• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks Dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi Di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks Dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi Di Murni Teguh Memorial Hospital Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks Dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi Di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Seriga Banjarnahor1, Eni dani2 1

STIKes Murni Teguh, S1 Ilmu Keperawatan

ABSTRAK

Efek samping setelah pengobatan ini dapat menyebabkan perubahan pada fisik, psikologis maupun sosial. Efek samping setelah terapi yang timbul dapat mendukung timbulnya perubahan psikologis mencakup depresi, ketidakpastian tentang penyakitnya dan persepsi negatif ini dapat menimbulkan masalah kualitas hidup bagi penderita kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup pasien kanker serviks pasca kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan.

Penelitian ini dilakukan di Murni Teguh Memorial Hospital Medan, tepatnya diruang rawat inap. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 orang. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan keterampilan terhadap kepuasan pasien dengan menggunakan analisa statistik yaitu ujiChi Square

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker serviks tergolong baik sebesar 82,81 %. Pelaksanaan kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan sudah berjalan dengan baik yaitu sebesar 90,62 %. Efek samping tindakan kemoterapi tergolong rendah yaitu sebesar 82,81 %.Dari hasil ujiChi Squarediperoleh nilai probabilitas sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kemoterapi dengan efek samping kemoterapi.

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu semakin baik kualitas hidup pasien maka efek samping tindakan kemoterapi semakin menurun. Pelaksanaan kemoterapi yang baik memberikan efek samping yang lebih kecil.

Kata kunci : kualitas hidup, pelaksanaan kemoterapi, kanker serviks dan efek samping kemoterapi

Pendahuluan

Kanker merupakan suatu penyakit yang dapat dialami oleh berbagai kalangan tanpa mengenal umur, baik pada kalangan anak-anak, remaja, dewasa, pria maupun wanita. Kanker merupakan suatu pertumbuhan sel dalam tubuh yang abnormal dan tidak terkontrol, sehingga menjadi suatu keganasan yang dapat berakibat fatal bagi kehidupan seseorang (Rasjidi, 2009). Tanda dan gejala pada setiap jenis kanker tidak sama, sehingga perlu adanya pendekatan dalam melakukan pendeteksian dini dan

memberikan penjelasan tentang perawatan bagipenderita kanker dan keluarganya (UICC, 2011). Namun pada kenyataannya, sebagian besar kesadaran masyarakat terutama kaum wanita untuk melakukan pendeteksian dini penyakit kanker ginekologi masih sedikit dan mereka kurang peduli terhadap kesehatan organ reproduksinya.

(2)

penelitian dari kualitas hidup pasien yang juga menyangkut gangguan fisik dan psikologis pasien selama hidupnya. Mengetahui kualitas hidup pasien akan berperan penting dalam pemilihan agen terapeutik yang menjadi suatu standar perawatan, perancanaan dalam pengobatan, pengambilan keputusan, dan dalam penyediaan perawatan suportif bagi penderita kanker, serta menunjukkan seberapa besar penerimaan, adaptasi, dan efek samping dari penyakit serta terapi yang didapatkan oleh pasien (Yarbro, Wujcik, & Gobel, 2011).

Dari data badan kesehatan dunia (WHO, 2010), diketahui terdapat 493.243 jiwa per tahun penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini sebanyak 273.505 jiwa per tahun (Emilia, 2010).Di Negara maju, angka kejadian kanker serviks sekitar 4% dari seluruh kejadian kanker pada wanita, sedangkan di Negara berkembang mencapai di atas 15%. Amerika Serikat dan Eropa Barat, angka insiden kanker serviks telah terjadi penurunan. Hal ini disebabkan oleh alokasi dana kesehatan yang mencukupi, promosi kesehatan yang bagus, serta sarana pencegahan dan pengobatan yang mendukung (Emilia, 2010).Kanker serviks cenderung terjadi pada usia pertengahan. Di Indonesia kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita usia produktif. Pada usia 30 – 50 tahun perempuan yang sudah kontak seksual akan berisiko tinggi terkena kanker serviks. Usia tersebut merupakan perempuan sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan dan kesehatan seksual.

