• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan sikap wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Sleman, DIY mengenai kista endometrium pada tahun 2011 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengetahuan dan sikap wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Sleman, DIY mengenai kista endometrium pada tahun 2011 - USD Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA PRODUKTIF

DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN, DIY MENGENAI

KISTA ENDOMETRIUM PADA TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA PRODUKTIF

DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN, DIY MENGENAI

KISTA ENDOMETRIUM PADA TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA PRODUKTIF

DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN, DIY MENGENAI

KISTA ENDOMETRIUM PADA TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

(2)

ii

Persetujuan Pembimbing

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA PRODUKTIF

DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN, DIY MENGENAI

KISTA ENDOMETRIUM PADA TAHUN 2011

Skripsi yang diajukan oleh:

Bennydiktus

NIM : 088114137

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

(3)

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA PRODUKTIF

DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN, DIY MENGENAI

KISTA ENDOMETRIUM PADA TAHUN 2011

Oleh :

Bennydiktus

NIM : 088114137

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada Tanggal : 17 Juli 2012

Mengetahui,

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Ipang Djunarko, M. Sc., Apt.

Panitia Penguji : Tanda Tangan

1. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, M. Kes., Apt., Ph. D ...

2. Yosef Wijoyo, M. Si., Apt ...

(4)

iv

Karya kecil ini kupersembahkan kepada :Tuhan Yesus Kristus

Ayah, Ibu, Adik dan seluruh keluarga besarkuTeman-temanku

Almamaterku tercinta

yang dengan setia terus menggandeng, mendampingi dan mengisi hari-hari yang luar biasa dalam hidupku

iv

Karya kecil ini kupersembahkan kepada :Tuhan Yesus Kristus

Ayah, Ibu, Adik dan seluruh keluarga besarkuTeman-temanku

Almamaterku tercinta

yang dengan setia terus menggandeng, mendampingi dan mengisi hari-hari yang luar biasa dalam hidupku

iv

Karya kecil ini kupersembahkan kepada :Tuhan Yesus Kristus

Ayah, Ibu, Adik dan seluruh keluarga besarkuTeman-temanku

Almamaterku tercinta

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Bennydiktus

Nomor Mahasiswa : 088114137

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA PRODUKTIF

DI KECAMATAN DEPOK, SLEMAN, DIY MENGENAI

KISTA ENDOMETRIUM PADA TAHUN 2011

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 20 Juli 2012

Yang Menyatakan :

(6)

vi PRAKATA

Puji dan syukur patut dihaturkan penulis kepada Tuhan yang Maha Esa

atas berkat, kasih sayang dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Produktif di Kecamatan Depok, Sleman, DIY Mengenai Kista Endometrium pada Tahun 2011”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidaklah mudah dan

membutuhkan waktu yang tidak singkat. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Th. B. Titien Siwi Hatayu, M. Kes., Apt., Ph. D selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran membimbingserta memberikan banyak saran kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi dari awal

sampai akhir.

2. Ibu Maria Wisnu Donowati, M. Si., Apt dan Bapak Yosef Wijoyo, M. Si., Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran dan nasihat sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Seluruh responden yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner.

4. Dekan Fakultas Farmasi USD, Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. beserta

staffyang telah membantu jalannya penelitian.

(7)

vii

Universitas Sanata Dharma Paingan yang telah memberikan saran pada penyusunan kuisioner.

6. Bupati Sleman c.q BAPPEDA Sleman, Dinas Kesehatan Provinsi DIY, Kepala Kecamatan Depok, Kepala Desa Maguwoharjo, Condongcatur dan Caturtunggal yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Kabupaten Sleman.

7. Teman-teman skripsi, teman-teman FKK B, teman-teman kontrakan dan teman-teman dari UKF basket farmasi USD yang selalu menyemangati dan terus memberi doa agar penyelesaian skripsi ini berjalan dengan lancar. 8. Serta seluruh pihak yang mungkin tidak dapat disebutkan satu-persatu yang

telah membantu penyelesaian skripsi ini.

“Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

semua pihak yang membaca skripsi ini. Semoga skripsi ini juga dapat berguna dan

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat atas pentingnya menjaga kesehatan.

Yogyakarta, 20 Juli 2012

(8)

viii

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah

ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai perundang-undangan

yang berlaku.

Yogyakarta, 20 Juli 2012

Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...v

PRAKATA ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

A. Latar Belakang ... 1

1. Permasalahan ... 2

2. Keaslian Penelitian ... 3

3. Manfaat Penelitian... 4

B. Kista Endometrium ... 10

C. Wanita Usia Produktif ... 14

D. Kuisioner ... 15

E. Keterangan Empiris... 16

BAB III. METODE PENELITIAN...17

(10)

x

B. Variabel Penelitian ... 17

1. Variabel Utama... 17

2. Variabel Pengacau ... 17

C. Definisi Operasional... 18

1. Pengetahuan... 18

2. Sikap ... 18

3. Wanita usia produktif ... 18

4. Kista endometrium ... 18

5. Tingkat pendidikan ... 19

6. Pekerjaan ... 19

D. Subyek Penelitian dan Sampling... 19

1. Subyek Penelitian ... 19

2. Sampling... 20

E. Instrumen Penelitian... 22

F. Tata Cara Penelitian ... 24

1. Penentuan Lokasi... 24

2. Pengurusan Ijin ... 24

3. Pembuatan Instrumen Penelitian ... 25

a. Penyusunan kuisioner ... 25

b. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa... 26

c. Uji reliabilitas ... 27

4. Sampling... 28

5. Penyebaran Kuisioner... 28

6. Pengolahan data... 30

G. Analisis Hasil Penelitian ... 31

H. Kelemahan Penelitian... 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...35

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN... 35

B. PENGETAHUAN ... 41

C. SIKAP ... 47

(11)

xi

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...55

A. Kesimpulan... 55

B. Saran... 56

DAFTAR PUSTAKA ...57

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Jenis Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Pernyataan Pengetahuan Mengenai Kista Endometrium ...26 Tabel II. Jenis Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Pernyataan

Sikap Mengenai Kista Endometrium...26 Tabel III. Penyebaran Kuisioner pada masing-masing Desa di Kecamatan

Depok ...30 Tabel IV. Penentuan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Skor ...32 Tabel V. Penentuan Sikap Berdasarkan Skor...33 Tabel VI. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan

Usia...36 Tabel VII. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan

Status Pekerjaan...39 Tabel VIII. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan

Jenis Pekerjaan ...39 Tabel IX. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Desa Asal ...41 Tabel X. Distribusi Pengetahuan Responden ...42 Tabel XI. Distribusi jumlah responden berdasarkan usia dan kategori

tingkat pengetahuan...43 Tabel XII. Distribusi jumlah responden berdasarkan status pernikahan dan

kategori tingkat pengetahuan...44 Tabel XIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan dan

kategori tingkat pengetahuan...44 Tabel XIV. Distribusi jumlah responden berdasarkan status bekerja dan

kategori tingkat pengetahuan...45 Tabel XV. Distribusi jumlah responden berdasarkan informasi yang didapat

dan kategori tingkat pengetahuan ...46 Tabel XVI. Distribusi jumlah responden berdasarkan desa asal dan kategori

