• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum KD IPA1 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktikum KD IPA1 (1)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

A. UJI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT I. TUJUAN

Dapat membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.

II. LANDASAN TEORI

Menurut Sugiharti (2010) larutan adalah campuran yang homogen. Disebut campuran karena susunan atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlawanan. Larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik dan ada yang tidak bisa menghantarkan arus listrik. Hantaran arus listrik melalui larutan

akan diuji dengan alat penguji elektrolit. Hantaran listrik melalui larutan dapat ditunjukkan dengan memasang lampu pijar pada rangkaian. Selain itu, adanya aliran listrik dapat ditunjukkan oleh perubahan yang terjadi pada elektrode yang dicelupkan

ke dalam larutan. Berdasarkan daya hantar listrik, suatu larutan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit merupakan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan adanya ion-ion positif dan ion-ion negatif yang berasal dari senyawa elektrolit yang terurai dalam larutan (Waljinah, 2013). Berdasarkan daya hantar listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua yaitu:

a. Larutan elektrolit kuat

KEGIATAN 10

(2)

Larutan elektrolit kuat adalah larutan elektrolit dengan daya hantar listrik besar, derajat ionisasi (ά = 1) dan terionisasi sempurna. Ciri-ciri larutan elektrolit kuat bila diuji dengan alat penguji elektrolit: lampu menyala terang, gelembung gas pada kedua elektrode banyak.

Contohnya:

1. Larutan asam kuat: HCl, HBr, H2SO4 2. Larutan basa kuat: NaOH, KOH, Ba(OH)2 3. Garam: NaCl, KCl.

b. Larutan elektrolit lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit dengan daya hantar listrik kecil/ lemah, derajat ionisasi (0 < ά > 1) dan terionisasi sebagian. Ciri-ciri larutan elektrolit kuat bila diuji dengan alat penguji elektrolit: lampu menyala redup atau hanya timbul gelembung gas pada kedua electrode.

Contohnya: CH3COOH, CaCO3, NH3. 2. Larutan Nonelektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini disebabkan zat yang terlarut tetap berwujud molekul-molekul netral (tidak terurai menjadi ion-ion) yang tidak bermuatan listrik. Derajat ionisasi (ά= 0), karena tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Ciri-cirinya lampu tidak menyala, gelembung gas pada kedua elektrode tidak ada. Contohnya: larutan gula, larutan urea, etanol, glukosa dll.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : alat penguji elektrolit, gelas kimia, baterai.

(3)

IV. LANGKAH KERJA

1. Menyusun alat penguji elektrolit sehingga berfungsi dengan baik.

2. Memasukkan 50 ml air suling ke dalam gelas kimia, kemudian menguji daya hantarnya, mencatat apakah lampu menyala atau timbul gelembung pada elektrode.

3. Membersihkan elektrode dengan air dan mengeringkan dengan cara yang sama menguji daya hantar larutan lain yang tersedia (lihat tabel).

Alat Penguji Elektrolit

Alkohol 70% dan Alkohol 96% Aquades dan Air

Ledeng

KOH, Cuka, Air Sumur

Asam Sulfat, Lugol, dan Spiritus

(4)

V. HASIL PENGAMATAN

(5)

Uji Larutan Gula

Uji Larutan Garam Dapur

Uji Larutan KOH

Uji Larutan Cuka Uji Air Ledeng Uji Air Sumur

Uji Alkohol 96% Uji Larutan Lugol Uji Larutan Aquades

(6)

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan ada dua macam larutan berdasarkan daya hantar listriknya yaitu larutan elekrolit dan larutan nonelektrolit, dimana pengujiannya menggunakan alat penguji elektrolit. Hantaran listrik pada larutan dapat ditunjukkan dengan nyala atau matinya lampu pada penguji elekrolit dan ada atau tidaknya gelembung pada elektrode. Svante August Arrhenius (1859-1927), seorang ilmuwan dari Swedia menemukan bahwa zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi partikel-partikel berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik. Jadi larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas (Waljinah, 2013). Hantaran listrik pada larutan elektrolit ditunjukan dengan nyala lampu pada alat penguji elektrolit dan ada tidaknya gelembung gas pada elektode. Semakin terang nyala lampu dan semakin banyaknya gelembung gas pada electrode, maka semakin kuat elektrolit suatu larutan.

Pada percobaan yang telah dilakukan, larutan elektrolit dibedakan menjadi elektrolit kuat dan lemah. Hantaran listrik pada elektrolit kuat ditunjukkan dengan terangnya nyala lampu dan banyaknya gelembung gas pada electrode. Contoh larutan elektrolit kuat pada percobaan adalah larutan garam dapur, larutan KOH, dan larutan asam sulfat. Larutan KOH termasuk ke dalam larutan elektrolit kuat, namun pada percobaan yang telah dilakukan, lampu pada larutan KOH mati, hal itu dapat disebabkan kurang pekanya kabel pada alat penguji, kurang sterilnya akal dan bahan, atau penyebab lainnya. Sedangkan elektrolit lemah ditunjukkan dengan redup atau matinya nyala lampu dan sedikitnya gelembung gas pada electrode. Contoh larutan elektrolit lemah pada percobaan adalah larutan lugol dan aquades.

(7)

VII. KESIMPULAN

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, ditunjukkan dengan nyala lampu pada alat penguji elektrolit dan banyak atau sedikitnya gelembung gas pada kedua electrode. Contoh larutan elektrolit kuat pada percobaan adalah larutan garam dapur, larutan KOH, dan larutan asam sulfat.

2. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik ditunjukkan dengan matinya lampu pada alat penguji elektrolit dan tidak adanya gelembung gas pada kedua electrode. Contoh larutan nonelektrolit pada percobaan adalah larutan gula, larutan asam cuka, air sumur, air ledeng, air suling, alkohol 96 %, spiritus, dan alkohol 70 %.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Gejala apakah yang menandai hantaran listrik melalui larutan?

Jawab: Gejala yang menandai adanya hantaran listrik melalui hantaran adalah nyala lampu pada rangkaian alat penguji elektrolit serta adanya gelembung yang terdapat pada kedua elektrode di dalam larutan yang diuji.

2. Kelompokkan bahan-bahan yang diuji kedalam larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Jawab:

Larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan KOH, larutan asam sulfat, larutan lugol dan aquades.

(8)

3. Tariklah kesimpulan dari percobaan ini. Jawab:

a. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,

b. Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Sugiharti, U. 2010. Kimia untuk SMA/MA Kelas X Semester 2. Sukoharjo: CV Willian.

Waljinah. 2013. Detik- Detik Ujian Nasional Kimia Tahun Pelajaran 2012/ 2013. Klaten: Intan Pariwara.

Warsiti dan Kartika C. 2013. BukuBuku Petunjuk Praktikum Konsep Dasar IpaPetunjuk Praktikum Konsep Dasar Ipa 1

(9)

B. UJI LARUTAN ASAM DAN BASA I. TUJUAN

Dapat membedakan larutan asam dan basa. II. LANDASAN TEORI

Menurut Purba, M (2007), larutan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu larutan asam, basa dan netral. Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka dan asam semut pada semut. Basa umumnya memiliki sifat licin dan terasa pahit, misalnya sabun.

1. Asam dan Basa

Svante Arrhenius (dalam Sudarmo, 2012) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan bersifat asam bila sudah dilarutkan ke dalam air. Misalnya gas hydrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi bila sudah dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H+. Sedangkan basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH-.

Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

(10)

dari contoh diatas BF3 bertindak sebagai asam lewis sedangkan NH3 bertindak sebagai basa lewis.

Ciri- ciri umum larutan asam yaitu :

 Terasa masam

 Bersifat korosif

 Dapat memerahkan kertas lakmus biru

 Larutan dalam air dapat mengantarkan arus listrik

 Menyebabkan perkaratan logam (korosif).

