NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Koreksi atas indeks yang terjadi di akhir pekan lalu, terindikasi secara teknikal IHSG terkonfirmasi negatif. Sinyal tersebut terindikasi dari leading indikator baik dari Indikator MACD maupun Stochastic. Dari lagging indikator, setelah IHSG breakout dibawah garis MA5, IHSG akan menguji MA20 di posisi
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4733.149 +74.826 4,094.08 5,174.59
LQ-45 828.176 +16.883 1,477.86 4,096.80
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI rate) akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi maupun peningkatan konsumsi masyarakat namun besaran pertumbuhan tersebut baru bisa dilihat dalam enam bulan ke depan. BPS mengatakan, penurunan BI rate akan menurunkan bunga pinjaman sehingga berdampak postif bagi pengusaha untuk menekan cost production secara jangka menengah dan jangka panjang terhadap ongkos produksi. BPS menambahkan, produktivitas pengusaha akan kembali bergairah dengan diberikannya fasilitas bunga murah. Sehingga, peusahaan dapat meningkatkan value added yang nantinya berujung pada peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Selain itu, penurunan BI rate yang ditetapkan mencapai 7% juga akan mempengaruhi peningkatan konsumsi masyarakat dimana perusahaan yang mampu menekan ongkos produksi tentunya dapat meningkatkan keuntungan. Di samping itu, harga minyak terus turun pasca data persediaan minyak mentah AS yang menunjukkan peningkatan dan semakin mempertahankan pasokan tingkat tertinggi lebih dalam delapan dekade terakhir. Sebelumnya, cadangan minyak AS meningkat untuk minggu kedua menjadi 507,6 juta barel, terbesar sejak 1930, menurut laporan Energy Information Administration. Menteri Energi Meksiko mengatakan pada pertemuannya di Houston bahwa harga tidak akan pulih sampai semester kedua di awal tahun depan dan memperkirakan bahwa pasar kelebihan pasokan sekitar 2 juta barel per hari. Di tambah lagi, posisi yuan merosot lagi setelah People's Bank of China (PBOC) memangkas fixing rate yuan di perdagangan hari ini (24/2). Seperti dikutip dari Bloomberg, valuasi yuan sudah menurun memasuki hari keempat yang terjadi setelah PBOC memotong suku bunga acuannya sebanyak 0,04% di level 6,5302 atau terendah dalam tiga tahun terakhir. Padahal pada Selasa (23/2) telah dipangkas sebesar 0,17% dan pada hari Selasa (23/2) capital outflow pun terjadi secara signifikan dan beruntun di pasar keuangan China. Tercatat outflow sudah berlangsung selama tujuh bulan beruntun hingga Januari 2016 lalu. Berdasarkan laporan bank-bank di China, outflow tercatat sebesar 454,8 miliar yuan atau setara US$ 70 miliar selama Januari 2016. Perdagangan IHSG pada pekan lalu ditutup naik 74.83 poin (1.6%) di level 4.733,15.
Kenaikan harga minyak berlanjut karena Rusia mengatakan pembicaraan dengan Iran berlanjut sebelum rencana pertemuan produsen minyak pada bulan depan guna mengusulkan pembekuan output minyak di tengah melimpahnya minyak di pasar global. Sedang Irak mengatakan kesepakatan itu bergantung pada dukungan terpadu produsen lainnya. Rusia dan OPEC, seperti Arab Saudi, Venezuela dan Qatar, pada pekan lalu mengumumkan kesepakatan awal untuk mempertahankan produksi seperti yang dilakukan pada Januari asalkan produsen-produsen utama lainnya mengikuti. Sementara itu dalam pertemuan G20 di Cina, Gubernur People’s Bank of China (PboC), Zhou Xiaochuan, mengatakan bahwa PboC masih memiliki ruang kebijakan moneter dan beberapa instrumen kebijakan untuk mengatasi kemungkinan risiko downside, sehingga tidak perlu melakukan depresiasi Yuan. Cina melihat ruang pelonggaran moneter dalam membangun ekonomi global. PboC mendefinisikan kebijakan saat ini sebagai ”prudent with a slight easing bias”. Pada pertemuan 26-27 Februari, G20 berjanji untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi dan menghindari devaluasi. IMF telah menyerukan program stimulus terkoordinasi guna menghentikan perlambatan global berubah menjadi sesuatu yang lebih buruk. Menteri Keuangan RI ingin komitmen negara G20 terkait pembagian data pajak dan transaksi keuangan secara otomatis. Kerja sama itu akan mendukung penerimaan pajak dan kebijakan tax amnesty. Indonesia juga ingin ada komitmen global dalam pembiayaan infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Terkait penundaan pembahasan RUU tax amnesty hingga masa reses DPR berakhir pada April 2016, pemerintah mengisyaratkan akan mengajukan RAPBN-P 2016 tanpa memperhitungkan penerimaan dari skema pengampunan pajak. Sementara itu Bank Indonesia mengindikasikan ruang penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) masih terbuka. Penurunan GWM primer itu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi risiko likuiditas perbankan yang ketat. Katalis positif tersebut menjadi dasar bagi berlanjutnya apresiasi di bursa saham pekan ini. Namun bursa Wall Street yang melemah pada Jumat lalu bisa menekan katalis positif itu. Departemen Perdagangan AS merevisi naik PDB kuartal IV ke 1% YoY dari estimasi sebelumnya 0,7%. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa The Fed bisa menaikkan suku bunga lebih cepat, meski harus mempertimbangkan kondisi dari ekonomi global.
