• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI GURU PERSPEKTIF PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH TARBIYATUS SIBYAN KLITIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KOMPETENSI GURU PERSPEKTIF PESERTA DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYAH TARBIYATUS SIBYAN KLITIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

KOMPETENSI GURU PERSPEKTIF PESERTA DIDIK

DI MADRASAH IBTIDAIYAH TARBIYATUS SIBYAN

KLITIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN

GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Arina Maftuhah

NIM. 11514082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

KOMPETENSI GURU PERSPEKTIF PESERTA DIDIK DI

MADRASAH IBTIDAIYAH TARBIYATUS SIBYAN

KLITIKAN KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN

GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Arina Maftuhah

NIM. 11514082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Selalu berbuat baik kepada siapapun, karena hidup itu bukanlah tentang siapa

yang terbaik akan tetapi yang bisa berbuat baik dan bukan tentang siapa yang

(8)

viii PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku, Ayahanda dan Ibunda, Slamet dan Mahmudah yang

selalu membimbingku, memberikan doa, nasehat, kasih sayang, dan

motivasi dalam kehidupanku sehingga saya dapat mencapai pendidikan

hingga mendapat gelar sarjana.

2. Adik kandungku Farha Nur Aida yang telah mendoakanku dan

memberikan semangat sehingga proses p

3. enempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai dan semoga kita bisa

membahagiakan ibu dan bapak.

4. Sahabat-sahabatku Dwi Puji Lestari, Rifatul Choiriyah, Zulfa Nugrahani.

Amanah, Miftakhussangadah yang selalu membantu dan saling

memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini semoga kita

menjadi orang sukses.

5. Keluarga besar ku yang ada dirumah yang selalu memberikan semangat

dan mendoakanku sehingga saya bisa seperti sekarang ini.

6. Keluarga besar Anami Kost Nabilatun Nahdah, Niswatul Fitriyah,

Istigfarin, Tri Apriliani S, Sri Hidayati, Faerayanti, Hana Layinatussyifa,

Erni Nurhayati, Rahma, Umi, Nisa dkk yang sudah memberikan warna

dalam kehidupan sehingga saya semangat untuk belajar bersama

teman-teman.

7. Sahabatku dari MA Assalaam Temanggung yang tercinta Fita Taranisa,

Khusnadya Hanif Iriyanti, Mariza Kurnia Ulfa, Laela Krtika, Dewi

Tafrekhah, Afri Setyoningsih, Luzman Rifqi, Irdia Azidar yang telah

berjuang bersama semoga kita semua menjadi orang yang sukses dunia

(9)

ix

8. Teman PPL MI Tarbiyatul Islamiyan Noborejo (Devi, Umi, Vita, Fatma,

Ana, Mariza, Desita, Yulia, dan Faizin) yang saling menyemangati ketika

kuliah semoga kita menjadi guru yang teladan bagi peserta didik

9. Teman KKN tercinta yang selalu menghibur hari-hariku selama KKN

Luluk Saidatun Mukhadiroh, Yana Ristianingsih, Ayuk Puji Saputri, Ma’rifatul Fadilah, Vega Febriani Sawitri, Hasan Lutfi, Ahmad Fuad, dan Galih Bagas.

10.Keluarga Bapak Murwanto yang juga Dosen IAIN Salatiga yang telah

membantu saya sejak saya masuk kuliah hingga saya lulus kuliah di IAIN

Salatiga

(10)

x

KATA PENGANTAR Bismilahirahmannirahim

Puji syukur alhamdulilahi rabbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat (iman, islam, dan ihsan),

karunia, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Profil Guru Ideal Perspektif

Peserta didik di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2017/2018.

Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para

pengikutnya yang selalu setia menjadikannya suri tauladan yang mana

Beliaulah satu-satunya manusia yang mereformasi umat manusia dari

zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni dengan

ajaran agama islam.

Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan

dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

2. Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga, Peni Susapti, M.Si.

3. Dekan FTIK, Bapak Suwardi, M. Pd sekaligus pembimbing skripsi

yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan melaungkan

waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini telah terselesaikan.

4. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu

pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat

menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

5. Bapak Ari Setiawan, M. M selaku dosen pembimbing akademik yang

(11)

xi

6. Bapak dan Ibu guru serta peserta didik MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan

yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis dengan sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 9 Agustus 2018

Arina Maftuhah

(12)

xii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO IAIN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vi

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 16

1. Pengertian Guru ... 16

2. Kompetensi Guru Ideal ... 19

(13)

xiii

b. Kompetensi Kepribadian ... 24

c. Kompetensi Sosial ... 28

d. Kompetensi Profesional ... 32

3. Guru Perspektif Peserta Didik ... 34

B. Kajian Pustaka ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 50

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 50

C. Sumber Data ... 51

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 52

E. Analisis Data ... 54

F. Pengecekan Keabsahan Data ... 56

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data ... 59

1. Profil Umum MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 59

a. Sejarah Berdirinya MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 59

b. Letak Geografis MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 59

c. Identitas MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 60

d. Visi dan Misi MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 61

e. Data Guru dan Siswa MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 62

f. Struktur Organisasi MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 64

g. Sarana dan Prasarana... 64

2. Hasil Penelitian ... 65

a. Kompetensi Pedagogik ... 67

b. Kompetensi Sosial ... 69

c. Kompetensi Profesional ... 71

d. Kompetensi Personal/kepribadian ... 74

(14)

xiv

1. Kompetensi Pedagogik Guru Ideal Perspektif Peserta Didik

MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 77

2. Kompetensi Sosial Guru Ideal Perspektif Peserta Didik MI

Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 78

3. Kompetensi Profesional Guru Ideal Perspektif Peserta Didik

MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 79

4. Kompetensi Personal Guru Ideal Perspektif Peserta Didik

MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan ... 81

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ... 84

B. Saran ... 86

(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Data Guru ... 62

Tabel 4.2 Tabel Data Peserta Didik ... 63

(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

Lampiran 2. Transkip Wawancara dan Reduksi Peserta didik Ke-1

Lampiran 3. Transkip Wawancara dan Reduksi Peserta didik Ke-2

Lampiran 4. Catatan Lapangan Pengamatan

Lampiran 5. Triangulasi Data

Lampiran 6. Dokumentasi Pelaksanaan Wawancara

Lampiran 7.Daftar Riwayat Hidup Penulis

(18)

xviii ABSTRAK

Maftuhah, Arina. 2018. Kompetensi Guru Perspektif Peserta Didik di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan tahun 2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Suwardi, M. Pd Kata Kunci: kompetensi guru, perspektif peserta didik

Skripsi ini adalah tentang kompetensi guru (kelas) menurut perspektif peserta didik. Latar belakangnya merupakan kajian dari kompetensi guru yang ideal. S tudi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan tentang profil guru yang ideal perspektif peserta didik di MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan. Permasalahan pada skripsi ini dibahas melalui pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan di MI Tarbiyatus Sibyan Klitikan. data-data diperoleh melalui wawancara (dengan peserta didik, guru, dan kepala sekolah), observasi, dan dokumentasi. Semua data dianalisis melalui pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik: (1) observasi. (2) wawancara (interview). (3) dokumentasi yang digunakan untuk menggambarkan, melukiskan, menuturkan data yang sifatnya adalah kualitatif yang diperoleh dari pengumpulan data. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah Reduksi Data (Data Reduction) dan Penyajian Data (Display) yang dilakukan dengan melakukan wawancara dengan peserta didik kelas 4 wawancara dengan tiga peserta didik, kelas 5 wawancara dengan enam peserta didik, dan kelas 6 wawancara dengan dua peserta didik.

