• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802010023 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802010023 Full text"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS SEKOLAH DENGAN KOMITMEN KERJA GURU DI SMK DIPONEGORO

SALATIGA

Oleh

Joan Ariesta Puspasari 802010023

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS SEKOLAH DENGAN KOMITMEN KERJA GURU DI SMK DIPONEGORO

SALATIGA

Joan Ariesta Puspasari Sutriyono

Enjang Wahyuningrum

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(8)

ABSTRAK

Komitmen kerja mempengaruhi kinerja seseorang dalam pekerjaannya, komitmen kerja yang tinggi bisa muncul di dalam diri individu, karena individu tersebut memiliki keinginan yang berasal dari dalam dirinya sendiri dan bertanggung jawab pada pekerjaannya. Salah satu faktor komitmen kerja adalah persepsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi kualitas sekolah dengan komitmen kerja guru di SMK Diponegoro Salatiga, dengan subjek berjumlah 30 orang. Variabel Komitmen Kerja Guru diukur menggunakan modifikasi skala dari Job Commitment of Primary School Teachers, dibuat oleh Ssali Gerald (2006) yang terdiri dari 15 item. Variabel Persepsi Kualitas Sekolah menggunakan modifikasi skala dari Adi (2011) yang disusun berdasarkan aspek-aspek persepsi kualitas sekolah yang terdiri dari 16 item favorable dan 9 item unfavorable. Data analisis menggunakan teknik analisis Pearson Product Moment. Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar -0,013 dengan nilai signifikansi sebesar 0,946 (p < 0,05) sehingga didapatkan kesimpulan dari penelitian yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara komitmen kerja guru dengan persepsi kualitas sekolah.

(9)

ABSTRACT

Work commitments affect a person's performance at work, high work commitment may appear in the individual, because the individual has a desire that comes from within itself and is responsibly for job. One factor is the perception of work commitments. The purpose of this research is to known the relations between the perception of the quality school with teachers work commitment in SMK Diponegoro Salatiga, with a subject to 30 people. Variable work commitment teacher measured using modification scale from job commitment of primary school the teachers, made by Ssali Gerald ( 2006 ) consisting of 15 the item. Variable perception the quality of school use modification scale of adi ( 2011 ) are arranged based on aspects perception the quality of school consisting of 16 items favorable and 9 items unfavorable. Data analysis using analysis Pearson Product Moment. A correlation coefficient receive is -0,013 with nilai significance of 0,946 ( p < 0,05 ) so obtained conclusions from research which showed that there was no correlation negative significant between work commitment teacher with perception the quality of school.

(10)

1

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia, karena pendidikan adalah sarana untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan pengalaman yang mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial (Dewey, 2011). Tujuan dari pendidikan sendiri adalah suatu perencanaan yang dilaksanakan secara matang dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mensejahterakan manusia sehingga dapat bertanggung jawab untuk perkembangan dan kemajuan bangsa (Undang-Undang Kemendiknas, 2003).

(11)

2

Dewasa ini banyak masyarakat yang memiliki persepsi kualitas sekolah berdasarkan peringkat sekolah yang dikeluarkan oleh pemerintah kota. Hal ini terjadi karena masyarakat hanya menilai berdasarkan hasil yang dibuat pemerintah namun tidak melihat secara keseluruhan di dalam suatu sekolah. Namun berbeda dengan cara pandang seorang guru yang mengajar di suatu sekolah, setiap guru belum tentu memiliki persepsi yang sama pada satu sekolah yang sama, hal ini karena guru lebih mengetahui keadaan sekolah tempat dia bekerja, karena kualitas sekolah dinilai berdasarkan beberapa aspek (Walgito, 2004). Aspek penilaian kulitas sekolah menurut Walgito yaitu tingkat pendidikan tenaga pengajar (SDM), kurikulum yang digunakan, fasilitas sekolah atau sarana prasarana pendukung pembelajaran.

(12)

3

Komitmen yang rendah mempengaruhi kinerja seseorang di dalam suatu pekerjaannya (Khikmah, 2005). Komitmen kerja yang tinggi bisa muncul di dalam diri individu, karena individu tersebut memiliki keinginan yang berasal dari dalam dirinya sendiri dan tanggung jawab yang besar akan pekerjaannya (Cilliana, 2012).

