Fakultas Ilmu Komputer
2892
Rancang Bangun Aplikasi
Augmented Reality
Pengelolaan Rambu-Rambu
Lalu Lintas Menggunakan
Global Positioning System
(GPS) pada Android
Mohammad Fatoni Anggris1, Mahardeka Tri Ananta2, Hanifah Muslimah Az-Zahra3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1mfatonianggris@gmail.com, 2deka@ub.ac.id, 3hanifah.azzahra@ub.ac.id
Abstrak
Rambu lalu lintas merupakan simbol tata tertib sebagai peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pengguna jalan. pengelolaan rambu oleh divisi Rekayasa Lalu Lintas (RLL) mengalami kendala dalam pendataan rambu yang sudah terpasang atau terawat. Pendataan rambu yang dikerjakan petugas masih secara manual. Setiap melakukan survei, petugas survei kembali ke kantor untuk menyerahkan data dan membutuhkan waktu tidak sedikit. Selain itu, petugas lapangan mengalami permasalahan dalam menetukan rute dan posisi rambu yang akan dipasang atau dirawat. Solusi mempermudah pengelolaan rambu adalah dengan membangun sistem terintegrasi antara mobile application dengan web application. Web application sebagai server berbasis web service untuk proses pertukaran data. Sedangkan mobile application sebagai client yang melakukan proses CRUD dan berbasis AR dan GPS untuk pemasangan dan pencarian posisi rambu. Aplikasi yang dihasilkan dapat melakukan pengeloalaan rambu dengan baik. Hasil pengujian validasi telah memenuhi semua kebutuhan fungsional dan pengujian usability didapatkan rata-rata skor SUS petugas lapangan sebesar 79.5 dan petugas survei sebesar 80.5. Sementara itu, hasil pengujian compatibility mendapatkan hasil 100% valid dan hasil pengujian pendekatan akurasi GPS jarak tertinggi sebesar 4.039m dan terendah sebesar 1.812m.
Kata kunci: rambu, pengelolaan, terintegrasi, aplikasi.
Abstract
The traffic signs are a symbol of traffic order useful as warning, prohibition, command and directions. The management signs by the division of Rekayasa Lalu Lintas (RLL) get some obstacles in collecting data that have been installed. Data collection which done by the officers still using manual guide. Every survey have been conducted by surveyor, returned to office for result and need long time. Meanwhile, field officers also get some problems in determining route and position of signs that will be installed. The solution to simplify sign management is to build an integrated system between mobile application and web application. Web application which as server is a web service based to process exchanging sign data. Mobile application as client by doing CRUD process and based AR and GPS to facilitate installation positioning signs. The result of application is able to perform the process of signs management well. Result of validation test results have occupied functional requirements and result of usability testing obtained 79.5 SUS score from field officer and 80.5 SUS score from surveyor. Meanwhile results of compatibility testing get 100% valid results and result of GPS accuracy approach testing obtained highest result is 4.039m and lowest is 1.812m.
Keywords: sign, management, integrated, application
1. PENDAHULUAN
Rambu lalu lintas merupakan simbol tata tertib lalu lintas yang berguna sebagai peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pengguna jalan. Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dijelaskan rambu lalu lintas
merupakan perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, dan kalimat yang terbagi atas beberapa jenis, yaitu rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah dan rambu petunjuk.
al., 2012). Pemasangan dan perawatan rambu lalu lintas tersebut, terdapat divisi khusus yang berperan, yaitu divisi Rekayasa Lalu Lintas (RLL). Divisi ini bertugas melaksanakan perencanaan dan penyediaan rambu lalu lintas, selain itu juga melakukan pengawasan, pengendalian, monitoring dan evaluasi penetapan rambu lalu lintas, marka jalan, dll.
