BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiada bangsa di dunia ini yang tidak menginginkan kemakmuran bagi masyarakatnya. Kemakmuran tidak lepas dari kekayaan yang dimiliki dan dikelola oleh suatu masyarakat.dengan kekayaan yang dimilikinya, suatu masyarakat akan dapat melakukan banyak hal mengisi kehidupan didunia ini.
Masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan dengan uang dan setiap transaksi aliran kekayaan antar individu didalam masyarakat diukur dengan satuan uang. Untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat modern memerlukan uang sebagai ukuran transaksi. Bahkan masyarakat yang telah maju peradabannya, uang kertas dan uang logam telah mulai digantikan dengan uang elektronik untuk mempercepat dan mempermudah transaksi antar mereka. Bagi masyarakat yang tidak dialiri uang ibarat bagian tubuh yang tidak dialiri oleh darah. Miskin dan tidak banyak yang dilakukan untuk mengisi kehidupan.
Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor, berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kekayaan tersebut kepada investor. Dalam mempertanggung jawabkan kekayaan, manajemen perusahaan menggunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu, perusahaan perlu menyelenggarakan akuntansi yang memungkinkan disajikannya laporan pertanggung jawaban keuangan kepada para investor.
Pertanggung jawaban keuangan memerlukan dua unsur yaitu : a. Kompetensi dalam bidang akuntansi, dan
b. Keandalan informasi akuntansi yang dihasilkan
Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin kompleks transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut, sehingga memerlukan kompetensi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi akuntansi. Disamping itu, pertanggung jaawaban keuangan diperlukan pengetahuan yang disebut auditing.
Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran pertanggung jawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam profesi akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat keuangan dapat memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal bagi masyarakat keuangan dalam mengambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.
kliennya. Pengujian pengendalian disesuaikan dengan penggolongan siklus kegiatan perusahaan. Pada kesempatan kali ini, hal yang akan dibahas ialah mengenai materi tentang audit terhadap siklus pengeluaran; pengujian pengendalian.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah mengenai Audit terhadap Siklus Pengeluaran : Pengujian Pengendalian adalah :
1. Sistem Informasi Akuntansi apa sajakah yang Membentuk Siklus Pengeluaran ?
2. Fungsi-fungsi apa sajakah yang Terkait dengan Siklus Pengeluaran ? 3. Dokumen-dokumen apa sajakah yang Terkait dengan Siklus Pengeluaran ? 4. Catatan-catatan apa sajakah yang Terkait dengan Siklus Pengeluaran ? 5. Apa saja prosedur audit utang usaha ?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan Sistem Informasi Akuntansi apa yang Membentuk Siklus Pengeluaran.
2. Untuk memaparkan Fungsi-fungsi yang Terkait dengan Siklus Pengeluaran.
3. Untuk memaparkan Dokumen-dokumen yang Terkait dengan Siklus Pengeluaran.
4. Untuk memaparkan Catatan-catatan yang Terkait dengan Siklus Pengeluaran.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Informasi Akuntansi yang Membentuk Siklus Pengeluaran
a. Permintaan Pembelian
Formulir permintaan pembelian digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh pejabat perusahaan yang diberi kewenangan untuk mengajukan permintaan pembe;ian (misanya: Kepala Gudang atau Kepala Departemen Produksi) Pada perusahaan-perusahaan tertentu seringkali digunakan komputer untuk melakukan pemesanan ketika persediaan barang di gudang mencapai re-order point (titik pemesanan kembali) yang akan melakukan pemesanan secara otomatis.
b. Order Pembelian
Order pembelian adalah dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari pemasok. Dokumen ini berisi deskripsi, kualitas, dan informasi lain yang berhubunga dengan barang dan jasa yang diinginkan perusahaan untuk dibeli dan seringkali digunakan untuk menunjukan persetujuan pembelian.
c. Penerimaan Barang dan Jasa
Penerimaan barang dan jasa oleh perusahaan dari pemasok adalah saat yang paling kritis dalam siklus ini, karena saat ini oleh kebanyakan perusahaan dipakai pertama kali untuk mengakui pembelian dan utang yang bersangkutan. Ketika barang diterima, agar kontrol berjalan baik, diperlukan pemeriksaan tentang deskripsi, kuantitas, tanggal penerimaan, dan kondisi barang yang diterima. Laporan penerimaan adalah dokumen berupa kertas atau elektronik yang dibuat pada saat barang diterima.
