• Tidak ada hasil yang ditemukan

bismillahirrahmanirrahim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bismillahirrahmanirrahim"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 0624/Pdt.G/2015/PA.Sit

bismillahirrahmanirrahim

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak antara :

PEMOHON, umur 22 tahun, agama Islam, pendidikan SMP., pekerjaan buruh tani, bertempat tinggal di Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, sebagai Pemohon/Tergugat Rekonpensi ;

M e l a w a n

TERMOHON, umur 17 tahun, agama Islam, pendidikan SMP., pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kecamatan Panarukan, KabupatenSitubondo, sebagai Termohon/Penggugat Konpensi; Pengadilan Agama tersebut;

Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara;

Setelah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta para saksi;

TENTANG DUDUK PERKARA DALAM KONVENSI

Bahwa, Pemohon dalam surat permohonannya bertanggal 09 April 2015, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Situbondo Nomor : 0624/Pdt.G/2015/PA.Sit., tanggal 09 April 2015 mengajukan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 09 Oktober 2014, di hadapan Pejabat Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo dengan Akta Nikah Nomor : 038/021/X/2014, tanggal 09 Oktober 2014, dengan status Pemohon jejaka dan Termohon perawan;

2. Bahwa setelah menikah tersebut Pemohon dan Termohon hidup bersama dalam rumah tangga sebagai suami-istri selama sekitar 5

(2)

bulan dan bertempat tinggal di rumah Pemohon, telah melakukan hubungan layaknya suami-istri (ba’da dukhul) tidak mempunyai anak; 3. Bahwa semula kehidupan rumah tangga Pemohon dan Termohon

dalam keadaan rukun dan tenteram, namun sejak 10 hari yang lalu rumah tangga Pemohon dan termohon telah terjadi perselisihan dan percekcokan disebabkan :

a. Termohon melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain dan diketahui oleh Pemohon dari SMS dan Telepon;

b. Termohon marah-marah dan membuang bantal dan baju-baju yang ada dikamar dan menendang-nendang kursi tanpa alasan yang jelas, ditanya Pemohon namun Termohon mengusir Pemohon untuk pergi;

c. Termohon sangat malas tidak mau membantu kegiatan rumah tangga;

4. Bahwa akibat peristiwa tersebut kemudian Pemohon pergi meninggalkan tempat tinggal bersama yang hingga sekarang telah pisah rumah selama 10 hari yang lalu dan selama itu kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

5. Bahwa percekcokan rumah tangga Pemohon dan Termohon pernah diusahakan damai, akan tetapi tidak berhasil dan kini Pemohon sudah tidak mempunyai harapan untuk dapat hidup rukun lagi membina rumah tangga bersama Termohon;

6. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut Pemohon telah menderita lahir dan batin dan Pemohon tidak sanggup lagi meneruskan berumah tangga dengan Termohon, dan oleh karenanya Pemohon memilih jalan terbaik yaitu dengan perceraian ini ; 7. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini ;

Berdasarkan alasan dan dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Bapak Ketua Pengadilan Apama Situbondo segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :

(3)

PRIMER :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberikan izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON);

3. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon; SUBSIDER :

Mohon pengadilan menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa, pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon hadir di persidangan, dan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon agar rukun kembali, tetapi tidak berhasil, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) PERMA Nomor 01 Tahun 2008, maka Pemohon dengan Termohon harus menempuh upaya mediasi terlebih dahulu. Akan tetapi setelah Pemohon dengan Termohon menempuh upaya tersebut dengan mediator Drs. SAYUTI, M.H., ternyata usaha tersebut tidak berhasil (gagal), sebagaimana laporan mediator, tanggal 11 Mei 2015;

Bahwa, oleh karena usaha damai tidak berhasil, maka selanjutnya dibacakanlah surat permohonan Pemohon, dan Pemohon menyatakan tetap dengan dalil-dalil permohonannya;

Bahwa, atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon di persidangan memberikan jawaban secara lisan yang pada pokoknya Termohon mengakui sebagian dan membantah sebagian dalil-dalil permohonan Pemohon;

Bahwa, dalil yang dibantah oleh Termohon adalah :

- Tidak benar Termohon melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain melalui sms dan telepon;

- Tidak benar kalau Termohon dikatakan sangat malas tidak mau membantu kegiatan rumah tangga;