Dalam penelitian Yanuar et al. (2012) disebutkan divisi RLL sering mengalami suatu kendala untuk melakukan survei pendataan dan pengeloaan status rambu yang sudah terpasang atau terawat. Belum adanya sistem yang terintregasi, laporan yang dikerjakan oleh pegawai masih menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Word dan Excel dan setiap akan melakukan survei, petugas survei harus kembali ke kantor untuk menyerahkan data survei, sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk survei tidak sedikit. Selain itu, petugas lapangan juga mengalami permasalahan menetukan rute lokasi dan posisi tata letak rambu yang akan dipasang atau dirawat ketika di lapangan, dikarenakan alat yang disediakan masih terbatas dan informasi data rambu kurang jelas.
Berdasarkan permasalahan di atas penulis mempunyai gagasan dengan terintegrasinya mobile application dan web application permasalahan dapat teratasi dan terintegrasinya antar aplikasi dengan sangat memungkinkan dengan adanya web service (Boutrous et al., 2009). Sehingga informasi terkait tugas pengelolaan rambu petugas lapangan maupun petugas survei saling terintegrasi.
Mobile application dirancang dengan sistem operasi Android yang mendukung Google Maps. Tekonilogi ini memanfaatkan peta digital yang dapat berintegrasi dengan Global Positioning System (GPS) (Garude M. dan Haldikar N., 2014). Perangkat bergerak khususnya smartphone, saat ini sudah mendukung teknologi GPS. Dengan adanya GPS pada smartphone, petugas dapat menetukan titik lokasi rambu yang disurvei dan melakukan penelusuran rute lokasi rambu yang akan dipasang. Selain itu, aplikasi juga memanfaatkan tekonolgi Augmented Reality (AR) geolocation. Teknologi AR ini menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam suatu lingkungan nyata berdasarkan lokasi GPS dan manusia dapat berinteraksi dengan dunia digital secara langsung (Fauzi et al., 2014). Sehingga dengan teknologi AR dapat membantu petugas menentukan jarak dan posisi letak objek rambu secara interaktif dalam proses
pemasangan rambu dan memberikan penyampaian informasi yang lebih nyata dan menarik pada proses pencarian rambu..
Sedangkan untuk melihat performansi hasil implementasi mobile application diperlukan beberapa pengujian sistem untuk mengetahui aplikasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat tiga parameter yang digunakan untuk mengetahui performansi sistem dalam penelitian ini, yaitu usability, compatibility dan pendekatan akurasi GPS. Pengujian compatibility bertujuan untuk memeriksa apakah aplikasi yang dikembangkan mampu berjalan pada hardware, model, sistem operasi, ataupun resolusi layar yang dan pada pengujian usability bertujuan untuk mengukur tingkat kualitas aplikasi (Bangor et al., 2009), sehingga menetukan aplikasi mudah dipelajari, mudah digunakan dan ketertarikan pengguna untuk menggunakan aplikasi sebagai alat yang dapat membantu proses pengelolaan rambu. Sedangkan pada pengujian pendekatan akurasi GPS bertujuan untuk menguji kemampuan akurasi aplikasi dalam mendeteksi suatu lokasi pemasangan rambu. Sehingga petugas dapat meggunakan aplikasi pengelolaan rambu sebagai alat pendeteksi lokasi yang sesuai dalam proses pengelolaan rambu.
Hasil akhir penelitian ini diharapkan aplikasi dapat membantu petugas atau pengguna dalam melakukan proses pengelolaan rambu serta memberikan akses informasi umum, peta lokasi, rute menuju lokasi pemasangan dan penetuan titik lokasi rambu menuju lokasi tujuan secara terintegrasi.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Rambu-Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan sebagai peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai jalan. Dalam penyelenggaraan rambu lalu lintas sesuai keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat (No. SK.116/AJ.404/DRJD/97) ada empat jenis rambu-rambu lalu lintas yang tercantum dalam undang-undang yaitu:
2. Rambu Larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan larangan perbuatan yang dilakukan oleh pemakai jalan.
