• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR SKRIPSI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD

UNIVERSITY GOVERNANCE DI UNIVERSITAS ISLAM

NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SKRIPSI

NURUL RASIATUL WAHIDAH

105730465214

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

(2)

ii

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“JANGAN PERNAH BERKATA TIDAK BISA SEBELUM MENCOBA

DAN BERUSAHA KARENA HASIL AKHIR ADALAH URUSAN ALLAH SWT”

“TIDAK ADA YANG SEMPURNA DAN PERSIS SAMA DI DUNIA INI,

HARGAILAH KEKURANGAN DAN PERBEDAAN SEBAGAI PEMERSATU”

(3)
(4)
(5)
(6)

iv ABSTRAK

Nurul Rasiatul Wahidah, 2018, Peran Auditor Internal Dalam Mewujudkan Good Unityesity Governance Di Universitas Islam Di Negeri Alauddin Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh pemimbing I Idham Khalik dan pemimbing II Abd.Salam.

Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan melihat bagaimana peran auditor internal dalam mewujudkan good universal governance di Universitas Islam Alauddi Makassar, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data yang dianalisis adalah wawancara dengan bidang layanan dan bidang umum, seperti serta dokumen di Alauddin Stated Islamic Universty di Makassar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran auditor internal dalam mewujudkan good universal governance di universitas Islam Alauddin Makassar efektif. Karena peran auditor internal sangat baik dalam melakukan audit keuangan secara transparan sehingga kita dapat melihat bagaimana peningkatan kinerja auditor internal di kampus UIN II saja telah mencapai tujuan auditnya. Manfaat yang didapat adalah universitas akan lebih baik dan terstruktur. Sehingga ada masalah yang bisa diketahui masalah apa yang terjadi, bagaimana cara mengatasinya dan apakah masalah tersebut sudah terselesaikan atau sesuatu yang belum terselesaikan.

(7)

iv ABSTRACT

Nurul RasiatulWahidah, 2018, The Role Of Internal Auditors In Realizing Good Univeesity Governance At Islamic Universities In The Country AlauddinThesis Accounting Study Program Faculty Of Economics And Business Muhammadiyah University Of Makassar.Guided by Supervisor I IdhamKhalik and Advisor II I Abd.Salam.

This study aims to assess and see how the role of internal auditors in realizing good universal governance in the Islamic University OfAlauddi Makassar, this type of teseach used in research is qualitative reseac, the data analyzed are interviews with service fields and general fields, as well as documents at the Alauddin Stated Islamic Universty in Makassar.

The results of this study indicate that the role of internal auditors in realizing good universal governance in the Islamic university of Alauddin Makassar is effective. Because the role of its internal audititor is very good at couducting financial audits transparently with that we can see how the improvement of the internal auditor’s performance at the UIN II campus semata has already achieved its audit objectives. The benefits obtained are that the university will be better and structured. So that theres is a problem that can be know what problems occour, how to overcome them and whether the problem has been resolved or something that has not been resolved.

(8)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran Auditor Internal Dalam Mewujudkan Good Universty Governance Di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar “ skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.AK) pada program strata satu (SI) Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Sejak awal terlintas dalam benak penulis akan adanya hambatan dan rintangan, namun dengan adanya bantuan moril maupun materil dari segenap pihak yang telah membantu memudahkan langkah penulis. Menyadari hal tersebut, maka penulis menyampaikan terimaksih yang sebesar-beasrnya kepada segenap pihak yang telah membantu skripsi ini.

Secara khusus penulis menyampaikan terimaksih banyak kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muhdar H Mansyur dan Ibunda Atikah M.yakub yang telah melahirkan, mengasuh, membesarkan dan mendidik penulis sejak kecil dengan sepenuh hati dalam buaian kasih sayang kepada penulis.

Dalam kesempatan ini, peneliti juga menyampaikan rasa kasih yang setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, usaha, bimbingan serta dorongan moril kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, semoga setiap keiklasan dalam membantu dibalas

(9)

vi

oleh Allah SWT, Amin, Dengan ini Ucapan terimakasih dan penghargaan peneliti sampaikan kepada.

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Beserta Wakil Rector Univesitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Dan Wakil Dekan 1.11, Dan 111 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail badollahi SE.,M.SI.,AK.,CA.,CSP selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Idham khalik selaku Pemimbing 1 dan Bapak Abdul Salam HB.,SE.,M.SI.,AK.,CA.,CSP selaku Pemimbing 11 yang telah meluangkan waktu untuk memimbing, saya mengucapkan trimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua pemimbing. 5. Seluruh Dosen Dan Staf Ekonomi Dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat. Penulis ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh dosen dan staf atas keslahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini, baik sewaktu kuliah dan penyusunan skripsi ini.

6. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Sahabat-sahabat terbaik Elisa pratiwi, Irmawati arahim, ratna dewi yarni, nurillah, alamsyah,muslimin, arjuna, sumarni, risna wati, asrianti saripah.

(10)

vi

8. Kakanda tercinta Muhaimin yang tak pernah bosan membantu dan kakanda Abdul Latif yang selalu memberikan motivasi dan dukungannya.

Penelitian ini menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca menjadi harapan peneliti. Peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapaun yang membacanya.

Makassar,September 2020 Penulis

Nurul rasiatul wahidah

(11)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

MOTODAN PERSEMBAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penulis ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Pengertian Audit ... 4

B. Jenis-Jenis Audit ... 5

C. Pengertian Audit internal ... 9

D. Tujuan Audit Internal ... 10

E. Unsur-Unsur Audit Internal ... 13

F. Tanggung Jawab Kewenangan Audit Internal ... 14

G. Standar Profesional Audit Internal ... 16

(12)

viii

I. Penelitian Terdahulu ... 25

J. Kerangka Pikir. ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

C. Metode Pengumpulan Data ... 30

D. Sumber Data ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 31

F. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Gambaran Objek Penelitian ... 34

B. Analisis Penelitian ... 45 C. Pembahasan ... 63 BAB V PENUTUP ... 64 A. Kesimpulan………..64 B. Implikasih Penelitian ... 65 C. Saran-Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 67 ix

(13)

x

DAFRTAR TABEL

(14)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 29

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan visi, idealnya memiliki ciri-ciri goog university governance. Based management dan knowledge entreprizing. Kecenderungan ini telah di sikapi oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (2013) merencanakan konsep (HELTS) Tahun 2013-2013 yang bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu: autonomy,organizational health, dan nation’competitivenes.Melihat kontek ini, maka tuntutan GUG menjadi kelaziman harus di wujudkan dalam rangka menyelenggarakan pendidikan tinggi yang lebih baik dan bertanggung jawab kepada masayrakat. GUG bermakna (1) berfokus pada tujuan oraganisasi dan hasil bagi masyarakat dan pengguna jasa; (2) melaksanakan fungsi dan peran secara jelas dan efektif; (3) mempromosikan nilai-nilai seluruh organisasi; (4) memperoleh informasi, keputusan, dan megelola resiko secara transparan; (5) mengembangkan kompetensi dan kapasitas kepada seluruh pengelola Universitas secara efektif; dan (6) melibatkan seluruh stakeholder dan menciptakan akuntabilitas secara nyata (Chatered Institute Of Publik Accountancy,2013) Tata kelola pendidikan(Universitas) sesuai dengan peraturan pemerintah ini mencakup bidang manajemen organisasi, bidang akademik, bidang kemahasiswaan, bidang sumber daya manusia, bidang sarana dan prasarana serta bidang keuangan.

sekolah tinggi ilmu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan

(16)

2

umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.

