• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN KTI AKFAR 2016 NEW opt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEDOMAN KTI AKFAR 2016 NEW opt"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan

perkenan-Nya sehingga Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

diselesaikan.

Buku pedoman penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibuat sehingga menjadi

pedoman penulisan bagi mahasiswa Akademi Farmasi Samarinda khususnya

dalam menyiapkan usulan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Bagian

utama dari buku yang merupakan edisi revisi ini, memuat tata cara penyusunan

proposal/usulan Karya Tulis Ilmiah dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah setelah

penelitian selesai dilaksanakan. Sebagian besar isi buku ini masih mengacu edisi

sebelumnya, namun dalam buku ini ditambahkan beberapa lampiran berupa

contoh-contoh penulisan dan kelengkapan Karya Tulis Ilmiah.

Penyusun sangat berterimakasih atas masukan-masukan dari seluruh staf

pengajar Akademi Farmasi Samarinda dan dengan senang hati akan menampung

kritik yang bersifat membangun demi perbaikan buku pedoman ini. Semoga buku

ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Samarinda, Juni 2016

(3)
(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

SK DIREKTUR TENTANG PANITIA REVISI PEDOMAN PENYUSUNAN KTI... iii

SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN PEDOMAN PENYUSUNAN KTI... v

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Umum ... 1

B. Persyaratan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ... 1

C. Pemilihan Problem Penelitian ... 2

BAB II PENYUSUNAN USULAN KARYA TULIS ILMIAH A. Halaman Judul ... 5

B. Halaman Persetujuan ... 7

C. Abstrak Usulan Karya Tulis Ilmiah ... 8

D. Daftar Isi ... 8

E. Daftar Tabel ... 10

F. Daftar Gambar ... 10

G. Daftar Lampiran ... 11

H. Bagian Utama ... 11

1. Pendahuluan ... 11

a. Latar Belakang Masalah ... 12

b. Rumusan Masalah ... 12

c. Hipotesis... 12

(7)

2. Tinjauan Pustaka ... 14

3. Metode Penelitian ... 14

a. Rancangan Penelitian ... 14

b. Objek Penelitian ... 14

c. Sampel dan Teknik Sampling ... 15

d. Variabel Penelitian ... 16

e. Definisi Operasional ... 16

f. Teknik Pengumpulan Data ... 16

g. Analisis Data ... 17

4. Jadwal Penelitian ... 17

5. Daftar Pustaka ... 17

BAB III PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH A. Halaman Sampul ... 18

B. Halaman Judul ... 20

C. Halaman Pengesahan ... 22

D. Halaman Persembahan ... 23

E. Kata Pengantar ... 23

F. Abstrak ... 24

G. Daftar Isi ... 24

H. Daftar Tabel ... 24

I. Daftar Gambar ... 24

J. Daftar Lampiran ... 25

K. Bagian Utama ... 25

1. Pendahuluan ... 25

2. Tinjauan Pustaka ... 25

3. Metode Penelitian ... 25

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 25

5. Penutup ... 26

a. Simpulan ... 26

(8)

M. Lampiran ... 27

N. Jumlah Halaman Karya Tulis Ilmiah ... 27

BAB IV TATA CARA PENULISAN A. Tata Cara Penulisan ... 28

B. Jenis Huruf ... 28

C. Bilangan dan Satuan ... 28

D. Bilangan Desimal... 28

E. Satuan... 29

F. Batas Pinggir... 29

G. Penomoran Halaman ... 29

H. Penomoran Tabel ... 30

I. Penomoran Gambar ... 31

J. Bahasa ... 32

1. Bentuk Kalimat ... 32

2. Istilah... 32

3. Kesalahan yang Sering Terjadi ... 32

K. Kutipan... 32

1. Kutipan Langsung ... 32

2. Kutipan Tidak Langsung... 33

L. Tanda Baca ... 34

1. Titik (.) ... 34

2. Koma (,) ... 34

3. Titik Koma (;) ... 35

4. Titik Dua (:) ... 35

5. Tanda Tanya (?) ... 35

6. Tanda Seru (!) ... 35

7. Tanda Hubung (-) dan Bulit (.,) ... 35

8. Tanda Kurung (....)... 36

9. Tanda Kurung Siku [....] ... 36

10. Tanda Petik ( .... ) ... 36

(9)

13. Tanda Ampersan (&) ... 37

M. Penulisan Tanda Baca ... 37

N. Urutan Judul dan Sub Judul ... 38

BAB V PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA A. Buku... 44

1. Buku yang Dikarang oleh Satu Orang ... 44

2. Buku yang Dikarang oleh Lebih Dari Satu Orang ... 44

3. Buku yang Disunting oleh Satu Orang... 44

4. Buku yang Disunting oleh Lebih Dari Satu Orang ... 44

5. Buku Risalah ... 44

6. Buku Terjemahan ... 44

B. Majalah/Jurnal Ilmiah ... 45

C. Anonim ... 45

D. Karya Tulis Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi ... 45

E. Karangan dalam Surat Kabar ... 46

F. Laporan ... 46

G. Sumber Tak Tertulis ... 46

H. Dua atau Lebih Sumber Pustaka dengan Pengarang yang Sama... 46

DAFTAR PUSTAKA... 47

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Umum

Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah laporan tertulis hasil penelitian yang

dilakukan oleh mahasiswa dengan bimbingan pembimbing untuk dipertahankan di

hadapan Panitia Penguji Karya Tulis Ilmiah, sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi. Penelitian dapat berupa penelitian di

lapangan maupun penelitian di laboratorium. Karya Tulis Ilmiah merupakan karya

asli dari mahasiswa pembuat Karya Tulis Ilmiah yang telah sepenuhnya

menerapkan metode ilmiah dan memenuhi kode etik penulis ilmiah.

Ruang lingkup penelitian adalah yang berkaitan dengan Teknologi Farmasi,

baik farmasi modern maupun tradisional, Mikrobiologi, dan ilmu yang berkaitan

dengan kefarmasian, Kimia Farmasi, Biologi Farmasi, Farmakologi dan

Toksikologi sesuai dengan Program Studi D-III Farmasi.

B. Persyaratan Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Persyaratan-persyaratan Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah sebagai berikut:

1. Persyaratan untuk Seminar Proposal:

a. Telah lulus semua mata kuliah semester I sampai dengan V.

b. IPK minimal 2,5.

c. Mahasiswa telah memiliki Poin Seminar KTI sesuai dengan persyaratan.

d. Telah melakukan konsultasi dengan pembimbing pertama minimal 6 kali

dan dengan pembimbing kedua minimal 3 kali.

e. Membuat naskah proposal KTI sesuai ketentuan.

2. Persyaratan untuk Seminar Hasil:

a. Melakukan konsultasi dengan pembimbing pertama minimal 8 kali dan

dengan pembimbing kedua minimal 4 kali.

(11)

c. Jika dalam periode tahun akademik tersebut mahasiswa belum

menyelesaikan penelitian KTI, maka harus mengikuti proses KTI dari

awal.

Prosedur Karya Tulis Ilmiah (KTI) sebagai berikut:

1. Mahasiswa telah mendapatkan pembimbing.

2. Mahasiswa membuat Usulan Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan diseminarkan pada

Seminar Proposal KTI.

3. Usulan yang telah disetujui pembimbing boleh dilanjutkan ke penelitian

(waktu pelaksanaan penelitian tidak lebih dari 1 semester).

4. Penelitian dan pengumpulan data yang telah selesai diteruskan dengan

penulisan/pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

5. Pembuatan KTI diakhiri dengan ujian dihadapan sidang penguji.

Batas waktu KTI

Pembuatan KTI harus diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan sesuai

dengan kalender akademik yang berlaku.

Ketentuan lain

Laporan KTI yang sudah jadi dibuat rangkap dua dengan hard cover warna sesuai dengan ketentuan (biru kehijauan), contoh warna dapat dilihat di lampiran.

Laporan KTI juga dibuat dalam bentuk softcopy berupa dua buah CD yang diserahkan kepada institusi.

C. Pemilihan Problem Penelitian

Mahasiswa sendiri yang harus mencari dan memilih problem penelitian.

