• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA dengan Model Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas IV SD Negeri"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Sebelumnya peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu dengan

tujuan untuk melihat kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar IPA pada

siswa kelas IV SD Negeri Tlogo observasi dilakukan pada saat guru kelas IV

mengajar mata pelajaran IPA peneliti mengamati aktivitas siswa saat mengitu

pelajaran dan selain itu peneliti juga meminta hasil ulangan harian IPA pada guru

kelas untuk mengetahui keadaan hasil belajar siswa pada kondisi awal. Berikut ini

rincian gambaran kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar IPA pada siswa

kelas IV SD Negeri Tlogo pada saat dilakukan observasi awal pra siklus oleh

peneliti.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Keaktifan

Kondisi awal keaktifan merupakan keadaan siswa sebelum penelitian

tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan pada

siswa kelas IV SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang

berjumlah 31 siswa pada saat pembelajaran IPA terlihat bahwa keaktifan siswa itu

masih terlihat rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi peneliti pada saat

guru sedang mengajar siswa tidak mendengarkan guru yang sedang mengajar

tetapi mereka malah mengobrol sendiri dengan teman, siswa tidak menjawab

pertanyaan yang diberikan guru dan siswa juga masih enggan untuk bertanya

kepada guru pada materi yang belum dipahaminya dll. Hal ini dinilai dengan

menggunakan lembar observasi keaktifan siswa. Hasil observasi dapat dilihat

(2)

Tabel 4.1

Keaktifan Siswa Kondisi Awal

Dari tabel 4.1 dijelaskan diperoleh hasil keaktifan belajar siswa adalah

53,45% pada kondisi awal. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi awal

secara klasikal ternyata keaktifan belajar siswa belum terlihat aktif dalam

pembelajaran berdasarkan standar minimal keaktifan belajar siswa yang telah

ditentukan yaitu 70%. Hal ini membuktikan bahwa siswa kelas IV SD Negeri

Tlogo masih banyak yang belum aktif

4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas

dilakukan. Berdasarkan hasil ulangan harian kelas IV, ternyata masih ada 17

siswa yang mendapat nilai ulangan harian dibawah KKM atau dengan kata lain

masih belum tuntas seperti yang terdapat dalam tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Belajar IPA Pada Kondisi Awal Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Persentase

> 65 Tuntas 14 45%

< 65 Tidak Tuntas 17 55%

Jumlah 31 100%

(3)

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil ulangan harian IPA pada siswa kelas

IV yang belum tuntas itu ada 17 siswa, sedangkan siswa yang sudah tuntas

mencapai ( KKM = 65) yaitu sebanyak 14 siswa. Sehingga peneliti merasa perlu

mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan prestasi

belajar siswa. Khususnya pada siswa kelas IV SD Negeri Tlogo Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Perubahan “ Kenampakan Bumi dan Benda Langit”.Untuk lebih jelasnya data nilai pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.1

Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Pada Kondisi awal

45% 55%

Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal

Tuntas

(4)

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Penelitian Siklus I a. Rencana Tindakan

Setelah melakukan observasi peneliti melakukan diskusi dengan guru

kelas IV mengenai materi pelajaranserta alat penunjang lainnya yang akan

digunakan. Setelah itu peneliti menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

siklus I dan tidak hanya itu peneliti juga mempersiapkan lembar observasi

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan lembar observasi aktivitas guru

saat mengajar dalam menerapkan model pembelajaran Make A Matchserta mempersiapkan alat peraga yang akan digunalkan dalam proses pembelajaran

seperti gambar – gambar, spidol, dan isolasi untuk menempelkan gambar di papan

tulis . Selain itu peneliti juga mempersiapkan kartu berupa pertanyaan dan

jawaban untuk menerapkan model pembelajaran Make A Match dalam kegiatan pembelajaran.

b.Pelaksanaan Tindakan

Tahapan pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan

yang sebelumnya telah dibuat. Dalam pelaksanaannya sudah ditentukan atau

sudah diskenario jalannya pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan sesuai

rencana yang telah ditentukan. Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari duakali

pertemuan. Yang dilakukan pada tanggal 17 - 18 Maret 2015.