WEEKLY REPORT
29 Februari 2016
• Laba ADHI tahun 2015FY naik 40,9% YoY, pendapatan naik 8,5% • WSKT siap jadi investor tol Cilincing-Cibitung
• Produksi karet LSIP tahun 2015 turun 11,11% • Merger dengan Lafarge, kapasitas SMCB naik • ASII fokus intrastruktur & logistik
• ARTI terus perkuat bisnis properti
• UNTR akan fokus pada sektor konstruksi & infrastruktur • HERO membukukan kerugian pada 2015
• AMRT cabang Bali targetkan buka 9 outlet untuk waralaba • AISA jajaki emisi obligasi Rp 1,3 triliun
• AISA akan memulai pembangunan Capri Sun • PICO tambah line mesin baru
• EXCL tunjuk Ericsson untuk transformasi jaringan
• ITMG, MEDC, BTPN, SGRO, PLIN berencana untuk buyback • PLIN siapkan Rp 702,9 miliar untuk buyback saham • Pendapatan anak usaha LPKR, LMIRT, tahun 2015 naik 26% • Anak usaha LPKR, akan terbitkan DIRE
• Mall PPRO beroperasi pada 2017 • BKSL gandeng Group 70
• Infrastruktur masih jadi tumpuan BBNI
• BBNI fokus salurkan kredit di sektor infrastruktur di tahun 2016 • MAYA siap rights issue Rp1 triliun
• BDMN pasang target Rp9 triliun • BBTN targetkan gandeng 25 BUMN
Support Level 4704/4675/4659
Resistance Level 4749/4765/4794
Major Trend Down
29 February 2016
29 February 2016
Adhi Karya (ADHI) membukukan kenaikan laba bersih tahun 2015 sebesar 40,9% menjadi Rp 463,68 miliar dari Rp 329,07 miliar pada tahun 2014. Pendapatan naik 8,5% menjadi Rp 9,38 triliun pada tahun 2015 dari Rp 8,65 triliun. Laba tahun berjalan mencapai Rp 465,02 miliar atau naik 40,21% dari sebelumnya Rp 331,66 miliar. Laba per saham dasar naik 11,02% menjadi Rp 202,83 dari sebelumnya Rp 182,69.
Waskita Karya (WSKT) melalui anak usahanya, Waskita Toll Road, siap menjadi investor di MTD CTP Expressway, badan usaha jalan tol (BUJT) tol Cilincing-Cibitung, dengan menggandeng Akses Pelabuhan Indonesia (API), anak usaha Pelindo II.
Astra International (ASII) menganggarkan belanja modal bagi lini bisnis infrastruktur, logistik dan lainnya mencapai Rp5,3 triliun. Alokasi capital expenditures konsolidasi yang mencapai Rp13,6 triliun. Pendanaan capex akan berasal dari kas internal perusahaan. Bisnis infrastruktur, logistic dan lainnya menjadi yang terbesar sejumlah Rp5,3 triliun. Perusahaan menilai sektor infrastruktur tahun ini akan lebih baik seiring kondisi ekonomi yang mulai naik. Sementara untuk lini otomotif, tahun ini dianggarkan sebesar Rp2,5-2,7 triliun, agribisnis sebesar Rp2 triliun dan sisanya untuk lini bisnis jasa keuangan dan teknologi informasi.
Vale Indonesia (INCO) membukukan penurunan laba bersih tahun 2015 hingga Rp 1,67 triliun atau 70,6% pada 2015 menjadi USD 50,5 juta dari USD 172,3 juta di tahun 2014. Penurunan laba terjadi akibat koreksi harga jual nikel sepanjang tahun 2015. Namun volume produksi tahunan mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah sebesar 81.177 metrik ton. Produksi nikel dalam matte INCO pada kuartal IV 2015 sekitar 8% lebih tinggi dibandingkan volume produksi pada kuartal IV 2014. Namun dengan turunnya harga jual rata-rata 2015 sebesar 27% dibandingkan 2014 karena harga nikel yang lebih rendah, maka pendapatan tahun 2015 juga turun 24% YoY. Volume penjualan pada 2015 meningkat sebesar 4% YoY dan 12% lebih tinggi dari kuartal IV tahun sebelumnya.
Ratu Prabu Energi (ARTI) kini mendominasi proyek-proyek properti di kawasan TB Simatupang, Jakarta. Perseroan akan terus memperkuat bisnis properti karena prospeknya yang relatif baik. Kontribusi sektor properti terhadap bisnis perseroan kini mencapai 35%. Sesuai rencana, ARTI akan meningkatkan kontribusi sektor tersebut secara signifikan.
