NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Sinyalemen IHSG dari perspektif tekanikal terkonfirmasi varaitif, dari leading indikator tercermin positif bagi IHSG. Namun, indikator langging mengkonfirmasikan negatif bagi IHSG, Indeks tengah menguji support level 4425. Jika IHSG mampu berrtahan pada level ini akan terindikasi positif, namun waspadai jika breakout di bawah level tersebut..
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4518.94 +21.03 5,436.34 4,854.72
LQ-45 778.06 +4.692 1,082.01 3,467.06
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Kamis (19/11) IHSG menguat 21.03 poin (0,47%) ke level 4518.94 dari level 4517.58 sehari sebelumnya. Penguatan dipimpin oleh sektor pertambangan yang menguat 1,60%, sektor properti dengan 1,16%, dan industri dasar dengan 0,87%. Dari domestik, utang luar negeri (ULN) Indonesia kuartal III tahun ini kian berisiko. Rasio pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek atau debt service ratio (DSR) tier-2 triwulanan naik menjadi sebesar 60,40%. Angka itu lebih tinggi dibandingkan dengan DSR triwulan II 2015 yang sebesar 59,90%. Sedangkan DSR tahunan pada triwulan III 2015 tercatat sebesar 57,47%, naik dari posisinya di triwulan sebelumnya yang sebesar 53,42%. Ini merupakan pertanda bahwa kemampuan membayar utang RI semakin melemah. Pasalnya, rasio beban utang yang ditanggung Indonesia itu dua kali lipat dari batas wajar yang ditentukan oleh International Monetary Fund (IMF). Batas wajar DSR yang ditentukan IMF adalah sebesar 30%-33%. Pasalnya, kenaikan DSR hingga 60,45% berarti penerimaan ekspor barang, jasa, dan transfer pendapatan akan habis untuk membayar ULN. Jika ekspor terus melambat, ini bisa kian membahayakan. Dari pasar global, indeks saham Wall Street menguat tajam pada hari Rabu (18/11) didukung oleh hasil notulen rapat FOMC. Notulen rapat FOMC Oktober 2015 menunjukkan sebagian besar anggota merasa bahwa kondisi ekonomi siap untuk kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya pada bulan Desember. Kepercayaan ini dipegang oleh petinggi-petinggi the Fed meskipun volatilitas terus terlihat di pasar global akibat masalah geopolitik, harga komoditas yang turun, dan perlambatan ekonomi di China. Indeks saham Nikkei 225 menguat 210,63 poin (1,07%) karena investor menimbang keputusan Bank of Japan yang mempertahankan program pelonggaran moneter dan juga mendorong yen terhadap dolar. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite menguat 48.69 poin (1,36%) ke level 3,617.06, dari level 3568.46 sehari sebelumnya. Penguatan datang dari notulen rapat FOMC yang menginformasikan kinerja ekonomi nomor 1 di dunia yang baik. Adapun, indeks Hang Seng menguat 311,96 poin (1,41%) ke level 22,500.22 mengikuti pasar saham regional. Dari Eropa, saham-saham eropa menguat pada awal perdagangan, mengikuti rally dari bursa global maupun regional.
Sebagian besar pejabat The Fed menilai kondisi ekonomi sudah memungkinkan untuk menaikkan suku bunga pada rapat moneter The Fed berikutnya. Risalah rapat moneter bulan lalu menunjukkan sinyalemen bahwa pejabat TheFed akan menaikkan suku bunga nya di Desember asalkan pertumbuhan tenaga kerja dan trend inflasi tidak memburuk. The Fed telah mengumpulkan data ekonomi yang secara keseluruhan menunjang pandangan Bank sentral bahwa kondisi pasar kerja telah membaik dan menyediakan bukti bahwa pertumbuhan upah dan tekanan inflasi secara perlahan menunjukkan peningkatan. Dipihak lain, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai jika suku bunga The Fed naik pada Desember 2015 ketidakpastian ekonomi akan berakhir dan menuntaskan sebagian besar efek negatif eksternal terhadap ekonomi Indonesia. Menurutnya, saat ini pelaku pasar sangat menanti kepastian suku bunga The Fed pada Desember 2015 sehingga tekanan di pasar finansial masih membayangi. Lebih lanjut, kenaikan Fed Rate setelah kenaikan perdana, akan bertahap dan sangat perlahan. Dengan begitu imbasnya bagi pasar finansial negara emerging markets tidak besar. Pasar berharap ada kepastian fed rate naik pada pertemuannya mendatang, karena selama ini ketidakpastian terus membayangi tekanan pasar. Selain dari Fed Rate tekanan lain bagi pasar yang masih menghadang berkenaan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina, dimana negara ini sedang menghadapi fase normal baru setelah pertumbuhan dua digit, menjadi satu digit. Selain dari faktor eksternal yang membayangi bagi pergerakan indeks bursa saham Indonesia, pasar berharap, paket kebijakan pemerintah yang terus mengeluarkan paket kebijikan ekonomi mampu mengimbangi sentimen dari eksternal tersebut. Pelaku pasar mengharapkan paket kebijakan pemerintah dapat signifikan memperbaiki struktural ekonomi Indonesia, terutama kebijakan deregulasi pemerintah untuk industri dan investasi. Namun, kini yang tengah dinantikan pelaku pasar adalah implementasinya. Sementara itu, Pemerintah menunda keluarnya paket kebijakan VII, dikarenakan masih perlu adanya review mendalam terkait paket-paket sebelumnya. Berkurangan tekanan dari the Fed, kali ini laju indeks global terbebani oleh penurunan harga minyak. Bursa saham AS di tutup melemah tipis di lanjutkan oleh indeks saham Asia di awal perdagangan hari ini dibuka variatif. Katalis dari pasar global yang terbatas dukungannya bagi pasar saham Indonesia, maka diperkirakan IHSG bergerak mixed dan cenderung terkoreksi pada hari ini.
