• Tidak ada hasil yang ditemukan

Regulasi Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Regulasi Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Regulasi Profesi Keperawatan

dalam Menghadapi Tantangan Global

Oleh:

Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes.

Disampaikan pada:

Lokakarya Keperawatan: Regulasi Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Madiun, tanggal 3 – 4 Oktober 2015

(2)

Regulasi Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global

Dr. Ah. Yusuf, S.Kp., M.Kes.

Regulasi dalam keperawatan merupakan sebuah kebijakan atau ketentuan yang mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas profesinya terkait kewajiban dan hak. Regulasi ini diatur oleh organisasi profesi dan disahkan oleh depertemen terkait, yaitu Kementrian Kesehatan RI.

Karena merupakan sebuah kebijakan atau ketentuan, maka bentuk regulasi keperawatan di Indonesia adalah adanya beberapa undang-undang, peraturan menteri dan keputusan menteri. Adanya keputusan ini merupakan adanya pengakuan departemen terkait terhadap keberadaan profesi yang bersangkutan.

Beberapa produk ketentuan yang me-regulasi profesi keperawatan di Indonesia antara lain seperti pada gambar diatas:

 Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, telah diganti dengan undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

 Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

 Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 647 tahun 2000 tentang registrasi dan praktik perawat, telah diganti dengan Kepmenkes nomor 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktik perawat, telah diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 148 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat.

 Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 161 tahun 2010 tentang registrasi tenaga kesehatan.

Beberapa bagian dari produk aturan diatas yang mencerminkan adanya regulasi pengakuan terhadap profesi keoerawaqtan antara lain;

1. UU. No. 23 tahun 1992 Pasal 32 ayat 4:

“Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.”

(3)

Telah diganti dengan Pasal 63 UU no, 36 tahun 2009 tentang kesehatan

“Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”.

2. PP No, 32 tahun 1886 tentang tenaga kesehatan Ps 4 ayat 1:

Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari menteri.

3. Menurut Permenkes 1239 tahun 2001, ijin bagi perawat seperti dimaksud dalam Peraturan pemerintah tentang tenaga kesehatan dimaksud, bahwa setiap perawat yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan, wajib memiliki SIP dan SIK. Bagi perawat yang bekerja di luar sarana pelayanan kesehatan termasuk pada praktik mandiri perawat, wajib memiliki SIP dan SIPP. Seperti pada bagan berikut.

PERAWAT di Sarana Pelayanan Kesehatan Harus memiliki SIP SIK Di Luar Sarana Pelayanan Kesehatan SIP SIPP Harus memiliki

Perijinan dalam keperawatan ini telah diganti dengan permenkes nomor 148 tahun 2010, bahwa; setiap perawat yang bekerja di sarana pelayanan kesehatan wajib memiliki STR (surat tanda registrasi). Dan apabila bekerja diluar sarana pelayanan kesehatan wajib memiliki SIPP.

Dalam perturan ini keberadaan SIK sudar tidak diperlukan lagi, tetapi harus memiliki surat tanda registrasi dan SIPP.

Aturan lain yang dipertegas dalam permenkes iniadalah;

Pasal 6; Dalam menjalankan praktik mandiri, Perawat wajib memasang papan nama praktik keperawatan

Pasal 8; Perawat dalam menajalankan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat memberikan obat bebas dan/atau obat bebas terbatas

(secara lengkap lihat di lampiran).

Prosedur untuk melakukan registrasi keperawatan sebagaimana dimaksud dalam permenkes 148/2010 telah ditegaskan dalam permenkes 161/2010 tentang registrasi tenaga kesehatan. Intinya setiap tenaga kesehatan (selain dokter dan dokter gigi) dalam melakukan registrasi

(4)

harus mengikuti uji kompetensi yang dilakukan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dengan komponen perangkat bawahnya adalah Majelas Tenaga Kesehatan Propinsi (MTKP).

