• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak— Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial. Dimana kesehatan itu sendiri merupakan faktor terpenting dalam kehidupan karena dengan tubuh yang sehat setiap individu mampu menjalankan segala aktifitas kehidupan dengan baik. Proses penyembuhan manusia adalah keseimbangan dari kondisi fisiologis dan psikologis seseorang. Untuk mendukung kondisi psikologis maka perlu adanya lingkungan yang menyehatkan dan nyaman , yang memberi aura positif terhadap proses penyembuhan seseorang. Rumah sakit adalah satu tempat dimana pengobatan berlangsung, dan memberikan perlingdungan terhadap keselamatan pasien. Fasilitas rumah sakit yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien adalah Instalasi Rawat Jalan (IRJ). Desain interior dapat menjadi salah satu solusi untuk memaksimalkan fungsi dari Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dari rumah sakit tersebut. Dengan memperbaiki lingkungan yang keberadaanya berhubungan langsung dengan pasien agar dapat memberikan efek yang baik dalam proses penyembuhan, pelayanan dan peningkatan mutu rumah sakit tersebut.

Kata Kunci—Instalasi Rawat Jalan, Lingkungan, Penyembuhan, Rumah Sakit

I. PENDAHULUAN

esehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial. Dimana kesehatan itu sendiri merupakan faktor terpenting dalam kehidupan karena dengan tubuh yang sehat setiap individu mampu menjalankan segala aktifitas kehidupan dengan baik. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan. Indonesia salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dengan mencapai 250 juta jiwa pada tahun 2012. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dengan ekonomi yang berbeda membuat permasalahan kesehatan semakin beragam. Banyaknya masyarakat Indonesia yang mengalami masalah kesehatan membuat pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan. Salah satu institusi pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit.

Tujuan utama Rumah Sakit ialah mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, lingkungan rumah sakit, dan sumber daya manusia di rumah sakit, dan meningkatkan mutu dan mempertahankan standart

pelayanan rumah sakit. Fasilitas yang digunakan sebagai tempat konsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien adalah Instalasi Rawat Jalan (IRJ) , , dimana adanya dokter ahli pada bidangnya akan memeriksa pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan. Rumah Sakit Umum Daerah DR M. Soewandhie Surabaya merupakan rumah sakit tipe B yang berarti rumah sakit tersebut adalah rumah sakit yang dijadikan sebagai rumah sakit rujukan tingkat kota. Dengan kapasitas rumah sakit rujukan, Rumah Sakit DR Soewandhie memberikan peranan besar bagi pelayanan kesehatan bagi banyak pasien.

Dengan meningkatnya jumlah pasien setiap harinya rumah sakit DR Soewandhie membuat rumah sakit tersebut semakin penuh dan sesak. Fenomena ini terjadi karena kurangnya lahan untuk ruang tunggu dan pelayanan yang membuat pasien bingung harus menuju kemana bila telah selesai registrasi. Desain interior dapat menjadi salah satu solusi untuk memaksimalkan fungsi dari Instalasi Rawat Jalan (IRJ) dari rumah sakit tersebut. Sehingga dapat memberikan efek yang baik dalam pelayanan dan peningkatan mutu rumah sakit tersebut.

Perencanaan desain interior instalasi rawat jalan (IRJ) RSUD dr. M. Soewandhie Surabaya dengan konsep healing environment adalah suatu kebutuhan mendesak untuk pembangunan berkelanjutan yang mendorong perubahan konsep-konsep ruang aktivitas publik yang ramah lingkungan demi mendapatkan kenyamanan lebih. Dengan menampilkan identitas, memperbaiki program ruang instalasi rawat jalan, dan menciptakan pembagian zona yang tepat dapat dicapai dengan menerakan konsep healing environment.

II. URAIANPENELITIAN A. Tahap Pengumpulan Data

Menjelaskan tentang tata cara pelaksanaan survey dan pengambilan data yang mendukung jalannya dalam mendesain interior. Pada tahap pengumpulan data, data yang dikumpulkan menjadi dua jenis yakni data primer yang mencakup observasi lapangan, survei dan wawancara dan data sekunder yang meliputi studi literatur, yaitu :

Desain Interior Instalasi Rawat Jalan (IRJ)

RSUD dr Soewandhie Surabaya dengan Konsep

Healing Environment

Ida Ayu Farina dan Susy Budi Astuti

Jurusan Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: susy@interior.its.ac.id

(2)

a) Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan di Instalasi Rawat Jalan (IRJ) RSUD dr M Soewandhie yang terletak di jalan Tambak Rejo Surabaya.

b) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan pengelola dan pegawai untuk mengetahui tentang sejarah RSUD DR Soewandhie dan menggali tentang harapan terhadap IRJ kedepannya.

c) Survey

Berupa pembagian kuesioner secara langsung dalam penelitian lapangankepada para pasien dan pegawai dalam hal untuk mengetahui tingkat kepuasan mengenai fasilitas dan interior dan harapan yang berkaitan dengan peningkatan mutu rancangan dan pelayanan instalasi rawat jalan (IRJ) RSUD DR Soewandhie

Gambar 1. Metode Desain B. Studi Literatur

Studi literature ini merupakan studi kasus yang diperoleh dari data sekunder yakni data dari rumah sakit, literature, internet, dan majalah. Data sekunder ini dijadikan landasan atau dasar dalam membuat konsep rancangan

C. Tahap Analisa Data

Analisa data yang digunakan adalah a. Analisa Kuisioner

b. Metode image board.

Metode image board merupakan teknik menyelidiki sejumlah image (sumber image bebas) dengan kriteria besar tertentu untuk memperoleh kriteria rancangan yang lebihdetail. Kriteria kecil yang didapatkan adalah berupa elemen-­‐elemen desain yang dimiliki suatu obyek.

c. Analisa Hasil Observasi

Pada langkah analisa hasil observasi adalah menganalisa mengenai:

1) Hasil Wawancara

2) Studi Eksisting IRJ RSUD dr M Soewandhie Surabaya

III. KONSEPDESAIN A. Objek Desain

Objek desain interior merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa instalasi rawat jalan rumah sakit yang terletak di Surabaya

B. Konsep Awal

Konsep awal merupakan hubungan dari latar belakang rumusan masalah dan segmentasi desain dari IRJ RSUD DR Soewandhie Surabaya yang saling terkait satu dengan lainnya. Gubahan desain interior mengikuti dari ketiga hal tersebut dan didapatkan interior yang memberikan keramahan melalui lingkungan.

C. Tema

Tema pada desain adalah modern dengan memberikan lingkungan yang menyembuhkan. Konsep modern diterapkan pada penggunaan material. Karakter tema yang digunakan berupa penggunaan elemen interior dan pengaplikasian konsep Healing Environment itu sendiri.

D. Konsep Desain

Secara keseluruhan konsep yang diterapkan pada desain interior IRJ RSUD DR Soewandhie adalah menciptakan desain interior rumah sakit yang memberikan lingkungan yang membantu pemulihan kesehatan pasien. Sesuai dengan konsep awal, pengapliaksian konsep akan diterapkan pada interior. Perpaduan dari lingkungan yang akan dihadirkan pada interior rumah sakit adalah dari manusia sendiri yakni hal yang dapat diterima oleh panca indera.

E. Aplikasi Konsep Desain 1) Konsep Ruangan

(3)

Gambar 2. Denah Keseluruhan Instalasi Rawat Jalan RSUD dr M Soewandhie

2) Konsep Bentukan

Untuk perencanaan dinding, akan dibagi menjadi 2 type yaitu dinding menggunakan material batu bata plaster dan dinding partisi yang menggunakan papan gypsum atau multiplek. Untuk desain dinding pada ruang tunggu mengutamakan udara segar yang masuk melalui bukaan yang akan ada pada dinding eksisting.

Gambar 3. Macam-macam dinding

Konsep bentuk lantai yang sesuai dengan environmental design lebih cenderung kea rah fungsi citra dan sedikit membantu fungsi teknis. Konsep bentuk lantai adalah sebagai berikut :

1. lantai terbagi menjadi 2 jenis sesuai fungsi ruang

2. jenis pertama adalah lantai paling dasar yang diharapkan memiliki kemampuan refleksi cahaya tinggi sehingga membantu persebaran cahaya alami dengan pemantulan cahaya lebih banyak.

3. Jenis kedua adalah lantai yang memiliki fungsi khusus sesuai kebutuhan tuang. Misalnya pemberian lapisan kedua pada ruang yang membutuhkan alas lebih dari lantai jenis pertama.

Gambar 4. Lantai Epoxy & Granite

Fokus penerapan konsep pada plafon sama seperti konsep pada dinding yaitu mengatasi masalah aspek fungsi teknis, yaitu mengatasi masalah penyebaran distribusi cahaya. Dengan menggunakan gypsum kareana pengerjaan yang lebih praktis dan memberikan sentuhan permainan plaafon yaki drop ceiling dan up ceiling.

Gambar 5. Plafon 3)Konsep Furniture

Furnitur sebagian besar berbentuk lengkung yang simple. Furniture akan dipadupadankan yang berfinishing cat atau multiplek dengan yang berbahan kayu untuk mendapatkan kesan environmental yang diusung.