Respon psikologis berupa ketakutan terhadap kekambuhan penyakit atau metastasis penyakit merupakan respon perempuan yang telah menjadi kanker serviks. Respon berupa shock, semakin meningkatnya perasaan depresi, kecemasan, denial dan kadang muncul ide bunuh diri. Perempuan merasa pesimis,

menganggap tidak tertolong lagi dan merasa semakin mendekati kematian karena perkembangan penyakitnya walaupun telah menjalani terapi tuntas. Keadaan ini juga dapat menyebabkan perempuan dan keluarga tidak percaya dengan petugas kesehatan dan mencoba untuk mencari terapi di tempat lain misalnya terapi alternative (McCorkle, Grant, Stromborg, dkk, 1996; Otto,2001; Hobbs, 2008).

Pada tahun 2004 jumlah pasien kanker yang berkunjung ke Rumah Sakit di Indonesia mencapai 6.511 dengan proporsi pasien kanker serviks yang rawat jalan adalah 16,47% dan rawat inap adalah 10,9%, selain itu lebih dari 70% kasuskanker serviks datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut (Depkes RI, 2005).

(3)

merasa hidupnya tidak berarti lagi, dan sering putus asa, tidak bisa menerima penampilan fisik.

Berdasarkan latarbelakang di atas maka peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang hubungan kualitas hidup pasien kanker serviks dengan kemoterpi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan.

Metode penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian Korelasional dengan rancangan cross sectional survey. Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kualitas hidup pasien kanker serviks dengan kemoterapi. Lokasi penelitian yang dipilih adalah Murni Teguh Memorial Hospital Medan, tepatnya diruang rawat inap. Alasan dalam penelitian Murni Teguh Memorial Hospital Medan, sebagai basis penelitian ini karena memiliki beberapa alasan yaitu; merupakan rumah sakit rujukan di Sumatera Utara dan Aceh, khususnya dalam pelayanan radioterapi dan kemoterapi bagi penderita kanker. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2017. Populasi dalam penelitian adalah subyek yang telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kanker serviks yang sedang menjalani kemoterapi di ruang rawat Murni Teguh Memorial Hospital Medan sebanyak 646 pasien.Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Menurut Arikunto (2006) apabila subjeknya <100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 64 orang.Hasil

Hubungan Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks Dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi Di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Karakteristik Responden

Karakteristik responden berdasarkan usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, lama sakit dan stadium penyakit diketahui bahwa mayoritas responden yang mengalami penyakit kanker serviks adalah umur 40 –59 tahun yaitu sebanyak 36 orang (56,25 %), umur di bawah 40 tahun sebanyak 2 orang (3,13 %) dan di atas 50 tahun sebanyak 26 orang (40,63 %).

Mayoritas responden yang mengalami penyakit kanker serviks yaitu yang berpendidikan SMP sebanyak 32 orang (50 %), berpendidikan SMA sebanyak 26 orang (40,63 %) dan bependidikan sarjana sebanyak 6 orang (9,38 %). Mayoritas responden yang mengalami penyakit kanker serviks pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 28 orang (43,75 %), pekerjaan wiraswasta sebanyak 21 orang (32,81 %) dan pekerjaan sebagai pegawai sebanyak 15 orang (23,44 %).

Mayoritas responden yang mengalami penyakit kanker serviks berpendapatan < 1 juta sebanyak 28 orang (43,75 %), berpendapatan 1 – 2 juta sebanyak 23 orang (35,94 %) dan berpendapatan > 2 juta sebanyak 13 orang (20,31 %).

Mayoritas responden yang mengalami penyakit kanker serviks telah mengalami sakit selama 6–12 bulan yaitu sebanyak 47 orang (73,44 %), lamasakit di bawah 6 bulan sebanyak 15 orang (23,44 %) dan lama sakit di atas 12 bulan sebanyak 2 orang (3,13 %).

Mayoritas responden yang mengalami penyakit kanker serviks masih berada pada stadium dini sebanyak 56 orang (87,50 %) dan stadium lanjut sebanyak 8 orang (12,50 %).

Kualitas Hidup Pasien KankerServiks di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

(4)

memberikan 25 pertanyaan yang harus dijawab oleh pasien kanker serviks. Dari hasil jawaban tersebut selanjutnya dikategorikan dalam 3 kategori yaitu : baik, biasa saja dan rendah. Dari hasil skor jawaban tersebut, dilakukan pengelompokan kategori kualitas hidup pasien seperti pada Tabel 4.2.

Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks di Murni Teguh Memorial Hospital Medan Tahun 2016

Sumber : Data responden

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada umumnya kualitas hidup pasien kanker serviks tergolong baik sebanyakl 50 orang (78,13 %). Kualitashidup biasa saja sebanyak 13 orang (20,31 %) dan kualitas hidup rendah sebanyak 1 orang (1,56 %).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hidup pasien kanker serviks adalah baik, sehingga dapat mengurangi efek samping akibat tindakan kemoterapi.

Pelaksanaan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Secara umum sebagian besar tindakan dalam pelaksanaan kemoterapi dilakukan sesuai dengan SOP pemberian kemoterapi di rumah sakit. Indikator tertinggi yaitu tahap pelaksanaan, diikuti tahap persiapan (persiapan pasien, persiapan obat dan persiapan petugas kesehatan), dan yang terendah adalah tahap monitoring evaluasi. Dari hasil skor

jawaban tersebut, dilakukan pengelompokan

Pelaksanaan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan Tahun 2016 Sumber : Data responden

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pada umumnya pelaksanaan kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan sudah berjalan denganbaik sesuai standar SOP dimana sebanyak 58 orang (90,62 %) pasien menjalani kemoterapi dengan baik dan hanya 6 orang (9,38 %) yang masih kurang baik.

Efek Samping Tindakan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Diketahui bahwa rata-rata efek samping tindakan kemoterapi rendah yaitu sebanyak 53 orang (82,81 %) dan efek samping tinggi yaitu sebanyak 11 orang (17,19 %).

Hubungan Kualitas Hidup Pasien dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan Tahun 2016

(5)

tinggi sebanyak 10 orang (15,63 %). Kualitas hidup pasien yang rendah memberikan efek samping yang tinggi sebanyak 1 orang (1,56 %).

Dengan demikian diketahui nilai probabilitas p value 0,00 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima maka ada hubungan antara kualitas hidup dengan efek samping kemoterapi.

Hubungan Pelaksanaan Kemoterapi dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan Tahun 2016

Pelaksanaan kemoterapi yang baik yang baik memberikan efek samping tindakan kemoterapi yang rendah sebanyak 53 orang (82,81 %). Pelaksanaan kemoterapi yang baik memberikan efek samping tindakan kemoterapi yang tinggi sebanyak 5 orang (7,81 %). Pelaksanaan kemoterapi yang kurang baik memberikan efek samping tindakan kemoterapi yang tinggi sebanyak 6 orang (9,38 %).

Dari Tabel 4.6 dapat diketahui dengan nilai probabilitas p value 0,00 lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima maka ada hubungan antara kualitas hidup dengan efek samping kemoterapi.Pembahasan

Kualitas Hidup Pasien Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pasien kanker serviks tergolong baik sebanyakl 50 orang (78,13 %). Kualitas hidup biasa saja sebanyak 13 orang (20,31 %) dan kualitas hidup rendah sebanyak 1 orang (1,56 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hidup pasien kanker serviks adalah baik. Hal ini berhubungan dengan usia pasien masih dalam usia produktif, dimana mayoritas responden yang mengalami penyakit kanker serviks adalah umur 40 – 59 tahun yaitu sebanyak 36 orang (56,25 %), umur di bawah 40 tahun sebanyak 2 orang (3,13 %) dan di atas 50 tahun sebanyak 26 orang (40,63 %),

sehingga masih dapat melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari dengan cukup baik dan menjalankan kehidupan sosial di masyarakat.

Dari uraian hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa responden pada umumnya yang terserang kanker serviks berada pada golongan umur yang masih dalam usia reproduksi. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa kanker mulai berkembang pesat saat sebelum wanita memasuki umur 50 tahun dengan perbandingan peluang 1 diantara 50 wanita. Selain itu, berdasarkan laporan Badan Registrasi Kanker Ikatan Ahli Patologi Indonesia (BRK-IAIP) yang berisiko besar untuk mendapatkan kanker serviks adalah usia antara 35-44 tahun. Selain itu, teori ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yusra (2011) tentang kualitas hidup yang mana hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin bertambah umur maka semakin menurun kualitas hidup yang mana juga telah dikemukakan bahwa secara normal seiring bertambah usiaseseorang terjadi perubahan baik fisik, psikologis, bahkan intelektual. Namun demikian, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa adanya peningkatan umur maka kematangan berpikir mereka semakin baik pula., karena mereka menganggap bahwa ketika seusia mereka yang harus dilakukan selain berusaha untuk menjalani pengobatan juga harus menerima kenyataan yang sedang dialami saat ini sebagai pelajaran agar menjadikan mereka lebih dekat dengan Tuhannya karena menurut mereka umur akan semakin menua.

