i
KOMPETENSI GURU PERSPEKTIF PESERTA DIDIK
DI MADRASAH IBTIDAIYAH TARBIYATUS SIBYAN
KLITIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN
GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Arina Maftuhah
NIM. 11514082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
iii
KOMPETENSI GURU PERSPEKTIF PESERTA DIDIK DI
MADRASAH IBTIDAIYAH TARBIYATUS SIBYAN
KLITIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN
GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Arina Maftuhah
NIM. 11514082
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
vii MOTTO
Selalu berbuat baik kepada siapapun, karena hidup itu bukanlah tentang siapa
yang terbaik akan tetapi yang bisa berbuat baik dan bukan tentang siapa yang
viii PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk :
1. Kedua orang tuaku, Ayahanda dan Ibunda, Slamet dan Mahmudah yang
selalu membimbingku, memberikan doa, nasehat, kasih sayang, dan
motivasi dalam kehidupanku sehingga saya dapat mencapai pendidikan
hingga mendapat gelar sarjana.
2. Adik kandungku Farha Nur Aida yang telah mendoakanku dan
memberikan semangat sehingga proses p
3. enempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai dan semoga kita bisa
membahagiakan ibu dan bapak.
4. Sahabat-sahabatku Dwi Puji Lestari, Rifatul Choiriyah, Zulfa Nugrahani.
Amanah, Miftakhussangadah yang selalu membantu dan saling
memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini semoga kita
menjadi orang sukses.
5. Keluarga besar ku yang ada dirumah yang selalu memberikan semangat
dan mendoakanku sehingga saya bisa seperti sekarang ini.
6. Keluarga besar Anami Kost Nabilatun Nahdah, Niswatul Fitriyah,
Istigfarin, Tri Apriliani S, Sri Hidayati, Faerayanti, Hana Layinatussyifa,
Erni Nurhayati, Rahma, Umi, Nisa dkk yang sudah memberikan warna
dalam kehidupan sehingga saya semangat untuk belajar bersama
teman-teman.
7. Sahabatku dari MA Assalaam Temanggung yang tercinta Fita Taranisa,
Khusnadya Hanif Iriyanti, Mariza Kurnia Ulfa, Laela Krtika, Dewi
Tafrekhah, Afri Setyoningsih, Luzman Rifqi, Irdia Azidar yang telah
berjuang bersama semoga kita semua menjadi orang yang sukses dunia
ix
8. Teman PPL MI Tarbiyatul Islamiyan Noborejo (Devi, Umi, Vita, Fatma,
Ana, Mariza, Desita, Yulia, dan Faizin) yang saling menyemangati ketika
kuliah semoga kita menjadi guru yang teladan bagi peserta didik
9. Teman KKN tercinta yang selalu menghibur hari-hariku selama KKN
Luluk Saidatun Mukhadiroh, Yana Ristianingsih, Ayuk Puji Saputri, Ma’rifatul Fadilah, Vega Febriani Sawitri, Hasan Lutfi, Ahmad Fuad, dan Galih Bagas.
10.Keluarga Bapak Murwanto yang juga Dosen IAIN Salatiga yang telah
membantu saya sejak saya masuk kuliah hingga saya lulus kuliah di IAIN
Salatiga
x
KATA PENGANTAR Bismilahirahmannirahim
Puji syukur alhamdulilahi rabbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat (iman, islam, dan ihsan),
karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Profil Guru Ideal Perspektif
Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2017/2018.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para
pengikutnya yang selalu setia menjadikannya suri tauladan yang mana
Beliaulah satu-satunya manusia yang mereformasi umat manusia dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni dengan
ajaran agama islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan
dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.
2. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga, Peni Susapti, M.Si.
3. Dekan FTIK, Bapak Suwardi, M. Pd sekaligus pembimbing skripsi
yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan melaungkan
waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini telah terselesaikan.
4. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat
menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
5. Bapak Ari Setiawan, M. M selaku dosen pembimbing akademik yang
xi
6. Bapak dan Ibu guru serta peserta didik MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan
yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis dengan sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 9 Agustus 2018
Arina Maftuhah
xii DAFTAR ISI
JUDUL ... i
LEMBAR BERLOGO IAIN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vi
MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
ABSTRAK ... xviii
F. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 16
1. Pengertian Guru ... 16
2. Kompetensi Guru Ideal ... 19
xiii
b. Kompetensi Kepribadian ... 24
c. Kompetensi Sosial ... 28
d. Kompetensi Profesional ... 32
3. Guru Perspektif Peserta Didik ... 34
B. Kajian Pustaka ... 43
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 50
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50
C. Sumber Data ... 51
D. Prosedur Pengumpulan Data ... 52
E. Analisis Data ... 54
F. Pengecekan Keabsahan Data ... 56
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data ... 59
1. Profil Umum MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 59
a. Sejarah Berdirinya MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 59
b. Letak Geografis MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 59
c. Identitas MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 60
d. Visi dan Misi MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 61
e. Data Guru dan Siswa MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 62
f. Struktur Organisasi MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 64
g. Sarana dan Prasarana... 64
2. Hasil Penelitian ... 65
a. Kompetensi Pedagogik ... 67
b. Kompetensi Sosial ... 69
c. Kompetensi Profesional ... 71
d. Kompetensi Personal/kepribadian ... 74
xiv
1. Kompetensi Pedagogik Guru Ideal Perspektif Peserta Didik
MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 77
2. Kompetensi Sosial Guru Ideal Perspektif Peserta Didik MI
Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 78
3. Kompetensi Profesional Guru Ideal Perspektif Peserta Didik
MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 79
4. Kompetensi Personal Guru Ideal Perspektif Peserta Didik
MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 81
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ... 84
B. Saran ... 86
xv DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Data Guru ... 62
Tabel 4.2 Tabel Data Peserta Didik ... 63
xvi DAFTAR GAMBAR
xvii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Lampiran 2. Transkip Wawancara dan Reduksi Peserta didik Ke-1
Lampiran 3. Transkip Wawancara dan Reduksi Peserta didik Ke-2
Lampiran 4. Catatan Lapangan Pengamatan
Lampiran 5. Triangulasi Data
Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Wawancara
Lampiran 7.Daftar Riwayat Hidup Penulis
xviii ABSTRAK
Maftuhah, Arina. 2018. Kompetensi Guru Perspektif Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan tahun 2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M. Pd Kata Kunci: kompetensi guru, perspektif peserta didik
Skripsi ini adalah tentang kompetensi guru (kelas) menurut perspektif peserta didik. Latar belakangnya merupakan kajian dari kompetensi guru yang ideal. S tudi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan tentang profil guru yang ideal perspektif peserta didik di MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan. Permasalahan pada skripsi ini dibahas melalui pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan di MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan. data-data diperoleh melalui wawancara (dengan peserta didik, guru, dan kepala sekolah), observasi, dan dokumentasi. Semua data dianalisis melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik: (1) observasi. (2) wawancara (interview). (3) dokumentasi yang digunakan untuk menggambarkan, melukiskan, menuturkan data yang sifatnya adalah kualitatif yang diperoleh dari pengumpulan data. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Reduksi Data (Data Reduction) dan Penyajian Data (Display) yang dilakukan dengan melakukan wawancara dengan peserta didik kelas 4 wawancara dengan tiga peserta didik, kelas 5 wawancara dengan enam peserta didik, dan kelas 6 wawancara dengan dua peserta didik.
