• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH JENIS DAN KONSENSTRASI BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SERTA ANALISA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK BUAH BEET

(Beta vulgaris)

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan

Oleh Alvin Abdillah

H 0908004

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

ii

PENGARUH JENIS DAN KONSENSTRASI BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SERTA ANALISA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK BUAH BEET

(Beta vulgaris)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh Alvin Abdillah

H 0908004

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal: 12 Desember 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua

Ir. Choirul Anam, MP, MT

NIP. 19680212 200501 1 001

Anggota I

Ir. MAM. Andriani, MS NIP. 19500525 198609 2 001 Anggota II Ir. Kawiji, MP NIP. 195005251986092001 Surakarta, Desember 2012 Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 195602251986011001

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Jenis dan Konsenstrasi Bahan Pengikat Terhadap Karakteristik Fisik serta Analisa Aktivitas Antioksidan Tablet Effervescent dari Ekstrak Buah Beet (Beta

vulgaris).” Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk mencapai gelar Sarjana Stratum Satu (S-1) pada program studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini, karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Bambang Sigit Amanto, Msi selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian.

3. Bapak Ir. Choirul Anam, MP, MT selaku Pembimbing Utama dan Penguji Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan dan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ir. MAM. Andriani, MS selaku Pembimbing Pendamping dan Penguji Skripsi yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Ir. Kawiji, MP selaku Penguji Skripsi yang telah memberi arahan

selama menempuh kuliah serta masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi penulis.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas segala bantuan selama masa perkuliahan penulis.

7. Laboran dan staff administrasi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian terimakasih atas bantuannya selama penelitian ini berlangsung.

(4)

commit to user

iv

8. Dindut Winarno atas segala macam bentuk bantuan dan dukungannya yang tak terbilang dan tak terbalas sehingga penulis dapat mencapai strata ini. 9. Orang tua, adik, pakde, bude, sanak saudara serta handai tolan yang turut

mendukung penulis baik materil maupun moril.

10. Risa fersiamesti yang telah mencintai, menuntun, dan menyokong penulis dengan segala daya yang dimilikinya.

11. John Lennon, Soe Hok Gie, Dan Brown, Adachi Mitsuru, Urasawa Naoki dan Cholil ERK yang telah banyak menginspirasi hidup penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini dan memberi dukungan, doa serta semangat bagi penulis untuk terus berjuang. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Surakarta, 10 Desember 2012

(5)

commit to user

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... x RINGKASAN ... xi SUMMARY ... xii 1. PENDAHULUN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 2 C. Tujuan Penelitian ... 2 D. Manfaat Penelitian ... 3 2. LANDASAN TEORI... 4 A. Tinjauan Pustaka ... 4 B. Kerangka Berpikir ... 12 C. Hipotesis... 12 3. METODOLOGI PENELITIAN ... 13

A. Tempat dan Waktu penelitian ... 13

B. Bahan dan Alat ... 13

C. Tahapan Penelitian ... 14

D. Rancangan penelitian ... 20

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Evalusai Karakteristik Granul ... 21

1. Waktu Alir Granul ... 21

(6)

commit to user

vi

3. Sudut Diam Granul ... 26

B. Evalusai Karakteristik Tablet ... 28

1. Keseragaman Bobot Tablet ... 28

2. Kekerasan Tablet ... 30

3. Waktu Larut Tablet ... 32

C. Analisa Antioksidan ... 35

D. Analisa Sensori ... 37

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Saran... 43

6. DAFTAR PUSTAKA ... 44

(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengaruh jenis pengikat terhadap waktu alir granul ... 21

Tabel 4.2 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap waktu alir granul ... 22

Tabel 4.3 Pengaruh jenis pengikat terhadap indesk pengetapan granul ... 24

Tabel 4.4 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap indeks pengetapan granul ... 25

Tabel 4.5 Pengaruh jenis pengikat terhadap sudut diam ... 26

Tabel 4.6 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap sudut diam ... 27

Tabel 4.7 Pengaruh jenis pengikat terhadap keseragaman bobot ... 29

Tabel 4.8 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap keseragaman bobot ... 29

Tabel 4.9 Pengaruh jenis pengikat terhadap kekerasan ... 30

Tabel 4.10Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap kekerasan ... 31

Tabel 4.11 Pengaruh jenis pengikat terhadap waktu larut ... 33

Tabel 4.12 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap waktu larut ... 33

Tabel 4.13 Pengaruh jenis pengikat terhadap antioksidan ... 35

Tabel 4.14 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap antioksidan ... 37

Tabel 4.15 Pengaruh jenis pengikat terhadap kesukaan warna ... 38

Tabel 4.16 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap kesukaan warna ... 38

Tabel 4.17 Pengaruh jenis pengikat terhadap kesukaan aroma ... 39

Tabel 4.18 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap kesukaan aroma ... 40

Tabel 4.19 Pengaruh jenis pengikat terhadap kesukaan rasa ... 40

Tabel 4.20 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap kesukaan rasa ... 41

(8)

commit to user

viii

Tabel 4.22 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap kesukaan

(9)

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Waktu alir granuleffervescent buah beet ... 23

Gambar 4.2 Indeks Pengetapangranuleffervescent buah beet ... 25

Gambar 4.3 Sudut Diamgranuleffervescent buah beet ... 28

Gambar 4.4 Kekerasan Tableteffervescent buah beet ... 32

(10)

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

A. Dokumentasi Penelitian ... 47

B. Evaluasi Karakteristik Granul ... 48

C. Evaluasi Karakteristik Tablet ... 49

D. Analisa Aktivitas Antioksidan ... 50

(11)

commit to user

xi

PENGARUH JENIS DAN KONSENSTRASI BAHAN PENGIKAT TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SERTA ANALISA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK BUAH BEET

(Beta vulgaris)

ALVIN ABDILLAH H0908004

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

RINGKASAN

Buah beet merupakan salah satu komoditi pangan dengan senyawa fungsional yang baik, namun tidak begitu banyak dikonsumsi karena cita rasanya yang kurang disukai konsumen. Food suplemen merupakan salah satu usaha pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan senyawa fungsional. Selain itu juga bertujuan menggantikan asupan nutrisi dari sayur dan buah yang kurang disukai. Salah satu food suplemen yang sering dikonsumsi adalah tablet effervescent. Dalam pembuatannya dibutuhkan zat pengikat untuk menjaga bentuk dan ukuran tablet agar tetap solid selama penyimpanan.

Dalam penelitian ini dibuat tablet effervescent buah beet dengan variasi jenis dan konsentrasi zat pengikat dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan terhadap karakteristik fisik tablet serta mengetahui jenis dan konsentrasi penambahan zat pengikat yang menghasilkan karakteristik fisik tablet effervescent (Beta vulgaris) sesuai standar. Analisa yang dilakukan meliputi evaluasi karakteristik granul, evaluasi karakteristik tablet, analisa antioksidan, dan uji kesukaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode two

.

Dari hasil pengamatan diketahui penambahan zat pengikat dengan berbagai jenis dan konsentrasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sudut diam, indeks pengetapan, waktu alir, kekerasan, waktu larut, warna dan rasa namun tidak berpengaruh signifikan terhadap keseragaman bobot, aktivitas antioksidan, dan aroma tablet effervescent buah beet. Penambahan zat pengikat menghasilkan karakteristik fisik tablet yang baik pada jenis dan konsentrasi gum arab 1% dan 5% serta gelatin 1%, 3%, dan 5%. Nilai aktivitas antioksidan dari tablet effervescent buah beet mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan sampel control (sari buah segar).