Prosedur untuk memperoleh registrasi seperti pada bagan berikut;

REGULASI PROFESI Kepmenkes 161

SERTIFIKASI Uji Kompetensi REGISTRASI LISENSI STR SIP SIPP Lulus Pendidikan

Apabila tenaga kesehatan telah lulus uji kompetensi, maka dapat mengajukan registrasi sebagai tenaga kesehatan. Saat ini, khusus di Propinsi Jawa Timur, prosedur pengurusan registrasi tenaga kesehatan dilakukan di Unit Pelaksana Perijinan Terpadu (UP2T) Pemerintah Propinsi Jawa Timur, jalan Pahlawan 116 Surabaya.

Pengursan STR / SIP

 Ajukan Permohonan ke:

Unit Pelaksana Perijinan Terpadu (UP2T) Pemerintah Propinsi Jawa Timur (HARUS DATANG SENDIRI)

 Alamat:

Jl. Pahlawan 116 Surabaya (gedung kuning) sebelum gedung Pelni  Jam: 08.00 – 14.30 WIB

 Biaya Rp. 0,- (GRATIS) Syarat pengurusan SIP/STR baru

 Isi Formulir

 Foto copy ijazah (di legalisir institusi pendidikan)  Foto copy lafal sumpah (di legalisir institusi pendidikan)  Transkrip nilai akademik

 Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah

 Foto hitam putih terbaru 3 x 4: 2 lembar, 4 x 6: 2 lembar  Foto copy sertifikat Uji Kompetensi

 Materai Rp. 6.000,-

Syarat pengurusan SIP/STR Perpanjangan  Isi Formulir

(5)

 Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah

 Foto hitam putih terbaru 3 x 4: 2 lembar, 4 x 6: 2 lembar  Regestrasi dan SIP lama (asli)

 Materai Rp. 6.000,-

Saat ini semua pengurusan STR tenaga kesehatan harus dilakukan secara on-line kepada Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) setelah yang bersangkutan lulus uji kompetensi. Untuk pernajangan dilakukan dengan prosedur yang sama, setelah yang bersangkutan memiliki 25 SKP yang dikeluarkan oleh organisasi profesi. Adapaun prosedur dan syarat pengurusan SKP untuk perpanjangan STR adalah sebagai berikut:

Setelah memiliki surat tanda regestrasi keperawatan, setiap perawat harus tetap bekerja sesuai amanah undang-undang keperawatan dan standar keperawatan yang berlaku. Standar praktik keperawatan yang berlaku adalah sebagai berikut:

Standar Praktik Keperawatan

Standar adalah suatu pernyataan yang absah, suatu model yang disusun berdasar wewenang, kebiasaan / kesepakatan tentang apa yang dapat diterima dan layak dalam praktik keperawatan. Dengan demikian standar praktik keperawatan menguraikan apa yang harus dilakukan, mengidentifikasi tanggung jawab dan tanggung gugat

Standar praktik keperawatan adalah suatu norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar. Standar praktik keperawatan dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan, sehingga merupakan tolok ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat.

Standar praktik keperawatan disusun dengan tujuan; Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan

Megurangi biaya asuhan keperawatan

Melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.

(6)

Ada beberapa standar praktik keperawatan seperti yang dikeluarkan oleh PPNI tahun 1996, standar tindakan keperawatan di rumah sakit sesuai SK Menkes nomor 660/1987 dan diperbarui dengan SK Dirjend Yangmed nomor 7637 tahun 1993, standar vtindakan sesuai jenjang karier perawat, standar tindakan perawat di puskesmas, dan lain-lain.