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Maju dan tidaknya suatu bangsa di tentukan oleh maju dan tidaknya
pendidikan pada bangsa tersebut. Pendidikan merupakan penentu sebuah
bangsa menjadi maju berkembang dan berkualitas. Bangsa yang
berkualitas adalah bangsa yang di dalamnya terdapat manusia yang
beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,
berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, terampil, di siplin, profesional,
dan tanggung jawab (Ahmad Barizi 2009:7).
Menurut Umar Tirtaraharja (2005:51-52) dalam buku Pengantar
Pendidikan disebutkan bahwa proses pendidikan melibatkan banyak hal
antara lain:
1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)
2. Orang yang membimbing (pendidik)
3. Interaksi antara peserta didik dan pendidik (interaksi edukatif)
4. Ke arah mana bimbingan akan ditujukan (tujuan pendidikan)
5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)
2
7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan
pendidikan).
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk
mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses
atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan atau latihan) serta interaksi
individu dengan lingkungan untuk mencapai manusia seutuhnya (insan
kamil). Pendidikan tidak lepas dengan adanya seseorang yang berperan
penting didalamnya yang disebut dengan pendidik. Kata pendidik sering
diwakili dengan istilah “guru”. Guru merupakan orang yang sangat penting dalam proses pendidikan karena guru mempunyai peran sebagai
pendidik, pembimbing, perancang, pengelola, dan fasilitator. Sebagai
profesi dan tenaga profesional, guru mempunyai keahlian spesifik yang
unik yaitu sejumlah karakter yang harus melekat dan menjiwai sehingga
dapat disebut menjadi guru yang ideal.
Guru merupakan orang yang sangat penting sebab kalau semua
orang mempersoalkan masalah pendidikan, figur guru akan terlibat dalam
agenda pembicaraan karena secara umum kedudukan guru adalah sebagai
tenaga profesional serta mempunyai tujuan untuk melaksanakan sistem
nasional. Sebagaimana termaktub dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang
3
Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk
melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga demokrasi dan bertanggung jawab.
Secara garis besar, selain sebagai tenaga profesional yang
melaksanakan sistem pendidikan nasional yang ditujukan untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, guru
juga harus melaksanakan tujuan pendidikan nasional ditujukan untuk
membantu peserta didik untuk menggali dan me ngembangkan sumber
daya manusia secara optimal dengan tujuan mempersiapkan generasi
penerus dalam menghadapi tantangan masa depan. Untuk menjadi
pendidik yang profesional maka acuannya adalah meneladani Nabi
Muhammad SAW. Karena beliau sebagai penerima wahyu Al-Qur’an
yang bertugas untuk menyampaikan kepada seluruh umat islma di muka
bumi ini., kemudian mengajarkannya kepada umat manusia mengenai
ayat-ayat Allah SWT yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat
4
Artinya: katakanlah (Muhammad) “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini
utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit
dan bumi tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,
Yang menghidupkan dan mematikan maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi dan ummi yang
beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat Nya
(kitab-kitab Nya), ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk.
Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam
pendidikan. Untuk itu, setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam
kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari
pendidikan harus bermuara pada guru. Hal ini menunjukan bahwa betapa
eksistensinya peran guru dalam dunia pendidikan. Guru adalah pendidik
profesional karena secara imsplisit ia telah merelakan dirinya menerima
dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang terpikul di pundak
para orang tua (Drs. Moh Roqib 2009:56).
Dengan adanya tanggungjawab yang diberikan oleh orang tua
5
didik. Sehingga guru harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang
diteladai oleh anak didiknya. Sebagaimana menurut Syaiful Bahri
Djamarah(2000:4) menyebutkan bahwa:
“Guru memang harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang
diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak didiknya
disekolah”
Hal ini menjadikan bahwa guru tidak hanya bertindak sebagai
pendidik yang profesional, akan tetapi guru harus mampu mencerminkan
figur yang diteladani. Oleh karena itu guru sering dijadikan tokoh
identifikasi diri bahkan menjadi profil guru yang diidolakan dengan segala
kebiasaan dijadikan patokan yang paling benar oleh peserta didik.
Menurut Ali al-khuli yang dikutip oleh Muhaimin, istilah profil
(Inggris) semakna dengan shafhah al-syakhshiyyah (Arab), yang berarti
gambaran yang jelas tentang (penampilan) nilai-nilai yang dimiliki guru
dari berbagai pengalaman dirinya selama menjalankan tugas dan
profesinya. Oleh karena itu, sosok guru menyiratkan pengaruh yang luar
biasa terhadap murid-muridnya, sehingga baik atau tidaknya murid
tergantung pada guru.
Mengingat betapa besar pengaruh perilaku guru yang berdampak
pada murid, maka seorang guru harus bersikap sebagai model dan teladan
6
pribadi baik dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap dia sebagai
guru (Latifah Husein, 2017: 46).
Sebagai model dan teladan maka para ulama telah
memformulasikan sifat-sifat, ciri-ciri, dan tugas-tugas guru yang
diharapkan berhasil menjalankan tugas-tugasnya dalam pendidikan.
Berbagai sifat-sifat, ciri-ciri dan tugas-tugasnya sekaligus mencerminkan
profil guru yang diharapkan ideal menurut peserta didik. Hal tersebut
tercermin melalui kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian (kemampuan dasar yang
menyangkut kepribadian guru), kompetensi sosial (kemampuan yang
menyangkut kepedulian terhadap masalah-masalah sosial), dan
kompetensi profesional (menyangkut kemampuan untuk menjalankan
tugas keguruannya secara profesional) ( Latifah Husein, 2017: 33-35).
Secara umum guru ideal adalah guru yang harus memiliki sifat-sifat
baik bahkan sempurna, baik dalam keilmuannya, sikap, maupun tingkah
lakunya. Guru ideal adalah guru yang diidamkan oleh peserta yaitu yang
bisa memfasilitasi peserta didik dalam membentuk kompetensi dirinya.