3. Rambu Perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah kepada pemakai jalan untuk wajib mematuhinya.
4. Rambu Petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan kepada pemakai jalan mengenai jurusan, jalan, situasi, kota tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain.
2.2 Android
Android adalah platform open source dari Google yang dirancang untuk perangkat mobile. Tujuan dari platform open source tersebut adalah untuk menumbuhkan inovasi yang kreatif untuk memudahkan aktivitas sehari-hari. Android menawarkan terobosan terbaru dalam perangkat bergerak yang lebih kaya, lebih efisien dan lebih inovatif (Gargeta M., 2011)
2.3 Web Service
Web service adalah layanan yang tersedia di Internet. Web service menggunakan format standar XML untuk pengiriman pesannya. Web service juga tidak terikat kepada bahasa pemrograman atau sistem operasi tertentu (Cerami E., 2002).
Gambar 1. Skema dan Operasi Web Service.
Pada Gambar 1 dijelaskan bahwa, ada tiga komponen utama dari web service yaitu:
1. Service Provider
Pada bagian ini, penyedia web service yang berfungsi menyediakan kumpulan web services yang dapat diakses dan dioperasikan oleh pengguna.
2. Service Requestor
Pada bagian ini, aplikasi bertindak sebagai pengguna/penerima yang melakukan
permintaan layanan (berupa web services) ke service provider.
3. Service Registry
Pada bagian ini, service provider mempublikasikan dan memberi hak akses layanannya. Kreiger H. (2001)
2.4 Global Positioning System (GPS)
Global Positioning System (GPS) merupakan sistem navigasi dengan menggunakan teknologi satelit sehingga perangkat dapat menerima sinyal dari satelit. Sistem GPS bekerja dengan menghitung jarak dari satelit penerima lokasi. Minimal ada tiga satelit yang diperlukan untuk posisi dua dimensi dan empat satelit untuk posisi tiga dimensi. Semakin banyak satelit yang berperan maka semakin menemukan posisi yang lebih akurat, sehingga titik persimpangan menjadi lebih kecil. (Kurniawan, 2014).
2.5 Augmented Reality (AR)
Pengertian Augmented Reality (AR) adalah sebuah teknologi penggabungan dari dunia nyata dan dunia digital sehingga objek dalam dunia digital ditampilkan bersamaan di dunia nyata (T. Azuma, 1997). Penggabungan antara dunia maya dan dunia nyata yang dibuat oleh komputer, merupakan suatu bentuk dari konsep AR bentuk 3D/2D, video, dan teks berupa virtual yang digabungkan dengan lingkungan.
2.6 Pengujian Perangkat Lunak 2.6.1 Pengujian Validasi
Pengujian validasi merupakan salah satu strategi pengujian perangkat lunak. Pengujian ini merupakan teknik pengujian blackbox. Pengujian ini dilakukan setelah pada tahap pengujian integritas tidak terjadi kesalahan. Pengujian validasi dilakukan setelah semua kesalahan diperbaiki. pengujian validasi dinyatakan berhasil jika fungsi yang ada pada perangkat lunak sesuai dengan yang diharapkan pengguna.
2.6.2 Pengujian Usability
pengujian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan kuisioner SUS yang menggunakan perhitungan skala likert. Penggunaan SUS sangat efektif untuk menilai tingkat ketergunaan dari sebuah produk, termasuk situs web, ponsel, sistem interaktif, aplikasi TV, dan lain-lain (Bangor et al., 2009).
2.6.3 Pengujian Compatibility
Pengujian compatibility adalah pengujian yang digunakan untuk memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mampu berjalan pada hardware, sistem operasi, aplikasi, ataupun lingkungan jaringan yang berbeda. Menurut Kumar et al. (2015), pengujian compatibility mobile application dapat diukur dengan menguji aplikasi diberbagai platform perangkat mobile yang berbeda, versi OS yang berbeda, hardware, ukuran layar yang berbeda dan resolusi layar yang berbeda.
