• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECENDERUNGAN KEBERPIHAKAN PEMBERITAAN GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TERPILIH SEBELUM DAN SESUDAH DILANTIK (Analisis Isi Berita di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika Periode 03 Oktober – 30 Oktober 2017) - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KECENDERUNGAN KEBERPIHAKAN PEMBERITAAN GUBERNUR-WAKIL GUBERNUR DKI JAKARTA TERPILIH SEBELUM DAN SESUDAH DILANTIK (Analisis Isi Berita di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika Periode 03 Oktober – 30 Oktober 2017) - FISIP Untirta Repository"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

(Analisis Isi Berita di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika Periode 03 Oktober – 30 Oktober 2017)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh:

Eka Elviani Srilestari NIM 6662141766

KONSENTRASI JURNALISTIK

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

BANTEN

(2)
(3)
(4)
(5)

anda mencari keamanan, semakin sedikit anda akan memiliki dan semakin anda mengejar peluang, semakin banyak keamanan yang akan anda capai. - Brian Tracy -

Setiap pilihan hidup memiliki konsekuensinya. Baik atau buruk maka bertanggung jawablah atas pilahanmu. - Eka Elviani Srilestari -

Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua ku,

(6)

Terpilih Sebelum dan Sesudah Dilantik (Analisis Isi Pemberitaan pada Media Indonesia dan Republika Periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017). Pembimbing I: Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom. dan Pembimbing II: Darwis Sagita, M.I.Kom.

(7)

cendrung kepada Anies-Sandi.

(8)

(News Content Analysis in Media Indonesia and Republika period October 03th 2017-October 30rd 2017). Adviser 1: Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom. and Adviser II: Darwis Sagita, M.I.Kom.

Balance is one of the points in journalistic ethics code that has to be fulfilled in the news. At this time, the news balance is often becoming the main matter and question to judge the independence of a media. Especially, at present there are numerous amount of media conglomeration which happened to be the leader of a party . Looking into the circumstances like this, researcher interested to research the news tendency on mass media.This research is using the momentum of inaguration of elected governor and vice governor of DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno before and after election. Mass media which used in this research is newspaper, because newspaper considered as political message media. Newspaper get choosen are Media Indonesia and Republika, with time limitation of research between October 3rd -October 30th 2017. This research used quantitative content analysis, with news content concept category. The categories were news theme, news sources and news tone. The sample formula that researcher selects was total sampling with 70 news items in Media Indonesia and 53 news items in Republika. This research aimed to figure how news theme, news sources and news tone in the news of elected governor and vice governor of DKI Jakarta before and after the election, also to represented the media agenda.The result of the research by news theme analysis was two weeks before the inauguration, the news theme was dominated by the performance of the previous governor (Jokowi, Ahok and Djarot) with 47,6%, two weeks after the inauguration of governor of DKI Jakarta, news theme changed into performance of Anies-Sandi with 63,1%. Whilst, news theme of Republika before the inauguration was expectation to Anies-Sandi 57,1% and after the inauguration news theme showed performance of Anies-Sandi 71,4%.According to the result of news sources analysis, Media Indonesia gained more source from government 23,9% and Djarot 19,6%. Repblika obtained more news sources from government 24,4%. Anies-Sandi and Synchronization Team each gained 17,1%. Whereas two weeks after inauguration both Media Indonesia and Republika is taking Anies-Sandi and government as dominant sources. The result of news tone in Media Indonesia two weeks before inauguration news with positive tone 90% and neutral 10%. Republika, two weeks before inauguration DKI Jakarta gubernatorial election news tone about Governor of DKI Jakarta 100% positive. Two weeks after inauguration the frequent of positive news tone became 96,5% and neutral 3,5%. Media agenda believed that media was capable to set their own agenda. Where issue that media thought important was also important for public. Editorial media as gatekeeper is free to choose any type of news to be published,

(9)
(10)

rahmat dan karunia-nya sehingga pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi dengan judul “Kecenderungan Keberpihakan Pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta Terpilih Sebelum Dan

Sesudah Dilantik (Analisis Isi Pemberitaan pada Media Indonesia dan Republika

Periode 03 Oktober 2017 – 30 Oktober 2017)” ini dengan maksud dan tujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Pada proses penyusunan skripsi ini tentunya peneliti tidak serta merta menjalaninya sendiri melainkan banyak pihak yang telah membantu serta mendukung peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan penuh hormat serta kerendahan hati peneliti menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dalam bentuk motivasi secara moral, spiritual, maupun secara materil. Untuk itu ucapan terimakasih tersebut akan pantas ditujukan kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan segala rahmat serta karunianya, 2. Papa (Warno) dan Mama (Eni Angraeni) ku tercinta yang senantiasa

mendoakan dan memberikan dukungan moral dan materiil dalam menyelesaikan penelitian ini

3. Adikku tercinta, Muhamad Aji Sasongko yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat.

(11)

Amin.

6. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan Kepala Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Agung Tirtayasa, atas saran dan masukannya selama perkuliahan ini.

7. Segenap staf dan pengajar jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas segala ilmu yang telah diajarkan.

8. Keluarga Besar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Serang, yang telah memberi semangat dan masukan dalam mengerjakan skripsi ini. Terkhusus Ketua PWI Kabupaten Serang, Bapak Ahmad Arifudin yang selalu memberikan dukungan moral dan materiil dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabatku, Alfiyanita Nur Islami yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka dan selalu berdampingan dalam mengerjakan skripsi ini. 10.Sahabatku yang tidak pernah solid, Obedipit (Diana Ayu Lestari, Dinda

Aprianti, Bella Syifa Gantiani, Indah Ayu Lestari, Fujiana Arahan, Eka Nanda Ayurini, dan Fitri Eva Muztalifah) yang telah menemaniku semenjak SMA. Dan selalu berwacana serta menggibahin orang.

11.Sahabatku yeng dipertemukan dan dipisahkan di Jalan Brawijaya, Pare, Kediri ( Radya Mutiara, Wahyu Nurdinda, Ridho Tajudin, Misbahul Fikri, Muhamad Farij Wajdi, Muhamad Rizki Fadilah, Nurfaizi) yang alhamdulillah masih terjalin komunikasi hingga saat ini.

(12)

telah menjadi tempat berkeluh kesah dan senang-senang.

Tiada gading yang tak retak, penulis sadar riset ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Penulis akan sangat berterimakasih jika ada saran dan kritik yang ditujukan untuk riset ini yang sifatnya membangun demi perbaikan riset-riset dikemudia hari. Semoga bermanfaat, Amiin.

Serang, Mei 2018

(13)

HALAMAN DEPAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR ORISINALITAS ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Identifikasi Masalah ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Surat Kabar Sebagai Salah Satu Media Massa ... 9

2.2. Kecenderungan Keberpihakan Pemberitaan Dalam Surat Kabar ... 14

(14)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian ... 34

3.2. Metode Penelitian ... 35

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4. Populasi dan Sampel ... 36

3.5. Teknik Analisis Data ... 41

3.6. Uji Reabilitas Intercoder ... 43

3.7. Jadwal Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 45

4.1.1 Gambaran Umum Surat Kabar Media Indonesia ... 45

4.1.2 Gambaran Umum Surat Kabar Republika ... 47

4.2. Analisis Data ... 48

4.2.1 Uji Reabilitas ... 48

4.2.2 Hasil Data Tema Berita ... 49

4.2.3 Hasil Data Sumber Berita ... 53

4.2.4 Hasil Data Nada Berita ... 56

(15)

5.2.1 Saran Akademis ... 66

5.2.1 Saran Praktis ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(16)

TABEL 3.1 Sample Penelitian di Media Indonesia Sebelum Pelantikan ... 37

TABEL 3.2 Sample Penelitian di Media Indonesia Sesudah Pelantikan ... 38

TABEL 3.3 Sample Penelitian di Republika Sebelum Pelantikan ... 39

TABEL 3.4 Sample Penelitian di Republika Sesudah Pelantikan ... 40

TABEL 4.1 Rangkuman Uji Reabilitas ... 48

TABEL 4.2 Frekunsi Tema Berita Sebelum Pelantikan ... 50

TABEL 4.3 Frekunsi Tema Berita Sesudah Pelantikan ... 51

TABEL 4.4 Frekunsi Sumber Berita Sebelum Pelantikan ... 53

TABEL 4.5 Frekunsi Sumber Berita Sesudah Pelantikan ... 54

TABEL 4.6 Frekunsi Nada Berita Sebelum Pelantikan ... 56

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Di era reformasi seperti sekarang ini pers mengalami banyak perubahan diberbagai bidang. Selama ini jagad pers nasional memandang kebebasan pers sebagai mahkota, mengingat sejak kemerdekaan, pemerintah di Indonesia menerapkan sistem politik yang bertindak keras terhadap pers. dan selama era orde baru pun dengan adanya Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) juga tak kalah menghantui dunia pers (Leksono, 2015: ix).