(12)

commit to user

xii

THE INFLUENCE OF TYPE AND CONCENTRATION OF BINDER COMPOUNDS TO PHYSICAL CHARACTERISTICS - ANTIOXIDANT

ANALYSIS OF

BEET ROOT (Beta vulgaris) EFFERVESCENT TABLET

ALVIN ABDILLAH H0908004

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

SUMMARY

Beet root is one of the food commodities with functional compounds, but rarely consumed because of its taste is less preferred by consumer. Food suplement is one of the way to meet nutritional needs and functional compounds. It aims to replace the nutritional intake of vegetables and fruits that are less favored. One of the most commonly consumed are effervescent tablets. In order to make it, the binder substance is needed to keep the shape and size of the tablet during storage.

In this research the effervescent tablets are made with variety of binder types and concentrations added in order to figure the effect of both treatment to the physical characteristics of tablets and knowing which treatment resulting good physical characteristics of effervescent tablets according to standards. The analysis was conducted on the evaluation of the characteristics of granule and tablets, analysis of antioxidant, and analysis of sensory. The data obtained were analyzed with two way Based on the research result can be seen that the addition of binders with different types and concentrations have a significant influence on the angel of respose, tap index, flow time, hardness, time dissolves, color and flavor, but no significant on the uniformity of weight, antioxidant, and the smell of beet root effervescent tablet. The addition of binders produce a good tablet physical characteristics on the type and concentration of gum arabic 1% and 5% and also gelatin 1%, 3%, and 5%. Value of antioxidant activity of beet fruit effervescent tablet had a significant reduction compared to the control sample (fresh juice).

(13)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buah beet (Beta vulgaris) atau sering juga dikenal dengan sebutan akar bit merupakan tanaman berbentuk akar yang mirip umbi-umbian. Tanaman ini banyak dijumpai di daerah Amerika Utara dan Inggris. Buah beet mengandung pigmen ungu berupa betasianin yang merupakan salah satu jenis dari pigmen betalain. Betasianin memiliki aktivitas antioksidan yang baik dan diyakini dapat menghambat pembentukan kanker.

Buah beet biasa dikonsumsi dalam bentuk jus atau sari buah, namun sebagai pangan fungsional belum banyak diminati oleh konsumen karena rasanya yang kurang menarik. Oleh karena itu beberapa usaha perbaikan cita rasa buah beet pernah dilakukan misalnya dengan menambahkan buah beet ke dalam berbagi jenis olahan pangan seperti brownies, donat, dan aneka olahan kue kering dan basah sebagai bahan tambahan.

Food suplemen merupakan salah satu usaha pemenuhan kebutuhan tubuh akan nutrisi dan senyawa fungsional. Selain itu juga bertujuan menggantikan asupan nutrisi dari sayur dan buah yang kurang disukai. Salah satu food suplemen yang sering dikonsumsi adalah tablet

effervescent. Tablet effervescent merupakan tablet berbuih dibuat dengan cara kompresi granul yang mengandung garam effervescent atau bahan-bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air (Ansel, 1989). Tablet jenis ini cenderung disukai karena praktis dan memiliki cita rasa yang baik. Menurut Banker dan Anderson (1986) tablet

effervescent menghasilkan rasa yang enak dan menyegarkan karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa pada beberapa obat tertentu.

Dalam sediaan tablet diperlukan adanya bahan pengikat untuk mengikat serbuk menjadi granul tablet. Bahan pengikat berfungsi

(14)

commit to user

mengikat serbuk menjadi granul tablet melalui daya adhesi atau menaikkan kekompakan daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Penggunaan berbagai jenis bahan pengikat bertujuan untuk mengikat bahan obat dengan bahan-bahan lain sehingga diperoleh granul yang baik yang akan menghasilkan tablet yang kompak serta tidak mudah pecah. Namun penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa granul yang keras sehingga tablet yang terjadi mempunyai waktu hancur yang lama (Parrot, 1971).

Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap tablet effervescent yang dibuat dari ekstrak buah beet (Beta vulgaris). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bahan pengikat terhadap karakteristik fisik tablet serta menganalisa aktivitas antioksidan tablet effervescent dari ekstrak buah beet (Beta vulgaris).

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh jenis bahan pengikat yang ditambahkan terhadap karakteristik tablet fisik effervescent buah beet (Beta vulgaris)? 2. Berapa konsentrasi penambahan bahan pengikat yang menghasilkan

karakteristik fisik tablet effervescent (Beta vulgaris) sesuai standar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh jenis bahan pengikat yang ditambahkan terhadap karakteristik fisik tablet effervescent buah beet (Beta vulgaris).

2. Mengetahui konsentrasi penambahan bahan pengikat yang menghasilkan karakteristik fisik tablet effervescent (Beta vulgaris) sesuai standar.

(15)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini selanjutnya diharapkan mampu memberikan informasi tentang :

1. Ketersediaan antioksidan betasianin alami dari buah beet dalam sediaan tablet effervescent.

2. Formulasi jenis dan konsentrasi bahan pengikat yang menghasilkan karakteristik fisik tablet effervescent buah beet yang sesuai standar.

(16)

commit to user

4 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Buah beet

Beet (Beta vulgaris L.) termasuk dalam famili Chenopodiaceae

merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput. Buah beet kebanyakan tumbuh di Eropa, sebagian Asia, Amerika, dan daerah Mediterania. Batangnya sangat pendek sehingga hampir tidak kelihatan. Bagian tanaman yang dimakan adalah umbi yang bentuknya bulat hampir menyerupai gasing. Umbi ini merupakan hasil perubahan bentuk dari akar tunggang. Ujung umbinya masih terdapat akar. Buah beet termasuk buah yang tidak popular di daerah Amerika Utara dan konsumsi per kapita dari buah beet ini berada pada tingkat yang terkecil untuk buah dan sayur yang dikonsumsi (Lee et al, 2005).

Khasiat buah beet diakui cukup banyak dan terbukti dengan banyaknya industri yang telah mengekstrak dan diperdagangkan baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk pil atau serbuk. Hal ini terkait adanya kandungan seperti betalain, asam nukleat, asam folat, kalium, berbagai vitamin dan mineral. Mungkin juga mengandung bahan atau zat yang belum diketahui yang secara empiris diakui dapat mendukung kesehatan kardiovaskular, membangun dan mempertahankan komponen darah, merawat fungsi saluran cerna, membantu dan memperbaiki fungsi hepar dan lain-lain (Suryawan, 2006).

2. Granulasi

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi bentuk sediaan kapsul, maupun tablet. Berbagai proses

(17)

commit to user

5

granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga pembentukan granul dengan peralatan terkini seperti spray dry dan

freezedry (Nugrahani dkk, 2005).

Menurut Ansel (1994) proses granulasi terbagi atas metode basah dan metode kering (peleburan).

a. Metode peleburan

Prinsip metode ini adalah satu molekul air yang ada pada setiap molekul asam sitrat bertindak sebagai unsur penentu bagi pencampuran serbuk. Asam sitrat dijadikan serbuk agar lebih mudah tercampur, baru dicampurkan dengan serbuk-serbuk lainnya. Pengadukan dilakukan secara cepat dan lebih baik pada lingkungan yang kadar kelembapannya rendah untuk mencegah terhisapnya uap-uap air dari udara oleh bahan-bahan kimia sehingga reaksi kimia terjadi lebih dini. Setelah selesai pengadukan serbuk diletakkan diatas nampan dan, serbuk dioven pada suhu antara 93 °C dan 104°C, dibolak balik memakai spatel tahan asam. Saat pemanasan berlangsung serbuk menjadi seperti spon dan setelah mencapai kepadatan yang tepat (seperti adonan roti) serbuk dikeluarkan dari oven dan diremas melalui suatu ayakan untuk membuat granul sesuai yang diinginkan.

Granulasi peleburan dapat digunakan untuk membentuk granul dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax dengan tujuan penyalutan dan/atau pembentukan matriks sediaan pelepasan dimodifikasi (modified release drug) (Nugrahani dkk, 2005).

b. Metode basah

Metode ini berbeda dari metode peleburan, dalam hal sumber unsur penentu tidak perlu pada air kristal asam sitrat, akan tetapi boleh juga air ditambahkan kedalam bukan pelarut (seperti alkohol) yang digunakan sebagai unsur pelembab untuk membuat adonan bahan yang lunak dan larutan untuk pembuatan granul. Semua tablet dalam

(18)

commit to user

6

metode ini mungkin tidak mengandung air, sejauh air ditambahkan kedalam campuran yang lembab. Begitu cairan cukup ditambahkan (sebagian) untuk mengolah adonan pada kepadatannya yang tepat, baru granul diolah dan dikeringkan.