Standar keperawatan yang di keluarkan oleh PPNI tahun 1996, terdiri dari; 1. standar pelayanan keperawatan

2. standar praktik keperawatan 3. standar pendidikan keperawatan

4. standar pendidikan berkelanjutan keperawatan (PPNI, 1996)

Standar ini merupakan standar secara umum dalam semua sistem pelayanan keperawatan. Bagi perawat yang bekerja di rumah sakit, harus mengikuti standar sesuai SK Menkes 660 tahun 1987 yang telah diperbarui dengan SK Dirjend yanmed tahun 1993, seperti tercantum dalam instrumen A, B, dan C, sebagai berikut:

SK Menkes: 660/1987. SK Dirjenyanmed: 7637.1993.  Standar 1 Falsafah Keperawatan

 Standar 2 Tujuan Asuhan Keperawatan  Standar 3 Pengkajian Keperawatan  Standar 4 Diagnosa Keperawatan  Standar 5 Perencanaan Keperawatan  Standar 6 Intervensi Keperawatan

* Prosedur Keperawatan Umum (14 komponen)  Standar 7 Evaluasi Keperawatan

 Standar 8 Catatan Asuhan Keperawatan

Standar ini sudah dipertegas dengan Prosedur Keperawatan Umum (14 komponen) yang terdiri dari;

1. memenuhi kebutuhan oksigen

2. memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit 3. memenuhi kebutuhan eliminasi

4. memenuhi kebutuhan keamanan

5. memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik 6. memenuhi kebutuhan istirahat tidur

7. memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani 8. memenuhi kebutuhan spiritual

9. memenuhi kebutuhan emosional 10.memenuhi kebutuhan komunikasi

11.mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis

12.memenuhi kebutuhan pengobatan & membantu proses penyembuhan 13.memenuhi kebutuhan penyuluhan

14.memenuhi kebutuhan rehabilitasi

Selain itu saat ini sudah ditambah lagi standar tindakan keperawatan sesuai jenjang karier perawat (Depkes, 2003) yang terdiri dari perawat klinik, perawat manager, perawat pendidik, dan perawat peneliti. Semua katagori terdiri dari 5 tingkatan seperti rancangan pengembangan jenjang karier perawat pada tabel berikut;

(7)

Keterangan; PK; perawat klinik PM; perawat manajer PP; perawat pendidik PR; perawat peneliti / riset.

Dalam buku panduan jenjang karier tersebut telah ditentang kualifikasi tenaga, dan standar kompetensi yang harus dilakukan oleh masing-masing jenjang karier. (secara lengkap baca di buku panduan jenjang karier perawat, depkes, 2003)

Bagi perawat yang bekerja di puskesmas, harus mengikuti buku panduan kerja puskesmas yang diterbitkan oleh departemen kesehatan, khusus bagi mereka yang bekerja di puskesmas.

Tantangan Global dalam Bidang Keperawatan

Tantangan global dalam bidang keperawatan sangat terkait dengan berlakunya AFTA pada akhir Desember 2015. Globalisasi pada dasarnya adalah merupakan proses integrasi Internasional yangterjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan berbagai aspek budaya lainnya. Aspek dasarglobalisasi adalah pembebasan ilmu pengetahuan, perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia bagi seluruh anggota masyarakat ekonomi Asean, yaitu Myanmar, Laos, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Philipina, Indonesia dan Brunai Darussalam. Semua sepuluh Negara Asia Tenggara telah sepakat untuk melaksanakan berbagai keputusan terkait dengan General Agreement on Tarif and Trade (GATT) dan General Agreement on Trade and Services (GATS).

Globalisasi di Bidang Kesehatan merupakan perlusan globalisasi bidang ekonomi (WTO), Indonesia telah meratifikasi WTO dengan undang-undang nomor 7 tahun 1994, Indonesia

(8)

adalah anggota WTO, maka otomatis harus taat pada aturan main Internasional. WTO adalah merupakan perdagangan Internasional.