Ciri-ciri umum larutan basa yaitu :

 Rasanya pahit

 Bersifat licin

 Dapat membirukan kertas lakmus merah

 Larutan dalam air dapat mengantarkan listrik

 Jika mengenai kulit, maka kulit akan melepuh (kaustik)

Dipandang dari jumlah ion yang dihasilkan, asam dibedakan menjadi asam kuat dan asam lemah. Asam kuat yaitu asam yang mudah terionisasi dan banyak menghasilkan ion H+ dalam larutannya, misalnya HCl, HBr, HI, H2SO4, dan HNO3. Sedangkan asam lemah yaitu asam yang sedikit terionisasi dan menghasilkan sedikit ion H+, misalnya CH3COOH.

Berdasarkan daya hantar listriknya, basa ada yang terionisasi sempurna dan disebut sebagai basa kuat, misalnya KOH, NaOH, Ba(OH)2. Dan ada yang hanya sedikit terionisasi dalam air dan disebut basa lemah, misalnya NH3 dan Al(OH)3.

2. Indikator Asam- Basa dan pH

(11)

Sudarmo (2012), untuk mengetahui harga pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH-meter atau indicator.

Alat pH-meter merupakan suatu rangkaian alat elektronik yang dilengkapi suatu electrode kaca. Bila electrode kaca ini dimasukkan ke dalam larutan akan timbul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam larutan. Besar beda potensial ini ditunjukkan dengan angka yang menyatakan pH larutan tersebut. Alat ini mengukur pH suatu larutan berdasarkan perbedaan relative konsentrasi ion H+. Oleh karena itu, setiap kali melakukan pengukuran, pH-meter harus dikalibrasi dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui pH-nya dengan pasti. Untuk menggunakan alat ini cukup dengan mencelupkan elektrodenya ke dalam larutan yang diukur dan secara otomatis jarum penunjuk atau angka digital akan menunjuk pada harga pH larutan yang diukur.

Indicator asam-basa merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu pada pH tertentu. Salah satu indicator yang sering digunakan adalah kertas lakmus. Kertas lakmus akan mengalami perubahan warna jika dimasukkan (dicelupkan) ada larutan yang memiliki pH antara 5.0-9.0, yang mana pada pH dibawah 7.0 (larutan asam) kertas lakmus akan berwarna merah sedangkan pada pH diatas 7.0 (larutan basa) kertas lakmus akan berwarna biru.

Teori: Larutan asam dapat memerahkan kertas lakmus, artinya jika kertas lakmus biru dicelupkan pada larutan yang bersifat asam maka warna kertas lakmus tersebut akan berubah menjadi merah sedangkan jika kertas lakmus merah

yang dicelupkan warna kertas lakmus akan tetap merah.

(12)

kertas lakmus merah dicelupkan pada larutan yang bersifat basa, maka warna kertas lakmus tersebut akan berubah menjadi biru. Sedangkan jika kertas lakmus biru yang dicelupkan, warna kertas lakmus akan tetap biru.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : kertas lakmus, pH-meter, gelas kimia. Bahan : larutan garam dapur, KOH, asam sulfat,

lugol,gula, asam cuka, air sumur, air ledeng, alcohol 96 %, spiritus, aquades, alcohol 70 %.

IV. LANGKAH KERJA

1. Membuat larutan uji (seperti dalam tabel) ke dalam gelas kimia. 2. Meneteskan larutan menggunakan pipet ke dalam suatu wadah. 3. Menguji menggunakan kertas lakmus merah dan biru.

(13)

h

7. Air sumur -  - Biru Biru

8. Air ledeng - -  Merah Biru

9. Alkohol 96 %  - - Merah Mera

h

10. Spiritus

-

Merah Biru

11. Aquades

-

Merah Biru 12. Alkohol 70 % 

- Merah

Mera h Keterangan:

Bila larutan berwarna ungu atau bening, berarti bersifat netral. Bila larutan bewarna hijau-biru, berarti bersifat basa.

Bila larutan berwana kuning-merah, bersifat asam.

Uji dengan Kertas Lakmus

(14)

Uji Alkohol 96% Uji Gula

Uji Lugol

Uji Spiritus Uji Larutan KOH

Uji Aquades

(15)

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, suatu larutan dikelompokkan menjadi larutan asam, basa dan netral (Purba, 2007). Hal itu ditunjukkan dengan harga pH suatu larutan. Untuk mengukur pH digunakan pH-meter. Untuk menggunakan alat ini cukup dengan mencelupkan elektrodenya ke dalam larutan yang diukur dan secara otomatis jarum penunjuk atau angka digital akan menunjuk pada harga pH larutan yang diukur (Sudarmo, 2012). Larutan asam memiliki pH < 7, misalnya larutan asam sulfat, lugol, asam cuka, alcohol 96% dan alcohol 70%. Larutan netral memiliki pH = 7, misalnya gula, air ledeng, spiritus, dan aquades. Dan larutan basa memiliki pH > 7, misalnya larutan KOH dan air sumur.

Selain pH-meter, untuk mengukur pH suatu larutan juga dapat menggunakan kertas lakmus, yaitu:

1. Pada larutan asam, kertas lakmus merah akan tetap merah. Dan kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah. Misalnya: asam sulfat, lugol, asam cuka, alcohol 96% dan alcohol 70%.

Uji Garam Dapur Uji Air Sumur Uji Air Ledeng

(16)

2. Pada larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru. Dan kertas lakmus biru akan tetap berwarna biru. Misalnya larutan KOH dan air sumur.

3. Larutan netral tidak mengubah warna lakmus merah dan biru. Artinya lakmus merah akan tetap berwarna merah bila dicelupkan ke dalam larutan netral, dan lakmus biru akan tetap berwarna biru bila dicelupkan pada larutan netral. Misalnya garam dapur, gula, air ledeng, spiritus, dan aquades.

Namun dalam pengujian, larutan garam dapur termasuk ke dalam larutan asam, padahal garam dapur termasuk dalam larutan netral karena merupakan larutan garam.

VII. KESIMPULAN

1. Larutan dikelompokkan menjadi larutan asam, basa dan netral.

2. Untuk menngukur pH suatu larutan dapat menggunakan pH-meter atau indicator universal.

3. Larutan asam yaitu larutan yang memiliki pH < 7 dan memerahkan kertas lakmus biru, misalnya larutan garam dapur, asam sulfat, lugol, asam cuka, alcohol 96% dan alcohol 70%.

4. Larutan basa yaitu larutan yang memiliki pH > 7 dan memebirukan kertas lakmus merah, misalnya larutan KOH dan air sumur.

5. Larutan netral memiliki pH = 7 dan tidak mengubah warna kertas lakmus merah dan biru, misalnya gula, air ledeng, spiritus, dan aquades.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Apakah semua larutan yang anda teliti bersifat asam dan basa? Adakah yang bersifat netral?

(17)

2. Indikator apakah yang terjadi dalam kertas lakmus merah dan biru ketika dicelupkan dalam larutan uji? Jelaskan.

Jawab:

a. Pada larutan asam, kertas lakmus merah akan tetap merah. Dan kertas lakmus biru akan berubah menjadi merah.

b. Pada larutan basa, kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru. Dan kertas lakmus biru akan tetap berwarna biru.

c. Larutan netral tidak mengubah warna lakmus merah dan biru. Artinya lakmus merah akan tetap berwarna merah bila dicelupkan ke dalam larutan netral, dan lakmus biru akan tetap berwarna biru bila dicelupkan pada larutan netral.

3. Tariklah kesimpulan dari percobaan ini! Jawab:

a. Larutan dikelompokkan menjadi larutan asam, basa dan netral. b. Untuk menngukur pH suatu larutan dapat menggunakan pH-meter

atau indicator universal.

c. Larutan asam yaitu larutan yang memiliki pH < 7 dan memerahkan kertas lakmus biru, misalnya larutan garam dapur, asam sulfat, lugol, asam cuka, alcohol 96% dan alcohol 70%.

d. Larutan basa yaitu larutan yang memiliki pH > 7 dan memebirukan kertas lakmus merah, misalnya larutan KOH dan air sumur.

(18)

IX. DAFTAR PUSTAKA

Purba, M. 2007. Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2. Jakarta: Erlangga. Sudarmo, U. 2012. Kimia SMA 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: PT.

PHIBETA ANEKA GAMA.