United Tractors (UNTR) memutuskan untuk mulai meninggalkan sektor pertambangan karena harga komoditas yang terus berada di level rendah. UNTR akan fokus pada sektor konstruksi dan infrastruktur. Perseroan memangkas proyeksi penjualan alat berat tahun 2016 sebesar 5,6% menjadi 2.000 unit dari realisasi sebelumnya 2.100 unit. Belanja modal (
capital expenditure
/capex) yang dialokasikan juga stagnan sebesar USD 150 juta-USD 200 juta. Sedang penurunan laba bersih terjadi karena adanya pengujian penurunan nilai (impairment
) aset batu bara dan konsesi batu bara, serta dari distribusi alat berat sebesar Rp 2,6 triliun. Bila tidak dilakukanimpairment
, maka laba UNTR menjadi Rp 6,4 triliun dari Rp 6,8 triliun. Hingga kuartal IV/2015, PAMA, unit usaha perseroan di bidang kontraktor penambangan, mencatat penurunan pendapatan sebesar 9% menjadi Rp 30,5 triliun. Penurunan pendapatan disebabkan karena turunnya volume produksi batu bara dari 113,5 juta ton menjadi 109,0 juta ton,sedang volume pekerjaan pemindahan tanah (
overburden
removal
) turun dari 806,4 juta bcm menjadi 766,6 juta bcm. Total penjualan batu bara sepanjang tahun 2015 mencapai 4,6 juta ton atau turun sebesar 18% dari volume penjualan batu bara periode2014 sebesar 5,7 juta ton. Sejalan dengan penurunan volume penjualan batu bara, pendapatan unit usaha pertambangan turun sebesar 18% menjadi Rp3,8 triliun.
Produksi karet PP London Sumatera Indonesia (LSIP) sepanjang tahun 2015 turun 11,11% mencapai 11.718 ton karena penurunan frekuensi penyadapan karet dibandingkan tahun 2014 yang tercatat sebanyak 13.185 ton. Hingga akhir 2015, luas kebun inti karet LSIP mencapai 16.929 ha dan ditambah 3.195 ha kebun plasma. Dari total tersebut, kebun yang berproduksi seluas 12.984 ha, sedangkan 3.944 ha belum berproduksi. Kebun karet LSIP menyusut seluas 359 ha dibandingkan tahun 2014. Sepanjang tahun 2015, perseroan melakukan penanaman kembali (
replanting
) seluas 286 ha. Produktivitas kebun karet berada pada level 0,9 ton per ha. Meski harga rerata karet mengalami penurunan, LSIP mencatatkan peningkatan volume penjualan sebesar 2,7% menjadi 12.308 ton sepanjang tahun 2015. Pada periode tersebut nilai penjualan komoditas karet sebesar Rp 247,4 miliar atau turun 10,2% dari Rp 275,7 miliar.Holcim Indonesia (SMCB) mendapatkan tambahan kapasitas produksi semen sebesar 1,6 juta ton per tahun setelah merampungkan merger dan akuisisi PT Lafarge Cement Indonesia (LCI). Dengan begitu, total kapasitas SMCB naik menjadi 15 juta ton per tahun. Tambahan tersebut berasal dari pabrik LCI di Lhoknga, Aceh. Untuk memenangi kompetisi yang ketat, perusahaan terus melakukan upaya-upaya untuk member nilai tambah pada produk dan layanan kepada para pelanggan, terutama dalam hal ketepatan waktu pengiriman dan jaminan pasokan.
Pelangi Indah Canindo (PICO) menambah line mesin baru untuk pabrik drum baja di Tangerang. Nantinya dengan penambahan unit baru ini kapasitas terpasang akan naik sekitar 50% menjadi 3,5 juta pieces dari saat ini 2,5 juta pieces per tahun. Perseroan menganggarkan sekitar USD 4 juta untuk mesin dan bangunan baru ini. Penambahan mesin ini nantinya diharapkan bisa mulai beroperasi pada kuartal III 2016. Saat ini, perseroan baru akan membangun bangunannya di Tangerang, tetapi di lokasi yang berbeda dengan pabrik saat ini. Penambahan line produksi ini untuk mengantisipasi jika terjadi penghentian produksi jika mesin lama butuh peremajaan atau mengalami kerusakan. Apalagi saat ini kapasitas pabrik sudah penuh. Awal tahun ini perusahaan sudah meningkatkan utilisasi pabrik sebesar 5%, sehingga utilisasi pabrik saat ini sebesar 85%. Penambahan utilisasi ini seiring dengan strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan sebesar 5-10% tahun 2016 dibandingkan tahun 2015. Penjualan pada Januari 2015 tumbuh 3% YoY. Pertumbuhan ini juga didukung oleh strategi perusahaan menaikkan harga kemasan baja sebesar 3-4% pada tahun ini.
Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 1-1,3 triliun paling lambat Juni 2016. Dana hasil emisi surat utang tersebut akan digunakan untuk melunasi kembali (refinancing) utang pada divisi bisnis beras dan produk makanan lainnya. Obligasi tersebut nantinya direncanakan kombinasi antara seri konvensional dan sukuk. Tenor obligasi diharapkan mencapai lima tahun.