2.6.4 Pengujian Pendekatan Akurasi GPS Pengujian pendekatan akurasi ini dilakukan untuk mengetahui GPS smartphone mampu memberikan koordinat lokasi pengguna yang sesuai. Pengujian pendekatan akurasi dilakukan dengan melakukan penghitungan selisih jarak antara koordinat GPS smartphone dengan koordinat GPS handler seperti penelitian yang dilakukan oleh Fali et al (2014). Hasil selisih pergesaran koordinat GPS smartphone dengan GPS handler tersebut, dihitung menggunakan Haversine formula (Fali et al., 2014).
3. METODOLOGI
Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal, yaitu tahapan penelitian yang akan dilakukan. Berikut pada Gambar 2 merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan aplikasi.
Gambar 2. Diagram Alir Metode Penelitian
4. REKAYASA KEBUTUHAN
4.1 Gambaran Umum Sistem
Pada Gambar 3 menjelaskan gambaran umum proses pengelolaan rambu yang diantaranya terdapat tiga jenis aktor yaitu admin, petugas survei dan petugas lapangan yang saling berhubungan dam dari ketiga aktor tersebut admin bertugas menjalankan web application dan petugas survei/lapangan menjalankan mobile application dan dua sistem tersebut dihubungkan dengan server/web service untuk proses pengelolaan rambu.
Gambar 3. Gambaran Umum Sistem
4.2 Identifikasi Aktor
Pada Tabel 1 dijelaskan bahwa terdapat tiga jenis aktor yaitu admin, pengguna/petugas survei
Studi Literatur
Analisis Kebutuhan Sistem
Perancangan Sistem
Implementasi
Pengujian dan Analisis Mulai
dan pengguna/petugas lapangan.
Tabel 1. Identifikasi Aktor
Aktor Deskripsi
Admin
Aktor yang memiliki hak akses pada
web application untuk mengelola projek, tugas, pengguna dan komponen rambu pada web
application, dengan melakukan proses
create, read, update dan delete
(CRUD).
Pengguna/ Petugas Survei
Aktor yang memiliki hak akses pada
mobile application untuk mengelola fitur projek dan tugas, dengan melakukan proses create, read, update
dan delete (CRUD).
Pengguna/ Petugas Lapangan
Aktor yang memiliki hak akses pada
mobile application untuk mengelola fitur projek dan tugas, salah satunya dengan melakukan update status projek dan tugas rambu
4.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Tahap analisis kebutuhan fungsional terdapat dua use case, yaitu mobile dan web application. Pada Gambar 4 merupakan gambaran dari kebutuhan fungsional mobile application petugas lapangan yang dimodelkan dalam bentuk diagram use case.
Gambar 4.Class Diagram Mobile Application
5. PERANCANGAN
5.1 Perancangan Arsitektur Sistem
Pada Gambar 5 mobile application dipengaruhi oleh beberapa aktivitas di luar aplikasi yaitu terdiri dari pengguna, GPS, web service dan Firebase Cloud Messaging (FCM).
Gambar 5.Class Diagram Mobile Application
Pada sistem mobile application, untuk mendapatkan data, sistem harus meminta kepada web service dengan menggunakan library volley, sedangkan untuk data lokasi didapatkan dengan GPS perangkat bergerak berupa koordinat berdasarkan sinyal satelit. Pada sistem web service digunakan untuk memproses pertukaran data antara mobile application dengan web application. Selain itu, pada mobile application, data ditampilkan menjadi sebuah informasi lokasi dalam bentuk pencarian rute Google Map dan pemasangan rambu berbasis Mixare AR.
Pada arsitektur sistem web application, web application berfungsi sebagai proses pengelolaan data rambu yang ditujukan kepada mobile application dengan memberikan pesan notifikasi menggunakan Firebase Cloud Messaging (FCM), FCM menyampaikan pesan pemberitahuan kepada pengguna yang berhubungan pada saat transaksi data dilakukan.