Pada granulasi basah zat berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak dengan mesin tablet (Anief, 1988).

3. Tablet

Tablet adalah sediaan padat, dibuat dengan cara kempa atau cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah (Anief, 1988).

Bahan pengisi harus memenuhi persyaratan yaitu bahan yang digunakan untuk bahan pengisi tersebut tidak menimbulkan ketoksikan bila dikonsumsi, tersedia banyak dipasaran (tidak sulit untuk dicari), mempunyai harga yang terjangkau atau murah. Bahan tersebut juga tidak memiliki kontra indikasi dengan bahan lain yang sama-sama digunakan dalam suatu formula sediaan, dan harus mempunyai sifat inert secara fisiologis. Bahan pengisi tersebut dapat stabil secara fisik dan kimia baik dalam kombinasi dengan berbagai obat atau komponen tablet lain, haruslah bebas dari segala macam atau jenis mikroba, dan harus mudah dicampur dengan bahan pewarna yang digunakan. Jika obat yang dibuat dalam formulasi ini termasuk bahan makanan (produk-produk vitamin-vitamin tertentu) maka bahan-bahan yang digunakan harus mendapat persetujuan sebagai

(19)

commit to user

7

bahan adiktif pada makanan, dan tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat (Banker dan Anderson, 1994).

Bahan pengikat (binder), berfungsi untuk mengikat bahan obat dengan bahan penolong lain sehingga diperoleh granul yang baik, yang akan menghasilkan tablet yang kompak serta tidak mudah pecah. Pengaruh bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa terlalu basah dan granul yang terlalu keras sehingga tablet yang terjadi mempunyai waktu hancur yang lama. Apabila bahan pengikat yang digunakan terlalu sedikit maka akan terjadi perlekatan yang lemah dan tablet yang terbentuk lunak, serta dapat menjadi capping

yaitu lapisan atas dan atau lapisan tablet membuka (Parrott, 1971). Bahan pengikat yang biasa digunakan antara lain :

a. Polivinilpirolidon

Merupakan hasil polimerasi 1-vinyl-2 pyrrolidinone. Dalam bentuk polimer PVP dengan rumus molekul (C6H9NO)n, bobot

molekul berkisar antara 2500 hingga 3.000.000. Pemerian PVP berupa serbuk putih, atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau, higroskopis. PVP mudah larut dalam air, etanol (95%) P, kloroform P, keton, metanol. Praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon dan mineral oil. Selain sebagai bahan pengikat pada pembuatan tablet, PVP juga dapat digunakan sebagai agen pensuspensi meningkatkan disolusi, meningkatkan kelarutan, dan menambah viskositas baik sediaan oral maupun topikal. PVP sebagai bahan tambahan tidak bersifat toksis, tidak menginfeksi kulit dan tidak ada kasus sensitif. Penggunaan PVP dalam formulasi tablet dalam konsentrasi 0,5-5% (Rowe dkk, 2009). b. Gelatin

Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang, dan jaringan ikat. Gelatin yang ada di pasaran pada umumnya diproduksi dari kulit dan tulang

(20)

commit to user

8

sapi atau babi. Gelatin digunakan pada industri makanan, farmasi, obat-obatan, dan industri lainnya (Anonima, 2012).

Pada umumnya bahan pengikat gelatin dengan konsentrasi tinggi dapat meningkatkan kekerasan, waktu larut, dan menurunkan kerapuhan tablet hisap. Gelatin pada pembuatan tablet mempunyai konsentrasi tertentu yang berbeda-beda antara lain 2-10% (Bandelin, 1989).

c. Gum arab

Gum arab adalah eksudat yang mengeras di udara seperti gum, yang mengalir secara alami atau dengan penorehan batang dan cabang tanaman Acasia senegal Willd (Familia Leguminosae), dan species lain Acasia yang berasal dari Afrika. Gum arab mempunyai pemerian berupa serbuk putih atau putih kekuningan; tidak berbau (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing) mengisi cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (capping) (Anief, 1988).

Manfaat bahan pelincin dalam pembuatan tablet terdapat dalam beberapa hal, yaitu mempercepat aliran granul dalam corong ke dalam corong dalam ruang cetakan, mencegah melekatnya granul pada stampel dan cetakan, selama pengeluaran tablet mengurangi gesekan antara tablet dan dinding cetakan dan memberikan rupa yang baik pada tablet yang sudah jadi (Ansel, 1989). Beberapa bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk, magnesium stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat, likopodium, lemak, paraffin cair (Lachman dkk, 1989).

(21)

commit to user

9

4. Effervescent

Tablet effervescent dimaksudkan untuk menghasilkan larutan secara cepat dengan menghasilkan CO2 secara serentak. Bila tablet

dimasukkan kedalam air, mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk garam natrium dari asam dan menghasilkan CO2 serta air. Reaksinya cukup cepat dan biasanya

selesai dalam waktu satu menit atau kurang. Selain menghasilkan larutan yang jernih, tablet effervescent juga menghasilkan rasa yang enak karena adanya karbonat yang membantu memperbaiki rasa obat tertentu (Banker dan Anderson,1994).

Sumber asam jika direaksikan dengan air akan terhidrolisa kemudian melepaskan asam yang dalam proses selanjutnya akan bereaksi dengan sumber karbonat menghasilkan CO2 dan air. Sumber

asam yang paling umum digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah asam sitrat dan asam tartrat. Asam sitrat terdapat dalam bentuk serbuk hablur, anhidrat dan bentuk monohidrat. Asam sitrat bersifat higroskopis sehingga harus dijaga dari masuknya udara terutama bila disimpan dalam ruang dengan kelembaban udara yang tinggi (Mohrle, 1989).

Menurut Ansel (1989) dalam bukunya “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi” dijelaskan bahwa bahan karbonat merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan tablet effervescent, bahan ini digunakan untuk menimbulkan gas CO2 bila direaksikan

dengan asam. Bentuk karbonat maupun bikarbonat keduanya sangat diperlukan untuk menimbulkan reaksi karbonasi.

Magnesium stearat terutama digunakan dalam formulasi kapsul dan tablet sebagai pelicin dengan konsentrasi 0,25-5,0% b/b. Magnesium stearat berupa serbuk halus, putih, licin, dan mudah melekat pada kulit, berbau lemah. Kelarutannya praktis tidak larut dalam etanol 95%, air, dan dalam eter (Rowe dkk, 2009).

(22)

commit to user

10

5. Evaluasi tablet

a.Keseragaman Bobot

Metode pengukuran keseragaman bobot tablet menurut Anief (1988) ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet.

T

abel 1.1 Standar keseragaman bobot tablet rata-rata

Bobot Rata-rata Penyimpangan Bobot Rata-rata dalam %

A B 25 mg atau kurang 15% 30% 26 mg sampai 150 mg 10% 20% 151 mg sampai 300 mg 7,5% 15% Lebih dari 300 mg 5% 10% (Anief, 1988) b.Kekerasan tablet

Adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan tablet biasanya 4-8 kg (diukur dengan dengan alat hardness tester, satuan kilogram menyatakan besarnya daya tekan yang diberikan pada tablet) (Parrott, 1971).

c.Waktu larut

Kelarutan diukur dengan menghitung waktu larut yang diperlukan oleh tablet untuk suatu ukuran saji (serving size) sebanyak satu buah menggunakan gelas ukur 500 ml. Tablet yang akan diukur waktu larutnya, dimasukkan ke dalam 200 ml air dalam gelas ukur bersamaan dengan dimulainya perhitungan

(23)

commit to user

11

waktu dengan menggunakan stopwatch. Tablet telah larut sempurna jika reaksi effervescing telah selesai. Hal ini ditandai dengan telah meleburnya seluruh massa tablet menjadi larutan serta tidak muncul gelembung gas dalarn larutan (Purnawidya, 2008).