Bahwa, yang benar adalah Termohon SMS dan telepon dengan teman kerja bukan dengan pacar Termohon;

(4)

Bahwa, terhadap jawaban Termohon tersebut, Pemohon telah mengajukan jawaban/Repliknya bahwa jawaban Termohon tersebut tidak benar, karena Pemohon pernah dan sempat menghubungi laki-laki tersebut dan berbicara dengan pacar Termohon tersebut dan laki-laki tersebut mengakui jika pacarnya memang sauka kepada Termohon/istri Pemohon dan laiki-laki tersebut bernama Fakih;

Bahwa, Termohon menyatakan keberatan bercerai dengan Pemohon dan Termohon mengajukan tuntutan selama piasah tempt tinggal bersama sebesar Rp 50.000,00,- (lima puluh ribu rupiah) perhari;

Bahwa, terhadap tuntutan Termohon Tersebut, Pemohon telah memberikan jawaban bahwa Pemohon menyanggupi tuntutan selama pisah tempat tinggal bersama tersebut sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) per hari;

Bahwa, selanjutnya untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti-bukti berupa :

1. Surat

Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 038/021/X/2014, tanggal 09 Oktober 20140, yang dikeluarkan oleh PPN/KUA Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, bermeterai cukup dan telah dinazegelen oleh Pos (P.1) ;

2. Saksi-saksi

2.1. Saksi bernama SAKSI, umur 36 tahun, agama Islam, di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah saudara sepupu Pemohon;

- Bahwa hubungan Pemohon dan Termohon adalah hubungan sebagai suami istri yang telah kumpul sekitar 5 bulan dan belum dikaruniai anak/ ketutunan;

- Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun lagi, karena sejak 10 hari yang lalu keduanya sering cekcok dan bertengkar yang disebabkan oleh Termohon sering main SMS dan telepon dengan laiki-laki lain

(5)

dan akhirnya Termohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama dan tidak pernah kembali bersama Pemohon;

- Bahwa selama pisah tempat kediaman bersama tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa selama pisah tersebut pihak keluarga pernah

mengusahakan damai antara Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil;

2.2. Saksi bernama SAKSI, umur 30 tahun, agama Islam, di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah tetangga dekat Pemohon ;

- Bahwa hubungan antara Pemohon dengan Termohon adalah hubungan suami istri yang telah kumpul 5 bulan lamanya, dan belum dikaruniai anak / keturunan;

- Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun lagi, keduanya sering cekcok dan bertengkar, yang disebabkan oleh Termohon sering main sms-an dan telepon dengan laki-laki lain dan akhirnya Termohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama yang hingga sekarang telah pisah sekitar 10 hari lamanya;

- Bahwa selama pisah tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa selama pisah tersebut pihak keluarga pernah berusaha merukunkan Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil; Bahwa, atas keterangan saksi-saksi tersebut, Pemohon dan Termohon menyatakan tidak keberatan;

Bahwa, selanjutnya antara Pemohon dan Termohon telah terjadi replik dan duplik yang pada pokoknya masing-masing menyatakan tetap dengan jawaban dan alasannya;

(6)

Bahwa, Pemohon dan Termohon memberikan kesimpulan akhir yang pada pokoknya tetap pada dalil-dalil dan pendiriannya masing-masing serta mohon putusan atas perkara ini;

Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan, ditunjuk kepada hal-hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan yang merupakan satu kesatuan dan dianggap telah dimuat dalam putusan ini;

TENTANG PERTIBANGAN HUKUM DALAM KONVENSI

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon pokoknya sebagaimana yang telah dikemukakan di atas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon agar berbaik kembali, tetapi tidak berhasil, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat ( l ) PERMA Nomor 1 Tahun 2008, Pemohon dengan Termohon telah melakukan upaya damai secara maksimal melalui mediasi dengan mediator Drs. SAYUTI, M.H., akan tetapi tidak berhasil (gagal), sebagaimana laporan mediator tanggal 11 Me 2015;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah meneliti berkas perkara, dan ternyata telah memenuhi syarat formil untuk diadili;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P.1) dan keterangan 2 (dua) orang saksi harus dinyatakan terbukti Pemohon dan Termohon adalah suami-istri sah, menikah pada tanggal 09 Oktober 2014, di hadapan Pejabat Kantor Urusan Agama Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo dan belum pernah bercerai;