Beberapa penawaran yang sudah ditawarkan dan disepakati dalam perdangan bebas antara lain tentang pelayanan dokter spesialis, dokter gigi spesialis, pelayanan rumah sakit, pelayanan lain termasukkeperawatan. Berikut adalah berbagai penawaran yang telah dipersiapkan;

NO SUB SECTOR POSISI

1. General Medical Services 100 % PMDN 2. Specialized Medical services Terbuka Bersyarat 3. Specializes Dental Services Terbuka Bersyarat

4. Hospital Services Terbuka Bersyarat

5. Deliveries & related services, Nursing services, Physiotherapist & Para medical services,

Nursing Terbuka Bersyarat

6. Ambulance services 100 % PMDN

7. Resident health facilities other than hospital services

100 % PMDN 8. Other human health services 100 % PMDN

9. Veterinary services DEPTAN

10. Social services w/ accomodation DEPSOS 11. Social services w/o accomodation DEPSOS

Memperhatikan berbagai sektor yang telah ditawarkan ini maka setiap orang dan profesi di Indonesia wajib dapat bersaing dengan semua penyedia layanan yang ada, termasuk layanan perawatan. Saat ini, persaingan perawat tidak hanya datang dri dalam negeri, tetapi juga pesaing yang datang dari 10 Negara Asia Tenggara, dengan berbagai kompetensi dan keahliannya.

Meskipun demikian, era global ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi perawat untuk turut ambil bagian, meningkatkan kompetensi, dan keterampilan. Berbagsi

(9)

keterampilan yang wajib dikuasai perawat adalah keterampilan intelektual, teknikal dan interpersonal. Keterampilan intelektual meliputi semua dasar ilmu tentang perawat dan keperawatan, upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam pelayanan keterampilan dan semua dasar tindakan asuhan keperawatan. Keterampilan teknikal meliputi semua tindakan teknis keperawatan. Keterampilan interpersonal adalah ciri khas kepribadian Perawat Indonesia harus di munculkan. Apabila perawat Indonesia dapat memiliki 3 keterampilan dasar ini, Insya Allah masih tetap akan mampu bersaing dengan seluruh perawat Asia Tenggara.

Persaingan yang akan Muncul

Persaingan yang akan muncul terkait adanya kesepakatan perdagangan bebas adalah akan terjadi cross border provider, consumption abboard, commercial present dan movement of natural person.

Cross Border Provider

Cross border provider adalah bebas melintas batas bagi semua provider (penyedia layanan kesehatan atau keperawatan). Kondisi ini melibatkan seluruh sarana dan metoda pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya adalah tele-health (pelayanan kesehatan jarak jauh). Dengan kemajuan teknologi saat ini, pemberian telehealth sangat dimungkinkan, sehingga bisa jadi suatu rumh sakit di Surabaya, melakukan tindakan operasi khusus dengan instruktur dari luar negeri.

Keadaan ini digunkan untuk meningkatkan layanan rumah sakit di Surabaya tetapi menjadikan pelayanan terstandar luar negeri. Oleh karena itu, apabila rumh sakit tidak siap bersaing, maka kita akan ditinggalkan oleh pelanggan. Jika memungkinkan setiap rumah sakit, harus mampu memberikan pelayanan berstandar luar negeri, sehingga operasi yang canggih sekalipun dapat dilaksanakan di Surabaya. Dengan demikian kita sudah mampu bersaing dalam bidang cross border provider.

Consumption Abboard

Budaya sebagian masyarakat Indonesia yang sedikit-sedikit ketikasakit harus berobat ke Luar Negeri sepertinya merupakan budaya yang sulit di cegah perkembangannya, apabila rumah sakit dalamnegeri tidak segera meningkatkan standar mutu layanannya. Bagi para pengusaha rumah sakit, buatlah pelayanan kita tidak kalah dengan luar negeri. Jadikanlah rumah sakit kita menjadi rumah sakit yang bergengsi, sehingga masyarakat bisa bangga apabila dirawat di rumah sakit yg mempunyai ciri khas.

Dengan kesiapan ini, kita akan dapat meminimalkan budaya berobat ke luar negeri, jika memang semua masalah dapat diatasi di dalam negeri. Masyarakat kita saat ini sudah sangat jeli memilih pelayanan, mahal tidak jadi hambatan. Bahkan mereka lebih suka dirawat di rumah sakit yang sangat mahal, karena dapat mengindikasikan status sosial ekonomi mereka. Buatlah rumah sakit kita menjadi rumah sakit berdaya saing tinggi dan membuat bangga bagi pasien yang dilayani.