Tahun ini, Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA) akan memulai pembangunan fisik pabrik minuman Capri Sun. Pabrik senilai Rp 100 miliar tersebut diharapkan dapat beroperasi komersial pada tahun depan.
29 February 2016
29 February 2016
membuka 9 outlet di Bali untuk waralaba di luar toko reguler atau franchise Alfamart. Franchise merupakan kepemilikan masyarakat yang bekerja sama dengan Alfamart untuk membuka outlet minimarket Alfamart.
Kerugian yang dialami Hero Supermarket (HERO) sejak kuartal pertama tahun lalu masih terus meningkat hingga akhir 2015, akibat kenaikan beban dan biaya tenaga kerja serta rendahnya margin. Perseroan membukukan rugi tahun berjalan mencapai Rp 144,07 miliar pada 2015 atau turun 429,28% YoY dari laba senilai Rp 43,75 miliar pada 2014. Profitabilitas tahun ini dipengaruhi tekanan pada margin, kenaikan upah minimum, kegiatan stock clearance dan rasionalisasi gerai.
Ericsson telah ditunjuk oleh XL Axiata (EXCL) untuk mentransformasikan jaringannya melalui penyebaran dari arstitektur terpilah. Ericsson akan menyebarkan solusi cloud terpadu, termasuk Ericsson Hyperscale Datacenter System 8000 yang dibangun berdasar Intel (R) Rack Skala Architecture dan Virtual Network Functions (VNFs). Hal itu dikerjakan sebagai bagian dari evolusi could XL Axiata dan realisasi dari Network Functions Virtualization (NFV).
Sebanyak 5 emiten berencana akan melakukan buyback dengan total dana mencapai Rp3.48 triliun. Kelima emiten tersebut adalah Indo Tambangraya Megah (ITMG), Medco Energy (MEDC),Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Sampoerna Agro (SGRO) dan Plaza Indonesia (PLIN). Di sisi lain sebanyak 4 emiten memperpanjang masa buyback yaitu Industri Jamu Farmasi Sido Muncul (SIDO), Mitra Pinasthika Mustika (MPMX), Dharma Satya Nusantara (DSNG) dan Nusa Raya Cipta (NRCA).
Plaza Indonesia Realty (PLIN) menyiapkan dana sebesar Rp 702,9
miliar untuk
buyback
atau pembelian saham kembali. Jumlahsaham yang akan dibeli kembali paling banyak 213.000.000 saham atau 6% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan. Perseroan memperkirakan tidak ada dampak terhadap penurunan pendapatan atas pelaksaaan pembelian kembali saham. Setelah
buyback,
kinerja laba per saham diestimasi mencapai Rp 81,58,naik dibandingkan dengan sebelum
buyback
sebesar Rp 76,69.Pembelian kembali saham akan dilakukan mulai 26 Februari 2016 - 25 Mei 2016. Pembelian ini akan dilakukan baik di pasar reguler maupun di pasar negosiasi. Plaza Indonesia akan membatasi saham kembali maksimal Rp 3.300 per saham.
Lippo Karawaci (LPKR) melalui anak usahanya, yaitu PT Bowsprit Asset Management siap menerbitkan produk dana investasi real estat atau DIRE dengan nama DIRE Bowsprit Properti Indonesia. Produk investasi itu akan diluncurkan, dicatatkan, dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). DIRE ini pertama-tama akan memiliki portofolio yang terdiri dari 4 gedung perkantoran. Tiga dari empat gedung perkantoran yang akan menjadi portofolio DIRE Bowsprit Properti Indonesia yakni Gedung Lippo Kuningan, Menara Matahari, dan Menara Asia. Tiga gedung itu memiliki luas semi gross area masing-masing 31.448m2, 21.570 m2, dan 17.567m2.
Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT), perusahaan manajemen aset milik Lippo Karawaci (LPKR), mencatat kenaikan pendapatan 26% pada 2015 menjadi Sin$158 juta. Namun profil keuangan LMIRT melemah. Lembaga pemeringkat Moody Investors Service menilai pertumbuhan pendapatan tersebut sebagian besar disumbang dari tiga pusat perbelanjaan atau mal yang baru diakuisisi, yakni Lippo Mall Kemang, Lippo Plaza Batu, dan Palembang Icon. Dalam laporan Moodys, kinerja pendapatan LMIRT membuat posisi kepercayaan perseroan cukup memadai dalam rating Baa3 dengan
outlook
stabil. Namun menilai profil keuangan LMIRT melemah pada 2015. Rasio EBITDAdibandingkan dengan beban bunga menjadi 3,8x, dari posisi 2014 sebesar 4x karena ada tambahan utang untuk mendanai akuisisi pada 2015. Oleh karena itu Moodys menilai LMIRT tidak memiliki ruang yang cukup untuk menambah pinjaman. Dampak akuisisi dua mal baru juga akan tergantung pada sumber dana yang digunakan.