Salah satu konsep yang saat ini sedang menjadi mainstream dalam penyelenggaraan perguruan tinggi adalah konsep good universty governance (GUG). Konsep ini sebernanya merupakan turunan dari konsep tata kelola kepemerintahan yang lebih umum, yaitu good governance. Apakah pendidikan tinggi itu dapat di golongkan sebagai sebuah publik goods atau privite goods? Hal ini sangat penting untuk bagaimana seharusnya manajemen penyelenggaraan perguruan tinggi yang baik dan bagaimana seharusnya pihak perguruan tinggi menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara. Akuntabilitas publik dan sebagainya.Dalam upaya mewujudkan Good Governance dalam hal ini Good University Governance (GUG), Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan memerlukan peran audit internal yang bertugas meneliti mengevaluasi suatu sistem akuntansi serta menilai kebijakan manajemen yang dilaksanakan. Auditor internal merupakan salah satu profesi yang menunjang terwujudnya GUG yang pada saat ini telah berkembang menjadi komponen utama dalam meningkatkan universitas secara efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk merumuskan dalam penelitian yang berjudul “Peran Auditor Interal Dalam Mewujudkan Good Universty Governance Di Universitas Islam Negri(UIN)

(17)

3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah peran auditor internal dalam mewujudkan good universty governance di Universitas Islam Negeri (UIN).

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:“Untuk mengetahui bagaimana peran auditor internal dalam mewujudkan good universty governance di Universitas Islam Negeri(UIN).

D. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Dari hasil penelitian ini,di harapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam di siplin ilmu akuntansi khususnya mengenai akuntansi keperilakuan dan audit terkait dengan independensi,kopentensi,profesionalisme,dan sensitivitas etika profesi serta kualitas audit. Selain itu,hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. kegunaan praktis

selain kegunaan teoritis,hasil penelitian ini di harapkan memberikan kegunaan praktis bagi organisasi terutama BPK dalam mengelola sumber daya manusianya serta pihak-pihak yang terkait di dalam nya.

(18)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Audit

Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka semua tahap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan, dianalisa, dan diteliti secara seksama terlebih dahulu oleh mereka yang bertanggung jawab.Dengan makin luas dan rumitnya masalah-masalah yang ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan luasnya tugas yang dipikul oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena itu manajemen memerlukan alat bantu yang dapat digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam melaksanakan fungsi utama manajemen, fungsi pengawasan dan pengendalian adalah aktivitas audit.

Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena akuntansi publik sebagai yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

Menurut Sukrisno Agoes (2013:4)“Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadapa laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatn pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

(19)

5

Definisi lain menyebutkan bahwa auditing adalah proses yang ditempuh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur dari suatu entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.Untuk melakukan audit harus tersedia informasi dalam bentuk yang dapat diveriifikasi dan beberapa standar dari kriteria yang digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut dan memiliki banyak bentuk. Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang dapat diukur termasuk laporan keuangan perusahaan dan SPT pajak penghasilan perorangan. Auditor juga mengaudit informasi yang lebih subjektif seperti efektivitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur. 1. Jenis-jenis Audit

jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi di Beberapa perusahaan telah berjalan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku serta pengelolaan terhadap sumber daya dalam proses tersebut berjalan secara efektif dan efisien.

Menurut Arens et al (2013:16) ada tiga jenis audit, yaitu: a. Financial Statement

Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan keuangan suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut sesuai dengan kriteria yang tertentu.

(20)

6

b. Operational Audit

Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian prosedur atau metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir pemeriksaan operasional biasanya diajukan saran-saran rekomendasi pada manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan. c. Compliance Audit

Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan atas ketaatan pelaksanaan suatu prosedur atau peraturan tertulis yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang, baik pihak atasan perusahaan maupun pemerintah.

Menurut Sukrisno Agoes (2013:10) ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas pemeriksaan yaitu:

a. Pemeriksaan Umum (General Audit)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik dan memperhatikan kode etik akuntan Indonesia, aturan etika KAP yang telah disahkan Ikatan Akuntan Indonesia serta standar pengendalian mutu.

b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan Auditee) yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhirnya pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan pendapat

(21)

7

terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karen prosedur audit yang 17 dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan pada penagihan piutang usaha perusahaan. Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang, penjuakan dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang usaha diperusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar jumlahnya dan bagaimana modus operandinya.

Sedangkan ditinjau dari jenis pemeriksaan, menurut Sukrisno Agoes (2013:11) audit bisa dibedakan menjadi 4 yaitu:

a. Management Audit (Operational Audit)

Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Pengertian efisien disini adalah, dengan biaya tertentu dapat mencapai hasil atau manfaat yang telah ditetapkan atau berdaya guna. Efektif adalah dapat mencapai tujuan atau sasaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau berhasil/dapat bermanfaat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ekonomis adalah dengan pengorbanan yang serendah-rendahnya dapat mencapai hasil yang optimal atau dilaksanakan secara hemat.

(22)

8

b. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal (Pemerintah, Bapepam, bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan oleh KAP maupun bagian Internal Audit.

c. Pemeriksaan Intern (Intern Audit)

Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Pemeriksaan umum yang dilakukan internal auditor biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh KAP.Internal Auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam perusahaan, tidak independen. Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit finding) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta saran-saran perbaikannya (recommendations)

d. Computer Audit

Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) sistem. Untuk memberikan keyakinan yang

(23)

9

memadai bahwa tujuan perusahaan akan tercapai, audit internal secara terus menerus memerlukan pengawasan dari manajemen untuk menentukan apakah pelaksanaannya sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, fungsi pengawasan ini kurang dapat dilaksanakan dengan baik, karena jangkauan dan ruang lingkup yang akan dikendalikan semakin luas dan kompleks sehingga kemampuan manajemen dirasakan sangat terbatas. Untuk itu manajemen memerlukan bagian khusus dalam perusahaan untuk melakukan penilaian atas pengendalian intern dan aktivitasaktivitas perusahaan. Bagian ini disebut sebagai Audit Internal. Audit Internal harus dilakukan oleh seorang yang bebas dari pengaruh departemen atau bagianbagian lain yang diperiksanya. B. Audit Internal

1. Pengertian Audit Internal

Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep Audit Internal dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan maka semakin luas pula rentang pengendalian yang dipikul pimpinan. Audit Internal yang dilakukan dalam suatu perusahaan merupakan kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan atas kebijakan dan rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya mengawasi aktivitasnya.

