• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN KASUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TINJAUAN KASUS"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

  48

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 JAM POST PARTUM NORMAL TERHADAP NY. I UMUR 27 TAHUN P3A1

DI BPS MARTINI RAJA BASA BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2013 A. Pengkajian

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I Umur 27 tahun P3A1 di BPS Martini Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2013

Anamnesa oleh : Rita Purnamasari NIM : 2010.682 Tanggal : 4 Mei 2013 Pukul : 16.55 WIB Tempat : BPS Martini 1. Data Subjektif 1. Identitas : ISTRI SUAMI Nama : Ny. I Tn. P

Umur : 27 tahun 30 tahun

Agama : Islam Islam

Suku/ bangsa : Jawa / Indonesia Jawa/ Indonesia 48

(2)

  49

Pendidikan : SMP SMA Pekerjaan : IRT Wiraswasta Alamat : Sidosari Sidosari

RT/RW 01/02 RT/RW 01/02

Natar Natar

2. Keluhan utama : Ibu mengatakan perutnya terasa mulas. 3. Riwayat kesehatan:

1) Riwayat kesehatan sekarang : a. Hipertensi : Tidak ada b. DM : Tidak ada c. Jantung : Tidak ada d. Asma : Tidak ada e. Ginjal : Tidak ada f. Hepatitis : Tidak ada g.TBC : Tidak ada 2) Riwayat kesehatan dahulu

a. Hipertensi : Tidak ada b. DM : Tidak ada c. Jantung : Tidak ada d. Asma : Tidak ada e. TBC : Tidak ada

(3)

  50

3) Riwayat kesehatan keluarga a. Hipertensi : Tidak ada b. DM : Tidak ada c. Jantung : Tidak ada d. Asma : Tidak ada e. TBC : Tidak ada 4. Riwayat obstetric a. Riwayat haid Menarche : 11 tahun Siklus : 28 hari Lama : 7 hari

Banyaknya : 3-4 x ganti pembalut dalam sehari Sifat : Encer, kadang disertai gumpalan Dismenorhea : Tidak pernah

b. Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu No Tahun persalinan Tempat persalinan Umur kehamilan Jenis

persalinanPenolong Penyulit

Keadaan

Ket Nifas Anak 1 2006 BPS 39

Minggu

Spontan Bidan Tidak ada

Baik LK - 2 2009 BPS 39

Minggu

Spontan Bidan Tidak ada

Baik LK - 3 2011

(4)

  51

c. Riwayat persalinan sekarang Jenis persalinan : Spontan Tanggal : 4 Mei 2013 Jam : 10.55 WIB Jenis kelamin : Perempuan Panjang badan : 47 cm Berat badan : 3200 gr Lingkar Kepala : 33 cm Lingkar Dada : 30 cm LILA : 11 cm Keadaan bayi : Sehat

d. Riwayat KB : Sebelum hamil ibu menggunakan KB pil 5. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Saat hamil : 3x1 sehari dengan 1 porsi sedang nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah, minum air putih 8 gelas per hari dan 2 gelas susu per hari

Selama nifas : Ibu sudah makan dengan 1 porsi sedang nasi, lauk- pauk, sayur, dan buah, minum air putih 8 gelas

b. Pola Eliminasi

Saat hamil : Ibu biasa BAB ± 1 kali perhari dengan warna kuning kecokelatan, konsistensi lembek dan berbau khas sedangkan BAK 5-6 kali sehari

(5)

  52

dengan warna kuning jernih dan berbau khas amoniak

Selama nifas : Ibu mengatakan belum BAB (Buang Air Besar) dan belum BAK (Buang Air Kecil)

c. Pola Istirahat

Saat hamil : Pada siang hari ±1-2 jam, pada malam hari ±7-8 jam

Selama nifas : Ibu sudah istirahat ±1 jam d. Personal Hygiene

Saat hamil : Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi pagi dan sore hari, keramas 3 x/minggu, memotong kuku apabila kuku kotor dan panjang

Selama nifas : Ibu belum mandi e. Pola sexual

Saat hamil : Ibu mengatakan biasa melakukan hubungan seksual 2 kali dalam seminggu

Selama nifas : Ibu mengatakan belum melakukan hubungan seksual.

