Studi Kasus Mie Instant Indomie dan Mie Sedaap
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh
Kristiana Yudi Kefayanti NIM : 022214045
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
“Ketakutan akan Tuhan adalah kemuliaan dan kebanggaan,
kesukaan dan puncak kegembiraan. Ketakutan akan Tuhan
menyegarkan hati, memberikan sukacita, keriangan dan umur
panjang.”
“Orang yang bersabar dan bertekun dalam pekerjaannya bertahan
sampai pada waktu yang tepat, kemudian akan terbit sukacita
baginya.”
Skripsi ini kupe rse mba hka n untuk
☺
Allah Bapa di Surga
Tuhan Yesus Kristus
Bunda Maria
Keluargaku tercinta
Sahabat-sahabatku
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN Studi Kasus Mie Instant Indomie dan Mie Sedaap
KRISTIANA YUDI KEFAYANTI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
Tujuan penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen pada atribut produk Indomie maupun Mie Sedaap, (2). Untuk mengetahui adanya pengaruh kepuasan konsumen pada atribut-atribut produk Indomie maupun Mie Sedaap terhadap loyalitas pelanggan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode kuesioner, wawancara dan kepustakaan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 100 orang. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah (1). Analisis Indeks Kepuasan Pelanggan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen. (2). Analisis Regresi Berganda untuk mengetahui pengaruh kepuasan konsumen pada atribut-atribut produk terhadap loyalitas.
Berdasarkan hasil analisis Indeks Kepuasan Pelanggan diketahui bahwa konsumen tidak puas terhadap atribut-atribut produk Indomie. Pada Mie Sedaap diketahui pula konsumen tidak puas terhadap atribut-atribut produk.
Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa ada pengaruh kepuasan konsumen pada atribut-atribut produk terhadap loyalitas pelanggan.
THE PRODUCT ATTRIBUTES ON CUSTOMER LOYALTY Case Study Indomie and Mie Sedaap
KRISTIANA YUDI KEFAYANTI SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2007
This research aims to know 1) the level of satisfaction of Indomie and Mie Sedaap customers. 2) the influence of the satisfaction on the loyalty of Indomie and Mie Sedaap customer.
The data gathering techniques used are questionnaire, interview and literature. Samples are taken based on purposive sampling method. The samples consist of 100 people. The data analysis techniques are 1) customer satisfaction index used to measure the level of customer satisfaction. 2) multiple regression analysis to measure the influence of customer satisfaction concerning the product attributes on customer loyalty.
The analysis of customer satisfaction index, it shows 1) that the customers were unsatisfied with the attributes of Indomie product. 2) that the customers were unsatisfied with the attributes of Mie Sedaap product.
The result of multiple regression analysis shows that there was an influence of customer satisfaction on customer loyalty.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan berkat-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Kepuasan Konsumen Pada Atribut Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan, dengan studi kasus mie instant Indomie dan Mie Sedaap pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”, ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bimbingan, dukungan, doa, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Allah Bapa, Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendengarkan setiap doaku, memberikan aku cinta, dan semangat di kehidupanku. 2. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Gregorius Hendra Poerwanto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Theodorus Sutadi, M.B.A. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih juga untuk cerita-cerita manisnya ya Pak.
6. Bapak Drs. Laurentius Bambang Harnoto, M.Si yang telah meluangkan waktu untuk bimbingan, dan memberi masukan kepada penulis.
7. Bapak Herman Josep Riyadi dan Mama Margaretha Sri Wahyuni yang sudah dengan penuh kesabaran menanti lulusnya anaknya yang tercinta ini, adekku Yudhi, gak ada kmu dirumah aku ngerasa sepi.
8. Om Marto dan Bulik Nanik, makasih sudah membesarkan dan mendidik hingga aku bisa menjadi seperti sekarang. Untuk adekku Nita dan Oni, yang menemani aku selama ini.
9. Om Gowo dan Bulik Marwanti, makasih sudah memberikan semangat dan doa. Adek Shikka, Brian, dan Neris kecil kuw, kalian meramaikan hidupku
10.Alm.Pak Tuo dan Mbok Tuo, terima kasih untuk wejangan, perhatian, doa dan semangat yang terus menerus diberikan.
11.Suster Benedicte, CB ibu asramaku yang bawel tapi berkat Suster aku memperoleh banyak pelajaran hidup.
12.Keluarga Bapak HJ Roedatin terima kasih untuk doa, semangat, dan dukungan selama ini.
13.Teman-teman dan Sahabat-ku di Asrama Syantikara, Selly, Kristin, Widya, Sasma, Kristi, Merry, Iin, Prima, Ani, Wulan, Ntine, Kanya, Lin, Richa, Frima, Maria, Gusti, Tia, Cindy, Feni, Ika, Wenni, Vina,
14.Adek-adek kuw Tina n Lydia, kalian sudah mengisi hari-hariku di asrama, thanks buat kebersamaan yang indah.
15.Perpustakaan USD dan teman berbagi di P3W Nina, Sisca, Tiara, Nova, Harpi, Sandra, kak Shinta, kak Santi, kak Olla, Heru, Koko, Dhey dan Arie.
16.Sahabatku di kampus tercinta Putri, Angie, Citra (tega ninggalin aku!) Andhika, Rustam, Eko, Bambang (ayo bimbingan bareng lagi), Wawan, Karlina, Dian, Martha, Dewi, Memel, Lize, Agnez, (Semangat!) dan teman-teman Manajemen 2002 lainnya cepetan lulus!!
17.Buat Andi makasih untuk waktu yang kmu luangkan buat bantuin aku, terima kasih untuk hari-hari indah yang boleh aku rasakan bersama kamu, tak akan ada yang lebih mengerti selain Tuhan, tetaplah menjaga kenangan indah ini. Semoga di hari esok kita akan menemukan semua jawaban hidup kita masing-masing.
Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kelemahan dan kekurangan yang ada dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya yang berkaitan dengan bidang yang sama.
Penulis
Kristiana Yudi Kefayanti
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Batasan Masalah ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
F. Sistematika Penulisan ... 5
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Pengertian Pemasaran ... 7
B. Kepuasan Konsumen... 9
C. Pengukuran Kepuasan Konsumen... 11
D. Produk ... 13
E. Atribut Produk... 14
F. Loyalitas Pelanggan ... 17
G. Kerangka Berpikir... 22
H. Hipotesis... 23
A. Jenis Penelitian... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24
D. Data dan Sumber Data ... 25
E. Variabel Penelitian ... 25
F. Populasi dan Sampel ... 30
G. Teknik Pengumpulan Data... 32
H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ... 32
I. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 39
A. Sejarah Singkat Universitas Sanata Dharma... 39
B. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma... 43
1. Sekilas tentang Fakultas Ekonomi ... 43
2. Visi dan Misi ... 44
3. Tujuan Pendidikan dan Bidang Konsentrasi ... 44
4. Fasilitas Penunjang ... 45
5. Data Jumlah Mahasiswa Aktif Fakultas Ekonomi ... 46
C. Sejarah Mie Instant ... 47
1. Aneka Jenis Mie... 48
D. Sejarah Umum P.T Indofood Sukses Makmur, Tbk ... 48
E. Sejarah Umum P.T Karunia Alam Segar dan P.T Prakarsa Alam Segar... 49
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Pengujian Instrumen ... 51
1. Uji Validitas ... 52
2. Uji Reliabilitas ... 53
B. Hasil Pengujian Deskriptif ... 55
C. Hasil Pengujian Indeks Kepuasan Pelanggan ... 64
D. Hasil Pengujian Regresi ... 66
E. Pembahasan... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 86
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran... 88 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel IV.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Ekonomi ... 46
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Instrumen... 53
Tabel V.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 55
Tabel V.3 Responden Indomie Berdasarkan Jenis Kelamin... 55
Tabel V. 4 Responden Mie Sedaap Berdasarkan Jenis Kelamin ... 56
Tabel V.5 Responden Indomie Berdasarkan Usia ... 57
Tabel V.6 Responden Mie Sedaap Berdasarkan Usia... 57
Tabel V.7 Responden Indomie Berdasarkan Program Studi ... 58
Tabel V.8 Responden Mie Sedaap Berdasarkan Program Studi... 59
Tabel V.9 Responden Indomie Berdasarkan Angkatan ... 59
Tabel V.10 Responden Mie Sedaap Berdasarkan Angkatan ... 60
Tabel V.11 Responden Indomie Berdasarkan Uang Saku per bulan ... 61
Tabel V.12 Responden Mie Sedaap Berdasarkan Uang Saku per bulan . 62 Tabel V.13 Tingkat Loyalitas Pelanggan Indomie ... 63
Tabel V.14 Tingkat Loyalitas Pelanggan Mie Sedaap... 64
Tabel V.15 Hasil Pengujian IKP Indomie ... 65
Tabel V.16 Hasil Pengujian IKP Mie Sedaap... 65
Tabel V.17 Urutan IKP Indomie... 77
Tabel V.18 Urutan IKP Mie Sedaap ... 79
Gambar II.1 Hubungan antara Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan……… 17 Gambar II.2 Tipe-tipe Loyalitas Pelanggan……… 21
Gambar II.3 Kerangka Berpikir……….. 22
Gambar V.1 Diagram Uji F……….. 85
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses
dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan. Persaingan yang semakin ketat, dimana banyak
produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan,
menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan
pelanggan sebagai tujuan utama. Dewasa ini semakin diyakini bahwa kunci
utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan
kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa yang berkualitas
dengan harga bersaing. Namun penekanan pada kepuasan pelanggan saja tidak
cukup untuk mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, perusahaan perlu
menajamkan paradigma mereka, tidak hanya berusaha mencapai kepuasan
konsumen tetapi lebih kepada pencapaian loyalitas konsumen.
