• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI SDN MELIS KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DI SDN MELIS KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VI

PADA BIDANG STUDI PKN MATERI PERUMUSAN PANCASILA

SEBAGAI DASAR NEGARA MELALUI PENERAPAN MODEL

BELAJAR NUMBERED HEADS TOGETHER DI SDN MELIS

KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN TRENGGALEK

SEMESTER I TAHUN 2013/2014

Oleh: Istadiyah

SD N Melis, Gandusari, Trenggalek

Abstrak. Tujuan penelitian penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: (1) Mengetahui dan

mendeskripsikan langkah-langkah kepala sekolah dalam berkolaborasi dengan guru kelas VI menerapkan model belajar Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 pada materi Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara; (2) Mengetahui perkembangan prestasi belajar pada siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari Kabupaten Treng-galek tahun 2013/2014 pada materi Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara setelah diterapkan-nya model belajar Numbered Heads Together (NHT). Aktivitas belajar siswa pada siklus I menun-jukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 60,00% yang meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Numbered Heads Together (NHT). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 61,25% me-ningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode Numbered Heads Together (NHT) dengan baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkem-bangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 59,52 siklus I: 70,00 siklus II: 80,95 dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II sehingga dari hasil penelitian di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa serta ketuntasan belajar siswa yang menunjukan peningkatan yang sangat baik.

Kata kunci: Numbered Heads Together, PKn, Kelas VI

Pada Tahun Pelajaran 1973 melalui MPR ditetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) ditegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dimasukkan dalam kurikulum di semua tingkat pendi-dikan, mulai dari Taman Kanak-kanak sam-pai Perguruan Tinggi baik Negeri maupun swasta”. (Tap. MPR. No. IV/MPR/1973).

Maka sejak itu PKn dijadikan sebagai bidang studi tersendiri. Tim Pembina PKn Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa: “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran adalah usaha yang dilakukan secara sadar, teratur dan terus

menerus ynag terjadi di dalam proses belajar mengajar yang diciptakan hubungan antara guru dengan siswa menurut aturan moral Pancasila. Proses belajar mengajar me-nanamkan norma Pancasila dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku siswa menurut tuntutan moral Pancasila”. (Tim -Pembina PKn Depdikbud, 1983:24).

Dari definisi di atas dapat diuraikan bahwa hakekat bidang studi PKn adalah pendidikan moral yang berlandaskan Pancasila. Dengan demikian penekanannya lebih menitik beratkan pada aspek moral

(2)

(afektif) dan perbuatan (psikomotor) disam-ping secara integratif perlu diperhatikan as-pek pengetahuan (kognitif).

Materi PKn mencakup semua unsur yang erat kaitannya dengan sejarah dan per-kembangan PKn terutama tentang Pendi-dikan Masalah Moral Dengan adanya materi yang disediakan itu diharapkan dihayati dan diamalkan Perintah yang ada dalam Panca-sila yang berdasarakan UUD 1945 oleh seti-ap Peserta didik dalam kehidupan berma-syarakat dan bernegara.

Para guru PKn seharusnya mengenal, memahami dan dapat menerapkan berbagai metode penyajian yang bervariasi sesuai dengan perkembangan dunia metodologi pendidikan dewasa ini. Metode apapun yang kita pilih atau kita gunakan dalam pelak-sanaan program pembelajaran PKn hen-daknya dapat menjamin pengembangan ke-seluruhan aspek, yakni Pengetahuan, sikap dan ketrampilan, terutama pcngembangan si-kap dan moral dan mental (penghayatan) ni-lai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945. Sasaran akhir PKn adalah dihayati dan diamalkannya Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dalam hal itu D. Djamal mengemukakan bahwa: “Tujuan mempelaja-ri PKn adalah untuk mengerti dan memahami tentang isi dan makna yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 atau dengan kata lain untuk menjadi warganegara yang baik. dengan sikap moral dan perilaku yang berdasarkan falsafah ne-gara dan UUD 1945”. (Djamal, D. 1979: 7). Pada buku lain dirumuskan tujuan PKn sebagai berikut: ”Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan meneruskan dan mengembangkun jiwa semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pedoman Penghayatan dan GBHN kepada generasi

muda, dengan menekankan ranah sikap dan nilai yang mendorong semangat merangsang ilham dan menyeimbangkan kepribadian peserta didik” (GBPP, Depdikbud, 1984: 3).

Dengan demikian PKn juga memben-tuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya. Sebagai peserta-didik yang taat akan peraturan kedisiplinan sekolah dan peraturan lainnya.

