Pengaruh Bahan Pengikat Polivinil Pirolidon (PVP) terhadap Mutu Fisik
Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosela
(
Hibiscus sabdariffa
L.)
Ratnaningsih DA
Dosen Prodi D-III Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang (Penelitiian Mandiri 2014)
ABSTRAK
Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) digunakan oleh masyarakat sebagai obat sariawan dengan cara diseduh. Cara ini kurang praktis sehingga dilakukan penelitian untuk membuat sediaan tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang stabil dengan menggunakan PVP sebagai bahan pengikat. Ekstrak kental didapatkan dengan cara maserasi menggunakan etanol 96% dan diserbukkan dengan aerosil (2:1). Formula tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang dibuat menggunakan bahan pengikat PVP dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5%, serta kontrol tanpa ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan konsentarasi 1%. Kemudian dilakukan evaluasi untuk melihat pengaruh bahan pengikat PVP terhadap mutu fisik tablet hisap meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, tanggapan rasa, dan homogenitas warna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kadar bahan pengikat, semakin besar kerapuhan, semakin kecil kekerasan, dan semakin cepat waktu larut. Untuk pengujian warna dan rasa dilakukan menggunakan responden, didapatkan hasil warna cukup homogen pada formula II dan III, sedangkan warna formula I tidak homogen. Pada uji rasa setiap formula didapatkan hasil rasa yang cukup enak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi PVP 3% pada formula II tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) menunjukkan mutu fisik yang baik.
Kata Kunci : ekstrak kelopak bunga rosella, tablet hisap, mutu fisik
PENDAHULUAN
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern (Sari, 2006).
Tanaman obat yang terdapat di Indonesia sangat beragam antara lain, tanaman Rosella (Hibiscuss sabdariffa L.) yang berkhasiat untuk mengurangi batuk, antiseptik, antibakteri, sariawan, dan lainnya. Komponen kimia alami pada tanaman rosella yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit tersebut adalah antioksidan. Salah satu kandungan antioksidan kelopak bunga rosella yaitu vitamin C. Kandungan vitamin C pada rosella cukup tinggi dibandingkan buah-buahan seperti jeruk, apel, pepaya, dan
jambu biji. Kandungan vitamin C dalam 100 gram ekstrak kelopak bunga rosella sekitar 214,68 mg (Mardiah dkk, 2009).
Pemanfaatan kandungan vitamin C pada kelopak bunga rosella sering digunakan untuk mengurangi sariawan yaitu dengan cara menyeduh tiga kelopak bunga rosella kering dengan 200 ml air panas (Suryaatmaja dan Nelistya, 2009). Cara ini kurang efektif dan efisien sehingga perlu pengembangan ke bentuk modern agar lebih praktis dan menarik. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan dibuat dalam bentuk sediaan tablet hisap yang mengandung ekstrak kelopak bunga rosella (Solihah, 2009).
akan dapat memberikan takaran dosis zat aktif yang lebih tepat (Banker dan Anderson, 1986).
Mutu fisik sediaan tablet hisap sangat dipengaruhi oleh bahan tambahan dalam formulanya salah satunya bahan pengikat. Beberapa bahan dapat dijadikan pengikat pada tablet hisap seperti gom arab, turunan selulosa dan polivinil pirolidon. Menurut penelitian Andini (2013), yang memvariasikan PVP K-30 pada tablet hisap ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) dengan basis mannitol menyatakan bahwa peningkatan kadar PVP akan meningkatkan kekerasan, memperlama waktu hancur tetapi tidak mempengaruhi kerenyahan tablet.
Berdasarkan pertimbangan untuk mempermudah penggunaan ekstrak tanaman dan juga belum terdapatnya di pasaran, maka telah dilakukan penelitian tentang pengaruh bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP) terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.).
METODOLOGI
Rancangan penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental untuk melihat pengaruh bahan pengikat polivinil pirolidon (PVP) terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.).