Pelanggan sebagai individu yang merdeka, memiliki peluang yang
besar untuk senantiasa berkembang. Perkembangan ini akan mempengaruhi
pelanggan dalam mengkonsumsi produk yang menjadi kebutuhannya.
Pelanggan semakin kritis, semakin menguasai informasi, sehingga produsen
tidak lagi dapat bersikap sembarangan dalam menjual produknya.
Kebutuhan manusia akan makanan pun semakin beragam, di jaman
yang semakin maju ini, orang memilih makanan yang praktis dan cepat saji.
makanan instant. Makanan instant tersebut salah satunya adalah mie instant.
Masyarakat Indonesia sudah sangat mengenal produk mie instant sebagai
makanan yang cukup untuk mengganjal rasa lapar, penyajiannya pun sangat
praktis, karena itulah banyak bermunculan produsen mie instant yang
menawarkan produknya dengan ciri khas dan karakteristiknya masing-masing
untuk dapat menarik pelanggan. Untuk memenuhi kebutuhan akan variasi
rasa, maka kini banyak tersedia beragam pilihan mie instant dengan berbagai
merek dan variasi rasa yang sangat beragam pula.
Merek-merek baru yang muncul di pasaran dapat mempengaruhi
keberhasilan pemasaran produk. Produsen atau pemasar paling tidak harus
memperhitungkan merek lain yang ada di pasaran agar produknya tetap
digemari pelanggan. Bagaimanapun hal ini wajar mengingat kemungkinan
pindah ke merek lain akan terjadi, bila pelanggan akhirnya lebih tertarik pada
merek lain yang ada di pasaran. Oleh karena itu produsen perlu berusaha
sekuat tenaga untuk mempertahankan pelanggan. Bentuk persaingan antar
produsen bisa sangat beragam. Dapat terjadi produsen tanpa segan-segan
meniru bentuk kemasan, warna kemasan, harga maupun bentuk komunikasi
dari perusahaan lain, sehingga antara merek yang satu dengan yang lainnya
menjadi sangat serupa.
Melihat keadaan tersebut masalah loyalitas pelanggan kemudian
tampak menjadi sangat diperlukan oleh para produsen. Loyalitas pelanggan
meskipun usaha untuk mencapai prestasi tersebut merupakan suatu hal yang
tidak mudah.
Mengacu pada permasalahan ini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan mengambil judul penelitian “PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN PADA ATRIBUT PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut ada beberapa permasalahan pokok dalam
penelitian ini, yakni :
1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen pada atribut produk Indomie?
2. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen pada atribut produk Mie Sedaap?
3. Apakah ada pengaruh kepuasan konsumen pada atribut-atribut produk
Indomie terhadap loyalitas pelanggan ?
4. Apakah ada pengaruh kepuasan konsumen pada atribut-atribut produk Mie
Sedaap dengan loyalitas pelanggan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen Indomie pada
atribut-atribut produk Indomie.
2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen Mie Sedaap pada
3. Untuk mengetahui adanya pengaruh kepuasan konsumen pada
atribut-atribut produk Indomie terhadap loyalitas pelanggan.
4. Untuk mengetahui adanya pengaruh kepuasan konsumen pada
atribut-atribut produk Mie Sedaap terhadap loyalitas pelanggan.
D. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi batasan-batasan terhadap
permasalahan yang telah dikemukakan di atas sebagai berikut :
1. Atribut yang digunakan untuk membantu penelitian ini adalah kemasan,
harga, citarasa, variasi, dan distribusi.
2. Pelanggan yang diteliti adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bisa
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam masalah yang dihadapi
dalam menentukan kebijaksanaan pemasaran perusahaan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat digunakan menjadi sarana dalam penerapan dan
pengembangan teori-teori yang pernah diterima di bangku kuliah, serta
dapat menambah wawasan dan pengalaman.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini berisikan hal-hal yang menyangkut
tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori, berisi tentang pemasaran, kepuasan pelanggan,
produk, atribut produk, konsep dan arti loyalitas, kerangka berpikir
dan hipotesis.
BAB III : Metode Penelitian, merupakan bab yang berisi tentang jenis
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, subyek dan obyek
penelitian, data dan sumber data, variabel penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen
penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Perusahaan, bab ini berisi tentang gambaran
umum Universitas Sanata Dharma khususnya Fakultas Ekonomi,
visi dan misi, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Pada bab ini juga akan di
BAB V : Analisis Data dan Pembahasan, dalam bab ini akan dilakukan
analisis terhadap data-data yang diperoleh berdasarkan teknik
analisis data yang sudah ditentukan sebelumnya dan sesuai dengan
teori-teori yang ada.
BAB VI : Kesimpulan dan Saran, bab ini merupakan penutup yang berisikan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok dalam suatu
perusahaan. Melalui kegiatan pemasaran perusahaan dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya, baik untuk berkembang maupun untuk mendapatkan
laba. Usaha perusahaan tidak dapat berjalan jika produk yang dihasilkan tidak
dipasarkan. Tanpa adanya pemasaran, produk yang dihasilkan tidak akan
sampai ke tangan pelanggan untuk kemudian dipergunakan. Selain itu
kegiatan pemasaran harus dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan
seperti yang dikemukakan oleh Kotler (Kotler, 2000:9)
“ Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan manusia melalui proses pertukaran.” Definisi lain yang dianggap lebih luas dikemukakan oleh William J. Stanton
(dalam Basu Swastha dan Irawan, 2001:5)
“ Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.“
Unsur-unsur penting yang terkandung didalam definisi tersebut diatas adalah :
a. Merupakan keseluruhan sistem yang harus berorientasi pada pasar atau
b. Proses pemasaran merupakan suatu proses bisnis dan terintegrasi.