Sehingga penelitian yang dilakukan akan benar-benar sesuai dengan minat dan

kemampuannya. Problem penelitian dapat ditemukan dengan cara melakukan

pengamatan secara seksama terhadap pengalaman selama mengikuti kuliah,

praktikum, praktek kerja lapangan dan studi pustaka. Problem penelitian ilmu

kefarmasian dapat diangkat dari beberapa topik yang muncul dari sub bidang

(12)

1. Kimia Farmasi

Bidang ini mencakup: perbandingan metode, perbaikan metode yang sudah

ada, pengembangan metode baru, penerapan metode yang sudah ada dan atau

metode baru untuk analisis obat dalam berbagai formulasi (lama atau baru),

identifikasi kualitatif dan kuantitatif hasil isolasi dan sediaan obat yang beredar di

pasaran.

2. Farmakologi

Penelitian farmakologi mencakup metabolisme obat in vitro dan in vivo, dan

skrining farmakologi obat-obat sintesis, bahan alam, dan tradisional.

3. Farmakognosi-Fitokimia

Penelitian ini mencakup: identifikasi dan inventarisasi tanaman obat,

karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, ekstraksi dan isolasi senyawa fitokimia,

dan lain-lain.

4. Mikrobiologi Farmasi

Penelitian ini meliputi uji aktivitas antibakteri dan mikroba dari bahan kimia

alam, isolasi dan identifikasi bakteri dan mikroba, uji aktivitas antibakteri,

mikroba, sediaan farmasi dan lain-lain.

5. Teknologi Farmasi

Bagian ini mencakup: penelitian dasar formulasi dan teknologi sediaan

farmasi yang mencakup permasalahan-permasalahan tentang penelitian dan

pengembangan bahan aktif, bahan tambahan atau penolong, metode dan peralatan.

Penelitian evaluasi sediaan farmasi yaitu evaluasi sediaan farmasi yang telah

ditentukan berdasarkan pada variabel atau parameter tertentu. Sediaan farmasi

yang dimaksud meliputi: sediaan steril, padat, semi padat, dan cair.

6. Manajemen Farmasi dan Farmasi Sosial

Dalam farmasi sosial, pengobatan dilihat dari persepektif sains, sosial dan

humanistik. Farmasi sosial mencakup semua faktor-faktor sosial yang

mempengaruhi penggunaan obat seperti kepercayaan pasien terhadap obat,

regulasi, kebijakan, perilaku, informasi obat, dan etik.

7. Farmasi Klinik

(13)

meminimalkan toksisitas obat yang berorientasi pada pasien. Konseling

(Pemberian Informasi Obat), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), penyiapan

obat, dan pemantauan penggunaan obat baik secara langsung maupun tidak

(14)

BAB II

PENYUSUNAN USULAN KARYA TULIS ILMIAH

Usulan penelitian untuk Karya Tulis Ilmiah terdiri atas halaman judul,

halaman persetujuan, abstrak usulan Karya Tulis Ilmiah, bagian utama usulan

Karya Tulis Ilmiah dan daftar pustaka.

A. Halaman Judul

Halaman judul memuat: judul usulan KTI, lambang Akademi Farmasi

Samarinda, nama dan nomor mahasiswa, institusi yang dituju, dan waktu

pengajuan.

1. Judul

Judul penelitian dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukkan

dengan tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang

penafsiran yang beraneka ragam. Penulisan judul dengan menggunakan huruf

besar (kapital). Sebaiknya dihindari penggunaan lambang, rumus, ataupun

istilah yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.

Judul KTI memberi gambaran kepada pembaca tentang masalah yang

dibahas, objek penelitian, wilayah, dan metode yang dipergunakan. Pemilihan

judul KTI perlu diperhatikan kesesuaian antara judul dengan isi disertai

metode yang digunakan. Judul harus jelas dan terbatas dalam arti jelas ide

sentralnya, jelas perinciannya, jelas strukturnya dan tertuang dalam

kalimat-kalimat yang gramatikal dan efektif.

2. Lambang Akademi Farmasi Samarinda dengan diameter 6,5 cm.

3. Identitas penulis yang berisi nama penulis dan nomor mahasiswa penulis KTI,

nama ditulis lengkap tidak boleh disingkat.

4. Institusi yang dituju adalah Program Studi D-III Farmasi Akademi Farmasi

Samarinda.

5. Waktu pengajuan KTI dengan menuliskan bulan dan tahun dibuatnya usulan

(15)

Contoh halaman judul:

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG

(

Curcumae aeruginosae

) SEBAGAI ANTELMINTIK PADA

CACING

Ascaridia galli

SECARA IN VITRO

Usulan Karya Tulis Ilmiah

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

RAISA ISYANA PUTRI 723901S.13.000

AKADEMI FARMASI SAMARINDA

SAMARINDA

(16)

B. Halaman Persetujuan

Memuat nama dan nomor mahasiswa, judul usulan KTI, persetujuan

pembimbing lengkap dengan tanda tangan dan tanggal persetujuan. Contoh

halaman persetujuan:

HALAMAN PERSETUJUAN

JUDUL KTI : PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG (Curcumae aeruginosae) SEBAGAI ANTELMINTIK PADA CACINGAscaridia galliSECARA IN VITRO

NAMA : RAISA ISYANA PUTRI

NIM : 723901S.13.000

Karya tulis ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Samarinda, ....

PEMBIMBING I

Hayatus Sa adah, M.Sc., Apt

NIDN. ..

PEMBIMBING II

Sapri, S.Si

(17)

C. Abstrak Usulan Karya Tulis Ilmiah

Abstrak usulan KTI memuat uraian singkat tentang penelitian yang hendak

dilakukan. Abstrak dinyatakan pula dengan jelas dan singkat tujuan penelitian,

cara pelaksanaan atau metode yang digunakan, serta cara menganalisis hasil.

Abstrak usulan KTI ditulis singkat 150-200 kata dan diketik satu spasi, dibawah

abstrak usulan KTI dengan jarak 1 spasi dituliskan kata kunci maksimal 5 buah

dan dicetak tebal. Contoh abstrak:

ABSTRAK

Penyakit cacingan dapat mengganggu pertumbuhan anak-anak, sehingga perlu diatasi dengan antelmintik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsentrasi infusa temu ireng (Curcumae aeruginosae) sebagai antelmintik pada cacingAscaridia gallisecara in vitro.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Obyek yang diteliti adalah kematian cacingAscaridia galli. Variabel bebas pada penelitian ini adalah konsentrasi infusa temu ireng dan variabel terikat yaitu daya antelmintik infusa temu ireng terhadap cacing Ascaridia galli. Penelitian ini menggunakan sampel 288 cacing Ascaridia galli yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama diberi perlakuan infusa rimpang temu ireng konsentrasi 30%, 45%, 60%, 75% dan 90%. Kelompok kedua diberi perlakuan larutan piperazin sitrat konsentrasi 0,2% 0,3%, 0,4%, 0,5% dan 0,6% sebagai kontrol positif. Kelompok ketiga diberi perlakuan larutan NaCl 0,9% sebagai kontrol negatif. Masing-masing konsentrasi diberikan sebanyak 25 ml untuk tiap cawan petri yang berisi 8 ekor cacing. Setiap cawan petri diinkubasi pada suhu 37 0C dan dilakukan replikasi 3 kali. Data diperoleh dari pengamatan waktu kematian total cacing

Ascaridia gallisetiap 15 menit. LC50dan LT50infusa rimpang temu ireng dihitung

dengan menggunakan analisa probit.