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah botol coklat tertutup untuk maserasi, seperangkat alat destilasi vakum, naraca analitik, mortir dan stamper, alat uji kekerasan atau hardness tester, alat uji kerapuhan atau Roche friabilator, mesin tablet single punch,, alat uji granul, ayakan no. 14 dan 16, stopwatch, almari pengering, alat-alat gelas pyrex dan alat pendukung lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain kelopak bunga rosella, manitol, PVP, Mg stearat, talk, aerosil, etanol, dan aquadest.
Prosedur Kerja
1. Pembuatan Ekstrak
Kelopak bunga rosella dibersihkan dari kotoran yang melekat, kemudian dirajang halus dan dikeringanginkan. Timbang hasil dari kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang telah dirajang sebanyak 750 gram, lalu masukkan ke dalam botol maserasi. Siram dengan etanol yang telah didestilasi sampai semua sampel terendam dan ada selapis etanol diatasnya. Tutup dan biarkan selama 3-5 hari di tempat yang gelap atau terlindung dari cahaya, sambil sesekali dikocok. Lalu saring, biarkan beberapa jam kemudian diendaptuangkan ke wadah lain, ulangi 3-5 kali sampai sampel tersari hampir sempurna.
Kemudian lakukan pembuatan ekstrak kering kelopak bunga rosella yaitu dengan mencampur aerosil dengan ekstrak kental dengan perbandingan (1:2). Pencampuran ekstrak kental dengan aerosil dilakukan dimortir dan stamper yang sebelumnya dipanaskan di atas waterbath, dengan tujuan untuk mempercepat penguapan pelarutnya (solven), mencegah terjadinya higroskopisitas dan menjaga kestabilan ekstrak
2. Formula Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosela
Tabel 1. Formula Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
Bahan Fungsi
Jumlah Bahan Untuk 1 Tablet Dengan Bobot ± 500 mg/tablet F I F II F III Kontrol
3. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah
baik. Massa granul dilewatkan pada ayakan mesh 14, dikeringkan pada suhu 500C
selama 24 jam. Kemudian timbang granul yang sudah kering selanjutnya diayak dengan ayakan no 16. Lakukan uji sifat fisik granul (sudut diam, waktu alir, dan kompresibilitas)
5. Pembuatan Tablet Hisap
Granul yang telah diperiksa, kemudian ditambahkan Mg stearat 0,5% dan Talk 1% dari berat granul. Kemudian dicetak dengan mesin pencetak tablet singel punch, bobot tiap tablet 500 mg. Dilakukan uji sifat fisik tablet hisap yaitu
a. keseragaman bobot b. kerapuhan
c. kekerasan d. waktu larut
e. homogenitas warna f. uji tanggapan rasa
HASIL
1. Hasil Pembuatan Ekstrak Kental Kelopak Bunga Rosella
Hasil dari pembuatan ekstrak kental kelopak bunga rosella, dari 750 gram kelopak bunga rosella kering dihasilkan ekstrak kental 104,3815 gram. Berdasarkan hasil pembuatan ekstrak tersebut maka diperoleh rendemen 13,9%.
2. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Tabel 2. Hasil Uji Sifat Fisik Granul Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Uji Sifat Fisik Granul Granul
Formula I Formula II Formula III Kontrol Sudut Diam (0) 28,07 29,70 29,90 29,50
Waktu Alir (detik) 8,37 8,23 6,99 6,35
Kompresibilitas (%) 5,00 6,25 7,00 10,00
3. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap
Pemeriksaan sifat fisik tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella meliputi
keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, tanggapan rasa, dan homogenitas warna.