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah bahwa sejak 10 hari yang lalu rumah tangga Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan percekcokan yang disebabkan : a. Termohon melakukan perselingkuhan dengan laki-laki lain dan diketahui

oleh Pemohon dari SMS dan Telepon;

b. Termohon marah-marah dan membuang bantal dan baju-baju yang ada di kamar dan menendang-nendang kursi tanpa alasan yang jelas, ditanya Pemohon namun Termohon mengusir Pemohon untuk pergi;

(7)

c. Termohon sangat malas tidak mau membantu kegiatan rumah tangga;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan atau dalil-dalil

permohonan Pemohon tersebut, Termohon di persidangan memberikan jawaban secara lisan yang pada pakoknya telah membenarkan sebagian dan membantah sebagian dalil permohonan Pemohon tersebut;

Menimbang, bahwa dalil yang dibantah oleh Termohon adalah tidak benar kalau Termohon melakukan perslingkuhan melalui SMS dan telepon dengan laki-laki lain yang bernama Fakih, dan yang sebenarnya adalah Termohon SMS dan telepon kepada teman kerja, bukan sebagai mana yang didalilkan oleh Pemohon dan tidak benar kalau Termohon sangat malas bekerja dengan tidak mau membantu kegiatan rumah tangga;

Menimbang, bahawa terhadap jawaban Termohon mengenai SMS dan telepon kepada laki-laki lain tersebut, Pemohon dilalamrepliknya telah memberikan jawaban dengan mengajukan bantahan terhadap jawaban Termohon tersebut, sebagaimana terusrai di atas;

Menimbang, bahwa terhadap dalil permohon Pemohon pada posita

nomor 3 huruf (b), Termohon tidak mengajukan bantahan, dan dengan tidak ada bantahan terhadaf poin tersebut, maka Hajelis Hakim berpendapat bahwa Termohon dianggap telah mengakui kebenaran dalil tersebut;

Menimbang, bahwa meskipun Termohon telah membantah

sebagaian dalil yang diajukan oleh Pemohon, namun Termohon tidak mengajukan saksi-saksi untuk menguatkan dalil-dalil bantahan, maka terhadap bantah Termohon tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa Termohon tidak mampu membuktikan dalil-dalil bantahannya;

Menimbang, bahwa keterangan para saksi yang diajukan oleh Pemohon dapat disimpulkan bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan tidak harmonis lagi, karena sejak 10 hari yang lalu sudah sering cekcok dan bertengkar yang disebabkan oleh Termohon yang sering main SMS-an dan telepon dengan laki-laki lain dan akhirnya Termohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama yang

(8)

hingga sekarang telah pisah sekitar 10 hari lamanya dan selama pisah tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing, meskipun pihak keluarga pernah berusaha merukunkan keduanya, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon telah pecah sedemikian rupa dan amat sulit untuk dapat disatukan serta tidak ada harapan keduanya akan hidup rukun lagi dalam satu rumah tangga, dan menceraikan keduanya dianggap lebih maslahat dari pada membiarkan keduanya hidup terkatung-katung dalam suasana rumah tangga yang penuh kemelut, maka dengan demikian alasan permohonan Pemohon telah beralasan hukum sesuai dengan ketentuan pasal 19 haruf ( f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, jo. pasal 116 huruf ( f ) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 38/K/AG/1990 tanggal 22 Agustus 1991 menyatakan unsur pokok dalam pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1975 adalah sejauh mana retaknya hubungan rumah tangga (merriage break down) antara kedua pihak berperkara, bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Oleh karena itu menurut Majelis Hakim berpendapat perihal penyebab terjadinya perselisihan dan

percekcokan antara Pemohon dengan Termohon tidak perlu

dipertimbangkan ;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim merasa perlu mengetengahkan pendapat ahli hukum Islam yang diambil sebagai pendapat sendiri, yang terdapat dalam Kitab Madaa Hurriyatuz Zaujaini fit Thalaaq Juz I halaman 83 yang berbunyi:

Artinya : “Islam memilih lembaga talak/cerai, ketika rumah tangga sudah dianggap goncang serta dianggap sudah tidak bermanfaat lagi nasehat/perdamaian dan hubungan suami istri menjadi tanpa

(9)

menghukum salah satu suami istri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah aniaya yang bertentangan dengan semangat keadilan”.