(19)

A. UJI KARBOHIDRAT

I. TUJUAN

1. Mengidentifikasikan dan mengelompokkan zat makanan yang terdapat di dalam berbagai bahan makanan yang telah ditentukan dan

2. Melakukan uji kandungan karbohidrat dalm bahan makanan tertentu.

II. LANDASAN TEORI

Menurut Destranda, dkk (2011), makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.

Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin.

Menurut Fitriyana (2013) bahwa semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar

KEGIATAN 11

(20)

matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida yang berasal dari udara dan air dari tanah. Karbohidrat terdapat pada bahan-bahan makanan, misal padi, jagung, kentang, ketela pohon, sagu dan gandum.

Menurut Kusumawati dan Windarsih (2011), karbohidrat memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai sumber energy utama, 1 gram karbohidrat akan menghasilkan 4,1 kalori.

2. Bahan pembentuk senyawa kimia yang lain, misal lemak dan protein. 3. Membantu berlangsungnya proses buang air besar.

4. Sebagai komponen penyusun gen dalam inti sel. 5. Membantu proses penyerapan kalsium.

6. Menjaga keseimbangan asam dan basa.

Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh. Jika seseorang kelebihan mengkonsumsi karbohidrat akan berpotensi menderita diabetes mellitus, karies gigi dan obesitas. Obesitas dapat memicu penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan strok.

Untuk menguji kandungan karbohidrat yang terdapat dalam bahan makanan dapat menggunakan lugol/ yodium. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat bila ditetesi dengan lugol akan berubah warna menjadi biru / ungu. Semakin pekat warna biru/ ungu pada bahan makanan berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

III. ALAT DAN BAHAN Alat: piring, pipet

(21)

Pipet Pisang Putih Telur

Nasi Apel

Gula Pasir Margarin

Biskuit

(22)

IV. LANGKAH KERJA

1. Menetesi satu per satu bahan makanan dengan 2-3 tetes larutan yodium dalam KI/ lugol. Memperhatikan dan mencatat perubahan warna pada bagian makanan yang ditetesi larutan yodium. Mencatat bahan yang diuji manakah yang menunjukkan warna ungu biru setelah ditetesi larutan yodium.

2. Mencatat warna setiap bahan makanan pada tabel.

V. HASIL PENGAMATAN N

o .

Bahan Makanan

Warna Sebelum diberi

yodium

Setelah diberi yodium

1. Pisang Kuning Kuning

2. Apel Putih Putih

3. Nasi Putih Biru / Ungu

4. Telur rebus (putihnya)

Putih Putih

5. Tahu putih Putih Kuning Hijau

6. Margarin Kuning Kuning

(23)

7. Biskuit Coklat Biru / Ungu 8. Tepung terigu Putih Biru / Ungu

9. Gula pasir Coklat Hijau

10. Kentang Kuning Biru/ Ungu

Penetesan Lugol Uji Apel Uji Gula

Uji Tahu Putih Uji Tepung Terigu Uji Margarin

Uji Telur Rebus Uji Biskuit

(24)

VI. PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat ketika diuji dengan menggunakan lugol yodium akan berubah warna menjadi biru/ ungu.Menurut Destranda, dkk (2011), Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat(amilum) atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

Dan setelah pengujian makanan didapat bahwa bahan makanan yang mengandung karbohidrat tersebut berasal dari tumbuh-tumbuhan (Fitriyana, 2013).

Hasil pengujian bahan makanan yang mengandung karbohidrat: 1. Pisang

Sebelum ditetesi yodium tumbukan pisang berwarna kuning dan setelah diberi yodium pisang tidak berubah warna (tetap kuning). Jadi pisang tidak mengandung karbohidrat.

2. Apel

Sebelum ditetesi yodium tumbukan apel berwarna putih dan setelah diberi yodium apel tidak berubah warna (tetap putih). Jadi apel tidak mengandung karbohidrat.

3. Nasi

(25)

Sebelum ditetesi yodium tumbukan nasi berwarna putih dan setelah diberi yodium nasi berubah warna menjadi biru/ ungu. Jadi nasi mengandung karbohidrat karena berubah warna menjadi biru/ ungu setelah ditetesi yodium.

4. Telur Rebus (putihnya)

Sebelum ditetesi yodium bagian putih telur rebus berwarna putih dan setelah diberi yodium bagian putih telur rebus tidak berubah warna (tetap putih). Jadi telur tidak mengandung karbohidrat.

5. Tahu Putih

Sebelum ditetesi yodium tahu putih berwarna putih dan setelah diberi yodium tahu putih berubah warna menjadi kuning kehijauan. Jadi telur tidak mengandung karbohidrat.

6. Margarin

Sebelum ditetesi yodium margarin berwarna kuning dan setelah diberi yodium margarin tidak berubah warna (tetap kuning). Jadi margarin tidak mengandung karbohidrat.

7. Biskuit

Sebelum ditetesi yodium remukan biskuit berwarna coklat dan setelah diberi yodium remukan biskuit berubah warna menjadi biru/ ungu. Jadi biskuit terbuat dari gandum mengandung karbohidrat karena berubah warna menjadi biru/ ungu setelah ditetesi yodium.

8. Tepung Terigu

Sebelum ditetesi yodium tepung terigu berwarna putih dan setelah diberi yodium tepung terigu berubah warna menjadi biru/ ungu. Jadi tepung terigu mengandung karbohidrat karena berubah warna menjadi biru/ ungu setelah ditetesi yodium.

9. Gula Pasir

Sebelum ditetesi yodium gula pasir berwarna coklat dan setelah diberi yodium gula pasir berubah warna menjadi hijau. Jadi gula pasir tidak mengandung karbohidrat.

(26)

Sebelum ditetesi yodium kentang berwarna kuning dan setelah diberi yodium kentang berubah warna menjadi biru/ ungu. Jadi kentang mengandung karbohidrat karena berubah warna menjadi biru/ ungu setelah ditetesi yodium.

Jadi bahan makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi, biscuit, tepung terigu, dan kentang karena bahan makanan tersebut berubah warna menjadi biru/ ungu setelah ditetesi yodium. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung karbohidrat adalah pisang, apel, telur rebus, tahu putih, margarin, dan gula pasir karena makanan tersebut tidak berubah warna atau berubah warna selain biru/ ungu setelah ditetesi yodium.

VII.KESIMPULAN

1. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber tenaga.

2. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat bila ditetesi dengan yodium maka akan berubah warna menjadi biru/ ungu.

3. Semakin pekat warna biru/ ungu yang dihasilkan bahan makanan maka semakin banyak pula kandungan karbohidrat bahan makanan tersebut.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Mengapa ada bahan yang berwarna ungu biru dan ada pula yang tidak setelah ditetesi larutan yodium.

Jawab: karena bahan makanan tersebut mengandung zat gizi yang berbeda. Bahan makanan yang berwarna ungu biru setelah ditetesi yodium mengandung karbohidrat sedangkan bahan makanan yang menghasilkan warna lain tidak mengandung karbohidrat.

2. Buatlah kesimpulan tentang zat-zat manakah yang mengandung amilum.

(27)

IX. DAFTAR PUSTAKA

Destranda, dkk. 2011. Laporan Praktikum Biologi Uji Makanan. Gunung Kidul: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semin.

Fitriyana, L. 2013. Laporan Praktikum Konsep Dasar IPA 1. Surakarta: FKIP UNS.

(28)

B. UJI LEMAK

I. TUJUAN

1. Mengidentifikasikan dan mengelompokkan zat makanan yang terdapat di dalam berbagai bahan makanan yang telah ditentukan.

2. Melakukan uji kandungan lemak dalam bahan makanan tertentu.

II. LANDASAN TEORI

(29)

yang mengandung lemak hewani yaitu daging, keju, mentega, susu, telur dan ikan segar.

Menurut Kusumawati dan Windarsih (2011), di dalam tubuh, lemak mempunyai beberapa fungsi penting berikut:

1. Penghasil energy tertinggi, 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. 2. Pelindung tubuh dan pengaruh suhu rendah.

