• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADAT NAN DIPAKAI ADAT BASANDI SYARA SYARA BASANDI KITABULLAH SYARA MANGATO ADAT MAMAKAI ALAM TAKAMBANG JADI GURU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADAT NAN DIPAKAI ADAT BASANDI SYARA SYARA BASANDI KITABULLAH SYARA MANGATO ADAT MAMAKAI ALAM TAKAMBANG JADI GURU"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

1

ADAT NAN DIPAKAI

ADAT BASANDI SYARA’

SYARA’ BASANDI KITABULLAH

SYARA’ MANGATO ADAT MAMAKAI

ALAM TAKAMBANG JADI GURU

(2)

2

ADAT NAN DIPAKAI

ADAT BASANDI SYARA’

SYARA’ BASANDI KITABULLAH

SYARA’ MANGATO ADAT MAMAKAI

ALAM TAKAMBANG JADI GURU

(3)

3

NAGARI LUBUK JANTAN

Keterangan : 1. Lingkaran segi lima : Pancasila

2. Rumah Adat dan Mesjid : Adat basandikan Syarak, Syarak Basandikan Kitabullah

3. Empat Payung : a. Payung Kebesaran Adat Mt, Tombak Gumalo b. Payung Kebesaran Agama

c. Payung Pengepit Peti Bumi d. Payung Pelingkar Destar

4. lingkaran Padi / Kapas : Kemakmuran Rakyat 5. Pencak Silat : Seni Budaya

(4)

4

VISI

MARI BERSAMA MEMBANGUN NAGARI DEMI TERWUJUDNYA SILATURRAHMI, KEKELUARGAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

SEMUA, YANG DILANDASI ADAT BASANDI SYARA‟, SYARA‟, BASANDI KITABULLAH

MISI

MELAKSANAKAN AMANAH, TUGAS TATA PEMERINTAHAN NAGARI DENGAN BAIK DAN BENAR SECARA PROFESIONAL BERDASARKAN KETENTUAN PERATURAN HUKUM, DAN PERUNDANG – UNDANGAN UNTUK MENINGKATKAN :

1. MASYARAKAT YANG BERIMAN DAN BERTAQWA, BERMORAL DAN BERAKHLAK

2. KUALITAS PEMERATAAN PENDIDIKAN, KESEHATAN DAN

KESEJAHTERAAN SOSIAL

3. MEMBANGUN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PERTANIAN, PERKEBUNAN, PERIKANAN, PETERNAKAN, KOPERASI/SIMP[AN PINJAM, INDUSTRI KECIL, KERAJINAN DAN LAIN SEBAGAINYA.

4. KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT SERTA

PENEGAKAN HUKUM

SEMANGAT/MARWAH UNTUK MEMBANGUN MASA DENGAN

NAGARI :

NINIK MAMAK, ALIM ULAMA, CADIAK PANDAI, BUNDO KANDUANG, PEMUDA DAN PERANTAU MARI BANGKIT BEKERJA BERSATU PADU DAN BAHU

(5)

5 Dalam melaksanakan amanah tugas pemerintahan Nagari memegang teguh Pancasila dan menegakkan Undang – Undang Dasar tahun 1945 dengan fatwa adat sebagai berikut :

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Bana badiri sandirinyo, Tiado Basarikat-sarikati, Basandi Alua jo Patuik Basalimuik aka jo Budi, Dilahiakan kato Mufakat banamo Bana nan SATU.

2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Mangati samo barek Maukua samo panjang, Mahukum samo adia, Tibo dimato indak dipiciangkan, Tibo diparuik indak diampikan, piek – piek dagiang, sakik dek awak sakik dek urang. Salah makan mutahkan, Salah tariak mangambalikan, Hak nan Bamilik Haroto nan Bapunyo.

3. PERSATUAN INDONESIA

Saiyo sakato, Sadanciang bak basi, Saciok dek ayam, Kabukik samo mandaki, Kalurah samo manurun, Tatilantang samo minum ayia, Tatilungkuik samo makan tanah.

4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSAWARATAN

Bajanjanng naik batanggo turun, kamanakan barajo Kamamak, mamak barajo kapanghulu, Panghulu barajo ka mufakat, Mufakat diateh alua patuik, Alua patuik barajo ka nan bana, Nan Bana badiri sandiinyo.

5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

Hati tungau samo dicacah, Hati gajah samo dilapah, kok gadang bari ba umpuak, kok ketek agiah bacacah, Na lamak samo dimakan, Nan elok samo dipakai, Nan buruak samo dibuang, Kok cadiak indak mambuang kawan, kok gapuak indak mambuang lamak.

(6)

6

PENINGKATAN PERAN NINIK MAMAK

DALAM PENERAPAN NILAI – NILAI FILOSOFI ABS – SBK

OLEH :

NAGARI LUBUK JANTAN KECAMATAN LINTAU BUO UTARA

(7)

7

ASAL USUL

NAGARI LUBUK JANTAN

Pada Zaman Dahulu Kala Sarana Transportasi Yang Utama Adalah Sungai, Maka Tempat Tinggal/Pemukiman Penduduk Pada Umumnya Di Pingir – Pinggir Sungai Termasuk Negeri Kita Ini.

Ada Sebuah Tanjung Yang Disana Banyak Tumbuh Pohon Pauh/Semacam Mangga, Karena Itu Tempat Tersebut Dinamakan Tanjung Pauh, Letaknya Tidak Jauh Dari Pinggir Sungai Tetapi Agak Ketinggian, Disinilah Tempat Tinggal Nenek Moyang Orang Negeri Ini. Sungai Yang Melalui Negeri Ini Bernama Batang Sinamar Berasal Dari Daerah Agam Nan Luhak Nan Lima Puluh Dan Bermuara Dikuala Tungkal Disebelah Tumur Pulau Sumatera Dan Selanjutnya Memudahkan Hubungan Kemalaka, Tiongkok, Tiongkok Selatan, India Dan Timur Tengah.

Batang Sinamar Ini Ada Yang Dangkal Dan Ada Pula Yang Dalam, Bahagian Yang Dalam Ini Dinamakan Lubuk. Dikawasa Tanjung Pauh Ini Ada Sebuah Lubuk Yang Pinggirnya Ditumbuhi Oleh Sebatang Pohon Beringin Yang Rimbun Dan Rindang, Dan Diatas Pohon Beringin Berdiam Bermacam – Macam Burung Dan Binatang Lainnya Seperti Beruk, Kera, Siamang, Ungko, Bangau Dan Lain – Lainnya Mempunyai Kelainan Dari Binatang Yang Biasa Kita Lihat. Umpamanya : Siamang Biasanya Bulunya Hitam, Tetapi Disi Terdapat Siamang Yang Bulunya Putih. Oleh Karena Bermacam – Macam Keajaiban Ini Pohon Beringin Itu[Un Mempunyai Keistimewaan/Kesaktian Pula. Jangankan Ditebang, Dipatahkan Saja Rantingnya Orang Tersebut Bisa Sakit.

Pada Suatu Hari, Seorang Penjala/Penangkap Ikan Menemukan Sosok Manusia Sedang Terlungkup Dan Rambut Pendek Di Tepi Lubuk Beringin Sakti Tadi. Setelah Didekati Sipenjala, Sosok Manusia Itu Telah Terbujur Kaku/Meninggal. Lalu Penjala Itu Memberi Tahu Kepada Penduduk Yang Tnggal Tidak Jauh Dari Lubuk Tadi, Maka Berdatanganlah Penduduk Kesana Untuk Menyaksikan Dari Dekat. Anehnya Setelah Penduduk Datang Ke Lubuk Itu Ditemui Mayat Ini Telah Ditunggui Siamang Putih. Kemudian Siamang Ini Melompat Keatas Pohon Beringin, Karena Melihat Orang Banyak Datang.

(8)

8 Setelah Beberapa Orang Tua Dari Penduduk Tadi Bermufakat Kalau Mayat Itu Dikuburkan Tidak Jauh Dari Lubuk Itu. Keanehan Terjadi Lagi Karena Esok Harinya Mayat Yang Dikuburkan Kemaren Ditemukan Lagi Dalam Lubuk Tadi, Ini Terjadi Berulang Kali.

Akhirnya Orang Tuo – Tuo Tanjung Pauh Ini Bersepakat Bahwa Mayat Ini Dikuburkan Disebuah Bukit Kecil Yang Tidak Berapa Jauh Dari Tanjung Pauh Dan Lubuk Ini Berjarak + 400 M. Bebrapa Hari Kemudian, Orang Tuo – Tuo Tanjung Pauh Ini Bermufakat Memberi Nama Lubuk Beringin Sakti Ini Dengan Kata Sepakat Memutuskan Bahwa Lubuk Itu Adalah Lubuk Jantan.. Alasannya Karena Mayat Yang Ditemukan Di Lubuk Itu Adalah Orang Jantan (Laki – Laki).

Tahun Berganti Tahun, Masa Berjalan Juga, Penduduk Taratak Tanjung Pauh Semakin Berkembang Biak (Ramai). Maka Sebagian Penduduk Berangsur – Angsur Mencari Pemukiman Baru, Karena Kehidupan Dipinggir Sungai Tidak Begitu Menjanjikan Dan Menjamin Masa Depan. Sampailah Satu Pemukiman Baru Yang Diberi Nama Koto, Setelah Menelusuri Kapalo Rimbo.Orang Yang Mula – Mula Merambah Kapalo Rimbo Ini Diberi Gelar Perambah. Karena Letak Koto Sangat Baik Dan Tananya Yang Subur, Sehingga Perkembangan Ekonomi Penduduk Sangat Cepat, Dalam Jangka Tidak Beberapa Puluh Tahun, Akhirnya Koto Sudah Dirasakan Sempit Dengan Kata Sepakat, Maka Diutuslah 12 Orang Pemuka Masyarakat/Adat Yang Mewakili 4 Suku Masing – Masing 3 Orang Sebagai Berikut :

1. Dari Suku Mandahiliang Terdiri Dari : a. Datuak Mangkuto

b. Datuak Paduko Rajo c. Datuak Bijo

2. Dari Suku Caniago a. Datuak Bijayo b. Datuak Sinaro

c. Datuak Paduko Sinaro 3. Dari Suku Melayu Terdiri Dar :

a. Datuak Rajo Penghulu b. Paduko Besar

(9)

9 4. Dari Suku Kutianyir Terdiri Dari :

a. Datuak Permato Budi b. Datuak Paduko Sirajo c. Datuak Sangguno

Utusan Ini Berjalan Kearah Utara Dari Koto Ini, Setelah Berhari – Hari Berjalan Melalui Hutan Balantara, Sampailah Utusan Ini Ke Suatu Tempat Yang Diperkirakan Memungkinkan Untuk Dijadikan Tempat Pemukiman Penduduk. Setelah Tempat Ini Dibersihkan Sekedarnya, Maka Bermusyawarahlah Pemuka Masyarakat Adat Datuk Yang 12 Orang Tadi Untuk Memberi Nama Negeri Ini Dengan Nama Lubuk Jantan. Yang Berasal Dari Lubuk Yang Berada Di Taratak Tanjung Pauh Tempat Asal Datuk – Datuk Tersebut.

Pada Zaman Akhir – Akhir Ini, Dizaman Tedapat Desa Nan Duo Baleh Tempatnya Dibalai Selasa, Ini Berasal Dari Datuak – Datuak Nan Duo Baleh Yang Sampai Ditempat Ini Dan Disinilah Dia Bermusyawarah Memberi Nama Negeri Kita Ini Dulunya.

Inilah Segelumut Cerita Asal Usul Nama Nagari Lubuk Jantan Yang Kami Terima Dari Mulut Ke Mulut.