(19)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Maju dan tidaknya suatu bangsa di tentukan oleh maju dan tidaknya

pendidikan pada bangsa tersebut. Pendidikan merupakan penentu sebuah

bangsa menjadi maju berkembang dan berkualitas. Bangsa yang

berkualitas adalah bangsa yang di dalamnya terdapat manusia yang

beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur,

berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, terampil, di siplin, profesional,

dan tanggung jawab (Ahmad Barizi 2009:7).

Menurut Umar Tirtaraharja (2005:51-52) dalam buku Pengantar

Pendidikan disebutkan bahwa proses pendidikan melibatkan banyak hal

antara lain:

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik)

2. Orang yang membimbing (pendidik)

3. Interaksi antara peserta didik dan pendidik (interaksi edukatif)

4. Ke arah mana bimbingan akan ditujukan (tujuan pendidikan)

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

(20)

2

7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan

pendidikan).

Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan dan kepribadian individu melalui proses

atau kegiatan tertentu (pengajaran, bimbingan atau latihan) serta interaksi

individu dengan lingkungan untuk mencapai manusia seutuhnya (insan

kamil). Pendidikan tidak lepas dengan adanya seseorang yang berperan

penting didalamnya yang disebut dengan pendidik. Kata pendidik sering

diwakili dengan istilah “guru”. Guru merupakan orang yang sangat penting dalam proses pendidikan karena guru mempunyai peran sebagai

pendidik, pembimbing, perancang, pengelola, dan fasilitator. Sebagai

profesi dan tenaga profesional, guru mempunyai keahlian spesifik yang

unik yaitu sejumlah karakter yang harus melekat dan menjiwai sehingga

dapat disebut menjadi guru yang ideal.

Guru merupakan orang yang sangat penting sebab kalau semua

orang mempersoalkan masalah pendidikan, figur guru akan terlibat dalam

agenda pembicaraan karena secara umum kedudukan guru adalah sebagai

tenaga profesional serta mempunyai tujuan untuk melaksanakan sistem

nasional. Sebagaimana termaktub dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang

(21)

3

Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk

melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan

pendidikan nasional yaitu mengembangkan potensi yang dimiliki

peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri dan menjadi warga demokrasi dan bertanggung jawab.

Secara garis besar, selain sebagai tenaga profesional yang

melaksanakan sistem pendidikan nasional yang ditujukan untuk

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran, guru

juga harus melaksanakan tujuan pendidikan nasional ditujukan untuk

membantu peserta didik untuk menggali dan me ngembangkan sumber

daya manusia secara optimal dengan tujuan mempersiapkan generasi

penerus dalam menghadapi tantangan masa depan. Untuk menjadi

pendidik yang profesional maka acuannya adalah meneladani Nabi

Muhammad SAW. Karena beliau sebagai penerima wahyu Al-Qur’an

yang bertugas untuk menyampaikan kepada seluruh umat islma di muka

bumi ini., kemudian mengajarkannya kepada umat manusia mengenai

ayat-ayat Allah SWT yang tercantum dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat

(22)

4

Artinya: katakanlah (Muhammad) “Wahai manusia! Sesungguhnya aku ini

utusan Allah bagi kamu semua, Yang memiliki kerajaan langit

dan bumi tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia,

Yang menghidupkan dan mematikan maka berimanlah kamu

kepada Allah dan Rasul-Nya, (yaitu) Nabi dan ummi yang

beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat Nya

(kitab-kitab Nya), ikutilah dia agar kamu mendapat petunjuk.

Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam

pendidikan. Untuk itu, setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam

kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari

pendidikan harus bermuara pada guru. Hal ini menunjukan bahwa betapa

eksistensinya peran guru dalam dunia pendidikan. Guru adalah pendidik

profesional karena secara imsplisit ia telah merelakan dirinya menerima

dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang terpikul di pundak

para orang tua (Drs. Moh Roqib 2009:56).

Dengan adanya tanggungjawab yang diberikan oleh orang tua

(23)

5

didik. Sehingga guru harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang

diteladai oleh anak didiknya. Sebagaimana menurut Syaiful Bahri

Djamarah(2000:4) menyebutkan bahwa:

Guru memang harus menyadari bahwa dirinya adalah figur yang

diteladani oleh semua pihak, terutama oleh anak didiknya

disekolah”

Hal ini menjadikan bahwa guru tidak hanya bertindak sebagai

pendidik yang profesional, akan tetapi guru harus mampu mencerminkan

figur yang diteladani. Oleh karena itu guru sering dijadikan tokoh

identifikasi diri bahkan menjadi profil guru yang diidolakan dengan segala

kebiasaan dijadikan patokan yang paling benar oleh peserta didik.

Menurut Ali al-khuli yang dikutip oleh Muhaimin, istilah profil

(Inggris) semakna dengan shafhah al-syakhshiyyah (Arab), yang berarti

gambaran yang jelas tentang (penampilan) nilai-nilai yang dimiliki guru

dari berbagai pengalaman dirinya selama menjalankan tugas dan

profesinya. Oleh karena itu, sosok guru menyiratkan pengaruh yang luar

biasa terhadap murid-muridnya, sehingga baik atau tidaknya murid

tergantung pada guru.

Mengingat betapa besar pengaruh perilaku guru yang berdampak

pada murid, maka seorang guru harus bersikap sebagai model dan teladan

(24)

6

pribadi baik dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta

didik serta orang disekitar lingkungannya yang menganggap dia sebagai

guru (Latifah Husein, 2017: 46).

Sebagai model dan teladan maka para ulama telah

memformulasikan sifat-sifat, ciri-ciri, dan tugas-tugas guru yang

diharapkan berhasil menjalankan tugas-tugasnya dalam pendidikan.

Berbagai sifat-sifat, ciri-ciri dan tugas-tugasnya sekaligus mencerminkan

profil guru yang diharapkan ideal menurut peserta didik. Hal tersebut

tercermin melalui kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian (kemampuan dasar yang

menyangkut kepribadian guru), kompetensi sosial (kemampuan yang

menyangkut kepedulian terhadap masalah-masalah sosial), dan

kompetensi profesional (menyangkut kemampuan untuk menjalankan

tugas keguruannya secara profesional) ( Latifah Husein, 2017: 33-35).

Secara umum guru ideal adalah guru yang harus memiliki sifat-sifat

baik bahkan sempurna, baik dalam keilmuannya, sikap, maupun tingkah

lakunya. Guru ideal adalah guru yang diidamkan oleh peserta yaitu yang

bisa memfasilitasi peserta didik dalam membentuk kompetensi dirinya.

Guru yang ideal adalah guru yang selalu ingin bersama anak didik didalam

maupun diluar sekolah. Bila melihat anak didiknya menunjukan sikap

(25)

7

bagaimana perkembangan pribadi anak didiknya. Menjadi guru yang ideal

kemuliaan hati seorang guru tercermin dalam kehidupan sehari-hari, bukan

hanya simbol atau semboyan yang terpampang dikantor dewan guru(

Isjoni, 2008: 22).