Semenjak terbitnya Undang-undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 kondisi pers berubah. Pers tidak saja bisa memberitakan secara bebas tetapi juga dapat mengatur dirinya sendiri serta ikut andil menjadi aktor politik dan masuk ke dalam lingkaran kekuasaan. Kemajuan pers juga diikuti oleh kemajuan media massa, pertumbuhan media massa baik cetak, elektronik, dan siber di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini terus menunjukan keberagaman dan kemajuan yang sangat pesat. Era kemajuan teknologi juga ditandai dengan kehadiran perangkat-perangkat keras yang mendukung kehadiran media massa. Ditengah kemajuan teknologi dan menjamurnya media siber, media cetak khususnya surat kabar tidak kehilangan pembaca setianya.

(18)

Jurnal Dewan Pers, yang berjudul Profesionalisme, Sejarah, dan Masa Depan Pers Daerah, BPS memandang melalui pendekatan kecenderungan sosial ekonomi masayarakat diwaktu-waktu mendatang, bahwa industri media cetak dari perspektif kebutuhan masyarakat, akan terus berkembang dan diminati (Nugroho, 2011: 3). Karena surat kabar mempunyai keunggulan dibandingkan media massa lainnya, yaitu kualitas konten beritanya. Surat kabar lebih mengutamakan isi beritanya yang lebih mendalam. Berita di surat kabar lebih menekankan pada kepadatan isi dan kejelasan maksud laporan peristiwanya.

Ditengah arus kebebasan pers dan dinamika media saat ini, surat kabar dipandang menjadi media political message bagi kekuatan-kekuatan politik. Berita-berita politik menjadi primadona bagi surat kabar saat ini. Dapat dilihat pada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2017 kemarin, 15 Februari 2017. Pilkada Serentak 2017 diikuti 101 wilayah, yang terdiri dari 7 Provinsi, 18 Kota, dan 76 Kabupaten. Diantara 7 Provinsi yang menggelar Pilkada, salah satunya yaitu Provinsi DKI Jakarta (Haryadi, 2016).

(19)

dalam menaruh kepentingan disana. Dengan semakin masuknya media ke dalam kancah politik, peran media yang netral dan menjadi tempat aspirasi masyarakat kini dipertanyakan. Politik dan bisnis media menjadi lahan empuk pengerukan untuk mendapatkan keuntungan dan kepentingan.

Pilkada DKI Jakarta 2017 dilaksanakan sebanyak II putaran. Pada putaran pertama, Pilkada DKI Jakarta memiliki tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Pada nomor urut pemilihan satu terdapat Agus Harimurti Yudhoyono, yang merupakan anak dari mantan presiden Indonesia ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono berpasangan denga Sylviana Murni, yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Deputi Gubernur Bidang Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta. Pada nomor urut dua terdapat pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berpasangan dengan Djarot Syaiful Hidayat. Dan pasangan ketiga ada Anies Baswedan, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja dalam pemerintahan Joko Widodo, ia menjabat selama dua tahun sebelum akhirnya terkena reshuffle. Sedangkan pasangannya yakni Sandiaga Salahuddin Uno merupakan seorang pengusaha dengan kepemilikan perusahaan investasi bernama PT. Saratoga Investama Sedaya. Sebagaimana dilansir laman resmi Komisis Pemilihan Umum (KPU) Pusat Pilkada DKI Jakarta Putaran Pertama ini pasangan nomor urut satu Agus-Silvy memperoleh suara, 17,06%, pasangan Ahok-Djarot 42,96%, dan pasangan Anies-Sandi 39,97% (KPU, 2017).

(20)

DKI Jakarta Sebagai Ibu Kota Negara. Dimana dalam pasal 11 ayat 1 berbunyi pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara lebih dari 50% ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. Dan dalam ayat 2 nya berbunyi, dalam hal ini tidak ada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang memperoleh suara sebagimana pada ayat 1, maka diadakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua pada putaran pertama (Kemendagri, 2007).

(21)

Namun pelantikan Gubernur DKI Jakarta terpilih baru dilaksankaan pada tanggal 16 Oktober 2017 lalu. Melihat sengitnya perhelatan Pilkada DKI Jakarta, Sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana kecenderungan keberpihakan pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebelum dan sesudah dilantik pada Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017 sampai 30 Oktober 2017.

Pemilihan surat kabar dalam penelitian ini dikarenakan terdapat riset terdahulu dari Chevy Damara yang berjudul Teknik Analisis Isi Berita Basuki Tjahaja Purnama Sebelum dan Sesudah Pilkada DKI Jakarta Putaran II menyatakan bahwa kedua media tersebut memiliki kecenderungan pemberitaan terhadap salah satu calon. Dimana dari hasil penelitian dijelaskan, Media Indonesia memiliki kecenderungan pemberitaan positif kepada Ahok. Pemberitaan mengenai Ahok tidak bersalah dalam kasus penodaan agama menjadi paling banyak ditemukan disetiap edisinya. Namun pada Republika sebaliknya.

Surat Kabar Media Indonesia merupakan surat kabar harian nasional diterbitkan oleh PT. Citra Media Nusa Purnama dibawah naungan Media Grup. Pemilik Media Grup yakni Surya Paloh, yang merupakan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Partai Nasdem diketahui merupakan salah satu pengusung pasangan Ahok-Djarot dalam perhelatan Pilkada 2017 lalu. Sedangkan Surat Kabar Republika merupakan media nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim di Indonesia searah dengan tujuan dan program Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada 04 Januari 1993.

(22)

karena pada kurun waktu tersebut biasanya terdapat beberapa isu pemberitaan yang sangat panas menjelang dan sesudah Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih DKI Jakarta dan untuk mengetahui agenda suatu media dibutuhkan rentang waktu 4 sampai 6 minggu (Kriyantono, 2010: 232). Pada 03 Oktober 2017-19 Oktober 2017 yaitu dua minggu sebelum dan sesudah pelantikan Anies-Sandi.

Dalam penelitian ini digunakan metode analisis isi kuantitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecenderungan keberpihakan pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik pada Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017. Penulis ingin mengetahui seberapa konsisten media tersebut dalam pemberitaan. Apakah media pro dan kontra terhadap para calon tetap pada idealismenya atau malah memiliki agenda lain.

(23)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas peneliti mengambil perumusan masalah sebagai berikut:

Apakah terdapat kecenderungan keberpihakan pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik berdasarkan kategori tema berita, sumber berita, dan nada berita dalam Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017 ?

1.3Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagimana tema pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017?

2. Bagaimana sumber pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017?

(24)

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini, yaitu ingin:

Mengetahui bagaimana tema berita, sumber berita, nada pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat pada perluasan serta pengembangan keilmuan komunikasi. Diharapkan juga menjadi penelitian yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiwa Ilmu Komunikasi, khususnya wawasan tentang analisis isi pemberitaan di surat kabar.

1.5.2. Manfaat Praktis

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Surat Kabar Sebagai Salah Satu Media Massa

Tinjauan ilmiah yang digunakan penulis pada perencanaan penelitian ini dengan konsep komunikasi massa. Adapun sudut pandang tema yang diusung oleh penulis yakni berhubungan dengan media massa dan melihat pemberitaan tentang Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik.

Maka penting bagi penulis untuk menggambarkan kembali terkait pengertian komunikasi massa menurut para ahli yang sesuai dengan penelitian ini. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Ardianto, 2007: 3). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus melalui media massa. Baik media massa cetak, elektronik, ataupun siber.

(26)

pekerjaan, pengalaman, dan lain-lain. Ketiga, proses komunikasi bersifat satu arah. Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Keempat, media massa menimbulkan keserempakan, komunikan menerima pesan dari komunikasi massa diterima secara serempak. Kelima, komunikasi massa bersifat umum, pesan komunikasi yang disampaikan melalui media adalah terbuka untuk semua orang. Keenam, komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan, setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpesonal, unsur hubungan sangat penting. Sebaliknya, pada komunikasi massa, yang penting adalah unsur isi. Ketujuh, umpan balik tertunda (delayed), komponen umpan balik atau lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat ilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan. dan terakhir, stimulus alat indera “terbatas” dalam komunikasi massa, stimulus alat

indra bergantung pada jenis media massa. Seperti pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat.

