• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021): , p-issn , e-issn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021): , p-issn , e-issn"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

162

Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Bagan Tancap di Perairan Karawang The Feasibility Business Study of Fishing Activity Using Shore-Operated Stationary Lift

Nets in Karawang Waters

Robet Perangin-angin1)*), Dian Sutono1), Andre Michael1), Mustasim2), Dendi Haris1), Mohamad Ardi Partadisastra3)

1) Politeknik Kelautan dan Perikanan Karawang

2) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

3) Direktorat Pemantauan dan Operasi Armada, Ditjen PSDKP

*) Korespondensi: robert.peranginangin@yahoo.com Received : July 2021 Accepted : August 2021

ABSTRAK

Usaha penangkapan ikan dengan bagan tancap merupakan salah satu usaha yang berkembang dan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat di pesisir kabupaten Karawang. Berdasarkan potensi tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan usaha perikanan bagan tancap. Hasil kajian usaha perikanan bagan tancap yang dilakukan pada perairan pesisir kabupaten Karawang, diperoleh nilai R/C ratio sebesar 1,31; Payback Period (PP) sebesar 1,37; nilai Return on Investment (ROI) sebesar 0,24;

nilai NPV sebesar Rp. 153.466.594; Net B/C ratio 2,47; dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 76,47%. Indikator-indikator analisis finansial tersebut, memberikan konfirmasi bahwa perikanan bagan tancap ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan.Kata Kunci: bagan, Keberlanjutan, kelayakan, Karawang, Pesisir

ABSTRACT

The business of fishing activity using shore-operated stationary lift nets is one of the businesses that is developing and contributing significantly to the improvement of the economy of the people in the coastal district of Karawang. According to the resources, the research aims to analyze the business of fishing activity using shore-operated stationary lift nets. The results are obtained the R/C ratio value of 1.31; the Return on Investment (ROI) value of 0,24; the Net Present Value of Rp. 153.466.594; the Net B/C ratio value of 2,47; and the Internal Rate of Return (IRR) value of 76,47%. The financial analysis indicators confirm the business of fishing activity using shore-operated stationary lift nets is feasible to be developed.

Keywords: Liftnet, sustainability, feasibility, Karawang, coastal

PENDAHULUAN

Menurut Genisa (1998), bagan tancap digunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil, yangmana alat tangkap ini awalnya diperkenalkan sekitar tahun 1950-an di Indonesia oleh nelayan Bugis Makassar.

Dalam perkembangannya, alat tangkap bagan sediri sudah mengalami banyak modifikasi sesuai dengan daerah pengoperasiannya. Alat tangkap ini dikategorikan kedalam jaring angkat (lift net) menurut cara

pengoperasiannya, dan juga disebut light fishing dikarenakan untuk mengumpulkan ikan dengan menggunakan cahaya.

Konstruksi alat tangkap ini terdiri atas rangkaian nibung berbentuk segi empat yang tersusun tegak diatas perairan dengan cara ditancapkan. Bagan, umumnya dioperasikan pada perairan dangkal dengan substrat yang sesuai untuk pemasanngannya adalah lumpur berpasir.

(2)

163 Usaha penangkapan ikan dengan bagan tancap sangat berkontribusi dalam menunjang perekonomian nelayan di pesisir kabupaten Karawang. Tingkat keberlanjutan pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan pesisir kabupaten Karawang, masih cukup baik (Perangin-angin et al., 2020), namun demikian perlu dilakukan kajian untuk mengetahui tingkat rente ekonominya.

Sehingga, penelitian ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan finansial pada kegiatan penangkapan ikan dengan bagan tancap di perairan pesisir kabupaten Karawang.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat

Kajian ini dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Mei 2020 yang bertempat di Desa Sukakerta, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Adapun daerah pengoperasian bagan tancap, tersebar di sepanjang perairan pesisir kabupaten Karawang.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Figure 1. The map of the research location Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan observasi, yakni mengikuti langsung kegiatan pengoperasian bagan tancap. Periode pengamatan berlangsung selama 3 bulan, dari bulan Maret sampai dengan Mei 2020, dengan rata-rata pengamatan 7 trip operasi perbulan. Untuk data ekonomi, diperoleh dengan melakukan

wawancara ke pengelola bagan tancap maupun pengepul/penampung.