Pengakuan kewajiban yang tepat atas barang dan jasa yang telah diterima menuntut adanya pencatatan yang tepat dan akurat. Perusahaan harus seksama dalam memasukkan semua transaksi pembelian, yaitu pembelian yang sungguh-sungguh terjadi, dengan jumlah yang benar.
Dokumen-dokumen dan catatan yang lazim digunakan adalah :
1. Faktur dari Pemasok 2. Memo Debet
3. Voucher
4. File Transaksi Pembelian 5. Jurnal Pembelian
6. Master File Utang Usaha 7. Daftar Utang Usaha
8. Laporan dari Pemasok (Vendor’s Statement)
2.1.2 Siklus Pembayaran
a. Pengolahan dan Pencatatan Pengeluaran Kas
Pembayaran untuk pembelian barang dan jasa merupakan aktivitas yang signifikan. Aktivitas ini secara langsung akan mengurangi saldo akun kewajiban, biasanaya akun utang usaha. Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan diperiksa auditor meliputi:
1. Check
2. File Transaksi Pengeluaran Kas 3. Jurnal Pengeluaran Kas
2.2 Fungsi yang terkait dengan siklus pengeluaran
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi 1. Fungsi gudang
2. Fungsi pembelian 3. Fungsi penerimaan kas 4. Fungsi pencatatan utang 5. Fungsi akuntansi biaya 6. Fungsi akuntansi umum 7. Fungsi penerimaan kas
Bagian gudang Bagian pembelian
Bagian penerimaan barang Bagian utang
Bagian akuntansi biaya Bagian akuntansi umum Bagian kasa
Tanggung jawab setiap fungsi yang terkait dalam transaksi pembelian tersebut diuraikan berikut ini.
1. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi sediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah di terima oleh fungsi penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak diselenggarakan sedia barang di gudang), permintaan pembelian diajukan oleh pemakai barang. Dalam pemelorehan aktiva tetap, calon pemakai atau fungsi perencanaan perusahaan biasanya yang mengajukan permintaan pembelian.
2. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
Dalam sistem informasi akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawaab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
4. Fungsi Pencatat Utang
Dalam pemerolehan barang dan jasa, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggarakan buku pembantu utang sebagai buku pembantu utang.
5. Fungsi Akuntansi Biaya
Dalam transaksi pembelian, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat sediaan dan aktiva tetap. Dalam pemerolehan sediaan, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat kos sediaan barang yang di beli kedalam buku pembantu sediaan. Dalam pemerolehan aktiva tetap, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat kos aktiva tetap yang dibeli ke dalam buku pembantu aktiva tetap.
Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini :
1. Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian 2. Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok
3. Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok dan melakukan pemilihan pemasok
4. Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok pilihan 5. Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
6. Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi gudang untuk disimpan
7. Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi akuntansi
8. Fungsi akuntansi menerima faktur dari pemasok dan atas dasar faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian
2.3 Dokumen yang terkait dengan siklus pengeluaran
2.3.1 Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian
Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian dibagi menjadi 2 golongan: dokumen sumber (source documents), yaitu dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan kedalam catatan akuntansi, dan dokumen pendukung (corroborating documents atau dokumen penguat), yaitu dokumen yang membuktikan validitas terjadinya transaksi pembelian dapat dilihat berikut ini.
Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung
Pembelian Bukti kas keluar Surat Permintaan
Pembelian
Surat Order Pembelian Laporan Penerimaan Barang
Surat Perubahan Order Faktur dari Pemasok Uraian :
1) Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian brang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang disebut dalam surat.
2) Surat permintaan otorisasi investasi
Dokumen ini diisi olehfunngsi yang mengusulkan pemerolehan aktiva tetap dan setelah diotorisasi oleh direktur fungsi yang bersangkutan dimintakan persetujuandari direktu utama.
3) Surat permintaan otorisasi reparasi
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang melakukan pengeluaran modal (capital expenditure)
4) Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi (tidak repetitif), yang menyangkut jumlah moneter pembelian yang besar.
5) Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
a) Surat order pembelian
b) Tembusan pengakuan oleh pemasok c) Tembusan fungsi peminta barang d) Arsip tanggal penerimaan e) Arsip pemasok
g) Tembusan fungsi akuntansi 6) Laporan penerimaan barang
Dokkumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. 7) Surat perubahan order pembelian
Dokumen ini dibuat untuk perubahan terhadap surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan.
8) Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fuingsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran (berfungsi sebagai remittance advice).
9) Faktur dari pemasok
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok, yang berisi jenis, kuantitas, dan harga barang yang menjadi kewajiban perusahaan kepada pemasok.
2.3.2 Dokumen yang digunakan dalam transaksi pengeluaran kas
Transaksi Dokumen Sumber Dokumen Pendukung
Pengeluaran Kas Bukti Kas Keluar Surat Permintaan Cek Kwitansi
Cek
2.4 Catatan Akuntansi dalam siklus pengeluaran
1. Register bukti kas keluar (voucher register)
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan voucher payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah register bukti kas keluar.
2. Jurnal pembelian
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian adalah jurnal pembelian.
3. Buku pembantu utang
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan accoun payablet procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok adalah buku pembantu utang. Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan voucher payable procedure, yang berfungsi sebagai catatan utang adalah arsip bukti kas keluar yang belum dibayar (unpaid voucher file).
4. Buku pembantu sediaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, buku pembantu sediaan ini digunakan untuk mencatat kos sediaan yang dibeli.
2.4.2 Catatan akuntasi yang digunakan dalam transaksi pengeluaran kas 1. Register cek (check register)
2. Buku besar (general ledger)
Golongan Transaksi
Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan Pembelian Persediaan
Properti, Peralatan, Aset Tetap lainnya Beban dibayar
Pembuatan Order Pembelian
Penerimaan
dimuka Utang usaha
Beban Pabrik Beban Penjualan Beban
Administrasi
Barang dan Jasa
Pengakuan Utang
Laporan Penerimaan Barang dan Jasa
Faktur dari penjual Memo debet Voucher File Transaksi pemebelian Jurnal Pembelian Master file utang usaha
Daftar Utang Usaha
Laporan dari Pemasok Pengeluaran Kas Kas di Bank
(untuk
pengeluaran kas)
Utang Usaha Potongan
Pembayaran dan pencatatan pengeluaran kas
Check Pembayaran File transaksi Pengeluaran kas Jurnal
Pembelian
2.5 Prosedur Audit Utang Usaha
2.5.1 Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Memengaruhi Utang Usaha (Tahap 1)
Akhir-akhir ini banyak perusahaan fokus pada upaya memperbaiki manajemen aktivitas rantai-pemasokan yang telah mengubah berbagai hal dalam rancangan system yang digunakan untuk menginisiasi dan mencatat aktivitas pembelian dan pembayaran. Upaya-upaya untuk merampingkan pembelian dan pembayaran barang dan jasa, termasuk lebih meningkatkan pembelian persediaan secara just-in-time, meningkatkan berbagai informasi dengan pemasok, and penggunaan teknologi informasi dan e-commerce untuk transaksi bisnis, telah mengubah semua aspek siklus pembelian dan pembayaran pada banyak perusahaan. Perubahan-perubahan dan system tersebut bisa sangat kompleks.
Perubahan-perubahan ini bisa meningkatkan risiko bisnis secara signifikan. Sebagai contoh, pemasok bisa memiliki akses yang lebih besar pada catatan utang usaha yang memungkinkan mereka untuk secara terus menerus memonitor saldo utang usaha dan melakukan rekonsiliasi rinci transaksi. Auditor harus mengerti sifat perubahan system tersebut untuk mengidentifikasi apakah risiko bisnis klien dan pengendalian manajemen terkait memengaruhi kemungkinan kesalahan penyajian material dalam utang usaha.