Tabel 3. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Replikasi Formula I (mg)
Formula II (mg)
Formula III (mg)
Kontrol (mg)
1 462,8 567,1 607,8 505,3
2 467,2 568,5 617,8 494,5
3 464,0 573,8 595,3 510,2
4 465,6 565,0 616,5 491,7
5 461,0 567,6 619,3 499,0
6 467,4 568,3 591,7 507,7
7 461,6 561,0 610,8 509,8
8 467,3 572,1 612,8 501,9
9 462,9 559,9 618,9 504,9
10 468,7 572,3 608,6 508,2
11 467,2 568,4 601,8 507,6
12 469,1 571,1 606,3 507,0
13 467,8 571,2 617,6 499,7
14 465,3 572,9 620,7 499,1
15 466,4 575,5 610,7 506,1
16 468,6 566,9 619,4 497,6
17 467,3 564,2 624,5 502,8
18 466,6 566,0 606,9 507,9
19 463,1 563,5 620,7 503,7
20 463,0 563,0 603,8 499,0
∑ 9312,2 11392,5 12233 10062,5
X 469,6 569,6 611,6 503,1
Tabel 4. Hasil Uji Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) No. Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (kg)
Formula I Formula II Formula III Kontrol
1 11,5 9,0 8,0 7,5
2 11,0 9,0 7,5 9,0
3 11,0 7,5 8,0 8,5
4 12,5 7,5 7,0 7,5
5 10,0 8,0 8,0 8,0
∑ 56 41 38,5 40,5
X 11,2 8,2 7,7 8,1
Keterangan: Memenuhi syarat bila kekerasan tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) antara 7-14 kg.
Tabel 5. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
No. Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
Formula I Formula II Formula III Kontrol W1 (g) 9,5148 11,5503 11,5770 10,0594
W2 (g) 9,5136 11,5445 11,5629 9,9907
% kerapuhan 0,01 0,05 0,12 0,68
Keterangan: Memenuhi syarat jika kerapuhan tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) kurang dari 1,0%.
Tabel 6. Hasil Uji Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
No.
Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella
Formula I (menit) Formula II (menit) Formula III (menit) Kontrol (menit)
1 6,38 7,40 8,04 5,26
2 5,58 7,49 8,15 4,52
3 6,29 6,57 8,10 4,43
∑ 18,25 21,46 24,29 14,21
X 6,08 7,15 8,09 4,73
Keterangan: Memenuhi syarat jika waktu melarut tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) 30 menit atau kurang.
Tabel 7. Hasil Uji Tanggapan Rasa Tablet Hisap Ekstrak kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
Formula/ Kontrol
Jumlah Responden 30 Orang
Skor dari 30 Responden Tanggapan Rasa
Enak Cukup Enak Tidak Enak
I 3 14 13 1,67
II 12 11 7 2,16
III 13 14 3 2,33
Kontrol 25 3 2 2,76
Keterangan: Tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella dinyatakan enak jika mempunyai skor rata-rata 3, cukup enak 2, dan tidak 1.
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Warna Tablet Hisap Ekstrak kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)
Formula/ Kontrol
Jumlah Responden 30 Orang
Skor dari 30 Responden Homogenitas Warna
Homogen Cukup Homogen Tidak Homogen
I - 3 27 1,1
II 10 16 4 2,2
III 4 17 9 1,8
Kontrol 30 - - 3,0
PEMBAHASAN
1. Ekstrak Kental Kelopak Bunga Rosella
Dari 750 gram kelopak bunga rosella kering yang dimaserasi dengan etanol dihasilkan ekstrak kental 104,3815 gram, sehingga didapatkan rendemen sebesar 13,9%.
2. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Pemeriksaan sifat fisik granul dilakukan untuk mengetahui kualitas granul yang dihasilkan. Dilakukan pada granul yang telah dikeringkan. Ini bertujuan untuk mengetahui apakah granul yang akan dibuat tablet memenuhi persyaratan sehingga diharapkan akan menghasilkan mutu tablet yang baik.
a. Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut yang terbentuk antara permukaan tumpukan granul dengan bidang horizontal. Bila sudut diam lebih kecil dari 300 biasanya menunjukkan
bahwa bahan dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 400
biasanya mengalirnya kurang baik (Banker dan Anderson, 1994). Pada tabel 7 terlihat bahwa sudut diam yang dihasilkan dari formula tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang menggunakan bahan pengikat PVP dengan kadar 1%, 3%, 5%, dan 1% sebagai kontrol adalah 28,07°, 29,70, 29,90, dan 29,50.