Guru yang ideal adalah guru yang selalu ingin bersama anak didik didalam
maupun diluar sekolah. Bila melihat anak didiknya menunjukan sikap
7
bagaimana perkembangan pribadi anak didiknya. Menjadi guru yang ideal
kemuliaan hati seorang guru tercermin dalam kehidupan sehari-hari, bukan
hanya simbol atau semboyan yang terpampang dikantor dewan guru(
Isjoni, 2008: 22).
Guru sebagai sumber daya pendidikan memegang peranan yang
sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui
pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Keberadaan
guru bagi suatu bangsa sangatlah penting dalam pembangunan. Terlebih
bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan
zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta
pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan dalam
menuntut ilmu. Sejak dahulu guru menjadi anutan masyarakat yang tidak
hanya diperlukan para murid diruang kelas saja. Masyarakat mendudukkan
guru pada tempat yang terhormat dalam masyarakat yakni didepan
memberi suri tauladan, di tengah-tengah membangun, dan dibelakang
memberikan dorongan dan motivasi atau dalam bahasa jawa sering disebut
ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Hal
tersebut menjadikan profil pendidik sangat diperlukan sebagai pendukung
terciptanya profil guru ideal yang diharapkan(Isjoni, 2008: 10).
Menurut Isjoni (2008: 21) menyatakan bahwa profil guru yang
8
panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, yang membatasi
tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah. Maka profil
pendidik merupakan gambaran yang jelas mengenai perilaku kependidikan
dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Konseptual guru yang
diharapkan adalah sosok guru yang ideal yang diterima oleh setiap pihak
yang terkait. Guru yang diidamkan peserta didik adalah pada dasarnya
manusia yang baik yang memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat,
sabar, tegas, luwes dalam berperilaku, bekerja keras, serta berkomitmen
kepada peserta didik. Dari sudut pandang peserta didik guru yang
diharapkan adalah guru yang mampu menyenangkan peserta didik ketika
mereka belajar dan mempunyai penampilan yang sedemikian rupa. Tolak
ukur keberhasilan seorang guru yaitu terpenuhinya segala sifat-sifat,
ciri-ciri, dan tugas-tugas guru yang yang ideal dengan baik dan dengan alasan
inilah jika terjadi penyimpangan maka seorang guru tidak dapat dikatakan
ideal. Akan tetapi guru dapat dikatakan ideal atau tidak itu berdasarkan
pendapat orang lain yaitu diantaranya kepala sekolah dan peserta didik.
Berdasarkan fenomena yang terkait dengan kebutuhan akan guru
yang diharapkan ideal, maka peneliti mengadakan penelitian dengan
judul” Kompetensi Guru Perspektif Peserta Didik di Madrasah
9 B. Fokus penelitian
Terdapat beberapa hal penting yang akan diungkap dalam skripsi ini.
Melihat diuaraian latar belakang, maka perlu dirumuskan masalah skripsi
guna memberikan fokus kajian yang terarah. Adapun fokus penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi pedagogik
guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
2017/2018.
2. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi
personal/kepribadian guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah
Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan Tahun Ajaran 2017/2018.
3. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi sosial guru
yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
2017/2018.
4. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi profesional
guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
10 C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka dalam skripsi ini mempunyai
fokus penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi
pedagogik guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan
Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
2017/2018.
2. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi
personal/kepribadian guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah
Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan Tahun Ajaran 2017/2018.
3. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi sosial
guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan
Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
2017/2018.
4. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi
profesional guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan
Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran
11 D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh penelitian ini, manfaat yang
hendak dicapai adalah:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan yang berharga bagi
perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bagi penelitian pendidikan
khususnya dalam menjadi guru yang ideal perspektif peserta didik.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti untuk mendapatkan tambahan ilmu, informasi,
wawasan luas tentang profil guru yang ideal yang diharapkan oleh
peserta didik khusunya di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan
Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun
Ajaran 2017/2018.
b. Bagi guru kelas dari sekolah yang bersangkutan, sebagai bahan
sumbangan pemikiran dalam mengembangkan wawasan
pengetahuan dan pengalaman tentang profil guru yang ideal.
c. Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini dapat memberikan
informasi dan memberikan gambaran yang jelas tentang profil guru
12
Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten
Grobogan.
d. Bagi sekolah yang bersangkutan sebagai bahan dokumentasi
tentang profil guru ideal dalam menunjang pendidikan disekolah.
E. Penegasan Istilah a. Kompetensi
Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti
kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa Indonesia,
kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menetukan
atau memutuskan suatu hal.
Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang
menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang
kualitatif maupun yang kuantitatif. Menurut Ngainun dkk (2007, 14)
kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakn profesi keguruannya.
Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Jadi pengertian kompetensi adalah suatu tugas yang memadai
atas kepemilikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang
13
pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Dra. Siti Asdiqoh 2015: 19).
Dengan adanya kompetensi maka akan menjadikan guru
profesional, baik secara akademis maupun non-akademis. Masalah
kompetensi guru merupakan hal yang urgen yang harus dimiliki oleh
setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun.
Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyususnan
kurikulum pendidikan yang harus disusun berdasarkan kompetensi
yang harus dimiliki guru. Dalam hubungan dengan kegiatan
pembelajaran kompetensi guru berperan penting yaitu digunakan untuk
proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa yang bukan
ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, isi kurikulumnya, akan tetapi
ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para
siswa.
b. Guru
Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang
memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Begitu besar
peran serta tanggung jawab guru membawa generasi penerus agar
menjadi seseorang yang berguna bagi masa depan. Secara konseptual
guru yang diharapakan adalah sosok guru yang ideal yang diterima
14
Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi
yang baik dan mampu melakukan adjusment dalam masyarakat
Dari sudut pandang peserta didik, guru adalah guru yang
memiliki penampilan sedemikian rupa sebagai sumber motivasi belajar
yang menyenangkan. Pada umumnya peserta didik mengharapkan
gurunya memliki sifat-sifat yang ideal sebagai sumber keteladanan,
bersikap ramah dan penuh kasih sayang, penyabar, menguasai materi
ajar, mampu mengajar dengan suasana menyenangkan.
Menurut Isjoni (2008: 23) untuk menjadi profil guru yang yang
diharapkan peserta didik, maka:
a) Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.
b) Guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang
mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
c) Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui serta
memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berperilaku dan
berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut.
d) Guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai
spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam
15
pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai bidang yang
dikembangkan.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit
dan kompleks, proses tersebut mengandung serangakain perbuatan
guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang
tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar
(Dra. Siti Asdiqoh 2015: 21).
F. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah penulisan, maka dalam hal ini peneliti akan
membagi dari beberapa Bab di antaranya:
BAB I : Bab pertama merupakan pendahuluan yang didalamnya
berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian (teoritis dan praktis),
penegasan istilah, sistematika penulisan.
BAB II : Bab kedua merupakan kajian pustaka yang didalamnya
berisi tentang landasan teori (telaah teoritik terhadap
pokok permasalahan atau variabel peneliti) dan kajian
16
BAB III : Bab ketiga adalah metode penelitian yang didalamnya
berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,
dan pengecekan keabsahan data.
BAB IV : Bab keempat adalah bab paparan dan analisis data yang
didalamnya berisi tentang paparan data dan analisis data.
BAB V : Bab kelima merupakan bagian penutup yang didalamnya
berisi tentang daftar pustaka , lampiran, dan daftar riwayat
17 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
Landasan teori memuat uraian tentang teori yang relevan
lengkap, lengkap, mutakhir/sejalan dengan permasalahan.
Landasan teori berisikan hal-hal pokok yang menjadi inti
pembahasan dalam kajian pustaka adalah:
1. Pengertian Guru
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun
2003, kata guru dimasukkan kedalam jenis pendidik.
Sesungguhnya guru dan pendidik merupakan dua hal yang
berbeda. Kata pendidik (Bahasa Indonesia) merupakan padanan
dari kata educator (Bahasa Inggris). Dalam kamus Webster kata
educator berarti educationist atau educationalist yang dalam
bahasa Indonesia adalah pendidik, spesialis di bidang
pendidikan, atau ahli pendidikan. Sedangkan guru dalam kamus
Webster, kata teacher bermakna sebagai “The Person who
teach, especially in school”atau guru adalah seseorang yang
mengajar, khususnya disekolah.
Guru adalah tenaga kependidikan yang berasal dari
18
menunjang penyelenggaraan pendidikan (Latifah Husien
2017:21).
Menurut Ngalim Purwanto (1995) dalam Latifah
menjelaskan bahwa guru adalah orang yang pernah
memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada
seorang atau kelompok orang, sedangakan guru sebagai
pendidik adalah orang yang berjasa terhadap masyarakat dan
negara.
Menurut Depdikbud (1996:521) yang dikutip oleh
Wakhidati Nurahmah Putri, dkk (2016:318) secara etimologi
guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencaharianya,
profesinya mengajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara umum
guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar, yaitu pengajar
suatu ilmu. Guru umumnya merujuk pendidik dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah
seseorang yang digagas dan ditiru. Secara khusus guru adalah
orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan murid
19
konseling atau guru bimbingan karir, (2) guru dengan tambahan
sebagai kepala sekolah, dan (3) guru dalam jabatan pengawas.
Dalam ajaran agama islam guru adalah orang yang
bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik dengan
mengupayakan seluruh potensi afektif, potensi kognitif,
maupun potensi psikomotorik. Guru harus mampu menjadi
makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri sehingga
guru itu dapat menjadi guru yang profesional.
1) Pengertian Guru Profesional
Guru profesional adalah guru yang mampu
menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensial
dengan muridnya atau guru yang secara internal
memenuhi kriteria administratif, akademis, dan
kepribadian.
Dalam UU Sisdiknas Pasal 39 ayat 2 UU
20
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta
melakukan pembimbingan dan pelatihan. Guru yang
profesional tidak berfikir hanya mengajar saja akan
tetapi ia akan berbuat baik kepada siswanya,
masyarakat, dan dirinya sendiri sebagai bekal
kehidupan dimasa depan. Ia juga berindak sebagai
motivator dan fasilitator dalam membimbing anak
didiknya ke arah pencapaian kedewasaan, serta
terbentuknya moral siswa yang alami, sehingga terjalin
keseimbangan dan kebahagiaan baik didunia maupun
diakherat.
Menurut Prof Muhaimin guru besar UIN
Malang, guru profesional adalah guru yang mempunyai
banyak ilmu dan berpengalaman yang mampu
merancang, mengelola pembelajaran, dengan tugas
utama adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik dalam pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
21
2) Syarat-syarat menjadi guru profesional adalah a) sehat
jasmani dan rohani, b) taqwa kepada Allah SWT, c)
berilmu pengetahuan yang luas, d) berlaku adil, e)
berwibawa, f) ikhlas, g) mempunyai tujuan yang
rabbani, h) mampu merencanakan dan melaksanakan
evaluasi pendidikan, i) menguasai bidang yang ditekuni.
2. Kompetensi Guru Yang Ideal.
Guru atau pendidik merupakan gambaran yang jelas
mengenai perilaku kependidikan yang dimiliki oleh guru dalam
menjalankan tugasnya dalam proses belajar mengajar. Menurut
UUGD no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat
1 yang dikutip oleh Irvina Zulfah (2013:286-288)guru yang
ideal harus mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Menurut (Hamzah, 2008:18) yang
dikutip oleh Irvina Zulfah (2013:286-288) kompetensi adalah
seperangkat yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat
melaksanakan tugas mengajar dengan berhasil. Empat
kompetensi yang dimiliki oleh guru itu diantaranya:
22
Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan
dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik,
menciptakan suasana dan pengalaman belajar bervariasi
dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi kurikulum
yang disiapkan.
Menurut Irina dan Liliana (2011) kompetensi
pedagogik adalah kriteria minimal yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar mampu melaksanakan tugasnya sebagai
guru yang profesional maupun ideal.
Dalam kompetensi pedagogik terdapat indikator yang
dimiliki oleh guru sebagi pendidik diantaranya adalah:
a. Memiliki pemahaman wawasan yang luas atau
landasan kependidikan
b. Memiliki pemahaman terhadap peserta didik
c. Mampu mengembangkan kurikulum atau silabus
d. Mampu menyusun rancangan pembelajaran
e. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis
f. Melakukan evaluasi hasil belajar dengan prosedur
23
g. Mampu mengembangkan potensi peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki
Kemampuan guru dalam proses pembelajaran baik
didalam kelas maupun diluar kelas berkaitan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran
yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi
pedagogik mencakup kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Dari penguasaan tersebut akan semakin
optimal jika diiringi dengan kompetensi pedagogik. Guru
harus mempunyai ketrampilan yang aplikatif dalam
berinteraksi dengan anak. Hal tersebut bukan perkara
mudah, dibutuhkan sebuah komitmen, kesungguhan,
pemahaman, latihan serta kepekaan hati dalam
melakukaknnya.
Dalam proses belajar mengajar kompetensi
pedagogik sangat memliki peran yang besar. Keberhasilan
24
pembelajaran karena dari potensi pedagogik yang mereka
miliki.