1) Pertemuan I

Pembelajaran pada pertemuan I dilakukan pada tanggal 17 maret 2015

kegiatan yang dilakukan pada pertemuan I meliputi :

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal hal pertama yang dilakukan guru adalah mengucapkan

salam, kemudian guru mengajak siswa berdoa dan setelah itu guru mempresensi

(5)

menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari hari ini yaitu

tentang perubahan kenampakan bumi.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang akan dipelajari hari

ini guru menyuruh siswa untuk menyebutkan unsur – unsur yang ada

dipermukaan bumi seperti sungai, gunung, danau, lembah dan lain sebagainya.

Kemudian setelah itu siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang

perubahan kenampakan bumi. Selanjutnya guru menyuruh siswa untuk mencari

informasi dari buku paket mengenai perubahan kenampakan bumi itu bisa terjadi.

Setelah itu siswa mendngarkan penjelasan dari guru tentang penyebab terjadinya

perubahan kenampakan bumi itu bisa terjadi karena ulah manusia dan alam seperti

perubahan kenampakan bumi akibat pengaruh bulan, akibat pengaruh angin dll.

Kemudian selanjutnya siswa dibagi menjadi dua kelompok besar yang

terdiri dari 16 kelompok pertanyaan dan 15 kelompok jawaban, ini dikarenakan

siswa dikelas IV SD Negeri Tlogo berjumlah 31 siswa sehingga ada salah satu

jawaban yang memiliki dua pertanyaan. Kemudian lanjutnya siswa mendengarkan

penjelasan dari guru tentang tentang model pembelajaran Make A Match sebelum

kartu dibagikan. Setelah itu kelompok satu dikasih soal dan kelompok yang

satunya dikasih jawaban. Setelah semuanya mendapat kartu siswa diberi waktu

lima menit untuk memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang masing – masing

mereka pegang. Siswa yang dapat menemukan kartu lebih cepat dari waktu yang

di beri guru maka siswa tersebut akan diberi poin apabila jawabannya benar.

Setelah itu kemudian guru menyuruh siswa yang sudah menemukan pasangan

kartunya untuk maju kedepan untuk membacakan soal dan jawaban dari pasangan

mereka apabila jawabannya benar maka siswa tersebut akan mendapatkan poin.

Selanjutnya guru menyuruh siswa yang belum menemukan pasangan kartunmya

maju kedepan untuk menerima hukuman yaitu menyanyi di depan kelas. Setelah

itu kartu dikumpulkan lagi kepada guru dan kemudian kartu dikocok lagi dan

(6)

Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir siswa bersama – sama dengan guru membuat

rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah mereka pelajari hari ini. Siswa

diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Sebelum

pelajaran selesai guru memberikan siswa perkerjaan rumah guru menyuruh siswa

untuk mencari informasi tentang perubahan kenampakan yang terjadi

dilingkungan sekitar rumah mereka. Selanjutnya untuk mengakhiri pelajaran pada

hari ini guru mengucapkan salam penutup dan mengajak siswa berdo’a bersama –

sama.

2) Pertemuan II

Pembelajaran pada pertemuan II dilakukan pada hari rabu tanggal 18 Maret

2015 kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ke II meliputi :

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal hal pertama yang dilakukan guru adalah mengucapkan

salam, kemudian guru mengajak siswa berdoa dan setelah itu guru mempresensi

kehadiran siswa. Setelah itu siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ siapa yang tahu perubahan kenampakan pada bumi yang sering kita lihat disekitar rumah kita itu ada apa saja ?” kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini

yaitu tentang perubahan kenampakan bumi.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti pertemuan kedua pada siklus I ini sebelum pelajaran

dimulai guru menyuruh siswa terlebih dahulu mengeluarkan tugas yang diberikan

oleh guru yaitu mencari informasi tentang perubahan kenampakan bumi apa saja

yang terlihat pada lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. setelah itu guru

menyuruh salah satu siswa untuk maju kedepan membacakan hasil perkerjaan

yang iya peroleh dari pengamatan lingkungan sekitar rumah mereka masing –

masing. Kemudian guru menjelaskan kembali materi perubahan kenampakan

bumi dan penyebabnya kepada siswa seperti unsur – unsur apa saja yang ada

(7)

penyebabnya seperti akibat pengaruh bulan, akibat pengaruh hujan, angin dll.