Commercial Present

Commercial present merupakan suatu upaya penyedia jasa layanan rumh sakit yang membuka usaha di Indonesia. Keadaan ini tidak dapat kita halangi karena mutual recogmition agreement yang ada memang telah mengijinkan kegiatan ini. Oleh karena itu, sekali lagi kemampuan rumah sakit dalam negeri untuk mampu bersaing menjadi utama dalah menghadapi tantangan commercial present.

(10)

Movement of Natural Person

Movement of natural person adalah kebebasan setiap orang untuk mencari pekerjaan diamana saja sesuai dengan kesepakatan yang telah terjadi dalam globalisasi. Berbagai persyaratan diperlukan untuk dapat mengambil tantangan ini, antara lain kesiapan bahasa, budaya kerja, mental dan keterampilan yang harus dimiliki. Belum lagi masalah regulasi yang harus dijalani untuk mendapatkan pekerjaan di negeri yang dituju.

Setiap negara mempunyai aturan yang berbeda, budaya kerja yang berbeda, standar gaji yang berbeda, tetapi tetap sesuai kesepakatan bersama, oleh karena itu, kesiapan tenaga kerja muda untuk bersaing dalam kancah ini menjadi sangat penting. Bagi siapa yang menginginkan memperoleh peluang lebih baik, harus menyiapkan diri lebih dariyang lain. Inilah kunci utama meraih sukses dalam menghadapi tantangan globalisasi.

Penutup

Regulasi keperawatan dalam menghadapi tantangan global lebih difokuskan pada penataan aturan kompetensi dan jenjang karier perawat, agar dapat bersaing dalam kancah persaingan global sebagai konsekwensi dari kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean yang telah berlaku sejak tanggal 3 Desember 2015.

Globalisasi adalah merupakan tantangan sekaligus peluang bagi semua pihak untuk mampu bersiang dan berhasil sukses dalam merebut persaingan global. Modal utama yang harus disiapkan adalah kemampuan bahasa, intelektual, teknikal dan interpersonal yang handal, sehingga dpat mengalahkan semua pesain di kawasan Asean.

(11)

Daftar Bacaan

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI, hasil Munas tahun 2015 di Palembang

2. Buku Panduan Kerja Perawat, Pengurus Propinsi PPNI Jawa Timur, 2010. 3. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

4. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

5. Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 6. Undang-undang nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan

7. Peraturan Pemerintan nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

8. Permenkes RI Nomor 1239 tahun 2001, tentang Regsitrasi, lisensi, dan sertifikasi Praktik Keperawatan

9. Permenkes RI Nomor 148 tahun 2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat

Referensi

Dokumen terkait

Strategi Program Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran Target Capaia n Indikator Nilai data Dasar Sumber dan Thn Data Dasar Program Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Peta sudah mengenal adanya jenjang kepangkatan dalam organisasi, misalnya daidanco (komandan batalion), cudanco (komandan kompi), shodanco (komandan peleton), bundanco

Tujuan untuk membandingan sensor rotary encoder dengan motor stepper adalah untuk membuktikan nilai sudut yang terukur oleh sensor rotary pada pengukuran peluru

(1) Penyertaan Modal Pemerintah Kota Palangka Raya kepada Perusahaan Daerah Isen Mulang Kota Palangka Raya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dianggarkan

Melalui teori struktural tersebut dalam penelitian ini dapat diungkapkan segi intrinsik meliputi alur, penokohan, latar, serta tema dan amanat yang membentuk karya sastra,

Jumlah induk memijah lebih tinggi pada induk yang diberi pakan dengan penambahan dosis vitamin E 225 mg/kg pakan yaitu 17 ekor, dengan frekuensi pemijahan 28 kali dengan total

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal; kondisi sosial- ekonomi meliputi umur, jumlah anak, status perkawinan,

menghubungkan topik- topik dalam satu materi, menuliskan prosedur yang sesuai dengan konsep dalam satu materi. Memahami bagaimana ide-ide matematika berhubungan dan