Seperti halnya piutang usaha, sejumlah besar transaksi bisamemengaruhi utang usaha. Saldonya seringkali berjumlah besar dan meliputi sejumlah besar pemasok dan biasanya akan mahal bila harus mengaudit semua akun tersebut. Karena alas an tersebut, auditor biasanya menetapkan materialitas kinerja untuk utang usaha relative tinggi. Denganalasan yang sama, auditor sering menilai risiko inheren pada tingkat medium atau tinggi. Mereka biasanya menaruh perhatian pada tujuan kelengkapan dan tujuan saldo pisah batas karena potensi terjadinya kurang saji dalam saldo utang usaha.
2.5.3 Menilai Risiko Pengendalian dan Merancang Serta Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi (Tahap 1 dan 2)
Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan risiko inheren untuk utang usaha, mereka menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman atas pengendalian internal. Pengujian substantive yang dilakukan auditor pada akhirnya akan tergantung pada efektivitas pengendalian internal yang berkaitan dengan utang usaha. Oleh karena itu, auditor harus memiliki pemahaman yang dalam tentang bagaimana pengendalian yang berhubungan dengan utang usaha.
2.5.4 Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap 3)
Penggunaan prosedur analitis merupakan hal penting dalam siklus pembelian dan pembayaran seperti halnya dalam siklus yang lain, terutama dalam menemukan kesalahan penyajian dalam utang usaha.
dalam akun beban. Karena penggunaan pembukuan berpasanan (double entry accounting), suatu kesalahan penyajian dalam akun beban biasanya juga akan berakibat kesalahan penyajian yang samapada akun utang usaha. Oleh karena itu, pembandingan beban tahun ini seperti misalnya sewa listrik dan beban-beban yang terjadwal dengan regular dengan tahun sebelumnya merupakan prosedur yangefektif dalam menganalisis utang usaha apabila beban dari tahun ke tahun relative stabil.
2.5.5 Merancang dan Melaksanakan Pengujian Rinci Saldo Akun Utang Usaha (Tahap 3)
Tujuan keseluruhan audit utang usaha adalah untuk menentukan apakah saldo utang usaha telah disajikan secara wajar dan diungkapkan dengan tepat.
Tujuan Audit Saldo Prosedur Pengujian Rinci Saldo
Komentar
Utang usaha dalam daftar utang usaha cocok dengan yang tercantum pada master file yang bersangkutan, dan totalnya cocok dengan yang tercantum di buku besar (kecocokan saldo)
Jumlahkan ulang atau gunakan computer untuk menjumlahkan daftar utang usaha.
Telusur total ke buku besar.
Telusur faktur penjual individual ke master file
Bila penjumlahan dilakukan secara manual tidak perlu seluruh halaman dijumlah.
untuk mencocokkan nama dan jumlahnya.
bila pengendalian lemah.
Utang usaha dalam daftar utang usaha
sungguh-sungguh ada
(keberadaan)
Telusur dan daftar utang usaha ke faktur penjual dan laporan dari pemasok.
Konfirmasi utang usaha, terutama untuk yang berjumlah besar dan tidak biasa.
Baiasanya kurang mendapat perhatian, karena perhatian utama padalebih saji.
Utang usaha yang ada telah tercantum dalam daftar utang usaha (kelengkapan).
Lakukan pengujian liabilitas setelah tanggal penutupan buku.
Ini adalah pengujian audit yang penting untuk utang usaha.
Utang usaha yang tercantum dalam daftar telah akurat (ketelitian).
Lakukan prosedur yang sama dengan yang digunakan untuk tujuan
keberadaan dan
pengujian setelah tanggal penutupan buku.
Biasanya, tekanan pada prosedur untuk ketelitian ini adalah kurang saji dibandingkan dengan untuk perhilangan.
Utang usaha yang tercantum dalam daftar telah digolongkan dengan benar (penggolongan).
Review daftar dan master file yang bersangkutan dengan pihak yang berelasi, liabilitas
berbunga,utang jangka panjang,utang bersaldo debet.
Transaksi dalam siklus
pembelian dan
pembayaran telah dicatat pada periode yang tepat (pisah-batas).
Lakukan pengujian setelah tanggal penutupan buku.
Lakukan pengujian rinci sebagai bagian dari observasi perhitungan persediaan.
Lakukan pengujian untuk persediaan dalam perjalanan.
Ini merupakan pengujian yang sangat penting untuk utang usaha, ini disebut pengujian pisah batas.