(27)

dan media elektronik. Media cetak, mencakup surat kabar, majalah, buku, brosur, dan sebagainya. Sedangkan media elektronik, meliputi radio, televisi, film, slide video, dan lain-lain (Vivian, 2008: 4). Seiring perkembangan jaman dan kemajuan teknologi munculah internet dan adanyanya media siber.

Media massa memiliki tiga konsep penting; pertama, media massa adalah suatu bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan. Kedua, perkembangan dan perubahan dalam pengiriman dan pengonsumsian media massa dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Ketiga, media massa senantiasa mencerminkan sekaligus mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia politik dan budaya (Biagi, 2010: 10).

Disimpulkan bahwa media massa merupakan saluran komunikasi massa guna menyampaikan informasi atau pesan kepada khalayak yang banyak secara luas. Media massa mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Media massa mengumpulkan sejumlah uang untuk menyediakan informasi dan hiburan. Media massa juga merupakan bisnis yang berpusat pada keuntungan. Menurut sejarahnya buku adalah media massa pertama sedangkan internet adalah media massa terbaru.

(28)

kekuatan, tameng, dan sumber daya lainnya dalam kehidupan nyata. Ketiga, media menjadi wadah informasi yang menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat baik dari dalam negeri maupun internasional. Keempat, media berperan sebagai wahana pengembangan budaya. Melalui media seseorang dapat mengembangkan pengetahuannya akan budaya lama maupun memperoleh pemahaman tentang budaya baru. Misalnya, gaya hidup dan tren masa kini yang semuanya didapat dari informasi di media. Kelima, media menyuguhkan nilai-nilai dan penilai-nilaian normatif yang dikombinasikan dengan berita dan tayangan hiburan. Media telah menjadi sumber dominan bagi individu dan kelompok masyarakat.

Isi media merupakan hasil para pekerja media mengkontruksikan berbagai realitas yang dipilihnya. Isi media pada hakekatnya merupakan hasil kontruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya. Sedangkan, bahasa bukan saja sebagai alat mempresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan oleh bangsa tentang realitas tersebut. Akibatnya, media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang di hasilkan dari realitas yang di kontruksikannya (Sobur, 2004: 88).

(29)

peranannya sebagai satu medium komunikasi politik. Perkembangan dan pertumbuhan surat kabar di Indonesia, menjadi demikian penting karena surat kabar telah dimanfaatkan dalam kehidupan politik sehari-hari sebagai salah satu medium komunikasi politik di negara ini (Endraswara, 2006: 22).

Media massa tidak mungkin menyajikan seluruh realita sosial dalam medium yang terbatas sehingga ada proses seleksi ketika para editor sebagai ‘gatekeeper’ memilih berita-berita mana saja yang akan dimuat dan yang tidak

akan dimuat. Saluran media massa memiliki sifat memainkan peranan dalam beberapa fungsi yang dapat menghapus pesan atau memodifikasi dan menambah pesan yang akan disebar. Selain itu juga dapat menghentikan sebuah informasi dan tidak membuka “pintu gerbang” bagi keluarnya informasi (Nurudin, 2013: 119). Pemilihan ini jelas sangat subyektif dan tergantung pada visi -misi atau ideologi yang ingin disampaikan oleh media tersebut kepada masyarakat. Maka bisa dikatakan bahwa ketika suatu media menyeleksi pemuatan berita, media itu telah berpihak kepada suatu nilai. Media massa selalu mengklaim diri sebagai

“media komunikasi massa” yang independen, namun pada akhirnya khalayak bisa

mengetahui tidak ada media massa yang netral.

(30)

Surat kabar memiliki ciri utama yaitu, Periodesitas, yaitu surat kabar harus terbit secara teratur dan terus menerus. Sebagai contoh terdapat surat kabar harian, dwi mingguan dan mingguan. Publisitas, yaitu surat kabar ditujukan kepada kalayak umum yang sangat heterogen. Aktualitas, yaitu berita-berita yang disuguhkan harus mengandung unsur kebaruan. Universalitas, artinya surat kabar memuat tentang segala aspek, dan keluasan sumber dan keanekaragaman materi isinya. Obyektifitas, merupakan nilai etika dan moral yang harus di pegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya (Sumandiria, 2008: 35).

2.2 Kecenderungan Keberpihakan Pemberitaan Dalam Surat Kabar

Surat kabar sebagai media massa yang tidak pernah kehilangan peminatnya ditengah-tengah kemajuan teknologi seperti sekarang ini. Karena surat kabar mempunyai keunggulan dibandingkan media massa lainnya, yaitu kualitas konten beritanya. Surat kabar lebih mengutamakan isi beritanya yang lebih mendalam. Berita di surat kabar lebih menekankan pada kepadatan isi dan kejelasan maksud laporan peristiwanya. Pada surat kabar tidak semua informasi dapat ditampilkan karena keterbatasan kolom, oleh karena yang menjadi kendala adalah ketersediaan ruang berita maka hanya informasi yang paling penting saja yang dipublikasikan (Tamburaka, 2013 : 93).

(31)

Isi media terutama institusi media komersial terdiri dari tiga elemen yaitu; berita, hiburan, dan iklan. Berita adalah isi media yang merujuk pada fakta sehingga memerlukan perlakuan yang lebih khusus dan hati-hati bila dibandingkan dengan isi media yang lain. Sementara itu isi media hiburan merujuk pada imajinasi sehingga perlakuannya tidak seketat berita. Namun bukan berarti media dapat bebas sepenuhnya memproduksi karena isi hiburan sangat erat kaitanya dengan konteks sosial masyarakat. Terakhir isi iklan yang merujuk pada isi yang berasal dari pihak lain baik itu bermotif ekonomi, sosial, maupun politik. Tanggung jawab iklan bukan pada media sepenuhnya, tanggung jawab iklan lebih kepada produsen dan yang membayar pada media. Permasalahan dimensi dan realitas media biasanya merujuk pada berita walau sebenarnya juga berpengaruh pada isi hiburan dan iklan namun penerapan independensi dan netralitas lebih ketat diwujudkan dalam isi berita ( Amir Efendi dkk pada Bagir Manan, 2014 :5).

Dalam penelitian ini sebagai objek penelitian yaitu berita. Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termassa, yang dapat menarik perhatian pembaca, karena sesuatu yang luar biasa, penting mencakup sisi human interst seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaf, 2005: 64-65). Semua berita harus memuat unsur akurat, objektif, dan berimbang (cover both sides) agar informasi yang disampaikan kepada khalayak benar-benar bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan.

(32)

menetapkan secara gamblang pernyataan tidak memihak serta tidak ada konflik kepentingan khususnya, untuk redaksi media yang pemiliknya ikut berkompetensi dalam pemilu (Bagir Manan, 2014 : 3).

Media memiliki kemampuan membentuk opini publik. Ketika media berada dalam posisi dikuasai sepenuhnya oleh swasta tanpa penggunaan aturan yang sesuai maka akan memicu potensi penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) oleh para pemilik media. Fungsi media sebagai ruang publik yakni pendidikan politik yang baik justru akan mengalami peralihan, bergeser menjadi obsesi media dimana pencitraan mendiskualifikasi kebenaran itu sendiri, sehingga tidak dapat lagi dibedakan antara realitas, representatif, simulasi, kepalsuan, dan hiperrealitas (J. Braudillard dalam Haryatmoko, 2007: 33)

Hal ini seperti sudah menjadi rahasia umum karena ketika pemilik media memiliki kepentingan maka terjadi secara otomatis konten yang ditayangkan sering kali memberikan ruang dimana kesempatan dalam menampilkan salah satu partai atau sosok yang didukung jauh lebih besar. Media berubah menjadi sebuah agen politik tertentu, dan ketika sebuah media sudah menjadi agen politik tertentu maka persoalan objektifitas dalam pemberitaan menjadi yang krusial (Hamad, 2004: xvii)

(33)

2004: 72). Oleh karena itu, beberapa masyarakat berusaha memanfaatkan media untuk suatu tujuan sesuai kepentingannya, hingga kemudian media menjadi sangat sulit memisahkan antara independensi dan keuntungan bisnis, dan terkadang dua kepentingan tersebut membuat media terperoksok ke dalam penyajian informasi yang tidak berimbang dan cenderung berpihak pada golongan tertentu (Baran, 2000: 93).