(13)

xiii

Tabel XVIII. Jumlah responden dengan jawaban positif maupun negatif pada variabel sikap...48 Tabel XIX. Distribusi jumlah responden berdasarkan usia dan kategori

sikap...49 Tabel XX. Distribusi jumlah responden berdasarkan status pernikahan dan

kategori sikap...50 Tabel XXI. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan dan

kategori sikap...51 Tabel XXII. Distribusi jumlah responden berdasarkan status bekerja dan

kategori sikap...51 Tabel XXIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan informasi yang didapat

dan kategori sikap...52 Tabel XXIV. Distribusi jumlah responden berdasarkan desa asal dan kategori

sikap...53 Tabel XXV. Jumlah Responden yang Menjawab Benar dan Salah Pada

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Status Pernikahan ...37 Gambar II. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan

Pendidikan Terakhir ...38 Gambar III. Distribusi responden yang sudah dan belum pernah mendapat

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin BAPPEDA ...59

Lampiran 2. Surat Ijin Melakukan Penelitian di Desa Caturtunggal ...60

Lampiran 3. Surat Ijin Melakukan Penelitian di Desa Condongcatur ...61

Lampiran 4. Surat Ijin Melakukan Penelitian di Desa Maguwoharjo...62

Lampiran 5. Surat Ijin Konsultasi Kuisioner ...63

Lampiran 6. Data Rawat Inap Pasien Endometriosis Tahun 2005-2011 dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY...64

Lampiran 7. Jumlah Wanita Usia Produktif Masing-Masing Desa di Kecamatan Depok ...68

Lampiran 8. Kuisioner Penelitian sebelum uji validitas dan reliabilitas...69

Lampiran 9. Kuisioner Penelitian setelah uji validitas dan reliabilitas...74

Lampiran 10. Uji Reliabilitas...78

Lampiran 11. Normalitas Data Usia Responden...80

Lampiran 12. Data Pengetahuan Responden ...81

Lampiran 13. Uji Normalitas Skor Pengetahuan ...85

Lampiran 14. Hasil Uji Kruskal Wallis Antar Pengetahuan Wanita Usia Produktif Pada Variabel Usia ...86

Lampiran 15. Hasil Uji Mann-Whitney Antar Pengetahuan Wanita Usia Produktif Pada Variabel Status...87

Lampiran 16. Hasil Uji Kruskal Wallis Antar Pengetahuan Wanita Usia Produktif Pada Variabel Tingkat Pendidikan ...88

Lampiran 17. Hasil Uji Mann-Whitney Antar Pengetahuan Wanita Usia Produktif Pada Variabel Pekerjaan...89

Lampiran 18. Hasil Uji Mann-Whitney Antar Pengetahuan Wanita Usia Produktif Pada Variabel Informasi ...90

Lampiran 19. Hasil Uji Kruskal Wallis Antar Pengetahuan Wanita Usia Produktif Berdasarkan Desa Asal...91

Lampiran 20. Data Sikap Responden...92

(16)

xvi

Lampiran 22. Hasil Uji Kruskal Wallis Antar Sikap Wanita Usia Produktif Pada Variabel Usia ...97 Lampiran 23. Hasil Uji Mann-Whitney Antar Sikap Wanita Usia Produktif

Pada Variabel Status...98 Lampiran 24. Hasil Uji Kruskal-Wallis Antar Sikap Wanita Usia Produktif

Pada Variabel Tingkat Pendidikan ...99 Lampiran 25. Hasil Uji Mann-Whitney Antar Sikap Wanita Usia Produktif

Pada Variabel Status Bekerja ...100 Lampiran 26. Hasil Uji Mann-Whitney Antar Sikap Wanita Usia Produktif

Pada Variabel Informasi Yang Didapat...101 Lampiran 27. Hasil Uji Kruskal-Wallis Antar Sikap Wanita Usia Produktif

(17)

xvii INTISARI

Kesibukan wanita zaman sekarang cenderung membuat mereka memiliki pola hidup yang kurang baik, seperti kurangnya waktu untuk berolahraga, pola makan buruk dan tingkat stres yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh sehingga penyakit dapat menyerang kapan saja. Salah satunya adalah penyakit kista endometrium. Dibutuhkan pengetahuan dan sikap yang baik mengenai penyakit tersebut agar tindakan penanggulangan dan pencegahan dapat dilakukan dengan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan dan sikap wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Sleman, DIY terkait kista endometrium.

Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuisioner kepada 99 responden wanita usia produktif di Kecamatan Depok. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden terkait kista endometrium masih rendah (65,67%), sedangkan sikap responden terkait kista endometrium sudah baik (82,83%). Jenis informasi yang belum diketahui oleh responden adalah dalam hal pengertian, etiologi, faktor risiko dan pengatasan kista endometrium, sehingga perlu dilakukan pemberian informasi mengenai keempat hal tersebut.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlu adanya peningkatan pengetahuan dan sikap wanita usia produktif di Kecamatan Depok terkait kista endometrium.

(18)

xviii ABSTRACT

The activities of nowadays women tend to make them have a poor lifestyle, such as lack of time to exercise, poor dietary and high stress. It can causes body resistance decrease, so that disease can strike any time. One of the diseases is endometrium cyst. Good knowledge and attitude about this disease are required so the prevention can be done appropriately. This study aims to measure knowledge and attitudes of premenopausal women in Kecamatan Depok, Sleman, DIY related to endometrium cyst.

This study is a non-experimental study with a descriptive research design. The study was conducted by using questionnaires as the instrument to 99 respondents of premenopausal women in Kecamatan Depok. Data analysis was performed using descriptive statistics.

The results of the study showed that the knowledge of the respondents related to endometrium cyst are still low (65,67%), while the attitudes of respondents related to endometrium cysts are good (82,83%). The type of information that not know by the respondents are about definition, etiology, risk factors and efforts of overcome endometrium cysts, so need to give the information about that four points.

In conclusion, increasing knowledge and attitude of premenopausal women in Kecamatan Depok related to endometrium cysts is needed.

(19)

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dituntut untuk selalu tanggap terhadap informasi mengenai ekonomi maupun kesehatan. Persentase kaum pria yang bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarganya memang lebih besar, tapi tidak sedikit pula kaum wanita yang sudah berumah tangga memilih untuk berkarir. Akibatnya, tidak dapat dipungkiri tuntutan rutinitas pekerjaan yang padat membuat kaum wanita melupakan kesehatannya.

Wanita zaman sekarang cenderung memiliki pola hidup yang kurang baik, seperti kurangnya waktu untuk berolahraga, pola makan yang buruk, dan tingkat stres yang tinggi. Hal ini dapat memicu penurunan daya tahan tubuh dan dapat mengakibatkan penyakit-penyakit dengan mudah menyerang kapan saja. Salah satu penyakit yang banyak menyerang wanita usia produktif di Indonesia adalah penyakit kista endometrium.

Kista endometrium disebabkan karena siklus menstruasi yang tidak berjalan dengan lancar, sehingga darah kotor yang seharusnya keluar saat menstruasi menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar sehingga rahim wanita tersebut membesar karena menampung darah kotor. Hal ini dapat terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron didalam tubuh wanita tersebut (Nasdaldy, 2009).

(20)

endometrium di provinsi DIY memiliki jumlah yang cukup tinggi (333 kasus) dimana penderitanya adalah wanita dengan usia yang masih produktif.

Dari hasil survei di salah satu rumah sakit swasta di DIY per bulan Juni tahun 2010, diketahui bahwa untuk operasi kista endometrium pasien diharuskan mengeluarkan uang sebesar Rp 6.000.000,- sampai Rp 14.000.000,- (tergantung kelas). Biaya tersebut juga akan semakin membesar karena belum termasuk obat-obatan dan terapi hormon yang dibutuhkan pasien.