Kegiatan pemasaran dilaksanakan terus menerus yang terdiri dari banyak
kegiatan, meliputi semua bagian dan semua orang dalam perusahaan.
c. Pemasaran bermula dari ide tentang suatu produk dan tidak berakhir
sampai kebutuhan pelanggan terpenuhi, melainkan terjadi setelah
penjualan, yaitu terpenuhinya kepuasan pelanggan. Dengan demikian
pemasaran harus memaksimalkan penjualan untuk mencapai sasaran hasil
yang optimal dan menguntungkan dalam jangka panjang. Jadi kita dapat
melihat bahwa tujuan dari perusahaan adalah :
1. Menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada pelanggan
2. Memberikan kepuasan dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dari definisi tersebut diatas dapat diketahui bahwa pemasaran
menitikberatkan pada pertukaran sebagai titik pusat kegiatan pemasaran,
dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah nilai kepada orang lain.
Dengan adanya pertukaran berbagai macam kelompok sosial seperti :
individu-individu, kelompok kecil, organisasi-organisasi, kelompok
masyarakat maka kebutuhannya dapat terpenuhi. Pertukaran akan
menciptakan komunikasi antara berbagai pihak yang tak dapat lepas dan
membantu lancarnya dunia usaha. Tanpa adanya pihak–pihak yang mau
B. Kepuasan Konsumen
Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan
konsumen semakin besar, banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal
ini. Pihak yang paling sering berhubungan langsung dengan kepuasan atau
ketidakpuasan konsumen adalah pemasar, pelanggan, dan peneliti perilaku
pelanggan.
Persaingan yang semakin ketat dimana semakin banyak produk yang
terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan
setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan konsumen. Hal
ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan
komitmennya terhadap kepuasan konsumen dalam pernyataan misinya, iklan
maupun Public Relation Release.
Saat ini semakin diyakini bahwa nilai dan kepuasan yang diberikan
kepada konsumen melalui barang dan jasa berkualitas dengan harga bersaing
sangat menentukan arah persaingan. Dengan semakin banyaknya produsen
yang menawarkan barang dan jasa, maka konsumen akan memiliki pilihan
yang semakin banyak. Dengan demikian kekuatan tawar menawar konsumen
akan semakin besar, jadi dengan kata lain kekuatan monopoli dari produsen
akan semakin berkurang.
Menurut Schnaars (dalam Fandy Tjiptono, 1997:24) pada dasarnya
tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para pelanggan yang
merasa puas. Terciptanya kepuasan konsumen dapat memberikan beberapa
harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya
loyalitas pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut kemulut
yang menguntungkan pihak perusahaan.
Kepuasan konsumen tidak mudah untuk didefinisikan. Ada beberapa
pakar yang memberikan definisi tentang kepuasan konsumen (Fandy Tjiptono,
1997:24) yaitu :
1. Menurut Day
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon konsumen terhadap
evaluasi kesesuaian ataupun ketidaksesuaian (disconfirmation) yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual (produk yang
dirasakan setelah pemakaian)
2. Menurut Wilkie
Kepuasan konsumen adalah suatu tanggapan emosional dan evaluasi
pengalaman konsumsi terhadap suatu barang dan jasa.
3. Menurut Engel, et all
Kepuasan konsumen merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan konsumen,
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan
konsumen.
4. Menurut Philip Kotler
Kepuasan konsumen adalah tingkatan perasaan seseorang sebagai hasil
dari membandingkan suatu performa produk dengan harapan awal
Pada dasarnya pengertian kepuasan konsumen mencakup
perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan meskipun
umumnya definisi yang diberikan diatas menitikberatkan pada kepuasan
atau ketidakpuasan terhadap barang atau jasa, pengertian tersebut juga
dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap
suatu perusahaan tertentu karena keduanya berkaitan erat.
C. Pengukuran Kepuasan Konsumen
Bagi perusahaan yang berfokus pada konsumen, kepuasan konsumen
adalah sasaran dan sekaligus alat pemasaran. Ada empat metode yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kepuasan konsumen (Kotler,
2005:72) yaitu :
1. Sistem keluhan atau saran
Cara yang digunakan dalam sistem ini adalah misalnya dengan
menyediakan kotak saran, kartu komentar, customer hotlines service dan situs Web atau e-mail. Informasi itu dapat memberikan ide-ide dan
masukan kepada perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi
dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah yang timbul.
2. Survey kepuasan konsumen
Perusahaan yang tanggap mengukur kepuasan konsumen secara
langsung dengan melakukan survey secara berkala. Survey yang dilakukan
itu dapat melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi. Melalui survey
langsung dari konsumen dan juga memberikan tanda positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumennya.
3. Belanja siluman
Perusahaan dapat membayar orang untuk berperan sebagai calon
pembeli guna melaporkan titik kuat dan titik lemah yang dialami sewaktu
membeli produk perusahaan dan pesaing. Pembelanja misterius ini bahkan
dapat menguji cara karyawan penjualan di perusahaan itu. Cara yang lain
adalah para manajer menelepon perusahaan mereka sendiri guna
mengajukan pertanyaan dan keluhan dalam rangka melihat cara
menangani telepon.
4. Analisis pelanggan yang hilang
Perusahaan menghubungi para pelanggan yang berhenti membeli
atau yang telah beralih ke pemasok lain guna mempelajari mengapa hal itu
terjadi.
Sebagaimana dijelaskan bahwa metode survey merupakan metode
yang paling banyak digunakan dalam pengukuran kepuasan konsumen.
Berdasarkan penemuan dari beberapa ahli antara lain Tse dan Wilson
(dalam Fandy Tjiptono, 1997:36) dapat diketahui bahwa ada dua variabel
utama yang menentukan kepuasan konsumen yaitu expectation dan
perceived performance. Apabila perceived performance melebihi
expectation, maka pelanggan akan puas, tetapi bila sebaliknya maka pelanggan akan merasa tidak puas. Ada beberapa Indeks Kepuasan
1. IKP=PP
2. IKP=IM×PP
3. IKP=PP−EP
4. IKP=IM(PP−EP)
5.
EP PP IKP=
Keterangan :
IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan
PP = Perceived Performance
EP = Expectation
IM = Importance
D. Produk
Dalam menghadapi persaingan yang tinggi, perusahaan harus benar-
benar memperhatikan mutu dan kualitas dari produk yang dihasilkannya agar
dapat memenangkan persaingan dalam suatu pasar karena konsumen akan
memilih suatu produk yang benar-benar sesuai dengan harapan dan
keinginannya. Dalam hal ini, produk yang berkualitaslah yang sangat
diharapkan konsumen.
Pengertian produk menurut W.J.Stanton (dalam Buchari Alma,
“ Seperangkat sifat yang kompleks baik berwujud maupun tidak berwujud termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan penyalur, pelayanan perusahaan yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginan dan kebutuhannya.”
Sedangkan definisi produk menurut Kotler (dalam Buchari Alma,
2004:139) yaitu sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Jadi produk itu bukan hanya sesuatu yang berwujud saja, seperti
makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak
berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan
kebutuhan dan keinginan. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar
untuk memuaskan kebutuhan akan tetapi juga bertujuan untuk memuaskan
keinginan.
E. Atribut Produk
Atribut produk adalah unsur-unsur dari produk yang dipandang perlu
dan penting oleh pelanggan dan dijadikan dasar pengambilan keputusan
pembelian (Tjiptono, 1997:103). Pengertian lain dari atribut produk
(Gitosudarmo, 1994:188) adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat
produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan yang diharapkan oleh pembeli.
Dalam penelitian ini atribut yang diteliti adalah kemasan, harga,
1. Kemasan
Pengemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan
pembuatan wadah atau pembungkus untuk suatu produk. Seringkali
pembeli mengambil keputusan untuk membeli suatu barang hanya karena
kemasannya lebih menarik dari kemasan produk lain yang sejenis. Jadi,
kalau ada produk yang sama mutunya, maupun bentuknya dan mereknya
pun juga sudah sama-sama dikenal oleh pembeli, maka kecenderungannya
pembeli akan memilih produk yang kemasannya lebih menarik.
2. Harga
Harga adalah nilai suatu produk yang dinyatakan dengan uang.
