ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah “ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Penulis berterima kasih kepada Pak Bhakti Permana S.Kep., Ners., M.Kep., M.Si selaku tutor yang telah memberikan tugas ini kepada tim penulis.
Tiada gading yang tak retak. Andaipun retak jadikanlah sebagai ukiran, begitupun dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu melalui kata pengantar ini tim penulis sangat terbuka menerima kritik serta saran yang membangun sehingga penulis dapat memperbaikinya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenai asuhan keperawatan pada lansia. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.
Makalah ini membahas mengenai proses pengkajian kasus pada lansia, diagnose, hingga intervensi keperawatan yang diberikan kepada lansia berdasarkan kasus. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekali lagi penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB I...4
PENDAHULUAN...4
1.1Latar Belakang...4
1.2 Rumusan Masalah...4
1.3 Tujuan...4
1.4 Manfaat...4
BAB II...5
PEMBAHASAN...5
2.1 Pengkajian...5
2.2 Diagnosa...5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut mengalami perubahan, dan sebagian besar perubahan itu terjadi ke arah yang memburuk/ mengalami penurunan, misalnya, organ reproduksi lebih cepat usang dibanding organ yang lain, perubahan penampilan, perubahan panca indra, perubahan seksual (Hurlock, 1999).
Bertambahnya usia selalu meninggalkan bekas pada setiap makhluk hidup.,dan prinsip ini berlaku bagi semua tingkat oragnisasi(molekul,sel, organ, danorganism). Rentang hidup manusia menunjukkan periode perkembangan secara bertahap dengan meningkatnya efisiensi tubuh pada masa anak-anak dan remaja sampa mencapai tingkat kematangan. Setelah melalui periode yang panjang dengan perubahan yang kecil, terjadilah penurunan bertahap dalam kekuatan ,khususnya kekuatan fisik. Ini biasa disebut periode menua. (Zarb G.A,2002).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat merumuskan apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa dan bagaimana pengkajian pada lansia?
2. Apa saja diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada lansia ini?
3. Bagaimana intervensi keperawatan pada lansia tersebut?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh tujuan apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengkajian pada lansia.
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada lansia ini
3. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada lansia tersebut.
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh manfaat apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagi dosen:
Untuk bahan ajar kepada mahasiswa. 2. Bagi mahasiswa:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Nenek (Oma) M. Magdalena b. Umur : 03 April 1947, 68 tahun c. Agama : Kristen Katholik
d. Pendidikan : SKP (SMA) e. Pekerjaan : Tukang Pijat
f. Suku/bangsa : Indonesia / Bekas orang Belanda (Holland) g. Status marital :
-h. Tanggal pengkj : 21 April 2015
i. Ruang : ruang 09
j. Alamat : Jl Sungki Gg. Haji Nur No.35 Cimahi.
2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Ibu Istiana Riastuti
b. Umur : 34 Tahun
c. Agama : Katholik
d. Pendidikan : D1 Keperawatan
e. Pekerjaan : Pengurus Panti Wreda Karitas f. Hub. Dgn klien: Pengurus Panti
g. Alamat : Jl. Sungki Gg. Haji Nur No. 35 Cimahi 3. Status Kesehatan Saat Ini
Kesehatan saat ini tidak terlalu baik (tangan kanan klien tidak dapat digerakan, pada kaki kanan klien terjadi deformitas tulang, dan pada kaki kiri klien terdapat luka cedera)
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh kesakitan pada saat berjalan dan duduk akibat cedera pada kakinya.
b. Kesehatan dahulu
c. Kesehatan keluarga Tidak terkaji
5. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos Mentis (Kesadaran penuh) Penampilan : Rapih & bersih
Tanda vital : (tidak terkaji) Tekanan Darah : (tidak terkaji)
Nadi : (tidak terkaji)
Respiratory Rate : (tidak terkaji)
Suhu : (tidak terkaji)
b. Kepala dan leher Tidak terkaji c. Sistem respirasi
Tidak terkaji
d. Sistem kardiovaskuler Tidak terkaji
e. Sistem gastrointestinal Tidak terkaji
f. Sistem genitourinaria Tidak terkaji
g. Sistem musculoskeletal Tidak terkaji
h. Sistem integument Tidak terkaji
i. Sistem neurosensori Tidak terkaji
6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual 1) Psikososial
Kondisi psikososialnya baik (klien bersahabat), akan tetapi klien cenderung menyendiri dan menarik diri.