5.2 Perancangan Activity Diagram
Gambar 6.Activity Diagram Melihat Detail Tugas Survei
5.3 Perancangan Class Diagram
Perancangan class diagram dilakukan untuk memberikan gambaran kelas-kelas yang terdapat pada perangkat lunak yang sedang dirancang. Class diagram merepresentasikan hubungan antar kelas di dalam sistem dan bagaimana cara antar kelas saling terhubung. Pada perancangan class diagram, terdapat dua class diagram yang dirancang yaitu mobile application dan web application. Pada Gambar 7 merupakan salah satu yang ditampilkan, yaitu class diagrammobile application.
Gambar 7.Class Diagram Mobile Application
5.4 Perancangan Basis Data
Perancangan basis data dilakukan untuk menyediakan penyimpanan data-data pada mobile application dan web application pengeloaan rambu lalu lintas. Pemodelan perancangan basis data menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD menggambarkan relasi-relasi antar entitas. Entitas-entitas tersebut nantinya pada implementasi akan menjadi tabel-tabel di dalam basis data. ERD yang dirancang terdapat empat entity yaitu User, Project, Data_project dan Traffic_sign.
5.5 Perancangan Antarmuka
Perancangan antarmuka merupakan perancangan tampilan halaman-halaman antarmuka mobile application pengeloaan rambu lalu lintas dan web application pengeloaan rambu lalu lintas beserta alur-alur perpindahan antar halaman. Perancangan meliputi perancangan antarmuka mobile application dan web application pengeloaan rambu lalu lintas. Pada Gambar 8 merupakan salah satu contoh perancangan antarmuka halaman cari rute lokasi AR pada mobile application.
Gambar 8. Rancangan Antarmuka Halaman Cari Rute Lokasi AR
6. IMPLEMENTASI
6.1 Spesifikasi Sistem
Dalam proses implementasi mobile application dan web application dibagi kedalam beberapa tahap yaitu tersusun dari spesifikasi sistem, batasan-batasan implementasi, implementasi basis data, implementasi class diagram, implementasi kode dan implementasi antarmuka. Pada Tabel 2 merupakan salah satu spesifikasi yang jelaskan yaitu, spesifikasi perangkat bergerak Android.
Tabel 2. Spesifikasi Perangkat Bergerak Android Nama
Komponen Spesifikasi
System
Model Asus Zenfone 5 A500CG
Prosessor Intel Atom Z2580 Dual-core 2.0 GHz
Memory
(RAM) 2 GB RAM
Display IPS 5.0 inches, 720 x 1280 pixels (~294
ppi pixel density)
6.2 Impementasi Basis Data
Proses implementasi basis data web service dan web application menggunakan basis data MySQL. Hasil implementasi berupa basis data dengan nama Papb yang memiliki empat tabel yaitu, tabel Data_project, tabel Project, tabel Traffic_sign dan tabel User. Hasil implementasi basis data dimodelkan dalam diagram phisycal entity relationship yang ditunjukan pada Gambar 9.
Gambar 9. Implementasi Basis Data.
6.3 Implementasi Class Diagram
Hasil perancangan class diagram tersebut direalisasikan dalam proses implementasi dengan hasil implementasi berupa berkas-berkas program. Pada Tabel 3 menunjukan hasil implementasi kelas yang terdapat dalam mobile application.
Tabel 3. Implementasi Class Diagram Mobile Application
Nama Package Nama Kelas Nama Layout
skripsi.code.
signapps.Adapter
JobListAdap
ter list_row_job.xml
skripsi.code.
signapps.Controlle r
ControllerJo
b -
skripsi.code.
signapps.Helper AppRequest -
skripsi.code.
signapps.Data UrlConfig -
skripsi.code.
signapps.View.Acti vity
AddJobActi vity
activity_add_job_ main
.xml
skripsi.code.
signapps.View.Fra gment
HomeFrag ment
fragment_home
.xml
6.4 Implementasi Antarmuka
Implementasi antarmuka merupakan penerapan dari perancangan navigasi dan antarmuka aplikasi sesuai hasil perancangan antarmuka. Implementasi antarmuka dibagi menjadi dua bagian yaitu implementasi antarmuka mobile application dan implementasi antarmuka web application. Gambar 10 merupakan salah satu implementasi halaman cari rute lokasi AR mobile application yang ditampilkan.