Sehingga secara teori semua formula tidak akan mengalami kesulitan pada waktu tablet dicetak karena granul bersifat mudah mengalir (free flowing).
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Pratiwi (2007), dimana semakin besar kadar bahan pengikat yang diberikan, semakin kecil sudut diam yang dihasilkan. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh banyaknya granul, ukuran, kelembaban granul, diameter corong, cara penuangan, dan pengaruh getaran.
b. Waktu Alir
Waktu alir granul sangat penting untuk diketahui karena merupakan parameter yang penting untuk mengetahui kualitas granul yang akan dicetak. Menurut Fuldholi
(1983), untuk 100 gram granul waktu alir ideal yang dibutuhkan tidak lebih dari 10 detik.
Variasi bahan pengikat yang ditambahkan pada tiap-tiap formula diharapkan mampu memberikan perbedaan yang signifikan terhadap sifat alir dari masing-masing formula, karena bertambahnya kadar bahan pengikat dapat memperbesar kerapatannya sehingga sifat alir granul juga semakin baik. Hal ini disebabkan karena proses pengikatan granul yang semakin meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi dari bahan pengikat, sehingga dimungkinkan bentuk granul yang semakin sferis dan jumlah fines yang semakin kecil. Hal ini mengakibatkan gaya gesek antar partikel-partikel granul dengan wadahnya menjadi kecil, maka kecepatan alir granul juga semakin meningkat.
Dalam penelitian ini jumlah granul yang di uji sebanyak 45 gram, sehingga jika diturunkan dari penelitian Fudholi waktu alir maksimum yang dibutuhkan adalah 4,5 detik. Sementara hasil penelitian terhadap waktu alir dari formula tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan kadar bahan pengikat PVP 1%, 3%, 5%, dan 1% sebagai kontrol, adalah 8,37 detik, 8,23 detik, 6,99 detik, dan 6,35 detik, maka semua formula tersebut tidak memenuhi standar karena lebih besar dari 4,5 detik. Hal ini disebabkan karena waktu alir granul dipengaruhi oleh distribusi ukuran, bentuk, dan jumlah fines. Dari hasil pengamatan terlihat banyak fines pada granul, tetapi tidak dilakukan pengukuran terhadap jumlah fines tersebut. Dimana semakin besar jumlah fines maka semakin lama waktu alir granul (Nugrahani, Rahmat, dan Djajadisastra, 2005).
c. Kompresibilitas
harga kompresibilitas 12%-16 % (FI edisi IV, 1995).
Dari formula tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang menggunakan bahan pengikat PVP dengan kadar 1%, 3%, 5%, dan kontrol 1%, dihasilkan indeks kompresibilitas yaitu 5%, 6,25%, 7%, dan 10%. Semakin besar kadar bahan pengikat yang ditambahkan, maka semakin besar pula indeks kompresibilitas yang dihasilkan. Dari keempat formula tersebut semuanya memenuhi standar, hanya saja pada kontrol indeks kompresibilitas yang dihasilkan lebih besar dari formula I yang sama-sama menggunakan PVP 1%, ini bisa saja disebabkan karena pada kontrol tidak
ditambahkan ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) atau bisa juga karena faktor cara ketukan yang berbeda pada waktu uji kompresibilitas, sehingga terjadinya perbedaan yang sangat singnifikan.
Besar kecilnya indeks kompresibilitas juga sangat ditentukan oleh bagaimana campuran granul dalam mengisi ruang antar partikel dan memampatkan lebih rapat saat terjadinya getaran volumenometer. Indeks kompresibilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bentuk, kerapuhan dan distribusi ukuran partikel.
3. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap
Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Uji Karakteristik Fisik Tablet Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Sifat Kestabilan Fisik
Tablet
Formula
Kontrol
I II III
Keseragaman Bobot (mg) 469,6 596,6 611,6 503,1 Kekerasan
(kg) 11,2 8,2 7,7 8,1
Kerapuhan
(%) 0,01 0,05 0,12 0,68
Waktu Melarut (menit) 6,08 7,15 8,09 4,73
Tanggapan Rasa 1,67 2,16 2,33 2,76
Homogenitas Warna 1,1 2,2 1,8 3,0
a. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot adalah faktor yang penting dalam suatu proses produksi sediaan tablet, karena menentukan intensitas dosis obat yang masuk kedalam tubuh (yang diharapkan sama), sehingga akan berpengaruh pula terhadap keamanan terapi dari sediaan tablet tersebut
Berdasarkan hasil perhitungan keseragaman bobot pada semua formula tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang menggunakan bahan pengikat PVP dengan kadar 1%, 3%, 5%, dan 1% tanpa ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sebagai kontrol, maka tidak ada satu tablet yang menyimpang lebih dari 5% dan tidak satupun tablet yang menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata-ratanya, sehingga semua formula mempunyai keseragaman bobot yang
memenuhi persyaratan dalam Farmakope Indonesia.
b. Kekerasan
Tablet hisap dimaksudkan untuk melarut perlahan di dalam mulut, oleh karena itu dibuat lebih keras dari tablet biasa. Kekerasan tablet hisap yang baik adalah 7 kg sampai 14 kg (Cooper dan Gunn, 1975), serta larut atau terkikis secara perlahan dalam mulut dalam jangka waktu 30 menit atau kurang (Banker dan Anderson, 1994).
Kekerasan tablet juga dipengaruhi antara lain oleh besarnya tekanan pada saat pengempaan, sifat bahan yang dikempa, jenis dan konsentrasi bahan pengikat yang digunakan serta kondisi granul. Kekerasan tablet akan berpengaruh terhadap kerapuhan, semakin keras tablet maka semakin rendah kerapuhannya.
c. Kerapuhan
Kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet terhadap pengikisan permukaan dan goncangan. Pengujian kerapuhan tablet dilakukan dengan alat friability tester. Batas kerapuhan tablet yang masih bisa diterima adalah kurang dari 1,0%. Kerapuhan diatas 1,0% menunjukkan tablet yang rapuh dan dianggap kurang baik (Banker dan Anderson, 1994).
Dari hasil pemeriksaan kerapuhan tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan penambahan kadar bahan pengikat PVP 1%, 3%, 5%, dan 1% sebagai kontrol adalah 0,01%, 0,05% , 012%, dan 0,68%. Hal ini menunjukkan bahwa keempat formula memenuhi persyaratan yaitu kerapuhannya tidak lebih dari 1,0 %.
Berdasarkan penelitian Rohana (2007), semakin besar kadar bahan pengikat yang diberikan, semakin menurun kerapuhan tablet hisap yang dihasilkan. Pada penelitian ini terjadi hal yang berlawanan, dimana semakin besar kadar bahan pengikat yang diberikan, semakin meningkatkan kerapuhan yang dihasilkan. Hal ini diduga karena adanya pengaruh dari kandungan ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.), sehingga perlu diteliti lebih lanjut pengaruh dari kandungan kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) ini terhadap daya ikat dari PVP.
Faktor lain yang mempengaruhi kerapuhan tablet adalah kelembapan dimana pada saat proses granulasi, granul dengan kadar air yang rendah memiliki daya kohesif yang lebih kecil sehingga menghasilkan tablet dengan keregasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tablet yang dalam proses granulasinya memiliki kadar air yag lebih tinggi (Banker dan Anderson, 1994).
d. Waktu Melarut
Waktu melarut adalah waktu yang menggambarkan kecepatan tablet hancur atau melarut perlahan dalam mulut. Tablet hisap melarut 30 menit atau kurang (Banker and Anderson, 1994). Karena alat untuk menguji waktu hancur tidak dapat mewakili kondisi dalam mulut, maka uji waktu larut dilakukan langsung oleh responden. Responden menghisap tablet tanpa mengunyahnya dan membiarkan tablet melumat dengan sendirinya hingga habis di dalam mulut. Waktu yang diperlukan untuk melumat dicatat.