6. Riwayat Psikososial

a. status perkawinan : Syah b. status emosional : Stabil

(6)

  53

7. Riwayat Spiritual

a. Selama hamil : Ibu mengatakan selalu berdoa dan beribadah, agar tidak terjadi apa-apa pada dirinya dan janinnya, dan pada saat persalinan diberikan kemudahan b. Selama nifas : Ibu mengatakan selalu berdoa, walaupun ibu

belum bisa shalat karena masih dalam keadaan masa nifas.

2. Data Objektif

Tanggal : 4 Mei 2013 Waktu : 16.55 WIB

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis Keadaan emosional : Stabil

Tanda vital : TD : 110/70 mmHg Pernafasan : 25x/menit Nadi : 86x/menit Suhu : 370C 2. Pemeriksaan fisik a. Kepala

(7)

  54

Ketombe : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada benjolan b. Wajah

Hiperpigmentasi : Tidak ada Pucat : Tidak pucat Oedema : Tidak ada oedema c. Mata

Simetris : Ya, kanan dan kiri Kelopak mata : Tidak oedema Konjungtiva : Merah muda Skelera : Putih d. Hidung

Simetris : Ya, kanan dan kiri Polip : Tidak ada

Kebersihan : Bersih e. Mulut

Bibir : Tidak pecah-pecah (sariawan) Lidah : Bersih

Gusi : Tidak ada perdarahan, bersih Gigi : Bersih, tidak ada caries f. Telinga

Simetris : Ya, kanan dan kiri Gangguan pendengaran : Tidak ada

(8)

  55

g. Leher

Tumor : Tidak ada

Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada Pembesaran vena jugularis : Tidak ada h. Ketiak, pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada i. Dada

Retraksi : Tidak ada

Bunyi mengi dan ronchi : Tidak ada j. Payudara

Simetris : Ya Pembesaran : Ada Puting susu : Menonjol Areola mamae : Normal Benjolan : Tidak ada Pengeluaran : Colostrum k. Punggung dan pinggang

Simetris : Ya Nyeri ketuk : Tidak ada l. Abdomen

Benjolan : Tidak ada Konsistensi : Keras Kandung kemih : Kosong Uterus : Keras

(9)

  56

TFU : 2 jari di bawah pusat Kontraksi : Baik

m. Anogenital

Labia mayor/ minor : Normal

Kelenjar bartholini : Tidak ada pembengkakan Pengeluaran vagina : Darah dan lendir

Jenis lochea : lochea rubra Warna : Merah segar

Bau : Khas

Perenium : Tidak terdapat robekan Anus : Tidak ada haemoroid n. Ekstremitas bawah

Oedema : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada kemerahan Varises : Tidak ada

Reflek patela : (+), kanan dan kiri 3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium a. Darah

HB : Tidak dilakukan Golongan darah : Tidak dilakukan

(10)

  57

b. Urine

Protein : Tidak dilakukan Glukosa : Tidak dilakukan 4. Data penunjang

Riwayat persalinan sekarang a. Ibu

1) Tempat melahirkan : BPS Martini  2) Penolong : Bidan 3) Jenis persalinan : Spontan 4) Lama persalinan : 5 jam 5 menit

Catatan waktu

a) Kala I : 2 jam 30 menit b) Kala II : 25 menit

c) Kala III : 10 menit d) Kala IV : 2 jam 5) Ketuban pecah pukul : 09.00 WIB 6) Plasenta

a) Lahir secara : Spontan b) Ukuran : Normal c) Berat : ±500 gram d) Panjang tali pusat : ±50 cm

(11)

  58

b. Bayi

Lahir tanggal/ pukul : 4 Mei 2013, Pukul 10.55 WIB Nilai APGAR : 10

Jenis kelamin : Perempuan Cacat bawaan : Tidak ada

(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)

  65 

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan mengenai hasil analisa dari kasus yang dialami selama melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1 6 jam post partum normal di BPS Martini Raja Basa Bandar Lampung di temukan hasil sebagai berikut:

A. Pengkajian

Pada pengkajian dilakukan untuk mengumpulkan data dasar tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian pada ibu nifas yaitu Ny. I umur 27 tahun P3A1 6 jam post partum normal

1. Umur

a. Menurut tinjauan teori

Umur dicatat untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikis belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas (Ambarwati dkk, 2009;h.130).