Tidak sedikit kalangan wanita di Indonesia yang mengenal penyakit ini, namun tidak sedikit pula wanita yang tidak mengenal penyakit ini dan terkesan tidak peduli. Sumber dan informasi yang masih kuranglah yang menyebabkan penanggulangan dan pencegahan penyakit ini sedikit diabaikan sehingga akhirnya penyakit ini terus berkembang (Nasdaldy, 2009).

Sehubungan dengan dampak negatif dan merugikan dari penyakit kista endometrium, maka peningkatan kesadaran masyarakat tentang penyakit ini perlu dilakukan. Hal ini dapat tercapai jika tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terutama wanita usia produktif tentang kista endometrium telah diketahui, sehingga diharapkan hal ini dapat menjadi acuan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit kista endometrium.

1. Permasalahan

(21)

a. Seperti apakah karakteristik wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY?

b. Seberapa besar tingkat pengetahuan wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY terkait kista endometrium?

c. Bagaimana sikap wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY terhadap kista endometrium?

d. Materi apa saja yang belum banyak diketahui oleh wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY mengenai kista endometrium?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan bersama yang dilakukan oleh 5 orang dengan perbedaan lokasi penelitian yang ditentukan secara acak. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan antara lain :

(22)

penelitian yang dilakukan oleh Kusuma Adriana adalah dari rekam medis penderita rawat jalan di Poliklinik Ginekologi RS Dr. Saiful Anwar Malang. Sedangkan populasi dari penelitian ini adalah wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY.

b) Tingkat pengetahuan dan sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS di SMA Santo Thomas 1 Medan oleh Wijaya pada tahun 2009. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif untuk menilai pengetahuan dan sikap remaja dalam mencegah HIV/AIDS. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa-siswi SMA Santo Thomas 1 Medan memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 54,8 % dan sikap dengan kategori cukup sebanyak 72,0 %. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada obyek penelitian. Obyek pada penelitian Wijaya adalah pengetahuan dan sikap dalam mencegah HIV/AIDS, sedangkan obyek pada penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap pada wanita usia produktif terkait kista endometrium.

3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

(23)

b. Manfaat praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam menyusun materi edukasi terkait kista endometrium untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengukur pengetahuan dan sikap wanita usia produktif serta mengidentifikasi materi apa saja yang belum diketahui wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY terkait kista endometrium.

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan karakteristik demografi dari wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY.

b. Mengukur seberapa besar tingkat pengetahuan wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY terkait kista endometrium. c. Mengukur sikap wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten

Sleman, DIY terhadap kista endometrium.

(24)

6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Perilaku

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan (Sarwono, 2007).

Perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti keinginan, minat, kehendak, emosi, berpikir, motivasi, dan reaksi. Perilaku adalah suatu respon seseorang terhadap rangsangan atau stimulus dari luar. Ada dua macam bentuk respon, yaitu:

a. Bentuk pasif. Bentuk pasif disebut juga respon internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan, sikap dan pengetahuan.

(25)

Pada penelitian Nawaz (2011) mengenai perilaku kesehatan reproduksi, diketahui bahwa usia dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap perilaku kesehatan reproduksi. Semakin bertambah usia responden maka perilaku kesehatan reproduksinya juga semakin baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka perilaku kesehatannya juga semakin baik.

Menurut Sarwono (2007) status bekerja juga dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena adanya interaksi denga dunia luar atau budaya luar sehingga lebih mudah menerima ide baru.

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari sesuatu yang dipahami, atau tahu tentang sesuatu, dan terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif adalah bagian yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmojo, 2007).

1) Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :

- Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.

(26)

- Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

- Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

- Sintesis (synthesis), adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

- Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi (Notoatmodjo, 2003).

2) Cara mengukur tingkat pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat diperoleh dari kuisioner atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden (Arikunto, 2006).

(27)

2. Sikap

Menurut Mar’at (1982), sikap adalah suatu predisposisi umum untuk berespons atau bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi positif atau negatif. Berdasarkan dari berbagai batasan tentang sikap, dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.

Menurut King (2010), sikap meliputi rasa suka dan tidak suka─penilaian dan reaksi menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang, situasi, dan mungkin aspek-aspek lainnya, termasuk ide abstrak dan kebijaksanaan sosial. Sikap seseorang dapat berubah dengan bertambahnya informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 2007).

(28)

B. Kista Endometrium

Kista endometrium merupakan suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi baik itu kelenjar maupun stromanya terdapat diluar endometrium kavum uteri (Usodo, Dasuki dan Anwar, 2002).

Biasanya kista endometrium terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada (Anonim, 2011).

Kista endometrium bukan termasuk kanker dan merupakan benign disease. Namun dengan adanya karakteristikmalignant diseaseyang dimiliki oleh endometriosis meliputi sifat invasif, pertumbuhan tak terbatas, kecenderungan metastasis, dan recur maka banyak pendapat bahwa endometriosis mempunyai hubungan dengan kanker. Hal ini belum terbukti secara kausal dan prevalensi kanker ovarium pada pasien dengan endometriosis pun hanya kurang dari 1% (Leyland, Casper, Laberge, and Singh, 2010).

1) Gejala

Gejala-gejala yang menandai endometriosis adalah sebagai berikut: a) nyeri panggul dan infertilitas; gejala inilah yang paling sering terjadi,

namun banyak pasien yang asimtomatik,

(29)

memuncak pada saat aliran menstruasi maksimal), dispareunia dalam (rasa nyeri saat berhubungan seksual), dan nyeri punggung di bagian sacrum saat menstruasi.

c) keparahan gejala tidak harus berkorelasi dengan derajat penyakit panggul. Banyak wanita dengan endometriosis minimal mengalami keluhan nyeri panggul yang parah,

d) infertilitas mungkin akibat distorsi anatomis arsitektur panggul akibat endometriosis yang luas dan lengket (Norwitz, Errol, and Schorge, 2008).

2) Penyebab

Sampai saat ini penyebab dari kista endometrium masih belum dapat dipastikan. Ada beberapa teori yang sering dikemukakan sebagai faktor penyebab endometriosis seperti teori metaplasia coelomic, embryonic cell rest, desiminasi limfatik-vaskulerdan teoritransplantation of exfoliated endometrium.

(30)

adanya beberapa faktor dan sifat sel endometriosis disamping adanya suplai darah yang baru melalui proses angiogenesis (Craig, 2003).

3) Insidensi

Kista endometrium dijumpai pada 75% wanita, usia 20-40 tahun, dan lebih dari 25% pada usia menopause. Intestinal endometriosis dijumpai pada 5,4% diantaranya. Pada laki-laki dengan kanker prostat dan terapi estrogen juga perrnah dilaporkan (Kastomo, 2007).

Secara khas, kista endometrium terjadi pada wanita yang berstatus golongan atas. Penyakit ini tidak begitu sering ditemukan pada pasien etnik minoritas pada rumah sakit miskin. Biasanya, kista endometrium dimulai pada dasawarsa ketiga kehidupan, menjadi jelas secara klinik pada usia tiga puluhan, dan mengalami regresi setelah menopause. Kadang-kadang dapat terjadi pada masa bayi, kanak-kanak atau pada remaja, tetapi pada usia dini endometriosis hampir selalu disertai dengan anomali genital obstruktif. Meskipun endometriosis akan mengalami regresi setelah menopause, kalau estrogen tidak diberikan, involusi yang menimbulkan parut dapat mengakibatkan masalah obstruktif, terutama pada saluran gastrointestinal dan saluran kemih (Moore, 2001).

