• Tidak ada hasil yang ditemukan

WEEKLY REPORT 20 November 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WEEKLY REPORT 20 November 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Peluang IHGS untuk melaju keteritori positif dalam pekan ini cukup terbuka, pasalnya sinyal teknikal bagi IHSG ini masih mengkonfirmasikan positif. Leading dan lagging indikator mengkonfirmasikan positif bagi IHSG. Indikator MACD dan Stochastics menunjukan uptrend. IHSG akan menguji resistance di 4636 dan support di 4468

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 4561.334 +42.394 4,111.54 4,313.37

LQ-45 787.448 +9.388 1,128.39 3,037.71

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan pekan lalu IHSG ditutup pada level 4561.33. Dari domestik, BPS mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$1,01 miliar di Oktober 2015. Surplus tersebut menurun dibandingkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada bulan September 2015 yang senilai US$1,03 miliar. Namun, mengalami peningkatan dibandingkan bulan Oktober 2014 yang neraca nilai perdagangan Indonesia surplus US$0,02 miliar. Secara kumulatif pada Januari-Oktober 2015, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$8,16 miliar. Angka ini meningkat dibanding periode Januari hingga Oktober 2014 yang mengalami defisit US$1,65 miliar. Angka surplus ini dinilai cukup besar dibandingkan dengan 2011 yang surplus sejumlah US$1,424 miliar, 2012 defisit US$1,89 miliar, 2013 surplus US$24,3 juta, dan 2014 defisit US$23,5 juta. Surplusnya neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2015 yang senilai US$1,01 miliar disebabkan oleh nilai ekspor yang tercatat senilai US$12,8 miliar dan impor yang senilai US$11,07 miliar. Secara kumulatif, surplusnya neraca nilai perdagangan Indonesia ditopang nilai ekspor yang senilai US$127,22 miliar dan nilai impor senilai US$119,05 miliar pada Januari hingga Oktober 2015. Dari berita lain, Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan tingkat suku bunga acuannya, atau BI rate tetap di level 7,5%. Hal itu seperti yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo usai Rapat dewan Gubernur (RDG) Selasa (17/11). Meskipun sejumlah data ekonomi menunjukan perbaikan seperti neraca perdagangan maupun laju inflasi. BI masih harus menunggu hasil FOMC. Ada kemungkinan BI harus mengubah kebijakan moneternya, setelah rapat FOMC yang digelar bank sentral AS Federal Reserve Desember nanti. Sebab, bisa saja pada saat itu The Fed mengubah kebijakan suku bunganya. BI tidak bisa tenang melihat kondisi saat ini, meskipun kondisi ekonomi nasional menunjukan perbaikan dibandingkan beberapa kuartal sebelumnya. Dari pasar global, notulen rapat FOMC Oktober 2015 menunjukkan sebagian besar anggota merasa bahwa kondisi ekonomi AS siap untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya, yaitu pada bulan Desember. Kepercayaan ini dipegang oleh petinggi-petinggi the Fed meskipun volatilitas terus terlihat di pasar global akibat masalah geopolitik, harga komoditas yang turun, dan perlambatan ekonomi di China.

Pernyataan Mario Dragi memberikan sinyalemen positif bagi pasar, karena menguatkan ekspektasi penambahan stimulus pada rapat moneter bulan depan. Presiden European Central Bank, Mario Draghi, mengatakan ECB sedang menyiapkan seluruh instrumen stimulus untuk menghadapi rendahnya inflasi. kebijakan saat ini tidak cukup untuk mencapai tujuan, maka bank sentral akan melakukan yang harus dilakukan untuk menaikkan inflasi secepat mungkin. Dragi menambahkan bahwa ECB juga bisa merubah suku bunga deposito untuk meningkatkan efek dari quantitaive easing (QE). Diduga ECB kemungkinan akan merunkan suku bunga deposito yang saat ini sebesar -0,2%. QE juga berpotensi ditambah setelah Draghi menyebut program pembelian aset bisa ditambah atau diperpanjang. Disisi lainnya, Draghi penambahan QE atau penurunan suku bunga tersebut baru akan dilakukan jika ECB menyimpulkan inflasi berisiko semakin turun menjauhi target 2%. Inflasi di zona euro sebesar 0,1% di bulan Oktober, bahkan sempat -0,1% di bulan September. Program pembelian aset ECB saat ini senilai 60 miliar Euro per bulan, dan akan berlangsung hingga bulan September 2016. Faktor lain dari eksternal, masuknya yuan ke dalam mata uang SDR dianggap sebagai pengakuan bobot politik dan ekonomi Cina dan persetujuan terhadap reformasi ekonominya. IMF di bulan Juli mengkalkulasikan yuan dapat memiliki bobot sekitar 14-16%. Cina, yang merupakan eksportir terbesar di dunia, tertinggal oleh negara lainnya dalam hal transaksi keuangan. Sementara ini, diperkirakan transaksi yuan masih bagian yang lebih rendah dibanding mata uang lainnya. Sedangkan sentimen dari Jepang, Bank of Japan (BoJ) akan merilis indikator harga untuk perhitungan baru pada bulan ini sebagai bukti tingkat inflasi yang masih jauh dari target bank sentral. Mengingat dampak dari harga-harga yang volatail, terutama energi. Core Consumer Price Index (CPI) akan menjadi pengukuran harga utama oleh BoJ sebagai landasar kebijakan moneter di Jepang. Indikator CPI yang baru akan mengeluarkan harga sektor energi, yang sampai sekarang masih terpuruk, dan memasukkan harga makanan olahan dan impor yang meningkat. Dari dalam negeri, pasar menantikan di gelontorkannya paket kebijkan ekonomi tahap VII yang pada pekan lalu di tunda. Jika peket tersebut rilsi di pekan ini, bisa menjadi katalis bagi IHSG di pekan ini, sementara itu dari eksternal penurunan harga minyak diperkirakan masih menjadi kendala laju indeks global. Kendati demikian potensi IHSG untuk menguat di pekan ini cukup terbuka, meski pola gerak akan mixed.