Pada umumnya siswa dalam mem-pelajari bidang studi PKn kurang berminat, kemampuan siswa dalam memahami pokok bahasan bidang studi PKn masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai ulangan harian siswa masih dalam tingkat persentase ketun-tasan yang belum maksimal. Biasanya dalam pembelajaran PKn guru hanya menggunakan metode ceramah dan dengan media seadanya sehingga tidak dapat menumbuhkan minat belajar siswa yang mengakibatkan prestasi belajar siswa rendah.Untuk menanggulangi kendala tersebut perlu diterapkan strategi pembelajaran yang baru dan inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Hasil belajar SD Negeri Melis Keca-matan Gandusari Kabupaten Trenggalek Ke-las VI dilihat dari hasil nilai ulangan harian didapatkan banyak siswa yang tidak tuntas dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dan ketuntasan belajar belum meme-nuhi. KKM disekolah tersebut yaitu 70 dan ketuntasan belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku kurang lebih 85% (Mulyasa, 2010:218). Hasil observasi diperoleh nilai ulangan harian Kelas VI yang berjumlah 21 siswa, yang tidak tuntas dalam belajar berjumlah 7 siswa dengan presentase ketuntasan 33,33%. Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar PKn siswa SD Negeri Melis kurang baik.

(3)

Terkait dengan hasil temuan perma-salahan-permasalahan yang telah ditemukan di SD Negeri Melis maka untuk mengatasi masalah-masalah tersebut peneliti menawar-kan strategi model pembelajaran yaitu model pembelajaran Numbered Heads Together.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelom-pok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-ke-lompok kecil dan diarahkan untuk mem-pelajari materi pelajaran yang telah diten-tukan. Tujuan dibentuknya kelompok koope-ratif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran ko-operatif yang menekankan pada struktur khu-sus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan un-tuk meningkatkan penguasaan akademik. Ti-pe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2003: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pema-haman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu: (1) Hasil belajar akademik stuktural. Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik; (2) Pengakuan adanya kera-gaman. Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai

latar belakang; (3) Pengembangan ke-terampilan sosial. Bertujuan untuk mengem-bangkan keterampilan sosial siswa. Keteram-pilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pen-dapat, bekerja dalam kelompok dan seba-gainya.

Kelebihan model pembelajaran

Num-bered Heads Together adalah sebagai

beri-kut: (1) Setiap siswa menjadi siap semua; (2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; (3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

Kelemahan model pembelajaran

Numbered Heads Together adalah sebagai

berikut: (1) Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama; Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu: (a) Pembentukan kelompok; (b) Dis-kusi masalah; (c) Tukar jawaban antar ke-lompok.

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2003: 29) men-jadi enam langkah sebagai berikut: Langkah 1 Persiapan. Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2 Pembentukan kelompok. Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang

(4)

dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Langkah 3 Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan. Dalam pembentukan kelompok, tiap kelom-pok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang di-berikan oleh guru. Langkah 4 Diskusi ma-salah. Dalam kerja kelompok, guru mem-bagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bah-wa tiap orang mengetahui jabah-waban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang ber-sifat spesifik sampai yang berber-sifat umum. Langkah 5 Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban. Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawab-an kepada siswa di kelas. Ljawab-angkah 6. Mem-beri kesimpulan. Guru bersama siswa me-nyimpulkan jawaban akhir dari semua per-tanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dike-mukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2003: 18), antara lain adalah (1) Rasa harga diri menjadi lebih tinggi; (2) Memperbaiki kehadiran; (3) Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar; (4) Perilaku menggang-gu menjadi lebih kecil; (5) Konflik antara

pribadi berkurang; (6) Pemahaman yang lebih mendalam; (7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi; (8) Hasil belajar lebih tinggi.

Berdasarkan pada rumusan masalah penelitian tersebut, dapat dirumuskan bebe-rapa tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mengetahui dan mendeskripsikan langkah-langkah kepala sekolah dalam berkolaborasi dengan guru kelas VI menerapkan model belajar Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas VI SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 pada materi Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara; (2) Mengetahui per-kembangan prestasi belajar pada siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek tahun 2013/2014 pada materi Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara setelah diterapkannya model belajar Numbered Heads Together (NHT).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.Penelitian tindakan kelas berupaya untuk memperbaiki pem-belajaran dan meningkatkan kemampuan sis-wa sehingga akan terjadi peningkatan prestasi dalam belajar siswa.