Guru sebagai sumber daya pendidikan memegang peranan yang

sangat strategis terutama dalam membentuk watak bangsa melalui

pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Keberadaan

guru bagi suatu bangsa sangatlah penting dalam pembangunan. Terlebih

bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan

zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta

pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan dalam

menuntut ilmu. Sejak dahulu guru menjadi anutan masyarakat yang tidak

hanya diperlukan para murid diruang kelas saja. Masyarakat mendudukkan

guru pada tempat yang terhormat dalam masyarakat yakni didepan

memberi suri tauladan, di tengah-tengah membangun, dan dibelakang

memberikan dorongan dan motivasi atau dalam bahasa jawa sering disebut

ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Hal

tersebut menjadikan profil pendidik sangat diperlukan sebagai pendukung

terciptanya profil guru ideal yang diharapkan(Isjoni, 2008: 10).

Menurut Isjoni (2008: 21) menyatakan bahwa profil guru yang

(26)

8

panggilan hati nurani, bukan karena tuntutan uang belaka, yang membatasi

tugas dan tanggung jawabnya sebatas dinding sekolah. Maka profil

pendidik merupakan gambaran yang jelas mengenai perilaku kependidikan

dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Konseptual guru yang

diharapkan adalah sosok guru yang ideal yang diterima oleh setiap pihak

yang terkait. Guru yang diidamkan peserta didik adalah pada dasarnya

manusia yang baik yang memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat,

sabar, tegas, luwes dalam berperilaku, bekerja keras, serta berkomitmen

kepada peserta didik. Dari sudut pandang peserta didik guru yang

diharapkan adalah guru yang mampu menyenangkan peserta didik ketika

mereka belajar dan mempunyai penampilan yang sedemikian rupa. Tolak

ukur keberhasilan seorang guru yaitu terpenuhinya segala sifat-sifat,

ciri-ciri, dan tugas-tugas guru yang yang ideal dengan baik dan dengan alasan

inilah jika terjadi penyimpangan maka seorang guru tidak dapat dikatakan

ideal. Akan tetapi guru dapat dikatakan ideal atau tidak itu berdasarkan

pendapat orang lain yaitu diantaranya kepala sekolah dan peserta didik.

Berdasarkan fenomena yang terkait dengan kebutuhan akan guru

yang diharapkan ideal, maka peneliti mengadakan penelitian dengan

judul” Kompetensi Guru Perspektif Peserta Didik di Madrasah

(27)

9 B. Fokus penelitian

Terdapat beberapa hal penting yang akan diungkap dalam skripsi ini.

Melihat diuaraian latar belakang, maka perlu dirumuskan masalah skripsi

guna memberikan fokus kajian yang terarah. Adapun fokus penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi pedagogik

guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2017/2018.

2. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi

personal/kepribadian guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah

Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan Tahun Ajaran 2017/2018.

3. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi sosial guru

yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2017/2018.

4. Bagaimana perspektif peserta didik tentang kompetensi profesional

guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

(28)

10 C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian tersebut, maka dalam skripsi ini mempunyai

fokus penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi

pedagogik guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan

Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2017/2018.

2. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi

personal/kepribadian guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah

Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan Tahun Ajaran 2017/2018.

3. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi sosial

guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan Klitikan

Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

2017/2018.

4. Untuk mengetahui perspektif peserta didik tentang kompetensi

profesional guru yang ideal di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan

Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran

(29)

11 D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai oleh penelitian ini, manfaat yang

hendak dicapai adalah:

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan yang berharga bagi

perkembangan penelitian dan ilmu pengetahuan.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bagi penelitian pendidikan

khususnya dalam menjadi guru yang ideal perspektif peserta didik.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peneliti untuk mendapatkan tambahan ilmu, informasi,

wawasan luas tentang profil guru yang ideal yang diharapkan oleh

peserta didik khusunya di Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatus Sibyan

Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun

Ajaran 2017/2018.

b. Bagi guru kelas dari sekolah yang bersangkutan, sebagai bahan

sumbangan pemikiran dalam mengembangkan wawasan

pengetahuan dan pengalaman tentang profil guru yang ideal.

c. Bagi kepala sekolah hasil penelitian ini dapat memberikan

informasi dan memberikan gambaran yang jelas tentang profil guru

(30)

12

Tarbiyatus Sibyan Klitikan Kecamatan Kedungjati Kabupaten

Grobogan.

d. Bagi sekolah yang bersangkutan sebagai bahan dokumentasi

tentang profil guru ideal dalam menunjang pendidikan disekolah.

E. Penegasan Istilah a. Kompetensi

Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti

kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa Indonesia,

kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menetukan

atau memutuskan suatu hal.

Menurut Usman, kompetensi adalah suatu hal yang

menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang

kualitatif maupun yang kuantitatif. Menurut Ngainun dkk (2007, 14)

kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

melaksanakn profesi keguruannya.

Charles E. Johnson, mengemukakan bahwa kompetensi

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang

dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Jadi pengertian kompetensi adalah suatu tugas yang memadai

atas kepemilikan pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang

(31)

13

pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan

dalam kebiasaan berfikir dan bertindak (Dra. Siti Asdiqoh 2015: 19).

Dengan adanya kompetensi maka akan menjadikan guru

profesional, baik secara akademis maupun non-akademis. Masalah

kompetensi guru merupakan hal yang urgen yang harus dimiliki oleh

setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun.

Kompetensi guru sangat penting dalam rangka penyususnan

kurikulum pendidikan yang harus disusun berdasarkan kompetensi

yang harus dimiliki guru. Dalam hubungan dengan kegiatan

pembelajaran kompetensi guru berperan penting yaitu digunakan untuk

proses belajar mengajar dan hasil belajar para siswa yang bukan

ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, isi kurikulumnya, akan tetapi

ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para

siswa.

b. Guru

Guru merupakan salah satu komponen pendidikan yang

memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Begitu besar

peran serta tanggung jawab guru membawa generasi penerus agar

menjadi seseorang yang berguna bagi masa depan. Secara konseptual

guru yang diharapakan adalah sosok guru yang ideal yang diterima

(32)

14

Guru yang terampil mengajar tentu harus pula memiliki pribadi

yang baik dan mampu melakukan adjusment dalam masyarakat

Dari sudut pandang peserta didik, guru adalah guru yang

memiliki penampilan sedemikian rupa sebagai sumber motivasi belajar

yang menyenangkan. Pada umumnya peserta didik mengharapkan

gurunya memliki sifat-sifat yang ideal sebagai sumber keteladanan,

bersikap ramah dan penuh kasih sayang, penyabar, menguasai materi

ajar, mampu mengajar dengan suasana menyenangkan.

Menurut Isjoni (2008: 23) untuk menjadi profil guru yang yang

diharapkan peserta didik, maka:

a) Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan

identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.

b) Guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang

mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

c) Berkaitan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui serta

memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berperilaku dan

berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut.

d) Guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai

spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam

(33)

15

pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai bidang yang

dikembangkan.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang rumit

dan kompleks, proses tersebut mengandung serangakain perbuatan

guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam

proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang

tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar

(Dra. Siti Asdiqoh 2015: 21).

F. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah penulisan, maka dalam hal ini peneliti akan

membagi dari beberapa Bab di antaranya:

BAB I : Bab pertama merupakan pendahuluan yang didalamnya

berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian (teoritis dan praktis),

penegasan istilah, sistematika penulisan.

BAB II : Bab kedua merupakan kajian pustaka yang didalamnya

berisi tentang landasan teori (telaah teoritik terhadap

pokok permasalahan atau variabel peneliti) dan kajian

(34)

16

BAB III : Bab ketiga adalah metode penelitian yang didalamnya

berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,

dan pengecekan keabsahan data.

BAB IV : Bab keempat adalah bab paparan dan analisis data yang

didalamnya berisi tentang paparan data dan analisis data.

BAB V : Bab kelima merupakan bagian penutup yang didalamnya

berisi tentang daftar pustaka , lampiran, dan daftar riwayat

(35)

17 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

Landasan teori memuat uraian tentang teori yang relevan

lengkap, lengkap, mutakhir/sejalan dengan permasalahan.

Landasan teori berisikan hal-hal pokok yang menjadi inti

pembahasan dalam kajian pustaka adalah:

1. Pengertian Guru

Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun

2003, kata guru dimasukkan kedalam jenis pendidik.

Sesungguhnya guru dan pendidik merupakan dua hal yang

berbeda. Kata pendidik (Bahasa Indonesia) merupakan padanan

dari kata educator (Bahasa Inggris). Dalam kamus Webster kata

educator berarti educationist atau educationalist yang dalam

bahasa Indonesia adalah pendidik, spesialis di bidang

pendidikan, atau ahli pendidikan. Sedangkan guru dalam kamus

Webster, kata teacher bermakna sebagai “The Person who

teach, especially in school”atau guru adalah seseorang yang

mengajar, khususnya disekolah.

Guru adalah tenaga kependidikan yang berasal dari

(36)

18

menunjang penyelenggaraan pendidikan (Latifah Husien

2017:21).

Menurut Ngalim Purwanto (1995) dalam Latifah

menjelaskan bahwa guru adalah orang yang pernah

memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada

seorang atau kelompok orang, sedangakan guru sebagai

pendidik adalah orang yang berjasa terhadap masyarakat dan

negara.

Menurut Depdikbud (1996:521) yang dikutip oleh

Wakhidati Nurahmah Putri, dkk (2016:318) secara etimologi

guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencaharianya,

profesinya mengajar.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia secara umum

guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar, yaitu pengajar

suatu ilmu. Guru umumnya merujuk pendidik dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah

seseorang yang digagas dan ditiru. Secara khusus guru adalah

orang yang bertanggungjawab terhadap perkembangan murid

(37)

19

konseling atau guru bimbingan karir, (2) guru dengan tambahan

sebagai kepala sekolah, dan (3) guru dalam jabatan pengawas.

Dalam ajaran agama islam guru adalah orang yang

bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik dengan

mengupayakan seluruh potensi afektif, potensi kognitif,

maupun potensi psikomotorik. Guru harus mampu menjadi

makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri sehingga

guru itu dapat menjadi guru yang profesional.

1) Pengertian Guru Profesional

Guru profesional adalah guru yang mampu

menerapkan hubungan yang berbentuk multidimensial

dengan muridnya atau guru yang secara internal

memenuhi kriteria administratif, akademis, dan

kepribadian.

Dalam UU Sisdiknas Pasal 39 ayat 2 UU

(38)

20

yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta

melakukan pembimbingan dan pelatihan. Guru yang

profesional tidak berfikir hanya mengajar saja akan

tetapi ia akan berbuat baik kepada siswanya,

masyarakat, dan dirinya sendiri sebagai bekal

kehidupan dimasa depan. Ia juga berindak sebagai

motivator dan fasilitator dalam membimbing anak

didiknya ke arah pencapaian kedewasaan, serta

terbentuknya moral siswa yang alami, sehingga terjalin

keseimbangan dan kebahagiaan baik didunia maupun

diakherat.

Menurut Prof Muhaimin guru besar UIN

Malang, guru profesional adalah guru yang mempunyai

banyak ilmu dan berpengalaman yang mampu

merancang, mengelola pembelajaran, dengan tugas

utama adalah mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik dalam pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

(39)

21

2) Syarat-syarat menjadi guru profesional adalah a) sehat

jasmani dan rohani, b) taqwa kepada Allah SWT, c)

berilmu pengetahuan yang luas, d) berlaku adil, e)

berwibawa, f) ikhlas, g) mempunyai tujuan yang

rabbani, h) mampu merencanakan dan melaksanakan

evaluasi pendidikan, i) menguasai bidang yang ditekuni.

2. Kompetensi Guru Yang Ideal.

Guru atau pendidik merupakan gambaran yang jelas

mengenai perilaku kependidikan yang dimiliki oleh guru dalam

menjalankan tugasnya dalam proses belajar mengajar. Menurut

UUGD no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat

1 yang dikutip oleh Irvina Zulfah (2013:286-288)guru yang

ideal harus mempunyai empat kompetensi yaitu kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional. Menurut (Hamzah, 2008:18) yang

dikutip oleh Irvina Zulfah (2013:286-288) kompetensi adalah

seperangkat yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat

melaksanakan tugas mengajar dengan berhasil. Empat

kompetensi yang dimiliki oleh guru itu diantaranya:

(40)

22

Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan

dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik,

menciptakan suasana dan pengalaman belajar bervariasi

dalam pengelolaan peserta didik yang memenuhi kurikulum

yang disiapkan.

Menurut Irina dan Liliana (2011) kompetensi

pedagogik adalah kriteria minimal yang harus dimiliki oleh

seorang guru agar mampu melaksanakan tugasnya sebagai

guru yang profesional maupun ideal.

Dalam kompetensi pedagogik terdapat indikator yang

dimiliki oleh guru sebagi pendidik diantaranya adalah:

a. Memiliki pemahaman wawasan yang luas atau

landasan kependidikan

b. Memiliki pemahaman terhadap peserta didik

c. Mampu mengembangkan kurikulum atau silabus

d. Mampu menyusun rancangan pembelajaran

e. Melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis

f. Melakukan evaluasi hasil belajar dengan prosedur

(41)

23

g. Mampu mengembangkan potensi peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

Kemampuan guru dalam proses pembelajaran baik

didalam kelas maupun diluar kelas berkaitan dengan

pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran

yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi

pedagogik mencakup kemampuan pemahaman terhadap

peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,

evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik

untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya. Dari penguasaan tersebut akan semakin

optimal jika diiringi dengan kompetensi pedagogik. Guru

harus mempunyai ketrampilan yang aplikatif dalam

berinteraksi dengan anak. Hal tersebut bukan perkara

mudah, dibutuhkan sebuah komitmen, kesungguhan,

pemahaman, latihan serta kepekaan hati dalam

melakukaknnya.

Dalam proses belajar mengajar kompetensi

pedagogik sangat memliki peran yang besar. Keberhasilan

(42)

24

pembelajaran karena dari potensi pedagogik yang mereka

miliki.

Guru yang ideal memiliki variasi dalam proses

pembelajaran, hal tersebut menjadikan peserta didik tidak

mudah bosan , tekun, antusias, dan penuh partispasi. Serta

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan

mengurangi kejenuhan pada mata pelajaran tertentu.