DAILY REPORT
20 November 2015• WSKT jajaki pinjaman Rp 3 triliun untuk garap LRT Palembang • PTPP turunkan target pendapatan
• CMNP jajaki proyek jalan tol senilai USD 5,6 miliar • CMNP anggarkan capex Rp 2,9 triliun pada 2016 • ANTM sanggupi beli saham Freeport
• BIPI akan garap PLTU 35 MW • MITI lepas tambang granit
• KBLF akan bangun pabrik nutrisi premium • MMLP dan Daiwa House bentuk aliansi bisnis
• EXCL, ISAT & PT. Alita bentuk konsorsium ikut tender Palapa Ring • EXCL akan mundur dari bisnis e-moeny jika dipisah dari telekomunikasi • BLTA lanjutkan restrukturisasi utang
• Citilink revisi pendapatan menjadi USD 550 juta • BMRI akan pacu bisnis e-money pada tahun 2016 • AGRO tetapkan target konservatif
• UUS NISP akan tambah office channeling di tahun 2016 • UUS NISP akan diversifikasi pembiayaan ke non KPR • ADMF bukukan pembiayaan Rp 25,4 triliun
• MREI tambah kapasitas modal
• Proses lelang pembangunan infrastruktur APBN 2016 lebih awal • Pemerintah akan terbitkan obligasi indikatif USD 4 miliar • BI : Penurunan GWM 50 bps menambah likuiditas perbankan • Pemerintah akan lelang 4 seri obligasi (SUN), target indikstif Rp 6-9 T
Support Level 4477/4453/4431
Resistance Level 4523/4545/4569
Major Trend Down
20 November 2015
20 November 2015
Waskita Karya (WSKT) menjajaki pinjaman senilai Rp 2-3 triliun dari sejumlah bank BUMN. Kredit tersebut akan digunakan untuk mendanai konstruksi proyek kereta api ringan (LRT) di Palembang yang senilai Rp 5 triliun. Kesepakatan pinjaman diharapkan dapat diperoleh pada Februari 2016 seiring jadwal groundbreaking proyek LRT tersebut. Perseroan bertindak sebagai kontraktor. LRT Palembang sepanjang 26 km ditargetkan memiliki masa konstruksi selama dua tahun atau selesai pada Desember 2017.
Pembangunan Perumahan (PTPP) menurunkan target pendapatan menjadi Rp15,6 triliun dari target sepanjang 2015 sebesar Rp19,19 triliun. Dengan perubahan target tersebut, pendapatan perseroan diperkirakan meningkat sebesar 25,82% pada 2015 apabila target tercapai.
Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) mulai menjajaki proyek prioritas berupa pembangunan jalan tol sepanjang 350 km senilai total USD 5,6 miliar dalam lima tahun ke depan. Perseroan akan menggandeng mitra strategis dari dalam maupun luar negeri. CMNP akan bekerja sama dengan pemerintah untuk menambah interkoneksi ruas tol dan menjajaki proyek baru di Indonesia. Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) menyiapkan belanja modal sebesar Rp 2,9 triliun pada 2016 atau tumbuh dibandingkan anggaran tahun ini senilai Rp 1,13 triliun. Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk membiayai konstruksi pembangunan dua jalan tol yang sudah dimenangkan perseroan yaitu Depok-Antasari dan Soreang-Pasir Koja. Konstruksi tol Depok-Antasari seksi 1 telah selesai 20% dan diharapkan selesai sesuai target waktu, sedangkan pengembangan ruas tol Soreang-Pasir Koja diharapkan mulai memasuki konstruksi pada Januari tahun depan.