Analisis Data

Untuk analisis data terhadap aspek kelayakan usaha, digunakan pendekatan sebagai berikut. Untuk mengukur tingkat keuntungan (Lemmens & Gupta, 2020;

Rahmah et al., 2020; Xie et al., 2018), digunakan rumus sesuai Pers. (1).

π = TR –TC ……….(1) Keterangan:

π = Keuntungan

TR = total revenue (penerimaan total) TC = total cost (biaya total)

Dengan krtiteria usaha:

TR > TC : Usaha menguntungkan TR < TC : Usaha mengalami kerugian TR = TC : Usaha pada titik keseimbangan

(titik impas)

Analisis imbangan penerimaan dan biaya (revenue cost ratio) (Hsu et al., 2014;

Kräkel & Schöttner, 2016; Resiani &

Sunanjaya, 2020; Wijayanto et al., 2019; Xie et al., 2018; Yanti et al., 2018), menggunakan rumus sesuai Pers. (2).

R/C ratio = 𝑇𝑅

𝑇𝐶 ……….(2) Dengan kriteria:

R/C > 1, usaha menguntungkan R/C < 1 , usaha rugi

R/C = 1 , usaha impas

Payback period (PP) adalah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang telah dikeluarkan, dihitung dengan Pers. (3).

PP = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 x 1 tahun ……(3) Return on Investment (ROI) merupakan tingkat suku bunga pengembalian dari nilai investasi yang telah dikeluarkan untuk suatu proyek, dihitung dengan Pers. (4).

ROI = 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛

𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 x 100% ……….(4) Untuk menilai manfaat inventasi, dapat diketahu dengan menghitung nilai NPV (Creemers, 2018; Leyman & Vanhoucke, 2017; Syahputra et al, 2016; Wicaksono et al., 2019) sesuai Pers. (5).

(3)

164 NPV = ∑ Bt−Ct(1−i)

𝑛 𝑡=1

…………(5) Keterangan :

Bt : keuntungan dari suatu proyek pada tahun ke-t

Ct : biaya dari proyek pada tahun ke-t i : tingkat suku bunga yang berlaku t : umur teknik proyek

Net B/C ratio digunakan untuk mencari perbandingan antara keuntungan yang diperoleh terhadap biaya yang dikeluarkan dengan mengacu pada nilai yang ada (Abidin et al., 2019; Makalingga et al., 2019;

Suharyanto et al., 2020; Witoko et al., 2019), dengan rumus sesuai Pers. (6).

Net B/C ratio =

𝐵𝑡−𝐶𝑡 (1+𝑖) 𝑛

𝑡=1 (𝐵𝑡−𝐶𝑡)>0

𝑛 𝐵𝑡−𝐶𝑡 (1+𝑖)

𝑡=1 (𝐵𝑡−𝐶𝑡)<0 …….(6) Dengan kriteria kelayakan:

- Net B/C ratio > 1, maka usaha dianggap layak untuk dijalankan

- Net B/C ratio < 1, maka usaha dianggap tidak layak untuk dijalankan

- Net B/C ratio = 1, maka keputusan pelaksanaan tergantung pada investor

Internal rate of return (IRR) digunakan untuk menilai kelayakan suatu investasi yang dipandang dari kemampuan pengembalian nilai investasinya dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya (Patrick &

French, 2016; Shultz, 2020; Speranda &

Speranda, 2019), sesuai Pers. (7).

IRR = 𝑖₁ +𝑁𝑃𝑉𝑁𝑃𝑉1−𝑁𝑃𝑉1 2(𝑖₂ − 𝑖₁)...(7) Keterangan:

- NPV1 merupakan jumlah nilai dari NPV yang positif

- NPV2 merupakan jumlah nilai dari NPV yang negative

- I1 merupakan discount rate yang masih memberi NVP positif

- I2 merupakan discount rate yang masih memberi NVP negative

Kriterianya adalah:

Jika IRR > tingkat bunga berlaku, maka usaha dapat dinyatakan layak Jika IRR< tingkat bunga berlaku, maka usaha dapat dinyatakan tidak layak.

HASIL DAN BAHASAN

Komposisi Ikan Hasil Tangkapan

Rata-rata hasil tangkapan yang diperoleh dari pengoperasian bagan tancap untuk setiap trip di perairan pesisir kabupaten Karawang, antara lain didominasi oleh ikan teri 10 kg, ikan ninis 7 kg, cumi 11 kg, selar kuning 9 kg, udang rebon 8 kg, alu-alu 5 kg, dan sotong 11 kg (Gambar 2). Menurut Genisa (1998), hasil tangkapan bagan tancap umumnya didominasi tembang, teri, japuh, selar, petek, kerong-kerong, kapas-kapas, cumi-cumi, sotong dan lain-lain (Genisa, 1998).