Menurut S. Nasution yang dikutip oleh Muhaimin

menyebutkan ciri-ciri guru yang baik

a. Memahami dan menghormati murid. Guru yang baik

dalam mengajar harus bersikap demokratis. Guru yang

baik juga mendengarkan aspirasi muridnya dan

memahami murid terhadap potensinya.

b. Menguasai bahan pelajaran. Menjadi guru yang baik itu

harus menguasai bahan pelajaran, tidak hanya

mengetahui isi buku pelajarannya saja akan tetapi

mengetahui nilai dan penerapannya bagi kehidupan

peserta didik

c. Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan

pelajaran. Pada umumnya guru mengajar hanya

(43)

25

mengajar tidak sebatas ceramah saja akan tetapi

menggunakan metode lain yang membuat pembelajaran

menarik dan siswa menjadi aktif.

d. Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan

individu murid. Karena kemampuan setiap anak

berbeda beda maka guru harus menyesuaikan pelajaran

dengan kemampuan rata-rata dikelas yang tidak hanya

anak-anak yang lambat saja yang diperhatikan akan

tetapi anak yang pandai juga harus diperhatikan.

e. Mengaktifkan murid dalam hal belajar. Dalam hal

belajar guru harus menghindari D4 (datang, duduk,

dengar, diam). Guru yang baik memberikan kepada

siswanya untuk aktif baik jasmani maupun rohani.

f. Memberikan pengertian bukan hanya dengan kata-kata

belaka. Guru yang baik menghindari terjadinya

verbalisme yakni mengenal kata-kata tetapi tidak

memahami artinya.

g. Mengubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.

Guru yang baik menjelaskan bahkan menunjukan

(44)

26

diajarkan sehingga manfaat tersebut akan dirasakan

oleh anak.

h. Mempunyai tujuan tertentu dengan bahan pelajaran

yang diberikan. Semakin jelas tujuan semakin

bermanfaat pelajaran itu, karena pelajaran itu bukan

tujuan akan tetapi alat untuk mencapai tujuan.

i. Jangan terikat oleh satu buku pelajaran. Guru yang baik

tidak mengandalkan buku teks saja sebagai bahan

pelajaran yang minimal dan bukan merupakan

satu-satunya sumber yang digunakan oleh guru.

j. Tidak hanya mengajar dalam arti ilmu pengetahuan saja

tetapi senantiasa mengembangkan kepribadian anak.

2. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan

personal yang mencerminkan kepribadian seorang guru.

Menurut Zakiah Daradjat (1980) kepribadian disebut

sebagai sesuatu yang abstrak karena sukar dilihat secara

nyata dan hanya dapat diketahui lewat penampilan,

tindakan dan ucapan ketika menghadapi suatu persoalan.

(45)

27

kewibawaan orang tersebut. Tentu dasarnya adalah ilmu

pengetahuan dan moral yang dimiiki.

Guru sebagai tauladan bagi murid-muridnya harus

memiliki sikap dan kepribadian yang utuh yang dapat

dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh segi

kehidupannya. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha

memiliki dan melakukan perbuatan yang positif yang

mencerminkan kepribadian. Yang harus dilakuakn

diantaranya adalah:

a. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma

hukum, norma sosial dan etika yang berlaku.

Secara arti kata norma merupakan aturan dan ketentaun

yang mengikat warga kelompok di masyarakat yang

mengendalikan tingkah laku yang sesuai dan dapat

diterima. Kompetensi ini dapat dilihat dari seorang guru

pada semua kegiatan yang dilaksanakannya yang

mengindikasikan penghargaan terhadap keberagaman

agama, keyakinan yang dianut, suku, adat istiadat daerah

(46)

28

b. Dewasa yaitu memiliki kemandirian untuk

bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

sebagai guru

Mandiri dapat diartikan sebagai keadaan yang dapat

berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Sedangkan bertindak adalah langkah atau perbuatan.

Penampilan kemandirian dalam bertindak merupakan

sikap guru yang kokoh dan tidak dapat dipengaruhi oleh

keadaan yang negatif. Sikap ini merupakan pendirian

seorang guru dalam mengahdapi berbagai situasi yang

tidak baik, masalah dan tantangan. Guru yang memiliki

sikap tersebut maka akan dipercayai oleh peserta didiknya

dan mata pelajaran yang diajarkan.

c. Bijaksana, dengan menunjukan keterbukaan dalam

berfikir dan bertindak

Bijaksana merupakan kepribadian yang harus dimiliki

setiap guru dalam mendidik peserta didiknya. Bijaksana

artinya pandai menggunakan akal budinya/pengalaman

dan pengetahuannya, tajam pikirannya, pandai dan

hati-hati, cermat, teliti, dan sebagainya. Guru yang bijaksana

(47)

29

baik, yang sosok pribadinya yang utuh mencerminkan

segala tingkah lakunya, berbudi luhur dengan berkata yang

positif, mengaanggap peserta didik sebagai anaknya

sendiri. Ciri-ciri guru yang bijaksana dapat dilihat dari

karakter yang luhur dan akhlaknya yang mulia yakni

berlaku adil, jujur, berani, tegas, dan berintegritas.

d. Berwibawa dengan berperilaku yang disegani

sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik

Menjadi guru itu indah dan mendidik itu mulia. indah dan

mulia adalah wibawa guru dalam membimbing peserta

didik pada kegiatan pembelajaran yang merupakan

pembawaannya dapat menguasai dan mempengaruhi

orang lain untuk menghormati sikapnya yang mengandung

kepemimpinan dan penuh daya tarik.

e. Memiliki akhlak atau moral yang baik, bertindak

sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka menolong.

f. Berlaku adil

Secara harfiah, adil berarti lurus dan tegak,

bergerak dari posisi yang salah menuju posisi yang

diinginkan. Adil juga berarti seimbang (balance) dan

(48)

30

Menurut Aminuddin (1996, 133) adil adalah meletakkan

sesuatu pada tempatnya dengan kata lain tidak memihak

antara pihak satu dengan pihak yang lain. Adil berarti

bertindak atas dasar kebenaran, bukan mengikuti

kehendak hawa nafsunya. Sebagai firman Allah dalam

Al-Qur’an:

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu

orang-orang yang benar-benar menjadi penegak

keadilan, menjadi saksi karena Allah, biarpun

terhadap dirimu sendiri atau bapak dan kaum

kerabatmu.(QS An-Nisa’[4]:135)

g. Friendly

Yaitu guru yang mudah bergaul dengan siswa tanpa

membeda-bedakan antara satu siswa dengan siswa

lainnya, baik dari status sosial, kepandaian apalagi dari

sisi kecantikan. Guru seperti ini biasanya ramah dan

tidak enggan memulai pembicaraan.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan

(49)

31

dengan peserta didik. Kompetensi dalam kompetensi sosial

meliputi:

a. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki

kemampuan mengelola jika terjadi adanya konflik

b. Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan

kawan sejawat, kepala sekolah dan pihak-pihak yang

terkait

c. Membangun tim (teamwork) yang kompak, cerdas, dan

dinamis

d. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan

menyenangkan dengan seluruh warga sekolah, orang

tua peserta didik, dengan kesadaran sepenuhnya bahwa

mereka memiliki peran dan tanggung jawab terhadap

kemajuan pembelajaran

e. Memiliki kemampuan memahami dan

menginternalisasikan perubahan lingkungan yang

berpengaruh terhadap tugasnya

f. Memliki kemampuan menempatkan diri dalam sistem

nilai yang berlaku pada masyarakat

Selain itu profil guru dapat dilihat melalui

(50)

32

konteks buadaya dan konteks profesional. Dilihat dari

konteks sejarah guru adalah pendidik yang berarti

pelayan yang luhur yang fungsinya adalah mekayani

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran didalam

kelas.