Guru yang ideal memiliki variasi dalam proses
pembelajaran, hal tersebut menjadikan peserta didik tidak
mudah bosan , tekun, antusias, dan penuh partispasi. Serta
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan
mengurangi kejenuhan pada mata pelajaran tertentu.
Menurut S. Nasution yang dikutip oleh Muhaimin
menyebutkan ciri-ciri guru yang baik
a. Memahami dan menghormati murid. Guru yang baik
dalam mengajar harus bersikap demokratis. Guru yang
baik juga mendengarkan aspirasi muridnya dan
memahami murid terhadap potensinya.
b. Menguasai bahan pelajaran. Menjadi guru yang baik itu
harus menguasai bahan pelajaran, tidak hanya
mengetahui isi buku pelajarannya saja akan tetapi
mengetahui nilai dan penerapannya bagi kehidupan
peserta didik
c. Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan
pelajaran. Pada umumnya guru mengajar hanya
25
mengajar tidak sebatas ceramah saja akan tetapi
menggunakan metode lain yang membuat pembelajaran
menarik dan siswa menjadi aktif.
d. Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan
individu murid. Karena kemampuan setiap anak
berbeda beda maka guru harus menyesuaikan pelajaran
dengan kemampuan rata-rata dikelas yang tidak hanya
anak-anak yang lambat saja yang diperhatikan akan
tetapi anak yang pandai juga harus diperhatikan.
e. Mengaktifkan murid dalam hal belajar. Dalam hal
belajar guru harus menghindari D4 (datang, duduk,
dengar, diam). Guru yang baik memberikan kepada
siswanya untuk aktif baik jasmani maupun rohani.
f. Memberikan pengertian bukan hanya dengan kata-kata
belaka. Guru yang baik menghindari terjadinya
verbalisme yakni mengenal kata-kata tetapi tidak
memahami artinya.
g. Mengubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.
Guru yang baik menjelaskan bahkan menunjukan
26
diajarkan sehingga manfaat tersebut akan dirasakan
oleh anak.
h. Mempunyai tujuan tertentu dengan bahan pelajaran
yang diberikan. Semakin jelas tujuan semakin
bermanfaat pelajaran itu, karena pelajaran itu bukan
tujuan akan tetapi alat untuk mencapai tujuan.
i. Jangan terikat oleh satu buku pelajaran. Guru yang baik
tidak mengandalkan buku teks saja sebagai bahan
pelajaran yang minimal dan bukan merupakan
satu-satunya sumber yang digunakan oleh guru.
j. Tidak hanya mengajar dalam arti ilmu pengetahuan saja
tetapi senantiasa mengembangkan kepribadian anak.
2. Kompetensi kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian seorang guru.
Menurut Zakiah Daradjat (1980) kepribadian disebut
sebagai sesuatu yang abstrak karena sukar dilihat secara
nyata dan hanya dapat diketahui lewat penampilan,
tindakan dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.
27
kewibawaan orang tersebut. Tentu dasarnya adalah ilmu
pengetahuan dan moral yang dimiiki.
Guru sebagai tauladan bagi murid-muridnya harus
memiliki sikap dan kepribadian yang utuh yang dapat
dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi
kehidupannya. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha
memiliki dan melakukan perbuatan yang positif yang
mencerminkan kepribadian. Yang harus dilakuakn
diantaranya adalah:
a. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma
hukum, norma sosial dan etika yang berlaku.
Secara arti kata norma merupakan aturan dan ketentaun
yang mengikat warga kelompok di masyarakat yang
mengendalikan tingkah laku yang sesuai dan dapat
diterima. Kompetensi ini dapat dilihat dari seorang guru
pada semua kegiatan yang dilaksanakannya yang
mengindikasikan penghargaan terhadap keberagaman
agama, keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat daerah
28
b. Dewasa yaitu memiliki kemandirian untuk
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai guru
Mandiri dapat diartikan sebagai keadaan yang dapat
berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Sedangkan bertindak adalah langkah atau perbuatan.
Penampilan kemandirian dalam bertindak merupakan
sikap guru yang kokoh dan tidak dapat dipengaruhi oleh
keadaan yang negatif. Sikap ini merupakan pendirian
seorang guru dalam mengahdapi berbagai situasi yang
tidak baik, masalah dan tantangan. Guru yang memiliki
sikap tersebut maka akan dipercayai oleh peserta didiknya
dan mata pelajaran yang diajarkan.
c. Bijaksana, dengan menunjukan keterbukaan dalam
berfikir dan bertindak
Bijaksana merupakan kepribadian yang harus dimiliki
setiap guru dalam mendidik peserta didiknya. Bijaksana
artinya pandai menggunakan akal budinya/pengalaman
dan pengetahuannya, tajam pikirannya, pandai dan
hati-hati, cermat, teliti, dan sebagainya. Guru yang bijaksana
29
baik, yang sosok pribadinya yang utuh mencerminkan
segala tingkah lakunya, berbudi luhur dengan berkata yang
positif, mengaanggap peserta didik sebagai anaknya
sendiri. Ciri-ciri guru yang bijaksana dapat dilihat dari
karakter yang luhur dan akhlaknya yang mulia yakni
berlaku adil, jujur, berani, tegas, dan berintegritas.
d. Berwibawa dengan berperilaku yang disegani
sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik
Menjadi guru itu indah dan mendidik itu mulia. indah dan
mulia adalah wibawa guru dalam membimbing peserta
didik pada kegiatan pembelajaran yang merupakan
pembawaannya dapat menguasai dan mempengaruhi
orang lain untuk menghormati sikapnya yang mengandung
kepemimpinan dan penuh daya tarik.
e. Memiliki akhlak atau moral yang baik, bertindak
sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka menolong.