(10)

10

PENINGKATAN PERAN NINIK MAMAK

DALAM PENERAPAN NILAI – NILAI FILOSOFI ABS – SBK

I.

FALSAFAH HIDUP ORANG MINANG KABAU

Sosiofilosofi Orang Minang Kabau Terkenal Dengan Ungkapan : “

Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah, Syara’ Mangato, Adat Mamakai”. Berarti

Suruhan Pengalaman Adat Adalah Suruhan Syarak, Dengan Kata Lain Adat Minangkabau Tidak Boleh Bertentangan Dengan Ajaran Syarak (Islam). Adat Minangkabau (Budaya/Kultur Minangkabau) Adalah Sebagai Pengalaman Ajaran Islam. Karena Itu Peranan Syarak Menjiwai Dan Mewarnai Pengalaman Adat Minangkabau.

Sebelum Islam Menginjak Bumi Minangkabau, Orang Minagkabau Telah Menetapkan Dan Berpegang Kepada Pandangan Hidup : Alam Takambang Jadi Guru, Berarti Ini Merupakan Ayat – Ayat Allah Swt Dengan Segala Hukum Dan Ketentuannya Dengan Kata Lain Disebut Sunnatullah. Al-Quran Sebagai Wahyu Dan Sumber Ajaran Islam Sangat Menghargai Dan Menetapkan Serta Mengupas Hukum, Gerak Alam/Ketentuan-Ketentuan Alam. Disamping Alamtakambang Jadi Guru, Ada Ungkapan Tentang Tauhid/ Keesaan Tuhan Bahwa Kebenaran Itu Hanya Satu Seperti Ungkapan :Kamanakn Barajo Kamamak, Mamak Barajo Kapanghulu, Panghulu Barajo Kamufakat,

Mufakat Barajo Kanan Bana, Nan Bana Badiri Sandirinyo”.

Dengan Ungkapan Ini Paham Orang Minagkabau Sebelum Islam Datang Telah Berprinsip Keesaan (Tauhid) Karena Masuknya Islam Ke Minangkabau Mudah Diterima Oleh Masyarakat Minangkabau Dan Secara Cepat Bersenyawa Dengan Adat (Kultur) Minangkabau. Sedangkan Agama Hindu/Budha Tak Bisa Bertahan Lama Diminangkabau Karena :

A. Agama Hindu/Budha Bersifat Aristokrat/Feodalistik, Sedangkan Orang Minangkabau Egaliter/Demokrasi.

B. Agama Hindu/Budha Bersifat Khayali, Sedangkan Orang Minangkabau Bersifat Alami (Konkrit/Nyata).

C. Agama Hindu/Budha Bersifat Polytheisme, Sedangkan Orang Minangkabau Bersifat Monotheisme.

(11)

11

II. SUMBER ILMU DAN ATURAN HIDUP

Sumber Ilmu Pengetahuan Dan Aturan Hidup Bertolak Dari Tiga Sumber : 1. Fiman Allah Dalam Kitab Suci Al-Qur‟an, Sifatnya Obyektif.

2. Ketentuan/Hukum Alam (Alam Takambang Jadi Guru) Sifatnya Obyektif. 3. Filasafat Sebagai Puncak Dari Budaya, Manusia/Akal Bersifat Conditioning

Atau Subyektif.

Ketiga Bentuk Ini Telah Membentuk Kepribadian Serta Serta Akhlak Dan Moral Dengan Bersenyawanya Adat Nan Syarak Bagi Orang Mingangkabau Yang Lahir Dalam Bentuk : Budi, Akal, Ilmu, Serta Patut Jo Mungkin Dalam Kajian Syariat, Tharikat, Hakikat Dan Makhrifat. Karena Itu Adat Minangkabau Terbagi Empat Yaitu :

1. Adat Ialah

Merupakan Hasil Kesepakatan Penghulu Penghulu Dalam Satu Suku/Nagari, Lain Padang Lain Belalang, Lain Lubuk Lain Ikannya. Jikalau Kesepakatan Tidak Sesuai Menurut Syarak Ditinjau Kembali, Gawa Manyambah, Salah Maisi Adat Dipakai, Limbago Dituang Karano Kato Allah Taala Didalam Al-Qur‟an, Apo Katonyo :

Ayat

2. Nan Diadatkan Ialah

Merupakan Warisan Budaya Dari Perumus Adat Minagkabau Yaitu Dt. Katumanggungan Dan Dt.Perpatih Nan Sabatang, Mengenai Aturan Hidup Bermasyarakat Orang Minangkabau Secara Umum Nan Berlaku Di Luhak Nan Tigo Yaitu : Mamakai Baso Jo Basi, Mamandang Ereng Jo Gendeng, Manimbang Mudaraik Jo Manfaatnyo, Mangarati Barek Jo Ringan Karano Kato Allah Taala Didalam Al-Qur‟an, Apo Katonyo :

Ayat

3. Istiadat Adalah

Kebiasaan Umum Yang Berasal Dari Tiru Maniru Dan Tidak Diberi Kekuatan Pengikat Oleh Penghulu – Penghulu Selama Tidak Bertentangan Dengan Adat Nan Sabana Adat Yaitu Urang Berhak Manarimo Haknyo Seperti ; Alam Diperintah Rajo/Mamak, Agamo Diperintah Malin, Nagari Diperintah Malin, Nagari Diperintah Penghulu, Kampuang Diperintah Tuo, Rumah Diperintah Suami, Kabau Diperintah Urang Sagubalo, Karena Kata Allah Taala Didalam Al-Qur‟an, Apo Katonyo :

(12)

12

Ayat

Dimana Tampak Patuah Ialah Kepada Urang Nan Selalu Taat Kepada Allah Rosulullah Mengingatkan.

Artinya :” Tak Wajib Taat Kepada Orang Yang Tidak Patuh Kepada Allah”

4. Nan Sabana Adat Ialah

Nilai Dasar Dari Kitabullah (Agama) Dan Hukum Alam (Sunatullah), Diasak Tak Layu, Dibubuik Indak Mati, Adat Api Membakar, Adat Air Membasah, Sedangkan Kitabullah Nan Buliah Ditunjuakkan Pasalnyo, Matan Dan Maknanyo, Hadist Dan Dalilnya, Qias Da Ijmaknyo, Artinyo Mufakat Segala Ulama Karena Kato Allah Taala Didalam Al-Qur‟an, Apo Katonyo

Ayat

[18] Maksudnya Ialah Kitab – Kitab Yang Diturunkan Sebelum Al-Qur‟an

III. BANGUN/TATANAN/MASYARAKAT MINANGKABAU

1. Sistem Matrilinial

Masyarakat Minangkabau Bertolak Dari Sistem Matrilinial (Keibuan). Sebagai Konsekwensi Dalam Masyarak Matrilinial Adanya Suku Yang Tumbuh Mengikuti Garis Ibu. Harta Seperti Rumah Gadang, Sawah – Ladang, Hutan, Tanah Milik Kolektif, Seperti Hindu Dan Paruik.

Dengan Datangya Agama Islam Milik Kolektif Ini Tetap Dipertahankan Karena Tidak Bertentangan Dengan Prinsip Islam. Akhirnya Pusaka Diminangkabau Menjadi Dua Yaitu :

A. Puasko Tinggi Berupa Milik Kolektif (Suku, Hindu Dan Paruik)

B. Pusaka Rendah Berupa Milik Keluarga (Suami – Istri) Yang Berlaku Hukum Mawaris.

Harta Pusaka Tinggi Di Menej Oleh Mamak Dan Dan Ditunggui Serta Dimanfaatkan Kegunaannya Oleh Ibu, Karena Rumah Tangga Diminangkabau Diatur Oleh Pihak Ibu Beserta Mamak (Saudara Ibu). Suami Datang Kerumah Istri Sebagai Urang Sumando. Karena Itu Dirumah Tangga Diminangkabau Yang Menguasai Rumah Bukan Suami Tapi Istri (Sebagai Ibu) Dan Rumah Mamak (Sebagai Saudara Ibu) Sebaliknya Seorang Ayah Juga Akan Berfungsi sebagai Mamak Dirumah Ibunya. Orang Sumando Dirumah Istrinya Bagaikan Abu Diatas Tunggua.

(13)

13 2. Sistem Kekerabatan

Ibu Adalah Lambang Kasih Sayang Dan Perlindungan Sebagai Anak Dia Akan Lebih Dekat Dengan Ibu Dan Mamaknya Sehari – Hari Beserta Saudara Se Rumah Dan Sesuku. Orang Laki – Laki Dalam Hidup Matrilinial Tidak Tidur Dirumah Orang Tuanya/Ibunya, Karena Dia Dalam Kesehariannya Harus Bergaul Dengan (Mamak, Saudara, Dunsanak, Ipa, Besan, Bako Dan Lain – Lainnya). Karena Itu Harus Ada Lembaga Yang Berada Diluar Rumah (Ibu) Yang Dibangun Oleh Suku Yang Disebut Surau.

Disinilah Mereka (Disurau) Belajar Dan Memahami Siapa Dirinya, Fungsi, Peranan Ibu Dan Mamak Serta Bapaknya, Belajar Mengenal Hidup Dan Hubungan Dengan Sukunya, Mengenal Ipar Besan, Bako-Baki, Berkampung Bernagari, Tahu Diadat Sopan Santun, Tahu Silsilah Dan Asal Serta Semanda Menyemanda. Pendek Kata Melalui Surau Seseorang Mensosialisasikan Dirinya Sebagai Seorang Putra Minangkabau.

3. Rumah Tangga Diminangkabau

Rumah Tangga Diminangkabau Tumbuh Dan Berkembang Dari Dan Membangun Kekerabatan. Orang Minangkabau Tidak Membolehkan Terjadinya Perkawinan Hubungan Tali Darah Terlalu Dekat, Karena Itulah Makna Perkawinan Dilakukan Antara Suku, Nagari Dan Luhak, Karena Setiap Perkawinan Akan Menghubungkan :

A. Antara Suku Dan Nagari B. Antara Kampuang Dan Luhak

Sebab – Sebab Perkawinan Akan Mewujudkan : 1. Anak Kemanakan

2. Ayah, Ibu Dan Mertua 3. Bako – Baki, Anak Pisang 4. Ipar Bisan

5. Semanda – Menyemanda

6. Sanak Saudara (Adik, Kakak, Anak Pisang) 7. Saudara Sepesukuan (Dunsanak)

8. Handai Tolan, Karib Kerabat

(14)

14 Fungsi Ayah Dan Mamak Bertugas Sesuai Dengan Mamang :

“Anak Dipangku Jo Usaho, Kamanakan Dibimbiang Jo Pusako, Kaluak Paku Kacang Balimbiang, Tampuruang Lenggang – Lenggangkan, Dibaok Nak Urang Ka Saruaso, Anak Dipangku Kamanakan Dibimbiang, Orang Kampuang Dipatenggangkan Jago Nagai Jan Binao”.

IV. PERKEMBANGAN, FUNGSI SURAU DAN MESJID

1. SURAU

Setiap Nagari Di Minangkabau Paling Sedikit Harus Didiami Oleh 4 (Empat) Suku. Setiap Suku Dibangun Sebuah Surau. Berkembangnya Surau Tergantung Kepada Berkembangnya Suku Yang Mendiami Suatu Nagari Serta Peranan Malin/Labai Sebagai Ulama Dalam Suku.

