• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Kadar Thiamin Dalam Vit B1 Secara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Kadar Thiamin Dalam Vit B1 Secara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN THIAMIN HIDROKLORIDA DALAM TABLET

VITAMIN B1 SECARA HPLC

Ananda Ghifari Leying, Fathia Rosnani, Firnas Muldiansyah G., Yusuf Noer

Arifin

Kelas XIII-8 SMK-SMAK BOGOR

ABSTRAK

Thiamin dalam tablet vitamin B1 dapat dianalisis dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Larutan standar tiamin yang digunakan dengan konsentrasi 30 ppm. Sampel vitamin B1dilarutkan dan diencerkan dengan larutan buffer fosfat. Pemisahan tiamin dilakukan dengan menyuntikkan analit ke dalam instrumen HPLC. Dalam tahap mobile digunakan campuran buffer fosfat dan metanol (55:45), dengan laju alir 0,5 mL per menit. Detektor yang digunakan adalah detektor UV-VIS dengan panjang gelombang 254 nm. Dengan membandingkan luas daerah sampel dan standar, konsentrasi thiamin dalam tablet vitamin B1 dapat diketahui. Jumlah thiamin dalam tablet vitamin B1 adalah 25,56 mg / tablet. Hasil analisis kadar thiamin dalam vitamin B1 adalah Simplo 9,27% and Duplo 17.90% or Simplo 18.59 mg/tablet and Duplo 35.89 mg/tablet .

ABSTRACT

Thiamine in tablets of vitamin B1 can be analyzed using High Performance Liquid Chromatography. Thiamine standard solution used with a concentration of 30 ppm. Samples B1dilarutkan vitamins and diluted with phosphate buffer solution. Separation of thiamine is done by injecting the analyte into the HPLC instrument. In the mobile phase used a mixture of phosphate buffer and methanol (55:45), with a flow rate of 0.5 mL per minute. The detector used is a UV-VIS detector with a wavelength of 254 nm. By comparing the area of the sample and standard, the concentration of thiamin in vitamin B1 tablets can be known. Number of thiamin in vitamin B1 tablet is 25.56 mg / tablet. The result analysis of thiamin from vitamin B1 are Simplo 9,27% and Duplo 17.90% or Simplo 18.59 mg/tablet and Duplo 35.89 mg/tablet .

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui, pengurangan konsumsi asupan gizi seperti vitamin terjadi di masyarakat, Sehingga membuat inovasi pada industri farmasi untuk memproduksi berbagai macam tablet dengan kandungan vitamin spesifik seperti vitamin B1. Sehingga setiap industri berlomba lomba memasarkan produk tersebut

(2)

thiamin yang terkandung di dalamnya. B. Tujuan

1. Menetapkan kadar thiamin pada tablet vitamin B1 dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

2. Mengetahui Cara Kerja Alat HPLC dengan Baik dan benar.

Kegunaan Tiamin sangat penting bagi tubuh yaitu memelihara sistem saraf yang sehat ofi, membantu mengubah glukosa menjadi energi yang dapat digunakan untuk beraktifitas, merangsang tindakan dalam otak , meningkatkan pertumbuhan secara

umum, membantu mencerna

karbohidrat, membantu

mempertahankan jumlah darah normal merah dan lain lain. Namun disamping itu bila kekurangan tiamin akan menyebabkan Anorexia nervosa, beri-beri , sembelit , depresi, kelelahan, kelemahan secara umum, tangan kelumpuhan, sakit kepala, dan lain – lain.

TINJAUAN PUSTAKA

A. KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)

KCKT yang dalam bahasa inggrisnya disebut HPLC adalah suatu sistem kromatografi yang fase geraknya dialirkan dengan cepat dengan bantuan tekanan dan pompa dan hasilnya dideteksi dengan suatu instrumen. Jenis HPLC yang digunakan adalah analisa antioksidan yang paling mudah dan paling efisien. Teknik ini lebih

spesifik untuk menentukan konsentrasi senyawa antioksidan dibandingkan dengan cara tradisional. Metode HPLC juga lebih cepat dalam menentukan turunan senyawa yang dibutuhkan dibandingkan dengan teknik GLC. Kelebihan HPLC adalah mampu menentukan semua tingkat antioksidan dalam single chromatogram. Semua senyawa polar hingga nonpolar dapat ditentukan dengan menggunakan teknik gradien elusi. Deteksi yang paling umum digunakan adalah absorpsi UV pada gelombang 280 nm, pengukuran emisi fluoresensi pada 315 nm, dan deteksi amperiometer. Deteksi amperiometer mampu menangkap sensivitas dan spesifisitas antioksidan fenol (Macrae, 1988).