Valery G. Kumaat (2013:35) mendefinisikan bahwa: “Audit Internal adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal Control, Risk

(24)

10

Management, dan Good Corporate Governance yang pasti akan memberi nilai tambah bagi sumber daya dan perusahaan”.

Selain itu Hery (2013:20) menjelaskan bahwa Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan.

Dari beberapa definisi di atas sudah jelas bahwa Audit Internal merupakan jaminan, independen, obyektif dan aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan efektifitas kegiatan operasi perusahaan.

2. Tujuan Audit Internal

Menurut Hery (2013:39) tujuan Audit Internal adalah:

“Audit Internal secara umum memiliki tujuan untuk membantu segenap anggota manajemen dalam menyelesaikan tanggungjawab mereka secara efektif, dengan memberi mereka analisis, penilaian, saran, dan komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa”.

Menurut (Hery, 2013:46), untuk mencapai keseluruhan tujuan tersebut, maka auditor harus melakukan beberapa aktivitas sebagai berikut:

a. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi keuangan dan operasi lainnya.Memeriksa sampai sejauh mana hubungan para pelaksana terhadap kebijakan, rencana, dan prosedur yang telah ditetapkan.

(25)

11

b. Memeriksa sampai sejauhmana aktiva perusahaan dipertanggungjawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk kerugian.

c. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan oleh perusahaan.

d. Menilai prestasi kerja para pejabat/pelaksana dalam menyelesaikan tanggung jawab yang telah ditugaskan”.

Adapun menurut Hery (2013:54) aktivitas dari Audit Internal yang disebutkan di atas digolongkan menjadi dua macam yaitu financial auditing dan operational auditing.

Berikut ini penjelasan dari kedua macam audit internal di atas: 1) Financial Auditing

Kegiatan ini antara lain mencakup pengecekan atas kecermatan dan kebenaran segala data keuangan, mencegah terjadinya kesalahan atau fraud dan menjaga perusahaan.

2) Operational Auditing

Kegiatan pemeriksaan ini lebih ditujukan pada operasional untuk dapat memberikan rekomendasi yang berupa perbaikan dalam cara kerja, sistem pengendalian, dan sebagainya.

3. Ruang Lingkup Audit Internal

Ruang lingkup audit internal yang dikemukakan Sawyer (2013:10) adalah sebagai berikut:“Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan operasi telah akurat

(26)

12

dan dapat diandalkan, (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber daya telah digunakan secara efektif, semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggungjawabnya secara efektif”.

Berdasarkan Statement Responsibilities of Internal Auditor, ruang lingkup audit internal meliputi:

a. Penelaahan atas keandalan dan kejujuran informasi keuangan dan operasi serta metode yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklarifikasi, dan melaporkan informasi tersebut. b. Penelaahan sistem yang ada untuk memastikan kesesuaian dengan

kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat membawa dampak yang penting bagi operasi dan pelaporan, serta menentukan apakah organisasi dan pelaporan, serta menentukan apakah organisasi sudah mengikuti hal tersebut.

c. Penelaahan cara-cara pengamanan harga dan selanjutnya menelusuri keberadaan harga tersebut.

d. Penilaian keefisienan dan keekonomisan penggunaan sumber daya e. Mereview operasi dan program untuk memastikan apakah hasilnya

telah konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan dan apakah operasi dan program tersebut telah dijadikan dasar penyusunan rencana.

(27)

13

Dari hal tersebut di atas diharapkan dapat mendorong tercapainya pekerjaan pemeriksaan yang memenuhi tujuan umum dan tanggung jawab yang disetujui oleh top management dan dewan direksi, serta pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan standar profesi auditor internal

4. Unsur-unsur Audit Internal

Menurut Hiro Tugiman (2013), tiga unsur dalam Audit Internal yaitu:

a. Memastikan/memferifikasi (Verification)

Merupakan suatu aktivitas penilaian dan pemeriksaan atas kebenaran data dan informasi yang dihasilkan dari suatu sistem akuntansi sehingga dapat dihasilkan laporan akuntansi yang akurat yaitu cepat dan dapat dipercaya. Catatan yang telah diverifikasi dapat ditentukan oleh Audit Internal tertentu apakah terdapat kekurangan dan kelemahan dalam prosedur pencatatan untuk diajukan saran-saran perbaikan.Menilai/mengevaluasi (Evaluation).

Merupakan aktivitas penilaian secara menyeluruh atas pengendalian intern akuntansi keuangan dari kegiatan menyeluruh berdasarkan kriteria yang sesuai. Hal ini merupakan suatu cara untuk memperoleh kesimpulan yang menyeluruh dari kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas yng dilakukan perusahaan.

b. Rekomendasi (Recommendation)

Merupakan suatu aktivitas penilaian dan pemeriksaan terhadap ketaatan pelaksanaan dan prosedur operasi, prosedur

(28)

14

akuntansi, kebijakan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan (tindakan korektif kepada manajemen), sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur Audit Internal, yaitu meamstikan/memverifikasi (verification), menilai, mengevaluasi (evaluation), dan rekomendasi (recommendation)”.

5. Tanggung jawab dan Kewenangan Audit Internal

Audit Internal mempunyai tanggung jawab dan kewenangan audit atas penyediaan informasi untuk menilai keefektifan Sistem Pengendalian Internal dan mutu pekerjaan organisasi perusahaan.

Oleh karena itu, kepala bagian Audit Internal harus menyiapkan uraian tugas yang lengkap mengenai tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab bagian Audit Internal. Hal ini sesuai dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI) (2013:8) tentang Tujuan, Kewenangan, dan Tanggung jawab Audit Internal.

“Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi Audit Internal harus dinyatakan secara formal dalam charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi”.

Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab Audit Internal di dalam organisasi perusahaan harus dinyatakan secara jelas dalam dokumen tertulis yang formal dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Dokumen tersebut harus menjelaskan tujuan dari bagian Audit Internal, khususnya ruang lingkup audit. Namun demikian, bagian Audit Internal tidak memiliki tanggung jawab atau kewenangan terhadap aktivitas yang diauditnya.

(29)

15

6. Standar Profesional Audit Internal

Menurut Hery (2013:73) standar profesional Audit Internal terbagi atas empat macam, diantaranya yaitu:

a. Independensi Adanya sifat mandiri, dimana audit harus mandiri dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. Auditor Internal dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas dan objektif. Kemandirian Audit Internal sangat penting terutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak (netral). Hal ini hanya dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif dari para audit internal. Status organisasi Audit Internal harus dapat memberikan keleluasaan bagi Audit Internal dalam menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan secara maksimal. b. Kemampuan Profesional

c. Pengetahuan dan kemampuan profesional wajib dimiliki oleh Audit Internal. Dalam setiap pemeriksaan, pimpinan Audit Internal haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama-sama atau keseluruhan memiliki 26 pengetahuan dan kemampuan dari berbagai disiplin ilmu, seperti akuntansi, ekonomi, keuangan, statistik, pemrosesan data elektronik, perpajakan, dan hukum yang memang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas.

d. Pengawasan Pimpinan Audit Internal bertanggung jawab dalam melakukan pengawasan terhadap segala aktivitas pemeriksaan yang dilakukan oleh para stafnya. Pengawasan yang dilakukan

(30)

16

sifatnya berkelanjutan, yang dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan penyimpulan hasil pemeriksaan yang dilakukan. e. Pengawasan yang dimaksud mencakup:

1) Memberikan instruksi kepada para staf Audit Internal pada awal pemeriksaan dan menyetujui program-program pemeriksaan. 2) Melihat apakah program pemeriksaan yang telah disetujui

dilaksanakan, kecuali bila terjadi penyimpangan yang dibenarkan atau disalahkan.