Aneka Tambang (ANTM) tetap menyanggupi rencana pembelian saham Freeport Indonesia apabila rencana itu diwujudkan pada 2016. Pada dasarnya ANTM siap mengambil saham divestasi Freeport Indonesia sebesar 10,64% dan perseroan akan berusaha menyiapkan dana untuk keperluan pembelian saham tersebut. Benakat Integra (BIPI) akan menggarap proyek PLTU berkapasitas 35 MW pada 2016. Rencananya PLTU tersebut adalah PLTU mulut tambang dan targetnya mulai semester I tahun depan. Perseroan juga memperoleh persetujuan untuk pinjaman sindikasi senilai USD 500 juta, yang sebagian besar akan digunakan untuk refinancing utang sebesar USD 459 juta.
Mitra Investindo (MITI) melepas tambang granitnya di Riau dengan harga sekitar Rp46,75 miliar demi memfokuskan diri mengembangkan bisnis migas. Tambang itu dijual kepada Sanmas Mekar Abadi dan berlokasi di Desa Platu, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Kedua perseroan telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat pada 16 November 2015.
Kalbe Farma (KLBF) menggandeng perusahaan produk kesehatan herbal asal Australia, Blackmores Ltd, berencana membangun pabrik vitamin dan suplemen tahun depan. Keduanya telah membentuk perusahaan patungan (JV) Kalbe Blackmores Nutrition untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut. Porsi kepemilikan masing-masing sebesar 50%. Pabrik yang ditargetkan selesai tahun 2018 ini membidik kapasitas produksi sebanyak 1
juta botol vitamin per bulan. Investasi awal yang dialokasikan untuk membangun pabrik ini berkisar USD 8-10 juta. Sebelum pabrik mulai produksi, perseroan akan mengimpor langsung produk Blackmores. Tahap awal, KLBF akan meluncurkan 23 produk nutrisi seperti vitamin dan suplemen premium. Penjualan awal produk ini diharapkan berkontribusi sebesar Rp 100 miliar terhadap total penjualan tahun depan. Selain memenuhi permintaan pasar dalam negeri, produk perusahaan patungan ini akan diekspor.
Mega Manunggal Property (MMLP) menggandeng perusahaan penyedia properti logistik dan properti terintegrasi asal Jepang, Daiwa House Industry Co Ltd, untuk membangun sentra bisnis dan perkantoran terpadu, serta membangun infrastruktur properti logistik terpadu lainnya di Indonesia. Perseroan akan menangani kegiatan operasional, sementara Daiwa House akan menempatkan seorang direktur sebagai tenaga ahli. MMLP akan melepas saham pada salah satu anak usahanya yaitu Mega Tridaya Property dan Daiwa House akan mengambil bagian porsi saham setinggi-tingginya 49%.
Tender megaproyek Palapa Ring akan segera digelar. Rencananya pemerintah akan mengeluarkan request for proposal (RFP) tanggal 23 November 2015. XL Axiata (EXCL) tertarik untuk mengikuti tender tersebut dan berencana membentuk sebuah konsorsium dengan dua perusahaan lainnya. EXCL telah menjalin kesepakatan pembuatan konsorsium tersebut dengan Indosat (ISAT) dan PT Alita. Dalam tender Palapa Ring ini, pemerintah berencana untuk membuka akses di sekitar 56 ibu kota kabupaten yang masih terisolir jaringan broadband serat optik. Proyek pembangunan backbone serat optik senilai USD 230,64 juta. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengeluarkan aturan agar bisnis e-money dengan telekomunikasi dipisahkan. Aturan rencananya akan diberlakukan pada awal tahun 2017. Bila bisnis e-money harus dipisahkan dalam bisnis sendiri atau menjadi anak usaha sendiri, maka XL Axiata (EXCL) akan mundur dari bisnis ini. Saat ini transaksi XL Tunai yang merupakan produk e-money milik XL berkisar antara Rp 200 miliar - Rp 300 miliar per hari.
Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (AGRO) menargetkan pertumbuhan kredit tahun depan konservaitf meski perekonomian diprediksi akan lebih baik seiring dengan berbagai kebijakan pemerintah yang dikeluarkan dalam sejumlah paket. Tahun depan perseroan menargetkan penyaluran kredit dapat bertumbuh 15%, lebih rendah dari target hingga akhir tahun ini sebesar 28%. Unit usaha syariah Bank OCBC NISP (NISP) akan menambah office channeling pada tahun 2016. Saat ini perseroan baru memanfaatkan sekitar 260 kantor cabang yang menempel pada induk usahanya yang konvensional dari total 337 unit. Perseroan berencana memetakan ulang untuk menambah office channeling saja pada tahun 2016. Perseroan juga ingin hadir di seluruh kantor wilayah dimana ada OJK. Perluasan itu untuk meningkatkan penetrasi pasar layanan syariah OCBC NISP kepada masyarakat Indonesia.