Pada tahap ini kegiatan penelitian memuat beberapa kegiatan pra tindakan dan kegiatan tindakan pelaksanaan tindakan yaitu: (1) Kegiatan Pra Tindakan, dilakukan untuk mendata permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada pembelajaran PKn, sekaligus melaku-kan studi dokumentasi. (2) Kegiatan Pelak-sanaan Tindakan, meliputi: (a) Perencanaan

(5)

Tindakan; (b) Pelaksanaan Tindakan; (c) Pe-ngamatan; (d) Refleksi

Peneliti sebagai instrument utama berperan sebagai pelaku pembelajaran, perencana tindakan, pengumpul data, penaf-sir data, pemakna data dan pelapor temuan penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu pedoman pengamatan, pedo-man wawancara, catatan lapangan, angket, dan tes tulis.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Melis pada siswa Kelas VI Semester I bidang studi PKn materi Perumusan Panca-sila sebagai Dasar Negara Tahun Pelajaran pelajaran 2013/2014d engan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September sampai Oktober 2013.

Prosedur siklus penelitian yang dila-kukan, prosedur penelitian ini terdiri dari 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk melihat apakah ada peningkatan kemampuan bertanya siswa, dengan melihat hasil observasi dari hasil observasi awal siswa dan guru, maka refleksi awal diperlukan perubahan-perubahan untuk meningkatkan bertanya siswa di dalam kelas. Dengan ber-patokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian ini dengan prosedur: (a) Perencanaan (Planning); (b) Pelaksana-an (Action), (c) Observasi (Observation); (d) Refleksi (Reflection).

Analisis data dilakukan dengan me-nggunakan teknik analisis data kualitatif, baik yang bersifat linear (mengalir) maupun yang bersifat sirkuler. Secara garis besar ke-giatan analisis data dilakukan dengan lang-kah-langkah berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah dikumpulkan; (2) Mereduksi data yang didalamnya melibatkan kegiatan

pengkategorian dan pengklasifikasian; (3) Menyimpulkan dan memverifikasi.

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keber-hasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: (a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif, melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif; (b) Untuk ketuntasan belajar, seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 70% atau nilai 70, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 85%; (c) Lembar observasi pengolahan metode Numbered

Heads Together (NHT).

Karena penelitian ini dilandasi prinsip kolaboratif, partisipatoris dan kooperatif, maka kegiatan penyiapan partisipan dipan-dang perlu dilakukan. Kegiatan pelatihan diawali dengan kegiatan diskusi tentang penerapan metode kontekstual dan diterus-kan dengan meninjau materi yang aditerus-kan disampaikan pada penelitian tindakan.

Metode Pengumpulan Data yaitu dengan menggunakan (1) Tes, digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa; (2) Obser-vasi, digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa ter-hadap kegiatan pembelajaran; (3) Angket digunakan untuk mendetaksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap

(6)

pem-belajaran; (4) Pencatatan lapangan dimak-sudkan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpul data yang ada.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama

Refleksi Awal

Peneliti sebagai guru Kelas VI dalam penelitian ini telah melakukan kegiatan pra tindakan yang dimulai pada tanggal 8 Oktober 2013. Hasil dari refleksi awal dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan hasil kajian studi dokumentasi pembelajaran guru Kelas VI dari data kelas dan buku hasil analisis evaluasi pembelajaran diketahui bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn khususnya materi Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara sangat rendah. Dari hasil obeservasi ini seperti yang tercantum dalam catatan penelitian diduga bahwa penyebab utama rendahnya prestasi belajar siswa adalah penerapan metode pem-belajaran yang tidak tepat, sehingga tidak mampu meningkatkan minat aktivitas belajar siswa.

Planning (Perencanaan)

Persiapan yang perlu dilakukan sebe-lum pelaksanaan tindakan ini adalah: (a) Me-nyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan metode Numbered Heads

Together (NHT); (b) Menyusun petunjuk

kegiatan siswa; (c) Melaksanakan kegiatan penelitian; (d) Penilaian hasil kegiatan penelitian

Action (Pelaksanaan)

Dalam kegiatan proses pembelajaran ini guru dan siswa melaksanakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1)