Dari hasil uji waktu melarut tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan kadar bahan pengikat PVP 1%, 3%, 5%, dan 1% sebagai kontrol adalah 6,07 menit, 7,15 menit, 8,09 menit, dan 4,73 menit, keempat formula tersebut telah memenuhi persyaratan yaitu lebih kecil dari 30 menit.
Dari ketiga formula yang mengandung ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.), formula III mempunyai waktu melarut paling lama sedangkan formula I mempunyai waktu melarut paling cepat. Hal ini karena adanya perbedaan pada keseragaman bobot pada tiap formula. Berdasarkan hubungan dengan hasil uji kekerasan dan hasil uji kerapuhan tablet hisap, seharusnya formula III mempunyai waktu melarut paling cepat, karena tingkat kerapuhannya paling tinggi sehingga mempunyai tingkat kekerasan paling rendah, sedangkan formula I yang memiliki tingkat kekerasan paling tinggi, tingkat kerapuhannya paling rendah dan waktu melarutnya seharusnya paling lama.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi waktu melarut seperti, bahan tambahan yang digunakan, metode pembuatan tablet, jenis dan konsentrasi bahan pengikat, bahan pelicin, sifat fisika kimia meliputi ukuran partikel dan struktur molekul.
e. Tanggapan Rasa
langsung dengan acceptability terhadap konsumen. Diharapkan formula tablet hisap selain enak dirasakan juga memberikan rasa yang nyaman di mulut. Uji tanggapan rasa dilakukan terhadap 30 orang responden dengan teknik sampling. Responden yang ditemui diminta untuk memberi tanggapan rasa terhadap formula tablet hisap lalu diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan
Pada uji tanggapan rasa ini dilakukan 2 uji sekaligus yakni uji terhadap rasa tablet hisap dan formula yang dapat diterima oleh responden.
1) Rasa Tablet Hisap
Uji terhadap rasa dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu enak, cukup enak, dan tidak enak, dengan menggunakan responden sebanyak 30 orang untuk diminta pendapatnya terhadap tablet hisap yang dihasilkan. Untuk rasa yang enak diberi nilai 3, cukup enak 2, dan tidak enak 1.
Berdasarkan data uji sampling yang dilakukan pada 30 responden diperoleh hasil yaitu tablet hisap pada semua formula rata-rata memiliki rasa cukup enak. Dimana rasa pada formula I sedikit asam, formula II asam, dan formula III lebih asam dari kedua formula tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada kadar bahan pengikat, sehingga berpengaruh pada penambahan bahan pengisi. Semakin tinggi bahan pengikat yang ditambahkan, maka semakin kecil pula bahan pengisi yang ditambahkan. Sedangkan rasa pada kontrol tidak terlalu manis, sedikit pahit, dan lebih cepat melumat dalam mulut. Hal ini karena pada kontrol tidak ditambahkan ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dan manisnya manitol hanya 0,5-0,7 manisnya sukrosa (Daruwala, 1975). Sedangkan berdasarkan hasil uji statistik chi-squer formula II dan III mempunyai rasa enak, formula I tidak enak.
2) Penerimaan Rasa oleh Responden
Pada uji ini, setelah responden merasakan rasa dari tablet hisap, responden diminta untuk memilih formula mana yang dapat diterima menurut responden. Dari hasil penelitian diketahui bahwa formula III paling banyak dipilih oleh responden dengan
persentase 43,3%, diikuti formula II 36,7% dan formula I 20%.
f. Homogenitas Warna
Uji homogenitas warna dilakukan untuk menguji warna tablet hisap. Parameter ini memegang peranan penting karena berkaitan langsung dengan konsumen. Uji homogenitas warna dilakukan terhadap 30 orang responden dengan teknik sampling. Responden yang ditemui diminta untuk memberi tanggapan warna terhadap formula tablet hisap lalu diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan
Pada uji homogenitas warna ini dilakukan 2 uji sekaligus yakni uji terhadap warna tablet hisap dan formula yang dapat diterima oleh responden.