4) Pencegahan

(31)

masa kanak-kanak dan masa remaja, berbagai tingkat sumbatan saluran genital dapat ditemukan. Dilatasi serviks untuk memungkinkan pengeluaran darah haid yang lebih mudah pada pasien dengan tingkat dismenorea yang hebat mungkin berguna pada kejadian yang jarang tetapi biasanya tidak dianjurkan (Moore, 2001).

Bila kelainan bawaan pada saluran kemih atau usus dideteksi, saluran genital harus diperiksa untuk mencarai ada atau tidaknya lesi obstruktif. Bayi dengan sumbatan saluran genital telah diketahui mengalami endometriosis sekalipun dalam tahun pertama kehidupan (Moore, 2001).

5) Pengobatan

Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisa, tetapis elelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin (Anonim, 2011).

Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:

(32)

- perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul - jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba

- jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.

Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakanelektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang (Anonim, 2011).

Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi. Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan (Anonim, 2011).

C. Wanita Usia Produktif

(33)

D. Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuisioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Adanya kontak langsung antara peneliti dengan responden akan menciptakan kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data objektif dan cepat (Sugiyono, 2008).

(34)

E. Keterangan Empiris

(35)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif. Penelitian ini tidak memberikan intervensi apapun terhadap responden. Data yang didapat berupa data kuantitatif dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen penelitian.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Utama

a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal responden.

b. Variabel tergantung pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap responden terhadap kista endometrium.

2. Variabel Pengacau

a. Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah informasi dari instansi pendidikan baik formal maupun nonformal.

(36)

C. Definisi Operasional 1. Pengetahuan

Tingkat pengetahuan diukur berdasarkan skor jawaban responden pada kuisioner bagian pengetahuan. Penilaian tingkat pengetahuan pada penelitian ini mengikuti pendapat dari Arikunto (2006) yang telah disesuaikan. Pada penelitian ini pengetahuan responden dikatakan tinggi jika skor yang didapat adalah 16-20 (76-100 %), pengetahuan sedang jika skor yang didapat adalah 12-15 (56-75 %) dan pengetahuan rendah jika skor yang didapat kurang dari 12 (0-55 %).

2. Sikap

Sikap diukur berdasarkan skor jawaban responden pada kuisioner bagian sikap. Penilaian sikap pada penelitian ini mengikuti pendapat dari Arikunto (2006) yang telah disesuaikan. Pada penelitian ini sikap responden dikatakan baik jika skor yang didapat adalah 61-80 (76-100 %), sikap cukup baik jika skor yang didapat adalah 45-60 (56-75 %) dan sikap buruk jika skor yang didapat kurang dari 45 (0-55 %). Untuk sikap positif dan negatif, responden dianggap memiliki sikap positif apabila mendapat skor 3-4 pada suatu item pernyataan dan dianggap memiliki sikap negatif apabila mendapat skor 1-2 pada suatuitempernyataan. 3. Wanita usia produktif

Wanita yang telah dan masih mengalami siklus menstruasi. 4. Kista endometrium

(37)

5. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan terakhir yang telah diselesaikan oleh responden dan telah dinyatakan lulus oleh suatu sekolah, akademi, ataupun universitas. Hasil pengukurannya adalah SD / sederajat, SMP / sederajat, SMA / sederajat, dan perguruan tinggi.

6. Pekerjaan

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, status bekerja jika responden mendapat upah atas pekerjaannya, dan dinyatakan tidak bekerja jika responden tidak mendapat upah.

D. Subyek Penelitian dan Sampling 1. Subyek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua wanita usia produktif di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi DIY dengan jumlah 32.179 orang. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian wanita usia produktif yang masuk kriteria inklusi di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi DIY. Jenis sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive sampling. Adapun kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti adalah sebagai berikut :

a) Wanita usia produktif yang tinggal di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi DIY.

b) Bisa membaca dan menulis.

(38)

d) Tidak memiliki latar belakang pendidikan formal maupun nonformal mengenai kista endometrium dalam dua tahun terakhir.

e) Bersedia menjadi responden.

Sedangkan untuk kriteria eksklusi yang ditetapkan peneliti adalah :

a) Wanita usia produktif yang tinggal di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi DIY yang tidak bersedia menjadi responden.

b) Responden yang tidak lengkap dalam mengisi item-item kuisioner.

2. Sampling

Perhitungan jumlah sampel minimal menggunakan rumus sampling menurut Notoatmodjo (cit., Nawawi, 2007), yaitu :

= × ( × ) × ( − )

( − 1)

Keterangan :

d : Derajat ketepatan yang diinginkan (10%)

z : Standar deviasi normal (1,96 untuk derajat kemaknaan 95%) p : Proporsi populasi (0,5)

q : 1,0-p (0,5)

(39)

= × ( × ) × ( − ) ( − 1)

0,1 = 1,96 × (0,5 × 0,5) × (32179 − ) (32179 − 1)

n = 95,76 ≈ 96

Berdasarkan perhitungan dengan rumus sampling menurut Notoatmodjo diatas, didapat minimal sampel sejumlah 96 orang. Pengambilan sampel dilakukan pada tiap desa dengan menggunakan perhitungan proporsi sebagai berikut :

Jadi, untuk proporsi sampel minimal untuk Desa Caturtunggal, Desa Maguwoharjo, dan Desa Condongcatur adalah sebagai berikut :

Desa Caturtunggal :

× 96 = 35,64≈ 36 responden Desa Maguwoharjo :

× 96 = 28,07≈ 28 responden Desa Condongcatur :

× 96 = 32,29≈ 32 responden

(40)

Jumlah kuisioner yang disebar pada penelitian ini berjumlah 127 dan kuisioner yang kembali sebanyak 120, tetapi yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi hanya 99 kuisioner, sehingga yang digunakan dalam penelitian ini adalah 99 kuisioner.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar kuisioner. Kuisioner merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan-pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2003).

Pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

(41)

dianggap telah bersedia menjadi sampel dan semua jawaban yang telah dijawab merupakan jawaban asli dari responden tersebut.

2) Bagian kedua adalah kuisioner tipe pilihan bentuk force choice memuat dua puluh pernyataan tentang tingkat pengetahuan wanita usia produktif terkait kista endometrium. Responden diminta unutk memilih jawaban “YA” jika setuju dengan pernyataan pada soal tersebut, atau memilih jawaban “TIDAK” jika tidak setuju dengan pernyataan pada soal tersebut. Pernyataan-pernyataan pada bagian pengetahuan ini terbagi menjadi enam kategori. Pernyataan nomor 1 dan 2 merupakan pernyataan mengenai pengertian, pernyataan nomor 3 s/d 6 merupakan pernyataan mengenai etiologi, pernyataan nomor 7 s/d 10 merupakan pernyataan mengenai faktor resiko, pernyataan nomor 11 s/d 14 merupakan pernyataan mengenai patofisiologi, pernyataan nomor 15 s/d 17 merupakan pernyataan mengenai pencegahan dan pernyataan nomor 18 s/d 20 merupakan pernyataan mengenai pengatasan.