Sesuai dengan pengertiannya, independensi diartikan sebagai kemandirian, dalam artian melepaskan diri dari berbagai kepentingan, mengungkapkan fakta dengan sesungguhnya dan tidak bentuk intervensi dari pihak tertentu dalam penyajian informasi (Thompson, 1995:113). Sehingga dalam membangun suatu independensi, media harus menyadari bahwa loyalitas utama adalah kepada masyarakat, dan intisari jurnalisme adalaha verifikasi data yang akurat, menghindari terjadi benturan kepentingan yang berpotensi kepada pembohongan publik. Oleh karenanya, sangat diharapkan agar seorang wartawan dalam menjalankan profesinya, harus dibarengi sikap kejujuran dalam komitmen, informasi haruslah tersaji dalam konteks kebenaran, mengetahui urutan sumber berita, transparansi dalam informasi, dan verifikasi berita secara aktual sebelum menyajikannya ke masyarakat (Baran, 2000:106).

(34)

2.3 Analisis Isi

Untuk melihat kecenderungan pemberitaan menggunakan salah satu cara yaitu dengan teknik analisis data. Analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah analisis isi, mengingat untuk melihat lebih jauh kecenderungan pemberitaan dalam media di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika analisis isi adalah teknik analisis data yang paling tepat untuk dilakukan.

Analisis isi didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya (Klauss Krippendorff, 1993: 15). Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa.

Definisi lainnya analisis isi yaitu suatu teknik penelitian ilmiah yang ditunjukkan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi yang ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis dan dilakukan secara objektif, reliable, dan dapat replikasi (Eriyanto, 2013: 5). Sebagai suatu teknik penelitian, analisis isi mencakup prosedur-prosedur khusus pemrosesan data ilmiah. Sebagaimana semua teknik penelitian, ia bertujuan memberikan pengetahuan, membuka wawasan baru, menyajikan “fakta” dan panduan praktis

pelaksanannya. Ia adalah sebuah alat.

(35)

atau kecenderungan tertentu dari peneliti (Eriyanto, 2013:16). Sistematis; Riffe, Lacy dan Fico dalam Eriyanto (2013:19) menyatakan bahwa sistematis ini bermakna semua tahapan dan proses penelitian telah dirumuskan secara jelas, dan sistematis. Replikabel; replikabel berarti penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula. Hasil-hasil dari analisis isi selama menggunakan bahan dan tekhnik yang sama, harusnya juga menghaslkan temuan yang sama (Neuendorf dalam Eriyanto, 2013: 21). Manifest; yakni melihat isi yang tampak. Holtsi dalam Eriyanto (2013: 23) menilai bahwa analisis isi hanya dapat dipakai menyelidiki isi yang tampak. Pengertian lain, yang diteliti dan dianalisis hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang dirasakan oleh si peneliti. Summarizing; ciri lain analisis isi umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karateristik dari suatu isi/pesan. Analisis isi sebaiknya tidak berpretensi untuk menyajikan secara detail satu atau beberapa kasus isi. Analisis isi dapat di kategorikan sebagai sebagai penelitian yang bertipe nomotetik yang ditujukan untuk membuat generalisasi dari pesan, dan bukan penelitian jenis idiographic yang umumnya bertujuan membuat gambaran detail dari suatu fenomena (Neudorf dalam Eriyanto, 2013:29). Generalisasi; Analisis isi tidak hanya juga bertujuan berpotensi untuk melakukan perangkuman generalisasi. Ini terutama jikalau analisis isi menggunakan sampel. Hasil dari populasi. Analisis Hasil dimaksudkan dari analisis untuk tidak menggambarkan dimaksudkan menganalisis secara detail satu demi satu kasus (Eriyanto, 2013:30).

(36)

elektronik. Diluar itu, analisis isi juga dipakai untuk mempelajari isi semua konteks komunikasi baik komunikasi antarpribadi, kelompok, ataupun organisasi. Asalkan terdapat dokumen yang tersedia, analisis isi dapat diterapkan (Eriyanto, 2013:10).

(37)

untuk melihat bagaimana kasus tersebut diberitakan oleh sumber/ media yang berbeda.

(38)

Terakhir, input data dan analisis; melakukan input data dari lembar coding dan analisis data.

Adapun kategori yang ingin diteliti yaitu tema berita, sumber berita, dan nada berita. Peneliti memilih tema berita karena ingin menganalisis pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih untuk mengetahui tujuan pemberitaan suatu media. Karena tema berita yang diambil oleh redaksi media dalam penelitian ini mengikuti apa yang dikemukakan oleh Sudirman Taba dalam

penelitian Hari Wahono dkk tahun 2017 dengan judul “Analisis Isi Berita Tentang

Pemerintah Daerah” yang menyatakan tema berita merupakan kebijakan

redaksional. Tema berita yakni pembahasan yang diambil oleh surat kabar dalam menentukan pembahasan yang akan dijadikan sebuah pemberitaan dalam sebuah surat kabar.

(39)

berfungsi sebagai arah atau tujuan penulisan. Tema menjadi gagasan sentral agar penulisan bisa fokus dan tajam.

Dalam pemberitaan mengenai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih di Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober 207-30 Oktober 2017 seputar: 1). Menagih janji kampanye Anies-Sandi, 2). Kasus yang melibatkan Sandiaga, 3). Pidato Pertama Anies Baswedan, 4). Kinerja Anies-Sandi, 5). Harapan terhadap Anies-Anies-Sandi, dan 6). Kinerja gubernur terdahulunya.

(40)

yakni akademisi, ahli, pengamat, mahasiswa. Tim sukses dan atau tim sinkronisasi; yakni orang-orang yang berada dalam lingkup Anies-Sandi yang membantu. Dan Djarot Saeful Hidayat; yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta.

Meneliti nada berita, karena nada berita didefinisikan sebagai kecenderungan arah berita yang disajikan oleh suatu media. Suroso (2002) dalam Jurnal Darwis Sagita (2016) perihal perspektif pemberitaan mengatakan bahwa perspektif pemberitaan dalam surat kabar antara lain adalah perspektif pro masyarakat, perspektif netral, dan perspektif pro yang lain.Perspektif pro; masyarakat adalah sudut pandangan dalam melihat dan melaporkan suatu peristiwa didasari oleh nilai keyakinan, ide dan pandangan dari masyrakat. Perspektif netral; adalah sudut pandang dalam melihat dan melaporkan suatu peristiwa yang didasari oleh sikap wartawan yang akomodatif dan netral terhadap semua pihak yang terlihat dalam wacana berita, yakni masyarakat di satu sisi dan masyarakat di pihak lain. Perpektif pro yang lain; adalah sudut pandang dalam melihat dan melaporkan suatu peristiwa yang didasari sikap wartawan yang pro dengan golongan, institusi atau pihak tertentu.

(41)

dalam berita yang menjadikan kalimat itu positif, negatif atau netral. Seperti sebagai berikut: berita positif; yang memberikan pernyataan mendukung seperti memuji, menyanjung, dan menyetujui. Berita netral; yang memberikan pernyataan seimbang atau tidak bersikap memihak. Dan berita negatif; yang memberikan pernyataan tidak mendukung seperti mencela, meremehkan, dan menolak.

2.4 Agenda Setting Theory

Disadari atau tidak, sebagian besar masyarakat di Indonesia masih menjadikan media massa sebagai salah satu jembatan informasi tentang berbagai hal yang terjadi dalam masyarakat, baik yang sedang menjadi perhatian maupun yang luput dari perhatian mereka. Kenyataan menunjukan, keterlibatan media dalam membentuk opini publik adalah sebuah kekuatan tersendiri yang dimilikinya dan itu sangat berpengarauh dalam tatanan kehidupan dimasyarakat.

(42)

Di era globalisasi ini, kebutuhan akan informasi yang cepat menjadi sangat penting bagi masyarakat. Media massa merupakan bentuk komunikasi massa yang mampu menyediakan kebutuhan akan informasi yang cepat mengenai apa yang terjadi. Menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam bisnis media massa yang memerlukan kekuatan sosial ekonomi ini, maka terjadi kecenderungan konsolidasi media yang kemudian mengarah kepada munculnya kelompok pemain raksasa media massa yang kemudian mengakibatkan terjadinya konsentrasi kepemilikan media massa yang sering disebut dengan konglemerasi media.