1) Warna Tablet Hisap
Uji terhadap warna dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu homogen, cukup homogen , dan tidak homogen, dengan menggunakan responden sebanyak 30 orang untuk diminta pendapatnya terhadap tablet hisap yang dihasilkan. Untuk warna yang homogen diberi nilai 3, cukup homogen 2, dan tidak homogen 1.
Berdasarkan data uji sampling yang dilakukan pada 30 responden diperoleh hasil yaitu tablet hisap formula II dan formula III memiliki warna cukup homogen, sedangkan formula I tidak homogen, dan kontrol memiliki warna homogen. Tidak homogennya tablet tersebut disebabkan karena tidak merata dan kurang kuatnya penggerusan yang dilakukan peneliti pada waktu pembuatan granul, sehingga distribusi warna pada tablet tidak merata dengan baik dan terdapatnya bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan yang seragam. Berdasarkan uji statistik chi-squer formula II dan III homogen, sedangkan formula I tidak homogen.
2) Penerimaan Warna oleh Responden
persentase 76,7%, diikuti formula III sebanyak 23,3%.
Dari keseluruhan uji sifat fisik tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang menggunakan kadar bahan pengikat PVP 1%, 3%, dan 5%, dapat diketahui dari segi kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut maka formula I dengan kadar bahan pengikat PVP 1% lebih baik dari kedua formula yang lain, sedangkan formula III dengan kadar pengikat PVP 5% lebih baik pada uji tanggapan rasa dan formula II dengan kadar bahan pengikat PVP 3% lebih dapat diterima responden dari segi homogenitas warnanya.
Jika formula I dengan kadar bahan pengikat PVP 1% dibandingkan dengan kontrol yang juga menggunakan kadar bahan pengikat yang sama, tetapi tidak ditambahkan ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) maka dapat diketahui kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut lebih baik pada formula I, sedangkan kontrol lebih baik dari segi tanggapan rasa dan homogenitas warna.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Formula tablet hisap ekstrak kelopak bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dengan bahan pengikat PVP mampu menghasilkan tablet hisap yang memenuhi persyaratan sifat fisik tablet. 2. Keseragaman bobot dari tablet hisap
ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sudah memenuhi syarat Farmakope Indonesia (1979).
3. Kekerasan dari tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sudah memenuhi standar menurut Cooper dan Gunn (1975), tetapi hanya kontrol yang belum memenuhi standar karena lebih kecil dari 7 kg. 4. Kerapuhan dari tablet hisap ekstrak
kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sudah memenuhi standar menurut Banker dan Anderson (1994).
5. Waktu larut dari tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) sudah memenuhi standar menurut Banker dan Anderson (1994). 6. Tanggapan rasa dari tablet hisap ekstrak
kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) menurut responden rata-rata mempunyai rasa yang cukup enak, dan formula III dapat diterima responden. 7. Homogenitas warna dari tablet hisap
ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) menurut responden formula II dan III mempunyai warna yang cukup homogen, sedangkan warna formula I tidak homogen . Formula II dapat diterima oleh responden
8. Dari ketiga formula tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang paling baik memenuhi persyaratan ditinjau dari keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu melarut, tanggapan rasa dan homogenitas warna tablet hisap yaitu formula II dengan konsentarasi bahan pengikat PVP 3%.
SARAN
1. Perlu diteliti lebih lanjut pengaruh
dari kandungan ekstrak kelopak
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa
L.) terhadap bahan pengikat PVP.
2. Perlu dilakukan penambahan bahan
pemanis dan pewarna untuk
memperbaiki rasa dan warna dari tablet hisap ekstrak kelopak bunga
rosella (Hibiscus sabdariffa L.) yang
dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andini Nur, 2013. Pengaruh Kadar PVP K-30 Terhadap Mutu Fisik Tablet
Hisap Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L.) dengan BAasis Manitol. Skripsi Universitas Muhammdiyah Malang
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat : Teori dan Praktek. Gajah Mada
University Press, Yokyakarta,
Ansel, C.H. 1989. Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi edisi IV.
Terjemahan Oleh: F. Ibrahim.