Kemudian setelah itu guru menyuruh siswa untuk mencari informasi dari buku

paket tentang dampak yang dapat terjadi akibat dari perubahan lingkungan seperti

erosi, abrasi, banjir dll. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan dari guru

tentang dapak yang dapat ditimbulkan akibat perubahan lingkungan atau bumi dan

cara pencegahannya.

Kemudian selanjutnya siswa dibagi menjadi dua kelompok besar yang

terdiri dari 16 kelompok pertanyaan dan 15 kelompok jawaban, ini dikarenakan

siswa dikelas IV SD Negeri Tlogo berjumlah 31 siswa sehingga ada salah satu

jawaban yang memiliki dua pertanyaan. Kemudian lanjutnya siswa mendengarkan

penjelasan dari guru tentang tentang model pembelajaran Make A Match sebelum

kartu dibagikan. Setelah itu kelompok satu dikasih soal dan kelompok yang

satunya dikasih jawaban. Setelah semuanya mendapat kartu siswa diberi waktu

lima menit untuk memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang masing – masing

mereka pegang. Siswa yang dapat menemukan kartu lebih cepat dari waktu yang

diberikan guru maka siswa tersebut akan diberi poin apabila jawabannya benar.

Setelah itu kemudian guru menyuruh siswa yang sudah menemukan pasangan

kartunya untuk maju kedepan untuk membacakan soal dan jawaban dari pasangan

mereka apabila jawabannya benar maka siswa tersebut akan mendapatkan poin.

Selanjutnya guru menyuruh siswa yang belum menemukan pasangan kartunmya

maju kedepan untuk menerima hukuman yaitu menyanyi di depan kelas. Setelah

itu kartu dikumpulkan lagi kepada guru dan kemudian kartu dikocok lagi dan

siswa mencari pasangan lagi seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir pertemuan ke dua siswa bersama – sama dengan guru

membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah mereka pelajari hari

ini. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Selanjutnya

(8)

c. Hasil Tindakan 1) Keaktifan siswa

Kondisi awal keaktifan sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan itu

masih tergolong rendah. Setelah melakukan pembelajaran siklus I dengan

menerapkan model pembelajaran Make A Match, keaktifan siswa kelas IV dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut ini

Tabel 4.3

Keaktifan Siswa Siklus I

Dari tabel 4.3 dijelaskan diperoleh hasil keaktifan belajar siswa adalah

71,88% pada Siklus I. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada Siklus I secara

klasikal ternyata keaktifan belajar siswa sudah mulai terlihat aktif dalam

pembelajaran ini terbukti bahwa keaktifan siwa bisa mencapai standar minimal

keaktifan belajar siswa yang telah ditentukan yaitu 70%. Hal ini membuktikan

bahwa siswa kelas IV SD Negeri Tlogo sudah mulai aktif saat pembelajaran

berlangsung.

2) Hasil Belajar IPA

Setelah melakukan pembelajaran siklus I dengan menerapkan model

pembelajaran Make A Match, nilai yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri

tlogo dapat dilihat pada tabel berikut ini 4.4.

No. Indikator Keaktifan Jumlah Siswa Aktif

5. Aktif kerjasama antar siswa dalam permainan Make A Match

22 70,96%

6. Mengemukakan ide 20 64,51%

7. Aktif membuat rangkuman 24 77,41%

(9)

Tabel 4.4

Hasil Belajar IPA Pada Siklus I

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Persentase

>65 Tuntas 24 77%

< 65 Tidak Tuntas 7 23%

Jumlah 31 100%

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada

Siklus I siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM = 65), dari data hasil perolehan nilai pada siklus I dapat diketahui bahwa

masih ada 7 siswa atau 23% yang belum tuntas mencapai (KKM = 65) dan yang

sudah berhasil mencapai KKM atau sudah tuntas ada 24 siswa atau 77%.

Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada diagram 4.2

Diagram 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus I

Dari diagram 4.2 dapat dilihat bahwa masih terdapat 23% siswa yang belum

tuntas dari 31 siswa. Berarti indikator kinerja penelitian dapat tercapai apabila

ketuntasan nilai mencapai 80% dari jumlah siswa sedangkan pada siklus I

77% 23%

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

(10)

ketuntasan nilai hanya 77% dari 31 siswa maka dari itu untuk memantapkan dari

hasil siklus I ini akan dilanjutkan pada siklus II sebagai pemantapan.