3) Menentukan apakah kertas kerja pemeriksaan telah cukup untuk mendukung temuan pemeriksaan, kesimpulan-kesimpulan, dan laporan hasil pemeriksaan.

4) Meyakinkan apakah laporan pemeriksaan tersebut akurat, objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu.

5) Menentukan apakah tujuan pemeriksaan telah dicapai. f. Ketelitian Profesional

Audit Internal harus bekerja secara teliti dalam melaksanakan pemeriksaan. Audit Internal harus mewaspadai berbagai kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dilakukan sengaja, kesalahan, kelalaian, ketidakefektifan,pemborosan (ketidakefisiean) , dan konflik kepentingan.

7. Lingkup Pekerjaan Keandalan informasi

a. Audit Internal haruslah menguji sistem informasi tersebut, dan menentukan apakah berbagai catatan, laporan finansial, dan laporan operasional perusahaan mengandung informasi yang

(31)

17

akurat, dapat dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, lengkap, dan berguna.

b. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan ketentuan perundang-undangan Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem, yang dibuat dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai persyaratan, seperti kebijakan, rencana, prosedur, dan peraturan perundangundangan. Audit Internal bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem tersebut telah cukup efektif dan apakah berbagai kegiatan yang diperiksa telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.

c. Perlindungan aktiva 28 Audit Internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan untuk melindungi aktiva perusahaan terhadap berbagai jenis kerugian, seperti kerugian yang diakibatkan oleh pencurian, dan kegiatan yang ilegal. Pada saat memverifikasi keberadaan suatu aktiva, Audit Internal harus menggunakan prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.

d. Penggunaan sumber daya Audit Internal harus dapat memastikan keekonomisan dan keefisienan penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.

e. Pencapaian tujuan

Audit Internal harus dapat memberikan kepastian bahwa semua pemeriksaan yang dilakukan sudah mengarah kepada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

(32)

18

a. Audit Internal harus terlebih dahulu melakukan perencanaan pemeriksaan dengan meliputi:

1) Penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan Memperoleh informasi dasar tentang objek yang akan diperiksa 2) Penentuan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan

pemeriksaan

3) Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu

4) Melakukan survey secara tepat untuk lebih mengenali bidang atau area yang akan diperiksa Penetapan program pemeriksaan 5) Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil

pemeriksaan disampaikan.

b. Memperoleh persetujuan atas rencana kerja pemeriksaanPengujian dan pengevaluasian.Audit Internal harus melakukan pengujian dan pengevaluasian terhadap semua informasi yang ada guna memastikan ketepatan dari informasi tersebut yang nantinya akan digunakan untuk pemeriksaan.

c. Pelaporan hasil pemeriksaan Audit Internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya. Laporan yang dibuat haruslah objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat waktu.

1) Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak berpihak, dan terbebas dari distorsi.

2) Laporan yang jelas adalah laporan yang mudah dimengerti dan logis.

(33)

19

3) Laporan yang singkat adalah laporan yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan.

4) Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang diperlukan.

5) Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan membantu pihak yang diperiksa dan organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang diperlukan.

d. Tindak lanjut pemeriksaan

Audit Internal harus secara terus menerus meninjau dan melakukan tindak lanjut untuk memastikan apakah suatu tindakan perbaikan telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan. Tindak lanjut Audit Internal didefinisikan sebagai suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan pemeriksaan yang dilaporkan.

e. Mengingat pentingnya peran pengawasan terhadap tindak fraud, maka Audit Internal menjadi satu-satunya unit kerja yang paling tepat melakoninya. Karena itu, peran Audit Internal yang selama ini selalu berkaitan dengan urusan physical control harus sudah bergeser dari sekedar terkesan sebagai ”provost” perusahaan

(34)

20

menjadi unit yang mampu berperan dalam pencegahab sekaligus pendeteksian fraud.

Menurut Valery G. Kumaat (2013:34), Audit Internal dituntut waspada terhadap setiap hal yang menunjukkan adanya kemungkinan terjadinya fraud, yang mencakup:

1) Identifikasi titik-titik kritis terhadap kemungkinan terjadinya fraud. 2) Penilaian terhadap sistem pengendalian yang ada, dimulai sejak

lingkungan pengendalian hingga pemantauan terhadap penerapan sistem pengendalian”.

Seandainya terjadi fraud, Audit Internal bertanggung jawab untuk membantu manajemen mencegah fraud dengan melakukan pengujian dan evaluasi keandalan dan efektivitas dari pengendalian, seiring dengan potensi risiko terjadinya fraud dalam berbagai segmen. Tidak hanya manajemen puncak, Audit Internal juga harus mendapat sumber daya yang memadai dalam rangka memenuhi misinya untuk mencegah fraud.

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013:38), tanggung jawab Audit Internal dalam rangka mendeteksi kecurangan, selama penugasan audit termasuk:

1) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang kecurangan, dalam rangka mengidentifikasi indikasi-indikasi yang mungkin terjadi dan dilakukan oleh anggota organisasi.

2) Memilik sensitivitas yang berkaitan dengan kemungkinan adanya kesempatan terjadinya kecurangan.

(35)

21

3) Melakukan evaluasi terhadap indikator-indikator yang mungkin dapat memberikan peluang terjadinya kecurangan dan menentukan apakah perlu diadakan investigasi lanjutan.

4) Menentukan prediksi awal terjadinya suatu kecurangan.

5) Melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengendalian di lingkungan dimana terjadinya tindak kecurangan dan selanjutnya menentukan upaya untuk memperkuat pengendalian di dalamnya

C. Good University Governance

Menurut wijaton (2013:126), secara sederhana Good Universty Governance dapat di pandang sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar konsep ”good universty governance” dalam sistem dan proses governance pada institusi perguruan tinggi melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan berdasarkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan perguruan tinggi secara khusus danpendidikan secara umum.

Good Universty Governance merupakan suatu konsep yang menerapkan prinsip-prinsip dasar Good Governance seperti transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan keadilan yang perlu di terapkan oleh setiap perguruan tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi yang berkualitas.

Good University Governance Pijakan Penyelenggaraan Pendidikan Pada Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi sebagai Organisasi Modern Perguruan tinggi pada dasarnya merupakan sebuah organisasi modern yang dikelola berdasarkan prinsip manajemen organisasi modern pula.