Dilihat dari sudut konteks budaya guru adalah

orang yang paling tahu tentang berbagai hal, memiliki

partisipasi yang tinggi terhadap masyarakat. Sedangkan

dilihat dari konteks profesional guru adalah operator

sebuah kurikulum dalam pendidikan. Bahkan guru

adalah mata rantai dan pilar peradaban bagi proses

perubahan dan kemuajuan suatu masyarakat.

Menurut Meity H. Idris adapun sifat-sifat atau

karateristik yang harus ada pada guru sehingga

disennagi oleh siswa antara lain:

a. Demokratis

b. Suka bekerja sama(kooperatif)

c. Baik hati

d. Sabar

e. Adil

(51)

33 g. Bersifat terbuka

h. Suka menolong

i. Ramah tamah

Dalam melakukan sosialisasi, hubungan antara guru

dengan peserta didik diantaranya yaitu:

a. Guru berperilaku secara profesional dalam

melaksanakan tuas mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran

b. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara

terus menerus berusaha menciptakan, memlihara,

dan mengembangkan suasana sekolah

menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang

efektif dan efisien bagi peserta didik

c. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang

dilandasi rasa kasih sayang dan menghindarkan diri

dari tindak kekerasan fisik yang diluar kaidah

pendidikan.

d. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah

setiap gangguan yang dapat mempengaruhi

(52)

34

e. Guru secara langsung mengemabngkan profesinya

untuk membantu peserta didik dalam

mengembangkan keseluruhan kepribadiannya,

termasuk kemampuannya untuk berkarya

f. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan

tidak boleh merendahkan peserta didiknya

g. Guru berlaku adil kepada peserta didik

h. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk

secara tekun dan penuh perhatian bagi pertumbuhan

dan perkembangan peserta didik. (Drs. H.

Hamdaini, 2017: 27-28).

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan

menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam yang

diperoleh melalui pendidkan profesi. Kompetensi

profesional merupakan keharusan yang harus dimiliki oleh

seorang guru agar mampu melaksanakan tugas profesinya.

Karena profesional menunjukan bahwa menjadi guru

(53)

35

dengan baik. Guru profesional juga harus mempunyai

pengetahuan dasar diantaranya adalah:

a. Guru harus mengenal setiap murid supaya guru dapat

mengetahui sifat-sifatnya, kebutuhannya, pribadinya

serta aspirasinya.

b. Guru harus memiliki kecakapan memberi bimbingan,

khususnya dalam bentuk intelektual dan psikologis

c. Guru harus berpengetahuan yang luas pada tujuan

pendidikan sehingga perkembangan anak akan

meningkat mengikuti perkembangan zaman.

Tugas guru yang diurai oleh S. Nasution (1988)

menjadi tiga bagian. Pertama, sebagai orang yang

mengkomunikasikan pengetahuan. Tugas ini mengharuskan

guru memliki pengetahuan yang mendalam bahan yang

akan diajarkannya. Oleh karena itu seorang guru tidak

boleh berhenti belajar karena pengetahuan yang akan

diberikan kepada anak didiknya terlebih dahulu harus

dipelajari. Selain itu, guru perlu menyediakan fasilitas

hidupnya, memperbaiki nasib hidupnya, dan meningkatkan

kesejahteraan hidupnya sehingga dapat melaksanakn

(54)

36

model yang berkaitan dengan bidang studi (mata pelajaran)

yang diajarkannya sebagai sesuatu yang berdaya guna dan

bisa dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Guru harus

bisa menjadi model atau contoh nyata dari kehendak mata

pelajaran yang diampunya. Hal ini khusunya pada mata

pelajaran akhlak, keimanan, kebersihan, dan sebagainya.

Guru yang bersangkutan disarankan mampu

memperlihatkan keindahan akhlak, keimanan, dan

kebersihan yang dicontohkan kepada siswa. Ketiga, guru

harus menampakkan model sebagai pribadi yang

berdisiplin, cermat berpikir, mencintai pelajarannya, penuh

idealisme, dan luas dedikasi. (Ahmad Barizi, 2009: 143)

Menurut Mochtar Buchari (1994), ahli pendidikan

yang krtis meneybutkan tiga pilar yang harus melekat pada

profesional yang baik mengenai etos kerjanya. Pertama,

keinginan untuk menjunjung tinggi mutu pekerjaan(job

quality). Kedua, menjaga harga diri dalam melaksanakn

pekerjaan. Ketiga keinginan untuk memberikan layanan

kepada masyarakat melalui karya profesionalnya.

Menurut Abu Ahmadi bahwa tugas seorang guru

(55)

37

mengajar dan mendidik diatas merupakan faktor yang

penting dalam terlaksananya proses pendidikan. Untuk

dapat melaksanakan tugasnya guru wajib memiliki segala

sesuatu yang berguna. Tuntutan inilah yang membatasi

guru, sehingga untuk menjadi seorang guru tidaklah orang

yang sembarangan.(Abu Ahmadi, 1989: 44)

3. Guru Ideal Perspektif Peserta Didik

Kata perspektif maksudnya adalah kumpulan asumsi

maupun keyakinan tentang suatu hal, dengan persepektif orang

akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara tertentu.

Perspektif dapat dapat disimpulkan bahwa kerangka kerja

konseptual, sekumpulan asumsi, nilai, gagasan yang

mempengaruhi perspektif manusia sehingga menghasilkan

tindakan dalam konteks situasi tertentu. Jadi pengertian

perspektif peserta didik pada siswa MI terhadap profil guru

adalah bagaimana cara-cara tertentu memandang terhadap guru

yang ideal dalam melaksanakan tugas kegiatan belajar

mengajar oleh pesera didik.

Menelusuri tentang masalah perspektif, maka akan

dihadapkan pada materi unsur-unsur kepribadian pokok yang

(56)

38

kebutuhan manusia, maka akan muncul masalah baru yaitu

suatu pandangan. Perspektif peserta didik terhadap guru,

tentunya mempunyai harapan yang dapat memenuhi kebutuhan.

Perspektif peserta didik terhadap guru sekolah dasar atau

madrasah ibtidaiyah adalah profil guru yang ideal, sehingga

dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas dan

dapat dicapai dengan baik.

Profil guru yang ideal perspektif peserta didik diantaranya

adalah:

a. Berusaha tampil didepan kelas dengan prima dan

menguasai materi pelajaran yang akan diberikan.