Sebelum Agama Islam Masuk Ke Minangkabau Surau Sudah Ada Dengan Fungsi Sebagai Berikut:

A. Tempat Menginap / Asrama Bagi Anak Kemenakan Laki-Laki, Orang Yang Membujang Dan Yang Telah Tua Dan Baganyi.

B. Tempat Mufakat / Musyawarah Suku Dan Bersua-Sua.

C. Tempat Mensosialisasikan Adat, Budi Pekerti Dan Sopan Santun.

Setelah Islam Bersenyawa Dengan Adat Minangkabau Lahirlah Sumpah Setia Bukik Marapalam, Maka Fungsi Surau Disesuaikan Dengan Tuntutan Agama Islam Sebagai Landasan (Sandi) Adat Dengan Tambahan Sebagai Fungsi Surau Disamping (Poin A,B,C) Ialah:

D. Sebagai Tempat Mempelajari Agama Islam Dan Beribadah (Belajar Mengaji Al-Qur‟an, Sembahyang Dan Syariat Islam).

Jikalau Sebelum Islam Masuk Ke Minangkabau Suku Dipimpin Oleh: A. Seorang Penghulu

B. Seorang Manti (Cadiak Pandai / Orang Tua-Tua) C. Seorang Dubalang (Orang Muda) Pagar Suku

Maka Setelah Agama Islam Bersenyawa Dengan Adat Maka Disempurnakan Pimpinan Suku Menjadi 4 Orang Yang Disebut 4 (Empat) Jinih Yaitu:

(15)

15 A. Penghulu (Datuk) Sebagai Kepala Suku Yang Berfungsi, Kayu Gadang Di Tangah Koto, Urek Tampek Baselo, Batang Tampek Basanda, Dahan Tampek Bagantuang, Daun Tampek Balinduang Kapanasan, Tampek Bataduah Kahujanan, Ka Pai Tampek Batanyo, Ka Pulang Tampek Babarito.

Penghulu Menjadi Lambang Kebenaran Budi Dan Akhlak, Dia Dapat Dijadikan Contoh Bagi Kaumnya, Seorang Penghulu Adalah Pendamai, Menghindarkan Diri Dari Konflik Seperti Kata Agadium Adat : “Kok

Manabang Indak Marabahkan, Kok Mamancuang Indak Mamutuih, Kok Mamakan Indak Malabiahan, Bajalan Di Ateh Undang Jo Syarak”

B. Malin / Labai Sebagai Pembantu Penghulu Berfungsi Menjadi Suluah Bendang Dalam Suku, Palito Nan Tak Padam, Camin Nan Tak Kabua Nan Tahu Halal Jo Haram, Sunnat Jo Fardhu Sarato Syah Jo Batha Yang Berlangsung Di Bidang Syarak Dan Adat Nan Mamimpin Surau Kaum/Suku. Malin/Labai Orang Yang Tahu Tentang Undang-Undang Adat Dan Hukum Islam Menjadi Hukum Norma Positif Dalam Masyarakat Yang Selalu Berdampingan Dengan Norma-Norma Akidah Islam Yang Berlaku.

C. Manti (Cadiak Pandai) Berfungsi Membantu Atau Memberi Nasehat Kepada Penghulu Karena Dia Bertugas Menjadi Urang Nan Arif Bijaksana, Mangarati Barek Jo Ringan, Manimbang Mudaraik Jo Manfaat, Tahu Ereng Jo Gendeng, Lubuk Aia Lautan Budi, Tahu Di Duri Nan Ka Mancucuak, Tahu Di Rantiang Nan Kamahimpok.

Fungsi Manti, Dia Mampu Memotifasi Anak Kemenakan, Lambang Katanya Adalah Mufakat Mengetahui Syariat Islam Dan Ketentuan Adat Yang Menguasai Ilmu Dan Teknologi, Manti Seorang Komunikator Sosial, Dia Adalah Penggerak Pembangunan.

D. Dubalang (Urang Mudo) Berfungsi Membantu Penghulu Bertugas : Urang Nan Capek Kaki Ringan Tangan, Pamaga Suku Jo Nagari, Kalu Tak Pandai Manjago Urang Mudo, Mungkin Paga Makan Nagari, Kalau Tak Pandai Manjago Urang Mudo Mungkin Paga Makan Nagari.

Dubalang Yang Mengetahui Mungkin Jo Patut, Mengetahui Pikiran – Pikiran Rasional Dan Empiris Profesional Yang Dapat Mengajak Dia

(16)

16 Mendorong Anak Kemenakan Untuk Melaksanakan Syariat Islam Dan Ketentuan Adat.

Untuk Berperannya Fungsi Dan Peranan 4 (Empat) Jinih Diperlukan Langkah – Langkah Sebagai Berikut :

A. Reposisi Lembaga Urang Ampek Jinih Sebagai Institusi Yang Ada Pada Setiap Suku Dan Nagari Melalui Perda Kabupaten Dan Kota Dimana Wali Nagari Dicalonkan Dari Unsur Penghulu Atau Ampek Jinih Melalui Seleksi Oleh Kan Dan Dipilih Oleh Anak Kemenakan, Sehingga Suku Berfungsi Sebagai Kelompok Kekerabatan Yang Berkompetensi Dalam Membangun Dan Memajukan Nagari.

B. Memfungsikan Tanah Ulayat Melalui Suku Lewat Ampek Jinih Sesuai Dengan Tatanan Adat Sebagai Milik Kolektif.

C. Dilakukan Revitalisasi Terhadap Ampek Jinih Tentang Pengetahuan Adat Dan Syarak, Serta Syarat Memangku Ampek Jinih.

D. Kalau Terjadi Perselisihan Dan Pelanggaran Adat Serta Sengketa Sako Dengan Pusako Sebelum Dibawa Kelembaga Hukum Diselesaikan Oleh Ninik Mamak (Ampek Jinih) Dan Kan (Kerapatan Adat Nagari).

E. Mengalihkan Sebagian Fungsi Surau Kesekolah/Madrasah Terutama Baca Tulis Al-Qur‟an, Pelajaran Shalat, Budi Pekerti (Budaya Minangkabau).

2. Masjid

Setelah Islam Bersenyawa Dengan Adat Yang Dimbangkan Dengan Balai (Balairung) Kini Disempurnakan Dengan Adanya Masjid Yang Menghimpun Anak Nagari Yang Berfungsi Sebagai Berikut :

A. Tempat Melaksanakan Ibadah, Dan Shalat Jum‟at Bagi Anak Nagari

B. Tempat Mensosialisasikan Adat Nan Syarak Bagi Anak Nagari (Masyarakat)

C. Tempat Mengenal Dan Merasakan Hidup Bernagari Dengan Saling Mengenal Komponen Masyarakat Atau Suku – Suku Yang Ada Dalam Nagari

(17)

17 Sedang Pengajian Dan Ibadah Sehari – Hari Dilakukan Di Masing – Masing Surau Suku, Baik Shalat Berjama‟ah, Tarawih, Belajar Mengaji Dan Sembahyang, Belajar Silat Dan Budi Pekerti, Atau Adat Sopan Santun. Jikalau Suku Ada Perangkat

Kepemimpinan Ampek Jinih, Maka Dimasjid Ada Pula Kepemimpinan Jinih Nan Ampek Yaitu :

A. Imam B. Khatib C. Qadhi D. Bilal

V. FUNGSI DAN PERANAN ORANG TUA

1. PERKAWINAN

Perkawinan Diminangkabau Tidaklah Mewujudkan Keluarga Inti (Nuclear Family) Karena Suami Istri Masing – Masing Menjadi Anggota Dari Sukunya (Garis Keturunan Ibu) Masing – Masing. Suami Datang Kerumah Istri Sebagai Seorang Sumando Dan Dia Berperan Didalam Sukunya (Saparuik) Selaku Mamak. Pengertian Keluarga Terdiri Dari Ibu, Ayah, Anak – Anak Sebagai Suatu Unit Tersendiri, Tak Kenal Ditemui Dalam Struktur Sosial Kemasyarakatan Minangkabau. Dalam Proses Sosialisasi Dalam Rumah Gadang Banyak Ditentukan Oleh Peranan Ibu Dan Mamak, Namun Paling Dominan Dalam Proses Sosialisasi Adalah Peranan Ibu Dan Si Isteri. Anak – Anak Lebih Memihak Kepada Ibu Dan Keluarga Ibu, Bukan Kepada Ayah. 2. PROSES SOSIALISASI

Proses Sosialisasi Anak Laki – Laki Menuju Remaja/Dewasa Ditentukan Oleh Mamak, Surau Yang Berfungsi Ganda Berperan Sebagai Berikut :

A. Sebagai Lembaga Pendidikan B. Berkumpulnya Lembaga Baru

C. Sebagai Asrama Bagi Anak Laki – Laki

Disurau Berlangsungnya Sosialisasi Baik Dibidang Adat Dan Agama, Maupun Dibidang Keterampilan Dan Bela Diri, Karena Mamak Dan Orang Tua Yang Menduda, Atau Baganyi Tak Pulang Kerumah Istri, Tidur Disurau. Karena Itu Sosialisasi Dan Pembudayaan Semakin Intensive. Dengan Adanya Sekolah Atau Madrasah Sosialisasi Sebahagian Beralih Pula Dari Surau Ke Sekolah/Madrasah. Transfer Sebagai Fungsi Dan Peranan Surau Ke Lembaga

(18)

18 Pendidikan Formal (Sekolah/Madrasah) Perlu Duperhitungkan Secermatnya. Bagi Anak Perempuan Disamping Rumah Gadang, Peranan Suraupun Bersama Anak Laki – Laki Ikut Memproses Sosialisasi Dan Pemberdayaan. Hanya Bedanya Anak Perempuan Tidur Dirumah.

3. PENGARUH MERANTAU

Hidup Dirantau Secara Berangsur Telah Merubah Peranan Mamak. Peranan Mamak Yang Selama Ini Mulai Beralih Kepada Bapak. Jikalau Merantau Mulai Mendapatkan Rezeki, Lalu Membuat Rumah Untuk Anak – Anaknya, Walaupun Masih Diatas Tanah Pusako Si Isteri/Anak. Sekarang Rumah Itu Telah Terpisah Dari Rumah Gadang. Setiap Pulang Dari Rantau, Mereka Tidak Lagi Dirumah Gadang, Tapi Telah Menyendiri Rumahnya.

VI. PERAN GANDA AYAH SEBAGAI MAMAK

Sikap Kompromi Adat/Budaya Minangkabau Setelah Masuknya Agama Islam Serta Pengaruh Rantau Telah Ikut Menggeser Peranan Mamak Kepada Ayah Sesuai Dengan Ajaran Islam, Bahwa Dalam Suatu Rumah Tangga Sebagai Kepala Keluarga Yang Bertanggung Jawab Adakah Ayah (Bapak). Untuk Mengatasi Ini Agar Tak Ada Talendo, Syarak Tak Tagisie Adat Tak Rusak, Sedangkan Syarak Berjalan. Untuk Itu Dicarilah Jalan Kompromi Dengan Menetapkan Anak

Dipangku Jo Usaho, Kamanakan Dibimbiang Jo Pusako, Terkenal Dengan

Talibunnya :

Kaluak Paku Kacang Balimbiang, Tampuruang Lenggang – Lenggankan, Dibao Anak Kasaruaso,

Tanam Siriah Jo Ubeknya,

Anak Dipangku Kamanakan Dibimbiang, Urang Kampuang Dipatenggangkan, Jago Nagari Jan Binaso,

Jago Sarato Jo Adatnyo,

Berarti Jarak Antara Anak Dan Ayah Menjadi Dekat Sekali, Sedangkan Jarak Dengan Kemenakan Hanya Dibimbing, Berdiri Diatas Haknya Sendiri (Harta Pusako) Makannya Anak Dbelanjai Dengan Harta Pencarian Si Ayah. Ayah Telah Bertanggung Jawab Penuh, Sedangkan Kemenakan Dibimbing Dari Harta Pusaka.

(19)

19 Sikap Kompromi Ini Menjadi Peran Ganda Si Ayah, Sehingga Adat Tak Tagisie, Syarak Tak Talendo, Sebagai Konsekwensi Logis Bersenyawa Adat Nan Syarak Di Minangkabau.