Sentul City (BKSL) resmi menandatangani kemitraan strategis jangka panjang dengan Group 70 International untuk mewujudkan pembangunan kota hijau yang berkelanjutan dan inovatif. Keduanya akan memulai proyek pembangunan superblok di daerah Sumur Batu dengan area seluas 140 ha. Sumur Batu dirancang untuk menjadi Silicon Valley Indonesia, yakni kawasan teknologi terkemuka dengan nama Sentul City Tech Center.
PP Properti (PPRO) menargetkan operasional tiga pusat perbelanjaan yang saat ini tengah dalam masa konstruksi bisa dimulai pada pertengahan 2017. Pusat perbelanjaan yang tengah dibangun merupakan bagian dari proyek superblock andalan perusahaan. Pada 2017, PPRO memiliki 3 mal, 1 Bekasi dan 2 Surabaya. Di Bekasi, mal akan dibangun di proyek Grand Kamala Lagoon, sedangkan dua mal lainnya menjadi bagian dari proyek Grand Dharmahusada Lagoon dan Grand Sungkono Lagoon. Operasional tiga mal akan menggandakan porsi pendapatan berulang PP Properti dari 5% menjadi 10%. Adapun, total investasi pembangunan tiga mal ini mencapai Rp530 miliar.
Bank Tabungan Negara (BBTN) menargetkan dapat menjalin kerja sama dengan 20-25 BUMN di bidang cash management dan penyaluran kredit perumahan karyawan. BBTN telah bekerjasama dengan 79 BUMN. Tahun ini BBTN akan mendorong porsi dana murah untuk menekan biaya dana perusahaan. Strategi yang dilakukan antara lain melalui kerjasama dengan instasi-instasi pemerintah dan BUMN.
Bank Negara Indonesia (BBNI) memfokuskan penyaluran kredit di sektor infrastruktur pada tahun 2016. BNI akan melakukan sinergi antar BUMN yang dikembangkan BNI, antara lain memposisikan diri sebagai bank yang paling aktif menggalang Kredit Sindikasi untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur strategis.
Bank Negara Indonesia (BBNI) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 16% yang ditargetkan sebagian besar di sektor infrastruktur. Sektor infrastruktur menjadi andalan karena sejalan dengan program pemerintah. Salah satu yang menjadi target utama adalah infrastruktur kelistrikan yang terkait dengan program 35.000 MW. Anggaran untuk sektor infrastruktur sebesar Rp30-35 triliun. Oleh karena itu, perusahaan menargetkan kenaikan khusus untuk sektor infrastruktur sebesar 20%.
Bank Mayapada (MAYA) berencana menambah modal melalui skema penawaran saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue sebagai bersiapan untuk naik BUKU III sebesar Rp1 triliun. Adapun, MAYA juga sedang merevaluasi asset, yang diperkirakan dapat meningkatkan permodalan sebesar Rp800 miliar. Meskipun peningkatan nilai bersih yang diperoleh dari revaluasi aset tidak dapat diperhitungkan sebagai tambahan komponen model Tier-1, akan tetapi hal itu berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan modal bank secara keseluruhan.
Bank Danamon (BDMN) menargetkan penyaluran kredit untuk segmen mikro senilai Rp9 triliun pada tahun ini. Perusahaan menilai pertumbuhan kredit segmen mikro masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan penyaluran kredit mikro adalah dengan fokus ke komunitas wilayah sekitar pasar rakyat atau pasar tradisional. Untuk itu, BDMN membuat kantor cabang pembantu dengan nama simpan pinjam di kawasan sekitar pasar tersebut.
29 February 2016
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change (IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 32,57 -0,21 TLKM (US) 49 16.516 519
Natural Gas (US$)/mmBtu 1,72 -0,07 ANTM (GR) 0,02 219 0
Gold (US$)/Ounce 1221,71 -0,95
Nickel (US$)/MT 8490,00 150,00
Tin (US$)/MT 15905,00 5,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 50,65 -11,75
Coal (RB) (US$)/MT* 51,85 -11,51
CPO (ROTH) (US$)/MT 627,50 -2,50
CPO (MYR)/MT 2450,50 15,00
Rubber (MYR/Kg) 535,50 1,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 764,94 -0,46
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 16639,97 -0,34 -4,51 15,12 13,60 2,84 2,71 5.031,1
USA NASDAQ COMPOSITE 4590,47 0,18 -8,33 19,32 16,33 3,14 2,87 7.208,4
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6096,01 1,38 -2,34 15,76 13,41 1,65 1,59 1.555,6
CHINA SHANGHAI SE A SH 2895,60 0,94 -21,83 11,46 10,18 1,27 1,16 3.543,6
CHINA SHENZHEN SE A SH 1815,65 -0,13 -24,83 21,19 18,31 2,87 2,50 2.759,7
HONG KONG HANG SENG INDEX 19364,15 2,52 -11,64 10,02 8,93 0,98 0,92 1.553,4
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4733,15 1,61 3,05 14,58 12,60 2,22 2,01 375,8
JAPAN NIKKEI 225 16188,41 0,30 -14,95 16,54 14,57 1,39 1,30 2.582,3
MALAYSIA KLCI 1663,44 0,32 -1,72 15,85 14,63 1,70 1,60 233,3
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2649,38 1,77 -8,09 11,81 11,18 1,00 0,95 261,9