Dengan maraknya kepemilikan konglemerasi media, kepemilikan media semakin terkonsentrasi pada segelintir pemilik, hal ini berpotensi membahayakan kemerdekaan pers. Terbukti pemilik dengan mudah mempermainkan fungsi pers sekedar menjadi alat kepentingan politiknya. Dalam konteks pemilu, pemilik media adalah ancaman serius dari independensi jurnalis dan profesionalisme pers, khususnya pemilik media yang berambisi memenangkan jabatan politik dan berafiliasi pada partai politik. Pada Pemilu Tahun 2014, Dewan Pers merilis sedikitnya ada tiga pemilik konglemerasi media berkompetisi untuk menjadi penguasa politik. Dan mereka terbukti menyalahgunakan media miliknya sekedar menjadi corong kampanye politik (Bagir Manan, 2014 : 3).

(43)

pemiliki modal berkepentingan politik dan lainnya menjadikan rawan dimanfaatkan. Bahkan ada media yang terang-terangan menjual celah-celah titipan agenda setting bagi siapa saja yang siap membayar.

Agenda setting diperkenalkan oleh Mc Combs dan DL Shaw dalam Public Opinion Quarteley tahun 1972 berjudul The Agenda setting Function of Mass Media. Asumsi dalam teori agenda setting adalah jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting (Haryanto, 2003 :81). Media menata atau men-setting sebuah agenda terhadap peristiwa ataupun isu tertentu sehingga dianggap penting oleh publik. Caranya, media dapat menampilkan isu-isu itu secara berkelanjutan dengan memberikan ruang dan waktu bagi publik untuk mengonsumsinya, sehingga publik sadar atau tahu akan isu-isu tersebut kemudian publik menganggap penting dan meyakininya. Dengan kata lain, isu yang dianggap publik penting karena media menganggapnya penting.

Menurut Onong Uchjana Effendy (dalam Haryanto, 2003: 82), teori agenda setting menganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu-isu apa dan bagaimana isu-isu tersebut disusun berdasarkan tingkat kepentingannya. McCombs dan Donald Shaw mengatakan pula bahwa audien tidak hanya mempelajari berita-berita dalam hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut.

(44)

agenda kebijakan. Ketika aspek inilah yang bisa menjalankan mengenai dampak konglomerasi dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 hingga pelantikan Anies-Sandi sebagai Gubernur DKI Jakarta terpilih lalu. Dengan kekuatan modal dan kepentingan politik kapitalis, media dijadikan sebuah alat untuk memuluskan langkah mereka mendoktrin khalayak dengan visi dan misi yang mereka gembar-gemborkan.

Agenda media, menurut Rogers dan Dearing (dalam Haryanto, 2003: 84), agenda media adalah daftar isu-isu dan peristiwa-peristiwa pada suatu waktu yang disusun menurut urutan kepentingan. Media mengadakan proses seleksi terhadap peristiwa sehari-hari berdasarkan politik pemberitaan masing-masing media yang merupakan interprestasi subjektif media massa (Haryanto, 2003: 88).

(45)

Namun dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti agenda media saja, tidak agenda khalyak dan agenda kebijakan. Karena peniliti ingin melihat agenda dari sisi keredaksionalannya saja. Agenda setting menentukan apa yang harus diberitakan sehingga menjadi agenda publik, yakni isu utama yang menjadi bahan pembicaraan, diharapkan agenda publik nantinya menjadi agenda kebijakan atau mempengaruhi agenda politik para pembuat kebijakan, yang pada akhirnya menentukan kebijakan publik. Sejatinya agenda setting setiap media disesuaikan dengan visi dan misi yang dimiliki. Visi-misi media massa adalah company philoshopy yang menjadi basic values yang harus ditaati para wartawan dalam menulis atau membuat berita. Namun ukuran layak tidaknya sebuah berita untuk disampaikan kepada publik tidak hanya berdasarkan news value, tapi juga ada berita-berita tertentu yang disesuaikan dengan agenda setting media masing-masing yang terkait dengan kepentingan perorangan, kelompok atau pemilik modal (Pembayun, 2015: 114). Kriteria layak tidaknya dan harus tidaknya sebuah berita disampaikan ke publik biasanya akan ditentukan oleh editorial policy. Dalam komunikasi massa disebut juga getekeeping, yakni a series of checkpoint yang dijaga oleh gatekeeper (para redaktur dan pemimpin redaksi). Sebuah berita harus melalui “gate” tersebut sebelum sampai ke publik. Artinya lolos tidaknya sebuah peristiwa diberitakan bergantung pada hasil pengecekan tersebut dan ditambah selera redaktur dan pemimpin redaksi atau pemilik modal yang terkadang subjektif.

(46)

termasuk kepentingan bagi para kandidat dalam perhelatan pemilihan kepala daerah langsung. Maka muncul pandangan bahwa institusi politik dan elite didalamnya kemudian memanfaatkan kehadiran media tersebut sebagai sarana memperoleh dukungan dan legitimasi terhadap kepentingan politik di tengah masyarakat.

(47)

2.5 Definisi Variabel

Tabel 2.1

Definisi Variabel

Variabel Dimensi Indikator

Variabel 1 Tema Berita

Tema Berita 1. Menagih janji kampanye Anies - Sandi

2. Kasus yang melibatkan Sandiaga

3. Pidato Pertama Anies Baswedan

4. Kinerja Anies – Sandi 5. Harapan terhadap Anies –

Sandi

6. Kinerja gubernur terdahulunya Variabel 2 Sumber

Berita

Narasumber Berita 1. Anies Baswedan – Sandiaga Salahuddin Uno

1. Berita yang memberikan pernyataan mendukung seperti memuji, menyanjung, menyetujui.

2. Berita yang memberikan pernyataan seimbang atau tidak bersikap memihak, seperti berita yang memberitakan dari dua narasumber yang berlawanan bukan hanya dari satu pihak (cover both side)

(48)

meremehkan, menolak.

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal. Champion dalam Kriyantono menjelaskan hipotesis yaitu teori, proposisi yang belum terbukti, diterima secara tentatif untuk menjelaskan fakta-fakta atau menyediakan dasar untuk melakukan investigasi dan menyatukan argument. Karena masih bersifat sementara, hipotesis dapat dikatakan sebagai “tentative statement abaut reality”. Hipotesis harus diuji melalui riset dengan

mengumpulkan data empiris (Kriyantono, 2010 : 28).

Penolakan dan penerimaan sebuah hipotesis tidak ada kaitannya dengan penilaian kredibilitas peneliti atau penelitian. Karena dalam penelitian ada dua kemungkinan hipotesis, diterima atau ditolak. Hipotesis hanya dugaan awal, pernyataan sementara yang memang hanya dibuktikan kebenarannya melalui riset. Hipotesis dalam riset ini yakni :

Hipotesisi pertama, yakni pemberitaan sebelum pelantikan:

H0 : Terdapat kecenderungan dalam pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dilantik.

Ha : Tidak terdapat kecenderungan dalam pemberitaan pelantikan Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dilantik.

(49)

H0 : Terdapat kecenderungan dalam pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sesudah dilantik.

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2010 : 53). Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data. Dalam riset kuantitatif, periset dituntut bersikap objektif dan memisahkan diri dari data. Artinya, periset tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data sekehendak hatinya sendiri. Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip realibilitas dan validitas.

(51)

3.2Metodelogi Penelitian

Penelitian mengenai analisis isi berita Gubernur DKI Jakarta tepilih ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik analisis isi kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara detail suatu pesan atau suatu teks tertentu. Analisis isi kuantitatif hanya memfokuskan risetnya pada isi komunikasi yang tersurat (tampak atau manifest), dalam hal ini untuk mengukur konsep yang dijabarkan dalam aspek-aspek tertentu dari berita yang dilakukan analisis secara kuantitatif. Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat kecenderungan pemberitaan mengenai pemberitaan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebelum dan sesudah dilantik pada Surat Kabar Media Indonesia dan Republika edisi 03 Oktober 2017-30 Oktober 2017.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, dimana data dalam penelitian adalah sumber utama, data primer tersebut berupa klipping pemberitaan mengenai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih sebelum dan sesudah dilantik, klipping berita dikumpulkan sesuai periode waktu yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu dari 03 Oktober-30 Oktober 2017. Lalu data dikumpulkan dengan menggunakan lembar kodding (codding sheet) dan dibuat berdasarkan kategori yang telah ditentukan. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat, menyeleksi, dan mengkode data yang diperlukan sesuai tujuan penelitian.