3. Citarasa
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan akan memiliki daya tarik
terhadap produk yang dihasilkan. Sebagai contoh ciri khas mie instant
produsen yang satu dengan mie instant produsen lainnya akan berbeda
karena citarasa mie instant yang berbeda pula. Adapun yang dimaksud
dengan citarasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah berbagai
macam rasa asam, manis, asin, gurih, dan pahit.
4. Variasi
Adanya keragaman jenis, bentuk dan tambahan yang terdapat dalam
produk. Variasi ditujukan untuk dapat membuat konsumen memiliki
5. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh produsen untuk
menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan dan menyampaikan barang
yang dipasarkan itu kepada pelanggan. Untuk menyalurkan barang yang
telah selesai diproduksi dan siap dipasarkan, perusahaan perlu menentukan
saluran distribusi agar barang tersebut sampai ke tangan pelanggan.
Strategi distribusi ini terdiri dari dua unsur, yaitu :
a. Distribusi fisik
Yaitu saluran distribusi yang berhubungan dengan pemindahan dan
penggudangan barang secara nyata sesudah diproduksi dan sebelum
dikonsumsi. Tujuan distribusi fisik adalah untuk mengantarkan
barang yang tepat pada tempat yang tepat dengan biaya yang
serendah-rendahnya.
b. Lembaga-lembaga
Lembaga yang dimaksud adalah penjual eceran dan pedagang besar.
1) Penjual eceran
Meliputi semua lembaga pemasaran yang kegiatan utamanya
melibatkan penjualan barang pada pelanggan akhir untuk
penggunaan yang bersifat pribadi.
2) Pedagang besar
Meliputi semua lembaga pemasaran yang kegiatan utamanya
melibatkan penjualan barang kepada mereka yang membeli atau
F. Loyalitas Pelanggan
Memasuki millennium baru, orientasi perusahaan masa depan
mengalami pergeseran dari pendekatan konvensional kearah pendekatan
kontemporer. Pendekatan konvensional menekankan pada kepuasan
konsumen, sedangkan pendekatan kontemporer berfokus pada loyalitas
pelanggan dan lifelong customers.
Tidak ada yang salah pada pendekatan konvensional, namun apa yang
dilakukan belumlah memadai. Misalnya saja pelanggan yang puas bisa saja
berganti produsen bila ada pesaing yang memberikan diskon. Menurut
Schnaars (Fandy Tjiptono, 2000:107), ada empat macam kemungkinan
hubungan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan : failures, forced loyalty, defectors, dan successes.
Loyalitas Pelanggan
Rendah Tinggi Failures
Tidak puas dan tidak loyal
Forced Loyalty Tidak puas, namun “terikat”
pada program promosi loyalitas
perusahaan
Defectors Puas tapi tidak loyal
Successes Puas, loyal, dan paling
mungkin memberikan word of
mouth positif Rendah
Kepuasan Konsumen
Tinggi
Gambar II.1
Loyalitas pelanggan terhadap suatu produk cenderung diistilahkan
dengan loyalitas merek karena pelanggan selalu mengaitkan pada mereknya
demi mempermudah mencari produk yang pernah dibelinya.
Perilaku pembelian ulang kerap kali dihubungkan dengan loyalitas
merek. Akan tetapi ada perbedaan di antara keduanya. Bila loyalitas merek
mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, maka perilaku
pembelian berulang semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang
sama secara berulang kali. Pembelian ulang dapat merupakan hasil dominasi
pasar oleh suatu perusahaan yang berhasil membuat produknya menjadi
satu-satunya alternatif yang tersedia. Konsekuensinya, pelanggan tidak memiliki
peluang untuk memilih. Selain itu, pembelian ulang dapat pula merupakan
hasil dari promosi yang terus-menerus dalam rangka memikat dan membujuk
pelanggan untuk membeli kembali merek yang sama. Bila tidak ada dominasi
pasar dan upaya promosi yang gencar pelanggan sangat mungkin akan beralih
merek. Sebaliknya, pelanggan yang setia pada merek tertentu cenderung
terikat pada merek tertentu dan akan membeli produk yang sama lagi
sekalipun tersedia banyak alternatif.
Pada dasarnya ada dua perspektif utama menyangkut loyalitas merek
yakni loyalitas merek sebagai perilaku dan loyalitas merek sebagai sikap.
Dengan kata lain, loyalitas merek dapat ditinjau dari merek apa yang dibeli
pelanggan dan bagaimana perasaan atau sikap pelanggan terhadap merek
1. Perspektif Perilaku
Berdasar perspektif ini, loyalitas merek diartikan sebagai
pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh pelanggan. Setiap
kali seorang pelanggan membeli ulang suatu produk, bila ia membeli
merek produk yang sama, maka ia dikatakan pelanggan yang setia pada
merek tersebut. Dalam kenyataan, jarang dijumpai pelanggan yang setia
100 % hanya pada satu merek. Oleh karena itu, ada tiga macam ukuran
loyalitas merek dengan perspektif perilaku :
a. Proporsi pembelian
Loyalitas diukur dengan persentase tertentu, yaitu jumlah
pembelian merek yang paling sering dibeli dibagi dengan total
pembelian. Jadi, bila frekuensi pembelian merek yang paling sering
dibeli adalah 8 kali dari 10 kali pembelian total, maka loyalitas
mereknya 80 persen.
b. Urutan / rentetan pembelian
Ukuran loyalitas yang lain adalah konsistensi berkaitan dengan
urutan pembelian dan frekuensi pelanggan beralih atau berganti
pemasok. Dalam hal ini ada lima macam pola :
b.1. Loyalitas mutlak
A, A, A, A, A, A. Pelanggan hanya membeli merek tunggal
dan tidak jadi membeli bila merek tersebut tidak tersedia.
b.2. Loyalitas terpencar
b.3. Loyalitas tidak mantap
A, A, A, B, B, B. Pelanggan berpindah dari satu merek ke
merek lain, tapi masih dalam satu perusahaan.
b.4. Tidak ada loyalitas
A, B, C, D, E, F. Pelanggan tidak memiliki kejelasan pola
pembelian berulang.
c. Probabilitas pembelian
Dalam ukuran ini, proporsi dan urutan pembelian
dikombinasikan untuk menghitung probabilitas pembelian
berdasarkan sejarah pembelian pelanggan dalam jangka panjang.
2. Perspektif Sikap
Masalah yang dihadapi dalam perspektif perilaku adalah bahwa
yang dapat dijelaskan hanyalah fakta menyangkut pembelian ulang
merek yang sama, namun tidak dapat menjelaskan apakah pelanggan
benar-benar lebih menyukai merek tertentu dibandingkan merek-merek
lain. Pelanggan sangat mungkin membeli merek yang sama karena
faktor kebiasaan atau kenyamanan. Bila merek lain didiskon, ia dapat
beralih ke merek tersebut. Sebaliknya, dalam kondisi tertentu
(misalnya kehabisan stok) maka pelanggan akan beralih ke merek
sebelumnya. Kalau ditinjau dari perspektif perilaku maka pelanggan
bersangkutan dikatakan tidak loyal lagi. Dalam pengukuran loyalitas
merek, sikap pelanggan terhadap merek juga harus diteliti dan diukur.
dibandingkan merek-merek lain, maka ia dikatakan loyal terhadap
merek tersebut. (Fandy Tjiptono, 2000:110).
Lebih lanjut, perspektif loyalitas merek juga berlaku untuk toko
atau pemasok tertentu. Oleh sebab itu menurut Sheth (dalam Fandy
Tjiptono, 2000:110), loyalitas pelanggan dapat didefinisikan sebagai
komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, pemasok,
berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian
ulang yang konsisten. Definisi tersebut mencakup dua komponen
penting, yaitu loyalitas sebagai perilaku dan loyalitas sebagai sikap.