Aspek penilaian dari kualitas sekolah adalah kemampuan tenaga pengajar (SDM), sarana prasarana pendukung belajar mengajar, kurikulum yang digunakan dan metode pengajaran yang digunakan di sekolah tersebut (Undang-Undang Kemendiknas, 2013).

SMK Diponegoro Salatiga merupakan salah satu SMK swasta di Salatiga. Sekolah swasta merupakan sekolah yang dikelolah oleh pihak non-pemerintah, namun Kemendiknas tetap memberikan pedoman dalam penyelenggaraan sekolah. Cakupan pengelolaan meliputi pengelolaan kurikulum, pengelolaan kesiswaan, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana, dan pengelolaan saran (Harry, 2011). Sekolah swasta dipilih karena sekolah swasta mengatur pengelolaan sekolahnya secara mandiri tanpa campur tangan pemerintah namun tetap berada didalam batasan yang telah dibuat oleh Kemendiknas. Menjadi guru di sekolah swasta memang memiliki tantangan yang lebih besar dari pada guru PNS, karena semua konsekuensi pekerjaan dari konsekuensi ringan dalam bentuk teguran sampai konsekuensi yang berat dengan pemecataan akan terus menghantui guru yang bekerja di sekolah swasta jika tidak menaati peraturan yang berlaku di sekolah (Harry, 2011).

(13)

4

yang ada maka konsekuensi untuk ditegur bahkan dikeluarkan itu mungkin terjadi. Berbeda halnya dengan guru PNS walaupun guru tersebut melakukan kesalahan, sangat kecil kemungkinannya untuk dikeluarkan dari sekolah (Ainun, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Wardiatmo (2005) yang dilakukan di madrasayah aliyah darul ulum Kabupaten Sidoarjo, menunjukan bahwa persepsi kualitas sekolah mempengaruhi kinerja guru. Guru yang memiliki persepsi baik terhadap sekolahnya atau tempat mengajar memiliki kinerja yang baik pula. Sebaliknya guru yang menganggap sekolahnya tidak memiliki kualitas yang baik maka kinerjanya dalam mengajar juga kurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Yuanita (2005) dalam faktor yang mempengaruhi komitmen kerja guru di MA Al Ishlah Jakarta menunjukkan bahwa persepsi kualitas pendidikan mempengaruhi komitmen kerja guru di MA AL Ishlah Jakarta. Salah satu faktor komitmen kerja guru adalah persepsi kualiatas pendidikan, dimana guru di MA Al Ishlah Jakarta memiliki persepsi masing-masing tentang kualitas pendidikan di MA Al Ishlah Jakarta, sehingga persepsi mempengaruhi kinerja guru-guru yang mengajar di MA Al Ishlah Jakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Alwi (2001) di Kabupaten Wonosobo dalam hubungan antara kualitas sekolah dengan komitmen kerja guru madrasah ibtidaiyah. Dalam penelitiannya Alwi mengatakan bahwa kualitas sekolah berpengaruh pada komitmen kerja guru di Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Wonosobo. Guru yang mengajar pada sekolah dengan kualitas baik maka komitmen kerjanya juga akan baik dan juga sebaliknya guru yang mengajar di sekolah yang kualitasnya buruk maka komitmen kerjanya juga rendah.

(14)

5

Dalam hal ini sebagian besar guru memiliki komitmen kerja yang baik, dimana sebagaian besar guru ini mengetahui apa yang harus dikerjakan dan apa yang menjadi tugas dan kewajiban seorang guru dengan tidak melihat kualitas sekolah tempat mereka bekerja.

Berdasarkan penjelasan diatas peneliti ingin meneliti tentang adakah hubungan persepsi kualitas sekolah dengan dengan komitmen kerja guru di SMK Diponegoro Salatiga.

Bertolak dari apa yang dipaparkan diatas mengenai pentingnya pendidikan yang berkualitas dan komitmen kerja guru maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang: “Hubungan

Persepsi Kualitas Sekolah dengan Komitmen Kerja Guru Di SMK Diponegoro Salatiga”.

Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara persepsi kualitas sekolah dengan komitmen kerja guru di SMK Diponegoro Salatiga.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian yang dicapai yaitu untuk mengetahui ada hubungan antara persepsi kualitas sekolah dengan komitmen kerja guru di SMK Diponegoro Salatiga.

TINJAUAN PUSTAKA A. Komitmen Kerja Guru

1. Definisi Komitmen Kerja Guru

(15)

6

seseorang dalam pekerjaan secara maksimal dan penuh tanggung jawab. Menurut Zeffane komitmen kerja termasuk sikap kesetiaan pada pekerjaannya dan penglibatan serta kepercayaan terhadap matlamat pekerjaan dan mengkesampingkan kepentingan organisasi.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas maka dapat disimpilkan bahwa komitmen kerja guru adalah suatu ketertarikan diri terhadap tugas dan kewajiban sebagai guru yang dapat melahirkan tanggung jawab dan sikap responsive serta inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Aspek-Aspek Komitmen Kerja Guru

Menurut Padmodimulyo (2004) aspek-aspek komitmen kerja guru adalah :

a. Komitmen terhadap kualitas kerja adalah komitmen yang ada pada karyawan akan mempengaruhi kualitas dalam pekerjaannya.

b. Program internal karyawan untuk peningkatan kualitas kerja adalah program atau rencana yang dibuat oleh karyawan untuk mendapatkan kualitas yang terbaik terhadap pekerjaannya.

c. Penghargaan dari organisasi merupakan pemberiaan reward pada karyawan yang memberikan kualitas yang terbaik dari pekerjaannya sehingga membantu pencapaian kesuksesan organisasi.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Kerja Guru

Sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi komitmen kerja guru menurut Steert dan Porter (1983) adalah:

a. Faktor Personal

(16)

7

b. Karakteristik Pekerjaan

Dalam karakteristik pekerjaan yang di ukur ialah jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan. Menurut Steers (1988) seorang karyawan yang bekerja pada jabatan yang tinggi dan tingkat kesulitan yang tinggi akan menunjukan konflik yang rendah kepada bawahannya dan cenderung lebih konsisten dalam berkomitmen pada pekerjaanya.

c. Pengalaman Kerja

Pengalam kerja dipandang sebagai suatu hal yang penting yang dapat mempengaruhi komitmen kerja seseorang. Hal ini dikarekan ketika seseorang yang sudah memiliki banyak pengalaman akan cenderung memiliki komitmen kerja yang lebih tinggi (Steers, 1988). Pengalaman kerja akan membentuk seseorang dalam hal pola pikir untuk mendukung pekerjaanya.

B. Persepsi Kualitas Sekolah

1. Definisi Persepsi Kualitas Sekolah

(17)

8

sendiri dan kekuatan dari kemampuan-kemampuannya sendiri dalam hubungannya dengan pendapat-pendapat dan kemampuan orang lain.

Menurut Gasperz (1997) menyatakan kualitas adalah totalitas dari fitur-fitur dan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh produk yang sanggup untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Menurut Kolter (1997) kualitas adalah seluruh cirri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat.

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu skhole, scola, scolae, atau schola. Secara harafiah berarti waktu luang atau waktu senggang. Sekolah adalah tempat yang didirikan bagi anak-anak, dengan tujuan untuk mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa (Wikipedia, 2012). Persepsi kualitas sekolah merupakan cara pandang seseorang tentang baik buruknya suatu lembaga pendidikan.

2. Aspek-Aspek Persepsi Kualitas Sekolah.

Menurut Adi (2011) aspek-aspek Persepsi Kualitas Sekolah adalah : a. Lingkungan Fisik yaitu keadaan secara fisik sebuah sekolah b. Siswa yaitu murid yang belajar di sekolah tersebut.

c. Isi pelajaran yaitu pengetahuan yang berikan kepada siswa. d. Kolaborasi yaitu pembelajaran yang sesuai untuk murid-murid.