4) Konsep Pencahayaan

Konsep cahaya yang digunakan yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Cahaya alami dengan memaksimalkan cahaya matahari yang masuk melalui jendela. Sedangkan konsep buatan yaitu dengan menggunakan lampu. Lampu yang diaplikasikan yaitu lampu downlight, spotlight , hidden lamp sebagai aksentuasi. Cahaya yang digunakan berwarna cool untuk mempertegas cahaya dalam suatu ruangan.

5) Konsep Penghawaan

Konsep penghawaan pada area dalam bangunan menggunakan penghawaan buatan seperti AC central. Hal ini dikareanakan untuk menjaga udara di dalam ruangan tetap bersih dan sejuk. Untuk ruangan yang tingkat kelembabannya tinggi seperti kamar mandi diberikan exhaust fan.

6) Konsep Keamanan

Sistem keamanan yang paling penting dari sebuah rumah sakit adalah fire alarm system yang diletakan di beberapa titik dan dilengkapi smoke detectore dan springkle yang mengantisipasi adanya gumpalan asap.

(4)

IV. HASILDESAIN

A. Ruang Terpilih ( Area Ruang Tunggu dan Administrasi)

Gambar 6. Layout Area Administrasi dan Ruang Tunggu Area ini terletak setelah pintu masuk, dimana ditujukan untuk para pasien guna mendaftar periksa dii poliklinik yang ada. Terbagi 2 tempat disini untuk pasien lama yang tidak terdapat interaksi namun hanya mendaftar pada mesin registrasi, untuk pasien baru diharpkan menuju resepsionis untuk mendaftar menjadi pasien dan mendaftar poli yang dituju.

B. Desain Akhir Ruang

Gambar 7. Desain Akhir Area Administrasi dan Ruang Tunggu Pada area ruang tunggu furniture yang digunakan tersedia lahan untuk kursi roda, sehingga bila ada pasien yang menggunakan kursi roda tidak berhenti dijalan.

Gambar 8. Desain Akhir Area Administrasi dan Ruang Tunggu

Interior dengan gaya modern yang mengusung tema healing environment ini didominasi oleh warna hijau, yang uga memberikan kesan natural dan nyaman. Selain itu juga terdapat furniture dengan material stainless steel untuk memperkuat kesan modern, dan juga terdapat taman dengan air mancur yang dapan memberikan kesan nyaman dalam visualisasi dan pendengaran.

Gambar 9. Desain Akhir Furiture Kursi Tunggu

Menggunakan material plat besi dan rangka holo, didesain memfasilitasi kaum difabel agar mendapat tempat untuk menunggu tanpa pindah menuju tempat duduk atau mengganggu sirkulasi.

Gambar 10. Desain Akhir Backdrop Area Registrasi Furnitur ini terletak pada belakang area pendaftaran. Menggunakan multiplek dengan finishing taco-HPL, dengan wooden sign finishing cat duco putih yang menonjolkan signage dari RSUD DR Soewandhie sendiri.

Gambar 7. Desain Akhir Taman pada Ruang Tunggu Area ruang tunggu adalah area dimana pasien akan meluangkan waktunya untuk menunggu, dengan adanya taman ini pasien tidak akan bosan, ditambah dengan adanya air mancur dan suara gemricik air akan membuat pasien menjadi nyaman dan lebih santai sebelum pemeriksaan. Tamanan yang digunakan disini adalah tanaman indoor jenis anthurium akan banyak digunakan.

(5)

V. KESIMPULANDANRINGKASAN

Kesimpulan yang didapat diambil dari pembahasan adalah sebagai berikut :

a) Dalam sebuah interior rumah sakit diperlukan suasana nyaman dan tenang. Instalasi Rawat Jalan RSUD DR M Soewandhie merupakan salah satu rumah sakit rujukan dari puskesmas yang ada di Surabaya.

b) Suasana berawal dari keinginan pengguna untuk menghadirkan suasana baru dalam ruangan. Hal lain yang diinginkan adalah kenyamanan dalam hal sirkulasi. Kenyamanan sirkulasi berpengaruh pada zoning area. c) Konsep healing environment dapat menjawab

permasalahan yang ada di IRJ RSUD DR Soewandhie ini dengan melakukan berbagai macam proses yang dimulai dari pengumpulan data baik data langsung maupun tidak langsung hingga melakukan proses analisa dengan ketelitian.

d) Konsep healing environment dihadirkan dalam IRJ RSUD DR Soewandhie karena pengguna membutuhkan ketenangan dari batin yang dapat dicapai oleh kenyamanan dari lingkungan penyembuhan yakni konsep healing environment.