B. Kerangka Berpikir

Buah beet kurang disukai cita rasanya

2

Tablet effervescent

menghasilkan rasa yang enak dan menyegarkan karena

adanya karbonat yang membantu memperbaiki cita

rasa

3 Buah beet adalah salah satu

komoditi pangan yang memiliki manfaat baik bagi

kesehatan

1

Perlu dikaji jenis dan konsentrasi penambahan bahan pengikat yang mampu menghasilkan tablet

effervescent dari ektrak buah beet dengan karakteristik fisik tablet effervescent yang baik

Buah beet

Dalam sediaan tablet diperlukan adanya bahan pengikat untuk mengikat serbuk menjadi granul tablet

(24)

commit to user

12

C

. Hipotesis

Jenis dan konsentrasi bahan pengikat yang ditambahkan akan berpengaruh terhadap karakteristik fisik tablet effervescent dari ektrak buah beet (Beta vulgaris). Semakin tinggi konsentrasi bahan pengikat yang digunakan akan menaikkan kualitas sifat alir granul, meningkatkan kekerasan, dan memperlama waktu larut tablet.

(25)

commit to user

13 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sebelas Maret, Laboratorium Farmasetika jurusan Farmasi Universitas Setia Budi, dan Laboratorium Rekayasa Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada. Penelitian dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan mulai bulan Juli 2012 sampai dengan selesai.

B. Bahan dan Alat

1. Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan ekstrak buah beet adalah buah beet matang dan aquades. Pada proses pembuatan granul bahan yang digunakan meliputi Na bikarbonat, asam sitrat, asam tartarat, aspartame, ekstrak buah beet dan bahan pengikat yang terdiri atas gum arab, gelatin, dan PVP

2. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

spraydryer untuk mendapatkan ekstrak buah dalam bentuk serbuk, mesin tablet single punch untuk mengempa campuran effervescent

menjadi sediaan tablet, hardness tester dan friability tester untuk analisa karakteristik tablet, dan spektrofotometer untuk analisa aktivitas antioksidan.

(26)

commit to user

14

C. Tahap Penelitian

1. Preparasi Sampel

a. Pembuatan ekstrak buah beet

Dalam pembuatan ekstrak kasar mula-mula buah beet dikupas dan dipotong kecil, kemudian diblender dengan penambahan sedikit air. Buah yang telah diblender kemudian disaring dengan kertas saring hingga diperoleh ekstrak buah kasarnya. Ekstrak kasar tersebut kemudian dikeringkan dengan mesin spraydryer hingga diperoleh ekstrak buah dalam bentuk serbuk.

b. Pembuatan tablet effervescent

Tablet effervescent buah beet dibuat dengan 3 variasi jenis bahan pengikat yang meliputi gum arab, PVP, dan Gelatin dengan konsentrasi 1%, 3%, 5%. Formulasi ekstrak buah beet sebagai zat aktif ditentukan berdasarkan anjuran konsumsi buah beet perhari untuk dewasa yaitu berkisar antara 4,5-5 cup atau setara dengan 850 gram buah per hari. Sedangkan komposisi Na bikarbonat sebesar 24.36 g per 30 tablet ditentukan berdasarkan kesetimbangan reaksi asam basa dengan asam sitrat 10.5 g dan asam tartrat 10.5 di mana untuk menetralkan 1 molekul asam sitrat dibutuhkan 2 molekul Na bikarbonat, dan untuk menetralkan 1 molekul asam tartrat dibutuhkan 3 molekul Na bikarbonat. Jumlah manitol yang digunakan ada 3 varian meliputi 13.79 g, 12.39 g, 10.99 g disesuaikan dengan konsentrasi bahan pengikat yang digunakan dengan bobot akhir per 35 tablet sebesar 70 g ( berat per tablet 2000 mg).

(27)

commit to user

15

Berikut formulasi tablet effervescent ekstrak buah beet untuk 35 buah tablet:

Tabel 3.1 Formulasi tablet effervescent untuk 35 buah tablet

Komposisi Jumlah (g) Ekstrak serbuk 7 Pengikat ** Asam sitrat 10.5 Asam tartrat 10.5 Na bikarbonat 24.36 Aspartame 2.1 Mg stearat 0.7 Essence 0.35 Manitol *** Total 70

Keterangan : ** jenis dan jumlah pengikat pengikat sesuai dengan perlakuan pada Tabel 3.1

*** jumlah manitol disesuaikan dengan penggunaan Jumlah pengikat dengan bobot akhir 70 g untuk 35 tablet

(28)

commit to user

16

Pembuatan tablet effervescent dari ekstrak buah beet dilakukan dengan menggunakan metode granulasi basah. Berikut diagram alir dari proses pembuatan tablet effervescent dari ekstrak buah beet :

Gambar 3.1 Skema pembuatan tablet effervescent

Digranulasi dan diayak dengan ayakan 16 mesh

Ekstrak serbuk, asam sitrat, asam tartrat, aspartame

Dicampur hingga homogen

Dikeringkan pada suhu 50°C selama 15 menit Dibasahi dengan etanol 95%

Na bikarbonat, bahan pengikat, manitol, essence

Dicampur hingga homogen

Digranulasi dan diayak dengan ayakan 16 mesh

Ditambahkan zat pelicin Mg stearat

Dievaluasi karakteristik granul Diayak dengan ayakan 18 mesh

Dicampur hingga homogen

(29)

commit to user

17

Mula-mula dibuat 2 campuran terpisah, campuran pertama terdiri atas ekstrak buah, asam sitrat, asam tartrat, manitol, dan aspartame, sedangkan campuran kedua terdiri atas bahan pengikat (PVP, gelatin, gum arab) dan Na bikarbonat. Pemisahan campuran ini bertujuan untuk menghindari terjadinya reaksi dini antara komponen asam basa. Campuran pertama dihomogenkan dan diayak dengan ayakan 16 mesh, sementara itu campuran kedua disemprotkan dengan etanol 95% hingga menjadi serbuk lembab. Penambahan etanol tersebut bertujuan melarutkan bahan pengikat agar lebih mudah bereaksi dengan bahan. Campuran kedua kemudian diayak dengan ayakan 16 mesh dan dikeringkan dalam oven pada suhu 40-50°C selama 15 menit. Campuran 1 dan 2 kemudian dicampur hingga homogen dan ditambahkan Mg stearat sebagai lubricant (pelicin). Setelah diayak dengan ayakan 18 mesh granul yang telah terbentuk dicetak dengan mesin kempa.

2. Analisa

a. Evaluasi karakteristik granul

Evaluasi karakteristik granul effervescent meliputi : 1) Kecepatan alir

Granul seberat 100 gram dituang perlahan-lahan kedalam corong yang tertutup bagian bawahnya lewat tepi corong. Buka tutup corong secara perlahan-lahan biarkan granul mengalir keluar. Dicatat waktu yang diperlukan (detik) dengan stop watch sampai semua granul melewati corong (Nugrahani, 2005). Kecepatan alir granul yang baik adalah lebih dari 10 gram/detik.