(6)

janda akibat pasangan meninggal. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan kehadiran pasangan selama menjalani kehidupan karena kehadiran pasangan bisa menjadi salah satu alasan mereka bertahan dan menjalani berbagai masalah hidup, karena adanya kehadiran pasangan akan membuat mereka merasa mendapat dukungan penuh dan semangat sehingga peran suami saat ini juga sangat berpengaruh terhadap mereka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang bekerja lebih sedikit yang mengalami kanker serviks dibandingkan wanita yang tidak bekerja. Berdasarkan hasil karakteristik responden dilihat dari pekerjaan proporsi tertinggi yang mengalami kanker serviks adalah responden yang status pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 28 orang (43,75 %). Hal ini juga berkaitan dengan penerimaan terhadap diri mereka.Wanita yang bekerja memiliki pola pikir yang berbeda dengan wanita yang tidak bekerja dikarenakan wanitayang bekerja memiliki kemandirian yang lebih tinggi dibanding wanita yang tidak bekerja.Wanita yang bekerja merasa tidak harus bergantung pada pria dari segi pendapatan.Kemandirian tersebut yang mampu mempengaruhi konsep diri seseorang. Seorang wanita yang memiliki pekerjaan akan terlatih untuk lebih mandiri akan memunculkan rasa percaya diri dan konsep diri yang positif pula. Penelitian Andromeda dan Rachmahana (2006) menunjukkan, wanita yang bekerja memiliki penerimaan diri yang lebih tinggi dibanding wanita yang tidak bekerja.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja cenderung lebih banyak dan hal tersebut menunjukkan adanya keterkaitan dengan kualitas hidup mereka terutama dalam penerimaan terhadap diri mereka ketika mereka pertama kali terdiagnosa kanker sevsiks sampai pada tindakan pengobatan yang harus mereka jalani secara rutin serta

efek samping yang selama ini mereka dapatkan selama menjalani kemoterapi.

Lingkungan sosial dan keluarga sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien kanker serviks.Adanya dukungan dukungan yang diberikan oleh suami dan perhatian yang diterima seseorang dari keluarga lainnya dalam kehidupannya dapat berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.Sebagai makhluk sosial responden dengan kanker serviks ini sangat membutuhkan dukungan dari lingkungannya untuk menghadapi perubahan-perubahan kondisi yang dialaminya. Sesuai dengan kenyataan di lapangan, dukungan sosial yang responden dapatkan dari suami, orang tua, anak-anak dan teman dekat dapat mempengaruhi kondisi kesembuhan dan kekuatan mereka terutama dalam menghadapi efek-efek kemoterapi yang akan mereka dapatkan selama menjalani kemoterapi.Asumsi penulis, kualitas hidup yang baik akan memberikan efek samping yang lebih ringan akibat pelaksanaan kemoterapi dalam pengobatan kanker serviks. Dengan kualitas hidup yang baik, keadaan fisik dan mental pasien menjadi lebih baik yang akan mempengaruhi tingkat penerimaan pasien dalam melakukan pengobatan.

Pelaksanaan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan sudah berjalan dengan baik.Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pemberian kemoterapi yang dilakukan oleh petugas kesehatan baik dokter ataupun perawat mulai dari persiapan, pelaksanaan,

(7)

Efek Samping Tindakan Kemoterapi Murni Teguh Memorial Hospital Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek samping tindakan kemoterapi rendah yaitu sebanyak 53 orang (82,81 %) dan efek samping tinggi yaitu sebanyak 11 orang (17,19 %). Hal ini disebabkan stadium kanker seviks pada pasien rata-rata masih pada stadium dini, sehingga tindakan kemoterapi yang dilakukan masih pada tahap yang rendah, sehingga efek samping yang ditimbulkan juga tergolong rendah.Hal ini disebabkan sebagian besar responden sudah berpendidikan tamat SMA, sehingga sudah mengetahui berbagai informasi tentang kanker serviks, sehingga lebih cepat mengetahui gejala dan pergi ke rumah sakit untuk mengetahui penyakit yang mereka alami.Dengan penanamangan kanker serviks pada stadium dini, maka efek tindakan kemoterapi menjadi lebih rendah.Sebaliknya pada stadium lanjut maka efek samping tindakan kemoterapi juga menjadi semakin tinggi.