Pada tanggal 17 September 2013 tepatnya pa-da pukul 07.00 (WIB) guru Kelas VI dengan didampingi oleh kepala sekolah memasuki ruang Kelas VI; (2) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran; (3) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajar-an; (4) Mengajak siswa bertanya jawab ten-tang kegiatan apa saja yang dilakukan setelah pulang dari sekolah; (5) Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang sila-sila dalam Pancasila; (6) Pukul 07.15 WIB, guru me-masuki kegiatan inti; (7) Semua siswa di-minta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai “Persiapan Kemerdekaan Indonesia”; (8) Bertanya jawab tentang gambaran keadaan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Je-pang; (9) Melanjutkan membaca teks tentang BPUPKI secara bergiliran; (10) Bertanya jawab tetang tujuan dibentuknya BPUPKI; (11) Melanjutkan membaca teks tentang Perumusan Dasar Negara RI; (12) Guru bertanya calon rumusan siapakah yang paling mendekati dengan isi Dasar Negara Pan-casila; (13) Melanjutkan membaca teks mengenai Panitia Sembilan secara bergiliran; (14) Guru menjelaskan hasil kerja Panitia Sembilan; (15) Membaca teks mengenai Pa-nitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia; (16) Dilanjutkan dengan membaca Rumusan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945; (17) Pada pukul 07.45, guru mengeluarkan karu yang berisi daftar perta-nyaan tetag perumusan pancasila; (18) Setiap kelompok mendapatkan kartu soal yang berisi sebuah soal untuk didiskusikan ber-sama kelompoknya; (19) Pukul 07.50, guru meminta siswa untuk mengemukakan jawab-an masing-masing kelompok secara ber-gantian, setelah itu guru meminta salaha satu

(7)

siswa untuk membacakan kartu jawab pada soal pertama. Kegiatan ini dilakukan sampai karti soal habis; (20) Pukul 08.00 WIB, guru melakukan kegiatan akhir dalam kegiatan ini; (21) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar; (22) Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari; (23) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing; (24) Pada tanggal 24 September 2013 tepatnya pada pukul 07.00 (WIB) guru Kelas VI dengan didampingi oleh kepala sekolah memasuki ruang Kelas VI; (25) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran; (26) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran; (27) Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan setelah pulang dari sekolah; (28) Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang sila-sila dalam Pancasila; (29) Pukul 07.15 WIB, guru memasuki kegiatan inti; (30) Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai “makna juang perumusan Pancasila sebagai dasar Negara”; (31) Pada pukul 07.45, guru mengeluarkan kartu yang berisi daftar pertanyaan tentang perumusan pancasila; (32) Setiap kelompok mendapatkan kartu soal yang berisi sebuah soal untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (33) Pukul 07.50, guru meminta siswa untuk mengemukakan jawaban masing-masing kelompok secara bergantian, setelah itu guru meminta salah satu siswa untuk membacakan kartu jawab pada soal pertama. Kegiatan ini dilakukan sampai karti soal habis; (34) Pukul 08.00

WIB, guru melakukan kegiatan akhir dalam kegiatan ini; (35) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar; (36) Sis-wa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari; (37) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan keper-cayaan masing-masing.

Observation (Pengamatan)

Bagi Kelas VI SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari Kabupaten Trengga-lek, siswa-siswa tampak lebih siap untuk me-ngikuti pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran meningkat. Indikator observasi adalah kebanyakan siswa aktif dalam me-nyajikan tugas kelompok, cukup banyak yang mengacungkan tangan tetapi frekuensi siswa untuk bertanya masih kurang, sudah banyak siswa yang mampu mengerjakan tugas tepat waktu, akan tetapi siswa masih sulit berkomunkasi dengan bahasa yang mu-dah dipahami oleh teman sebaya. Dari aktivi-tas belajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 60,00% dan termasuk dalam kategori aktivi-tas “cukup baik”.

Dari segi guru dapat diberikan hasil sebagai berikut: (a) Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi karena guru tidak terlalu banyak menerangkan konsep. Dalam hal ini guru hanya memberikan penjelasan hal-hal yang pokok; (b) Materi yang disam-paikan sesuai dengan sasaran yang di-inginkan; (c) Guru lebih mudah dalam me-ngarahkan proses belajar mengajar; (d) Akan tetapi guru masih sulit menjadi fasilitator dan motivator secara merata, karena guru dalam penguasaan metode pembelajaran belum optimal, sehingga waktu yang dipergunakan

(8)

dalam menerapkan metode ini tidak sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas sebesar 61,25% dan termasuk dalam kriteria “cukup baik”.

Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan peneli-tian berlangsung, menunjukkan bahwa pene-rapan model belajar Numbered Heads

Toget-her (NHT) berdampak positif terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari pada bidang studi PKn materi Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Untuk memperoleh gambaran perkembangan prestasi belajar siswa penelitian tampilkan tabulasi data berikut ini

Tabel 1 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan Perbaikan Pembelajaran Pada Siklus I

No Nama Siswa Nilai % Ketuntasan T TT

1 Ahmad Jawahirul 70 T 2 Arik Ramadhan 80 T 3 Aulia Rahma Dewi 70 T 4 Aprilia Dwi Saptina 70 T

5 Desi Wulandari 60 TT 6 Fahmi Romadhoni 70 T 7 Fina Kozaainul 70 T 8 Friskalina 80 T 9 M. Iqbal Rusad 80 T 10 Maulida Hanna 70 T 11 Mya Agustina 60 TT 12 M. Imam Mahrub 60 TT 13 M. Zunico Nur 60 TT 14 Nimas Ayu Edy 100 T