f. Berlaku adil
Secara harfiah, adil berarti lurus dan tegak,
bergerak dari posisi yang salah menuju posisi yang
diinginkan. Adil juga berarti seimbang (balance) dan
30
Menurut Aminuddin (1996, 133) adil adalah meletakkan
sesuatu pada tempatnya dengan kata lain tidak memihak
antara pihak satu dengan pihak yang lain. Adil berarti
bertindak atas dasar kebenaran, bukan mengikuti
kehendak hawa nafsunya. Sebagai firman Allah dalam
Al-Qur’an:
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
orang-orang yang benar-benar menjadi penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun
terhadap dirimu sendiri atau bapak dan kaum
kerabatmu.(QS An-Nisa’[4]:135)
g. Friendly
Yaitu guru yang mudah bergaul dengan siswa tanpa
membeda-bedakan antara satu siswa dengan siswa
lainnya, baik dari status sosial, kepandaian apalagi dari
sisi kecantikan. Guru seperti ini biasanya ramah dan
tidak enggan memulai pembicaraan.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan
31
dengan peserta didik. Kompetensi dalam kompetensi sosial
meliputi:
a. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki
kemampuan mengelola jika terjadi adanya konflik
b. Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan
kawan sejawat, kepala sekolah dan pihak-pihak yang
terkait
c. Membangun tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dan
dinamis
d. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan
menyenangkan dengan seluruh warga sekolah, orang
tua peserta didik, dengan kesadaran sepenuhnya bahwa
mereka memiliki peran dan tanggung jawab terhadap
kemajuan pembelajaran
e. Memiliki kemampuan memahami dan
menginternalisasikan perubahan lingkungan yang
berpengaruh terhadap tugasnya
f. Memliki kemampuan menempatkan diri dalam sistem
nilai yang berlaku pada masyarakat
Selain itu profil guru dapat dilihat melalui
32
konteks buadaya dan konteks profesional. Dilihat dari
konteks sejarah guru adalah pendidik yang berarti
pelayan yang luhur yang fungsinya adalah mekayani
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran didalam
kelas.
Dilihat dari sudut konteks budaya guru adalah
orang yang paling tahu tentang berbagai hal, memiliki
partisipasi yang tinggi terhadap masyarakat. Sedangkan
dilihat dari konteks profesional guru adalah operator
sebuah kurikulum dalam pendidikan. Bahkan guru
adalah mata rantai dan pilar peradaban bagi proses
perubahan dan kemuajuan suatu masyarakat.
Menurut Meity H. Idris adapun sifat-sifat atau
karateristik yang harus ada pada guru sehingga
disennagi oleh siswa antara lain:
a. Demokratis
b. Suka bekerja sama(kooperatif)
c. Baik hati
d. Sabar
e. Adil
33 g. Bersifat terbuka
h. Suka menolong
i. Ramah tamah
Dalam melakukan sosialisasi, hubungan antara guru
dengan peserta didik diantaranya yaitu:
a. Guru berperilaku secara profesional dalam
melaksanakan tuas mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran
b. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara
terus menerus berusaha menciptakan, memlihara,
dan mengembangkan suasana sekolah
menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang
efektif dan efisien bagi peserta didik
c. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang
dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri
dari tindak kekerasan fisik yang diluar kaidah
pendidikan.
d. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah
setiap gangguan yang dapat mempengaruhi
34
e. Guru secara langsung mengemabngkan profesinya
untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan keseluruhan kepribadiannya,
termasuk kemampuannya untuk berkarya
f. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan
tidak boleh merendahkan peserta didiknya
g. Guru berlaku adil kepada peserta didik
h. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk
secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik. (Drs. H.
Hamdaini, 2017: 27-28).
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah kemampuan
menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam yang
diperoleh melalui pendidkan profesi. Kompetensi
profesional merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar mampu melaksanakan tugas profesinya.
Karena profesional menunjukan bahwa menjadi guru
35
dengan baik. Guru profesional juga harus mempunyai
pengetahuan dasar diantaranya adalah:
a. Guru harus mengenal setiap murid supaya guru dapat
mengetahui sifat-sifatnya, kebutuhannya, pribadinya
serta aspirasinya.
b. Guru harus memiliki kecakapan memberi bimbingan,
khususnya dalam bentuk intelektual dan psikologis
c. Guru harus berpengetahuan yang luas pada tujuan
pendidikan sehingga perkembangan anak akan
meningkat mengikuti perkembangan zaman.
Tugas guru yang diurai oleh S. Nasution (1988)
menjadi tiga bagian. Pertama, sebagai orang yang
mengkomunikasikan pengetahuan. Tugas ini mengharuskan
guru memliki pengetahuan yang mendalam bahan yang
akan diajarkannya. Oleh karena itu seorang guru tidak
boleh berhenti belajar karena pengetahuan yang akan
diberikan kepada anak didiknya terlebih dahulu harus
dipelajari. Selain itu, guru perlu menyediakan fasilitas
hidupnya, memperbaiki nasib hidupnya, dan meningkatkan
kesejahteraan hidupnya sehingga dapat melaksanakn
36
model yang berkaitan dengan bidang studi (mata pelajaran)
yang diajarkannya sebagai sesuatu yang berdaya guna dan
bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus
bisa menjadi model atau contoh nyata dari kehendak mata
pelajaran yang diampunya. Hal ini khusunya pada mata
pelajaran akhlak, keimanan, kebersihan, dan sebagainya.
Guru yang bersangkutan disarankan mampu
memperlihatkan keindahan akhlak, keimanan, dan
kebersihan yang dicontohkan kepada siswa. Ketiga, guru
harus menampakkan model sebagai pribadi yang
berdisiplin, cermat berpikir, mencintai pelajarannya, penuh
idealisme, dan luas dedikasi. (Ahmad Barizi, 2009: 143)
Menurut Mochtar Buchari (1994), ahli pendidikan
yang krtis meneybutkan tiga pilar yang harus melekat pada
profesional yang baik mengenai etos kerjanya. Pertama,
keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan(job
quality). Kedua, menjaga harga diri dalam melaksanakn
pekerjaan. Ketiga keinginan untuk memberikan layanan
kepada masyarakat melalui karya profesionalnya.
Menurut Abu Ahmadi bahwa tugas seorang guru
37
mengajar dan mendidik diatas merupakan faktor yang
penting dalam terlaksananya proses pendidikan. Untuk
dapat melaksanakan tugasnya guru wajib memiliki segala
sesuatu yang berguna. Tuntutan inilah yang membatasi
guru, sehingga untuk menjadi seorang guru tidaklah orang
yang sembarangan.(Abu Ahmadi, 1989: 44)
3. Guru Ideal Perspektif Peserta Didik
Kata perspektif maksudnya adalah kumpulan asumsi
maupun keyakinan tentang suatu hal, dengan persepektif orang
akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara tertentu.
Perspektif dapat dapat disimpulkan bahwa kerangka kerja
konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang
mempengaruhi perspektif manusia sehingga menghasilkan
tindakan dalam konteks situasi tertentu. Jadi pengertian
perspektif peserta didik pada siswa MI terhadap profil guru
adalah bagaimana cara-cara tertentu memandang terhadap guru
yang ideal dalam melaksanakan tugas kegiatan belajar
mengajar oleh pesera didik.
Menelusuri tentang masalah perspektif, maka akan
dihadapkan pada materi unsur-unsur kepribadian pokok yang
38
kebutuhan manusia, maka akan muncul masalah baru yaitu
suatu pandangan. Perspektif peserta didik terhadap guru,
tentunya mempunyai harapan yang dapat memenuhi kebutuhan.