B. Vitamin

Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah yang sedikit dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A,D,E dan K dan yang larut ada seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, B8, B9, B12, C, D, E, dan K. Dengan mengetahui kadar vitamin yang ada dalam bahan pangan, maka kita dapat mengetahui kadar vitamin yang diperlukan oleh tubuh kita agar tidak terjadi kekurangan vitamin yang dapat mengganggu kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu dibuatlah paper ini untuk mengetahui tentang jenis-jenis vitamin, ciri-ciri, sumber, struktur, dan analisisnya agar pembaca mendapatkan referensi tentang vitamin.

(3)

Thiamin atau vitamin B1 merupakan gabungan dari senyawa dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama tiasol. Karena peranannya sebagai koenzim dalam metabolisme perantara dari asam alfa- keto dan karbohidrat, maka tiamin terdapat pada hampir semua tanaman dan hewan. Sayuran dan buah-buahan mengandung sedikit vitamin B1. Vitamin B1 terdapat dalam jumlah yang tinggi pada biji-bijian, terutama dalam bagian kecambah dan bekatul padi. Vitamin B1 juga banyak terkandung dalam khamir atau ragi baik ragi roti ataupun khamir bir (Andarwulan, 1992). Sumber thiamin yang baik ialah butir serealia utuh, daging organ hewan seperti hati, jantung dan ginjal, daging babi yang tidak berlemak, telur, kacang dan kentang. Satuan yang biasa digunakan ialah mg per 100 kg makanan, atau dalam SI yang setara dengan 3µg thiamin hidroklorida. Konsumsi minimum pada manusia adalah 1 mg per 2000 kkal (deMan, 1997).

Thiamin berbentuk padat, berwarna putih, dan larut dalam air. Thiamin ditemukan dalam semua biji-bijian serealis. Kebanyakan thiamin terdapat pada lembaga dan bekatul biji-bijian. Thiamin berperan dalam oksidasi nutrien dan pelepasan energi dalam tubuh. Di dalam sel-sel tubuh glukosa berangsur-angsur dipecah dalam suatu reaksi yang melepaskan energi dalam berurutan (Gaman & Sherrington, 1994).

Vitamin B1 (thiamyne) adalah salah satu dari macam vitamin yang mempunyai tingkat kestabilan yang kurang. Berbagai operasi pengolahan makanan dapat sangat mereduksi kandungan vitamin B1 dalam bahan

pangan. Panas, oksigen, belerang dioksida, dan pH netral atau basa dapat mengakibatkan perusakan vitamin B1 ini sedangkan cahaya tidak mengurangi vitamin ini (de Man, 1997). Thiamin merupakan vitamin larut air yang stabil pada kondisi asam dan tidak stabil dalam kondisi netral atau basa. pH optimumnya adalah pada 2-3. Pada kondisi alkali, pemecahan thiamin terjadi sangat cepat dan menghasilkan produk yang reaktif. Thiamin juga stabil dengan cahaya, namun tidak stabil oleh oksigen atau udara. Thiamin mudah tereduksi akibat panas, agen pereduksi dan ion logam (Davidek et al., 1990).

Prinsip Penetapan

Thiamin dilarutkan dalam larutan buffer posfat PH 4,5. Pemisahan terhadap thiamin dilakukan dengan menginjeksikan larutan contoh pada HPLC menggunakan kolom fase terikat C18. Fase gerak campuran buffer posfat methanl (55 : 45), secara isokratik

7. Piala gelas 400 ml 8. Piala gelas 800 ml

9. Corong

10. Pengaduk 11. Tabung ulir 12. Syringe

(4)

Bahan :

1. Pembuatan larutan induk 1000 ppm Timbang standard thiamin-HCl (pa) sebanyak 0,1000 gram lalu encerkan dalam labu ukur 100 ml dengan buffer fosfat. Kocok sampai homogen.

2. Pembuatan larutan Standar thiamin 30 ppm

Dipipet 3 ml larutan induk 1000 ppm lalu diencerkan dengan buffer fosfat sampai volume 100 ml. lalu disaring dengan kertas saring milipore dan filtratnya siap untuk diinjeksikan. 3. Pembuatan larutan Standar thiamin

20 ppm

Dipipet 2 ml larutan induk 1000 ppm lalu diencerkan dengan buffer fosfat sampai volume 100 ml. lalu disaring dengan kertas saring milipore dan filtratnya siap untuk diinjeksikan.