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini Ny.I berumur 27 tahun

(19)

  66

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena umur Ny.I umur 27

tahun dan tidak termasuk dalam resiko tinggi.

2. Pendidikan

a. Menurut tinjauan teori

Menurut Ambarwati dkk (2009;h.12), semakin tinggi pendidikan makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangannya sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, dengan baiknya pendidikan seorang ibu maka diharapkan pengetahuannya terhadap pentingnya mengikuti Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 6 jam post partum dapat meningkat sehingga ibu tersebut dapat mengikuti Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 6 jam post partum dengan baik.

(20)

  67

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini Ny.I pendidikannya SMP c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. I berpendidikan SMP sehingga memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai pentingnya mengikuti Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 6 jam post partum, hal tersebut ditunjukkan dengan sikap ibu yang tidak pulang sebelum 6 jam post partum. Selain itu dengan cukup baiknya pendidikan Ny. I maka diharapkan informasi yang diberikan oleh bidan pada saat melakukan asuhan kebidanan 6 jam post partum dapat lebih mudah diserap oleh Ny. I.

3. Pekerjaan

a. Menurut tinjauan teori

Menurut Sulistyawati (2009;h.22) pekerjaan adalah barang apa yang dilakukan (diperbuat, dipekerjakan, dan sebagainya); tugas kewajiban; pekerjaan dapat dibedakan menurut bentuknya yaitu bekerja dan tidak bekerja. Pekerjaan adalah sesuatu yang dilakukan dengan atau tanpa imbalan. Pada dasarnya seseorang bekerja dikarenakan motif ekonomi. Ekonomi adalah sebuah kegiatan yang bisa menghasilkan uang. Ekonomi juga merupakan cakupan urusan keuangan rumah tangga. Tingkat

(21)

  68

ekonomi atau pekerjaan bukan merupakan alasan utama ibu untuk tidak mau mengikuti Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 6 jam post partum.

b. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini Ny.I pekerjaannya adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).

c. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena meskipun Ny.I pekerjaannya adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) akan tetapi ibu tersebut mau mengikuti Asuhan Kebidanan pada ibu nifas 6 jam post partum.

4. Keluhan utama

a. Menurut tinjauan teori

Keluhan utama ibu pasca melahirkan adalah rasa mulas yang berasal dari kontraksi rahim (uterus). Setelah melahirkan, uterus akan melakukan kontraksi, hal ini harus terjadi untuk mencegah perdarahan pasca persalinan. Kontraksi ini didorong oleh hormon oksitosin, yang dikeluarkan dari kelenjar hipofisis ibu. Kontraksi uterus ini seringkali dirasakan tidak nyaman dan kadang sampai nyeri. Bila sang ibu menyusui, oksitosin akan dikeluarkan lebih banyak, sehingga mulas akan dirasakan lebih hebat. Solusi yang dilakukan ketika perut mulas atau kontraksi

(22)

  69

rahim pasca persalinan tidak dapat dihindari, karena itu adalah bagian dari proses nifas yang normal. Apalagi bila sang ibu menyusui, maka mulasnya akan lebih terasa. Bila ingin meminimalkan nyerinya, dapat diatasi dengan obat-obat penghilang nyeri, seperti golongan analgetik misalnya asam mefenamat atau parasetamol.

b. Menurut tinjauan kasus

Dalam diagnosa pada kasus post partum normal terhadap Ny. I diatas adalah rasa mulas pada perut ibu pasca melahirkan. c. Pembahasan

Jadi pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus, rasa mulas yang dirasakan Ny. I adalah disebabkan karena kontraksi rahim (uterus).