Dana pihak ketiga (DPK) unit usaha syariah Bank OCBC NISP (NISP) pada kuartal III 2015 tumbuh 24% menjadi Rp 1,9 triliun. Namun bisnis penyaluran pembiayaan hanya meningkat 7% menjadi Rp 1,7 triliun. Selama ini OCBC NISP Syariah beraktivitas di pembiayaan pemilikan rumah. Pembiayaan rumah sedikit
20 November 2015
20 November 2015
banyak terpengaruh aturan FTV yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan. Aturan ini juga berlaku pada bisnis KPR perbankan konvensional. Oleh karena itu perseroan tengah melakukan upaya diversifikasi pembiayaan dari saat ini hanya KPR ke non KPR mulai tahun 2016. Beberapa produk yang disiapkan perseroan, antara lain pembiayaan kendaraan bermotor, serta pembiayaan emas. Namun, pembiayaan emas masih menunggu kodifikasi dari OJK. Perseroan berharap produk baru OCBC NISP Syariah ini bisa dilucurkan tahun 2016. Jaringan dealer akan menggunakan dari induk usaha.
Bank Mandiri (BMRI) akan agresif memacu bisnis uang elektronik (e-money) perseroan pada tahun 2016. Ekspansi di sektor transportasi masih menjadi strategi utama. Perseroan menargetkan akan menambah 3 juta kartu pada tahun 2016 dan nominal transaksi bisa naik hingga 50%.
Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) membukukan penyaluran pembiayaan hingga Oktober 2015 sebesar Rp 25,4 triliun, turun 10% YoY. Turunnya pembiayaan segmen kendaraan baru menjadi faktor penyebab penurunan pembiayaan. Pada Oktober 2015, pembiayaan mobil baru mencapai Rp 5,6 triliun, turun 22% YoY, sementara pembiayaan motor baru mencapai Rp 9,5 triliun, turun 17% YoY. Pada akhir 2015, perseroan menargetkan pembiayaan mencapai Rp 30-31 triliun.
Maskapai Reasuransi Indonesia (MREI) akan meningkatkan kapasitas modal perseroan seiring dengan terbitnya beleid terkait dengan sesi wajib reasuransi di dalam negeri. Adapun untuk bisnis 2015, perseroan juga sudah melakukan peningkatan kapasitas reasuransi hingga 50%.
Berlian Laju Tanker (BLTA) akan melanjutkan rencana restrukturisasi utang, termasuk melalui aksi private placement, setelah mendapat persetujuan dari para pemegang saham. Dari private placement tersebut, perseroan akan menerima injeksi dana sebesar US$10 juta dari PT Elang Megah Inti (EMIT), Benny Lucman, dan Gideoan Shem Chandra, dimana dua nama terakhir merupakan pemegang saham EMI. Para pihak telah mendatangani perjanjian mandatory convertible security (MCS) pada 9 Oktober 2015 dimana MCS akan direalisasikan lewat skema private placement.
Anak usaha Garuda Indonesia (GIAA), Citilink Indonesia, merevisi target pendapatan dari USD 600-650 juta menjadi USD 550 juta hingga akhir tahun ini. Revisi target pendapatan dikarenakan adanya depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap USD, kabut asap dan gunung meletus.
Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memprediksi dengan adanya asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5%-5,3% di tahun 2016, maka industri pembiayaan (multifinance) dapat tumbuh mencapai 5%-10%. Sejauh ini perusahaan pembiayaan mampu tumbuh 8%-12%. Bahkan dalam kurun empat tahun terakhir pertumbuhan nilai pembiayaan industri pembiayaan berkisar Rp 17,4 triliun per tahun.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memperkirakan pertumbuhan premi akan berkisar 23%-29% di tahun 2016. AAJI berharap perolehan tersebut dapat terjadi sejalan dengan besarnya peluang, seperti adanya bonus demografi, peningkatan density, dan masih rendahnya penetrasi asuransi serta adanya
peningkatan kelas menengah sebesar 35%.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana menargetkan ke seluruh perusahaan asuransi untuk menjual asuransi mikro sebesar 5% dari total polis guna mendorong penetrasi industri perasuransian di kisaran 3%-5%.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mewaspadai adanya praktik kartel pada industri farmasi atau obat-obatan. Hal ini dapat merugikan masyarakat mengingat obat menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Komisioner KPPU mengatakan ada baiknya Pemerintah menetapkan batas atas bagi harga obat, sehingga dapat tercipta mekanisme persaingan usaha.