Persiapan contoh

1. Timbang 5 tablet vitamin B1 lalu rata-ratakan bobotnya. Ambil 2 tablet lalu haluskan.

2. Ditimbang ±0,2000 gram contoh vitamin B1 lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, lalu ditambahkan buffer fosfat sampai tanda tera.

3. Setelah itu dikocok selama 5 menit, lalu dibiarkan mengendap dan disaring dengan kertas saring Whatman 41. Pipet 5 ml filtrat ke dalam labu ukur 50 ml, lalu dihimpitkan sampai tanda tera, dikocok lalu disaring dengan kertas asring milipore. Filtratnya siap untuk diinjeksikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data Pengamatan :

- Bobot 10 tablet = 2,0051 gram - Bobot rata rata = 0,20051 gram - Bobot sample(S) = 0,2106 gram - Faktor pengenceran = 100/10=10kali - Bobot sample(D) = 0,2007 gram

No Nama Waktu

Retensi

Area

1 Std. 20 ppm 1,734 1.352.274 Std. 30 ppm 1,685 23.649.899

2 Simplo 1,681 13.209.865

Duplo 1,728 28.325.113

Perhitungan

Kadar thiamin

=

Area Sampel

Area Standar ×Cstd X fp ×

ml labu

1000

mgbobot sample

= 9,27/100 x 200,51 = 18,59 mg/tablet

mg Thiamin/Tablet (Duplo)

= 17,90/100 x 200,51 = 35,89 mg/tablet

PEMBAHASAN

Setelah melakukan pengukuran kadar thiamin menggunakan HPLC, hasil yang didapatkan adalah simplo 18,59 mg/tablet dan duplo 35,89 mg/tablet. lebih dari kadar yang tertera pada kemasan sample sebesar 25,00 mg/tablet. Hasil ini tidak sesuai dengan kadar yang tertera pada kemasan sample. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena kesalahan ketika menginjeksikan sampel dan standar yang tidak terinjeksikan semua.

(5)

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan untuk mengetahui kadar thiamin dalam vitamin B1 didapatkan kadar sebesar simplo 18,59 mg/tablet dan duplo 35,89 mg/tablet. Sedangkan yang kita ketahui dalam kemasan sample kadar thiamin tertera 25,00 mg/tablet. Hasil ini tidak sesuai dengan kadar yang tertera pada kemasan sample.

DAFTAR PUSTAKA

Andarwulan, N & S. Koswara. (1992). Kimia Vitamin. PAU – Pangan dan Gizi IPB. Bogor.

Rubianto, L. (1999). HPLC As Method of Chemical Analysis. Majalah BISTEK Volume 7. No.9 : 67-71.

http://smkkimiaindustri.com/ old/index.php?

option=com_content&view=ar ticle&id=58&Itemid=72&show all=1

http://tonyachmad-smartboy.blogspot.com/ 2014/05/vitamin-metode-analisa-dan-manajemen.html http://

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Adapun manfaat yang diperoleh dari penetapan kadar air dalam bakso ikan kemasan adalah agar dapat mengetahui bahwa produk makanan yang beredar di pasaran

Farmakope Indonesia Edisi ke-IV memberi persyaratan kadar tablet gliseril guaiakolat, yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada

telah memenuhi persyaratan kadar kloramfenikol yang ditetapkan oleh Farmakope Indonesia Edisi IV, dimana persyaratannya adalah kapsul kloramfenikol mengandung kloramfenikol C 11 H

Manfaat yang diperoleh dari penetapan kadar air dalam jamu pegal linu adalah agar dapat mengetahui bahwa produk obat trdisional yang beredar di pasaran memenuhi

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penetapan kadar piroksikam dalam sediaan kapsul yang ditentukan ternyata 5 sampel memenuhi persyaratan kadar dan 1 sampel

Hal ini menunjukkan bahwa tablet levofloksasin generik dan merek dagang memenuhi persyaratan kadar umum nya sediaan tablet yang ditetapkan Farmakope Indonesia edisi IV tahun

Kadar cefadroxil dalam sediaan kapsul dengan nama dagang dan generik. yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan kadar

Plant Medan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi V yaitu kadar tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%