5. Pola Kebutuhan nutrisi a. Tinjauan teori

Ibu menyusui memerlukan tambahan 500 kalori setiap hari, minum sedikitnya 3 liter setiap hari, anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui. Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan nutrisi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan

(23)

  70

meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa. (Ambarwati dkk,2009;h.97)

b. Tinjauan kasus

Pada kasus ini Ny.I menyatakan sudah makan dengan 1 porsi sedang nasi, lauk-pauk, sayur, dan buah, minum air putih 8 gelas dan Ny.I mengatakan tidak ada pantangan makanan dalam keluarga yang berhubungan dengan masa nifas.

c. Pembahasan

Dalam kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny.I memakan lauk yang mengandung protein yaitu pada lauk-pauk, sayur, buah dan minum 8 gelas serta tidak ada pantangan makanan dalam keluarga yang berhubungan dengan masa nifas, ini sesuai dengan teori kebutuhan nutrisi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.

6. Pola Eliminasi a. Tinjauan teori

Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah terdapat spasma sfingter dan

(24)

  71

oedema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung. Urine dalam jumlah besar akan di hasilkan dalam 13-36 jam postpartum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan tersebut disebut “dieresis” ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu (Sulistyawaty, 2009;h.78).

b. Tinjauan kasus

Ny. I belum BAB dan BAK 6 jam post partum c. Pembahasan

Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karna Ny.I belum BAB dan BAK, ini berarti sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa umumnya Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang air kecil dalam 24 jam pertama.

7. Tanda-tanda vital A. Suhu

a. Tinjauan teori

Berdasarkan teori, 24 jam suhu badan ibu post partum akan naik sedikit (37,5-380c) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan,

(25)

  72

apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi (Rukiyah dkk,2011;h.68) lebih lanjut menurut Manuaba, (1998;h.76) tanda-tanda bahaya pada masa nifas Suhu > 380C dan tekanan darah meningkat.

b. Tinjauan kasus

Pada kasus ini pada saat pemeriksaan 6 jam post partum suhu tubuh Ny.I adalah 370C.

c. Pembahasan

Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena suhu tubuh Ny.I 370C pada saat dilakukan pemeriksaan 6 jam post partum, ibu sudah istirahat sehingga suhu tubuh ibu kembali normal, ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa 24 jam suhu badan ibu post partum akan naik sedikit (37,5-380c) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan serta tidak ada tanda-tanda bahaya karena suhu tubuh Ny.I <380C.

B. Nadi

a. Tinjauan teori

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. (Dewi dkk,2011;h.40). Denyut nadi dan

(26)

  73

curah jantung tetap tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir, kemudian mulai menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke frekuensi sebelum hamil (Saleha, 2009;h.61)

b. Tinjauan kasus

Pada kasus ini denyut nadi Ny.I yaitu 86x/menit

c. Pembahasan

Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena nadi Ny.I 86 kali permenit sebagaimana teori menyatakan bahwa nadi akan lebih cepat setelah melahirkan.

C. Tekanan darah a. Tinjauan teori

Tekanan darah normal manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg, dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca melahirkan pada kasus normal tekanan darah biasanya tidak berubah. (Rukiyah dkk,2011;h.69). Biasanya tekanan darah tidak berubah, tekanan darah akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya preeklamsi post partum (Dewi dkk,2011;h.40 )

(27)

  74

b. Tinjauan kasus

Pada kasus ini tekanan darah Ny.I 110/70 mmHg c. Pembahasan

Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena tekanan darah Ny.I 110/70 mmHg sebagaimana teori menyatakan bahwa biasanya tekanan darah tidak berubah, hal ini disebabkan karena tidak terjadi perdarahan pada Ny. I.