Menimbang, bahwa Pemohon telah berketetapan hati untuk menceraikan Termohon karena tidak mungkin rukun kembali dengan Termohon, dan memperhatikan pula firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi sebagai berikut : Artinya : “Dan jika mereka ( suami) telah berketetapan hati untuk menceraikan istri (talak), maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui”.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, Majelis Hakim berpendapat permohonan Pemohon dapat dikabulkan dan mengizinkan kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Situbondo ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 84 ayat (2) undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-unang Nomor 50 Tahun 2009, jo. Surat Ketua Mahkamah Agung RI., tanggal 22 Oktober 2002 Nomor 28/TUADA-AG/X/2002, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Situondo untuk mengirimkan salinan penetapan Ikrar Talak perkara ini kepada PPN/KUA yang wilayahnya

meliputi tempat tinggal kedua belah pihak dan dilangsungkan

pernikahannya guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; DALAM REKONVENSI

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya sebagaimana dikemukakan di atas ;

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam konvensi dikutip kembali sebagai pertimbangan dalam rekonpensi sepanjang berkaitan ;

Menimbang, bahwa Penggugat yang menuntut nafkah madliyah selama pisah termpat kediaman bersama sebersar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) perhari dan terhadap tuntutan Penggugat tersebut

(10)

Tergugat telah menyatakan kesanggupannya sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) perhari;

Menimbang, bahwa baik menurut pernyataan Terggat maupun Tergugat dan para saksi yang diajukan oleh Tergugat, bahwa Penggugat dan Tergugat telah pisah sekitar sepuluh hari lamanya, dan untuk menghitung berapa lama Penggugat dan Tergugat telah pisah tempat kediaman bersama terlebih dahulu dilihahat pada tanggal berapa permohonanan perceraian terersebut diajukan ke Pengadilan Agama Situbondo, selanjutnya sejak kapan Penggugat dan Tergugat pisah tempat kediaman bersama hingga perkara ini dijatuhkan putusan oleh Pengadilan Agama Situbondo;

Menimbang, bahwa permohonan cerai perkra ini diajukan ke Pengadilan Agama Situbondo pada tanggal 09 April 2015, dan pada poasita nomor 3 dan 4 dapat disimpulkan bahwa Tergugat dan Penggugat telah pisah tempat kediaman bersama “sejak 10 hari sebelum perkara ini di ajukan ke Pengadilan Agama Situbondo”, yang berarti sejak tanggal 30 Maret 2015 hingga perkara ini diputus tanggal 22 Juni 2015 sehingga ada tenggang waktu lamanya Penggugat dan Tergugat pisah tempat kediaman bersama selama 85 hari atau 2 bulan 25 hari;

Menimbang, bahwa tuntutan nafkah madliyah yang diajukan Penggugat sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per hari, sehingga menjadi sebesar Rp 50.000,00 x 85 hari = Rp 4.250.000,00 (empat juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat tersebut, Tergugat telah menyatakan kesanggupannya memberi nafkah madliyah kepada Penggugat sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) per hari, sehingga menjadi sebesar Rp 20.000,00 x 85 hari = Rp 2.125.000,00 (dua juta seratus dua puluh lima ribu rupiah);

Menimbang, bahwa nafkah seorang suami terhadap istrinnya, adalah suatu kewajiban yang telah ditetapkan oleh syara’, apabila seorang suami tidak memenuhi kewajiban tersebut, maka nafkah tersebut adalah sebagai hutang yang wajib dibayar oleh suami kepada istrinya meskipun telah lewat waktu, pertimbangan ini dikuatkan pula dengan pendapat ahli hukum Islam

(11)

yang termaktub dalam Kitab Syarqawy ‘alat tahrir juz II halaman 308 yang berbunyi :

Artinya : “Semua nafkah menjadi gugur sebab kadaluarsa, kecuali nafkah

istri, bahkan menjadi hutang yang harus ditanggung oleh suami”; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Majelis Hakim dapat mengabulkan gugatan penggugat Rekonvensi;

Menimbang, bahwa pertimbangan mengabulkan gugatan

Rekonvensi yang diajukan oleh Penggugat Majelis Hakim berpendapat bahwa dari fakta persidangan yang mengindikasikan adanya tindakan nuzuz yang dilakukan Penggugat Rekonvensi dalam mengarungi rumah tangganya, yang mengakibatkan gugarnya hak Penggugat untuk mendapatkan nafkahnya, namun mengingat bahwa dalam hal ini Tergugat tidak keberatan untuk memberikan nafkah madliyah sesuai dengan kesanggupannya, yaitu sebesar Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) per hari;

