pandemi dan PMK

(2022)

1 Pedagang A 16,62 15,93 19,27 19,39 27,52

2 Pedagang C 12,57 14,41 19,65 20,77 20,07

3 Pedagang B 16,96 16,61 19,15 18.00 17,78

4 Pedagang K 12,74 11,68 17,78 15,23 14,91

5 Pedagang E 29,88 30,12 11,56 13,01 5,73

6 Pedagang F 3,44 2,50 3,73 3,87 4,24

7 Pedagang J 0,86 1,44 1,74 2,35 2,41

8 Pedagang D 1.20 1,13 1,49 1,93 2,18

9 Pedagang I 0,86 1,44 1,74 1,24 1,83

10 Pedagang H 3,96 3,71 3,48 3,32 1,72

11 Pesagang G 0,86 0,96 0,37 0,83 1,61

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Referensi

Dokumen terkait

Pada anak usia 3 sampai 14 tahun dengan diare yang disebabkan kolera selain diberikan antibiotik juga diberikan zink asetat 30 mg perhari dalam 2 dosis sampai diare

Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor yang mempengaruhi (PUS) tidak menggunakan alat kontrasepsi yang diteliti di Desa Sigulang Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian resiliensi akademik siswa pada aspek pengaturan emosi sebagian besar berada pada kategori sedang yaitu 25 siswa atau

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa uji t menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap arus kas masa depan, disebabkan karena arus kas

Di sisi lain yakni sebagai salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra rumah sakit adalah Motivasi kerja perawat merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa

Pegunakaya (guna kaya) yaitu harta yang didapat oleh suami istri selama perkawinan berlangsung 15. Terkait dengan harta bawaan atau tetatadan, umumnya yang

Nama L/P Tempat, Tgl Lahir Alamat Kec Kab No Telephone/ HP 1 Doni Santoso L Tapin 7 Juli 1990 Jl... Rantau Kiwa

(2) menerjamahkan kebutuhan pelanggan itu kedalam perencanaan dan pemrosesan untuk menghasilkan produk serta (3) memadukan partisipasi aktif semua pihak terkait