Kata kunci: temu ireng, infusa, antelmintik,Ascaridia galli

D. Daftar Isi

Halaman daftar isi memuat nomor dan judul dari bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir KTI serta nomor halaman tempat pemuatannya. Judul dari bagian

awal Karya Tulis Ilmiah (HALAMAN JUDUL dan lain-lain), bab (BAB I

PENDAHULUAN dan lain-lain) serta bagian akhir Karya Tulis Ilmiah

(DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN) ditulis dengan huruf kapital semua

(18)

Contoh daftar isi:

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

ABSTRAK... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Hipotesis ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sub Bab ... 6

B. Sub Bab ... 12

C. Sub Bab ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 20

B. Objek Penelitian ... 20

C. Sampel dan Teknik Sampling ... 21

D. Variabel Penelitian ... 21

(19)

1. Alat dan Bahan yang digunakan ... 23

2. Cara Kerja ... 23

G. Analisis Data ... 25

H. Jadwal Penelitian ... 25

DAFTAR PUSTAKA... 26

LAMPIRAN... 28

E. Daftar Tabel Halaman daftar tabel memuat nomor dan judul tabel dan halaman tempat pemuatannya. Kata Tabel diketik rata dengan margin kiri dan sejajar dengan kata Halaman . Nomor tabel ditulis diketik 1,5 spasi di bawah kata Tabel . Nomor tabel ditulis dengan angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik, dimana angka menunjukkan nomor urut tabel dalam KTI. Nomor tabel diikuti dengan judul tabel, dengan jarak 0,5 cm dari tanda titik. Contoh daftar tabel: DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Keseragaman bobot tablet ... 17

2. Rancangan percoban faktorial desain ... 26

3. Formula tablet teofilin ... 30

4. Perbandingan hasil evaluasi material co-processed excipientsdengan nilai teoritis... 34

5. Sifat campuran massa tablet ... 36

F. Daftar Gambar

Halaman daftar gambar memuat nomor dan judul gambar serta halaman

tempat pemuatannya. Kata Gambar diketik rata dengan margin kiri dan sejajar

(20)

gambar ditulis dengan angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik. Nomor

gambar diikuti dengan judul gambar, dengan jarak 0,5 cm dari tanda titik.

Contoh daftar gambar:

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Struktur Molekul Teofilin ... 17

2. Struktur Molekul Eksplotab ... 26

3. Model Grafik Pengaruh Eksplotab Dan Magnesium Stearat Terhadap

Kekerasan Tablet ... 30

G. Daftar Lampiran

Halaman daftar lampiran memuat nomor dan judul lampiran serta nomor

halaman tempat pemuatannya. Kata Lampiran diketik rata dengan margin kiri

dan sejajar dengan kata Halaman .

Nomor lampiran ditulis diketik 1,5 spasi di bawah kata Lampiran . Nomor

lampiran ditulis dengan angka Arab (1, 2, .... dan seterusnya). Nomor lampiran

diikuti dengan judul lampiran, dengan jarak 0,5 cm dari tanda titik. Contoh daftar

lampiran:

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Uji Sifat Fisik Material ... 17

2. Uji Campuran Massa Tablet Teofilin ... 26

3. Data Uji Sifat Fisik dan Disolusi... 30

H. Bagian Utama 1. Pendahuluan

(21)

dilakukan. Dalam pendahuluan harus dipaparkan latar belakang penelitian yang

akan dilakukan. Selanjutnya ada uraian yang dapat menuntun pembaca menuju

kepada pemikiran logis yang berakhir pada pernyataan mengenai percobaan yang

akan dilakukan, dan hasil-hasil yang akan diharapkan.

Bab pendahuluan terdiri atas 5 sub bab yang memuat uraian tentang (a) latar

belakang masalah, (b) rumusan masalah, (c) hipotesis, (d) tujuan penelitian, (e)

manfaat penelitian.

a. Latar Belakang Masalah

Bagian ini menguraikan tentang latar belakang atau alasan ilmiah mengapa

ada masalah yang akan diteliti, tujuan, dan pentingnya penelitian agar pembaca

memperoleh perspektif dan pengertian yang tepat. Diuraikan proses dalam

mengidentifikasi masalah penelitian berdasarkan acuan pustaka terutama jurnal

ilmiah yang relevan dan mutakhir (10 tahun terakhir) sehingga akan

memperlihatkan urgensi (penting untuk dilakukan), originalitas (asli, belum

pernah dilakukan) dan aktualitas (relevan dengan isu masa kini) masalah yang

diajukan untuk diteliti (Brotowijoyo, 1988; Day, 1995; Sevilla, dkk., 1993; Nana,

dkk., 2004).

b. Rumusan Masalah

Rumusan masalah memberi informasi tentang adanya kesenjangan atau

masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah dapat dirumuskan dalam bentuk

kalimat tanya atau narasi yang menunjukkan kesenjangan yang akan dijawab

melalui penelitian agar pembaca memperoleh perspektif dan pengertian yang

tepat. Agar peneliti dapat menggalli masalah dengan baik, maka peneliti harus

menguasai teori dengan membaca berbagai referensi. Selanjutnya agar masalah

dapat dijawab dengan baik, maka masalah tersebut harus dirumuskan secara

spesifik (Lindsay, 1988; Brotowijoyo, 1988; Pemegar dan Hudelson, 2004).

c. Hipotesis

(22)

dihadapi, dan masih harus dibuktikan kebenarannya. Dengan kata lain hipotesis

adalah pernyataan yang didukung data yang telah ada tetapi masih memerlukan

pembuktian melalui penelitian (Brotowijoyo, 1988; Lindsy, 1998; Sevilla, dkk.,

1993).

Penyusunan hipotesis perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1) Hipotesis hendaknya dikemukakan dalam kalimat pernyataan, bukan kalimat

tanya. Jika hipotesis tersebut terbukti kebenarannya, maka berarti hipotesis

telah berubah menjadi kesimpulan atau teori baru yang teruji.

2) Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat, sehingga dapat

dimengerti maksudnya.

3) Hipotesis hendaknya menyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau

lebih variabel.

4) Hipotesis sebaiknya dapat diuji, maksudnya tersedia data yang akan

dikumpulkan untuk mengujinya.

Hipotesis berfungsi untuk:

1) Membimbing alur pikiran peneliti dalam memulai penelitian.

2) Menentukan tahapan atau prosedur penelitian.

3) Membantu menetapkan format dalam menyajikan, menganalisis dan

menafsirkan data dalam KTI.

Jadi, dapat dikatakan bahwa suatu penelitian harus mempunyai hipotesis(Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).

d. Tujuan Penelitian

Dengan adanya rumusan masalah dan hipotesis yang sudah jelas maka akan

mudah menyatakan tujuan penelitian. Tujuan penelitian memberi informasi

tentang tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan masalah penelitian yang hendak

dijawab.

e. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi penjelasan tentang kegunaan hasil penelitian yang

(23)

2. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka memuat uraian singkat dan jelas atas pustaka yang

menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. Bagian ini memuat cuplikan

bahan pustaka meliputi dasar teori dan data yang tersedia dari hasil penelitian

sebelumnya yang berkaitan erat dengan masalah yang diajukan. Tinjauan pustaka

mengandung penelaahan pustaka tentang penelitian yang pernah dilakukan,

mempunyai kaitan dengan usulan KTI yang diajukan, dan teori-teori yang

mendukung. Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber

aslinya. Pustaka yang digunakan hendaknya relevan dan terkini (Brotowijoyo,

1988; Sevilla, dkk., 1993; Nana, dkk., 2004).

3. Metode Penelitian a. Rancangan Penelitian

Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu

diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental.

Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar

peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan

tujuan peneliti. Dalam penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih

adalah yang paling memungkinkan peneliti untuk mengendalikan variabel lain

yang diduga ikut berpengaruh terhadap variabel terikat. Pemilihan rancangan

penelitian dalam penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang

akan diuji.

Pada penelitian non eksperimental, bahasa dalam subbab rancangan penelitian

berisi penjelasan tentang jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan

sifatnya, apakah penelitian eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survei atau

penelitian historis, korelasional dan komparasi kausal. Dalam bagian ini

dijelaskan pula variabel yang dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan

antara beberapa variabel tersebut.

b. Objek Penelitian

(24)

perhatian atau sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat,

kuantitas, dan kualitas (benda, orang lembaga), bisa berupa perilaku, kegiatan,

pendapat, pandangan penilaian, sikap pro-kontra atau simpati-antipati, keadaan

batin, dan bisa pula berupa proses.

Jika hasil penelitian akan dirampatkan ke objek yang lebih luas, peneliti

berbicara tentang populasi. Dalam hal ini perlu dijelaskan ciri-ciri populasi, dan

batasan objek/populasi yang diteliti. Jika objek yang diteliti adalah kadar

parasetamol dalam obat tertentu, apakah hal itu berlaku untuk semua produk obat

atau hanya produk dari pabrik farmasi tertentu, hanya produksi tahun tertentu dsb,

hal itu perlu penjelasan.