Tentu akan sangat berbeda penangannya apabila kasus kanker serviks pada seorang pasien telah diketahui sejak dini. Kemungkinan pasien akan sembuh total sangatlah besar. Namun jika kanker telah menyebar bahkan hingga ke organ-organ vital, peluang untuk bisa sembuh total sangatlah kecil. Khusus untuk penyakit kanker serviks yang sulit ditangani, pasien dapat diberi penanganan khusus berupa perawatan paliatif di mana paliatif ini dimaksudkan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker dan juga memperlambat metastase sel-sel kanker.

Hubungan Kualitas Hidup Pasien dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan Tahun 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji Chi Square dapat diketahui bahwa kualitas hidup pasien mempunyai hubungan yang signifikan terhadap efek samping tindakan kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan. Hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas hidup pasien maka efek samping tindakan kemoterapi terhadap pasien juga semakin berkurang (rendah).

(8)

besar responden terlambat diobati dan menjalani kemoterapi. Sedangkan responden yang menjalanikemoterapi pada siklus 2 sampai pada siklus 6 adalah responden yang sudah rutin dan mengetahui penyakitnya sejak lama.

Hasl penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan efek samping tindakan kemoterapi. Semakin baik kualitas hidup pasien maka efekt samping tindakan kemoterapi akan semakin rendah. Pada penelitian ini mayoritas responden menyatakan bahwa semakin sering mereka menjalani kemoterapi semakin terbiasa mereka dengan keadaan yang mengganggu fisik, psikologis atau aktivitas mereka yang disebabkan oleh banyaknya efek dari kemoterapi seperti mual, muntah, alopesia, dan sebagainya. Mereka menyatakan bahwa ketika mereka merasakan beberapa efek kemoterapi setelah pemberian obat kemoterapi tersebut, mereka mengatasinya hanya dengan beristirahat dan terkadang mereka mencoba meminta penanganan lain seperti menggunakan obat anti emetik atauanalgesik yang diberikan oleh petugasruangan. Mereka juga menyatakan bahwa mereka memiliki keyakinan terhadap apa yang mereka yakini bahwa pengobatan kemoterapi ini merupakan usaha dan keputusan terbaik untuk memperoleh kesembuhan karena sebelumnya mereka pernah menjalani pengobatan alternatif namun tidak terdapat perubahan.

Dukungan positif dari suami, anak, orang tua, keluarga dan teman-teman terdekat yang mereka dapatkan juga membuat mereka tetap semangat untuk menjalani kemoterapi sehingga semakin lama respon psikologis yang mereka miliki semakin kearah positif dan sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka saat ini. Mereka juga menganggap bahwa emosi negatif menimbulkan rasa sakit dalam tubuh, menciptakan efek pemisahan, menghambat aliran emosi

positif dan hanya akan menarik energi negatif lainnya ke dalam hidup mereka. Bila terlalu fokus pada kesakitan dan kemarahan, hal itu hanya akan menciptakan keadaan yang makin buruk dan tidak sehat dalam kehidupan mereka. Karena itu merekaberjuang untuk membuat ruang untuk perasaan positif. Mereka membuat keputusan yang disadari bahwa mereka harus memilih kebahagiaan dan memilih untuk hidup dalam keadaan selalu bersyukur.

Hubungan Pelaksanaan Kemoterapi dengan Efek Samping Tindakan Kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan Tahun 2016

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai probabilitas 0,00 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ada hubungan yangsignifikan antara pelaksanaan kemoterapi dengan efek samping tindakan kemoterapi.Semakin baik pelaksanaan kemoterapi maka efek samping tindakan kemoterapi yang ditimpulkan semakin rendah.Hal ini berhubungan dengan persiapan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi. Penting bagi petugas kesehatan untuk memberitahu pasien mengenai rencana tindakan selanjutnya dan kapan tindakan selanjutnya akan dilakukan, karena dalam pemberian kemoterapi, prinsipnya, semua obat harus diberikan seluruhya atau tidak sama sekali.