2) Sudut diam

Granul seberat 100 gram dituang secara perlahan melalui dinding corong. Buka penutup corong dan biarkan granul mengalir. Ukur tinggi kerucut dan jari-jari kerucut yang

(30)

commit to user

18

terbentuk (Nugrahani, 2005). Sudut diam dihitung berdasarkan rumus berikut :

Keterangan : sudut diam h = tinggi kerucut r = jari-jari kerucut 3) Indeks Pengetapan

Granul dituang pelan-pelan kedalam gelas ukur sampai volume 100 ml dan dicatat sebagai Vo. Gelas ukur dipasang pada alat dan motor dihidupkan. Catat perubahan volume pada tap ke 5, 10, 15 dan seterusnya sampai volume granul konstan dan dicatat sebagai Vt (Purnawidya, 2008). Kemudian bobot granul ditimbang dan dihitung dengan rumus :

Keterangan : T(%) = harga tap

V0 = volume granul awal

Vt = volume granul akhir konstan

b. Evaluasi karakteristik tablet

Evaluasi karakteristik tablet effervescent meliputi : 1) Analisa Keseragaman bobot tablet

Analisa keseragaman bobot tablet dilakukan dengan menimbang sebanyak 20 tablet menggunakan neraca analitik. Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot tiap tablet terhadap bobot rata-rata seluruh tablet yang masih diperbolehkan menurut syarat-syarat yang telah ditentukan (Departemen Kesehatan RI, 1995).

(31)

commit to user

19

2) Analisa Kekerasan tablet

Analisa kekerasan tablet dilakukan dengan menggunakan hardness tester. Sebuah tablet diletakkan dengan posisi vertical pada ujung hardness tester kemudian sekrup yang terdapat pada alat diputar sehingga tablet tertekan, keadaan ini dianggap sebagai kondisi awal yang dinyatakan dengan skala nol (dalam satuan kilogram). Selanjutnya sekrup diputar hingga tablet hancur dan dicatat skala putarnya (Purnawidya, 2008). Masing-masing sampel dilakukan 3 kali pengujian.

3) Analisa Waktu larut tablet

Analisa waktu larut tablet dilakukan dengan melarutkan tablet ke dalam 200 ml air pada suhu ruang kemudian dihitung waktu larutnya menggunakan stopwatch (Purnawidya, 2008). Tablet telah larut sempurna jika reaksi effervescing telah selesai. Hal ini ditandai dengan telah meleburnya seluruh massa tablet menjadi larutan serta tidak muncul gelembung gas dalam larutan (Purnawidya, 2008).

c. Analisa Aktivitas antioksidan

Analisa aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (Pujimulyani, 2012). Mula-mula dibuat larutan DPPH dengan mengencerkan reagen DPPH dalam 100 ml methanol. Sampel sebanyak 1 ml diambil dan diencerkan dengan methanol hingga 5 ml kemudian disentrifuse. Diambil 0.2 ml dari sampel tersebut dan dilarutkan dengan DPPH hingga 4 ml kemudian didiamkan selama 30 menit dalam ruang gelap. Sampel kemudian ditera dengan spektrofotometer 517 nm. Kontrol dibuat dengan cara sama tanpa penambahan sampel ekstrak buah.

(32)

commit to user

20

Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam satuan persen dihitung dengan menggunakan persamaan:

D. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu jenis bahan pengikat (PVP, gum arab, dan gelatin) dan konsentrasi bahan pengikat (1%, 3%, 5%). Masing-masing perlakuan dilakukan 2 kali ulangan uji, data hasil pengujian pada penelitian ini dianalisis menggunakan two wa

(33)

commit to user

21 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi karakteristik granul

Evaluasi karakteristik granul bertujuan untuk mengetahui kemampuan granul mengalir dalam mesin pencetak tablet. Parameter yang dianalisis meliputi waktu alir, sudut diam, dan indeks pengetapan. Sifat alir granul yang baik menyebabkan granul mudah mengalir dan solid saat dikempa sehingga tablet yang dihasilkan memiliki tingkat kekerasan yang baik, mudah larut dan seragam.

1. Analisa waktu alir

Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah serbuk untuk mengalir dalam suatu alat. Apabila serbuk mempunyai sifat alir yang baik maka pengisian pada ruang kempa akan menjadi konstan, sehingga sediaan yang dihasilkan mempunyai bobot seragam. Hasil evaluasi waktu alir granul dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel4.1 Analisa waktu alir (detik) granul effervescent buah beet Jenis Pengikat Konsentrasi Pengikat

1% 3% 5%

Gum Arab 23.09 + 0.56 3.59 + 0.04 5.94 + 0.03 Gelatin 20.35 + 0.47 6.94 + 0.36 5.59 + 0.50 PVP 20.81 + 0.20 3.79 + 0.19 8.22 + 0.27 Keterangan :

*angka merupakan rata-rata + standar deviasi

Menurut Fudholi (1983) waktu alir yang baik dalam 100 gram granul tidak lebih dari 10 detik. Dari hasil analisis data di atas diketahui bahwa penambahan zat pengikat dengan berbagai konsentrasi berpengaruh signifikan (p<0.05) terhadap penurunan waktu alir granul effervescent

buah beet ditandai dengan perbedaan subset pada masing-masing sampel. Nilai waktu alir terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gum

(34)

commit to user

22

arab 3% yaitu 3.59 detik, sedangkan nilai waktu alir tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 1% yaitu 23.09 detik.

Tabel4.2 Pengaruh jenis pengikat terhadap waktu alir (detik) granul

Jenis Pengikat Waktu Alir (Detik)

Gum arab 10.8744a

Gelatin 10.9433a

PVP 10.9644a

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Data di atas menunjukkan penambahan zat pengikat dengan berbagai variasi jenis tidak berpengaruh signifikan terhadap waktu alir granul effervescent buah beet. Secara numerik sampel dengan penambahan pengikat jenis gum arab memberikan nilai waktu alir yang lebih kecil dibandingkan dengan sampel dengan penambahan gelatin dan PVP namun secara statistic masing-masing sampel tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Pada Table 4.4 dan Table 4.7 akan dibahas bahwa nilai indeks pengetapan dan derajat sudut diam yang terbentuk semakin menurun seiring dengan kenaikan konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan. Hal yang sama juga berlaku pada penurunan waktu alir granul effervescent buah beet. Semakin tinggi konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan maka semakin sedikit waktu alir yang dibutuhkan granul untuk mengalir.

Tabel4.3 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap waktu alir (detik) Konsentrasi Pengikat Waktu Alir (Detik)

1% 21.4200c

3% 4.7778a

5% 6.5844b

Keterangan :

(35)

commit to user

23

Data di atas menunjukkan penambahan zat pengikat pada konsentrasi 1% memberikan waktu alir di luar standar yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh ukuran butir granul yang terbentuk pada sampel dengan konsentrasi penambahan pengikat 1% lebih kecil dari pada sampel dengan konsentrasi penambahan pengikat 3% dan 5%. Butir granul yang kecil ini memiliki daya kohesiv yang lebih tinggi dibanding dengan sampel lainnya, sebagaimana dijelaskan di atas menurut (Fonner, 1981) semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas partikel makin tinggi yang akan mengurangi kecepatan alirnya. Keseluruhan sampel granul baru mencapai standar waktu alir yang baik (<10 detik) pada penambahan zat pengikat dengan konsentrasi 3% dan 5%. Penurunan waktu alir secara signifikan terjadi dari konsentrasi 1% ke konsentrasi 3%. Hal ini disebabkan sampel dengan konsentrasi penambahan pengikat 3% dan 5% menghasilkan granul yang lebih besar sehingga memiliki waktu alir yang lebih kecil dan sesuai dengan standar farmakope.

Gambar 4.1 Waktu alir granul effervescent buah beet

Dari Gambar 4.1 diketahui nilai waktu alir terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 3% yaitu 3.59 detik, sedangkan nilai waktu alir tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan gum

(36)

commit to user

24

arab 1% yaitu 23.09 detik. Berdasarkan standar farmakope Indonesia maka sampel gum arab 1%, gelatin 1%, dan PVP 1% memiliki waktu alir yang buruk (>10 detik). Perbedaan kualitas sifat alir granul sampel ini akan berpengaruh terhadap nilai evaluasi tablet yang akan di bahas pada sub bab berikutnya. Secara umum sifat alir yang baik akibat penambahan zat pengikat akan menghasilkan tablet dengan keseragaman bobot dan kekerasan tablet yang baik pula. Tetapi perlu diamati penambahan konsentrasinya karena semakin tinggi konsentrasi zat pengikat yang digunakan akan memperlama waktu larut dari tablet yang dihasilkan.