Perspektif peserta didik terhadap guru sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah adalah profil guru yang ideal, sehingga
dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas dan
dapat dicapai dengan baik.
Profil guru yang ideal perspektif peserta didik diantaranya
adalah:
a. Berusaha tampil didepan kelas dengan prima dan
menguasai materi pelajaran yang akan diberikan.
Dalam melaksanakan pembelajaran guru yang baik
berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan dihati
siswa bahwa guru benar-benar tahu permasalahan dari
materi yang disampaikan.
b. Berlaku bijaksana
Setiap siswa mempunyai tingkat kepandaian yang
berbeda-beda. Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang
lambat dan ada yang sangat lambat. Jika kita memiliki
kesadaran seperti ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan
pertanyaan-39
pertanyaan dari anak didik kita. Untuk memudahkan hal
tersebut carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada
siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan
contoh sederhana yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mampu mengendalikan emosi
Menjadi seorang guru tidak boleh mudah marah dan tidak
boleh tersinggung karena perilaku siswa. Karena siswa
tingkat sekolah dasar/MI adalah remaja yang masih labil
emosinya. Siswa yang kita ajar mungkin berasal dari daerah
dan budaya yang mungkin berbeda-beda, pendidikan
dirumah dari orang tuanya sehingga memang kurang sesuai
dengann tata cara kebiasaan guru. Ketika guru
marah-marah dikelas maka suasana menjadi tidak enak dan
siswapun menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada
nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang
diberikan.
d. Tidak sombong atau tidak menyombongkan diri dihadapan
murid/ jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika
40
kelas. Ketika murid melakukan kesalahan maka jangan
sekali-kali guru mencemooh siswa dimuka orang banyak.
e. Berlaku adil
Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada
siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai
maupun siswa yang kurang pandai. Serta tidak boleh
memuji berlebihan kepada siswa yang pandai di depan yang
kurang pandai. (Meity H. Idris 2014: 25).
f. Suka kepada siswa-siswanya
Memahami peserta didik, sangatlah penting karena paham
terhadap peserta didik merupakan kompetensi pedagogik
yang harus dimiliki oleh guru. Beberapa hal yang harus
dipahami guru terhadap peserta didiknya yaitu tingkat
kecerdasan, kreativitasnya, fisiknya dan perkembangan
kogntifnya.
Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar baik
dikelas maupun diluar kelas harus mamapu mengelola
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan
menyenangkan bagi peserta didik (Paikem).
Pembelajaran yang efektif tentu saja guru harus banyak
41
mengenal para murid yang mereka ajar, menggunakan
strategi-strategi perencanaan yang efisien, mempraktikan
pengambilan keputusan yang interaktif, serta mewujudkan
ketrampilan-ketrampilan manajemen kelas yang efektif.
(James H. Stronge, 2013: 14)
Guru yang ideal dalam melakukan pembelajaran memiliki
berbagai variasi yang menarik sehingga peserta didik tidak
bosan, selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi. Variasi
dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan
kebosanan. (E. Mulyasa, 2007: 78)
g. Bersikap baik
Menurut S. Nasution yang dikutip oleh Muhaimin
menyebutkan ciri-ciri guru yang baik
1. Memahami dan menghormati murid. Guru yang
baik dalam mengajar harus bersikap demokratis.
Guru yang baik juga mendengarkan aspirasi
muridnya dan memahami murid terhadap
42
2. Menguasai bahan pelajaran. Menjadi guru yang baik
itu harus menguasai bahan pelajaran, tidak hanya
mengetahui isi buku pelajarannya saja akan tetapi
mengetahui nilai dan penerapannya bagi kehidupan
peserta didik
3. Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan
pelajaran. Pada umumnya guru mengajar hanya
menggunakan metoe ceramah. Guru yang baik
ketika mengajar tidak sebatas ceramah saja akan
tetapi menggunakan metode lain yang membuat
pembelajaran menarik dan siswa menjadi aktif.
4. Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan
individu murid. Karena kemampuan setiap anak
berbeda beda maka guru harus menyesuaikan
pelajaran dengan kemampuan rata-rata dikelas yang
tidak hanya anak-anak yang lambat saja yang
diperhatikan akan tetapi anak yang pandai juga
harus diperhatikan.
5. Mengaktifkan murid dalam hal belajar. Dalam hal
43
dengar, diam). Guru yang baik memberikan kepada
siswanya untuk aktif baik jasmani maupun rohani.
6. Memberikan pengertian bukan hanya dengan
kata-kata belaka. Guru yang baik menghindari terjadinya
verbalisme yakni mengenal kata-kata tetapi tidak
memahami artinya.
7. Mengubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.
Guru yang baik menjelaskan bahkan menunjukan
manfaat yang terkandung dalam bahan pelajaran
yang diajarkan sehingga manfaat tersebut akan
dirasakan oleh anak.
8. Mempunyai tujuan tertentu dengan bahan pelajaran
yang diberikan. Semakin jelas tujuan semakin
bermanfaat pelajaran itu, karena pelajaran itu bukan
tujuan akan tetapi alat untuk mencapai tujuan.
9. Jangan terikat oleh satu buku pelajaran. Guru yang
baik tidak mengandalkan buku teks saja sebagai
bahan pelajaran yang minimal dan bukan
merupakan satu-satunya sumber yang digunakan
44
10.Tidak hanya mengajar dalam arti ilmu pengetahuan
saja tetapi senantiasa mengembangkan kepribadian
anak.
Dalam kesehariannya guru selalu berinteraksi
dengan peserta didik ataupun guru-guru yang lain. Pada
ciri-ciri guru yang memiliki prinsip umum yang berlaku
untuk guru yang baik menunjukan bahwa ciri-ciri guru
lebih didominasi pada sifat-sifat yang harus ada pada
seorang guru. Menurut Hamacheck dalam bukunya
Charateristic of God Teacher and Implication for Teacher
Educators (1969) yang dikutip oleh Soekarwati,
memberikan karateristik profil guru yang baik, yaitu:
1. Dalam memberikan bahan pelajaran, guru harus
fleksibel dan tidak kaku pada mata pelajaran yang
diberikan
2. Dapat menerima pendapat atau usulan peserta didik
baik salah maupun yang benar
3. Mampu menunjukan kepribadian yang baik
4. Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu
45
dipakai sebagai bahan ajar. Dengan seprti ini bahan ajar
selalu baru
5. Mempunyai ketrampilan dalam memberikan pertanyaan
dikelas yang digunakan untuk mendorong motivasi
peserta didik. Motivasi akan menarik peserta didik
untuk lebih berpartisipasi dalam mengikuti
pembelajaran
6. Pengusaan ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan ajar
dan materi pelajaran.
