• Tidak ada hasil yang ditemukan

Semester dan 3 dan Heptts

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Semester dan 3 dan Heptts"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM PENGAJARAN

Mata Kuliah : KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH Kode Mata Kuliah :

Pokok Bahasan : Konsep Infeksi pada Sistem Pencernaan

Sub Pokok Bahasan : Konsep Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hepatitis Beban studi : 2 SKS

Semester :

Tahun Ajaran : 2011/2012 Jurusan/Program Studi: Keperawatan Pertemuan ke :

Pengajar : Sri Rahmawati, S.Kep. Ns

1. Tujuan Instruksional

1.1 TIU: Setelah menyelesaikan mata ajar ini mahasiswa Akademi Keperawatan Intan Martapura semester III kelas A, B, C dan D diharapkan dapat mengetahui, memahami, dan menguasai konsep dasar dan prinsip asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan akibat proses peradangan/infeksi Hepatitis dengan baik. 1.2 TIK: Setelah tatap muka ini mahasiswa Akademi Keperawatan Intan Martapura semester III kelas A, B, C dan D diharapkan mampu :

1. Menjelaskan konsep dasar Hepatitis 2. Menjelaskan pengkajian pasien Hepatitis

3. Menjelaskan diagnosa keperawatan pasien Hepatitis 4. Menjelaskan perencanaan pasien Hepatitis

5. Menjelaskan evaluasi pasien dengan Hepatitis

2. Materi:

1. Pengertian Hepatitis 2. Etiologi Hepatitis

3. Tanda dan gejala Hepatitis 4. Patofisiologi Hepatitis 5. Pemeriksaan penunjang

6. Asuhan keperawatan pasien Hepatitis

(2)

3. Methode 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi

4. Kegiatan belajar mengajar :

1. Pembukaan, Dosen menjelaskan topik yang akan disampaikan, melakukan review topik pembelajaran yag berkaitan dengan materi, mahasiswa mendengarkan, memperhatikan, menjawab pertanyaan dan mencatat 2. Mengeksplorasi pembelajaran oleh dosen pengampu, mahasiswa

memperhatikan, mencatat serta menanyakan materi yang belum difahami

5. Media 1. Laptop

2. LCD dan layar LCD 3. Flash disk

4. Papan tulis 5. Spidol

6. Sumber pustaka

1. Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.

2. Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.

3. Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.

4. Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.

5. Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.

7. Evaluasi

Test tertulis yang waktunya disesuaikan dengan kalender akademik Soal :

1. Virus Hepatitis yang menular melalui fecal-oral adalah : a. HAV

b. HBV

c. HCV d. HDV

e. HGV

(3)

b. Protein c. Lemak

d. Vitamin e. Mineral

3. Rasa gatal pada penderita Hepatitis diakibatkan karena adanya penigkatan kadar : a. Hormonal

b. SGOT/SGPT

c. Bilirubin d. Ammonia

e. Fosfat alkali

4. Pada penderita Hepatitis terjadi gangguan penyerapan lemak akibat dari gangguan sekresi :

a. Gastrin b. HCl c. Empedu

d. Pepsin e. Amilase

5. Masalah keperawatan pada klien Hepatitis yang diakibat adanya peningkatan kadar albumin adalah :

a. Nutrisi kurang dari kebutuhan b. Resiko tinggi penyebaran infeksi c. Resiko tinggi deficit cairan

d. Resiko gangguan integritas kulit e. Nyeri akut

6. Encephalopaty pada penderita Hepatitis dapat diakibatkan oleh : a. Hiperbilirubin terkonjugasi

b. Hiperbilirubin direct c. Intoksikasi empedu

d. Intoksikasi ammonia e. Hipoksia otak

Dosen pengampu

(4)

Materi

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

A. DEFINISI

Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

B. ETIOLOGI

Keparahan Tak ikterik dan asimto- matik

Sumber virus Darah, feces, saliva

Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis. 3. Obat-obatan

Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.

C. TANDA DAN GEJALA Masa tunas

(5)

Stadium Hepatitis : 1. Fase Pre Ikterik

Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan

gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B. 2. Fase Ikterik

Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.

3. Fase penyembuhan

Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.

D. PATOFOSIOLOGI

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.

(6)

kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Laboratorium

a. Pemeriksaan pigmen - urobilirubin direk - bilirubun serum total - bilirubin urine - urobilinogen urine - urobilinogen feses b. Pemeriksaan protein

- protein totel serum - albumin serum - globulin serum - HbsAG

c. Waktu protombin

- respon waktu protombin terhadap vitamin K d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase

- AST atau SGOT - ALT atau SGPT

- LDH

- Amonia serum 2. Radiologi

- Foto rontgen abdomen

- Pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif

(7)

3. Pemeriksaan tambahan - Laparoskopi - Biopsi hati F. KOMPLIKASI

Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik. Kerusakan jaringan parenkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.

ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN

Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati 1. Aktivitas

(8)
(9)
(10)

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar

4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis 5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu

6. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

G. INTERVENSI

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia, mual dan muntah.

Hasil yang diharapkan : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.

a. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan R/ keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan

b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan tawarkan pagi paling sering

R/ adanya pembesaran hepar dapat menekan saluran gastro intestinal dan menurunkan kapasitasnya.

c. Pertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan

R/ akumulasi partikel makanan di mulut dapat menambah baru dan rasa tak sedap yang menurunkan nafsu makan.

d. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak

R/ menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan e. Berikan diit tinggi kalori, rendah lemak

R/ glukosa dalam karbohidrat cukup efektif untuk pemenuhan energi, sedangkan lemak sulit untuk diserap/dimetabolisme sehingga akan membebani hepar.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.