(9)

Kesimpulan

Dari hasil penelitian hubungan kualitas hidup pasien kanker serviks dengan efek samping tindakan kemoterapi di Murni Tebuh Memorial Hospital Medan , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Kualitas hidup pasien kanker serviks tergolong baik sebanyakl 50 orang (78,13 %). Kualitas hidup biasa saja sebanyak 13 orang (20,31 %) dan kualitas hidup rendah sebanyak 1 orang (1,56 %). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kualitas hidup pasien kanker serviks adalah baik.

Pelaksanaan kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan sudah berjalan dengan baik sesuai standar SOP dimana sebanyak 58 orang (90,62 %) pasien menjalani kemoterapi dengan baik dan hanya 6 orang (9,38 %) yang masih kurang baik.

Efek samping tindakan kemoterapi rendah yaitu sebanyak 53 orang (82,81 %) dan efek samping tinggi yaitu sebanyak 11 orang (17,19 %).

Dari hasil uji Chi Squre diperoleh nilai Chi Square sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup pasien mempunyai hubungan yang signifikan terhadap efek samping tindakan kemoterapi di Murni Teguh Memorial Hospital Medan. Hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas hidup pasien maka efek samping tindakan kemoterapi terhadap pasien juga semakin berkurang (rendah).

Dari hasil uji Chi Square sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 . Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan kemoterapi dengan efek samping tindakan kemoterapi.

Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

Bagi Peneliti Lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan peneliti selanjutnya untuk menggali lebih dalam permasalahan kanker serviks, sehingga dengan banyaknya penelitian tentang

kanker serviks maka dapat membuat orang lain mengerti pentingnya dukungan dan tugas-tugas lainnya dalam meningkatkan kualitas dan harapan hidup penderita kanker serviks.

Bagi Profesi Keperawatan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat dalam melaksanakan perannya memberikan penyuluhan tentang kanker serviks beserta penanganannya terutama kemoterapi serta konseling guna meningkatkan kualitas hidup bagi perempuan dengan kanker serviks yang menjalani kemoterapi.

Bagi Murni Teguh Memorial Hospital, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi rumah sakit untuk dapat memotivasi pasien dan memberikan informasi yang jelas dan benar dalam pemberian obat-obatan kemoterapi dan efek-efeknya agar dapat mengurangi kejadian kanker serviks dengan mencegah faktor-faktor risiko yang ada.

Institusi Pendidikan, penelitian ini diharapkan bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan dalam menambah pengetahuan tentang hubungan kualitas hidup pasien kanker serviks dengan efek samping tindakan kemoterapi.

Daftar Pustaka

Alacacioglu, A., Tarhan, O., Alacacioglu, I., Dirican, A., Yilmaz, U., 2013. Depression and Anxiety in Cancer Patients and Their Relatives. JBUON. Vol. 18(3), pp. 767-774. Azizah, Sofian, A., Suyanto, 2014.

Gambaran Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks Yang Menjalani Radioterapi di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 2011-2013.JOM, Vol. 1(2).

(10)

International Journal of Gynecology Obstetrics, vol. 131(2), pp S111-S122.

Bermudez, A., Bhatla, N., & Leung, E., 2015. Cancer of Cervix Uteri: FIGO Cancer Report 2015. International Journal of Gynecology and Obstetrics, vol. 131, pp. S88-S95.

Boardman, C.H., 2016. Cervical Cancer. Medscape reference: Drug, Disease, & Procedures. Diakses pada

http://emedicine.medscape.com/arti cle/253513, tanggal 7 Desember 2015.

Dahlan, M.S., 2014. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, dilengkap Aplikasi Menggunakan SPSS, Edisi 6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Damayanti, E.A., 2016. Perbedaan Kualitas Hidup Pasien Kanker Serviks Stadium Lanjut Pasca

Kemoterapi dan Pasca

Radioterapi. Tesis. Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta.

Gask, L., & Graham, C.C., 2014. ABC of Anxiety and Depression, 1st Ed. UK: John Wileys & Sons, Ltd.

Green, A.E., 2015. Ovarian Cancer. Medscape reference: Drug, Disease, & Procedures.Diakses pada

http://emedicine.medscape.com/arti cle/255771-overview#a4, tanggal 20 Maret 2016.