Menteri Keuangan, Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan proses lelang pembangunan infrastruktur APBN 2016 akan dilakukan lebih awal dan ditargetkan berbagai kontrak proyek pembangunan yang ada sudah ditandatangani pada akhir Desember 2015. Proses lelang dan kontrak ditargetkan bisa dilakukan tahun 2015 dan pembayaran sudah dimulai awal tahun 2016.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong BUMN yang sejenis untuk membentuk "holding" agar aksi korporasi lebih efisien. Pemerintah Indonesia telah menunjuk Bank of America Merril Lynch, CIMB, Citigroup dan HSBC sebagai bookrunners dalam rencana penerbitan obligasi dalam dolar AS yang diperkirakan sebesar USD 4 miliar. Namun jumlah dan waktu penerbitan belum diputuskan, penerbitan obligasi itu guna mendanai defisit anggaran. Pemerintah Indonesia berencana meraih Rp 150 triliun dari pendanaan pasar global pada tahun 2016. Indonesia sudah menerbitkan obligasi dalam valas senilai $ 8,2 miliar dalam dolar, euro dan yen tahun 2015 ini.
Bank Indonesia menyatakan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) primer dalam bentuk rupiah sebesar 50 basis poin menjadi 7,5% dapat membuat kalangan perbankan menurunkan suku bunga kredit. Penurunan GWM ini akan berdampak pada penambahan likuiditas perbankan senilai Rp 18,22 triliun.
Pemerintah akan melelang 4 seri obligasi negara atau Surat Utang Negara (SUN) pada 24 November 2015 untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN. Jumlah indikatif SUN yang dilelang adalah Rp 6 triliun dengan target maksimal yang dimenangkan Rp 9 triliun.
20 November 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 40,65 0,11 TLKM (US) 41 14.154 -34
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,26 -0,01 ANTM (GR) 0,01 177 0
Gold (US$)/Ounce 1082,07 -0,13
Nickel (US$)/MT 8950,00 -30,00
Tin (US$)/MT 14650,00 50,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 52,75 -9,65
Coal (RB) (US$)/MT* 54,35 -9,01
CPO (ROTH) (US$)/MT 610,00 2,50
CPO (MYR)/MT 2092,00 -7,00
Rubber (MYR/Kg) 623,50 -0,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,99 -3,33
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17732,75 -0,02 -0,51 16,03 15,09 3,06 2,92 5.357,9
USA NASDAQ COMPOSITE 5073,64 -0,03 7,13 22,93 19,71 3,62 3,33 7.996,2
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6329,93 0,81 -3,60 15,87 14,93 1,80 1,74 1.643,5
CHINA SHANGHAI SE A SH 3787,89 1,36 11,76 15,41 13,89 1,79 1,63 4.672,4
CHINA SHENZHEN SE A SH 2362,07 3,08 59,77 32,39 23,40 3,67 3,28 2.862,5
HONG KONG HANG SENG INDEX 22500,22 1,41 -4,68 11,30 10,72 1,19 1,11 1.788,9
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4518,94 0,47 -13,55 16,41 14,31 2,42 2,18 346,4
JAPAN NIKKEI 225 19859,81 1,07 13,80 19,13 17,32 1,69 1,58 2.956,0
MALAYSIA KLCI 1660,06 0,21 -5,75 16,14 14,81 1,79 1,69 228,6
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 2919,83 1,17 -13,23 12,73 12,09 1,13 1,08 283,1
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.775,00 -44,00 1000 IDR/ USD 0,07 0,0002
EUR/IDR 14.768,32 56,47 EUR / USD 1,07 -0,0013
JPY/IDR 112,06 0,18 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.740,90 15,99 SGD / USD 0,71 -0,0008
AUD/IDR 9.899,95 19,67 AUD / USD 0,72 -0,0007
GBP/IDR 21.051,37 29,87 GBP / USD 1,53 -0,0009
CNY/IDR 2.158,14 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.196,06 23,92 MYR / USD 0,23 0,0017
KRW/IDR 11,89 0,03 100 KRW / USD 0,09 0,0003
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 8.24
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
20 November 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description October-15 September-15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 2.16 2.24 SBI (9M) 7.10
Inflation YOY % 6.25 6.83 SBIS (9M) 7.10
Inflation MOM % -0.08 -0.05 SBI (12M) 7.15
Foreign Reserve (USD) 100.70 Bn 101.72 Bn SBIS (12M) 7.15
GDP (IDR Bn) 2,982,562.00 2,865,246.00
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
23 Nov US Existing Home Sales Turun menjadi 5.43 juta dari 5.55 juta
23 Nov US Existing Home Sales MoM Turun menjadi -2.3% dari 4.7%
24 Nov US Advance Goods Trade Balance Turun menjadi -$61.95 Bn dari -$58.66 Bn
24 Nov US GDP Annualized QoQ Naik menjadi 2.0% dari 1.5%
24 Nov US Personal Consumption --
24 Nov US GDP Price Index Tetap 1.2%