Gambar 10. Implementasi Antarmuka Halaman Cari Rute Lokasi AR
7. PENGUJIAN DAN ANALISIS
7.1 Pengujian Validasi
Pengujian validasi bertujuan untuk menguji aplikasi apakah sudah dibangun dengan benar sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan. Pada Tabel 4 merupakan penjelasan pengujian validasi loginmobile application yang dijelaskan dalam bentuk tabel kasus uji. Kasus uji dibuat untuk melakukan pengujian setiap fungsional aplikasi.
Tabel 4. Kasus Uji Login Halaman Aplikasi
ID Kasus
Uji UV_A_001
Nama
Kasus Uji Login Halaman Aplikasi ID Use
Case UC_A_001
Tujuan Pengujia n
Untuk memastikan bahwa aplikasi pengelolaan rambu dapat melakukan proses login bagi pengguna.
Prosedur Pengujia n
1.Mengisi kolom username dan password.
2.Menekan tombol “Login”.
Hasil yang Diharapk an
7.2 Pengujian Usability
Pengujian usability dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas pertanyaan beserta jawaban pada masing-masing pertanyaan dan skenario dalam menjalankan aplikasi. Kuesioner ini didasarkan pada kuesioner System Usability Scale (SUS). Pada Tabel 5 merupakan Kuesioner responden diukur dengan menggunakan Likert Scale tingkatan nilai 1 sampai 5.
Tabel 5. Daftar Pertanyaan atau Pernyataan Kuesioner
No Pertanyaan/Pernyataan
Scale
1 2 3 4 5
1
Saya akan menggunakan aplikasi ini jika saya menjadi petugas pengelola rambu.
2
Saya menemukan fitur di dalam aplikasi ini cukup merepotkan dan rumit.
3 Menurut saya aplikasi ini mudah digunakan
4
Saya membutuhkan bantuan orang lain/teknisi dalam menggunakan aplikasi ini.
5
Menurut saya fitur-fitur aplikasi ini sudah terintegrasi dengan baik
6
Saya menemukan terlalu banyak ketidak-konsistenan dalam aplikasi ini
(fitur, judul halaman, ikon, tombol, dll)
7
Menurut saya orang-orang bisa cepat untuk memahami penggunaan aplikasi ini.
8
Menurut saya aplikasi ini tidak praktis digunakan untuk mengelola rambu.
9
Saya merasa yakin aplikasi ini bisa digunakan untuk mengelola rambu
10
Saya sepertinya perlu belajar banyak hal terlebih dahulu, sebelum mulai menggunakan aplikasi ini
7.3 Pengujian Compatibility
Pada pengujian compatibility hanya dilakukan pada sistem mobile application, dengan cara melakukan pengujian aplikasi pada berbagai platform perangkat mobile dengan berbagai model smartphone yang menggunakan Android versi 4.3 Jellybean sampai Android
versi 6.0 Marsmallow. Pada Tabel 6 merupakan spesifikasi perangkat bergerak mobile application.