Perusahaan memiliki
kewajiban untuk
membayar liabilitas yang tercantum dalam utang usaha (kewajiban).
Periksalah laporan dari pemasok dan konfirmasi utang usaha.
Biasanya bukan
merupakan perhatian utama dalam audit utang usaha, karena semua utang usaha adlah kewajiaban.
2.6 Contoh Kasus
a. 2 januari 2009 dibeli barang dari PT.MAXI Jakarta RP 4.000.000 syarat 2/30, n/30
b. 5 januari 2009 dibeli barang dari PD Toni Rp 2.000.000 secara tunai dan dari CV Tina Jakarta Rp 3.000.000 syarat 2/5, n/30
c. 7 januari dibeli barang dari PT Atlantis Indonesia Rp 5.000.000 syarat 10/5, n/30
d. 10 Januari dibeli perlengkapan kantor Rp 570.000 dan peralatan kantor Rp 1.250.000 secara kredit dari toko Parasit
e. 12 januari 2009 dibeli barang dagang dari PT Mini Jakarta Rp 2.500.000 tunai. 20 januari dibeli barang dagang dari PT MAXI Jakarta Rp 3.500.000 dengan sayarat 2/10, n/30
f. 22 januari 2009 barang dagang senilai Rp 350.000 dikembalikan pada PT MAXI Jakarta karena rusak
Jurnal Pembelian Model Skontro
Tanggal Keterangan Ref Syarat
Pembayaran
Pembelian / Utang Dagang
1 2 3 4 5
Januari 2009 2
PT MAXI 2/10, n/30 4.000.000
5 CV Tina 2/5, n/30 3.000.000
7 PT Atlantis 10/5, n/30 5.000.000
20 PT MAXI 2/10, n/30 3.500.000
Catatan:
Jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi pembelian secara kredit. Pembelian barang lainnya yang dilakukan secara kredit dicatatkan pada jurnal umum. Sedangkan pembelian secara tunai dicatatkan pada jurnal pengeluaran kas. Contoh Jurnal Pengeluaran Kas:
a. 12 januari 2009 dibayarkan utang pada PT MAXI Rp 4.000.000 atas transaksi pada tanggal 2 januari dengan syarat 2/10, n/30
b. 12 januari 2009 dibeli barang dagang dari PT Mini Rp 250.000 tunai c. 13 januari 2009 dilunasi utang padaCV Tina Rp 3.000.000 syarat 2/5, n/30
atas transaksi tanggal 5 januari 2009
e. 20 januari 2009 dibayar utang Rp 2.820.000 kepada Toko Parasit
f. 30 januari 2009 dibeli barang dagang dari PT MAXI Rp 3.500.000 secara tunai
(Rp .000) Tgl (Jan 2009)
Ket Ref Debit Serba-serbi Kredit Utang
Dagang Pembelian Akun Ref Jumlah Kas PembelianPotongan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12 PT MAXI 4.000 2.500 3.920 80
12 Pembelia
n Tunai 2.500
13 CV Tina 3.000 3.000
17 PT
Atlantis
5.000 5.000
20 Toko Parasit
2.820 2.820
30 Pembelia n Tunai
3.500 3.500
Jumlah 18.320 2.500 20.74
0 80
Catatan :
Jurnal pengeluaran kas adalah jurnal yang dibuat untuk mencatat semua transaksi pengeluaran uang tunai atau kas. Transaksi yang dapat dicatat dalam jurnal pengeluaran kas antara lain:
a. Pembelian barang dagang secara tunai b. Pembayaran beban-beban
c. Pembayaran utang
d. Pengambilan uang untuk keperluan pribadi (prive) e. Pengeluaran tunai lainnya
BAB 3
3.1 Kesimpulan
1. Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa. Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang.
2. Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam perusahaan terdiri dari :
a. Transaksi pembelian b. Transaksi pengeluaran kas
3. Sistem pembelian yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini : a. Prosedur permintaan pembelian
b. Prosedur order pembelian c. Prosedur penerimaan barang d. Prosedur penyimpanan barang e. Prosedur pembuatan kas keluar f. Prosedur pencatatan utang
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Jusuf (2014), Auditing Edisi 2, Yogyakarta: STIE YKPN.
Mulyadi (2009), Auditing Edisi 6 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.