24 Nov US Consumer Confidence Index Naik menjadi 99.2 dari 97.6
25 Nov US Personal Income Naik menjadi 0.4% dari 0.1%
25 Nov US Personal Spending Naik menjadi 0.3% dari 0.1%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
PGAS IJ 3075 5.67 3.98 ASII IJ 6250 -1.57 -4.03 BMRI IJ 8775 1.74 3.45 TLKM IJ 2815 -1.23 -3.51 BBNI IJ 5200 3.48 3.22 BBCA IJ 12950 -0.96 -3.04 INDF IJ 5650 4.63 2.19 TOWR IJ 4205 -4.43 -1.98 CPIN IJ 2890 4.14 1.88 HMSP IJ 92375 -0.67 -1.45 SMMA IJ 5350 5.94 1.86 PNBN IJ 835 -4.57 -0.95 EXCL IJ 3700 5.56 1.66 ICBP IJ 12625 -0.98 -0.73 LPKR IJ 1235 6.01 1.61 BNII IJ 172 -5.49 -0.67 ANTM IJ 372 20.78 1.53 SMGR IJ 11400 -0.87 -0.59 UNVR IJ 36700 0.48 1.33 LINK IJ 3675 -4.30 -0.50
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
PT Indonesia Pondasi Raya ( Indopora)
Infrastructure & Construction
1280-1920 303.00 02-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Yuanta Securities Indonesia Minna Padi Investama Tbk PT Kino Indonesia Consumer 3750-5225 228.57 02-04 Dec 2015 09 Dec 2015 Indo Premier, Credit Suisse
Deutsche Securities PT Ateliers Mecaniques
D'Indonesis (Atmindo)
Manufacture & Industries
120-140 240.00 01-03 Dec 2015 09 Dec 2015 Panin Sekuritas Tbk PT Buyung Poetra
Sembada
20 November 2015
20 November 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
TURI 4.00 Cash Dividend 18 Nov-15 19 Nov-15 23 Nov-15 11 Dec-15
MBAP 50.25 Cash Dividend 20 Nov-15 23 Nov-15 25 Nov-15 16 Dec-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
MCOR Rights Issue 100:154 100.00 20 Nov-15 23 Nov-15
27 Nov – 03 Dec’15
BACA Rights Issue 81:8 102.00 24 Nov-15 25 Nov-15
01 Dec – 07 Dec’15
BEKS Rights Issue 1000:256 200-225 07 Dec’15 08 Dec’15
14 Dec – 21 Dec’15
GSMF Rights Issue 32:15 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
AGRS Rights Issue TBA 100.00 15 Dec’15 16 Dec’15
22 Dec – 30 Dec’15
DEFI Stock Split 1:10 -- -- 23 Nov-15 23 Nov-15
TIRA Stock Split 1:10 -- -- TBA TBA
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
INDR RUPSLB 20-Nov-15
TOWR RUPSLB 20-Nov-15
SMMA RUPSLB 20-Nov-15
VINS RUPSLB 20-Nov-15
MDKA RUPSLB 23-Nov-15
BBNP RUPSLB 23-Nov-15
GDST RUPSLB 24-Nov-15
JPRS RUPSLB 24-Nov-15
BTON RUPSLB 24-Nov-15
KREN RUPSLB 24-Nov-15
MERK RUPSLB 24-Nov-15
WINS RUPSLB 24-Nov-15
SOBI RUPSLB 24-Nov-15
MEDC RUPSLB 25-Nov-15
RAJA RUPSLB 25-Nov-15
SONA RUPSLB 30-Nov-15
BEKS RUPSLB 30-Nov-15
BBHI RUPSLB 01-Dec-15
BNII RUPSLB 01-Dec-15
SAFE RUPSLB 02-Dec-15
BBRI RUPSLB 02-Dec-15
AISA RUPSLB 03-Dec-15
TBLA RUPSLB 03-Dec-15
BSWD RUPSLB 03-Dec-15
GMCW RUPSLB 04-Dec-15
20 November 2015
20 November 2015
SMBR
TRADING BUY
S1 320 R1 340 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 305 R2 355
Closing
Price 332
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 324-Rp 340
• Entry Rp 332, take Profit Rp 340
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 74.48 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 54.78 Positif
Bollinger Band (Mid) 308 Positif
MA5 321.8 Positif 240.0 260.0 280.0 300.0 320.0 340.0 360.0 380.0 400.0
May Jun Jul August September October November SMBR Wedge 307.55 296.462 294.5 294.5 294.5 290 273.919 317.25 321.8 330 332 332 332 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SMBR - Stochastic %D(6,3,3) = 73.01, Stochastic %K = 76.30, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
73.0073 73.0073 20 76.2967 76.2967 80 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 0.0 SMBR - MACD (5,3) = -3.36, Signal() = -2.73 -3.3569 -2.73352 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SMBR - TSI(3,5,3) = 54.78, Volume() = 13,215,600.00 49.3964 0.00000 54.7835 13,215,600 SMBR - William's % R(14) = -6.67, Volume() = 13,215,600.00 -6.66667 13,215,600
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
JSMR
TRADING BUY
S1 4925 R1 5100 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 4750 R2 5275
Closing
Price 5025
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 4925-Rp 5100 • Entry Rp 5025, take Profit Rp 5100
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 16.82 Positif
MACD -12.61 Positif
True Strength Index (TSI) -1.78 Positif
Bollinger Band (Mid) 5027 Negatif
MA5 4905 Positif 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200
May Jun Jul August September October November