(52)

kemampuan dibidang jurnalisnik. Tujuan digunakannya dua orang sebagai pengkoder adalah untuk memperoleh kesepakatan atau tujuan bersama sehingga diharapkan reliabilitas tinggi (Eriyanto, 2013). Dua orang dipilih menjadi pengkoder yakni, Alfiyanita Nur Islami, mahasiswi jurnalistik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan reporter okezone.com, serta Rizal Fauzi, dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Serang Raya dan Pemimpin Redaksi Koran Rumpun. Dipilih dua pengkoder tersebut karena, mempertimbangkan relatif lebih memahami persoalan guna menghindari bias pengkodingan dan tetap memiliki kredibilitas dan objektifitas maka dilakukan uji reliabilias terhadap hasil pengkodingan yang dilakukan peneliti.

Observasi data dengan melihat pemberitaan di Media Indonesia dan Republika yang dikaji secara cermat dan teliti. Dokumentasi mengambil gambar-gambar yang dirasa relefan dan bentuk berita berupa isi berita, Karena objek dari penelitian ini adalah berita di surat kabar harian, maka beberapa berita digunakan sebagai objek utama.

3.4 Populasi dan Sample

(53)

Sampel adalah seluruh berita yang memuat tentang semua berita tentang pemberitaan Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih di Surat Kabar Media Indonesia dan Republika periode 03 Oktober – 30 Oktober 2017. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis total sampling yaitu seluruh populasi diambil untuk dijadikan sample. Perincian dari seluruh sampel penelitian di Surat Kabar Media Indonesia adalah sebagai berikut

Tabel 3.1

Sampel penelitian di Surat Kabar Media Indonesia sebelum pelantikan

No Hari, Tanggal Judul

1. Mobil Dinas DPRD Harus Dikembalikan 2. DKI dan KPK Tekan MoU Pencegahan Korupsi 4 Jumat, 6 Oktober

1. Bola Raperda Reklamasi Kini Ada di DPRD 2. Pemprov DKI Akan Tetap Mempertahankan

Point Kewajiban Retribusi 15% dari Pengembang Dalam Raperda 8 Selasa, 10 Oktober

2017

1. Djarot Sisakan PR Kemacetan

9 Rabu, 11 Oktober 2017

1. Bahas Reklamasi, DPRD Tunggu Gubernur Baru

10 Kamis, 12 Oktober 2017

1. Sandiaga Mangkir Dari Panggilan Penyidik 2. Mayoritas Fraksi Setuju Kontribusi 15% 3. Penunjukan Indra Dipertanyakan 11 Jumat, 13 Oktober

2018

1. Anies Sandi Fokus Tuntaskan RAPBD 2018

12 Sabtu, 14 Oktober 2018

1. Paak Djarot, Aku Padamu…

2. Pelantikan Mepet, APBD 2018 Bakal Telat 3. Anies-Sandi Harus Tegas

13 Minggu, 15 Oktober 2018

1. Saatnya Mengawal Gubernur Baru

(54)

2018 2. Tongkat Estafet Untuk Pemimpin Baru DKI 3. Warga Menanti Mimpi Digenapi

4. Serapan APBD Jadi Prioritas 5. Warga DKI Belum Terjamin Sehat 6. Pertahankan Sistem Agar Anggaran Tidak

Berlubang

7. Dimulai Jokowi, Diakhiri Djarot

Tabel 3.2

Sampel penelitian di Surat Kabar Media Indonesia sesudah pelantikan

No. Hari, Tanggal Judul

1 Selasa, 17 Oktober 2018

1. Jakarta Butuh Pemimpin Tegas

2. Tiba di Balaikota Disambut dan Ditagih 3. Djarot Piknik, Anies Serijab Dengan Saefullah 4. Anies-Sandi Dapat Rp.3,8 M Perbulan Buat

Operasional

5. Bersama Kota Mitra Membangun Jakarta 6. PR Buat Anies, Jakarta Masih Belum Sehat 2 Rabu, 18 Oktober

2018

1. Pidato Anies Kontra Produktif 2. Jangan Menebar Isu Dikotomi

3. Kasus Tanah Yang Diduga Libatkkan Sandiaga Mandek

4. Anies – Sandi Berkukuh Pusat Sarankan Kaji Ulang 5. Tradisi Terima Keluhan Warga Dilanjutkan

6. Tunggu Pengubahan Rute Ok – Trip Baru Bisa Dimulai

3 Kamis, 19 Oktober 2017

1. Sudahi Polemik Pidato Anies Baswedan 2. Reklamasi Harus Terbuka dan Adil

3. Anies - Sandi Diminta Penuhi 23 Janji untuk Warga Jakarta

4. Rapat Paripurna DPRD Ganjal Start Anies 5. Menanti Terobosan Anies untuk Cegah Birokrat

Nakal

6. Segera Lah Bekerja Pak Gubernur 4 Jumat, 20

Oktober 2017

1. Enam Proyek Infrakstruktur Terancam Molor 2. Partner Bisnis Sandiaga Jadi Tersangka Penipuan 5 Sabtu, 21

Oktober 2017

1. Sikapi Reklamasi Sandi Mulai Melunak 2. Oleh-Oleh Run To Work 100 Lubang di Trotoar 6 Minggu, 22

Oktober 2017

1. Perbanyak Ruang Interaksi Warga 2. Pembangunan Jangan Disetop 7 Senin, 23

Oktober 2017

1. Program Baru Belum Masuk KUA-PPAS 2. Mendagri Perintahkan Aanies Awali Komunkasi 3. Puncak Macet Pemprov Minta Maaf

4. Proyek MRT Di Haji Nawi Dilanjutkan 8 Selasa, 24

Oktober 2017

1. Anies Diminta Luwes Sikapi Pihak Legislatif

9 Rabu, 25 Oktober 2017

(55)

4. Dikaji Air Jakarta Swakelola 10 Kamis, 26

Oktober 2017

1. Jokowi – Anies Bahas 6 Agenda Minus Reklamasi 2. Andreas Mangkir Sandiaga Belum Akan Dipanggil 11 Jumat, 27

Oktober 2017

1. Sandi Minta Survei KHL Sebelum Tetapkan Upah 2. Warga Bukit Duri Dapat Ganti Rugi

3. Kembali Menjabat, Hashim Bawa Pesan Prabowo 4. Pedangan Kembali ke Trotoar

12 Sabtu, 28 Oktober 2017

1. Anies – Sandi dan Ketua Dewan Sudah Duduk Satu Meja

2. Ganti Rugi di Bukit Duri Belum Pasti 3. Jangan Sekedar Maenkan Kebijakan Populer 13 Minggu, 29

Oktober 2017

1. Sisa Dua Bulan Serapan APBD DKI Baru 51%

14 Senin, 30 Oktober 2017

1. Usul Susulan Revolusi Putih Harus Dikaji Teliti 2. Bagaikan Ulos Tenun Kebangsaan Anies Baswedan 3. Pulau Sudah Dibangun Mau Diapakan?