Gambar 2. Komposisi Hasil Tangkapan Figure 2. The composition of the fish catch

(4)

165

Tabel 1. Rata-rata komposisi dan nilai penjualan hasil tangkapan per trip operasi Table 1. The composition and the price of the fish caught in a trip operation No. Jenis Ikan Berat (Kg) Harga (Rp/Kg) Jumlah (Rp)

1 Teri 10 10,000 100,000

2 Ninis 7 7,000 49,000

3 Cumi 11 55,000 605,000

4 Selar Kuning 9 5,500 49,500

5 Udang Rebon 8 5,000 40,000

6 Alu-alu 5 35,000 175,000

7 Ikan Jenahan 1 50,000 50,000

8 Sotong 11 40,000 440,000

9 Kembung 2 35,000 70,000

10 Kenaren 2 35,000 70,000

11 Ikan Komo 1 40,000 40,000

Total 67 1,688,500

Kelayakan Usaha

Suatu usaha dikatakan layak apabila usaha tersebut menghasilkan keuntungan dan pengembalian investasi untuk pelaku usaha.

Untuk itu perlu dilakukan beberapa analisis untuk menilai usaha tersebut layak atau tidak untuk dilanjutkan.

- Penerimaan

Penerimaan merupakan besaran nilai yang diperoleh dari hasil penjualan ikan yang ditangkap dan dinyatakan sebagai pendapatan. Besaran pendapatan ikan dalam 1 kali trip operasi adalah Rp 1,688,500 sesuai Tabel 1.

- Biaya Inventasi

Inventasi merupakan besaran nilai yang harus dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha, dengan nilai besaran yang disesuaikan dengan jenis usahanya. Salah satu yang menjadi faktor penting dalam menjalankan usaha penangkapan ikan adalah modal inventasi yang merupakan sarana utama untuk kelancaran produksi. Biaya dalam usaha bagan tancap tersebut Rp 57,555,850.00.

Biaya inventasi dari bagan tancap tersebut berdasarkan hasil wawancara biaya terbesar terletak pada komponen inventasi bagan yaitu

69.5% dan biaya inventasi yang paling kecil yaitu pada lampu 4.4% (Gambar 3).

Gambar 3. Prosentase Komponen Biaya Investasi

Figure 3. The percentage of investment cost components

- Biaya Tetap

Biaya tetap (fixed cost) merupakan besaran nilai yang harus dikeluarkan dalam kegiatan produksi, dengan kecenderungan nilai yang tetap untuk satu tahun berjalan.

Biaya tetap yang dikeluarkan untuk usaha Bagan Tancap di Tangkolak sebesar Rp.

10.449.462 (Tabel 2). Tiga komponen biaya

(5)

166 yang mendominasi biaya tetap, meliputi biaya penyusutan Bagan Tancap (38,28%), biaya

perawatan Bagan Tancap dan waring (28,71%), serta penyusutan genset (12,95%).

Tabel 2. Biaya tetap usaha bagan tancap di perairan Karawang

Table 2. The fixed cost of the shore-operated stationary lift nets in Karawang waters

No. Komponen Biaya Nilai Prosentase

1 Penyusutan Bagan Tancap Rp4.000.000,00 38,28%

2 Penyusutan Alat Tangkap (Waring) Rp846.000,00 8,10%

3 Penyusutan Genset Rp1.353.170,00 12,95%

5 Penyusutan Lampu Rp512.000,00 4,90%

6 Perawatan Bagan Tancap & Waring Rp3.000.000,00 28,71%

7 Perawatan Genset Rp538.292,50 5,15%

8 Retribusi Rp200.000,00 1,91%

TOTAL Rp10.449.462,50 100%

- Biaya Tidak Tetap (Variable Cost) Biaya tidak tetap (variable cost) merupakan besaran nilai yang harus dikeluarkan dalam kegiatan produksi, dengan kecenderungan nilai yang berubah-ubah sesuai dengan waktu pelaksanaan kegiatan produksi. Biaya tidak tetap dalam usaha bagan

tancap, terdiri atas yaitu solar, bensin, air bersih, oli, perbekalan, upah dan biaya sewa perahu motor (Tabel 3). Untuk biaya tidak tetap dipengaruhi oleh jumlah rata-rata trip operasi perbulan sebanyak 15 trip, dengan waktu penangkapan efektif selama 7 bulan pertahun.