e) Konsep healing environment juga dapat menghadirkan image baru yang kuat dalam interior IRJ RSUD DR Soewandhie. Pencitraan dapat dilakukan dengan menggunakan warna yang menjadi identitas dan dengan unsur alam yang diusung.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia dan rahmatnya kepada saya dan orang-orang yang saya cintai dan hormati. Kedua orang tua serta keluarga. Bapak Ir.Prasetyo Wahyudie, MT selaku ketua jurusan Desain Interior, ITS. Ibu Anggri Indraprasti, S.Sn, M.Ds selaku dosen koordinator Tugas Akhir. Ibu Ir. Susy Budi Astuti, MT selaku dosen pembimbing selama Tugas Akhir. Ibu Farida Ariati selaku kepala bagian manajemen RSUD dr M Soewandhie Surabaya, seluruh staff dan dokter yang telah membantu penulis, mempermudah, dan melengkapi bahan dan referensi untuk kepentingan tugas akhir ini, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya. Teman-teman seperjuangan tugas akhir, angkatan 2010 dan semua warga Desain Interior ITS.

DAFTARPUSTAKA

[1] Kaplan, Robert M, Sallis Jr., James M., and Patterson, Thomas

L. 1993. Health And Human Behavior. New York: Mc. Graw

Hill Inc.

[2] Pile, John F. 1997. Color in Interior Design. New York:

McGraw-Hill.

[3] Utomo, Eddy W. 1999. Karekteristik dan Fenomena Desain

Interior Rumah Sakit Modern.

[4] Sari, Sriti Mayang, 2012, Peran Warna Pada Interior Rumah

Sakit, puslit.petra.ac.id

[5] Indonesian Architecture Magazine, I-ARCH, Eighteenth Issue, Healing Environment, 2008

[6] Kemenkes RI, 2010. Pedoman Teknis Sarana Prasarana Ruamh

Sakit kelas B,Jakarta.

[7] Permenkes RI,2010. No 340/MENKES/PER/III/2010 tentang

Klasifikasi Rumah Sakit,Jakarta

[8] Schweitezer. Marc,2004. Healing space: Elements of

Environmental Design that make an Impact on Health. The

Journal of alternative and complementary medicine.

[9] Mayang Sari. Sriti. Peran Warna pada Interior Rumah Sakit

berwawasan Healing Environmnet Terhadap Proses

Penyembuhan Pasien. UK Petra. Surabaya

[10] Kusumowidagdo. Astrid,2005, Etika ingkungan pada Karya

Desain Interior. Dimensi Interior vol 3 no.2

[11] D.K. Ching, Francis,1996, Ilustrasi Desain Interior, Jakarta: Penerbit Erlangga

[12] Jo Edge, Kortney. 2003, Wall Color of Patient’s Room : Effects

on Recovery. University of Florida

[13] Kurniawati, Febriani,2011, Peran Healing environment

Gambar

Gambar 1. Metode Desain
Gambar 2. Denah Keseluruhan Instalasi Rawat Jalan   RSUD dr M Soewandhie
Gambar 6. Layout Area Administrasi dan Ruang Tunggu  Area ini terletak setelah pintu masuk, dimana ditujukan untuk  para  pasien  guna  mendaftar  periksa  dii  poliklinik  yang  ada

Referensi

Dokumen terkait

Segala proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan yang bersifat mendidik , mengajak bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah dan nilai

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh (Kurnianingsih dan Rohman, 2014) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya

Dari tiga teori yang dikembangkan Bruner, dipilih Teori Tahap-tahap Belajar, karena penyebab utama masalah pembelajaran bangun datar sederhana adalah proses belajar

Grafik Hubungan Antara Daya Listrik (Watt) Dengan Torsi (N.m) Pada Variasi Berat Sudu 0,24 Kg Dan Kecepatan Angin 7 m/s.. Grafik Hubungan Antara Putaran Kincir Angin (Rpm)

Tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang akan terjadi pada GI Teling dan Ranomut antara lain dengan melakukan filtering pada minyak

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah selalu berusaha untuk melakukan apapun demi orang yang disayangi dengan memberikan perhatian dan

Analisis ragam pengaruh berbagai taraf penurunan Kadar Air benih terhadap beberapa tolok ukur viabilitas benih (Tabel Lampiran 1) menunjukkan bahwa faktor penurunan Kadar Air

3 Jika terdapat penggabungan kata antara nomina dengan pendamping nomina-nya (di, pada, dari, ke, kepada) sebelum kata ‘adalah’, ‘ialah’ dan membentuk makna lokasi, maka kalimat