Tabel 6. Spesifikasi Perangkat Bergerak Mobile Application
Model Spesifikasi
Sony Xperia M
Versi OS
Android OS, v4.3 (Jelly Bean)
Layar
TFT 4.0 inches, 480 x 854 pixels (~245 ppi pixel density)
Samsung Galaxy Tab 3
Versi OS
Android OS, Android 4.4.2 (KitKat)
Layar
TFT 8.0 inches, 800 x 1280 pixels (~189 ppi pixel density)
Asus Zenfone 5 A500CG
Versi
OS Android OS, v5.0 (Lollipop)
Layar
IPS 5.0 inches, 720 x 1280 pixels (~294 ppi pixel density)
Xiaomi Mi 5 S
Versi OS
Android OS, v6.0 (Marshmellow)
Layar
LPS 5.15 inches, 1080 x 1920 pixels (~428 ppi pixel density)
7.4 Pengujian Pendekatan Akurasi GPS Pada pengujian pendekatan akurasi GPS dilakukan dengan menguji selisih titik koordinat GPS pada mobile application dengan koordinat GPS pada Garmin GPS Oregon 550 sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Pandhita dan Yuliansyah (2015). Pengujuan dilakukan pada lima lokasi yang berbeda, setiap lokasi memiliki dua koordinat yaitu koordinat smartphone dan koordinat Garmin GPS. Metode yang digunakan untuk menghitung hasil jarak selisih koordinat pada kedua koordinat adalah formula Haversine seperti yang dapat dilihat pada Persamaan 1.
) )
Keterangan Persamaan 1: d= jarak antara dua titik
r= radius bumi (radius = 6,371km) φ=latitude
λ=longtitude
7.5 Analisis Pengujian Validasi
kebutuhan fungsionalitas sistem. Berdasarkan hasil pengujian validasi dapat disimpulkan bahwa aplikasi telah memenuhi kebutuhan yang dijelaskan pada tahap analisis kebutuhan, sebab hasil dari semua pengujian validasi pada mobile application dihasilkan 100% valid.
7.6 Analisis Pengujian Usability
Pengujian usability dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kemudahan terhadap penggunanaan sistem sesuai dengan aspek-aspek usability. Pengujian dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas pertanyaan beserta jawaban pada masing-masing pertanyaan. Kuesioner ini didasarkan pada kuesioner System Usability Scale (SUS).
Tabel 7. Hasil Perhitungan Skor SUS Petugas Survei
Responden
Penilaian Hasil Responden Petugas Survei Skor
SUS Q1 Q2 Q9 Q10
R1 4 3 4 3 85
R2 4 3 2 2 77.5
R3 3 4 4 3 85
R4 3 4 3 2 77.5
R5 3 3 3 2 80
R6 4 4 2 2 75
R7 3 2 3 2 75
R8 4 3 3 1 82.5
R9 4 2 3 3 77.5
R10 4 3 3 3 80
Total Skor SUS 795
Rata-Rata Skor SUS 79.5
Tabel 8. Hasil Perhitungan Skor SUS Petugas Lapangan
Responden
Penilaian Hasil Responden
Petugas Lapangan Skor SUS Q1 Q2 Q9 Q10
R1 3 2 2 2 72.5
R2 4 3 4 2 80
R3 3 3 4 3 77.5
R4 3 4 2 3 82.5
R5 4 3 4 2 85
R6 4 4 4 3 87.5
R7 3 4 3 1 77.5
R8 4 4 4 1 85
R9 4 2 3 4 80
R10 4 2 3 2 77.5
Total Skor SUS 805
Rata-Rata Skor SUS 80.5
Pada Tabel 7 merupakan tabel rekapitulasi dan perhitungan skor SUS petugas survei dan pada Tabel 8 merupakan tabel rekapitulasi dan perhitungan skor SUS petugas survei. Dari Tabel 7, hasil skor SUS responden petugas survei sebesar 795 dengan rata-rata SUS sebesar 79.5 dan pada Tabel 8, hasil skor SUS dari responden petugas lapangan sebesar 805 dengan rata-rata SUS sebesar 80.5, sehingga berdasarkan data rata-rata penilaian SUS pada kedua kusioner, aplikasi dinyatakan acceptable berdasarkan rentang penerimaan skor SUS oleh Bangor et al. (2009).