Tabel 3. Nilai biaya tidak tetap usaha bagan tancap di perairan Karawang

Table 3. The variable cost of the shore-operated stationary lift nets in Karawang waters

No. Nama Barang Nilai per trip Nilai pertahun

1 Solar Rp39.200,00 Rp4.116.000,00

2 Bensin Rp64.500,00 Rp6.772.500,00

3 Air bersih Rp60.000,00 Rp6.300.000,00

4 Oli Rp24.000,00 Rp2.520.000,00

5 Perbekalan Rp100.000,00 Rp10.500.000,00

6 Upah Rp400.000,00 Rp42.000.000,00

7 Sewa Perahu bermotor Rp500.000,00 Rp52.500.000,00

Total Rp1.187.700,00 Rp124.708.500,00

- Biaya Operasional

Biaya operasional pertahun pada usaha Bagan Tancap sebesar Rp. 128.446.792, dengan komponen biaya terbesar pada biaya sewa perahu motor sebesar Rp. 52.500.000 atau 40,87%; upah kerja sebesar Rp.

42.000.000 atau 32,7%; serta perbekalan sebesar Rp. 10.500.000 atau 8,17%.

Komponen biaya sewa perahu motor menjadi komponen biaya operasiona tertinggi sesuai Tabel 4.

- Keuntungan

Suatu usaha dikatakan layak untuk dikembangkan, bila memberikan kontribusi keuntungan yang signifikan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh dari suatu usaha, maka semakin layak usaha tersebut untuk terus dikembangkan. Untuk usaha bagan tancap di perairan pesisir kabupaten Karawang diperoleh keuntungan sebesar Rp.

42.134.538 per tahun. Nilai keuntungan ini masih lebih kecil dibandingkan keuntungan

(6)

167 usaha bagan tancap di perairan Bondet kabupaten Cirebon sebesar Rp. 156.470.000 (Dirja & Abdurahman, 2019), namun lebih tinggi dibandingkan keuntungan usaha bagan

tancap diperairan Muncar, Banyuwangi sebesar Rp. 16.720.497 (Syahputra et al, 2016).

Tabel 2. Biaya operasi usaha bagan tancap di perairan Karawang

Table 4. The operational cost of the shore-operated stationary lift nets in Karawang waters

No. Komponen Nilai (Rp.) Prosentase (%)

1 Solar Rp4.116.000,00 3,20%

2 Bensin Rp6.772.500,00 5,27%

3 Air bersih Rp6.300.000,00 4,90%

4 Oli Rp2.520.000,00 1,96%

5 Perbekalan Rp10.500.000,00 8,17%

6 Upah Kerja Rp42.000.000,00 32,70%

7 Sewa Perahu bermotor Rp52.500.000,00 40,87%

8 Perawatan Bagan Tancap & Waring Rp3.000.000,00 2,34%

9 Perawatan Genset Rp538.292,50 0,42%

10 Retribusi Rp200.000,00 0,16%

TOTAL Rp128.446.792,50 100,00%

- Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)

Penerimaan (total revenue) rata-rata pada usaha bagan tancap di perairan pesisir kabupaten Karawang sebesar Rp.

177.292.500 pertahun, sedangkan biaya total (Total Cost) rata-rata yang dikeluarkan sebesar Rp. 135.157.963. Sehingga dapat dikatakan TR>TC, dengan nilai R/C ratio sebesar 1,31 yang berarti setiap satu satuan pengeluaran biaya akan menghasilkan 1,31 satuan penerimaan. R/C ratio > 1 dikategorikan sebagai usaha yang memiliki keuntungan dan layak untuk dikembangkan.

Usaha perikanan bagan tancap di perairan Tanjung Palette kabupaten Bone dan desa Barasanga kecamatan Wawolesea kabupaten Konawe Utara, masing-masing memiliki nilai rata-rata R/C ratio sebesar 2,52 (Kasmawati

& Ardiana, 2015) dan 2,77 (Harnani et al., 2019).