WEEKLY REPORT

20 November 2015

• BUMI harap keputusan restrukturisasi utang akhir bulan • PGAS belum terima pernyataan resmi merger dengan Pertagas • KRAS tunda IPO dua anak usaha

• TLKM jajaki pinjaman Rp 3 triliun • EXCL dan ISAT bentuk konsorsium • WTON berencana bentuk anak usaha baru

• BUMN semen optimis ada peningkatan penjualan di 2016 • SMRA bukukan penjualan 400 unit rumah di Bandung • SIDO targetkan pertumbuhan single digit tahun depan • ULTJ bukukan kinerja positif hingga 3Q15

• BBCA tambah mesin ATM recycle

• BBRI akan luncurkan ATM bertenaga surya

• BBNI & Construction Guarantee Cooperative Korea kerja sama • BSIM bukukan laba sebelum pajak Rp 206 miliar

• BSIM sasar penyaluran kredit ke UMKM

• BSIM bidik total kredit Rp 18 triliun hingga akhir 2015 • BFIN akan bagi dividen interim Rp 138 per saham • Laba GSMF per 9M15 naik jadi Rp 59,25 miliar

• GIAA buka rute penerbangan Denpasar-Guangzhou PP

• HITS akan beli satu kapal

(2)

     

           

 

 

23 November 2015

23 November 2015

Bumi Resources (BUMI) berharap bisa segera mendapat keputusan dari kreditur tentang proposal restrukturisasi utang pada akhir bulan ini. Banyak pihak yang dilibatkan atas restrukturisasi utang senilai USD 3,98 miliar itu. Total estimasi bunga yang dikapitalisasi dan masuk usulan restrukturisasi mencapai USD 397 juta. Setidaknya ada 12 fasilitas utang yang harus direstrukturisasi BUMI. Saat ini kreditur dan perseroan masih dalam negosiasi. Dalam rencana restrukturisasi itu, utang sebesar USD 1,49 miliar akan dikonversi menjadi 32,5% saham BUMI berdasarkan valuasi ekuitas bersih tersirat sebesar USD 4,6 miliar. Utang itu sebagian besar berasal dari utang China Investment Corporation (CIC) dan China Development Bank Corporation (CDB). Selain itu ada sebagian surat utang senior BUMI dan pinjaman dari Castleford yang akan diubah menjadi saham. Serta senilai USD 1,2 miliar atau 42,3% dari pokok utang akan tetap menjadi utang di BUMI dalam bentuk Fasilitas Bergaransi Senior Baru. Fasilitas ini terbagi menjadi dua trance. Trance 1 senilai USD 600 juta dengan bunga 6% per tahun. Trance 2 bernilai USD 600 juta dengan bunga Payment in Kind (PIK) sebesar 9% per tahun akan dibayar atau dikapitalisasi sesuai dengan prinsip Cash Waterfall atau pada saat jatuh tempo. Bunga PIK merupakan bunga terutang yang dapat ditangguhkan pembayarannya dengan alasan likuiditas, konsekuensinya, bisa terhindar dari gagal bayar. Sebelumnya BUMI sudah tidak lagi memperpanjang status perlindungan utang (moratorium) yang berakhir pada 24 Oktober 2015.

Perusahaan Gas Negara (PGAS) menyatakan belum menerima pernyataan resmi dari pemerintah terkait penggabungan perusahaan (merger) dengan anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Pertagas. Menurut PGAS, pelaksanaan aksi korporasi tersebut juga akan dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

Rencana penawaran umum perdana dua anak usaha Krakatau Steel (KRAS) yaitu Krakatau Bandar Samudera dan Krakatau Industrial Estate Cilegon akan ditunda. IPO kedua anak perusahaan tersebut masih belum dapat dipastikan waktunya karena situasi pasar yang bagus masih belum terlihat sampai saat ini.

Telekomunikasi Indonesia (TLKM) melalui anak usahanya, Telkomsel, menjajaki pinjaman senilai Rp 3 triliun tahun depan. Pinjaman tersebut sebagai bagian dari pendanaan belanja modal 2016 Telkomsel dengan total Rp 12,9 triliun. Penjajakan pinjaman dengan sejumlah bank ditargetkan mulai kuartal I-2016. Sebanyak 85% dana capex akan dimanfaatkan untuk pengembangan jaringan.

XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT) menggandeng Alita Praya Mita membentuk konsorsium terkait tender megaproyek Palapa Ring jilid II dengan estimasi nilai USD 230,64 juta.

Wika Beton (WTON) menjajaki pembentukan anak usaha baru tahun depan. Anak usaha ini akan bertindak sebagai bisnis pendukung dan pelengkap kegiatan usaha utama perseroan. Anak usaha ini diharapkan memperkuat konsolidasi penyediaan beragam untuk memproduksi beton pracetak. Selain itu, WTON memiliki opsi untuk menggandeng investor asing untuk membentuk perusahaan patungan beton pracetak. Tahun 2016, perseroan menyiapkan belanja modal senilai Rp 528 miliar. Sebagian besar dana tersebut atau berkisar Rp 375-400 miliar akan digunakan sebagai investasi langsung dan sisanya diserap untuk penyertaan anak usaha.