(42)

F. Tata Cara Penelitian 1. Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi DIY karena letaknya yang berbatasan dengan daerah Kotamadya sehingga diketahui mobilitasnya tinggi. Mobilitas yang tinggi ini yang memacu tingginya polusi pada daerah ini, padahal tingkat polusi yang tinggi dapat mempengaruhi pertumbuhan penyakit kista endometrium. Pengambilan data dilakukan di tiga desa yang terdapat di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Provinsi DIY, yaitu Desa Maguwoharjo, Desa Caturtunggal, dan Desa Condongcatur. Pemilihan padukuhan tempat pengambilan data sesuai dengan ijin yang didapat.

2. Pengurusan Ijin

Awal pengurusan ijin penelitian dilakukan di BAPPEDA Sleman, dimana didapat ijin pengambilan data selama 7 bulan. Kemudian perijinan dilanjutkan ke pemerintah Kecamatan Depok dengan menggunakan surat pengantar perijinan. Setelah itu dilanjutkan pengurusan perijinan di tiap desa yang terdapat di Kecamatan Depok dengan membawa surat pengantar perijinan dari kantor Kecamatan Depok.

(43)

dengan Ibu pengurus PKK Padukuhan setempat. Sedangkan untuk pengambilan data secaradoor to door, perijinan dilanjutkan pada tingkat RT atau RW.

3. Pembuatan Instrumen Penelitian a. Penyusunan kuisioner

Pertama, dibuat item-item pertanyaan untuk kuisioner tipe isian yang memuat data demografi responden yang berkaitan dengan variabel penelitian, selain itu juga mengenai skala pengenalan responden mengenai kista endometrium dan jugaformtanda tangan responden.

Selanjutnya dibuat item-item pernyataan mengenai pengetahuan tentang kista endometrium yang meliputi kategori pengertian, etiologi, faktor risiko, patofisiologi, pencegahan dan pengatasan kista endometrium dengan alternatif jawaban “YA” atau “TIDAK” untuk tiap pertanyaan.

Setelah itu dibuat item-item pernyataan mengenai sikap, dimana pada bagian ini memuat pernyataan mengenai keinginan responden untuk memahami lebih dalam tentang kista. Jawaban pernyataan pada bagian sikap terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu “sangat setuju (SS)”, “setuju (S)”, “tidak setuju (TS)” dan “sangat tidak setuju (STS)”.

(44)

Tabel I. Jenis PernyataanFavorabledanUnfavorablepada Pernyataan

Tabel II. Jenis PernyataanFavorabledanUnfavorablepada Pernyataan Sikap Mengenai Kista Endometrium

Kategori Favorable Unfavorable

Keinginan mengetahui lebih lanjut 1

-Antisipasi dampak 6,9,10,11 2,3,4,5,7,8,12,13

Pencegahan 14,15,16,18 17,19,20

b. Uji validitas dan uji pemahaman bahasa

Setelah pembuatan item pertanyaan kuisioner, dilanjutkan uji validitas. Uji validitas kuisioner yang digunakan untuk penelitian ini berdasarkan validitas konstruk yaitu dengan menggunakan pendapat para ahli (professional judgment).

Uji validitas tidak melibatkan perhitungan statistik, melainkan hanya analisis rasional oleh 2 dokter yg memahami kista. Dokter pertama memberikan saran perbaikan pada bahasa yang digunakan dalam kuisioner dan dokter yang kedua memberikan saran perbaikan pada kuisioner bagian pengetahuan dengan menghapus empat pernyataan dan mengganti tiga pernyataan serta menyempurnakan lima pernyataan pada kuisioner bagian sikap.

(45)

bahasa dilakukan untuk mengetahui apakah bahasa yang digunakan dalam kuisioner mudah dipahami atau tidak oleh responden dalam penelitian ini. Uji pemahaman bahasa dilakukan dengan menanyakan pada responden validasi apakah terdapat kata-kata asing yang sulit dimengerti atau kurang jelas.

c. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Alpha Cronbach dengan taraf kepercayaan 95%. Oleh karena uji validitas menggunakan professional judgement, maka kuisioner dinyatakan reliabel jika nila α > 0,75.

(46)

4. Sampling

Jumlah sampel minimal untuk Desa Caturtunggal yaitu 36 responden, untuk Desa Maguwoharjo yaitu sebanyak 28 responden, dan untuk Desa Condongcatur adalah sebanyak 32 responden. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi. Jadi dipilih wanita yang masih dalam usia produktif, dimana wanita tersebut masih menstruasi, bisa membaca dan menulis, bukan merupakan tenaga kesehatan, tidak memiliki latar belakang pendidikan baik formal maupun informal mengenai kista endometrium dalam dua tahun terakhir, dan bersedia menjadi responden.

5. Penyebaran Kuisioner

Penyebaran kuisioner dilakukan pada pertemuan ibu-ibu PKK, namun karena ada beberapa padukuhan yang menolak kedatangan peneliti pada pertemuan PKK dikarenakan keterbatasan waktu, peneliti juga melakukan pengambilan data dengan cara lain, yaitu secaradoor to door.

(47)

responden hanya terbatas pada tata cara pengisian kuisioner, dan responden tidak boleh bertanya mengenai jawaban kuisioner.

Penyebaran kuisioner di Desa Maguwoharjo dilakukan dengan mengikuti pertemuan PKK di padukuhan Corongan dan secara door to door di padukuhan Kembang, padukuhan Jenengan dan padukuhan Krodan. Kuisioner yang dibagikan di padukuhan Corongan berjumlah 36 dan kembali 29 kuisioner dengan 6 kuisioner yang di-drop out. Kuisioner yang dibagikan di padukuhan Kembang berjumlah 6 dan kembali 6 kuisioner. Kuisioner yang dibagikan di padukuhan Jenengan berjumlah 12 dan kembali 12 kuisioner dengan 2 kuisioner yang di-drop out. Kuisioner yang dibagikan di padukuhan Krodan berjumlah 7 dan kembali 7

kuisioner.

Penyebaran kuisioner di Desa Caturtunggal dan Desa Condongcatur semuanya dilakukan secara door to door. Untuk desa Caturtunggal, penyebaran kuisioner dilakukan di padukuhan Sagan, padukuhan Mrican dan padukuhan Tambakbayan, dimana dari 34 kuisioner yang disebar, kembali 34 kuisioner dengan 6 kuisioner yang di-drop out. Sedangkan untuk Desa Condongcatur, penyebaran kuisioner dilakukan di padukuhan Pringwulung dan padukuhan Ngringin, dimana dari 32 kuisioner yang disebar, kembali 32 kuisioner dengan 7 kuisioner yang di-drop out.

(48)

Tabel III. Penyebaran Kuisioner pada masing-masing Desa di

Maguwoharjo 61 54 8 46

Caturtunggal 34 34 6 28

Condongcatur 32 32 7 25

6. Pengolahan data

Untuk pengolahan data bagian demografi, dilakukan dengan cara menghitung jumlah jawaban responden yang sama, dan mempersentasekan jumlahnya dari total responden.

Untuk pengolahan data kuisioner bagian pengetahuan, dilakukan dengan menghitung total jawaban responden. Untuk jawaban benar diberi skor 1, dan untuk jawaban yang salah diberi skor 0. Lalu skor dari masing-masing responden dijumlahkan untuk mendapatkan seberapa besar tingkat pengetahuan responden. Selain itu dilakukan pula penjumlahan jawaban-jawaban responden pada masing-masing item pernyataan, sehingga didapatkan berapa banyak responden yang menjawab benar dan berapa responden yang menjawab salah pada tiap pernyataan. Oleh karena kuisioner terdiri dari enam kategori, dihitung pula rata-rata jumlah responden yang menjawab benar dan jumlah responden yang menjawab salah pada tiap kategori pernyataan. Kemudian dibuat persentase dengan total 100% untuk masing-masing kategori pernyataan yang benar dan salah.