2) Emosional
Kondisi emosional stabil
Identifikasi masalah emosional : Pertanyaan tahap I
Apakah klien mengalami sukar tidur ? Tidak
Apakah klien sering merasa gelisah Iya (kadang-kadang)
Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? Tidak
Apakah klien sering was-was atau khawatir ? Iya
Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I
Pertanyaan tahap II
Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? Tidak
Ada masalah atau banyak pikiran ?
Klien sering memikirkan keadaan cucu dan anak-anaknya
Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ? Tidak
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ? Tidak menggunakan obat
Cenderung mengurung diri ?
Iya, klien cenderung mengurung diri (lebih suka di kamar daripada di luar)
Masalah emosisonal klien : (+) 3) Spiritual
Baik, klien rajin beribadah (mengikuti apel/ibadah pagi, sore, dan malam hari)
7. Pengkajian Fungsional Klien a. Kartz Indeks
A. Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah, dan mandi B. Mandiri semuanya kecuali salah satu
fungsi diatas
C. Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi yang lain
D. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan salah satu fungsi yang lain F. Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet,
berpindah dan salah satu fungsi yang lain G. Ketergantungan semua fungsi di atas H. Lain-lain
b. Bartel Indeks
No Kriteria BantuanDengan Mandiri Ket
1.
Makan
10
Frekuensi : 3x sehari Jumlah : seimbang Jenis : sayur dan lauk
2.
Minum
10
Frekuensi : Sering Jumlah : Seimbang Jenis : Air putih
3.
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau
sebaliknya 15
4. Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, dan gosok gigi)
0 Frekuensi :Ditntukan oleh perawat
5.
Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, atau menyiram)
5 Klien dimandikan dan sering BAK sembarangan
6. Mandi 5 Frekuensi : 1x sehari
7. Jalan di permukaan datar 5 Dapat berjalan dengan baik
8. Naik turun tangga 5 Tidak mampu
9. Mengenakan pakaian 5 Dipakaikan oleh perawat
10. Kontrol bowel 5 Frekuensi : terkadang
sembarangan 11. Kontrol bladder
Olahraga dan latihan 5
Frekuensi : jarang
Jenis : olahraga senam
12.
Rekreasi dan pemanfaatan
waktu luang 5
Klien tidak merajut, tidak melakukan aktivitas, hanya duduk-duduk
Klien Ketergantungan sebagian
Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori :
Mandiri : 130
8. Pengkajian Status Mental Gerontik
a. Short Portable Mental Status Quisioner
Benar Salah No Pertanyaan
X 1 Tanggal berapa hari ini ? X 2 Hari apa sekarang ?
X 3 Apa nama tempat ini ?
X 4 Dimana alamat anda ?
X 5 Berapa umur anda ?
X 6 Kapan anda lahir ?
X 7 Siapa presiden Indonesia sekarang ? X 8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
X 9 Sebutkan nama ibu anda ?
X 10 Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun
Total score :
Jadi klien mengalami :
Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3 Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5 Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8 Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10
b. Mini Mental Status Exam
No kognitifAspek MaksNilai KlienNilai Kriteria
1 Orientasi 5 3
Menyebutkan dengan benar o Tahun
o Musim o Tanggal o Hari o Bulan
Orientasi 5 5
Dimana kita berada ? o Negara Indonesia o Provinsi Jawa Barat o Kota Bandung o PSTW... o Wisma ...
2 Registrasi 3 3
Sebutkan nama 3 objek oleh pemeriksa masing-masing 1 detik kemudian minta klien untuk menyebutkan ulang ketiga objek tersebut ?
o Objek ... o Objek ... o Objek ...