- Payback Period (PP)

Kelayakan suatu usaha, dinilai juga dari jangka waktu pengembalian investasi yang ditanamkan pada usaha tersebut. Semakin pendek rentang waktu pengembalian nilai investasi dari keuntungan yang diperoleh,

maka semakin bagus suatu usaha untuk dijalankan dan dikembangkan. Pada usaha Bagan Tancap di perairan Tangkolak kabupaten Karawang diperoleh nilai payback period (PP) sebesar 1,37, artinya nilai investasi yang ditanamkan akan dapat kembali selama 1 tahun 4 bulan 15 hari operasional. Jangka waktu pengembalian investasi ini, masih lebih bagus dibandingkan usaha serupa yang dilakukan di perairan PPP Muncar Banyuwangi dengan nilai payback period sebesar 2,97 (Syahputra et al, 2016).

Namun, beberapa usaha perikanan bagan tancap yang dilakukan di perairan lainnya memberikan jangka waktu pengembalian investasi yang lebih cepat, antara lain usaha perikanan bagan tancap di perairan Tanjung Palette kabupaten Bone dengan rentang waktu pengembalian investasi selama 2,64 bulan sampai dengan 6 bulan (Kasmawati & Ardiana, 2015), serta usaha bagan tancap di perairan Bondet kabupaten Cirebon dengan nilai payback period (PP) sebesar 1,25 dengan rentang rentang waktu pengembalian investasi selama 1 tahun 2,5 bulan (Dirja & Abdurahman, 2019). Untuk itu

(7)

168 dapat dikatakan, usaha perikanan bagan tancap di perairan pesisir kabupaten Karawang dengan rentang waktu pengembalian investasi kurang dari 2 tahun, dapat dianggap baik dan layak untuk diusahakan.

- Return on Investment (ROI)

Return on investment (ROI) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha, ditinjau dari sisi prosentase keuntungan pertahun dibandingkan nilai investasi yang tanamkan.

Untuk usaha perikanan bagan tancap di perairan pesisir kabupaten Karawang diperoleh 24%, dan besaran nilai ini lebih tinggi dibanding suku bunga deposito ataupun beberapa instrumen investasi lainnya.

- Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan indikator yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu usaha, dengan cara mengukur nilai penerimaan usaha pada tahun ke-t dikurangi biaya usaha pada tahun ke-t pada suku bunga yang berlaku. Untuk usaha perikanan bagan tancap di perairan pesisir kabupaten Karawang menghasilkan nilai NPV sebesar Rp. 153.466.594. Tingkat suku bunga yang digunakan sebesar 17,75%, mengikuti suku bunga kredit untuk usaha mikro yang berlaku di tahun 2019. Nilai NPV tersebut lebih tinggi dibandingkan nilai NPV pada usaha perikanan Bagan Tancap di perairan PPP Muncar kabupaten Banyuwangi yaitu sebesar Rp. 14.831.452 (Syahputra et al, 2016). Nilai NPV bernilai positif > 0, mengindikasikan bahwa usaha perikanan Bagan Tancap di perairan Tangkolak kabupaten Karawang layak untuk diusahakan dan dikembangkan.

- Benefit-Cost Ratio (B/C ratio)

Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) digunakan untuk mengukur tingkat pendapatan dibandingkan biaya yang dikeluarkan pada usaha perikanan Bagan Tancap di perairan Tengkolan kabupaten Karawang, dengan memperhatikan suku bunga yang berlaku. Nilai B/C ratio yang

diperoleh sebesar 2,47 atau lebih besar dari 1 (>1), sehingga dapat dikatakan bahwa usaha ini sangat layak untuk diusahakan dan dikembangkan.

- Internal Rate of Return (IRR)

Salah satu indikator untuk mengukur kelayakan investasi dari suatu usaha adalah dengan cara menghitung nilai Internal Rate of Return (IRR). Usaha perikanan bagan tancap ini menghasilkan nilai IRR sebesar 76,47%.

Nilai IRR ini dihitung dengan memperkirakan masa waktu proyek/usaha selama 10 tahun kedepan. Kajian usaha perikanan Bagan Tancap di perairan PPP Muncar kabupaten Banyuwangi menghasilkan nilai IRR sebesar 27% (Syahputra et al, 2016). Menurut Suharyan , untuk pengoperasian alat tangkap purse seine di perairan Kendari memiliki nilai IRR sebesar 23,35%. Nilai IRR yang cenderung lebih tinggi dibanding usaha serupa di lokasi lain, serta lebih tinggi dibandingkan beberapa instrumen investasi lainnya seperti deposito (6%), mengindikasikan bahwa usaha perikanan bagan tancap di perairan pesisir kabupaten Karawang sangat layak untuk diusahakan.