Contoh:

Penentuan kadar parasetamol dalam sediaan tablet

Objek penelitiannya adalah: kadar parasetamol

Sampel penelitiannya adalah: sediaan tablet

Contoh lainnya seperti:

Topiknya mengenai Kepemimpinan Kepala Sekolah Sekolah Dasar di

Kabupaten Situsini. Hal (objek) yang akan diteliti (objek penelitian) adalah kepemimpinan kepala sekolah (yang konkrit atau operasionalnya adalah

apakah kepemimpinan kepala sekolah atau kasek tersebut efektif/baik ataukah

tidak). Jadi,sampel atau subjek penelitian(yang mempunyai sifat, karakteristik,

keadaan yang akan diteliti itu adalah si empunya objek penelitian, dalam hal ini

efektivitas kepemimpinan) adalah kepala sekolah.

c. Sampel dan Teknik Sampling

Bagian ini menjelaskan berapa banyak (ukuran) sampel atau pencontohannya,

dan bagaimana cara mengambil sampel tersebut. Akan lebih baik lagi jika peneliti

menjelaskan mengapa memilih teknik sampling A, dan bukan B atau C atau

(25)

d. Variabel Penelitian

Sub bab ini menjelaskan jenis variabel yang diteliti (variabel bebas dan

variabel terikat) dan variabel kontrol yang harus dikendalikan serta cara

pengendaliannya (jika penelitiannya dengan eksperimen).

e. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan rumusan secara operasional tentang variabel

penelitian. Mulai dari pengertian variabel yang akan diteliti, sampai kepada

keterukuran variabel penelitian itu.

f. Teknik Pengumpulan Data

Bagian ini menjelaskan cara mengambil data, apa alatnya, apa bahannya dan

bagaimana prosedurnya. Untuk keterangan alat (eksperimen) perlu dijelaskan

validitas dan reliabilitasnya, paling tidak dituliskan spesifikasi alat, seberapa besar

ketelitiannya atau bagaimana usaha validasinya (jika ada). Untuk bahan perlu

dijelaskan jenis dan atau konsentrasinya. Sub bab ini terdiri atas sub-sub bab yang

memuat uraian tentang:

1. Alat, Bahan dan Objek Makhluk Hidup yang Digunakan

Alat sebaiknya disebutkan spesifikasinya dengan jelas. Kalau menggunakan

alat dan fasilitas lain yang bukan milik institusi hendaknya dimintakan ijin dari

yang bersangkutan.

Bahan hendaknya disebutkan spesifikasinya dan dapat dibedakan atas bahan

utama penelitian dan pereaksi. Penulisan bahan hendaknya digunakan cara yang

sesuai dengan aturan Farmakope Indonesia. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti

lain yang ingin menguji ulang penelitian itu tidak sampai salah langkah.

Objek makhluk hidup perlu dijelaskan jenis atau spesies makhluk hidup apa

yang digunakan dalam penelitian.

2. Prosedur atau Cara Kerja

Bagian ini menguraikan cara menjalankan penelitian termasuk kendala dan

(26)

dilakukan harus dapat menjawab sebagian atau bahkan seluruh masalah yang

sebelumnya telah dirumuskan dalam perumusan masalah.

g. Analisis Data

Pada bagian ini diuraikan jenis analisis statistik yang digunakan. Dilihat dari

metodenya, ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu: statistik deskriptif dan

statistik inferensial. Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan

statistik nonparametrik.

Disamping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang dipilih

sudah cukup dikenal maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang

lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering

digunakan, maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci.

Apabila dalam analisis menggunakan komputer perlu disebutkan programnya,

misalnya SPSSfor Windows.

4. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini hendaknya ditunjukkan tahap penelitian yang dilakukan,

perkiraan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan masing-masing tahap

dengan menyebutkan bulan serta perincian kegiatan untuk masing-masing tahap.

Bagian ini memuat garis besar kegiatan yang akan dilakukan,

kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pentahapan penelitian dan dibuat dalam bentuk

daftar. Contoh:

No. Kegiatan Feb Mar Apr Mei Jun

1 Pembuatan Proposal X X X

2 Perijinan X

3 Penelitian X X X

4 Pembuatan KTI X X X

5 Dst

5. Daftar Pustaka

(27)

BAB III

PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Halaman Sampul Halaman sampul berisi:

1. Judul

Judul KTI dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukkan dengan

tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang penafsiran

yang beraneka ragam. Penulisan dengan huruf besar semuanya. Judul KTI

tidak harus tepat benar dengan judul usulan KTI, karena dalam pelaksanaan

mungkin timbul perubahan dari rencana semula.

2. Maksud KTI yaitu:

Disini dituliskan maksud penyusunan KTI, dalam hal ini hendaknya ditulis:

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada

program D-III Farmasi pada Akademi Farmasi Samarinda.

3. Lambang D-III Farmasi Akademi Farmasi Samarinda

Berbentuk bundar dengan diameter 6,5 cm.

4. Nama penulis

Memuat nama dan nomor mahasiswa penulis KTI, nama ditulis lengkap tidak

boleh disingkat.

5. Institusi yang dituju

Ditulis: Akademi Farmasi Samarinda.

6. Waktu

(28)

Contoh halaman sampul depan:

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG

(

Curcumae aeruginosae

) SEBAGAI ANTELMINTIK PADA

CACING

Ascaridia galli

SECARA IN VITRO

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan

Program D-III Farmasi pada Akademi Farmasi Samarinda

Oleh:

RAISA ISYANA PUTRI

723901S.13.000

(29)

B. Halaman Judul Halaman judul berisi:

1. Judul

Judul KTI dibuat sesingkat-singkatnya, tetapi jelas dan menunjukkan dengan

tepat masalah yang hendak diteliti, dan tidak membuka peluang penafsiran

yang beraneka ragam. Penulisan dengan huruf besar semuanya. Judul KTI

tidak harus tepat benar dengan judul usulan KTI, karena dalam pelaksanaan

mungkin timbul perubahan dari rencana semula.

2. Lambang D-III Farmasi Akademi Farmasi Samarinda

Berbentuk bundar dengan diameter 6,5 cm.

3. Nama penulis

Memuat nama dan nomor mahasiswa penulis KTI, nama ditulis lengkap tidak

boleh disingkat.

4. Institusi yang dituju

Ditulis: Akademi Farmasi Samarinda.

5. Waktu

(30)

Contoh halaman judul:

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG

(

Curcumae aeruginosae

) SEBAGAI ANTELMINTIK PADA

CACING

Ascaridia galli

SECARA IN VITRO

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

RAISA ISYANA PUTRI 723901S.13.000

(31)

C. Halaman Pengesahan

Halaman ini memuat tanda tangan Direktur Akademi Farmasi Samarinda,

Pembimbing, Ketua dan anggota penguji, serta tanggal ujian. Contoh halaman

pengesahan:

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH KONSENTRASI INFUSA TEMU IRENG

(

Curcumae aeruginosae

) SEBAGAI ANTELMINTIK PADA

CACING

Ascaridia galli

SECARA IN VITRO

Dipersiapkan dan disusun oleh:

RAISA ISYANA PUTRI 723901S.13.000

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal Agustus 2016

Pembimbing I

Hayatus Sa adah, M.Sc., Apt

NIDN. ..

Mengetahui:

Akademi Farmasi Samarinda Direktur,

Supomo, M.Si., Apt

NIDN. ..

Pembimbing II

Sapri, S.Si NIDN.

Tim Penguji:

Ketua:Triswanto Sentat, M.Farm.Klin., Apt

Anggota:

(32)

2. Hayatus Sa adah, M.Sc., Apt D. Halaman Persembahan

Halaman ini memuat kata-kata persembahan atau kata-kata mutiara. Halaman

ini bukan suatu keharusan. Contoh halaman persembahan:

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

 Sesuatu yang baik ialah apabila anda masih punya harapan, tetapi yang buruk ialah apabila anda selalu menggantungkan diri pada

harapan (Hikmah Bijak).

 Dan sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan

pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)

bagi orang yang berakal (Ali `Imran:190).

 Manusia paling lemah ialah yang tidak mampu menyembunyikan (menyimpan) rahasia. Manusia terkuat ialah yang mampu menahan

amarahnya (Hikmah Bijak).