Dua perusahaan semen milik negara, Semen Baturaja (SMBR) dan Semen Indonesia (SMGR) yakni dapat menjual semen lebih banyak pada 2016 dibandingkan dengan 2015. Pada 2016, SMBR menargetkan penjualan semen 1,75 juta ton atau meningkat sekitar 14,2% dibandingkan dengan 1,5 juta ton pada 2015. Salah satu dasar optimisme tersebut adalah pesatnya pembangunan di Sumatera Selatan. Pada saat ini, pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan dipicu salah satunya oleh perhelatan Asian Games yang akan berlangsung di Palembang dan Jakarta pada 2018. Sementara itu, SMGR memperkirakan volume penjualan tahun depan mencapai 30 juta ton atau meningkat 5% dibandingkan dengan perkiraan 28,6 juta ton pada tahun ini. Summarecon Agung (SMRA) melalui anak usahanya, Mahkota Permata Perdana, membukukan penjualan sebanyak 400 unit rumah di proyek Summarecon Bandung. Adapun, harga per unit ditetapkan Rp 1,3 miliar hingga Rp 4,75 miliar. Sebelumnya, perseroan menyatakan penjualan klaster baru di Summarecon Bandung dapat membukukan pendapatan prapenjualan hingga Rp 800 miliar.

Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba single digit tahun depan setelah melihat realisasi hingga September tahun ini yang naik sekitar 3%. Perseroan akan memadatkan cakupan distribusi karena beberapa produk herbal dan makanan serta minuman belum banyak dikonsumsi di wilayah Timur Indonesia.

Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (ULTJ) mencatatkan kinerja yang positif hingga kuartal III tahun ini meskipun di tengah perlambatan ekonomi. Kinerja ini didorong oleh tiga faktor utama yaitu penjualan tahan krisis, harga susu tanpa lemak (skim milk) yang lebih rendah, dan penuruan utang. Hingga September 2015, perseroan mencatatkan penjualan Rp3,27 triliun, tumbuh 13,54% YoY, sedangkan laba bersih tercatat Rp393,55 miliar meningkat 90,9% YoY.

Untuk meningkatkan efisiensi, Bank Central Asia (BBCA) akan fokus menambah ATM recycle atau mesin yang dapat melakukan transaksi setor dan tarik tunai. Harga ATM recycle mencapai USD 20.000 per unit atau 3 kali lipat dibandingkan mesin ATM biasa. Namun, biaya operasional ATM recycle tersebut jauh lebih murah dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengoperasian ATM biasa. Efisiensi dari operasional ATM recycle dapat mencapai 80%. Perseroan akan menambah jumlah mesin ATM recycle menjadi 5.000 unit pada tahun depan.

Pada tahun depan, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan meluncurkan ATM bertenaga surya atau solar cell. Dalam RBB (rencana bisnis bank) 2016, perseroan memiliki 100 ATM tenaga surya.

Bank Negara Indonesia (BBNI) menjalin kerja sama dengan non bank financial institution Korea, yaitu Construction Guarantee Cooperative Korea (CG). Melalui kerja sama ini, CG berencana menyalurkan transaksi Bank Garansi under counter guarantee ke BNI untuk melayani kebutuhan perusahaan konstruksi Korea yang memiliki proyek di Indonesia. BNI sedang menjajaki peluang bisnis untuk memberikan fasilitas semacam credit line kepada CG untuk dapat menyalurkan bank garansi berupa bid bond, performance bond, advance payment bond dan maintenance bond melalui BNI. Model bisnis yang dapat dijajaki adalah penerbitan bank garansi atas jaminan/counter guarantee dari CG. Saat ini terdapat sekitar 55 perusahaan konstruksi asal Korea yang bergerak di Indonesia dengan nilai proyek total sekitar USD 1,5 Miliar. CG merupakan

(3)

     

           

 

 

23 November 2015

23 November 2015

sebuah lembaga keuangan di bawah pengawasan Ministry of Land, Infrastructure and Transportation (MOLIT) Korea yang dahulu didirikan oleh Ministry of Construction (yang sekarang disebut MOLIT) pada tahun 1963 saat pemerintah Korea sedang menerapkan "the first 5year-economy development plan" untuk mendorong laju perekonomian Korea. CG didirikan untuk melayani kebutuhan perusahaan-perusahaan konstruksi Korea dalam hal penerbitan Bank Garansi, pembiayaan dan asuransi.

Bank Sinarmas (BSIM) membukukan laba sebelum pajak per September 2015 sebesar Rp 206 miliar atau naik 35% YoY dari sebelumnya Rp 153 miliar. Pendapatan operasional sebesar Rp 3,3 triliun, sedang beban operasional perusahaan hanya Rp 3,1 triliun. Pendapatan operasional Rp 3,33 triliun dihimpun dari pendapatan non bunga perseroan sebesar Rp 3,02 triliun dan pendapatan operasional selain bunga sebesar Rp 306 miliar. Bank Sinarmas memiliki dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 22,8 triliun hingga kuartal III 2015. Penghimpunan DPK tersebut tumbuh 39% YoY dari sebelumnya Rp 16,4 triliun. Dana CASA Bank Sinarmas meningkat 25% YoY dari sebelumnya Rp 8,9 triliun menjadi Rp 11,1 triliun. Sedangkan rasio CASA turun 5% dari 54% menjadi 49%. Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 13,81%, Return on Asset (ROA) sebesar 1,13%, Return on Equity (ROE) sebesar 7,69%, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,72%, serta Cost to Income Ratio (BOPO) sebesar 94,08%.