(18)

9

Hubungan Antara Persepsi Kualitas Sekolah dengan Komitmen Kerja Guru

Memiliki komitmen kerja dalam bekerja adalah hal yang mutlak yang seharusnya dimiliki oleh setiap pekerja (Raharjo, 2003). Dalam jaman sekarang ini, seorang dituntut untuk menjaga kualitas kerjanya supaya mampu bertahan di dalam pekerjaannya. Dunia pekerjaan yang penuh dengan persaingan ini tidak hanya menuntut skill saja namun juga tanggung jawab dan komitmen dengan pekerjaannya, jadi untuk menjaga kualitas kerjanya seseorang guru harus memiliki komitmen kerja yang tinggi. Komitmen kerja yang tinggi akan menumbuhkan motivasi yang tinggi pula di dalam diri seseorang, karena komitmen kerja ini muncul dari dalam batin seseorang dan akan sangat berpengaruh saat melakukan tugas dan kewajibannya dalam pekerjaannya (Irawan dkk, 2000).

Di era sekarang ini seharusnya setiap pekerja menumbuhkan komitmen kerja yang tinggi supaya bertahan dan mampu berasaing dalam pekerjaanya, walaupun kemampuan dan kepandaian mutlak diperlukan (Fauzan, 2010). Komitmen kerja guru merupakan suatu kekuatan yang muncul dalam diri sendiri yang berasal dari dalam hati seseorang untuk mau melakukan tugas dan kewajibannya sebagai seorang guru yang akan melahirkan tanggung jawab dan sikap responsive serta inovatif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini komitmen kerja seseorang sangat berpengaruh pada kinerjanya. Seorang guru yang memiliki komitmen kerja yang tinggi akan melakukan tugas dan kewajibannya sebagai seorang guru dengan penuh tanggung jawab (Fauzan, 2010).

(19)

10

mempengaruhi komitmen kerja seseorang adalah persepsi. Persepsi merupakan suatu pandangan tentang satu hal yang sama namun akan berbeda pandangan pada orang yang berbeda. Seseorang yang memiliki persepsi yang baik tentang pekerjaanya akan memiliki komitmen kerja yang tinggi juga, sedangkan seseorang yang memiliki persepsi yang buruk tentang pekerjaanya maka komitmen kerjanya akan rendah juga (Steers, 1985). Oleh karena itu persepsi memiliki andil dalam menumbuhkan komitmen kerja seseorang.

Mullins (1999) mengungkapkan bahwa salah satu faktor komitmen kerja adalah persepsi. Dalam hal ini, persepsi dapat mempengaruhi komitmen kerja seseorang. Walaupun ada tiga faktor lain yang mempengaruhi komitmen kerja, persepsi merupakan salah satu yang utama, karena persepsi merupakan suatu hasil penerjemahan dari stimulus yang diterima yang terjadi di dalam otak.

Bila dikaitkan dengan komitmen kerja, persepsi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang memiliki komitmen kerja yang tinggi atau komitmen kerja yang rendah. Jika seorang pekerja memiliki persepsi positif tentang pekerjaanya, seperti sekolah A merupakan sekolah terbaik di kota Salatiga, maka hal ini akan menumbuhkan komitmen kerja yang tinggi pada seorang guru yang bekerja di sekolah A. Sama halnya dengan seseorang yang memiliki persepsi negatif tentang pekerjaanya, misalnya sekolah B merupakan sekolah yang tidak memiliki murid di kota Salatiga, maka seorang yang bekerja di sekolah itu akan memiliki komitmen kerja yang rendah. Sehingga persepsi sangat berpengaruh pada komitmen seseorang.

Hipotesis

(20)

11

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional. Penelitan dengan cara ini bermaksud mengungkapkan bentuk hubungan timbal balik antara variabel yang diselidiki (Sugiyono, 2008). Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yang terdiri dari dua variabel yaitu persepsi kualitas sekolah merupakan variabel bebas dan komitmen kerja guru merupakan variabel terikat.

Populasi

Menurut Sugiyono (2008) populasi merupakan keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMK Diponegoro Salatiga yang berjumlah 30 orang.

Presedur Sampling Dan Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah saturation sampling. Menurut Sugiyono (2004), dalam teknik pengambilan sampling ini seluruh populasi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel. Sugiyono (2008) mendefinisikan sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel penelitian ini adalah guru-guru SMK Diponegoro Salatiga.