8. Abdomen

A. TFU

a. Tinjuan teori

Tabel 4.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi TFU Berat

Uterus Plasenta

lahir

2 jari di bawah pusat 1000 gram

1 minggu Pertengahan pusat simpisis 750 gram 2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 500 gram

6 minggu Normal 50 gram

8 minggu Normal saat sebelum hamil 30 gram (Saleha,2009;h.55)

(28)

  75

b. Tinjauan kasus

Pada kasus ini tinggi fundus uteri Ny.I pada 6 jam post partum adalah 2 jari dibawah pusat.

c. Pembahasan

Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena tinggi fundus uteri ibu 2 jari dibawah pusat dan sesuai dengan teori yang menyatakan tinggi fundus uteri segera setelah persalinan adalah 2 jari dibawah pusat serta akan kembali normal pada 8 minggu post partum.

B. Kontraksi a. Tinjauan teori

Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang (posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara, selama tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan plasenta. Kemudian seterusnya bertindak atas otot yang menahan kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan mencegah pedarahan (Ambarwati dkk,2009;h.83)

b. Tinjauan kasus

Ny.I pada kasus ini mengatakan perutnya terasa mulas dan pada pemeriksaan uterus teraba keras ini berarti kontraksi uterus baik

(29)

  76

c. Pembahasan

Jadi tidak ada kesenjangan antara kasus dan teori karena uterus berkontraksi dengan baik dan fundusnya teraba keras yang sesuai dengan teori bahwa apabila kontraksi uterus baik dapat mencegah perdarahan. Ibu masih berada dalam keadaan fisiologis.

9. Pengeluaran pervaginam a. Tinjauan teori

Lokhea adalah akskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Lokhea di bedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya :

1) Lokhea rubra/merah

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari keempat masa postpartum. Cairan yang berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.

2) Lokhea sanguilenta

Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 postpartum.

(30)

  77

3) Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-14.

4) Lokhea alba/putih

Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel selaput lendir servik, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum. (Sulistyawaty, 2009;h.76).

b. Tinjauan kasus

Ny.I mengeluarkan cairan dari kemaluannya berwarna merah segar atau yang disebut lokhea rubra

c. Pembahasan

Jadi pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek karena pengeluaran pervaginam pada Ny.I yaitu lokhea rubra. Ny. I masih berada dalam keadaan fisiologis.

B. Interpretasi Data

1. Diagnose Kebidanan

a. Menurut tinjauan teori

Sesuai dengan teori yaitu untuk menegakkan diagnose didapat dari hasil pengkajian berupa data subjektif dan data objektif. (Wiknjosastro, 2006;h.78).

(31)

  78

b. Menurut tinjauan kasus

Diagnose kebidanan ibu nifas yaitu Ny.I umur 27 tahun P3A1 6 jam post partum normal. Data dasar dari dari diagnose kebidanan tersebut antara lain Ny.I umur 27 tahun, tiga kali melahirkan dan pernah keguguran satu kali, melahirkan pada tanggal 4 Mei 2013 pukul 10.55 WIB.

c. Pembahasan

Jadi ini berarti tidak ada kesenjangan karena antara kasus dan teori sama. Umur pasien dikaji untuk menentukan apakah pasien dalam usia reproduksi atau tidak serta umur dicatat untuk mengetahui adanya resiko tinggi atau tidak.

2. Masalah

a. Menurut tinjauan teori

Dalam teori kebidanan, menjelaskan bahwa masalah yang sering dialami ibu 6 jam post partum adalah perdarahan karena atonia uteri, tetapi tak jarang ditemukan juga ibu yang tidak mengalami masalah.

b. Menurut tinjauan kasus

Pada tinjauan kasus tidak terdapat masalah, hanya saja ibu mengeluh perutnya masih terasa mulas.

c. Pembahasan

Jadi, tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis dapatkan karena Ny. I tidak mengalami masalah.