Dikatakan demikian karena perguruan tinggi adalah jenjang terakhir dalam sebuah proses pendidikan formal dan diharapkan menjadi pusat

(36)

22

pengembangan sains dan teknologi yang dapat diterapkan langsung di masyarakat. Pergulatan wacana ilmiah dan inovasi-inovasi kreatif menjadi spirit utamanya yang dicirikan oleh prinsip kebebasan, obyektifitas dan kritisisme, sehingga lulusan (output) yang dihasilkan bisa benar-benar memberikan kontribusi riil bagi masyarakat.

Dalam draft RUU Perguruan Tinggi tahun 2012 dinyatakan bahwa Pendidikan Tinggi memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

2. Mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma; dan

3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora.

Sebagai organisai modern, perguruan tinggi menuntut adanya suatu standar tertentu dalam pengelolaannya, sehingga fungsi yang diembannya dapat dilaksanakan dengan baik.

Dalam hal ini RUU Perguruan Tinggi terbaru menyatakan bahwa Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. (Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (18)).

(37)

23

Tingginya standar dalam pengelolaan, ditambah persaingan antar perguruan tinggi yang dari waktu ke waktu semakin ketat meniscayakan penyikapan yang cerdas bagi pengelola perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi swasta (PTS). Pengelola dituntut untuk cermat dalam membaca trend ke depan, sehingga program-program dan kebijakan yang diterapkan dapat benar-benar sesuai dengan kebutuhan calon users. Selain itu, aspek manajemen harus dijalankan secara tepat dan cermat.

Prinsip-prinsip Tata Kelola Organisasi Good Universty Governance Dalam menjalankan suatu organisasi/ lembaga, terdapat 9 (sembilan) prinsip umum tata kelola organisasi yang lebih dikenal dengan good universty governance Sembilan prinsip GUG tersebut adalah:

Transpatcion,Rull of law,Transprancy,Responsivennes, Konsensus orientation, Equity, Efficiency and effectivennes, Accountability,Strategic Vision diakronimkan menjadi TARIF. Penjabarannya sebagai berikut :

a. Participation (partisipasi masyarakat)

Semua warga masyrakat mempunyai suara dalam pengambila keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka. Serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.

b. Rull of law (tegaknya supermasi hukum)

Kerangka hukum harus adil dan di berlakukan tanpa pandang bulu, termaksud didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.

(38)

24

c. Transprancy (transparansi)

Transparansi di bangun atas arus dasar informasi yang bebas, seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan di pantau.

d. Responsiveness (cepat dan tanggap)

Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintah harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan. e. Konsensus orientation (berorintasi pada masyarakat)

Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi terbangunnya satu konsensus menyeluruh dan yang terbaik bagi kelompok masyarakat, dan yang terutama dalam kebijakan dan prosedur.

f. Efficiency and and efektiveness (efisiensi dan efektivitas)

Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunaka sumber-sumber daya yanga ada seotimal mungkin.

g. Accuntabilty (pertanggungjawaban publik)

Para pengambilan keputusan di pemerintah,sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.

(39)

25

h. Strategi vision (adanya visi kedepan)

Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas, dan jauh kedepan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunana manusia, serta kepekaan untuk mewujdkan harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar sebagai perspektif tersebut.

D. Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan di sajikan beberapa rangkuman mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian, ini yaitu:

TABEL 2.1

PENELITIAN TERDAHULU

NO Nama Variabel penelitian Hasil penelitian

terdahulu 1 Rozmita Dewi YR dan R. Nely Nur Apandi (2013). Gejala Fraud Dan Peran Auditor Intrnal Dalam Pendeteksian Fraud Di Lingkungan Perguruan Tinggi X1: Gejala Fraud X2: Peran Auditor Internal Y: Pendeteksian Fraud

Auditor internal berperan dalam mendeteksi tindakan fraud akan tetapi peran manajemen puncak dalam

melakukan review atas pegendalian internal memberikan peran yang penting dalam upaya pendeteksian tindakan fraud sesuai dengan konsep “tone at the top”. Tugas auditor internal untuk melakukan

penilaian resiko tindakan fraud belum sepenuhnya di lakukan oleh auditor di

(40)

26

lingkungan perguruan tinggi. 2 Maylia Pramono Sari dan Raharja (2013). Peran Audit Internal Dalam Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Badan Layananan Umum (BLU) Di Indonesia

X1: Peran Audit Intrnal Y: Upaya Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG)

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara peran auditor internal terhadap Good Corporate

Governance (GCG) pada entitas Badan Layanan Umum (BLU), jadi dapat dikatakan bahwa

peningkatan peran auditor internala akan mempengaruhi tata kelola suatu entitas. 3 Anastasia Rasia Rahama Kresiadanti (2013). Pengaruh Internal Control Dan Internal Auditor Terhadap Akuntabilitas Di Universitas Brawijaya X1: Pengaruh Internal Control X2: Internal Auditor Y: A kuntabilitas Terbukti terdapat hubungan internal control dan internal auditor terdapat akuntabilitas di lingkup Fakultas Di Universitas Brawijaya. 4 Sity Aysah, Husainy, Halimahtusya diah, Abdullah,(201 3). Peran Satuan Pengawasan Intern (SPI) Di Perguruan X: Peran Satuan Pengawasan Intern(SPI) Organisasi Pemerintah Di Indonesia Terutama Di Perguruan Tinggi Negri Indonesia mengalami perubahan dalam mekanisme menuju good coporate governance yang menuntun adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan

(41)

27

Tinggi Indonesia

yang bersumber dari masyarakat. Dengan demikian, peran pengendalian dari unit yang independen di dalam organisasi sangat di butuhkan. 5 Patricia saptapraditi (2014). X1: Pengaruh Audit Internal X2: Pengendalian Intern Y: Pnerapan Good Corporate Governance (GCG)

Dalam penelitian ini terdapat pengaruh positif dan signifikan dari audit intrnal terhadap good governance di

lingkungan Universitas Brawijaya.

E. Kerangka Konsep

Satuan pengawasan intern atau yang sering di sebut dengan audit intern merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawaban dengan cara menyediakan analisis, rekomendasi, dan komentar-komentar yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang telah di telah (Sitompul,2013:18).

Audit internal merupakan aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan konsultasi yang di rancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Aktivitas ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian,dan proses tata kelola (The IIA Research foundatial, 2013:2). Audit internal dilaksanakan oleh pihak internal dalam organisasi yang dikenal dengan auditor internal.

(42)

28

Dana, ea al (2013), menyatakan auditor internal adalah pakar dalam tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern. Audit internal berusaha untuk meningkatkan operasi organisasi dan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya hal negatif termaksud pelaporan keungan yang tidak dapat di andalkan. Auditor internal membantu manajemen dalam mendisain serta memelihara kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern. Auditor internal juga bertanggung jawab untuk menilai kecukupan dan efektifan dari masing-masing sitem pengendalian yang memberikan jaminan kualitas dan integritas dari proses pelaporan keuangan.