JSMR Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 4,906.25 4,905 4,845.83 4,845.83 4,825 4,279.55 4,279.55 5,025 5,025 5,025 5,027.25 5,200 5,418.7 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 JSMR - Stochastic %D(6,3,3) = 26.90, Stochastic %K = 46.21, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
26.9027 26.9027 20 46.2069 46.2069 80 -100.0 -50.0 0.0 50.0 100.0 0.0 JSMR - MACD (5,3) = -16.61, Signal() = 1.06 -16.6138 1.06428 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 JSMR - TSI(3,5,3) = -1.78, Volume() = 5,284,600.00 -1.78062 -19.5398 0.00000 5,284,600 JSMR - William's % R(14) = -46.67, Volume() = 5,284,600.00 -46.6667 5,284,600
20 November 2015
20 November 2015
LPKR
TRADING BUY
S1 1190 R1 1260 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1120 R2 1330
Closing
Price 1235
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 1190-Rp 1260 • Entry Rp 1235, take Profit Rp 1260
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 22.13 Positif
MACD -0.51 Positif
True Strength Index (TSI) 20.03 Positif
Bollinger Band (Mid) 1218 Positif
MA5 1172 Positif 900 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400
May Jun Jul August September October November LPKR Downward Sloping Channel
1,235 1,217.75 1,172 1,162.5 1,110 1,081.11 1,081.11 1,235 1,235 1,293.33 1,293.33 1,304.49 1,310 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 LPKR - Stochastic %D(6,3,3) = 53.86, Stochastic %K = 72.33, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
53.8588 53.8588 20 72.3286 72.3286 80 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 LPKR - MACD (5,3) = -12.28, Signal() = -4.85 -12.2753 -4.85325 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 LPKR - TSI(3,5,3) = 20.23, Volume() = 105,147,104.00 0.00000 -2.29849 20.2261 105,147,10 LPKR - William's % R(14) = -37.50, Volume() = 105,147,104.00 -37.5 105,147,10
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BDMN
TRADING BUY
S1 2835 R1 2975 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 2695 R2 3115
Closing
Price 2920
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 2835-Rp 2975 • Entry Rp 2920, take Profit Rp 2975
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 13.34 Positif
MACD -9.83 Positif
True Strength Index (TSI) 3.38 Positif
Bollinger Band (Mid) 2919 Positif
MA5 2775 Positif 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000
May Jun Jul August September October November BDMN Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 2,780 2,775 2,765 2,765 2,665 2,654.5 2,654.5 2,919.25 2,920 2,920 2,920 3,150 3,197.23 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BDMN - Stochastic %D(6,3,3) = 34.13, Stochastic %K = 58.09, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
34.1329 34.1329 20 58.0863 58.0863 80 -50.0 0.0 50.0 100.0 150.0 0.0 BDMN - MACD (5,3) = -22.58, Signal() = -2.06 -22.5778 -2.05595 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BDMN - TSI(3,5,3) = 3.38, Volume() = 4,704,500.00 0.00000 -17.96 3.37652 4,704,500 BDMN - William's % R(14) = -47.42, Volume() = 4,704,500.00 -47.4227 4,704,500
20 November 2015
20 November 2015
SIDO
TRADING BUY
S1 525 R1 570 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 500 R2 595
Closing
Price 545
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 525-Rp 570 • Entry Rp 545, take Profit Rp 570
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 78.87 Positif
MACD 5.57 Positif
True Strength Index (TSI) 52.17 Positif
Bollinger Band (Mid) 503 Positif
MA5 523 Positif 420.0 440.0 460.0 480.0 500.0 520.0 540.0 560.0 580.0 600.0
May Jun Jul August September October November SIDO Wedge 503.4 498.125 498.125 490.833 490.833 480 472.542 505 518.125 523 545 545 545 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SIDO - Stochastic %D(6,3,3) = 68.17, Stochastic %K = 72.80, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
68.174 68.174 20 72.8036 72.8036 80 -12.0 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 SIDO - MACD (5,3) = -6.31, Signal() = -4.72
-6.31358 -4.71635 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SIDO - TSI(3,5,3) = 52.17, Volume() = 24,747,500.00
46.9106 0.00000 52.1692 24,747,500
SIDO - William's % R(14) = -18.75, Volume() = 24,747,500.00 -18.75 24,747,500
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SMRA
TRADING BUY
S1 1445 R1 1515 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 1375 R2 1585