15 Nela Septiana 70 T 16 Rosy Alysia Nor 80 T 17 Yudi Stiawan 70 T 18 Zamzamia Malikah 50 TT 19 Anggita Krisna P 70 T 20 Trisna Pertiwi 70 T 21 Fikki Primat 60 TT Jumlah 1470 15 6 %Rata-Rata 70.00 71.43 28.57 Refleksi

Dari hasil observasi ditemukan kele-mahan-kelemahan sebagai berikut: (a) Guru kurang dalam memotivasi siswa; (b) Tek-nik bertanya yang disampaikan oleh guru masih kurang baik,sehingga kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan yang si-fatnya memprediksi, mengobservasi mau-pun menjelaskan suatu fenomena masih sa-ngat rendah; (c) Dalam forum diskusi masih sedikit siswa yang terlibat aktif.

Dengan adanya kendala pembelajar-an ypembelajar-ang muncul pada siklus I, maka prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal, yaitu hanya mencapai ketuntasan belajar sebesar 71,43% masih jauh dari ketuntasan belajar yang diharapkan sebesar 85,00%. Untuk masih diperlukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus Kedua

Planning (Perencanaan)

Pada siklus kedua ini perencanaannya secara garis besar sama dengan siklus satu, yang beda adalah pada materi kegiatan yang membahas tentang Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Selain itu berdasarkan pada temuan siklus I, maka langkah perencanaannya perlu tambahan yang meliputi: (a) Memperbaiki teknik bertanya pada guru; (b) Mengurangi dominasi guru; (c) Memotivasi siswa agar lebih aktif da-lam kegiatan diskusi.

Action (Pelaksanaan)

Pada siklus II pelaksanaan tindakan-nya secara garis besar sama dengan siklus I dengan adanya perbaikan mengurangi domi-nasi guru, memperbaiki teknik bertanya dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam ke-giatan diskusi. Adapun keke-giatannya sebagai berikut: (1) Pada tanggal 8 Oktober 2013 te-patnya pada pukul 07.00 (WIB) guru Kelas

(9)

VI dengan didampingi kepala sekolah mema-suki ruang Kelas VI; (2) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran; (3) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran; (4) Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan setelah pulang dari sekolah; (5) Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang sila-sila dalam Pancasila; (6) Pukul 07.15 WIB, guru memasuki kegiatan inti; (7) Se-mua siswa diminta menyimak teks yang diba-ca oleh siswa yang ditunjuk sediba-cara bergiliran mengenai “Persiapan Kemerdekaan Indonesia”; (8) Bertanya jawab tentang gam-baran keadaan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang; (9) Melanjutkan membaca teks tentang BPUPKI secara ber-giliran; (10) Bertanya jawab tetang tujuan dibentuknya BPUPKI; (11) Melanjutkan membaca teks tentang Perumusan Dasar Negara RI; (12) Guru bertanya calon rumus-an siapakah yrumus-ang paling mendekati dengrumus-an isi Dasar Negara Pancasila; (13) Melanjutkan membaca teks mengenai Panitia Sembilan secara bergiliran; (14) Guru menjelaskan hasil kerja Panitia Sembilan; (15) Membaca teks mengenai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia; (16) Dilanjutkan dengan membaca Rumusan Pancasila yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945; (17) Pada pukul 07.45, guru mengeluarkan karu yang berisi daftar pertanyaan tetag per-umusan pancasila; (18) Setiap kelompok mendapatkan kartu soal yang berisi sebuah soal untuk didiskusikanbersmaa kelompok-nya; (19) Pukul 07.50, guru meminta siswa untuk mengemukakan jawaban masing-ma-sing kelompok secara bergantian, setelah itu guru meminta salaha satu siswa untuk mem-bacakan kartu jawab pada soal pertama.