2. Analisa indeks pengetapan

Tabel4.4 Analisa indeks pengetapan (%) granul effervescent buah beet Jenis Pengikat Konsentrasi Pengikat 1% 3% 5% Gum Arab 18.0867 + 0.25 4.8500 + 0.56 8.1733 + 0.59 Gelatin 8.5667 + 1.02 6.9667 + 0.71 6.5800 + 1.36 PVP 8.6367 + 0.21 5.1733 + 0.15 6.3167 + 0.06 Keterangan :

*angka merupakan rata-rata + standar deviasi

Indeks pengetapan menunjukkan penerapan volume sejumlah granul, serbuk akibat hentakan atau tap dan getaran (vibrating). Makin kecil indeks pengetapan makin kecil sifat alirnya. Dari data di atas diketahui secara keseluruhan sampel memiliki nilai indeks pengtapan yang baik (<20%). Kenaikan konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan berbanding terbalik dengan nilai indeks pengetapan granul, semakin tinggi konsentrasi yang ditambahkan semakin rendah nilai indeks pengetapan yang dihasilkan. Nilai indeks pengetapan terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 3% yaitu 4.85%, sedangkan nilai indeks pengetapan tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 1% yaitu 18.0867%.

(37)

commit to user

25

Tabel4.5 Pengaruh jenis pengikat terhadap indeks pengetapan (%) granul

Jenis Pengikat Indeks Pengetapan (%)

Gum arab 10.3700b

Gelatin 7.3711a

PVP 6.7089a

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf signifi

Penambahan zat pengikat dengan berbagai variasi jenis berpengaruh signifikan terhadap nilai indeks pengetapan di mana granul dengan penambahan zat pengikat jenis gum arab berbeda nyata terhadap granul dengan penambahan zat pengikat jenis gelatin dan PVP. Sampel dengan penambahan pengikat jenis PVP memiliki nilai indeks pengetapan yang cenderung lebih kecil dibanding sampel dengan penambahan pengikat jenis Gum arab dan gelatin. Hal ini disebabkan granul yang diikat oleh PVP memiliki ukuran yang lebih besar dan solid dibanding sampel dengan penambahn gum arab dan PVP. Granul yang solid akan memberikan volume yang konstan saat diuji karena tidak mudah pecah dan hancur. Karena itu selisih antara volume granul awal dan volume granul setelah diuji tidak terlalu besar sehingga persentase indeks pengetapan yang diperoleh lebih kecil.

Tabel4.6 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap indeks pengetapan (%) Konsentrasi Pengikat Indeks Pengetapan (%)

1% 11.7633c

3% 5.6633a

5% 7.0233b

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Penambahan zat pengikat dengan berbagai variasi konsentrasi juga berpengaruh signifikan terhadap nilai indeks pengetapan di mana

(38)

masing-commit to user

26

masing granul memilik beda nyata antar sampel. Data di atas menunjukkan adanya penurunan nilai indeks pengetapan seiring dengan kenaikan konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan. Ini dikarenakan konsentrasi pengikat yang meningkat akan memperbesar daya lekat antar granul sehingga granul yang dihasilkan lebih solid dan kompak. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal pada bab sebelumnya bahwa kenaikan konsentrasi zat pengikat dapat meningkatkan sifat alir granul termasuk indeks pengetapan dari granul effervescent buah beet.

Gambar 4.2 indeks pengetapan granul effervescent

Granul atau serbuk dengan indeks pengetapan diatas 20% menunjukkan kemampuan mengalir yang buruk (Fashihi dan Kanfer, 1986). Dari gambar di atas diketahui secara keseluruhan sampel memiliki nilai indeks pengtapan yang baik (<20%). Nilai indeks pengetapan yang baik ini akan mempengaruhi Sudut diam granul effervescent yang akan di bahas pada Tabel 4.7. Nilai indeks pengetapan terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 3% yaitu 4.85%, sedangkan nilai indeks pengetapan tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 1% yaitu 18.0867%. Gambar 4.2 menunjukkan secara

(39)

commit to user

27

keseluruhan sampel granul memiliki nilai indeks pengetapan sesuai standar yang berlaku yaitu kurang dari 20%.

3. Analisa sudut diam

Tabel4.7 Analisa derajat sudut diam (°) granul effervescent buah beet Jenis Pengikat Konsentrasi Pengikat

1% 3% 5%

Gum Arab 30.2811 + 0.26 23.9002 + 0.18 27.2268 + 1.35 Gelatin 30.4566 + 0.44 29.4516 + 0.57 25.5544 + 0.2 PVP 30.4383 0.16 26.6941 + 1.74 28.8533 + 0.57 Keterangan :

*angka merupakan rata-rata + standar deviasi

Sudut diam yaitu sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Prinsip pengujian sudut diam adalah dengan mengukur kemiringan timbunan granulat yang jatuh dari pengujian waktu alir. Besar kecilnya sudut diam sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya tarik dan gaya gesek antar partikel. Jika gaya tarik dan gaya gesek kecil, maka granul akan lebih cepat dan mudah mengalir. Selain itu sudut diam juga dipengaruhi oleh ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka kohesivitas partikel makin tinggi yang akan mengurangi kecepatan alirnya sehingga sudut diam yang terbentuk semakin besar (Fonner, 1981).

Granul akan mengalir dengan baik apabila sudut diam yang terbentuk 25°- 45°.Hasil pengamatan sudut diam granul effervescent dapat dilihat pada Tabel 4.7. Nilai sudut diam terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 3% yaitu 23.9002°, sedangkan nilai sudut diam tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan gelatin 1% yaitu 30.4566°.

(40)

commit to user

28

Tabel4.8 Pengaruh jenis pengikat terhadap derajat sudut diam (°) Jenis Pengikat Derajat Sudut Diam (°)

Gum arab 27.1360a

Gelatin 28.4875b

PVP 28.6619b

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa penambahan zat pengikat dengan berbagai variasi jenis berpengaruh signifikan (p<0.05) terhadap nilai sudut diam granul effervescent. Nilai sudut diam granul dengan penambahan pengikat jenis gum arab berbeda nyata dengan granul dengan penambahan pengikat jenis gelatin dan PVP. Hal ini disebabkan oleh ukuran butir granul yang terbentuk pada sampel dengan penambahan gum arab lebih besar dari pada sampel dengan penambahan PVP dan gelatin. Butir granul yang besar ini memiliki daya kohesiv yang lebih rendah dibanding dengan sampel lainnya, sebagaimana dijelaskan di atas menurut (Fonner, 1981) semakin besar ukuran partikel maka kohesivitas partikel makin rendah yang akan menambah kecepatan alirnya sehingga sudut diam yang terbentuk semakin kecil. Sedangkan sampel dengan penambahan pengikat jenis PVP dan gelatin menghasilkan granul yang lebih kecil sehingga memiliki derajat sudut diam yang lebih besar. Namun dalam analisa statistic sampel dengan penambahan PVP dan gelatin tidak memiliki perbedaan sudut diam yang signifikan.

(41)

commit to user

29

Tabel4.9 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap derajat sudut diam (°) Konsestrasi Pengikat Derajat Sudut Diam (°)

1% 30.3920b

3% 26.6819a

5% 27.2115a

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Penambahan zat pengikat dengan berbagai variasi konsentrasi juga berpengaruh signifikan terhadap nilai sudut diam di mana masing-masing granul dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5% memiliki beda nyata antar sampel. Data di atas menunjukkan adanya penurunan nilai sudut diam seiring dengan kenaikan konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan. Penambahan pengikat dengan konsentrasi 1% menghasilkan granul yang lebih kecil sehingga sudut diam yang dihasilkan lebih besar dibanding sampel dengan konsentrasi penambahan pengikat 3% dan 5%. Hal ini sesuai dengan hipotesis awal pada bab sebelumnya bahwa kenaikan konsentrasi zat pengikat dapat meningkatkan sifat alir granul termasuk derajat sudut diam dari granul effervescent buah beet.