3. Pelindung alat-alat tubuh yang lunak. 4. Pelarut vitamin A, D, E dan K.

5. Salah satu bahan penyusun membran sel.

6. Salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin.

7. Salah satu penyusun garam empedu, asam kholat dan hormon seks. 8. Penahan rasa lapar karena pencernaan lemak membutuhkan waktu lebih

lama.

Menurut Destranda, dkk (2011), untuk pengujian bahan makanan yang mengandung lemak digunakan keras buram. Karena kertas buram mudah menyerap air/ minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini makanan yang sudah di tumbuk di oleskan pada kertas buram setelah itu di keringkan sehingga kandungan air mengering, jika ada noda transparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : kertas coklat sampul buku.

(30)

Kertas Sampul Singkong Seledri

Biji Jagung Kering Kemiri

Margarin

(31)

IV. LANGKAH KERJA

1. Mengambil dua buah kertas coklat sampul buku yang telah dipotong-potong.

2. Mengambil air dengan pipet dan teteskan disalah satu kertas coklat yang lainnya.

3. Menghisap minyak dengan pipet yang lain dan teteskan di atas kertas coklat lainnya.

4. Membiarkan kedua kertas selama 10 menit dan periksalah keduanya, amati keadaan permukaan kertas tersebut manakah yang meninggalkan bekas. Catatan: menggunakan hasil ini sebagai pembanding untuk bahan yang mengandung minyak atau tidak.

5. Mengambil kesepuluh kertas coklat yang telah disiapkan. Berilah nomor dan nama jenis makanan yang akan diuji yaitu: 1) kemiri, 2) margarine, 3) seledri, 4) wortel, 5) biji jagung kering, 6) singkong kering, 7) kacang tanah kering, 8) pepaya, 9) santan, 10) susu.

6. Meremuk kemiri dan usaplah di atas kertas coklat kira-kira 10 kali dan membersihkan sisa kemiri biarkan sekitar 5 – 10 menit.

7. Melakukan hal serupa untuk bahan yang lain.

8. Setelah 10 menit mengamati kertas coklat satu persatu. Mempergunakan lampu senter ke arah bekas usapan dari bahan makanan yang diuji. Mencatat hasil pengamatan pada tabel berikut ini.

V. HASIL PERCOBAAN No

mo r

Bahan yang diuji Meninggalkan Bekas Noda Minyak

(32)

Ke rta

1. Kemiri 

-2. Margarine 

-3. Seledri - 

4. Wortel - 

5. Biji Jagung Kering - 

6. Singkong Kering - 

7. Kacang tanah kering 

-8. Pepaya - 

9. Santan/ kelapa 

-10. Susu 

-Bekas Singkong Bekas Kemiri Bekas Seledri

Bekas Margarin Bekas Wortel

(33)

VI. PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa bahan-bahan makanan yang mengandung lemak bersumber pada lemak hewani yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan, misalnya kemiri, margarin, kacang tanah, santan/ kelapa dan lemak nabati yaitu lemak yang berasal dari hewan, misalnya susu (Sihombing, M, 2013). Ketika diuji dengan menggunakan kertas sampul bahan makanan yang mengandung lemak akan meninggalkan bekas Bekas Kacang Tanah Bekas Santan Bekas Susu

Bekas Jagung

(34)

noda minyak pada kertas sampul setelah melalui proses pengeringan. Bekas noda minyak yang terdapat pada kertas sampul dapat diketahui dengan cara menerawang kertas tersebut dengan penerangan secukupnya, agar bekas noda dapat terlihat jelas.

Hasil pengujian bahan makanan yang mengandung lemak: 1. Kemiri

Tumbukan kemiri meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi kemiri mengandung lemak. 2. Margarin

Olesan margarin meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi kemiri margarin mengandung lemak.

3. Seledri

Tumbukan seledri tidak meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi seledri tidak mengandung lemak.

4. Wortel

Tumbukan wortel tidak meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi wortel tidak mengandung lemak.

5. Biji Jagung Kering

Tumbukan biji jagung kering tidak meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi biji jagung tidak mengandung lemak.

6. Singkong Kering

Tumbukan singkong kering tidak meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi singkong tidak mengandung lemak.

(35)

Tumbukan kacang tanah kering meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi kacang tanah mengandung lemak.

8. Pepaya

Tumbukan pepaya tidak meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi pepaya tidak mengandung lemak.

9. Santan/ Kelapa

Santan/ kelapa meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi santan/ kelapa mengandung lemak.

10. Susu

Susu meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul setelah dikeringkan beberapa saat. Jadi susu mengandung lemak.

Jadi bahan makanan yang mengandung lemak adalah kemiri, margarin, kacang tanah, santan/ kelapa, dan susu karena meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung lemak adalah seledri, wortel, jagung, singkong, dan pepaya karena tidak meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul. Pengujian lemak menggunakan kertas sampul terbukti lebih cocok dan efisien karena kertas buram mudah menyerap air/ minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini (Destranda, 2011).

VII. KESIMPULAN

1. Kandungan lemak pada bahan makanan dapat diuji dengan menggunakan kertas buram/ kertas sampul/ kertas payung.

2. Bahan makanan yang meninggalkan bekas noda minyak pada kertas sampul berarti bahan makanan tersebut mengandung lemak.

(36)

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Bahaslah mengapa setelah bahan makanan tersebut diteteskan atau diusapkan-usapkan pada kertas coklat dibiarkan dulu beberapa menit? Jawab: kertas coklat dibiarkan dulu beberapa menit agar kandungan air dalam bahan makanan mongering sehingga mempermudah pengamatan noda minyak yang terdapat pada kertas coklat.

2. Buatlah kesimpulan tentang bahan makanan yang mengandung dan tidak mengandung lemak!

Jawab:

Bahan makanan yang mengandung lemak adalah kemiri, margarin, kacang tanah, santan/ kelapa, dan susu. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung lemak adalah seledri, wortel, jagung, singkong, dan pepaya.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Destranda, dkk. 2011. Laporan Praktikum Biologi Uji Makanan. Gunung Kidul: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semin.

Kusumawati dan Windarsih. 2011. Biologi untuk SMA/ MA Kelas XI Semester 2. Klaten: Intan Pariwara.

Sihombing, M. 2013. Fungsi Lemak. Diakses dari

(37)

C. UJI PROTEIN

I. TUJUAN

1. Mengidentifikasikan dan mengelompokkan zat makanan yang terdapat di dalam berbagai bahan makanan yang telah ditentukan.

2. Melakukan uji kandungan protein dalam bahan makanan tertentu.

II. LANDASAN TEORI

Menurut Destranda, dkk (2011), protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim.

Menurut Sihombing (2013), berdasarkan sumbernya, protein dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Protein Hewani

Protein hewani adalah protein yang berasal dari hewan. Asam amino dalam protein hewani lebih lengkap jika dibandingkan dengan sumber proteuin nabati. Contoh sumber protein hewani adalah daging, ikan, susu dan telur.

2. Protein Nabati

(38)

Menurut Kusumawati dan Windarsih (2011), protein memiliki beberapa fungsi penting sebagai berikut:

1. Mendorong pertumbuhan, perbaikan, dan pemeliharaan struktur tubuh mulai dari sel, jaringan hingga organ.

3. Menyediakan energy, 1 gram protein dapat menghasilkan energy 4,1 kalori.

4. Menyeimbangkan cairan dalam tubuh.

5. Mensintesis substansi-substansi penting, misal hormon, enzim, antibodi, dan kromosom.

6. Memacu berbagai reaksi kimia dan biologis.

7. Berperan sebagai system buffer (penyangga pH) yang efektif.

Secara sederhana kandungan protein dalam bahan makanan dapat diuji dengan cara pembakaran bahan makanan yang diuji. Bahan makan yang mengandung protein akan menghasilkan bau seperti bau bulu ayam yang terbakar. Bau tersebut menandakan bau protein yang terbakar.

III. ALAT DAN BAHAN Alat : lilin, korek api.

Bahan: bulu ayam, seledri, kangkung, putih telur, roti, tempe dan daging ayam.