Kupersembahkan buat:

 Allah SWT

 Kedua Orang Tuaku

 Teman-teman Angkatanku

 Keluarga Kecil Prodi Farmasi

 Almamaterku

E. Kata Pengantar

(33)

hendaknya dapat memberikan gambaran umum seluruh tulisan. Dalam Kata

Pengantar juga dituliskan hal-hal yang tidak berkaitan dengan ilmu pengetahuan

seperti ucapan terima kasih atau perubahan-perubahan yang terjadi dari rencana

semula.

F. Abstrak

Abstrak memuat uraian ringkas dan jelas tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, cara (metode) penelitian, hasil dan serta kesimpulan

yang disusun dalam empat alinea, ditulis singkat 150-200 kata, dan diketik satu

spasi. Di dalam abstrak hendaknya tidak terdapat daftar (tabel), gambar, dan

daftar pustaka serta informasi yang tidak terdapat pada induk karangan. Di bawah

abstrak dituliskan kata kunci, dicetak tebal, maksimum 5 kata.

G. Daftar Isi

Halaman daftar isi memuat nomor dan judul dari bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir KTI serta nomor halaman tempat pemuatannya. Judul dari bagian

awal Karya Tulis Ilmiah (KATA PENGANTAR dan lain-lain), bab (BAB I

PENDAHULUAN dan lain-lain) serta bagian akhir Karya Tulis Ilmiah

(DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN) ditulis dengan huruf kapital semua

dan dicetak tebal.

H. Daftar Tabel

Halaman daftar tabel memuat nomor dan judul tabel dan halaman tempat

pemuatannya. Kata Tabel diketik rata dengan margin kiri dan sejajar dengan

kata Halaman .

Nomor tabel ditulis diketik 1,5 spasi di bawah kata Tabel . Nomor tabel

ditulis dengan angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik, dimana angka

menunjukkan nomor urut tabel dalam KTI. Nomor tabel diikuti dengan judul

tabel, dengan jarak 0,5 cm dari tanda titik.

(34)

tempat pemuatannya. Kata Gambar diketik rata dengan margin kiri dan sejajar

dengan kata Halaman .

Nomor gambar ditulis diketik 1,5 spasi di bawah kata Gambar . Nomor

gambar ditulis dengan angka Arab yang dipisahkan oleh sebuah titik. Nomor

gambar diikuti dengan judul gambar, dengan jarak 0,5 cm dari tanda titik.

J. Daftar Lampiran

Halaman daftar lampiran memuat nomor dan judul lampiran serta nomor

halaman tempat pemuatannya. Kata Lampiran diketik rata dengan margin kiri

dan sejajar dengan kata Halaman .

Nomor lampiran ditulis diketik 1,5 spasi di bawah kata Lampiran . Nomor

lampiran ditulis dengan angka Arab (1, 2, .... dan seterusnya). Nomor lampiran

diikuti dengan judul lampiran, dengan jarak 0,5 cm dari tanda titik.

K. Bagian Utama 1. Pendahuluan

Pendahuluan hampir sama dengan yang terdapat pada usulan Karya Tulis

Ilmiah (KTI) dan mungkin sudah diperluas.

2. Tinjauan Pustaka

Hampir sama dengan yang dikemukakan pada usulan Karya Tulis Ilmiah

(KTI), dan mungkin telah diperluas dengan keterangan-keterangan tambahan yang

dikumpulkan selama penelitian.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam Karya Tulis Ilmiah dapat merupakan penjelasan

metode penelitian yang lebih lengkap dari usulan KTI.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan yang sifatnya terpadu dan

(35)

persyaratan jika ada. Dalam bagian ini diuraikan hasil yang diperoleh pada

penelitian, sebaiknya disajikan dalam bentuk daftar (tabel), grafik, foto, atau

bentuk lain, dan ditempatkan sedekat mungkin dengan pembahasan, agar pembaca

lebih mudah mengikuti uraian. Pada alinea pertama bab ini sebaiknya

dikemukakan bahwa hasil penelitian dapat dijumpai pada daftar dan gambar yang

nomornya disebutkan.

Pembahasan tentang hasil yang diperoleh, berupa penjelasan teoritis, baik

secara kualitatif, kuantitatif, atau secara statistik. Hasil penelitian sebaiknya juga

dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang sejenis.

Pembahasan harus menyeluruh sehingga terbukti arti pentingnya penelitian,

serta kesimpulan yang diambil mudah dipahami. Jika ada data yang ditolak atau

diterima maka cara uji yang digunakan harus disebutkan. Penjelasan juga harus

diberikan jika diperoleh hasil yang menyimpang dari perkiraan awal.

5. Penutup a. Simpulan

Simpulan mengandung uraian singkat tetapi tepat tentang hasil penelitian. Jika

digunakan hipotesis maka harus ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan

hipotesis tersebut. Jadi apakah hipotesis tersebut terbukti atau tidak.

Simpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dapat dijabarkan dari

hasil penelitian dan pembahasan untuk membuktikan kebenaran hipotesis.

b. Saran

Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan mahasiswa selama

melakukan penelitian. Saran ditujukan kepada peneliti dalam bidang yang sejenis,

yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah diselesaikan.

Saran tidak merupakan keharusan.

L. Daftar Pustaka

Bagian ini menyajikan daftar semua literatur yang menjadi sumber informasi

(36)

ingin membaca keseluruhan isinya. Karena itu, daftar bacaan tersebut harus berisi

hal-hal berikut:

1. Nama atau nama-nama pengarang buku, artikel, monograf dan lain-lain.

2. Tahun penerbitan.

3. Judul, baik dari buku, monograf dan artikel yang digunakan.

4. Edisi.

5. Volume atau nomor dari majalah, buletin dan sebagainya.

6. Halaman yang dikutip ataupun jumlah halaman dari artikel atau buku.

Daftar pustaka disusun seperti pada bab V, minimal dari 10 pustaka.

M. Lampiran

Lampiran memuat keterangan tambahan untuk melengkapi KTI. Kalau

lampiran dihilangkan maka KTI tidak akan terganggu, tetapi kurang lengkap.

Lampiran biasanya memuat kompilasi data, peta, hasil perhitungan, gambar,

daftar, dan lain-lain yang bersifat melengkapi KTI.

N. Jumlah Halaman Karya Tulis Ilmiah

Jumlah halaman KTI memberi informasi kedalaman kajian pustaka maupun

kejelasan pembahasan. Jika kajian pustaka tidak komprehensif maka kejelasan

pembahasan akan menjadi dangkal sehingga kurang mampu menjelaskan

mengapa demikian . Untuk itu perlu batasan minimal jumlah halaman bagian

(37)

BAB IV

TATA CARA PENULISAN

A. Tata Cara Penulisan 1. Kertas

Kertas yang digunakan adalah kertas putih (HVS) ukuran A4 (21 x 29,7 cm)

berat 80 gram/m2 (naskah KTI yang akan dijilid) dan 70 gram/m2 (naskah KTI

pada seminar). Keseluruhan kertas harus seragam dalam ukuran, berat maupun

teksturnya. Dokumen KTI harus dicetak pada satu sisi (tidak timbal balik) dan

disarankan dicetak dengan printer laser.

2. Spasi

Karya Tulis Ilmiah diketik dengan jarak dua spasi (double spacing). Ketikan satu spasi (single spacing) diperbolehkan untuk membuat judul, judul tabel yang panjang, judul gambar, daftar pustaka dan abstrak.

B. Jenis Huruf

Jenis huruf (font) yang digunakan sebagai huruf bacaan (teks) adalah Times New Roman, dengan ukuran 12 . Ukuran huruf untuk Judul adalah 14-16, Bab dan nama Bab dengan ukuran 14 menggunakan huruf besar dicetak tebal (bold). Simbol-simbol yang dipergunakan dalam perhitungan matematis, penjumlahan,

notasi dan perhitungan lainnya harus tercetak dengan jelas dan dapat

dipertanggungjawabkan. Lambang atau tanda khusus yang tidak dijumpai pada

mesin ketik atau pada komputer, harus ditulis dengan alat mekanis menggunakan

tinta cina hitam atau tinta yang sejenis.

C. Bilangan Dan Satuan

Bilangan diketik dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat, misalnya:

10 g bahan ...; harus ditulis: Sepuluh gram bahan ...

(38)

Bilangan desimal ditandai dengan koma, bukan dengan titik, misalnya: berat

sampel 10,5 g.