Dalam melaksanakan pembelajaran guru yang baik

berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan dihati

siswa bahwa guru benar-benar tahu permasalahan dari

materi yang disampaikan.

b. Berlaku bijaksana

Setiap siswa mempunyai tingkat kepandaian yang

berbeda-beda. Ada yang cepat mengerti, ada yang sedang, ada yang

lambat dan ada yang sangat lambat. Jika kita memiliki

kesadaran seperti ini, maka sudah bisa dipastikan kita akan

(57)

pertanyaan-39

pertanyaan dari anak didik kita. Untuk memudahkan hal

tersebut carilah cara sederhana untuk menjelaskan pada

siswa yang memiliki tingkat kemampuan rendah dengan

contoh sederhana yang sering kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari.

c. Mampu mengendalikan emosi

Menjadi seorang guru tidak boleh mudah marah dan tidak

boleh tersinggung karena perilaku siswa. Karena siswa

tingkat sekolah dasar/MI adalah remaja yang masih labil

emosinya. Siswa yang kita ajar mungkin berasal dari daerah

dan budaya yang mungkin berbeda-beda, pendidikan

dirumah dari orang tuanya sehingga memang kurang sesuai

dengann tata cara kebiasaan guru. Ketika guru

marah-marah dikelas maka suasana menjadi tidak enak dan

siswapun menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada

nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang

diberikan.

d. Tidak sombong atau tidak menyombongkan diri dihadapan

murid/ jangan membanggakan diri sendiri, baik ketika

(58)

40

kelas. Ketika murid melakukan kesalahan maka jangan

sekali-kali guru mencemooh siswa dimuka orang banyak.

e. Berlaku adil

Berusahalah berlaku adil dalam memberi penilaian kepada

siswa. Jangan membeda-bedakan siswa yang pandai

maupun siswa yang kurang pandai. Serta tidak boleh

memuji berlebihan kepada siswa yang pandai di depan yang

kurang pandai. (Meity H. Idris 2014: 25).

f. Suka kepada siswa-siswanya

Memahami peserta didik, sangatlah penting karena paham

terhadap peserta didik merupakan kompetensi pedagogik

yang harus dimiliki oleh guru. Beberapa hal yang harus

dipahami guru terhadap peserta didiknya yaitu tingkat

kecerdasan, kreativitasnya, fisiknya dan perkembangan

kogntifnya.

Kemampuan guru dalam proses belajar mengajar baik

dikelas maupun diluar kelas harus mamapu mengelola

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan

menyenangkan bagi peserta didik (Paikem).

Pembelajaran yang efektif tentu saja guru harus banyak

(59)

41

mengenal para murid yang mereka ajar, menggunakan

strategi-strategi perencanaan yang efisien, mempraktikan

pengambilan keputusan yang interaktif, serta mewujudkan

ketrampilan-ketrampilan manajemen kelas yang efektif.

(James H. Stronge, 2013: 14)

Guru yang ideal dalam melakukan pembelajaran memiliki

berbagai variasi yang menarik sehingga peserta didik tidak

bosan, selalu antusias, tekun dan penuh partisipasi. Variasi

dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses

kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi

belajar peserta didik, serta mengurangi kejenuhan dan

kebosanan. (E. Mulyasa, 2007: 78)

g. Bersikap baik

Menurut S. Nasution yang dikutip oleh Muhaimin

menyebutkan ciri-ciri guru yang baik

1. Memahami dan menghormati murid. Guru yang

baik dalam mengajar harus bersikap demokratis.

Guru yang baik juga mendengarkan aspirasi

muridnya dan memahami murid terhadap

(60)

42

2. Menguasai bahan pelajaran. Menjadi guru yang baik

itu harus menguasai bahan pelajaran, tidak hanya

mengetahui isi buku pelajarannya saja akan tetapi

mengetahui nilai dan penerapannya bagi kehidupan

peserta didik

3. Menyesuaikan metode mengajar dengan bahan

pelajaran. Pada umumnya guru mengajar hanya

menggunakan metoe ceramah. Guru yang baik

ketika mengajar tidak sebatas ceramah saja akan

tetapi menggunakan metode lain yang membuat

pembelajaran menarik dan siswa menjadi aktif.

4. Menyesuaikan bahan pelajaran dengan kesanggupan

individu murid. Karena kemampuan setiap anak

berbeda beda maka guru harus menyesuaikan

pelajaran dengan kemampuan rata-rata dikelas yang

tidak hanya anak-anak yang lambat saja yang

diperhatikan akan tetapi anak yang pandai juga

harus diperhatikan.

5. Mengaktifkan murid dalam hal belajar. Dalam hal

(61)

43

dengar, diam). Guru yang baik memberikan kepada

siswanya untuk aktif baik jasmani maupun rohani.

6. Memberikan pengertian bukan hanya dengan

kata-kata belaka. Guru yang baik menghindari terjadinya

verbalisme yakni mengenal kata-kata tetapi tidak

memahami artinya.

7. Mengubungkan pelajaran dengan kebutuhan murid.

Guru yang baik menjelaskan bahkan menunjukan

manfaat yang terkandung dalam bahan pelajaran

yang diajarkan sehingga manfaat tersebut akan

dirasakan oleh anak.

8. Mempunyai tujuan tertentu dengan bahan pelajaran

yang diberikan. Semakin jelas tujuan semakin

bermanfaat pelajaran itu, karena pelajaran itu bukan

tujuan akan tetapi alat untuk mencapai tujuan.

9. Jangan terikat oleh satu buku pelajaran. Guru yang

baik tidak mengandalkan buku teks saja sebagai

bahan pelajaran yang minimal dan bukan

merupakan satu-satunya sumber yang digunakan

(62)

44

10.Tidak hanya mengajar dalam arti ilmu pengetahuan

saja tetapi senantiasa mengembangkan kepribadian

anak.

Dalam kesehariannya guru selalu berinteraksi

dengan peserta didik ataupun guru-guru yang lain. Pada

ciri-ciri guru yang memiliki prinsip umum yang berlaku

untuk guru yang baik menunjukan bahwa ciri-ciri guru

lebih didominasi pada sifat-sifat yang harus ada pada

seorang guru. Menurut Hamacheck dalam bukunya

Charateristic of God Teacher and Implication for Teacher

Educators (1969) yang dikutip oleh Soekarwati,

memberikan karateristik profil guru yang baik, yaitu:

1. Dalam memberikan bahan pelajaran, guru harus

fleksibel dan tidak kaku pada mata pelajaran yang

diberikan

2. Dapat menerima pendapat atau usulan peserta didik

baik salah maupun yang benar

3. Mampu menunjukan kepribadian yang baik

4. Bersedia melakukan penelitian tentang ilmu

(63)

45

dipakai sebagai bahan ajar. Dengan seprti ini bahan ajar

selalu baru

5. Mempunyai ketrampilan dalam memberikan pertanyaan

dikelas yang digunakan untuk mendorong motivasi

peserta didik. Motivasi akan menarik peserta didik

untuk lebih berpartisipasi dalam mengikuti

pembelajaran

6. Pengusaan ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan ajar

dan materi pelajaran.

7. Menyiapkan bahan evaluasi secara jelas dan

menerangkan kriteria yang dipakai dalam evaluasi.

8. Mempunyai waktu untuk peserta didik yang belajar,

apabila peserta didik tersebut mendapatkan kesulitan

dalam memahami pelajaran yang diberikan

9. Selalu ramah dan mempunyai sikap menarik. Seorang

guru harus banyak tersenyum dan mengurangi

kemarahan, dalam mengajar guru tidak boleh hanya

duduk saja akan lebih baik jika guru membuat

gerakan-gerakan yang menarik dalam mengajar.