4. Wagub Minta Waktu Bersihkan PKL Tanah Abang 5. Rumah Diatas Parit Sebabkan Banjir

Tabel 3.3

Sampel penelitian di Surat Kabar Republika sebelum pelantikan

No Hari, Tanggal Judul

1. Penggratisan Ancol Diusulkan Bertahap

5 Sabtu, 7 Oktober 2017

1. Menko Maritim Cabut Moratorium Reklamasi 2. Anies Sandi Tetap Tolak Reklamasi

3. Skema DP Nol Rupiah Masih Nihil 4. Masa Liat Laut Ancol Harus Bayar 6 Minggu, 8

2. Harapan Redup Dari Teluk Jakarta 3. Reklamasi Bisa Jadi Preseden

4. Tim Sinkronisasi: Kajian Rusunawa Jadi Rusunami Belum Final

9 Rabu, 11 Oktober 2017

1. Anies Bergeming Soal Reklamasi 2. Surat Luhut Tidak Relevan 3. Kami Konsisten Tolak Reklamasi 10 Kamis, 12 Oktober

2017

1. Anies-Sandi Disambut Tanjidor

(56)

2018

12 Sabtu, 14 Oktober 2018

4. Tim Sinkronisasi: Siapkan Ratusan Program Kerja

5. Djarot: Masuk Gratis Ancol Untuk Pemegang KJP

13 Minggu, 15 Oktober 2018

7. Anies-Sandi Harus Satukan Warga DKI

14 Senin, 16 Oktober 2018

1. Saatnya Menunaikan Janji 2. Harapan Untuk Anies-Sand 3. Anies-Sandi Miliki Keterbatasan

4. Karangan Bunga Ahok Djarot Disingkirkan 5. Saatnya Pemimpin Baru Bekerja

6. Ini Rencana 100 Hari Pertama 7. Soal Reklamasi Pantai Utara Jakarta

Tabel 3.4

Sampel penelitian di Surat Kabar Republika sesudah pelantikan

No. Hari, Tanggal Judul

1 Selasa, 17 Oktober 2018

1. Jakarta Untuk Semua

2. Pesta Rakyat Sambut Pemimpin Baru

3. Bekasi Berharap DKI Tetap Berikan Dana Hibah 2 Rabu, 18 Oktober

2018

8. Anies: Layani Yang Paling Lemah

9. Luhut: Gubernur Ada Batasannya, Presiden Juga 10. Dahulukan Kepentingan Rakyat

11. Sandiaga Janjikan Segera Bangun Stadion Bertaraf Internasional

3 Kamis, 19 Oktober 2017

1. Kemiskinan Jadi Prioritas

2. Sandiaga Akan Temui Jokowi Bahas Reklamasi 3. Lulung Marah Kepada Ketua DPRD DKI 4 Jumat, 20 Oktober

2017

1. Anies-Sandi Minta Kejati Kawal Proyek Molor 2. Pemprov Waspada Hadapi Bencana

3. Warga Kampung Akuarium Syukuran Terpilihnya Anies

4. Janji Stadion Direalisasikan Awal 2018 5 Sabtu, 21 Oktober

2017

1. Anies-Sandi Tinjau Stasiun MRT Bermasalah 2. Anies Ingin KJP Plus Masuk APBD 2018 6 Minggu, 22

Oktober 2017

-

7 Senin, 23 Oktober 2017

1. Sandi Bantah Lawan Arus Menuju Puncak

8 Selasa, 24 Oktober 2017

1. Sidang Paripurna Istimewa Digelar Hari Ini

9 Rabu, 25 Oktober 2017

1. Dana Atlet Dan Pelatih Segera Cair 2. Janji Anies Ditagih MUI Jakarta

3. Mpok Silvy Jadi Ketua Panitia Festival Budaya Betawi

10 Kamis, 26 Oktober 2017

(57)

11 Jumat, 27 Oktober 2017

1. JK: Tiru Istanbul Atasi Banjir Di Jakarta 2. Hasyim Mau Jadi Pengurus Kebun Raya

Ragunan

3. Jokowi Minta Proyek MRT Dan Lrt Di Pantau 12 Sabtu, 28 Oktober

2017

1. Warga Apresiasi Anies

2. Pemprov DKI Bereskan Aset Bermasalah 3. Menuju 100 Hari Anies Sandi

13 Minggu, 29 Oktober 2017

-

14 Senin, 30 Oktober 2017

1. Penataan PKL Akan Dikaji Ulang

dengan jumlah berita 70 item dan Republika edisi 03 Oktober 2017– 30 Oktober 2017 berjumlah 28 surat kabar dengan jumlah berita 53 item. Jadi, jumlah keseluruhan sampel adalah 56 surat kabar dengan 123 item berita dari kedua media tersebut.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sebagai metode yang sistematis analisis isi mengikuti suatu proses-proses tertentu dalam pengaplikasiannya. Adapun langkah-langkah analisis isi deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: mendefinisikan populasi penelitian dan menentukan jumlah sampel penelitian dengan menggunakan teknik total sampling.

(58)

tambahan (intercoder) selain dari peneliti untuk mengurangi bias dan subjektifitas peneliti dalam analisis penelitian. Mencatat frekuensi kemunculan unit analisis tematik yang sudah ditetapkan dalam kategori berdasarkan tema berita, sumber berita, dan nada berita yang sudah ditetapkan. Pencatatan ini dilakukan oleh coder dengan menggunakan lembar koding (coding sheet) yang dibuat berdasarkan kategori dan indikator yang sudah ditetapkan. Setelah mengkode semua isi berita ke dalam lembar coding yang telah disusun peneliti lalu menghitung reliabilitas dari hasil coding.

(59)

3.6 Uji Realibilitas Intercoder

Desain reliabilitas menurut Krippendrofd dalam Eriyanto (2013: 284) terbagi menjadi tiga jenis reliabilitas, yakni stabilitas, reproduksibilitas, dan akurasi. Ketiga jenis reliabilitas ini berbeda dalam hal prosedur pengukurannya, dan di dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan jenis akurasi reliabilitas antar coder dengan menggunakan formula Holsti.

Formula Holsti dalam Eriyanto (2011: 290), angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,70 atau 70%. Artinya, kalau hasil perhitungan menunjukan angka reliabilitas di atas 0,70 berarti alat ukur ini bemar-benar reliabel. Tetapi, jika di bawah angka 0,70 berarti alat ukur (coding sheet) bukan alat yang reliabel. Sama dengan presentase persetujuan, reliabilitas Holsti juga harus dipakai untuk semua kategori yang digunakan. Hasil dalam reliabilitas dari masing-masing kategori ini ditampilkan dalam laporan. Adapun rumus Holsti adalah sebagai berikut :

CR = 2(M)

N1+N2

Keterangan :

CR : Coefisien Reliability

M : Jumlah coding yang sama (disetujui oleh masing-masing coder)

(60)

N2 : jumlah coding yang dibuat oleh coder 2

Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh dua hakim coder untuk menguji reliabilitas.Pengkodingan dalam penelitian ini dilakukan oleh dua orang yang mempunyai suatu kesepahaman dan pengetahuan cukup terkait dengan topik penelitian. Setelah proses pengkodingan, data yang diperoleh akan diolah secara kuantitaif dan disusun ke dalam tabel sesuai dengan unit analisis dan kategori yang sudah ditentukan untuk mempermudah dan mempercepat analisis data. Peneliti kemudian melakukan presentase. Hasilnya akan diuraikan secara deskriptif.

3.7 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Januari Februari Maret April Mei

2018 2018 2018 2018 2018

1 Judul

2 Bab 1

3 Bab 2

4 Bab 3

5 Bab 4

6 Bab 5

7

Sidang

(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Surat Kabar Media Indonesia

Media Indonesia merupakan koran nasional yang terbit sejak 19 Januari 1970. Awalnya Media Indonesia hanya terdiri dari empat halaman dengan tiras yang masih terbatas. Kantor pertamanya saat itu beralamat di Jalan Letnan Jenderal MT Haryono, Jakarta, dengan lembaga yang menerbitkan ialah Yayasan Warta Indonesia. Pada 1976, Media Indonesia berkembang menjadi delapan halaman. Pada tahun yang sama, Media Indonesia juga sudah memiliki surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP).

(62)

Dengan tagline 'Jujur Bersuara', Media Indonesia terus berupaya menampilkan berita-berita aktual untuk memenuhi kebutuhan informasi para pembacanya. Media Indonesia memiliki visi: menjadi surat kabar Independen yang Inovatif, Lugas, Terpercaya, dan paling berpengaruh. Visi ini akan dicapai dengan: 1). Independen, yaitu menjaga sikap non partisipan; di mana karyawan tidak menjadi pengurus partai politik; menolak segala bentuk pemberian yang dapat mempengaruhi objektivitas; dan mempunyai keberanian bersikap beda. 2). Inovatif, yaitu terus menerus menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan teknologi dan sumber daya serta secara terus meneru mengembangkan rubrik, halaman, dan penyempurnaan perwajahan. 3). Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung. 4). Terpercaya, yaitu selalu melakukan check dan recheck; meliputi berita dari dua pihak dan seimbang; serta selalu melakukan investigasi dan pendalaman. 5). Paling berpengaruh, yaitu dibaca oleh para pengambil keputusan; memiliki kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambil keputusan; mampu membangun kemampuan antisipatif; mampu membangun network narasumber; dan memiliki pemasaran atau distribusi yang andal.