Bapak Dengan Kedudukan Sebagai Seorang Mamak Masih Diharapkan Membimbing Kemenakan, Meskipun Tak Sepenuhnya Lagi Seperti Anak. Ayah Sebagai Mamak Terhadap Dunsanak Hanya Berfungsi : “Jauah Danga Dangakan,

Hampia Silau – Silauan” Berarti Setiap Anak Minangkabau Akan Mendapatkan

Asuhan Dan Perhatian Ganda, Baik Dari Ayah Maupun Mamak, Begitupun Perhatian Keluarga (Paruik) Dan Keluarga Ayah (Bako). Anak Secara Individu Tumbuh Dan Berkembang Sewajarnya. Sebagai Anggota Suku Berada Dimasyarakat Sanggup Menjaga Keserasian Antara Individu Dan Masyarakatnya. Sehingga Setiap Anggota Masyarakat Dalam Hidup Dalam Keseimbangan Antara Individu Dan Masyarakatnya. Disinilah Akan Terwujud : Raso Jo Pareso, Malu Jo Sopan, Patut Jo Mungkin, Dalam Pergaulan, Bangkitnya Rasa Tenggang Manenggang, Lamak Diawak Katuju Dek Urang. Orang Tertonjol Dalam Kebersamaan, Bersama Dalam Kemenonjolan. Timbullah Keterbukaan Hakiki Dalam Masyarakat, Terlihat Dalam Kepemimpinan. Ditinggikan Seranting, Didahulukan Selangkah.

Dengan Adanya Peran Ganda Bapak Sebagai Ayah Dan Mamak Mengakibatkan Posisi Ayah Sebagai Urang Sumando Terbagi Tiga Macam :

1. Urang Sumando Ninik Mamak 2. Urang Sumando Langau Hijau 3. Urang Sumando Kacang Miang 4. Urang Sumando Lapiak Buruak

VII. PERANAN SURAU, SEKOLAH DAN PEMONDOKAN

1. SURAU

Jikalau Fungsi Utama Surau Sebahagian Telah Diambil Alih Oleh Sekolah Seperti :

A. Belajar Mengaji B. Belajar Sembahyang C. Belajar Silat

D. Belajar Adat Sopan Santun Atau Budi Pekerti Dan Akhlak

E. Tempat Komunikasi Anggota Suku Sesuai Dengan Adat Dan Syarak Dengan Saling Mengawasi

(20)

20 F. Tempat Berlatih Diri Hidup Bermasyarakat Dan Mengenal Dunsanak

Sepersukuan

Dengan Demikian Peranan Surau, Masjid Dan Tempat-Tempat Ibadah Lainnya Dimanfaatkan Dalam Upaya Membangun Kekerabatan, Tali Persaudaraan, Praktek Ibadah, Membiasakan Pelaksanaan Adat Sopan Santun Dan Ibadah-Ibadah Lainnya.

2. Sekolah

Sekolah Disamping Memiliki Kurikulum Dan Pengwasan Yang Baik Serta Profesional, Juga Sekolah Juga Memiliki Daya Tampung Yang Banyak Dengan Lingkungan Yang Lebih Luas (Bernagari). Apalagi Dengan Dilaksanakan Wajib Belajar Berarti Intensitas Pelaksaaan Fungsi Surau Disekolah Semakin Intensif Dan Merata. Sejalan Dengan Upaya Melaksanakan 20 % Muatan Lokal Untuk Daerah. Apaligi Di Sumatera Barat Sejak Tahun 1990 Muatan Lokal Telah Dirumuskan Dan Diputuskan Bahwa Kurikulum Muatan Lokal Untuk Sd, Smp, Dan Sma Yaitu:

1. Pelajaran Tulis Baca Alquran

2. Pelajaran Tulis Baca Huruf Arab Melayu 3. Pelajaran Adat Minangkabau

4. Pelajaran Pertanian Tradisional 5. Pelajaran Masakan Tradisional

Dengan Adanya Gerakan Kembali Ke Surau Perlu Adanya Penyusunan Dan Ketentuan Untuk Kurikulum Sekolah, Sehingga Pelajaran Dan Pendidikan Suarau Bisa Dialihkan Ke Sekolah

Terutama Sd Sesuai Dengan Jenjang (Grandal) Pendidikan.

VIII. PENGARUH BACAAN DAN ALAT AUDIO VISUAL

Pengaruh Dan Peranan Bacaan Serta Alat Audio Visual Kepada Dunia Pendidikan Sangat Besar. Bacaan Dan Alat Audio Visual Bukan Saja Menjadi Hiburan Statis, Malahan Juga Menambah Pengetahuan Dan Mempunyai Arti Pembentukan Yang Aktif Dalam Nilai-Nilai Nya Yang Paeda Gugis. Di Samping Dia Memperkaya Bathin Juga Membawa Akibat Lansung Atau Tidak Lansung Kepada Sikap, Laku, Perbuatan, Keyakinan, Cara Berfikir Dalam Memandang Dan Menyelami Arti

(21)

21 Kehidupan Ini. Kemana Hidup Di Tuju Di Arahkan, Bagaimana Akhirnya, Sekaligus Mengisi Dalam Pembentukan Keperibadian Kita.

Oleh Sebab Itu Kontrol/Pengawasan Kepada Bahan Bacaan (Cerita, Hikayat, Lagu Dan Dongeng, Dan Lain-Lain) Dan Alat Audio Visual (Film, Sinetron, Vcd, Lagu Dan Nyayi) Apalagi Yang Mengarah Kepada Pornografis Dan Pornoaksi Perlu Di Kontrol Dan Di Awasi Oleh Pemerintah, Lembaga-Lembaga Swasta, Suku Dan Rumah Tangga Sesuai Dengan Falsafah Hidup Orang Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandin Kitabullah, Syarak Mangato, Adat Mamakai Dalam Falsafah Hidup Nkri Dan Pancasila.

IX. IMPLEMENTASI ADAT NAN SYARAK TERHADAP AKHLAK DAN MORAL

Adat Minangkabau Mengutamakan Budi Sebagaimana Agama Islam Sangat Mengutamakan Budi Dan Akhlak Sebagai Sumber Moral Dan Tatakrama Kehidupan Individu Dan Masayarakat Minangkabau.

Tatakrama Yang Bertolah Dari Budi Itulah Yang Membentuk Adat Sopan Santun Dalam Pergaulan.

1. Prinsip Kesopanan Minangkabau Pada Dasarnya Tidak Berbeda Dengan Daerah Lain Di Indonesia, Yaitu Haruslah Menjaga Sikap, Perkataan Dan Menghormati Sesama. Namun Terdapat Beberapa Ciri Khas Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pergaulan Yang Terkenal Dengan Sebutan “Jalan Nan 4” Yaitu :

A. Jalan Mandaki, Adalah Tata Cara Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua Atau Yang Dituakan. Pengertian Tua Untuk Menunjukkan Usianya, Sedangkan Dituakan Menunjukkan Jabatan Atau Perannya Dalam Masyarakat. Orang Yang Tua Atau Dituakan Harus Dihormati Oleh Yang Lbih Muda Atau Kecil.

B. Jalan Menurun, Yaitu Tata Cara Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Muda, Perlu Diperhatikan Sikap Menyayangi Dan Mengayomi, Memberi Contoh Dan Jangan Mudah Emosi, Tidak Memarahi Dan Menghardik Orang Yang Didepan Umum, Berkata Lemah Lembut.

C. Jalan Mendatar, Yaitu Tata Cara Bergaul Sesama Besar/Seusia, Baik Dipandang Karena Usia Maupun Status Sosialnya. Sikap Utama Adalah

(22)

22 Memperlihatkan Sikap Saling Menghargai, Saling Menjaga Perasaan, Jauhi Berkata Dan Bersikap Kasar.

D. Jalan Meleren, Yaitu Tata Cara Bergaul Dengan Ipar, Besan Dan Keluarga Dekat Lainnya. Pada Umumnya Tidak Diucapkan Kata – Kata Yang Langsung, Tetapi Malalui Sindiran Atau Kiasan, Bersikap Lebih Arif Dan Segan Menyegani.

2. Beberapa Sikap Yang Perlu Deperhatikan Dalam Pergaulan Antara Lain : A. Sopan Santun Makan, Memulai Makanan Supaya Didahulukan Yang Tua,

Begitu Juga Kalau Menyudahi Lebih Dahulu Maka Minta Izinlah Pada Yang Lebih Tua Atau Tuan Rumah. Sedang Makan Tidak Berbicara Yang Tidak Perlu, Tidak Menyuap Segenggam Penuh, Tapi Sejari Saja. Kalau Maka Dengan Tangan, Maka Selesai Makan Basuhlah Tangan Diatas Piring Makan, Bukan Langsung Ketempat Basuh. Mengambil Nasi Atau Sambal/Ikan Hendaklah Dengan Sendok Dan Tangan Kiri, Karena Tangan Kanan Untuk Menyuap Nasi.

B. Sopan Santun Memanggil Orang, Memanggil Orang Dengan Tangan Kiri, Tetapi Tangan Kanan, Tidak Bersorak Kepada Yang Lebih Tua, Sebaiknya Diturut Atau Dengan Kode Yang Lebih Sopan Dan Hormat.

C. Menjawab Pertanyaan Orang, Jangan Melengah, Tetapi Hadapkan Muka Kepadanya Dan Perhatikan Pembicaraannya, Jangan Lihat Matanya Lama – Lam. Kalau Berbicara Dengan Orang Yang Lebih Tua, Menekurlah Agak Sedikt.

D. Sopan Santun Duduk, Kalau Duduk Dilantai Hendaklah Bersila, Bukan Mencangkung, Jangan Bertegak Lutut Atau Bersilonjor. Kalau Duduk Di Kursi Kaki Janganlah Dinaikkan Keatas Tetapi Dijatuhkan Kebawah. Wanita Hendaklah Merapatkan Lututnya Duduk.

E. Sopan Santun Berbicara, Ajuhkan Berkata Kotor Dan Menyinggung Perasaan Orang Lain Dan Bertengkar Didepan Umum, Jangan Berteriak Atau Suara Tinggi Sehingga Memekakan Telinga Atau Terkesan Menghardik Orang Lain. Keluarkanlah Suara Seadanya Cukup Terdengar Lawan Bicara.

F. Sopan Santun Mandi, Tidak Boleh Bertelanjang, Terutama Ditempat Umum. Mandi Tidak Boleh Berdekatan Laki – Laki Dengan Perempuan, Harus Pada Tempat Yang Terpisah.

(23)

23 G. Sopan Santun Berpakaian, Harus Menutup Aurat Yaitu Bagian Tubuh Yang Dapat Merangsang Dirahi Lawan Jenis, Terutama Perempuan, Hendaklah Berpakaian Longgar Dan Tidak Transparan.

H. Harus Sopan Santun Ditempat Ramai, Haruslah Dapat Menjaga Diri, Tidak Erlebihan Dan Menarik Perhatian Orang Lain. Jangan Berbisik Berdua Didepan Teman – Teman, Jangan Tertawa Terbahak – Bahak.

3. Sumbang 12

Sumbang Artinya Janggal Atau Tidak Baik. Sumbang 12 Adalah 12 Macam Perangai Yang Janggal Atau Tidak Baik Dan Harus Dijauhi Dalam Pergaulan, Yaitu :

A. Sumbang Duduk, Wanita Sumbang Duduk Ditepi Jalan Tanpa Teman, Duduk Diatas Tangga, Berdua Dengan Ipar/Besan/Sumando Tanpa Teman Lain.