(39)

IV. LANGKAH KERJA Uji melalui pembakaran

a) Menyalakan lilin kemudian jepitlah bulu ayam dengan penjepit kemudian membakar di atas nyala lilin. Mengamati dan menjelaskan bau yang ditimbulkan. Menggunakan bulu ayam terbakar ini sebagai kontrol.

b) Menjepit satu persatu bahan yang akan diuji kemudian membakar di atas nyala lilin. Bahan yang akan diuji: seledri, kangkung, putih telur, roti, tempe, daging ayam. Mengamati bau yang ditimbulkannya manakah yang seperti bau bulu ayam terbakar.

c) Membuat kesimpulan, manakah bahan makanan yang mengandung protein berdasarkan uji pembakaran.

V. HASIL PENGAMATAN N

o

Bahan yang diuji Waktu dibakar berbau Seperti bulu Aroma lain

Kangkung Seledri Daging Ayam

Roti Tawar Putih Telur

(40)

. ayam terbakar

1. Seledri 

-2. Kangkung 

-3. Putih telur 

-4. Roti - 

5. Tempe 

-6. Daging ayam 

-VI. PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa bahan-bahan makanan yang mengandung protein ketika diuji dengan pembakaran menghasilkan bau seperti bulu ayam terbakar. Untuk

40 Pembakaran

Seledri

Pembakaran Kangkung

Pembakaran Tempe

Pembakaran Daging Ayam

Pembakaran Putih Telur

Pembakaran Roti

(41)

mempermudah pengamatan, maka dilakukan pembakaran bulu ayam sebagai perbandingan bau yang dihasilkan bahan makanan. Hasil pengujian bahan makanan yang mengandung protein:

1. Seledri

Pembakaran seledri menghasilkan bau seperti bau bulu ayam terbakar. Jadi seledri mengandung protein.

2. Kangkung

Pembakaran kangkung menghasilkan bau seperti bau bulu ayam terbakar. Jadi kangkung mengandung protein.

3. Putih Telur

Pembakaran putih telur menghasilkan bau seperti bau bulu ayam terbakar. Jadi telur mengandung protein.

4. Roti

Pembakaran roti menghasilkan aroma lain, yang berbeda dengan bau bulu ayam terbakar. Jadi roti tidak mengandung protein.

5. Tempe

Pembakaran tempe menghasilkan bau seperti bau bulu ayam terbakar. Jadi tempe mengandung protein.

6. Daging Ayam

Pembakaran daging ayam menghasilkan bau seperti bau bulu ayam terbakar. Jadi daging ayam mengandung protein.

Jadi bahan makanan yang mengandung protein adalah seledri, kangkung, telur, tempe dan daging ayam karena bau yang dihasilkan dari pembakaran seperti bau bulu ayam terbakar. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung protein adalah roti karena bau yang dihasilkan dari pembakaran menghasilkan aroma lain, tidak seperti bulu ayam terbakar. Bahan makanan yang mengandung protein tersebut berasal dari hewan (protein hewani) dan tumbuhan (protein nabati), (Sihombing, 2013).

VII. KESIMPULAN

(42)

2. Bahan makanan yang mengandung protein bila dibakar menghasilkan bau seperti bau bulu ayam terbakar.

3. Bahan makanan yang mengandung protein adalah seledri, kangkung, telur, tempe dan daging ayam karena bau yang dihasilkan dari pembakaran seperti bau bulu ayam terbakar.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Perhatikan bahan makanan: nasi, tepung terigu, kentang, dan gula pasir setelah diberi larutan yodium apakah semuanya menunjukkan warna biru ungu? Jika tidak, bukankah semua bahan makanan termasuk golongan karbohidrat? Jika ya, jelaskan mengapa!

Jawab: nasi, tepung terigu, kentang, dan gula pasir setelah diberi larutan yodium tidak semuanya menunjukkan warna biru ungu karena terjadi proses hidrolisis sempurna amilum menjadi glukosa. Contohnya gula pasir.

2. Rabalah atau usaplah bahan makanan: kemiri, minyak, seledri, dan pepaya. Bagaimana bekas usapan di tangan anda?

Jawab: bekas usapan bahan makanan kemiri, minyak dan seledri menimbulkan noda minyak pada tangan sehingga tangan terasa licin. Sedangkan bekas usapan seledri tidak menimbulkan noda minyak di tangan sehingga tangan tidak terasa licin.

3. Perhatikan putih telur, roti, dan tempe waktu dibakar identifikasi bau yang ditimbulkannya, jelaskan kira-kira bau apa masing-masing bahan makanan tersebut.

(43)

4. Pada saat diberikan air kapur dan larutan tembaga sulfat terhadap putih telur rebus, tempe dan daging ayam manakah yang menunjukkan warna ungu? Apakah sama ungunya? Manakah ungu yang paling muda dan ungu yang paling tua, mengapa demikian? Jawab: semua bahan makanan berwarna ungu tetapi warna ungu yang paling tua adalah putih telur. Hal ini karena putih telur mengandung protein paling banyak dibandingkan temped an daging ayam.

5. Berdasarkan uji yang telah dilakuka, manakah bahan manakan sumber karbohidrat, amilum, protein, dan lemak dari bahan makanan: nasi, putih telur rebus, tempe, kentang, kangkung, pisang, santan, minyak, gula pasir, dan daging ayam?

Jawab:

Karbohidrat: nasi, putih telur rebus, kentang, gula pasir. Protein: tempe, kangkung, daging ayam.

Lemak: santan, minyak.

6. Bahaslah apakah semua bahan yang diuji menunjukkan warna yang sama? Mengapa demikian?

Jawab: bahan makanan menunjukan warna yang tidak sama karena bahan makanan mengandung zat gizi yang berbeda.

7. Buatlah kesimpulan tentang bahan makanan yang mengandung dan tidak mengandung protein!

Jawab:

Bahan makanan yang mengandung protein akan menimbulkan bau seperti bulu ayam terbakar, contoh: telur, tempe, daging ayam,seledri, dan kangkung.

(44)

IX. DAFTAR PUSTAKA

Destranda, dkk. 2011. Laporan Praktikum Biologi Uji Makanan. Gunung Kidul: Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Semin.

Kusumawati dan Windarsih. 2011. Biologi untuk SMA/ MA Kelas XI Semester 2. Klaten: Intan Pariwara.

(45)

A. Uji dengan Kunyit

I. TUJUAN

1. Menguji kandungan boraks di dalam bahan makanan dengan kunyit. 2. Memilih makanan sehat berdasarkan informasi yang dimiliki.

II. LANDASAN TEORI

Menurut WHO (dalam Riana, 2014), makanan yaitu semua substansi yang diperlukan tubuh kecuali air dan obat-obatan dan subtansi-subtansi yang dipergunakan untuk pengobatan. Makanan dengan tambahan bahan pengawet, pewarna, penyedap dan tercemar dapat mempenngaruhi kesehatan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 329/ Menkes/ PER/ XII/ 96, zat adiktif yaitu bahan yang sengaja ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu makanan. Bahan tambahan makanan berupa pengawet yang sering digunakan dalam makanan yaitu formalin dan borak. 1. Formalin

Menurut Isyqzaniyah(2013), formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul 30,03 yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer

berbentuk gas tidak berwarna, berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini larut dalam air dan sangat mudah larut dalam

KEGIATAN 12

(46)

etanol dan eter. Pemakaian formaldehida pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia, dengan gejala: sukar menelan, mual, sakit perut yang akut disertai muntah-muntah, mencret darah, timbulnya depresi susunan syaraf, atau gangguan peredaran darah. Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian.

2. Boraks

Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam borat yang tidak merupakan kategori bahan tambahan pangan food grade, biasanya digunakan dalam industri nonpangan seperti industri kertas, gelas, keramik, kayu, dan produk antiseptik toilet (Didinkaem,

2007). Boraks juga dapat menimbulkan efek racun pada manusia, tetapi mekanisme toksisitasnya berbeda dengan formalin. Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar), sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Pada dosis cukup tinggi, boraks dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret, dan kram perut. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang dewasa, kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 – 20 g atau lebih (Laetitia, 2006).

Secara sederhana kandungan borak dalam bahan makanan dapat diuji dengan menggunakan air perasan kunyit yang diteteskan pada bahan makanan. Klasifikasi kunyit :

(47)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean) Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa L.