SIMPULAN

Berdasarkan kajian usaha perikanan bagan tancap yang dilakukan pada perairan pesisir kabupaten Karawang, dapat disimpulkan bahwa hasil analisis usaha dan kriteria investasi, yang meliputi nilai R/C ratio sebesar 1,31; Payback Period (PP) sebesar 1,37; nilai Return on Investment (ROI) sebesar 0,24; nilai NPV sebesar Rp.

153.466.594; Net B/C ratio 2,47; dan Internal Rate of Return (IRR) sebesar 76,47%;

sehingga usaha perikanan bagan tancap ini layak untuk diusahakan dan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Suryawan Wiranatha, A. A. P. A.,

& Mulyani, S. (2019). Analisis Kelayakan Finansial Usaha Budi Daya Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di Kolam Terpal dan Kolam Permanen

(8)

169 pada UD. Republik Lele Kabupaten Kediri. JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI, 7(2), 212.

https://doi.org/10.24843/jrma.2019.v07.i 02.p05

Creemers, S. (2018). Moments and distribution of the net present value of a serial project. European Journal of Operational Research, 267(3).

https://doi.org/10.1016/j.ejor.2017.12.03 9

Dirja, & Abdurahman, C. (2019). Studi Analisis Usaha Penangkapan Ikan dengan Bagan Tancap di Perairan Bondet Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Barakuda 45, 1(1), 27–32.

Genisa, A. S. (1998). Beberapa Catatan tentang Alat Tangkap Ikan Pelagik Kecil.

Oseana, XXIII(3 & 4), 19–34.

Harnani, Yusuf, S., & Lawelle, S. A. (2019).

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Bagan Tancap di Desa Barasanga Kecamatan Wawolesea Kabupaten Konawe Utara. Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UHO, 4(3), 179–185.

http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSEP Hsu, C. C., Chang, J. M., Chou, Z. T., &

Abichar, Z. (2014). Optimizing spectrum-energy efficiency in downlink cellular networks. IEEE Transactions on Mobile Computing, 13(9), 2100–2112.

https://doi.org/10.1109/TMC.2013.99 Kasmawati, & Ardiana. (2015). Analisis

Keberlanjutan Perikanan Bagan Tancap Berdasarkan. Octopus: Jurnal Ilmu Perikanan, 4(1), 351–357.

Kräkel, M., & Schöttner, A. (2016). Optimal sales force compensation. Journal of Economic Behavior and Organization,

126, 179–195.

https://doi.org/10.1016/j.jebo.2016.03.0 15

Lemmens, A., & Gupta, S. (2020). Managing churn to maximize profits. Marketing Science, 39(5), 956–973.

https://doi.org/10.1287/mksc.2020.1229 Leyman, P., & Vanhoucke, M. (2017).

Capital- and resource-constrained project scheduling with net present value

optimization. European Journal of Operational Research, 256(3).

https://doi.org/10.1016/j.ejor.2016.07.01 9

Makalingga, P., Suryantini, A., & Waluyati, L. R. (2019). Financial Feasibility Of The Vaname Shrimp Farming Business In The Purworejo Regency. Agro

Ekonomi, 29(2), 274.

https://doi.org/10.22146/ae.35979 Patrick, M., & French, N. (2016). The internal

rate of return (IRR): projections, benchmarks and pitfalls. In Journal of Property Investment and Finance (Vol.

34, Issue 6, pp. 664–669).

https://doi.org/10.1108/JPIF-07-2016- 0059

Perangin-angin, R., Sutono, D., Van, K. Van, Sulistyowati, B. I., Suparlin, A., &

Suharyanto. (2020). Sustainability analysis of artisanal fisheries in the coastal area of karawang regency. AACL Bioflux, 13(4), 2137–2143.

Rahmah, N., Kaskoyo, H., Saputro, S. G., &

Hidayat, W. (2020). Cost Analysis of Furniture Production: A Case Study at Mebel Barokah 3, Marga Agung Village, Lampung Selatan. Jurnal Sylva Lestari,

8(2), 207.

https://doi.org/10.23960/jsl28207-217 Resiani, N. M. D., & Sunanjaya, I. W. (2020).