(11)

Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)

a. Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan untuk intensitas nyeri

R/ nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih efektif mengurangi nyeri.

b. Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri - Akui adanya nyeri

- Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan klien tentang nyerinya

R/ klienlah yang harus mencoba meyakinkan pemberi pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri

c. Berikan informasi akurat dan - Jelaskan penyebab nyeri

- Tunjukkan berapa lama nyeri akan berakhir, bila diketahui

R/ klien yang disiapkan untuk mengalami nyeri melalui penjelasan nyeri yang

sesungguhnya akan dirasakan (cenderung lebih tenang dibanding klien yang penjelasan kurang/tidak terdapat penjelasan)

d. Bahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek hepatotoksi R/ kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan teknik untuk mengurangi nyeri. 3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar.

Hasil yang diharapkan : Tidak terjadi peningkatan suhu a. Monitor tanda vital : suhu badan

R/ sebagai indikator untuk mengetahui status hypertermi

b. Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.

R/ dalam kondisi demam terjadi peningkatan evaporasi yang memicu timbulnya dehidrasi

c. Berikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur

R/ menghambat pusat simpatis di hipotalamus sehingga terjadi vasodilatasi kulit dengan merangsang kelenjar keringat untuk mengurangi panas tubuh melalui penguapan

d. Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

R/ kondisi kulit yang mengalami lembab memicu timbulnya pertumbuhan jamur. Juga akan mengurangi kenyamanan klien, mencegah timbulnya ruam kulit.

(12)

R/ dengan penjelasan sebab-sebab keletihan maka keadaan klien cenderung lebih tenang b. Sarankan klien untuk tirah baring

R/ tirah baring akan meminimalkan energi yang dikeluarkan sehingga metabolisme dapat digunakan untuk penyembuhan penyakit.

c. Bantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-kemampuan dan minat-minat

R/ memungkinkan klien dapat memprioritaskan kegiatan-kegiatan yang sangat penting dan meminimalkan pengeluaran energi untuk kegiatan yang kurang penting

d. Analisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan

R/ keletihan dapat segera diminimalkan dengan mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan keletihan

e. Bantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap asertif, teknik relaksasi)

R/ untuk mengurangi keletihan baik fisik maupun psikologis

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu

Hasil yang diharapkan :

Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.

a. Pertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering

- Sering mandi dengan menggunakan air dingin dan sabun ringan (kadtril, lanolin) - Keringkan kulit, jaringan digosok

R/ kekeringan meningkatkan sensitifitas kulit dengan merangsang ujung syaraf

b. Cegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal

R/ penghangatan yang berlebih menambah pruritus dengan meningkatkan sensitivitas melalui vasodilatasi

c. Anjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk

R/ penggantian merangsang pelepasan hidtamin, menghasilkan lebih banyak pruritus d. Pertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin

R/ pendinginan akan menurunkan vasodilatasi dan kelembaban kekeringan

6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen, asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.

Hasil yang diharapkan : Pola nafas adekuat Intervensi :

(13)

R/ pernafasan dangkal/cepat kemungkinan terdapat hipoksia atau akumulasi cairan dalam abdomen

b. Auskultasi bunyi nafas tambahan

R/ kemungkinan menunjukkan adanya akumulasi cairan c. Berikan posisi semi fowler

R/ memudahkan pernafasan denagn menurunkan tekanan pada diafragma dan meminimalkan ukuran sekret

d. Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif R/ membantu ekspansi paru dalam memobilisasi lemak e. Berikan oksigen sesuai kebutuhan

R/ mungkin perlu untuk mencegah hipoksia

7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent virus

Hasil yang diharapkan :

Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

a. Gunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk menangani semua cairan tubuh

- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan semua klien atau spesimen - Gunakan sarung tangan untuk kontak dengan darah dan cairan tubuh

- Tempatkan spuit yang telah digunakan dengan segera pada wadah yang tepat, jangan menutup kembali atau memanipulasi jarum dengan cara apapun

R/ pencegahan tersebut dapat memutuskan metode transmisi virus hepatitis

b. Gunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang terkontaminasi

R/ teknik ini membantu melindungi orang lain dari kontak dengan materi infeksius dan mencegah transmisi penyakit

c. Jelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.

R/ mencuci tangan menghilangkan organisme yang merusak rantai transmisi infeksi d. Rujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang tepat

(14)
(15)

Referensi

Dokumen terkait

Riwayat penyakit empedu, hepatitis, pemakaian obat yang merusak fungsi hati, dll.... Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anorksia, gangguan

Berbagai upaya akan dilakukan untuk melakukan pemenuhan kebutuhan aman nyaman pada setiap individu terutama yang terindikasi mengalami masalah nyeri.. Oleh sebab itu penulis

• Sering mengalami nyeri perut disebabkan karena sel darah putih berkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembengkakan pada organ tersebut.. Nyeri

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan Peningkatan tekanan vaskuler serebral ditandai dengan klien mengatakan sakit pada bagian kepala dan klien tampak

Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi, transmisi atau integrasi sensori (penyakit neurologis, tidak mampu berkomunikasi, gangguan tidur, nyeri)

 Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan

Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia

Dokumen tersebut membahas tentang dispepsia, yaitu keluhan umum yang ditandai dengan rasa tidak nyaman atau nyeri pada ulu hati, yang dapat disebabkan oleh gastritis (peradangan pada mukosa