(63)

Para pimpinan Media Indonesia saat ini adalah : Direktur Utama dijabat oleh Lestari Moerdjati, Direktur Pemberitaan dijabat oleh Usman Kansong dan di bidang usaha dipimpin oleh Alexander Stefanus selaku Direktur Pengembangan Bisnis (Media Indonesia, 2017).

4.1.2. Gambaran Umum Surat Kabar Republika

Republika adalah koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia yang bergabung dengan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993. Republika terbit di bawah bendera perusahaan PT Abdi Bangsa dan pemilik saham terbesar adalah kelompok Mahaka Media.

PT Abdi Bangsa selanjutnya menjadi perusahaan induk, dan Republika berada di bawah bendera PT Republika Media Mandiri, salah satu anak perusahaan PT Abdi Bangsa. Kantor redaksi dan tata usaha Republika berada di Jalan Warung Buncit Raya Nomor 37 Jakarta.

(64)

Pada 1995, Republika membuka situs di internet. Tahun 1997, Republika pertama kali mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ). Para pimpinan Republika saat ini adalah : Komisaris Utama oleh Erick Thohir, Wakil Komisaris Utama Muhamad Lutfi, Direktur Utama dijabat oleh Agoosh Yosran, Direktur Operasional dijabat oleh Arys Hilman Nugraha dan Pemimpin Redaksi Irfan Junaidi (Republika, 2017).

4.2. Analisis Data

4.2.1. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat keandalan data dari setiap instrument penelitian, sehingga dalam menentukan ada atau tidak nya suatu instrument penelitian maka dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha. Dalam formula Holsti (Eriyanto, 2011: 290), angka reliabilitas minimum yang ditoleransi adalah 0,70 atau 70%. Artinya, kalau hasil perhitungan menunjukan angka reliabilitas di atas 0,70 berarti alat ukur ini benar-benar reliabel. Tetapi, jika di bawah angka 0,70 berarti alat ukur (coding sheet) bukan alat yang reliabel. Oleh karena itu lah akan disajikan hasil uji reliabilitas dari setiap instrument penelitian yang dapat dilihat melalui table berikut ini:

Table 4.1

Rangkuman Uji Reliabilitas

No Variabel Nilai Alpha Nilai

Batas Status

1 Tema Berita Media

(65)

2 Sumber Berita

Media Indonesia 2(62)/70+70 = 0.88 0.7 Realiabel

3 Nada Berita Media

Indonesia 2(64)/70+70 =0.91 0.7 Realiabel

4 Tema Berita

Republika 2(49)/53+53 = 0.90 0.7 Realiabel

5 Sumber Berita

Republika 2(47)/53+53 = 0.88 0.7 Realiabel

6 Nada Berita

Republika 2(51)/53+53 = 0.96 0.7 Realiabel

Berdasarkan table 4.1 hasil uji reliabilitas dengan jumlah 2 coder, maka dapat disimpulkan bahwa semua item dalam penelitian ini dapat dikatakan andal (reliabel) sebab memiliki nilai cronbach’s alpha yang di atas dari 0,70. Maka bila melihat uji reliabilitas tersebut, secara keseluruhan butir-butir pernyataan dari tiap-tiap variable dapat digunakan.

4.2.2. Hasil Data Tema Berita

(66)

Tabel 4.2

Frekuensi Tema Berita Sebelum Pelantikan

No Tema Berita Sebelum Pelantikan

Media Indonesia

P(%)

Republika

P(%)

Frekuensi Frekuensi

1 Janji Kampanye

Anies-Sandi 5 23,8 2 9,5

2 Kasus Sandiaga 2 9,5 0 0

3 Pidato Anies 0 0 0 0

4 Kinerja Anies-Sandi 2 9,5 6 28,6

5 Harapan Kepada

Anies-Sandi 2 9,5 12 57,1

6 Kinerja Gubernur

Terdahulunya 10 47,6 1 4,8

Total 21 100 21 100

(67)

dan kasus Sandi masing-masing sebesar 9,5% dengan 2 berita. Sedangkan di Surat Kabar Republika terkait tema berita dua minggu sebelum pelantikan Gubernur DKI Jakarta terpilih, Anies Baswedan-Sandiaga Uno tema mengenai harapan kepada Anies-Sandi sebanyak 57,1% terdiri dari 12 berita, kinerja Anies-Sandi 28,6% sebanyak 6 berita, janji kampanye Anies-Sandi 9,5% dan kinerja gubernur terdahulu hanya 4,8% dengan 1 berita.

Dari penjelasan kecenderungan tema berita dua minggusebelum pelantikan Gubernur DKI Jakarta terpilih, dapat dikatakan bahwa Surat Kabar Media Indonesia mengangkat tema yang hanya lebih menonjolkan seputar pada pemberitaan kinerja gubernur terdahulunya (Jokowi, Ahok, dan Djarot) dan menagih janji kampanye Anies-Sandi

Sedangkan pada Surat Kabar Republika terlihat lebih mengangkat tema

harapan terhadap Gubernur DKI Jakarta terpilih. Namun tidak mengesampingkan

pemberitaan mengenai menagih janji kampanye Anies-Sandi. Kinerja gubernur

terpilih juga disorot dalam tema di Republika, tanpa mengesampingkan kinerja

gubernur terdahulunya.

Tabel 4.3

Frekuensi Tema Berita Sesudah Pelantikan

No

Tema Berita Sebelum

Pelantikan

Media

Indonesia P(%)

Republika

P(%)

(68)

1

Janji Kampanye

Anies-Sandi 3 6,5

1

3,6

2 Kasus Sandiaga 3 6,5 0 0

3 Pidato Anies 3 6,5 0 0

4 Kinerja Anies-Sandi 29 63,1 20 71,4

5

Harapan Kepada

Anies-Sandi 7 15,2 7 25,0

6

Kinerja Gubernur

Terdahulunya 1 2,2

0

0

Total 46 100 28 100

(69)

pelantikan mendapatkan porsi pemberitaan terbesar di Media Indonesia malah setelah pelantikan hanya memperoleh 1 berita saja.

Sedangkan di Surat Kabar Republika frekuensi tema pemberitaan masih sama seperti sebelum pelatikan, pada dua minggu setalah pelantikan frekuensi pemberitaan Republika harapan kepada Anies-Sandi dan Kinerja Anies-Sandi masih yang paling dominan.

4.2.3. Hasil Data Sumber Berita

Analisis data dengan instrument sumber berita menggunakan perhitungan manual dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4

Frekuensi Sumber Berita Sebelum Pelantikan

No Sumber Berita Sebelum Pelantikan

Media

Indonesia P(%) Republika P(%)

Frekuensi Frekuensi

1 Anies-Sandi 7 15,2 7 17,1

2 Pemerintah 11 23,9 10 24,4

3 Lembaga/Organisasi 1 2,2 3 7,3

4 Masyarakat 3 6,5 2 4,9

5 Politisi 6 13,0 4 9,7

6 Penegak Hukum 1 2,2 0 0

7 Intelektual/Ahli 4 8,7 3 7,3

8 Tim Sukses/Tim

Singkronisasi 4 8,7 7 17,1

9 Djarot Saeful Hidayat 9 19,6 4 9,7

10 Dan Lain-Lain 0 0 1 2,4

Gambar

Tabel 2.1 Definisi Variabel
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaan dapat dilakukan di sekolah dan luar sekolah. Waktu belajar di sekolah sudah ditentukan oleh

Dari hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,345 yang berarti variable Pengamalan Keagamaan Siswa dapat

artinya pewawancara menanyakan sesuatu kepada responden melalui perantara orang lain atau media (Arifin, 2012). Pedoman wawancara digunakan pada studi pendahuluan untuk

untuk membayar iuran wajib bagi mereka yang menumpang klas I dengan yang naik kelas II. atau klas III untuk alat pengangkutan tersebut dalam pasal 3 ayat (1)sub a, maka

A system of integrated computer-based tools for end-to- end processing (capture, storage, retrieval, analysis, display) of data using location on the earth’s surface

The research was aimed at improving students’ grammar mastery in using simple past tense through songs.. The method of the research was Classroom Action Research which was

Namun pandangan panwaslu mengenai formulir C1 yang dijelaskan di atas tidak sesuai dengan realita di lapangan, hal itu dapat di buktikan oleh penulis

Oleh sebab itu, diharapkan hasil para pekerja dapat dijadikan peluang utama bagi perkembangan perusahaan di masa depan (Robbins,1993).. Hubungan dengan rekan kerja juga