(32)

  79

3. Kebutuhan

a. Menurut tinjauan teori

Kebutuhan yang harus dipenuhi adalah nutrisi dan intake cairan, mobilisasi dini, rawat gabung, serta terapi obat.

b. Menurut tinjauan kasus

Penulis telah memberikan kebutuhan pada ibu diantaranya nutrisi dan intake cairan, mobilisasi dini, rawat gabung, serta terapi obat.

c. Pembahasan

Tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis telah memberikan kebutuhan pada ibu diantaranya nutrisi dan intake cairan, mobilissasi dini, rawat gabung, serta terapi obat.

C. Diagnosa Potensial

1. Menurut tinjauan teori

Pada langkah ketiga ini mengidentifikasikan masalah potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan (Soepardan, 2008; h.99)

2. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus Ny.I tidak muncul diagnose potensial karena tidak ada tanda-tanda kegawatdaruratan yang lain hanya ditemukan masalah

(33)

  80

terhadap Ny. I diatas adalah rasa mulas pada perut ibu pasca melahirkan.

3. Pembahasan

Jadi tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus karena Ny. I tidak mempunyai tanda-tanda infeksi atau kegawatdaruratan. Keluhan utama ibu pasca melahirkan adalah hanya rasa mulas. Setelah melahirkan, uterus akan melakukan kontraksi, hal ini harus terjadi untuk mencegah perdarahan pasca persalinan.

D. Antisipasi / Tindakan Segera

1. Menurut tinjauan teori

Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera Beberapa data menunjukan situasi emergensi dimana kita perlu bertindak demi keselamatan klien. (Asri dkk, 2009;h.75-76). Solusi yang dilakukan ketika perut mulas atau kontraksi rahim pasca persalinan tidak dapat dihindari, karena itu adalah bagian dari proses nifas yang normal. Apalagi bila sang ibu menyusui, maka mulasnya akan lebih terasa. Bila ingin meminimalkan nyerinya, dapat diatasi dengan obat-obat penghilang nyeri, seperti golongan analgetik misalnya asam mefenamat atau parasetamol.

2. Menurut tinjauan kasus

Kasus Ny. I tidak ada tindakan segera, karena diagnosa Ny. I dalam keadaan fisiologis dan tidak ada diagnosa potensial.

(34)

  81

3. Pembahasan

Pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus karena bidan melakukan pengawasan dan tindakan pada Ny. I telah sesuai dengan teori yang ada pada tahap ini Bidan tidak melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG karena Ny. I dalam keadaan normal dan tidak terjadi resiko tinggi pada Ny. I.

E. Intervensi

1. Tinjauan Teori

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen kebidanan terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasikan informasi data yang tidak lengkap dilengkapi (Soepardan, 2008;h.99) .

2. Tinjauan kasus

a. Beritahu kondisi ibu saat ini.

b. Jelaskan rasa mulas yang di alami ibu saat ini normal. c. Ajari ibu dan keluarga untuk memasase uterusnya. d. Anjurkan ibu untuk memberikan ASI seawal mungkin.

e. Beritahu ibu untuk beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan.

f. Berikan ibu makanan dan minuman. g. Anjurkan ibu melakukan mobilisasi dini.

(35)

  82

h. Ajarkan ibu cara mencegah hipotermi pada bayinya i. Lakukan rawat gabung antara ibu dan bayi.

j. Beri ibu terapi obat.

3. Pembahasan

Perencanaan asuhan yang telah dilakukan pada Ny. I dilakukan sesuai dengan teori yaitu dilakukan perencanaan perawatan post partum normal sampai 6 jam dan sesuai dengan Asuhan masa nifas normal dilakukan dengan asuhan kunjungan 6-8 jam setelah persalinan menurut Depkes RI (2009)

F. Implementasi 1. Tinjauan teori

Dalam melaksanakan asuhan menurut teori yaitu melakukan perawatan post partum normal sampai 6 jam.

2. Tinjauan Kasus

a. Memberitahu kondisi ibu saat ini dalam keadaan baik, TD:110/70 mmHg, N:86x/menit, R:25x/menit, T:37, TFU: 2 jari di bawah pusat.

b. Menjelaskan rasa mulas yang dialami ibu saat ini normal karena adanya kontraksi uterus yang mengalami involusi uterus, dan ibu tidak perlu khawatir karena rasa mulas ini akan hilang dengan sendirinya.