Kunyit atau kunir, (Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.), adalah termasuk salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan (Intan dkk, 2014).

Bahan makanan yang mengandung borak bila ditetesi air kunyit, air kunyit tersebut akan berubah warna menjadi lebih pekat. Kepekatannya tergantung kadar borak yang terkandung dalam bahan makanan.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : pisau, air, piring, pipet tetes, alat penumbuk/ parut. Bahan : kunyit, mie kuning, mie putih, bakso, kerupuk, dll.

(48)

Mie Putih Batagor Bakso

Mie Kuning Kerupuk Otak- Otak

Tahu Putih Kerupuk Legendar

(49)

IV. LANGKAH KERJA

1. Mengupas kunyit, menumbuk atau memarut kunyit sampai halus dan memberi sedikit air. Membungkus kunyit dengan kain putih, lalu diperas untuk memperoleh air kunyit.

2. Membuat larutan boraks dengan cara memasukkan sedikit boraks ke dalam satu sendok teh air.

3. Mencampur lima tetes larutan kunyit dengan lima tetes larutan boraks. Mengaduk kedua larutan itu hingga rata dan berwarna merah kecoklatan. Larutan berwarna merah kecoklatan itu dapat dijadikan indikator adanya kandungan boraks dalam bahan makanan.

4. Menumbuk contoh makanan yang akan diuji hingga halus dan letakkan di atas piring. Mengusahakan masing-masing bahan makanan tidak saling bercampur satu sama lain.

5. Dengan menggunakan pipet meneteskan air kunyit ke aas contoh bahan makanan yang telah dihaluskan tadi. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi.

6. Mencatat hasil pengujianmu pada tabel berikut.

(50)

5. Kerupuk legendar 

-6. Batagor - 

7. Otak-otak 

-8. Tempura - 

9. Tahu Putih 

-VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, bahan makanan ada yang mengandung pengawet makanan dan ada yang tidak mengandung pengawet makanan. Pengawet makanan tersebut dapat berupa borak dan formalin.

Penetesan Kunyit Uji Mie Putih, Tempura, Tahu Putih

Uji Kerupuk, Kerupuk Legendar,

Otak-otak

(51)

Hasil uji bahan makanan yang mengandung borak dengan menggunakan kunyit:

1. Mie Kuning

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, mie kuning mengandung borak karena air perasan kunyit berubah warna menjadi lebih pekat.

2. Mie Putih

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, mie kuning mengandung borak, karena tetesan kunyit berubah menjadi lebih pekat.

3. Bakso

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, bakso yang dijadikan sampel tidak mengandung borak. Hal itu karena tetesan kunyit pada bakso tidak berubah warna.

4. Kerupuk

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, kerupuk mengandung borak, karena tetesan kunyit berubah menjadi lebih pekat.

5. Kerupuk Legendar

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, kerupuk legendar mengandung borak, karena tetesan kunyit berubah menjadi lebih pekat.

6. Batagor

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, batagor yang dijadikan sampel tidak mengandung borak. Hal itu karena tetesan kunyit pada batagor tidak berubah warna.

7. Otak-Otak

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, otak-otak mengandung borak, karena tetesan kunyit berubah menjadi lebih pekat.

8. Tempura

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, tempura yang dijadikan sampel tidak mengandung borak. Hal itu karena tetesan kunyit pada batagor tidak berubah warna.

(52)

Berdasarkan uji borak menggunakan kunyit, tahu putih mengandung borak, karena tetesan kunyit berubah menjadi lebih pekat.

Jadi bahan makanan yang mengandung borak berdasarkan uji kunyit adalah mie kuning, mie putih, kerupuk, kerupuk legendar, otak-otak dan tahu putih, karena tetesan kunyit pada bahan makanan tersebut berubah menjadi lebih pekat (Intan, dkk. 2014). Dan bahan makanan yang paling banyak kandungan boraknya berdasarkan kepekatan warna adalah kerupuk. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung borak berdasarkan uji kunyit adalah bakso, batagor dan tempura.

Berdasarkan percobaan diatas, bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari sebagian besar mengandung borak/ bahan pengawet lainnya. Kandungan boraks atau formalin pada makanan memang sulit untuk dideteksi. Secara akurat, ia hanya bisa terdeteksi di laboratorium melalui uji boraks dan uji formalin dengan menggunakan bahan kimia lainnya. Namun makanan yang proses pembuatannya dengan zat-zat kimia berbahaya, kini sudah beredar luas di pasaran dan sangat mudah didapat.

Penggunaan boraks dalam dosis yang rendah tidak akan menyebabkan kerusakan namun akan terakumulasi di otak, hati, lemak dan ginjal. Jika terakumulasi terus akan menyebabkan mal fungsi dari organ-organ tersebut sehingga membahayakan tubuh. Penggunaan boraks dalam dosis yang banyak mengakibatkan penurunan nafsu makan, gangguan pencernaan, demam, anuria. Dan dalam jangka panjang akan menyebabkan radang kulit merangsang SPP, apatis, depresi, slanosis, pingsan, kebodohan dan karsinogen. Bahkan bisa menimbulkan kematian (Isyqzaniyah, 2013). Oleh sebab itu berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dilarang menggunakan boraks sebagai bahan campuran dan pengawet makanan.

VII. KESIMPULAN

(53)

2. Bahan makanan yang mengandung borak berdasarkan uji kunyit adalah mie kuning, mie putih, kerupuk, kerupuk legendar, otak-otak dan tahu. 3. Bahan makanan yang tidak mengandung borak berdasarkan uji kunyit

adalah bakso, batagor dan tempura. VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Bahan makanan manakah yang mengandung boraks?

Jawab: bahan makanan yang mengandung borak berdasarkan uji kunyit adalah mie kuning, mie putih, kerupuk, kerupuk legendar, otak-otak dan tahu.

2. Bahan makanan manakah yang tidak mengandung boraks?

Jawab: bahan makanan yang tidak mengandung borak berdasarkan uji kunyit adalah bakso, batagor dan tempura.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Didinkaem, 2007. Bahan beracun lain dalam makanan. Pikiran Rakyat, 26 Januari.

Riana, O. 2014. Laporan Praktikum KD IPA 1. Surakarta: FKIP UNS. X.

Intan, dkk. 2014. Air Kunyit Untuk Mengidentifikasi Kandungan Boraks Dalam Makanan. Tasikmalaya: SMA N 3 Kota Tasikmalaya.

Isyqzaniyah, S. 2013. Uji Kandungan Boraks dan Formalin Pada Jajanan

Bakso dan Siomay. Diakses dari

http://sittiassambo.blogspot.com/2013/04/uji-kandungan-boraks-dan-formalin-pada.html pada tanggal 17 Mei 2015.

(54)

B. Uji dengan Kulit Buah Naga

I. TUJUAN

1. Menguji kandungan boraks di dalam bahan makanan dengan kulit buah naga. 2. Memilih makanan sehat berdasarkan informasi yang dimiliki.

II. LANDASAN TEORI

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/IX/1988, asam borat dan senyawanya merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan makanan yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Karena asam borat dan senyawanya merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifat karsinogen. Meskipun boraks berbahaya bagi kesehatan ternyata masih banyak digunakan oleh masyarakat sebagai bahan tambahan makanan, selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati, 2007). Asam borat (H3BO3) merupakan senyawa bor yang dikenal juga dengan nama borax. Di Jawa Barat dikenal juga dengan nama “bleng”, di Jawa Tengah dan Jawa Timur dikenal dengan nama “pijer”. Digunakan/ ditambahkan ke dalam pangan/bahan pangan sebagai pengental ataupun sebagai pengawet (Cahyadi, 2008). Menurut Riandini (dalam Maulana, dkk, 2014) karekteristik boraks antara lain:

1. Warna adalah jelas bersih 2. Kilau seperti kaca

3. Kristal ketransparanan adalah transparan ke tembus cahaya 4. Sistem hablur adalah monoklin

5. Perpecahan sempurna di satu arah 6. Warna lapisan putih

7. Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dan garam asam bor yang lain

(55)

Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan tekstur makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan lontong akan membuat bakso/lontong tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan pada kerupuk yang mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk serta memiliki tekstur yang bagus dan renyah. Parahnya, makanan yang telah diberi boraks dengan yang tidak atau masih alami, sulit untuk dibedakan jika hanya dengan panca indera, namun harus dilakukan uji khusus boraks di Laboratorium. Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan dalam dosis berlebihan. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan, tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tibih konsumen secara kumulatif. Seringnya mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, apatis, sianosis, tekanan darah turun, anurina (tidak terbentuknya urin), kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian (Intan, dkk, 2014).