Kegiatan ini dilakukan sampai karti soal ha-bis; (20) Pukul 08.00 WIB, guru melakukan kegiatan akhir dalam kegiatan ini; (21) Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar; (22) Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari; (23) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan ke-percayaan masing-masing; (24) Pada tang-gal 15 Oktober 2013 tepatnya pada pukul 07.00 (WIB) guru Kelas VI dengan didampi-ngi oleh kepala sekolah memasuki ruang Kelas VI; (25) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama, presensi, apersepsi dan kepercayaan masing-masing, untuk me-ngawali pelajaran; (26) Memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembela-jaran; (27) Mengajak siswa bertanya jawab tentang kegiatan apa saja yang dilakukan setelah pulang dari sekolah; (28) Dilanjutkan dengan bertanya jawab tentang sila-sila dalam Pancasila; (29) Pukul 07.15 WIB, guru memasuki kegiatan inti; (30) Semua siswa diminta menyimak teks yang dibaca oleh siswa yang ditunjuk secara bergiliran mengenai “makna juang perumusan Pancasila sebagai dasar Negara”; (31) Pada pukul 07.45, guru mengeluarkan kartu yang berisi daftar pertanyaan tentang perumusan Pancasila; (32) Setiap kelompok men-dapatkan kartu soal yang berisi sebuah soal untuk didiskusikan bersama kelompoknya; (33) Pukul 07.50, guru meminta siswa untuk mengemukakan jawaban masing-masing kelompok secara bergantian, setelah itu guru meminta salaha satu siswa untuk mem-bacakan kartu jawab pada soal pertama. Ke-giatan ini dilakukan sampai karti soal habis; (34) Pukul 08.00 WIB, guru melakukan kegiatan akhir dalam kegiatan ini; (35) Siswa

(10)

dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar; (36) Siswa dan guru membuat kesimpulan materi yang telah dipelajari; (37) Siswa dan guru berdoa sesuai dengan agama dan keper-cayaan masing-masing

Observasi (Pengamatan)

Pada siklus II aktivitas siswa menun-jukkan perubahan yang cukup berarti. Siswa sudah tidak canggung lagi saat mempre-sentasikan hasil diskusi kelompoknya. Fre-kuensi pertanyaan siswa merata tidaklagi di-dominasi oleh kelompok tertentu. Komuni-kasi antar siswa sudah berjalan secara aktif dan komunikatif sehingga interaksi belajar siswa mampu mendorong aktivitas belajar yang aktif dan kondusif. Dari aktivitas be-lajar yang diberikan oleh siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 78,75% dan ter-masuk dalam kategori aktivitas “baik”. Guru mampu menerapkan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti. Dari aktivitas guru ini memperoleh rata-rata aktivitas se-besar 80,00% dan termasuk dalam kriteria “baik”.

Secara umum, hasil dari observasi dan catatan peneliti selama kegiatan pene-litian berlangsung, menunjukkan bahwa pe-nerapan model belajar Numbered Heads

To-gether (NHT) berdampak positif terhadap

pe-ningkatan prestasi belajar siswa Kelas VI Semester I SD Negeri MelisKecamatan Gan-dusari pada bidang studi PKn materi Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara. Untuk memperoleh gambaran perkembangan prestasi belajar siswa penelitian tampilkan tabulasi data berikut ini.

Tabel 2 Nilai Hasil Ulangan Siswa Setelah Diberi Tindakan perbaikan Pembelajaran Pada Siklus II

No Nama Siswa Nilai % Ketuntasan T TT

1 Ahmad Jawahirul 90 T 2 Arik Ramadhan 80 T 3

Aulia Rahma

Dewi 70 T

4 Aprilia Dwi Saptina 80 T 5 Desi Wulandari 70 T 6 Fahmi Romadhoni 80 T 7 Fina Kozaainul 80 T 8 Friskalina 70 T 9 M. Iqbal Rusad 80 T 10 Maulida Hanna 90 T 11 Mya Agustina 90 T 12 M. Imam Mahrub 80 T 13 M. Zunico Nur 70 T 14 Nimas Ayu Edy 100 T 15 Nela Septiana 80 T 16 Rosy Alysia Nor 100 T 17 Yudi Stiawan 80 T 18 Zamzamia Malikah 80 T 19 Anggita Krisna P 80 T 20 Trisna Pertiwi 80 T 21 Fikki Primat 70 T Jumlah 1700 21 0 %Rata-Rata 80.95 100.00 0.00 Refleksi

Dari hasil observasi sudah ditemukan adanya beberapa peningkatan yaitu: (a) Teknik bertanya kepada guru meningkat lebih baik; (b) Motivasi siswa dalam disku-si meningkat; (c) Dominadisku-si guru dalam pembelajaran berkurang. Dengan demikian maka kendala yang muncul pada siklus I dapat teratasi secara baik pada siklus II. Hal ini berpengaruh pada perkembangan prestasi belajar siswa yang mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah direncanakan oleh peneliti sebesar 100,00%, Sehingga penelitian ini berkahir pada siklus II.