B. Sumbang Berdiri/Tegak, Seorang Diri Ditempat Sepi, Ditempat Ketinggian, Tempat Gelap Terutama Wanita.

C. Sumbang Diam, Wanita Bersama Banyak Laki – Laki Yang Bukan Famili, Bersama Bapak Tiri Tanpa Ada Teman, Anak Yang Telah Dewasa Sekamar Dengan Orang Tuanya.

D. Sumbang Berjalan, Wanita Berdua Dengan Laki – Laki Bukan Famili Dan Muhrimnya, Berjalan Sendiri Ketempat Jauh.

E. Sumbang Berkata, Berolok – Olok, Porno Yang Dapat Menerbitkan Gairah Seks, Tertawa, Terbahak – Bahak, Bergunjing.

F. Sumbang Melihat, Dengan Sudut Mata, Berpandangan Dengan Lawan Jenis Berlama – Lama, Menatap Mata Orang Yang Penuh Kebencian Dan Mengedip – Ngedip.

G. Sumbang Berpakaian, Minim, Jarang, Sempit Didepan Umum, Dekat Ipara, Besan Dan Orang Tua.

H. Sumbang Bergaul, Secara Bebas Tanpa Menghiraukan Tatakrama Setempat

I. Sumbang Bekerja, Diluar Kodrat Masing – Masing Seperti Wanita Sumbang Memanjat Pohon.

J. Sumbang Bertanya, Membuat Orang Curiga Dan Bertanya – Tanya Tak Tentu Maksud

(24)

24 K. Sumbang Menjawab, Mengundang Pertengkaran/Salah Persepsi Dan

Memancing Emosi/Amarah Orang Lain, Berlebihan.

L. Sumbang Kurenah, Seperti Berbisik – Bisik, Tertawa – Tawa, Mencibir,

Cemeeh/Suka Menyindir, Memperlihatkan Sesuatu Secara Berlebihan (Pamer), Menarik Perhatian Orang Lain.

X. UNDANG – UNDANG PERMAINAN ALAM

1. UNDANG – UNDANG LUHAK

Alam Barajo, Nagari Bapanghulu, Tagak Nan Indak Tasundak, Malenggang Nan Indak Tapampeh, Tabujua Lalu, Tabalintang Patah, Jikalau Salah Kapado Rajo Andam, Salah Kapado Panghulu Barutang, Jikalau Barameh Hiduik, Tak Barameh Mati. Iolah Dimaso Nagari Baparang, Dibadie Nan Malatuih, Galah Nan Basilang, Didarah Nan Baserak, Iolah Murik Manjalang Guru, Guru Manjalang Murik, Urang Maantaan Urang Mangaji, Samo Ado Nan Diliek Tu Sakik Atau Sehat, Tukang Kayu Atau Tukang Buni – Bunian, Dukun, Baitupun Urang Sumando Manyumando Antaro Satu Nagari Kapado Nagari Lain. Karano Kato Allah Taala Dalam Al-Qur‟an :

Artinyo “Dan Janganlah Kamu Mambuek Kebinasaan Dimuko Bumi”

Uang Nan Tagak Tak Tasundak, Malenggang Dak Tapampeh Iolah Kulik Suri Ayam Itik Diatehnyo.

2. Undang – Undang Nagari

Alam Barajo, Nagari Bapanghulu, Kampuang Batua, Adapun Tuo Disiko Iolah Urang Nan Cadiak Pandai Dan Jikalau Tuo Bangka Sekalipun. Adapun Disiko Iolah Urang Binguang Dan Jikalau Anak – Anak Sekalipun.

3. Undang – Undang Dalam Nagari

Salah Mancancang Mambari Papeh, Salah Mambunuah Mambari Diat, Diat Itu Kemudian Mati, Pampeh Itu Kemudian Sembuh, Salah Tariak Mangambalikan, Salah Makan Mamuntahkan, Manyalang Mangumbalikan, Manjapuik Maantakan, Patah Manyambuang, Sumbang Dititi, Hutang Dibayie, Piutang Ditarimo, Babatulan Basalahn, Bapatitan Manuruik Kebiasaan Nagari, Gaib Bakhalan Allah.

(25)

25 4. Undang – Undang Nan Duo Puluah

A. Salapan Larangan

1 Maliang : Maambiak Harato Urang Lain Dalam Simpanan 2 Curi : Maambiak Harato Urang Diluar Simpanan 3 Tikam : Malukoi Manusia Indak Hilang Nyao

4 Buhuah : Menghilangkan Nyao Manusia Atau Hewan

5 Sumbang : Menyertai Perempuan Janda Ditempat Yang Lengang 6 Salah : Menyertai Istri Orang Ditempat Yang Lengang

7 Dago : Hambo Rakyat Malakukan Sapanjang Bicaro Manuruik Adat Indak Dikabakan Kapado Urang Nan Diateh

8 Dagi : Penghulu Malakukan Sapanjang Bicaro Manuruik Adat Jo Pusako Dengan Tidak Mufakaik Dengan Hambo Rakyat

B. Duo Baleh Manjadi Talinyo Atau Tuduah/Cemo

1 Talalah : Tampak–Tampak Jauah Pungguangnyo Sarato Nyato Tubuahnyo

2

Takaja : Hampie – Hampie Sarato Nyato Tubuahnyo

3

Tatando : Ado Cap, Atau Bajak Ditubuahnyo

4

Tabeti : Dapek Dipegang Barang Nan Hilang Itu Kapadonyo

5

Tacancang : Luko Tubuahnyo

6

Tarageh : Tapotong Rambuiknyo Atau Badannyo

7

Tarikek : Dapek Barang Nan Hilang Dakek Rumahnyo

8

Tagungguang : Urang Hampie Tabawok Atau Hampie Lalu

9

Tatambang : Tak Ado Urang Kalua Masuak Selain Inyo

10

Taciok : Dapek Urang Tapakiak Inyo Lari

11

Tabubuik : Dapek Barang Nan Hilang Tu Pado Tangannyo Dengan Baragang – Ragang Dalam Kalam Sarato Condong Mato Urang Banyak Kapadonyo

12

(26)

26

Undang – Undang Nan Salapan Tabagi Duo :

Ampek Nan Partamo Untuak Pamarentah, Ampek Kaduo Untuak Rajo Dan Panghulu.

Undang – Undang Nan Duopuluah Tabagi Duo :

Anam Nan Partamo Jatuah Kapado Dakwa, Anam Nan Kaduo Jatuah Kapado Tuduah Mambaok Kapado Sumpah

XI. LUKISAN PADO ADAT NAN TIMBANGAN OLEH PUSAKO

A. CUPAK NAN DUO 1. CUPAK USALI

Mahukum Dengan Adil, Bakato Dinan Bana, Cabiak Pado Tampek Nan Biang, Putuih Pado Tampek Nan Gantiang, Putuih Manahan Sasah, Hitam Manahan Tapo, Tamasuak Jo Cupak Usali. Kambiang Biaso Mambebek, Kudo Biaso Mangais, Kambiang Mangoek, Jawi Biasonyo Malanguah, Murai Biaso Bakicau, Ayam Biaso Bakukuak, Panghulu Biaso Manghukum Manuruik Adat Dan Pusako, Urang Alim Biaso Manghukum Manuruik Syarak, Hulu Balang Biasonyo Maninjau Jo Manjarah. Perempuan Biaso Manyusun Kapeh Dan Marajuik Banang Dan Batanun, Urang Cadiak Biaso Banyak Tutua, Urang Banyak Biaso Banyak Bagarah, Urang Binguang Biaso Mandangakan Kato Urang Sajo Dan Biaso Pulo Mangikuik Kato Urang Saja, Adapun Cupak Usali Itu Amat Banyak, Maka, Maka Sukarlah Kita Untuk Membilang Lebih Dikiaskan (Dianalogikan Saja) Kapado Nan Lain Seperti, Tatimbun Biasonyo Dikakeh, Tabanam Biasonyo Diselami, Hilang Biaso Bacari, Hutang Biaso Dibayie, Piutang Biaso Ditarimo, Bakato Hadis Melayu : “ Urang

Silungkang Balabu Aie, Bakaranjang Mambao Kapeh Diguncang Badakuak – Dakuak, Nan Bautang Nan Akan Mambale, Nan Mancancang Nan Akan Mamapeh, Bagitu Hal Sagalo Datuak – Datuak. Cupak Usali

Juo Ialah Gantang Nan Panuah, Bungka Nan Piawai, Taraju Nan Batue, Nan Batiru Batuladan, Nan Bajanjang Naiak Batanggo Turun Nan Batakuak Nan Batabang, Nan Babarih Nan Bapahek, Jauah Nan Buliah Ditunjukkan, Hampie Nan Buliah Dikakokan.

(27)

27 2. Cupak Buatan

Pancaharian Sagalo Urang Nan Barakal Didalam Nagari Nan Pancaharian Sagalo Panghulu Tiap – Tiap Lareh Dan Luhak Dan Tiap – Tiap Nagari Dan Dusun Samo – Samo Ado Pancaharian Itu Mufakat Syarak Atau Tidak, Jikolah Dapat Pancaharian Itu Ditukiakkan Kayu, Dibuekkan Medan, Ditopangkan Batu, Dipampankan Pinang, Dipotongkan Kabau Disudahi Do‟a Jo Fatihah.

B. KATO NAN AMPEK 1. KATO PUSAKO

Adokalonyo Kato Pusako Daripado Rajo, Kato Pusako Dari Penghulu Adokalonyo Pusako Dari Pado Luhak, Ado Kalonyo Pusako Daripado Nagari, Pusako Daripado Korong Kampuang, Kato Pusako Daripado Niniak Mamakdan Moyang, Kato Pusako Daropado Ibu Dan Bapak Samo Ado Kato Pusako Itu. Kato Pusako Itu Ialah Malakkan Suatu Pado Tampeknyo, Rumah Nan Basandi Batu, Adat Nan Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Nan Masuak Kato Pusako Juo Iolah Kato Nan Dikatokan Oleh Datuak Parpatiah Nan Sabatang Dan Datuak Katumanggungan Kepada Urang Nan Tigo Luhak Yaitu 34 (Tigo Puluah Ampek) Pakaro, Mano Nan Tigo Puluah Ampek :

1) Kasiahlah Engkau Kepado Nagari 2) Kasiahlah Engkau Kepado Isi Nagari

3) Kasiahlah Engkau Kepado Sagalo Urang Kayo 4) Kasiahlah Engkau Kepado Urang Tuo – Tuo 5) Kasiahlah Engkau Kepado Sagalo Ulamo 6) Kasiahlah Engkau Kepado Urang Tukang

7) Kasiahlah Engkau Kepado Sagalo Panghulu Nan Bana Dan Bancilah Engkau Kapado Sagalo Panghulu Nan Aniayo Dan Panduto

8) Kasiahlah Engkau Kepado Urang Pandai, Pandai Babicaro, Karano Tangkai Alam Dan Nagari Namonyo

9) Kuatlah Engkau Malawan Musuah

10) Kuatlah Engkau Mancarai Balanjo Buek Nafkah Diri Dan Anak Istri Sarato Saisi Rumah

11) Kuatlah Engkau Memperbaiki Paga – Paga Kaliliang Nagari 12) Basuko – Sukoan Sasamo Islam Dalam Nagari

(28)

28 13) Tahulah Engkau Dinan Bana Nan Dinan Salah

14) Kuatlah Engkau Menyelesaikan Nan Kusuik – Kusuik Didalam Nagari 15) Janganlah Engkau Berdangki – Dangkian

16) Janganlah Kamu Hino Menghinokan Dan Buruak – Maburuakkan 17) Janganlah Kamu Bertolong – Tolongan Pada Pekerjaan Maksiat 18) Janganlah Engkau Menghasung – Hasung Berkelahi Sesama Islam. 19) Kuatlah Engkau Memberi Makan Dan Minum Isi Nagari

20) Bancilah Engkau Kapado Pekerjaan Yang Jahat – Jahat 21) Hendaklah Engkau Banyak Manaruah Harato

22) Hendaklah Engkau Manyuruah Banyak Babuek Baik 23) Hendaklah Engkau Bahati Suko Kapado Urang Banyak

24) Hendaklah Engkau Pabanyak Jago Diri Pado Lalok Dan Mampabanyak Susah Daripado Sanang

25) Hendaklah Engkau Suko Diupek Urang, Dan Suko Pulo Dipuji Urang 26) Pangasiahlah Engkau Kepado Fakir Miskin Didalam Nagari

27) Hendaklah Engkau Pandai Babicaro Dan Lagi Fasih Lidah

28) Mamakai Ilmu Supayo Dapat Membedakan Yang Haq Dan Yang Bathil

29) Kuatlah Engkau Menolak Bala Didalam Nagari 30) Kuatlah Engkau Mengikuik Allah Taala

31) Hendaklah Engkau Taguah Kapado Bariman Pado Allah 32) Jiko Ado Nan Anggan Dinanti Hinggo Namuah

33) Jiko Ado Nan Barek Dinanti Hinggo Ringan, Jiko Sampik Dinanti Lapang, Jiko Berhutang Uang Fakir Dan Miskin Dinanti Hinggo Kayo 34) Apabila Engkau Hendak Berkato – Kato Lebih Dahulu Dipikirkan,

Dalam Hati Jangan Dikeluarkan Sajo Karena Fikir Itu Pelita Hati Karena Sabda Nabi Muhammad Rosulullah Saw.