(42)

commit to user

30

Gambar 4.3 menunjukkan secara keseluruhan sampel granul memiliki sudut diam sesuai standar yang berlaku yaitu berkisar antara 25°- 45°. Dari gambar di atas juga diketahui nilai sudut diam terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gum arab 3% yaitu 23.9002°, sedangkan nilai sudut diam tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan gelatin 1% yaitu 30.4566°.

B. Evaluasi karakteristik tablet

1. Analisa Keseragaman bobot tablet

Tabel4.10 Analisa CV (%) tablet effervescent buah beet Jenis Pengikat Konsentrasi Pengikat

1% 3% 5%

Gum Arab 1.2968 + 0.25 1.2139 + 0.25 1.0955 + 0.24 Gelatin 1.3179 + 0.26 1.1787 + 0.24 1.0703 + 0.21 PVP 1.3197 + 0.28 1.2182 + 0.26 1.1538 + 0.28 Keterangan :

*angka merupakan rata-rata + standar deviasi

Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia edisi III. Penyimpangan bobot yang dipersyaratkan oleh Farmakope Indonesia untuk berat rata-rata tablet > 300 mg adalah 5% dan 10%.

Dari data di atas diketahui bahwa seluruh sampel tablet

effervescent memiliki koefisien variasi (CV) sesuai standar (<5%). Nilai CV diperoleh dari persamaan :

Keterangan : CV = koefisien variasi SD = standar deviasi

(43)

commit to user

31

Tabel4.11 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap CV (%)

Konsentrasi Pengikat CV (%)

1% 1.3115a

3% 1.2036a

5% 1.1065a

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Nilai CV dari seluruh sampel mengalami penurunan seiring dengan kenaikan jumlah konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan. Dari analisis statistik data di atas menunjukkan penambahan zat pengikat dari konsentrasi 1%, 3%, dan 5% menyebabkan penurunan nilai CV yang tidak signifikan (p>0.05).

Tabel4.12 Pengaruh jenis pengikat terhadap CV (%)

Jenis Pengikat CV (%)

Gum arab 1.2021a

Gelatin 1.1890a

PVP 1.2306a

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Hal yang sama juga terjadi pada penambahan zat pengikat dengan variasi jenis, di mana masing-masing jenis pengikat yaitu gum arab, gelatin dan PVP tidak menunjukkan adanya beda nyata antar perlakuan sampel. Faktor yang mempengaruhi keseragaman bobot adalah sifat alir granul, pada evaluasi granul yang telah di bahas di atas diketahui bahwa seluruh sampel memiliki sifat alir yang baik seiring dengan peningkatan konsentrasi zat pengikat yang ditambahkan. Sifat alir di atas meliputi derajat sudut diam yang rendah, waktu alir yang cepat, dan indeks pengetapan yang kecil. Oleh karena itu tablet yang dikempa memiliki

(44)

commit to user

32

keseragaman bobot yang baik meskipun tidak terdapat perbedaan nyata antar perlakuan sampel.

2. Analisa Kekerasan tablet

Tabel4.13 Analisa kekerasan (kg) tablet effervescent buah beet Jenis Pengikat Konsentrasi Pengikat

1% 3% 5%

Gum Arab 5.800 + 0.34 5.900 + 0.3 6.333 + 0.23 Gelatin 4.000 + 0.17 5.267 + 0.35 6.067 + 0.15 PVP 7.967 + 0.51 9.067 + 0.15 8.633 + 0.25 Keterangan :

*angka merupakan rata-rata + standar deviasi

Kekerasan tablet adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan tablet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Dari tabel di atas diketahui nilai kekerasan tablet terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gelatin 1% yaitu 4.0 kg, sedangkan nilai kekerasan tablet tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan PVP 3% yaitu 9.156 kg.

Tabel4.14 Pengaruh jenis pengikat terhadap kekerasan tablet (kg) Jenis Pengikat Kekerasan Tablet (Kg)

Gum arab 5.967b

Gelatin 5.089a

PVP 8.293c

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Kekerasan tablet biasanya berkisar 4-8 kg (diukur dengan dengan alat hardness tester, satuan kilogram menyatakan besarnya daya tekan yang diberikan pada tablet) (Parrott, 1971). Dari hasil analisis data di atas

(45)

commit to user

33

diketahui bahwa penambahan zat pengikat dengan berbagai variasi jenis berpengaruh signifikan (p<0.05) terhadap nilai kekerasan tablet

effervescent buah beet, di mana masing-masing sampel dengan variasi jenis pengikat memiliki beda nyata antar sampel. Sampel dengan penambahan pengikat jenis gelatin memiliki tingkat kekerasan yang lebih rendah di banding dengan sampel dengan penambahan pengikat jenis PVP dan gum arab. Hal ini dikarenakan reaktivitas gelatin terhadap bahan granul yang diikat lebih rendah dibanding PVP dan gum arab. Menurut Bandelin (1989) konsentrasi penambahan gelatin pada kebanyakan sediaan tablet berkisar antara 2-10% berbeda dengan PVP dan gum arab yang berkisar antara 1-5% saja. Karena reaktivitas yang lebih rendah maka granul yang terbentuk menjadi rapuh dan mudah hancur. Sedangkan pada sampel dengan penambahan pengikat jenis PVP dan gum arab meskipun memiliki granul yang lebih kecil namun lebih kompak sehingga ketika dikempa menjadi tablet tidak mudah hancur.

Tabel4.15 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap kekerasan tablet (kg) Konsentrasi Pengikat Kekerasan Tablet (Kg)

1% 5.741a

3% 6.889b

5% 6.719b

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Hal yang sama juga terjadi pada penambahan zat pengikat dengan variasi konsentrasi di mana masing-masing sampel menunjukkan tingkat perbedaan yang signifikan. Tingkat kekerasan tablet tertinggi terdapat pada konsentrasi 3% dan terendah pada konsentrasi 1%. Data di atas menunjukkan kenaikan konsentrasi penambahan zat pengikat dapat meningkatkan kekerasan tablet secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh daya lekat antar granul yang semakin kuat akibat reaksi dari zat pengikat sehingga menyebabkan tablet yang dikempa menjadi lebih solid. Akan

(46)

commit to user

34

tetapi pada penambahan zat pengikat dengan konsentrasi 5% kekerasan tablet mengalami sedikti penurunan hal ini disebabkan granul yang terbentuk terlalu keras sehingga daya lekat antar granul saat dikempa lebih kecil.

Gambar 4.4 kekerasan tablet effervescent

Dari gambar di atas diketahui secara keseluruhan tablet memiliki tingkat kekerasan yang baik (>4kg). Nilai kekerasan tablet terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gelatin 1% yaitu 4.0 kg, sedangkan nilai kekerasan tablet tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan PVP 3% yaitu 9.156 kg. Beberapa sampel tablet memiliki nilai kekerasan di atas standar (>9kg), hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas waktu larut yang akan dibahas di Tabel 4.16. Zat pengikat ditambahkan dengan tujuan untuk menambah kohesivitas atau kualitas ikatan dari serbuk bahan tablet untuk menjamin tablet tidak mudah pecah sesudah pencetakan. Namun tablet dengan tingkat kekerasan yang terlalu tinggi akan memperlambat kelarutan tablet dan menghambat disolusi zat aktif yang terkandung di dalamnya.