Homzova, P., & Zelenikova, R., 2015. Measuring Preoperative Anxiety in Patients Undergoing Elective

Surgery in Czech Republic.Central European Journal of Nursing and Midwifery. Vol.6(4), pp. 321-326. Khalil, J., Bellefqih, S., Sahli, N., Afif,

M., et al, 2015. Impact of Cervical Cancer on Quality of Life: Beyond the Short Term (Result from a Single Institution). Gynecology Oncology Research and Practice, vol.2(7), pp. 1-6.

NCCN, 2016. Genetic/ Familial High-Risk Assessment: Breast and Ovarian. NCCN Clinical Practice Guidelines in Oncology. Diakses darihttp://www.nccn.org/profession als/physician_gls/pdf/genetics_scre ening.pdf, tanggal 2 April 2016.

Pandey, R.A., Dhungana, G.P., Twi, J.T., Byanju, S. Khawas, B., 2015. Quality of Life of Patient Undergoing Cancer Treatment in B.P Koirala Memorial Cancer Hospital, Bharatpur, Chitwan, Nepal.American Journal of Cancer Prevention. Vol.3(2), pp. 35-44. Pilkington, F.B., & Mitchell, G.J., 2004.

Quality of Life for Women Living with a Gynecology Cancer.Nursing Science Quarterly, vol.17(2), pp.147-155.

Siswanto, Susila, & Suyanto., 2015. Metodologi Penelitian: Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Susilawati, D., 2013. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Jurnal Keperawatan. Vol.4(2), pp. 87-99. Tewari, K.S & Monk, B.J., 2015.The 21st

(11)

Ovarian Cancer. Switzerland: Springer International Publishing.

Torre, LA. et al, 2015. Global Cancer Statistic 2012. CA Cancer J Clin, vol. 65(2), pp.87-108.

Williams, L.A., Agarwal, S., Bodurka, D.C., Saleeba, A.K., Sun, C.C., Cleeland, C.S., 2013. Capturing the Patient’s Experience: Using Qualitative Methods to Develop a Measure of Patient-Reported Symptom Burden: An Example From Ovarian Cancer. Journal Pain and Symptom Management, vol. 46(6), pp.837-45.

Wu, S. F., Tong, H.Y., Kan., Y.Y., Su, S.H., et al., 2015. The Exploration of Health-Related Quality of Life: Factors Influencing Quality of Life in Gynecologic Cancer Patients. Clinical Nursing Research, pp.

1-18. Diakses dari

http://www.cnr.sagepub.com, tanggal 2 April 2016.

Gambar

tabel di

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ahkir dari pengabdian ini yaitu melakukan monitoring dan evaluasi dari kinerja kincir di lokasi, dari pengamatan selama 2 (dua minggu) dapat diketahui bahwa kincir

Dari simulasi yang dilakukan pada kegiatan tersebut, dapat dilihat bahwa sistem ini telah berjalan dengan semestinya yaitu sistem dapat memperlihatkan dokumen Audit Internal

Pada ujian Tugas Akhir ini penyaji memilih 10 repertoar tari yang dikuasai dari 4 genre tari (Pasihan/Wireng Pethilan/Srimpi/Gambyong) diantaranya, 1) Tari

Dari hasil analisis data yang dilakukan terhadap data yang diperoleh darilokasi penelitian dan kunci informan serta beberapa informan susulan dapat di simpulkan bahwa:

Lalu perayaan hari besar Cina, yang terdiri dari Chun Jie (春节), Yuan Xiao Jie(元宵 节), Duan Wu Jie(端午节), Zhong Qiu Jie(中秋节), dan Qing

Setiap kegiatan usaha pertambangan harus menyisihkan dana dari keuntungan bersih usahanya untuk Dana Cadangan (hilanganya cadangan yg tdk dapat diperbaharui) pada daerah

Kalastusyritysten yhteenlasketut tuotot vuonna 2012 olivat 41 miljoonaa euroa, ja ne nousivat noin 10 % vuodesta 2011 (kuva 4).. Kaikkien yritysryhmien tuotot ja nettotulos kas-

Kewirausahaan diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM khususnya yang berada di Kampung Konveksi RW 02, Kelurahan Purwosari ini dalam menjalankan usaha agar semakin