Artinya : “Dan Bermula Berfikir Itu Adalah Pelita Hati”

(29)

29 2. Kato Mufakat

Kato Nan Bacari Sekarang Itu Juo, Apobilo Hasil Pancarian Dari Sagalo Urang Nan Baraka Dalam Majelis Medan Bicaro, Maka Dizahirkan Kapado Urang Banyak Sekarang Itu Juga Dan Disudahi Sekarang Itu Juga. 3. Kato Dahulu Ditopati

Kato Yang Telah Dicarai Dalam Syarak Yang Mulia Atau Pencarian Adat Nan Piawai, Tetapi Belum Sempurna Sebanta Itu Juo, Karena Itu Dapat Diperbuat Janji Sampai Janji Itu Ditepati Saja Nan Dahulu Itu.

4. Kato Kudian Kato Bacari

Kato Nan Hampir Sudah Dapek Suatu Hajat Diperbuatkan Pula Janji Sampai Janji Itu Dicarai Pulo Hinggo Asalnyo Tarangkan Pulo Itu Undang – Undang Nan Ampek Itu, Yaitu :

1) Undang – Undang Urang Dalam Nagari 2) Undang – Undang Urang Nagari

3) Undang – Undang Luhak

4) Undang – Undang Nan Duopuluah

XII. MODAL DASAR ORANG MINANKGKABAU

Sebelum Islam Masuk Ke Minangkabau, Orang Minangkabau Berpandangan Hidup : “Alam Takambang Jadi Guru, Bumi Tabantang Tampek Diam”, Berdasarkan Alur Dan Patut. Hukum Alam Takluk Kepada Sunnatullah. Makanya Alam Minangkabau Yang Telah Diatur Melalui Adat, Adat Yang Terambil Dari Hukum Alam, Tentu Saja Dasar – Dasar Adat Minangkabau Mudah Menerima Ajaran Islam. Agar Persenyawaan Adat Dan Syarak Berlangsung Damai Dan Sukse Maka Diletakkan Empat Modal Dasr Bagi Setiap Anak Kemenakan, Yaitu : 1. Pandai Membaca Al – Qur‟an

Dimasa Kanak – Kanak Seorang Anak Harus Pandai Dan Mahir Membaca Al-Qur‟an Serta Hafal Beberapa Ayat Dan Surat „Amma. Karena Apa Yang Direkam Semasa Kanak – Kanak Tidak Akan Hilang (Terlupakan) Seumur Hidup, Dia Akan Berbekas Seperti Melukis Diatas Batu. Minimal Menginjak Masa Remaja (13 Atau 15 Tahun) Agak Satu Kali Mengkhatamkan Al-Qur‟an 30 Juz. Berarti 30 Juz Al-Qur‟an Telah Mengisi Ronga Dadanya. Jika Mereka Ingin Memperdalam Agamanya, Kuncinya Telah Dimiliki Yaitu Kemampuan Membaca Huruf Al-Qur‟an. Makanya Pandai Membaca Al-Qur‟an Mutlak

(30)

30 Dimasa Kanak – Kanak Menjelang Masa Remaja Bagi Putra – Putri Minagkabau. Untuk Meransang Dan Mendorong Anak Mampu Membaca Dan Khatam Al-Qur‟an, Diadakan Upacara Perayaan Khatam Al-Qur‟an, Bukan Saja Sebagai Kebanggaan Dan Saat Yang Sangat Berkesan Dimasa Kanak – Kanak, Juga Merupakan Peristiwa Penting Bagi Keluarga, Suku, Korong, Kampung Dan Nagari. Sehingga Bagi Setiap Anak Khatam Al-Qur‟an Menjadi Idaman Dan Bahagian Dari Kebudayaan Minangkabau Dalam Kehidupan Bernagari.

2. Pandai Sembahyang

Kemampuan Mendirikan Sembahyang (Shalat) Dijadikan Modal Kedua Dalam Menanamkan Rasa Agama Dimasa Kanak – Kanak, Bukan Saja Sembahyang Merupakan Tiang Agama Tetapi Merupakan Pembinaan Pribadi Dan Pergaulan. Dengan Sembahyang Anak Melatih Diri Dan Disiplin. Dengan Sembahyang Dia Berhubungan Dengan Yang Maha Kuasa, Dia Mengenal Jemaah Di Surau Dan Masjid, Dengan Shalat Dia Mengenal Kehidupan Surau. Pada Umur 6-7 Tahun Seorang Anak Telah Memulaimeninggalkan Rumah Orang Tuanya Dan Pergi Ke Surau Dan Masjid Dan Mulai Membentuk Kelompok Teman Sebaya, Menempatkan Posisinya Dalam Masyarakat Surau Sertamesjid Dan Nagari. Dalam Proses Si Anak Belajar Mengaji Dan Sembahyang, Pelajaran Akhlak Dan Keimanan Diajarkan Melalui Hikayat, Kaba, Cerita Para Rosul, Para Sahabat, Para Shalihin, Dll.

3. Belajar Silat

Silat Adalah Kemahiran/Kemampuan Untuk Beladiri Untuk Mempertahankan Hak Dan Kebenaran Untuk Memagar Adat Dan Syarak, Memagar Korong, Kampung Dan Nagari. Pelajaran Silat Disamping Olah Raga Dan Bela Diri Juga Merupakan Pengisi Waktu Sengganng Bagi Anak-Anak Muda, Terutama Menginjak Masa Puber, Sehingga Tenaga Yang Berlebih Bisa Disalurkan Secara Terarah Dan Bermanfaat Dalam Roh Keislaman.

4. Adat Sopan Santun

Pelajaran Dan Praktek Adat Sopan Santun Dipelajari Di Surau, Karena Hubungan Antara Anak Kemenakan Dengan Orang Tua, Mamak, Dunsanak, Ipar Besan Dan Bako Serta Hidup Ber Korong, Berkampung Serta Bernagari Dimulai Dari Surau Dan Mesjid. Di Surau Dipelajari Pepatah Petitih,

(31)

31 Pasambahan, Pidato Pantun Dan Peribahasa Melalui Dendang Dan Kaba. Sebab Budaya Minangkabau Lebih Banyak Melalui Lisan (Bahasa) Dari Pada Tulisan Dan Lukisan / Pahatan Atau Bangunan, Makanya Budaya Lisan Mudah Di Hafal Melalui Dendang.

XIII. FUNGSI AMPEK JINIH

1. PENGHULU / NINIK MAMAK

Kayu Gadang Ditangah Koto; Urek Tampek Baselo, Batang Tampek Basanda Dan Dahan Tampek Bagantuang, Daun Tampek Balinduang Kapanasan, Tampek Bataduah Kahujanan, Ka Pai Tampek Batanyo, Ka Pulang Tampek Mangadu.

2. Alim Ulama / Malin

Suluah Bendang Dalam Kampuang Dan Nagari, Palito Nan Tak Padam, Camin Nan Tak Kabue, Nan Tahu Halal Jo Haram, Sunat Jo Fardhu Sarato Syah Jo Batha.

3. Cadiak Pandai (Manti)

Urang Nan Arif Bijaksana, Mangarati Barek Jo Ringan, Manimbang Buruak Jo Bayiak, Tahu Ereng Jo Gendeng, Lubuak Aka Lantan Budi.

4. Urangmudo / Dubalang

Urang Nan Capek Kaki Ringan Tangan, Pamaga Kampuang Jo Nagari, Kalau Pandai Manjago Urang Mudo, Tapaga Kampuang Jo Nagari, Kalau Tak Pandai Manjago Nagari, Mungkin Paga Makan Tanaman.

XIV. PERANAN ULAMA

1. Ulama

Kedudukan Ulama Berada Di Nagari Bertanggung Jawab Terhadap Pembinaan Syarak Kepada Anak Nagari Melalui Suku, Di Bidang Syarak Penanggung Jawabnya Pada Setiap Suku Adalah Labai Atau Malin.

2. Labai / Malin

Labai Berkedudukan Dalam Suku Bertugas Dan Bertanggung Jawab Terhadap Pelaksanaan Syarak Dalam Suku. Surau Sebagai Lembaga Pendidikan Formal Dalam Suku Sangat Efektif Dan Merata Bagi Pembinaan Syarak Terhadap Anak Kemenakan, Sebelum Adanya Sekolah Atau Madrasah Serta Tpa Dan

(32)

32 Lain-Lain. Setelah Adanya Madrasah, Tpa Dan Tpsa Dan Sekolah Setelah Kemerdekaan, Semestinya Funfsi Surau Bisa Lebih Melebar Dan Lebih Intensif Dalam Pembinaan Keagamaan Anak Kemenakan. Makanya Kembali Ke Surau Dan Kembali Ke Hidup Bernagari Perlu Di Tata Kembali Agar Fungsi Surau Berjalan Dalam Masyarakat.

XV. TANTANGAN KE DEPAN

Untuk Melaksanakan Otonomi Daerah, Kita Akan Berhadapan Dengan:

1. Masalah Pemantapan Agama Dan Adat Serta Peranannya Bagi Hidup Dan Kehidupan Anak Kemenakan (Katakanlah Sdm Di Masa Depan) Dengan Memfungsikan Surau.

2. Kemajuan Ilmu Dan Teknologi Serta Interaksi Pengaruh Budaya Antara Bangsa

3. Masalah Etos Kerja, Disiplin Dan Kejujuran

4. Masalah Kualitan\S Produksi Dan Persaingan Bebas 5. Pemanfaatan Lahan Yang Di Tinggalkan Perantau 6. Pemanfaatan Tanah Ulayat

7. Penentuan Komoditi Jual

8. Pengaturan Zakat, Infak Dan Shadaqah

9. Peranan Perantau Dan Pembangunan Ekonomi

XVI. TAHAP PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN ANAK KEMENAKAN (SDM)

Keluarga Di Minangkabau Dalam Upaya Mendidik Dan Membina Anak Kemenakan Melalui Enam Tahap:

1. Setiap Anak Yang Lahir Dari Rahim Ibunya (Diazankan)

2. Setelah Berumur Satu Minggu Keatas, Diaqiqahkan, Diberi Nama, Dicukur Rambut, Turun Mandi Dan Disunat Masalkan (Khitan)

3. Belajar Mengaji Al-Qur‟an Dan Sembahyang (Shalat), Bersilat Serta Adat Sopan Santun, Petatah Petitih Untuk Memahami Adat Dan Syarak Tempatnya Disurau.