7. Menyiapkan bahan evaluasi secara jelas dan
menerangkan kriteria yang dipakai dalam evaluasi.
8. Mempunyai waktu untuk peserta didik yang belajar,
apabila peserta didik tersebut mendapatkan kesulitan
dalam memahami pelajaran yang diberikan
9. Selalu ramah dan mempunyai sikap menarik. Seorang
guru harus banyak tersenyum dan mengurangi
kemarahan, dalam mengajar guru tidak boleh hanya
duduk saja akan lebih baik jika guru membuat
gerakan-gerakan yang menarik dalam mengajar.
46
Seorang guru setiap saat harus membekali
dirinya dengan ilmu dan kesediaan membiasakan diri
untuk menkajinya. Seperti bidang ilmu syariat isalm,
sejarah, geografi, bahasa, matematika, dan lain
sebagainya. Banyaknya kekeliruan pemahaman
terhadap ilmu pengetahuan sedikit atau banyak akan
mengurangi kepercayaan peserta didik terhadap
eksistensi guru. Oleh karena itu, seorang guru harus
benar-benar berpengetahuan luas, kuat dalam mengkaji,
dan memliki pemahaman yang mendalam, sehingga
anak didik menghormati dan mempercayakannya. Guru
yang kaya ilmu pengetahuan akan menjadi sumber bagi
peserta didik untuk menggalinya.(Muhammad Nurdin,
2010: 137)
B. Kajian Pustaka
1. Skripsi Iim Hilman, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta tahun 2010 dengan judul profil guru
ideal(studi tokoh muslimah novel laskar pelangi karya andrea
hirata). Hasil penelitian Iim Hilman tersebut menyatakan
bahwa guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung
47
kemampuan untuk mendidik sehingga jalannya proses belajar
mengajar berjalan dengan baik. Dalam kenyataannya guru
tidaklah dapat menyampaikan ilmu kepada siswanya hanya
dengan menggunakan satu metode saja, melainkan harus
menggunakan beragam metode dan pendekatan sehingga guru
dapat disenangi oleh siswanya. Novel laskar pelangi sebagai
sebuah karya sastra yang mampu menginspirasi banyak
kalangan termasuk didalamnya para guru dengan menampilkan
seorang tokoh guru yang ideal dan disukai oleh
siswa-siswanya. Muslimah sebagai seorang guru mampu memberikan
yang terbaik kepada siswa-siswanya dalam hal pendidikan.
Yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana
profil guru ideal yang digambarkan Muslimah dan apa
kontribusi yang diberikan novel laskar pelangi terhadap
pembentukan Pendidikan Agama Islam yang ideal. Penelitian
skripsi ini bertujuan menjelaskan profil guru ideal dalam novel
laskar pelangi serta untuk mengetahui kontribusi yang bisa
diberikan terhadap pembentukan guru Pendidikan Agama Islam
yang ideal. Hasil peneltian ini diharapkan dapat dipergunakan
oleh para guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam
48
kualitatif studi kepstakaan. Pengumpulan data dilakukan
dengan melakukan pembacaan heuristik/hermenutik dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menganalisis isi
bacaan dan menemukan karateristik kemudian menarik
kesimpulan.
hasil penelitian menunjukan (1) Profil guru ideal yang
ditampilkan oleh Muslimah dalam novel laskar pelangi adalah
guru yang memiliki kesabaran, berilmu, memiliki pandangan
jauh kedepan atau memiliki visi, adil dan bijak terhadap siswa,
memahami kondisi siswa dan mudah mendapatkan pujian pada
para siswanya. (2) kontribusi yang bisa diberikan novel laskar
pelangi terhadap pembentukan guru Pendidikan Agama Islam
diantaranya menjadikan guru semakin mencintai profesinya,
menambah profesionalitas guru, menambah inspirasi untuk
mengembangkan metode belajar dan memiliki jiwa motivator
2. Skripsi Gagah Kurniawan, mahasiwa Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun
2016 dengan judul skripsi Profil Guru Pendidikan Agama Islam
yang Ideal Dalam Perspektif Siswa Kelas X di SMK 4 Malang.
Hasil penelitian Gagah Kurniawan menjadi seorang guru PAI
49
itu dibutuhkan guru PAI yang dianggap ideal menurut
pandangan para siswa. Dalam sebuah penggalian data metode
penelitian mutlak dibutuhkan namun tidak semua metode
cocok digunakan, tetapi harus disesuaikan dengan data yang
dibutuhkan. Dan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Adapun metode pengambilan data
yang digunakan antara lain: Metode wawancara siswa, metode
wawancara guru, untuk data yang mutlak kebenaranyadan
untuk pengolahannya menggunakan observasi
Dari analisa yang digunakan ternyata menjadi guru PAI yang
ideal di mata siswa memiliki banyak sekali kriteria. Hal ini
dapat di buktikan dengan banyaknya perspektif yang dimiliki
oleh siswaantara lain: (1) Bertaqwa kepada Allah SWT (2)
sabar serta pemaaf (3) memiliki ilmu yang luas di bidangnya
(4) ikhlas dan jujur (5) mau menerima aspirasi siswanya (6)
menjadi suri tauladan dimanapun ia berada (7) bersikap tegas
(8) memahami tabiat serta perasaan peserta diidik (9)
berpenampilan menarik (10) zuhud atau tidak mengutamakan
materi dalam belajar (11) mencintai muridnya seperti anak
50
bervariasi (13) bersikap profesional dan selalu mengikuti
pekembangan zaman.
3. Skripsi Mochammad Rido, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Walisongo Semarang 2013 dengan judul
Skripsi Profil Guru PAI Ideal Perspektif Peserta didik (Studi
Kasus di MA Muhammadiyah Weleri). Hasil penelitiannya
membahas tentang profil guru PAI ideal perspektif peserta
didik. Kajiannya dilatarbelakangi oleh kompetensi guru PAI
ideal. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan
tentang profil guru Pendidikan Agama Islam ideal perspektif
peserta didik Madrasah Aliyah Muhammadiyah Weleri Kendal.
Permasalahan dibahas melalui pendekatan diskriptif kualitatif
yang dilakukan di MA Muhammadiyah Weleri. Datanya
diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Semua data dianalisis melalui pendekatan
deskriptif kualitatif. Adapun sesuai dengan jenis datanya maka
sumber data dalam penelitian ini adalah manusia dan non
manusia. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik
yaitu: (1) teknik observasi. (2) teknik wawancara (interview).
(3) dokumentasi dengan menggunakan analisis diskriptif untuk