Sukriman dan Mayla praono sari (2013) mengemukakan internal audit di naggap penting dalam mewujudkan penciptaan perguruan tinggi yang mampu melaksanakan perannya serta mampu mencegah terjadinya kecurangan (fraud) yang terjadi di manajemen perguruan tinggi agar dapat menjalankan fungsi transfer knowledge-nya secara maksimal dan akuntabel dalam mengelola dan pertanggungjawaban keuangannya serta mematuhi segala peraturan yang berlaku. Dalam hal ini auditor internal tidak lagi hanya memfokuskan laporan keuangan. Tetapi juga memberikan penilaian kegiatan operasi manajemen agar tidak berjalan di luar kendali dan sesuai dengan tujuan dan entitas.

Pelaksanaan good universty governance akan di evaluasi oleh internal audit dengan tujuan untuk mengetahui sampai dimana proses governance dapat memenuhi stakeholder. Audit internal berkontribusi secara aktif mendukung budaya dan etika organisasi melalui pelaksanaan tata kelola yang baik dan untuk menentukan apakah para manajer dan karyawan dalam entitas (ioncrouoru,2013). penelitian allegrini dan d’onza (2013), sarens

(43)

29

(2013), goodwin (2013), gramlin and myers (2013), zeleke belay (2013), gusnardi (2013), menyatakan terdapat hubungan antara good governance dengan efektivitas audit e1internal melaui mekanisme pelaksanaan manajemen risik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menggambarkan kerangkan pemikiran sebagai berikut

Gambar 2.1 Kerangka Konsep 1. Participation 2. Rull of law 3. Transprancy 4. Responsiveness 5. Consensus orientation 6. Efficiency and efektiveness 7. Accountability 8. Strategi vision UniversitasIslam Negeri Alauddin Makassar Pengelola keuangan Audit internal Good university Governance

(44)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti bagaimana Peran Auditor Internal Dalam Mewujudkan Good University Governance di Universitas Islam Negeri (UIN)

B. Lokasi Dan WaktuPenelitian

Lokasi penelitian ini yaitu di Universitas Islam NegeriAlauddin Makassar (UIN) adapun waktu penelitianakan di laksanakan pada bulan November sampai desember 2018.

C. Jenis Pengumpulan Data 1. Observasi

Teknik pengumpulan data mempunyai ciri atau spesifik dibandingkan dengan yang lain. penelitian dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Observasi tidak terbatas pada orang, tapi juga objek alam yang lain.

2. Interview (wawancara)

Jenis pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon.

(45)

31

D.

Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian lapangan

Yaitu penelitian yang di lakukan langsung pada Universitas Islam Negeri(UIN)

2. Tinjaunan keputustakaan

Yaitu penelitian yang di lakukan dengan cara mengumpulkan,membaca dan mempelajari literature yang berhubungan dengan masalah yang di bahas. Hal ini di maksudkan untuk memperoleh landasan teori tentang pembahasan yang akan di bahas.

3. Mengakses website atau situs-situs yang menyediakan informasi yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.

E. Teknik Analis

Metode yang di gunakan oleh penulis adalah dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode dengan cara meneliti bagaimana peran auditor internal dalam mewujudkan good universty governance diuniversitas islam negeri (UIN). Dengan peraturan melalui visi misi yang berlaku kemudian mengevaluasi system dan prosedur tersebut, apakah dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mempunyai fungsi yang efektif.

(46)

34 BAB IV

GAMBARAN UMUM UIN ALAUDDIN MAKASSAR

A. Gambaran Objek Penelitian

IAIN Alauddin Makassar yang kini menjadi UIN Alauddin Makassar berstatus fakultas cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas desakan Rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan serta atas persetujuan Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Menteri Agama Republik Indonesia mengeluarkan keputusan No 75 Tanggal 17 oktober 1962. tentang penegerian Fakultas Syari’ah menjadi fakultas syari’iah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta cabang Makassar pada tanggal 10 nopember 1962. Kemudia nmenyusul penegerian Fakultas Tarbiyah UMI menjadi fakultas tarbiyah IAIN SunanKalijaga Yogyakarta cabang Makassar pada tanggal 11 nopember 1964 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 91 tanggal 7 nopember 1964. Kemudian menyusu lpendirian Fakultas Ushuluddin IAIN Suana kalijaga Yogyakarta cabang Makassar tanggal 28 oktober 1965 dengan Keputusan Menteri Nomor 77 tanggal 28 oktober 1965.Dengan mempertimbangkan dukungan dan hasrat yang besardarirakyat dan pemerintah Daerah Sulawesi Selatan terhadap pendidikan dan pengajaran agama Islam tingka tUniversitas, sertalandasan hokum Peraturan Presiden Nomor 27 tahun 1963 yangaantara lain menyatakan bahwa dengan sekurang-kurangnya tiga jenis fakultas IAIN dapat di gabung menjad isatu istitut tersendiri sedang tiga fakultas yang di maksud telah ada di Makassar, yakni Fakultas Syari’ah, Fakultas tarbiyah dan Fakultas ushuluddin, maka mulai tanggal 10 nopember 1965 berstatus mandiri dengan nama Institut

(47)

35

Agama Islam Negeri Al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumyah di Makassar dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 oktober 1965.

Penanaman IAIN di Makassar Alauddin di ambil dari nama Raja kerajaan gowa yang pertama memeluk Agama Islam dan memiliki latar belakang sejarah pengembangan Islam pada masa silam, di samping mengandung harapan peningkatan kejayaan Islam pada masa mendatang di Sulawesi Selatan pada Khususnya dan Indonesia bagian Timur pada umumnya. Ide pemberiannama “Alauddin” Kepada IAIN yang berpusat di Makassar tersebut, mulapertama di cetuskan oleh para pendiri IAIN yang berpusat di Makassar Tersebut, mula pertama di cetustkan oleh para pendiri IAIN Alauddin, di antaranyaa dalah Andi Pangeran Daeng Rani, turunandari Sultan Alauddin, yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan, dan Ahmad Makkarausu Amansyah Daeng lau, ahlisejarah Makassar.