4. Baraja Kasawah Jo Kaladang, Manggaleh Jo Batukang, Kalau Dapek Jadi Tuanku Elok Bana (Punya Profesi, Terampil Dan Lapangan Kerja)

5. Menginjak Pintu Perkawinan, Memikul Tanggung Jawab Hidup Dan Masa Depan Berfungsi Ganda Sebagai Ayah Dan Mamak, Bagi Ibu Berfungsi Sebagai Guru Dan Bundo

(33)

33 6. Meninggal Dunia Yaitu Hidup Nan Bakarajuik (Bekerja) Mati Nan

Bakajian/Dido‟akan

Jadi Tahap Didikan Oleh Orang Tua (Ayah Dan Ibu) Dan Bimbingan Oleh Mamak Bertumpu Dan Bertolak Kepada Keenam Tahapan Tersebut.

XVII. PERANAN KERAPATAN ADAT NAGARI (KAN)

Kerapatan Adat Nagari (Kan) Sebagai Instutusi Kelembagaan Adat Istiadat Di Dalam Pemerintahan Nagari Sebagai Mewakili Suku Sangat Berperan Dalam Menentukan Dan Memberi Arah Serta Penerapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Dengan Kata Lain, Syarak Mangato, Adat Mamakai. Makanya Kelembagaan Kan Yang Mewakili Ampek Jinih Dalam Suku Sangat Berwenang Membuat Aturan Atau Tatalaksana Penerapan Adat Istiadat Melalui Suku Masing – Masing Dalam Nagari Atau Bagi Anak Kemenakan. Sehingga Sosialisasi Adat Istiadat Berjalan Secara Intensif Dan Merata Bagi Anak Kemenakan Atau Masyarakat. Bahkan Kan Bisa Berinisiatif Untuk Terwujudnya Suatu Peraturan Nagari (Pernag) Disertai Sanksi Adat Atau Pidana. Umpanya Pernag Tentang Pelaksanaan Fungsi Surau Yang Empat Yaitu : Pandai Mengaji, Pandai Sembahyang, Belajar Silat, Dan Budi Pekerti. Begitupun Pernag Mengenai Perjudian, Minuman Keras, Narkoba Serta Pertunjukan – Pertunjukan Yang Merangsang Hawa Nafsu Seperti : Organ Tunggal Atau Musik Yang Dipesan/Pertunjukan Dalam Perhelatan Keluarga Atau Nagari Dibuat Pernagnya (Peraturan Nagari) Bahwa Setiap Penyanyi/Pemain Wanita Harus Berpakaian Sopan Sesuai Tuntunan Agama Dan Adat, Umpanya Berbaju Kurung Dan Berelendang.

Dengan Adanya Peraturan Nagari (Pernag) Anak Kemenkakan Yang Berada Dijorong, Rumah Dan Nagari Akan Mematuhinya. Untuk Itu Perlu Ada Sangsi Baik Berupa Denda Ataupun Sangsi Sosial/Adat.

Kuatnya Peranan Kan Disamping Mewakili Suku Juga Diperkokoh Oleh : 1. Dewan Pertimbangan Yang Terdiri Dari 9 Orang Yaitu :

A. Pucuk Adat Atau Penghulu Pucuk Suku B. Tokoh Utama

C. Cerdik Pandai D. Bundo Kanduang

(34)

34 2. Dewan Penyantun

3. Pucuk Ialah Wali Nagari

Berarti Kan Cukup Representif Untuk Melestarikan Adat Istiadat Bagi Anak Kemenakan Bersama Pemerintahan Nagari

XVIII. TANTANGAN KEDEPAN

1. Masalah Pemantapan Dan Aktualisasi : Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah Bagi Hidup Dan Kehidupan Anak Kemenakan (Sdm Masa Depan) Dengan Memfungsikan Surau Dan Sekolah/Madrasah.

2. Dampak Globalisasi Dengan Kemajuan Ilmu Teknologi Sangat Mempengaruhi Dalam Interaksi Budaya Antar Bangsa. Apalagi Jika Daya Tahan Individu Dan Masyarakat Bangsa Goyah Dan Lemah Terutama Rasa Ke Agama Dan Adat (Kultur) Sebagai Jati Diri Bangsa Itu Sendiri.

3. Masalah Etos Kerja, Disiplin Dan Kejujuran 4. Masalah Kwalitas Produk Dan Persaingan Bebas 5. Pemanfaatan Lahan Yang Ditinggal Perantau 6. Pemanfaatan Tanah Ulayat

7. Penentuan Komoditi Jual

8. Pengaturan Zakat, Wakaf, Infak Dan Sadakah Yang Produktif Dan Bukan Konsumtif

9. Peran Perantau Dan Pembangunan Ekonomi “Adat”

(Aturan, Diri, Akhlak, Tuntunannyo)

Kita Tidak Memandang/Memperlakukan Orang Lain Lebih Rendah Dari Pada Kita, Bimbingan Kaidah Adat Ialah : Nan Tuo Dimuliakan, Nan Gadang Di Hormati, Nan Ketek Disayangi, Samo Gadang Lawan Baiyo.

Adat Ialah : Suatu Lukisan Yang Tergambar Dalam Hati Manusia Sebagai Kekembangan Budi Dan Daya Yang Diperoleh Akal Dan Ilmu Didalam Bari, Alur Dan Patut Nan Manjadikan Limbago Tempat Tumbuh.

(35)

35 1. Budi : Ialah Sikap Tingkah Laku Yang Lahir Dari Alam Azal Halus Tidak

Bersisih, Putih Tidak Berkumal.

2. Akal : Ialah Perjalanan Kata Hati Melalui Pertimbangan Hati Menuju Kebenaran Panjang Indak Mangobek, Singkek Indak Mambunuah.

3. Ilmu : Ialah Kafiat Yang Tetap Bagi Hati Dan Perjalanan Ilmu, Ialah Sebagaimana Yang Diketahui Pada Adya Maka Ianya Akan Terbagi Kepada Ilmu Yang Dipahamkan Dan Ilmu Yang Diperangaikan

4. Alur : Ialah Bari Yang Lurus Dan Bertantangan Menjadi Awal Pada Suatu Yang Baik

5. Patut: Ialah Manakat Yang Lebih Kuat Datang Dari Petunjuk Gaib Meliputi Budi Halus Yang Dijalankan Oleh Ilmu Dan Akal

Wewenang Kepemimpinan Adat Dalam Mengemban Pengayoman Adat Berbunyi : “Kamanakan Barajo Kamamak, Mamak Barajo Ka Panghulu, Penghulu Barajo Ka Mufakat, Mufakat Barajo Ka Alur Patut, Alur Patut Barajo Kepada Yang Benar/Bana, Bana/Benar Berdiri Sendirinya.

Tupoksi (Tugas Pokok, Fungsi, Wewenang Dan Tanggung Jawab) Penghulu/Ninik Mamak

1. Penghulu

Yang Memegang Hukum Putuih, Biang Cabiak, Bagi Anak Kemenakan Yang Sapayuang Sasuku Atau Menjadi Anggota Maupun Pmpinan Kerapatan Adat Nagari Sesuai Dengan Anggo Tanggo Adatnyo.

2. Monti

Pembantu Penghulu Yang Bertugas Membina Dan Menyelesaikan Hal – Hal Yang Berkaitan Dengan Kehidupan Sehari – Hari Anak Kemenakan Silang Selisih Ataupun Sengketa Sako Dan Pusako Dalam Suku Dan Kaumnya, Yang Cerdik Cendikiawan, Kata Yang Akan Menjawab, Gayuang Yang Akan Menyambut, Monti Disebut Dengan Cahayo Nagari Ujuang Jari Sambuang Lida Penghulu. 3. Malin

Pembantu Penghulu Yang Bertugas Membina Syarak Menyelesaikan Segala Hal Ikhwal Yang Menyangkut Dengan Syarak, Suluah Bendang Dalam Nagari,

(36)

36 Memegang Kita Kitabullah, Tahu Dengan Nahu Dan Syaraf, Tahu Dengan Hadis Sunah Nabi Dan Berdalil Bermakna

4. Dubalang

Pembantu Penghulu Yang Berugas Menjadi Parik Paga Dalam Nagari Parik Nan Dalam Paga Nan Kokoh, Benteng Pertahanan Dalam Nagari, Kok Tibo Parang Jo Cabua, Dubalang Dipintu Mati Menanggulangi Bencana Alam Dan Hura Hara Di Nagari

5. Orang Tuo Kampuang

Sebagai Penasehat Untuk Semua Masalah Dinagari, Urang Tuo Tidak Ikut Memerintah Namun Ianya Kok Poi Tampek Batanyo Pulang Bake Babarito, Mintak Pertimbangan Oleh Orang Ompek Jinih.

Adat 4 (Empat) :

1. Adat Nan Sabana Adat :

Aturan Pokok Dan Falsafah Yang Mendasari Kehidupan Masyarakat Pendukung Adat, Yang Berlaku Turun Temurun, Tidak Terpengaruh Oleh Tempat, Waktu Dan Keadaan, Tidak Lakang Dek Paneh, Dan Tidak Lapuak Oleh Hujan, Kadar Sifat Alam Yang Melekat Padanya.

Contoh :

a. Garis Keturunan Menurut Garis Keturunan Ibu Yang Lazim Disebut Sistem Matrilinial

b. Kedudukan Harta Pusaka Tinggi, Tanah Ulayat Yang Turun Temurun Menurut Garis Keturunan Ibu/Matrilinial Yang Menjadi Milik Bersama Tidak Boleh Diperjual Belikan

c. Perkawinan Dengan Pihak Luar Suku Yang Lazim Disebut Exsogami, Suami Bertempat Tinggal Di Lingkungan Kerabat Istri Mertua

2. Adat Nan Diadatkan:

Hasil Dari Kebulatan Mufakat Pemimpin Adat Merubahnya Harus Dengan Mufakat Bulat, Keputusan Mufakat Yang Dikalikan Dalam, Digantungkan Tinggi

3. Adat Nan Taradat :

Kebiasaan Baik Yang Disepakati Bersama, Tiru Meniru, Teladan Dan Meneladani, Dalam Masyarakat Yang Boleh Ditambah Dan Dikurangi Ataupun Ditinggalkan, Selama Tidak Menyalahi Alur Dan Patut, Raso Pareso

(37)

37 Serta Anggo Tanggo Dan Harus Diambil Dengan Kata Mufakat. Adat Nan Taradat Ini Menyangkut Aturan Tingkah Laku Dan Kebiasaan Masyarakat Sehari – Hari Seperti Tata Cara Berpakaian

4. Adat Istiadat :

Aneka Kelaziman Dalam Suatu Nagari Berkaitan Dan Menyangkut Pengajuan Tahan/Melestarikan Seni Budaya Anak Nagari.

Mengganti Penghulu Ada 4 Cara : 1. Iduik Bakarilahan

Bila Seorang Penghulu Tidak Mampu Lagi, Menjalankan Pimpinan Kaum/Suku, Bukik La Tinggi Lurah La Dalam

2. Mati Batungkek Bodi

Wafat Atau Pun Meninggal Seorang Penghulu Sako Gelarnya Di Himbaukan Di Tanah Sira/Kuburan

3. Mangambang Nan Balipek

Pada Waktu Wafat/Meninggal Seorang Penghulu Tidak Terdapat Kata Sepakat Diantara Nan Satali Dara (Waris Nasab)

4. Mambangkik Batang Tarandam

Pada Waktu Wafat/Meninggal Seorang Penghulu Tidak Ada Waris Nan Satali Dara (Waris Nasab)

Istiadat Menambah Penghulu Ada 4 1. Gadang Manyimpang

Bila Anak Kamanakan Telah Berkembang

2. Menggunting Siba Baju

Bagi Anak Kemenakan Yang Hinggap Ancajam Batang, Tabang Basitumpu/Manumpu Dahan.