Closing
Price 1490
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 1445-Rp 1515 • Entry Rp 1490, take Profit Rp 1515
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 58.10 Positif
MACD 4.49 Positif
True Strength Index (TSI) 17.01 Positif
Bollinger Band (Mid) 1463 Positif
MA5 1449 Positif 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000
May Jun Jul August September October November SMRA 1,462.75 1,449 1,433.75 1,325 1,325 1,325 1,191.99 1,490 1,490 1,490 1,510 1,518.57 1,518.57 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 60.63, Stochastic %K = 62.04, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
60.6294 60.6294 20 62.0402 62.0402 80 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 0.0 SMRA - MACD (5,3) = -9.10, Signal() = -5.09
-9.10185 -5.0946 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SMRA - TSI(3,5,3) = 17.01, Volume() = 39,514,500.00
11.9733 0.00000 17.0119 39,514,500
SMRA - William's % R(14) = -10.81, Volume() = 39,514,500.00 -10.8108 39,514,500
20 November 2015
20 November 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
19-11-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 18350 18350 18625 17675 18150 18625 19100 Positif Positif Positif 22100 18000
LSIP Trading Sell 1250 1250 1225 1170 1225 1280 1335 Negatif Negatif Positif 1585 1200
SGRO Trading Sell 1315 1315 1300 1270 1300 1330 1360 Negatif Negatif Positif 1400 1010
Mining
PTBA Trading Sell 6100 6100 6000 5725 6000 6275 6550 Negatif Positif Negatif 7825 5700
ADRO Trading Buy 600 600 630 570 590 610 630 Positif Positif Positif 710 555
MEDC Trading Sell 1115 1115 1100 1075 1100 1125 1150 Negatif Negatif Positif 1315 1000
INCO Trading Sell 1835 1835 1815 1780 1815 1850 1885 Negatif Negatif Positif 2530 1780
ANTM Trading Sell 372 372 328 258 328 398 468 Negatif Negatif Positif 453.59 306
TINS Trading Sell 550 550 530 500 530 560 590 Negatif Negatif Positif 740 525
Basic Industry and Chemicals
WTON Trading Sell 910 910 900 875 900 925 950 Negatif Negatif Negatif 1090 895
SMGR Trading Sell 11400 11400 11250 10875 11250 11625 12000 Negatif Negatif Positif 11625 9625
INTP Trading Sell 21025 21025 20850 20475 20850 21225 21600 Negatif Negatif Positif 21300 17525
SMCB Trading Buy 1040 1040 1055 975 1015 1055 1095 Positif Positif Positif 1160 995
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 6250 6250 6150 5900 6150 6400 6650 Negatif Negatif Negatif 6875 5725
GJTL Trading Sell 585 585 555 555 575 595 615 Negatif Negatif Negatif 690 555
Consumer Goods Industry
INDF Trading Sell 5650 5650 5550 5400 5550 5700 5850 Negatif Negatif Positif 6425 5050
GGRM Trading Sell 49325 49325 48950 47800 48950 50100 51250 Negatif Negatif Positif 52650 42300
UNVR Trading Sell 36700 36700 36525 36100 36525 36950 37375 Negatif Negatif Positif 40000 34500
KLBF Trading Sell 1345 1345 1335 1310 1335 1360 1385 Negatif Negatif Negatif 1610 1305
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1650 1650 1670 1610 1640 1670 1700 Positif Positif Positif 1795 1535
PTPP Trading Buy 3845 3845 3865 3755 3810 3865 3920 Positif Positif Positif 3930 3550
WIKA Trading Sell 2835 2835 2805 2745 2805 2865 2925 Negatif Negatif Positif 3150 2690
ADHI Trading Buy 2245 2245 2275 2125 2200 2275 2350 Positif Positif Positif 2410 1920
WSKT Trading Buy 1690 1690 1710 1630 1670 1710 1750 Positif Positif Positif 1770 1590
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 3075 3075 2995 2870 2995 3120 3245 Negatif Negatif Positif 3160 2560
JSMR Trading Buy 5025 5025 5100 4750 4925 5100 5275 Positif Positif Positif 5625 4795
ISAT Trading Sell 4925 4925 4850 4705 4850 4995 5150 Negatif Negatif Positif 4945 3885
TLKM Trading Sell 2815 2815 2785 2710 2785 2860 2935 Negatif Negatif Positif 2865 2635
Finance
BMRI Trading Buy 8775 8775 8900 8600 8700 8800 8900 Positif Positif Positif 9650 8150
BBRI Trading Sell 10975 10975 10850 10650 10850 11050 11250 Negatif Negatif Positif 11700 9450
BBNI Trading Buy 5200 5200 5400 4960 5100 5250 5400 Positif Positif Positif 5375 4525
BBCA Trading Sell 12950 12950 12850 12575 12850 13125 13400 Negatif Negatif Negatif 13775 12650
BBTN Trading Buy 1240 1240 1255 1185 1220 1255 1290 Positif Positif Positif 1230 1045
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 17200 17200 17400 16700 17050 17400 17750 Positif Positif Negatif 21200 17050