Kombinasi kedua komponen itu menghasilkan empat situasi
kemungkinan loyalitas, yaitu :
Perilaku Pembelian Ulang
Kuat Lemah
Loyalty Latent Loyalty
Spurious Loyalty No Loyalty
Kuat Sikap
Lemah
Gambar II.2
Tipe-tipe Loyalitas Pelanggan
a. No Loyalty
Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama
b. Spurious Loyalty
Bila sikap yang relatif lemah disertai pola pembelian ulang yang
kuat, maka yang terjadi adalah spurious loyalty
c. Laten Loyalty
Situasi latent tercermin bila sikap yang kuat disertai dengan pola
pembelian ulang yang lemah. Contohnya, seseorang bersikap
positif terhadap merek mie instant tertentu, namun tetap saja ia
berusaha mencari variasi karena pertimbangan harga atau
preferensi terhadap variasi rasa.
d. Loyalty
Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para
pemasar, dimana pelanggan bersikap positif terhadap produk dan
disertai pola pembelian ulang yang konsisten.
G. Kerangka Berpikir
Customer Satisfaction
Perceived Performance Expectation
Customer
Loyalty
Kepuasan konsumen tercapai setelah konsumen menggunakan produk
atau mengalami jasa yang dibelinya dan merasakan bahwa kinerja produk
ternyata memenuhi harapan. Konsumen yang merasa puas cenderung
memiliki sikap yang positif terhadap produk tersebut dan disertai pembelian
ulang yang konsisten yang pada akhirnya mengarah kepada loyalitas
pelanggan.
H. Hipotesis
1. Permasalahan ketiga
Ho : Tidak ada pengaruh antara kepuasan konsumen pada
atribut-atribut produk Indomie terhadap loyalitas pelanggan.
Ha : Ada pengaruh antara kepuasan konsumen pada atribut-atribut
produk Indomie terhadap loyalitas pelanggan.
2. Permasalahan keempat
Ho : Tidak ada pengaruh antara kepuasan konsumen pada
atribut-atribut produk Mie Sedaap terhadap loyalitas pelanggan.
Ha : Ada pengaruh antara kepuasan konsumen pada atribut-atribut
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian lapangan berupa
studi kasus. Penulis memusatkan perhatian pada pengumpulan variabel,
kemudian menganalisisnya sehingga kesimpulan yang diperoleh hanya
berlaku untuk variabel yang diselidiki tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian bulan April 2007.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah para mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
a. Atribut produk Indomie yang diproduksi oleh PT Indofood Sukses
Makmur dan Mie Sedaap yang diproduksi oleh PT Prakarsa Alam
Segar dan PT Karunia Alam Segar.
D. Data dan Sumber Data
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari pelanggan yang
mengkonsumsi Indomie dan Mie Sedaap, data ini diperoleh melalui
pengisian kuesioner.
2. Data Sekunder :
Adalah data mengenai Universitas Sanata Dharma Yogyakarta khususnya
mengenai Fakultas Ekonomi.
E. Variabel Penelitian
1. Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang senantiasa muncul dalam penelitian ini. Oleh
karena itu penulis ingin menjelaskan definisi dari atribut-atribut produk
tersebut sebagai berikut :
a. Atribut Produk Indomie dan Mie Sedaap
a.1. Kemasan yaitu warna, desain, gambar pembungkus mie instant
dan keterangan-keterangan yang tercantum pada pembungkus,
ketahanan pembungkus (kedap udara dan tidak mudah rusak)
a.2. Citarasa yaitu perpaduan rasa pedas, asin, manis dari produk
mie instant yang diciptakan perusahaan dan diolah pelanggan.
a.3. Harga yaitu daya beli konsumen terhadap perubahan tingkat
a.4. Variasi produk yaitu adanya keanekaragaman pilihan rasa dan
tersedianya bumbu tambahan sebagai pelengkap yang terdapat
di dalam produk mie instant.
a.5. Distribusi yaitu kemudahan mendapatkan mie instant baik di
toko-toko besar maupun di warung-warung kecil.
b. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan yang didefinisikan oleh Sheth (dalam Fandy
Tjiptono, 2000:110) sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu
merek dan pemasok berdasarkan sikap yang positif dan tercermin
dalam pembelian ulang yang konsisten.
2. Pengukuran
a. Variabel masalah pertama dan kedua adalah variabel tunggal, yaitu
kepuasan konsumen, artinya tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja yang dirasakannya dengan harapannya.
Variabel tingkat kepuasan ini terdiri dari lima atribut yaitu :
a.1 Kemasan
a.2 Citarasa
a.3 Harga
a.4 Variasi
Kepuasan konsumen dapat diukur dengan membuat sejumlah
pernyataan yang menyangkut kelima atribut tersebut. Ada dua jenis
pernyataan yaitu : pernyataan yang berupa kinerja (perceived performance) dan harapan (expectation). Untuk mendapatkan skor kepuasan konsumen dengan membandingkan skor antara skor kinerja
dengan skor harapan untuk tiap pernyataan pada masing-masing
responden.
Dengan membuat pernyataan 1 - 8 yang berkenaan dengan sejauh
mana harapan responden terhadap atribut mie instant dan pernyataan
mengenai penilaian atau perasaan responden terhadap atribut mie
instant berdasarkan pengalaman responden. Penentuan skor dilakukan
berdasarkan skala 1 sampai dengan 10. Responden mengisi angka 1
sampai 10 sesuai dengan pendapatnya.
Rumus Kepuasan Pelanggan :
IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan PP = Perceived Performance
EP = Expectation Performance
Dalam kuesioner dibuat skala penilaian 1 sampai 10, nilai indeks kepuasan konsumen tertinggi memiliki skor 9 yang berasal dari 10
(PP) dikurangi 1 (EP) dan skor terendah sebesar -9 yang berasal dari 1
(PP) dikurangi 10 (EP).
IKP = PP – EP = 10 - 1 = 9 yang merupakan skor tertinggi IKP = PP – EP = 1 - 10 = -9 yang merupakan skor terendah
Untuk skor kepuasan konsumen yang dibentuk oleh 5 atribut diperoleh
rentang skor kepuasan konsumen minimal 5 x -9 = -45 dan tertinggi
5 x 9 = 45. Klasifikasi kepuasan konsumen ini terbagi dalam 4 kelas:
(-45) – < (-22,5) = Sangat Tidak Puas
(-22,5) - < 0 = Tidak Puas
0 - < 22,5 = Puas
22,5 - 45 = Sangat Puas
3. Variabel masalah ketiga dan keempat memiliki variabel independen yaitu
kepuasan konsumen dan variabel dependen yaitu loyalitas pelanggan yang
dapat diukur dengan membuat pernyataan sebagai berikut :
a. Merek ini merupakan prioritas utama untuk pembelian mie instant.
b. Saat membeli mie instant merek ini tidak perlu membandingkan
dengan merek mie instant lainnya.
c. Selama 1 bulan terakhir konsisten membeli mie instant dengan merek
yang sama.
d. Setia pada satu merek walau sesekali mencoba rasa mie instant dari
merek berbeda.
e. Tradisi turun temurun dalam keluarga.
g. Tahan kritikan.
h. Bersedia merekomendasikan ke orang lain.
i. Bersedia tetap membeli meskipun ada perubahan (kemasan, harga,
dan rasa).
j. Bila di toko tidak tersedia, bersedia mencari ke toko lain.
Membuat pernyataan sebanyak 8 pernyataan berkenaan dengan
pendapat responden mengenai tingkat loyalitasnya terhadap merek mie
instant yang dia pilih. Penentuan skor dilakukan berdasarkan skala 1
sampai dengan 10. Responden mengisi angka 1 sampai 10 sesuai
dengan pendapatnya.