3. Baju Sahalai Dibagi Duo

Yaitu Dipakai Oleh Yang Setali Darah Atau Waris Nasab

4. Bungo Bakarang

Anak Kamanakan/Kaum Yang Menyanda Ke Mamak/Kepada Mamak Kesebuah Kaum.

(38)

38 Tambo Adat : Adapun Yang Bernama Penghulu Itu Barang Siapa Yang Memerintahkan Akan Kaumnya Lagi Memerintahkan Ke Akhirat, Itulah Penghulu Yang Sebenarnya.

Penghulu Terdiri 4 (Empat) : 1. Penghulu, 2. Pengalah, 3. Pengeluh, 4. Pengalar

1 Penghulu : Yang Sebenar – Benarnya Memerintahkan Kaumnya Pada Dunia Dan Akhirat, Seperti Nabi Muhammad Saw Sekalian Kelakuannya Kasih Dan Sayang Kepada Umatnya

2

Pengalah : Jikalau Benar Sekali Pun, Disalihahnya Juga Karena Pengalahnya

3

Pengeluh : Mengikut Kata Orang Saja Yang Pengalar Tidak Takut Ia Akan Menyalahi Janji Sama Allah Swt Atau Agama Islam, Itulah Penghulu Pengalar Namanya

Sifat Penghulu :

1 Sidik Jujur / Benar Tidak Merobah Dari Yang Betul Kepada Yang Salah

2 Tabligh Menyampaikan Hukum Syarak Kepada

Segala/Semua Rakyat/Masyarakat

3 Amanah Kepercayaan Tidak Menyembunyikan Hukum Syarak Kepada Yang Sepatutnya

4 Fatonah Kesempurnaan Cerdik/Cerdas Memelihara Harta Dan Agama (Sifat – Sifat Nabi Muhammad Saw “Selaras Perkataan Dengan Perbuatan” )

5 Baiak Zatnyo Keturunan Dara Yang Baik, Sudah Dewasa

6 Adil Menempatkan Sesuatu Pada Tempatnya,

Mangati/Menimbang Samo Barek, Tibo Dimato Indak Dipiciangkan, Tibo Diparuik Indak Dikampihkan, Tibo Didado Indak Dibusuangkan

7 Arif Dan

Bijaksano

Tahu Dibiang Kato Sampai, Tahu Di Tunggu Kan Manaruang, Takilek Ikan Dalam Aie, La Tantu

(39)

39 Jantan Batinonyo

8 Pemurah,

Murah Jo Maha Ditampeknyo

Murah Pado Nasehat, Murah Pado Nasehat, Murah Pada Melarang Mudorat

Filosofi Adat Minangkabau :

Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adat Mamakai, Alam Takambang Jadi Guru (Syarak Diamalkan, Adat Dilaksanakan).

Togak Indak Bapaliang, Duduak Indak Bakisa, Satapak Indak Baranjak, Sajari Indak Baralieh, Tabuju Lalu Tabalintang Patah.

Barang Siapa Yang Mengingkari Ikrar Yang Demikian, Pai Indak Barago Disuruah, Kalua Indak Barago Bahalau, , Tinggakan Rumah Tinggakan Kampuang, Carilah Bumi Tampek Diam, Carilah Alam Tampek Iduik, Tidak Banamo Lagi Masyarakat Hukum Adat Minangkabau.

Syarak Yang Mangato Aqimusholata Wa‟atuzzakata

Tegakkan Sholat Dan Tunaikan Zakat Wamaanu Wa‟amilu Ussolihati

Beriman Dan Beramal Dengan Ilmu

Adat Nan Dipakai :

Tengganglah Raso, Lakukan Periksa, Gunakan Etika, Pakailah Logika, Miliki Imtaq (Iman Dan Taqwa), Raihlah Iptek (Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi), Kerajakan Zikir, Fungsikan Fikiran.

Tali Tigo Sapilin Tungku Tigo Sajarangan 1. Niniak Mamak Wadahnyo Adat/Hukum Adat

2. Alim Ulama Wadahnyo Yaitu Agama Islam, Al-Qur‟an Dan Hadis

3. Cadiak Pandai Wadahnyo Ilmu, Peraturan Perundang – Undangan Hukum Yang Berlaku

(40)

40 Tupoksi (Tugas Pokok, Fungsi, Wewenang Dan Tanggung Jawab) Tali Tigo Sapilin Tungku Tigo Sajarangan

1. Niniak Mamak

Nan Gadang Basa Batuah Nan Dianjuang Tinggi, Mambalah Maampalau, Mamapek Mandatakan, Mamacik Naraco Adie/Adil, Mamagang Bungka Nan Piawai

2. Cadiak Pandai

Nan Cadiak Biopori Tahu Jo Ereng Jo Gendeng, Tau Jo Caka Jo Kaik, Pandai Manarah Manalakang, Pandai Marapek Dalam Aie, Mambuhu Indak Mambuku, Mauleh Indak Mangasan.

3. Alim Ulama

Suluah Bendang Dalam Nagari, Palito Nan Tak Amua Padam, Duduaknyo Bacamin Kitab Tagaknyo Nan Rintang Jo Pituah.

Dalam Kehidupan Orang Minang Adalah Kebersamaan Dalam Kelompok, Segala Urusan Individu (Perorangan) Menjadi Tanggung Jawab Kelompok, Orang Minang Tidak Mengenal Kebiasaan Mutlak Kehiduoan Pribadi.

Konsep Kepemimpinan Tali Tigo Sapilin Tungku Tigo Sajarangan.

Bahwa Seseorang Pemimpin Adat Atau Pemimpin Masayarakat Minangkabau, Haruslah Punya Karakteristik Kepribadian Yang Utuh, Ia Adalah Orang Yang Bertaqwa Kepada Allah Swt Tuhan Yang Maha Esa Dan Dalam Kehidupannya Sehari – Hari Taat Melaksanakan Perintah Agama Berdasarkan Al-Qur‟an Dan Hadis. Dalam Dirinya Tercermin Budi Luhur Sebagai Seorang Penghulu (Datuk) Sehingga Tingkah Lakunya Itu Membuatnya Seorang Yang Dihargai, Dihormati, Disegani, Dianjung Tinggi Diambang Gadang.

Pada Waktu Yang Sama Ia Adalah Cendikiawan Orang Yang Berilmu Pengetahuan Keduniaan, Pengetahuan Adat, Tetapi Tahu Pula Tentang Ilmu Keakhiratan.

(41)

41 Dengan Kata Lain Sesungguhnya Pada Satu Diri Terdapat Tiga Unsur Tersebut (Ninik Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai).

Kepemimpinan Tali Tigo Sapilin Tungku Tigo Sajarangan Adalah Kepemimpinan Bersama Dalam Sebuah Masyarakat Yang Terdiri Dari Ninik Mamak, Alim Ulama Dan Cadiak Pandai.

Cadiak Pandai

Cadiak : Berhubungan Erat Dengan Akal Pikiran Atau Kecerdasan Otak. Pandai : Berhubungan Erat Dengan Keahlian Profesional Atau Keterampilan Seseorang.

Bundo Kanduang

Sama Dengan Bundo : Ibu, Kanduang = Sejati, Jadi Ibu Yang Sejati.

Bundo Kanduang Merupakan Sebuah Simbol Dari Sistem Matrilinial (Masyarakat Minangkabau Mengikuti Keturunan Menurut Garis Ibu).

Bundo Kanduang = Ibu Sejati Yang Berfungsi Melanjutkan Keturunan Suatu Kaum Bila Anak Laki – Laki Adalah Calon Penghulu Bagi Kaumnya Dan Mamak Bagi Kemenakannya. Bila Dilahirkan Anak Perempuan Merupakan Calon Bundo Kanduang Berikutnya Atau Mandeh (Perempuan Yang Dituakan Oleh Kaumnya).

Bundo Kanduang

Limpapeh Rumah Nan Gadang, Sumarak Dalam Kampuang, Hiasan Dalam Nagari, Kok Hiduik Tampek Banasa, Kok Mati Tampek Baniat, Kaundang – Undang Ka Madinah, Ka Payuang Panji Ka Sarugo, Cahayo Rumah Salendang Dunia.

Perangkat Ninik Mamak Penghulu Pucuk : 1 Penghulu Suku : 4 Penghulu Andiko : 8 Manti : 12 Malin : 12 Dubalang : 12 Jumlah 49

Tungganai Rumah Adat : 92

Suku : 4

Kampuang : 12

(42)

42 TUO KAMPUANG, BUNDO KANDUANG, TUNGGANAI RUMAH ADAT

JINI NAN AMPEK : 1. IMAM, 2. KHATIB, 3. BILAL, 4. KADHI

DAFTAR ORANG EMPAT JINIH (DATUK EMPAT SUKU) DALAM KENAGARIAN LUBUK JANTAN

NO GELAR JABATAN SUKU KAMPUANG

1 DT SIMARAJO PENGHULU PUCUAK

MANDAHILING BUAH PARAWE 2 DT BIJO PENGHULU ANDIKO MANDAHILING BUAH PARAWE 3 ANGKU TUAN TUAH MALIN MANDAHILING BUAH PARAWE 4 PANJI ALAM MANTI MANDAHILING BUAH PARAWE 5 RAJO DUBALANG DUBALANG MANDAHILING BUAH PARAWE 6 DATUAK MANGKUTO PENGHULU SUKU MANDAHILING SUMPUR DAREK 7 ANGKU BGD MALANO MALIN MANDAHILING SUMPUR DAREK 8 PAKIAH MARAJO MANTI MANDAHILING SUMPUR DAREK 9 SANGKAR BILANGAN DUBALANG MANDAHILING SUMPUR DAREK 10 DT PADUKO RAJO PENGHULU ANDIKO MANDAHILING PADANG LAWAS 11 ANGKU BANDARO MALIN MANDAHILING PADANG LAWAS 12 KHATIB RAJO MANTI MANDAHILING PADANG LAWAS 13 TANTANG HARI DUBALANG MANDAHILING PADANG LAWAS 14 DT BIJAYO PENGHULU SUKU CANIAGO SEBERANG PARIT 15 ANGKU STN AHMAD MALIN CANIAGO SEBERANG PARIT 16 KHATIB MARAJO MANTI CANIAGO SEBERANG PARIT 17 MANGKUTO LABIAH DUBALANG CANIAGO SEBERANG PARIT 18 DT SINARO PENGHULU ANDIKO CANIAGO TEBING BUNGO 19 A. RAJO MANGKUDUN MALIN CANIAGO TEBING BUNGO 20 PETO SINARO MANTI CANIAGO TEBING BUNGO 21 BAGINDO ALI DUBALANG CANIAGO TEBING BUNGO 22 DT PADUKO SINARO PENGHULU ANDIKO CANIAGO TOPI BALAI 23 ANGKU TUNARO MALIN CANIAGO TOPI BALAI 24 BAGINDO SINARO MANTI CANIAGO TOPI BALAI 25 TAMPONO DUBALANG CANIAGO TOPI BALAI 26 DT RAJO PENGHULU PENGHULU SUKU MELAYU TJ. AMBACANG 27 A. MAKUDUN SATI MALIN MELAYU TJ. AMBACANG 28 BINJAI SATI MANTI MELAYU TJ. AMBACANG 29 MANTARI SUTAN DUBALANG MELAYU TJ. AMBACANG 30 DT PENGHULU BESAR PENGHULU ANDIKO MELAYU MELAYU TENGAH

Referensi

Dokumen terkait