2) Hasil Observasi

Ketika pembelajaran berlangsung observasi dilakukan sesuai dengan

rencana yaitu dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh

peneliti. Berdasarkan lembar observasi keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran pada Siklus I dapat digambarkan bahwa dalam proses pembelajaran

siswa masih belum serius saat mengikuti pelajaran hal ini ditandai oleh siswa

yang masih cendrung ramai sendiri dengan temannya dan siswa tidak mau

memperhatikan guru saat menjelaskan materi, siswa yang kurang paham terhadap

materi pelajaran juga masih enggan untuk bertanya hal ini dapat terlihat apabila

guru tidak bertanya maka siswa akan diam saja atau tidak mau bertanya. Pada saat

menerima materi pelajaran siswa tidak terlalu kesulitan karena materi yang

diberikan itu tidak terlalu kesulitan karena materi yang diajarkan oleh guru

tergolong mudah dan pada saat mengerjakan soal siswa sangat bersemangat.

Selanjutnya yaitu pada saat pembelajaran menggunakan model Make A

Match siswa sangat bersemangat dalam mengikuti permainan Make A Match

(bertukar pasangan) sehingga menjadi aktif dalam mengikuti pelajaran. Tetapi hal

ini menyebabkan kelas menjadi ramai sulit untuk dikendalikan. Tidak hanya itu

ada pula siswa yang enggan mengikuti permainan Make A Match mereka tidak

mau mencari pasangan dari kartu yang didapat mereka hanya duduk dan asik

berbicara sendiri.

Selain lembar observasi siswa dalam kegiatan pembelajaran terdapat juga

lembar observasi kegiatan guru yang memiliki fungsi untuk mengetahui kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh guru. Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru dapat dilihat bahwa guru sudah mampu mengorganisasikan kelas dengan baik.

Namun kekurangannya yaitu dalam membimbing siswa saat melakukan

permainan Make A Match guru kurang memberi penjelasan yang jelas sehingga

(11)

d. Refleksi

setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I maka selanjutnya

diadakan refleksi atas proses pembelajaran. hasil refleksi diambil dari hasil

observasi yang dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Refleksi

ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan apakah hasil

tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai yang diharapkan atau belum.

Berdasarkan pengamatan observer dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disediakan oleh peneliti maka didapatkan perbandingan hasil tindakan. Ini

dapat dilihat dari hasil presentase keaktifan kondisi awal hanya ada 53,45% dan

setelah dilakukan tindakan Siklus I keaktifan siswa meningkat menjadi 71,88%.

Sedangkan untuk hasil belajar siswa masih terdapat 23 % siswa yang nilainya

belum bisa mencapai (KKM = 65). Hal ini dapat dilihat pada kondisi awal

pembelajaran sebelum dilaksanakannya pembelajaran dengan model pembelajaran

Make A Match siswa yang belum mencapai KKM ada 17 siswa dengan presentase

55% dan siswa yang sudah mencapai KKM hanya 14 siswa saja dengan

presentase 45% dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40. Sedangkan pada

siklus I ini setelah menggunakan model pembelajaran Make A Match siswa yang

sudah mencapai KKM ada 24 siswa dengan presentase 77% dan siswa yang

belum mencapai KKM masih ada 7 orang siswa dengan presentase 23% dengan

nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Dari perolehan nilai tersebut dapat terlihat

bahwa pada pembelajaran Siklus I sudah terlihat meningkat yang tadinya ada 17

siswa yang belum tuntas mencapai KKM sekarang menjadi 7 siswa saja yang

belum tuntas.

Dari observasi kegiatan guru diketahui bahwa guru belum melaksanakan

semua kegiatan yang ada dalam lembar observasi. dalam membimbing siswa saat

melakukan permainan Make A Match guru kurang memberi penjelasan yang

jelas sehingga menyebabkan kelas menjadi ramai.

Berdasarkan refleksi tersebut terdapat beberapa kekurangan dan kelebihan

yang ada pada Siklus I yang akan diperbaiki pada SiklusII dan untuk kelebihan

(12)

Pada pembelajaran Siklus I hal – hal yang perlu untuk diperbaiki adalah :

a. Pada saat guru menjelaskan materi masih terlalu cepat sehingga siswa

kurang paham terhadap materi yang dipelajari

b. Guru belum mampu meningkatkan rasa percaya diri pada siswa untuk

berinteraksi langsung dengan teman – teman mereka

c. Dalam guru memberikan motivasi kepada siswa supaya berani menjawab

pertanyaan tanpa ragu – ragu masih kurang.