The Efficiency of Water in Supporting Local Wisdom and Food Sustainability in Subak Sange, Bali Indonesia.

Agromet, 34(2), 67–74.

https://doi.org/10.29244/j.agromet.34.2.

67-74

Shultz, H. S. (2020). Internal Rate of Return.

The Mathematics Teacher, 98(8), 531–

533.

https://doi.org/10.5951/mt.98.8.0531 Speranda, I. V. O., & Speranda, Z. (2019).

The comprehensive method of solving the multiple internal rate of return problem. Montenegrin Journal of Economics, 15(1), 73–86.

https://doi.org/10.14254/1800- 5845/2019.15-1.6

Suharyanto, Saputra, R. S. H., Mufid, M. A.,

& Sutono, D. (2020). ANALISIS

(9)

170 USAHA PERIKANAN PURSE SEINE DI PERAIRAN KENDARI, PROVINSI

SULAWESI TENGGARA.

PELAGICUS, 1(1), 21–29.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1557 8/plgc.v1i1.8654

Syahputra et al. (2016). Analisis Teknis Dan Finansial Perbandingan Alat Tangkap Bagan Tancap Dengan Bagan Apung Di Ppp Muncar Banyuwangi Jawa Timur.

Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 5(4), 206–

215.

Wicaksono, F. D., Bin Arshad, Y., &

Sihombing, H. (2019). Monte Carlo net present value for techno-economic analysis of oil and gas production sharing contract. International Journal of

Technology, 10(4).

https://doi.org/10.14716/ijtech.v10i4.20 51

Wijayanto, D., Setiyanto, I., & Setyawan, H.

A. (2019). Financial analysis of the Danish seine fisheries business in Rembang Regency, Indonesia. AACL

Bioflux, 12(5).

Witoko, P., Purbosari, N., & Noor, N. M.

(2019). Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Udang Vanname (Litopenaeus vannamei) di Keramba Jaring Apung Laut. MANAJEMEN IKM: Jurnal Manajemen Pengembangan Industri Kecil Menengah, 13(2), 175.

https://doi.org/10.29244/mikm.13.2.175 -179

Xie, J., Zhang, W., Liang, L., Xia, Y., Yin, J.,

& Yang, G. (2018). The revenue and cost sharing contract of pricing and servicing policies in a dual-channel closed-loop supply chain. Journal of Cleaner

Production, 191.

https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2018.04 .223

Yanti, Y., Syamsuddin, T., & Saparuddin, S.

(2018). Analisis Keputusan Petani dalam Pengelolaan Hama pada Tanaman Lada ( Pipper nigrum L). SAINTIFIK, 4(2), 99–

110.

https://doi.org/10.31605/saintifik.v4i2.1 75

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Gambar 2. Komposisi Hasil Tangkapan  Figure 2. The composition of the fish catch
Tabel 1. Rata-rata komposisi dan nilai penjualan hasil tangkapan per trip operasi  Table 1

Referensi

Dokumen terkait

Bahan baku yang datang dari suplier ditempatkan dalam drum plastik yang ditambahkan es agar udang tidak mengalami kemunduran mutu. QC terlebih dahulu

pada ikan koi (Cyprinus carpio) dan menganalisa konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) yang tepat untuk pelepasan Argulus sp.. pada tubuh ikan koi (Cyprinus

Nilai intrinsik dari saham dan obligasi sama dengan nilai sekarang dari sejumlah arus kas yang diharapkan akan diterima oleh investor dari saham dan obligasi tersebut.. METODE

Laju Pertumbuhan spesifik yang diperoleh pada penelitian ini adalah berada pada kisaran 3.6%-4.8% perhari, dimana laju pertumbuhan spesifik tertinggi adalah pada

Puji dan syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kenikmatan-Nya, sehingga alhamdulillah penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini

Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu media visual (buku, gambar, puzzle, dsb). Penggunaan media visual cenderung lebih disenangi oleh

3) Tabung dikocok lagi dan pembacaan diulang seperti di atas; ini dilakukan 3 kali dan diambil harga rata-ratanya. Pada tiap-tiap pembacaan hidrometer diangkat dan

Memandangkan perancangan sumber manusia merupakan antara aktiviti pengurusan sumber manusia yang berperanan menentukan aliran masuk dan keluar tenaga kerja dalam