E. Satuan

Satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di belakangnya (jika

tidak tercetak pada akhir kalimat), misalnya: m, cm, kg, mg, mcg, mm, °C, L, mL.

F. Baris Pinggir

Baris pinggir (margin) untuk semua teks KTI ditetapkan sebagai berikut:

1. pinggir sebelah atas : 4 cm

2. pinggir sebelah bawah : 3 cm

3. pinggir sebelah kiri : 4 cm

4. pinggir sebelah kanan : 3 cm

Selain yang disebut di atas, pedoman berikut harus dipatuhi:

1. Jangan mengetik lebih dari satu baris di bawah baris pinggir. Seandainya yang

sebaris perlu juga diketik, ini diperkenankan hanya untuk melengkapkan

catatan kaki atau baris terakhir sesuatu bab, sub-sub atau keterangan gambar.

2. Paragraf pada bagian bawah dari suatu halaman harus terdiri dari

sekurang-kurangnya dua baris ketikan lengkap, jika tidak dapat dibuat demikian, harus

dimulai pada halaman yang baru. Paragraf yang terletak di bagian atas

halaman dimulai dengan jarak 1 cm dari batas pinggir kiri dengan jarak tetap

dua spasi dan harus memiliki minimal 2 (dua) baris penuh.

Kata terakhir pada halaman tidak boleh dipotong strip (hyphenated). Apabila ruang yang tersedia untuk mengetik seluruh kata terlalu sempit, kata tersebut

harus diletakan di halaman berikutnya.

Penggandaan atau proses fotokopi harus dilakukan dengan cermat untuk

memastikan ketepatan dan konsistensi baris pinggir.

3. Bilangan dan lambang yang memulai suatu kalimat harus ditulis dalam bentuk

kalimat, misalnya: sepuluh ekor mencit disuntik secara...

G. Penomoran Halaman

(39)

dst.) digunakan pada halaman-halaman seperti halaman pengesahan, halaman

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Halaman judul pada halaman depan KTI dianggap sebagai

halaman i, tetapi nomornya tidak diketik. Huruf kecil ii terletak pada halaman

pertama sesudah halaman judul.

Nomor halaman naskah diberi nomor angka Arab (1, 2, 3, 4, 5, dst), dicetak

tanpa tanda bacaan kira-kira 1,5 cm dari batas bawah dan batas atas. Untuk

halaman permulaan bab nomor halaman dicetak pada bagian bawah tengah, untuk

halaman sesudahnya pada pojok kanan atas. Untuk lampiran nomor halaman

dicetak pada pojok kanan atas.

H. Penomoran Tabel

Tabel diberi nomor urut dengan angka arab. Penomoran tabel dimulai dari

pemunculan tabel pertama kali. Judul tabel ditempatkan secara simetris di atas

tabel tanpa diakhiri dengan titik. Judul tabel harus singkat. Jika tabel diambil dari

sumber, maka sumber harus dicantumkan. Apabila suatu tabel harus bersambung

pada halaman berikutnya, maka pada baris atas halaman baru harus berbunyi

(sebagai contoh: Tabel 1, sambungan). Keterangan tabel tidak perlu diulang,

tetapi setiap kolom tabel diberi nomor unit. Apabila ada keterangan tentang tabel,

dituliskan di bawah tabel. Judul, isi dan keterangan tabel ditulis dalam satu spasi.

Posisi tabel berada di tengah (center) halaman naskah.

Tabel 1. Data kekerasan, friabilitas, waktu hancur, kadar zat berkhasiat, dan keseragaman kandungan

Tablet Hasil uji Kekerasan (Kg) Friabilitas (%) Waktu hancur (menit) Kadar zat berkhasiat (%) Keseragaman Kandungan (%) A B C D

7,17 ± 0,717 5,91 ± 0,366 8,03 ± 0,568 5,90 ± 0,460

0,0209 0.0006 0,0016 0,0029

3,79 ± 0,328 2,71 ± 0,478 6,59 ± 0,435 1,03 ± 0,307

98,77 ± 1,049 99,21 ± 1,406 100,90±1,308 100,45±1,543

98,75 ±0,913*) 99,55 ± 0,593 100,99 ± 1,035 100,03 ± 1,443

Keterangan :

(40)

C = Isoric® D = Zyloric® *) = SD (n=6)

Tampilan 2 (dua) tabel atau lebih pada satu halaman diperbolehkan, selama

tidak merubah jarak ukuran halaman (margin), demikian juga dengan tabel yang

melebar dengan posisi landscape. Setiap nomor tabel, harus tercantum dalam DAFTAR TABEL.

I. Penomoran Gambar

Gambar adalah gambar foto, skema, ilustrasi, atau grafik yang dilekatkan pada

halaman naskah. Penomoran gambar harus berturutan dengan nomor urut angka

[image:40.595.168.458.345.470.2]

Arab. Penomoran harus diawali dengan pemunculan gambar pertama kali.

Gambar 1. Grafik kadar asam urat darah kelinci pada pemberian tablet

Keterangan:

A = 15 menit setelah pemberian KBrO32,4 mmol/kg bb

B = 1 jam setelah pemberian tablet C = 2 jam setelah pemberian tablet D = 3 jam setelah pemberian tablet E = 4 jam setelah pemberian tablet F = 6 jam setelah pemberian tablet G = 8 jam setelah pemberian tablet H = 10 jam setelah pemberian tablet I = 15 jam setelah pemberian tablet J = 20 jam setelah pemberian tablet K = 25 jam setelah pemberian tablet L = 30 jam setelah pemberian tablet

Judul gambar, nomor (dalam angka Arab) dan keterangan diletakkan

simetris di bawah gambar, tanpa diakhiri titik dan ditulis dalam jarak satu spasi.

Umumnya suatu gambar tidak lebih dari satu halaman. Gambar dapat disatukan

(41)

J. Bahasa

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia baku (ada subjek dan

predikat, serta supaya lebih sempurna ditambah dengan objek dan keterangan).

Untuk jelasnya mengacu pada Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.

Untuk mengetahui dan memastikan apakah kata yang digunakan (terutama yang

berasal dari bahasa asing) sudah resmi atau belum pemakaiannya di dalam bahasa

Indonesia maka kita harus merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI).

1. Bentuk Kalimat

Kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang kedua (saya, aku,

kami, kita, dan engkau), tetapi harus dalam bentuk pasif dan titik pandang ketiga.

Kata-kata saya pada ucapan terima kasih dalam kata pengantar, diganti dengan

kata penulis.

2. Istilah

Istilah yang digunakan adalah istilah Indonesia atau istilah yang telah di

Indonesiakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika terpaksa harus

menggunakan istilah asing harus diketik miring (italic). 3. Kesalahan yang Sering Terjadi

a. Kata penghubung, misalnya:sehinggadansedangkan, tidak boleh digunakan

untuk memulai suatu kalimat baru.

b. Kata depan, misalnyapada, sering digunakan tidak pada tempatnya, misalnya

diletakkan di depan subjek, sehingga merusak susunan kalimat.

c. Kata di mana dan dari selalu kurang tepat pemakaiannya, dan diperlakukan sesuai seperti kata where dan of dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Indonesia bentuk demikian tidak baku dan jangan digunakan.

d. Awalankedandiharus dibedakan dengan kata depan ke dan di.

K. Kutipan

1. Kutipan Langsung

(42)

dari lima baris, maka dapat ditulis langsung pada teks dengan tanda kutip di antara

bagian yang dikutip.

Contoh:

Permenkes No. 168 tahun 2005 tentang prekursor farmasi pasal 1 butir 3,

menyebutkan "Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis

bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

perilaku".

Kutipan panjang (lebih dari lima baris), ditulis tanpa tanda kutip.

Contoh:

Permenkes No. 168 tahun 2005 tentang prekursor farmasi pasal 1 butir 2,

menyebutkan: Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau

bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang

dibedakan ke dalam golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang atau

yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

2. Kutipan Tidak Langsung

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dibuat bila penulis mengutip

karangan yang diolah memakai bahasa sendiri (tanpa memasukkan kalimat

pribadi penulis). Ditulis tanpa menggunakan tanda kutip. Pernyataan tentang suatu

masalah yang sama dapat mengacu dari beberapa sumber, sepanjang isi, maksud

dan jiwa yang dikutip sama. Setiap kutipan harus disebut sumbernya.