Jumlah pernyataan adalah 8, sehingga kemungkinan skor jawaban
yang diperoleh tiap responden adalah 80 – 8
Range = Nilai terbesar – nilai terkecil
Kelas = 4
Interval = Range / Kelas
Interval = 80 - 8 / 4
72 / 4 =18
Skor jawaban dikelompokkan sebagai berikut :
8 – 25 = Sangat Tidak Loyal
26 – 43 = Tidak Loyal
44 - 61 = Loyal
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit yang dianalisis. (Husein
Umar, 1997:58). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang mengkonsumsi Indomie atau
Mie Sedaap.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah teknik
purposive sampling, yaitu sebuah sampel non probabilitas yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu atau berdasarkan ketentuan
peneliti dalam memilih individu yang dijadikan sampel.
Purposive sampling ini juga disebut judgmental sampling, karena digunakan pertimbangan-pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur
tertentu. Peneliti menentukan 100 sampel agar penelitian ini menjadi lebih
valid dan memudahkan perhitungan peneliti dalam melakukan penelitian.
Metode purposive sampling yang digunakan peneliti ditentukan dengan kriteria :
1. Responden adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta program studi Manajemen dan Akuntansi
2. Responden adalah konsumen yang sedang atau minimal sudah
Karena jumlah populasi tidak diketahui secara pasti (tidak terhitung)
maka dalam pengambilan sampel agar penelitian ini menjadi valid
digunakan rumus (Sugiarto dan Siagian, 2001:70)
2 2 (1 )
E p p Z
n= −
Keterangan :
n : Jumlah sampel
p : Proporsi populasi
E : Kesalahan penarikan sampel
Z : standar kesalahan dengan tingkat signifikansi tertentu
Dengan perhitungan sebagai berikut, misalnya kemungkinan
terbesar sukses 50%, kesalahan penarikan sampel 10%, standar
kesalahan dengan tingkat signifikansi 95% adalah 1,96 sehingga
diperoleh
n = 2
2 1 , 0 ) 5 , 0 1 ( 5 , 0 96 ,
1 x x −
n = 96,04 01 , 0 9604 , 0 =
Dari perhitungan di atas ditemukan bahwa jumlah minimal sampel
agar penelitian ini valid, jumlah sampel minimal 96.04, tetapi
untuk memudahkan perhitungan maka sampel ditentukan menjadi
G. Metode Pengumpulan Data
1. Angket Kuesioner
Angket kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan tertulis kepada mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara bertanya jawab
secara langsung dan bertatap muka dengan responden.
3. Kepustakaan
Metode kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas
dalam penelitian.
H. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengubah sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Salah satu cara untuk mengukur tingkat validitas
adalah dengan melakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan
skor total variabel. Dimana skor tersebut diukur berdasarkan rangking atau
Pearson yang dikenal dengan Korelasi Product Moment. (Husein Umar, 2003:84)
Rumus::
{
2 2}
{
2 2}
)
(
)
(
)
)(
(
y
y
n
x
x
n
y
x
xy
n
r
xyΣ
−
Σ
×
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
Keterangan :rxy : Koefisien korelasi
X : Nilai atau skor butir pertanyaan
Y : Nilai atau skor total butir pertanyaan
XY : Hasil kali dari skor x dan y untuk setiap responden
n : Jumlah sampel
Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan
taraf signifikansi (α) = 5 %. Jika rxy lebih besar dari r tabel maka kuesioner
yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan persesuaian
antara sesuatu yang diukur dengan alat yang digunakan. Untuk
mengujinya digunakan metode ganjil genap yaitu memisahkan antara item
Korelasi Product Moment (Husein Umar, 2003:92)
}
{
}
{
2 2 2 2)
(
)
(
)
)(
(
y
y
n
x
x
n
y
x
xy
n
r
xyΣ
−
Σ
×
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
=
Keterangan :rxy : Korelasi korelasi item bernomor ganjil dengan item bernomor genap X : Nilai item bernomor ganjil
Y : Nilai item bernomor genap
XY : Hasil skor x dan y untuk setiap responden
n : Jumlah sampel
Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil genap didapatkan
maka untuk menilai reliabilitasnya digunakan rumus Spearman Brown
(Husein Umar, 2003:90)
xy xy tt r r r + = 1 2
Keterangan :
rtt : reliabilitas instrumen
rxy : Koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan genap.
Dengan taraf signifikan (α) : 5 % jika rtt lebih besar dari rtabel maka
I. Teknik Analisis Data
1. Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua yaitu dengan cara
menganalisis hasil jawaban responden dengan rumus :
IKP = PP – EP
IKP = Indeks Kepuasan Pelanggan
PP = Perceived Performance atau Kinerja EP = Expectation atau Harapan
2. Untuk menjawab permasalahan ketiga dan keempat yaitu adanya
pengaruh antara kepuasan pelanggan atas atribut-atribut produk dengan
loyalitas pelanggan digunakan rumus analisis regresi berganda
5 5 4 4 3 3 2 2 1
1X b X b X b X b X b
a
Y = + + + + +
dimana :
Y = Penafsiran variabel dependen
X1 = Variabel independen 1 (Kemasan)
X2 = Variabel independen 2 (Harga)
X3 = Variabel independen 3 (Citarasa)
X4 = Variabel independen 4 (Variasi)
X5 = Variabel independen 5 (Distribusi)
a = nilai konstanta
b1 = Koefisien regresi variabel independen 1
b3 = Koefisien regresi variabel independen 3
b4 = Koefisien regresi variabel independen 4
b5 = Koefisien regresi variabel independen 5
a. Statistik Uji t
Uji t adalah salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji
secara satu persatu variabel X1 sampai X5 apakah signifikan atau tidak
dalam mempengaruhi variabel Y. (Supranto, 2001:525). Caranya
adalah dengan melakukan pengujian terhadap koefisien regresi setiap
variabel independen.
Adapun langkahnya sebagai berikut :
1. Perumusan Hipotesis
Ho: bi = 0: Kemasan, harga, citarasa, variasi, distribusi secara
parsial tidak berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan.
Ha: bi ≠ 0: Kemasan, harga, citarasa, variasi, distribusi secara
parsial berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.
2. Rumus menghitung nilai t
t
hitung = b Sb
Keterangan :
t
hitung = Nilait
hitung yang dicarib = Koefisien regresi
Nilai
t
hitung bisa diperoleh dari output SPSS. Setelaht
hitungdiperoleh lalu dibandingkan dengan
t
tabel. Untuk mengetahuit
tabeldigunakan taraf nyata (α) 5 % dan derajat kebebasan dk = n-k-1,
maka
t
tabel (α , n-k-1).3. Mengambil keputusan tentang penerimaan dan penolakan
hipotesis
Ho diterima bila –t (α / 2;n-k-1) ≤
t
hitung ≤ t (α / 2;n-k-1)Ho ditolak bila
t
hitung< -t (α / 2;n-k-1) ataut
hitung > t ( α / 2;n-k-1)b. Statistik Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari semua
variabel independen secara bersama-sama dalam mempengaruhi
variabel dependen dan apakah pengaruh tersebut signifikan atau tidak
(Suharyadi, 2004:523). Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan antara nilai kritis Ftabel dengan nilai Fhitung dari hasil
perhitungan.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Perumusan Hipotesa
Ho : ß1,ß2,ß3,ß4,ß5 = 0: Kemasan, harga, citarasa, variasi dan
distribusi secara simultan tidak berpengaruh
Ha : ß1,ß2,ß3,ß4,ß5 ≠ 0: Kemasan, harga, citarasa, variasi dan
distribusi secara simultan berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan.
2. Rumus menghitung nilai F
F =
(
)
(
1)
/ 1
/
2 2
− −
−R n k
k R
Keterangan :
k = Banyaknya nilai variabel bebas
n = Banyaknya sampel
R2 = Koefisien determinasi
Setelah Fhitung diperoleh lalu dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria
yang digunakan untuk mencari Ftabel adalah dengan derajat
kebebasan df pembilang = k, df penyebut = n-k-1, dan tingkat
signifikansi atau kepercayaan 5 %.