Bank Sinarmas (BSIM) dengan loan to deposit ratio (LDR) yang masih berkisar 77% akan menyasar penyaluran kredit ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Saat ini porsi kredit UMKM di Bank Sinarmas baru mencapai sekitar 8% dan akan meningkatkan porsi kredit UMKM ke 10% di tahun 2016 dengan peluang ekspansi yang ada. Bank Sinarmas juga akan ikut serta dalam program Laku Pandai. Jika sudah dapat izin, Bank Sinarmas akan membuka program Laku Pandai di Magelang dan Temanggung. Perseoran menargetkan 500 agen dari dua kota itu. Saat ini program Laku Pandai Bank Sinarmas masih dalam tahap menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Bank Sinarmas (BSIM) membukukan total kredit sebesar Rp 17,63 triliun pada kuartal III-2015, tumbuh 37,09% YoY. Hingga akhir 2015, perseroan membidik total kredit sebesar Rp 18 triliun. Komposisi kredit bank sebesar 80% didominasi oleh segmen korporasi, sedangkan sisanya berasal dari segmen ritel, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan kredit melalui koperasi BFI Finance (BFIN) akan membagikan dividen tunai interim sebesar Rp 138 per saham pada 16 Desember 2015. Cum dan ex dividen di pasar reguler/negosiasi pada 26-27 November 2015 dan di pasar tunai 1-2 Desember 2015 dengan DPS 1 Desember 2015.

Equity Development Investment (GSMF) membukukan kenaikan laba menjadi Rp 59,25 miliar per September 2015 dibandingkan sebelumnya sebesar Rp 58,25 miliar. Pendapatan turun menjadi Rp 803,04 miliar dari sebelumnya yang Rp 856,53 miliar.

Garuda Indonesia (GIAA) membuka penerbangan rute Denpasar-Guangzhou pergi pulang dengan pesawat Boeing 737-800 NG pada 22 November 2015. Penerbangan rute Denpasar-Guangzhou dan rute Denpasar-Guangzhou-Denpasar akan dilayani tiga kali dalam setiap pekan.

Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) berencana membeli satu unit kapal LNG pada bulan depan. Kapal LNG yang akan dibeli perseroan tersebut memiliki kapasitas 20.000 M3. Kapalnya

merupakan small LNG untuk melayani independent power producer (IPP) PLN di Bali per 1 Januari 2016. Hingga saat ini, sejumlah tender pengadaan kapal yang biasanya diputuskan oleh Kementerian ESDM masih tersendat sehingga rencana penambahan kapal perseroan tertunda.

Indorama Synthetics (INDR) menyiapkan belanja modal (Capex) tahun depan sebesar US$60 juta. Investasi tersebut akan dialokasikan untuk penambahan kapasitas produksi pabrik benang pintal di Indonesia dan Uzbekistan. Sumber pendanaan berasal dari kombinasi kas internal dan fasilitas pinjaman bank yang eksisting. Perseroan akan membeli line msih baru untuk memacu kapasitas produksi pabrik benang pintal agar naik 10%-15% dari produksi tahun ini yang diestimasi mencapai 100 ribu ton per tahun.

Perusahaan perikanan, Dua Putra Utama Makmur, mampu memperoleh dana maksimal dari pelepasan saham perdana sebesar 40,12% senilai Rp 921,25 miliar. Perseroan menetapkan harga IPO tersebut pada batas atas yakni Rp 550 per saham, dari kisaran awal Rp 400-550 per saham. Adapun target listing pada 8 Desember, mundur sepekan dari target awal 1 Desember 2015. Dua Putra Utama Makmur siap memajukan sektor perikanan Indonesia ke dunia internasional, menyusul kebijakan pemerintahan Jokowi-JK yang ingin memajukan sektor maritim Indonesia. Kebijakan yang diambil pemerintah saat ini mulai dirasakan oleh para pelaku industri perikanan di Indonesia, terutama mengenai illegal fishing yang selama ini menghambat pertumbuhan ekspor ikan Indonesia.

Pemerintah akan membangun lebih dulu 8 ruas dari total 24 ruas tol Trans Sumatera. Pemerintah menetapkan 8 ruas tol itu siap dioperasikan paling lambat akhir tahun 2019. Target penyelesaian itu diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 117 tahun 2015 tentang perubahan terhadap Perpres nomor 100 tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol di Sumatera. Pada pasal 2A ayat 1 Perpres menyebutkan ada 8 ruas tol yang akan dibangun lebih dulu yaitu Medan-Binjai, Palembang-Simpang Indralaya, Pekanbaru-Dumai, Bakauheni-Terbanggi Besar, Terbanggi Besar-Pematang Panggang, Pematang Panggang-Kayu Agung, Palembang-Tanjung Api-api, dan Kisaran-Tebing Tinggi. Sedang pasal 2A ayat (2) Perpres menyebutkan pengoperasian dan pemeliharaan ruas Jalan Tol sebagaimana dimaksud ayat 1 dilaksanakan paling lambat akhir tahun 2019. Pada Perpres sebelumnya hanya 4 ruas tol yang akan dibangun pada tahap awal, yaitu ruas tol Medan-Binjai, Palembang-Simpang Indralaya, ruas tol Pekanbaru-Dumai, dan ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar. Secara total tol trans Sumatera mencakup 24 ruas dari Lampung hingga Aceh. Proyek 8 ruas tol tahap pertama ini akan digarap PT Hutama Karya (Persero). PT Hutama Karya mendapat penugasan khusus dari pemerintah untuk menggarap 24 ruas tol Trans Sumatera.

Pemerintah memperkirakan indikasi awal pinjaman yang dapat ditarik dari Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB) sebesar USD 1 miliar atau setara dengan Rp 13,7 triliun, dengan asumsi kurs Rp 13.739 per USD. Indikasi pinjaman dari Bank AIIB itu berdasarkan kebutuhan pendanaan proyek yang diinginkan pemerintah melalui skema "Results-Based Lending (RBL)" atau pencairan pinjaman setelah tahapan pembangunan proyek selesai. Bappenas mengharapkan pinjaman dari AIIB dapat disalurkan melalui skema RBL agar pemerintah memiliki keleluasaan dalam pelaksanaan proyek itu. Selain skema RBL, AIIB juga berencana untuk menyalurkan pendanaan melalui skema pinjaman langsung (direct

(4)

     

           

 

 

23 November 2015

23 November 2015

lending). Skema pinjaman langsung ini kerap dipakai untuk mendanai proyek BUMN atau swasta.

Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perubahan UU nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dipastikan mundur dari target penyelesaian tahun 2015. Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan kembali mengusulkan rancangan regulasi ini menjadi RUU prioritas tahun 2016. Mundurnya pembahasan RUU ini karena DPR perlu mengkaji dan mempelajari peraturan anti monopoli di negara lain.

Hingga akhir triwulan III 2015 nilai utang luar negeri Indonesia gabungan pemerintah dan swasta mencapai USD 302,4 miliar, turun 0,6% atau sekitar USD 2,1 miliar dari posisi triwulan II 2015 sebesar USD 304,5 miliar. Utang luar negeri sektor swasta turun USD 1,7 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya utang luar negeri bank. Sementara posisi utang luar negeri sektor publik turun USD 0,4 miliar, terutama disebabkan oleh turunnya utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia (BI) menilai posisi utang luar negeri Indonesia saat ini masih dalam batas aman dengan rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 34,9%, atau lebih rendah dari batas aman di posisi 51,5%. Sedang rasio utang luar negeri jangka pendek terhadap total utang mencapai 18,6% atau dalam batas aman dan dianggap bahaya jika melampau 18,9%. Rasio utang luar negeri terhadap penerimaan transaksi berjalan 157,7% dengan batas 170,7%. Cadangan devisa terhadap utang luar negeri jangka pendek 181%, dari batasan 150%.

Bank Indonesia masih akan terus memantau dan melihat kemungkinan penurunan tingkat suku bunga acuan (BI rate) yang masih bertahan di level 7,5% dalam sembilan bulan terakhir. Saat ini ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi, terutama karena kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS (Fed Fund Rate) dan keberagaman kebijakan moneter yang ditempuh oleh Bank Sentral Eropa, Jepang, dan Cina, maka Bank Indonesia akan tetap berhati-hati dalam menempuh langkah pelonggaran kebijakan moneter.

Bank Indonesia (BI) belum bisa memastikan adanya penurunan tingkat suku bunga acuan atau BI rate pada Desember 2015. Kebijakan tersebut baru akan ditetapkan setelah melihat kondisi perekonomian dunia dan domestik. Kondisi domestik yang mulai membaik dengan inflasi yang menurun serta defisit transaksi berjalan yang menurun, maka BI lebih memilih untuk mengambil langkah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam rupiah dari 8% menjadi 7,50 persen. Namun kondisi ekonomi global masih akan menunjukkan ketidakpastian, diantaranya kondisi Amerika Serikat yang akan menaikkan tingkat suku bunga, ekonomi Jepang yang mengalami resesi, dan kondisi di Eropa yang masih menunjukan perlambatan.

Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W Martowardojo, mengatakan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2015 akan membaik dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2015 sebesar 4,7% - 4,8% atau di batas bawah proyeksi sebelumnya 4,7% - 5,1%.

(5)

      

 

 

 

 

 

23 November 2015

COMMODITIES DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 41,56 -0,34 TLKM (US) 42 14.426 395

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,09 -0,05 ANTM (GR) 0,01 246 72

Gold (US$)/Ounce 1076,61 -1,27

Nickel (US$)/MT 8730,00 -220,00

Tin (US$)/MT 14645,00 -5,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 52,90 -9,50

Coal (RB) (US$)/MT* 54,30 -9,06

CPO (ROTH) (US$)/MT 610,00 2,50

CPO (MYR)/MT 2080,00 -12,00

Rubber (MYR/Kg) 620,50 -3,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,99 -3,33

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17823,81 0,51 0,00 16,15 15,18 3,07 2,94 5.375,8

USA NASDAQ COMPOSITE 5104,92 0,62 7,79 23,07 19,85 3,65 3,36 8.023,3

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6334,63 0,07 -3,53 15,87 14,94 1,79 1,74 1.657,0

CHINA SHANGHAI SE A SH 3801,97 0,37 12,17 15,46 13,94 1,79 1,63 4.692,1

CHINA SHENZHEN SE A SH 2392,10 1,27 61,80 32,80 23,83 3,71 3,32 2.895,6

HONG KONG HANG SENG INDEX 22754,72 1,13 -3,60 11,45 10,87 1,21 1,13 1.808,6

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4561,33 0,94 -12,73 16,62 14,48 2,45 2,21 353,5

JAPAN NIKKEI 225 19879,81 0,10 13,92 19,16 17,34 1,69 1,58 2.954,3

MALAYSIA KLCI 1661,89 0,11 -5,64 16,19 14,87 1,79 1,69 230,2

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2917,91 -0,07 -13,29 12,73 12,10 1,13 1,08 283,3

FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 13.622,50 -152,50 1000 IDR/ USD 0,07 0,0008

EUR/IDR 14.491,89 -55,26 EUR / USD 1,06 -0,0008

JPY/IDR 110,81 -0,08 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.639,13 -4,16 SGD / USD 0,71 -0,0003

AUD/IDR 9.846,00 34,44 AUD / USD 0,72 -0,0011

GBP/IDR 20.692,31 -98,84 GBP / USD 1,52 -0,0001

CNY/IDR 2.133,65 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000

MYR/IDR 3.180,97 2,23 MYR / USD 0,23 0,0002

KRW/IDR 11,80 0,00 100 KRW / USD 0,09 0,0000

CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.23

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(6)