3 Perhatian dankalkulasi 5 5
Minta klien untuk memulai angka 100 dikurangi 7 sampai 5 kali/tingkat o 93
o 86 o 79 o 72 o 65
4 Mengingat 3 3
5 Bahasa 9 4
Tunjukkan pada klien suatu benda dan minta pada klien menyebutkan namanya
o Jam tangan o Pulpen
Minta klien untuk mengulang kata-kata berikut “tak ada jika atau tetapi”
Pernyataan benar 2 buah : tak ada, tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah yang terdiri dari 3 langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh dilantai”
o Ambil kertas ditangan anda o Lipat dua
o Taruh dilantai
Perintahkan klien untuk mengikuti hal berikut :
o “Tutup mata anda”
Perintahkan klien untuk membuat kalimat dan suatu gambar
o Tulis satu kalimat o Manyalin gambar Total Nilai 30 23
Total Score :
9. Pengkajian Status Mental Gerontik
Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini
Komponen utama dalam
bergerak
Langkah Kriteria Nilai
Perubahan posisi/gerakan keseimbangan
Mata dibuka Bangun dari kursi
Tidak bangun dari tempat duduk dengan satu gerakan, tetapi mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak ke depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali
1
Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi,
tidak duduk ditengah kursi 1
Menahan dorongan pada sternum
Pemeriksa mendorong sternum (perlahan-lahan sebanyak 3 kali). Klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
1
Mata ditutup Bangun dari kursi
Kriteria sama dengan
kriteria untuk mata terbuka 1
Duduk ke kursi
Kriteria sama dengan
kriteria untuk mata terbuka 1
Menahan dorongan pada sternum
Kriteria sama dengan
kriteria untuk mata terbuka 1
Perputaran
leher Menggerakkan kaki, memegang obyek untuk dukungan, kaki tidak menyentuh sisi-sisinya,
keadaan tidak stabil
Gerakan menggapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi max, sementara berdiri pada ujung-ujung jari kaki tidak stabil, memegang sesuatu untuk dukungan
1
Membungkuk Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil dari lantai, memegang objek untuk bisa berdiri, memerlukan usaha-usaha multiple untuk bangun
1
Gaya berjalan dan gerak
Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
Ragu-ragu tersandung, memegang objek untuk
dukungan 1
Ketinggian langkah kaki (saat berjalan)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (>50 cm)
1
Kontinuitas langkah kaki (diobservasi dari sampinh klien)
Setelah langkah-langkah awal, langkah-langkah menjadi tidak konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara yang lain menyentuh tanah
1
Kesimetrisan langkah (diobservasi dari samping klien)
Tidak berjalan pada garis lurus, bergelombang dari
sisi ke sisi 0
Penyimpanga n jalur pada
saat berjalan (diobservasi dari belakang klien)
sisi ke sisi
0
Berbalik Berhenti sebelum berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang obyek untuk dukungan
1
Total Score :
0-5 : Resiko jatuh rendah 6-10 : Resiko jatuh sedang 11-15 : Resiko jatuh tinggi
Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
Berdasarkan data pengkajian data di atas diperoleh lah data sebagai berikut.
1) DO:
- Ditemukan deformitas pada tulang lutut klien - Klien memiliki riwayat
hipertensi DS:
- Klien mengeluh kesakitan pada kakinya dan terus memegang kakinya - Klien mengeluh kesakitan
ketika berjalan.
- Klien mengatakan tangan kanannya sulit untuk digerakkan
a. Klien mengalami deformitas tulang akibat kecelakaan beberapa tahun silam b. Ketika mengalami
perubahan pada posisi tulangnya, klien tidak ditangani oleh d. Pengaruh dari
hipertensi yang menyebabkan tangan klien sulit digerakkan.
2) DO:
- Pada kaki kiri klien ditemukan sejumlah luka dan terdapat balutan luka yang masih basah.
- Klien memiliki riwayat Diabetes Melitus (DM) DS:
- Klien mengeluh kaki kirinya sakit dan terus memegang balutan luka. - Klien mengatakan
kakinya sering terantuk / tersandung. mengalami kesulitan tidur.
4) DO:
- Bentuk tulang klien tidak sama (simetris)
- Klien tidak mampu untuk berjalan dengan baik DS:
- Klien berkata pernah beberapa kali terjatuh - Klien berkata kalau klien
pernah beberapa kali dibantu untuk berjalan. - Klien berkata takut untuk
senam atau beraktivitas (jarang beraktivitas)
a. Rasa sakit yang dirasakan klien akibat sejumlah luka yang disebabkan kaki klien terbentur.
b. Luka pada kaki klien
sulit sembuh
dikarenakan klien menderita DM
c. Kaki klien sering terantuk karena kaki klien cedera, ditambah faktor usia.
a. Rasa mengantuk klien disebabkan karena klien kurang/kesulitan untuk tidur.
b. Klien sulit tidur karena klien sering memikirkan
keluarganya (anak dan cucu-cucunya)
a. Klien pernah terjatuh akibat posisi tulang kaki yang tidak baik (deformitas tulang) b. Klien kesulitan
berjalan akibat rasa nyeri dan kondisi kaki yang kurang baik c. Klien malas untuk
beraktivitas
dikarenakan rasa
nyeri yang
Gangguan Rasa Nyeri (Persepsi sensori)
Gangguan psikososial (ansietas)
ditimbulkan ketika berjalan.