3. Mengambil keputusan tentang penerimaan dan penolakan
hipotesis
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel
Ho diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel
Apabila Fhitung > Ftabel hal ini dapat disimpulkan bahwa kemasan,
harga, citarasa, variasi dan distribusi secara simultan berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berfungsi untuk memberikan pemahaman kepada pembaca tentang
lokasi dimana penelitian ini dilakukan penulis. Maka dalam bab ini penulis akan
memaparkan gambaran umum dari Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta. Selain itu pula penulis akan memaparkan obyek penelitian dalam
skripsi ini yakni gambaran umum Indomie dan Mie Sedaap.
Adapun isi dari bab ini adalah sejarah singkat Univrersitas Sanata Dharma,
dan profil Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma pada khususnya, Profil
Fakultas Ekonomi yang akan diangkat penulis meliputi sekilas tentang Fakultas
Ekonomi, visi dan misi, tujuan pendidikan dan bidang konsentrasi, proses
pembelajaran, fasilitas penunjang, pusat pengembangan, dan jumlah mahasisiwa
aktif.
A. Sejarah Singkat Universitas Sanata Dharma
Rencana mendirikan suatu perguruan tinggi keguruan lahir ketika Prof.
Muh Yamin, S.H, menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Sampai waktu itu, pendidikan khusus
guru-guru SMTP/SMU dilaksanakan oleh kursus B-I / B-II, yakni kursus untuk
menjadi guru yang didirikan di berbagai kota di Indonesia. Tetapi
sewajarnyalah pendidikan yang amat penting itu diangkat ke taraf keguruan
universiter dengan mempertahankan arah dan tujuannya sendiri, yaitu
Jawa Tengah yang ada pada waktu itu, Ordo Societas Jesu (Serikat Yesus, sering disingkat SJ) telah membuka kursus-kursus BI, diantaranya BI
Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H
Loeff, SJ dan BI Sejarah dan BI Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di
Semarang yang dikelola oleh Pater W.J Van Der Meulen, SJ dan Pater H.
Bastiaanse, SJ.
Selanjutnya kursus-kursus BI tersebut dianggap Crash Program
sehingga Superior Misionaris Jesu, yaitu Pater Kester berusaha mendirikan suatu perguruan tinggi, kebetulan pada tahun 1954-1955, Prof.de Quelje
pejabat Kementerian PP dan K, berkunjung ke Yogyakarta. Kesempatan ini
kemudian dimanfaatkan oleh Pater Kester, Pater Ruding dan Pater H. Loeff
untuk menggali informasi tentang gagasan Prof. Muh. Yamin, S.H. untuk
mendirikan PTPG. Pater Kester berpendapat bahwa gagasan inilah yang
selaras dengan karya-karya Pater Jesuit dan tidak melampaui batas-batas
kemampuan Ordo.
Kemudian Pater Kester menjadi “ tukang sulap”, tiga kursus BI milik
Jesuit yang sudah ada digabungkan menjadi satu. Gabungan ini diperkuat
dengan dana US$ 150.000, hadiah dari Conggregatio de Propaganda Fide. Dengan demikian lahirlah PTPG Sanata Dharma yang dimulai pada tanggal 20
Oktober 1955 dan diresmikan oleh Pemerintah pada tanggal 17 Desember
1955.
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma mempunyai 4 jurusan yaitu :
Dharma sendiri diciptakan oleh Pater K. Looymans, SJ, pejabat Departemen
PP dan K di Kawali (Kantor Wali Gereja Indonesia), aslinya Sanata Dharma
dibaca Sanyata Dharm. Nyata Dharma artinya “ Kebaktian yang sebenarnya “
atau “ pelayanan nyata”. Kebaktian itu ditujukan untuk Tanah Air, Bangsa dan
Gereja (Pro Patria et Eclessia).
Kemudian dalam perkembangannya untuk memperbesar misi, Societas
Jesu menunjuk Pater Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara, SJ menjadi Dekan PTPG
Sanata Dharma dan Wali Dekannya adalah Pater H. Loeff, SJ.
Perkembangan selanjutnya:
1. Pada bulan November 1958 PTPG Sanata Dharma berubah menjadi FKIP
Sanata Dharma yang merupakan bagian Universitas Katolik cabang
Yogyakarta. Hal itu menanggapi ketentuan pemerintah Kementerian PP
dan K tentang perubahan PTPG menjadi FKIP.
2. Pada tanggal 11 Juli 1962 berdasarkan SK Menteri PTIP No. 1/ 1961
FKIP Sanata Dharma memperoleh status DISAMAKAN dengan negeri.
3. Pada tanggal 1 September 1965 FKIP Sanata Dharma berubah menjadi
IKIP Sanata Dharma menanggapi SK Menteri PTIP No. 237/ B-Swt/ U/
1965. Perkembangan pesat terjadi yakni dengan didirikannya sarana
pendukung seperti Pusat Penelitian Sanata Dharma, Pusat Pengabdian
pada Masyarakat (PPM), dan Pusat Komputer. Selain itu pembangunan
fasilitas fisik dan administrasi maju pesat seperti adanya Biro
Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akademik dan
4. Tanggal 1 Januari 1967, membuka SMP Sanata Dharma.
5. Tanggal 1 Januari 1973, dibuka program pendidikan non gelar bagi
lulusan SLTA yaitu program Extension Course Bahasa Inggris.
6. Pada bulan Juli 1979 IKIP Sanata Dharma melaksankan program S1 yang
sebelumnya hanya program sarjana muda. Dan beberapa program Diploma
I, II, III dan pada tahun 1990 dibuka program Diploma II PGSD.
7. Pada tanggal 20 April 1993 menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
akan tuntutan jaman, maka berdasarkan SK Mendikbud No.46/D/O/1993,
IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma
(USD). Dalam perkembangannya USD membuka 6 fakultas baru dan 2
fakultas perubahan yaitu FKIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas MIPA,
Fakultas Sastra, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi,
Fakultas Teologi, dan Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katholik. (FIPA)
8. Sejak tanggal 19 April 1999 melalui surat keputusan Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 143/ DIKTI/Kep/1999, FIPA berubah menjadi Program
Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katholik dan
menjadi bagian dari FKIP. Sampai sekarang Universitas Sanata Dharma
memiliki 8 Fakultas pendidikan program gelar S1, yakni :
a. FKIP
b. Fakultas Ekonomi
c. Fakultas MIPA
e. Fakultas Teknik
f. Fakultas Farmasi
g. Fakultas Psikologi
h. Fakultas Teologi
Selain itu juga program non gelar, yaitu D III PGSD dan English ExtensionCourse, dan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). USD juga telah membuka program studi Magister Teologi dan program studi
Magister Ilmu Religi dan Budaya.
B. Fakultas Ekonomi Sanata Dharma
1. Sekilas tentang Fakultas Ekonomi
Fakultas Ekonomi USD bertempat di kampus I USD yang terletak
di Desa Mrican, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta, tepatnya di Jalan Moses Gatotkaca. Fakultas
Ekonomi berdampingan dengan 2 fakultas lainnya di kampus I USD,
yakni Fakultas Sastra dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Fakultas Ekonomi secara resmi berdiri pada tanggal 3 Mei 1993, yang
sampai sekarang sudah merayakan hari jadinya yang ke 14. Sejak awal
hingga sekarang Fakultas Ekonomi hanya memiliki 2 jurusan sekaligus
prodi, yakni Manajemen dan Akuntansi yang setiap tahunnya selalu
2. Visi dan Misi
Visi dan misi Fakultas Ekonomi USD yaitu menampilkan diri
sebagai business school yang menjunjung tinggi nilai-nilai akademik dan humanistik dan menghasilkan sarjana Ekonomi (Akuntansi dan
Manajemen) yang profesional dengan memiliki integritas, bersumber pada
moral dan spirit kristiani, melalui proses character formation.