(11)

Heads Together (NHT) Pada Mata

Pela-jaran PKn

Dalam menerapkan metode belajar kooperatif model NHT, peneliti membim-bing guru kelas VI membagi siswa menjadi 5 kelompok. Pada siklus I, guru membagikan kartu soal untuk didiskusikan bersama kelompoknya. Dalam kegiatan diskusi ini gu-ru menempatkan diri sebagai mediator dan fasilitator pembelajaran. Guru berusaha merangsang komunikasi antar siswa dalam kelompok dengan memberikan pertanyaan kepada masing-masing anggota kelompok sesuai dengan soal pada lembar kerja, se-hingga semua siswa termotivasi untuk mem-berikan ide atau gagasannya. Selanjutnya guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasil diskusinya secara ber-gantian. Setelah itu guru meminta salah satu siswa untuk membacakan kartu jawaban untuk maisng-masing soal. Peneliti selaku observer melakukan pengamatan pada terhadap jalannya pembelajaran. Pada akhir pembelajaran guru memberikan reward berupa pujian dan koin kepada siswa dan kelompok yang aktif.

Pada siklus II peran guru banyak sebagai fasilitator, siswa tampal lebih antu-sias dalam mengikuti pembelajaran. Pembe-rian reward berupakoin dan lagu yang di-nyanyikan dalam pembelajaran mampu

memotivasi siswa untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Aktivitas Belajar PKn di Kelas VI

Dengan diterapkannya metode bela-jar kooperatif model NHT mampu meng-hidupkan aktivitas belajar siswa Kelas VI SD Negeri Melis pada mata pelajaran PKn. Hal ini dapat dilihat dari hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti yang menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu persentase aktivitas guru pada siklus I mencapai 61,25% termasuk dalam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 80,00% termasuk dalam kriteria “sangat baik”. Hal ini membuktikan bahwa langkah-langkah yang telah direncanakan oleh peneliti mampu diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh guru Kelas VI. Dengan meningkatkan aktivitas guru tentu berimbas pada peningkatan ak-tivitas belajar siswa yaitu pada siklus I per-sentase aktivitas siswa mencapai 60,00% da-lam kriteria “cukup baik” meningkat menjadi 78,75% dalam kriteria “baik”. Hal ini mem-buktikan siswa mau dan mampu menerapkan metode belajar yang diterapkan oleh guru dengan baik. Untuk melihat perkembangan aktivitas belajar siswa peneliti tampilkan Gambar 1 berikut ini.

(12)

Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas VI SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari

Perkembangan Prestasi Belajar Siswa

Pada hasil nilai sebelum siklus diper-oleh nilai rata-rata: 59,52 siklus I: 70,00 siklus II: 80,95 dengan ketuntasan belajar sis-wa sebesar 100% pada akhir siklus II. De-ngan melihat hasil yang terus naik pada tiap siklus maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dengan baik. Untuk dapat lebih je-lasnya penulis telah sajikan perbandingan perolehan atau peningkatan nilai pada Gambar 2.

Respons Siswa

Pada akhir siklus II, peneliti melalui guru Kelas VI menyebarkan angket yang berisi 10 butir pernyaataan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkannya metode belajar kooperatif model NHT. Dari hasil rekapitulasi respon siswa diketahui bahwa siswa merespon sangat positif penerapan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti, dengan hasil respon 95,00.

Setelah meganalisis data diatas maka hipotesis yangdiajukan dalam kegaiatan penelitian ini yaitu “Jika dalam

pembelajar-an PKn materi Perumuspembelajar-an Ppembelajar-ancasila seba-gai Dasar Negara kepala sekolah mampu berkolaborasi dengan guru kelas VI meng-gunakan model belajar Numbered Heads To-gether (NHT), maka prestasi belajar siswa

Kelas VI Semester I SD Negeri Melis Ke-camatan Gandusari Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014 akan meng-alami peningkatan”, telah terbukti

kebena-rannya dengan keberhasilan ketuntasan bela-jar 100%. Maka kegiatan penelitian yang dilakukan telah berhasil dan terbukti secara meyakinkan sehingga dapat di diterapkan pada pembelajaran PKn atau pembelajaran lainnya dengan menggunakan metode NHT.

PENUTUP Kesimpulan

Dengan pembentukan kelompok se-cara heterogen menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesai-kan setiap tugas yang diberimenyelesai-kan oleh guru. Dengan menumbuhkan kerjasama, komu-nikasi dan interaksi yang positif kepada siswa mampu meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran. Dengan demikian Melalui pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT) siswa dilatih untuk leluasa

mengelu-arkan ide atau gagasan dalam setiap kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran lebih menarik lagi dengan ada-nya dorongan dari guru berupa pemberian pujian dan reward berupa pin kepada siswa yang aktif. 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Siklus I Siklus II 61.25 80.00 60.00 78.75 Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

(13)

Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari

Aktivitas belajar siswa pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” de-ngan persentase aktivitas 60,00% yang me-ningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II menjadi 78,75%. Artinya siswa dapat belajar dengan baik setelah diterapkannya metode belajar Numbered Heads Together (NHT). Sedangkan untuk aktivitas guru pada siklus I menunjukkan prestasi yang “cukup baik” dengan persentase aktivitas 61,25% meningkat menjadi “sangat baik” pada siklus II dengan persentase aktivitas 80,00%. Artinya guru dapat menerapkan metode

Numbered Heads Together (NHT) dengan

baik pada pelajaran PKn di Kelas VI. Hal ini berimbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata-rata:

59,52 siklus I: 70,00 siklus II: 80,95 dengan

ketuntasan belajar siswa sebesar 100% pada akhir siklus II sehingga dari hasil penelitian

di atas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa serta ketuntasan belajar siswa yang menunjukan peningkatan yang sangat baik.

Saran

Hendaknya guru dalam mengajar menggunakan metode atau model belajar yang dapat mempermudah anak didiknya dalam memahami pokok bahasan dan sesuai dengan pelajaran. Memaksimalkan persiapan perangkat pembelajaran, khususnya LKS yang melibatkan kegiatan metode Numbered

Heads Together (NHT). Memperdalam

pe-ngetahuan yang berkaitan dengan metode

Numbered Heads Together (NHT).

Mening-katkan kualitas kolaborasi antar anggota se-hingga masukan atau input dari para kola-borator bisa lebih meningkatkan kinerja. Dalam proses belajar mengajar guru perlu memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar lebih giat dan senang terhadap bidang studi yang diajarkannya.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 1994. GBPP SLTP Kurikulum 1994

edisi 99. Jakarta: Dikmenum.

BimoWalgito, 1980, Bimbingan dan

Penyu-luhan di Sekolah, Fakultas Psikologi

Unviersitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Djamal, D. 1979. Pengantar Dasar- Dasar

Kependidikan Nasional. Jakarta: Yudhistira 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00

Seb. Siklus Siklus I Siklus II

59.52 70.00 80.95 33.33 71.43 100.00 Prestasi Belajar Ketuntasan

(14)

Ngalim Purwanto, M. P. 1997, Psikologi

Pendidikan, Bandung, PT. Remaja,

Rosdakarya.

Prasdjo, Budi, dkk, 2003, Teori dan Aplikasi

PKn Untuk kelas 1 SD, Jakarta:

Yudhistira.

Tap. MPR. No. IV/MPR/1973

Tim Pembina PKn. 1983. Kajian Kurikulum

dan Model-model Pembelajaran PKn.

Jakarta: Depdikbud.

Mulyasa, 2003. Kurikulum Berbasis

kompe-tensi: Konsep, Karakreistik, dan Implementasi. Bandung: PT Temaja

Rosdakarya.

Ibrahim, Muslimin. 2003. Pembelajaran

Gambar

Tabel  1  Nilai  Hasil  Ulangan  Siswa  Setelah  Diberi  Tindakan  Perbaikan  Pembelajaran  Pada  Siklus I
Tabel  2  Nilai  Hasil  Ulangan  Siswa  Setelah  Diberi  Tindakan  perbaikan  Pembelajaran  Pada  Siklus II
Gambar 1 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Di Kelas VI SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari
Gambar 2 Perkembangan Prestasi Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Melis Kecamatan Gandusari

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penutup  Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran dan memberikan kesempatan pada siswa yang ingin bertanya...  Guru menyampaikan pembelajaran yang akan

Kegiatan inti terdiri dari: guru bertanya jawab dengan siswa tentang kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan operasi pengurangan bilangan

Tujuan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) Kolaborasi peneliti selaku kepala sekolah dengan guru kelas VI dalam menerapkan model belajar

(2) Kegiat- an inti , meliputi: (a) Penjelasan singkat ten- tang materi Cuaca dan Pengaruhya bagi manusia; (b) Guru membagikan soal untuk dikerjakan berkelompok; (c) Guru beserta

(2) Kegiatan Inti, meliputi: (a) Guru menginformasikan kepada siswa untuk duduk perkelompok; (b) Gutru membagikan Lembar Kerja Siswa yang sudah disiapkan sebelumnya; (c)

Dalam kegiatan keterampilan bertanya, guru yang lebih banyak melakukan kegiatan bertanya, sedangkan siswa kurang berani dalam mengajukan pertanyaan maupun dalam

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal pilihan ganda pada buku paket al Qur’an Hadits, kemudian guru mengulas sedikit tentang

Data kualitatif berupa hasil observasi yang dilakukan pada setiap tahap kegiatan, dan data kuantitatif berupa prestasi belajar yang didapatkan oleh siswa dalam