Analisa Data

a. Daya Diskriminasi Item

1. Skala Komitmen Kerja Guru

Pada penelitian ini untuk skala komitmen kerja guru adalah Job Commitment of

Primary School Teachers yang disusun berdasarkan pada aspek-aspek dalam Job

(21)

12

Metode yang digunakan sebagai pola dasar pengukuran skala ini adalah model Likert, yaitu skala Likert yang sudah dimodikasi dengan menghilangkan kategori jawaban yang berada di tengah. Dengan demikian skala Likert tersebut mempunyai empat macam pilihan jawaban yaitu, sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Penyekoran ini dilakukan dengan sistematika untuk item-item favorable, jawaban sangat sesuai (SS) mendapat skor 4 dan bergerak menuju skor 1 untuk jawaban yang sangat tidak sesuai (STS). Begitu juga dengan item-item unfavorable, jawaban sangat tidak sesuai (STS) mendapat skor 4 dan bergerak menuju skor 1 untuk jawaban sangat sesuai (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala ini, berarti semakin tinggi komitmen kerja yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh maka semakin rendah komitmen kerja yang dimiliki. Skala ini terdiri dari 15 item. Setelah dilakukan uji daya diskriminasi item, 15 item memiliki daya diskriminasi baik sesuai dengan batas koefisien korelasi item total ≥ 0,25 (Azwar, 2000). Daya diskriminasi item yang diperoleh dalam penelitian ini dari

0,603 sampai 0,824, sedangkan reliabilitas item 0,943.

2. Skala Persepsi Kualitas Sekolah

(22)

13

b. UJI ASUMSI 1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai p > 0,05 yang didapat dari hasil analisa menggunakan program SPSS 18.0. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor komitmen kerja guru berdistribusi normal, yang dapat dilihat dari besarnya nilai K-S-Z sebesar 0,857 dengan nilai sign. = 0,455 (p > 0, 05). Demikian juga persepsi kualitas sekolah juga berdistribusi normal, yang dapat dilihat dari besarnya nilai K-S-Z sebesar 0,923 dengan nilai sign= 0,361 (p > 0,05).

2. Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk menguji integritas hubungan data yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan yang linear dengan variabel terikat atau tidak. Untuk perhitungannya, uji linieritas dilakukan dengan menggunakan SPSS seri 18 for windows.

Berdasarkan hasil analisis hasil uji linearitas yang menggunakan table Anova nilai Deviation from linearity maka dapat diketahui komitmen kerja guru dengan persepsi kualitas sekolah adalah linear, karena dari hasil uji linearitas diperoleh F beda = 0,934 dan nilai signifikansi sebesar 0,55 (p > 0,05). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hubungan antara komitmen kerja guru dan persepsi kualitas sekolah menunjukkan garis yang sejajar atau linear.

3. Uji Korelasi

(23)

14

menunjukkan tidak ada hubungan antara komitmen kerja guru dengan persepsi kualitas sekolah di SMK Diponegoro Salatiga. Komitmen_kerja_guru Pearson Correlation 1 -.013

Sig. (2-tailed) .946 beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi. Pada kategori sangat rendah didapati prosentase sebesar 0%, kategori rendah 0%, kategori sedang 3,33%, kategori tinggi sebesar 50% dan kategori sangat tinggi sebesar 46,67% Mean atau rata-rata yang diperoleh adalah 50,30 dengan standar deviasi sebesar 6,18. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa komitmen kerja guru SMK Diponegoro Salatiga ini berada pada tingkat yang tinggi.

Tabel 2

Kriteria Skor Komitmen Kerja Guru

No Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar deviasi

(24)

15

Persepsi Kualitas Sekolah

Data di atas menunjukkan persepsi kualitas sekolah dari 30 subjek yang berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi. Pada kategori sangat rendah didapati prosentase sebesar 0%, kategori rendah sebesar 0%, kategori sedang 36,67%, kategori tinggi sebesar 50% dan kategori sangat tinggi sebesar 13,33%. Mean atau rata-rata yang diperoleh adalah 54 dengan standar deviasi sebesar 5,9. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa persepsi kualitas sekolah pada guru SMK Diponegoro Salatiga berada pada tingkat tinggi.