3. Tujuan Pendidikan dan Bidang Konsentrasi.
a. Program Studi Manajemen
1. Tujuan Pendidikan
Menghasilkan Sarjana Ekonomi bidang manajemen atau
manajer profesional yang memiliki kemampuan mengelola dan
mengembangkan kegiatan pemasaran, sumber daya manusia,
operasi dan strategi bisnis yang disertai dengan :
a. Kepribadian yang matang dan berdedikasi tinggi.
b. Etika bisnis dengan tetap memperhatikan kepentingan
organisasi.
c. Berwawasan global dan peduli terhadap lingkungan.
2. Bidang Konsentrasi
a. Manajemen Pemasaran.
b. Manajemen Sumber Daya Manusia.
c. Manajemen Operasi.
b. Program Studi Akuntansi
1. Tujuan Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan program pendidikan S1 dalam
bidang akuntansi bertujuan untuk :
a. Menghasilkan tenaga profesional di bidang Akuntansi
b. Menghasilkan tenaga profesional dalam bidang penyediaan
informasi keuangan yang akurat, lengkap dan tepat waktu yang
berguna untuk pengambilan keputusan bisnis.
c. Menyiapkan lulusan memasuki dunia kerja baik sebagai
internal auditor maupun external auditor (akuntan publik)
dengan memberi bekal pemahaman bidang audit yang lebih
banyak.
4. Fasilitas Penunjang
a. Perpustakaan
Perpustakaan menyediakan buku-buku dalam jumlah dan kualitas
yang sangat memadai yang meliputi : buku teks, jurnal, majalah
maupun hasil penelitian ilmiah lainnya yang menunjang tercapainya
tujuan di Fakultas Ekonomi.
b. Laboratorium Komputer Fakultas Ekonomi
Fasilitas pendukung itu ditujukan untuk menjadi sarana pendukung
bagi kegiatan pratikum bagi mahasiswa prodi Manajemen dan
c. Laboratorium Akuntansi
Laboratorium Akuntansi dogunakan untuk mengembangkan modul,
bahan pratikum, kasus, program aplikasi komputer, dan bahan-bahan
penunjang perkuliahan lainnya.
d. Pojok Bursa Efek
Pojok bursa efek dibuka mulai tahun akademik 1999/2000 yang dapat
dimanfaatkan oleh dosen, mahasiswa dan masyarakat umum untuk
mengikuti perkembangan dunia bursa efek di Indonesia. Secara khusus
pojok bursa efek dapat menunjang pendidikan dan pelatihan bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi.
5. Data Jumlah Mahasiswa Aktif Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Tabel IV.1
Jumlah Mahasiswa Aktif Fakultas Ekonomi Semester Genap Tahun Ajaran 2006 / 2007
Jurusan / Prodi
No Angkatan
Manajemen Akuntansi
1 1995 - 1
2 1996 - 3
3 1997 - 1
4 1998 7 6
5 1999 13 29
6 2000 48 60
7 2001 84 94
8 2002 76 87
9 2003 107 125
10 2004 136 141
11 2005 161 161
12 2006 129 149
Jumlah 761 857
C. Sejarah Mie Instan
Mie merupakan salah satu jenis makanan yang paling populer di Asia
khususnya di Asia Timur dan Asia Tenggara. Menurut catatan sejarah, mie
pertama kali dibuat di daratan Cina sekitar 2000 tahun yang lalu pada masa
pemerintahan dinasti Han. Dari Cina, mie berkembang dan menyebar ke
Jepang, Korea, Taiwan dan negara-negara di Asia Tenggara bahkan meluas
sampai ke benua Eropa. Di benua Eropa mie mulai dikenal setelah Marcopolo
berkunjung ke Cina dan membawa oleh-oleh mie. Namun pada
perkembangannya di Eropa mie berubah menjadi pasta seperti yang kita
kenal saat ini.
Sesungguhnya seni menggiling gandum telah lebih dahulu berkembang
di Timur Tengah, seperti di Mesir dan Persia. Pada awalnya mie diproduksi
secara manual, baru pada tahun 700-an sejarah mencatat terciptanya mesin
pembuat mie berukuran kecil dengan menggunakan alat mekanik. Evolusi
pembuatan mie berkembang secara besar-besaran setelah T.Masaki pada
tahun 1854 berhasil membuat mesin pembuat mie mekanik yang dapat
memproduksi mie secara massal. Kemudian mie instant yang lebih modern
adalah Chikin Ramen diciptakan di Jepang oleh Momufuku Ando pendiri
Nissin Food pada tahun 1958.
Di Indonesia mie instan yang pertama kali dikenal adalah Supermie,
yang diproduksi oleh PT Indofood Sukses Makmur sekitar tahun 1970an
Kemudian beberapa merek mie instant diproduksi juga oleh PT Indofood
D. Aneka Jenis Mie
Secara umum mie dapat digolongkan menjadi dua, mie kering dan mie
basah. Baik yang dalam kemasan Polietilen maupun dalam kemasan
polysteren yang dikenal juga sebagai sterofoam. Pada umumnya mie basah
adalah mie yang belum di masak kandungan airnya cukup tinggi dan cepat
basi, jenis mie ini biasanya hanya tahan satu hari . Kategori kedua adalah mie
kering seperti ramen dan beragam mie instant yang banyak kita jumpai di
pasaran. Dilihat dari bahan dasarnya, mie dapat dibuat dari berbagai macam
tepung, seperti tepung terigu, tepung tang mien, tepung beras, tepung kanji,
tepung kacang hijau dan lain-lain. Dari jenis tepung di atas, mie dari tepung
terigu paling banyak digunakan khususnya untuk membuat mie instan.
E. Sejarah Umum PT Indofood Sukses Makmur .Tbk
PT Indofood Sukses Makmur.Tbk atau yang lebih dikenal dengan nama
Indofood adalah perusahaan yang memproduksi produk Indomie, yaitu produk
yang dijadikan sebagai obyek penelitian oleh penulis. Indomie adalah merek
mie instan yang terkenal di Indonesia, begitu terkenalnya hingga orang sering
menyebut mie instan dengan sebutan "indomie" walaupun yang dikonsumsi
tidak bermerek Indomie.
PT Indofood adalah perusahaan pengolah makanan pertama di
instant, tepung terigu, minyak goreng, makanan bayi dan snack. Indofood juga
memproduksi bumbu masak.
Produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur
selain Indomie yaitu Supermie dan Sarimi, minyak goreng Bimoli dan
Sunrise, Royal Palmia dan Simas margarin, snack Chiki, Chitato dan Jet-Z,
produk makanan bayi Promina dan Sun Baby, dan bumbu masak Indofood dan
Piring Lombok. Merek-merek tersebut secara terus-menerus memainkan
peranan penting bagi stabilitas bisnis dan kekuatan fundamental bagi PT
Indofood Sukses Makmur.
F. Sejarah Umum PT Karunia Alam Segar dan PT Prakarsa Alam Segar
Wings Food sebagai produsen Mie Sedaap membawahi dua perusahaan
yang mendukung proses produksi mie instant merek Mie Sedaap, yaitu PT
Karunia Alam Segar dan PT Prakarsa Alam Segar.
PT Karunia Alam Segar (KAS) dan PT Prakarsa Alam Segar
(PAS) mengembangkan bisnis mie instant dengan mendirikan pabrik yang
berada di Jakarta dan Surabaya. Kedua perusahaan tersebut merencanakan
untuk memproduksi beberapa jenis mie instant baik di pabrik yang berada di
Jakarta maupun Surabaya pada akhir 2004.
Sponsor perusahaan dan pemegang saham perusahaan adalah PT
Mitrajaya Ekaprana yang memiliki hampir 100% saham dari KAS dan PAS.
tanah seluas 11 ha, bekas dari sebuah pabrik tekstil yang terletak di sebuah
kawasan industri Bekasi, dan dibuka pada bulan Desember 2003.
PT Karunia Alam Segar (KAS) berdiri di kawasan industri seluas 75 ha
di Gresik bagian utara. Area tersebut sebelumnya adalah sebuah tambak