Adapun kelebihan dari pada Siklus I ini adalah :

a. Siswa bersemangat saat melakukan kegiatan

b. Siswa antusias sekali pada saat mencocokkan kartu

c. Siswa dapat menjalin kerjasama yang baik dengan temannya

4.2.2 Hasil Penelitian Siklus II a. Rencana Tindakan

Pada Siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk perbaikan

kekurangan yang ada pada Siklus I dan memperbaiki alat penunjang lainnya yang

perlu digunakan pada Siklus II. Setelah itu peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran seperti rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) Siklus I dan tidak hanya itu peneliti juga mempersiapkan

lembar observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan lembar observasi

aktivitas guru saat mengajar dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match serta mempersiapkan alat peraga yang akan digunalkan dalam proses pembelajaran seperti gambar – gambar, spidol, dan isolasi untuk menempelkan

gambar di papan tulis . Selain itu peneliti juga mempersiapkan kartu berupa

pertanyaan dan jawaban untuk menerapkan model pembelajaran Make A Match dalam kegiatan pembelajaran.

b.Pelaksanaan Tindakan

Tahapan pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan

yang sebelumnya telah dibuat. Dalam pelaksanaannya sudah ditentukan atau

(13)

rencana yang telah ditentukan. Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari dua kali

pertemuan. Yang dilakukan pada tanggal 24 - 25 Maret 2015.

1) Pertemuan I

Pembelajaran pada pertemuan I dilakukan pada tanggal 24 maret 2015

kegiatan yang dilakukan pada pertemuan I meliputi :

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal hal pertama yang dilakukan guru adalah mengucapkan

salam, kemudian guru mengajak siswa berdoa dan setelah itu guru mempresensi

kehadiran siswa. Setelah itu siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “siapa yang pernah keuar pada waktu malam hari? Apa yang kalian lihat dilangit ?” kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini yaitu tentang perubahan

kenampakan pada benda langit.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti setelah siswa mengetahui materi yang akan dipelajari hari

ini guru bertanya kepada siswa benda langit apa saja yang dapat kita lihat tanpa

harus menggunakan alat bantu. Kemudian guru menjelaskan kepada siswa tentang

benda langit yang dapat kita lihat tanpa harus menggunakan alat bantu itu aseperti

matahari, bintang, bulan, dll. Selanjutnya guru memberi tugas kepada siswa untuk

menggambar benda – benda langit yang mereka ketahui dan tidak hanya itu guru

juga menyuruh siswa untuk membuat cerita dari ganbar yang telah mereka buat.

Setelah itu guru menunjuk salah satu siswa untuk maju kedepan membacakan

cerita yang telah dibuat dan memperlihatkan gambar yang telah ia buat kepada

teman – temannya. Setelah itu guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mencari informasi materi dari buku paket tentang fase – fase bulan contohnya

seperti fase bulan sabit, fase bulan purnama, fase bulan separuh dll. Kemudian

setelah itu guru menjelaskan pengertian dari fase – fase bulan kepada siswa .

Kemudian selanjutnya siswa dibagi menjadi dua kelompok besar yang

terdiri dari 16 kelompok pertanyaan dan 15 kelompok jawaban, ini dikarenakan

(14)

jawaban yang memiliki dua pertanyaan. Kemudian lanjutnya siswa mendengarkan

penjelasan dari guru tentang tentang model pembelajaran Make A Match sebelum

kartu dibagikan. Setelah itu kelompok satu dikasih soal dan kelompok yang

satunya dikasih jawaban. Setelah semuanya mendapat kartu siswa diberi waktu

lima menit untuk memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang masing – masing

mereka pegang. Siswa yang dapat menemukan kartu lebih cepat dari waktu yang

diberi guru maka siswa tersebut akan diberi poin apabila jawabannya benar.

Setelah itu kemudian guru menyuruh siswa yang sudah menemukan pasangan

kartunya untuk maju kedepan untuk membacakan soal dan jawaban dari pasangan

mereka apabila jawabannya benar maka siswa tersebut akan mendapatkan poin.