Contoh:

Inhibitor kompetitifnitric oxidesynthase(NOS) telah diidentifikasi yakni derivat arginin seperti N-monometil-L-arginin, dimetil arginin, merupakan bahan dan

alat yang penting dalam meneliti peran nitrogen oksida dalam sistem biologis

(43)

L. Tanda Baca

Tanda baca yang umum dipakai adalah titik (.), koma (,), titik koma (;), titik

dua (:), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda hubung (-), dan tanda pisah ( )

(Djuharie, 2001).

1. Titik (.)

Titik hendaklah selalu digunakan pada:

a. Akhir suatu kalimat pernyataan.

b. Beberapa singkatan tertentu (M.Sc., gb., him.).

c. Sebagai pemisah bilangan angka ribuan dan kelipatannya yang

menunjukkan jumlah (7.000.000; 25.234).

Titik tidak digunakan untuk:

a. Menyatakan pecahan desimal (untuk itu dipakai koma contohnya setengah

ditulis 0,5 bukan 0.5).

b. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.

Contoh: pukul 21.15.10

c. Memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menyatakan

jumlah seperti tahun 1995 bukan 1.995, juga halaman 1455 bukan 1.455

d. Singkatan nama unsur seperti (C,H,O) bukan (C.H.O) dan persenyawaan

seperti RNA bukan R.N.A yang lain seperti DDT bukan D.D.T

e. Singkatan nama negara seperti USA bukan U.S.A. juga singkatan nama

badan seperti UNESCO bukan U.N.E.S.C.O

f. Satuan ukuran seperti kg bukan kg., juga cm, 1 (liter) danoC. Satuan ini

tidak diakhiri dengan tanda baca titik.

g. Pada akhir judul/anak judul atau sirahan (urutan).

2. Koma (,)

Koma digunakan pada:

a. Unsur-unsur sintaksis dalam kalimat.

b. Butir-butir dalam suatu deret (emas, tembaga, perak dll).

(44)

d. Menceraikan bagian-bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar

pustaka seperti J.B. Harbone ditulis Harbone, J.B.

e. Koma hendaklah dipakai untuk menyatakan pecahan desimal (misal

seperempat ditulis 0,25).

3. Titik Koma (;)

Titik koma digunakan untuk memisahkan unsur-unsur sintaksis yang setara,

atau dalam deret di dalamnya sudah mengandung tanda baca lain, (saya datang;

saya lihat; saya menang).

4. Titik Dua (:)

Titik dua digunakan untuk:

a. Menandakan pengutipan yang panjang.

b. Memperkenalkan senarai.

c. Menandakan nisbah perbandingan.

d. Menekankan pemikiran antara dua bagian kalimat yang lengkap.

5. Tanda Tanya (?)

Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat pertanyaan langsung. Dalam tulisan

ilmiah tanda tanya juga dapat dipergunakan untuk menunjukkan keragu-raguan

dalam suatu pernyataan. Untuk kasus tertentu adakalanya tanda tanya itu diapit

tanda kurung. Misalnya: Shakespeare pindah ke London tahun 1585 (?).

6. Tanda Seru (!)

Tanda seru hampir tidak pernah dipakai dalam tulisan ilmiah.

7. Tanda Hubung (-) dan Bulit (.,) Tanda hubung digunakan untuk:

a. Menyambung bagian-bagian tanggal yang seluruhnya ditulis dengan angka

(17-8-1945); dalam karya ilmiah penulisan bentuk 17 Agustus 1945 lebih

(45)

b. Merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai huruf kapital

(misal: se-lndonesia); ke- dengan angka (abad ke-21), angka dengan -an

(tahun 90-an).

c. Memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan (mis:

ber-evolusi dengan be-rber-evolusi).

8. Tanda Kurung (....)

Tanda kurung digunakan untuk:

a. Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan

bagian integral pokok pembicaraan.

b. Tanda kurung untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam

kalimat dapat dihilangkan.

c. Tanda kurung atau tanda kurung tutup dipakai untuk menunjukkan

penomoran yang dimasukkan dalam kalimat.

Misalnya: Ketiga langkah itu adalah: a) mitosis, b) meiosis, dan c)

penggandaan inti. Kebutuhan dasar manusia adalah (1) pangan, (2)

sandang, (3) papan, (4) kesehatan, dan (5) pendidikan.

9. Tanda Kurung Siku [...]

Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit:

a. Huruf atau kata yang ditambahkan pada kalimat kutipan untuk

memperbaiki kesalahan yang terdapat pada sumber aslinya.

b. Keterangan dalam kalimat yang sudah bertanda kurung.

10. Tanda petik ("....")

Tanda petik digunakan untuk mengapit:

a. Petikan atau kutipan pembicaraan langsung.

b. Istilah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.

11. Tanda petik tunggal ('....')

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit:

(46)

b. Makna, terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing (survive

'sintas', survival 'sintasan').

12. Tanda garis miring (/)

Tanda garis miring dipakai untuk mengganti:

a. Tanda bagi atau menunjukkan bilangan pecahan (½ = 0,5).

b. Kata tiap (125 ton/ha).

c. Kata dan, atau di antara dua perkataan yang tidak dimaksudkan sebagai

pilihan sinonim yang diselangkan (permusyawaratan/perwakilan).

d. Memisahkan bagian-bagian penanggalan yang ditulis dengan angka,

terutama dalam penulisan label (2/8/1999). Pada penulisan karya ilmiah

lazim dalam bentuk 2 Agustus 1999.

13. Tanda Ampersan (&)

Berfungsi sebagai pengganti kata dan bila bentuk lebih singkat diinginkan. Dalam KTI ampersan tidak digunakan, tetapi yang dipakai adalah dan secara

bertaat asas untuk menggabungkan nama-nama pengarang tanpa memperhatikan

bahasa karangan yang diacu.

M. Penulisan Tanda Baca

Selain tanda baca yang terumus yaitu: titik, titik dua, titik koma, koma, tanda

tanya, tanda seru, tanda hubung, juga dijumpai tanda sama dengan (=), tanda

tambah (+), tanda kurang (-), tanda bagi (:), lebih besar (>), dan tanda lebih kecil

(<).

Beberapa pedoman penulisan tanda baca sebagai berikut:

1. Titik, koma, titik dua, tanda seru, tanda tanya, dan tanda persen (%) diketik

rapat dengan huruf yang mendahuluinya. Contoh:

Tidak baku Baku

Apa kabar ? Apa kabar?

Hal itu tidak benar ! Hal itu tidak benar!

(47)

2. Tanda kutip ("...") dan tanda kurung ( ) diketik rapat dengan huruf dari kata

atau frase yang diapit.

Tidak baku Baku

Kelima kelompok " sepadan " Kelima kelompok "sepadan"

Tes tersebut dianggap baku Tes tersebut dianggap baku

( Standardized ) (Standardized)

3. Tanda hubung (-), tanda pisah ( ), dan garis miring (/) diketik rapat dengan

huruf yang mendahului dan mengikutinya.

Tidak baku Baku

Tidak terbelit belit Tidak terbelit-belit

Dia tidak / belum mengaku Dia tidak/belum mengaku

Ini terjadi selama tahun 1942 - 1945 Ini terjadi selama tahun 1942-1945

4. Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), tanda lebih kecil (<), tanda

tambah (+), kurang (-), dan bagi (:), diketik dengan spasi satu ketukan

sebelum dan sesudahnya.

Tidak baku Baku

p=0,0 p = 0,05

p<0,0 p < 0,01

a+b=c a + b = c

a:b=d a : b = d

bxc=f b x c = f

Akan tetapi tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan

dengan nomor halaman pada penulisan rujukan diketik rapat dengan angka

yang mendahului dan mengikutinya.

Tidak baku Baku

Menurut Rifai (1995 : 11) Menurut Rifai (1995:11)

N. Urutan Judul dan Sub Judul

Pemberian nomor urut pada judul dan sub judul atau anak sub judul harus

konsisten. Bila menggunakan gabungan dari angka Arab, angka Romawi dan

(48)

BAB I

A. 1.

a. 1).

a). (1).