(49)

10, 11, 14, 15, 16 dan 18), responden diberi skor 4 jika menjawab sangat setuju (SS), skor 3 jika responden menjawab setuju (S), skor 2 jika menjawab tidak setuju (TS), dan skor 1 jika responden menjawab sangat tidak setuju (STS). Sedangkan untuk pernyataan yang jawabannyaunfavorable(nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 12, 13, 17 dan 19), responden diberi skor 1 jika menjawab sangat setuju (SS), skor 2 jika menjawab setuju (S), skor 3 jika menjawab tidak setuju (TS), dan skor 4 jika responden menjawab sangat tidak setuju (STS). Selain itu dilakukan pula perhitungan responden yang memiliki sikap positif dan sikap negatif. Responden dianggap memiliki sikap positif apabila mendapat skor 3 atau 4 pada suatu item pernyataan, dan dianggap memiliki sikap negatif apabila mendapat skor 1 atau 2 pada suatu item pernyataan. Kemudian dibuat persentase dengan total 100% untuk tiap item pernyataan mengenai sikap.

G. Analisis Hasil Penelitian

(50)

Untuk analisis data pada bagian pengetahuan, dapat dilihat dari total skor yang didapat oleh responden pada bagian ini. Jika responden menjawab lebih dari 16 pernyataan secara benar atau mendapat skor total lebih dari 16, maka responden dinyatakan memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kista endometrium. Jika jawaban benar yang didapat responden sebanyak 12 sampai dengan 15 pernyataan atau mendapat skor diantara 12 dan 15, maka responden dinyatakan memiliki pengetahuan sedang mengenai kista endometrium. Jika jawaban benar yang didapat responden kurang dari 12 atau mendapat skor kurang dari 12, maka responden tersebut dinyatakan memiliki pengetahuan yang rendah mengenai kista endometrium. Rangkuman mengenai skoring dan penentuan tingkat pengetahuan responden disajikan pada tabel IV.

Tabel IV. Penentuan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Skor

Skor Tingkat Pengetahuan

16 - 20 Tinggi

12 - 15 Sedang

< 12 Rendah

(51)

kelompok item pernyataan, maka pengetahuan responden pada kelompok item tersebut dinyatakan rendah.

Untuk analisis data pada bagian sikap, dapat dilihat dari total skor yang didapat responden pada kuisioner bagian sikap. Jika total skor yang didapat responden pada bagian ini adalah 61 sampai 80, maka responden tersebut dikatakan memiliki sikap yang baik terkait kista endometrium. Jika responden mendapat skor diantara 45 sampai 60, maka responden dikatakan memiliki sikap cukup baik terkait kista endometrium. Jika responden mendapat skor dibawah 45, maka responden dikatakan memiliki sikap yang buruk terkait kista endometrium. Rangkuman mengenai skoring dan penentuan sikap responden disajikan pada tabel V.

Tabel V. Penentuan Sikap Berdasarkan Skor

Skor Sikap

61 - 80 Baik

45 – 60 Cukup Baik

< 45 Buruk

(52)

kurang dari 55%, maka sikap responden mengenai kelompok pernyataan tersebut dinilai buruk.

H. Kelemahan Penelitian

(53)

35 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan, pembahasan dalam penelitian ini akan dibagi menjadi empat bagian pokok, yaitu mengenai pemaparan karakteristik wanita usia produktif, penjelasan materi edukatif yang diperlukan, pemaparan tingkat pengetahuan dan pemaparan sikap wanita usia produktif di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 99 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi.

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI RESPONDEN 1. Usia responden

(54)

menopause, sehingga banyak yang tidak masuk dalam kriteria inklusi. Data mengenai frekuensi usia wanita produktif dirangkum pada tabel VI.

Tabel VI. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Usia

Usia Responden (Tahun) Frekuensi Persentase (%)

15 – 24 24 24,24

25 – 34 27 27,27

35 – 44 32 32,32

45 – 54 16 16,16

Jumlah 99 100

2. Status pernikahan

(55)

Gambar I. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Status Pernikahan

3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap responden mengenai kista-endometrium. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan daya tangkap responden menjadi lebih mudah sehingga wawasannya lebih luas. Tingkat pendidikan pada penelitian ini dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu lulusan SD / sederajat, lulusan SMP / sederajat, lulusan SMA / sederajat dan lulusan perguruan tinggi.

Responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA / sederajat yaitu 48%, diikuti dengan responden yang berpendidikan terakhir SMP / sederajat sebanyak 24 %, lalu responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 19 % responden yang paling sedikit adalah responden yang berpendidikan terakhir SD /

Gambar I. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Status Pernikahan

3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap responden mengenai kista-endometrium. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan daya tangkap responden menjadi lebih mudah sehingga wawasannya lebih luas. Tingkat pendidikan pada penelitian ini dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu lulusan SD / sederajat, lulusan SMP / sederajat, lulusan SMA / sederajat dan lulusan perguruan tinggi.

Responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA / sederajat yaitu 48%, diikuti dengan responden yang berpendidikan terakhir SMP / sederajat sebanyak 24 %, lalu responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 19 % responden yang paling sedikit adalah responden yang berpendidikan terakhir SD /

76% 24%

menikah belum menikah

Gambar I. Distribusi Jumlah Responden (%) Berdasarkan Status Pernikahan

3. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap responden mengenai kista-endometrium. Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan, diharapkan daya tangkap responden menjadi lebih mudah sehingga wawasannya lebih luas. Tingkat pendidikan pada penelitian ini dikelompokkan dalam 4 kategori yaitu lulusan SD / sederajat, lulusan SMP / sederajat, lulusan SMA / sederajat dan lulusan perguruan tinggi.

Responden terbanyak dalam penelitian ini adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA / sederajat yaitu 48%, diikuti dengan responden yang berpendidikan terakhir SMP / sederajat sebanyak 24 %, lalu responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 19 % responden yang paling sedikit adalah responden yang berpendidikan terakhir SD /

(56)

sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sudah terbilang baik, karena lebih dari setengah jumlah responden yaitu sebanyak 67% responden memiliki tingkat pendidikan tinggi (lulus SMA / sederajat dan perguruan tinggi). Rangkuman hasil penelitian disajikan pada gambar II.

Gambar II. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

4. Pekerjaan

Menurut undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, seseorang dinyatakan bekerja jika orang tersebut bekerja dengan menerima upah atau imbalan. Distribusi karakteristik pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu responden yang bekerja dan responden yag tidak bekerja. Dari pengelompokan sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, didapatkan responden dengan status bekerja sebanyak 24 orang (24,24%), dan responden yang tidak bekerja sebanyak 75 orang (75,76 %). Data mengenai jumlah responden yang bekerja dan tidak bekerja dirangkum pada tabel VII. sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sudah terbilang baik, karena lebih dari setengah jumlah responden yaitu sebanyak 67% responden memiliki tingkat pendidikan tinggi (lulus SMA / sederajat dan perguruan tinggi). Rangkuman hasil penelitian disajikan pada gambar II.