      

 

 

 

 

 

23 November 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI

Description October-15 September-15 Description Rate (%)

Inflation YTD % 2.16 2.24 SBI (9M) 7.10

Inflation YOY % 6.25 6.83 SBIS (9M) 7.10

Inflation MOM % -0.08 -0.05 SBI (12M) 7.15

Foreign Reserve (USD) 100.70 Bn 101.72 Bn SBIS (12M) 7.15

GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

23 Nov US Existing Home Sales Turun menjadi 5.43 juta dari 5.55 juta

23 Nov US Existing Home Sales MoM Turun menjadi -2.3% dari 4.7%

24 Nov US Advance Goods Trade Balance Turun menjadi -$61.95 Bn dari -$58.66 Bn

24 Nov US GDP Annualized QoQ Naik menjadi 2.0% dari 1.5%

24 Nov US Personal Consumption --

24 Nov US GDP Price Index Tetap 1.2%

24 Nov US Consumer Confidence Index Naik menjadi 99.2 dari 97.6

25 Nov US Personal Income Naik menjadi 0.4% dari 0.1%

25 Nov US Personal Spending Naik menjadi 0.3% dari 0.1%

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

TLKM IJ 2915 3.55 10.04 BMRI IJ 8675 -1.14 -2.30 BBCA IJ 13150 1.54 4.86 PGAS IJ 3000 -2.44 -1.81 UNVR IJ 37250 1.50 4.18 MYOR IJ 25350 -4.25 -1.00 GGRM IJ 51250 3.90 3.69 AMRT IJ 540 -2.70 -0.62 CPIN IJ 3075 6.40 3.02 ANTM IJ 347 -6.72 -0.60 ASII IJ 6300 0.80 2.02 INCO IJ 1775 -3.27 -0.59 ISAT IJ 5225 6.09 1.62 ADRO IJ 585 -2.50 -0.48 SCMA IJ 3400 3.34 1.60 UNTR IJ 17075 -0.73 -0.46 ICBP IJ 12900 2.18 1.60 MLBI IJ 8500 -2.02 -0.37 HMSP IJ 93000 0.68 1.45 KREN IJ 2315 -3.94 -0.34 UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Dua Putra Utama Makmur

Agriculture Fishery

400-550 1675.00 24-25 Nov 2015 01 Dec 2015 DBS Vickers, BNI Securities Sucorinvest Central Gani PT Indonesia Pondasi

Raya ( Indopora)

Infrastructure & Construction

1280-1920 303.00 02-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Yuanta Securities Indonesia Minna Padi Investama Tbk PT Kino Indonesia Consumer 3750-5225 228.57 02-04 Dec 2015 09 Dec 2015 Indo Premier, Credit Suisse

Deutsche Securities PT Ateliers Mecaniques

D'Indonesis (Atmindo)

Manufacture & Industries

120-140 240.00 01-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Panin Sekuritas Tbk PT Buyung Poetra

Sembada

(7)

      

 

 

 

 

 

 

23 November 2015

23 November 2015 DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

TURI 4.00 Cash Dividend 18 Nov-15 19 Nov-15 23 Nov-15 11 Dec-15

MBAP 50.25 Cash Dividend 20 Nov-15 23 Nov-15 25 Nov-15 16 Dec-15

BFIN 138.00 Cash Dividend 26 Nov-15 27 Nov-15 01 Dec-15 16 Dec-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15

 

27 Nov – 03 Dec’15

 

BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15

 

01 Dec – 07 Dec’15

 

BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15

 

14 Dec – 21 Dec’15

 

GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15

 

22 Dec – 30 Dec’15

 

AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15

 

22 Dec – 30 Dec’15

 

DEFI Stock Split 1:10 -- -- 23 Nov-15 23 Nov-15

TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA

TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

MDKA RUPSLB 23-Nov-15

BBNP RUPSLB 23-Nov-15

GDST RUPSLB 24-Nov-15

JPRS RUPSLB 24-Nov-15

BTON RUPSLB 24-Nov-15

KREN RUPSLB 24-Nov-15

MERK RUPSLB 24-Nov-15

WINS RUPSLB 24-Nov-15

SOBI RUPSLB 24-Nov-15

MEDC RUPSLB 25-Nov-15

RAJA RUPSLB 25-Nov-15

SONA RUPSLB 30-Nov-15

BEKS RUPSLB 30-Nov-15

BBHI RUPSLB 01-Dec-15

BNII RUPSLB 01-Dec-15

SAFE RUPSLB 02-Dec-15

BBRI RUPSLB 02-Dec-15

AISA RUPSLB 03-Dec-15

TBLA RUPSLB 03-Dec-15

BSWD RUPSLB 03-Dec-15

GMCW RUPSLB 04-Dec-15

(8)

      

 

 

 

 

 

23 November 2015

23 November 2015

WIKA

TRADING BUY

S1 2835 R1 2960 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2760 R2 3035

Closing

Price 2905

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2835-Rp 2960

• Entry Rp 2905, take Profit Rp 2960

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 44.35 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) 25.50 Positif

Bollinger Band (Mid) 2871 Positif

MA5 2822 Positif 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600

May Jun Jul August September October November

WIKA Broadening Wedge

2,835 2,822 2,811.25 2,722.59 2,715 2,570 2,570 2,870.5 2,905 2,905 2,905 3,285.71 3,285.71 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 WIKA - Stochastic %D(6,3,3) = 74.62, Stochastic %K = 81.94, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

74.6246 74.6246 20 80 81.9444 81.9444 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 WIKA - MACD (5,3) = -19.36, Signal() = -10.90

-19.359 -10.9031 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 WIKA - TSI(3,5,3) = 25.50, Volume() = 22,487,400.00