Menimbang, bahwa apa yang telah ditetapkan oleh Majelis Hakim sebagaimana yang tersebut dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas akan dicantumkan dalam amar putusan perkara ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka gugatan Penggugat dapat dikabulkan;

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka biaya perkara ini seluruhnya dibebankan kepada Pemohon/Tegugat sesuai ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009;

Menimbang, bahwa hal-hal yang tidak dipertimbangkan dalam putusan ini dinyatakan dikesampingkan;

Mengingat Undang-undang dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta Hukum Syara’i yang berhubungan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I DALAM KONVENSI

(12)

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Situbondo ;

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Situbondo, menyampaikan salinan penetapan ikrar talak perkara ini kepada Pegawai Pencatat Nikah meliputi tempat tinggal Pemohon dan Termohon serta wilayah dilaksanakan pernikahan Pemohon dan Termohon, guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

DALAM REKONVENSI

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi;

2. Menghukum kepada Tergugat Rekonvensi untuk membayar Nafkah Madliyah kepada Penggugat Rekonvensi, sebesar Rp 2.125.000,00 (dua juta seratus dua puluh lima ribu rupiah);

DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI

- Membebankan biaya perkara ini kepada Pemohon sebesar Rp. 566.000,- (lima ratus enam puluh enam ribu rupiah);

Demikian dijatuhkan putusan ini di Situbondo pada hari Senin tanggal 22 Juni 2015 M bertepatan dengan tanggal 5 Ramadan 1436 H, oleh kami Majelis Hakim Pengadilan Agama Situbondo yang terdiri dari Drs. RAMLI, MH. sebagai Hakim Ketua, MAWARDI,S.Ag., M.Hum. serta HIRMAWAN SUSULO, SH. masing masing sebagai Hakim Anggota, putusan dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum dengan didampingi oleh H. SOFAN AFFANDI, SH. sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama tersebut dan

dihadiri Pemohon/Tergugat Rekonpensi dan Termohon/Penggugat

Rekonpensi;

Hakim Anggota I, Hakim Ketua,

MAWARDI, S.Ag., M.HUM. Drs. RAMLI, MH.

(13)

HIRMAWAN SUSILO, SH.

Panitera Pengganti,

H. SOFAN AFFANDI, SH.

Perincian Biaya Perkara :

1. Biaya Pendaftaran :Rp 30.000,-

2. Biaya ATK Perkara :Rp 50.000,-

3. Biaya Panggilan :Rp 475.000,-

4. Redaksi :Rp 5.000,-

5. Materai :Rp 6.000,-

Referensi

Dokumen terkait

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa wafer pakan komplit berbasis ampas sagu dengan penambahan urea menunjukkan nilai tertinggi dari pada perlakuan dengan penambahan tepung

Sa matandang apartment sa Doroteo Jose, kumatok siya at nagtanong tungkol sa babaeng nagngangalang Misi Cruz na kumuha kay nobya niyang si Ligaya, ngunit isang lalaki ang nagbukas

Badan inklusi terdapat lipid, glikogen, besi (Fe) dan Seng (Zn). Makroglia disebut juga sebagai astroglia. Sel ini secara embriologis berasal dari ektoderm yang termasuk

a) Menerima tugas dari Manager Marketing ataupun dari Customer Service dan melakukan koordinasi pekerjaan. b) Mengkoordinasikan order dari customer agar semua proses

Diberitahukan kepada Jemaat bahwa akan dilayankan Sakramen Perjamuan Kudus pada hari Minggu, 2 Juli 2017 dalam ibadah pkl. Bertempat di gereja Pembina Pdt. 3) Bagi warga Sidi

Sebagai warga negara Indonesia kita juga berkewajiban untuk ikut membantu tugas mempertahankan NKRI dalam kehidupan sehari-hari antara lain dapat dilakukan dengan cara:

Faktor suggestologi, memaksimalkan modaliti otak, teknik simbolik yang disediakan oleh pendekatan quantum learning adalah merupakan faktor mengapa pendekatan ini

Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, Apabila seorang anak terkena difisiensi gizi maka kemungkinan besar anak akan mudah