Selanjutnya guru menyuruh siswa yang belum menemukan pasangan kartunmya

maju kedepan untuk menerima hukuman yaitu menyanyi di depan kelas. Setelah

itu kartu dikumpulkan lagi kepada guru dan kemudian kartu dikocok lagi dan

siswa mencari pasangan lagi seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhir siswa bersama – sama dengan guru membuat

rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah mereka pelajari hari ini. Siswa

diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Sebelum

pelajaran selesai guru memberikan siswa perkerjaan rumah guru menyuruh siswa

untuk mengamati benda langit yang dapat dilihat pada waktu malam hari itu ada

apa saja dan tidak hanya itu siswa juga diminta untuk menceritakannya .

Selanjutnya untuk mengakhiri pelajaran pada hari ini guru mengucapkan salam

penutup dan mengajak siswa berdo’a bersama – sama.

2) Pertemuan II

Pembelajaran pada pertemuan II dilakukan pada hari rabu tanggal 25 Maret

2015 kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ke II meliputi :

Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal hal pertama yang dilakukan guru adalah mengucapkan

(15)

kehadiran siswa. Setelah itu siswa menjawab apersepsi dari guru dengan pertanyaan “ siapa yang tahu perubahan kenampakan benda langit yang dapat kita lihat pada waktu siang hari itu apa saja?” kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru juga menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini

yaitu tentang perubahan kenampakan bumi.

Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti pertemuan kedua pada siklus II ini sebelum pelajaran

dimulai guru menyuruh siswa terlebih dahulu mengeluarkan tugas yang diberikan

oleh guru yaitu mencari informasi tentang benda langit apa saja yang dapat dilihat

pada malam hari dan cerita yang telah mereka buat setelah itu guru menunjuk

beberapa siswa untuk maju kedepan membacakan hasil dari pengamatan yang ia

buat. Selanjutnya guru menjelaskan kembali kepada siswa tentang fase – fase

bulan seperti fase bulan sabit, fase bulan separuh fase bulan purnama dll.

Kemudian siswa dan guru bertanya jawab tentang tentang bentuk bintang. Setelah

itu guru menjelaskan kepada siswa tentang pengertian dari rasi – rasi bintang

seperti rasi bintang biduk, rasi bintang kalajengking, waluku dll

Selanjutnya siswa dibagi menjadi dua kelompok besar yang terdiri dari 16

kelompok pertanyaan dan 15 kelompok jawaban, ini dikarenakan siswa dikelas IV

SD Negeri Tlogo berjumlah 31 siswa sehingga ada salah satu jawaban yang

memiliki dua pertanyaan. Kemudian lanjutnya siswa mendengarkan penjelasan

dari guru tentang tentang model pembelajaran Make A Match sebelum kartu

dibagikan. Setelah itu kelompok satu dikasih soal dan kelompok yang satunya

dikasih jawaban. Setelah semuanya mendapat kartu siswa diberi waktu lima menit

untuk memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang masing – masing mereka pegang.

Siswa yang dapat menemukan kartu lebih cepat dari waktu yang diberi guru maka

siswa tersebut akan diberi poin apabila jawabannya benar. Setelah itu kemudian

guru menyuruh siswa yang sudah menemukan pasangan kartunya untuk maju

kedepan untuk membacakan soal dan jawaban dari pasangan mereka apabila

jawabannya benar maka siswa tersebut akan mendapatkan poin. Selanjutnya guru

menyuruh siswa yang belum menemukan pasangan kartunmya maju kedepan

(16)

dikumpulkan lagi kepada guru dan kemudian kartu dikocok lagi dan siswa

mencari pasangan lagi seperti yang sudah dilakukan sebelumnya.

Kegiatan akhir

Pada kegiatan akhirpertemuan ke dua siswa bersama – sama dengan guru

membuat rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang telah mereka pelajari hari

ini. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas.

Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru. Selanjutnya

untuk mengakhiri pelajaran pada hari ini guru mengucapkan salam penutup dan

mengajak siswa berdo’a bersama – sama.

c. Hasil Tindakan 1) Keaktifan siswa

Kondisi keaktifan siswa setelah dilakukannya penelitian tindakan kelas itu

sudah mulai meningkat. Setelah melakukan pembelajaran siklus II dengan

menerapkan model pembelajaran Make A Match, keaktifan siswa kelas IV dapat

dilihat pada tabel 4.5 berikut ini

Tabel 4.5

Keaktifan Siswa Siklus II No. Indikator Keaktifan Jumlah

Siswa Aktif

5. Aktif kerjasama antar siswa dalam permainan Make A Match

26 83,87%

6. Mengemukakan ide 22 70,96%

7. Aktif membuat rangkuman 24 77,41%

(17)

Dari data tabel 4.5 dijelaskan bahwa dengan menerapkan model

pembelajaran Make A Match diproleh hasil keaktifan belajar siswa adalah 81,10%

ini berarti telah terjadi peningkatan keaktifan belajar. Hal ini terbukti bahwa

dengan menerapkan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan

keaktifan siswa yang telah meningkat diatas kriteria minimal yaitu 70%.

2) Hasil Belajar IPA

Setelah melakukan pembelajaran Siklus II dengan menerapkan model

pembelajaran Make A Match, nilai yang diperoleh siswa kelas IV SD Negeri

tlogo dapat dilihat pada tabel berikut ini 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Belajar IPA Pada Siklus II

Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Persentase

>65 Tuntas 31 100%

<65 Tidak Tuntas 2 0 %

Jumlah 31 100 %

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada

Siklus II siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan minimal

(KKM=65) sejumlah 0 siswa atau 0%, sedangkan yang sudah mencapai KKM

atau tuntas sejumlah 31 siswa atau 100%. Ketuntasan belajar siswa dapat dilihat

pada diagram 4.3

Setelah tindakan Siklus II nampak sekali terjadi peningkatan hasil belajar

siswa. Ini membuktikan bahwa penelitian yang dilakukan telah berhasil karena

(18)

Diagram 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Pada Siklus II

3) Hasil Observasi

Berdasarkan lembar observasi siswa pada siklus II dapat terlihat

peningkatan siswa yang tadinya masih cenderung ramai sendiri sekarang sudah

mulai tenang dan mau memperhatikan penjelasan guru, siswa yang enggan untuk

bertanya juga sudah mulai mau untuk bertanya kepada guru, dalam mengerjakan

soal siswa sangat bersemangat dan jumlah siswa yang ramai sendiri juga sudah

berkurang.

Selanjutnya berdasarkan lembar observasi selama kegiatan pembelajaran

berlangsung pada siklus II terlihat guru telah melaksanakan hampir semua

kegiatan yang ada pada lembar observasi hanya ada dua kegiatan yang belum

dilaksanakan melakukan pembelajaran secara runtut dan melaksanakan

pembelajaran sesuai yang telah ditentukan.

100%

Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Tuntas

(19)

d. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan siklus II, telah terjadi peningkatan keaktifan dan

hasil belajar IPA yang baik. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa pda Siklus I

ada 71,88 % dan pada siklus dua keaktifan siswa meningkat menjadi 81,10%.

Sedangkan untuk hasil belajar siswa nilai siswa yang sudah mencapai KKM pada

Siklus I ada 24 siswa atau 77% dan siswa yang belum mencapai KKM ada 7

siswa atau 23% dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendahnya adalah 50. Sedang

kan perolehan nilai pada Siklus II yang sudah mencapai KKM ada 31 siswa atau

100% dan yang belum mencapai KKM adalah 0 siswa atau 0% atau dengan nilai

tertinggi 95 dan nilai terendahnya adalah 70. Dari perolehan nilai pada Siklus I

dan Siklus II dapat dilihat siswa yang sudah mencapai KKM meningkat yang

semula hanya ada 24 siswa yang tuntas atau mencapai KKM sekarang menjadi 31

siswa.