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.381,50 -31,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0002
EUR/IDR 14.631,20 -114,78 EUR / USD 1,09 0,0000
JPY/IDR 117,65 -0,93 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.490,02 -75,71 SGD / USD 0,71 -0,0010
AUD/IDR 9.528,97 -124,98 AUD / USD 0,71 -0,0005
GBP/IDR 18.550,24 -172,73 GBP / USD 1,39 -0,0008
CNY/IDR 2.045,98 0,00 CNY / USD 0,15 -0,0002
MYR/IDR 3.163,48 -12,76 MYR / USD 0,24 -0,0010
KRW/IDR 10,76 -0,05 100 KRW / USD 0,08 -0,0004
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.50 JIBOR (IDR) Indonesia 6.69
BI Rate (%) Indonesia 7.00 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.07
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.07
PBOC Rate (%) China 4.35 SHIBOR (RENMINBI) China 2.79
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description January-16 December-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.51 0.00 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 4.14 3.35 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % 0.51 0.96 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 102.13 Bn 105.93 Bn SBIS (12M) 7.15
29 February 2016
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
29 Feb US Pending Home Sales MoM Naik menjadi 0.9% dari 0.1%
29 Feb US Pending Home Sales YoY Naik menjadi 3.9% dari 3.1%
01 Mar Indonesia CPI YoY --
01 Mar Indonesia CPI MoM --
01 Mar US ISM Manufacturing Naik menjadi 48.6 dari 48.2
01 Mar US ISM Prices Paid Naik menjadi 35.0 dari 33.5
01 Mar US Construction Spending MoM Naik menjadi 0.5% dari 0.1%
02 Mar US Domestic Vehicle Sales Naik menjadi 13.80 juta dari 13.79 juta
02 Mar US Total Vehicle Sales Naik menjadi 17.60 juta dari 17.46 juta
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
ASII IJ 6800 5.84 14.34 AALI IJ 14150 -5.82 -1.30 BBRI IJ 10850 3.83 9.23 TOWR IJ 4020 -1.95 -0.77 UNVR IJ 43900 2.75 8.47 SCMA IJ 2910 -1.02 -0.41 HMSP IJ 109975 1.55 7.36 MIKA IJ 2175 -1.14 -0.34 BBCA IJ 13350 2.10 6.34 IBST IJ 2245 -9.84 -0.31 BMRI IJ 9475 1.61 3.27 BNLI IJ 615 -3.15 -0.22 CPIN IJ 3350 5.68 2.79 AMRT IJ 570 -0.87 -0.20 INDF IJ 6825 5.00 2.70 BNII IJ 177 -1.67 -0.19 GGRM IJ 63000 1.94 2.18 ISAT IJ 4915 -0.71 -0.18 MNCN IJ 1900 8.26 1.96 MYRX IJ 825 -1.20 -0.15
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter PT Buyung Poetra
Sembada
29 February 2016
29 February 2016
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
BJTM 43.00 Cash Dividend 05 Feb-16 09 Feb-16 11 Feb-16 03 Mar-16
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
ALKA Stock Split 1:5 -- -- TBA TBA
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 TBA TBA TBA
RIMO Rights Issue 2:167 265.00 14 Mar’16 15 Mar’16 21 Mar – 15 Apr’16
SIPD Rights Issue 108:46 1000.00 28 Mar’16 29 Mar’16 04 Apr – 08 Apr’16
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 09 Apr’16 10 Apr’16 14 Apr – 20 Apr’16
BSIM Rights Issue TBA TBA 04 May’16 09 May’16 13 May – 26 May’16
BNLI Rights Issue TBA TBA TBA
TBA
24 May – 30 May’16
TRIL Tender Offer -- 50.00 --
--
22 Feb – 22 Mar’16
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
BSIM RUPSLB 29-Feb-16
BVIC RUPSLB 29-Feb-16
EXCL RUPSLB 10-Mar-16
BBNI RUPST 10-Mar-16
MTFN RUPSLB 11-Mar-16
ISAT RUPSLB 15-Mar-16
GIAA RUPSLB 16-Mar-16
ESTI RUPSLB 17-Mar-16
GMTD RUPST
18-Mar-16
BMRI RUPST
21-Mar-16
BJBR RUPST
23-Mar-16
SDRA RUPST/LB
23-Mar-16
29 February 2016
29 February 2016
ASII
TRADING BUY
S1 6600 R1 6900 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6300 R2 7200
Closing
Price 6800
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 6600-Rp 6900 • Entry Rp 6800, take Profit Rp 6900
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 39.40 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) -24.42 Positif
Bollinger Band (Mid) 6658 Positif
MA5 6580 Positif 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800
August September October November December 2016 February ASII Upward Sloping Channel
6,731.25 6,725 6,657.5 6,580 6,236.67 6,236.67 6,085.68 6,800 6,800 6,800 7,125 8,092.86 8,092.86 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 22.57, Stochastic %K = 37.85, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
22.5694 22.5694 20 37.8472 37.8472 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = 1.54, Signal() = 36.38
1.53986 36.3827 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = -24.42, Volume() = 34,794,900.00
-24.4224 -30.9629 0.00000
34,794,90 ASII - William's % R(14) = -37.84, Volume() = 34,794,900.00 -37.8378
34,794,90
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
INDF
TRADING BUY
S1 6625 R1 6925 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 6325 R2 7225