(36)

  83

c. Mengajari ibu dan keluarga untuk memasase uterusnya yaitu dengan cara memijat bagian fundus uteri secara sirkuler, yang bertujuan untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik dan mencegah atonia uteri.

d. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI seawal mungkin, agar merangsang kontraksi uterus sehingga tidak terjadi perdarahan dan untuk kontak dini antara ibu dan bayi.

e. Memberitahukan ibu untuk beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan karena apabila ibu kurang istirahat akan mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat involusi uterus, menyebabkan depresi serta ketidakmampuan untuk merawat bayinya dan dirinya sendiri. f. Memberikan ibu makanan berupa makanan yang tinggi kalori,

tinggi protein, dan tinggi serat untuk memulihkan kembali tenaga ibu pasca melahirkan, dan menberikan ibu minum yang cukup untuk mengganti cairan yang hilang pada saat persalinan berlangsung.

g. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, misalnya seperti gerakan miring kiri dan kanan serta berjalan.

h. Mengajarkan ibu cara mencegah hipotermi pada bayinya, yaitu dengan cara menyelimuti seluruh tubuh bayi dengan menggunakan bedong, menutupi kepala dengan topi, segera mengganti popok jika bayi BAK dan BAB.

(37)

  84

i. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi sehingga memudahkan ibu untuk merawat bayinya. Selain itu, rawat gabung juga akan menbuat kontak batin antara ibu dan bayi. j. Memberikan ibu terapi obat berupa :

a. Vitamin A, dengan dosis 200.000 IU, 1x1 untuk mencegah infeksi dan memberikan Vit. A pada bayi melalui ASI. b. Tablet Fe, dengan dosis 60 mg, 1x1 untuk mencegah anemia. c. Amoxilin, dengan dosis 500 mg, 1x1 untuk mencegah infeksi.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan, karena pelaksanaannya telah sesuai dengan kebutuhan pasien/klien.

G. Evaluasi

1. Tinjauan teori

Dalam langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi (Saminem, 2009; h.39)

2. Tinjauan kasus

a. Ibu mengetahui kondisinya saat ini.

(38)

  85

c. Ibu dan keluarga mengerti cara memasase uterus dan melakukannya.

d. Ibu mengerti bahwa ia harus memberikan ASI seawal mungkin pada bayinya.

e. Ibu mengetahui manfaat beristirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan dan ibu tampak sedang istirahat.

f. Ibu telah diberikan makan dan minuman untuk memulihkan tenaganya kembali pasca melahirkan, ibu telah makan dengan satu porsi nasi, lauk pauk, sayur, buah serta minum 2 gelas air. g. Ibu bersedia melakukan mobilisasi dini serta ibu telah miring

kiri dan kanan serta berjalan.

h. Ibu mengerti cara mencegah hipotermi pada bayinya, seluruh tubuh bayi telah diselimuti dengan bedong, kepala telah ditutupi dengan topi serta segera mengganti popok jika bayi BAK dan BAB, suhu bayi 370C.

i. Rawat gabung antara ibu dan bayi telah dilakukan.

j. Terapi obat telah diberikan dan ibu telah meminum obat yang diberikan.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan kesenjangan, karena pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan pasien pada 6 jam post partum.

(39)

  86 

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membahas asuhan kebidanan 6 jam post partum normal pada Ny. I maka didapat kesimpulan sebagai berikut:

1. Penulis telah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1 di BPS Martini Raja Basa Bandar Lampung Tahun 2013.

2. Penulis telah melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1.

3. Penulis telah membuat interpretasi data dengan tepat pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1.

4. Penulis telah menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1.

5. Penulis telah menentukan tindakan segera yang tepat pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1 dan pada kasus ini tidak ditemukan tindakan segera.