Gambar II. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

4. Pekerjaan

Menurut undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, seseorang dinyatakan bekerja jika orang tersebut bekerja dengan menerima upah atau imbalan. Distribusi karakteristik pada penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu responden yang bekerja dan responden yag tidak bekerja. Dari pengelompokan sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, didapatkan responden dengan status bekerja sebanyak 24 orang (24,24%), dan responden yang tidak bekerja sebanyak 75 orang (75,76 %). Data mengenai jumlah responden yang bekerja dan tidak bekerja dirangkum pada tabel VII.

SD

sederajat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden sudah terbilang baik, karena lebih dari setengah jumlah responden yaitu sebanyak 67% responden memiliki tingkat pendidikan tinggi (lulus SMA / sederajat dan perguruan tinggi). Rangkuman hasil penelitian disajikan pada gambar II.

Gambar II. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

4. Pekerjaan

(57)

Tabel VII. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Status Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Bekerja 24 24,24

Tidak Bekerja 75 75,76

Total 99 100

Dari data yang terdapat pada tabel VII, diketahui bahwa responden yang sudah bekerja adalah responden yang berstatus pekerjaan sebagai karyawan, pegawai negeri sipil, guru, dan wiraswasta. Sedangkan responden yang tidak bekerja adalah pelajar / mahasiswa dan ibu rumah tangga. Berikut data mengenai jenis pekerjaan responden.

Tabel VIII. Distribusi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Pelajar / Mahasiswa 23 23,23

Karyawan 11 11,11

PNS 5 5,05

Guru 5 5,05

Wiraswasta 3 3,03

Ibu Rumah Tangga 52 52,53

Total 99 100

5. Sumber Informasi yang pernah didapat

(58)

informasi-informasi mengenai kista endometrium masih kurang. Rangkuman hasil penelitian disajikan pada gambar III.

Gambar III. Distribusi responden yang sudah dan belum pernah mendapat informasi

6. Desa Asal

Faktor tempat tinggal juga memungkinkan terjadinya perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap suatu penyakit. Tidak semua desa memiliki letak geografis yang strategis dan dekat dengan keramaian. Beberapa desa di Indonesia letaknya terpencil dan jauh dari keramaian, sehingga akses dari tenaga kesehatan dan ketersediaan informasi juga terbatas. Hal inilah yang dapat menyebabkan perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap dalam menangani suatu penyakit.

Kecamatan Depok terbagi menjadi tiga Desa yaitu Desa Maguwoharjo, Desa Condongcatur dan Desa Caturtunggal. Responden dari Desa Maguwoharjo merupakan responden terbanyak, yaitu sebanyak 46 responden (46,46%). Sedangkan desa dengan responden paling sedikit adalah desa Condong Catur,

27%

informasi mengenai kista endometrium masih kurang. Rangkuman hasil penelitian disajikan pada gambar III.

Gambar III. Distribusi responden yang sudah dan belum pernah mendapat informasi

6. Desa Asal

Faktor tempat tinggal juga memungkinkan terjadinya perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap suatu penyakit. Tidak semua desa memiliki letak geografis yang strategis dan dekat dengan keramaian. Beberapa desa di Indonesia letaknya terpencil dan jauh dari keramaian, sehingga akses dari tenaga kesehatan dan ketersediaan informasi juga terbatas. Hal inilah yang dapat menyebabkan perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap dalam menangani suatu penyakit.

Kecamatan Depok terbagi menjadi tiga Desa yaitu Desa Maguwoharjo, Desa Condongcatur dan Desa Caturtunggal. Responden dari Desa Maguwoharjo merupakan responden terbanyak, yaitu sebanyak 46 responden (46,46%). Sedangkan desa dengan responden paling sedikit adalah desa Condong Catur,

73%

informasi mengenai kista endometrium masih kurang. Rangkuman hasil penelitian disajikan pada gambar III.

Gambar III. Distribusi responden yang sudah dan belum pernah mendapat informasi

6. Desa Asal

Faktor tempat tinggal juga memungkinkan terjadinya perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap suatu penyakit. Tidak semua desa memiliki letak geografis yang strategis dan dekat dengan keramaian. Beberapa desa di Indonesia letaknya terpencil dan jauh dari keramaian, sehingga akses dari tenaga kesehatan dan ketersediaan informasi juga terbatas. Hal inilah yang dapat menyebabkan perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap dalam menangani suatu penyakit.

Kecamatan Depok terbagi menjadi tiga Desa yaitu Desa Maguwoharjo, Desa Condongcatur dan Desa Caturtunggal. Responden dari Desa Maguwoharjo merupakan responden terbanyak, yaitu sebanyak 46 responden (46,46%). Sedangkan desa dengan responden paling sedikit adalah desa Condong Catur,

belum pernah mendapat informasi

(59)

dengan responden sebanyak 25 orang (25,25 %). Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan proporsi jumlah sampel minimal untuk tiap desa. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pada bab 3, jumlah sampel minimal untuk Desa Caturtunggal adalah 36 responden, tetapi sampel yang didapat hanya 28 responden. Untuk Desa Maguwoharjo, sampel minimal yang diperlukan adalah sebanyak 28 responden, tetapi jumlah responden yang didapat sebanyak 46 responden. Dan untuk Desa Condongcatur, sampel minimal yg dibutuhkan adalah sebanyak 32 responden, tetapi jumlah responden yang didapat sebanyak 25 responden. Jumlah sampel pada Desa Caturtunggal dan Desa Condongcatur kurang dari jumlah sampel minimal dikarenakan sulitnya mendapat responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dalam hal kesediaan responden mengisi kuisioner. Maka dari itu untuk menutupi kekurangannya, diambil responden dari Desa Maguwoharjo. Rangkuman hasil penelitian disajikan pada tabel IX.

Tabel IX. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Desa Asal

Desa Asal Frekuensi Persentase (%)

Maguwoharjo 46 46,46

Condongcatur 25 25,25

Caturtunggal 28 28,29

Total 99 100

B. PENGETAHUAN

(60)

Rangkuman mengenai distribusi frekuensi pengetahuan responden disajikan pada tabel X.

Tabel X. Distribusi Pengetahuan Responden

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 0 0

Sedang 34 34,33

Rendah 65 65,67

Jumlah 99 100

1. Pengetahuan responden berdasarkan usia

Sebanyak 43,75% responden yang berusia 45-54 tahun (n = 16 responden) memiliki pengetahuan dengan kategori sedang dan 56,25% responden pada rentang usia tersebut memiliki pengetahuan dengan kategori rendah. Meskipun persentase responden yang memiliki pengetahuan rendah pada rentang usia tersebut lebih banyak, jumlah responden yang memiliki pengetahuan tingkat sedang pada rentang usia tersebut merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan rentang usia lain. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Nawaz (2011) yang menyatakan bahwa semakin bertambahnya usia maka pengetahuannya juga menjadi semakin baik.

(61)

Tabel XI. Distribusi jumlah responden berdasarkan usia dan kategori tingkat pengetahuan

NO Kategori Tingkat Pengetahuan

Jumlah responden (n = 99) 15-24

2 Sedang 33,33% 25,93% 37,5% 43,75%

3 Rendah 66,67% 74,07% 62,5% 56,25%

2. Pengetahuan responden berdasarkan status pernikahan

(62)

Tabel XII. Distribusi jumlah responden berdasarkan status pernikahan dan kategori tingkat pengetahuan

NO Kategori Tingkat Pengetahuan

Jumlah responden (n = 99)

Menikah (76%) Belum Menikah (24%)

1 Tinggi 0% 0%

2 Sedang 34,67% 33,33%

3 Rendah 65,33% 66,67%

3. Pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan

Dari data penelitian didapatkan jumlah responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP / sederajat dan memiliki pengetahuan dengan kategori sedang berjumlah 45,83% responden. Jumlah ini merupakan jumlah responden dengan tingkat pengetahuan tertinggi dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan lain. Uji statistik yang membandingkan hubungan tingkat pendidikan responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (Kruskal-Wallis Test, p = 0,069) sehingga diketahui bahwa tingkat pendidikan responden tidak berpengaruh pada tingkat pengetahuannya. Hasil ini berbeda dengan penelitian Nawaz (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka pengetahuannya juga semakin baik. Rangkuman hasil penelitian mengenai perbandingan pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan pada tabel XIII.