Closing
Price 6825
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 6625-Rp 6925
• Entry Rp 6825, take Profit Rp 6925
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 68.42 Positif
MACD 25.47 Negatif
True Strength Index (TSI) 2.27 Positif
Bollinger Band (Mid) 6561 Positif
MA5 6715 Positif 3,600 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200 7,800
August September October November December 2016 February
INDF Upward Sloping Channel
6,715 6,706.25 6,561.25 6,475 6,104.62 6,104.62 5,625.79 6,825 6,825 6,825 6,850 7,685.71 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 51.29, Stochastic %K = 43.77, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
43.7729 43.7729 20 51.2861 51.2861 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = -13.96, Signal() = -2.97
-13.9591 -2.9727 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = 2.27, Volume() = 8,319,000.00
2.27263 0.00000
5.14538 8,319,000
INDF - William's % R(14) = -13.04, Volume() = 8,319,000.00 -13.0435
8,319,000
29 February 2016
29 February 2016
INTP
TRADING BUY
S1 19450 R1 19850 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 19050 R2 20250
Closing
Price 19725
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 19450-Rp 19850
• Entry Rp 19725, take Profit Rp 19850
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 28.84 Positif
MACD -17.09 Positif
True Strength Index (TSI) -6.43 Positif
Bollinger Band (Mid) 19501 Positif
MA5 19335 Positif 16,000 17,000 18,000 19,000 20,000 21,000 22,000 23,000
August September October November December 2016 February INTP Upward Sloping Channel
19,725 19,501.3 19,490.6 19,335 18,792.9 18,792.9 18,750 19,725 19,725 20,300 20,400 20,400 20,690.8 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 INTP - Stochastic %D(6,3,3) = 25.29, Stochastic %K = 40.32, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
25.2868 25.2868 20 40.3226 40.3226 80 -400 -300 -200 -100 0 100 200 300 400 0 INTP - MACD (5,3) = -37.43, Signal() = 20.23
-37.4324 20.2301 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INTP - TSI(3,5,3) = -6.43, Volume() = 1,391,600.00
-6.43397 -13.6421 0.00000
1,391,600 INTP - William's % R(14) = -37.10, Volume() = 1,391,600.00 -37.0968
1,391,600
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
CPIN
TRADING BUY
S1 3250 R1 3425 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 3150 R2 3525
Closing
Price 3350
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 3250-Rp 3425 • Entry Rp 3350, take Profit Rp 3425
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 10.70 Positif
MACD -44.42 Positif
True Strength Index (TSI) -49.12 Positif
Bollinger Band (Mid) 3510 Negatif
MA5 3245 Positif 1,800 2,400 3,000 3,600 4,200
August September October November December 2016 February CPIN Upward Sloping Channel
3,350 3,350 3,245 3,220.45 3,220.45 3,125 3,072.32 3,350 3,363.13 3,510.25 3,660 4,337.78 4,337.78 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 CPIN - Stochastic %D(6,3,3) = 11.83, Stochastic %K = 19.63, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
19.6262 11.8322 11.8322 19.6262 20 80 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 0.0 CPIN - MACD (5,3) = 17.38, Signal() = 40.87
17.3831 40.8687 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CPIN - TSI(3,5,3) = -49.12, Volume() = 7,952,800.00
-49.1202 -59.7606 0.00000
7,952,800 CPIN - William's % R(14) = -64.57, Volume() = 7,952,800.00 -64.5669
7,952,800
29 February 2016
29 February 2016
PTBA
TRADING BUY
S1 4850 R1 5275 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 4425 R2 5700
Closing
Price 5100
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 4850-Rp 5275 • Entry Rp 5100, take Profit Rp 5275
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 69.51 Positif
MACD 72.06 Negatif
True Strength Index (TSI) 20.45 Positif
Bollinger Band (Mid) 4604 Positif
MA5 5061 Positif 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000
August September October November December 2016 February PTBA Upward Sloping Channel
5,061 4,865 4,603.75 4,592 4,592 4,355 4,224.1 5,100 5,100 5,100 5,475 5,614.5 5,614.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PTBA - Stochastic %D(6,3,3) = 57.81, Stochastic %K = 46.99, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
46.9868 46.9868 20 57.8094 57.8094 80 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 PTBA - MACD (5,3) = -41.88, Signal() = -46.33
-46.3275 -41.879 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 PTBA - TSI(3,5,3) = 20.45, Volume() = 14,723,800.00
20.4492
0.00000
28.9139 14,723,80