Tabel prioritas masalah
No Diagnosa
Keperawatan
Kriteria
Jumlah Keterangan A B C D E
1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan akibat jatuh
5 4 3 2 3 17 Diagnosa 1
2. Gangguan mobilitas
fisik yang
berhubungan dengan keterbataan rentang gerak.
4 3 2 3 2 14 Diagnosa 2
3. Ansietas (Cemas) berhubungan dengan psikososial dengan keluarga
4. Resiko tinggi jatuh / cedera berhubungan dengan gangguan fisiologis
(Deformitas tulang lutut kaki kanan)
4 4 1 2 0 11 Diagnosa 4
Keterangan Kriteria:
A. Besar dan Seringnya masalah
B. Besarnya kerugian yang ditimbulkan
C. Kecukupan ilmu pengetahuan dan teknologi
D. Ketersediaan sumber
E. Kesiapan masyarakat terhadap program
Pembobotan : 1. Sangat
rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat
2.2 Diagnosa
1. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan trauma jaringan akibat jatuh
2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbataan rentang gerak.
3. Ansietas berhubungan dengan psikososial dengan keluarga 4. Resiko tinggi jatuh berhubungan dengan gangguang fisiologis
(Deformitas tulang lutut kaki kanan)
2.3 Intervensi
1. Gangguan nyaman nyeri yang berhubungan dengan trauma jaringan akibat jatuh Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan: - Klien menyatakan nyeri terkontrol
- Klien mampu membatasi fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur
- Klien mampu mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi kompensasi tubuh.
- TTV dalam batas normal
Intervensi Keperawatan Rasional 1. Evaluasi atau lanjutkan pemantauan
tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
2. Bantu dan ajari keluarga klien untuk pertahankan istirahat tirah baring atau duduk jika diperlukan, jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur dimalam hari yang tidak terganggu.
3. Bantu dan ajari keluarga dengan rentang gerak aktifatau pasif, demikian juga latihan resistif dan isometric jika memungkinkan.
4. Ajari klien dan keluarga ubah posisi dengan sering dengan personel cukup serta demonstrasikan atau bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis: trapeze.
5. Dorong klien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, berjalan.
6. Ajarkan keluarga untuk memberikan lingkungan yang aman, mis: menaikkan kursi atau kloset, menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet, penggunaan alat bantu mobilitas atau kursi roda
Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk
mencegah kelelahan dan
mempertahankan kekuatan.
Mempertahankan atau menigkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan: latihan yang tidak adekuat dapat menyebabkan kekakuan sendi
Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi, tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit.
Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas.
Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak
- Klien mampertahankan kekuatan dan ketahanan sistem muskuloskeletal dan fleksibilitas sendi-sendi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur.
Intervensi Keperawatan Rasional 1. Observasi tanda dan gejala
penurunan mobilitas sendi, dan kehilangan ketahanan
2. Observasi status respirasi dan fungsi jantung klien.
3. Observasi lingkungan terhadap bahaya-bahaya keamanan yang potensial. Ubah lingkungan untuk
Memberikan informasi sebagai dasar dan pengawasan keefektifan intervensi.
Memberikan informasi tentang status respirasi dan fungsi jantung klien.
Mencegah risiko cedera pada lansia
Meningkatkan harga diri: meningkatkan rasa kontrol dan kemandirian klien
Membantu perawatan diri dan kemandirian pasien.
3. Ansietas berhubungan dengan psikososial dengan keluarga
Tujuan dan kriteria hasil yang diinginkan:
Intervensi Keperawatan Rasional 1. Mengkaji tingkat cemas klien
2. 2. Mencatat pembatasan focus pikiran 3. Mengobservasi pola bicara klien
apakah cepat atau lambat
4. Mendiskusikan dengan klien tentang apa yang dicemaskan oleh klien 5. Menanyakan mekanisme koping
yang digunakan oleh klien jika sedang cemas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori biologis sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung berbagai definisi mengenai proses penuaan. pendekatan multi disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
3.2 Saran