IAIN Alauddin yang semula hanya memiliki tigah buah Fakultas, berkembang menjadi lima buah Fakultas ditandai dengan berdirinya fakultas Adab berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 148 Tahun 1967 Tanggal 23 nopember 1967, disusul Fakultas Dakwah dengan Keputusan Menteri Agama RI No. 253 Tahun 1971 di mana Fakultas ini berkedudukan di bulukumba (153 km arah selatan kota Makassar), yang selanjutnya dengan keputusan presiden RI No. 9 Tahun 1987 Fakutas Dakwah di alihkan ke Makassar, Kemudian di usul pendirian Program Pascasarjana (PPs) dengan Keputusan Dirjen Bin baga Islam Dep. Agama No. 31/E/1990 tanggal 7 juni 1990 berstatus kelas jauh dari PPs IAIN Syarif Hidaytullah Jakarta yang kemudian dengan keputusan Menteri Agama RI No. 403 Tahun 1993 PPs yang mandiri. Untuk merespon tuntutan pernkembangan ilmu pengetahuan

(48)

36

dan perubahan mendasar atas lahirnya Undang-Undang System Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 di mana jenjang pendidikan pada Departemen Pendididikan Nasional R.I, telah di samakan kedudukannya khususnya jenjang pendididikan menengah, serta untuk menampung lulusan jenjang pendidikan menengah di bawah naungan Departemen Agama R.I, di perlukanperubahan status Kelembagaan dari institut menjadi Universitas, maka atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddinperode 2002-2006 dan atas dukungan civitas Akademika dan Senat IAIN Alauddin serta Gubernur Sulawesi Selatan, maka diusulkan konversi IAIN Alauddin Makassar kepadaPresiden R.I melalui Menteri Agama R.I dan menteri pendidikan nasional R.I. Mulai 10 oktober 2005 Status Kelembagaan Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar berubahmenjadi (UIN) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (prepres) Republik Indonesia No 57 tahun 2005 tanggal 10 oktober 2005 yang di tandai dengan peresmian penandatanganan prasasti oleh presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhonoyo pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar. Dalam perubahan status kelembagaan dari institut ke Universitas, UIN Alauddin Makassar mengalami pengembangan dari lima (5) buah fakultas menjadi 7 (tujuh) buah Faukultas dan 1 (satu) buah program pascasarjana (PPs) berdasarkan peraturan Menteri Agama RI Nomor 5 tahun 2006 tanggal 16 Maret 2006.

a. Visi Dan Misi Organisasi 1. Visi

(49)

37

2. Misi

a. Menciptakan atmosfir akademik yang respresentative bagi peningkatan mutu Perguruan Tinggi dan kualitas kehidupan bermasyarakat.

b. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang merefleksikan kemampuan integrasi antara nilai ajaran Islam denganI lmu Pengetahuan, Teknologi, dan seni (ipteks).

c. Mewujudkan universitas yang berkarakter, bertatakelola dan berdaya saing menuju universal riset dengan mengembangkan nilai spiritual dan tradisi keilmuan.

b. StrukturOrganisasi dan Job Description 1. StrukturOrganisasi

Struktur organisasi dan tata kerja UIN Alauddin Makassar di atur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2006 tentang organisasi dan Tata kerja UIN Alauddin Makassar. Bab II Pasal 4 Peraturan Menteri Agama tersebut menyebutkan bahwa UIN Alauddin Makassar terdiriatas: a. Dewan penyantun

b. Rektor dan PembantuRektor c. SenatUniversitas

d. Fakultas

1) Syariah dan hokum 2) Tarbiyah dan keguruan 3) Ushuluddin dan filsafat 4) Adab dan humaniora

(50)

38

5) Dakwah dan komunikasih 6) Sains dan teknologi 7) Ilmukesehatan e. Program Pascasarjan f. Lembaga Penelitian

g. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat h. Biro Administrasi Akademik Dan Kemahasiswaan i. Biro AdministrasiUmum

j. Unit PelaksanaTeknis k. Perpustakaan

l. Pusat Bahasa

m. Dan Komputer Pusat Informasi

Adapun fungsi dibuatnya struktur organisasi antara lain :

1) Untuk mengetahui tugas dan wewenang dari masing - masing bagian. 2) Untuk mempertegas kedudukan dan tanggung jawab dari

masing-masing bagian.

3) Untuk mengetahui jabatan yang ada serta tingkatan masing-masing jenjang kepegawaian.

(51)

39

Gambar 4.1

Satuan Pengawasan Internal UIN Alauddin Makassar

Rektor

Sumber: UIN Alauddin Makassar. Tahun 2018

1. Job description

Berdasarkan Struktur Organisasi di atas, tentang tugas dan wewenang tiap bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Rektor

1) Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional akademik dan non akademik;

2) Menyusun rencana induk pengembangan, rencanainduk pengembangan, rencana strategis dan rencana kegiatan serta anggaran tahunan;

3) Mengelola pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat. Kepala SPI Bidang Audit PenatausahaanKeu angan Dan DesainKepatuhan Bidang SDM, Riset, Dan Pengembangan Bidang Audit Tetap BMN Dan Audit Khusus Bidang Audit Dan TeknologiInfor masi Sekertaris SPI

(52)

40

4) Mengangkat dan memberhentikan pejabat di bawah rektor;

5) Mengangkat dan memberhentikanpegawaiUnpadnonpegawai negeri sipil sesuai dengan kententuan peraturan perundang-undangan;

6) Melaksanakan fungsi

7) manajemen dan mengelola kekayaan Unpad secara optimal; 8) Membina dan mengembangkan hubungan baik dengan

lingkungan, masyarakat, dan alumni;

9) Mendirikan, menggabungkan, dan / atau membubarkan fakultas / sekolah, departemen, dan / atau program studi dengan persetujuan SA;

10) Menyampaikan pertanggung jawaban kinerja dan keuangan kepada MWA;

11) Mengusulkan pengangkatan professor yang telah di setujui oleh SA;

12) Memberikan gelar doctor kehormatan dan/ atau penghargaan lainnya;

13) Mendelegasika npelaksanaan tuga sRektor di tingkat Fakultas dan unit lainnya kepada pimpinan Fakultas dan pimpinan unit lainnya di lingkungan Unpad;

14) Menyusun dan menetapkan kode etik tenaga ke pendidikan; 15) Menjatuh kansanksi kepada sivitas akademika dan tenaga

kependidikan yang melakukan pelanggaran terhadap norma, etika,dan / atau peraturan akademik;

(53)

41

16) Membina dan mengembangkan karier dosen dan tenaga ke pendidikan;

17) Penyusun dan menyetujui rancangan status Unpad atau perubahan statute Unpad bersama dengan MWA; dan

18) Melaksanakan kewenangan lain yang di tetapkan dengan peraturan MWA.

b. Kepala SPI

1) Dalam menjalankan tugas dan fungsi, SPI memiliki kewenangan: a) SPI mempunyai akses terhadap seluruh dokumen keuangan

dan kinerja, pencatatan aktivitas, manajemen asset, manajemen SDM, hukum dan ketatalaksanaan, fisik harta universitas dari seluruh bagian unit utama, dan unit-unit usaha / bisnis lainnya untuk mendapatkan data informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit.

b) Monitoring dan evaluasi tindak lanju direkomendasi hasil temuan audit dan pemeriksaan kepada pimpinan universitas secara berkala.

c) Berwenang untuk meminta konfirmasi kepada rector atau pimpinan universitas tentang pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil temuan audit.

2) SPI memiliki kewenangan untuk melakukan pengembangan dan pelatihan auditor untuk meningkatkan keahlian profesinya, baik yang dilaksanakan oleh intern SPI maupun pihak luar.

(54)

42

3) SPI memiliki kewenangan untuk mengembangkan instrument kertas kerja audit dan buku pedoman audit internal yang relevan guna kelancaran pelaksanaan fungsi dan tugas SPI.

c. Sekretaris SPI

1) Membantu ketua SPI sebagai Management Representative dalam koordinasi, perencanaan, pemantauan, evaluasi activity process berikut anggarannya.

2) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan surat menyurat yang berkaitan dengan SPI Unpad dan mengarsipkannya.

3) Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan.

4) Management review rapat rutin, rapat koordinasi dan rapat evaluasi kegiatan.

5) Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan hasil audit internal SPI.

6) Bertanggung jawab dalam atas penyusunan konsep laporan kegiatan rutin dan incidental di SPI Unpas.

7) Bertanggung jawab kepada ketua. d. Bidang audit keuangan dan kepatuhan

1) Pengumpulan bukti melalui berbagai media atau alat;

2) Secara terus-menerus memuktakhirkan perencanaan dan penelian risiko;

3) Dokumentasi, komunikasi, dan pengendalian kualitas secara terus-menerus;

(55)

43

4) Mempertimbangkan non- kepatuhan yang mungkinmengindikasi kan adanya dugaan tindkan melawan hukum.

e. Bidang SDM ,Riset, dan pengembangan

1) Menyusun dan menetapkan kebijakan di bidang pengembanga nsumber daya manusia;

2) Melakukan kajian dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan dan rapat pleno SA terkait pengajuan professor kehormatan yang di ajukan dari fakultas;

3) Melakukan kajian dan menyampaikan hasil tentang rencana induk pengembangan, rencana kerja serta anggaran bidang pengembangan sumber daya universitas yang diusulkan oleh Rektor, kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan bagi MWA; 4) Memberikan pertimbangan kepada MWA melalui pimpinan SA tentang capaian kinerja Rektor di bidang pengembangan sumber daya manusia

f. Bidang Audit AsetTetap BMN dan Audit Khusus

1) Barang Milik Negara adalah semua barang yang di beliatau di peroleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Hibah / sumbangan atau yang sejenis; perjanjian/kontrak;putusan pengabdian yang telahberkuatan hokum .

a) Persediaan b) Asset tetap

Tanah, Peralatan dan mesin, Gedung dan bangunan, Jalan, irigasi dan jaringan, Asset tetaplainnya.

(56)

44

c) Asset takterwujud d) Asset lain-lain 2) Audit Khusus

Terselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara kementerian kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan dalam rangka mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas kementerian kesehatan mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

g. Bidang penata usahaan audit dan desain teknologi informasi

1) InformasiTeknologi Governance adalah tanggung jawab dewan direaksi dan manajemen eksekutif dan merupakan bagian yang terintegrasi yang menjadi bagian dari tata kelola perusahaan. 2) InformasiTeknologi Governance adalah kapasitas dari organisasi

yang di kuasai oleh dewan, manajemen eksekutif dan manajemen teknologi informasi untuk mengontrolformulasi dan implementasi strategi teknologi informasi sehingga bisa messinergikan dengan bisnis yang di jalankan.

3) Informasi Teknologi Governance yaitu mengspesifikasikan sebuah hak memutuskan dan kerangka akuntabilitas untuk tingkah laku penggunan teknologi informasi.

4) Informasi Teknologi Governance secara umum sebenarnya adalah bagian dari terintegrasi dari sebuah university gonvernance.

(57)

45

B. Analisa Hasil Penelitian

1. Peran auditor internal dalam mewujudkan good university governanance di UIN Alauddin Makassar

Audit internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan megevaluasi efektifitas organisasi. Informasi yang dihasilkan ditujukan untuk manajemen orgaisasi itu sendiri. Tagging jawab audit iternal berkaitan degan fungsi audit internal,degan melakukan kegiatan penilaian yang bebas, dengan cara memeriksa akutansi, keuangan, dan kegiatan lain untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Kegiatan yang dilakukan dengan menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-komentar penting terhadap kegiatan manajemen, audit intern menyediakan jasa tersebut.

Auditor internal (SPI) merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional yang ada di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), dimana dalam hal pelaksanaanya tugasnya berpedoman pada pedoman umum dsn pedoman kerja pelaksanaan pengawan interen, standar profesi dank ode etik pengawan internal serta pedoman pemantauan tindak lanjud hasil audit maupun aturan yang lain yang terkait. Keberadaan audit internal sangat membantu dalam proses verifikasi data sebelum keuangan yang ada di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), oleh karenanya peran auditor internal yaitu dengan melakukan penelaahan operasional organisasi dalam rangka untuk mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi

(58)

46

dan efektivitas kinerja Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), untuk itu berikut dijelaskan peran audit internal sebgai berikut :

1. Compliennce

Audit Internal (SPI) melakukan penilaian sejauhmana tingkat kepatuhan pegawai terhadap kebijaksanaan, peraturan pemerintah serta prosedur peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Verifikasi

Dalam hal proses evaluasi, SPI menitik beratkan pada ketelitian dan keandalan data apakah data tersebut relavan memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan keuangan dan kekayaan fisik serta hasil operasi universitas. Selain itu data-data akan diverifikasi secara ketat, dan setelah disetujui akan diteruskan ke bagian bendahara pemgeluaran pencairan dana.

3. Evaluasi

Dalam aktifitas evaluasi, SPI akan memeriksa dan memberikan penilaian atas pengendalian akuntansi dan operasi juga menilai hasil dari operasi serta petugas pelaksana. Biasanya hasil tersebut akan disampaikan melalui rapat bersama dengan bagian akuntansi atau keuangan Universitas.

4. Rekomendasi

Pada aktivitas rekomendasi pihak SPI akan memberikan rekomendasi atas serangkaian pada pihak manajemen,

Gambar

Gambar 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................
Gambar 2.1 Kerangka Pikir...................................................................................
Gambar 2.1  Kerangka Konsep  1.  Participation  2.  Rull of law  3.  Transprancy  4.  Responsiveness  5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel peranan audit internal (X) dalam penerapan good pension fund governance (tata kelola yang baik) (Y) di Dana

Untuk mengetahui Peran Komite Audit Dalam Mengoptimalkan Kinerja Audit Internal Terhadap Pelaksanaan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance maka dilakukan

Peran Profesi Audit Internal terhadap Perwujudan Good Corporate Governance Dalam Perusahaan (Survei Mengenai Sikap Auditor Internal yang Bekerja Pada Tiga BUMN di Bandung)..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peran satuan pengawasan internal dan penerapan internal control dalam upaya mewujudkan good university governance..

Noviana Dyah Puspitarini (2012) dalam penelitiannya tentang peran satuan pengawasan intern dalam pencapaian Good University Governance pada Perguruan Tinggi berstatus

Sesuai peran audit internal sebagai pemberi jaminan ( assurance ) dan layanan konsultasi, serta sebagai satuan pengawasan yang dibentuk untuk membantu

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptapradipta, 2013 penelitian ini menunjukkan bahwa peran Audit Internal dan pengendalian internal

A9 Audit internal merupakan bagian tidak terpisah dari proses tata kelola governance perusahaan dengan menyediakan informasi yang dapat diandalkan kepada pihak manajemen Tidak