Universitas Indonesia Press,
Jakarta, Indonesia. hal 244-287. Aulton, M.E. 2002. Pharmaceutics: The
Science Of Dosage Form Design
Second Edition. Churchill
Livingstne, London, England.
Banker dan Anderson. 1994. Tablet.
Dalam: Lachman, L., H.A.
Libermen, and J.L. Lanig (editor),
Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III. Terjemahan Oleh: S. Suyatmi. Universitas
Indonesia press. Jakarta,
Indonesia. hal 643-735.
Cooper dan Gunn. 1975. Dispensing for
Pharmacuetical Students. Dalam:
Purbosono, R.T., (editor),
Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Kemangi (Ocimum sanctum L.) Secara Granulasi Basah Dengan Menggunakan Karboksimetil Selulosa Natrium Sebagai Bahan Pengikat. Fakultas
Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta, Indonesia.
(http://etd.eprints.ums.ac.id/4078/
1/K100040162.pdf,
Departemen kesehatan Republik
Indonesia. 1979. Farmakope
Indonesia edisi III. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, Indonesia. hal : 6-8, 510, 591.
Departemen kesehatan Republik
Indonesia. 1995. Farmakope
Indonesia edisi IV. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta, Indonesia. hal : 7, 515, 519, 1086.
Fudholi. 1983. Metodologi Formulasi
dalam Kompresi Direct. Dalam:
Nigrum, I.Y.K (editor). Optimasi
Formula Tablet Hisap Jahe Merah (Zingiber officinale Roxh.) Dengan Kombinasi Sukrosa-Sorbitol Sebagai Bahan Pengisi
Terhadap Sifat Fisik Tablet.Farmasi UMS. Surakarta,
Indonesia. hal 14,
(http://etd.eprints.ums.ac.id/2317/
1/K100040152.pdf,
Gennaro, A.R. 1990. Remington’s
Pharmaceutical Sciences. 11 (18).
Mack Publishing Company,
Pensylvania, USA.
Gunsel dan Kanig. 1976. Tablet. Dalam :
Meilinda, M. Optimasi Formula
Tablet Hisap Jahe Merah (Zingiber officinale Roxh.) Dengan Kombinasi Laktosa-Sorbitol Sebagai Bahan Pengisi Dengan Metode Simplex Lattice Design. Fakultas Farmasi USM. Surakarta, Indonesia. hal 12, Kibbe. 2005. Dalam: Kuswoyo, N.P.
Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare (Momordica charantia L) Secara Granulasi Basah Dengan Variasi Konsentrasi PVP SebagaiI Bahan Pengikat. Fakultas Farmasi USM. Surakarta,Indonesia.
(http://etd.eprints.ums.ac.id/5932/
1/K100050178.pdf,
Mardiah, dkk. 2009. Budidaya dan Pengolahan Rosella: Si Merah Segudang Manfaat. Agromedia Pustaka. Jakarta, Indonesia. hal 1-27
Nugroho. 1995. Sifat Fisik dan Stabilitas
Tablet Kunyah Asetosal dengan Bahan Pengisi Kombinasi Manitol Laktosa. Dalam:
Purbosono, R.T. (editor).
Formuasi Tablet Hisap Ekstrak Kemangi (Ocimum sanctum L.) Secara Granulasi Basah Dengan Menggunakan Karboksimetil Selulosa Natrium Sebagai Bahan Pengikat. Fakultas
Farmasi USM.
Surakarta,Indonesia.
Pratiwi. 2008. Formulasi Tablet Hisap
Granulasi Basah. Pengaruh Kadar Polivinilpirolidon
K-30 Sebagai Bahan Pengikat Terhadap Mutu Fisik Tablet.
Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga .Surabaya ,Indonesia. Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat
Tradisional Dengan
Pertimbangan Manfaat dan
Keamanannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 3 (1). hal 1-2,.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi edisi V.
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta, Indonesia. hal 163, 206.
Wade, A., and J.P. Weller. 1994.
Handbook Of Pharmaceutical Excipient Second Edition. The Pharmaceutical Press, London, England. hal 392.
Widyanto, P.S. dan A. Nelistya. 2009.