Tabel 3

Kriteria Skor Persepsi Kualitas Sekolah

No Interval Kategori Frekuensi Persentase Mean Standar deviasi 1. 61,2 ≤ x ≤ 72 Sangat Tinggi 4 13,33%

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi antara komitmen kerja guru dengan persepsi kualitas sekolah didapatkan tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut dengan besar korelasi -0,013 dengan signifikansi 0,946 (p < 0,05). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara komitmen kerja guru dengan persepsi kualitas sekolah guru SMK Diponegoro Salatiga. Dengan demikian, dinyatakan dalam penelitian ini Ho diterima dan H1 ditolak.

(25)

16

halnya dengan guru-guru di SMK Diponegoro Salatiga, guru-guru disini memiliki komitmen kerj yang tinggi, mereka melakukan pekerjaannya sesuai dengan tanggung jawab mereka sebagai guru, yaitu mendidik murid-murid supaya menjadi lebih baik serta memiliki pengetahuan yang banyak untuk mempersiapkan mereka dalam dunia kerja nantinya. Guru-guru di SMK Diponegoro Salatiga tidak melihat kualitas sekolah tempat mereka mengajar, mereka bekerja sebagai guru karena menyadari bahwa menjadi guru memiliki tanggung jawab yang besar yaitu mendidik murid-murid supaya menjadi lebih baik dan mampu bersaing di dalam dunia pekerjaan.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardiatmo (2005), Yuanita (2005), Alwi (2001) menemukan adanya hubungan antara persepsi kualitas sekolah dengan komitmen kerja guru. Penelitian ini tidak mendukung karena dalam penelitiannya mereka menjelaskan bahwa persepsi kualitas sekolah mempengaruhi kinerja guru, dimana guru yang memiliki persepsi yang baik terhadap sekolah memiliki kinerja yang baik pula (Wardiatmo, 2005). Yuanita (2005) menjelaskan bahwa salah satu faktor komitmen kerja guru adalah persepsi kualitas pendidikan, guru yang memiliki persepsi masing-masing tentang kualitas pendidikan, sehingga persepsi mempengaruhi kinerja guru dalam mengajar. Alwi (2001) dalam penelitiannya menunjukan bahwa kualitas sekolah berpengaruh pada komitmen kerja guru, guru yang mengajar pada sekolah dengan kualitas baik maka komitmen kerjanya juga akan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

(26)

17

1. Tidak terdapat hubungan antara persepsi kualitas sekolah dengam komitmen kerja guru di SMK Diponegoro Salatiga.

2. Persepsi kualitas sekolah yang dimiliki guru di SMK Diponegoro Salatiga termasuk dalam kategori tinggi.

3. Komitmen kerja yang dimiliki guru-guru di SMK Diponegoro Salatiga termasuk dalam kategori tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diketahui, maka penulis mengajukan saran kebeberapa pihak yaitu :

1. Bagi Guru

Guru diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan komitmen kerjanya tanpa memandang kualitas sekolah tempat mengajar, karena dengan memiliki komitmen kerja yang tinggi maka tujuan dari pendidikan akan tercapai.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang berbeda, misalnya menggunakan metode kualitatif, sehingga hasil yang didapat lebih akurat.

(27)

18

Daftar Pustaka

Adi, Prasetyo. (2011). Persepsi Kualitas Sekolah Oleh Guru Di SMAN 2 Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Varia Pendidikan, Vol 21 No 2.

Alwi, A. (2001). Hubungan antara Kualitas Sekolah dengan Komitmen Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Wonosobo. Jurnal Pendidikan, Vol 3 No 19, 89-106.

Anindriana, Wahyu. (2011). Persepsi Manusia Memandang Dunia. Surabaya: CV. Media Wacana.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian Satuan Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Cilliana, M.A. (2012). Hubungan antara Komitmen Kerja dengan Tingkat Pendidikan Karyawan Rumah Makan Padang Salero Bundo Di Jakarta. Jurnal Pendidikan. Vol 5 No. 13, 56-79.