Tabel XIII. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan dan kategori tingkat pengetahuan

NO Kategori Tingkat Pengetahuan

Jumlah responden (n = 99)

SD (9%) SMP (24%) SMA (48%) PT (19%)

1 Tinggi 0% 0% 0% 0%

2 Sedang 33,33% 45,83% 27,67% 36,84%

3 Rendah 66,67% 54,17% 72,33% 63,16%

(63)

4. Pengetahuan responden berdasarkan pekerjaan

Menurut Sarwono (2007), status bekerja dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang karena adanya interaksi dengan dunia luar sehingga lebih mudah menerima ide baru. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dimana jumlah responden yang bekerja dan memiliki pengetahuan dengan tingkat sedang lebih banyak daripada responden yang tidak bekerja. Responden yang sudah bekerja dan memiliki pengetahuan tingkat sedang berjumlah 50% (n = 24) sedangkan responden yang belum bekerja dan memiliki pengetahuan tingkat sedang berjumlah 29,33% (n = 75).

Uji statistik yang membandingkan hubungan antara status bekerja responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (Mann-Whitney test, p = 0,191) sehingga diketahui bahwa status bekerja responden tidak berpengaruh pada tingkat pengetahuannya. Rangkuman hasil penelitian mengenai perbandingan status bekerja responden tingkat pengetahuan disajikan pada tabel XIV.

Tabel XIV. Distribusi jumlah responden berdasarkan status bekerja dan kategori tingkat pengetahuan

NO Kategori Tingkat Pengetahuan

Jumlah responden (n = 99)

Bekerja (24,24%) Tidak Bekerja (75,76%)

1 Tinggi 0% 0%

2 Sedang 50% 29,33%

3 Rendah 50% 70,67%

5. Pengetahuan responden berdasarkan sumber informasi yang pernah didapat

(64)

dibandingkan dengan responden yang belum pernah mendapat informasi. Tetapi pada penelitian didapatkan responden yang belum pernah mendapat informasi dan berpengetahuan sedang berjumlah lebih banyak (34,72%) dibandingkan responden yang sudah pernah mendapat informasi dan berpengetahuan sedang (33,33%). Dari uji statistik yang dilakukan dengan membandingkan adanya informasi yang pernah didapat responden dengan tingkat pengetahuan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (Mann-Whitney test, p = 0,762) sehingga adanya informasi yang pernah didapat responden tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan responden mengenai kista endometrium. Rangkuman hasil penelitian disajikan dalam tabel XV.

Tabel XV. Distribusi jumlah responden berdasarkan informasi yang didapat dan kategori tingkat pengetahuan

NO Kategori Tingkat Pengetahuan

Jumlah responden (n = 99) Belum Mendapat

6. Pengetahuan responden berdasarkan desa asal

(65)

jumlah responden total (46,46%). Tetapi jumlah yang tidak proporsional ini tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan responden, karena dari uji statistik yang dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (Kruskal-Wallis test, p = 0,657). Dengan demikian, responden dari Desa Maguwoharjo, Caturtunggal dan Condongcatur memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori rendah. Rangkuman hasil penelitian mengenai perbandingan pengetahuan responden berdasarkan desa asal disajikan pada tabel XVI.

Tabel XVI. Distribusi jumlah responden berdasarkan desa asal dan kategori tingkat pengetahuan

NO Kategori Tingkat Pengetahuan

Jumlah responden (n = 99) Maguwoharjo

2 Sedang 30,43% 36% 39,29%

3 Rendah 69,57% 64% 60,71%

C. SIKAP

Dari hasil penelitian sikap responden Kecamatan Depok, DIY terhadap kista endometrium didapatkan sebanyak 82,83% responden (n = 99) memiliki sikap dengan kategori baik, 17,17% responden dengan kategori cukup baik, dan tidak terdapat responden yang memiliki sikap dengan kategori buruk. Rangkuman hasil penelitian disajikan pada tabel XVII.

Tabel XVII. Distribusi sikap responden

Kategori Sikap Frekuensi Persentase (%)

Baik 82 82,83

Cukup Baik 17 17,17

Buruk 0 0

(66)

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap wanita usia produktif mengenai kista endometrium, dilakukan analisis pada tiap-tiap kelompok pernyataan tentang sikap sehingga dapat diketahui kecenderungan sikap responden apakah positif atau negatif. Dari hasil analisis tersebut didapatkan bahwa sikap responden pada tiga kelompok pernyataan adalah positif, dimana didapatkan jumlah responden yang bersikap positif terhadap pernyataan-pernyataan tersebut diatas 75%. Rangkuman hasil penelitian jumlah responden dengan jawaban positif maupun negatif dan persentase masing-masing disajikan dalam tabel XVIII.

Tabel XVIII. Jumlah responden dengan jawaban positif maupun negatif pada variabel sikap

PERNYATAAN

JAWABAN RESPONDEN

POSITIF NEGATIF

n % n %

Keinginan mengetahui lebih lanjut 99 100 0 0

Antisipasi dampak 97 97,98 2 2,02

Pencegahan 97 97,98 2 2,02

1. Sikap responden berdasarkan usia

Gambar

Tabel XVIII. Jumlah responden dengan jawaban positif maupun negatif pada
Gambar I.Distribusi
Tabel I. Jenis Pernyataan Favorable dan Unfavorable pada Pernyataan
Tabel III. Penyebaran Kuisioner pada masing-masing Desa di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Objek yang menjadi kajian dalam penelitian ini ialah keilmuan komunikasi yakni gaya kepemimpinan meliputi gaya komunikasi formal dan nonformal. Yang menjadi dasar atau alasan

Flow meter berfungsi untuk mengukur debit aliran air didalam pipa, flow meter dipasang pada pipa utama distribusi dan transmisi sebagai kelengkapan untuk kontrol debit

Dalam tahap ini setelah peneliti berhasil mengumpulkan data atau informasi dari obyek yang diteliti langkah yang diambil yaitu melakukan analisis data yaitu

Selain itu, meski para kepala sekolah melaporkan bahwa guru pengganti kebanyakan adalah guru yang pada saat itu tidak dijadwalkan untuk mengajar di kelas yang lain, peneliti

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah debt to equity ratio sebagai variabel independen, Current Ratio dan return on equity sebagai..

Hasil pengamatan tersebut dapat digunakan untuk menentukan datum vertikal tertentu yang sesuai dengan keperluan-keperluan tertentu pula.Pengamatan pasut dilakukan dengan

Dalam proses peletakan atau pengambilan mobil, terdapat 3 gerakan utama yaitu proses naik turun lift menuju antai yang diinginkan, proses pemutaran lift untuk mengarahkan mobil

Eko Handayanto, M.M selaku Dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga serta kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan pengarahaan kepada