7.7 Analisis Pengujian Compatibility
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada empat perangkat bergerak yang berbeda, bahwa aplikasi berjalan 100% dengan normal sesuai dengan antarmuka dan fitur-fitur kebutuhan (kasus uji) pada masing-masing perangkat Android dengan spesifikasi yang berbeda seperti yang dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Pengujian Compatibilty Mobile Application
ID Kasus
Uji
Hasil Pengujian
Sony Xperia
M
Samsun g Galaxy
Tab 3
Asus Zenfone 5
A500CG
Xiaom i Mi
5S
UV_A_0
01 Valid Valid Valid Valid
UV_A_0
02 Valid Valid Valid Valid
…… ….. …… ……. …..
UV
_A_023 Valid Valid Valid Valid
7.8 Analisis Pengujian Pendekatan Akurasi GPS
Tabel 10. Analisis Hasil Pengujian Pendekatan
Dari Tabel 10 didapatkan nilai diantara lima lokasi memiliki selisih jarak tertinggi sekitar 4.039 meter dan terendah sekitar 1.812 meter. Hasil ini sudah cukup akurat dalam mendeteksi suatu lokasi. Dalam penelitian Pandhita dan Yuliansyah, (2015) hasil kurang dari 7 meter dapat dinyatakan bahwa presisi GPS pada aplikasi sudah cukup akurat dalam mendeteksi suatu lokasi
8. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisis perancangan, implementasi dan pengujian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Perancangan dan implementasi aplikasi
telah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan sistem yang telah dianalisis berdasakan kebutuhan fungsional yang telah dirancang dan aplikasi berjalan dengan hasil pengujian validasi sebesar 100%.
2. Berdasarkan hasil pengujian compatibility aplikasi mampu berjalan dengan normal dan hasil pengujian usability menunjukkan rata-rata skor SUS petugas survei sebesar 79.5 dan petugas lapangan sebesar 80.5 dengan status acceptable. Sementara itu, hasil pengujian pendekatan akurasi GPS mendapatkan selisih jarak tiap lokasi tertinggi sebesar 4.039 meter dan terendah sebesar 1.812.
DAFTAR PUSTAKA
Bangor, A., Kortum, P. & Miller, J., 2009. Determining What Individual SUS Scores Mean: Adding an Adjective Rating Scale. Journal of Usabilitas Studies.
Cerami, E. 2002. Web Services Essentials Distributed Applications with XML-RPC, SOAP, UDDI & WSDL. O'Reilly. ISBN: 0-596-00224-6, 304 pages.
Fali, O. A., Desy, S. S. & Dieka, R. M. 2014. Location Based Service for Information Publication Using GPS on Android-Based Mobile Phone. Proceeding of International Conference on Electrical Engineering, Computer Science and Informatics, Yogyakarta, Indonesia.
Fauzi, A., Suharsono, A. & Sudaftariyowati, A. 2014. Aplikasi Pengenalan Rambu Lalu Lintas Menggunakan Augmented Reality Berbasis Android. Seminar Akhir Ilmu Komputer Universitas Singaperbangsa.
Gargeta, M. 2011. Learning Android. Inc. Sebastopol: O’Reilly Media 2011. ISBN: 978-1-449-39050-1, Vol 1,
Garude, M. & Haldikar N. 2014. Real Time Position Tracking System Using Google Maps API V3. International Journal of Scientific and Research Publications, Volume 4, Issue 9, ISSN 2250-3153.
Harijanto, F. & Widyantara, H. 2008. Sistem Pemantauan Posisi Mobil Menggunakan Global Positioning System (GPS) Berbasiskan Radio Frekuensi. 12 Gematek Jurnal Teknik Komputer.
Kreger, H., 2001. Web Services Conceptual Architecture (WSCA 1.0). IBM Software Group.
Kumar, M., Kant, K. K., Varyani, B. & Kale, M. 2015. Analysis of Optimization Requirement of Mobile Application Testing Procedure. ICSEA 2015: The Tenth International Conference on Software Engineering Advances.