PTBA - William's % R(14) = -33.33, Volume() = 14,723,800.00 -33.3333 14,723,80
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
ITMG
TRADING BUY
S1 5900 R1 6775 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 5475 R2 7200
Closing
Price 6475
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 5900-Rp 6775 • Entry Rp 6475, take Profit Rp 6775
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 80.39 Positif
MACD 160.97 Positif
True Strength Index (TSI) 51.59 Positif
Bollinger Band (Mid) 5088 Positif
MA5 5755 Positif 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000
August September October November December 2016 February ITMG Upward Sloping Channel
Bullish Breakout 5,900 5,755 5,516.88 5,418.75 5,418.75 5,088.25 4,740 5,963.75 5,963.75 6,475 6,475 6,475 6,725.79 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ITMG - Stochastic %D(6,3,3) = 73.64, Stochastic %K = 70.86, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
70.8601 70.8601 20 73.6378 73.6378 80 -200 -100 0 100 200 300 0 ITMG - MACD (5,3) = -191.24, Signal() = -131.66
-191.245 -131.657 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ITMG - TSI(3,5,3) = 51.59, Volume() = 4,790,700.00
51.5862 0.00000
54.8389 4,790,700
ITMG - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 4,790,700.00 0.00000 4,790,700
29 February 2016
29 February 2016
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
26-02-16 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Sell 14150 14150 13775 12775 13775 14775 15775 Negatif Negatif Negatif 19550 14775
LSIP Trading Sell 1390 1390 1365 1320 1365 1410 1455 Negatif Positif Negatif 1535 1210
SGRO Trading Sell 1850 1850 1825 1785 1825 1865 1905 Negatif Negatif Negatif 1920 1685
Mining
PTBA Trading Buy 5100 5100 5275 4425 4850 5275 5700 Negatif Positif Positif 5475 4150
ADRO Trading Buy 600 600 610 560 585 610 635 Negatif Positif Positif 655 437
MEDC Trading Buy 950 950 1025 675 850 1025 1200 Positif Positif Positif 865 670
INCO Trading Buy 1570 1570 1615 1395 1505 1615 1725 Positif Positif Positif 1650 1370
ANTM Trading Buy 369 369 374 358 366 374 382 Negatif Negatif Positif 373 294
TINS Trading Buy 575 575 585 535 560 585 610 Negatif Positif Positif 595 451
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Buy 965 960 975 945 960 975 990 Negatif Negatif Negatif 1045 935
SMGR Trading Buy 10250 10250 10350 10050 10200 10350 10500 Positif Positif Positif 11175 9925
INTP Trading Buy 19725 19725 19850 19050 19450 19850 20250 Positif Positif Positif 20300 18075
SMCB Trading Sell 940 940 925 895 925 955 985 Negatif Negatif Negatif 985 895
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6800 6800 6900 6300 6600 6900 7200 Positif Positif Positif 7150 5700
GJTL Trading Sell 482 482 479 472 479 486 493 Negatif Negatif Negatif 525 480
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6825 6825 6925 6325 6625 6925 7225 Negatif Positif Positif 6900 5525
GGRM Trading Sell 63000 63000 62350 61125 62350 63575 64800 Negatif Negatif Negatif 67225 54050
UNVR Trading Buy 43900 43900 44300 41900 43100 44300 45500 Positif Positif Positif 44100 35375
KLBF Trading Sell 1275 1275 1265 1245 1265 1285 1305 Negatif Negatif Negatif 1505 1250
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Sell 1685 1685 1675 1650 1675 1700 1725 Negatif Negatif Negatif 1825 1630
PTPP Trading Buy 3760 3760 3810 3540 3675 3810 3945 Positif Positif Positif 4015 3645
WIKA Trading Sell 2600 2600 2590 2565 2590 2615 2640 Negatif Negatif Negatif 2885 2580
ADHI Trading Buy 2640 2640 2685 2475 2580 2685 2790 Positif Positif Positif 2745 2300
WSKT Trading Sell 1940 1940 1925 1895 1925 1955 1985 Negatif Negatif Positif 2000 1685
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 2600 2600 2585 2555 2585 2615 2645 Negatif Positif Negatif 2720 2350
JSMR Trading Buy 5425 5425 5475 5325 5400 5475 5550 Positif Positif Positif 6250 5200
ISAT Trading Sell 4915 4915 4895 4845 4895 4945 4995 Negatif Positif Negatif 5625 4700
TLKM Trading Buy 3310 3310 3335 3235 3285 3335 3385 Positif Positif Positif 3510 3045
Finance
BMRI Trading Buy 9475 9475 9550 9250 9400 9550 9700 Positif Positif Positif 10400 9100
BBRI Trading Buy 10850 10850 10975 10275 10625 10975 11325 Negatif Positif Positif 12300 10425
BBNI Trading Buy 5025 5025 5075 4915 4990 5075 5150 Negatif Negatif Positif 5675 4835
BBCA Trading Buy 13350 13350 13525 12825 13175 13525 13875 Positif Positif Positif 13575 12825
BBTN Trading Buy 1670 1670 1700 1550 1625 1700 1775 Positif Positif Positif 1655 1320
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 15225 15225 15550 13900 14725 15550 16375 Positif Positif Positif 17475 14475