6. Penulis telah membuat perencanaan tindakan yang tepat pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1.

(40)

  87

7. Penulis telah melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1.

8. Penulis telah melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada Ibu Nifas 6 Jam Post Partum Normal Terhadap Ny. I umur 27 tahun P3A1.

B. Saran

1. Bagi BPS

Lebih meningkatkan profesionalisme untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan yaitu perawatan post partum normal 6 jam, karena di 6 jam post partum rentan terjadi perdarahan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil study kasus ini dapat menambah wawasan dan bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

3. Bagi Pasien

Lebih mewaspadai apabila ada kelainan atau ketidaknyamanan pada diri ibu pasca melahirkan dan konsultasikan ke tenaga kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

(41)

  88

4. Bagi Penulis

Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai asuhan kebidanan 6 jam post partum normal.

(42)

  89

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Kebidanan Adila. 2013. Buku Panduan Karya Tulis Ilmiah

(Study Kasus), Bandar Lampung. Adila Pers

Ambarwati Eny Retna dkk. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jakarta : Mitra Cendikia Offset

Asri Hidayat dkk. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan Plus Materi

Delima. Yogyakarta: Mitra Cendikia Pers

Dewi Vivian Nanny Lia dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Depkes RI. 2010. Perawatan Kebidanan Yang berorientasi Pada

Keluarga Perawatan III. Jakarta

Depkes RI. 2009. Panduan Asuhan Masa Nifas Normal. Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2011. Laporan Hasil Riskesdas

Lampung 2011. Lampung

http://www.kesehatanibu.depkes.go.id. Diambil pada tanggal 28 April 2013. Pukul 20.30 WIB

http://www.ypkp.net. Alamsyah Effek. 2009. Risiko Kehamilan dan

Persalinan. Diambil pada tanggal 28 April 2013. Pukul 20.00

WIB

http://www.alernet.org. Oxfam. 2009. Statistics on maternal mortality. Diambil pada tanggal 28 April 2013. Pukul 20.40 WIB

Jannah Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jogjakarta: Ar-Rum Media

Manuaba IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Notoadmojo Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Prawirohardjo Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

(43)

  90

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Prihardjo Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC Rukiyah Ai Yeyeh dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta :

TIM

Saminen. 2009. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep Dan Praktik. Jakarta : EGC

Saleha Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

SDKI. 2009. Laporan Hasil Survei Pertumbuhan Penduduk Di

Indonesia. Jakarta

Soepardan Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC

Sulistyawati Ary. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta : CV. Andi Offset

(44)

  91

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

Referensi

Dokumen terkait

IGS 3-60 yang dikembangkan berdasarkan tiga tingkat skor dan enam kelompok pangan (pangan karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah, dan susu) dapat digunakan sebagai

Makanlah makanan beraneka ragam (makanan pokok, lauk- pauk, sayur, buah) dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan.. Pilihlah bahan makanan pokok yang tinggi serat seperti beras,

banyak makan nasi, tetapi kurang makan sayur-sayuran serta buah-buahan dan lauk-pauk, akan dapat menjadi anemia walaupun zat besi yang dikonsumsi dari makanan

Penatalakasanan pada kunjungan pertama yaitu makan makanan yang bergizi mengandung kerbohidrat, protein, vitamin mineral dan buah – buahan, minum air maksimal 14 gelas/hari,

Buah dan sayur merupakan bahan makanan yang banyak mengandung zat gizi yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.. Dengan memakan buah dan sayur dapat menjaga

Menurut penelitian Indriyanti, D.R (2015), bahwasanya sampah pasar mayoritas terdiri dari sampah organic yang terdiri dari sayur mayor, buah, dan lauk pauk, mudah

IGS 3-60 yang dikembangkan berdasarkan tiga tingkat skor dan enam kelompok pangan (pangan karbohidrat, lauk pauk, sayur, buah, dan susu) dapat digunakan sebagai

Dieny 2014 menyatakan bahwa kebiasaan mengkonsumsi lebih dari satu jenis bahan makanan pada tiap kelompok makanan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan setiap kali makan