i ABSTRAK
Orang Jawa sangat memegang teguh pepatah yang mengatakan: ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Ini merupakan konsep dasar hidup bersama yang penuh kesadaran dan tanggung jawab. Dari sekian banyak suku bangsa di Indonesia, khususnya orang Jawa yang ada di desa Urung Pane Kecamatan Setia Janji, mempunyai pola hidup yang berbeda. Kebiasaan hidup secara berkelompok menyebabkan rasa diri mereka sedemikian dekat satu dengan lainnya, sehingga saling menolong merupakan sebuah kebutuhan. Di dalam tradisi rantangan terdapat beberapa modal sosial. Hakikat modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan, pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial tersebut.
Adanya tradisi tersebut merupakan bentuk modal sosial yang menimbulkan rasa saling percaya, adanya kerja sama antar jaringan, serta solidaritas diantara sesama suku Jawa. Kepercayaan akan menimbulkan kewajiban sosial dengan mempercayai seseorang akan menimbulkan kepercayaan kembali dari orang tersebut (resiprositas). Selain itu tradisi rantangan juga membantu mengurangi biaya pengeluaran saat mengadakan suatu pesta yang menimbulkan adanya tindakan resiprositas yang dilakukan oleh Suku Jawa yang sedang membutuhkan pertolongan di masa mendatang, sehingga hal ini akan memperkuat rasa saling percaya antara Suku Jawa.
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat dengan mudah untuk mendapatkan informasi dan data yang jelas serta terperinci mengenai tradisi rantangan sebagai modal sosial di kalangan suku Jawa di Desa Urung Pane Kecamatan Setia Janji Kabupaten Asahan, serta melihat bagaimana tradisi rantangan itu di lakukan di kalangan suku Jawa.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tradisi Rantangan Sebagai Modal Sosial di Kalangan Suku Jawa di desa Urung Pane tidak selamanya menjadi tradisi yang bisa dijalankan secara general dan terus menerus. Mengingat di zaman eraglobalisasi saat ini penanaman nilai-nilai tradisi yang ada di dalam masyarakat suku Jawa sudah tidak sepenuhnya dijalankan, biaya bahan-bahan pokok pembuatan rantangan juga sudah sangat mahal yang menjadikan sebagian masyarakat suku Jawa menolak untuk diadakannya tradisi rantangan tersebut. Sehingga rantangan tersebut tidak memberatkan masyarakat suku Jawa ketika mengalami sebagai orang yang dirantang. Akan tetapi, sebagian masyarakat suku Jawa yang lain masih tetap menjalankan tradisi tersebut karena masih mempercayai nilai-nilai yang ditanamkan oleh nenek moyangnya dahulu sebagai bentuk rasa kepercayaan dan solidaritas yang kuat di antara sesama suku Jawa.