(47)

commit to user

35

3. Analisa Waktu larut tablet

Tabel4.16 Analisa waktu larut (detik) tablet effervescent buah beet Jenis Pengikat Konsentrasi Pengikat

1% 3% 5%

Gum Arab 94.67 + 2.03 133.00 + 3.06 119.33 + 1.5 Gelatin 58.00 + 0.0 73.33 + 6.8 86.33 + 5.5 PVP 126.67 + 6.02 172.33 + 5.13 136.00 + 4.5 Keterangan :

*angka merupakan rata-rata + standar deviasi

Waktu larut didefinisikan sebagai waktu yang diperoleh untuk hancurnya tablet dalam media yang sesuai. Tablet melepaskan obatnya dengan deagregasi (hilangnya kohesi granul) yang menghasilkan dispersi komponen penyusun dalam partikel-partikel halus (Fudholi, 1983). Dari tabel di atas diketahui nilai waktu larut tablet terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gelatin 1% yaitu 58 detik, sedangkan nilai waktu larut tablet tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan PVP 3% yaitu 172.33 detik.

Tabel4.17 Pengaruh jenis pengikat terhadap waktu larut (detik) tablet

Jenis Pengikat Waktu Larut (Detik)

Gum arab 116.67b

Gelatin 72.30a

PVP 146.37c

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Waktu larut merupakan sejumlah waktu (dalam detik) yang dibutuhkan tablet untuk larut dengan sempurna. Tablet telah larut sempurna jika reaksi effervescing telah selesai. Hal ini ditandai dengan telah meleburnya seluruh massa tablet menjadi larutan serta tidak muncul gelembung gas dalam larutan (Purnawidya, 2008). Hasil pengamatan di atas menunjukkan bahwa penambahan zat pengikat dengan berbagai

(48)

commit to user

36

variasi jenis berpengaruh signifikan terhadap waktu larut tablet

effervescent di mana masing-masing perlakuan memiliki beda nyata antar sampel. Sampel dengan penambahan bahan pengikat jenis gelatin memiliki waktu larut yang lebih cepat dibanding sampel dengan penambahan gum arab dan PVP. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kekerasan tablet yang telah dijelaskan pada Tabel 4.13. Semakin tinggi tingkat kekerasan tablet maka semakin lama waktu yang dibutuhkan tablet untuk larut. Dari Tabel 4.13

diketahui bahwa sampel dengan penambahan gelatin memiliki tingkat kekerasan yang lebih rendah dibanding sampel dengan penambahan PVP dan gum arab sehingga waktu larut yang dimiliki lebih cepat.

Tabel4.18 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap waktu larut (detik) Konsentrasi Pengikat Terhadap Waktu Larut (Detik)

1% 95.96a

3% 125.74c

5% 113.63b

Keterangan :

*notasi huruf yang berbeda menunjukkan adanya beda nyata antar baris pada taraf

Data di atas juga menunjukkan penambahan zat pengikat dalam berbagai konsentrasi memberikan pengaruh signifikan (p<0.05) terhadap waktu larut tablet. Masing-masing sampel dengan berbagai konsentrasi menunjukkan kenaikan waktu larut secara signifikan ditandai dengan perbedaan subset pada setiap perlakuan sampel. Waktu larut seharusnya mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan konsentrasi zat pengikat. Hal ini disebabkan oleh pengaruh bahan pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa terlalu basah dan granul yang terlalu keras sehingga tablet yang terjadi mempunyai waktu larut yang lama (Parrot, 1971). Namun pada penambahan pengikat dengan konsentrasi 5% waktu larut mengalami sedikit penurunan dari sebelumnya, hal ini sejalan dengan kurva kekerasan tablet pada Gambar 4.4 di mana pada konsentrasi yang sama tablet juga mengalami penurunan tingkat kekerasan yang disebabkan

(49)

commit to user

37

granul yang terbentuk terlalu keras sehingga daya lekat antar granul saat dikempa lebih kecil.

Gambar 4.5 waktu larut tablet effervescent

Menurut Mohrle (1980) waktu larut tablet effervescent yang baik berkisar antara 1-2 menit. Dari gambar di atas diketahui nilai waktu larut tablet terendah terdapat pada sampel dengan penambahan gelatin 1% yaitu 58 detik, sedangkan nilai waktu larut tablet tertinggi terdapat pada sampel dengan penambahan PVP 3% yaitu 172.33 detik. Tablet dengan penambahan zat pengikat jenis gelatin cenderung lebih mudah larut, hal ini disebabkan oleh daya ikat gelatin yang lebih rendah di banding dengan PVP dan Gum Arab. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 tablet dengan penambahan gelatin cenderung memiliki tingkat kekerasan yang lebih rendah di banding sampel lainnya. Karena tingkat kekerasan yang lebih rendah ini menyebabkan tablet lebih mudah larut dalam air di banding sampel dengan penambahan zat pengikat jenis Gum Arab dan PVP.

(50)

commit to user

38

C. Analisa aktivitas antioksidan tablet

Tabel4.19 Analisa antioksidan tablet effervescent buah beet (%) Jenis Pengikat Konsentrasi Pengikat

1% 3% 5% Gum Arab 10.96 + 0.61 9.09 + 0.39 17.69 + 0.61 Gelatin 11.32 + 0.61 16.48 + 0.45 8.96 + 0.22 PVP 15.56 + 0.61 11.99 + 0.82 10.81 + 0.22 kontrol 31.33 Keterangan :

*angka merupakan rata-rata + standar deviasi

Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau menghambat reaksi oksidasi makanan atau obat. Senyawa-senyawa yang tergabung dalam antioksidan akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya pada radikal bebas sehingga menjadi bentuk molekul yang normal kembali dan menghentikan berbagai kerusakan yang ditimbulkan. Antioksidan mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif, mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif serta mampu menghambat peroksidase lipid pada makanan. Beberapa tahun terakhir ini antioksidan alami banyak menyita perhatian konsumen karena manfaatnya bagi kesehatan.

Antioksidan yang terkandung dalam buah beet adalah betalain. Betalain merupakan pigmen tumbuhan yang memberi warna kuning, jingga, merah, dan ungu pada bagian daun dan buah. Antioksidan tertinggi pada buah beet terdapat pada bagian kulitnya karena mengandung senyawa betanin, menurut Kujala (2002) dalam “Betalain and Phenolic Composition of Four Beetroot” dijelaskan bahwa senyawa betanin memiliki kemampuan

radical scavenging yang baik dan lebih banyak terdapat pada bagian kulit buah. Pada penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada granul effervescent menggunakan metode DPPH dengan absorbansi panjang gelombang 517nm. Metode DPPH dipilih karena merupakan salah satu metode yang cepat, sederhana, dan terjangkau. Metode DPPH dapat

Gambar

Tabel 4.22 Pengaruh konsentrasi pengikat terhadap kesukaan
Tabel 3.1 Formulasi tablet effervescent untuk 35 buah tablet
Gambar 3.1 Skema pembuatan tablet effervescent Digranulasi dan diayak dengan
Tabel 4.1 Analisa waktu alir (detik) granul effervescent buah beet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kinerja Tahunan ANRI Tahun 2009 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis ANRI yang tertuang dalam Peraturan Kepala Arsip Nasional

Pendidikan Sebagai Fungsi Sosial Menurut John Dewey (Sadulloh. 2003) lingkungan merupakan syarat bagi pertumbuhan, dan fungsi pendidikan merupakan suatu proses membimbing

Pada awalnya pasien diputuskan untuk dilakukan ekstirpasi massa angiofibroma nasofaring secara transpalatal yang dikombinasi dengan teknik rhinotomi lateral, tetapi intra

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan terkait dengan tidak berjalannya suatu fungsi dengan baik dan kepala administrasi bertugas memeriksa kelengkapan dokumen

Faktor internal yang diperkirakan dapat mempengaruhi pergerakan indeks IHSG adalah pengumuman angka inflasi Januari yang akan diumumkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS),

Kelima proyek ini yaitu membangun pabrik baru di Ban- jarmasin, bandung, Jawa Barat, akuisisi PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, membangun fasilitas pabrik bahan baku yang

&amp;indakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja yang telah dilakukan dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, (memproses) atau

Pada tahun 2014 setelah adanya penculikan di Chibok pemerintah Inggris berkerjasama dengan dua negara lain yaitu, Amerika Serikat dan Perancis dalam menyediakan