(49)

Contoh:

BAB I

2 spasi

PENDAHULUAN

1 cm

3 spasi

A. Latar Belakang

Flavonoid merupakan senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan

tumbuhan. Flavonoid termasuk senyawa alam yang potensial sebagai antioksidan

yang dapat dikembangkan sebagai obat. Senyawa-senyawa ini dapat ditemukan

pada batang, daun, bunga dan buah (Hoffman, 2003).

Salah satu tanaman yang banyak mengandung senyawa flavonoid adalah

bawang merah (Allium cepaL.) (Naidu dkk, 2012), ..

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah:

1. Senyawa apakah yang terkandung dalam ekstrak terpurifikasi kulit bawang

merah?

2. Berapakah tingkat toksisitas nilai LC50 dari ekstrak terpurifikasi kulit

bawang merah terhadap larvaArtemia salinaLeach? 2 Spasi

(50)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam karya tulis ini, yaitu :

1. Mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak terpurifikasi kulit

bawang merah.

2. Mengetahui tingkat toksisitas nilai LC50 terhadap larva Artemia salina

Leach setelah pemberian ekstrak terpurifikasi kulit bawang merah.

E. Manfaat Penelitian

1. Sebagai sumber referensi tentang potensi toksisitas ekstrak terpurifikasi

kulit bawang merah.

2. Sebagai sumber informasi tentang pemanfaatan limbah kulit bawang merah

yang memiliki potensi senyawa flavonoid.

Contoh:

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(51)

1. Taksonomi

a. Abcdef

b. Ghijk

2. Khasiat

B. Pembuatan Simplisia

1. Bahan Baku

Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati, merupakan salah

faktor yang dapat mempengaruhi mutu simplisia. Sebagai sumber simplisia,

(52)

Contoh:

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

B. Objek Penelitian

C. Sampel dan Teknik Sampling

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

2. Variabel Terikat

3. Variabel Kontrol

E. Definisi Operasional

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Alat dan Bahan

a. Alat

b. Bahan

2. Prosedur Penelitian

a. Pengambilan sampel

Dst .

G. Cara Analisis

(53)

BAB V

PENYUSUNAN DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka hanya memuat pustaka yang diacu dan disusun menurut

abjad nama akhir penulis pertama, tanpa penomoran. Tata cara penulisan daftar pustaka mengikutiHarvard Style.

A. Buku

1. Buku yang Dikarang oleh Satu Orang

Skoog, D.A. 1985. Principle of Instrumental Analysis. Third (atau 3rd) Ed. New York: Saunders College Publishing. Hal: .

2. Buku yang Dikarang oleh Lebih dari Satu Orang

Purcel, W.P., Bass,G.E., and Clayton, J.M. 1967. Strategy of a Drug Design: A Guide to Biological Activity. New York: John Wiley and Sons. Hal: .

3. Buku yang Disunting oleh Satu Orang

Colburn, W.A. 1981. Radioimmunoassay and Related Immunoassay Techniques, in Munson, J.W. (Ed). Pharmaceutical Analysis. Part A. New York: Marcel Dekker Inc. Hal: .

4. Buku yang Disunting oleh Lebih dari Satu Orang

Lawrence, J.F. 1981. Confirmatory Test, in Das, K.G, Morgan, J.J. (Eds).

Pesticide Analysis. New York: Marcel Dekker Inc. Hal: .

5. Buku Risalah

Soegihardjo, C.J. 1987. Mencari Kondisi Terbaik untuk Pertumbuhan Kalus pada Kultur Jaringan Costus speciosus Smith. Dalam Risalah Seminar Nasional Metabolit Sekunder1987. Yogyakarta: PAU Bioteknologi UGM. Hal: .

6. Buku Terjemahan

(54)

B. Majalah/Jurnal Ilmiah

Dornbos, D.A. 1981. Optimization in Pharmaceutical Science . Pharm. Weekbl.

Sci.(3): 33-61.

Monteleone, P.M., Vasiljev, M.K., and Bomstein, J., 1973. Spectrophotometric Determination of Amphicillin in Presence of Metacillin . J. Pharm. Sci. 62 (11): 1830-1833.

C. Anonim

Sumber pustaka yang tidak jelas atau tidak disebutkan pengarangnya ditulis

anonim terus mengikuti ketentuan seperti penulisan daftar pustaka butir buku.

Perlu hati-hati jika penulis adalah lembaga, hal ini tidak boleh disebut anonim. Contoh:

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (salah)

Penulis buku ini Lembaga, maka seharusnya bukan ditulis anonim tetapi:

Departemen Kesehatan RI. 1979.Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI. Hal: .

D. Karya Tulis Ilmiah, Skripsi, Tesis, Disertasi Contoh:

Ristanti, T. 2009. Perbandingan Jumlah Minyak Atsiri Bunga Melati (Jasmini Flos) dan Daun Melati (Jasmini Folium) dengan Destilasi dan Identifikasi secara Kualitatif dengan KLT . Karya Tulis Ilmiah. Tegal: D-III Farmasi Politeknik Harapan Bersama. Hal: .

Novitawati, Y.T. 2010. Uji Hepatotoksisitas Ekstrak Air Daun Kompri (Symphytum officinale L.) pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan Galur Balb .Skripsi. Surakarta: Universitas Setia Budi. Hal: .

(55)

E. Karangan dalam Surat Kabar Contoh:

Wasisto, B. 1989. Kampanye Penggunaan Obat Generik. Kompas. 6 Mei 1989. Hal: .

F. Laporan Contoh:

Jennie, U.A., Sunarningsih, R, Gandjar, I.G. 1991. Profil Optimasi Produksi Eritromisin dan biakan Streptomyces erythreus dengan Zat Penginduksi Asam Suksinat dan Asam Propionat-Biotin . Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Hal: .

G. Sumber Tak Tertulis Contoh:

Adhyatma. Pidato Pembukaan Kongres Ilmiah Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (rekaman kaset). Yogyakarta. 2 Mei 1991.

Masruriati, E. Wawancara atau komunikasi pribadi dengan penulis. Semarang. 10 Mei 2007.

H. Dua atau Lebih Sumber Pustaka dengan Pengarang yang Sama

Bila menggunakan 2 atau lebih sumber pustaka dengan pengarang yang sama

maka penulisannya adalah sebagai berikut:

Departemen Kesehatan RI. 1979.Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Depkes RI. Hal: .

Departemen Kesehatan RI.1989a. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Depkes RI. Hal: .

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Farmasi Samarinda. 2006. Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Samarinda. Akademi Farmasi Samarinda.

Brotowijoyo, M.D. (1988). Penulisan Karangan Ilmiah. Edisi Pertama, Jakarta: Akademik Pressindo.

Day, R.A. (1995). How to Write and Publish a Scientific Paper. 4th Ed. Melbourne: Cambridge University Press.

Nana, S., Dharma, S., Achmadi, S., Sofro, AS., Aswindinnor, H dan Wijaya, H. (2004).Kumpulan Materi. Penataran dan Lokakarya Training of Trainers Metodologi Penelitian PTN dan PTS Tahun 2004. Diselengarakan oleh Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Dirjen Dikti. Depdiknas. Jakarta, 26-30 April 2004.

Politeknik Harapan Bersama Tegal. 2012.Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Program Studi D III Farmasi.Program Studi D III Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal.

Sevilla, C.G., Ochave, J.A., Punsalam, T.G., Regala, B.P., dan Uriarte, G.G. (1993). Pengantar Metode Penelitian. Penterjemah: Alimuddin Tuwu, Jakarta: Ul-Press.

(57)

LAMPIRAN

(58)

Gambar

Gambar 1. Grafik kadar asam urat darah kelinci pada pemberian tablet

Referensi

Dokumen terkait

Meode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antara variabel

Dari tabel ini juga dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya efikasi diri yang dimiliki siswa laki-laki dengan siswa perempuan dalam satu kelas tidaklah sama, karena saat

Setelah peneliti melakukan pengamatan dan wawancara dengan berbagi pihak, dalam pengembangan proyek migas Blok Cepu, terdapat unsur-unsur perjanjian kerjasama yang

Pelaksanaan Pemeriksaan Kinerja SKPD Provinsi Provinsi Kaltim difokuskan untuk optimalisasi pengelolaan kegiatan program SKPD, yaitu yang berkenaan dengan efisiensi,

Uji multikolinearitas diperlukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011).Model regresi yang

Standar Proses Pembelajaran adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan tujuan untuk