Fauzan, F. (2010). Susahnya Mencari Pekerja yang Berkomitmen. Jakarta: Primamedia Pustaka. Greenberg, J. & Baron, R.A. (2003). Behavior in Organizations Understanding and Managing

the Human Side of Work. New Jersey: Prentice-Hall International.

Gesperz, S. (1997). Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hadi, S. (1983). Metodologi Reseacrh 1. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Harry, W. (2011). Kondisi Sistem Pendidikan Di Indonesia. Surabaya: Unesa University Press. Irawan, Y. dkk. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Administrasi.

John, D. (2011). John Dewey Pendidikan dan Pengalaman. (John de Santo, Penerj.). Kepel Pers, (Buku asli diterbitkan tahun 2002). Yogyakarta, 2011.

Mullins. (1999). Komitmen dalam Bekerja. Bandung: Media Pustaka.

Natalie, A. (1984). An Intoduction of Commitment. New York. John Wiley & Sons, Inc. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomer: 044/U/2002 Tentang Dewan Pendidikan dan

Komite Sekolah.

Khikmah, G. (2005). Membangun Komitmen Kerja Dalam Diri. Jakarta: Ghalia. Kolter, P. (1997). Kolter on Maerketini. Londo: Free Press.

(28)

19

Ratri, S. (2012). Pendidikan untuk Masyarakat Modern. Jakarta: Bumi Aksara.

Rakhmat, J. (2007). Persepsi Manusia Memandang Dunia. Surabaya: CV. Media Wacana. Rusman, E. (2010). Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sarwono, M. (1993). Prinsip-prinsip Pemikiran Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ssali, G. (2006). Job Commitment of Primary School Teachers. Masters Educational

Management, Makerere University.

Steers, R. M, “Efektifitas Organisasi”, (M. Jamin, Penerj.). Erlangga (Buku asli diterbitkan 1985). Jakarta, 1985.

Sugiyono, Prof. Dr. (2001). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharman, I.H. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Sulastiana, M. (2009). Hubungan Kualitas Sekolah dengan Komitmen Kerja Di Kabupaten Sumedang. Jurnal Psikologi Universitas Padjajaran. Vol 31, 11-31.

Tasmara, R. (2006). Pentingnya Memiliki Komitmen Dalam Hidup. Yogyakarta: Andi Offset. UU Republik Indonesia Nomer 20 Tahun 2003. (2005). Dalam : Sistem Pendidikan Nasional.

Yogyakarta : Media Abadi : Hal 10.

Walgito, B. (2004). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi.

Wardiatmo, H. (2005). Hubungan Persepsi Kualitas Sekolah dengan Kinerja Guru di Madrasyah Aliyah Darul Ulum di Kab. Sidoarjo. Jurnal Ilmu Pendidikan. Vol 34, 56-71.

Yuanita, D. (2005). Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Kerja Guru di MA Al Ishlah Jakarta. Jurnal Pendidikan, 72, 113-124.

Zeffane, A. (1994). Motivatio, Commitment, and Work Behavior. USA: McGraw Hill, Inc.

Gambar

Tabel 1 Correlations
Tabel 3 Kriteria Skor Persepsi Kualitas Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada hasil perencanaan, terdapat 3 kebutuhan yang harus diselesaikan dengan membangun SPK, yaitu (1) kebutuhan akan sistem monitoring harga beras yang

Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 30 tahun 2005 pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan wali hakim adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan

Komponen serat pada tepung rebung bambu tabah tertinggi terdapat pada bagian pangkal yaitu 30.99% (bk) hemiselulosa, 37,55% (bk) selulosa dan kandungan lingnin tidak berbeda nyata

(2000) menunjukkan bahwa benih tisuk yang dikecambahkan pada subsrat pasir memiliki daya berkecambah paling rendah jika dibandingkan dengan substrat vermikulit,

layanan umum secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh

Paru-paru merupakan target organ utama dari paraquat dan efek toksik yang dihasilkan dapat menyebabkan kematian walaupun toksisitas melalui inhalasi terbilang jarang 7..

1) Penjelasan materi ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. 2) Belajar dalam kelompok setelah guru menjelaskan gambaran umum teteng pokok