Secara sederhana, kandungan borak dalam bahan makanan dapat diuji dengan menggunakan kulit buah naga. Berikut, klasifikasi Buah Naga secara lengkap :

 Divisi : Spermathophyta (tumbuhan yang berbiji)

 Subdevisi : Angiospermae (tumbuhan dengan jenis biji tertutup)

 Kelas : Dicotyledonae (tumbuhan yang berkeping dua)

 Ordo : Cactales

 Famili : Cactaceae

 Subfamili : Hylocereanea

 Genus : Hylocereus

(56)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan yang kompeten dibidangnya, buah naga memiliki khasiat untuk menagnkal radikal bebas karena mengandung zat anti-oksidan.

Bahan makanan yang mengandung borak di uji dengan menggunakan kulit buah naga dengan menggunakan kapas, yang nantinya akan menunjukan perubahan warna kapas. Semakin memudar warna kapas maka semakin banyak kandungan boraks dalam bahan makanan tersebut.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : pisau, air, piring, kapas, alat penumbuk/ parut.

Bahan : kulit buah naga, mie kuning, mie putih, bakso, kerupuk, dll.

IV. LANGKAH KERJA

1. Memisahkan kulit dengan daging buah naga.

2. Menghaluskan kulit buah naga dan memberi sedikit air.

3. Memasukkan kapas ke dalam larutan kulit buah naga selama beberapa menit sampai kapas berubah warna menjadi merah muda.

4. Membungkus bahan makanan yang akan diuji kandungan boraknya dengan kapas tadi selama 10 menit.

5. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada kapas. 6. Mencatat hasil pengujianmu pada tabel berikut.

(57)

7 Otak-otak 

-8 Tempura - 

9 Tahu Putih 

-VI. VII.

VIII. IX.

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, bahan makanan ada yang mengandung pengawet makanan dan ada yang tidak mengandung pengawet makanan. Pengawet makanan tersebut dapat berupa borak dan formalin. Hasil uji bahan makanan yang mengandung borak dengan menggunakan kulit buah naga:

1. Mie Kuning

Uji Kerupuk dan Legendar Uji Bakso dan

Batagor

Uji Mie Putih

Uji Tempura dan Tahu Putih

Uji Mie Kuning dan Otak-otak

(58)

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, mie kuning tidak mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas tidak pudar. 2. Mie Putih

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, mie putih mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas memudar. 3. Bakso

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, bakso yang dijadikan sampel tidak mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas tidak pudar.

4. Kerupuk

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, kerupuk mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas memudar.

5. Kerupuk Legendar

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, kerupuk legendar mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas memudar. 6. Batagor

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, batagor yang dijadikan sampel tidak mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas tidak pudar.

7. Otak-Otak

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, otak-otak mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas memudar. 8. Tempura

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, tempura yang dijadikan sampel tidak mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas tidak pudar.

9. Tahu Putih

Berdasarkan uji borak menggunakan kulit buah naga, tahu putih mengandung borak karena warna kulit buah naga pada kapas memudar.

(59)

putih, karena warna kapas yang telah bercampur dengan kulit buah naga memudar. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung borak berdasarkan uji kulit buah naga adalah mie kuning, bakso, batagor dan tempura.

Berdasarkan percobaan diatas, bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari sebagian besar mengandung borak/ bahan pengawet lainnya. Kandungan boraks atau formalin pada makanan memang sulit untuk dideteksi. Secara akurat, ia hanya bisa terdeteksi di laboratorium melalui uji boraks dan uji formalin dengan menggunakan bahan kimia lainnya. Penggunaan boraks dalam makanan sangat berbahaya, karena jika makanan yang mengandung boraks dikonsumsi dalam jangka lama, akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang system syaraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian (Intan,dkk. 2014). Oleh sebab itu berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 dilarang menggunakan boraks sebagai bahan campuran dan pengawet makanan.

Dengan semakin beredar luasnya makanan yang berpengawet diperlukan sikap dan tindakan konsumen supaya tidak salah memilih produk pangan yang mengandung boraks, konsumen harus lebih selektif. Berhati-hati dalam memilih produk pangan yang akan dikonsumsi dengan cara tidak segan-segan menanyakan kepada penjual pangan, apakah produknya menggunakan boraks atau tidak. Waspada produk tertentu yang sering menggunakan boraks dengan memperhatikan ciri-cirinya (Maulana. 2014).

(60)

1. Boraks merupakan bahan campuran dan pengawet makanan yang berbahaya karena jika makanan yang mengandung boraks dikonsumsi dalam jangka lama, akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. 2. Bahan makanan yang mengandung borak berdasarkan uji kulit buah naga

adalah mie putih, kerupuk, kerupuk legendar, otak-otak dan tahu putih, karena warna kapas yang telah bercampur dengan kulit buah naga memudar.

3. Sedangkan bahan makanan yang tidak mengandung borak berdasarkan uji kulit buah naga adalah mie kuning, bakso, batagor dan tempura.

VIII. JAWABAN PERTANYAAN

1. Bahan makanan manakah yang mengandung boraks?

Jawab: bahan makanan yang mengandung borak berdasarkan uji kulit buah naga adalah mie putih, kerupuk, kerupuk legendar, otak-otak dan tahu putih.

2. Bahan makanan manakah yang tidak mengandung boraks?

Jawab: bahan makanan yang tidak mengandung borak berdasarkan uji kulit buah naga adalah mie kuning, bakso, batagor dan tempura.

3. Umumnya boraks digunakan untuk bahan pengawet makanan. Menurutmu apakah ada cara lain untuk mengawetkan makanan?

Jawab: bahan makanan dapat diawetkan dengan menggunakan cara-cara tradisional atau alami, seperti penggunaan garam, pengeringan bahan makanan, pengasapan dan pendinginan (pembukaan).

4. Boraks berbahaya bagi tubuh. Bahan makanan manakah yang sebaiknya tidak dimakan?

(61)

IX. DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Intan, dkk. 2014. Air Kunyit Untuk Mengidentifikasi Kandungan Boraks dalam Makanan. Tasikmalaya: SMA N 3 Kota Tasikmalaya.

Maulana. 2014. LAPORAN UJI BORAKS. Kediri: SMA N 1 MOJO.

(62)

I. TUJUAN

Menghitung denyut nadi manusia setiap menit dalam kondisi duduk, setelah berlari, dan berdiri.

II. LANDASAN TEORI

Denyut nadi dapat didefinisikan sebagai frekuensidi mana jantung berdetak. Denyut nadi memberitahu kita bagaimana tingkat kesehatan atau juga stress seseorang. Denyut nadi yang lebih cepat dari denyut nadi normal bisa menjadi indicator adanya infeksi atau peningkatan resiko terkena stroke, penyakit jantung dsb. Kisaran denyut nadi normal:

1. Pada pria dewasa 55- 75 2. Pada wanita dewasa 60- 80 3. Pada wanita hamil 80- 90

4. Pada anak usia 0- 3 bulan 100- 160 5. Pada anak usia 3- 6 bulan 90- 120 6. Pada anak usia 6- 12 bulan 80- 120 7. Pada anak usia 1-10 tahun 70- 130 8. Pada anak usia 10- 18 tahun 60- 100

Denyut nadi bervariasi dari satu orang ke orang lain. Menurut Indrayana (2010) berbagai faktor yang menentukan denyut nadi, antara lain:

1. Umur dan jenis kelamin

Bayi yang baru lahir memiliki denyut nadi yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak- anak lebih tua atau orang dewasa. Selain itu wanita memiliki denyut nadi lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.