11.5136 0.00000 25.4954

22,487,400

WIKA - William's % R(14) = -6.52, Volume() = 22,487,400.00 -6.52174

22,487,400

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

ADHI

TRADING BUY

S1 2250 R1 2335 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2175 R2 2410

Closing

Price 2290

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2245-Rp 2335

• Entry Rp 2290, take Profit Rp 2335

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 38.88 Positif

MACD 3.79 Positif

True Strength Index (TSI) 15.63 Positif

Bollinger Band (Mid) 2246 Positif

MA5 2215 Positif 1,800 2,000 2,200 2,400 2,600 2,800 3,000 3,200 3,400 3,600

May Jun Jul August September October November

ADHI Downward Sloping Channel

2,233.57 2,221.25 2,215 2,150 2,049.03 2,047.86 2,047.86 2,233.57 2,246.25 2,290 2,290 2,290 2,290 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ADHI - Stochastic %D(6,3,3) = 44.58, Stochastic %K = 56.55, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

44.5785 44.5785 20 56.5476 56.5476 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 ADHI - MACD (5,3) = -14.93, Signal() = -6.14

-14.9339 -6.13846 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADHI - TSI(3,5,3) = 15.63, Volume() = 48,261,000.00

0.673541 0.00000 15.6299

48,261,000

ADHI - William's % R(14) = -22.92, Volume() = 48,261,000.00 -22.9167

48,261,000

(9)

      

 

 

 

 

 

23 November 2015

23 November 2015

TLKM

TRADING BUY

S1 2840 R1 2955 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 2725 R2 3070

Closing

Price 2915

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 2840-Rp 2955

• Entry Rp 2915, take Profit Rp 2955

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 73.54 Positif

MACD 23.16 Positif

True Strength Index (TSI) 46.90 Positif

Bollinger Band (Mid) 2757 Positif

MA5 2823 Positif 2,500 2,600 2,700 2,800 2,900

May Jun Jul August September October November

TLKM Wedge Bullish Breakout 2,781.25 2,765 2,756.5 2,668.75 2,668.75 2,660 2,645.23 2,817.69 2,817.69 2,823 2,915 2,915 2,915 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 80.61, Stochastic %K = 86.23, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

80.6133 80 20 80.6133 86.2343 86.2343 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 0.0 TLKM - MACD (5,3) = -28.72, Signal() = -23.01 -28.7211 -23.0078 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 TLKM - TSI(3,5,3) = 46.90, Volume() = 80,693,904.00 39.7087 0.00000 46.9021 80,693,904 TLKM - William's % R(14) = -1.92, Volume() = 80,693,904.00 -1.92308 80,693,904

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

GGRM

TRADING BUY

S1 50375 R1 51725 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 49025 R2 53075

Closing

Price 51250

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 50375-Rp 51725 • Entry Rp 51250, take Profit Rp 51725

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 80.26 Positif

MACD 556.04 Positif

True Strength Index (TSI) 28.26 Positif

Bollinger Band (Mid) 47158 Positif

MA5 50005 Positif 40,000 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000 56,000

May Jun Jul August September October November

GGRM Broadening Wedge 50,005 49,190.6 47,157.5 46,700 42,422.9 42,206.3 42,206.3 51,250 51,250 51,250 52,650 53,332.4 53,332.4 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 GGRM - Stochastic %D(6,3,3) = 65.02, Stochastic %K = 57.25, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

57.2534 57.2534 20 65.0229 65.0229 80 -1,200 -800 -400 0 400 800 0 GGRM - MACD (5,3) = -450.28, Signal() = -393.47 -450.279 -393.471 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 GGRM - TSI(3,5,3) = 28.26, Volume() = 1,104,000.00 27.7896 0.00000 28.2622 1,104,000 GGRM - William's % R(14) = -15.69, Volume() = 1,104,000.00 -15.6863 1,104,000

(10)

      

 

 

 

 

 

23 November 2015

23 November 2015

SMRA

TRADING BUY

S1 1520 R1 1600 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 1445 R2 1675

Closing

Price 1565

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 1520-Rp 1600 • Entry Rp 1565, take Profit Rp 1600

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 62.66 Positif

MACD 13.71 Positif

True Strength Index (TSI) 40.09 Positif

Bollinger Band (Mid) 1460 Positif

MA5 1469 Positif 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000

May Jun Jul August September October November

SMRA Bullish Breakout 1,469 1,460 1,458.13 1,325 1,325 1,325 1,201.55 1,510 1,520.71 1,520.71 1,565 1,565 1,565 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 63.59, Stochastic %K = 74.65, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

63.5917 63.5917 20 74.6528 74.6528 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 SMRA - MACD (5,3) = -23.76, Signal() = -14.43

-23.7648 -14.4297 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMRA - TSI(3,5,3) = 40.09, Volume() = 42,692,000.00

26.0301 0.00000 40.0869

42,692,000

SMRA - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 42,692,000.00 0.00000

42,692,000

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

ASRI

TRADING BUY

S1 325 R1 360 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 300 R2 385

Closing

Price 343

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band

Prediksi • Trading range Rp 325-Rp 360 • Entry Rp 343, take Profit Rp 360

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 7.46 Positif

MACD -4.88 Positif

True Strength Index (TSI) -38.79 Positif

Bollinger Band (Mid) 369 Negatif

MA5 334.6 Positif 300.0 360.0 420.0 480.0 540.0 600.0 660.0

May Jun Jul August September October November

ASRI Downward Sloping Channel

Bullish Breakout 343 343 341.143 341.143 341.143 339.875 334.6 343 366.5 368.85 370 396 420.553 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 ASRI - Stochastic %D(6,3,3) = 16.82, Stochastic %K = 29.23, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20 16.8189 16.8189 29.2276 29.2276 80 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 0.0 ASRI - MACD (5,3) = 0.85, Signal() = 2.86