(64)

46

Seorang guru setiap saat harus membekali

dirinya dengan ilmu dan kesediaan membiasakan diri

untuk menkajinya. Seperti bidang ilmu syariat isalm,

sejarah, geografi, bahasa, matematika, dan lain

sebagainya. Banyaknya kekeliruan pemahaman

terhadap ilmu pengetahuan sedikit atau banyak akan

mengurangi kepercayaan peserta didik terhadap

eksistensi guru. Oleh karena itu, seorang guru harus

benar-benar berpengetahuan luas, kuat dalam mengkaji,

dan memliki pemahaman yang mendalam, sehingga

anak didik menghormati dan mempercayakannya. Guru

yang kaya ilmu pengetahuan akan menjadi sumber bagi

peserta didik untuk menggalinya.(Muhammad Nurdin,

2010: 137)

B. Kajian Pustaka

1. Skripsi Iim Hilman, mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta tahun 2010 dengan judul profil guru

ideal(studi tokoh muslimah novel laskar pelangi karya andrea

hirata). Hasil penelitian Iim Hilman tersebut menyatakan

bahwa guru sebagai tenaga kependidikan yang bertanggung

(65)

47

kemampuan untuk mendidik sehingga jalannya proses belajar

mengajar berjalan dengan baik. Dalam kenyataannya guru

tidaklah dapat menyampaikan ilmu kepada siswanya hanya

dengan menggunakan satu metode saja, melainkan harus

menggunakan beragam metode dan pendekatan sehingga guru

dapat disenangi oleh siswanya. Novel laskar pelangi sebagai

sebuah karya sastra yang mampu menginspirasi banyak

kalangan termasuk didalamnya para guru dengan menampilkan

seorang tokoh guru yang ideal dan disukai oleh

siswa-siswanya. Muslimah sebagai seorang guru mampu memberikan

yang terbaik kepada siswa-siswanya dalam hal pendidikan.

Yang menjadi permasalahan penelitian ini adalah bagaimana

profil guru ideal yang digambarkan Muslimah dan apa

kontribusi yang diberikan novel laskar pelangi terhadap

pembentukan Pendidikan Agama Islam yang ideal. Penelitian

skripsi ini bertujuan menjelaskan profil guru ideal dalam novel

laskar pelangi serta untuk mengetahui kontribusi yang bisa

diberikan terhadap pembentukan guru Pendidikan Agama Islam

yang ideal. Hasil peneltian ini diharapkan dapat dipergunakan

oleh para guru untuk mengembangkan kreativitasnya dalam

(66)

48

kualitatif studi kepstakaan. Pengumpulan data dilakukan

dengan melakukan pembacaan heuristik/hermenutik dan

dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menganalisis isi

bacaan dan menemukan karateristik kemudian menarik

kesimpulan.

hasil penelitian menunjukan (1) Profil guru ideal yang

ditampilkan oleh Muslimah dalam novel laskar pelangi adalah

guru yang memiliki kesabaran, berilmu, memiliki pandangan

jauh kedepan atau memiliki visi, adil dan bijak terhadap siswa,

memahami kondisi siswa dan mudah mendapatkan pujian pada

para siswanya. (2) kontribusi yang bisa diberikan novel laskar

pelangi terhadap pembentukan guru Pendidikan Agama Islam

diantaranya menjadikan guru semakin mencintai profesinya,

menambah profesionalitas guru, menambah inspirasi untuk

mengembangkan metode belajar dan memiliki jiwa motivator

2. Skripsi Gagah Kurniawan, mahasiwa Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun

2016 dengan judul skripsi Profil Guru Pendidikan Agama Islam

yang Ideal Dalam Perspektif Siswa Kelas X di SMK 4 Malang.

Hasil penelitian Gagah Kurniawan menjadi seorang guru PAI

(67)

49

itu dibutuhkan guru PAI yang dianggap ideal menurut

pandangan para siswa. Dalam sebuah penggalian data metode

penelitian mutlak dibutuhkan namun tidak semua metode

cocok digunakan, tetapi harus disesuaikan dengan data yang

dibutuhkan. Dan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode kualitatif deskriptif. Adapun metode pengambilan data

yang digunakan antara lain: Metode wawancara siswa, metode

wawancara guru, untuk data yang mutlak kebenaranyadan

untuk pengolahannya menggunakan observasi

Dari analisa yang digunakan ternyata menjadi guru PAI yang

ideal di mata siswa memiliki banyak sekali kriteria. Hal ini

dapat di buktikan dengan banyaknya perspektif yang dimiliki

oleh siswaantara lain: (1) Bertaqwa kepada Allah SWT (2)

sabar serta pemaaf (3) memiliki ilmu yang luas di bidangnya

(4) ikhlas dan jujur (5) mau menerima aspirasi siswanya (6)

menjadi suri tauladan dimanapun ia berada (7) bersikap tegas

(8) memahami tabiat serta perasaan peserta diidik (9)

berpenampilan menarik (10) zuhud atau tidak mengutamakan

materi dalam belajar (11) mencintai muridnya seperti anak

(68)

50

bervariasi (13) bersikap profesional dan selalu mengikuti

pekembangan zaman.

3. Skripsi Mochammad Rido, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Walisongo Semarang 2013 dengan judul

Skripsi Profil Guru PAI Ideal Perspektif Peserta didik (Studi

Kasus di MA Muhammadiyah Weleri). Hasil penelitiannya

membahas tentang profil guru PAI ideal perspektif peserta

didik. Kajiannya dilatarbelakangi oleh kompetensi guru PAI

ideal. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan

tentang profil guru Pendidikan Agama Islam ideal perspektif

peserta didik Madrasah Aliyah Muhammadiyah Weleri Kendal.

Permasalahan dibahas melalui pendekatan diskriptif kualitatif

yang dilakukan di MA Muhammadiyah Weleri. Datanya

diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi. Semua data dianalisis melalui pendekatan

deskriptif kualitatif. Adapun sesuai dengan jenis datanya maka

sumber data dalam penelitian ini adalah manusia dan non

manusia. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik

yaitu: (1) teknik observasi. (2) teknik wawancara (interview).

(3) dokumentasi dengan menggunakan analisis diskriptif untuk

Gambar

Tabel 4. 1 Data Guru

Referensi

Dokumen terkait

Negara Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar. Penelitian ini berjudul “Peran Resimen Mahasiswa Dalam Membangun Kesadaran Bela Negara

Dengan mengetahui pengaruh variabel- variabel yang telah dijelaskan sebelumnya serta berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, menarik untuk melakukan telaah

“Apabila perbuatan hukum yang merugikan krediutor dilakukan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan untuk kepentingan harta pailit,

Tulisan ini bertujuan untuk mensinergikan wacana tentang negara dan Islam dalam dua pandangan pemikiran, yakni pemikiran ala Hizbut Tahrir dengan tawaran

Anak yang lahir dari perkawinan tidak sah adalah anak tidak sah,sehingga anak tersebut hanya mempunyai hubungan dengan ibunya dan keluarga ibunya (Pasal 43 UU No 1 Tahun

tersebut membuktikan bahwa dalam penelitian ini setelah dilakukan seminar tentang pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah untuk pencegahan kekerasan anak disekolah, maka

Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian mengenai “Model Pemberdayaan Perempuan Melalui Pengembangan Usaha Pembuatan Ikan Asap di Kota Palembang”

Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris perbedaan modal intelektual antar industri yaitu industri perbankan, telekomunikasi, dan