2. Tingkat kebugaran

(63)

Mereka yang suka beraktivitas fisik dan olahraga memiliki denyut nadi yang lebih rendah. Semakin tinggi tingkat kebugaran orang tersebut, maka semakin rendah denyut nadinya. Hal ini karena olahraga meningkatkan kesehatan jantung. Otot- otot jantung dalam kondisi lebih baik pada individu yang aktif dan tidak perlu bekerja keras untuk mempertahankan denyut jantung yang stabil.

3. Berat badan

Penderita obesitas mungkin memiliki kisaran denyut nadi lebih tinggi. Hal ini karena tubuh yang lebih besar, semakin banyak beban pada jantung untuk memompa darah.

4. Gaya hidup

Gaya hidup, stress atau trauma juga dapat menyebabkan denyut nadi meningkat. Dengan demikian, kesehatan mental dan emosional juga memainkan peran penting dalam menentukan denyut nadi.

5. Aktivitas

Denyut nadi meningkat setelah makan, aktivitas fisik dan olahraga. Selama olahraga, tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dan jantung berdetak lebih cepat untuk memompa lebih banyak darah ke otot-otot tubuh. Inilah sebabnya mengapa denyut nadi lebih tinggi selama dan setelah berolahraga. 6. Kondisi medis

Mereka yang memiliki penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau diabetes dapat memiliki denyut nadi yang lebih tinggi. Selain itu, gangguan medis tertentu juga membawa variasi dalam denyut nadi.

Menurut Eka (2012) cara mengukur denyut nadi yaitu: 1. Metode yang paling akurat untuk memeriksa

denyut nadi adalah melalui elektrokardiograf. Namun demikian, anda juga dapat memeriksanya sendiri di rumah. Meskipun tidak 100% akurat, tapi tergolong cukup baik.

(64)

(arteri radial), belakang lutut (poplitea), bagian dalam siku (arteri brakialis) dan dekat pergelangan kaki (tibialis posterior). Untuk lebih mudah menemukan denyut nadi anda, tempatkan jari anda pada pergelangan tangan kiri, telapak tangan menghadap ke atas. Tekan dengan lembut dan coba mencari denyut nadi. Waktu terbaik untuk mengukur denyut nadi adalah di pagi hari, ketika telah mendapatkan istirahat yang cukup.

III. ALAT DAN BAHAN 1. Alat tulis

2. Stopwach

IV. LANGKAH KERJA

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menghitung denyut nadi saat duduk selama satu menit dengan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah kalian pada pergelangan tangan sebelah dalam sedemikian sehingga terasa adanya denyut nadi.

3. Menghitung denyut nadi saat berdiri selama satu menit dengan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah kalian pada pergelangan tangan sebelah dalam sedemikian sehingga terasa adanya denyut nadi.

4. Berlari – lari selama beberapa menit, kemudian hitunglah lagi denyut nadi selama satu menit lalu mencatatnya.

V. HASIL PERCOBAAN 1. Saat Duduk

N O

Nama Anak Kiri Kanan

1 Aniqotul Husna 77 79

2 Annisa Dewi M. 62 75

3 Arbangatun Fitriana 70 73

4 Eka Nugrahastuti 77 71

5 Endah Puspitaningtyas 57 69

6 Hidayatul M. 80 79

(65)

2. Saat Berdiri N

O

Nama Anak Kiri Kanan

1 Aniqotul Husna 74 75

2 Annisa Dewi M. 69 57

3 Arbangatun Fitriana 62 55

4 Eka Nugrahastuti 63 60

5 Endah Puspitaningtyas 63 59

6 Hidayatul M. 90 80

7 Nandhang Hidayat. 90 83

3. Setelah Beraktivitas N

O

Nama Anak Kiri Kanan

1 Aniqotul Husna 79 73

2 Annisa Dewi M. 80 76

3 Arbangatun Fitriana 83 78

4 Eka Nugrahastuti 80 79

5 Endah Puspitaningtyas 82 91

6 Hidayatul M. 95 88

7 Nandhang Hidayat. 105 98

VI. PEMBAHASAN

(66)

lebih cepat dibanding tangan kiri karena tangan kanan lebih banyak melakukan aktivitas (Riana, 2014).

Denyut nadi dipengaruhi oleh posisi seseorang. Posisi berdiri lebih cepat dibanding posisi duduk karena posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi duduk. Namun pada percobaan yang telah dilakukan, ada beberapa anak yang denyut nadinya lebih cepat saat duduk dibanding berdiri. Hal itu mungkin dapat disebabkan oleh keadaan psikis dan kebugaran jasmani. Denyut nadi juga dipengaruhi oleh jenis kelamin yang dibuktikan dengan perbedaan denyut nadi laki-laki dan perempuan dalam semua aktivitas, denyut nadi laki-laki lebih cepat dibanding perempuan.

Denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berbeda. Peningkatan kecepatan tubuh sangat berpengaruh terhadap kecepatan denyut nadi seseorang. Hal ini terjadi karena pada saat kegiatan tubuh meningkat, tubuh memerlukan lebih banyak energy, jantung memompa darah lebih banyak dan lebih cepat. Sehingga jumlah denyut nadi pun meningkat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya denyut nadi semua anak setelah melakukan aktivitas lari-lari di tempat selama beberapa menit.

VII. KESIMPULAN

1. Denyut nadi dapat didefinisikan sebagai frekuensidi mana jantung berdetak yang dapat menunjukkan tingkat kesehatan atau juga stress seseorang. 2. Perbedaan denyut nadi seseorang karena dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain aktivitas, jenis kelamin, usia, berat badan, kondisi medis, tingkat kebugaran dll.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

(67)

Indrayana. 2010. Pengamatan Denyut Nadi. Diakses dari http://p1nd4ng.blogspot.com/2010/11/pengamatan-denyut-nadi.html pada tanggal 28 Mei 2015.

Riana. 2014. Laporan praktikum konsep dasar ipa 1. Surakarta: UNS.

(68)

I. TUJUAN

1. Menentukan jenis-jenis makhluk hidup sesuai dengan habitatnya dan menentukan perannya dalam ekosistem.

2. Membuat rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

II. LANDASAN TEORI

Menurut Maghfiroh (2013), ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya.

Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem dibedakan atas dua macam:

Ekosistem Alami, yaitu ekosistem yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Contoh : padang rumput, gurun, laut.

Ekosistem Buatan, yaitu ekosistem yang terjadi karena buatan manusia. Contoh : kolam, sawah, waduk, kebun.

1. Komponen- Komponen Ekosistem

Suatu ekosistem disusun oleh dua komponen utama yaitu komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup dan komponen abiotik meliputi lingkungan fisik dan kimia (lingkungan tak hidup) (Herni, 2009) :

a. Komponen Biotik

Referensi

Dokumen terkait

Ketika makanan diuji dengan menggunakan larutan iodium maka pada saat meneteskan larutan iodium kemakanan tersebut maka dapat diketahui apakah makan tersebut mengandung

a. Tetesi satu persatu bahan makanan dengan 2-3 tetes larutan yodium dalam Kl/Lugol. Perhatikan dan catat perubahan warna pada bagian makanan yang ditetesi larutan yodium.

Bahan makanan yang ditetesi dengan reagen biuret dan mengocoknya, berubah warna menjadiungu, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.bahan makanan yang didenan reagen

Percobaan tersebut antara lain Uji Molisch untuk mengetahui kandungan karbohidrat secara kuantitatif, Uji Benedict untuk menentukan gula yang mengandung

a) Pada uji protein : Pengujian protein menggunakan larutan indikator biuret, jika warna bahan makanan setelah dikocok berubah menjadi hijau toska atau biru muda berarti

Bahan pangan yang mengandung karbohidrat cukup tinggi biasanya lebih banyak dirusak oleh kapang dan khamir daripada jenis mikroba yang lainnya, karena karbohidrat

Bahan makanan yang mengandung amilum apabila ditetesi dengan larutan lugol akan berubah warna menjadi biru hitam.. Semakin gelap warnanya, menandakan makanan semakin banyak mengandung

Menjelaskan proses dan hasil penelitian berkaitan dengan praktik pembuktian kandungan protein, gula, dan karbohidrat yang terdapat pada makanan dengan menggunakan larutan Lugol,