4.3 Hasil Analisis Data Kondisi Awal, Siklus I, Dan Siklus II

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari hasil keaktifan

siswa dan hasil belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Tlogo saat kondisi awal,

Siklus I dan Siklus II itu mengalami peningkatan untuk mengetahui perbandingan

ketuntasan hasil belajar IPA pada kondisi awal, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat

(20)

Tabel 4.7

Perbandingan Keaktifan Siswa Antara Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.8

Perbandingan Ketuntasan Belajar Antara Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

(21)

Dari tabel 4.8, perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa diatas dapat

dilihat dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran

IPA. Pada klasifikasi tuntas, Sebelum diadakan tindakan atau pada kondisi awal

jumlah siswa yang tuntas mencapai KKM hanya ada 14 orang saja sedangkan

setelah diadakan tindakan pada Siklus I siswa yang tuntas mencapai KKM itu

meningkat menjadi 24 siswa dan setelah diadakan tindakan pada Siklus II siswa

yang tuntas mencapai KKM yaitu ada 31 siswa atau semua siswa tuntas mencapai

KKM. Sedangkan pada klasifikasi tidak tuntas, sebelum tidakan dialakukan atau

pada kondisi awal siswa yang belum tuntas mencapai KKM itu ada 17 siswa,

sedangkan setelah dilakukan tidakan Siklus I yang belum tuntas mencapai KKM

ada 7 siswa dan setelah diadakan tidakan pada Siklus II yang belum mencapai

KKM ada 0 siswa yang artinya tidak ada siswa yang tidak tuntas dari 31 siswa

semua mengalami ketuntasan belajar. Perbandingan ketuntasan belajar siswa pada

tabel 4.8 dapat dilihat pada diagram 4.4.

Diagram 4.4

Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

(22)

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran Make A Match pada pembelajaran IPA kelas IV di SD Negeri

Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Khususnya pada materi “Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit " terjadi peningkatan pada keaktifan dan hasil belajar IPA yang diperoleh siswa pada kondisi awal, Siklus I

dan Siklus II. Hal ini dapat terlihat dari keaktifan pada kondisi awal hanya ada

53,45% saja sedangkan setelah dilakukan tindakan pada Siklus I keaktifan siswa

mulai meningkat menjadi 71,88% dan setelah dilakukan tindakan Siklus II

keaktifan siswa meningkat dengan pesat yaitu dengan presentase 81,10% melebihi

standar yang telah ditentukan yaitu 70%. Untuk belajar siswa dapat kita lihat dari

hasil ulangan siswa pada kondisi awal nilai ulangan IPA yang mencapai Kriteria

ketuntasan Minimal (KKM=65) ada 14 siswa atau 45% sedangkan siswa yang

belum mencapai KKM ada 17 siswa atau 55% dari 31 jumlah siswa, sedangkan

pada Siklus I perolehan nilai yang mencapai KKM ada 24 siswa atau 77% dan

siswa yang belum mencapai KKM ada 7 siswa atau 23% , selanjutnya pada Siklus

II siswa yang dapat mencapai KKM ada 31 siswa atau 100% dan yang belum

mencapai KKM ada 2 siswa atau 0% . dengan nilai tertinggi 95 dan nilai terendah

adalah 70. Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan

model pembelajaran Make A Match itu dapat terbukti meningkatkan keaktifan

dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang

Gambar

Tabel 4.2
Tabel 4.3 Keaktifan Siswa Siklus I
 Tabel 4.4 Hasil Belajar IPA Pada Siklus I
gambar di papan tulis . Selain itu peneliti  juga mempersiapkan kartu berupa
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mbak Rahajeng Pujiani yang selalu dan selalu ngasih semangat dan motivasi, teman yang bersedia diajak tukar pikiran dan pendapat, bersedia jadi teman curhat

Salah satu peralatan filtrasi batch yang penting adalah Filter Testing Unit, yang ditunjukkan oleh gambar, terdiri dari frame berisi filter media (filter cloth). Filter Testing

Dengan adanya informasi mengenai pentingnya peran pengendalian internal dalam organisasi, diharapkan perusahaan – perusahaan Indonesia dapat lebih berkomitmen dalam

Bahwa TQM berpengaruh terhadap biaya kualitas dan efisiensi kerja karyawan karena dengan peningkatan kualitas hasil produksi, dalam upaya peningkatan efisiensi

[r]

Seluruh Dosen STIE Perbanas Surabaya yang dengan ikhlas telah memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis selama masa kuliah. Seluruh staf

Contoh Penawaran Jasa Pemindahan &amp; Setup Software.. Jika peserta tender lulus dan menjadi pemenang tender berdasarkan penilaian panitia tender atas penawaran yang

Seperti juga metodologi penelitian berlandaskan positivisme,metodologi penelitian berlandaskan rasionalisme juga mengejar diperolehnya generalisasi atau hukum-hukum baru,