0.854849 2.85874 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 ASRI - TSI(3,5,3) = -38.79, Volume() = 110,140,096.00

-38.793 -55.2387 0.00000

110,140,09

ASRI - William's % R(14) = -72.60, Volume() = 110,140,096.00 -72.6027

110,140,09

(11)

      

 

 

 

 

 

 

23 November 2015

23 November 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

20-11-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Buy 18250 18250 18550 17650 18100 18550 19000 Positif Positif Positif 22100 18000

LSIP Trading Buy 1250 1250 1265 1205 1235 1265 1295 Positif Negatif Positif 1585 1200

SGRO Trading Buy 1360 1360 1385 1255 1320 1385 1450 Positif Positif Positif 1400 1010

Mining

PTBA Trading Sell 6025 6025 5925 5750 5925 6100 6275 Positif Negatif Negatif 7825 5875

ADRO Trading Buy 585 585 600 560 580 600 620 Positif Negatif Positif 710 555

MEDC Trading Buy 1135 1135 1150 1095 1120 1150 1175 Positif Positif Positif 1315 1000

INCO Trading Sell 1775 1775 1735 1640 1735 1830 1925 Positif Negatif Negatif 2530 1780

ANTM Trading Buy 347 347 369 301 335 369 403 Positif Positif Positif 454 306

TINS Trading Sell 535 535 525 493 525 555 585 Positif Negatif Negatif 740 520

Basic Industry and Chemicals

WTON Trading Buy 940 940 965 900 925 965 990 Positif Positif Positif 1090 895

SMGR Trading Buy 11400 11400 11700 10600 11150 11700 12250 Positif Negatif Positif 11675 9625

INTP Trading Buy 21000 21000 21300 20250 20775 21300 21825 Positif Negatif Positif 21300 17525

SMCB Trading Buy 1080 1080 1095 1005 1050 1095 1140 Positif Positif Positif 1160 995

Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 6300 6350 6200 6050 6200 6350 6500 Negatif Positif Negatif 6875 5725

GJTL Trading Sell 585 590 580 570 580 590 600 Negatif Negatif Negatif 690 555

Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 5650 5650 5750 5450 5550 5750 5850 Positif Positif Positif 6425 5050

GGRM Trading Buy 51250 51250 51725 49025 50375 51725 53075 Positif Positif Positif 52650 42300

UNVR Trading Buy 37250 37250 37450 36250 36850 37450 38050 Positif Positif Positif 40000 34500

KLBF Trading Buy 1360 1360 1375 1330 1350 1375 1395 Positif Positif Positif 1590 1305

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 1675 1675 1695 1595 1645 1695 1745 Positif Positif Positif 1795 1550

PTPP Trading Buy 3875 3875 3910 3760 3835 3910 3985 Positif Negatif Positif 3930 3550

WIKA Trading Buy 2905 2905 2960 2760 2835 2960 3035 Positif Positif Positif 3150 2690

ADHI Trading Buy 2290 2290 2335 2175 2250 2335 2410 Positif Positif Positif 2410 1950

WSKT Trading Buy 1735 1735 1760 1630 1695 1760 1825 Positif Positif Positif 1770 1590

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Buy 3000 3000 3040 2890 2965 3040 3115 Positif Positif Positif 3160 2560

JSMR Trading Buy 5025 5025 5075 4900 4985 5075 5150 Positif Positif Positif 5625 4795

ISAT Trading Buy 5225 5225 5400 4615 5000 5400 5775 Positif Negatif Positif 4995 3885

TLKM Trading Buy 2915 2915 2955 2725 2840 2955 3070 Positif Positif Positif 2880 2635

Finance

BMRI Trading Buy 8675 8675 8750 8400 8575 8750 8925 Positif Negatif Positif 9650 8150

BBRI Trading Buy 11000 11000 11175 10175 10675 11175 11675 Positif Positif Positif 11700 9850

BBNI Trading Buy 5200 5200 5275 4885 5075 5275 5475 Positif Positif Positif 5375 4650

BBCA Trading Buy 13150 13150 13275 12675 12975 13275 13575 Positif Positif Positif 13775 12650

BBTN Trading Buy 1225 1225 1245 1175 1210 1245 1280 Positif Negatif Positif 1250 1060

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Buy 17075 17075 17225 16625 16925 17225 17525 Positif Positif Negatif 21200 17050

(12)

 

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Konseling indigenous juga menunjukkan pemahaman mereka terhadap person, self, tujuan hidup, dan nilai-nilai yang dijadikan pijakan (Nager, 2000: 28). Berkaitan dengan

Analisis data yang digunakan untuk melihat analisis deskriptif korelasi hubungan antara Tingkat Sosial Ekonomi Orang Tua dan Pola Asuh dengan Sikap Siswa terhadap

Untuk menyatakan apakah garis yang diperoleh cukup baik untuk menggambarkan hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas(Y) dapat dilakukan pengujian

1.  Menyatakan  bahwa  semua  informasi  yang  saya/kami  cantumkan  dalam formulir  ini  adalah  benar  dan  sah  dan  tidak  terdapat  penyembunyian terhadap 

Adanya PCB dalam air laut adalah karena proses “leaching” yang berasal dari darat yang diakibatkan oleh kegiatan industri yang menggunakan senyawa PCB, dan ada juga yang berasal

(1) huruf i (4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan

cacahan pelepah segar yang berbeda pada sapi potong hasil persilangan Brahman-Australia, menunjukkan bahwa pemberian cacahan pelepah segar sejumlah 40% dan